Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
17 Pages
ISSN 2302-0199 pp. 68- 84
PENGARUH KOMITMEN INDIVIDU, ORGANISASI DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PEGAWAI SERTA DAMPAKNYA PADA KINERJA DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAN KEKAYAAN ACEH Nuzul Fakhrizal1, Mukhlis Yunus2, Amri2 1)
Magister Manajemen Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 2) Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala
Abstract: The purpose of this study was to determine the effect to determine the circumstances of individual commitment, organizational commitment and leadership style and individual performance and organizational performance in the Department of Finance and Wealth Management of Aceh and to determine the effect of individual commitment, organizational commitment and leadership styles on employee performance and the Office of Financial Management Aceh's wealth, to determine the effect of individual commitment, organizational commitment and leadership style on organizational performance through the Financial Management Service employee performance and richness of Aceh as well as to determine the magnitude of the influence of employee performance to the performance of Department of Finance and wealth Management Aceh. Location of research conducted at the Department of Finance and Wealth Management of Aceh with the object of research on the effects of individual commitment, organization and leadership style on the performance of Department of Finance and Wealth Management Aceh. The results showed that the individual commitment, organizational commitment, leadership style, individual performance and organizational performance in the Department of Finance and Wealth Management Aceh is good, then the variables of individual commitment, organizational commitment, and leadership styles either partially or simultaneously affect the performance of office employees Finance and Wealth management of Aceh, as well as individual commitment, organizational commitment, and leadership styles either partially or simultaneously affect the performance of official Department of Finance and Wealth management of Aceh as well as employee performance variables significantly influence the performance of the organization Office of Finance and Wealth management Aceh. Keywords : Individual Commitment, Organizational Commitment, Leadership Styles, Individual Performance and Organizational Performance. Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh untuk mengetahui keadaan komitmen individu, komitmen organisasi dan gaya kepemimpinan dan kinerja individu dan kinerja organisasi pada Dinas Pengelolaan Keuangan Dan Kekayaan Aceh dan untuk mengetahui pengaruh komitmen individu, komitmen organisasi dan gaya kepemimpinan terhadap kinerja pegawai Dinas Pengelolaan Keuangan Dan Kekayaan Aceh, untuk mengetahui pengaruh komitmen individu, komitmen organisasi dan gaya kepemimpinan terhadap kinerja organisasi melalui kinerja pegawai Dinas Pengelolaan Keuangan Dan Kekayaan Aceh serta untuk mengetahui besarnya pengaruh kinerja pegawai terhadap kinerja Dinas Pengelolaan Keuangan Dan Kekayaan Aceh. Lokasi penelitian dilakukan pada Dinas Pengelolaan Keuangan Dan Kekayaan Aceh dengan objek penelitian mengenai pengaruh komitmen individu, Organisasi dan gaya kepemimpinan terhadap kinerja Dinas Pengelolaan Keuangan Dan Kekayaan Aceh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahwa komitmen individu, komitmen organisasi, gaya kepemimpinan, kinerja individu dan kinerja organisasi pada Dinas Pengelolaan Keuangan Dan Kekayaan Aceh sudah baik, kemudian variabel komitmen individu, komitmen organisasi, dan gaya kepemimpinan baik secara parsial maupun simultan berpengaruh terhadap kinerja pegawai Dinas Pengelolaan Keuangan Dan Kekayaan Aceh, serta komitmen individu, komitmen organisasi, dan gaya kepemimpinan baik secara parsial maupun simultan berpengaruh terhadap kinerja pegawai Dinas Pengelolaan Keuangan Dan Kekayaan Aceh maupun variabel kinerja pegawai berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja organisasi Dinas Pengelolaan Keuangan Dan Kekayaan Aceh. Kata kunci : Komitmen Individu, Komitmen Organisasi, Gaya Kepemimpinan, Kinerja Individu dan Kinerja Organisasi.
Volume 2, No. I, November 2012
- 68
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
terkait dengan faktor komitmen individu
PENDAHULUAN Fenomena yang melatar belakangi penelitian
pada
Dinas
Pengelolaan
dan komitmen organisasi yang masih relatif
rendah
dari
para
pegawai.
Keuangan dan Kekayaan Aceh adalah
Disamping itu faktor kepemimpinan juga
disebabkan
tercapainya
mempunyai pengaruh dalam meningkatkan
tujuan organisasi dalam mencapai target
kinerja pegawai karena kepemimpinan
realisasi anggaran yang telah ditetapkan
yang ada di Dinas Pengelolaan Keuangan
serta
kemampuan
Dan Kekayaan Aceh saat ini mungkin
pegawai dalam memberikan pelayanan
belum dapat mengalokasikan pemanfaatan
kepada masyarakat, hal ini disebabkan oleh
sumber daya manusia menjadi lebih efektif
rendahnya komitmen individu pegawai
dan efisien, disamping faktor motivasi
dalam mencapai kinerja secara individu
kerja pegawai yang masih relatif rendah,
yang telah ditargetkan oleh pimpinan
sehingga pencapaian kinerja baik secara
organisasi, kemudian rendahnya komitmen
individu maupun secara organisasi belum
organisasi pegawai dalam mencapai tujuan
tercapai dengan baik.
masih
masih
belum
rendahnya
organisasi Dinas Pengelolaan Keuangan
Dalam rangka meningkatkan kinerja
Dan Kekayaan Aceh, serta faktor gaya
pegawai Dinas Pengelolaan Keuangan Dan
kepemipinan
sepenuhnya
Kekayaan Aceh faktor pengembangan karir
dapat menyerap aspirasi dari bawahan
merupakan salah satu faktor yang dapat
dalam menjalankan tugas, disamping itu
mendorong terciptanya kinerja pegawai,
gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh
hal
pemimpin saat ini belum dapat berdampak
merupakan dua proses menuju pencapaian
besar dalam meningkatkan kinerja individu
kinerja, yaitu bagaimana masing-masing
pegawai Dinas Pengelolaan Keuangan Dan
individu merencanakan dan menerapkan
Kekayaan Aceh, yang nantinya akan
tujuan-tujuan karirnya (perencanaan karir)
berdampak terhadap peningkatan kinerja
dan bagaimana organisasi merancang dan
Dinas
menerapkan
yang
Pengelolaan
belum
Keuangan
Dan
Kekayaan Aceh secara keseluruhan. Selain dari masih rendahnya kinerja
ini
karena
pengembangan
program
-
karir
program
pengembangan karir/manajemen karir. Keberhasilan suatu organisasi sangat
pegawai Dinas Pengelolaan Keuangan dan
dipengaruhi
Kekayaan Aceh juga dapat dilihat dari
karyawannya. Setiap organisasi maupun
pencapaian realisasi kerja pegawai yang
perusahaan akan selalu berusaha untuk
setiap tahunnya tidak mencapai target yang
meningkatkan kinerja karyawan, dengan
telah ditetapkan oleh pimpinan. Hal ini
harapan
69 -
Volume 1, No. 2, November 2012
apa
oleh
yang
kinerja
menjadi
individu
tujuan
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala perusahaan akan tercapai. Salah satu cara
kinerja yang optimal.
yang ditempuh oleh perusahaan dalam meningkatkan
karyawannya,
organisasi pada sebuah perusahaan dituntut
pendidikan,
adanya komitmen dalam dirinya. Sebagai
pelatihan, pemberian kompensasi yang
definisi yang umum, Luthans, 1995 (dalam
layak,
Setiadi, 2004:50) mengartikan komitmen
misalnya
kinerja
Seseorang yang bergabung dalam
dengan
melalui
pemberian
menciptakan
motivasi,
lingkungan
dan
kerja
yang
organisasional
sebagai
sikap
yang
kondusif (dalam Bambang Guritno dan
menunjukkan “loyalitas” karyawan dan
Waridin, 2005:63).
merupakan
proses
berkelanjutan
Sukses tidaknya seorang karyawan
bagaimana seorang anggota organisasi
dalam bekerja akan dapat diketahui apabila
mengekspresikan perhatian mereka kepada
perusahaan
kesuksesan dan kebaikan organisasinya.
atau
organisasi
yang
bersangkutan menerapkan sistem penilaian
Komitmen
individu
pegawai
kinerja. Kinerja adalah hasil kerja yang
mencakup juga keterlibatan kerja. Hal ini
dapat
atau
disebabkan karena antara keterlibatan kerja
sekelompok orang dalam suatu organisasi,
dengan komitmen organisasi sangat erat
sesuai dengan wewenang dan tanggung
hubungannya. Keterlibatan kerja sebagai
jawab masing-masing dalam rangka upaya
derajat kemauan untuk menyatukan dirinya
mencapai
dengan
dicapai
oleh
tujuan
seseorang
organisasi
yang
pekerjaan,
menginvestasikan
bersangkutan secara legal, tidak melanggar
waktu, kemampuan dan energinya untuk
hukum dan sesuai dengan moral maupun
pekerjaan, dan menganggap pekerjaannya
etika (Prawirosentono, 2004). Jadi kinerja
sebagai bagian utama dari kehidupannya
merupakan
(dalam Tri Mardiana, 2004:177).
hal
yang
penting
bagi
perusahaan atau organisasi serta dari pihak
Komitmen
individu
merupakan
karyawan itu sendiri. Kinerja karyawan
sesuatu yang penting. Karena dampaknya
dipengaruhi oleh beberapa faktor baik
antara
yang berhubungan dengan tenaga kerja itu
ketidakhadiran, keinginan untuk pindah
sendiri maupun yang berhubungan dengan
kerja, dan perputaran tenaga kerja. Faktor-
lingkungan perusahaan atau organisasi.
faktor
Keterkaitan organisasi dengan
karyawan
tempatnya istilah
terhadap
bekerja
komitmen
dikenal
organisasi.
lain
terhadap
keterlambatan,
yang mempengaruhi
terhadap
organisasi
karakteristik
komitmen
antara
individu,
lain
karakteristik
pekerjaan, dan pengalaman kerja (dalam
Komitmen organisasi diperlukan sebagai
Tri
Mardiana,
salah satu indikator kinerja karyawan.
organisasi itu sendiri mempunyai tiga
Karyawan dengan komitmen yang tinggi
komponen yaitu keyakinan yang kuat dari
dapat diharapkan akan memperlihatkan
seseorang
dan
2004:175).
Komitmen
penerimaan
Volume 1, No.2, November 2012
tujuan - 70
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala organisasi,
kemauan
seseorang
untuk
organisasi.
Jika
seorang
pemimpin
berusaha keras bergantung pada organisasi,
berusaha untuk mempengaruhi perilaku
dan keinginan seseorang yang terbatas
orang lain, maka orang tersebut perlu
untuk
memikirkan
mempertahankan
keanggotaan.
gaya
kepemimpinannya
Semakin kuat komitmen, semakin kuat
(dalam Sri Suranta, 2002:116). Gaya
kecenderungan seseorang untuk diarahkan
kepemimpinan seorang pemimpin akan
pada tindakan sesuai dengan standar
sangat
(dalam Imronudin, 2004:4).
organisasi dalam mencapai tujuannya.
Untuk
menjaga
kelangsungan
mempengaruhi
Perilaku
seorang
keberhasilan
pemimpin
memiliki
operasional perusahaan, seorang pemimpin
dampak yang besar, terkait dengan sikap
harus memperhatikan serta berusaha untuk
bawahan, perilaku bawahan yang akhirnya
mempengaruhi
pada kinerja (House, 1998 dalam Bambang
dan
mendorong
karyawannya. Dalam hal ini motivasi sangat
berperan
penting
Guritno dan Waridin, 2005:67).
dalam
Kepemimpinan yang efektif harus
meningkatkan semangat kerja karyawan
memberikan pengarahan terhadap usaha-
dalam melaksanakan tugastugasnya.
usaha semua pekerja dalam mencapai
Untuk mewujudkan karyawan yang
tujuan-tujuan
organisasi.
Tanpa
memiliki disiplin dan kinerja yang tinggi
kepemimpinan atau bimbingan, hubungan
diperlukan pula peran yang besar dari
antara tujuan perseorangan dan tujuan
pimpinan
dalam
organisasi mungkin menjadi renggang
perubahan organisasi baik yang terencana
(lemah). Keadaan ini menimbulkan situasi
maupun tidak terencana, aspek yang
dimana
terpenting adalah perubahan individu.
mencapai tujuan pribadinya, sementara itu
Perubahan pada individu tidak mudah,
keseluruhan
tetapi harus melalui proses. Pemimpin
efisien
sebagai
sasarannya (Reksohadiprojo, 1987:282).
organisasi,
panutan
karena
dalam
organisasi,
sehingga perubahan harus dimulai dari
perseorangan
organisasi
dalam
Gaya
bekerja
menjadi
pencapaian
kepemimpinan
sasaran-
merupakan
faktor
Untuk
memerlukan
pengarahan kepada karyawan apalagi pada
pemimpin yang reformis yang mampu
saat-saat sekarang ini di mana semua serba
menjadi
terbuka,
organisasi
motor
penggerak
perubahan
organisasi (dalam Sunarsih, 2001:106). Gaya
kepemimpinan
merupakan
maka
dalam
tidak
tingkat yang paling atas (pemimpin). itu
penting
untuk
memberikan
kepemimpinan
yang
dibutuhkan adalah kepemimpinan yang bisa
memberdayakan
karyawannya.
tulang punggung pengembangan organisasi
Kepemimpinan yang bisa menumbuhkan
karena tanpa kepemimpinan yang baik
motivasi
akan
kepemimpinan yang bisa menumbuhkan
71 -
sulit
untuk
mencapai
tujuan
Volume 1, No. 2, November 2012
kerja
karyawan
adalah
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala rasa percaya diri para karyawan dalam
terutama menangani berbagai persoalan yang
menjalankan tugasnya masing-masing.
muncul dalam pekerjaan.
Dalam rangka mencapai kinerja yang diharapkan oleh pihak Dinas Pengelolaan
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
Kinerja
Keuangan Dan Kekayaan Aceh, telah
Menurut
Dale
Timpe
(2002:31),
didukung oleh sumber daya manusia yang
kinerja adalah tingkat prestasi seseorang
memadai dari segi kuantitas, sebagaimana
atau karyawan dalam suatu organisasi atau
dijelaskan pada Tabel berikut;
perusahaan
Tabel
1.
Golongan/Ruang Pegawai Pengelolaan Keuangan Kekayaan Aceh
Dinas dan
yang
dapat
meningkatkan
produktifitas. Kinerja menurut Meiner (2005; 43) adalah sebagai kesuksesan yang dapat dicapai individu didalam melakukan
No. Golongan/Ruang Jumlah Persentase 1. IV/a – IV/d 27 6.8 2. III/a – III/d 225 56.8 3. II/a – II/d 138 34.8 4. I/a – I/d 6 1.5 Jumlah 396 396 Sumber : Dinas Pengelolaan Keuangan Dan Kekayaan Aceh, (2011)
pekerjaannya, dimana ukuran kesuksesan yang
dicapai
individu
tidak
dapat
disamakan dengan individu yang lain. Kesuksesan yang dicapat individu adalah berdasarkan ukuran yang berlaku dan
Berdasarkan
Tabel
di
atas
dapat
disesuaikan dengan jenis pekerjaannya.
dijelaskan bahwa jumlah pegawai pada Dinas
Sedangkan
Pengelolaan Keuangan Dan Kekayaan Aceh
Subowo (2005:130), berpendapat bahwa
berdasarkan golongan/ruang namun yang
kinerja berkaitan erat dengan tujuan atau
terpenting
dari
pegawai
dengan
merupakan Berdasarkan
Beyley
(1982:56)
dalam
golongan/ruang
ternyata
sebagai suatu hasil dari perilaku kerja
golongan
III/a-III/d
individu, hasil yang diharapkan dapat
golongan.
merupakan tuntutan dari individu itu
golongan
yang
golongan
pegawai
sendiri. Menurut
mengindikasikan bahwa pegawai rata-rata
Dale
Timpe
(1992:33),
berpendidikan sarjana, sehingga diharapkan
terdapat dua faktor yang mempengaruhi
dengan tingkat pendidikan sarjana pegawai
kinerja karyawan, yaitu:
diharapkan mempunyai kompetensi yang
a.
Faktor internal, yaitu faktor yang
memadai dalam mencapai target kinerja yang
berhubungan
telah ditetapkan oleh pimpinan, kemudian
seseorang, meliputi sikap, sifat-sifat
pegawai golongan II/a-II/d juga relatif banyak
kepribadian, sifat fisik, keinginan atau
atau 34.8% yang mengindikasikan bahwa rata-
motivasi,
rata pegawai berpendidikan terakhir diploma,
pendidikan, pengalaman kerja, latar
sehingga pegawai yang bersangkutan masih
belakang
kurang
variabel personal lainnya.
mempunyai
kompetensi
tinggi
dengan
umur,
budaya
sifat-sifat
jenis
dan
Volume 1, No.2, November 2012
kelamin,
variabel-
- 72
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala b.
Faktor eksternal yaitu faktor-faktor
Berdasarkan pendapat para ahli dapat
yang mempengaruhi kinerja karyawan
dijelaskan bahwa kinerja adalah setiap
yang berasal dari lingkungan, meliputi
kesediaan perasaan yang memungkinkan
kebijakan organisasi, kepemimpinan,
seseorang bekerja untuk menghasilkan
tindakan-tindakan rekan kerja jenis
kerja lebih banyak dan lebih baik tanpa
latihan dan pengawasan, sistem upah
menambah
dan lingkungan sosial.
kinerja karyawan adalah :
kelebihan.
Faktor
Indikator
dari
kualitas
kerja,
meliputi
kerapian
bekerja,
Menurut Prawirosentono, (2009:106)
ketelitian
dan
memberikan definisi kinerja sebagai hasil
kecepatan
penyelesaian
kerja yang dapat dicapai oleh seseorang
pemeliharaan alat kerja dan kantor,
atau
ketepatan kerja, ketrampilan kerja dan
sekelompok orang
dalam suatu
organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung-jawab
masing-masing,
dalam
pekerjaan,
kecakapan kerja.
Kuantitas kerja, meliputi kemampuan
rangka upaya mencapai tujuan organisasi
secara kuantitatif di dalam mencapai
bersangkutan secara legal, tidak melanggar
target atas pekerjaan-pekerjaan baru.
hukum dan sesuai dengan moral dan etika.
Pengetahuan,
berkaitan
dengan
Kinerja karyawan lebih mengarah pada
pengetahuan karyawan tentang tugas-
tingkatan prestasi kerja karyawan.
tugas yang diberikan kepadanya.
Kinerja perorangan dengan kinerja
Keandalan,
berkaitan
dengan
lembaga atau kinerja organisasi terdapat
kemampuan dan keandalan karyawan
hubungan yang erat. Dengan perkataan lain
dalam melaksanakan tugasnya baik
bila
dalam menjalankan peraturan maupun
kinerja
karyawan
baik,
maka
kemungkinan besar kinerja organisasi juga baik. Kinerja seorang karyawan akan baik
berdasarkan inisiatif sendiri.
Kerjasama,
meliputi
kemampuan
bila ia mempunyai keahlian yang tinggi,
menyelesaikan tugas secara bersama-
bersedia bekerja karena gaji atau diberi
sama maupun secara individu.
upah
sesuai
dengan
perjanjian
dan
mempunyai harapan masa depan lebih baik.
Berdasarkan disimpulkan
Sementara
menurut
Parlinda
uraian
bahwa
diatas
penilaian
dapat kinerja
dan
merupakan bagian integral dari proses
Mahyuddin (2005). Kinerja merupakan
penilaian yang meliputi penerapan sasaran
hasil atau tingkatan keberhasilan seseorang
kinerja yang spesifik, terukur, memiliki
secara keseluruhan selama periode tertentu
tingkat perubahan, terbatas waktu, adanya
dalam melaksanakan tugas dibandingkan
pengarahan
dengan standar hasil kerja. 73 -
Volume 1, No. 2, November 2012
dan
dukungan
atasan.
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Karyawan bersama atasan masing-masing
adanya kinerja yang merosot, Ambar
dapat menetapkan sasaran dan standar
(2003:223).
kinerja yang harus dicapai dalam kurun waktu
tertentu.
Peningkatan
Menurut
Ambar,
(2003:223),
kinerja
menyebutkan bahwa kinerja organisasi
karyawan perseorangan pada gilirannya
merupakan kombinasi dari kemampuan,
akan mendorong kinerja sumber daya
usaha dan kesempatan yang dapat dinilai
manusia secara keseluruhan.
dari hasil kerjanya. Sedangkan Hasibuan
Sedangkan yang menjadi indikator
(2004:34), mengemukakan bahwa kinerja
dari kinerja karyawan adalah Parlinda dan
(prestasi kerja) adalah suatu hasil kerja
Mahyuddin (2005), (1) kemampuan dalam
yang
menyusun rencana kerja; (2) kemampuan
melaksanakan
merealisasikan
dibebankan kepadanya yang didasarkan
rencana
kerja;
kemampuan
(3)
melaksanakan
perintah/instruksi atasan; (4) kemampuan memberikan masyarakat;
pelayanan (5)
atas
seseorang
dalam
tugas-tugas
yang
kecakapan,
pengalaman
dan
kesungguhan serta waktu.
kepada
Sedangkan
menurut
Robert
dan
dalam
Jackson (2001:78), menyatakan bahwa
kualitas kerja, meliputi ketelitian, kerapian,
kinerja organisasi pada dasarnya adalah
kecepatan, ketepatan, dan keterampilan
apa yang dilakukan atau tidak dilakukan
dalam
oleh
melakukan
kemampuan
dicapai
tugas;
dan
(6)
kemampuan pegawai dalam mencapai target
kerja
atau
hasil
kerja
yang
diinginkan.
karyawan
dalam
lingkungan
organisasi. Adapun yang menjadi indikator dalam penelitian menurut Ambar (2003) adalah Inputs (masukan), Process (proses), Ouputs (keluaran), Outcomes (hasil), Benefits
Kinerja Organisasi Kinerja
organisasi
merupakan
(manfaat), dan Impacts (dampak).
jawaban dari berhasil atau tidaknya tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Para atasan
atau
manajer
sering
tidak
Komitmen Individu Steers
(2008
:
2)
mengatakan
memperhatikan kecuali sudah amat buruk
komitmen individu dalam suatu organisasi
atau segala sesuatu jadi serba salah. Terlalu
keterlibatan seorang individu dalam sebuah
sering manajer tidak mengetahuan betapa
organisasi.
buruknya kinerja telah merosot sehingga
menghadirkan
perusahaan/instansi
belaka
menghadapi
krisis
Komitmen
individu
sesuatu diluar loyalitas
terhadap
suatu
organisasi.
yang serius. Kesan-kesan buruk organisasi
disamping itu, hal ini meliputi suatu
yang
hubungan yang aktif dengan organisasi
mendalam
mengabaikan
berakibat
tanda-tanda
dan
peringatan
dimana
individu
bersedia
Volume 1, No.2, November 2012
untuk - 74
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala memberikan sesuatu dari diri mereka untuk
3. Keinginan
yang
membantu keberhasilan dan kemakmuran
mempertahankan
organisasi.
dalam organisasi.
kuat
untuk
keanggotaan
di
Sedangkan menurut (Setiadi, 2004: 75), komitmen individu menunjukkan adanya
sikap
yang
“loyal”
Konsep tentang komitmen karyawan
seorang
terhadap organisasi ini (disebut pula
karyawan dan bagaimana seorang anggota
dengan komitmen kerja), yang mendapat
organisasi
perhatian
mengekspresikan
perhatian
dari
manajer
maupun
ahli
mereka kepada kesuksesan dan kebaikan
perilaku organisasi, berkembang dari studi
organisasinya.
awal mengenai loyalitas karyawan yang
Adapun yang menjadi indikator dari komitmen
individu
menurut
diharapkan ada pada setiap karyawan.
(Setiadi,
Komitmen kerja atau komitmen organisasi
2004) adalah : adanya keyakinan kuat,
merupakan suatu kondisi yang dirasakan
adanya Penerimaan terhadap nilai-nilai
oleh karyawan yang dapat menimbulkan
organisasi,
perilaku
adanya
keinginan
untuk
bertahan dalam organisasi, hubungan kerja
positif
yang
kuat
terhadap
organisasi kerja yang dimilikinya.
antar individu dalam organisasi maupun
Menurut Steers dan Porter (2002 :
adanya dukungan dari pimpinan terhadap
520), suatu bentuk komitmen kerja yang
individu.
muncul bukan hanya bersifat loyalitas yang
Menurut Mowday dan Steers (2002),
seberapa
organisasi jauh
menggambarkan seseorang
mengidentifikasikan
tetapi
juga
dan
itu
melibatkan
kerja yang memiliki tujuan memberikan segala usaha demi keberhasilan organisasi kerja yang bersangkutan. Sedangkan
komitmen
dirinya pada organisasinya dan keinginan
berdasarkan
untuk tetap tinggal di organisasi itu. Sikap
merupakan
Sikap
ini dapat ditandai dengan tiga hal, yaitu:
“loyalitas”
karyawan
1. Kepercayaan
melibatkan
hubungan yang aktif dengan organisasi
Komitmen Organisasi
komitmen
pasif,
yang
kuat
dan
seorang
pendapat
Setiadi, (2004),
yang
anggota
individu
dan
menunjukkan bagaimana organisasi
penerimaan terhadap nilai-nilai dan
mengekspresikan perhatian mereka kepada
tujuan organisasi.
kesuksesan dan kebaikan organisasinya.
2. Kesediaan untuk berusaha dengan sungguh-sungguh
atas
nama
organisasi.
Dalam kerangka perilaku organisasi terdapat sejumlah sikap yang berkaitan dengan pekerjaan. Kebanyakan riset dalam ilmu perilaku organisasi memperhatikan ketiga sikap yang meliputi : kepuasan kerja,
75 -
Volume 1, No. 2, November 2012
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala keterlibatan
kerja,
dan
komitmen
organisasi. Lebih lanjut Steers dan Porter
kegiatan (5), Tanggung jawab pegawai terhadap setiap tugas.
(2002 : 527) menyatakan bahwa komitmen organisasi secara umum dipahami sebagai ikatan
kejiwaan
individu
Kepemimpinan
terhadap
Dalam kehidupan manusia di dunia
organisasi termasuk keterlibatan kerja,
ditemui usaha kerja sama untuk mencapai
kesetiaan dan perasaan percaya pada nilai-
tujuan tertentu yang disepakati bersama.
nilai organisasi.
Kerja sama dilakukan oleh beberapa orang
Faktor-faktor komitmen kerja dapat
(dua orang atau lebih) dalam berbagai
dilihat dari kajian Davis (2001 : 474)
kegiatan yang terarah pada tujuan yang
dengan membagi faktor-faktor komitmen
lebih mudah dicapai dari pada dikerjakan
kerja menjadi empat karakteristik yang
secara individu. Dan keseluruhan proses
meliputi :
kerja sama ini disebut dengan organisasi.
a) Faktor Personal, berkaitan dengan
Dalam kenyataannya apapun bentuk
sumber daya yang dimiliki oleh suatu
organisasi pasti memerlukan seseorang
organisasi dalam mewujudkan tujuan
untuk menempati posisi sebagai pimpinan.
organisasi.
Seorang
b) Karakteristik Kerja, berkaitan dengan
pimpinan
selalu
mempunyai
misi/tujuan yang harus dicapai dan tujuan
karakteristik pekerjaan yang dimiliki
ini
oleh setiap sumber daya yang ada.
kerjasama diantara pimpinan dan para
c) Karakteristik struktur, sangat terkait
bawahannya. Seseorang yang menduduki
dengan
pembentukan
organisasi
yang
ada
struktur pada
suatu
organisasi tersebut.
baru
direalisasikan,
bila
terdapat
posisi sebagai pimpinan di dalam suatu organisasi
mengemban
melaksanakan
tugas
untuk
kepemimpinannya.
d) Pengalaman kerja, pengalaman setiap
Sehubungan dengan hal tersebut di atas
individu terhadap pekerjaan akan
dari segi organisasi kepemimpinan dapat
sangat mendorong seseorang untuk
diartikan kemampuan mendorong sejumlah
selalu mencitai pekerjaannya.
orang
agar
melaksanakan
bekerja
sama
dalam
kegiatan-kegiatan
yang
Menurut Mowday dan Steers (2002),
terarah pada tujuan bersama. Menurut
yang menjadi indikator dari komitmen
Wahjisumidjo (2002 : 27) mendefinisikan
organisasi meliputi: (1), Kesetiaan pegawai
kepemimpinan sebagai berikut:
terhadap organisasi, (2), Kemauan yang
“Kepemimpinan satu
orang
adalah
hubungan
yakni
pimpinan
kuat dari pegawai terhadap organisasi (3),
dimana
Kebanggaan pegawai terhadap organisas,
mempengaruhi pihak lain untuk bekerja
(4), Keterlibatan pegawai dalam setiap
sama dalam usaha mengerjakan tugasVolume 1, No.2, November 2012
- 76
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala tugas yang berhubungan, untuk mencapai
orang yang mempunyai wewenang atau
hal-hal yang diinginkan oleh pimpinan
kekuasaan untuk memerintah orang lain.
tersebut”.
Seorang pimpinan dalam melaksanakan
Sedangkan menyatakan adalah
Siagian. bahwa:
suatu
(2003
8)
tugasnya tidak dapat bekerja sendiri tanpa
"Kepemimpinan
bantuan dari bawahannya. Untuk itu
kemampuan
:
seseorang
pimpinan harus mampu menjalin kerja
meyakinkan orang lain sehingga dapat
sama
diarahkan maksimal untuk melaksanakan
dengan kata lain pimpinan perlu adanya
tugas-tugas tertentu“. Kepemimpinan itu
pengertian yang besar akan kebutuhan
perlu dimiliki oleh setiap calon pimpinan.
karyawan serta mengawasi tugas dan
Bertolak
dari
kepemimpinan
kedua
tersebut,
konteks
maka
dapat
dengan
para
bawahannya
atau
tanggung jawabnya masing-masing. Jadi seorang
pimpinan
mempunyai
didefinisikan unsur dalam kepemimpinan
kemampuan
adalah (Hadari dan Nawawi, 2005 : 15):
kepemimpinan
sehingga
mampu
menggerakkan
bawahannya
kearah
1) Adanya seseorang yang berfungsi sebagai
pemimpin,
yang
disebut
pimpinan.
dan
harus
keahlian
dalam
kesamaan tujuan dan pola kerja sama yang efektif dan efisien serta terciptanya kerja
2) Adanya orang lain yang dipimpin.
sama yang harmonis. Keberhasilan seorang
3) Adanya kegiatan menggerakkan orang
pimpinan
lain
yang
dilakukan
dengan
sangat
kemampunnya
tergantung
dalam
pada
mengorganisir
mempengaruhi dan menggairahkan
bawahannya sehingga tujuan yang telah di
perasaan, pikiran dan tingkah laku.
tetapkan oleh perusahaan akan dapat
4) Adanya tujuan yang hendak dicapai baik
yang
dirumuskan
secara
sistematis maupun bersifat seketika.
tercapai secara maksimal. Sedangkan sifat-sifat kepemimpinan yang harus dimiliki seorang pemimpin adalah mempunyai visi dan misi kedepan,
Dalam kepemimpinan, agar orang
berwawasan luas dalam melihat segala
yang dipimpin melakukan suatu perbuatan
kemampuan dan potensi yang dimiliki oleh
kegiatan tertentu, faktor kebutuhan perlu
bawahan serta amanah dalam menjalankan
diperhitungkan
tugas yang telah dibebankan kepadanya.
untuk
dipenuhi.
Kepemimpinan harus dilakukan dengan
Siagian (2003 : 36) menyatakan
mengamati dan memahami tingkah laku
“Pimpinan adalah seorang yang tidak
orang yang dipimpin guna menemukan
melaksanakan sendiri tindakan-tindakan
sebab yang menjadi pendorong (motivasi)
operasionalnya, akan tetapi mengambil
tingkah laku tersebut.
keputusan, menentukan kebijaksanaan dan
Sedangkan seorang pimpinan adalah 77 -
Volume 1, No. 2, November 2012
menggerakkan
orang
lain
untuk
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala melaksanakan
keputusan
yang
telah
digariskan tersebut”.
dan mempengaruhi pekerja. Menurut Robbins & Coulter (2005 :
Dengan demikian pimpinan adalah
130),
bahwa
ada
3
(tiga)
gaya
orang-orang yang dapat mengajak orang
kepemimpinan, yaitu : Gaya Otokratis,
lain untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan
menggambarkan gaya pemimpin yang
operasional proyek
perusahaan
yang
khas.
melalui
suatu
biasanya
cenderung
Mereka
akan
wewenang, mendiktekan metode kerja,
mengambil keputusan, kebijaksanaan dan
membuat
memiliki konsep dan wawasan masa depan.
membatasi partisipasi karyawan. Gaya
Agar tujuan-tujuan yang telah ditetapkan
Demokratis, menggambarkan pemimpin
dapat tercapai maka pimpinan juga harus
yang cenderung melibatkan karyawan
dapat memenuhi kebutuhan karyawan
dalam
secara
inmaterial.
mendelegasikan wewenang, mendorong
Kebutuhan inmaterial lebih bersifat pada
partisipasi dalam memutuskan metode dan
hubungan individu dengan memberikan
sasaran kerja, dan menggunakan umpan
dukungan, perhatian dan membesarkan
balik sebagai peluang untuk melatih
hati.
karyawan. Gaya Laissez Faire, umumnya
material
maupun
keputusan
memusatkan
mengambil
memberi untuk
Gaya Kepemimpinan Gaya
kepemimpinan
merupakan
corak dan ciri dari seorang menejer dalam melakukan tugas–tugas manajerial dalam suatu
organisasi.
Gaya
ini
sangat
dipengaruhi oleh kemampuan individual, latar
belakang
pendidikan,
aspek
psikologis dan tujuan yang ingin dicapai, Stoner & Gilbert (2003 : 165).
dengan sikap atau perilaku pemimpin dalam
menjalankan
kepemimpinannya.
Dalam kepustakaan manajemen banyak ditemukan
konsep–konsep
kelompok membuat
gaya
kepemimpinan. Menurut Stoner & Gilbert (2003 : 165), gaya kepemimpinan adalah berbagai pola tingkah laku yang disukai
dan
keputusan,
kebebasan
penuh
keputusan
dan
menyelesaikan pekerjaan dengan cara apa saja yang dianggap sesuai. Salah satu pendekatan yang paling umum
digunakan
dalam
memahami
kepemimpinan dewasa ini, adalah teori alur – sasaran. Teori yang dikembangkan oleh Robert House ini merupakan model kepemimpinan
Gaya kepemimpinan erat kaitannya
unilateral,
mengambil
kontingensi
unsur–unsur
kunci
yang teori
pengharapan tentang motivasi. Menurut teori ini, perilaku pimpinan dapat diterima oleh bawahan sejauh mereka melihatnya sebagai sumber langsung kepuasan atau sebagai sarana kepuasan masa depan. Perilaku
pemimpin
dinilai
dapat
memotivasi sejauh bahwa perilaku itu : 1)
oleh pemimpin dalam proses mengarahkan Volume 1, No.2, November 2012
- 78
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala membuat pencapaian kebutuhan bawahan
terhadap
tergantung pada kinerja yang efektif, dan
Pengelolaan
2)
Kekayaan Aceh.
memberi
pelatihan,
bimbingan,
dukungan, dan imbalan yang perlu bagi
Ha7 :
kinerja
Dinas
Keuangan
Terdapat
pengaruh
Dan
yang
kefektifan kinerja (Robbins & Coulter,
signifikan gaya kepemimpinan
2005 : 138).
terhadap
Ha8 : Komitmen individu, komitmen organisasi, gaya kepemimpinan,
Pengelolaan
pada
Terdapat
pengaruh
Terdapat
Ha9 :
Dan
yang
Dan
Terdapat
pengaruh
Ha10 :
yang
pengaruh
signifikan
antara
yang
komitmen
komitmen
gaya
kepemimpinan
Keuangan
Dan
Terdapat
pengaruh
yang
signifikan
antara
kinerja
terhadap
kinerja
organisasi Dinas Pengelolaan Keuangan Dan Kekayaan Aceh.
Lokasi dan Objek Penelitian Penelitian
dilakukan
pada
Dinas
individu terhadap kinerja Dinas
Pengelolaan Keuangan Dan Kekayaan
Pengelolaan
Aceh sedangkan yang menjadi objek
Keuangan
Dan
Terdapat
pengaruh
penelitian yang
signifikan komitmen organisasi 79 -
antara
METODE PENELITIAN
Terdapat
Kekayaan Aceh. Ha6 :
signifikan
yang
Dan
Kekayaan Aceh. Ha5 :
pengaruh
pegawai
terhadap kinerja pegawai Dinas Keuangan
Dan
Kekayaan Aceh.
signifikan gaya kepemimpinan
Pengelolaan
Keuangan
Pengelolaan
Kekayaan Aceh. Ha4 :
organisasi
terhadap kinerja pegawai Dinas
terhadap kinerja pegawai Dinas Keuangan
kinerja
individu, komitmen organisasi
signifikan komitmen organisasi
Pengelolaan
kepemimpinan
Terdapat
dan
pengaruh
komitmen
Kekayaan Aceh.
Kekayaan Aceh. Ha3 :
gaya
Pengelolaan
terhadap kinerja pegawai Dinas Keuangan
antara
yang
melalui kinerja pegawai Dinas
yang
signifikan komitmen individu
Pengelolaan
signifikan
terhadap
Dan
Kekayaan Aceh sudah baik. Ha2 :
pengaruh
dan
Dinas
Keuangan
Terdapat
individu, komitmen organisasi
kinerja individu dan kinerja organisasi
Pengelolaan
Keuangan Dan Kekayaan Aceh.
Hipotesis Penelitian Ha1 :
Dinas
Volume 1, No. 2, November 2012
individu,
adalah
pengaruh
Organisasi
komitmen
dan
gaya
kepemimpinan terhadap kinerja Dinas
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Pengelolaan Keuangan Dan Kekayaan
Kinerja Pegawai (Z), Hasil atau
Aceh.
tingkatan
keberhasilan
seseorang
secara keseluruhan selama periode Populasi dan Sampel
tertentu dalam melaksanakan tugas
Adapun yang menjadi populasi dalam
dibandingkan dengan standar hasil
penelitian ini adalah sebanyak pegawai 396
orang
pegawai
pada
Dinas
kerja
Kinerja DPKKA (Y), Kombinasi dari
Pengelolaan Keuangan Dan Kekayaan
kemampuan, usaha dan kesempatan
Aceh. Penarikan sampel dalam penelitian
yang dapat dinilai dari hasil kerjanya.
ini dilakukan dengan teknik Proportional Random Sampling berdasarkan golongan,
HASIL PEMBAHASAN
karena dalam penelitian ini penulis tidak
Karakteristik Responden Karakteristik
ingin membuat perbedaan pada masing-
responden
dalam
masing golongan, jadi setiap populasi
penelitian ini merupakan ciri-ciri dari
mendapat kesempatan yang sama untuk
responden
menjadi responden, sehingga diperoleh
kelamin dari para responden, tingkat usia
jumlah responden sebanyak 195 orang.
responden, pendidikan terakhir responden,
terutama
mengenai
jenis
dan status perkawinan dari para responden. Berdasarkan
Operasional Variabel
hasil
penelitian,
penulis
kemudian mengidentifikasi karakteristik Komitmen Organisasi (x1), Seberapa jauh
seseorang
itu
responden seperti terlihat pada tabel berikut ini :
mengidentifikasikan dan melibatkan dirinya
pada
organisasinya
dan
Tabel 2.
keinginan untuk tetap tinggal di
No
organisasi itu
1.
Komitmen Individu (x2), Sikap yang menunjukkan “loyalitas” karyawan dan
bagaimana
seorang
2.
anggota
organisasi mengekspresikan perhatian 3.
mereka
kepada
kesuksesan
dan
kebaikan organisasinya.
4.
Gaya Kepemimpinan (x3), Corak dan ciri dari seorang menejer dalam melakukan
tugas–tugas
dalam suatu organisasi.
manajerial
5.
Karakteristik Responden Uraian
Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan Usia responden: 20 - 29 tahun 30 - 39 tahun 40 - 49 tahun > 50 tahun Status Perkawinan Belum Menikah Menikah Pendidikan terakhir SLTA Diploma III Sarjana Pascasarjana Penghasilan Rp. 2.500.000 2.999.999
-
Frekuensi
Persen
91 104
46.7 53.3
7 96 60 32
3.6 49.2 30.8 16.4
39 156
20.0 80.0
33 41 117 4
16.9 21.0 60.0 2.1
28 42
Volume 1, No.2, November 2012
14.4 21.5
- 80
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Rp. 3.000.000 41 3.499.999 54 Rp. 3.500.000 30 3.999.999 Rp. 4.000.000 4.499.999 > Rp. 4.500.000,Jumlah 195 Sumber : Data Primer, 2012 (diolah)
21.0 27.7 15.4
kepemimpinan terhadap
berpengaruh
kinerja
signifikan
pegawai
Dinas
Pengelolaan Keuangan Dan Kekayaan Aceh. Hal ini ditandai oleh nilai Fhitung > 100.0
Ftabel (61,617 > 3,079) pada tingkat signifikansi 0,0001.
Pembuktian Hipotesis 1
Pengujian Hipotesis Kelima, Keenam,
Berdasarkan hasil penelitian terhadap variabel komitmen organisasi diperoleh
Ketujuh,
Kedelapan dan Kesembilan
( 5, 6, 7, 8, & 9)
nilai rata-rata keseluruhan sebesar 3.71,
Hipotesis kedua penelitian ini adalah
variabel komitmen organisasi diperoleh
komitmen individu (X1) dan komitmen
nilai rata-rata sebesar 3.91, variabel gaya
organisasi (X2) serta gaya kepemimpinan
kepemimpinan diperoleh nilai rata-rata
pegawai (Y) berpengaruh terhadap kinerja
sebesar 4.09, variabel kinerja pegawai
Dinas
diperoleh nilai rata-rata 3.97 dan variabel
Kekayaan Aceh (Z).
kinerja organisasi DPKKA diperoleh nilai
Pengelolaan
Keuangan
Dan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
rerata sebesar 3.85, hal ini membuktikan
secara
bahwa
komitmen
individu dan komitmen organisasi serta
organisasi, gaya kepemimpinan, kinerja
gaya kepemimpinan serta kinerja pegawai
individu dan kinerja organisasi pada Dinas
berpengaruh signifikan terhadap kinerja
Pengelolaan Keuangan Dan Kekayaan
Dinas
Aceh sudah baik.
Kekayaan Aceh. Hal ini ditandai oleh nilai
komitmen
individu,
simultan
variabel
Pengelolaan
komitmen
Keuangan
Dan
Fhitung > Ftabel (209.105 > 2,688) pada Pembuktian Hipotesis Kedua, Ketiga dan Keempat (2, 3,& 4)
tingkat signifikansi 0,0001. Hal ini berarti variabel komitmen
Pengujian hipotesis pertama dalam
individu,
komitmen
organisasi,
gaya
penelitian ini adalah “Bahwa komitmen
kepemimpinan dan kinerja pegawai secara
individu, komitmen organisasi, dan gaya
bersama-sama
kepemimpinan baik secara parsial maupun
kinerja Dinas Pengelolaan Keuangan Dan
simultan berpengaruh terhadap kinerja
Kekayaan Aceh. Besarnya pengaruh secara
pegawai Dinas Pengelolaan Keuangan Dan
simultan dari ketiga variabel ini dapat
Kekayaan Aceh”.
dilihat dari nilai koefisien determinasinya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara
simultan
variabel
komitmen
individu, komitmen organisasi, dan gaya 81 -
Volume 1, No. 2, November 2012
berpengaruh
terhadap
Koefisien determinasi pengaruh ketiga variabel
ini
terhadap
kinerja
Dinas
Pengelolaan Keuangan Dan Kekayaan
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Aceh adalah sebesar 0,854, artinya sebesar
Pengelolaan Keuangan Dan Kekayaan
85,4% perubahan didasarkan kinerja Dinas
Aceh.
Pengelolaan Keuangan Dan Kekayaan
3.
Hasil penelitian terhadap hipotesis 5,
Aceh dapat dijelaskan oleh perubahan dari
6, 7, 8, dan 9 dapat dijelaskan bahwa
variabel komitmen individu dan komitmen
menerima hipotesis alternatif dan
organisasi
serta
menolak hipotesis nol, artinya bahwa
sedangkan
selebihnya
gaya
kepemimpinan sebesar
0,146
komitmen
individu,
komitmen
artinya sebesar 14,6% dijelaskan oleh
organisasi, dan gaya kepemimpinan
faktor lain diluar variabel komitmen
baik secara parsial maupun simultan
individu,
berpengaruh terhadap kinerja pegawai
komitmen
organisasi,
gaya
kepemimpinan dan kinerja pegawai.
Dinas Pengelolaan Keuangan Dan Kekayaan Aceh. 4.
Pengujian Hipotesis Kesepuluh (10) Hasil
pengujian
ketiga
kesepuluh dapat dijelaskan bahwa
pegawai
menerima hipotesis alternatif dan
berpengaruh signifikan terhadap kinerja
menolak hipotesis nol, artinya bahwa
Dinas
Dan
variabel kinerja pegawai berpengaruh
Kekayaan Aceh sehingga Ha diterima dan
secara signifikan terhadap kinerja
Ho ditolak.
organisasi
menunjukkan
bahwa
Pengelolaan
hipotesis
Sedangkan untuk pengujian hipotesis
kinerja
Keuangan
Dinas
Pengelolaan
Keuangan Dan Kekayaan Aceh. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan 1.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian untuk hipotesis pertama bahwa komitmen individu, komitmen organisasi, gaya kepemimpinan, kinerja individu dan kinerja
organisasi
pada
Dinas
Pengelolaan Keuangan Dan Kekayaan Aceh sudah baik. 2.
dan 4 diperoleh penjelasan bahwa variabel
komitmen
komitmen
organisasi,
individu, dan
gaya
kepemimpinan baik secara parsial
terhadap
simultan kinerja
Diharapkan kepada Kepala Dinas Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Aceh, untuk dapat menerapkan gaya kepemimpinan
partisipatif
meningkatkan
kinerja
berpengaruh pegawai
Dinas
dalam pegawai
maupun kinerja organisasi, terutama dengan
Hasil penelitian untuk hipotesis 2, 3
maupun
1.
memberikan
wewenang
kepada pegawai dalam melakukan pekerjaan,
kemudian
memberikan
kesempatan kepada pegawai untuk mendapatkan kesempatan pendidikan dan
pelatihan
mempunyai
sehingga kemampuan
pegawai dalam
meningkatkan kinerja. Volume 1, No.2, November 2012
- 82
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 2.
Kinerja pegawai menjadi salah satu hal
penting
kinerja
dalam
meningkatkan
organisasi,
karena
tanpa
kinerja pegawai tidak akan tercapai kinerja
organisasi
sebagaimana
diharapkan. 3.
Untuk menunjang peningkatan kinerja pegawai
yang
lebih
baik,
maka
prioritas utama adalah meningkatkan kinerja
pegawai,
karena
dengan
kinerja pegawai yang tinggi akan diikuti oleh peningkatan kualitas kerja menjadi lebih baik. 4.
Penelitian memberi implikasi bahwa komitmen
individu,
komitmen
organisasi dan gaya kepemimpinan dapat dijadikan sebagai indikator pengukuran sedangkan tinggi langsung kinerja
kinerja kinerja
dapat
pegawai,
pegawai
yang
memberikan
efek
terhadap organisasi
peningkatan pada
Dinas
Pengelolaan Keuangan Dan Kekayaan Aceh.
DAFTAR KEPUSTAKAAN Ambar, T., 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia, Konsep, Teori dan Pengembangan dalam Konteks Organisasi Publik. Yogyakarta: Graha Ilmu. Dale, T., 2002. Seri Ilmu dan Seni Manajemen Bisnis (Memimpin Manusia). Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. Davis, K. & Frederick, W., 2001. Business and Society, Fifth Edition. Japan: Mc.Graw-Hill. Dessler, G., 2000. Human Resource Management 8th edition. New Jersey: Prentice Hall, Inc. Fraser, T.M., 2002. Stress dan Kepuasan Kerja, Seri Manajemen No. 14. Jakarta:
83 -
Volume 1, No. 2, November 2012
Pustaka Binaan Pressindo. 2000. Management. Surabaya: Erlangga. Hadari dan Nawawi, 2005. Administrasi dan Organisasi Bimbingan dan Penyuluhan. Jakarta: Ghalia Indonesia. Hasibuan, S.P. Malayu, 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia, Dasar dan Kunci Keberhasilan. Jakarta: CV. Haji Masagung. Manullang, 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Penerbit Rosdakarya. Meiner, 2005. The Horizontal Organization. USA: Oxford University Press. Miftah, T., 2008. Kebijakan Kinerja Karyawan. Yogyakarta: BPFE. Mowday R. & Steers., 2002. Employ Organization Linkages : The Psychology of Commitment Abstein and Turn Over. London: Academic, inc. Pantja dan Khusaini, 2003. Pengaruh Kepuasan Kompensasi, Komitmen Organisasi Dan Iklim Organisasi Terhadap Prestasi Kerja Karyawan. Jurnal Ilmiah. Universitas Kristen Petra Surabaya. Pantja Djati dan M. Khusaini, 2003. Pengaruh Kepuasan Kompensasi, Komitmen Organisasi dan Iklim Organisasi Terhadap Prestasi Kerja Karyawan. Jurnal Ilmiah. Universitas Kristen Petra Surabaya. Parlinda Vera dan M. Mahyuddin, 2005. Pengaruh Kepemimpinan, Motivasi, Pelatihan, Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada Perusahaan Daerah Air Minum Kota Surakarta. Jurnal Ilmiah. Universitas Muhammadiyah Surabaya Prawirosentono, 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Penerbit Jambatan. Ranupandojo dan Husnan, 2007. Manajemen Personalia. Yogyakarta: BPFE. Fakultas Ekonomi UGM. Robbins, S. P., dan Mary C., 2007. Perilaku Organisasi. Jakarta: PT. Indeks Jakarta. Robert dan Jackson J. M, 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Salemba Empat. Saydan, 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Penerbit Jambatan. Setiadi, 2004. Manajemen Kinerja. Semarang: Rosdakarya. Garvin,
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Siagian,
S., 2003. Manajemen Stratejik. Jakarta: Bumi Aksara. Steers, R.M. and Porter, L. W., 2003. Motivation and Work Behavior, New York: Accademic Press. Stoner & Gilbert, 2003. Kepemimpinan Dalam Organisasi. Jakarta: Prenhallindo. Subowo, 2005. Budaya Produktif. Jakarta: Rajawali Grafindo. Thomson, 2001. Motivation and Work
Behavior. New York: Accademic Press. Wahjisumidjo, 2002. Kepemimpian dan Motivasi. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Volume 1, No.2, November 2012
- 84