BPS PROVINSI ACEH No.12/03/Th.XVI, 1 Maret 2013
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN FEBRUARI 2013
Pada Februari 2013, Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Aceh tercatat sebesar 103,36 turun sebesar 0,08 persen dibandingkan bulan Januari 2013. Hal ini disebabkan Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) mengalami peningkatan sebesar 0,49 persen atau peningkatannya lebih besar dari pada peningkatan Indeks Harga yang Diterima Petani (It), sebesar 0,41 persen. NTP per subsektor pada bulan Februari 2013 tercatat sebagai berikut: Subsektor Tanaman Pangan (NTP-TP) sebesar 113,88; Subsektor Hortikultura (NTP-TH) sebesar 97,98; Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-TPR) sebesar 108,50; Subsektor Peternakan (NTP-Pt) sebesar 97,27; dan Subsektor Perikanan (NTP-Pi) sebesar 99,58. Tiga subsektor NTP pada Februari 2013 di Provinsi Aceh mengalami penurunan indeks terhadap Januari 2013. Penurunan terbesar terjadi pada subsektor Peternakan sebesar 0,42 persen, sedangkan dua subsektor mengalami peningkatan NTP yaitu subsektor Tanaman Hortikultura sebesar 0,46 persen dan subsektor Perikanan sebesar 0,32 persen. Dari 32 Provinsi yang dilaporkan, perubahan NTP Februari 2013 terhadap NTP Januari 2013, terdapat 24 Provinsi yang mengalami penurunan dan 7 provinsi mengalami peningkatan sedangkan 1 Provinsi yaitu Provinsi Sulawesi Tengah tidak mengalami perubahan. Provinsi yang mengalami penurunan NTP tertinggi yaitu Jawa Timur dan Jawa Barat sebesar 0,81 persen, diikuti Jawa Tengah sebesar 0,71 persen, dan Kalimantan Timur sebesar 0,52 persen. NTP Nasional mengalami penurunan 0,45 persen yaitu menjadi 105,19 pada bulan Februari 2013. Pada bulan Februari 2013 terjadi inflasi di pedesaan sebesar 0,64 persen yaitu terjadi perubahan indeks konsumsi rumahtangga dari 137,79 pada bulan Januari 2013 menjadi 138,67 pada bulan Februari 2013. Inflasi di Pedesaan yang terjadi di wilayah Provinsi Aceh pada bulan Februari 2013 disebabkan oleh naiknya harga-harga barang dan jasa pada semua subkelompok. Adapun peningkatan terbesar berturut-turut adalah subkelompok Bahan Makanan; Makanan Jadi dan Kesehatan; masing-masing sebesar 1,01 persen; 0,75 persen; dan 0,13 persen. Dari 10 Provinsi di Sumatera yang dilaporkan pada bulan Februari 2013, keseluruhannya mengalami Inflasi di daerah pedesaan. Inflasi tertinggi terjadi di Provinsi Bengkulu yaitu sebesar 0,98 persen, sedangkan yang mengalami inflasi terendah adalah Kepulauan Riau sebesar 0,21 persen. Ditingkat Petani, harga gabah kualitas GKG dan GKP tertinggi pada Februari 2013 adalah masingmasing senilai Rp. 4.700 per Kg dan Rp. 4.900 per Kg. Sedangkan ditingkat penggilingan, harga tertinggi dari gabah kualitas GKG dan GKP masing-masing senilai Rp. 4.800 per Kg dan Rp. 5.000 per Kg.
Nilai Tukar Petani (NTP) yang diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani, merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di pedesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani.
Berita Resmi Statistik No.12/03/Th.XVI, 1 Maret 2013
1
Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga pedesaan di beberapa daerah di Provinsi Aceh pada bulan Februari 2013, NTP Provinsi Aceh mengalami penurunan sebesar 0,08 persen dibanding bulan Februari 2013, yaitu dari 103,44 menjadi 103,36. Hal ini disebabkan indeks harga yang dibayar petani mengalami peningkatan sebesar 0,49 persen atau peningkatannya lebih besar dari pada peningkatan indeks harga yang diterima petani sebesar 0,41 persen. Tabel 1. Nilai Tukar Petani Provinsi Aceh menurut Subsektor Februari 2013 (2007=100) Subsektor [1]
1. Tanaman Pangan a. Indeks yang Diterima Petani (It) b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) c. Nilai Tukar Petani (NTP-TP) 2. Hortikultura a. Indeks yang Diterima Petani (It) b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) c. Nilai Tukar Petani (NTP-TP) 3. Tanaman Perkebunan Rakyat a. Indeks yang Diterima Petani (It) b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) c. Nilai Tukar Petani (NTP-TP) 4. Peternakan a. Indeks yang Diterima Petani (It) b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) c. Nilai Tukar Petani (NTP-TP) 5. Perikanan a. Indeks yang Diterima Petani (It) b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) c. Nilai Tukar Petani (NTP-TP) Gabungan/Provinsi a. Indeks yang Diterima Petani (It) b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) c. Nilai Tukar Petani (NTP-TP)
Bulan Januari 2013
Februari 2013
Perubahan (%)
[2]
[3]
[4]
156,94 137,54 114,11
157,53 138,33 113,88
0,37 0,58 -0,20
132,25 135,59 97,53
133,54 136,29 97,98
0,97 0,51 0,46
149,16 137,01 108,86
149,40 137,69 108,50
0,16 0,50 -0,33
127,02 130,03 97,68
126,97 130,53 97,27
-0,04 0,38 -0,42
129,26 130,22 99,27
130,35 130,90 99,58
0,84 0,52 0,32
138,46 133,85 103,44
139,03 134,51 103,36
0,41 0,49 -0,08
Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat perbandingan NTP Februari 2013 dengan Januari 2013, diketahui bahwa terdapat 3 subsektor mengalami penurunan nilai indeks yaitu berturut-turut adalah subsektor Tanaman Pangan turun sebesar 0,20 persen, subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat 0,33 persen, dan subsektor peternakan 0,42 persen, sedangkan subsektor yang mengalami peningkatan NTP terjadi pada subsektor Hortikultura dan Perikanan yaitu masing-masing sebesar 0,46 persen dan 0,32 persen.
2
Berita Resmi Statistik No.12/03/Th.XVI, 1 Maret 2013
1. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) Indeks Harga yang Diterima Petani (It) pada Februari 2013 naik sebesar 0,41 persen dibandingkan It bulan Januari 2013. Peningkatan It terjadi pada empat subsektor yaitu subsektor Tanaman Pangan meningkat sebesar 0,37 persen, Hortikultura 0,97 persen, Tanaman Perkebunan Rakyat 0,16 persen dan Perikanan sebesar 0,84 persen. Sedangkan subsektor Peternakan terjadi penurunan It sebesar 0,04 persen. 2. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) Melalui indeks harga yang dibayar petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat pedesaan, khususnya petani yang merupakan bagian terbesar, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Pada bulan Februari 2013 di Provinsi Aceh, Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) naik sebesar 0,49 persen bila dibandingkan Januari 2013, yaitu dari 133,85 menjadi 134,51. Peningkatan Ib terjadi pada semua subsektor, adapun peningkatan Ib yang terbesar terjadi pada subsektor Tanaman Pangan yaitu sebesar 0,58 persen. Grafik.1. Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Aceh Februari 2012 – Februari 2013 (2007=100) 105,20 105,00
105,08
104,80 104,60 104,40
104,52
104,20
104,26
104,00
104,07
104,02
104,06
103,80
103,90 103,81
103,78
103,60
103,36 103,57
103,56
103,40
103,44
103,20 Feb'12
Mar'12
Apr'12
Mei'12
Jun'12
Jul'12
Agst'12 Sept'12
Okt'12
Nov'12
Des'12
Jan'13
Feb'13
3. NTP Subsektor a. Subsektor Tanaman Pangan (NTP-TP) Pada bulan Februari 2013, NTP-TP sebesar 113,88 mengalami penurunan sebesar 0,20 persen, hal ini dikarenakan indeks yang dibayar petani (Ib) mengalami kenaikan sebesar 0,58 persen atau sedikit lebih tinggi dibandingkan indeks yang diterima petani (It) naik sebesar 0,37 persen. Kenaikan pada It disebabkan karena kenaikan pada kelompok padi dan palawija yang masingmasing mengalami peningkatan indeks sebesar 0,25 persen dan 0,87 persen. Di sisi lain, Ib mengalami Berita Resmi Statistik No.12/03/Th.XVI, 1 Maret 2013
3
peningkatan sebesar 0,58 persen dengan rincian sebagai berikut; indeks pada kelompok Konsumsi Rumahtangga (IKRT) naik sebesar 0,68 persen, dan indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) mengalami peningkatan sebesar 0,08 persen. b. Subsektor Hortikultura (NTP-TH) Pada bulan Februari 2013, Nilai Tukar Petani untuk Subsektor Hortikultura (NTP-TH) sebesar 97,98 terjadi peningkatan sebesar 0,46 persen bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Hal ini karena peningkatan indeks yang diterima petani (It) lebih besar bila dibandingkan dengan peningkatan indeks yang dibayar petani (Ib), masing-masing sebesar 0,97 persen dan 0,51 persen. Peningkatan It pada subsektor ini disebabkan oleh peningkatan pada Sayur-sayuran sebesar 1,38 persen dan kelompok Buah-buahan sebesar 0,52 persen. Pada indeks yang Dibayar Petani (Ib) terjadi peningkatan sebesar 0,51 persen yang disebabkan oleh naiknya indeks Konsumsi Rumahtangga (KRT) sebesar 0,65 persen, sedangkan indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) mengalami penurunan sebesar 0,07 persen. Grafik.2. Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Aceh Subsektor Tanaman Pangan dan Subsektor Hortikultura Februari 2012 – Februari 2013 (2007=100)
116,00 114,16
114,11
113,88
113,35
114,00 112,27
112,28 111,19
112,00
111,64
111,42 110,16
111,71
Tanaman Pangan
112,14
110,62
110,00 108,00 106,00 104,00 102,00
Hortikultura
101,82
100,00 100,49
100,99 100,10
100,62 99,85
100,06 99,47
98,00
98,34 97,65
96,00 Feb'12 Mar'12 Apr'12 Mei'12
Jun'12
Jul'12
97,64
Agst'12 Sept'12 Okt'12 Nov'12 Des'12
97,53
Jan'13
97,98
Feb'13
c. Subsektor Perkebunan Rakyat (NTP-TPR) Pada bulan Februari 2013, NTP-TPR sebesar 108,50 terjadi penurunan sebesar 0,33 persen, hal ini karena indeks yang diterima petani (It) naik sebesar 0,16 persen dan indeks yang dibayar petani (Ib) juga naik lebih tinggi sebesar 0,50 persen. Salah satu penyebab naik It adalah peningkatan harga komoditas Karet sebesar 1,85 persen.
4
Berita Resmi Statistik No.12/03/Th.XVI, 1 Maret 2013
Disisi lain, Indeks yang dibayar petani (Ib) mengalami peningkatan dikarenakan naiknya indeks Konsumsi Rumahtangga (KRT) sebesar 0,49 persen dan indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) naik sebesar 0,51 persen. d. Subsektor Peternakan (NTP-Pt) Pada bulan Februari 2013, NTP-Pt sebesar 97,27 terjadi penurunan sebesar 0,42 persen, hal ini karena Indeks yang Diterima Petani (It) mengalami penurunan sebesar 0,04 persen, sedangkan Indeks yang Dibayar Petani (Ib) naik sebesar 0,38 persen. Penurunan It dikarenakan turunnya indeks pada kelompok Ternak Besar sebesar 0,43 persen, sedangkan pada kelompok Ternak Kecil, Unggas, dan Hasil Ternak mengalami peningkatan masingmasing sebesar 0,46 persen; 0,41 persen; dan 1,08 persen. Sementara itu, Ib naik sebesar 0,38 persen hal ini karena naiknya indeks pada kelompok Konsumsi Rumahtangga (KRT) sebesar 0,62 persen, dan indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) naik sebesar 0,01 persen. e. Subsektor Perikanan ( NTP-Pi) Pada bulan Februari 2013, NTP-Pi sebesar 99,58 terjadi peningkatan indeks sebesar 0,32 persen dibandingkan bulan sebelumnya, hal ini disebabkan naiknya Indeks yang Diterima Petani (It) sebesar 0,84 persen dan Indeks yang Dibayar petani juga meningkat lebih kecil atau sebesar 0,52 persen. Peningkatan It disebabkan naiknya indeks kelompok Penangkapan dan Budidaya masingmasing sebesar 0,81 persen dan 0,89 persen. Sementara itu, Ib mengalami peningkatan karena indeks Konsumsi Rumah Tangga (KRT) naik sebesar 0,73 dan indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) mengalami peningkatan 0,09 persen. Grafik.3. Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Aceh Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR), Subsektor Peternakan dan Subsektor Perikanan Februari 2012 – Februari 2013 (2007=100) 115,00 112,66
113,01
113,07
113,00
111,76 110,63
111,00
110,34 109,48
110,02 109,25
109,05
108,86
108,16
109,00
108,50
TPR
107,00 105,00
104,04
103,00 100,86
100,76
100,74
101,00
100,19 99,38
99,28
98,89
98,67
98,84
99,02
99,32
99,40
99,03
98,73
99,27
99,58
99,00 99,52
99,32
98,98
99,13
99,25
99,46
99,54
97,00
Perikanan 97,68
97,27
Peternakan
95,00 Feb'12
Mar'12
Apr'12
Mei'12
Jun'12
Jul'12
Agst'12
Sept'12
Okt'12
Nov'12
Des'12
Jan'13
Feb'13
Berita Resmi Statistik No.12/03/Th.XVI, 1 Maret 2013
5
Tabel 2. Perubahan Indeks yang di terima Petani (It) dan Indeks yang di bayar Petani (Ib) Per Subsektor di Provinsi Aceh, Februari 2013 (2007=100)
Subsektor
Bulan
Perubahan
Januari 2013
Februari 2013
(%)
[2]
[3]
[4]
156,94
157,53
0,37
> Padi
155,80
156,19
0,25
> Palawija
161,55
162,95
0,87
137,54
138,33
0,58
> Indeks KRT
138,48
139,42
0,68
> Indeks BPPBM
133,06
133,17
0,08
132,25
133,54
0,97
> Sayur-sayuran
121,57
123,25
1,38
> Buah-Buahan
146,59
147,35
0,52
135,59
136,29
0,51
> Indeks KRT
138,46
139,37
0,65
> Indeks BPPBM
124,73
124,65
-0,07
149,16
149,40
0,16
149,16
149,40
0,16
137,01
137,69
0,50
> Indeks KRT
135,78
136,45
0,49
> Indeks BPPBM
141,90
142,63
0,51
127,02
126,97
-0,04
> Ternak Besar
115,76
115,26
-0,43
> Ternak Kecil
161,72
162,46
0,46
> Unggas
148,70
149,31
0,41
> Hasil Ternak
138,94
140,45
1,08
130,03
130,53
0,38
> Indeks KRT
135,70
136,55
0,62
> Indeks BPPBM
122,22
122,23
0,01
129,26
130,35
0,84
> Penangkapan
127,31
128,34
0,81
> Budidaya
132,12
133,30
0,89
130,22
130,90
0,52
> Indeks KRT
141,61
142,65
0,73
> Indeks BPPBM
111,55
111,66
0,09
[1]
1. Tanaman Pangan a. Indeks yang Diterima Petani (It)
b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib)
2. Hortikultura a. Indeks yang Diterima Petani (It)
b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib)
3. Tanaman Perkebunan Rakyat a. Indeks yang Diterima Petani (It) > Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR) b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib)
4. Peternakan a. Indeks yang Diterima Petani (It)
b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib)
5. Perikanan a. Indeks yang Diterima Petani (It)
b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib)
Keterngan :
6
KRT = Konsumsi Rumahtangga BPPBM = Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal
Berita Resmi Statistik No.12/03/Th.XVI, 1 Maret 2013
4. Perbandingan antar Provinsi Tabel 3. Indeks yang Diterima Petani (It), Indeks yang Dibayar Petani (Ib), dan Nilai Tukar Petani (NTP) Menurut Provinsi di Indonesia Februari 2013 (2007=100) Indeks Yang Diterima Petani (It) Provinsi
Indeks Yang Dibayar Petani (Ib)
Nilai Tukar Petani (NTP)
Februari 2013
Perubahan (%) Terhadap Januari 2013
Februari 2013
Perubahan (%) Terhadap Januari 2013
Februari 2013
Perubahan (%) Terhadap Januari 2013
[1]
[2]
[3]
[4]
[5]
[6]
[7]
ACEH Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Bangka Belitung Kep. Riau Jawa Barat Jawa Tengah Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali NTB NTT Kalimantan Barat Kaimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara
139,03 145,80 147,78 135,85 125,98 149,19 151,27 169,39 125,71 133,83 163,84 151,02 158,37 154,18 155,11 149,00 134,13 147,61 140,24 139,29 148,32 130,86 139,50
0,41 0,23 0,51 0,68 0,80 0,49 0,71 0,36 0,43 -0,16 -0,02 0,01 -0,07 -0,18 -0,01 0,42 0,32 0,12 0,14 0,32 0,72 0,30 0,17
134,51 144,91 140,94 132,71 138,79 135,23 150,66 136,20 125,68 128,14 148,44 142,88 136,05 150,40 140,97 138,71 141,75 147,32 141,13 141,56 138,84 136,49 138,33
0,49 0,58 0,28 0,74 0,70 0,61 0,80 0,69 0,36 0,16 0,80 0,72 0,42 0,63 0,43 0,56 0,55 0,39 0,23 0,49 0,36 0,83 0,16
103,36 100,61 104,86 102,36 90,77 110,32 100,41 124,37 100,03 104,44 110,37 105,70 116,41 102,51 110,03 107,42 94,62 100,20 99,37 98,40 106,83 95,87 100,84
-0,08 -0,35 0,23 -0,06 0,09 -0,12 -0,09 -0,32 0,07 -0,32 -0,81 -0,71 -0,49 -0,81 -0,44 -0,14 -0,22 -0,27 -0,09 -0,18 0,35 -0,52 0,01
Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua NASIONAL
139,09 152,08 143,41 133,59 142,10 150,26 139,65 134,71 137,29 150,78
0,31 0,20 0,47 -0,06 -0,32 0,40 0,25 0,03 0,11 0,12
143,06 140,81 134,89 132,56 136,23 142,49 137,33 134,29 135,04 143,34
0,31 0,34 0,21 0,20 0,05 0,21 0,64 0,25 0,30 0,57
97,22 108,01 106,31 100,77 104,31 105,45 101,69 100,31 101,67 105,19
0,00 -0,14 0,25 -0,26 -0,37 0,19 -0,39 -0,23 -0,19 -0,45
Berita Resmi Statistik No.12/03/Th.XVI, 1 Maret 2013
7
Dari 32 Provinsi yang dilaporkan, perubahan NTP Februari 2013 terhadap NTP Januari 2013, terdapat 24 Provinsi yang mengalami penurunan, 7 Provinsi mengalami peningkatan, sedangkan satu provinsi yaitu Provinsi Sulawesi Tengah tidak mengalami perubahan. Provinsi yang mengalami penurunan NTP tertinggi yaitu Jawa Timur dan Jawa Barat keduanya sebesar 0,81 persen, diikuti Jawa Tengah sebesar 0,71 persen, dan Kalimantan Timur sebesar 0,52 persen. Penurunan sebesar 0,81 persen di Jawa Timur disebabkan penurunan It masing-masing sebesar 0,18 persen, sedangkan Ib naik sebesar 0,63 persen.
Sedangkan penurunan sebesar 0,81 persen di Jawa Timur disebabkan
penurunan It masing-masing sebesar 0,02 persen, sedangkan Ib naik sebesar 080 persen. Peningkatan NTP tertinggi pada bulan Februari 2013 terjadi di Provinsi Kalimantan Selatan sebesar 0,35 persen, diikuti Sulawesi Tenggara sebesar 0,25 persen, serta Sumatera Barat sebesar 0,23 persen. Peningkatan sebesar 0,35 persen di Kalimantan Selatan disebabkan It naik sebesar 0,72 persen, dan Ib juga naik sebesar 0,36 persen. 5. Indeks Harga Konsumen Pedesaan (Inflasi/Deflasi di Pedesaan) Perubahan Indeks Konsumsi Rumahtangga (KRT) mencerminkan angka Inflasi/Deflasi di wilayah pedesaan.
Berdasarkan pemantauan harga-harga kebutuhan rumahtangga di daerah
pedesaan, berbagai daerah di Provinsi Aceh pada bulan Februari 2013 terjadi inflasi di pedesaan sebesar 0,64 persen yaitu terjadi perubahan indeks konsumsi rumahtangga dari 137,79 pada bulan Januari 2013 menjadi 138,67 pada bulan Februari 2013. Tabel 4. Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Pedesaan Di Provinsi Aceh Februari 2013 (2007=100) IHK Pedesaan
8
Perubahan (%)
Kelompok/Sub Kelompok
Januari 2013
Februari 2013
[1]
[2]
[3]
[4]
Konsumsi Rumah Tangga
137,79
138,67
0,64
Bahan Makanan
149,08
150,58
1,01
Makanan jadi
139,12
140,15
0,75
Perumahan
123,71
123,66
-0,04
Sandang
132,01
131,82
-0,14
Kesehatan
119,47
119,62
0,13
Pendidikan, Rekreasi & Olah raga
111,42
111,41
0,00
Transportasi dan Komunikasi
112,40
112,27
-0,11
Berita Resmi Statistik No.12/03/Th.XVI, 1 Maret 2013
Inflasi di Pedesaan yang terjadi di wilayah Provinsi Aceh pada bulan Februari 2013 disebabkan oleh naiknya harga-harga barang dan jasa pada beberapa subkelompok. Adapun peningkatan terbesar berturut-turut adalah subkelompok Bahan Makanan; Makanan Jadi; dan Kesehatan masing-masing sebesar 1,01 persen; 0,75 persen; dan 0,13 persen. 6. Indeks Harga Konsumen Pedesaan di Sumatera Dari 10 Provinsi di Sumatera yang dilaporkan pada bulan Februari 2013, keseluruhannya mengalami Inflasi di daerah pedesaan. Inflasi tertinggi terjadi di Provinsi Bengkulu yaitu sebesar 0,98 persen, sedangkan yang mengalami inflasi terendah adalah Kepulauan Riau sebesar 0,21 persen. Tabel 5. Perubahan Indeks Harga Konsumen Pedesaan Provinsi-Provinsi di Wilayah Sumatera Februari 2013 (2007=100) IHK Pedesaan
Perubahan (%)
Provinsi
Januari 2013
Februari 2013
[1]
[2]
[3]
[4]
1. Aceh
137,79
138,67
0,64
2. Sumatera Utara
146,60
147,61
0,68
3. Sumatera Barat
144,46
144,92
0,31
4. Riau
131,83
133,05
0,92
5. Jambi
140,18
141,33
0,82
6. Sumatera Selatan
138,13
139,14
0,73
7. Bengkulu
155,86
157,40
0,98
8. Lampung
137,19
138,30
0,81
9. Bangka Belitung
129,75
130,27
0,40
10. Kepulauan Riau
133,81
134,10
0,21
Berita Resmi Statistik No.12/03/Th.XVI, 1 Maret 2013
9
7. Perkembangan Harga Produsen Gabah
Pemantauan perkembangan harga gabah dilakukan Kabupaten Aceh Tenggara, Aceh Timur, Pidie, Bireun, Aceh Utara, Nagan Raya, dan Pidie Jaya. Dari total observasi yang dilakukan pemantuan harga pada bulan Februari 2013, sebagian besar adalah kualitas GKG (Gabah Kering Giling) yaitu sebesar 32,43 persen, Kualitas GKP (Gabah Kering Panen) sebesar 43,24 persen, sedangkan sisanya sebesar 24,32 persen adalah kualitas GKR (Gabah Kualitas Rendah).
Harga Tertinggi dan Terendah Ditingkat Petani, harga gabah kualitas GKG dan GKP tertinggi pada Februari 2013 adalah masing-masing senilai Rp. 4.700 per Kg dan Rp. 4.900 per Kg. Sedangkan ditingkat penggilingan, harga tertinggi dari gabah kualitas GKG dan GKP masing-masing senilai Rp. 4.800 per Kg dan Rp. 5.000 per Kg.
Tabel 6 Harga Gabah di Tingkat Petani dan Tingkat Penggilingan (Rp/Kg) Februari 2012 – Februari 2013 Bulan [1]
2012 Februari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Januari 2013 Januari Februari
10
Tingkat Petani Harga Terendah Harga Tertinggi GKG GKP GKG GKP
Tingkat Penggilingan Harga Terendah Harga Tertinggi GKG GKP GKG GKP
[2]
[3]
[4]
[5]
[6]
[7]
[8]
[9]
3.800 3.800 3.800 4.150 3.900 3.900 4.000 4.100 4.100 4.000 4.000 4.100
3.500 3.700 3.600 3.800 2.972 3.650 3.278 3.276 3.900 4.000 3.417 3.417
4.200 4.400 4.000 4.200 4.000 4.100 4.350 4.350 4.150 4.150 4.500 4.700
4.200 4.400 3.950 4.166 4.000 4.200 4.400 4.200 4.286 4.305 4.400 4.600
3.900 4.250 3.900 4.200 3.950 4.000 4.100 4.200 4.150 4.100 4.100 4.200
3.600 4.250 3.650 3.900 3.092 3.700 3.398 3.396 4.000 4.100 3.537 3.537
3.900 4.500 4.200 4.286 4.100 4.150 4.400 4.400 4.200 4.250 4.550 5.000
3.800 4.500 4.100 4.200 4.100 4.250 4.500 4.300 4.406 4.425 4.450 4.700
4.150 4.400
3.417 4.300
4.700 4.700
4.900 4.900
4.250 4.500
4.200 4.400
4.800 4.800
5.000 5.000
Berita Resmi Statistik No.12/03/Th.XVI, 1 Maret 2013