No. 57/10/13/Th XVIII, 1 Oktober 2015
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH A.
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI
NTP SUMATERA BARAT SEPTEMBER 2015 SEBESAR 97,08 ATAU NAIK 0,11 PERSEN
NTP Sumatera Barat bulan September 2015 tercatat sebesar 97,08 atau naik sebesar 0,11 persen bila dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 96,97 (Agustus 2015). Indeks harga yang diterima petani (It) turun 0,22 persen, sedangkan indeks harga yang dibayar petani (Ib) mengalami penurunan sebesar 0.33 persen.
Pada bulan September 2015 NTP masing-masing subsektor tercatat sebesar 94,02 untuk subsektor tanaman pangan (NTPP), 95,92 untuk subsektor hortikultura (NTPH), 93,96 untuk subsektor tanaman perkebunan rakyat (NTPR), 105,90 untuk subsektor peternakan (NTPT), dan 107,57 untuk subsektor perikanan (NTN). Subsektor perikanan terbagi menjadi dua, yaitu subsektor perikanan tangkap dan perikanan budidaya dengan NTP masing-masing sebesar 101,19 dan 109,18.
Secara regional, di Sumatera Barat pada bulan September 2015 terjadi deflasi di daerah perdesaan sebesar 0,50 persen yang disebabkan terjadinya deflasi pada kelompok bahan makanan (1,65 persen), dan kelompok perumahan (0,12 persen). Sedangkan lima kelompok pengeluaran lain mengalami inflasi yakni kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau (0,78 persen), kelompok sandang (0,24 persen), kelompok kesehatan (0,55 persen), kelompok pendidikan, rekreasi, dan olah raga (0,18 persen), dan kelompok transportasi dan komunikasi (0,06 persen).
1. Nilai Tukar Petani (NTP) Nilai Tukar Petani (NTP) yang diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani (dalam persentase), merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di pedesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani. Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga di pedesaan di 11 kabupaten di Sumatera Barat pada bulan September 2015, NTP Sumatera Barat mengalami peningkatan sebesar 0,11 persen dibanding bulan Agustus 2015, yaitu dari 96,97 menjadi 97,08. Hal ini disebabkan penurunan indeks harga yang diterima petani (It) sebesar 0,22 persen, lebih rendah dari penurunan indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga maupun untuk keperluan produksi pertanian sebesar 0,33 persen.
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Barat No. 57/10/13/Th XVIII, 1 Oktober 2015
1
Tabel 1 Nilai Tukar Petani per Subsektor dan Perubahannya Agustus 2015 – September 2015 (2012=100) Agustus 2015
September 2015
Persentase Perubahan (%)
(2)
(3)
(4)
Bulan Kelompok dan Sub kelompok (1) 1. Tanaman Pangan a. NilaiTukar Petani (NTPP)
93,35
94,02
0,72
b. NilaiTukar Usaha Pertanian
98,78
98,99
0,21
c. Indeks Diterima Petani
112,37
112,66
0,26
- Padi
113,04
113,11
0,06
- Palawija
110,05
111,10
0,95
120,38
119,83
-0,46
- Indeks Konsumsi RumahTangga
122,67
121,91
-0,62
- Indeks BPPBM
113,76
113,81
0,05
98,32
95,92
-2,44
b. NilaiTukar Usaha Pertanian
107,18
104,12
-2,85
c. Indeks Diterima Petani
117,36
114,23
-2,67
- Sayur-sayuran
121,93
117,78
-3,41
- Buah-buahan
109,40
107,99
-1,28
104,47
105,75
1,22
119,37
119,08
-0,24
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
121,51
121,12
-0,32
- Indeks BPPBM
109,50
109,71
0,19
d. Indeks Dibayar Petani
2. Hortikultura a. Nilai Tukar Petani (NTPH)
- Tanaman Obat d. Indeks Dibayar Petani
3. Tanaman Perkebunan Rakyat a. Nilai Tukar Petani (NTPR)
94,07
93,96
-0,12
b. NilaiTukar Usaha Pertanian
102,96
102,02
-0,91
c. Indeks Diterima Petani
114,21
113,57
-0,56
114,21
113,57
-0,56
121,41
120,87
-0,44
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
123,32
122,61
-0,58
- Indeks BPPBM
110,93
111,32
0,35
a. Nilai Tukar Petani (NTPT)
104,03
105,90
1,80
b. NilaiTukar Usaha Pertanian
110,79
112,45
1,49
c. Indeks Diterima Petani
119,01
121,01
1,68
- Ternak Besar
115,97
118,46
2,14
- Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR) d. Indeks Dibayar Petani
4. Peternakan
- Ternak Kecil
111,46
113,58
1,91
- Unggas
128,97
128,75
-0,17
- Hasil Ternak
126,27
128,00
1,37
d. Indeks Dibayar Petani
114,40
114,27
-0,12
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
122,04
121,55
-0,40
- Indeks BPPBM
107,42
107,62
0,18
a. Nilai Tukar Petani (NTN)
107,09
107,57
0,44
b. NilaiTukar Usaha Pertanian
115,39
115,29
-0,09
c. Indeks Diterima Petani
5. Perikanan
123,15
123,78
0,51
- Tangkap
121,53
120,41
-0,91
- Budidaya
123,55
124,60
0,85
d. Indeks Dibayar Petani
114,99
115,07
0,07
- Indeks Konsumsi RumahTangga
120,84
120,52
-0,27
- Indeks BPPBM
106,72
107,36
0,60
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Barat No. 57/10/13/Th XVIII, 1 Oktober 2015
2
Agustus 2015
September 2015
Persentase Perubahan (%)
(2)
(3)
(4)
Bulan Kelompok dan Sub kelompok (1) 5.a. Perikanan Tangkap a. Nilai Tukar Petani
102,18
101,19
-0,96
b. NilaiTukar Usaha Pertanian
104,26
102,80
-1,41
c. Indeks Diterima Petani
121,53
120,41
-0,91
- Penangkapan Perairan Umum
119,76
120,62
0,72
- Penangkapan Laut
121,57
120,41
-0,96
d. Indeks Dibayar Petani
118,94
118,99
0,05
- Indeks Konsumsi RumahTangga
120,70
120,37
-0,28
- Indeks BPPBM
116,55
117,14
0,50
a. Nilai Tukar Petani
108,34
109,18
0,78
b. NilaiTukar Usaha Pertanian
118,40
118,67
0,22
c. Indeks Diterima Petani
123,55
124,60
0,85
- Budidaya Air Tawar
123,55
124,60
0,85
d. Indeks Dibayar Petani
114,04
114,12
0,07
- Indeks Konsumsi RumahTangga
120,88
120,56
-0,27
- Indeks BPPBM
104,34
104,99
0,62
5.b. Perikanan Budidaya
Gabungan a. Nilai Tukar Petani (NTP)
96,97
97,08
0,11
b. NilaiTukar Usaha Pertanian
104,42
103,97
-0,43
c. Indeks Diterima Petani
115,54
115,28
-0,22
d. Indeks Dibayar Petani
119,15
118,75
-0,33
- Indeks Konsumsi RumahTangga
122,46
121,85
-0,50
- Indeks BPPBM
110,65
110,88
0,21
Bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya pada bulan September 2015 NTP tiga subsektor mengalami peningkatan, yaitu subsektor tanaman pangan (0,72 persen), subsektor peternakan (1,80 persen), dan subsektor perikanan (0,44 persen). Sedangkan NTP subsektor hortikultura dan subsektor tanaman perkebunan rakyat mengalami penurunan masing-masing sebesar 2,44 persen dan 0,12 persen.
2.
Indeks Harga yang Diterima Petani (It)
Indeks harga yang diterima petani (It) dari kelima subsektor menunjukkan fluktuasi harga beragam komoditas pertanian yang dihasilkan petani. Pada bulan September 2015 terjadi penurunan pada indeks harga yang diterima petani (It) sebesar 0,22 persen bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, yaitu dari 115,54 menjadi 115,28. Menurunnya nilai It diakibatkan oleh menurunnya nilai It pada dua subsektor, yaitu subsektor hortikultura (2,67 persen), dan subsektor tanaman perkebunan (0,56 persen). Sedangkan It pada tiga subsektor lainnya mengalami kenaikan masing-masing subsektor tanaman pangan sebesar (0,26 persen), subsektor peternakan (1,68 persen), dan subsektor perikanan sebesar (0,51 persen).
3.
Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib)
Melalui indeks harga yang dibayar petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat perdesaan, khususnya petani yang merupakan bagian terbesar, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Pada bulan September 2015 indeks harga yang dibayar petani (Ib) mengalami penurunan sebesar 0,33 persen dibandingkan bulan sebelumnya, yaitu dari 119,15 menjadi 118,75. Menurunnya nilai Ib disebabkan oleh turunnya nilai Ib pada empat subsektor, yaitu subsektor tanaman pangan (0,46 persen), subsektor hortikultura (0,24 persen), subsektor tanaman perkebunan rakyat (0,44 persen), dan subsektor peternakan (0,12 persen). Sedangkan Ib pada subsektor perikanan mengalami kenaikan sebesar 0,07 persen. Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Barat No. 57/10/13/Th XVIII, 1 Oktober 2015
3
Grafik 1 NTP Sumatera Barat Bulan September 2014 – September 2015 (2012=100)
108,00
105,00
102,00
NTP
100,17 99,00
100,50
99,93
100,70
98,54 99,15
98,97
97,36
98,66
97,08
96,83 97,71
96,00
97,54
96,97
93,00
90,00
Bulan
4.
NTP Subsektor a.
Subsektor Tanaman Pangan (NTPP) NTP subsektor tanaman pangan (NTPP) pada bulan September 2015 mengalami peningkatan dibandingkan bulan sebelumnya, yaitu sebesar 0,72 persen dari 93,35 menjadi 94,02. Hal ini dikarenakan indeks harga yang diterima petani meningkat sebesar 0,26 persen, sedangkan indeks harga yang dibayar petani mengalami penurunan sebesar 0,46 persen. Meningkatnya nilai indeks harga yang diterima petani (It) disebabkan oleh meningkatnya indeks subkelompok padi sebesar 0,06 persen, dan subkelompok palawija sebesar 0,95 persen. Sementara itu, perubahan indeks harga yang dibayar petani (Ib) mengalami penurunan sebesar 0,46 persen diakibatkan oleh turunnya indeks subkelompok konsumsi rumahtangga (IKRT) sebesar 0,62 persen. Sedangkan indeks harga subkelompok biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) mengalami kenaikan sebesar 0,05 persen.
b. Subsektor Hortikultura (NTPH) Nilai Tukar Petani untuk subsektor hortikultura (NTPH) pada bulan September 2015 mengalami penurunan sebesar 2,44 persen dari 98,32 menjadi 95,92. Hal ini dikarenakan penurunan indeks harga yang diterima petani 2,67 persen lebih besar dibandingkan dengan penurunan indeks harga yang dibayar petani sebesar 0,24 persen. Menurunnya nilai It disebabkan adanya penurunan nilai indeks harga pada komoditas subkelompok sayur-sayuran sebesar 3,41 persen, dan subkelompok buah-buahan sebesar 1,28 persen. Sedangkan nilai indeks pada subkelompok tanaman obat mengalami peningkatan sebesar 1,22 persen. Penurunan Ib sebesar 0,24 persen disebabkan turunnya indeks harga subkelompok konsumsi rumah tangga (IKRT) sebesar 0,32 persen. Sedangkan indeks subkelompok biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) mengalami kenaikan sebesar 0,19 persen.
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Barat No. 57/10/13/Th XVIII, 1 Oktober 2015
4
c.
Subsektor Perkebunan Rakyat (NTPR) NTPR pada bulan September 2015 mengalami penurunan sebesar 0,12 persen, yaitu dari 94,07 menjadi 93,96. Menurunnya nilai NTPR ini disebabkan oleh penurunan indeks harga yang diterima petani sebesar 0,56 persen lebih besar dibandingkan penurunan indeks yang dibayar petani sebesar 0,44 persen. Menurunnya nilai Ib sebesar 0,44 persen diakibatkan menurunnya indeks harga pada subkelompok konsumsi rumah tangga sebesar 0,58 persen. Sedangkan indeks harga pada subkelompok biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) mengalami kenaikan sebesar 0,35 persen.
d.
Subsektor Peternakan (NTPT) NTPT pada September 2015 mengalami peningkatan sebesar 1,80 persen, yaitu dari 104,03 menjadi 105,90. Kenaikan NTP ini terjadi diakibatkan oleh peningkatan pada indeks harga yang diterima petani sebesar 1,68 persen. Sedangkan indeks harga yang dibayar petani mengalami penurunan sebesar 0,12 persen. Kenaikan indeks harga yang diterima petani (It) terjadi karena kenaikan harga pada tiga subkelompok yaitu : subkelompok ternak besar (2,14 persen), subkelompok ternak kecil (1,19 persen), dan subsektor hasil ternak (1,37 persen). Sedangkan harga pada subkelompok unggas mengalami penurunan sebesar 0,17 persen. Penurunan indeks yang dibayar petani (Ib) diakibatkan oleh penurunan indeks harga pada subkelompok konsumsi rumah tangga sebesar 0,40, sedangkan subkelompok biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) mengalami kenaikan sebesar 0,18 persen.
e.
Subsektor Perikanan (NTN) Pada bulan September 2015, nilai tukar petani subsektor perikanan (NTN) mengalami kenaikan sebesar 0,44 persen, yaitu dari 107,09 menjadi 107,57. Kondisi ini diakibatkan kenaikan indeks harga yang diterima petani sebesar 0,51 persen, lebih besar dari kenaikan indeks yang dibayar petani sebesar 0,07 persen. Peningkatan nilai It merupakan kontribusi dari peningkatan subsektor budidaya ikan sebesar 0,85 persen, walaupun indeks harga pada subsektor penangkapan ikan menurun sebesar 0,91 persen. Kenaikan indeks harga yang dibayar petani terjadi diakibatkan kenaikan indeks harga pada subkelompok biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) sebesar 0,60 persen, sedangkan indeks harga pada subkelompok konsumsi rumah tangga (IKRT) mengalami penurunan sebesar 0,27 persen.
4.
Indeks Harga Konsumen Pedesaan Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka inflasi/deflasi di wilayah perdesaan. Secara regional, Sumatera Barat pada bulan September 2015 terjadi deflasi di daerah perdesaan sebesar 0,50 persen bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Terjadinya deflasi di daerah perdesaan merupakan kontribusi dari penurunan indeks harga pada kelompok bahan makanan (1,65 persen), dan kelompok perumahan (0,12)). Sedangkan indeks harga pada kelompok lain mengalami kenaikan masing-masing kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau (0,78 persen), kelompok sandang (0,24 persen), kelompok kesehatan (0,55 persen), kelompok kelompok pendidikan rekreasi, olahraga (0,18 persen), dan kelompok transportasi dan komunikasi (0,06 persen). Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Barat No. 57/10/13/Th XVIII, 1 Oktober 2015
5
Tabel 2 Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Pedesaan Menurut Kelompok Pengeluaran Agustus 2015-September 2015 (2012=100)
Rincian Pengeluaran
IHK Perdesaan Agustus 2015
IHK Perdesaan September 2015
Inflasi Perdesaan September 2015 *)
Laju Inflasi Pedesaan Tahun Kalender **)
Inflasi Pedesaan Tahun ke Tahun ***)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Konsumsi Rumah Tangga
122,46
121,85
-0,50
0,41
5,20
Bahan Makanan
132,59
130,40
-1,65
-2,74
3,20
Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau
115,45
116,35
0,78
6,29
7,96
Perumahan
116,10
115,97
-0,12
3,69
5,73
Sandang
113,01
113,28
0,24
5,17
6,81
Kesehatan
113,14
113,77
0,55
3,96
5,74
Pendidikan, Rekreasi & Olahraga
110,72
110,91
0,18
2,71
2,90
Transportasi dan Komunikasi
119,85
119,92
0,06
-5,46
7,05
*) Persentase perubahan IHK Perdesaan Bulan September 2015 terhadap Bulan sebelumnya **) Persentase perubahan IHK Perdesaan Bulan September 2015 terhadap Bulan Desember 2014 ***) Persentase perubahan IHK Perdesaan Bulan September 2015 terhadap Bulan September 2014
Laju inflasi pedesaan tahun kalender bulan September 2015 sebesar 0,41 persen, sedangkan nilai inflasi pedesaan tahun ke tahun (year on year) sebesar 5,20 persen.
Grafik 2 Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Perdesaan Agustus 2013 – September 2015 (2012=100) 4,00
2,00
1,08 1,31
0,76
1,00
2,21
0,92
1,02 0,80
0,98 0,89
0,38
0,04
0,00
-0,17 0,09
-0,05 0,37
0,44
0,50
0,29
-0,05
-0,11
-0,50
Sep-15
Jul-15
Agust-15
Jun-15
Mei-15
Apr-15
Mar-15
Feb-15
Jan-15
Des-14
Nop-14
Okt-14
Sep-14
Agust-14
Jul-14
Jun-14
Apr-14
Mei-14
Mar-14
Feb-14
Jan-14
Des-13
Nop-13
-2,00
Okt-13
-0,97
Sep-13
Inflasi Perdesaan
2,00
Bulan Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Barat No. 57/10/13/Th XVIII, 1 Oktober 2015
6
PERKEMBANGAN HARGA PRODUSEN GABAH SEPTEMBER 2015 HARGA GABAH (GKP) DI PETANI NAIK 4,45 %
Komposisi jumlah observasi dari 99 transaksi harga gabah di tujuh kabupaten di Sumatera Barat selama September 2015, didominasi didominasi Gabah Kering Panen (GKP) sebesar 100 persen .
Di tingkat petani, harga gabah tertinggi berasal dari gabah kualitas GKP varietas Anak Daro yaitu sebesar Rp 7.200,- per kg yang terjadi di Kabupaten Solok. Sedangkan harga terendah berasal dari gabah kualitas GKP varietas Batang Piaman , yaitu senilai Rp 4.000,00- per kg, terjadi di Kabupaten Agam.
Berbeda dengan bulan sebelumnya, pada bulan September 2015 rata-rata harga gabah kualitas GKP di tingkat petani mengalami kenaikan sebesar 4,45 persen dari 4.363,77,- per kg ( Agst 2015) menjadi Rp 4.557,88,- per kg ( September 2015), dan di tingkat penggilingan naik 4,34 persen dari Rp 4.450,29,- per kg (Agst 2015) menjadi Rp 4.643,29,- per kg ( September 2015). Sementara itu, rata – rata harga gabah kualitas rendah dan gabah kualitas GKG tidak dapat dibandingkan.
Survei harga produsen gabah berasal dari 99 observasi di tujuh kabupaten di Sumatera Barat, yaitu: Pesisir Selatan, Solok, Padang Pariaman, Agam, Tanah Datar, Limapuluh Kota, dan Pasaman. Rata-rata harga gabah di tingkat petani bulan September dibanding bulan Agustus untuk kualitas GKP mengalami kenaikan sebesar 4,45 persen dari Rp 4.363,77 per kg (Agst 2015) menjadi Rp 4.557,88 per kg (September 2015). Sementara di tingkat penggilingan harga gabah GKP naik sebesar 4,34 persen dari Rp 4.450,29,- per kg (Agustus 2015) menjadi Rp 4.643,29,- per kg (September 2015). Tabel 3 Jumlah Observasi Harga Gabah di Tingkat Petani dan Penggilingan, Dan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) September 2015 Kelompok Kualitas
Jumlah Observasi
(1)
HHarga Pembelian Rata-rata HargaP Pemerintah Tkt Penggilingan ( (Rp/Kg) (Rp/Kg) Rata-rata
Harga di Tk Petani (Rp/Kg)
(Rp/kg)
(%)
(7)
(8)
(9)
4.600,00,-
--
--
3.700,00,(Petani)
857,88
23,19
3.750,00,(Penggilingan)
893,29
23.82
--
--
--
--
--
--
--
--
Terendah
Tertinggi
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
GKG
0 (0,00%)
--
--
--
--
GKP
99 (100%)
4000,00-
0 (0 %)
--
--
--
103 (100,00)
--
--
--
KualitasRendah
Total
7.200,00,-
4.557,88-
Selisih harga kol (5&6) terhadap kol (7)
4643,29,-
Harga gabah kualitas GKP terendah pada September 2015 di tingkat petani dijumpai di Kabupaten Agam, yaitu sebesar Rp 4.000,- per kg, sedangkan harga terendah di tingkat penggilingan juga terjadi di Kabupaten Agam, yaitu Rp 4.050,- per kg. Sementara harga tertinggi di tingkat petani terjadi di Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Barat No. 57/10/13/Th XVIII, 1 Oktober 2015
7
Kabupaten Solok , yaitu
sebesar Rp5.350,00,- per kg . Sedangkan harga tertinggi di tingkat
penggilingan juga terjadi di Kabupaten Solok yaitu sebesar Rp 7.300,- per kg. Tabel 4 Perbandingan Rata-rata Harga Gabah Kualitas GKP di Sumatera Barat Juli 2015 s/d September 2015 Tingkat Penggilingan (Rp/Kg)
Tingkat Petani (Rp/Kg)
Jul.’15
Agt.’15
Sept.’15
% Perubahan Bulan Sept. 2015 thdp.Agst2015
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
1
Pes, Selatan
4.354,97
4.377,56
4.376 ,77
-0,02
4.284,91
4.327,03
4.314,50
-0,29
2
Solok
4.816,33
4.833,20
5.751,67
19,00
4.271,55
4.702,40
5.661,33
20,39
3
Tanah Datar
4.482,17
4.594,08
4.520,74
-1,60
4.432,17
4.544,08
4.481,95
-1,37
4
Pdg, Prmn.
4.410,96
4.377,56
4.669,04
6,66
4.277,11
4.327,03
4.546,54
5,07
5
Agam
4.163,89
4.345,50
4.4613,86
2687
4.072,22
4.272,50
4.387,50
2,69
6
50 Kota
4.246,67
4.451,33
4.528,46
1,73
4.123,33
4.300,00
4.410,00
2,56
7
Pasaman
4.046,67
4.173,33
4.195,00
0,52
3.930,00
4.073,33
4.103,33
0,74
4.360,24
4.450,29
4.643,29
4,34
4.198,76
4.363,77
4.557,88
4,45
No.
Kabupaten
(1)
Sumbar
Jul.’15
Agst.’15
Sept.’15
% Perubahan Bulan Sept. 2015 thdp.Agst. 2015
Grafik 3 Rata-rata Harga Gabah Kualitas GKP di Tingkat Penggilingan Dan HPP Sumatera Barat Sept 2013 – Sept 2015 5800
5538.7 5795.8
Rata-rata Harga (Rp/Kg)
5300
4981.4 4656.8
4800 4432.4
4300
5127.0
4912.7
4155.13
4698.9
4593.5
4584.4
4579.2
4890.8 4994.9
4966.1
4631.1
4413.4
4681.0
4649.5
4609.1
4643.3 4360.2 4450.3
4553.5
4266.0
3800 3300 2800 2300
Sep-15
Jul-15
Aug-15
Jun-15
Apr-15
May-15
Mar-15
Feb-15
Jan-15
Dec-14
Nov-14
okt-14
Sep-14
Aug-14
Jul-14
Jun-14
May-14
Apr-14
Mar-14
Feb-14
Jan-14
Dec-13
Nov-13
Oct-13
Sep-13
1800
Bulan Hrga Gabah di beras Penggilingan
HPP
Berdasarkan Inpres No. 5 Tahun 2015 tentang Pengadaan Gabah/Beras dan Penyaluran Beras oleh Pemerintah, telah ditetapkan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) yang baru yang berlaku sejak tanggal 17 Maret 2015, yaitu untuk gabah kualitas GKP sebesar Rp 3.700,00,- per kg di tingkat petani dan Rp 3.750,00,- per kg di tingkat penggilingan, sedangkan HPP untuk gabah kualitas GKG sebesar Rp4.600,00,- per kg di tingkat penggilingan. Pada pemantauan bulan September 2015 tidak ditemukan kasus harga gabah yang berada di bawah HPP.
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Barat No. 57/10/13/Th XVIII, 1 Oktober 2015
8
Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Barat Informasi lebih lanjut hubungi:
Azwir, S.Si Kepala Bidang Statistik Distribusi JlKhatibSulaiman No.48 Padang 25135 Telp. (0751)442158,442159 Homepage : http://sumbar.bps.go.id Email :
[email protected]
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Barat No. 57/10/13/Th XVIII, 1 Oktober 2015
9