BPS PROVINSI ACEH No.26/06/Th.XIX, 1 Juni 2016
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JUNI 2016 Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga pedesaan di beberapa daerah di Provinsi Aceh pada bulan Mei 2016, NTP sebesar 96,92 mengalami peningkatan indeks sebesar 0,80 persen, hal ini dikarenakan indeks yang diterima petani (It) mengalami peningkatan sebesar 1,28 persen atau lebih besar dari peningkatan indeks yang dibayar petani (Ib) yang meningkat sebesar 0,48 persen. Bila dirinci menurut subsektor, diketahui bahwa terjadi peningkatan NTP pada 3 subsektor yaitu Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 1,44 persen, Tanaman Pangan sebesar 1,23 persen, Hortikultura sebesar 0,13 persen sedangkan 2 subsektor mengalami penurunan yaitu Peternakan sebesar 0,10 persen dan Perikanan sebesar 0,004 persen. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) pada Mei 2016 meningkat sebesar 1,28 persen dibandingkan It bulan sebelumnya. Peningkatan It terjadi pada seluruh subsektor yaitu Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 1,87 persen, Tanaman Pangan sebesar 1,82 persen, Hortikultura sebesar 0,58 persen, Peternakan sebesar 0,34 dan Perikanan sebesar 0,29 persen. Pada bulan Mei 2016 di Provinsi Aceh, Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) meningkat sebesar 0,48 persen bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, yaitu dari 121,34 menjadi 121,92. Peningkatan Ib terjadi pada seluruh subsektor. Adapun subsektor dengan peningkatan Ib tertinggi terjadi pada Tanaman Pangan sebesar 0,59 persen sedangkan subsektor yang mengalami peningkatan terendah adalah subsektor Perikanan sebesar 0,29 persen. Dari 33 Provinsi yang dilaporkan perubahan NTP Mei 2016 terhadap bulan sebelumnya, terdapat 22 Provinsi yang mengalami peningkatan sedangkan 11 Provinsi mengalami penurunan. Provinsi yang mengalami peningkatan tertinggi berturut-turut adalah Kalimantan Barat 1,13 persen, diikuti Bali sebesar 1,08 persen, serta DKI Jakarta sebesar 1,06 persen. Sedangkan Provinsi yang mengalami penurunan tertinggi terjadi di Banten sebesar 1,35 persen, Maluku sebesar 0,44 persen, dan Sulawesi Utara sebesar 0,52 persen. Berdasarkan pemantauan harga-harga kebutuhan rumahtangga di beberapa daerah pedesaan di Provinsi Aceh pada bulan Mei 2016 terjadi inflasi di pedesaan sebesar 0,56 persen yaitu terjadi perubahan indeks konsumsi rumahtangga dari 123,69 pada bulan April 2016 menjadi 124,39 pada bulan Mei 2016. Inflasi di Pedesaan yang terjadi di wilayah Provinsi Aceh pada bulan Mei 2016 disebabkan oleh naiknya indeks kelompok Kesehatan sebesar 1,03 persen, diikuti Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau sebesar 0,91 persen, Sandang 0,56 persen, Bahan Makanan sebesar 0,53 persen, Transportasi & Komunikasi sebesar 0,41 persen, Pendidikan, Rekreasi, & Olah raga sebesar 0,20 persen, dan Perumahan sebesar 0,06 persen. Dari 10 Provinsi di Sumatera yang dilaporkan pada bulan Mei 2016, terjadi inflasi pada 8 Provinsi sedangkan 2 Provinsi mengalmai deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Provinsi Riau seebear 0,62 persen, diikuti Sumatera Utara sebesar 0,59 persen, dan Aceh sebesar 0,56 persen, sedangkan Provinsi yang mengalami deflasi Selama Mei 2016, di tingkat petani, terjadi peningkatan rata-rata harga gabah kualitas GKP sebesar 6,11 persen dan kualitas GKR naik sebesar 0,98 persen. Sejalan dengan harga gabah di tingkat petani, pada bulan Mei 2016, harga gabah di tingkat penggilingan, juga terjadi peningkatan rata-rata harga gabah kualitas GKP sebesar 5,85 persen dan kualitas GKR naik sebesar 0,96 persen. Dibandingkan bulan sebelumnya, rata-rata harga gabah kualitas GKP di tingkat petani selama Mei 2016 naik sebesar Rp 279,36 per kg menjadi 4.848,39 per kg. Sedangkan harga kualitas GKR di Petani mencapai Rp. 5.137,50 per Kg.
Berita Resmi Statistik No. 26/06/Th.XIX, 1 Juni 2016
1
Nilai Tukar Petani (NTP) yang diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani, merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di pedesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani. Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga pedesaan di beberapa daerah di Provinsi Aceh pada bulan Mei 2016, NTP sebesar 96,92 mengalami peningkatan indeks sebesar 0,80 persen, hal ini dikarenakan indeks yang diterima petani (It) mengalami peningkatan sebesar 1,28 persen atau lebih besar dari peningkatan indeks yang dibayar petani (Ib) yang meningkat sebesar 0,48 persen. Tabel 1. Nilai Tukar Petani Provinsi Aceh menurut Subsektor, Mei 2016 (2012=100) Subsektor/Rincian [1] 1. Tanaman Pangan a. Indeks yang Diterima Petani (It) b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) c. Nilai Tukar Petani (NTPP) d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUPP) 2. Hortikultura a. Indeks yang Diterima Petani (It) b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) c. Nilai Tukar Petani (NTPH) d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUPH) 3. Tanaman Perkebunan Rakyat a. Indeks yang Diterima Petani (It) b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) c. Nilai Tukar Petani (NTPR) d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUPR) 4. Peternakan a. Indeks yang Diterima Petani (It) b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) c. Nilai Tukar Petani (NTPT) d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUPT) 5. Perikanan a. Indeks yang Diterima Petani (It) b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) c. Nilai Tukar Petani (NTPN) d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUPN) Gabungan a. Indeks yang Diterima Petani (It) b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) c. Nilai Tukar Petani (NTP) d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) Gabungan Tanpa Perikanan a. Indeks yang Diterima Petani (It) b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) c. Nilai Tukar Petani (NTP) d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP)
Bulan Apr-16 [2]
Mei-16 [3]
Perubahan (%) [4]
114.24 123.11 92.79 98.57
116.32 123.83 93.93 100.18
1.82 0.59 1.23 1.63
129.29 121.66 106.27 115.49
130.04 122.20 106.41 115.97
0.58 0.45 0.13 0.41
112.15 121.92 91.98 96.71
114.25 122.44 93.31 98.46
1.87 0.42 1.44 1.82
118.32 117.90 100.35 106.78
118.73 118.43 100.25 106.87
0.34 0.45 -0.10 0.09
114.72 118.07 97.17 104.47
115.05 118.41 97.16 104.73
0.29 0.29 0.00 0.25
116.67 121.34 96.15 102.24
118.17 121.92 96.92 103.40
1.28 0.48 0.80 1.13
118.49 121.84 97.25 103.69
116.75 121.47 96.11 102.16
-1.47 -0.30 -1.17 -1.48
Berita Resmi Statistik No. 26/06/Th.XIX, 1 Juni 2016
2
Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat perbandingan NTP Mei 2016 dengan bulan sebelumnya, diketahui bahwa terjadi peningkatan NTP pada 3 subsektor yaitu Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 1,44 persen, Tanaman Pangan sebesar 1,23 persen, Hortikultura sebesar 0,13 persen sedangkan 2 subsektor mengalami penurunan yaitu Peternakan sebesar 0,10 persen dan Perikanan sebesar 0,004 persen. Gambar 1. Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Aceh, Mei 2016 (2012=100) 106,000
104,000
102,000
100,000
98,000
96,000
94,000
NTP 92,000
NTP USAHA
90,000 May-15
Jun-15
Jul-15
Aug-15
Sep-15
Oct-15
Nov-15
Dec-15
Jan-16
Feb-16
Mar-16
Apr-16
May-16
Selain NTP, juga terdapat salah satu indikator pertanian lainnya, yaitu NTP Usaha Pertanian. Perbedaannya adalah jika NTP merupakan rasio antara It terhadap Ib, sedangkan NTP Usaha Pertanian merupakan rasio antara It terhadap BPPBM (Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal). Ib merupakan gabungan antara KRT (Konsumsi Rumah Tangga) dan BPPBM. Pada Gambar 1, terlihat bahwa NTP Usaha Pertanian selalu lebih tinggi dibandingkan NTP. 1. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) Indeks Harga yang Diterima Petani (It) pada Mei 2016 meningkat sebesar 1,28 persen dibandingkan It bulan sebelumnya. Peningkatan It terjadi pada seluruh subsektor yaitu Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 1,87 persen, Tanaman Pangan sebesar 1,82 persen, Hortikultura sebesar 0,58 persen, Peternakan sebesar 0,34 dan Perikanan sebesar 0,29 persen. 2. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) Melalui indeks harga yang dibayar petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat pedesaan, khususnya petani yang merupakan bagian terbesar, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Pada bulan Mei 2016 di Provinsi Aceh, Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) meningkat sebesar 0,48 persen bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, yaitu dari 121,34 menjadi 121,92. Peningkatan Ib terjadi pada seluruh subsektor. Adapun subsektor dengan peningkatan Ib tertinggi terjadi pada Tanaman Pangan sebesar 0,59 persen sedangkan subsektor yang mengalami peningkatan terendah adalah subsektor Perikanan sebesar 0,29 persen.
Berita Resmi Statistik No. 26/06/Th.XIX, 1 Juni 2016
3
3. NTP Subsektor a. Subsektor Tanaman Pangan (NTPP) Pada bulan Mei 2016, NTPP 93,93 mengalami peningkatan indeks sebesar 1,23 persen, hal ini dikarenakan indeks yang diterima petani (It) mengalami peningkatan sebesar 1,82 persen atau lebih besar dari peningkatan indeks yang dibayar petani (Ib) yang meningkat sebesar 0,59 persen. Peningkatan It disebabkan karena naiknya indeks kelompok Padi sebesar 2,19 persen dan kelompok Palawija sebesar 0,19 persen. Ib mengalami peningkatan dengan rincian sebagai berikut : indeks pada kelompok Konsumsi Rumahtangga (IKRT) naik sebesar 0,65 persen dan indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) naik sebesar 0,19 persen. b. Subsektor Hortikultura (NTPH) Pada bulan Mei 2016, Nilai Tukar Petani untuk Subsektor Hortikultura (NTPH) sebesar 106,41 mengalami peningkatan indeks sebesar 0,13 persen, hal ini dikarenakan indeks yang diterima petani (It) mengalami peningkatan sebesar 0,58 persen atau lebih besar dari peningkatan indeks yang dibayar petani (Ib) yang meningkat sebesar 0,45 persen. Peningkatan It disebabkan naiknya indeks komoditas kelompok Sayur-sayuran sebesar 2,78 persen dan Tanaman Obat naik sebesar 2,10 persen, sedangkan Buah-buahan turun sebesar 1,11 persen. Ib mengalami peningkatan dengan rincian sebagai berikut : indeks pada kelompok Konsumsi Rumahtangga (IKRT) naik sebesar 0,50 persen dan indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) naik sebesar 0,16 persen. c. Subsektor Perkebunan Rakyat (NTPR) Pada bulan Mei 2016, NTPR sebesar 93,31 mengalami peningkatan indeks sebesar 1,44 persen, hal ini dikarenakan indeks yang diterima petani (It) mengalami peningkatan sebesar 1,87 persen atau lebih besar dari peningkatan indeks yang dibayar petani (Ib) yang meningkat sebesar 0,42 persen. Peningkatan It terutama disebabkan oleh naiknya beberapa komoditi antara lain kelapa sawit, karet, kakao, dan lainnya. Ib mengalami peningkatan dengan rincian sebagai berikut : indeks pada kelompok Konsumsi Rumahtangga (IKRT) naik sebesar 0,49 persen dan indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) naik sebesar 0,05 persen.
Berita Resmi Statistik No. 26/06/Th.XIX, 1 Juni 2016
4
Gambar 2. Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Aceh Subsektor Tanaman Pangan, Subsektor Hortikultura, dan Subsektor Perkebunan Rakyat Mei 2016 (2012=100) 110,000
105,000
100,000
95,000
90,000 TANAMAN PANGAN HORTIKULTURA
85,000
TANAMAN PERKEBUNAN RAKYAT 80,000 May-15
Jun-15
Jul-15
Aug-15
Sep-15
Oct-15
Nov-15
Dec-15
Jan-16
Feb-16
Mar-16
Apr-16
May-16
d. Subsektor Peternakan (NTPT) Pada bulan Mei 2016, NTPT sebesar 100,25 mengalami penurunan indeks sebesar 0,10 persen, hal ini dikarenakan indeks yang diterima petani (It) mengalami peningkatan sebesar 0,34 persen atau lebih kecil dari peningkatan indeks yang dibayar petani (Ib) yang meningkat sebesar 0,45 persen. Peningkatan It terutama disebabkan oleh naiknya indeks pada kelompok Hasil Ternak sebesar 1,13 persen, Unggas sebesar 1,08 persen, Ternak Kecil sebesar 0,43 persen, dan Ternak Besar sebesar 0,19 persen. Ib mengalami peningkatan dengan rincian sebagai berikut : indeks pada kelompok Konsumsi Rumahtangga (IKRT) naik sebesar 0,59 persen dan indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) naik sebesar 0,25 persen. e. Subsektor Perikanan ( NTPN) Pada bulan Mei 2016, NTPN sebesar 97,16 mengalami penurunan indeks sebesar 0,004 persen, hal ini dikarenakan indeks yang diterima petani (It) mengalami peningkatan sebesar 0,291 persen atau lebih kecil dari peningkatan indeks yang dibayar petani (Ib) yang meningkat sebesar 0,295 persen. Peningkatan It disebabkan karena naiknya indeks kelompok Perikanan Budidaya sebesar 0,74 persen sedangkan Perikanan Tangkap turun sebesar 0,14 persen. Ib mengalami peningkatan dengan rincian sebagai berikut : indeks pada kelompok Konsumsi Rumahtangga (IKRT) naik sebesar 0,42 persen dan indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) naik sebesar 0,04 persen.
Berita Resmi Statistik No. 26/06/Th.XIX, 1 Juni 2016
5
Gambar 3. Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Aceh Subsektor Peternakan dan Perikanan, Mei 2016 (2012=100) 104,000 103,000
PETERNAKAN
PERIKANAN
102,000 101,000 100,000 99,000
98,000 97,000 96,000 95,000 May-15
Jun-15
Jul-15
Aug-15
Sep-15
Oct-15
Nov-15
Dec-15
Jan-16
Feb-16
Mar-16
Apr-16
May-16
e.1.
Subsektor Perikanan (NTPN) Penangkapan Pada bulan Mei 2016, NTPN Penangkapan sebesar 99,35 mengalami penurunan indeks sebesar 0,45 persen, hal ini dikarenakan indeks yang diterima petani (It) mengalami penurunan sebesar 0,14 persen sedangkan indeks yang dibayar petani (Ib) naik sebesar 0,31 persen.
e.2.
Subsektor Perikanan (NTPN) Budidaya Pada bulan Mei 2016, NTPN Budidaya sebesar 95,02 mengalami peningkatan indeks sebesar 0,46 persen, hal ini dikarenakan indeks yang diterima petani (It) mengalami peningkatan sebesar 0,74 persen atau lebih besar dari peningkatan indeks yang dibayar petani (Ib) yang naik sebesar 0,28 persen. Tabel 2. Nilai Tukar Petani Provinsi Aceh Subsektor Perikanan, Mei 2016 (2012=100) Subsektor [1]
Bulan
Apr-16
Mei-16
Perubahan (%)
[2]
[3]
[4]
117.47 117.71 99.80 107.56
117.31 118.07 99.35 107.30
-0.14 0.31 -0.45 -0.24
112.02 118.42 94.59 101.46
112.84 118.75 95.02 102.22
0.74 0.28 0.46 0.75
1. Penangkapan a. Indeks yang Diterima Petani (It) b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) c. Nilai Tukar Petani d. Nilai Tukar Usaha Pertanian 2. Budidaya a. Indeks yang Diterima Petani (It) b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) c. Nilai Tukar Petani d. Nilai Tukar Usaha Pertanian
Berita Resmi Statistik No. 26/06/Th.XIX, 1 Juni 2016
6
Tabel 3. Perubahan Indeks yang di terima Petani (It) dan Indeks yang di bayar Petani (Ib) Menurut Subsektor di Provinsi Aceh Mei 2016 (2012=100) Subsektor [1]
1. Tanaman Pangan a. Indeks yang Diterima Petani (It) - Padi - Palawija b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) - Indeks KRT - Indeks BPPBM 2. Hortikultura a. Indeks yang Diterima Petani (It) - Sayur-sayuran - Buah-Buahan - Tanaman Obat b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) - Indeks KRT - Indeks BPPBM 3. Tanaman Perkebunan Rakyat a. Indeks yang Diterima Petani (It) - Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR) b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) - Indeks KRT - Indeks BPPBM 4. Peternakan a. Indeks yang Diterima Petani (It) - Ternak Besar - Ternak Kecil - Unggas - Hasil Ternak b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) - Indeks KRT - Indeks BPPBM 5. Perikanan a. Indeks yang Diterima Petani (It) - Penangkapan - Budidaya b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) - Indeks KRT - Indeks BPPBM 5a. Perikanan (Penangkapan) a. Indeks yang Diterima Petani (It) - Penangkapan Laut b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) - Indeks KRT - Indeks BPPBM 5b. Perikanan (Budidaya) a. Indeks yang Diterima Petani (It) - Budidaya Air Tawar - Budidaya Laut - Budidaya Air Payau b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) - Indeks KRT - Indeks BPPBM Keterngan :
Bulan
Perubahan
Apr-16
Mei-16
(%)
[2]
[3]
[4]
114.24 114.16 114.59 123.11 124.41 115.90
116.32 116.67 114.77 123.83 125.22 116.12
1.82 2.19 0.16 0.59 0.65 0.19
129.29 123.24 134.25 141.84 121.66 123.64 111.94
130.04 126.67 132.75 144.82 122.20 124.26 112.13
0.58 2.78 -1.11 2.10 0.45 0.50 0.16
112.15 112.15 121.92 123.10 115.97
114.25 114.25 122.44 123.71 116.03
1.87 1.87 0.42 0.49 0.05
118.32 118.15 116.66 119.05 123.56 117.90 123.67 110.81
118.73 118.37 117.16 120.34 124.96 118.43 124.39 111.09
0.34 0.19 0.43 1.08 1.13 0.45 0.59 0.25
114.72 117.47 112.02 118.07 122.52 109.81
115.05 117.31 112.84 118.41 123.03 109.86
0.29 -0.14 0.74 0.29 0.42 0.04
117.47 117.47 117.71 122.52 109.22
117.31 117.31 118.07 123.03 109.32
-0.14 -0.14 0.31 0.41 0.10
112.02 101.33 93.75 124.09 118.42 122.53 110.40
112.84 102.06 95.43 124.75 118.75 123.04 110.39
0.74 0.73 1.79 0.54 0.28 0.42 -0.01
KRT = Konsumsi Rumahtangga BPPBM = Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal
Berita Resmi Statistik No. 26/06/Th.XIX, 1 Juni 2016
7
4. Perbandingan antar Provinsi Dari 33 Provinsi yang dilaporkan perubahan NTP Mei 2016 terhadap bulan sebelumnya, terdapat 22 Provinsi yang mengalami peningkatan sedangkan 11 Provinsi mengalami penurunan. Provinsi yang mengalami peningkatan tertinggi berturut-turut adalah Kalimantan Barat 1,13 persen, diikuti Bali sebesar 1,08 persen, serta DKI Jakarta sebesar 1,06 persen. Sedangkan Provinsi yang mengalami penurunan tertinggi terjadi di Banten sebesar 1,35 persen, Maluku sebesar 0,44 persen, dan Sulawesi Utara sebesar 0,52 persen. Tabel 4. Indeks yang Diterima Petani (It), Indeks yang Dibayar Petani (Ib), dan Nilai Tukar Petani (NTP) Menurut Provinsi di Indonesia, Mei 2016 (2012=100) Provinsi [1]
SUMATERA ACEH Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Bangka Belitung Kepulauan Riau JAWA DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah Yogyakarta Jawa Timur Banten BALI & NUSA TENGGARA Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur KALIMANTAN Kalimantan Barat Kaimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur SULAWESI Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat MALUKU Maluku Maluku Utara PAPUA Papua Barat Papua NASIONAL
Indeks
It % Perubahan
Indeks
Ib % Perubahan
Rasio
NTP % Perubahan
[2]
[3]
[4]
[5]
[6]
[7]
118.17 124.58 119.11 122.78 121.06 115.59 116.08 126.17 121.49 117.12
1.28 0.56 -0.24 0.91 1.06 0.74 0.95 0.46 -0.37 0.69
121.92 123.46 120.86 123.04 121.58 121.80 122.31 121.17 117.71 118.08
0.48 0.44 -0.02 0.54 0.09 0.36 0.03 -0.11 0.06 0.16
96.92 100.91 98.55 99.78 99.57 94.90 94.91 104.13 103.21 99.18
0.80 0.11 -0.21 0.37 0.97 0.37 0.92 0.57 -0.42 0.53
119.28 130.63 122.57 126.06 130.30 124.00
1.02 -0.18 0.95 0.46 0.40 -1.46
117.32 125.26 122.74 122.14 124.95 121.53
-0.04 0.18 0.06 0.17 -0.04 -0.12
101.67 104.29 99.86 103.21 104.28 102.03
1.06 -0.37 0.89 0.29 0.44 -1.35
127.66 124.62 120.64
1.02 -0.03 0.13
120.50 120.05 120.54
-0.06 -0.24 0.07
105.94 103.81 100.08
1.08 0.22 0.06
117.50 118.74 115.17 119.77
1.30 1.24 -0.19 0.41
121.49 121.50 118.46 121.89
0.17 0.40 0.13 0.16
96.72 97.73 97.22 98.27
1.13 0.83 -0.33 0.25
118.78 121.74 127.59 120.70 130.95 125.50
-0.50 0.50 0.02 0.86 0.89 0.12
122.92 121.85 122.80 121.25 123.89 117.71
0.02 0.07 0.12 -0.08 0.05 0.16
96.63 99.91 103.90 99.55 105.69 106.61
-0.52 0.43 -0.10 0.94 0.83 -0.04
127.37 124.82
-0.36 -0.55
123.06 119.28
0.08 0.12
103.50 104.64
-0.44 -0.67
121.93 115.16 124.70
-0.32 0.58 0.42
122.00 119.66 122.80
0.19 0.47 0.10
99.94 96.24 101.55
-0.50 0.11 0.32
Berita Resmi Statistik No. 26/06/Th.XIX, 1 Juni 2016
8
5. Indeks Harga Konsumen Pedesaan (Inflasi/Deflasi di Pedesaan) Perubahan Indeks Konsumsi Rumahtangga (KRT) mencerminkan angka Inflasi/Deflasi di wilayah pedesaan. Berdasarkan pemantauan harga-harga kebutuhan rumahtangga di beberapa daerah pedesaan di Provinsi Aceh pada bulan Mei 2016 terjadi inflasi di pedesaan sebesar 0,56 persen yaitu terjadi perubahan indeks konsumsi rumahtangga dari 123,69 pada bulan April 2016 menjadi 124,39 pada bulan Mei 2016. Tabel 5. Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Pedesaan Di Provinsi Aceh Mei 2016 (2012=100) IHK Pedesaan
Kelompok/Sub Kelompok
Perubahan (%)
Apr-16 [2]
Mei-16 [3]
Konsumsi Rumah Tangga
123.69
124.39
0.56
Bahan Makanan
131.24
131.93
0.53
Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau
120.34
121.44
0.91
Perumahan
113.98
114.04
0.06
Sandang
115.14
115.79
0.56
Kesehatan
117.15
118.35
1.03
Pendidikan, Rekreasi, & Olah raga
111.40
111.62
0.20
Transportasi & Komunikasi
122.91
123.41
0.41
[1]
[4]
Inflasi di Pedesaan yang terjadi di wilayah Provinsi Aceh pada bulan Mei 2016 disebabkan oleh naiknya indeks kelompok Kesehatan sebesar 1,03 persen, diikuti Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau sebesar 0,91 persen, Sandang 0,56 persen, Bahan Makanan sebesar 0,53 persen, Transportasi & Komunikasi sebesar 0,41 persen, Pendidikan, Rekreasi, & Olah raga sebesar 0,20 persen, dan Perumahan sebesar 0,06 persen.
Berita Resmi Statistik No. 26/06/Th.XIX, 1 Juni 2016
9
6. Indeks Harga Konsumen Pedesaan di Sumatera Dari 10 Provinsi di Sumatera yang dilaporkan pada bulan Mei 2016, terjadi inflasi pada 8 Provinsi sedangkan 2 Provinsi mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Provinsi Riau sebear 0,62 persen, diikuti Sumatera Utara sebesar 0,59 persen, dan Aceh sebesar 0,56 persen, sedangkan Provinsi yang mengalami deflasi adalah Lampung dan Sumatera Barat masing-masing sebesar 0,19 persen dan 0,04 persen. Tabel 6. Perubahan Indeks Harga Konsumen Pedesaan Provinsi-Provinsi di Wilayah Sumatera Mei 2016 (2012=100) Provinsi
IHK Pedesaan
Perubahan (%)
Apr-16 [2]
Mei-16 [3]
1. Aceh
123.69
124.39
0.56
2. Sumatera Utara
125.88
126.62
0.59
3. Sumatera Barat
124.62
124.58
-0.04
4. Riau
124.98
125.75
0.62
5. Jambi
123.60
123.68
0.07
6. Sumatera Selatan
125.52
126.10
0.46
7. Bengkulu
125.35
125.37
0.01
8. Lampung
125.44
125.20
-0.19
9. Bangka Belitung
119.50
119.62
0.09
10. Kepulauan Riau
122.43
122.63
0.16
[1]
[4]
Berita Resmi Statistik No. 26/06/Th.XIX, 1 Juni 2016
10
Perkembangan Harga Produsen Gabah Pemantauan perkembangan harga gabah Provinsi Aceh dilakukan di Kabupaten Aceh Tenggara, Aceh Timur, Pidie, Bireuen, Aceh Utara, Nagan Raya, dan Pidie Jaya. Dari total observasi yang dilakukan pemantauan harga pada bulan Mei 2016 sebagian besar adalah GKP (Gabah Kering Panen) yaitu sebesar 83,78 persen, selanjutnya sebesar 16,22 persen adalah kualitas GKR (Gabah Kualitas Rendah). Tabel 7 Jumlah Observasi, Harga Gabah, di Tingkat Petani, dan Penggilingan, dan HPP menurut Kelompok Kualitas, Mei 2016 Kelompok Kualitas
Jumlah Observasi
[1]
[2]
GKP
GKR
Terendah
Tertinggi
Petani
Penggilingan
Petani
Penggilingan
[3]
[4]
[5]
[6]
[7]
[8]
4.848,39
4.914,84
3.700
3.750
-
-
-
4.650
5.137,50
5.272,50
-
-
4.450
5.200
(Pidie Jaya)
(Nagan Raya)
-
-
-
-
-
-
5.000
5.275
6 16,22
Total
Rata-Rata Harga (Rp/Kg)
31 83,78
GKG
Harga di Petani (Rp/Kg)
HPP(Rp/Kg)
(Aceh Tenggara) (Aceh Tenggara)
37 (100,00%)
Keterangan: ◙ GKG : KA ≤ 14,00% dan KH ≤ 3,00% ◙ GKP : KA (14,01%-25,00%) dan KH (3,01%-10,00%) ◙ Di Luar Kualitas : KA > 25,00% atau KH > 10,00% ◙ Harga Pembelian Pemerintah (HPP) berdasarkan Inpres No. 5 Tahun 2015 tgl. 17 Maret 2015
Rata-Rata Harga menurut Kelompok Kualitas Selama Mei 2016, di tingkat petani, terjadi peningkatan rata-rata harga gabah kualitas GKP sebesar 6,11 persen dan kualitas GKR naik sebesar 0,98 persen. Sejalan dengan harga gabah di tingkat petani, pada bulan Mei 2016, harga gabah di tingkat penggilingan, juga terjadi peningkatan rata-rata harga gabah kualitas GKP sebesar 5,85 persen dan kualitas GKR naik sebesar 0,96 persen. Dibandingkan bulan sebelumnya, rata-rata harga gabah kualitas GKP di tingkat petani selama Mei 2016 naik sebesar Rp 279,36 per kg menjadi 4.848,39 per kg. Sedangkan harga kualitas GKR di Petani mencapai Rp. 5.137,50 per Kg.
Berita Resmi Statistik No. 26/06/Th.XIX, 1 Juni 2016
11
Gambar 4 Rata-Rata Harga Gabah menurut Kelompok Kualitas di Tingkat Petani (Rp/Kg), Mei 2016 5900,000
5400,000
4900,000
4400,000
% Per 3900,000
Mei-15
Jun-15
Jul-15
Agst-15
Sept-15
Okt-15
Nop-15
Des-15
Jan-16
Feb-16
Mar-16
Apr-16
GKP 4370,900 4610,700 4635,400 4655,700 4666,666 4735,483 5272,413 5182,142 5196,774 5161,290 4654,166 4569,030 GKG
5100,000 4871,400 5000,000 4750,000
Mei-16 4.848
6,11
5.138
0,98
-
5400,000 5300,000
GKR 4583,300 4633,300 4650,000 4575,000 4535,000 4467,500 4969,166 5087,500 5175,000 5137,500 5135,000 5087,500
Dibandingkan bulan sebelumnya, rata-rata harga gabah kualitas GKP di tingkat penggilingan selama Mei 2016 naik sebesar Rp 271,61 per kg menjadi 4.914,84 per kg. Sedangkan harga kualitas GKR di Petani mencapai Rp. 5.272,50 per Kg.
Gambar 5 Rata-Rata Harga Gabah menurut Kelompok Kualitas di Tingkat Penggilingan (Rp/Kg), Mei 2016
5900,000
5400,000
4900,000
4400,000
% Per 3900,000
Mei-15
Jun-15
Jul-15
Agst-15
Sept-15
Okt-15
Nop-15
Des-15
GKP 4682,140 4710,420 4710,420 4728,850 4743,055 4811,612 5339,655 5253,571 GKG
5150,000 4928,570 5050,000 4800,000
Jan-16
Feb-16
Mar-16
Apr-16
Mei-16
5.277
5230,645 4720,833 4643,230
4.915
5,85
5.308
5300,000 5270,000 5222,500
5.273
0,96
-
5450,000 5350,000
GKR 4683,330 4730,830 4750,830 4657,220 4631,666 4570,000 5070,833 5220,000
Berita Resmi Statistik No. 26/06/Th.XIX, 1 Juni 2016
12