BPS PROVINSI SUMATERA UTARA No. 25/05/12/Thn. XX, 2 Mei 2017
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI SUMATERA UTARA APRIL 2017 SEBESAR 99,56
Pada April 2017, NTP Provinsi Sumatera Utara (2012=100) tercatat sebesar 99,56 atau turun 0,21 persen dibandingkan dengan NTP Maret 2017 sebesar 99,77
Penurunan NTP April 2017 disebabkan oleh turunnya NTP pada subsektor Hortikultura sebesar 0,71 persen, subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 0,49 persen, dan subsektor Perikanan sebesar 0,34 persen. Sedangkan NTP subsektor Tanaman Pangan (Padi dan Palawija) naik sebesar 0,02 persen, dan subsektor Peternakan naik sebesar 0,29 persen.
Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka inflasi/deflasi perdesaan. Pada April 2017, terjadi deflasi perdesaan di Sumatera Utara sebesar 0,62 persen. Hal ini disebabkan oleh penurunan indeks pada dua kelompok konsumsi rumahtangga, yaitu indeks kelompok bahan makanan sebesar 1,69 persen dan indeks kelompok perumahan sebesar 0,07 persen. Sedangkan indeks kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau naik sebesar 0.13 persen, indeks kelompok sandang naik sebesar 0,10 persen, indeks kelompok kesehatan naik sebesar 0,17 persen, indeks kelompok pendidikan, rekreasi, dan olah raga naik sebesar 0,34 persen dan indeks kelompok transportasi dan komunikasi naik sebesar 0,75 persen.
Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Provinsi Sumatera Utara April 2017 sebesar 106,50 atau turun 0,84 persen dibanding NTUP bulan sebelumnya.
1. NILAI TUKAR PETANI (NTP) Nilai Tukar Petani (NTP) yang diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani (dalam persentase), merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di perdesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani, begitu juga sebaliknya. Berdasarkan pemantauan harga-harga perdesaan di Provinsi Sumatera Utara pada April 2017, NTP Provinsi Sumatera Utara turun 0,21 persen dibanding Maret 2017, yaitu dari 99,77 menjadi 99,56. Terjadinya penurunan NTP pada April 2017 disebabkan oleh kenaikan indeks harga hasil produksi pertanian lebih rendah jika dibandingkan dengan kenaikan indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga maupun untuk keperluan produksi pertanian. Penurunan NTP April 2017 disebabkan oleh turunnya NTP pada subsektor Hortikultura sebesar 0,71 persen, subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 0,49 persen, dan subsektor Perikanan sebesar 0,34 persen. Sedangkan NTP subsektor Tanaman Pangan (Padi dan Palawija) naik sebesar 0,02 persen, dan subsektor Peternakan naik sebesar 0,29 persen.
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Utara No.25/05/12/Thn. XX, 2 Mei 2017
1
Tabel 1 Nilai Tukar Petani Provinsi Sumatera Utara per Subsektor, Maret 2017- April 2017 (2012=100)
Subsektor
Maret 2017
April 2017
Persentase Perubahan
(1)
(2)
(3)
(4)
a. Nilai Tukar Petani Padi & Palawija (NTPP)
94,55
94,57
0,02
b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It)
123,12
122,71
-0,33
- Padi
125,50
124,99
-0,41
- Palawija
117,53
117,39
-0,12
130,21
129,76
-0,34
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
133,02
132,23
-0,59
- Indeks BPPBM
121,41
122,05
0,53
1. Tanaman Pangan (Padi & Palawija)
c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib)
2. Hortikultura a. Nilai Tukar Petani Hortikultura (NTPH)
94,94
94,26
-0,71
b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It)
122,59
121,33
-1,03
- Sayur-sayuran
116,92
116,49
-0,36
- Buah-buahan
129,67
127,42
-1,74
- Tanaman Obat
104,80
103,76
-1,00
129,13
128,71
-0,32
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
131,72
131,19
-0,40
- Indeks BPPBM
117,59
117,70
0,10
a. Nilai Tukar Petani Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR)
99,66
99,18
-0,49
b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It)
130,01
128,60
-1,09
130,01
128,60
-1,09
130,45
129,66
-0,60
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
132,17
131,22
-0,72
- Indeks BPPBM
121,19
121,27
0,07
a. Nilai Tukar Petani Peternakan (NTPT)
111,02
111,35
0,29
b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It)
136,23
136,25
0,01
- Ternak Besar
142,74
142,80
0,04
- Ternak Kecil
128,91
129,20
0,23
- Unggas
119,72
118,77
-0,79
- Hasil Ternak
118,39
118,14
-0,21
122,71
122,37
-0,28
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
131,78
130,87
-0,69
- Indeks BPPBM
114,72
114,89
0,14
c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib)
3. Tanaman Perkebunan Rakyat
- Tanaman Perkebunan Rakyat c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib)
4. Peternakan
c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib)
2
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Utara No. 25/05/12/Thn. XX, 2 Mei 2017
Subsektor
Maret 2017
April 2017
Persentase Perubahan
(1)
(2)
(3)
(4)
a. Nilai Tukar Nelayan dan Pembudidayaan Ikan (NTNP)
102,57
102,22
-0,34
b. Indeks Harga yang Diterima Nelayan dan Pembudidayaan Ikan (It)
127,78
127,25
-0,41
c. Indeks Harga yang Dibayar Nelayan dan Pembudidayaan Ikan (Ib)
124,57
124,49
-0,07
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
129,82
129,45
-0,29
- Indeks BPPBM
118,58
118,81
0,19
a. Nilai Tukar Nelayan (NTN)
108,35
106,94
-1,30
b. Indeks Harga yang Diterima Nelayan (It)
134,95
133,04
-1,42
- Penangkapan Perairan Umum
116,03
116,65
0,53
- Penangkapan Laut
135,15
133,21
-1,43
124,55
124,40
-0,12
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
129,88
129,49
-0,30
- Indeks BPPBM
116,76
116,96
0,17
a. Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi)
96,76
97,48
0,74
b. Indeks Harga yang Diterima Pembudidaya Ikan (It)
120,56
121,44
0,72
- Budidaya Air Tawar
124,49
125,49
0,80
- Budidaya Laut
101,97
101,97
0,00
- Budidaya Air Payau
103,02
104,57
1,50
124,60
124,57
-0,02
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
129,76
129,40
-0,28
- Indeks BPPBM
120,41
120,66
0,21
a. Nilai Tukar Petani (NTP)
99,77
99,56
-0,21
b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It)
128,19
127,39
-0,62
c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib)
128,48
127,95
-0,41
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
132,19
131,37
-0,62
- Indeks BPPBM
119,36
119,62
0,22
a. Nilai Tukar Petani (NTP)
99,69
99,48
-0,21
b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It)
128,20
127,39
-0,63
c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib)
128,60
128,05
-0,42
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
132,26
131,43
-0,63
- Indeks BPPBM
119,38
119,64
0,22
5. Perikanan
5.1. Perikanan Tangkap
c. Indeks Harga yang Dibayar Nelayan (Ib)
5.2. Perikanan Budidaya
c. Indeks Harga yang Dibayar Pembudidaya Ikan (Ib)
Gabungan/Provinsi Sumatera Utara
Gabungan/Provinsi Sumatera Utara tanpa Perikanan
BPPBM = Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Utara No.25/05/12/Thn. XX, 2 Mei 2017
3
2. INDEKS HARGA YANG DITERIMA PETANI (IT) Indeks harga yang diterima petani (It) dari kelima subsektor menunjukkan fluktuasi harga beragam komoditas pertanian yang dihasilkan petani. Pada April 2017, It Provinsi Sumatera Utara mengalami penurunan sebesar 0,62 persen dibandingkan dengan It Maret 2017, yaitu dari 128,19 menjadi 127,39. Penurunan It terjadi pada empat subsektor, yaitu subsektor tanaman pangan (padi & palawija) sebesar 0,33 persen, subsektor hortikultura sebesar 1,03 persen, subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 1,09 persen, dan subsektor perikanan sebesar 0,41 persen. Sedangkan subsektor yang mengalami kenaikan It, yaitu subsektor peternakan sebesar 0,01 persen.
3. INDEKS HARGA YANG DIBAYAR PETANI (IB) Melalui indeks harga yang dibayar petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat perdesaan khususnya para petani, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Pada April 2017, Ib Provinsi Sumatera Utara mengalami penurunan sebesar 0,41 persen jika dibandingkan dengan Ib Maret 2017, yaitu dari 128,48 menjadi 127,95. Penurunan Ib terjadi pada semua subsektor, yaitu subsektor tanaman pangan sebesar 0,34 persen, subsektor hortikultura sebesar 0,32 persen, subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 0,60 persen, subsektor peternakan sebesar 0,28 persen, dan subsektor perikanan sebesar 0,07 persen. Tabel 2 Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Sumatera Utara Tahun 2016 – 2017 (2012=100) Tahun/Bulan (1)
It Indeks (2)
Ib % Perub (3)
Indeks (4)
% Perub (5)
NTP
% Perub
(6)
(7)
2016 Januari
121,58
-0,94
122,32
0,28
99,39
-1,22
Februari
121,87
0,24
122,83
0,42
99,21
-0,18
Maret
122,60
0,60
123,63
0,65
99,17
-0,04
April
123,89
1,05
122,91
-0,58
100,80
1,64
Mei
124,58
0,56
123,46
0,44
100,91
0,11
Juni
123,60
-0,79
123,80
0,28
99,84
-1,06
Juli
123,46
-0,11
124,61
0,65
99,08
-0,76
Agustus
124,10
0,52
124,98
0,30
99,29
0,22
September
126,56
1,98
125,57
0,47
100,79
1,50
Oktober
127,97
1,12
126,36
0,63
101,28
0,49
November
128,46
0,38
127,41
0,83
100,83
-0,45
Desember
129,65
0,92
127,66
0,19
101,56
0,73
Rata–rata 2016
124,86
124,63
100,19
2017 Januari
128,74
-0,70
128,32
0,52
100,33
-1,21
Februari
127,98
-0,59
128,23
-0,07
99,80
-0,52
Maret
128,19
0,16
128,48
0,19
99,77
-0,03
April
127,39
-0,62
127,95
-0,41
99,56
-0,21
4
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Utara No. 25/05/12/Thn. XX, 2 Mei 2017
4. NTP SUBSEKTOR 4.1. Subsektor Tanaman Pangan/Padi & Palawija (NTPP) Pada April 2017, NTPP mengalami kenaikan sebesar 0,02 persen, dan hal ini karena perubahan It (-0,33 %) lebih tinggi dibandingkan perubahan pada Ib (-0,34%). Perubahan yang terjadi pada It karena indeks kelompok padi turun sebesar 0,41 persen yaitu dari 125,50 menjadi 124,99 dan indeks kelompok palawija turun sebesar 0,12 persen yaitu dari 117,53 menjadi 117,39. Di sisi lain, perubahan penurunan pada Ib terjadi karena perubahan pada indeks konsumsi rumah tangga (IKRT) turun sebesar 0,59 persen dan indeks biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) naik sebesar 0,53 persen.
4.2. Subsektor Hortikultura (NTPH) Pada April 2017, NTPH mengalami penurunan sebesar 0,71 persen, dan hal ini karena perubahan It (-1,03%) lebih rendah dibandingkan perubahan pada Ib (-0,32%). Perubahan yang terjadi pada It karena indeks kelompok sayur-sayuran turun sebesar 0,36 persen yaitu dari 116,92 menjadi 116,49, indeks kelompok buah-buahan turun sebesar 1,74 persen yaitu dari 129,67 menjadi 127,42, dan indeks kelompok tanaman obat turun sebesar 1,00 persen yaitu dari 104,80 menjadi 103,76. Di sisi lain, perubahan penurunan pada Ib karena perubahan IKRT turun sebesar 0,40 persen dan indeks BPPBM naik sebesar 0,10 persen.
4.3. Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) Pada April 2017, NTPR mengalami penurunan sebesar 0,49 persen, dan hal ini karena perubahan It (-1,09%) lebih rendah dibandingkan perubahan pada Ib (-0,60%). Perubahan yang terjadi pada It karena indeks kelompok tanaman perkebunan rakyat turun sebesar 1,09 persen yaitu dari 130,01 menjadi 128,60. Di sisi lain, perubahan penurunan pada Ib karena perubahan IKRT turun sebesar 0,72 persen dan indeks BPPBM naik sebesar 0,07 persen.
4.4. Subsektor Peternakan (NTPT) Pada April 2017, NTPT mengalami kenaikan sebesar 0,29 persen, dan hal ini karena perubahan It (0,01%) lebih tinggi dibandingkan perubahan pada Ib (-0,28%). Kenaikan yang terjadi pada It karena indeks kelompok ternak besar naik sebesar 0,04 persen, dan indeks kelompok ternak kecil naik 0,23 persen. Sedangkan indeks kelompok unggas turun sebesar 0,79 persen, dan indeks kelompok hasil ternak turun sebesar 0,21 persen. Di sisi lain, perubahan penurunan pada Ib karena perubahan IKRT turun sebesar 0,69 persen dan indeks BPPBM naik sebesar 0,14 persen.
4.5. Subsektor Perikanan (NTNP) Pada April 2017, NTNP mengalami penurunan sebesar 0,34 persen, dan hal ini disebabkan oleh perubahan It (-0,41%) lebih rendah dibandingkan perubahan pada Ib (-0,07%). Penurunan yang terjadi pada It karena perubahan pada indeks kelompok penangkapan ikan rata-rata turun sebesar 1,42 persen. Sedangkan indeks kelompok budidaya ikan secara rata-rata naik sebesar 0,72 persen. Di sisi lain, perubahan penurunan pada Ib karena perubahan IKRT turun sebesar 0,29 persen dan indeks BPPBM naik sebesar 0,19 persen.
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Utara No.25/05/12/Thn. XX, 2 Mei 2017
5
4.5.1. Kelompok Penangkapan Ikan (NTN) Pada April 2017, NTN mengalami penurunan sebesar 1,30 persen, dan hal ini disebabkan oleh perubahan It (-1,42%) lebih rendah dibandingkan perubahan pada Ib (-0,12%). Penurunan yang terjadi pada It karena indeks kelompok penangkapan ikan secara rata-rata turun sebesar 1,42 persen. Di sisi lain, perubahan penurunan pada Ib karena perubahan IKRT turun sebesar 0,30 persen dan indeks BPPBM naik sebesar 0,17 persen. 4.5.2. Kelompok Budidaya Ikan (NTPi) Pada April 2017, NTPi mengalami kenaikan sebesar 0,74 persen, dan hal ini disebabkan oleh perubahan It (0,72%) lebih tinggi dibandingkan perubahan pada Ib (-0,02%). Kenaikan yang terjadi pada It karena indeks kelompok budidaya ikan secara rata-rata naik sebesar 0,72 persen. Di sisi lain, perubahan penurunan pada Ib karena perubahan IKRT turun sebesar 0,28 persen dan indeks BPPBM naik sebesar 0,21 persen.
5. NILAI TUKAR USAHA RUMAH TANGGA PERTANIAN (NTUP) SUBSEKTOR Pada April 2017, NTUP Provinsi Sumatera Utara mengalami penurunan sebesar 0,84 persen. Hal ini karena perubahan It (-0,62%) lebih rendah dibandingkan perubahan indeks BPPBM (0,22%). Penurunan NTUP disebabkan oleh turunnya NTUP pada semua subsektor, yaitu subsektor tanaman pangan sebesar 0,85 persen, subsektor hortikultura sebesar 1,13 persen, subsektor tanaman perkebunan sebesar 1,15 persen, subsektor peternakan sebesar 0,13 persen, dan subsektor perikanan sebesar 0,60 persen.
Tabel 3 Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian per Subsektor dan Persentase Perubahannya April 2017 (2012=100)
6
Subsektor
Maret 2017
April 2017
% Perubahan
(1)
(2)
(3)
(4)
1. Tanaman Pangan
101,41
100,55
-0,85
2. Hortikultura
104,26
103,08
-1,13
3. Tanaman Perkebunan Rakyat
107,28
106,04
-1,15
4. Peternakan
118,75
118,60
-0,13
5. Perikanan
107,76
107,11
-0,60
a. Tangkap
115,58
113,75
-1,59
b. Budidaya
100,13
100,64
0,52
Sumatera Utara
107,40
106,50
-0,84
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Utara No. 25/05/12/Thn. XX, 2 Mei 2017
B. HARGA PRODUSEN GABAH APRIL 2017
Selama April 2017 dilakukan di 13 kabupaten terhadap 99 observasi. Berdasarkan komposisinya, jumlah observasi harga gabah masih didominasi Gabah Kering Panen (GKP) sebanyak 64 observasi (64,65 %), diikuti Gabah Kering Giling (GKG) sebanyak 18 observasi (18,18 %), dan urutan ketiga adalah Gabah Kualitas Rendah sebanyak 17 observasi (17,17 %).
Di tingkat petani pada April 2017, harga tertinggi senilai Rp6.263,00 per kg berasal dari gabah kualitas GKP varietas Permaisuri di Kabupaten Toba Samosir. Sedangkan harga terendah senilai Rp3.800,00 per kg berasal dari gabah Kualitas GKP varietas Ciherang di Kabupaten Simalungun.
Di tingkat penggilingan pada April 2017, harga tertinggi senilai Rp6.363,00 per kg berasal dari gabah kualitas GKP varietas Permaisuri di Kabupaten Toba Samosir. Sedangkan harga terendah senilai Rp3.850,00 per kg berasal dari gabah Kualitas GKP varietas Ciherang dari Kabupaten Simalungun.
Survei harga produsen gabah selama April 2017 dilakukan di 13 kabupaten terhadap 99 observasi. Berdasarkan komposisinya, jumlah observasi harga gabah masih didominasi Gabah Kering Panen (GKP) sebanyak 64 observasi (64,65 %), diikuti Gabah Kering Giling (GKG) sebanyak 18 observasi (18,18 %), dan urutan ketiga adalah Gabah Kualitas Rendah sebanyak 17 observasi (17,17 %).
1. HARGA TERTINGGI DAN TERENDAH Di tingkat petani pada April 2017, harga tertinggi senilai Rp6.263,00 per kg berasal dari gabah kualitas GKP varietas Permaisuri di Kabupaten Toba Samosir. Sedangkan harga terendah senilai Rp3.800,00 per kg berasal dari gabah Kualitas GKP varietas Ciherang di Kabupaten Simalungun.. Di tingkat penggilingan pada April 2017, harga tertinggi senilai Rp6.363,00 per kg berasal dari gabah kualitas GKP varietas Permaisuri di Kabupaten Toba Samosir. Sedangkan harga terendah senilai Rp3.850,00 per kg berasal dari gabah Kualitas GKP varietas Ciherang dari Kabupaten Simalungun.
2. RATA-RATA HARGA GABAH DAN KOMPONEN MUTU Selama April 2017, rata-rata harga gabah kualitas GKG di tingkat petani senilai Rp5.090 per kg dan di tingkat penggilingan senilai Rp5.149 per kg. Rata-rata harga gabah kualitas GKP di tingkat petani senilai Rp4.502 per kg dan di tingkat penggilingan senilai Rp4.563 per kg. Rata-rata harga gabah kualitas rendah di tingkat petani senilai Rp4.277 per kg dan di tingkat penggilingan senilai Rp4.324 per kg. Komponen mutu gabah pada April 2017, rata-rata Kadar Air (KA) dan Kadar Hampa/Kotoran (KH) gabah kualitas GKG masing-masing tercatat 13,07 persen dan 2,10 persen, rata-rata KA dan KH gabah kualitas GKP masing-masing tercatat 20,07 persen dan 4,56 persen, rata-rata KA dan KH gabah kualitas rendah masing-masing tercatat 28,16 persen dan 6,22 persen.
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Utara No.25/05/12/Thn. XX, 2 Mei 2017
7
Tabel 4 Jumlah Observasi, Harga Gabah di Petani dan Penggilingan, dan HPP menurut Kelompok Kualitas, April 2017
Kelompok Kualitas (1)
GKG
GKP
Gabah Kualitas Rendah Total
Terendah
Tertinggi
Rata-rata
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
18
4 700
5 900
(18,18)
(Kualuh Selatan ; Labuhan Batu Utara)
(Sei Bamban ; Serdang Bedagai)
5 090
5 149
64
3 800
6 263 (Siantar Narumonda; Toba Samosir)
4 502
4 563
4 583 (Batang Angkola ; Tapanuli Selatan )
4 277
4 324
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Harga Gabah di Petani (Rp/Kg)
(64,65)
(Tanah Jawa ; Simalungun )
17
4 000
(17,17)
(Sei Bingai ; Langkat)
99 (100,00)
-
-
Harga Pembelian Pemerintah (HPP) (Rp/Kg) (7)
(8)
(9)
4 600
(Penggilingan)
549
11,93
3 700
(Petani)
802
21,68
3 750
(Penggilingan)
813
21,68
Keterangan: ◙ GKG : KA≤14,00% dan KH≤3,00% ◙ GKP : KA (14,01%-25,00%) dan KH (3,01%-10,00%) ◙ Di LuarKualitas : KA > 25,00% atau KH > 10,00% 1 )HPP berdasarkan Inpres No 5 Tahun 2015 tanggal 17 April 2015
8
Selisih Harga Kol (5) atau (6) thd Kol (7) Rp/Kg %
Harga Ratarata di Penggilingan (Rp/Kg)
Jumlah Observasi (%)
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Utara No. 25/05/12/Thn. XX, 2 Mei 2017
Informasi lebih lanjut hubungi:
BPS PROVINSI SUMATERA UTARA Jl. Asrama No. 179 Medan Telepon/Fax: 061-8452343/8452773 E-mail:
[email protected],
[email protected] Website:http://sumut.bps.go.id
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Utara No.25/05/12/Thn. XX, 2 Mei 2017
9