No. 21/4/13/Th. XVII, 1 April 2014
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH A.
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI
NTP SUMATERA BARAT MARET 2014 SEBESAR 100,99 ATAU NAIK 0,31%
NTP Sumatera Barat bulan Maret 2014 dengan menggunakan tahun dasar 2012 tercatat sebesar 100,99 atau naik sebesar 0,31 persen bila dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 100,68 (Februari 2014). Indeks harga yang diterima petani (It) naik 0,40 persen, sedangkan indeks harga yang dibayar petani (Ib) naik lebih rendah sebesar 0,09 persen.
Pada bulan Maret 2014 NTP masing-masing subsektor tercatat sebesar 100,36 untuk Subsektor Tanaman Pangan (NTPP), 94,48 untuk Subsektor Hortikultura (NTPH), 105,83 untuk Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR), 99,73 untuk Subsektor Peternakan (NTPT), dan 103,17 untuk Subsektor Perikanan (NTN). Untuk Subsektor Perikanan terbagi menjadi dua, yaitu Subsektor Perikanan Tangkap dan Perikanan Budidaya dengan NTP masing-masing sebesar 102,28 dan 103,39.
Secara regional, di Sumatera Barat pada bulan Maret 2014 terjadi inflasi di daerah pedesaan sebesar 0,09 persen yang disebabkan oleh hampir semua kelompok pengeluaran, yaitu kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau (0,49%), kelompok Perumahan (0,52%), kelompok Sandang (0,37%), kelompok Kesehatan (0,42%), kelompok Pendidikan, Rekreasi & Olahraga (0,59%), dan kelompok Transportasi & Komunikasi (0,11%). Sedangkan kelompok yang mengalami deflasi hanya terjadi pada kelompok bahan makanan, yaitu sebesar 0,33 persen.
1. Nilai Tukar Petani (NTP) Nilai Tukar Petani (NTP) yang diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani (dalam persentase), merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/ daya beli petani di pedesaan . NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi, semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/ daya beli petani. Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga di pedesaan di 1 1 kabupaten di Sumatera Barat pada bulan Maret 2 0 1 4 , NTP Sumatera Barat mengalami kenaikan sebesar 0 ,3 1 persen dibanding bulan Februari 2 0 1 4 , yaitu dari 1 0 0 ,6 8 menjadi 1 0 0 ,9 9 . Hal ini disebabkan indeks harga yang diterima petani (It) naik sebesar 0 ,4 0 persen, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kenaikan yang terjadi pada indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga maupun untuk keperluan produksi pertanian sebesar 0 ,0 9 persen. Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Barat No. 21/4/13/Th.XVII, 1 April 2014
1
Tabel 1 Nilai Tukar Petani Per Subsektor dan Perubahannya Februari 2014 - Maret 2014 (2012=100) Kelompok dan Sub kelompok (1) 1. Tanaman Pangan a. Nilai Tukar Petani (NTPP) b. Nilai Tukar Usaha Pertanian c. Indeks Diterima Petani - Padi - Palawija d. Indeks Dibayar Petani - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM 2. Hortikultura a. Nilai Tukar Petani (NTPH) b. Nilai Tukar Usaha Pertanian c. Indeks Diterima Petani - Sayur-sayuran - Buah-buahan - Tanaman Obat d. Indeks Dibayar Petani - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM 3. Tanaman Perkebunan Rakyat a. Nilai Tukar Petani (NTPR) b. Nilai Tukar Usaha Pertanian c. Indeks Diterima Petani - Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR) d. Indeks Dibayar Petani - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM 4. Peternakan a. Nilai Tukar Petani (NTPT) b. Nilai Tukar Usaha Pertanian c. Indeks Diterima Petani - Ternak Besar - Ternak Kecil - Unggas - Hasil Ternak d. Indeks Dibayar Petani - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM 5. Perikanan a. Nilai Tukar Petani (NTN) b. Nilai Tukar Usaha Pertanian c. Indeks Diterima Petani - Tangkap - Budidaya d. Indeks Dibayar Petani - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM
Bulan
Persentase
Februari 2014 (2)
Maret 2014 (3)
Perubahan (4)
99.72 102.95 109.83 111.03 105.62 110.14 111.34 106.68
100.36 103.55 110.63 111.48 107.66 110.23 111.41 106.84
0.64 0.58 0.73 0.40 1.90 0.08 0.06 0.15
96.86 101.26 106.36 106.55 105.96 108.09 109.81 110.85 105.04
94.48 98.73 103.90 103.52 104.42 109.39 109.97 111.00 105.24
-2.46 -2.51 -2.31 -2.85 -1.45 1.20 0.15 0.13 0.20
104.22 110.49 115.49 115.49 110.82 111.96 104.52
105.83 112.31 117.35 117.35 110.89 112.05 104.49
1.54 1.64 1.61 1.61 0.06 0.08 -0.03
99.48 103.57 105.87 104.24 99.03 113.76 108.23 106.42 111.02 102.22
99.73 103.87 106.19 104.89 99.64 112.82 108.13 106.48 111.13 102.23
0.25 0.29 0.31 0.62 0.61 -0.83 -0.09 0.06 0.10 0.01
102.89 109.11 110.21 110.58 110.12 107.11 111.44 101.01
103.17 109.23 110.75 112.04 110.44 107.35 111.57 101.39
0.27 0.11 0.49 1.32 0.29 0.22 0.12 0.38
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Barat No. 21/4/13/Th.XVII, 1 April 2014
2
Kelompok dan Sub kelompok
Bulan
Persentase
Februari 2014
Maret 2014
Perubahan
(2)
(3)
(4)
a. Nilai Tukar Petani b. Nilai Tukar Usaha Pertanian c. Indeks Diterima Petani - Penangkapan Perairan Umum - Penangkapan Laut d. Indeks Dibayar Petani - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM
101.10 103.45 110.58 107.31 110.67 109.38 111.22 106.90
102.28 104.62 112.04 107.21 112.17 109.54 111.36 107.09
1.17 1.14 1.32 -0.09 1.36 0.15 0.12 0.18
5.b. Perikanan Budidaya a. Nilai Tukar Petani b. Nilai Tukar Usaha Pertanian c. Indeks Diterima Petani - Budidaya Air Tawar d. Indeks Dibayar Petani - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM
103.33 110.58 110.12 110.12 106.56 111.49 99.58
103.39 110.42 110.44 110.44 106.82 111.62 100.01
0.05 -0.14 0.29 0.29 0.24 0.12 0.44
Gabungan a. Nilai Tukar Petani (NTP) b. Nilai Tukar Usaha Pertanian c. Indeks Diterima Petani d. Indeks Dibayar Petani - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM
100.68 105.30 110.19 109.45 111.38 104.65
100.68 105.63 110.19 109.45 111.38 104.65
-0.47 0.31 -0.53 -0.06 -0.17 0.25
(1) 5.a. Perikanan Tangkap
Bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, pada bulan Maret 2 0 1 4 NTP empat subsektor mengalami kenaikan, yaitu Subsektor Tanaman Pangan (0 ,6 4 persen), Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (1 ,5 4 persen), Subsektor Peternakan (0 ,2 5 persen), dan Subsektor Perikanan (0 ,2 7 persen). Sedangkan Subsektor Hortikultura mengalami penurunan NTP sebesar 2 ,4 6 persen.
2.
Indeks Harga yang Diterima Petani (It) Indeks harga yang diterima petani (It) dari ke lima subsektor menunjukkan fluktuasi harga
beragam komoditas pertanian yang dihasilkan petani. Pada bulan Maret 2 0 1 4 terjadi kenaikan pada indeks harga yang diterima petani (It) sebesar 0 ,4 0 persen bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, yaitu dari 1 1 0 ,1 9 pada Februari 2 0 1 4 menjadi 1 1 0 ,6 3 pada Maret 2 0 1 4 . Meningkatnya nilai It diakibatkan oleh kenaikan pada hampir semua subsektor, yaitu Subsektor Tanaman Pangan sebesar 0 ,7 3 persen, Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 1 .6 1 persen, Subsektor Peternakan sebesar 0 ,3 1 persen, dan Subsektor Perikanan sebesar 0 ,4 9 persen. Untuk nilai It Subsektor Hortikultura bulan Maret 2 0 1 4 mengalami penurunan hingga 2 ,3 1 persen.
3.
Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) Melalui indeks harga yang dibayar petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa
yang dikonsumsi oleh masyarakat pedesaan, khususnya petani yang merupakan bagian terbesar, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Barat No. 21/4/13/Th.XVII, 1 April 2014
3
Pada bulan Maret 2014 terjadi kenaikan indeks harga yang dibayar petani (Ib) sebesar 0,09 persen bila dibandingkan Februari 2014, yaitu dari 109,45 menjadi 109,55. Naiknya nilai Ib diakibatkan oleh meningkatnya nilai Ib pada semua subsektor, yaitu Subsektor Tanaman Pangan sebesar 0,08 persen, Subsektor Hortikultura sebesar 0,15 persen, Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 0,06 persen, Subsektor Peternakan sebesar 0,06 persen, dan Subsektor Perikanan sebesar 0,22. Grafik 1 NTP Sumatera Barat Bulan Februari 2013 – Maret 2014 (2012=100) 108.00 105.00 102.00
NTP
99.66 99.00
99.43
99.79 99.92
99.99
100.17
99.85 98.76 98.96
98.95 99.62
100.99 101.15
100.68
98.58
96.00 93.00 90.00
Bulan
4.
NTP Subsektor a.
Subsektor Tanaman Pangan (NTPP) NTP Subsektor Tanaman Pangan (NTPP) pada bulan Maret 2014 mengalami kenaikan dibandingkan bulan sebelumnya, yaitu sebesar 0,64 persen. Hal ini dikarenakan kenaikan pada indeks harga yang diterima petani sebesar 0,73 persen lebih tinggi daripada kenaikan indeks harga yang dibayar petani sebesar 0,08 persen. Meningkatnya indeks harga yang diterima petani (It) disebabkan oleh kenaikan indeks pada subkelompok padi dan palawija maing-masing sebesar 0 ,4 0 persen dan 1 ,9 0 persen. Sementara itu, perubahan indeks harga yang dibayar petani (Ib) yang mengalami kenaikan sebesar 0 ,0 8 persen diakibatkan oleh naiknya indeks subkelompok konsumsi rumahtangga (IKRT) sebesar 0 ,0 6 persen dan subkelompok biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) sebesar 0 ,1 5 persen.
b. Subsektor Hortikultura (NTPH) Berbeda dengan bulan sebelumnya, Nilai Tukar Petani untuk Subsektor Hortikultura (NTPH) pada bulan Maret 2014 mengalami penurunan sebesar 2,46 persen dari 96,86 menjadi 94,48. Hal ini disebabkan oleh penurunan yang terjadi pada indeks harga yang diterima petani sebesar 2,31 persen, dan didukung dengan adanya kenaikan pada indeks harga yang dibayar petani sebesar 0,15 persen. Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Barat No. 21/4/13/Th.XVII, 1 April 2014
4
Penurunan yang terjadi pada It disebabkan adanya penurunan nilai indeks harga pada berbagai komoditas subkelompok Sayur-sayuran sebesar 2,85 persen dan subkelompok Buahbuahan sebesar 1,45 persen. Sementara kenaikan Ib sebesar 0,15 persen disebabkan meningkatnya indeks harga subkelompok Konsumsi Rumah Tangga (IKRT), yaitu sebesar 0,13 persen dan indeks subkelompok biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) sebesar 0,20 persen.
c.
Subsektor Perkebunan Rakyat (NTPR) NTPR pada bulan Maret 2 0 1 4 mengalami peningkatan sebesar 1 ,5 4 persen, yaitu dari 1 0 4 ,2 2 menjadi 1 0 5 ,8 3 . Kenaikan NTPR ini disebabkan oleh kenaikan indeks harga yang diterima petani sebesar 1 ,6 1 persen, sementara Indeks yang dibayar petani mengalami kenaikan yang lebih rendah, yaitu sebesar 0 ,0 6 persen. Naiknya nilai Ib diakibatkan adanya peningkatan indeks harga pada subkelompok konsumsi rumah tangga sebesar 0 ,0 8 persen, sedangkan subkelompok BPPBM mengalami penurunan sebesar 0 ,0 3 persen.
d.
Subsektor Peternakan (NTPT) NTPT pada Maret 2014 mengalami kenaikan sebesar 0,25 persen, yaitu dari 99,48 menjadi 99,73. Kenaikan yang terjadi diakibatkan oleh kenaikan pada indeks harga yang diterima petani (It) sebesar 0,31 persen. Sementara di sisi lain, indeks harga yang dibayar petani mengalami kenaikan yang lebih rendah, yaitu sebesar 0,06 persen. Kenaikan indeks harga yang diterima petani (It) terjadi karena adanya kenaikan pada subkelompok subkelompok Ternak Besar sebesar 0 ,6 2 persen dan Ternak Kecil sebesar 0 ,6 1 persen. Sedangan subkelompok ternak Unggas dan Hasil Ternak mengalami penurunan nilai indeks masing-masing sebesar 0 ,8 3 persen dan 0 ,0 9 persen.
e.
Subsektor Perikanan (NTN) Pada bulan Maret 2 0 1 4 , Nilai Tukar Petani Subsektor Perikanan (NTN) mengalami kenaikan sebesar 0 ,2 7 persen, yaitu dari 1 0 2 ,8 9 menjadi 1 0 3 ,1 7 . Kondisi ini diakibatkan kenaikan indeks harga yang diterima petani yang lebih tinggi, yaitu sebesar 0 ,4 9 persen, dibandingkan
indeks harga yang dibayar petani yang mengalami kenaikan sebesar 0 ,2 2
persen. Kenaikan nilai It yang cukup tinggi terjadi karena subkelompok budidaya ikan yang naik hingga 1 ,3 2 persen, dan didukung kenaikan indeks pada subkelompok penangkapan ikan sebesar 0 ,2 9 persen. Untuk indeks yang dibayar petani, kenaikan yang terjadi diakibatkan oleh kenaikan Indeks Konsumsi Rumah Tangga ( IKRT) sebesar 0 ,1 2 persen dan subkelompok BPPBM sebesar 0 ,3 8 persen.
4.
Indeks Harga Konsumen Pedesaan Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka inflasi/ deflasi di wilayah pedesaan. Secara regional, Sumatera Barat pada bulan Maret 2 0 1 4 terjadi inflasi di daerah pedesaan sebesar 0 ,0 9 persen bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Terjadinya inflasi di daerah pedesaan merupakan kontribusi dari perubahan indeks pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau (0 ,4 9 %), kelompok perumahan (0 ,5 2 % ),
kelompok
sandang
(0 ,3 7 %),
kelompok
kesehatan
(0 ,4 2 % ),
kelompok
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Barat No. 21/4/13/Th.XVII, 1 April 2014
5
pendidikan, rekreasi, dan olah raga (0 ,5 9 % ), dan kelompok transportasi dan komunikasi (0 ,1 1 % ). Sebaliknya, kelompok bahan makanan memberikan andil sebagai penghambat inflasi, yaitu sebesar 0 ,3 3 persen Tabel 2 Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Pedesaan Menurut Kelompok Pengeluaran Februari 2014-Maret 2014 (2012=100) Rincian Pengeluaran
IHK Perdesaan Februari 2014
IHK Perdesaan Maret 2014
Inflasi Perdesaan Maret 2014 *)
Laju Inflasi Pedesaan Tahun Kalender 2014**)
Inflasi Pedesaan Tahun ke Tahun ***)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Konsumsi Rumah Tangga
111.38
111.48
0.09
0.99
5.26
Bahan Makanan
119.06
118.66
-0.33
0.95
5.96
Makanan Jadi
105.12
105.63
0.49
0.97
4.09
Perumahan
105.45
106.00
0.52
1.46
4.86
Sandang
104.16
104.54
0.37
0.56
1.96
Kesehatan
105.52
105.96
0.42
1.47
3.34
Pendidikan, Rekreasi & Olahraga
104.96
105.58
0.59
1.22
1.74
Transportasi dan Komunikasi
111.13
111.25
0.11
0.75
11.63
*) Persentase perubahan IHK Pedesaan Bulan Maret 2014 terhadap Bulan sebelumnya **) Persentase perubahan IHK Pedesaan Bulan Maret 2014 terhadap Bulan Desember 2013 ***) Persentase perubahan IHK Pedesaan Bulan Maret 2014 terhadap Bulan Maret 2013
Laju inflasi pedesaan tahun kalender bulan Maret 2 0 1 4 sebesar 0 ,9 9 persen, sedangkan nilai inflasi pedesaan tahun ke tahun ( year on year) sebesar 5 ,2 6 persen. Grafik 2 Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Perdesaan Februari 2012 – Maret 2014 (2012=100) 4
2.57
0.74
0.63
0.71
0.76
0.42
0.29
0
1.08
1.03
0.85
0.18
0.17
0.04
0.38
0.54
0.33 0.31
0.23
0.09
0.08 -0.13
-0.21
0.09
-0.05
-0.02
0.04 -0.17
Mar-14
Feb-14
Jan-14
Dec-13
Nov-13
Oct-13
Sep-13
Aug-13
Jul-13
Jun-13
Apr-13
May-13
Mar-13
Feb-13
Jan-13
Dec-12
Nov-12
Oct-12
Sep-12
Aug-12
Jul-12
Jun-12
May-12
Apr-12
Mar-12
Jan-12
-2 Feb-12
Inflasi Perdesaan
2
Bulan
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Barat No. 21/4/13/Th.XVII, 1 April 2014
6
B. PERKEMBANGAN HARGA PRODUSEN GABAH MARET 2014 HARGA GABAH (GKP) DI PETANI TURUN 0,81%
Komposisi jumlah observasi dari 99 transaksi harga gabah di tujuh kabupaten di Sumatera Barat selama Maret 2014, didominasi Gabah Kering Panen (GKP) sebesar 91,92 persen dan Gabah Kualitas Rendah sebesar 8,08 persen.
Di tingkat petani, harga gabah tertinggi berasal dari gabah kualitas GKP varietas Cisokan dan segenggam, yaitu sebesar Rp 5.185,18,- per kg yang terjadi di Kabupaten Tanah Datar. Sedangkan harga terendah berasal dari gabah kualitas GKP varietas IR 66, yaitu senilai Rp 3.888,89- per kg, terjadi di Kabupaten Pesisir Selatan.
Sama seperti bulan sebelumnya, pada bulan Maret rata-rata harga gabah kualitas GKP di tingkat petani kembali mengalami penurunan sebesar 0,81 persen dari Rp 4.605,87,- per kg (Februari 2014) menjadi Rp 4.568,56,- per kg (Maret 2014), dan di tingkat penggilingan turun 0,90 persen dari Rp 4.698,85,- per kg (Februari 2014) menjadi Rp 4.656,78,- per kg (Maret 2014). Sementara itu, rata-rata harga gabah kualitas rendah di tingkat petani turun sebesar 2,55 persen dari Rp Rp 4.748,40,- per kg (Februari 2014) menjadi Rp 4.627,25,- per kg (Maret 2014) dan di tingkat penggilingan turun 1,89 persen dari Rp 4.898,40,- per kg (Februari 2014) menjadi Rp 4.806,00,- per kg (Maret 2014). Untuk gabah kualitas GKG tidak dapat dibandingkan.
Survei harga produsen gabah berasal dari 9 9 observasi di tujuh kabupaten di Sumatera Barat, yaitu: Pesisir Selatan, Solok, Padang Pariaman, Agam, Tanah Datar, Limapuluh Kota, dan Pasaman. Rata-rata harga gabah di tingkat petani bulan Maret dibanding bulan Februari untuk kualitas GKP mengalami penurunan sebesar 0 ,8 1 persen dari Rp 4 .6 0 5 ,8 7 - per kg (Februari) menjadi Rp 4 .5 6 8 ,5 6 - per kg (Maret). Sementara di tingkat penggilingan harga gabah GKP turun sebesar 0 ,9 0 persen dari Rp 4 .6 9 8 ,8 5 ,- per kg (Februari) menjadi Rp 4 .6 5 6 ,7 8 ,- per kg (Maret). Tabel 3 Jumlah Observasi Harga Gabah di Tingkat Petani dan Penggilingan, dan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) Maret 2014 Kelompok Kualitas
Jumlah Observasi
(1)
Harga Rata-rata Harga Pembelian Tkt Penggilingan Pemerintah (Rp/Kg) Rata-rata (Rp/Kg)
Harga di Tk Petani (Rp/Kg)
(Rp/kg)
(%)
(7)
(8)
(9)
4.150,00,-
--
--
3.300,00,(Petani)
1.268,56
38,44
3.350,00,(Penggilingan)
1.306,78
39,01
4.806,00,-
--
--
--
--
--
--
--
Terendah
Tertinggi
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
GKG
0 (0,00%)
--
--
--
--
GKP
91 (91,92%)
3.888,89,-
Kualitas Rendah
8 (8,08%)
4.300,00,-
5.000,00,-
4.627,25,-
Total
99 (100,00)
--
--
--
5.185,18,-
4.568,56,-
Selisih harga kol (5&6) terhadap kol (7)
4.656,78,-
Harga gabah kualitas GKP terendah pada Maret 2 0 1 4 dijumpai di Kabupaten Pesisir Selatan, yaitu sebesar Rp 3 .8 8 8 ,8 9 ,- per kg di tingkat petani dan Rp 3 .9 5 3 ,7 0 ,- per kg di tingkat Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Barat No. 21/4/13/Th.XVII, 1 April 2014
7
penggilingan. Sementara harga tertinggi di tingkat petani dan penggilingan terjadi di Kabupaten Tanah Datar sebesar Rp 5 .1 8 5 ,1 8 ,- per kg dan Rp 5 .2 3 5 ,1 8 ,- per kg. Tabel 4 Perbandingan Rata-rata Harga Gabah Kualitas GKP di Sumatera Barat Januari 2014 s/d Maret 2014 Tingkat Penggilingan (Rp/Kg) No.
Kabupaten
Jan.’14
Feb.’14
Mar.’14
Tingkat Petani (Rp/Kg)
% Perubahan Bulan Mar. 2014 thdp. Feb. 2014
Jan.’14
Feb.’14
Mar.’14
% Perubahan Bulan Mar. 2014 thdp. Feb. 2014
(2)
(5)
(5)
(5)
(6)
(8)
(9)
(9)
(10)
1
Pes, Selatan
4,537.84
4,425.94
4,414.86
-0.25
4,472.65
4,337.58
4,355.65
0.42
2
Solok
5,273.78
4,870.44
4,727.00
-2.95
5,166.56
4,736.89
4,587.00
-3.16
3
Tanah Datar
5,204.14
4,629.68
4,670.74
0.89
5,160.81
4,593.01
4,630.74
0.82
4
Pdg, Prmn.
4,960.00
4,739.04
4,701.54
-0.79
4,820.00
4,614.04
4,589.04
-0.54
5
Agam
4,882.50
4,752.50
4,672.50
-1.68
4,800.00
4,680.00
4,595.00
-1.82
6
50 Kota
5,073.85
4,871.67
4,839.29
-0.66
4,984.62
4,780.00
4,750.00
-0.63
7
Pasaman
4,446.67
4,566.67
4,510.00
-1.24
4,353.33
4,466.67
4,410.00
-1.27
4,912.66
4,698.85
4,656.78
-0.90
4,820.49
4,605.87
4,568.56
-0.81
(1)
Sumbar
Grafik 3 Rata-rata Harga Gabah Kualitas GKP di Tingkat Penggilingan Sumatera Barat Maret 2012 – Maret 2014 4912.7
4800
4432.4
Rata-rata Harga (Rp/Kg)
4300 3800
4266.8
4033.33 4025.2
4000.3 3821.3
3788.1
3661.1
3833.0
4159.9
4142.3 4222.2
4104.4
3888.3
4040.5
4155.1 3960.2
4698.9
4593.5
4656.8
4266.0
4059.2
4001.4
3639.0 3300 2800 2300
Mar-14
Jan-14
Feb-14
Dec-13
Nov-13
Oct-13
Sep-13
Jul-13
Aug-13
Jun-13
Apr-13
May-13
Mar-13
Feb-13
Jan-13
Dec-12
Oct-12
Nov-12
Sep-12
Aug-12
Jul-12
Jun-12
Apr-12
May-12
Mar-12
1800
Bulan Series1
Series2
Berdasarkan Inpres No. 3 Tahun 2 0 1 2 tentang Pengadaan Gabah/ Beras dan Penyaluran Beras oleh Pemerintah, telah ditetapkan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) yang baru yang berlaku sejak tanggal 2 7 Februari 2 0 1 2 , yaitu untuk gabah kualitas GKP sebesar Rp 3 .3 0 0 ,0 0 , - per kg di tingkat petani dan Rp 3 .3 5 0 ,0 0 ,- per kg di tingkat penggilingan, sedangkan HPP untuk gabah kualitas GKG sebesar Rp4 .1 5 0 ,0 0 ,- per kg di tingkat penggilingan. Pada pemantauan bulan Maret 2 0 1 4 tidak ditemukan kasus harga gabah yang berada di bawah HPP.
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Barat No. 21/4/13/Th.XVII, 1 April 2014
8
DATA
MENCERDASKAN BANGSA
Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Barat Jl Khatib Sulaiman No.48 Padang 25135 Telp. (0751)442158,442159, Fax.(0751)442161 Homepage : http://sumbar.bps.go.id Email :
[email protected]
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Barat No. 21/4/13/Th.XVII, 1 April 2014
9