BPS PROVINSI ACEH No.02/01/Th.XIX, 4 Januari 2016
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2015 Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga pedesaan di beberapa daerah di Provinsi Aceh pada bulan Desember 2015, NTP sebesar 98,13 mengalami penurunan indeks sebesar 0,28 persen, hal ini dikarenakan indeks yang diterima petani (It) mengalami peningkatan sebesar 0,61 persen atau lebih kecil dari peningkatan indeks yang dibayar petani (Ib) yang meningkat sebesar 0,90 persen. Bila dirinci menurut subsektor, diketahui bahwa terjadi penurunan NTP pada 3 subsektor yaitu Tanaman Pangan sebesar 0,75 persen, Peternakan sebesar 0,32 persen, dan Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 0,01 persen, sedangkan 2 subsektor mengalami peningkatan yaitu Hortikultura sebesar 0,17 persen dan Perikanan sebesar 0,03 persen. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) pada Desember 2015 meningkat sebesar 0,61 persen dibandingkan It bulan sebelumnya. Peningkatan It terjadi pada seluruh subsektor yaitu Hortikultura sebesar 1,16 persen, Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 0,87 persen, Perikanan sebesar 0,80 persen, Peternakan sebesar 0,32 persen dan Tanaman Pangan sebesar 0,27 persen. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) meningkat sebesar 0,90 persen bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, yaitu dari 118,93 menjadi 120,00. Peningkatan Ib terjadi pada seluruh subsektor. Adapun subsektor dengan peningkatan Ib tertinggi terjadi pada Tanaman Pangan sebesar 1,04 persen dan terendah terjadi pada subsektor Peternakan sebesar 0,64 persen. Dari 33 Provinsi yang dilaporkan perubahan NTP Desember 2015 terhadap bulan sebelumnya, terdapat 12 Provinsi yang mengalami peningkatan sedangkan 21 Provinsi mengalami penurunan. Provinsi yang mengalami peningkatan tertinggi berturut-turut adalah Sumatera Utara sebesar 1,09 persen, diikuti DKI Jakarta sebesar 0,82 persen, serta Jambi sebesar 0,61 persen. Sedangkan Provinsi yang mengalami penurunan tertinggi terjadi di Bangka Belitung sebesar 0,98 persen, Nusa Tenggara Timur sebesar 0,78 persen, dan Papua sebesar 0,73 persen. Berdasarkan pemantauan harga-harga kebutuhan rumahtangga di beberapa daerah pedesaan di Provinsi Aceh pada bulan Desember 2015 terjadi Inflasi di pedesaan sebesar 1,07 persen yaitu terjadi perubahan indeks konsumsi rumahtangga dari 120,83 pada bulan November 2015 menjadi 122,13 pada bulan Desember 2015. Inflasi di Pedesaan yang terjadi di wilayah Provinsi Aceh pada bulan Desember 2015 disebabkan oleh naiknya kelompok Bahan Makanan naik sebesar 2,13 persen, diikuti Kesehatan sebesar 0,41 persen, Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau sebesar 0,38 persen, Sandang persen 0,18 persen, Pendidikan, Rekreasi, & Olah raga sebesar 0,07 persen, dan Perumahan sebesar 0,03 persen, sedangkan Transportasi & Komunikasi turun sebesar 0,01 persen. Dari 10 Provinsi di Sumatera yang dilaporkan pada bulan Desember 2015, 10 Provinsi mengalami Inflasi. Provinsi yang mengalami Inflasi tertinggi yaitu Bengkulu sebesar 1,13 persen, diikuti Sumatera Barat sebesar 1,10 persen dan Aceh sebesar 1,07 persen, sedangkan Provinsi yang mengalami inflasi terendah adalah Provinsi Bangka Belitung sebesar 0,42 persen. Selama Desember 2015, Di tingkat petani, terjadi penurunan rata-rata harga gabah kualitas GKP sebesar 1,71 persen sedangkan kualitas GKR naik sebesar 2,38 persen. Sejalan dengan harga gabah di tingkat petani, pada bulan Desember 2015 harga gabah di tingkat penggilingan, juga terjadi penurunan rata-rata harga gabah kualitas GKP sebesar 1,61 persen sedangkan kualitas GKR naik sebesar 2,94 persen. Dibandingkan bulan sebelumnya, rata-rata harga gabah kualitas GKP di tingkat petani selama Desember 2015 turun sebesar Rp 90,27 per kg menjadi 5.182,1 per kg. Sedangkan harga kualitas GKR di Petani mencapai Rp. 5.087,5 per Kg.
Berita Resmi Statistik No. 2/01/Th.XIX, 4 Januari 2016
1
Nilai Tukar Petani (NTP) yang diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani, merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di pedesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani. Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga pedesaan di beberapa daerah di Provinsi Aceh pada bulan Desember 2015, NTP sebesar 98,13 mengalami penurunan indeks sebesar 0,28 persen, hal ini dikarenakan indeks yang diterima petani (It) mengalami peningkatan sebesar 0,61 persen atau lebih kecil dari peningkatan indeks yang dibayar petani (Ib) yang meningkat sebesar 0,90 persen. Tabel 1. Nilai Tukar Petani Provinsi Aceh menurut Subsektor, Desember 2015 (2012=100) Subsektor/Rincian [1] 1. Tanaman Pangan a. Indeks yang Diterima Petani (It) b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) c. Nilai Tukar Petani (NTPP) d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUPP) 2. Hortikultura a. Indeks yang Diterima Petani (It) b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) c. Nilai Tukar Petani (NTPH) d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUPH) 3. Tanaman Perkebunan Rakyat a. Indeks yang Diterima Petani (It) b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) c. Nilai Tukar Petani (NTPR) d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUPR) 4. Peternakan a. Indeks yang Diterima Petani (It) b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) c. Nilai Tukar Petani (NTPT) d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUPT) 5. Perikanan a. Indeks yang Diterima Petani (It) b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) c. Nilai Tukar Petani (NTPN) d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUPN) Gabungan a. Indeks yang Diterima Petani (It) b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) c. Nilai Tukar Petani (NTP) d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) Gabungan Tanpa Perikanan a. Indeks yang Diterima Petani (It) b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) c. Nilai Tukar Petani (NTP) d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP)
Bulan Nov-15 [2]
Des-15 [3]
Perubahan (%) [4]
118,52 120,32 98,50 103,63
118,84 121,56 97,76 103,57
0,27 1,04 -0,75 -0,06
127,26 119,12 106,83 114,19
128,74 120,29 107,02 115,06
1,16 0,98 0,17 0,75
109,93 119,39 92,07 96,55
110,89 120,45 92,06 96,94
0,87 0,88 -0,01 0,41
118,05 116,00 101,77 107,28
118,43 116,74 101,44 107,58
0,32 0,64 -0,32 0,28
114,78 117,72 97,50 100,18
115,70 118,63 97,53 100,83
0,80 0,77 0,03 0,64
117,04 118,93 98,41 103,62
117,76 120,00 98,13 103,92
0,61 0,90 -0,28 0,29
114,52 118,46 96,68 101,68
117,13 118,98 98,45 103,76
2,27 0,44 1,83 2,05
Berita Resmi Statistik No. 2/01/Th.XIX, 4 Januari 2016
2
NTP Provinsi Aceh Tahun 2015 Selama tahun 2015, NTP Provinsi Aceh berkisar antara 95,00 sampai dengan 99,00 (selalu berada dibawah angka 100, yang berarti NTP Provinsi Aceh berada dibawah/tidak lebih baik dibandingkan dengan tahun dasar 2012). NTP Provinsi Aceh mengalami fluktuasi dengan kecenderungan menurun pada bulan Maret 2015 hingga Agustus 2015 dan memiliki kecenderungan meningkat dari bulan Agustus 2015 hingga November 2015. NTP Provinsi Aceh terendah terjadi pada bulan Mei 2015 sebesar 95,60 sedangkan NTP tertinggi terjadi pada bulan November 2015 yaitu sebesar 98,41. Pada bulan November 2015 juga terjadi peningkatan NTP yang signifikan yaitu sebesar 1,75 persen.
Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat perbandingan NTP Desember 2015 dengan bulan sebelumnya, diketahui bahwa terjadi penurunan NTP pada 3 subsektor yaitu Tanaman Pangan sebesar 0,75 persen, Peternakan sebesar 0,32 persen, dan Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 0,01 persen, sedangkan 2 subsektor mengalami peningkatan yaitu Hortikultura sebesar 0,17 persen dan Perikanan sebesar 0,03 persen. Gambar 1. Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Aceh, Desember 2015 (2012=100) 106,00
104,00
102,00
100,00
98,00
96,00
94,00
NTP 92,00
NTP USAHA
90,00 Dec-14
Jan-15
Feb-15
Mar-15
Apr-15
May-15
Jun-15
Jul-15
Aug-15
Sep-15
Oct-15
Nov-15
Dec-15
Selain NTP, juga terdapat salah satu indikator pertanian lainnya, yaitu NTP Usaha Pertanian. Perbedaannya adalah jika NTP merupakan rasio antara It terhadap Ib, sedangkan NTP Usaha Pertanian merupakan rasio antara It terhadap BPPBM (Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal). Ib merupakan gabungan antara KRT (Konsumsi Rumah Tangga) dan BPPBM. Pada Gambar 1, terlihat bahwa NTP Usaha Pertanian selalu lebih tinggi dibandingkan NTP.
Berita Resmi Statistik No. 2/01/Th.XIX, 4 Januari 2016
3
1. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) Indeks Harga yang Diterima Petani (It) pada Desember 2015 meningkat sebesar 0,61 persen dibandingkan It bulan sebelumnya. Peningkatan It terjadi pada seluruh subsektor yaitu Hortikultura sebesar 1,16 persen, Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 0,87 persen, Perikanan sebesar 0,80 persen, Peternakan sebesar 0,32 persen dan Tanaman Pangan sebesar 0,27 persen.
It Provinsi Aceh Tahun 2015 Selama tahun 2015, It Provinsi Aceh berkisar antara 111,63 sampai dengan 117,76 (selalu berada diatas angka 100). It Provinsi Aceh secara umum mempunyai pola yang cenderung sama dengan It Subsektor Tanaman Pangan, sedangkan It subsektor Hortikultura adalah subsektor yang paling berfluktuasi. Secara keseluruhan It tertinggi terjadi pada bulan September 2015 untuk subsektor Peternakan yaitu sebesar 119,57.
2. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) Melalui indeks harga yang dibayar petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat pedesaan, khususnya petani yang merupakan bagian terbesar, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Pada bulan Desember 2015 di Provinsi Aceh, Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) meningkat sebesar 0,90 persen bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, yaitu dari 118,93 menjadi 120,00. Peningkatan Ib terjadi pada seluruh subsektor. Adapun subsektor dengan peningkatan Ib tertinggi terjadi pada Tanaman Pangan sebesar 1,04 persen dan terendah terjadi pada subsektor Peternakan sebesar 0,64 persen. 3. NTP Subsektor a. Subsektor Tanaman Pangan (NTPP) Pada bulan Desember 2015, NTPP 97,76 mengalami penurunan indeks sebesar 0,75 persen, hal ini dikarenakan indeks yang diterima petani (It) mengalami peningkatan sebesar 0,27 persen atau lebih kecil dari peningkatan indeks yang dibayar petani (Ib) yang meningkat sebesar 1,04 persen. Penurunan It disebabkan karena turunnya indeks kelompok Padi sebesar 0,05 persen sedangkan kelompok Palawija naik sebesar 1,83 persen. Ib mengalami peningkatan dengan rincian sebagai berikut : indeks pada kelompok Konsumsi Rumahtangga (IKRT) naik sebesar 1,15 persen dan indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) naik sebesar 0,33 persen. b. Subsektor Hortikultura (NTPH) Pada bulan Desember 2015, Nilai Tukar Petani untuk Subsektor Hortikultura (NTPH) sebesar 107,02 mengalami peningkatan indeks sebesar 0,17 persen, hal ini dikarenakan indeks yang diterima petani (It) mengalami peningkatan sebesar 1,16 persen atau lebih besar dari peningkatan indeks yang dibayar petani (Ib) yang meningkat sebesar 0,98 persen.
Berita Resmi Statistik No. 2/01/Th.XIX, 4 Januari 2016
4
Peningkatan It disebabkan naiknya indeks komoditas kelompok Sayur-sayuran sebesar 2,79 persen, sedangkan Tanaman Obat turun sebesar 0,35 persen dan Buah-buahan turun sebesar 0,06 persen,. Ib mengalami peningkatan dengan rincian sebagai berikut : indeks pada kelompok Konsumsi Rumahtangga (IKRT) naik sebesar 1,09 persen dan indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) naik sebesar 0,40 persen. c. Subsektor Perkebunan Rakyat (NTPR) Pada bulan Desember 2015, NTPR sebesar 92,06 mengalami penurunan indeks sebesar 0,01 persen, hal ini dikarenakan indeks yang diterima petani (It) mengalami peningkatan sebesar 0,87 persen atau lebih kecil dari peningkatan indeks yang dibayar petani (Ib) yang meningkat sebesar 0,88 persen. Peningkatan It terutama disebabkan oleh naiknya harga pada komoditas cengkeh, kemiri, nilam, kelapa sawit, dan sebagainya. Ib mengalami peningkatan dengan rincian sebagai berikut : indeks pada kelompok Konsumsi Rumahtangga (IKRT) naik sebesar 0,96 persen dan indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) naik sebesar 0,46 persen. Gambar 2. Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Aceh Subsektor Tanaman Pangan, Subsektor Hortikultura, dan Subsektor Perkebunan Rakyat Desember 2015 (2012=100) 110,00
105,00
100,00
95,00
90,00 TANAMAN PANGAN HORTIKULTURA
85,00
TANAMAN PERKEBUNAN RAKYAT 80,00 Dec-14
Jan-15
Feb-15
Mar-15
Apr-15
May-15
Jun-15
Jul-15
Aug-15
Sep-15
Oct-15
Nov-15
Dec-15
d. Subsektor Peternakan (NTPT) Pada bulan Desember 2015, NTPT sebesar 101,44 mengalami penurunan indeks sebesar 0,32 persen, hal ini dikarenakan indeks yang diterima petani (It) mengalami peningkatan sebesar 0,32 persen atau lebih kecil dari peningkatan indeks yang dibayar petani (Ib) yang meningkat sebesar 0,64persen. Peningkatan It terutama disebabkan oleh naiknya indeks pada kelompok Hasil Ternak sebesar 0,94 persen, Ternak Kecil sebesar 0,81 persen, dan Ternak Besar sebesar 0,24 persen, sedangkan Unggas turun sebesar 0,01 persen. Ib mengalami peningkatan dengan rincian
Berita Resmi Statistik No. 2/01/Th.XIX, 4 Januari 2016
5
sebagai berikut : indeks pada kelompok Konsumsi Rumahtangga (IKRT) naik sebesar 1,08 persen sedangkan indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) naik sebesar 0,04 persen. e. Subsektor Perikanan ( NTPN) Pada bulan Desember 2015, NTPN sebesar 97,53 mengalami peningkatan indeks sebesar 0,03 persen, hal ini dikarenakan indeks yang diterima petani (It) mengalami peningkatan sebesar 0,80 persen atau lebih besar dari peningkatan indeks yang dibayar petani (Ib) yang meningkat sebesar 0,77 persen. Peningkatan It disebabkan karena naiknya indeks kelompok Tangkap sebesar 1,69 persen sedangkan Budidaya turun sebesar 0,13 persen. Ib mengalami peningkatan dengan rincian sebagai berikut : indeks pada kelompok Konsumsi Rumahtangga (IKRT) naik sebesar 1,08 persen dan indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) naik sebesar 0,15 persen. Gambar 3. Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Aceh Subsektor Peternakan dan Perikanan, Desember 2015 (2012=100) 104,00 103,00 102,00 101,00 100,00 PETERNAKAN
PERIKANAN
99,00 98,00 97,00 96,00 95,00 Dec-14
Jan-15
Feb-15
Mar-15
Apr-15
May-15
Jun-15
Jul-15
Aug-15
Sep-15
Oct-15
Nov-15
Dec-15
e.1.
Subsektor Perikanan (NTPN) Penangkapan Pada bulan Desember 2015, NTPN Penangkapan sebesar 99,86 mengalami peningkatan indeks sebesar 0,97 persen, hal ini dikarenakan indeks yang diterima petani (It) mengalami peningkatan sebesar 1,69 persen atau lebih besar dari peningkatan indeks yang dibayar petani (Ib) yang naik sebesar 0,71 persen.
e.2.
Subsektor Perikanan (NTPN) Budidaya Pada bulan Desember 2015, NTPN Budidaya sebesar 95,19 mengalami penurunan indeks sebesar 0,94 persen, hal ini dikarenakan indeks yang diterima petani (It) mengalami penurunan sebesar 0,13 persen sedangkan indeks yang dibayar petani (Ib) meningkat sebesar 0,82 persen.
Berita Resmi Statistik No. 2/01/Th.XIX, 4 Januari 2016
6
Tabel 2. Perubahan Indeks yang di terima Petani (It) dan Indeks yang di bayar Petani (Ib) Menurut Subsektor di Provinsi Aceh Desember 2015 (2012=100) Bulan
Subsektor [1]
1. Tanaman Pangan a. Indeks yang Diterima Petani (It) - Padi - Palawija b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) - Indeks KRT - Indeks BPPBM 2. Hortikultura a. Indeks yang Diterima Petani (It) - Sayur-sayuran - Buah-Buahan - Tanaman Obat b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) - Indeks KRT - Indeks BPPBM 3. Tanaman Perkebunan Rakyat a. Indeks yang Diterima Petani (It) - Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR) b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) - Indeks KRT - Indeks BPPBM 4. Peternakan a. Indeks yang Diterima Petani (It) - Ternak Besar - Ternak Kecil - Unggas - Hasil Ternak b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) - Indeks KRT - Indeks BPPBM 5. Perikanan a. Indeks yang Diterima Petani (It) - Penangkapan - Budidaya b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) - Indeks KRT - Indeks BPPBM 5a. Perikanan (Penangkapan) a. Indeks yang Diterima Petani (It) - Penangkapan Laut b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) - Indeks KRT - Indeks BPPBM 5b. Perikanan (Budidaya) a. Indeks yang Diterima Petani (It) - Budidaya Air Tawar - Budidaya Laut - Budidaya Air Payau b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) - Indeks KRT - Indeks BPPBM Keterngan :
Perubahan
Nov-15
Dec-15
(%)
[2]
[3]
[4]
118,52 120,40 110,18 120,32 121,39 114,36
118,84 120,34 112,19 121,56 122,79 114,74
0,27 -0,05 1,83 1,04 1,15 0,33
127,26 120,52 132,80 138,30 119,12 120,69 111,44
128,74 123,88 132,72 137,81 120,29 122,01 111,89
1,16 2,79 -0,06 -0,35 0,98 1,09 0,40
109,93 109,93 119,39 120,49 113,85
110,89 110,89 120,45 121,65 114,38
0,87 0,87 0,88 0,96 0,46
118,05 117,99 117,35 118,10 120,70 116,00 120,84 110,04
118,43 118,28 118,30 118,09 121,83 116,74 122,15 110,09
0,32 0,24 0,81 -0,01 0,94 0,64 1,08 0,04
114,78 118,13 111,50 117,72 119,33 114,58
115,70 120,13 111,35 118,63 120,62 114,75
0,80 1,69 -0,13 0,77 1,08 0,15
118,13 118,13 119,45 119,32 119,69
120,13 120,13 120,30 120,62 119,75
1,69 1,69 0,71 1,09 0,05
111,50 99,86 96,45 123,38 116,03 119,34 109,56
111,35 100,45 95,15 123,02 116,98 120,63 109,84
-0,13 0,59 -1,35 -0,29 0,82 1,08 0,26
KRT = Konsumsi Rumahtangga BPPBM = Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal
Berita Resmi Statistik No. 2/01/Th.XIX, 4 Januari 2016
7
Tabel 3. Nilai Tukar Petani Provinsi Aceh Subsektor Perikanan, Desember 2015 (2012=100) Bulan
Subsektor [1] 1. Penangkapan a. Indeks yang Diterima Petani (It) b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) c. Nilai Tukar Petani d. Nilai Tukar Usaha Pertanian 2. Budidaya a. Indeks yang Diterima Petani (It) b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) c. Nilai Tukar Petani d. Nilai Tukar Usaha Pertanian
Nov-15
Dec-15
Perubahan (%)
[2]
[3]
[4]
118,13 119,45 98,90 98,70
120,13 120,30 99,86 100,32
1,69 0,71 0,97 1,64
111,50 116,03 96,09 101,77
111,35 116,98 95,19 101,37
-0,13 0,82 -0,94 -0,40
4. Perbandingan antar Provinsi Dari 33 Provinsi yang dilaporkan perubahan NTP Desember 2015 terhadap bulan sebelumnya, terdapat 12 Provinsi yang mengalami peningkatan sedangkan 21 Provinsi mengalami penurunan. Provinsi yang mengalami peningkatan tertinggi berturut-turut adalah Sumatera Utara sebesar 1,09 persen, diikuti DKI Jakarta sebesar 0,82 persen, serta Jambi sebesar 0,61 persen. Sedangkan Provinsi yang mengalami penurunan tertinggi terjadi di Bangka Belitung sebesar 0,98 persen, Nusa Tenggara Timur sebesar 0,78 persen, dan Papua sebesar 0,73 persen.
Perbandingan NTP Provinsi di Pulau Sumatera, Tahun 2015 Rata-Rata NTP Provinsi di Sumatera, Tahun 2015
104,70
103,17
98,61
.
96,64
99,45 97,74
96,87 95,24
95,43
KEPULAUAN RIAU
BANGKA BELITUNG
LAMPUNG
BENGKULU
SUMATERA SELATAN
JAMBI
RIAU
SUMATERA BARAT
SUMATERA UTARA
ACEH
93,92
Rata-Rata NTP Tahun 2015 di Provinsi Aceh pada tahun 2015 sebesar 96,64. NTP Provinsi Aceh hanya berada pada peringkat ke-7 di Sumatera. NTP tertinggi di Sumatera pada tahun 2015 terdapat di Provinsi Bangka Belitung sebesar 104,70
Berita Resmi Statistik No. 2/01/Th.XIX, 4 Januari 2016
8
Tabel 4. Indeks yang Diterima Petani (It), Indeks yang Dibayar Petani (Ib), dan Nilai Tukar Petani (NTP) Menurut Provinsi di Indonesia, Desember 2015 (2012=100) It Provinsi [1]
SUMATERA ACEH Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Bangka Belitung Kepulauan Riau JAWA DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah Yogyakarta Jawa Timur Banten BALI & NUSA TENGGARA Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur KALIMANTAN Kalimantan Barat Kaimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur SULAWESI Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat MALUKU Maluku Maluku Utara PAPUA Papua Barat Papua NASIONAL
Ib
NTP
Indeks
% Perubahan
Indeks
% Perubahan
Rasio
% Perubahan
[2]
[3]
[4]
[5]
[6]
[7]
117,76
0,61
120,00
0,90
98,13
-0,28
122,73
1,93
121,98
0,83
100,62
1,09
117,66
0,57
120,36
0,89
97,75
-0,32
115,48
1,17
121,52
0,82
95,03
0,35
116,34
1,39
121,54
0,77
95,72
0,61
115,88
0,55
120,67
0,84
96,03
-0,28
113,35
0,44
121,93
0,96
92,96
-0,51
125,46
0,55
120,83
0,74
103,84
-0,19
121,33
-0,61
117,89
0,38
102,92
-0,98
116,10
0,26
117,53
0,47
98,78
-0,21
118,50
0,99
119,97
0,17
98,77
0,82
132,42
0,89
123,47
0,85
107,24
0,04
123,79
0,84
121,32
0,88
102,03
-0,04
125,28
1,33
121,23
1,00
103,34
0,32
130,53
0,76
122,99
1,17
106,13
-0,41
129,29
0,88
120,32
0,95
107,45
-0,07
125,48
0,63
119,36
0,91
105,13
-0,27
126,51
0,58
119,10
0,77
106,22
-0,20
121,77
-0,01
118,58
0,77
102,69
-0,78
115,08
0,01
119,83
0,09
96,03
-0,09
118,06
0,51
120,79
0,91
97,74
-0,40
116,31
0,41
117,44
0,83
99,03
-0,41
117,26
-0,11
120,50
0,62
97,31
-0,73
119,35
0,88
123,24
0,96
96,85
-0,09
119,87
0,90
120,08
0,70
99,82
0,20
130,16
0,82
122,34
0,85
106,39
-0,02
121,43
0,99
120,22
0,63
101,01
0,36
129,43
1,59
123,96
1,29
104,41
0,29
123,76
-0,04
117,08
0,69
105,71
-0,72
125,58
0,81
122,38
0,54
102,61
0,27
122,58
1,34
118,48
0,77
103,46
0,56
121,08
1,15
120,65
0,72
100,35
0,43
113,97
0,21
118,61
0,95
96,08
-0,73
123,91
124,87
0,77
120,36
121,43
0,89
Berita Resmi Statistik No. 2/01/Th.XIX, 4 Januari 2016
9
5. Indeks Harga Konsumen Pedesaan (Inflasi/Deflasi di Pedesaan) Perubahan Indeks Konsumsi Rumahtangga (KRT) mencerminkan angka Inflasi/Deflasi di wilayah pedesaan. Berdasarkan pemantauan harga-harga kebutuhan rumahtangga di beberapa daerah pedesaan di Provinsi Aceh pada bulan Desember 2015 terjadi Inflasi di pedesaan sebesar 1,07 persen yaitu terjadi perubahan indeks konsumsi rumahtangga dari 120,83 pada bulan November 2015 menjadi 122,13 pada bulan Desember 2015. Tabel 5. Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Pedesaan Di Provinsi Aceh Desember 2015 (2012=100) IHK Pedesaan
Kelompok/Sub Kelompok
Perubahan (%)
Nov-15 [2]
Dec-15 [3]
Konsumsi Rumah Tangga
120,83
122,13
1,07
Bahan Makanan
125,78
128,46
2,13
Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau
116,30
116,75
0,38
Perumahan
113,34
113,37
0,03
Sandang
114,51
114,72
0,18
Kesehatan
113,98
114,45
0,41
Pendidikan, Rekreasi, & Olah raga
110,32
110,40
0,07
Transportasi & Komunikasi
129,66
129,65
-0,01
[1]
[4]
Inflasi di Pedesaan yang terjadi di wilayah Provinsi Aceh pada bulan Desember 2015 disebabkan oleh naiknya kelompok Bahan Makanan naik sebesar 2,13 persen, diikuti Kesehatan sebesar 0,41 persen, Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau sebesar 0,38 persen, Sandang persen 0,18 persen, , Pendidikan, Rekreasi, & Olah raga sebesar 0,07 persen, dan Perumahan sebesar 0,03 persen, sedangkan Transportasi & Komunikasi turun sebesar 0,01 persen.
Perkembangan Inflasi Pedesaan Provinsi Aceh (%), Tahun 2015
4,00
Konsumsi Rumah Tangga Bahan Makanan
2,00
Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau Perumahan Sandang
-
. (2,00)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Kesehatan Pendidikan, Rekreasi, dan Olah Raga Transportasi dan Komunikasi
(4,00)
(6,00)
Selama tahun 2015, Pergerakan Inflasi Pedesaan sangat dipengaruhi oleh inflasi pada kelompok bahan makanan. Inflasi kelompok bahan makanan juga kelompok yang paling berfluktuasi. Pada tahun 2015, kelompok transportasi dan komunikasi mengalami deflasi yang tinggi pada bulan Januari 2015 dan Februari 2015 yaitu masing-masing sebesar 7,29 persen dan 3,75 persen akibat penurunan harga bahan bakar minyak.
(8,00)
Berita Resmi Statistik No. 2/01/Th.XIX, 4 Januari 2016
10
6. Indeks Harga Konsumen Pedesaan di Sumatera Dari 10 Provinsi di Sumatera yang dilaporkan pada bulan Desember 2015, 10 Provinsi mengalami Inflasi. Provinsi yang mengalami Inflasi tertinggi yaitu Bengkulu sebesar 1,13 persen, diikuti Sumatera Barat sebesar 1,10 persen dan Aceh sebesar 1,07 persen, sedangkan Provinsi yang mengalami inflasi terendah adalah Provinsi Bangka Belitung sebesar 0,42 persen. Tabel 6. Perubahan Indeks Harga Konsumen Pedesaan Provinsi-Provinsi di Wilayah Sumatera November 2015 (2012=100) Provinsi
IHK Pedesaan
Perubahan (%)
Nov-15 [2]
Dec-15 [3]
1. Aceh
120,83
122,13
1,07
2. Sumatera Utara
123,52
124,79
1,02
3. Sumatera Barat
122,53
123,88
1,10
4. Riau
122,39
123,54
0,94
5. Jambi
122,58
123,72
0,93
6. Sumatera Selatan
123,22
124,56
1,08
7. Bengkulu
123,49
124,89
1,13
8. Lampung
123,45
124,58
0,91
9. Bangka Belitung
118,88
119,38
0,42
10. Kepulauan Riau
120,46
121,21
0,62
[1]
[4]
Berita Resmi Statistik No. 2/01/Th.XIX, 4 Januari 2016
11
Perkembangan Harga Produsen Gabah
Pemantauan perkembangan harga gabah Provinsi Aceh dilakukan di Kabupaten Aceh Tenggara, Aceh Timur, Pidie, Bireuen, Aceh Utara, Nagan Raya, dan Pidie Jaya. Dari total observasi yang dilakukan pemantauan harga pada bulan Desember 2015 sebagian besar adalah GKP (Gabah Kering Panen) yaitu sebesar 75,68 persen, selanjutnya sebesar 16,22 persen adalah kualitas GKR (Gabah Kualitas Rendah) dan GKG (Gabah Kering Giling) sebesar 8,11 persen. Tabel 7 Jumlah Observasi, Harga Gabah, di Tingkat Petani, dan Penggilingan, dan HPP menurut Kelompok Kualitas, Desember 2015
Kelompok Kualitas
Jumlah Observasi
[1]
[2]
GKP
Harga di Petani (Rp/Kg)
Rata-Rata Harga (Rp/Kg)
Terendah
Tertinggi
Petani
Penggilingan
Petani
Penggilingan
[3]
[4]
[5]
[6]
[7]
[8]
5.182,14
5.253,57
3.700
3.750
5.300,00
5.350,00
-
4.650
5.087,50
5.220,00
-
-
28 75,68
GKG
3
Total
(Pidie)
5.300
5.300 (Birueuen)
5.050
5.125
(Aceh Tenggara)
(Aceh Tenggara)
6 16,22
5.550
(Birueuen)
8,11
GKR
5.000 (Aceh Timur)
HPP(Rp/Kg)
37 (100,00%)
Keterangan: ◙ GKG : KA ≤ 14,00% dan KH ≤ 3,00% ◙ GKP : KA (14,01%-25,00%) dan KH (3,01%-10,00%) ◙ Di Luar Kualitas : KA > 25,00% atau KH > 10,00% ◙ Harga Pembelian Pemerintah (HPP) berdasarkan Inpres No. 5 Tahun 2015 tgl. 17 Maret 2015
Rata-Rata Harga menurut Kelompok Kualitas
Selama Desember 2015, Di tingkat petani, terjadi penurunan rata-rata harga gabah kualitas GKP sebesar 1,71 persen sedangkan kualitas GKR naik sebesar 2,38 persen. Sejalan dengan harga gabah di tingkat petani, pada bulan Desember 2015 harga gabah di tingkat penggilingan, juga terjadi penurunan rata-rata harga gabah kualitas GKP sebesar 1,61 persen sedangkan kualitas GKR naik sebesar 2,94 persen.
Dibandingkan bulan sebelumnya, rata-rata harga gabah kualitas GKP di tingkat petani selama Desember 2015 turun sebesar Rp 90,27 per kg menjadi 5.182,1 per kg. Sedangkan harga kualitas GKR di Petani mencapai Rp. 5.087,5 per Kg.
Berita Resmi Statistik No. 2/01/Th.XIX, 4 Januari 2016
12
Gambar 4 Rata-Rata Harga Gabah menurut Kelompok Kualitas di Tingkat Petani (Rp/Kg), Desember 2015 5900,00
5400,00
4900,00
4400,00
% Per 3900,00
Dec-14
Jan-15
Feb-15
Mar-15
Apr-15
May-15
Jun-15
Jul-15
Agst-15
Sept-15
GKP
4694,400
4825,00
5833,00
5148,00
GKG
5100,00
5200,00
4500,00
4738,00
5100,00
4871,400
5000,00
4750,00
GKR
4269,00
5520,300
4820,00
4668,700 4462,500 4583,300 4633,300
4650,00
4575,00
4535,00
4456,600 4370,900 4610,700 4635,400 4655,700 4666,666
Oct-15
Nov-15
Dec-15
4.735,48
5.272,41
5182,142
5.400,00
5300,00
-
4.969,17
5087,500
2,38
4.467,50
-1,71
Dibandingkan bulan sebelumnya, rata-rata harga gabah kualitas GKP di tingkat penggilingan selama Desember 2015 turun sebesar Rp 86,08 per kg menjadi 5.253,57 per kg. Sedangkan harga kualitas GKR di Petani mencapai Rp. 5.220 per Kg.
Gambar 5 Rata-Rata Harga Gabah menurut Kelompok Kualitas di Tingkat Penggilingan (Rp/Kg), Desember 2015
5.900,00
5.400,00
4.900,00
4.400,00
% Per 3.900,00
Dec-14
Jan-15
Feb-15
Mar-15
Apr-15
May-15
Jun-15
Jul-15
Agst-15
Sept-15
Oct-15
Nov-15
Dec-15
GKP
4.896,43
5.873,00
5.178,00
4.542,78
4.440,32
4.682,14
4.710,42
4.710,42
4.728,85
4.743,06
4.811,61
5.339,66
5.253,57
GKG
5.250,00
5.333,33
4.600,00
4.768,00
5.150,00
4.928,57
5.050,00
4.800,00
5.450,00
5.350,00
-
GKR
4.399,00
5.631,17
4.902,00
4.765,63
4.730,83
4.750,83
4.657,22
4.631,67
5.070,83
5.220,00
2,94
4.567,50
4.683,33
4.570,00
Berita Resmi Statistik No. 2/01/Th.XIX, 4 Januari 2016
-1,61
13