07 November 2014
DAILY REPORT
NEWS HEADLINES
JAKARTA COMPOSITE INDEX CHART
• Likuiditas BRAU dan BUMI melemah • Kontrak BYAN topang 10% pendapatan PTRO • KRAS bukukan rugi bersih 9M14 sebesar US$117,47 juta • Laba bersih TOWR meningkat 736,73% • Emiten telko lanjutkan monetisasi menara • ISAT targetkan porsi utang USD 75% dan Rupiah 25% di 2015 • ISAT terbitkan obligasi Tahap I dan Sukuk Ijarah Tahap I 2014 • PTSN kerjasama dengan TAM • Kinerja SMBR berpotensi meningkat • MTLA revisi target marketing sales • PWON dan APLN tingkatkan recurring income • Pendapatan JRPT 9M 2014 naik 36,47% YoY • Laba berish ELTY per 9M 2014 turun 72,21% YoY • DILD bukukan pendapatan Rp1,3 triliun • SIPD akan melakukan reverse stock • AISA fokus garap pasar domestik • Pendapatan GGRM 9M14 meningkat 20,41% • RMBA bukukan rugi bersih 9M14 Rp1,09 triliun • INAF optimis dapat lunasi MTN jatuh tempo • BBNI lelang aset Rp1,3 triliun • BJBR optimis turunkan NPL tahun 2014 menjadi 3,1% • NISP targetkan kredit konsumer 2014 tumbuh sama dengan 2013 • Dana kelolaan wealth management NISP mencapai Rp 7 triliun • GIAA jalin kerja sama dengan Vas Aero Malaysia • SILO ekspansi USD 140 juta • AKPI raih kenaikan laba 25,97% YoY hingga September 2014 • PT. Intan baruprana Finance IPO di harga Rp 311-383 per saham
Perspektif teknikal bagi IHSG dalam pekan ini, dari lagging indikator Support Levelpositif, tercermin 5018/5002/4974 terkonfirmasi dari MA jangka pendek. Selain itu, dari leading indikator positif bagi indeks bursa domestik ini. Resistance Leveljuga terkonfirmasi 5062/5090/5107 Indikator MACD dan Stochastic mensinyalkan IHSG bullish pattern. Major Trend Up Minor Trend Down
JAKARTA INDICES STATISTICS CLOSE
IHSG LQ-45
CHANGE
5034.231 857.616
VOLUME (Mn)
-32.602 -6.442
VALUE (Rp Bn)
4,738 704
4,727.152 2,782.793
MARKET REVIEW
MARKET VIEW
Pada perdagangan Kamis (6/11) IHSG ditutup turun 32,60 poin (0,64%) dari level 5.066,83 ke level 5.034,23. Adapun sektor industri dasar mengalami pelemahan terdalam sebesar 1,34%, sedangkan sektor perdagangan mencetak kenaikan tertinggi sebesar 0,05%. Dari sisi domestik, pasar masih dibayangi oleh laporan GDP Indonesia untuk 3Q14 yang menunjukan perlambatan pertumbuhan ekonomi. GDP Indonesia untuk 3Q14 tumbuh 5,01%, lebih rendah dari 5,12% di 2Q14. Bank Indonesia (BI) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi pada 4Q14 ini akan relatif stagnan dibandingkan pertumbuhan 3Q14. BI juga memproyeksikan bahwa pertumbuhan ekonomi hingga akhir tahun ini akan berada pada kisaran 5,1-5,2%. BI menyatakan bahwa perlambatan pertumbuhan ekonomi 3Q14 disebabkan oleh perlambatan ekonomi global dan penurunan harga komoditas seperti batu bara, kelapa sawit, dan minyak. Dari pasar global, sektor swasta AS menambah 230.000 pekerjaan baru di bulan Oktober, melebihi ekspektasi sebesar 220.000, dan juga lebih tinggi dari bulan September sebesar 225.000. Selain itu index tenaga kerja nonmanufaktur versi ISM juga naik ke level 59,6 yang merupakan level tertingginya dalam 9 tahun. Kedua data tersebut merupakan tandatanda perbaikan sektor tenaga kerja AS. Pasar akan menantikan data nonfarm payrolls yang akan dirilis pada akhir pekan nanti. Sementara itu pasar regional ditutup mixed, dimana indeks Shanghai Composite ditutup naik 6,61 poin (0,27%) dari level 2.419,25 ke level 2.425,86, sedangkan indeks Hang Seng ditutup turun 46,31 poin (0,20%) dari level 23.695,62 ke level 23.649,31. Indeks Nikkei 225 Jepang juga ditutup turun 144,84 poin (0,86%) dari level 16.937,32 ke level 16.792,48. Pergerakan pasar regional dipengaruhi oleh investor yang cenderung wait and see menunggu hasil rapat ECB. Pasar mengantisipasi bahwa ECB tidak akan mengumumkan kebijakan baru, namun pasar akan memperhatikan komentar Presiden ECB Mario Draghi yang diharapkan akan memberikan pertanda untuk rencana lanjutan ECB kedepannya. Sementara itu, industrial orders Jerman tumbuh tipis sebesar 0,8% di bulan September, lebih rendah dari perkiraan untuk pertumbuhan 2,3%. Pertumbuhan ekonomi Jerman di 3Q14 diperkirakan akan stagnan dipengaruhi oleh lemahnya ekonomi eurozone dan faktor geopolitik. Adapun bursa Eropa tentatif bergerak turun di awal perdagangannya.
Belum adanya kepastian pemerintah menaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) berusbsidi, telah menimbulkan panic buying di tengah masyarakat. Permintaan premium dalam dua minggu terakhir ada lonjakan kebutuhan masyarakat dari sekitar 81.000 liter per hari menjadi rata-rata 90.000 liter per hari. Selain itu, jelang kenaikan BBM ini, mengakibatkan stok BBM di SPBU cepat habis hingga menimbulkan kelangkaan yang dimanfaatkan oleh oknum tertentu untuk mencari keuntungan, Bahkan pasokan yang dikirim Pertamina sudah melebihi batas ambang normal. Ketidakpastian yang dicemaskan oleh pelaku pasar berkenaan dengan penolakan kenaikan BBM ini oleh sejumlah kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Diketahui bahwa sukses Jokowi menduduki kursi RI 1, tidak lepas dari dukungan PDIP. Namun, perkembangan yang terjadi, partai yang mengusung Jokowi berhasil menjadi presiden mulai terpecah, dimana rencana pemerintah menaikkan harga BBM mulai mendapat penolakan dari sejumlah kader partai tersebut. Belum lagi penolakan kenaikan BBM yang terjadi di sejumlah daerah di Indonesia. Sementara itu, pemerintah rencana akan menaikan BBM setelah upaya penyebaran Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan Kartu Indonesia Sehat (KIS) telah merata. Artinya kebijakan pemerintah ini masih berlansung dalam hitungan pekan. Dalam penantian kepastian dari kenaikan BBM ini, IHSG masih tetap dibayangi tekanan akibat aksi pelepasan yang dilakukan pemodal yang dianggap ketidakpastian atas langkah pemerintah tersebut. Berlarutnya tanpa suatu kepastian kapan BBM akan naik, namun harga bahan kebutuhan pokok di lapangan mulai naik. Ketidakpastian kenaikan BBM ini sekaligus mempercepat aksi dari penyebab inflasi, yang dapat menimbulkan kecemaskan pelaku pasar terhadap perekonomian Indonesia yang tengah di hadapi perlambatan. Produk Domestik Bruto (GDP) RI pada kuartal III 2014 tumbuh tumbuh 5,01%, atau sedikit dibawah ekspektasi pertumbuhan pasar sebesar 5,1%. Sentimen internal kali ini lebih memberikan dampak yang lebih besar ketimbang sentimen yang muncul dari eksternal. Sentimen ekternal diperkirakan sebagai komplemen dari bagi pasar saham Indonesia kali ini. Seperti penguatan yang terjadi pada indeks Wall Street pada perdagangan Kamis kemarin setelah menyusul rilis data ekonomi AS yang solid serta pernyataan dari Presiden ECB Mario Draghi. Positif katalis dari eksternal tersebut bisa tereliminir oleh sentimen internal, sehingga IHSG masih berpeluang melemah hari ini.
DISCLAIMER This report is compiled and contained from sources believed to be reliable, but its accuracy and completeness are not guaranteed. This is not a solicitation to buy or sell of any securities. None of PT. Valbury Asia Securities or their respective employees and agents makes any representation or warranty or accepts any responsibility or liability as to, or in relation to, the accuracy or completeness of the information and opinions contained in the report or opinions remaining unchanged after the issue thereof.
1
7 November 2014
7 November 2014 Likuiditas keuangan Berau Coal Energy (BRAU) dan Bumi Resources (BUMI) dipertanyakan, menyusul meningkatnya ketidakpastian kedua perusahaan tersebut dalam mengelola utang. Moody’s Investor Service menurunkan peringkat BRAU menjadi B3 dari B2 serta peringkat senior secured atas obligasi yang diterbitkan perseroan dan Berau Resources Pte. Ltd. Penurunan tersebut mencerminkan profil likuiditas yang melemah di tengah kondisi industri batu bara yang masih lemah. Penurunan secara terus menerus pada harga batu bara termal akan menyebabkan laba dan arus kas BRAU turun pada 2015. Penurunan peringkat ini diakibatkan memburuknya kinerja operasional BRAU dan adanya perubahan kontrol tidak langsung dari induk usaha perseroan Bumi Plc atau saat ini dikenal dengan Asia Resource Minerals Plc. Sementara BUMI juga belum mampu membayar bunga guaranteed senior secured notes senilai US$700 juta yang seharusnya dilakukan pada bulan lalu dan terpaksa ditunda hingga akhir November. Petrosea (PTRO) menargetkan kontribusi pendapatan sebesar 10% dari pengerjaan kontrak pertambangan batubara dengan Indonesia Pratama tahun depan. Nilai kontrak proyek berjangka waktu 7 tahun tersebut mencapai USD 232 juta. Penandatanganan kontrak pertambangan PTRO dengan anak usaha Bayan Resources (BYAN) tersebut telah dilakukan pada Juni lalu. PTRO ditargetkan mampu melaksanakan pengangkatan lapisan tanah atas sebanyak 71,9 juta kubik meter (bcm). Sepanjang sembilan bulan pertama 2014, Krakatau Steel (KRAS) mencatatkan rugi bersih sebesar US$117,47 juta atau meningkat dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang membukukan rugi US$10,09 juta. Pendapatan perseroan mengalami penurunan 15,44% menjadi US$1,36 miliar dari pendapatan pada periode yang sama tahun lalu sebesar US$1,57 miliar. Adapun penjualan produk baja ke pasar lokal turun menjadi US$1,14 miliar dari tahun sebelumnya US$1,3 miliar. Meski demikian, penjualan produk baja yang diekspor meningkat menjadi US$49,75 juta dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$17,81 juta. Adapun penurunan kinerja industri besi baja disebabkan oleh turunnya harga jual rata-rata produk baja perseroan akibat penurunan harga baja di pasar global. Laba bersih Sarana Menara Nusantara (TOWR) sepanjang sembilan bulan pertama meningkat signifikan sebesar 736,73% menjadi Rp889,7 miliar. Kenaikan laba tersebut dikarenakan perseroan mampu membalikan rugi selish kurs pada 9M13 sebesar Rp683,95 miliar menjadi laba selisih kurs sebesar Rp69,36 miliar pada 9M14. Pendapatan perseroan meningkat 33,48% menjadi Rp3,07 triliun per September 2014. Penyumbang terbesar pendapatan berasal dari Hutchinson 3 Indonesia senilai Rp1,17 triliun atau 38% terhadap total pendapatan. Berikutnya didukung pendapatan dari XL Axiata (EXCL) sebesar Rp619,94 miliar dan Telekomunikasi Selular senilai Rp574,24 miliar. Telekomunikasi Indonesia (TLKM), XL Axiata (EXCL) dan Indosat (ISAT) akan melanjutkan monetisasi menara telekomunikasi pada 2015-2016. Peningkatan nilai tambah tersebut diharapkan mampu mengurangi utang dan membiayai ekspansi di masa mendatang. Jumlah menara yang bisa dimonetisasi. Indosat (ISAT) berupaya mengurangi eksposur dollar AS dalam neraca keuangannya. Strategi yang dilakukan perseroan adalah mengubah struktur utang dari utang bermata uang dollar AS menjadi rupiah. Perseroan berencana melakukan pembelian kembali (buyback) obligasi berdenominasi dollar AS yang akan jatuh tempo pada tahun 2020. Tahun 2015 perseroan
menargetkan dari USD 1 miliar utang, porsi utang rupiah dan dollar AS 75% dan 25% dari saat ini masing-masing 50%. Obligasi yang akan di-buyback merupakan guaranteed notes yang diterbitkan anak usaha perseroan, yaitu Indosat Palapa Company B.V. (IPBV) yang berdomisili di Amsterdam senilai total USD 650 juta dengan bunga 7,37% per tahun. Surat utang ini akan jatuh tempo pada 29 Juli 2020. Namun IPBV memiliki opsi untuk membayar lebih awal tahun 2015. Sebelum 29 Juli 2015, perusahaan mempunyai hak opsi untuk melakukan buyback seluruh atau sebagian dari nilai pokok guaranteed notes. Harga buyback setara dengan 100% nilai pokok ditambah premium tertentu. Jika buyback dilakukan pada dan setelah 29 Juli 2015, IPBV juga akan bisa melakukan sebagian atau seluruh dari nilai pokok terutang di harga tertentu. Ada opsi lain yang telah disepakati antara perusahaan dan kreditur, yaitu buyback bisa dilakukan setiap saat asal ada pemberitahuan tidak kurang dari 30 hari atau lebih dari 60 hari. Harga buyback ditentukan 100% dari nilai pokok ditambah bunga dan jumlah tambahan yang belum dan masih harus dibayar sampai dengan tanggal buyback. Opsi ini dilakukan bila ada perubahan tertentu yang mempengaruhi potongan pajak di Indonesia dan Belanda. Ketentuan lain, jika ada perubahan kendali pada IPBV, maka kreditur guaranteed notes berhak meminta anak usaha ISAT membeli kembali seluruh atau sebagian obligasi milik mereka. Rencana buyback ini dilakukan agar perseroan bisa membukukan kinerja positif. Indosat (ISAT) berencana melakukan Penawaran Obligasi Berkelanjutan I Indosat Tahap I Tahun 2014, dengan kupon obligasi yang ditawarkan 9% - 10,85%. Nilai emisi obligasi sebanyak-banyaknya sebesar Rp 2,2 triliun. Instrumen utang ini merupakan bagian dari rencana pendanaan perusahaan dalam rangka refinancing pinjaman dalam bentuk mata uang rupiah dan USD. Selain digunakan untuk refinancing, dana obligasi akan digunakan untuk pengembangan bisnis perusahaan lebih lanjut. Indosat juga menerbitkan Sukuk Ijarah Berkelanjutan I Indosat Tahap I Tahun 2014 sebanyak-banyaknya Rp 300 miliar. Sukuk tersebut terdiri dari 4 seri, yaitu Seri A bertenor 3 tahun dengan imbal ijarah 9%-10%, Seri B bertenor 5 tahun dengan imbal 9,45%-10,45%, Seri C bertenor 7 tahun dengan imbal 9,65%10,65% dan Seri D sebesar ekuivalen 9,85%-10,85%. Indosat menunjuk PT Mandiri Sekuritas, PT BCA Sekuritas, PT Danareksa Sekuritas, PT DBS Vickers Securities Indonesia dan PT HSBC Securities Indonesia selaku penjamin pelaksana emisi. Bertindak sebagai wali amanat obligasi adalah Bank Rakyat Indonesia (BBRI). Bookbuliding mulai 6-20 November 2014, tanggal efektif diharapkan pada 2 Desember 2014, sehingga pencatatan di BEI dapat dilakukan pada 11 Desember 2014. Sat Nusapersada (PTSN) menggandeng Teletama Artha Mandiri (TAM) dalam rangka ekspansi usaha ke produk smartphone. Perjanjian kerja sama tersebut telah ditandatangani pada 4 November 2014. Dalam kemitraan tersebut, PTSN akan memproduksi telepon genggam bermerek Verena, sedangkan TAM sebagai pemegang merek sekalgus pembeli. TAM lebih dulu dikenal sebagai distributor Blackberry. Rencana penaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi diharapkan segera terealisasi dan dialihkan kepada sektor infrastruktur agar mampu menggerakan pertumbuhan kinerja Semen Baturaja (SMBR). Pengalihan subsidi BBM ke infrastruktur membuat permintaan semen akan meningkat pada tahun depan, tahun dimana penaikan BBM direncanakan untuk dilakukan. Melihat kondisi tersebut, SMBR akan meningkatkan target produksi dan penjualan pada 2015. Sepanjang 2014, perseroan
DISCLAIMER This report is compiled and contained from sources believed to be reliable, but its accuracy and completeness are not guaranteed. This is not a solicitation to buy or sell of any securities. None of PT. Valbury Asia Securities or their respective employees and agents makes any representation or warranty or accepts any responsibility or liability as to, or in relation to, the accuracy or completeness of the information and opinions contained in the report or opinions remaining unchanged after the issue thereof.
2
7 November 2014
7 November 2014 menargetkan dapat memproduksi dan menjual semen sebanyak 1,3-1,4 juta ton. Target tersebut sedikit diturunkan dari awal tahun 1,5 juta ton. Metropolitan Land (MTLA) merevisi target penjualan pemasaran (marketing sales) tahun ini menjadi sebesar Rp 1 triliun, turun 10% dibandingkan dengan tahun lalu Rp 1,1 triliun. Revisi target tersebut dilakukan karena terdapat beberapa proyek yang maksimal penjualannya mundur menjadi tahun depan. Salah satu proyek yang tengah dikaji ulang pembangunannya adalah proyek pembangunan hotel di Lampung. Hingga akhir tahun ini, perseroan juga diperkirakan hanya menyerap capex kurang lebih 70% atau sebesar Rp 462 miliar. MTLA akan menjaga pertumbuhan kinerja keuangan sebesar 10-20% pada tahun depan. Metropolitan Land (MTLA) menyatakan pembatalan pembangunan Jembatan Selat Sunda (JSS) oleh pemerintah, tidak akan mengganggu pengembangan proyek-proyek yang ada di Lampung. Saat ini perseroan tengah merencanakan pengembangan apartmen dan hotel di Lampung, yaitu M Gold Apartment dan Metland Hotel. M Gold Apartment Lampung akan memulai konstruksi pada kuartal III 2015 dengan luas bangunan mencapai 14.500 meter persegi dan tinggi bangunan 20 lantai sebanyak 192 unit. Sementara Metland Hotel Lampung akan memulai konstruksi pada kuartal IV 2015 dengan luas tanah 1.058 meter persegi dan tinggi bangunan delapan lantai plus satu basement dengan jumlah kamar 93 room key. Pakuwon Jati (PWON) dan Agung Podomoro Land (APLN) akan terus meningkatkan pendapatan berkelanjutan (recurring income) pada tahun depan. Kedua perseroan akan memanfaatkan sewa ruang ritel dan jasa pemeliharaan gedung. Jaya Real Property (JRPT) membukukan peningkatan laba bersih per September 2014 menjadi Rp 528,94 miliar dibandingan sebelumnya Rp 365,46 miliar. Pendapatan tumbuh 36,47% hingga September 2014 menjadi Rp 1,27 triliun dibandingkan sebelumnya Rp 930,92 miliar. Hingga September 2014 Bakrieland Development (ELTY) mengalami penurunan laba bersih hingga 72,21% YoY menjadi Rp 210,49 miliar dibandingkan sebelumnya Rp 757,55 miliar. Pendapatan turun hingga 51,09% menjadi Rp 1,3 triliun dari sebelumnya Rp 2,67 triliun. Akumulasi rugi bersih entitas anak mencapai Rp 1,65 triliun dan terjadi defisiensi modal sebesar Rp 1,04 triliun per September 2014. Intiland Development (DILD) telah membukukan pendapatan sebesar Rp648,8 miliar yang diperoleh dari Surabaya sepanjang kuartal III tahun ini. Pendapatan dari Surabaya tersebut menyumbang hampir 50% dari pendapatan secara total perseroan yakni Rp1,3 triliun. Kontribusi terbesar terhadap pendapatan DILD di Surabaya berasal dari proyek Graha Natura dan Ngoro Industrial Park. Sierad Produce (SIPD) berencana melakukan tindakan korporasi sebagai berikut: - Penambahan modal tanpa HMETD dengan cara menerbitkan sebanyak 100 saham seri A, 391 saham seri B dan 16 saham seri C baru dari simpanan perseroan. - Penggabungan saham (reverse stock) atas saham-saham perseroan, dimana direncanakan setiap 10 saham dengan nilai nominal lama akan menjadi 1 saham dengan nilai nominal baru. RUPSLB akan diselenggarakan pada 24 November 2014.
Tiga Pilar Sejahtera (AISA) memilih untuk fokus menggarap pasar domestik, khususnya untuk produk beras premium yang dimiliki. Perseroan masih ingin fokus untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri terlebih dulu. Kontribusi yang diberikan beras premium masih minim jika dibandingkan produk beras milik TPS Food lainnya, yakni beras komoditas yang memberikan kontribusi hingga 80%-90%. TPS Food memiliki produk beras yang beragam mulai dari segmen premium, menengah hingga beras komoditas. Selain itu TPS Food memiliki produk beras merah dengan brand yang berbeda. Di tengah berbagai tantangan yang menggeluti industri rokok, Gudang Garam (GGRM) membukukan pertumbuhan paling signifikan dibandingkan emiten rokok lainnya. GGRM pada sembilan bulan pertama tahun ini membukukan pendapatan sebesar Rp48,18 triliun, meningkat 20,41% dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp40,01 triliun. Pertumbuhan penjualan itu ditopang oleh penjualan rokok sigaret kretek mesin (SKM) yang tumbuh 23,42% menjadi Rp43,42 triliun dibandingkan dengan sebelumnya Rp35,18 triliun. Adapun penjualan rokok jenis sigaret kretek tangan (SKT) turun menjadi Rp3,56 triliun dari sebelumnya Rp3,99 triliun. Laba bersih perseroan juga meningkat 24,45% menjadi Rp4,06 triliun dibandingkan dengan Rp3,27 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Bentoel Investama (RMBA) pada sembilan bulan pertama tahun ini membukukan pendapatan sekitar Rp10,3 triliun atau meningkat 18,39% dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp8,7 triliun. Namun, beban pokok penjualan meningkat 25,26% menjadi Rp8,37 triliun dari Rp7,48 triliun. Kenaikan beban pokok tersebut, ditambah dengan kenaikan beban usaha menyebabkan perseroan mengalami rugi bersih sebesar Rp1,09 triliun, meningkat 64,9% dari rugi bersih pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp661 miliar. Adapun kenaikan beban ini disebabkan oleh kenaikan harga cengkeh pada periode tersebut dan ditambah juga dengan depresiasi nilai tukar rupiah yang signifikan sehingga menyebabkan kenaikan pada beban penjualan. Kendati posisi kas dan setara kas per akhir September 2014 hanya sebesar Rp11,55 miliar, Indofarma (INAF) tetap yakin dapat melunasi utang jatuh tempo senilai Rp120 miliar pada 20 Desember 2014. Pada akhir tahun, perseroan biasanya memiliki kelonggaran kas dari pelunasan tender. Kelonggaran kas yang dimaksud berasal dari piutang usaha yang jatuh tempo pada Oktober-Desember yang jumlahnya diperkirakan Rp100 miliar. Dana inilah yang rencananya akan dipakai untuk melunasi medium term notes (MTN) I senilai Rp120 miliar yang diterbitkan pada 20 Desember 2012. Perseroan juga akan mengandalkan dana segar dari aksi korporasi yang akan dilakukan, salah satunya dengan melepas 20% saham di anak usaha, Indofarma Global Medika. Bank Negara Indonesia (BBNI) melelang aset Rp1,3 triliun sebagai bagian pemulihan kredit bermasalah. Lelang aset ini terdiri dari 357 unit bangunan dan tanah. Aset bernilai Rp1,3 triliun tersebut meupakan angunan debitur yang mengalami gagal bayar. Ini merupakan recovery pertama, dimana target tahunan diharapkan mencapai Rp2,5 triliun sehingga tinggal kurang Rp1 trilun dan diharapkan dapat terpenuhi sampai akhir tahun. Bank Jabar Banten (BJBR) mengakui kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi di akhir tahun 2014 akan menurunkan kemampuan bayar angsuran debiturnya. Meski demikian, Persroan optimis kondisi ini tidak menghambat upaya perseroan dalam menurunkan rasio kredit bermasalahnya atau Non Performing Loan (NPL). Perseroan optimis BJB dapat
DISCLAIMER This report is compiled and contained from sources believed to be reliable, but its accuracy and completeness are not guaranteed. This is not a solicitation to buy or sell of any securities. None of PT. Valbury Asia Securities or their respective employees and agents makes any representation or warranty or accepts any responsibility or liability as to, or in relation to, the accuracy or completeness of the information and opinions contained in the report or opinions remaining unchanged after the issue thereof.
3
7 November 2014
7 November 2014 menurunkan tingkat NPL menjadi 3,10% di akhir tahun 2014. Oleh karena itu perseroan tetap berusaha melakukan penagihan angsuran secara intensif, termasuk restrukturisasi dan penjualan agunan. Bank OCBC NISP (NISP) menargetkan penyaluran kredit konsumer tahun 2014 tumbuh sama dengan tahun 2013 yang tumbuh 0,78% YoY. Sepanjang tahun 2014 kredit konsumer NISP terutama kredit pemilikan rumah (KPR) melambat cukup banyak. Menurut manajemen, hal ini dampak dari kebijakan Loan To Value (LTV) dari Bank Indonesia (BI) yang memperbesar setoran uang muka bagi debitur yang hendak memiliki rumah lebih dari satu. Bank OCBC NISP (NISP) membukukan dana kelolaan nasabah prioritas (wealth management) hingga September 2014 sebesar Rp 7 triliun, meningkat dibandingkan posisi sama tahun lalu yang tercatat Rp 5,8 triliun.
643 miliar dari Initial Public Offering (IPO). Perseroan memperkirakan jadwal emisi dengan pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 4 November 2014 lalu. Masa penawaran umum 26 - 28 November 2014 dan penjatahan 2 Desember 2014. Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan bahwa pemerintah hingga saat ini masih menimbang tentang kemungkinan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Pemerintah belum menyimpulkan bahwa harga BBM bersubsidi akan naik. Menteri Keuangan, Bambang Brodjonegoro, memperkirakan pertumbuhan ekonomi 2014 mencapai 5,2%, meski pun hingga kuartal III 2014 hanya mencapai 5,01%. Untuk itu pertumbuhan ekonomi kuartal IV 2014 harus dikisaran 5,1%-5,2%. Investasi dan konsumsi pemerintah dapat menolong di pertumbuhan ekonomi kuartal IV 2014.
Garuda Indonesia (GIAA) berencana menggabungkan kembali passanger service charge (PSC) atau airport tax ke dalam harga tiket jika pihak Kementerian Perhubungan, Angkasa Pura I dan II serta Bandara Unit Pelayanan Teknis sudah menerapkan sistem airport tax sesuai standar internasional. Selama dua tahun ini perseroan menanggung kerugian mencapai Rp 2,6 miliar per bulan karena penggabungan airport tax dengan harga tiket. Citi dan Garuda Indonesia (GIAA) meluncurkan kartu kredit traveling dengan nama Garuda Indonesia Citi Card (GICC) yang sebelumnya pernah diluncurkan pada tahun 2006. Peluncuran kembali dilakukan setelah melihat perkembangan ekonomi dan pariwisata nasional yang membaik akhir-akhir ini. Kartu Kredit Garuda Indonesia Citi ditargetkan tumbuh 20%, baik dari segi penambahan pemegang produk tersebut maupun sisi nilai transaksinya dan diharapkan bisa dua sampai tiga kali lipat dalam 2-3 tahun ke depan. Jumlah pemegang kartu kredit Garuda Indonesia Citi yang aktif sejak tahun 2006 sekitar 50.000 nasabah. Peluncuran kembali kartu kredit yang dilengkapi fitur-fitur baru itu dilatarbelakangi peningkatan masyarakat kelas menengah. Selain itu aktivitas dan tren bepergian masyarakat Indonesia yang semakin bertumbuh. Garuda Indonesia (GIAA), melalui anak usahanya GMF AeroAsia, menjalin kerja sama dengan Vas Aero Malaysia Bhd untuk perawatan komponen pesawat sipil dan militer berjangka waktu 1 tahun. Siloam International Hospitals (SILO) semakin ekspansif dengan menghadirkan layanan kesehatan berkualitas internasional di berbagai kota di Indonesia. Pada 2015, perseroan berencana membangun hingga 10 rumah sakit, dengan menyiapkan belanja modal sekitar USD 140 juta. Hingga 2017, SILO akan membangun 40 rumah sakit. Argha Karya Prima Industry (AKPI) meraih kenaikan laba sebesar 25,97% YoY hingga September 2014 menjadi Rp 28,64 miliar, dibandingkan sebelumnya sebesar Rp 22,73 miliar. Penjualan neto naik menjadi Rp 1,45 triliun dari sebelumnya Rp 1,21 triliun. PT Intan Baruprana Finance (IBF) anak usaha Intraco Penta (INTA) akan melepas saham sebanyak 40% dari modal ditempatkan dan disetor atau sebanyak 1.670.480.000 saham dalam rangka IPO. BNI Securities bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi. Harga penawaran Perdana saham di kisaran Rp 311-Rp 383 per saham. Perseoan menargetkan dana sebesar Rp 520 miliar - Rp DISCLAIMER This report is compiled and contained from sources believed to be reliable, but its accuracy and completeness are not guaranteed. This is not a solicitation to buy or sell of any securities. None of PT. Valbury Asia Securities or their respective employees and agents makes any representation or warranty or accepts any responsibility or liability as to, or in relation to, the accuracy or completeness of the information and opinions contained in the report or opinions remaining unchanged after the issue thereof.
4
7 November 2014 COMMODITIES
DUAL LISTING
Description
Price (USD)
Crude Oil (US$)/Barrel Natural Gas (US$)/mmBtu Gold (US$)/Ounce Nickel (US$)/MT Tin (US$)/MT Coal (NEWC) (US$)/MT* Coal (RB) (US$)/MT* CPO (ROTH) (US$)/MT CPO (MYR)/MT Rubber (MYR/Kg) Pulp (BHKP) (US$)/per ton
Change
77,84 4,41 1141,31 15500,00 19970,00 63,00 65,87 755,00 2260,00 604,50 730,98
-0,07 0,00 -0,54 175,00 325,00 ---5,00 -39,00 1,50 1,85
Description
Price (USD)
TLKM (US) ANTM (GR)
Price (IDR)
44 0,07
13.375 797
Change (IDR) -282 0
*weekly
GLOBAL INDICES VALUATION Country USA USA ENGLAND CHINA CHINA HONG KONG INDONESIA JAPAN MALAYSIA SINGAPORE
Indices DOW JONES INDUS. NASDAQ COMPOSITE FTSE 100 INDEX SHANGHAI SE A SH SHENZHEN SE A SH HANG SENG INDEX JAKARTA COMPOSITE NIKKEI 225 KLCI STRAITS TIMES INDEX
Price 17554,47 4638,47 6551,15 2540,09 1425,90 23649,31 5034,23 16923,14 1831,98 3290,96
Change %Day %YTD 0,40 5,90 0,38 11,06 0,18 -2,93 0,28 14,70 0,86 29,18 -0,20 1,47 -0,64 17,78 -0,86 3,08 -0,40 -1,87 0,10 3,90
FOREIGN EXCHANGE Description USD/IDR EUR/IDR JPY/IDR SGD/IDR AUD/IDR GBP/IDR CNY/IDR MYR/IDR KRW/IDR
PBV (X) 2014E 2015F 2,93 2,74 3,46 3,14 1,77 1,69 1,32 1,19 2,77 2,45 1,30 1,20 2,81 2,48 1,64 1,53 2,10 1,97 1,31 1,24
Market Cap (USD Bn) 4.973,1 7.280,0 1.447,6 2.952,6 1.874,0 1.872,4 388,8 2.721,1 313,5 416,7
FOREIGN EXCHANGE Rate (IDR) 12.148,50 15.040,45 105,50 9.381,73 10.400,45 19.245,90 1.987,44 3.634,01 11,13
Change -13,50 -154,05 -0,51 -14,12 -67,67 -168,81 0,00 -7,08 -0,08
CENTRAL BANK RATE Description FED Rate (%) BI Rate (%) ECB Rate (%) BOJ Rate (%) BOE Rate (%) PBOC Rate (%)
PER (X) 2014E 2015F 15,45 14,67 22,77 18,68 13,75 12,95 9,81 8,74 24,66 19,17 10,95 10,15 16,45 14,03 18,76 16,67 16,81 15,34 14,30 13,24
Description 1000 IDR/ USD EUR / USD JPY / USD SGD / USD AUD / USD GBP / USD CNY / USD MYR / USD 100 KRW / USD
Rate (USD) 0,08 1,24 0,01 0,77 0,86 1,58 0,16 0,30 0,09
Change 0,0001 0,0006 0,0000 0,0006 0,0002 0,0010 0,0000 -0,0006 -0,0006
INTERBANK LENDING RATE Country US Indonesia Euro Japan England China
Rate (%) 0.25 7.50 0.05 0.10 0.50 6.00
Description JIBOR (IDR) LIBOR (GBP) SIBOR (USD) D TIBOR (YEN) Z TIBOR (YEN) SHIBOR (RENMINBI)
Country Indonesia England Singapore Japan Japan China
Rate (%) 6.92 0.51 0.17 0.14 0.13 3.90
DISCLAIMER This report is compiled and contained from sources believed to be reliable, but its accuracy and completeness are not guaranteed. This is not a solicitation to buy or sell of any securities. None of PT. Valbury Asia Securities or their respective employees and agents makes any representation or warranty or accepts any responsibility or liability as to, or in relation to, the accuracy or completeness of the information and opinions contained in the report or opinions remaining unchanged after the issue thereof.
5
7 November 2014 INDONESIAN ECONOMIC INDICATORS Description Inflation YTD % Inflation YOY % Inflation MOM % Foreign Reserve (US$) GDP (IDR Tn)
SBI
Oct'14
Description SBI (9M) SBIS (9M)
Sep'14
4.19 4.83 0.47 111.16 2,480,807.00
3.71 4.53 0.27 111.16 2,480,807.00
Rate (%) 6,84809 6,84809
BUSINESS & ECONOMIC CALENDAR Date 07 Nov 07 Nov 07 Nov 08 Nov 07-10 Nov 07-10 Nov 12 Nov 12 Nov
Agenda US Unemployment Rate US Underemployment Rate US Labor Force Participation Rate US Consumer Credit Indonesia Net Foreign Assets Indonesia Foreign Reserves US Wholesale Inventories MoM US Wholesale Trade Sales MoM
Expectation Tetap 5.9% --Naik menjadi $16.50 Bn dari $13.53 Bn --Turun menjadi 0.1% dari 0.7% --
Ket: (*) US Time (^) Tentative
LEADING MOVERS Stock UNTR INCO SCMA TBIG MPPA BIRD TSPC PTPP TINS KLBF
LAGGING MOVERS Price
IJ IJ IJ IJ IJ IJ IJ IJ IJ IJ
Change (%)
19075 3835 3280 8725 3180 7625 2860 2655 1240 1685
Index pt
2.55 3.65 2.34 1.45 3.25 2.35 3.44 2.71 3.77 0.30
Stock
1.91 1.45 1.18 0.65 0.58 0.47 0.46 0.37 0.36 0.25
Price
BBRI BBCA TLKM BMRI CPIN UNVR GEMS SMGR INDF MNCN
IJ IJ IJ IJ IJ IJ IJ IJ IJ IJ
Change (%)
10800 12975 2710 10325 3835 30100 1705 15375 6500 2665
Index pt
-2.48 -0.95 -1.09 -0.96 -2.91 -0.74 -14.54 -1.44 -1.89 -2.74
-7.23 -3.29 -3.26 -2.49 -2.03 -1.85 -1.84 -1.44 -1.18 -1.15
UPCOMING IPO'S Company PT Soechi Lines PT Intan Baruprana Finance PT Karisma Aksara Mediatama
Business Shipping Transportation Finance Books Store Trade & Service
IPO Price (IDR) 600-800
Issued Shares (Mn) 2,571.43
Offering Date
Listing
24 Nov-26 Nov’14
02 Dec 2014
311-383
1,670.48
26 Nov-28 Nov’14
04 Dec 2014
175-240
535.82
TBA
TBA
Underwriter Mandiri Sekuritas RHB OSK Securities BNI Securities BCA Sekuritas Maybank Kim Eng
DISCLAIMER This report is compiled and contained from sources believed to be reliable, but its accuracy and completeness are not guaranteed. This is not a solicitation to buy or sell of any securities. None of PT. Valbury Asia Securities or their respective employees and agents makes any representation or warranty or accepts any responsibility or liability as to, or in relation to, the accuracy or completeness of the information and opinions contained in the report or opinions remaining unchanged after the issue thereof.
6
7 November 2014 7 November 2014 DIVIDEND Stock
DPS (IDR) 2700.00 119.00 20.00 6.00 60.00
ADMF MLBI MAIN BWPT SMSM
Status Cash Dividend Cash Dividend Cash Dividend Cash Dividend Cash Dividend
CUM Date 11 Nov-14 11 Nov-14 11 Nov-14 13 Nov-14 24 Nov-14
Ratio 1:4 20:132 1:6 100:43 10:7 9:1 ----
EXC. Price (IDR) 117.00 100.00 390-411 230.00 500.00 221.00 695.00 TBA TBA
EX Date 12 Nov-14 12 Nov-14 12 Nov-14 14 Nov-14 25 Nov-14
Recording 14 Nov-14 14 Nov-14 14 Nov-14 18 Nov-14 27 Nov-14
Payment 28 Nov-14 28 Nov-14 28 Nov-14 02 Dec-14 11 Dec-14
CORPORATE ACTIONS Stock ARTI AKKU BWPT BBRM BPFI BNII FORU ACST CPGT
Action Rights Issue Rights Issue Rights Issue Rights Issue Rights Issue Rights Issue Tender Offer Tender Offer Tender Offer
CUM Date 06-Nov-14 07-Nov-14 17-Nov-14 20-Nov-14 26-Nov-14 05-Dec-14 ----
EX Date 07-Nov-14 10-Nov-14 18-Nov-14 21-Nov-14 27-Nov-14 08-Dec-14 ----
Trading Period 13 Nov – 20 Nov’14 14 Nov – 20 Nov’14 24 Nov – 28 Nov’14 27 Nov – 03 Dec’14 03 Dec – 07 Dec’14 12 Dec – 18 Dec’14 30 Oct – 28 Nov’14 TBA TBA
GENERAL MEETING Emiten IPOL TBLA BWPT TRUB BEKS BABP BKSL ANJT BPFI BUVA APLN UNVR BNLI BSWD INPC DSSA TBIG KBRI BLTA MAYA PTSN
AGM/EGM RUPSLB RUPSLB RUPSLB RUPST/LB RUPSLB RUPSLB RUPSLB RUPSLB RUPSLB RUPSLB RUPSLB RUPSLB RUPST RUPSLB RUPSLB RUPSLB RUPSLB RUPSLB RUPST RUPSLB RUPST
Date
Agenda
07-Nov-14 07-Nov-14 10-Nov-14 10-Nov-14 10-Nov-14 12-Nov-14 12-Nov-14 13-Nov-14 19-Nov-14 24-Nov-14 27-Nov-14 27-Nov-14 27-Nov-14 28-Nov-14 28-Nov-14 01-Dec-14 02-Dec-14 03-Dec-14 04-Dec-14 09-Dec-14 10-Dec-14
DISCLAIMER This report is compiled and contained from sources believed to be reliable, but its accuracy and completeness are not guaranteed. This is not a solicitation to buy or sell of any securities. None of PT. Valbury Asia Securities or their respective employees and agents makes any representation or warranty or accepts any responsibility or liability as to, or in relation to, the accuracy or completeness of the information and opinions contained in the report or opinions remaining unchanged after the issue thereof.
7
7 November 7 November2014 2014
UNTR
TRADING BUY
S1
R1
18600
19350
Trend Grafik
Major
Down
Minor
Up
UNTR Upward Sloping Channel
S2
17850
Closing Price
R2
20100
25,000 24,000
19075
23,000
• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi negatif • Candle chart indikasi sinyal positif
Ulasan
• RSI berada dalam area overbought • Harga berada dalam area upper band April May Jun Jul August September UNTR - Stochastic %D(6,3,3) = 73.03, Stochastic %K = 77.13, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
Prediksi
October
November
• Trading range Rp18600-Rp19350 • Entry Rp19075, take Profit Rp19350
Indikator Stochastics MACD True Strength Index (TSI) Bollinger Band (Mid) MA5
Posisi 80.05 10.1 42.53 13799 18455
TINS
TRADING BUY
S1
R1
1210
UNTR - MACD (5,3) = -224.52, Signal() = -173.99
Sinyal Negatif Positif Positif Positif Positif
1260
UNTR - TSI(3,5,3) = 42.53
UNTR - William's % R(14) = -3.23
Created with AmiBroker - advanced charting and technical analysis software. http://www.amibroker.com
Trend Grafik
Major
Down
Minor
Up
TINS Wedge
S2
1160
Closing Price
R2
1,600
1310
1,500 1,300.03 1,255 1,400 1,240 1,240 1,300 1,217 1,199.38 1,200 1,179 1,153.06 1,100 1,153.06
1240 • MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi negatif
Ulasan
• Candle chart indikasi sinyal positif
1,132.5 1,000 1,132.5 1,110 900 80
• RSI berada dalam area overbought • Harga berada dalam area upper band Prediksi
April May Jun Jul August September TINS - Stochastic %D(6,3,3) = 69.60, Stochastic %K = 70.86, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
• Trading range Rp1210-Rp1310 • Entry Rp1240, take Profit Rp1310
Indikator Stochastics MACD True Strength Index (TSI) Bollinger Band (Mid) MA5
Posisi 82.94 17.5 27.51 1175 1217
21,112.4 22,000 19,350 21,000 19,350 19,075 20,000 19,075 18,900 19,000 18,455 18,000 18,084.4 17,817.5 17,000 17,800 80 16,934.4 16,000 77.1253 16,934.4 77.1253 100.0 90.0 80.0 73.0323 70.0 60.0 50.0 40.0 73.0323 30.0 20.0 10.0 0.0 20 400 300 200 100 -173.987 0 -100 -200 -224.522 42.5333 80.0 60.0 40.0 36.101 20.0 0.0 -20.0 0.00000 -40.0 -60.0 -80.0 0.0 -3.22581 -20.0 -40.0 -60.0 -80.0 -100.0
TINS - MACD (5,3) = -7.93, Signal() = -6.74
Sinyal Negatif Positif Positif Positif Positif
TINS - TSI(3,5,3) = 27.51
TINS - William's % R(14) = -10.34
October
November
70.8621 70.8621 90.0 80.0 70.0 69.5977 60.0 50.0 40.0 69.5977 30.0 20.0 10.0 0.0 20 30.0 20.0 -6.74498 10.0 0.0 -7.92634 -10.0 -20.0 -30.0 27.5066 80.0 60.0 40.0 27.1466 20.0 0.0 -20.0 -40.0 0.00000 -60.0 -80.0 0.0 -10.3448 -20.0 -40.0 -60.0 -80.0 -100.0
Created with AmiBroker - advanced charting and technical analysis software. http://www.amibroker.com
DISCLAIMER This report is compiled and contained from sources believed to be reliable, but its accuracy and completeness are not guaranteed. This is not a solicitation to buy or sell of any securities. None of PT. Valbury Asia Securities or their respective employees and agents makes any representation or warranty or accepts any responsibility or liability as to, or in relation to, the accuracy or completeness of the information and opinions contained in the report or opinions remaining unchanged after the issue thereof.
8
7 November 7 November2014 2014
INCO
TRADING BUY
S1
3725
R1
3900
S2
3575
R2
4050
Trend Grafik
Major
Up
Minor
Up
INCO Broadening Wedge
Closing Price
4,086.85 3,864.09 4,400 3,864.09 3,845 3,835 4,000 3,835 3,738 3,600 3,690.63 3,680.5 3,625 3,200 3,484.38
3835 • MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif
Ulasan
3,484.38 2,800
• RSI berada dalam area overbought • Harga berada dalam area upper band
Prediksi
April May Jun Jul August September INCO - Stochastic %D(6,3,3) = 58.57, Stochastic %K = 64.08, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
• Trading range Rp3725-Rp3900 • Entry Rp3835, take Profit Rp3900
Indikator Stochastics MACD True Strength Index (TSI) Bollinger Band (Mid) MA5
Posisi 23.64 -1.4 25.29 282 3738
MPPA
TRADING BUY
S1
R1
3075
October
November
INCO - MACD (5,3) = -26.43, Signal() = -16.35
Sinyal Positif Positif Positif Positif Positif
3275
100.0 25.286 80.0 60.0 40.0 20.0 17.2666 0.0 -20.0 -40.0 -60.0 0.00000 -80.0 0.0 -3.0303 -20.0 -40.0 -60.0 -80.0 -100.0
INCO - TSI(3,5,3) = 25.29
INCO - William's % R(14) = -3.03
Created with AmiBroker - advanced charting and technical analysis software. http://www.amibroker.com
Trend Grafik
Major
Up
Minor
Up 3,329.21 3,329.21 3,180 3,400 3,180 3,170.63 3,200 3,128 3,069.75 3,000 2,995 2,995 2,800 2,785 2,771.31 2,600
MPPA Wedge
S2
2900
Closing Price
R2
3450
3180 • MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif
Ulasan
2,400 80 64.082 100.0 64.082 90.0 80.0 70.0 60.0 58.5692 50.0 40.0 30.0 20.0 58.5692 10.0 0.0 20 60.0 40.0 -16.348 20.0 0.0 -20.0 -26.4262 -40.0 -60.0 -80.0
• Candle chart indikasi sinyal positif 2,400
• RSI mendekati area oversold 2,200
• Harga berada dalam area netral
Prediksi
April May Jun Jul August September MPPA - Stochastic %D(6,3,3) = 30.13, Stochastic %K = 39.63, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
• Trading range Rp3075-Rp3275 • Entry Rp3180, take Profit Rp3275
Indikator Stochastics MACD True Strength Index (TSI) Bollinger Band (Mid) MA5
Posisi 83.10 3.2 -14.10 740 3128
MPPA - MACD (5,3) = 0.46, Signal() = 7.54
Sinyal Positif Positif Positif Positif Positif
MPPA - TSI(3,5,3) = -14.10
MPPA - William's % R(14) = -42.86
October
November
2,000 80 100.0 39.6334 90.0 80.0 70.0 39.6334 60.0 50.0 40.0 30.0 30.1292 20.0 10.0 30.1292 60.0 7.53917 40.0 20 20.0 0.4593 0.0 -20.0 -40.0 100.0 80.0 60.0 0.00000 40.0 20.0 0.0 -14.0983 -20.0 -40.0 -60.0 -80.0 -14.0994 0.0 -20.0 -40.0 -42.8571 -60.0 -80.0 -100.0
Created with AmiBroker - advanced charting and technical analysis software. http://www.amibroker.com
DISCLAIMER This report is compiled and contained from sources believed to be reliable, but its accuracy and completeness are not guaranteed. This is not a solicitation to buy or sell of any securities. None of PT. Valbury Asia Securities or their respective employees and agents makes any representation or warranty or accepts any responsibility or liability as to, or in relation to, the accuracy or completeness of the information and opinions contained in the report or opinions remaining unchanged after the issue thereof.
9
7 November 7 November2014 2014
BBKP
TRADING BUY
S1
760
R1
780
S2
750
R2
790
Closing Price
Trend Grafik
Major
Up
Minor
Up 873 873
BBKP Upward Sloping Channel
850.0
770
770 770 800.0 765 759 756.25 750.0 740.25
• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif
706.667 700.0 706.667 695.613 685 650.0
• Candle chart indikasi sinyal positif
Ulasan
• RSI mendekati area overbought • Harga berada dalam area upper band
Prediksi
April May Jun Jul August September BBKP - Stochastic %D(6,3,3) = 70.37, Stochastic %K = 77.78, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
• Trading range Rp750-Rp790
October
November
• Entry Rp770, take Profit Rp790 BBKP - MACD (5,3) = -2.70, Signal() = -1.75
Indikator Stochastics MACD True Strength Index (TSI) Bollinger Band (Mid) MA5
Posisi 83.10 3.2 31.87 740 759
TOTL
TRADING BUY
S1
960
R1
990
S2
930
R2
1020
Closing Price
Sinyal Positif Positif Positif Positif Positif
BBKP - TSI(3,5,3) = 31.87
BBKP - William's % R(14) = 0.00
0.0 0.00000 -20.0 -40.0 -60.0 -80.0 -100.0
Created with AmiBroker - advanced charting and technical analysis software. http://www.amibroker.com
Trend Grafik
Major
Up
Minor
Up 980 980 975 1,020.0 965 965 960.0 944 934.375 925 900.0 925 923 840.0 890 825.458
TOTL Wedge Bullish Breakout
980 • MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi negatif
Ulasan
• Candle chart indikasi sinyal positif
780.0
• RSI berada dalam area overbought • Harga berada dalam area upper band
Prediksi
April May Jun Jul August September TOTL - Stochastic %D(6,3,3) = 73.49, Stochastic %K = 89.36, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
• Trading range Rp960-Rp1020 • Entry Rp980, take Profit Rp1020
Indikator Stochastics MACD True Strength Index (TSI) Bollinger Band (Mid) MA5
Posisi 88.54 119.9 56.92 8071 944
600.0 80 77.7778 77.7778 100.0 80.0 70.3704 60.0 40.0 70.3704 20.0 200.0 8.0 6.0 -1.75123 4.0 2.0 0.0 -2.0 -2.70185 -4.0 -6.0 -8.0 31.866 80.0 60.0 40.0 26.0066 20.0 0.0 -20.0 -40.0 0.00000 -60.0
TOTL - MACD (5,3) = -10.26, Signal() = -7.17
Sinyal Negatif Positif Positif Negatif Positif
TOTL - TSI(3,5,3) = 56.92
TOTL - William's % R(14) = -5.26
October
November
720.0 89.3567 89.3567 80 90.0 80.0 73.4893 70.0 60.0 50.0 40.0 73.4893 30.0 20.0 10.0 200.0 20.0 10.0 -7.17292 0.0 -10.0 -10.2637 -20.0 56.9187 80.0 60.0 40.0 35.3986 20.0 0.0 -20.0 0.00000 -40.0 -60.0 0.0 -5.26316 -20.0 -40.0 -60.0 -80.0 -100.0
Created with AmiBroker - advanced charting and technical analysis software. http://www.amibroker.com
DISCLAIMER This report is compiled and contained from sources believed to be reliable, but its accuracy and completeness are not guaranteed. This is not a solicitation to buy or sell of any securities. None of PT. Valbury Asia Securities or their respective employees and agents makes any representation or warranty or accepts any responsibility or liability as to, or in relation to, the accuracy or completeness of the information and opinions contained in the report or opinions remaining unchanged after the issue thereof.
10
7 November 2014 7 November 2014 THESE RECOMMENDATIONS ARE BASED ON TECHNICAL AND ONLY INTENDED FOR ONE DAY TRADING Price Entry
Exit
MACD
Indicators Stoc*
MA5*
23025 1940 2110
23025 1940 2110
22150 1965 2150
22125 1855 2060
22775 1910 2090
23425 1965 2120
24075 2020 2150
Negatif Positif Positif
Negatif Positif Positif
Negatif Negatif Positif
24000 2000 2155
19250 1735 1750
Trading Sell 130 BUMI Trading Sell 12575 PTBA 1080 ADRO Trading Sell Trading Sell 3750 MEDC Trading Buy 3835 INCO Trading Buy 945 ANTM Trading Buy 1240 TINS Basic Industry and Chemicals 15375 SMGR Trading Sell Trading Sell 23550 INTP 2260 SMCB Trading Sell
130 12575 1080 3750 3835 945 1240
127 12350 1035 3700 3900 965 1310
124 12350 1035 3705 3570 920 1160
128 12525 1070 3735 3730 935 1210
132 12700 1105 3765 3900 950 1260
136 12875 1140 3795 4050 965 1310
Negatif Negatif Negatif Negatif Positif Positif Positif
Negatif Negatif Negatif Negatif Positif Positif Positif
Negatif Negatif Negatif Negatif Positif Negatif Positif
183 13625 1285 3900 3950 1140 1285
118 11100 920 3360 3455 925 1080
15375 23550 2260
14950 22900 2210
14950 22900 2205
15275 23350 2245
15600 23800 2285
15925 24250 2325
Negatif Negatif Negatif
Negatif Negatif Negatif
Negatif Negatif Negatif
16325 24275 2715
14500 20800 2260
6950 1320
6950 1320
7100 1435
6800 1210
6900 1285
7000 1360
7100 1435
Positif Positif
Positif Positif
Positif Negatif
7250 1640
6325 1270
6500 61300 30100 1685
6500 61300 30100 1685
6825 60150 29675 1720
6225 58025 29675 1650
6425 60150 30000 1675
6625 62275 30325 1700
6825 64400 30650 1725
Negatif Positif Negatif Positif
Negatif Positif Negatif Positif
Negatif Positif Negatif Negatif
7100 61700 32200 1715
6375 55500 29625 1595
Property, Real Estate and Building Construction Trading Sell 1565 1565 BSDE Trading Buy 2655 2655 PTPP Trading Sell 2770 2770 WIKA Trading Sell 2490 2490 ADHI
1545 2690 2740 2460
1545 2520 2665 2380
1560 2605 2740 2460
1575 2690 2815 2540
1590 2775 2890 2620
Negatif Negatif Negatif Negatif
Negatif Positif Negatif Positif
Negatif Positif Negatif Negatif
1640 2675 2935 2935
1420 2100 2420 2320
Infrastructure, Utilities and Transportation Trading Sell 5900 PGAS Trading Sell 6400 JSMR Trading Sell 3530 ISAT Trading Sell 2710 TLKM 3145 CMNP Trading Sell
5900 6400 3530 2710 3145
5825 6300 3510 2670 3130
5825 6300 3460 2655 3130
5875 6375 3510 2695 3145
5925 6450 3560 2735 3160
5975 6525 3610 2775 3185
Negatif Negatif Negatif Negatif Negatif
Negatif Negatif Positif Negatif Negatif
Negatif Positif Negatif Negatif Negatif
6075 6450 4000 2960 3300
5600 5825 3510 2680 3050
10325 10800 5650 12975 1110
10100 10650 5500 12775 1075
10100 10225 5400 12775 1075
10275 10625 5575 12925 1100
10450 11025 5750 13075 1125
10625 11425 5925 13225 1150
Negatif Negatif Negatif Negatif Negatif
Negatif Negatif Negatif Negatif Negatif
Negatif Negatif Negatif Negatif Negatif
10650 11150 5950 13575 1195
9300 10000 4975 12050 1070
19075 3180
19350 3275
17850 2895
18600 3080
19350 3275
20100 3450
Positif Negatif
Positif Positif
Positif Positif
20850 3375
16700 2650
Ticker
Rec
Agriculture Trading Sell AALI Trading Buy LSIP SGRO Trading Buy
06/11/14
Support S2 S1
Resistance R1 R2
1 Month High Low
Mining
Miscellaneous Industry Trading Buy ASII Trading Buy GJTL Consumer Goods Industry Trading Buy INDF GGRM Trading Sell Trading Sell UNVR Trading Buy KLBF
Finance Trading Sell 10325 BMRI Trading Sell 10800 BBRI Trading Sell 5650 BBNI Trading Sell 12975 BBCA Trading Sell 1110 BBTN Trade, Services and Investment Trading Buy 19075 UNTR Trading Buy 3180 MPPA
DISCLAIMER This report is compiled and contained from sources believed to be reliable, but its accuracy and completeness are not guaranteed. This is not a solicitation to buy or sell of any securities. None of PT. Valbury Asia Securities or their respective employees and agents makes any representation or warranty or accepts any responsibility or liability as to, or in relation to, the accuracy or completeness of the information and opinions contained in the report or opinions remaining unchanged after the issue thereof.
11