BPS PROVINSI SUMATERA UTARA No. 09/02/12/Th. XIX, 01 Februari 2016
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI SUMATERA UTARA JANUARI 2016 SEBESAR 99,39
Pada Januari 2016, NTP Provinsi Sumatera Utara (2012=100) tercatat sebesar 99,39 atau mengalami penurunan 1,22 persen dibandingkan dengan NTP Desember 2015 sebesar 100,62.
Penurunan NTP Januari 2016 disebabkan oleh turunnya NTP Subsektor Tanaman Pangan (padi dan palawija) sebesar 1,57 persen, NTP Subsektor Hortikultura sebesar 2,07 persen, dan NTP Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 1,65 persen. Sedangkan NTP Subsektor Peternakan mengalami kenaikan sebesar 0,39 persen dan NTP Subsektor Perikanan naik sebesar 0,41 persen.
Pada Januari 2016, terjadi inflasi perdesaan di Sumatera Utara sebesar 0,34 persen. Hal ini disebabkan oleh kenaikan indeks pada 6 kelompok konsumsi rumah tangga, yaitu indeks kelompok bahan makanan sebesar 0,53 persen, indeks kelompok makanan jadi, minuman, rokok, & tembakau sebesar 0,54 persen, indeks kelompok perumahan sebesar 0,15 persen, indeks kelompok sandang sebesar 0,78 persen, indeks kelompok kesehatan sebesar 0,88 persen, dan indeks kelompok pendidikan, rekreasi & olah raga sebesar 0,06 persen. Sementara indeks kelompok transportasi & komunikasi mengalami penurunan sebesar 0,83 persen.
Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Provinsi Sumatera Utara Januari 2016 sebesar 105,30 atau turun 1,17 persen dibanding NTUP bulan sebelumnya.
1. NILAI TUKAR PETANI (NTP) Nilai Tukar Petani (NTP) yang diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani (dalam persentase), merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di perdesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani. Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga perdesaan di Provinsi Sumatera Utara pada Januari 2016, NTP Provinsi Sumatera Utara mengalami penurunan 1,22 persen dibanding Desember 2015, yaitu dari 100,62 menjadi 99,39. Penurunan NTP pada Januari 2016 disebabkan kenaikan indeks harga hasil produksi pertanian lebih rendah jika dibandingkan dengan kenaikan indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga maupun untuk keperluan produksi pertanian. Penurunan NTP Januari 2016 disebabkan oleh turunnya NTP Subsektor Tanaman Pangan (padi dan palawija) sebesar 1,57 persen, NTP Subsektor Hortikultura sebesar 2,07 persen, dan NTP Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 1,65 persen. Sedangkan NTP Subsektor Peternakan mengalami kenaikan sebesar 0,39 persen dan NTP Subsektor Perikanan naik sebesar 0,41 persen.
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Utara No. 09/02/12/Th. XIX, 01 Februari 2016
1
Tabel 1 Nilai Tukar Petani Provinsi Sumatera Utara per Subsektor, Desember 2015-Januari 2016 (2012=100) Subsektor
Desember 2015
Januari 2016
Persentase Perubahan
(1)
(2)
(3)
(4)
a. Nilai Tukar Petani Padi & Palawija (NTPP)
101,56
99,96
-1,57
b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It)
124,69
123,37
-1,06
- Padi
128,91
127,22
-1,31
- Palawija
114,79
114,32
-0,41
122,77
123,41
0,52
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
125,16
125,79
0,50
- Indeks BPPBM
115,27
115,94
0,59
1. Tanaman Pangan (Padi & Palawija)
c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib)
2. Hortikultura a. Nilai Tukar Petani Hortikultura (NTPH)
98,80
96,75
-2,07
b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It)
121,04
119,00
-1,69
- Sayur-sayuran
116,66
113,45
-2,75
- Buah-buahan
126,47
125,74
-0,58
- Tanaman Obat
108,91
110,08
1,08
122,51
123,00
0,40
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
124,13
124,68
0,44
- Indeks BPPBM
115,31
115,52
0,18
c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib)
3. Tanaman Perkebunan Rakyat a. Nilai Tukar Petani Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR)
96,37
94,78
-1,65
b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It)
119,22
117,57
-1,38
119,22
117,57
-1,38
123,71
124,05
0,27
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
124,95
125,27
0,25
- Indeks BPPBM
117,02
117,47
0,38
a. Nilai Tukar Petani Peternakan (NTPT)
108,95
109,37
0,39
b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It)
128,22
128,60
0,29
- Ternak Besar
132,21
133,03
0,62
- Ternak Kecil
125,09
124,89
-0,16
- Unggas
115,14
114,52
-0,54
- Hasil Ternak
115,04
114,51
-0,46
117,69
117,58
-0,09
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
124,69
125,01
0,25
- Indeks BPPBM
111,52
111,04
-0,43
- Tanaman Perkebunan Rakyat c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib)
4. Peternakan
c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib)
2
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Utara No. 09/02/12/Th. XIX, 01 Februari 2016
Subsektor
Desember 2015
Januari 2016
Persentase Perubahan
(1)
(2)
(3)
(4)
a. Nilai Tukar Nelayan dan Pembudidayaan Ikan (NTNP)
97,62
98,02
0,41
b. Indeks Harga yang Diterima Nelayan dan Pembudidayaan Ikan (It)
117,32
117,76
0,38
c. Indeks Harga yang Dibayar Nelayan dan Pembudidayaan Ikan (Ib)
120,18
120,14
-0,03
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
123,27
123,31
0,03
- Indeks BPPBM
116,88
116,66
-0,19
a. Nilai Tukar Nelayan (NTN)
99,84
100,30
0,45
b. Indeks Harga yang Diterima Nelayan (It)
120,79
120,99
0,16
- Penangkapan Perairan Umum
108,97
108,19
-0,71
- Penangkapan Laut
120,91
121,12
0,17
120,98
120,63
-0,29
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
123,40
123,43
0,02
- Indeks BPPBM
117,44
116,54
-0,77
a. Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi)
95,36
95,72
0,37
b. Indeks Harga yang Diterima Pembudidaya Ikan (It)
5. Perikanan
5.1. Perikanan Tangkap
c. Indeks Harga yang Dibayar Nelayan (Ib)
5.2. Perikanan Budidaya 113,83
114,52
0,61
- Budidaya Air Tawar
116,58
117,42
0,72
- Budidaya Laut
101,70
101,70
0,00
- Budidaya Air Payau
97,50
97,50
0,00
c. Indeks Harga yang Dibayar Pembudidaya Ikan (Ib)
119,37
119,65
0,24
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
123,14
123,19
0,04
- Indeks BPPBM
116,31
116,78
0,40
a. Nilai Tukar Petani (NTP)
100,62
99,39
-1,22
b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It)
122,73
121,58
-0,94
c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib)
121,98
122,32
0,28
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
124,79
125,22
0,34
- Indeks BPPBM
115,19
115,46
0,24
a. Nilai Tukar Petani (NTP)
100,71
99,43
-1,26
b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It)
122,89
121,69
-0,98
c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib)
122,03
122,38
0,29
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
124,83
125,27
0,35
- Indeks BPPBM
115,14
115,43
0,25
Gabungan/Provinsi Sumatera Utara
Gabungan/Provinsi Sumatera Utara tanpa Perikanan
BPPBM = Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Utara No. 09/02/12/Th. XIX, 01 Februari 2016
3
2. INDEKS HARGA YANG DITERIMA PETANI (IT) Indeks harga yang diterima petani (It) dari kelima subsektor menunjukkan fluktuasi harga beragam komoditas pertanian yang dihasilkan petani. Pada Januari 2016, It Provinsi Sumatera Utara mengalami penurunan sebesar 0,94 persen dibandingkan dengan It Desember 2015, yaitu dari 122,73 menjadi 121,58. Kenaikan It terjadi pada dua subsektor yaitu subsektor peternakan sebesar 0,29 persen dan subsektor perikanan sebesar 0,38 persen. Sedangkan It subsektor tanaman pangan (padi & palawija) turun sebesar 1,06 perse, subsektor hortikultura turun sebesar 1,69 persen, dan subsektor tanaman perkebunan rakyat turun sebesar 1,38 persen.
3. INDEKS HARGA YANG DIBAYAR PETANI (IB) Melalui indeks harga yang dibayar petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat perdesaan, khususnya petani yang merupakan bagian terbesar, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Pada Januari 2016, Ib Provinsi Sumatera Utara mengalami kenaikan sebesar 0,28 persen dibandingkan dengan Ib Desember 2015, yaitu dari 121,98 menjadi 122,32. Kenaikan Ib terjadi pada tiga subsektor, yaitu subsektor tanaman pangan sebesar 0,52 persen, subsektor hortikultura sebesar sebesar 0,40 persen, dan subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 0,27 persen. Sedangkan subsektor peternakan turun sebesar 0,09 persen, dan subsektor perikanan turun sebesar 0,03 persen.
4. NTP SUBSEKTOR 4.1. Subsektor Tanaman Pangan/Padi & Palawija (NTPP) Pada Januari 2016, NTPP mengalami penurunan sebesar 1,57 persen, dan hal ini karena perubahan It (-1,06%) lebih rendah dibandingkan perubahan pada Ib (0,52%). Penurunan yang terjadi pada It karena indeks kelompok padi turun sebesar 1,31 persen yaitu dari 128,91 menjadi 127,22 dan indeks kelompok palawija turun sebesar 0,41 persen yaitu dari 114,79 menjadi 114,32. Di sisi lain, perubahan kenaikan pada Ib terjadi karena perubahan pada indeks konsumsi rumah tangga (IKRT) naik sebesar 0,50 persen dan indeks biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) naik sebesar 0,59 persen.
4.2. Subsektor Hortikultura (NTPH) Pada Januari 2016, NTPH mengalami penurunan sebesar 2,07 persen, dan hal ini karena perubahan It (1,69%) lebih rendah dibandingkan perubahan pada Ib (0,40%). Penurunan yang terjadi pada It karena indeks pada kelompok sayur-sayuran turun sebesar 2,75 persen yaitu dari 116,66 menjadi 113,45 dan indeks kelompok buah-buahan turun sebesar 0,58 persen yaitu dari 126,47 menjadi 125,74. Sementara indeks kelompok tanaman obat mengalami kenaikan sebesar 1,08 persen yaitu dari 108,91 menjadi 110,08. Di sisi lain, perubahan kenaikan pada Ib terjadi karena perubahan IKRT naik sebesar 0,44 persen dan indeks BPPBM naik sebesar 0,18 persen.
4.3. Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) Pada Januari 2016, NTPR mengalami penurunan sebesar 1,65 persen, dan hal ini karena perubahan It (-1,38%) lebih rendah dibandingkan perubahan pada Ib (0,27%). Penurunan yang terjadi pada It karena indeks kelompok tanaman perkebunan rakyat turun sebesar 1,38 persen yaitu dari 119,22 menjadi 117,57. Di sisi lain, perubahan kenaikan pada Ib karena perubahan IKRT naik sebesar 0,25 persen dan indeks BPPBM naik sebesar 0,38 persen. 4
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Utara No. 09/02/12/Th. XIX, 01 Februari 2016
4.4. Subsektor Peternakan (NTPT) Pada Januari 2016, NTPT mengalami kenaikan sebesar 0,39 persen, dan hal ini karena perubahan It (0,29%) lebih tinggi dibandingkan perubahan pada Ib (-0,09%). Kenaikan yang terjadi pada It karena indeks kelompok ternak besar naik sebesar 0,62 persen, sementara indeks kelompok ternak kecil turun sebesar 0,16 persen, indeks kelompok unggas turun sebesar 0,54 persen, dan indeks kelompok hasil ternak turun sebesar 0,46 persen. Di sisi lain, perubahan penurunan pada Ib karena perubahan IKRT naik sebesar 0,25 persen sementara indeks BPPBM turun sebesar 0,43 persen.
4.5. Subsektor Perikanan (NTNP) Pada Januari 2016, NTNP mengalami kenaikan sebesar 0,41 persen, dan hal ini disebabkan oleh perubahan It (0,38%) lebih tinggi dibandingkan perubahan pada Ib (-0,03%). Kenaikan yang terjadi pada It karena perubahan pada indeks kelompok penangkapan ikan rata-rata naik sebesar 0,16 persen dan indeks kelompok budidaya ikan secara rata-rata naik sebesar 0,61 persen. Di sisi lain, perubahan penurunan pada Ib karena perubahan IKRT naik sebesar 0,03 persen sementara indeks BPPBM turun sebesar 0,19 persen. 4.5.1. Kelompok Penangkapan Ikan (NTN) Pada Januari 2016, NTN mengalami kenaikan sebesar 0,45 persen, dan hal ini disebabkan oleh perubahan It (0,16%) lebih tinggi dibandingkan perubahan pada Ib (-0,29%). Kenaikan yang terjadi pada It karena indeks kelompok penangkapan ikan secara rata-rata naik sebesar 0,16 persen. Di sisi lain, perubahan penurunan pada Ib karena perubahan IKRT naik sebesar 0,02 persen sementara indeks BPPBM turun sebesar 0,77 persen. 4.5.2. Kelompok Budidaya Ikan (NTPi) Pada Januari 2016, NTPi mengalami kenaikan sebesar 0,37 persen, dan hal ini disebabkan oleh perubahan It (0,61%) lebih tinggi dibandingkan perubahan pada Ib (0,24%). Kenaikan yang terjadi pada It karena indeks kelompok budidaya ikan secara rata-rata naik sebesar 0,61 persen. Di sisi lain, perubahan kenaikan pada Ib karena perubahan IKRT naik sebesar 0,04 persen dan indeks BPPBM naik sebesar 0,40 persen.
5. PERBANDINGAN ANTARPROVINSI Dari 10 provinsi di Pulau Sumatera, perubahan NTP Januari 2016 terhadap NTP Desember 2015, terdapat 2 provinsi mengalami kenaikan dan 8 provinsi mengalami penurunan. Kenaikan NTP tertinggi terjadi di Provinsi Riau yaitu sebesar 0,66 persen, sebaliknya penurunan NTP terbesar terjadi di Provinsi Sumatera Utara sebesar 1,22 persen. Dari 33 provinsi yang dihitung NTP-nya, perubahan NTP Januari 2016 terhadap NTP Desember 2016, terdapat 12 provinsi mengalami kenaikan dan 21 provinsi mengalami penurunan. Kenaikan NTP tertinggi terjadi di Provinsi Maluku yaitu sebesar 0,92 persen, sebaliknya penurunan NTP terbesar terjadi di Provinsi Sumatera Utara sebesar 1,22 persen.
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Utara No. 09/02/12/Th. XIX, 01 Februari 2016
5
Tabel 2 Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi dan Persentase Perubahannya, Januari 2016 (2012=100) Provinsi
Ib
NTP
Indeks
% Perub
Indeks
% Perub
Rasio
% Perub
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Aceh
118,68
0,79
121,03
0,86
98,06
-0,08
Sumatera Utara
121,58
-0,94
122,32
0,28
99,39
-1,22
Sumatera Barat
117,93
0,23
120,95
0,49
97,50
-0,26
Riau
116,71
1,07
122,01
0,40
95,65
0,66
Kepulauan Riau
115,78
-0,28
117,33
-0,17
98,68
-0,11
Jambi
116,99
0,56
121,60
0,05
96,21
0,50
Sumatera Selatan
115,41
-0,41
121,01
0,28
95,37
-0,69
Kepulauan Bangka Belitung
120,49
-0,69
118,12
0,19
102,01
-0,88
Bengkulu
112,63
-0,63
122,30
0,31
92,09
-0,94
Lampung
125,62
0,12
121,16
0,28
103,68
-0,15
DKI Jakarta
117,62
-0,75
118,44
-1,28
99,30
0,54
Jawa Barat
133,68
0,95
124,31
0,68
107,54
0,27
Banten
128,88
-0,32
120,89
0,47
106,61
-0,78
Jawa Tengah
123,89
0,08
122,03
0,58
101,52
-0,50
DI Yogyakarta
126,54
1,01
121,75
0,43
103,94
0,58
Jawa Timur
131,63
0,85
124,31
1,07
105,90
-0,22
Bali
126,30
0,65
120,33
0,81
104,96
-0,16
Nusa Tenggara Barat
126,67
0,13
120,03
0,78
105,53
-0,65
Nusa Tenggara Timur
121,78
0,00
119,75
0,99
101,69
-0,97
Kalimantan Barat
115,02
-0,05
120,54
0,59
95,43
-0,63
Kalimantan Tengah
117,32
-0,63
121,03
0,20
96,94
-0,82
Kalimantan Selatan
116,72
0,35
117,85
0,34
99,04
0,01
Kalimantan Timur
117,97
0,60
121,04
0,45
97,46
0,16
Sulawesi Utara
120,26
0,76
123,11
-0,10
97,69
0,86
Gorontalo
129,39
-0,03
123,65
-0,25
104,65
0,23
Sulawesi Tengah
119,76
-0,09
120,86
0,64
99,09
-0,73
Sulawesi Selatan
130,87
0,55
123,19
0,70
106,24
-0,15
Sulawesi Barat
124,82
0,86
117,70
0,53
106,05
0,32
Sulawesi Tenggara
121,04
-0,32
120,94
0,60
100,08
-0,92
Maluku
127,08
1,20
122,72
0,28
103,55
0,92
Maluku Utara
123,75
0,95
118,83
0,30
104,14
0,65
Papua
113,61
-0,32
118,48
-0,12
95,89
-0,20
Papua Barat
120,26
-0,68
121,30
0,53
99,14
-1,20
Nasional
125,31
0,35
122,20
0,63
102,55
-0,27
(1)
6
It
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Utara No. 09/02/12/Th. XIX, 01 Februari 2016
6. INDEKS HARGA KONSUMEN PERDESAAN Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka inflasi/deflasi perdesaan. Pada Januari 2016, terjadi inflasi perdesaan di Sumatera Utara sebesar 0,34 persen. Hal ini disebabkan oleh kenaikan indeks pada 6 kelompok konsumsi rumah tangga, yaitu indeks kelompok bahan makanan sebesar 0,53 persen, indeks kelompok makanan jadi, minuman, rokok, & tembakau sebesar 0,54 persen, indeks kelompok perumahan sebesar 0,15 persen, indeks kelompok sandang sebesar 0,78 persen, indeks kelompok kesehatan sebesar 0,88 persen, dan indeks kelompok pendidikan, rekreasi & olah raga sebesar 0,06 persen. Sementara indeks kelompok transportasi & komunikasi mengalami penurunan sebesar 0,83 persen. Secara nasional pada Januari 2016, terjadi inflasi perdesaan sebesar 0,83 persen. Dari 33 provinsi yang dihitung IKRT-nya, 30 provinsi mengalami inflasi dan 3 provinsi mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Provinsi Jawa Timur sebesar 1,44 persen, sedangkan deflasi terbesar terjadi di Provinsi Gorontalo sebesar 0,33 persen. Tabel 3 Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Perdesaan, Januari 2016 (2012=100) Provinsi
Bahan Makanan
Makanan Jadi
Perumahan
Sandang
Kesehatan
Pendidikan, Rekreasi, dan O. Raga
Transportasi dan Komunkiasi
UMUM/ KRT
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
Aceh
2,08
1,14
0,33
-0,01
1,02
0,07
-1,87
1,06
Sumatera Utara
0,53
0,54
0,15
0,78
0,88
0,06
-0,83
0,34
Sumatera Barat
1,16
0,76
0,62
0,55
0,74
0,26
-1,74
0,63
Riau
1,41
0,96
0,10
0,61
0,61
0,76
-2,16
0,59
Kepulauan Riau
0,98
0,76
0,24
-1,19
-0,20
0,41
-3,21
0,08
Jambi
0,27
1,03
0,28
0,44
0,50
0,13
-2,79
0,04
Sumatera Selatan
0,71
0,67
-0,05
0,24
0,14
0,15
-1,22
0,37
Kepulauan Bangka Belitung
1,34
0,71
-0,04
-0,03
0,75
0,47
-1,70
0,45
Bengkulu
0,39
0,64
0,61
0,49
1,06
1,70
-0,84
0,40
Lampung
0,93
1,04
0,00
-0,08
0,49
0,52
-2,01
0,42
DKI Jakarta
1,13
0,45
0,82
0,56
0,04
0,74
-0,33
0,74
Jawa Barat
1,37
1,00
0,44
0,39
0,58
0,52
-1,02
0,83
Banten
1,06
0,92
-0,03
0,03
0,59
-0,04
-1,42
0,55
Jawa Tengah
1,23
0,89
0,56
0,19
0,48
0,42
-0,89
0,72
DI Yogyakarta
1,09
1,16
0,29
0,40
0,94
0,03
-1,25
0,52
Jawa Timur
2,95
1,25
0,44
0,47
0,41
0,45
-1,22
1,44
Bali
2,22
1,13
0,33
0,78
0,67
0,33
-1,22
1,01
Nusa Tenggara Barat
2,18
0,89
0,32
0,11
0,15
0,12
-1,21
1,07
Nusa Tenggara Timur
2,08
0,57
0,73
0,86
0,12
0,04
-1,04
1,16
Kalimantan Barat
1,66
1,00
0,41
0,51
0,64
0,21
-2,21
0,80
Kalimantan Tengah
0,86
0,76
0,45
0,37
0,34
0,52
-2,30
0,38
Kalimantan Selatan
0,97
1,00
0,37
0,54
0,59
0,23
-1,33
0,58
Kalimantan Timur
1,70
0,74
0,30
0,56
0,61
0,84
-1,99
0,80
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Utara No. 09/02/12/Th. XIX, 01 Februari 2016
7
Provinsi
Bahan Makanan
Makanan Jadi
Perumahan
Sandang
Kesehatan
Pendidikan, Rekreasi, dan O. Raga
Transportasi dan Komunkiasi
UMUM/ KRT
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
Sulawesi Utara
-0,42
0,78
0,27
0,78
0,57
0,37
-1,38
-0,11
Gorontalo
-0,84
0,82
0,76
0,17
0,81
0,15
-1,62
-0,33
Sulawesi Tengah
1,49
0,64
1,64
0,09
0,92
0,06
-0,77
0,92
Sulawesi Selatan
2,30
0,78
0,16
0,63
0,70
-0,02
-1,32
1,03
Sulawesi Barat
1,33
0,75
0,74
0,72
0,89
0,20
-1,48
0,73
Sulawesi Tenggara
1,87
0,78
0,44
-0,18
0,52
0,19
-1,35
0,88
Maluku
1,11
0,38
0,03
0,37
0,27
0,02
-1,36
0,51
Maluku Utara
0,63
1,00
-0,13
0,61
0,95
-0,05
-2,15
0,41
Papua
-0,23
0,31
0,45
0,61
0,03
-0,06
-1,31
-0,08
Papua Barat
2,00
0,70
0,42
0,72
0,88
-0,10
-1,34
0,99
Nasional
1,60
0,93
0,40
0,39
0,53
0,33
-1,28
0,83
7. NILAI TUKAR USAHA RUMAH TANGGA PERTANIAN (NTUP) SUBSEKTOR Pada Januari 2016, NTUP Provinsi Sumatera Utara mengalami penurunan sebesar 1,17 persen. Hal ini karena perubahan It (-0,94%) lebih rendah dibandingkan perubahan indeks BPPBM (0,24%). Penurunan NTUP disebabkan oleh turunnya NTUP pada tiga subsektor yaitu subsektor tanaman pangan sebesar 1,64 persen, subsektor hortikultura sebesar 1,86 persen, dan subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 1,76 persen. sedangkan subsektor peternakan naik sebesar 0,73 persen dan subsektor perikanan naik sebesar 0,57 persen. Tabel 4 Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian per Subsektor dan Persentase Perubahannya Januari 2016 (2012=100)
8
Subsektor
Desember 2015
Januari 2016
% Perubahan
(1)
(2)
(3)
(4)
1. Tanaman Pangan
108,71
106,40
-1,64
2. Hortikultura
104,97
103,01
-1,86
3. Tanaman Perkebunan Rakyat
101,88
100,08
-1,76
4. Peternakan
114,97
115,81
0,73
5. Perikanan
100,38
100,95
0,57
a. Tangkap
102,86
103,82
0,94
b. Budidaya
97,86
98,06
0,20
Sumatera Utara
106,55
105,30
-1,17
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Utara No. 09/02/12/Th. XIX, 01 Februari 2016
B. HARGA PRODUSEN GABAH JANUARI 2016
Selama Januari 2016 dilakukan 88 observasi penjualan gabah di 13 kabupaten. Jumlah observasi harga gabah masih didominasi Gabah Kering Panen (GKP) sebanyak 69 observasi (78,41%), diikuti oleh Gabah Kering Giling (GKG) sebanyak 10 observasi (11,36%), dan Gabah Kualitas Rendah sebanyak 9 observasi (10,23%).
Di tingkat petani pada Januari 2016, harga tertinggi senilai Rp6.082,00 per kg berasal dari gabah kualitas GKP varietas Sipermai di Kabupaten Toba Samosir. Sedangkan harga terendah senilai Rp4.150,00 per kg berasal dari gabah kualitas GKP varietas Ciherang di Kabupaten Simalungun.
Di tingkat penggilingan pada Januari 2016, harga tertinggi senilai Rp6.182 per kg berasal dari gabah kualitas GKP varietas Sipermai di Kabupaten Toba Samosir. Sedangkan harga terendah senilai Rp4.200,00 per kg berasal dari gabah kualitas GKP varietas Ciherang di Kabupaten Simalungun.
Survei harga produsen gabah selama Januari 2016 dilakukan di 13 kabupaten terhadap 88 observasi. Berdasarkan komposisinya, jumlah observasi harga gabah masih didominasi Gabah Kering Panen (GKP) sebanyak 69 observasi (78,41%), diikuti oleh Gabah Kering Giling (GKG) sebanyak 10 observasi (11,36%), dan Gabah Kualitas Rendah sebanyak 9 observasi (10,23%).
1. HARGA TERTINGGI DAN TERENDAH Di tingkat petani pada Januari 2016, harga tertinggi senilai Rp6.082,00 per kg berasal dari gabah kualitas GKP varietas Sipermai di Kabupaten Toba Samosir. Sedangkan harga terendah senilai Rp4.150,00 per kg berasal dari gabah kualitas GKP varietas Ciherang di Kabupaten Simalungun. Di tingkat penggilingan pada Januari 2016, harga tertinggi senilai Rp6.182 per kg berasal dari gabah kualitas GKP varietas Sipermai di Kabupaten Toba Samosir. Sedangkan harga terendah senilai Rp4.200,00 per kg berasal dari gabah kualitas GKP varietas Ciherang di Kabupaten Simalungun.
2. RATA-RATA HARGA GABAH DAN KOMPONEN MUTU Selama Januari 2016, rata-rata harga gabah kualitas GKG di tingkat petani senilai Rp5.670 per kg dan di tingkat penggilingan senilai Rp5.707 per kg. Rata-rata harga gabah kualitas GKP di tingkat petani senilai Rp4.787 per kg dan di tingkat penggilingan senilai Rp4.844 per kg. Rata-rata harga gabah kualitas rendah di tingkat petani senilai Rp4.511 per kg dan di tingkat penggilingan senilai Rp4.547per kg. Komponen mutu gabah pada Januari 2016, rata-rata Kadar Air (KA) dan Kadar Hampa/Kotoran (KH) gabah kualitas GKG masing-masing tercatat 13,08 persen dan 2,64 persen, rata-rata KA dan KH gabah kualitas GKP masing-masing tercatat 18,81 persen dan 4,06 persen, rata-rata KA dan KH gabah kualitas rendah masing-masing tercatat 29,19 persen dan 7,48 persen.
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Utara No. 09/02/12/Th. XIX, 01 Februari 2016
9
Tabel 5 Jumlah Observasi, Harga Gabah di Petani dan Penggilingan, dan HPP menurut Kelompok Kualitas, Januari 2016 Kelompok Kualitas (1) GKG
Jumlah Observasi (%) (2)
Total
Tertinggi
Rata-rata
(3)
(4)
(5)
(6)
5 670
5 707
10
5 375
5 955
(11,36)
(Air Putih; Batu Bara)
(Lubuk Pakam; Deli Serdang)
69
4 150
6 082
(78,41)
(Siantar; Simalungun)
(Lumban Julu; Toba Samosir)
9
4 350
4 600
(10,23)
(Pematang Bandar; Simalungun)
(Sei Bingai; Langkat)
88 (100,00)
-
GKP
Gabah Kualitas Rendah
Terendah
Harga Ratarata di Penggilingan (Rp/Kg)
Harga Gabah di Petani (Rp/Kg)
-
4 787
Harga Pembelian Pemerintah (HPP) (Rp/Kg) (7)
Rp/Kg
%
(8)
(9)
4 600
(Penggilingan)
1 107
24,07
3 700
(Petani)
1 087
29,38
3 750
(Penggilingan)
1 094
29,17
4 844
4 511
4 547
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Keterangan: ◙ GKG : KA≤14,00% dan KH≤3,00% ◙ GKP : KA (14,01%-25,00%) dan KH (3,01%-10,00%) ◙ Di LuarKualitas : KA > 25,00% atau KH > 10,00% 1 )HPP berdasarkan Inpres No 5 Tahun 2015 tanggal 17 Maret 2015
10
Selisih Harga Kol (5) atau (6) thd Kol (7)
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Utara No. 09/02/12/Th. XIX, 01 Februari 2016
BPS PROVINSI SUMATERA UTARA Informasi lebih lanjut hubungi: BPS Provinsi Sumatera Utara Telepon: 061-8452343 E-mail:
[email protected] Website: http://sumut.bps.go.id/
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Utara No. 09/02/12/Th. XIX, 01 Februari 2016
11