No. 52/08/51/Th. IX, 3 Agustus 2015
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH A. JULI 2015, NTP BALI NAIK 0,64 PERSEN
Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Bali bulan Juli 2015 tercatat mengalami kenaikan sebesar 0,64 persen, dari 103.93 pada bulan Juni 2015, menjadi 104,60. Dari sisi indeks yang diterima petani (It), tercatat kenaikan sebesar 1,12 persen, dari 120,76 di bulan sebelumnya menjadi 122,11. Sementara dari sisi indeks yang dibayar petani (Ib), tercatat kenaikan sebesar 0,47 persen, dari 116,19 menjadi 116,74.
Pada bulan Juli 2015, dari lima subsektor hampir semua subsektor mengalami kenaikan NTP, kecuali Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat. Kenaikan tertinggi tercatat untuk NTP Subsektor Hortikultura sebesar 1,88 persen. Berikutnya disusul oleh kenaikan NTP Subsektor Tanaman Pangan 0,62 persen, Peternakan 0,46 persen, dan Perikanan sebesar 0,44 persen. Sementara Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat mengalami penurunan sebesar 0,35 persen.
NTP Nasional bulan Juli 2015 mencapai 100,97, mengalami kenaikan sebesar 0,44 persen terhadap bulan sebelumnya. Kenaikan ini secara umum didorong oleh indeks harga yang diterima petani (It) yang naik sebesar 1,12 persen, lebih tinggi dibandingkan dengan kenaikan harga yang dibayar petani (Ib) sebesar 0,67 persen.
Berdasarkan Indeks Harga Konsumen Perdesaan (IHKP) Juli 2015, daerah pedesaan di Bali tercatat inflasi sebesar 0,64 persen. Sedangkan secara nasional daerah perdesaan mengalami inflasi sebesar 0,89 persen.
Bulan Juli 2015, semua provinsi tercatat mengalami inflasi perdesaan. Inflasi perdesaan tertinggi terjadi di Provinsi Jawa Tengah, yaitu sebesar 1,35 persen dan inflasi terendah terjadi di Sulawesi Utara sebesar 0,11 persen.
NTP (Farmers Term of Trade) merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di perdesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian terhadap barang dan jasa yang diperlukan petani untuk konsumsi rumahtangganya maupun untuk biaya produksi produk pertanian. Nilai Tukar Petani (NTP) diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani (dalam persentase). Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani. Pada Juli 2015, Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Bali tercatat mengalami kenaikan sebesar 0,64 persen, dari 103.93 pada bulan lalu, menjadi 104,60. Dari sisi indeks yang diterima petani (It), tercatat kenaikan sebesar 1,12 persen, dari 120,76 di bulan sebelumnya menjadi 122,11. Sementara dari sisi indeks yang dibayar petani (Ib), tercatat kenaikan sebesar 0,47 persen, dari 116,19 menjadi 116,74. Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 52/08/51/Th. IX, 3 Agustus 2015
1
1. a.
NTP Subsektor Subsektor Tanaman Pangan (Padi & Palawija/NTP-P)
NTP Subsektor Tanaman Pangan (NTP-P) pada bulan Juli 2015 mengalami kenaikan sebesar 0,62 persen dibanding bulan sebelumnya, yaitu dari 95,27 menjadi 95,86. Nilai NTP-P masih tetap berada dibawah 100 ini menunjukkan bahwa biaya produksi dan konsumsi rumahtangga petani di subsektor pertanian tanaman pangan masih lebih besar dibandingkan hasil yang diterima dari usaha pertaniannya. Indeks harga yang diterima petani (It) pada subsektor Tanaman Pangan naik sebesar 1,20 persen. Kenaikan ini terjadi pada kelompok Padi dan Palawija masing-masing sebesar 1,45 persen dan 0,55 persen. Di sisi lain, indeks harga yang dibayar petani (Ib) tercatat mengalami kenaikan sebesar 0,58 persen, namun masih lebih rendah dibandingkan dengan kenaikan It. Kenaikan pada Ib dipengaruhi oleh naiknya Indeks Harga Konsumsi Rumah Tangga (IHKP) dan indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) masing-masing sebesar 0,67 persen dan 0,15 persen.
b.
Subsektor Hortikultura (NTP-H)
NTP Subsektor Hortikultura (NTP-H) merupakan subsektor yang mengalami kenaikan NTP paling besar pada bulan Juli 2015. NTP-H naik sebesar 1,88 persen, yaitu dari 101,63 pada bulan lalu menjadi 103,54. Kenaikan ini terjadi karena indeks yang diterima petani (It) mengalami kenaikan sebesar 2,36 persen, sementara indeks harga yang harus dibayar oleh petani mengalami kenaikan sebesar 0,48 persen. Kenaikan yang terjadi pada It dipengaruhi oleh naiknya harga-harga pada kelompok sayur-sayuran, buah-buahan dan tanaman obat masing-masing sebesar 2,98 persen, 2,07 persen dan 1,34 persen. Kenaikan ini juga terkait adanya dua hari raya besar keagamaan yang jatuh pada hari yang hampir bersamaan di bulan Juli, yaitu hari raya Galungan bagi umat Hindu dan hari raya Idul Fitri bagi umat Muslim, sehingga terjadi lonjakan permintaan, khususnya permintaan buah dan sayuran. Secara umum, komoditas yang mengalami kenaikan harga, antara lain pisang, jeruk, cabai rawit, kol/kubis, mangga dan tomat. Sementara itu, kenaikan yang terjadi pada Ib disebabkan oleh naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,62 persen dan indeks BPPBM sebesar 0,06 persen.
c.
Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-Pr)
NTP Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-Pr) pada bulan Juli 2015 mengalami penurunan sebesar 0,35 persen dari 101,75 menjadi 101,39. Secara umum, penurunan NTP-Pr dipicu oleh naiknya indeks yang diterima petani (It) sebesar 0,15 persen, sedangkan indeks yang dibayar petani (Ib) naik sebesar 0,50 persen. Beberapa komoditas perkebunan yang memberikan andil atas naiknya It di subsektor ini yaitu cengkeh dan kopi. Di sisi lain, kenaikan pada Ib dipengaruhi oleh indeks konsumsi rumah tangga dan indeks BPPBM yang naik masing-masing sebesar 0,60 persen dan 0,15 persen.
2
Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 52/08/51/Th. IX, 3 Agustus 2015
Tabel 1 Nilai Tukar Petani Provinsi Bali dan Perubahannya Menurut Subsektor Juni 2015 - Juli 2015 (2012=100) Subsektor (1)
Bulan
Persentase
Juni 2015
Juli 2015
Perubahan
(2)
(3)
(4)
1. Tanaman Pangan (NTP-P)
95.27
95.86
0.62
a. Indeks Diterima Petani
113.60
114.96
1.20
- Padi
110.63
112.24
1.45
- Palawija
122.25
122.92
0.55
119.23
119.93
0.58
- Indeks Konsumsi Rumahtangga
119.84
120.64
0.67
b. Indeks Dibayar Petani - Indeks BPPBM
116.45
116.63
0.15
2. Hortikultura (NTP-H)
101.63
103.54
1.88
a. Indeks Diterima Petani
118.99
121.80
2.36
- Sayur-sayuran
126.44
130.21
2.98
- Buah-buahan
115.64
118.04
2.07
- Tanaman Obat
122.32
123.95
1.34
b. Indeks Dibayar Petani
117.08
117.64
0.48
- Indeks Konsumsi Rumahtangga
118.80
119.54
0.62
- Indeks BPPBM
112.41
112.48
0.06
3. Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-Pr)
101.75
101.39
-0.35
a. Indeks Diterima Petani
118.23
118.41
0.15
118.23
118.41
0.15
116.20
116.78
0.50
- Indeks Konsumsi Rumahtangga
119.23
119.95
0.60
- Indeks BPPBM
107.11
107.27
0.15
4. Peternakan (NTP-Pt)
113.57
114.09
0.46
a. Indeks Diterima Petani
128.67
129.74
0.84
- Ternak Besar
130.23
131.58
1.04
- Ternak Kecil
132.31
132.52
0.16
- Unggas
125.72
127.45
1.38
- Hasil Ternak
116.04
116.75
0.61
- Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR) b. Indeks Dibayar Petani
b. Indeks Dibayar Petani
113.29
113.72
0.38
- Indeks Konsumsi Rumahtangga
119.37
120.14
0.65
- Indeks BPPBM
107.97
108.09
0.11
5. Perikanan (NTP-Pi)
104.62
105.08
0.44
a. Indeks Diterima Petani
124.06
125.23
0.94
- Tangkap
135.98
137.74
1.29
- Budidaya
106.40
106.68
0.26
b. Indeks Dibayar Petani
118.58
119.17
0.49
- Indeks Konsumsi Rumahtangga
122.77
123.57
0.65
- Indeks BPPBM
110.98
111.13
0.14
NTP Gabungan
103.93
104.60
0.64
a. Indeks Diterima Petani
120.76
122.11
1.12
b. Indeks Dibayar Petani
116.19
116.74
0.47
- Indeks Konsumsi Rumahtangga
119.36
120.12
0.64
- Indeks BPPBM
110.71
110.84
0.12
Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 52/08/51/Th. IX, 3 Agustus 2015
3
d.
Subsektor Peternakan (NTP-Pt)
Subsektor Peternakan terdiri atas ternak besar, ternak kecil, unggas, dan hasil ternak. NTP Subsektor Peternakan (NTP-Pt) bulan Juli 2015 mengalami kenaikan sebesar 0,46 persen, yaitu dari 113,57 menjadi 114,09. Secara umum kenaikan ini disebabkan oleh indeks harga yang diterima petani (It) naik sebesar 0,84 persen, sementara kenaikan pada indeks harga yang dibayar petani (Ib) lebih rendah, yaitu sebesar 0,38 persen. Terjadinya kenaikan It dipicu oleh naiknya harga pada kelompok ternak besar , ternak kecil, unggas dan hasil ternak masing-masing sebesar 1,04 persen, 0,16 persen, 1,38 persen dan 0,61 persen. Secara umum, beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga, antara lain sapi potong, telur ayam ras, ayam buras, dan kambing. Kenaikan harga sapi potong pada bulan Juli 2015, salah satunya disebabkan oleh meningkatnya permintaan menjelang dan pada saat hari raya Idul Fitri. Sementara itu, kenaikan pada Ib dipicu oleh naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,65 persen dan indeks BPPBM 0,11 persen.
e.
Subsektor Perikanan (NTP-Pi)
Subsektor Perikanan mencakup kegiatan perikanan tangkap dan budidaya perikanan. Pada bulan Juli 2015, NTP Subsektor Perikanan juga mengalami kenaikan, yaitu sebesar 0,44 persen, dari 104,62 menjadi 105,08. Kenaikan ini terjadi karena indeks harga yang diterima petani mengalami kenaikan yang lebih besar daripada kenaikan indeks harga yang dibayar petani. It mengalami kenaikan sebesar 0,94 persen, sementara Ib naik sebesar 0,49 persen. Kenaikan It dipicu oleh naiknya harga-harga pada kelompok perikanan tangkap dan kelompok budidaya perikanan masing-masing sebesar 1,29 persen dan 0,26 persen. Beberapa komoditi yang mengalami kenaikan harga, yaitu tongkol, cakalang, tuna, tenggiri, lele, patin, dan gurame. Sementara itu, adanya kenaikan pada Ib didorong oleh naiknya indeks konsumsi rumah tangga dan BPPBM masing-masing sebesar 0,65 persen dan 0,14 persen.
2.
Perbandingan Terhadap Angka Nasional
Pada bulan Juli 2015, NTP gabungan secara nasional mengalami kenaikan sebesar 0,44 persen. Secara umum, kenaikan tersebut terjadi karena indeks harga yang diterima petani (It) secara nasional mengalami kenaikan sebesar 1,12 persen, lebih tinggi daripada kenaikan indeks harga yang dibayar petani (Ib) sebesar 0,67 persen. Nilai NTP Bali pada bulan Juli 2015 masih berada di atas NTP gabungan Nasional. Tabel 2 Nilai Tukar Petani Provinsi Bali dan Nasional serta Persentase Perubahannya, Juli 2015 (2012=100) Cakupan Wilayah
Ib
NTP
Indeks
% Perb
Indeks
% Perb
Rasio
% Perb
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Provinsi Bali
122.11
1.12
116.74
0.47
104.60
0.64
Nasional
120.58
1.12
119.42
0.67
100.97
0.44
(1)
3.
It
Perbandingan NTP di Jabalnusra
Pada bulan Juli 2015, dari sembilan provinsi di Pulau Jawa, Bali dan Nusa Tenggara (Jabalnusra), hampir semua mengalami kenaikan NTP, kecuali DKI Jakarta dan Nusa Tenggara Timur. Kenaikan tertinggi tercatat di Jawa Barat sebesar 1,06 persen, disusul oleh Jawa Timur dan Bali masing-masing 4
Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 52/08/51/Th. IX, 3 Agustus 2015
sebesar 0,80 persen dan 0,64 persen. Sementara itu, NTP di DKI Jakarta dan NTT mengalami penurunan masing-masing sebesar 0,40 persen dan 0,05 persen. NTP di Jabalnusra lebih lengkap disajikan pada tabel 3 dibawah ini. Tabel 3 Nilai Tukar Petani Antar Provinsi di Jabalnusra Juli 2015 (2012=100) Provinsi (1)
4.
NTP
Persentase
Juni 2015
Juli 2015
Perubahan
(2)
(3)
(4)
DKI Jakarta
97.37
96.98
-0.40
Jawa Barat
103.08
104.17
1.06
Jawa Tengah
98.49
98.99
0.52
Yogyakarta
100.36
100.96
0.60
Jawa Timur
103.05
103.87
0.80
Banten
103.22
103.28
0.06
Bali
103.93
104.60
0.64
NTB
103.29
103.86
0.55
NTT
101.71
101.66
-0.05
Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP)
Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), dimana komponen Ib hanya terdiri dari Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM). Dengan dikeluarkannya Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) dari komponen Ib, NTUP dapat lebih mencerminkan margin usaha pertanian, karena yang dibandingkan hanya produksi dengan biaya produksinya. NTUP Juli 2015 masih mengalami kenaikan sebesar 1,00 persen yaitu dari 109,07 menjadi 110,17. Kenaikan NTUP terjadi pada Subsektor Hortikultura sebesar 2,30 persen, Subsektor Tanaman Pangan 1,05 persen, Perikanan 0,80 persen, dan Peternakan 0,73 persen. Sementara NTUP Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat tidak mengalami perubahan. Tabel 4 Nilai Tukar Usaha Pertanian per Subsektor dan Persentase Perubahannya, Juli 2015 (2012 = 100) NTUP Juni 2015
Juli 2015
Persentase Perubahan
(2)
(3)
(4)
1. Tanaman Pangan
97.55
98.57
1.05
2. Hortikultura
105.85
108.28
2.30
3. Tanaman Perkebunan Rakyat
110.38
110.38
0.00
4. Peternakan
119.17
120.04
0.73
5. Perikanan
111.79
112.68
0.80
a Perikanan Tangkap
119.07
120.50
1.20
b. Perikanan Budidaya
100.18
100.23
0.05
109.07
110.17
1.00
Subsektor (1)
Gabungan
Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 52/08/51/Th. IX, 3 Agustus 2015
5
5.
Indeks Harga Konsumen Perdesaan
Indeks Harga Konsumen Perdesaan (IHKP) dapat ditunjukkan oleh Indeks Harga Konsumsi Rumahtangga Petani yang merupakan komponen dalam Indeks Harga yang Dibayar Petani. IHK perdesaan terdiri dari 7 (tujuh) kelompok pengeluaran, yaitu kelompok bahan makanan, kelompok makanan jadi, kelompok perumahan, kelompok sandang, kelompok kesehatan, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga, serta kelompok transportasi dan komunikasi. Perubahan IHK perdesaan mencerminkan angka inflasi/deflasi di wilayah perdesaan. Berdasarkan pengamatan IHK perdesaan pada bulan Juli 2015, terjadi inflasi di semua provinsi di Indonesia. Inflasi perdesaan tertinggi di laporkan di Jawa Tengah mencapai 1,35 persen dan inflasi terendah tercatat di Sulawesi Utara sebesar 0,11 persen. Grafik 1 Perubahan Indeks Harga Konsumen Perdesaan (IHKP) Menurut Provinsi di Indonesia, Juli 2015
Pada Juli 2015, Provinsi Bali mengalami inflasi perdesaan sebesar 0,64 persen yang disebabkan oleh naiknya harga-harga di semua kelompok komoditas. Kenaikan tertinggi terjadi pada kelompok bahan makanan sebesar 1,35 persen, disusul oleh kelompok makanan jadi 0,42 persen, kelompok sandang 0,36 persen, kelompok kesehatan 0,17 persen, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,14 persen, kelompok perumahan 0,11 persen, serta kelompok transportasi dan komunikasi 0,02 persen. Secara umum, komoditas pada kelompok bahan makanan penyumbang inflasi pada bulan Juli 2015, antara lain cabai rawit, beras, ikan pindang tongkol, pisang, apel, telur ayam ras, dan daging babi. Sedangkan penyumbang inflasi pada kelompok makanan jadi, antara lain mie bakso, ayam goreng, roti manis, dan rokok kretek filter.
6
Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 52/08/51/Th. IX, 3 Agustus 2015
Tabel 5 Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Perdesaan Provinsi Bali dan Nasional, Juli 2015 Kelompok
Perubahan IHK Perdesaan (%) Bali
Nasional
(2)
(3)
Bahan Makanan
1.35
1.52
Makanan Jadi
0.42
0.38
Perumahan
0.11
0.28
Sandang
0.36
1.65
Kesehatan
0.17
0.31
Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga
0.14
0.56
Transportasi dan Komunikasi
0.02
0.24
Gabungan
0.64
0.89
(1)
B. HARGA GABAH BULAN JULI 2015 NAIK
Berdasarkan hasil pemantauan harga gabah bulan Juli 2015, tercatat rata-rata harga gabah pada kualitas kering panen (GKP) di tingkat petani mengalami kenaikan sebesar 2,90 persen dibandingkan bulan Juni 2015, sedangkan di tingkat penggilingan naik sebesar 3,12 persen.
Rata-rata harga gabah kualitas GKP pada bulan Juli berada masih diatas HPP yaitu sebesar Rp 4.281,91 per kg di tingkat petani dan Rp 4.349,42 per kg di tingkat penggilingan.
Transaksi Gabah Kering Panen (GKP) dengan harga tertinggi di tingkat petani tercatat di Kabupaten Karangasem sebesar Rp 4.874,45 per Kg untuk varietas Ciherang, sementara transaksi terendah tercatat di Kabupaten Badung dengan harga Rp 3.915,00/Kg untuk varietas Cidenuk.
Berdasarkan hasil pencatatan harga gabah di 7 kabupaten, yaitu Jembrana, Tabanan, Badung, Gianyar, Klungkung, Karangasem dan Buleleng selama bulan Juli 2015, harga gabah (GKP) di tingkat petani mengalami kenaikan sebesar 2,90 persen, dari Rp 4.161,03 per kg pada bulan sebelumnya menjadi Rp 4.281,91 per kg. Sementara itu, rata-rata harga GKP di tingkat penggilingan naik sebesar 3,12 persen dari Rp 4.217,76 per kg menjadi Rp 4.349,42 per kg. Transaksi Gabah Kering Panen (GKP) tertinggi di tingkat petani tercatat di Kabupaten Karangasem sebesar Rp 4.874,45 per kg untuk varietas Ciherang, sedangkan transaksi terendah tercatat di Kabupaten Badung dengan harga Rp 3.915,00 per kg untuk Cidenuk.
Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 52/08/51/Th. IX, 3 Agustus 2015
7
Grafik 2 Perkembangan Rata-rata Harga Gabah (GKP) di Tingkat Petani dan Penggilingan Provinsi Bali Juli 2014 Juli 2015 4,600.00 4,400.00 4,200.00 4,000.00 3,800.00 3,600.00 3,400.00 3,200.00
Tk. Petani
Tk. Penggilingan
HPP Tk. Petani
Jul '15
Jun '15
Mei '15
Apr '15
Mar '15
Feb '15
Jan '15
Des '14
Nov '14
Okt '14
Sep '14
Ags '14
Jul '14
3,000.00
HPP Tk. Penggilingan
Tabel 6 Perkembangan Rata-rata Harga Gabah (GKP) di Tingkat Petani dan Penggilingan Provinsi Bali Juli 2014 Juli 2015 No
Bulan
Harga di Tingkat Petani (Rp/Kg)
Perubahan (%)
Harga di Tingkat Penggilingan (Rp/Kg)
Perubahan (%)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
1
Juli 2014
3,863.77
6.13
3,917.84
5.53
2
Agustus 2014
3,870.13
0.16
3,930.18
0.31
3
September 2014
3,960.54
2.34
4,034.95
2.67
4
Oktober 2014
4,091.44
3.31
4,164.42
3.21
5
Nopember 2014
4,121.61
0.74
4,189.88
0.61
6
Desember 2014
4,182.87
1.49
4,258.66
1.64
7
Januari 2015
4,341.58
3.79
4,414.58
3.66
8
Februari 2015
4,419.29
1.79
4,486.79
1.64
9
Maret 2015
4,310.36
-2.46
4,456.36
-0.68
10
April 2015
3,785.53
-12.18
3,857.96
-13.43
11
Mei 2015
3,797.24
0.31
3,861.71
0.10
12
Juni 2015
4,161.03
9.58
4,217.76
9.22
13
Juli 2015
4,281.91
2.90
4,349.42
3.12
*) HPP GKP (Mulai Maret 2015) Rp 3.700,00/kg di tingkat petani Rp 3.750,00/kg di tingkat penggilingan
8
Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 52/08/51/Th. IX, 3 Agustus 2015
Tabel 7 Perkembangan Inflasi Perdesaan Bulanan dan Kumulatif Provinsi Bali dan Nasional Tahun 2013 2015 Tahun
Bali
Nasional
Bulanan
Kumulatif
Bulanan
Kumulatif
(2)
(3)
(4)
(5)
Januari
1.66
1.66
1.21
1.21
Februari
0.68
2.35
0.66
1.88
Maret
0.91
3.28
0.76
2.65
April
0.10
3.38
-0.02
2.63
Mei
-0.18
3.20
-0.03
2.60
Juni
-0.03
3.17
0.58
3.20
Juli
3.18
6.45
3.36
6.66
Agustus
0.39
6.87
0.96
7.69
September
-0.03
6.84
0.08
7.78
Oktober
1.05
7.96
0.31
8.11
Nopember
0.24
8.22
0.14
8.26
Desember
0.32
8.57
0.39
8.69
Januari
0.88
0.88
1.16
1.16
Februari
0.32
1.20
0.45
1.62
Maret
0.42
1.63
0.19
1.81
April
0.05
1.68
-0.05
1.76
Mei
0.39
2.07
0.23
1.99
Juni
0.36
2.44
0.74
2.74
Juli
0.56
3.01
0.82
3.58
Agustus
0.49
3.51
0.37
3.96
September
0.49
4.02
0.45
4.43
Oktober
0.24
4.27
0.43
4.88
November
1.52
5.85
1.49
6.41
Desember
2.85
8.86
2.72
9.30
Januari
-0.90
-0.90
-0.03
-0.03
Februari
-0.53
-1.42
-0.73
-0.76
Maret
0.88
-0.55
0.48
-0.29
April
0.25
-0.30
0.21
-0.08
Mei
-0.20
-0.49
0.60
0.52
Juni
0.17
-0.32
0.82
1.35
Juli
0.64
0.31
0.89
2.24
(1)
2013
2014
2015
Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 52/08/51/Th. IX, 3 Agustus 2015
9
Informasi lebih lanjut hubungi: Amirudin, S.Si., MMSI. Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Provinsi Bali Telepon: 0361-238159, Fax: 0361-238162 E-mail:
[email protected]