BPS PROVINSI ACEH No.52/11/Th.XVIII, 2 November 2015
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN OKTOBER 2015 Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga pedesaan di beberapa daerah di Provinsi Aceh pada bulan Oktober 2015, NTP sebesar 96,72 mengalami peningkatan indeks sebesar 0,68 persen, hal ini dikarenakan indeks yang diterima petani (It) mengalami peningkatan sebesar 0,39 persen sedangkan indeks yang dibayar petani (Ib) menurun sebesar 0,28 persen. Bila dirinci menurut subsektor, diketahui bahwa terjadi peningkatan NTP pada 4 subsektor yaitu Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 1,59 persen, Hortikultura sebesar 0,98 persen, Tanaman Pangan sebesar 0,84 persen, dan Perikanan sebesar 0,50 persen, sedangkan subsektor Peternakan mengalami penurunan sebesar 1,03 persen. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) pada Oktober 2015 meningkat sebesar 0,39 persen dibandingkan It bulan sebelumnya. Peningkatan It terjadi pada 4 subsektor yaitu Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 1,40 persen, Hortikultura sebesar 0,71 persen, Tanaman Pangan sebesar 0,42 persen, dan Perikanan sebesar 0,25 persen, sedangkan subsektor Peternakan mengalami penurunan sebesar 1,22 persen Pada bulan Oktober 2015 di Provinsi Aceh, Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) menurun sebesar 0,28 persen bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, yaitu dari 118,75 menjadi 118,42. Penurunan Ib terjadi pada seluruh subsektor, yaitu Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 0,19 persen, Peternakan sebesar 0,19 persen, Perikanan sebesar 0,24 persen, Hortikultura sebesar 0,27 persen, dan subsektor Tanaman Pangan sebesar 1,22 persen. Dari 33 Provinsi yang dilaporkan perubahan NTP Oktober 2015 terhadap bulan sebelumnya, terdapat 22 Provinsi yang mengalami peningkatan sedangkan 11 Provinsi mengalami penurunan. Provinsi yang mengalami peningkatan tertinggi berturut-turut adalah Bengkulu sebesar 1,31 persen, diikuti Banten sebesar 1,18 persen, dan NTB sebesar 1,13 persen. Sedangkan Provinsi yang mengalami penurunan tertinggi terjadi di Kepulauan Riau sebesar 1,13 persen, Papua Barat sebesar 1,03 persen, dan Bangka Belitung sebesar 0,78 persen. Berdasarkan pemantauan harga-harga kebutuhan rumahtangga di beberapa daerah pedesaan di Provinsi Aceh pada bulan Oktober 2015 terjadi Deflasi di pedesaan sebesar 0,39 persen yaitu terjadi perubahan indeks konsumsi rumahtangga dari 120,69 pada bulan September 2015 menjadi 120,22 pada bulan Oktober 2015. Deflasi di Pedesaan yang terjadi di wilayah Provinsi Aceh pada bulan Oktober 2015 disebabkan oleh turunnya kelompok Bahan Makanan turun sebesar 1,16 persen, diikuti sandang sebesar 0,02 persen, sedangkan indeks Kelompok Kesehatan terjadi kenaikan sebesar 0,49 persen, Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau sebesar 0,41 persen, Transportasi dan Komunikasi sebesar 0,31 persen, Pendidikan, Rekreasi, dan Olah Raga sebesar 0,09 persen, Perumahan sebesar 0,07 persen. Dari 10 Provinsi di Sumatera yang dilaporkan pada bulan Oktober 2015, 8 Provinsi mengalami Deflasi dan 2 Provinsi mengalami Inflasi. Provinsi yang mengalami Deflasi tertinggi yaitu Bangka Belitung sebesar 0,81 persen, diikuti Sumatera Selatan 0,51 persen dan Aceh sebesar 0,39 persen Sedangkan Provinsi yang mengalami inflasi adalah Provinsi Sumatera Utara sebesar 0,20 persen dan Bengkulu sebesar 0,14 persen. Selama Oktober 2015, Di tingkat petani, terjadi peningkatan rata-rata harga gabah kualitas GKP sebesar 1,47 persen sedangkan kualitas GKR turun sebesar 1,49 persen. Sejalan dengan harga gabah di tingkat petani, pada bulan Oktober 2015 harga gabah di tingkat penggilingan, juga terjadi peningkatan rata-rata harga gabah kualitas GKP sebesar 1,45 persen sedangkan kualitas GKR turun sebesar 1,33 persen. Dibandingkan bulan sebelumnya, rata-rata harga gabah kualitas GKP di tingkat petani selama Oktober 2015 naik sebesar Rp 68,8 per kg menjadi 4.735,5 per kg. Sedangkan harga kualitas GKR di Petani mencapai Rp. 4.467,5 per Kg.
Berita Resmi Statistik No. 52/11/Th.XVIII, 2 November 2015
1
Nilai Tukar Petani (NTP) yang diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani, merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di pedesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani. Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga pedesaan di beberapa daerah di Provinsi Aceh pada bulan Oktober 2015, NTP sebesar 96,72 mengalami peningkatan indeks sebesar 0,68 persen, hal ini dikarenakan indeks yang diterima petani (It) mengalami peningkatan sebesar 0,39 persen sedangkan indeks yang dibayar petani (Ib) menurun sebesar 0,28 persen. Tabel 1. Nilai Tukar Petani Provinsi Aceh menurut Subsektor, Oktober 2015 (2012=100) Bulan
Subsektor/Rincian [1] 1. Tanaman Pangan a. Indeks yang Diterima Petani (It) b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) c. Nilai Tukar Petani (NTPP) d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUPP) 2. Hortikultura a. Indeks yang Diterima Petani (It) b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) c. Nilai Tukar Petani (NTPH) d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUPH) 3. Tanaman Perkebunan Rakyat a. Indeks yang Diterima Petani (It) b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) c. Nilai Tukar Petani (NTPR) d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUPR) 4. Peternakan a. Indeks yang Diterima Petani (It) b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) c. Nilai Tukar Petani (NTPT) d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUPT) 5. Perikanan a. Indeks yang Diterima Petani (It) b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) c. Nilai Tukar Petani (NTPN) d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUPN) Gabungan a. Indeks yang Diterima Petani (It) b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) c. Nilai Tukar Petani (NTP) d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) Gabungan Tanpa Perikanan a. Indeks yang Diterima Petani (It) b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) c. Nilai Tukar Petani (NTP) d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP)
Sept-15 [2]
Okt-15 [3]
Perubahan (%) [4]
113,88 120,32 94,65 99,87
114,36 119,82 95,44 100,20
0,42 -0,42 0,84 0,33
124,75 118,85 104,96 112,28
125,63 118,53 106,00 112,96
0,71 -0,27 0,98 0,61
105,31 119,00 88,50 93,06
106,79 118,77 89,91 94,19
1,40 -0,19 1,59 1,21
119,57 115,88 103,19 108,70
118,11 115,65 102,12 107,27
-1,22 -0,19 -1,03 -1,31
114,52 117,74 97,26 100,14
114,81 117,45 97,75 100,23
0,25 -0,24 0,50 0,09
114,08 118,75 96,07 101,35
114,53 118,42 96,72 101,62
0,39 -0,28 0,68 0,27
113,83 118,92 95,72 101,64
114,07 118,79 96,02 101,39
0,21 -0,11 0,32 -0,24
Berita Resmi Statistik No. 52/11/Th.XVIII, 2 November 2015
2
Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat perbandingan NTP Oktober 2015 dengan bulan sebelumnya, diketahui bahwa terjadi peningkatan NTP pada 4 subsektor yaitu Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 1,59 persen, Hortikultura sebesar 0,98 persen, Tanaman Pangan sebesar 0,84 persen, dan Perikanan sebesar 0,50 persen, sedangkan subsektor Peternakan mengalami penurunan sebesar 1,03 persen. Gambar 1. Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Aceh, Oktober 2015 (2012=100) 104,00
102,00
100,00
98,00
96,00
94,00
NTP 92,00
NTP USAHA
90,00 Oct-14
Nov-14
Dec-14
Jan-15
Feb-15
Mar-15
Apr-15
May-15
Jun-15
Jul-15
Aug-15
Sep-15
Oct-15
Selain NTP, juga terdapat salah satu indikator pertanian lainnya, yaitu NTP Usaha Pertanian. Perbedaannya adalah jika NTP merupakan rasio antara It terhadap Ib, sedangkan NTP Usaha Pertanian merupakan rasio antara It terhadap BPPBM (Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal). Ib merupakan gabungan antara KRT (Konsumsi Rumah Tangga) dan BPPBM. Pada Gambar 1, terlihat bahwa NTP Usaha Pertanian selalu lebih tinggi dibandingkan NTP. 1. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) Indeks Harga yang Diterima Petani (It) pada Oktober 2015 meningkat sebesar 0,39 persen dibandingkan It bulan sebelumnya. Peningkatan It terjadi pada 4 subsektor yaitu Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 1,40 persen, Hortikultura sebesar 0,71 persen, Tanaman Pangan sebesar 0,42 persen, dan Perikanan sebesar 0,25 persen, sedangkan subsektor Peternakan mengalami penurunan sebesar 1,22 persen 2. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) Melalui indeks harga yang dibayar petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat pedesaan, khususnya petani yang merupakan bagian terbesar, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Pada bulan Oktober 2015 di Provinsi Aceh, Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) menurun sebesar 0,28 persen bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, yaitu dari 118,75 menjadi 118,42. Penurunan Ib terjadi pada seluruh subsektor, yaitu Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 0,19 persen, Peternakan sebesar Berita Resmi Statistik No. 52/11/Th.XVIII, 2 November 2015
3
0,19 persen, Perikanan sebesar 0,24 persen, Hortikultura sebesar 0,27 persen, dan subsektor Tanaman Pangan sebesar 1,22 persen 3. NTP Subsektor a. Subsektor Tanaman Pangan (NTPP) Pada bulan Oktober 2015, NTPP 95,44 mengalami peningkatan indeks sebesar 0,84 persen, hal ini dikarenakan indeks yang diterima petani (It) mengalami peningkatan sebesar 0,42 sedangkan indeks yang dibayar petani (Ib) yang menurun sebesar 0,42 persen. Peningkatan It disebabkan karena naiknya indeks kelompok Padi sebesar 0,58 persen sedangkan kelompok Palawija turun sebesar 0,34 persen. Ib mengalami penurunan dengan rincian sebagai berikut : indeks pada kelompok Konsumsi Rumahtangga (IKRT) turun sebesar 0,50 persen dan indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) naik sebesar 0,09 persen. b. Subsektor Hortikultura (NTPH) Pada bulan Oktober 2015, Nilai Tukar Petani untuk Subsektor Hortikultura (NTPH) sebesar 106,00 mengalami peningkatan indeks sebesar 0,98 persen, hal ini dikarenakan indeks yang diterima petani (It) mengalami peningkatan sebesar 0,71 sedangkan indeks yang dibayar petani (Ib) yang menurun sebesar 0,27 persen. Peningkatan It disebabkan naiknya indeks komoditas Buah-buahan sebesar 2,46 persen, dan Tanaman Obat naik sebesar 2,96 persen, sedangkan indeks kelompok Sayur-sayuran turun sebesar 1,59 persen. Ib mengalami penurunan dengan rincian sebagai berikut : indeks pada kelompok Konsumsi Rumahtangga (IKRT) turun sebesar 0,35 persen dan indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) naik sebesar 0,10 persen. c. Subsektor Perkebunan Rakyat (NTPR) Pada bulan Oktober 2015, NTPR sebesar 89,91 mengalami peningkatan indeks sebesar 1,59 persen, hal ini dikarenakan indeks yang diterima petani (It) mengalami peningkatan sebesar 1,40 persen sedangkan indeks yang dibayar petani (Ib) yang menurun sebesar 0,19 persen. Peningkatan It terutama disebabkan oleh naiknya harga pada komoditas cengkeh, kemiri, nilam, kelapa sawit, dan sebagainya. Ib mengalami peningkatan dengan rincian sebagai berikut : indeks pada kelompok Konsumsi Rumahtangga (IKRT) turun sebesar 0,26 persen dan indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) naik sebesar 0,19 persen.
Berita Resmi Statistik No. 52/11/Th.XVIII, 2 November 2015
4
Gambar 2. Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Aceh Subsektor Tanaman Pangan, Subsektor Hortikultura, dan Subsektor Perkebunan Rakyat Oktober 2015 (2012=100) 110,00
105,00
100,00
95,00
90,00 TANAMAN PANGAN 85,00
HORTIKULTURA TANAMAN PERKEBUNAN RAKYAT
80,00 Oct-14
Nov-14
Dec-14
Jan-15
Feb-15
Mar-15
Apr-15
May-15
Jun-15
Jul-15
Aug-15
Sep-15
Oct-15
d. Subsektor Peternakan (NTPT) Pada bulan Oktober 2015, NTPT sebesar 102,12 mengalami penurunan indeks sebesar 1,03 persen, hal ini dikarenakan indeks yang diterima petani (It) mengalami penurunan sebesar 1,22 atau lebih besar dari penurunan indeks yang dibayar petani (Ib) yang turun sebesar 0,19 persen. Penurunan It terutama disebabkan oleh turunnya indeks pada kelompok Ternak Kecil sebesar 2,02 persen, Unggas sebesar 1,88 persen dan Ternak Besar sebesar 1,13 persen, sedangkan Hasil Ternak naik sebesar 0,57 persen. Ib mengalami penurunan dengan rincian sebagai berikut : indeks pada kelompok Konsumsi Rumahtangga (IKRT) turun sebesar 0,40 persen dan indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) naik sebesar 0,09 persen. e. Subsektor Perikanan ( NTPN) Pada bulan Oktober 2015, NTPN sebesar 97,75 mengalami peningkatan indeks sebesar 0,50 persen, hal ini dikarenakan indeks yang diterima petani (It) mengalami peningkatan sebesar 0,25 persen sedangkan indeks yang dibayar petani (Ib) yang menurun sebesar 0,24 persen. Peningkatan It disebabkan karena naiknya indeks kelompok Budidaya sebesar 1,55 persen sedangkan Penangkapan turun sebesar 0,97 persen. Ib mengalami penurunan dengan rincian sebagai berikut : indeks pada kelompok Konsumsi Rumahtangga (IKRT) turun sebesar 0,45 persen dan indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) naik sebesar 0,16 persen.
Berita Resmi Statistik No. 52/11/Th.XVIII, 2 November 2015
5
Gambar 3. Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Aceh Subsektor Peternakan dan Perikanan, Oktober 2015 (2012=100) 104,00 103,00 PETERNAKAN
PERIKANAN
102,00 101,00 100,00 99,00 98,00 97,00 96,00 95,00 Oct-14
Nov-14
Dec-14
Jan-15
Feb-15
Mar-15
Apr-15
May-15
Jun-15
Jul-15
Aug-15
Sep-15
Oct-15
e.1.
Subsektor Perikanan (NTPN) Penangkapan Pada bulan Oktober 2015, NTPN Penangkapan sebesar 98,95 mengalami penurunan indeks sebesar 0,71 persen, hal ini dikarenakan indeks yang diterima petani (It) mengalami penurunan sebesar 0,97 atau lebih besar dari penurunan indeks yang dibayar petani (Ib) yang turun sebesar 0,26 persen.
e.2.
Subsektor Perikanan (NTPN) Budidaya Pada bulan Oktober 2015, NTPN Budidaya sebesar 96,53 mengalami peningkatan indeks sebesar 1,78 persen, hal ini dikarenakan indeks yang diterima petani (It) mengalami peningkatan sebesar 1,55 persen sedangkan indeks yang dibayar petani (Ib) menurun sebesar 0,22 persen. Tabel 2. Nilai Tukar Petani Provinsi Aceh Subsektor Perikanan, Oktober 2015 (2012=100) Bulan
Subsektor [1] 1. Penangkapan a. Indeks yang Diterima Petani (It) b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) c. Nilai Tukar Petani d. Nilai Tukar Usaha Pertanian 2. Budidaya a. Indeks yang Diterima Petani (It) b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) c. Nilai Tukar Petani d. Nilai Tukar Usaha Pertanian
Sept-15
Okt-15
Perubahan (%)
[2]
[3]
[4]
119,11 119,51 99,66 99,58
117,95 119,20 98,95 98,54
-0,97 -0,26 -0,71 -1,04
110,02 116,00 94,84 100,73
111,72 115,74 96,53 102,03
1,55 -0,22 1,78 1,29
Berita Resmi Statistik No. 52/11/Th.XVIII, 2 November 2015
6
Tabel 3. Perubahan Indeks yang di terima Petani (It) dan Indeks yang di bayar Petani (Ib) Menurut Subsektor di Provinsi Aceh Oktober 2015 (2012=100) Subsektor [1]
1. Tanaman Pangan a. Indeks yang Diterima Petani (It) - Padi - Palawija b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) - Indeks KRT - Indeks BPPBM 2. Hortikultura a. Indeks yang Diterima Petani (It) - Sayur-sayuran - Buah-Buahan - Tanaman Obat b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) - Indeks KRT - Indeks BPPBM 3. Tanaman Perkebunan Rakyat a. Indeks yang Diterima Petani (It) - Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR) b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) - Indeks KRT - Indeks BPPBM 4. Peternakan a. Indeks yang Diterima Petani (It) - Ternak Besar - Ternak Kecil - Unggas - Hasil Ternak b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) - Indeks KRT - Indeks BPPBM 5. Perikanan a. Indeks yang Diterima Petani (It) - Penangkapan - Budidaya b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) - Indeks KRT - Indeks BPPBM 5a. Perikanan (Penangkapan) a. Indeks yang Diterima Petani (It) - Penangkapan Laut b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) - Indeks KRT - Indeks BPPBM 5b. Perikanan (Budidaya) a. Indeks yang Diterima Petani (It) - Budidaya Air Tawar - Budidaya Laut - Budidaya Air Payau b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) - Indeks KRT - Indeks BPPBM Keterngan :
Bulan
Perubahan
Sept-15
Okt-15
(%)
[2]
[3]
[4]
113,88 115,37 107,27 120,32 121,45 114,03
114,36 116,04 106,90 119,82 120,84 114,13
0,42 0,58 -0,34 -0,42 -0,50 0,09
124,75 119,47 129,08 135,00 118,85 120,44 111,11
125,63 117,57 132,26 139,00 118,53 120,02 111,22
0,71 -1,59 2,46 2,96 -0,27 -0,35 0,10
105,31 105,31 119,00 120,16 113,16
106,79 106,79 118,77 119,84 113,37
1,40 1,40 -0,19 -0,26 0,19
119,57 119,54 118,64 121,30 118,84 115,88 120,65 110,00
118,11 118,18 116,24 119,02 119,52 115,65 120,17 110,10
-1,22 -1,13 -2,02 -1,88 0,57 -0,19 -0,40 0,09
114,52 119,11 110,02 117,74 119,47 114,36
114,81 117,95 111,72 117,45 118,93 114,55
0,25 -0,97 1,55 -0,24 -0,45 0,16
119,11 119,11 119,51 119,46 119,60
117,95 117,95 119,20 118,92 119,69
-0,97 -0,97 -0,26 -0,46 0,07
110,02 100,14 98,07 119,89 116,00 119,48 109,22
111,72 100,78 97,45 122,93 115,74 118,94 109,50
1,55 0,64 -0,63 2,54 -0,22 -0,45 0,26
KRT = Konsumsi Rumahtangga BPPBM = Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal
Berita Resmi Statistik No. 52/11/Th.XVIII, 2 November 2015
7
4. Perbandingan antar Provinsi Tabel 4. Indeks yang Diterima Petani (It), Indeks yang Dibayar Petani (Ib), dan Nilai Tukar Petani (NTP) Menurut Provinsi di Indonesia, Oktober 2015 (2012=100) Provinsi [1]
SUMATERA ACEH Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Bangka Belitung Kepulauan Riau JAWA DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah Yogyakarta Jawa Timur Banten BALI & NUSA TENGGARA Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur KALIMANTAN Kalimantan Barat Kaimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur SULAWESI Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat MALUKU Maluku Maluku Utara PAPUA Papua Barat Papua NASIONAL
It
Ib
NTP
Indeks
% Perubahan
Indeks
% Perubahan
Rasio
% Perubahan
[2]
[3]
[4]
[5]
[6]
[7]
114,53
0,39
118,42
-0,28
96,72
0,68
118,85
0,76
120,35
0,18
98,76
0,58
115,36
0,07
118,45
-0,25
97,39
0,32
113,06
1,08
120,13
-0,05
94,11
1,13
114,70
0,67
120,13
-0,01
95,48
0,68
114,76
0,19
119,24
-0,34
96,24
0,54
112,44
1,44
120,01
0,12
93,69
1,31
124,29
-0,14
119,41
-0,02
104,09
-0,12
123,16
-1,41
117,60
-0,64
104,73
-0,78
115,11
-1,19
116,79
-0,06
98,57
-1,13
116,97
0,00
119,55
-0,36
97,84
0,36
130,35
0,73
122,06
-0,07
106,80
0,79
121,57
-0,15
119,77
-0,14
101,50
0,00
122,71
0,04
119,35
0,13
102,82
-0,10
128,21
-0,66
121,23
-0,04
105,76
-0,61
126,07
0,98
118,85
-0,20
106,07
1,18
123,65
0,41
117,86
0,05
104,91
0,36
124,82
1,26
117,79
0,13
105,97
1,13
121,14
1,08
117,17
0,51
103,39
0,57
115,67
0,19
119,55
-0,27
96,75
0,46
117,52
0,09
119,25
0,16
98,55
-0,07
115,34
0,13
115,93
0,41
99,49
-0,28
117,65
-0,05
119,76
0,25
98,24
-0,31
117,66
1,14
122,01
0,57
96,43
0,57
117,45
0,62
119,04
0,46
98,66
0,17
127,90
-0,34
120,86
0,23
105,83
-0,57
119,89
0,22
119,14
0,32
100,63
-0,10
126,60
-0,07
121,61
-0,36
104,11
0,29
123,16
0,57
115,85
0,10
106,31
0,47
122,60
1,08
121,26
0,54
101,10
0,54
119,72
1,57
117,29
0,51
102,07
1,06
119,81
-0,85
119,79
0,18
100,02
-1,03
113,10
0,57
116,76
0,37
96,87
0,20
122,86
0,13
119,92
0,01
102,46
0,13
Berita Resmi Statistik No. 52/11/Th.XVIII, 2 November 2015
8
Dari 33 Provinsi yang dilaporkan perubahan NTP Oktober 2015 terhadap bulan sebelumnya, terdapat 22 Provinsi yang mengalami peningkatan sedangkan 11 Provinsi mengalami penurunan. Provinsi yang mengalami peningkatan tertinggi berturut-turut adalah Bengkulu sebesar 1,31 persen, diikuti Banten sebesar 1,18 persen, serta NTB & Riau sebesar 1,13 persen. Sedangkan Provinsi yang mengalami penurunan tertinggi terjadi di Kepulauan Riau sebesar 1,13 persen, Papua Barat sebesar 1,03 persen, dan Bangka Belitung sebesar 0,78 persen. 5. Indeks Harga Konsumen Pedesaan (Inflasi/Deflasi di Pedesaan) Perubahan Indeks Konsumsi Rumahtangga (KRT) mencerminkan angka Inflasi/Deflasi di wilayah pedesaan. Berdasarkan pemantauan harga-harga kebutuhan rumahtangga di beberapa daerah pedesaan di Provinsi Aceh pada bulan Oktober 2015 terjadi Deflasi di pedesaan sebesar 0,39 persen yaitu terjadi perubahan indeks konsumsi rumahtangga dari 120,69 pada bulan September 2015 menjadi 120,22 pada bulan Oktober 2015. Tabel 5. Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Pedesaan Di Provinsi Aceh Oktober 2015 (2012=100) IHK Pedesaan
Kelompok/Sub Kelompok
Perubahan (%)
Sept-15 [2]
Okt-15 [3]
Konsumsi Rumah Tangga
120,69
120,22
-0,39
Bahan Makanan
126,20
124,73
-1,16
Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau
115,32
115,79
0,41
Perumahan
112,95
113,03
0,07
Sandang
114,50
114,48
-0,02
Kesehatan
113,13
113,68
0,49
Pendidikan, Rekreasi, & Olah raga
110,17
110,27
0,09
Transportasi & Komunikasi
129,15
129,54
0,31
[1]
[4]
Deflasi di Pedesaan yang terjadi di wilayah Provinsi Aceh pada bulan Oktober 2015 disebabkan oleh turunnya kelompok Bahan Makanan turun sebesar 1,16 persen, diikuti sandang sebesar 0,02 persen, sedangkan indeks Kelompok Kesehatan terjadi kenaikan sebesar 0,49 persen, Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau sebesar 0,41 persen, Transportasi dan Komunikasi sebesar 0,31 persen, Pendidikan, Rekreasi, dan Olah Raga sebesar 0,09 persen, Perumahan sebesar 0,07 persen.
Berita Resmi Statistik No. 52/11/Th.XVIII, 2 November 2015
9
6. Indeks Harga Konsumen Pedesaan di Sumatera Dari 10 Provinsi di Sumatera yang dilaporkan pada bulan Oktober 2015, 8 Provinsi mengalami Deflasi dan 2 Provinsi mengalami Inflasi. Provinsi yang mengalami Deflasi tertinggi yaitu Bangka Belitung sebesar 0,81 persen, diikuti Sumatera Selatan 0,51 persen dan Aceh sebesar 0,39 persen Sedangkan Provinsi yang mengalami inflasi adalah Provinsi Sumatera Utara sebesar 0,20 persen dan Bengkulu sebesar 0,14 persen. Tabel 6. Perubahan Indeks Harga Konsumen Pedesaan Provinsi-Provinsi di Wilayah Sumatera Oktober 2015 (2012=100) Provinsi
IHK Pedesaan
Perubahan (%)
Sept-15 [2]
Okt-15 [3]
1. Aceh
120,69
120,22
-0,39
2. Sumatera Utara
122,53
122,77
0,20
3. Sumatera Barat
121,85
121,45
-0,33
4. Riau
122,07
121,98
-0,07
5. Jambi
122,10
122,06
-0,03
6. Sumatera Selatan
123,29
122,66
-0,51
7. Bengkulu
122,45
122,62
0,14
8. Lampung
122,89
122,79
-0,08
9. Bangka Belitung
120,05
119,07
-0,81
10. Kepulauan Riau
120,31
120,19
-0,10
[1]
[4]
Berita Resmi Statistik No. 52/11/Th.XVIII, 2 November 2015
10
Perkembangan Harga Produsen Gabah Pemantauan perkembangan harga gabah Provinsi Aceh dilakukan di Kabupaten Aceh Tenggara, Aceh Timur, Pidie, Bireuen, Aceh Utara, Nagan Raya, dan Pidie Jaya. Dari total observasi yang dilakukan pemantauan harga pada bulan Oktober 2015 sebagian besar adalah GKP (Gabah Kering Panen) yaitu sebesar 83,78 persen, selanjutnya sebesar 16,22 persen adalah kualitas GKR (Gabah Kualitas Rendah). Tabel 7 Jumlah Observasi, Harga Gabah, di Tingkat Petani, dan Penggilingan, dan HPP menurut Kelompok Kualitas, Oktober 2015 Kelompok Kualitas
Jumlah Observasi
[1]
[2]
GKP
GKR
Terendah
Tertinggi
Petani
Penggilingan
Petani
Penggilingan
[3]
[4]
[5]
[6]
[7]
[8]
4.753,8
4.811,61
3.700
3.750
-
-
-
4.650
4.467,5
4.570,0
-
-
4.600
4.900
(Nagan Raya)
(Bireuen)
-
-
-
-
-
-
6 16,22
Total
Rata-Rata Harga (Rp/Kg)
31 83,78
GKG
Harga di Petani (Rp/Kg)
4.435
4.500
(Aceh Tenggara)
(Aceh Tenggara)
HPP(Rp/Kg)
37 (100,00%)
Keterangan: ◙ GKG : KA ≤ 14,00% dan KH ≤ 3,00% ◙ GKP : KA (14,01%-25,00%) dan KH (3,01%-10,00%) ◙ Di Luar Kualitas : KA > 25,00% atau KH > 10,00% ◙ Harga Pembelian Pemerintah (HPP) berdasarkan Inpres No. 5 Tahun 2015 tgl. 17 Maret 2015
Rata-Rata Harga menurut Kelompok Kualitas Selama Oktober 2015, Di tingkat petani, terjadi peningkatan rata-rata harga gabah kualitas GKP sebesar 1,47 persen sedangkan kualitas GKR turun sebesar 1,49 persen. Sejalan dengan harga gabah di tingkat petani, pada bulan Oktober 2015 harga gabah di tingkat penggilingan, juga terjadi peningkatan rata-rata harga gabah kualitas GKP sebesar 1,45 persen sedangkan kualitas GKR turun sebesar 1,33 persen. Dibandingkan bulan sebelumnya, rata-rata harga gabah kualitas GKP di tingkat petani selama Oktober 2015 naik sebesar Rp 68,8 per kg menjadi 4.735,5 per kg. Sedangkan harga kualitas GKR di Petani mencapai Rp. 4.467,5 per Kg.
Berita Resmi Statistik No. 52/11/Th.XVIII, 2 November 2015
11
Gambar 4 Rata-Rata Harga Gabah menurut Kelompok Kualitas di Tingkat Petani (Rp/Kg), Oktober 2015 5.900,0
5.400,0
4.900,0
4.400,0
% Per 3.900,0 GKP
Okt-14
Nov-14
Des-14
Jan-15
Feb-15
Mar-15
Apr-15
Mei-15
Jun-15
Jul-15
Agst-15
Sept-15
Okt-15
4.052,1
4.225,9
4.694,4
4.825,0
5.833,0
5.148,0
4.456,6
4.370,9
4.610,7
4.635,4
4.655,7
4.666,7
4.735,5
1,47
4.600,0
5.100,0
5.200,0
4.500,0
4.738,0
5.100,0
4.871,4
5.000,0
4.750,0
4.080,6
4.269,0
5.520,3
4.820,0
4.668,7
4.633,3
4.650,0
4.575,0
4.535,0
4.467,5
-1,49
GKG GKR
4.036,6
4.462,5
4.583,3
-
Dibandingkan bulan sebelumnya, rata-rata harga gabah kualitas GKP di tingkat penggilingan selama Oktober 2015 naik sebesar Rp 1,45 per kg menjadi 4.811,6 per kg. Sedangkan harga kualitas GKR di Penggilingan mencapai Rp. 4.570,0 per Kg. Gambar 5 Rata-Rata Harga Gabah menurut Kelompok Kualitas di Tingkat Penggilingan (Rp/Kg), Oktober 2015
5.900,0
5.400,0
4.900,0
4.400,0
% Per 3.900,0 GKP
Okt-14
Nov-14
Des-14
Jan-15
Feb-15
Mar-15
Apr-15
Mei-15
Jun-15
Jul-15
Agst-15
Sept-15
Okt-15
4.145,7
4.303,7
4.896,4
5.873,0
5.178,0
4.542,8
4.440,3
4.682,1
4.710,4
4.710,4
4.728,9
4.743,1
4.811,6
1,45
4.650,0
5.250,0
5.333,3
4.600,0
4.768,0
5.150,0
4.928,6
5.050,0
4.800,0
4.189,6
4.399,0
5.631,2
4.902,0
4.765,6
4.730,8
4.750,8
4.657,2
4.631,7
4.570,0
-1,33
GKG GKR
4.156,6
4.567,5
4.683,3
-
Berita Resmi Statistik No. 52/11/Th.XVIII, 2 November 2015
12