BPS PROVINSI ACEH No.52/12/Th.XVIII, 1 Desember 2015
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN NOVEMBER 2015 Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga pedesaan di beberapa daerah di Provinsi Aceh pada bulan November 2015, NTP sebesar 98,41 mengalami peningkatan indeks sebesar 1,75 persen, hal ini dikarenakan indeks yang diterima petani (It) mengalami peningkatan sebesar 2,19 persen atau lebih besar dari peningkatan indeks yang dibayar petani (Ib) yang meningkat sebesar 0,43 persen. Bila dirinci menurut subsektor, diketahui bahwa terjadi peningkatan NTP pada 3 subsektor yaitu Tanaman Pangan sebesar 3,21 persen, Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 2,41 persen, dan Hortikultura sebesar 0,79 persen, sedangkan 2 subsektor mengalami penurunan yaitu subsektor Peternakan sebesar 0,35 persen dan Perikanan sebesar 0,25 persen. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) pada November 2015 meningkat sebesar 2,19 persen dibandingkan It bulan sebelumnya. Peningkatan It terjadi pada 3 subsektor yaitu Tanaman Pangan sebesar 3,64 persen, Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 2,94 persen, dan Hortikultura sebesar 1,29 persen, sedangkan 2 subsektor mengalami penurunan yaitu subsektor Peternakan sebesar 0,05 persen dan Perikanan sebesar 0,02 persen. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) meningkat sebesar 0,43 persen bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, yaitu dari 118,42 menjadi 118,93. Peningkatan Ib terjadi pada seluruh subsektor, yaitu Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 0,52 persen, Hortikultura sebesar 0,50 persen, Tanaman Pangan sebesar 0,42 persen, Peternakan sebesar 0,30 persen, dan subsektor Perikanan sebesar 0,23 persen. Dari 33 Provinsi yang dilaporkan perubahan NTP November 2015 terhadap bulan sebelumnya, terdapat 22 Provinsi yang mengalami peningkatan sedangkan 11 Provinsi mengalami penurunan. Provinsi yang mengalami peningkatan tertinggi berturut-turut adalah Aceh sebesar 1,75 persen, diikuti Banten sebesar 1,37 persen, serta Maluku sebesar 1,22 persen. Sedangkan Provinsi yang mengalami penurunan tertinggi terjadi di Bangka Belitung sebesar 0,75 persen, Kalimantan Barat sebesar 0,66 persen, dan Kalimantan Tengah sebesar 0,43 persen. Berdasarkan pemantauan harga-harga kebutuhan rumahtangga di beberapa daerah pedesaan di Provinsi Aceh pada bulan November 2015 terjadi Inflasi di pedesaan sebesar 0,51 persen yaitu terjadi perubahan indeks konsumsi rumahtangga dari 120,22 pada bulan Oktober 2015 menjadi 120,83 pada bulan November 2015. Inflasi di Pedesaan yang terjadi di wilayah Provinsi Aceh pada bulan November 2015 disebabkan oleh naiknya kelompok Bahan Makanan naik sebesar 0,84 persen, diikuti Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau sebesar 0,44 persen, Perumahan sebesar 0,27 persen, Kesehatan sebesar 0,26 persen, Transportasi dan Komunikasi sebesar 0,09 persen, Pendidikan, Rekreasi, dan Olah Raga sebesar 0,04 persen, dan Sandang persen 0,03 persen. Dari 10 Provinsi di Sumatera yang dilaporkan pada bulan November 2015, 9 Provinsi mengalami Inflasi dan 1 Provinsi mengalami deflasi. Provinsi yang mengalami Inflasi tertinggi yaitu Sumatera Barat sebesar 0,89 persen, diikuti Bengkulu sebesar 0,71 persen dan Sumatera Utara sebesar 0,61persen, sedangkan Provinsi yang mengalami deflasi adalah Provinsi Bangka Belitung sebesar 0,16 persen. Selama November 2015, Di tingkat petani, terjadi peningkatan rata-rata harga gabah kualitas GKP sebesar 11,34 persen dan kualitas GKR naik sebesar 11,23 persen. Sejalan dengan harga gabah di tingkat petani, pada bulan November 2015 harga gabah di tingkat penggilingan, juga terjadi peningkatan rata-rata harga gabah kualitas GKP sebesar 10,97 persen dan kualitas GKR naik sebesar 10,96 persen. Dibandingkan bulan sebelumnya, rata-rata harga gabah kualitas GKP di tingkat petani selama November 2015 naik sebesar Rp 536,93 per kg menjadi 5.272,41 per kg. Sedangkan harga kualitas GKR di Petani mencapai Rp. 4.969,17 per Kg.
Nilai Tukar Petani (NTP) yang diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani, merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat Berita Resmi Statistik No. 59/12/Th.XVIII, 1 Desember 2015
1
kemampuan/daya beli petani di pedesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani. Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga pedesaan di beberapa daerah di Provinsi Aceh pada bulan November 2015, NTP sebesar 98,41 mengalami peningkatan indeks sebesar 1,75 persen, hal ini dikarenakan indeks yang diterima petani (It) mengalami peningkatan sebesar 2,19 persen atau lebih besar dari peningkatan indeks yang dibayar petani (Ib) yang meningkat sebesar 0,43 persen. Tabel 1. Nilai Tukar Petani Provinsi Aceh menurut Subsektor, November 2015 (2012=100) Bulan
Subsektor/Rincian [1] 1. Tanaman Pangan a. Indeks yang Diterima Petani (It) b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) c. Nilai Tukar Petani (NTPP) d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUPP) 2. Hortikultura a. Indeks yang Diterima Petani (It) b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) c. Nilai Tukar Petani (NTPH) d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUPH) 3. Tanaman Perkebunan Rakyat a. Indeks yang Diterima Petani (It) b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) c. Nilai Tukar Petani (NTPR) d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUPR) 4. Peternakan a. Indeks yang Diterima Petani (It) b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) c. Nilai Tukar Petani (NTPT) d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUPT) 5. Perikanan a. Indeks yang Diterima Petani (It) b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) c. Nilai Tukar Petani (NTPN) d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUPN) Gabungan a. Indeks yang Diterima Petani (It) b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) c. Nilai Tukar Petani (NTP) d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) Gabungan Tanpa Perikanan a. Indeks yang Diterima Petani (It) b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) c. Nilai Tukar Petani (NTP) d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP)
Okt-15 [2]
Nov-15 [3]
Perubahan (%) [4]
114.36 119.82 95.44 100.20
118.52 120.32 98.50 103.63
3.64 0.42 3.21 3.42
125.63 118.53 106.00 112.96
127.26 119.12 106.83 114.19
1.29 0.50 0.79 1.10
106.79 118.77 89.91 94.19
109.93 119.39 92.07 96.55
2.94 0.52 2.41 2.51
118.11 115.65 102.12 107.27
118.05 116.00 101.77 107.28
-0.05 0.30 -0.35 0.00
114.81 117.45 97.75 100.23
114.78 117.72 97.50 100.18
-0.02 0.23 -0.25 -0.05
114.53 118.42 96.72 101.62
117.04 118.93 98.41 103.62
2.19 0.43 1.75 1.97
114.07 118.79 96.02 101.39
114.52 118.46 96.68 101.68
0.40 -0.28 0.68 0.28
Berita Resmi Statistik No. 59/12/Th.XVIII, 1 Desember 2015
2
Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat perbandingan NTP November 2015 dengan bulan sebelumnya, diketahui bahwa terjadi peningkatan NTP pada 3 subsektor yaitu Tanaman Pangan sebesar 3,21 persen, Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 2,41 persen, dan Hortikultura sebesar 0,79 persen, sedangkan 2 subsektor mengalami penurunan yaitu subsektor Peternakan sebesar 0,35 persen dan Perikanan sebesar 0,25 persen. Gambar 1. Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Aceh, November 2015 (2012=100) 106,00
104,00
102,00
100,00
98,00
96,00
94,00
NTP 92,00
NTP USAHA
90,00 Nov-14
Dec-14
Jan-15
Feb-15
Mar-15
Apr-15
May-15
Jun-15
Jul-15
Aug-15
Sep-15
Oct-15
Nov-15
Selain NTP, juga terdapat salah satu indikator pertanian lainnya, yaitu NTP Usaha Pertanian. Perbedaannya adalah jika NTP merupakan rasio antara It terhadap Ib, sedangkan NTP Usaha Pertanian merupakan rasio antara It terhadap BPPBM (Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal). Ib merupakan gabungan antara KRT (Konsumsi Rumah Tangga) dan BPPBM. Pada Gambar 1, terlihat bahwa NTP Usaha Pertanian selalu lebih tinggi dibandingkan NTP. 1. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) Indeks Harga yang Diterima Petani (It) pada November 2015 meningkat sebesar 2,19 persen dibandingkan It bulan sebelumnya. Peningkatan It terjadi pada 3 subsektor yaitu Tanaman Pangan sebesar 3,64 persen, Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 2,94 persen, dan Hortikultura sebesar 1,29 persen, sedangkan 2 subsektor mengalami penurunan yaitu subsektor Peternakan sebesar 0,05 persen dan Perikanan sebesar 0,02 persen. 2. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) Melalui indeks harga yang dibayar petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat pedesaan, khususnya petani yang merupakan bagian terbesar, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Pada bulan November 2015 di Provinsi Aceh, Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) meningkat sebesar 0,43 persen bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, yaitu dari 118,42 menjadi 118,93. Peningkatan Ib terjadi pada seluruh subsektor, yaitu Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 0,52 persen, Hortikultura sebesar
Berita Resmi Statistik No. 59/12/Th.XVIII, 1 Desember 2015
3
0,50 persen, Tanaman Pangan sebesar 0,42 persen, Peternakan sebesar 0,30 persen, dan subsektor Perikanan sebesar 0,23 persen. 3. NTP Subsektor a. Subsektor Tanaman Pangan (NTPP) Pada bulan November 2015, NTPP 98,50 mengalami peningkatan indeks sebesar 3,21 persen, hal ini dikarenakan indeks yang diterima petani (It) mengalami peningkatan sebesar 3,64 persen atau lebih besar dari peningkatan indeks yang dibayar petani (Ib) yang meningkat sebesar 0,42 persen. Peningkatan It disebabkan karena naiknya indeks kelompok Padi sebesar 3,76 persen dan kelompok Palawija naik sebesar 3,07 persen. Ib mengalami peningkatan dengan rincian sebagai berikut : indeks pada kelompok Konsumsi Rumahtangga (IKRT) naik sebesar 0,45 persen dan indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) naik sebesar 0,21 persen. b. Subsektor Hortikultura (NTPH) Pada bulan November 2015, Nilai Tukar Petani untuk Subsektor Hortikultura (NTPH) sebesar 106,83 mengalami peningkatan indeks sebesar 0,79 persen, hal ini dikarenakan indeks yang diterima petani (It) mengalami peningkatan sebesar 1,29 persen atau lebih besar dari peningkatan indeks yang dibayar petani (Ib) yang meningkat sebesar 0,50 persen. Peningkatan It disebabkan naiknya indeks komoditas kelompok Sayur-sayuran sebesar 2,50 persen, Buah-buahan sebesar 0,41 persen, sedangkan Tanaman Obat turun sebesar 0,50 persen. Ib mengalami peningkatan dengan rincian sebagai berikut : indeks pada kelompok Konsumsi Rumahtangga (IKRT) naik sebesar 0,56 persen dan indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) naik sebesar 0,20 persen. c. Subsektor Perkebunan Rakyat (NTPR) Pada bulan November 2015, NTPR sebesar 92,07 mengalami peningkatan indeks sebesar 2,41 persen, hal ini dikarenakan indeks yang diterima petani (It) mengalami peningkatan sebesar 2,94 persen atau lebih besar dari peningkatan indeks yang dibayar petani (Ib) yang meningkat sebesar 0,52 persen. Peningkatan It terutama disebabkan oleh naiknya harga pada komoditas cengkeh, kemiri, nilam, kelapa sawit, dan sebagainya. Ib mengalami peningkatan dengan rincian sebagai berikut : indeks pada kelompok Konsumsi Rumahtangga (IKRT) naik sebesar 0,54 persen dan indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) naik sebesar 0,42 persen.
Berita Resmi Statistik No. 59/12/Th.XVIII, 1 Desember 2015
4
Gambar 2. Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Aceh Subsektor Tanaman Pangan, Subsektor Hortikultura, dan Subsektor Perkebunan Rakyat November 2015 (2012=100) 110,00
105,00
100,00
95,00
90,00 TANAMAN PANGAN HORTIKULTURA
85,00
TANAMAN PERKEBUNAN RAKYAT 80,00 Nov-14
Dec-14
Jan-15
Feb-15
Mar-15
Apr-15
May-15
Jun-15
Jul-15
Aug-15
Sep-15
Oct-15
Nov-15
d. Subsektor Peternakan (NTPT) Pada bulan November 2015, NTPT sebesar 101,77 mengalami penurunan indeks sebesar 0,35 persen, hal ini dikarenakan indeks yang diterima petani (It) mengalami penurunan sebesar 0,05 persen sedangkan indeks yang dibayar petani (Ib) naik sebesar 0,30 persen. Penurunan It terutama disebabkan oleh turunnya indeks pada kelompok Unggas sebesar 0,77 persen dan Ternak Besar sebesar 0,16 persen, sedangkan Hasil Ternak naik sebesar 0,98 persen dan Ternak Kecil sebesar 0,95 persen. Ib mengalami peningkatan dengan rincian sebagai berikut : indeks pada kelompok Konsumsi Rumahtangga (IKRT) naik sebesar 0,56 persen sedangkan indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) turun sebesar 0,05 persen. e. Subsektor Perikanan ( NTPN) Pada bulan November 2015, NTPN sebesar 97,50 mengalami penurunan indeks sebesar 0,25 persen, hal ini dikarenakan indeks yang diterima petani (It) mengalami penurunan sebesar 0,02 persen sedangkan indeks yang dibayar petani (Ib) meningkat sebesar 0,23 persen. Penurunan It disebabkan karena turunnya indeks kelompok Budidaya sebesar 0,20 persen sedangkan Penangkapan naik sebesar 0,16 persen. Ib mengalami peningkatan dengan rincian sebagai berikut : indeks pada kelompok Konsumsi Rumahtangga (IKRT) naik sebesar 0,34 persen dan indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) naik sebesar 0,03 persen.
Gambar 3. Berita Resmi Statistik No. 59/12/Th.XVIII, 1 Desember 2015
5
Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Aceh Subsektor Peternakan dan Perikanan, November 2015 (2012=100) 104,00 103,00 102,00 101,00 100,00 99,00
98,00 97,00 96,00
PETERNAKAN
PERIKANAN
95,00 Nov-14
Dec-14
Jan-15
Feb-15
Mar-15
Apr-15
May-15
Jun-15
Jul-15
Aug-15
Sep-15
Oct-15
Nov-15
e.1.
Subsektor Perikanan (NTPN) Penangkapan Pada bulan November 2015, NTPN Penangkapan sebesar 98,90 mengalami penurunan indeks sebesar 0,06 persen, hal ini dikarenakan indeks yang diterima petani (It) mengalami peningkatan sebesar 0,16 atau lebih kecil dari peningkatan indeks yang dibayar petani (Ib) yang naik sebesar 0,21 persen.
e.2.
Subsektor Perikanan (NTPN) Budidaya Pada bulan November 2015, NTPN Budidaya sebesar 96,09 mengalami penurunan indeks sebesar 0,45 persen, hal ini dikarenakan indeks yang diterima petani (It) mengalami penurunan sebesar 0,20 persen sedangkan indeks yang dibayar petani (Ib) meningkat sebesar 0,25 persen. Tabel 2. Nilai Tukar Petani Provinsi Aceh Subsektor Perikanan, November 2015 (2012=100) Bulan
Subsektor
Okt-15
Nov-15
Perubahan (%)
[2]
[3]
[4]
117.95 119.20 98.95 98.54
118.13 119.45 98.90 98.70
0.16 0.21 -0.06 0.16
111.72 115.74 96.53 102.03
111.50 116.03 96.09 101.77
-0.20 0.25 -0.45 -0.26
[1] 1. Penangkapan a. Indeks yang Diterima Petani (It) b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) c. Nilai Tukar Petani d. Nilai Tukar Usaha Pertanian 2. Budidaya a. Indeks yang Diterima Petani (It) b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) c. Nilai Tukar Petani d. Nilai Tukar Usaha Pertanian
Tabel 3.
Berita Resmi Statistik No. 59/12/Th.XVIII, 1 Desember 2015
6
Perubahan Indeks yang di terima Petani (It) dan Indeks yang di bayar Petani (Ib) Menurut Subsektor di Provinsi Aceh November 2015 (2012=100) Bulan
Subsektor [1]
1. Tanaman Pangan a. Indeks yang Diterima Petani (It) - Padi - Palawija b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) - Indeks KRT - Indeks BPPBM 2. Hortikultura a. Indeks yang Diterima Petani (It) - Sayur-sayuran - Buah-Buahan - Tanaman Obat b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) - Indeks KRT - Indeks BPPBM 3. Tanaman Perkebunan Rakyat a. Indeks yang Diterima Petani (It) - Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR) b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) - Indeks KRT - Indeks BPPBM 4. Peternakan a. Indeks yang Diterima Petani (It) - Ternak Besar - Ternak Kecil - Unggas - Hasil Ternak b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) - Indeks KRT - Indeks BPPBM 5. Perikanan a. Indeks yang Diterima Petani (It) - Penangkapan - Budidaya b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) - Indeks KRT - Indeks BPPBM 5a. Perikanan (Penangkapan) a. Indeks yang Diterima Petani (It) - Penangkapan Laut b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) - Indeks KRT - Indeks BPPBM 5b. Perikanan (Budidaya) a. Indeks yang Diterima Petani (It) - Budidaya Air Tawar - Budidaya Laut - Budidaya Air Payau b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) - Indeks KRT - Indeks BPPBM Keterngan :
Perubahan
Sept-15
Okt-15
(%)
[2]
[3]
[4]
114.36 116.04 106.90 119.82 120.84 114.13
118.52 120.40 110.18 120.32 121.39 114.36
3.64 3.76 3.07 0.42 0.45 0.21
125.63 117.57 132.26 139.00 118.53 120.02 111.22
127.26 120.52 132.80 138.30 119.12 120.69 111.44
1.29 2.50 0.41 -0.50 0.50 0.56 0.20
106.79 106.79 118.77 119.84 113.37
109.93 109.93 119.39 120.49 113.85
2.94 2.94 0.52 0.54 0.42
118.11 118.18 116.24 119.02 119.52 115.65 120.17 110.10
118.05 117.99 117.35 118.10 120.70 116.00 120.84 110.04
-0.05 -0.16 0.95 -0.77 0.98 0.30 0.56 -0.05
114.81 117.95 111.72 117.45 118.93 114.55
114.78 118.13 111.50 117.72 119.33 114.58
-0.02 0.16 -0.20 0.23 0.34 0.03
117.95 117.95 119.20 118.92 119.69
118.13 118.13 119.45 119.32 119.69
0.16 0.16 0.21 0.34 0.00
111.72 100.78 97.45 122.93 115.74 118.94 109.50
111.50 99.86 96.45 123.38 116.03 119.34 109.56
-0.20 -0.91 -1.03 0.36 0.25 0.34 0.05
KRT = Konsumsi Rumahtangga BPPBM = Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal
Berita Resmi Statistik No. 59/12/Th.XVIII, 1 Desember 2015
7
4. Perbandingan antar Provinsi Tabel 4. Indeks yang Diterima Petani (It), Indeks yang Dibayar Petani (Ib), dan Nilai Tukar Petani (NTP) Menurut Provinsi di Indonesia, November 2015 (2012=100) Provinsi [1]
SUMATERA ACEH Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Bangka Belitung Kepulauan Riau JAWA DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah Yogyakarta Jawa Timur Banten BALI & NUSA TENGGARA Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur KALIMANTAN Kalimantan Barat Kaimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur SULAWESI Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat MALUKU Maluku Maluku Utara PAPUA Papua Barat Papua NASIONAL
It
Ib
NTP
Indeks
% Perubahan
Indeks
% Perubahan
Rasio
% Perubahan
[2]
[3]
[4]
[5]
[6]
[7]
117.04
2.19
118.93
0.43
98.41
1.75
120.41
1.31
120.97
0.52
99.54
0.78
116.99
1.41
119.30
0.72
98.06
0.69
114.14
0.95
120.53
0.33
94.70
0.62
114.75
0.04
120.60
0.39
95.15
-0.35
115.25
0.42
119.67
0.36
96.30
0.06
112.85
0.36
120.77
0.63
93.44
-0.27
124.78
0.40
119.94
0.45
104.04
-0.05
122.08
-0.88
117.45
-0.13
103.94
-0.75
115.80
0.59
116.98
0.17
98.99
0.43
117.34
0.32
119.78
0.19
97.97
0.13
131.25
0.69
122.43
0.31
107.20
0.38
122.76
0.98
120.27
0.41
102.07
0.56
123.64
0.76
120.02
0.57
103.01
0.19
129.55
1.04
121.57
0.28
106.56
0.76
128.17
1.66
119.19
0.29
107.53
1.37
124.69
0.84
118.28
0.36
105.41
0.48
125.78
0.77
118.18
0.34
106.43
0.44
121.79
0.53
117.68
0.43
103.49
0.10
115.07
-0.52
119.72
0.14
96.12
-0.66
117.46
-0.05
119.70
0.38
98.13
-0.43
115.83
0.43
116.48
0.47
99.44
-0.04
117.39
-0.22
119.75
-0.01
98.02
-0.22
118.32
0.56
122.06
0.04
96.93
0.52
118.80
1.15
119.25
0.18
99.62
0.97
129.10
0.94
121.31
0.38
106.42
0.56
120.24
0.30
119.47
0.28
100.64
0.02
127.40
0.63
122.38
0.63
104.10
-0.01
123.80
0.52
116.28
0.37
106.47
0.15
124.57
1.61
121.73
0.38
102.34
1.22
120.96
1.04
117.57
0.24
102.89
0.80
119.71
-0.09
119.79
0.01
99.93
-0.10
113.74
0.56
117.50
0.64
96.80
-0.08
123.91
0.85
120.36
0.37
102.95
0.48
Berita Resmi Statistik No. 59/12/Th.XVIII, 1 Desember 2015
8
Dari 33 Provinsi yang dilaporkan perubahan NTP November 2015 terhadap bulan sebelumnya, terdapat 22 Provinsi yang mengalami peningkatan sedangkan 11 Provinsi mengalami penurunan. Provinsi yang mengalami peningkatan tertinggi berturut-turut adalah Aceh sebesar 1,75 persen, diikuti Banten sebesar 1,37 persen, serta Maluku sebesar 1,22 persen. Sedangkan Provinsi yang mengalami penurunan tertinggi terjadi di Bangka Belitung sebesar 0,75 persen, Kalimantan Barat sebesar 0,66 persen, dan Kalimantan Tengah sebesar 0,43 persen. 5. Indeks Harga Konsumen Pedesaan (Inflasi/Deflasi di Pedesaan) Perubahan Indeks Konsumsi Rumahtangga (KRT) mencerminkan angka Inflasi/Deflasi di wilayah pedesaan. Berdasarkan pemantauan harga-harga kebutuhan rumahtangga di beberapa daerah pedesaan di Provinsi Aceh pada bulan November 2015 terjadi Inflasi di pedesaan sebesar 0,51 persen yaitu terjadi perubahan indeks konsumsi rumahtangga dari 120,22 pada bulan Oktober 2015 menjadi 120,83 pada bulan November 2015. Tabel 5. Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Pedesaan Di Provinsi Aceh November 2015 (2012=100) Kelompok/Sub Kelompok
IHK Pedesaan
Perubahan (%)
Okt-15 [2]
Nov-15 [3]
Konsumsi Rumah Tangga
120.22
120.83
0.51
Bahan Makanan
124.73
125.78
0.84
Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau
115.79
116.30
0.44
Perumahan
113.03
113.34
0.27
Sandang
114.48
114.51
0.03
Kesehatan
113.68
113.98
0.26
Pendidikan, Rekreasi, & Olah raga
110.27
110.32
0.04
Transportasi & Komunikasi
129.54
129.66
0.09
[1]
[4]
Inflasi di Pedesaan yang terjadi di wilayah Provinsi Aceh pada bulan November 2015 disebabkan oleh naiknya kelompok Bahan Makanan naik sebesar 0,84 persen, diikuti Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau sebesar 0,44 persen, Perumahan sebesar 0,27 persen, Kesehatan sebesar 0,26 persen, Transportasi dan Komunikasi sebesar 0,09 persen, Pendidikan, Rekreasi, dan Olah Raga sebesar 0,04 persen, dan Sandang persen 0,03 persen.
Berita Resmi Statistik No. 59/12/Th.XVIII, 1 Desember 2015
9
6. Indeks Harga Konsumen Pedesaan di Sumatera Dari 10 Provinsi di Sumatera yang dilaporkan pada bulan November 2015, 9 Provinsi mengalami Inflasi dan 1 Provinsi mengalami deflasi. Provinsi yang mengalami Inflasi tertinggi yaitu Sumatera Barat sebesar 0,89 persen, diikuti Bengkulu sebesar 0,71 persen dan Sumatera Utara sebesar 0,61persen, sedangkan Provinsi yang mengalami deflasi adalah Provinsi Bangka Belitung sebesar 0,16 persen. Tabel 6. Perubahan Indeks Harga Konsumen Pedesaan Provinsi-Provinsi di Wilayah Sumatera November 2015 (2012=100) Provinsi
IHK Pedesaan
Perubahan (%)
Okt-15 [2]
Nov-15 [3]
1. Aceh
120.22
120.83
0.51
2. Sumatera Utara
122.77
123.52
0.61
3. Sumatera Barat
121.45
122.53
0.89
4. Riau
121.98
122.39
0.34
5. Jambi
122.06
122.58
0.42
6. Sumatera Selatan
122.66
123.22
0.46
7. Bengkulu
122.62
123.49
0.71
8. Lampung
122.79
123.45
0.54
9. Bangka Belitung
119.07
118.88
-0.16
10. Kepulauan Riau
120.19
120.46
0.22
[1]
[4]
Berita Resmi Statistik No. 59/12/Th.XVIII, 1 Desember 2015
10
Perkembangan Harga Produsen Gabah Pemantauan perkembangan harga gabah Provinsi Aceh dilakukan di Kabupaten Aceh Tenggara, Aceh Timur, Pidie, Bireuen, Aceh Utara, Nagan Raya, dan Pidie Jaya. Dari total observasi yang dilakukan pemantauan harga pada bulan November 2015 sebagian besar adalah GKP (Gabah Kering Panen) yaitu sebesar 59,18 persen, selanjutnya sebesar 36,73 persen adalah kualitas GKR (Gabah Kualitas Rendah) dan GKG (Gabah Kering Giling) sebesar 4,08 persen. Tabel 7 Jumlah Observasi, Harga Gabah, di Tingkat Petani, dan Penggilingan, dan HPP menurut Kelompok Kualitas, November 2015 Kelompok Kualitas
Jumlah Observasi
[1]
[2]
GKP
Harga di Petani (Rp/Kg)
Rata-Rata Harga (Rp/Kg)
Terendah
Tertinggi
Petani
Penggilingan
Petani
Penggilingan
[3]
[4]
[5]
[6]
[7]
[8]
5.272,41
5.339,66
3.700
3.750
5.400,00
5.450,00
-
4.650
4.969,17
5.070,83
-
-
29
4.800
5.750
(Pidie Jaya)
(Pidie)
5.400
5.400
4,08
(Birueuen)
(Birueuen)
18
4.833
5.100
59,18
GKG GKR
2
36,73
Total
HPP(Rp/Kg)
(Aceh Tenggara) (Aceh Tenggara)
49 (100,00%)
Keterangan: ◙ GKG : KA ≤ 14,00% dan KH ≤ 3,00% ◙ GKP : KA (14,01%-25,00%) dan KH (3,01%-10,00%) ◙ Di Luar Kualitas : KA > 25,00% atau KH > 10,00% ◙ Harga Pembelian Pemerintah (HPP) berdasarkan Inpres No. 5 Tahun 2015 tgl. 17 Maret 2015
Rata-Rata Harga menurut Kelompok Kualitas Selama November 2015, Di tingkat petani, terjadi peningkatan rata-rata harga gabah kualitas GKP sebesar 11,34 persen dan kualitas GKR naik sebesar 11,23 persen. Sejalan dengan harga gabah di tingkat petani, pada bulan November 2015 harga gabah di tingkat penggilingan, juga terjadi peningkatan rata-rata harga gabah kualitas GKP sebesar 10,97 persen dan kualitas GKR naik sebesar 10,96 persen. Dibandingkan bulan sebelumnya, rata-rata harga gabah kualitas GKP di tingkat petani selama November 2015 naik sebesar Rp 536,93 per kg menjadi 5.272,41 per kg. Sedangkan harga kualitas GKR di Petani mencapai Rp. 4.969,17 per Kg.
Berita Resmi Statistik No. 59/12/Th.XVIII, 1 Desember 2015
11
Gambar 4 Rata-Rata Harga Gabah menurut Kelompok Kualitas di Tingkat Petani (Rp/Kg), November 2015 5.900,0
5.400,0
4.900,0
4.400,0
% Per 3.900,0
Nov-14
Des-14
Jan-15
Feb-15
Mar-15
Apr-15
Mei-15
Jun-15
Jul-15
Agst-15
Sept-15
Okt-15
Nov-15
GKP
4.225,9
4.694,4
4.825,0
5.833,0
5.148,0
4.456,6
4.370,9
4.610,7
4.635,4
4.655,7
4.666,7
4.735,48
5.272,41
GKG
4.600,0
5.100,0
5.200,0
4.500,0
4.738,0
5.100,0
4.871,4
5.000,0
4.750,0
GKR
4.080,6
4.269,0
5.520,3
4.820,0
4.668,7
4.633,3
4.650,0
4.575,0
4.535,0
4.462,5
4.583,3
4.467,50
11,34
5.400,00
-
4.969,17
11,23
Dibandingkan bulan sebelumnya, rata-rata harga gabah kualitas GKP di tingkat penggilingan selama November 2015 naik sebesar Rp 528,04 per kg menjadi 5.339,66 per kg. Sedangkan harga kualitas GKR di Penggilingan mencapai Rp. 5.070,83 per Kg. Gambar 5 Rata-Rata Harga Gabah menurut Kelompok Kualitas di Tingkat Penggilingan (Rp/Kg), November 2015
5.900,0
5.400,0
4.900,0
4.400,0
% Per 3.900,0
Nov-14
Des-14
Jan-15
Feb-15
Mar-15
Apr-15
Mei-15
Jun-15
Jul-15
Agst-15
Sept-15
Okt-15
Nov-15
GKP
4.303,7
4.896,4
5.873,0
5.178,0
4.542,8
4.440,3
4.682,1
4.710,4
4.710,4
4.728,9
4.743,1
4.811,6
5.339,66
GKG
4.650,0
5.250,0
5.333,3
4.600,0
4.768,0
5.150,0
4.928,6
5.050,0
4.800,0
GKR
4.189,6
4.399,0
5.631,2
4.902,0
4.765,6
4.730,8
4.750,8
4.657,2
4.631,7
4.567,5
4.683,3
4.570,0
10,97
5.450,00
-
5.070,83
10,96
Berita Resmi Statistik No. 59/12/Th.XVIII, 1 Desember 2015
12