Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
ISSN 2302-0199 pp. 35- 43
9 Pages
ANALISIS PERBEDAAN PERSEPSI DAN HARAPAN MASYARAKAT TERHADAP FUNGSI KEPEMIMPINAN PADA MAJELIS PERMUSYAWARATAN ULAMA (MPU) DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN SYARIAT ISLAM DI KABUPATEN ACEH UTARA Ruslan1, Mukhlis Yunus2, Sofyan Idris3 1) Magister
Manajemen Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 2,3) Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala
Abstract: Majelis Permusyawaratan Ulama of North Aceh Regency is one of north Aceh Regency Government institution, who managed the regilion policy, leadrship of this institution was percepted and expected difference at low level.The purpose of the research is to know the difference betweeen perception and expectation was feal of the public for Majelis Permusyawaratan Ulama of North Aceh Regency.The research taken at the Majelis Permusyawaratan Ulama of North Aceh Regency, about 200 imum meunasah used the research instrument what are 1 to 5 scale that are test by 0,5 cronbach alpha data analysed by prived sample test.By the result shown the instruction dimension consultation, participation, delegation and controlling are reliable by 0,5 the mean diffierence test shown it’s difference between 5 dimension and unsignificantly and Ha regited, where there are mean difference.To the Majelis Permusyawaratan Ulama of North Aceh Regency be graded the performance of the leader and organizational performance and leadership in the implementation of Islamic Shari'a in North Aceh Keywords : Leadership, Perceptions, and Expectations. Abstrak : Majelis Permusyawaratan Ulama Kabupaten Aceh Utara adalah lembaga Pemerintah Kabupaten Aceh Utara yang mengurusi masalah keagamaan, kepemimpinan lembaga ini dipersepsikan dan diharapkan masyarakat pada level rendah. Tujuan penelitian untuk mengetahui perbedaan persepsi dan harapan yang dirasakan masyarakat terhadap Majelis Permusyawaratan Ulama Kabupaten Aceh Utara. Penelitian ini dilakukan pada Majelis Permusyawaratan Ulama Kabupaten Aceh Utara, sampel penelitian sebesar 200 orang imum meunasah, penelitian menggunakan alat ukur berskala 1 sampai 5 yang kehandalannya diuji dengan croubach alpha 0,5 dan analisis data menggunakan uji sampel berpasangan. Hasil penelitian menunjukkan dimensi instruksi konsultasi, partisipasi, delegasi dan pengendalian adalah handal dengan aplha statistik di atas 0,5. Hasil uji beda rerata untuk kelima dimensi tidak signifikan pada 0,408, sehingga Ha ditolak di mana terdapat beda rerata antara persepsi dan harapan. Diharapkan kepemimpinan Majelis Permusyawaratan Ulama Kabupaten Aceh Utara dapat meningkatkan kinerja pimpinan dan organisasi dalam mengimplementasikan Syariat Islam di Kabupaten Aceh Utara. Kata Kunci : Kepemimpinan, Persepsi, dan Harapan
PENDAHULUAN
Seiring dengan perkembangan zaman
yang dinamis dan teknologi informasi yang telah menglobal, berbagai sarana informasi telah hadir di Aceh dengan segala aspek positif, 35 -
Volume 3, No. 2, Mei 2014
negatif dan telah menimbulkan pergeseran nilai-nilai
agama
di
dalam
kehidupan
masyarakat Aceh, salah satu dampak yang dapat dilihat adalah aktivitas masyarakat yang sudah tidak berbatas waktu dan ruang lingkup, di
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala mana beberapa tahun kebelakang terutama
meningkat, yaitu dengan memahami bahwa
setelah terjadi musibah gempa dan tsunami
wilayah otonomi khusus Daerah Istimewa Aceh
pada tahun 2004 masyarakat yang beraktivitas
mempunyai latar belakang dan nilai-nilai yang
di luar rumah sangat ditentukan oleh kebiasaan
khas serta kesadaran sosio-filosofis dengan
atau
menetapkan pilihan untuk
gaya
terpengaruh
baru
yang
oleh
sedikit
budaya
banyaknya masuk
Syariat Islam di wilayahnya sendiri. Memang
bersamaan dengan masuknya para pendatang
legitimasi yuridis merupakan hal yang penting
baik sebagai relawan kemanusian maupun
dalam memberlakukan Syariat Islam di Aceh,
lainnya
tetapi
sehingga
yang
memberlakukan
komunitas
berkumpul,
yang
lebih
signifikan lagi
adalah
bermusyawarah dan belajar bersama membahas
legitimasi sosiologis dan legitimasi filosofis
hal-hal yang berkaitan dengan pengetahuan
yang merupakan satu kesatuan nilai dan kaidah
Agama Islam terutama di lakukan di Dayah,
yang merasuk kedalam jiwa masyarakat Aceh
Balai Pengajian, Masjid, Meunasah dan ada
itu sendiri yang perlu dibenahi kembali dan
juga di gedung bertingkat atau hotel berbintang.
ditelaah secara lebih mendalam.
Berdasarkan pola dan ruang lingkup yang
Untuk menjawab semua tantangan yang
sangat terbuka dan luas tentu memiliki efek
begitu komplek, maka pemerintah Provinsi
positif dan efek negatif.
Aceh mengeluarkan Qanun Aceh Nomor 2
Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya
tahun 2009 tentang Majelis Permusyawaratan
harapan dan keinginan kuat sebagian besar
Ulama (MPU) yang berdasarkan Peraturan
masyarakat Aceh agar nilai-nilai dan kaidah-
Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang
kaidah ajaran Islam menjadi nilai dasar dalam
Organisasi Perangkat Daerah disebutkan bahwa
pembentukan kebudayaan, adat-istiadat, dan
Majelis
pranata perilaku masyarakat dan pemerintah
Perangkat Pemerintah Daerah
diharapkan dapat menjalankan fungsinya secara
Permusyawaratan
lembaga
Aceh,
pengimplementasian
dalam
pelaksanaan
pengalamannya,
Syariat
secara kaffah tersebut
banyak
Islam mengalami
kendala yang bersifat yuridis, sosiologis, dan non politis. Pada kendala-kendala yang bersifat
sebagai
Majelis Permusyawaratan Ulama sebagai
penuh dalam melaksanakan Syariat Islam di Namun
Ulama
yang
melaksanakan
Syariat
Islam
secara
kaffah di Aceh Utara dibutuhkan kepemimpinan yang
kuat,
dinamis
dan
sesuai
dengan
kebutuhan organisasi dan masyarakat. Hal tersebut diatas dapat dilihat dari
non politis nampaknya sudah mulai berkurang
pelaksanaan
dan bahkan pada keadaan tertentu dapat
fungsi instruksi, di dalam organisasi Manjelis
dihilangkan,
Permusyawaratan
apabila
masyarakat
dan
kesadaran
hukum
kemauan
pemerintah nasional
kuat Aceh
dari
fungsi
kepemimpinan
Ulama
Kabupaten
seperti Aceh
akan
Utara telah melakukan berbagai instruksi bagi
diharapkan
yang sifatnya internal maupun eksternal, namun Volume 3, No. 2, Mei 2014
- 36
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala demikian masih didapati adanya kekeliruan
Ulama dalam mengimplementasikan Syariat
didalam melaksanakan instruksi tersebut.
Islam di Kabupaten Aceh Utara.
Pada fungsi konsultasi masyarakat masih merasakan
kurangnya
kepemimpinan
independensi
Majelis
Tujuan Penelitian
dari
Untuk
mengetahui
perbedaan
antara
Permusya-waratan
persepsi dan harapan masyarakat terhadap
Ulama, dimana sebahagian tuntutan masyarakat
fungsi kepemimpinan Majelis Permusyawaratan
masih
Ulama dalam mengimplementasikan Syariat
terabaikan,
sedangkan
Majelis
Permusyawaratan Ulama lebih mementingkan kepentingan
pemerintah
sebagimana
dapat
dilihat dari rendahnya frekuensi konsultasi para ilmuan yang berbasis agama dengan Majelis Permusyawaratan Ulama. Sebagai
fungsi
partisipasi
kiranya
masyarakat melihat Majelis Permusya-waratan Ulama belum cukup partisipatif, karena masih banyak sekali aspek syariat yang belum terlaksna secara baik dan bahkan banyak nilainilai syariat telah hilang didalam kehidupan masyarakat. Fungsi Pengendalian yang diterapkan pada
Majelis
Permusyawaratan
Ulama
Islam di Kabupaten Aceh Utara. Kegunaan Penelitian Secara teoritis, sebagai bahan masukan dan perbandingan bagi peneliti yang berminat melakukan penelitian lebih lanjut yang sesuai dengan penelitian ini. Secara praktis, hasil penelitian
ini
diharapkan
menjadi
bahan
masukan yang berguna bagi pihak Majelis Permusyawaratan Ulama, Pemerintah Daerah dan pihak lain yang berminat. KAJIAN KEPUSTAKAAN
Persepsi Definisi tentang persepsi dapat dilihat
Kabupaten Aceh Utara telah cukup baik,
dari definisi secara etimologis maupun definisi
meskipun masih didapati beberapa kekurangan
yang diberikan oleh beberapa orang ahli. Secara
seperti sulitnya mendapatkan audiensi dengan
etimologis, persepsi berasal dari kata perception
pihak Majelis Permusya-waratan Ulama karena
(Inggris) berasal dari bahasa latin perception;
petugas yang melayani masyarakat sering tidak
dari percipare yang artinya menerima atau
di tempat dan pegawai yang piket di sekretariat
mengambil (Sobur, 2003 : 445).
kurang menguasai masalah keagamaan, hal ini
Shaleh (2009 : 110) menyebutkan bahwa
terjadi karena lemahnya pengendalian dan
persepsi didefinisikan sebagai suatu proses
pembinaan internal.
yang menggabungkan dan meng-organisir datadata
Masalah Penelitian Apakah ada perbedaan antara persepsi dan
harapan
kepemimpinan 37 -
masyarakat Majelis
terhadap
fungsi
Permusyawaratan
Volume 3, No. 2, Mei 2014
indera
kita
(penginderaan)
untuk
dikembangkan sedemikian rupa sehingga kita dapat menyadari di sekeliling kita, termasuk sadar akan diri kita sendiri. Persepsi bersifat sangat subyektif karena
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala obyek atau kejadian yang sama pada individu
seorang khalifah. Berkata mereka : Apakah
atau subyek dapat mempunyai persepsi yang
Engkau hendak menjadikan padanya orang
berbeda beda. Kesalahan yang biasa timbul
yang merusak di dalam nya dan menumpahkan
dalam
darah, padahal kami bertasbih dengan memuji
membuat
persepsi
antara
lain
stereotyping, halo effect, dan projection.
Engkau dan memuliakan Engkau ? Dia berkata : Sesungguhnya Aku lebih mengetahui apa yang
Harapan Setiap manusia mempunyai harapan. Manusia yang tanpa harapan, berarti manusia itu mati dalam hidup. Orang yang akan meninggal
sekalipun
mempunyai
harapan,
biasanya berupa pesan-pesan kepada ahli warisnya. Harapan tersebut tergantung pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup, dan kemampuan masing-masing. Menurut ajaran Islam “Harapan (raja’) adalah kehendak yang harus diikuti dengan amal perbuatan, kalau tidak demikian maka hanya
angan-angan.”
(Al-Hikam:Ibnu
Athaillah) Menurut Irawan, (2002 : 24) harapan adalah kunci pokok bagi setiap pelaku baik dalam sector publick yang terlibat dalam masalah kepuasan pelanggan. Tanpa mengenal harapan pelanggan sebaiknya, sangat lah sulit bagi suatu perusahaan atau lembaga untuk mampu memberikan kepuasan yang optimal kepada para pelanggan nya. Pelanggan dengan harapan tinggi akan jauh lebih sulit untuk dipuaskan, begitu pula sebaliknya.
berkata
ditakdirkan
sejak
manusia
itu
dilahirkan
kedunia terutama untuk memimpin dirinya sendiri baru seiring waktu dan dibarengi dengan ilmu pengetahuan yang dia peroleh melalui proses pendidikan tentu seorang manusia yang terlahir fitrah akan muncul menjadi pemimpin yang berkarakter dalam membimbing dan mengarahkan manusia lainnya dalam berbuat kebaikan dan memberi pencerahan tentang halhal yang dapat merusakkan akidah maupun tatanan
kehidupan
sosial
kemasyarakatan
didunia. Seperti didefinisikan Hasibuan (2001 : 197)
kemimpinan
adalah
seni
seseorang
pimpinan mempengaruhi bawahan, agar mau bekerja sama dengan bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan organisasi. Sedangkan menurut pendapat lain, sebagiamana dikutip oleh Hasibuan (2001 : 198), Scot menyatakan “kepemimpinan mempengaruhi
adalah kegiatan
sebagai yang
proses
diorganisasi
tujuan yang diinginkan menukilkan
tentang
kepemimpinan “Dan (ingatlah) tatkala Tuhan engkau
dalam Islam kepemimpinan itu memang sudah
dalam kelompok di dalam usahanya mencapai
Kepemimpinan Al-Quran
tidak kamu ketahui.”(QS Al-Baqarah: 30), jadi
kepada
Malaikat
Fungsi Kepemimpinan
:
Sesungguhnya Aku hendak menjadikan di bumi Volume 3, No. 2, Mei 2014
- 38
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Secara
operasional
dapat
dibedakan
Hipotesis
dalam lima fungsi pokok kepemimpinan (Rivai dan Mulyadi (2009 : 34-35), yaitu :
Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka penelitian ditetapkan hipotesis sebagai
a. Fungsi instruksi
berikut :
b. Fungsi konsultasi
Ho : Diduga tidak terdapat perbedaan antara
c. Fungsi partisipasi
persepsi dan harapan terhadap fungsi
d. Fungsi delegasi
kepemimpinan
pada
Majelis
e. Fungsi pengendalian
Permusyawaratan
Ulama
(MPU)
Menurut Garvin (2000:16) keberadaan
Kabupaten Aceh Utara.
pimpinan dalam sebuah organisasi sebenarnya
Ha : Diduga terdapat perbedaan persepsi dan
lebih dari sekedar menejer, selain kegiatan
harapan terhadap fungsi kepemimpinan
berorganisasi pada tindakan, pengendalian dan
pada Majelis Permusyawaratan Ulama
keputusan,
(MPU) Kabupaten Aceh Utara.
keberadaan
pimpinan
dalam
organisasi harus memiliki wawasan kedepan dengan
menyusun
target
mengembangkan
strategi dan mengkoordinasikan visi dan misi organisasi. Pimpinan dalam posisi sebagaiman yang diambil teori diatas memiliki tanggung jawab yang sangat strategis, dimana kemampuan dan keberadaan pimpinan berada pada kedudukan
METODE PENELITIAN
Lokasi dan Objek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Aceh Utara, sedangkan objek penelitian adalah fungsi kepemimpinan Majelis Permusyawaratan Ulama Kabupaten Aceh Utara. Populasi dan Sampel
yang jauh lebih penting agar bawahan dapat
Penelitian ini mempunyai populasi yang
memjalankan kiprahnya di dalam organisasi,
sangat besar yaitu 851 orang, namun demikian
sehingga organisasi dengan mudah dapat
untuk
mencapai tujuannya.
digunakan formula Slovin (Nugraha Setiawan,
pemikiran
konsep/
model
penelitian: Fungsi Kepemimpinan Instruksi Konsultasi Partisipasi Delegasi Pengawasan
penarikan
Harapan Tanggapan Persepsi
Perbedaa n
n
N N.d 2 1
dimana : n = Ukuran sampel N = Jumlah Populasi d = galat pendugaan Jadi
penarikan
sampelnya
dilakukan sebagai berikut : n = 851 / ( 1 + 851 x 0,05 ² ) = 851 / ( 1 + 2,1275 ) = 851 / 3,1275 39 -
sampel
2007 : 6) sebagai berikut :
Kerangka Pemikiran Kerangka
mempermudah
Volume 3, No. 2, Mei 2014
dapat
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala = 272,10 n = 272,10 = 272
antara skor item dengan skor total item, dengan nilai kritis korelasi moment (r tabel). Apabila
maka penarikan sampel Penelitian sebesar 272
nilai korelasi hitung (r hitung) lebih besar bila
Orang Penarikan sample tersebut berdasarkan
dibandingkan dengan nilai r tabel pada tingkat
jumlah Imum Meunasah yang ada dalam
keyakinan 95 persen dapat diartikan bahwa
wilayah Kabupaten Aceh Utara, sebesar 272
item-item pernyataan tersebut valid.
orang.
Uji Realibilitas Pengujian reliabilitas digunakan untuk
Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data yang relevan
mengetahui apakah alat pengumpulan data teleh
dengan tujuan penelitian, maka pengumpulan
menunjukkan tingkat ketepatan, keakuratan dan
data penelitian ini dilakukan melalui penelitian
konsistensi alat tersebut dalam mengungkapkan
lapangan
cara
gejala tertentu dari sekelompok individu.
mengedarkan kuesioner yang berisi pertanyaan-
Walaupun dilakukan pada waktu yang berbeda.
pernyataan yang berhubungan dengan fungsi
Menurut Malhotra (2005 : 203) koefisien yang
kepemimpinan.
dapat diterima di atas 0,60.
(field
dengan
research)
Responden
diminta
untuk
memilih salah satu alternative pilihan jawaban yang telah disediakan.
Analisis Data Karena fungsi kepemimpinan dilihat dari ada atau tidaknya beda antara harapan terhadap
Skala Pengukuran Skala pengukuran data yang digunakan
fungsi kepemimpinan dan persepsi terhadap
dalam penelitian adalah skala likert. Skala
fungsi kepemimpinan yang diberikan (fungsi
Likert digunakan untuk memberikan nilai skor
kepemimpinan
terhadap
telah
pengukuran dilihat dari ada atau tidaknya
disediakan pada masing-masing pernyataan
perbedaan antara harapan dengan kenyataan
dalam kuesioner yang berhubungan dengan
yang diterima sehubungan dengan fungsi
dimensi fungsi kepemimpinan. Nilai skor
kepemimpinan tersebut. Harapan dapat dilihat
tersebut berdasarkan skala likert (Likert Scale).
dari tingkat kepentingan fungsi kepemimpinan
altervative
jawaban
yang
Validitas menunjukkan sejauhmana suatu alat pengukuran itu mengukur apa yang ingin diukur. Menurut Suliyanto (2006 : 149) bahwa didasarkan
maka
rumus sebagai berikut : Skor kesenjangan =
Uji Validitas
validitas
dirasakan),
tersebut oleh responden. Dengan menggunakan
Uji Validitas dan Realibilitas
penentuan
yang
atas
perbandingan nilai korelasi yang diperoleh
skor persepsi – skor ekspektasi. Ekspektasi kepentingan
dilihat
responden
dari
tingkat
terhadap
fungsi
kepemimpinan yang mereka terima, sedangkan persepsi ditunjukkan oleh tingkat kesetujuan responden
terhadap
pernyataan
Volume 3, No. 2, Mei 2014
yang - 40
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala berhubungan
dengan
dimensi
fungsi
merupakan proses di mana seseorang memberi
kepemimpinan itu sendiri. Skor kesenjangan
makna
(gap score) nol berarti persepsi responden sama
kesan dari pancindera yang dirasakan dan
dengan apa yang mereka ekspektasikan dari
diinterpretasikan. Kaitan persepsi dengan fungsi
institusi yang baik (excellent). Skor negatif
kepemimpinan tentunya dapat dilihat dari
menunjukkan fungsi kepemimpinan berada
tanggapan yang diberikan responden melalui
dibawah ekspektasi. Skor positif berarti fungsi
skor atas pernyataan yang ada pada instrumen
kepemimpinan yang mereka rasakan lebih dari
penelitian.
apa yang mereka harapkan.
sekitar
lingkungannya
berdasarkan
Semakin baik kesan yang dirasakan
Dari seluruh kuesioner yang dianalisis,
terhadap
kepemimpinan Ulama
Majelis
dilakukan perhitungan untuk mencari nilai
Permusyawaratan
Kabupaten
Aceh
rerata untuk setiap item pernyataan dan untuk
Utara, maka persepsi responden cenderung
kedua bagian kuesioner juga (bagian ekspektasi
positif, artinya kesan yang dirasakan akan
dan persepsi). Dari nilai rerata tersebut dihitung
berinterprestasi sesuai dengan nilai-nilai yang
nilai rerata untuk masing-masing dimensi/faktor.
ditujukan pada skor tanggapan tersebut.
Selanjutnya untuk mencari nilai gap antara
Pada konteks penelitian ini harapan
persepsi dan ekspektasi, digunakan rumus di
menjadi sesuatu yang ingin didapat oleh
atas. Nilai level of importance untuk tiap
responden
dimensi/faktor dengan menghitung rerata untuk
Permusyawaratan
masing-masing dimensi faktor.
Utara.
dari
kepemimpinan Ulama
Kabupaten
Majelis Aceh
Selanjutnya digunakan peralatan statistik
Untuk membedakan antara persepsi dan
yakni uji beda rata-rata. Uji beda digunakan
harapan dari kepemimpinan MPU Kabupaten
untuk melihat signifikansi perbedaan antara
Aceh Utara, dapat diketahui dengan melihat
tingkat harapan/ kepentingan terhadap fungsi
besar kesenjangan antara persepsi dan harapan
kepemimpinan dengan fungsi kepemimpinan
pada skor rata-rata dari masing-masing dimensi
yang
kepemimpinan, hasil penelitian atas perbedaan
dirasakan,
rumus
sebagai
berikut
(Rangkuti, 2003 :115) Dimana: diharapkan. ∑
X
∑
X
1
t
X1 X 2 S12
S 22
n1
n2
ini dapat dilihat tabel di bawah ini : =
Fungsi
kepemimpinan
yang
= Fungsi kepemimpinan yang dipersepsikan. n = Jumlah responden S2 = Varian
2
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Analisis Beda Persepsi dan Harapan Untuk
mebuat
suatu
41 -
dari
kedua
analisis
terminologi
Volume 3, No. 2, Mei 2014
No
Variabel
Mean
1
Persepsi
39,415
2
Harapan
39,145
mean differen
t hitung
Sig
0,027
0,840
0,402
Sumber : Data Primer (diolah), 2013
beda
persepsi dan harapan, terlebih dahulu melihat batasan
Nilai rerata Persepsi, Harapan dan Kesenjangan Kepemimpinan
persepsi
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala mendapatkan
Analisisi Uji t atribut Persepsi dan Harapan N o
Dimensi
Rerata Skor Persepsi
Rerata Skor Harapan
Kesenjangan
Ket
1
Instruksi
3,823
3,513
0,310
Baik
2
Konsultasi
3,856
3,735
0,321
Baik
3
Partisipasi
3,991
4,078
-0,087
Kuran g baik
4
Delegasi
4,128
3,789
0,339
Baik
5
Pengedalia n
3,725
4,058
-0,333
Kuran g baik
Rerata
39,145
39,415
-0,027
Kuran g baik
Sumber : Data Primer (diolah), 2013
kesenjangan
lebih
tinggi
dibandingkan dengan harapan yang ada pada dari responden. Pengendalian menjadi demensi yang paling diharapkan memberi tempat yang lebih tinggi
dibandingkan
degan
apa
yang
dipersepsikan responden, sebagaimana skor rerata kesenjangan sebesar -0,333. Dilihat dari skor rata-rata harapan sebesar
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
3,9145 dan skor rata-rata persepsi 3,9415, di
demensi instruksi nilai rerata skor terhadap
mana skor rata-rata kesenjangan sebesar -0,027
kepemimpinan pada kesenjangan adalah positif
artinya
sebesar
Permusyawaratan
0,310
artinya
responden
kurang
kepemimpinan Ulama
Majelis
Kabupaten
Aceh
menaruh harapan atas instruksi pimpinan,
Utara dalam mengimplementasikan Syariat
sebaliknya responden mempunyai kesan yang
Islam masih belum dapat memenuhi harapan
baik atas instruksi pimpinan.
responden.
Dimensi konsultasi, sama halnya dengan dimensi instruksi dimana responden kurang mengharapkan adanya konsultasi yang intern dari kepemimpinan, tetapi repsonden terkesan baik terhadap dimensi kepemimpinan dengan rerata skor sebesar 0,321. Pada demensi partisipasi didapati nilai skor kesenjangan sebesar -0,087 hal tersebut menunjukkan terhadap
bahwa
demensi
harapan
konsultasi
responden lebih
tinggi
dibandingkan apa yang dipersepsikan atau dengan kata lain responden mengharapkan intensitas konsultasi dalam skala yang lebih besar. Dimensi delegasi, responden kurang memberikan harapan yang tinggi terhadap pendelegasian
fungsi-fungsi
kepemimpinan
dengan skor rerata kesenjangan sebesar 0,339, sehingga dapat disimpulkan, responden lebih
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan 1. Berdasarkan skor rata-rata kesenjangan pada dimensi instruksi didapati angka sebesar
-0310
dapat
diartikan
bahwa
responden belum terpenuhi harapannya terhadap instruksi dari pemimpin Majelis Permusyawaratan Ulama Kabupaten Aceh Utara. 2. Berdasarkan skor rata-rata kesenjangan pada dimensi konsultasi diketahui sebesar 0,321 artinya responden belum sepenuhnya merasakan
manfaat
konsultasi
dengan
pimpinan Majelis Permusyawaratan Ulama Kabupaten
Aceh
Utara
dalam
mengimplementasikan Syariat Islam. 3. Berdasarkan rata-rata kesenjangan pada dimensi partisipasi diketahui sebesar 0,187, hal ini menunjukkan bahwa responden telah Volume 3, No. 2, Mei 2014
- 42
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala dapat terpenuhi harapannya atas partisipasi
yang menjadi harapan masyarakat akan
pimpinan Majelis Permusyawaratan Ulama
menjadi kenyataan.
Kabupaten
Aceh
Utara
dalam
mengimplementasikan Syariat Islam. 4. Berdasarkan skor rata-rata kesenjangan pada dimensi delegasi ditunjukkan angka sebesar -0,339 artinya responden belum merasakan
pendelegasian
kewenangan
pimpinan kepada bawahan dalam kerangka mengimplementasikan Syariat Islam oleh Majelis
Permusyawaratan
Ulama
Kabupaten Aceh Utara. 5. Berdasarkan rata-rata kesenjangan pada dimensi pengendalian diketahui sebesar 0,333 hal ini dapat diartikan bahwa responden telah dapat merasakan adanya pengawasan
yang
tepat
terhadap
pelaksanaan implementasi Syariat Islam oleh
Majelis
Permusyawaratan
Ulama
Kabupaten Aceh Utara. Saran-saran Guna
memperbaiki
kepemimpinan
Majelis
keberadaan
Permusyawaratan
Ulama Kabupaten Aceh Utara dimasa yang akan datang, maka beberapa saran diajukan sebagai berikut. 1. Para personil terutama pimpinan Majelis Permusyawaratan Ulama Kabupaten Aceh Utara dapat merefleksikan fungsi-fungsi kepemimpinan secara total terutama pada dimensi
partisipasi
dan
dimensi
pengendalian. 2. Pernyataan yang terdapat di dalam dimensi pengendalian harus disikapi positif agar apa 43 -
Volume 3, No. 2, Mei 2014
DAFTAR PUSTAKA Anisah Kushariyanti (2007), “Hubungan Antara Persepsi Terhadap Gaya Kepemimpinan Transformasi Kepala Sekolah Dengan Komitmen Afektif Terhadap Organisasi Pada Guru SMU Negeri Di Semarang”,Fakultas Psikologi,Universitas Diponegoro. Garvin (2000). “Managemant”,edisi ketujuh jilid I Erlangga,Surabaya. Helriegel, D. (2003), Management. New Jersey: Prentice Hall. Imron, Karakter Pemimpin Perspektif Psikologi Islami: (Journal) Dosen PGMI Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah,Magelang. Leavit, Sobur. (2003). Psikologi Umum. Bandung; Pustaka Setia. Robbins Stephen, Coulter Mary (2002). Human Resource Management, Mc.Graw Hill, New Yersey Robbins Stephen, Coulter Mary (2005). Human Resource Management, Mc.Graw Hill, New Yersey Robbins, Stephen, (2007). Perilaku Organisasi, Nuku I, Selemba, Empat, Jakarta. Setiawan, Nugraha (2007), Penentuan Ukuran Sampel Memakai Rumus Slovin dan Tabel Krejcie-Morgan: Telaah Konsep dan Aplikasinya; Fakultas Pertenakan Universitas Padjajaran, Bandung. Suliyanto, 2006, Metode Riset Bisnis, Penerbit Andi, Yogyakarta Sunarto (2003). “Perilaku dan Kepuasan Pelanggan” PT. Gramedia Jakarta. Tim Dirasah Islamiyah (Pemator:1999)”Syariah Dan Ibadah”,Universitas Islam Jakarta. Undang-Undang nomor 44 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Keistimewaan Provinsi Daerah Istimewa Aceh. Undang-Undang nomor 11 tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh. Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 2007“ Tentang Organisasi Perangkat Daerah” Qanun Aceh No. 2 thn 2009. “Tentang Majelis permusyarawatan Ulama”. Rival dan Mulyadi (2009). Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Rajawali Pers, Jakarta.