No.02/01/36/Th.XI, 3 Januari 2017
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2017 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI (NTP) PERSEN
DESEMBER 2016 SEBESAR 100,49
ATAU NAIK
0,18
NTP Banten Desember 2016 sebesar 100,49 atau naik 0,18 persen dibanding NTP bulan sebelumnya. Kenaikan NTP dikarenakan laju kenaikan Indeks Harga yang Diterima Petani (It) yang sebesar 0,45 persen, lebih cepat dari laju kenaikan pada Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) yang naik 0,27 persen. Pada Desember 2016 terjadi inflasi di daerah perdesaan di Provinsi Banten sebesar 0,26 persen terutama disebabkan oleh inflasinya indeks kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,47 persen. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Banten Desember 2016 sebesar 105,86 atau naik 0.20 persen dibanding NTUP bulan sebelumnya. Pada Bulan Desember 2016 dari 33 provinsi di Indonesia sebanyak 17 provinsi yang NTP-nya berada di atas angka 100. NTP tertinggi dicapai oleh Provinsi Sulawesi Barat dengan nilai indeks sebesar 107,70 yang diikuti oleh Provinsi Bali sebesar 106,74 dan Provinsi NTB sebesar 106,56. Sedangkan Nilai Tukar Petani terendah terjadi di Provinsi Sulawesi Utara sebesar 93,94. NTP, yang diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di perdesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), dimana komponen Ib hanya terdiri dari Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM). Dengan dikeluarkannya konsumsi dari komponen indeks harga yang dibayar petani (Ib), NTUP dapat lebih mencerminkan kemampuan produksi petani, karena yang dibandingkan hanya produksi dengan biaya produksinya. Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga perdesaan di 4 Kabupaten di Provinsi Banten pada Desember 2016, NTP secara umum naik 0,18 persen dibandingkan NTP November, yaitu dari 100,30 menjadi 100,49. Kenaikan NTP pada Desember 2016 dikarenakan laju kenaikan Indeks Harga yang
Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 02/01/36/Th.XI, 3 Januari 2017
1
Diterima Petani (It) yang sebesar 0,45 lebih cepat dari laju kenaikan pada Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) yang naik sebesar 0,27 persen.
Bulan
Subsektor
Persentase Perubahan
November 2016
Desember 2016
(2)
3)
(4)
a. Indeks yang diterima (It)
123,95
124.51
0.45
b. Indeks yang dibayar (Ib)
123,58
123.91
0.27
c. Indeks Konsumsi Rumah Tangga
125,84
126.17
0.26
d. Indeks BPPBM
117,33
117.62
0.25
e. Nilai Tukar Petani (NTP)
100,30
100.49
0.18
(1) Gabungan / Banten
Kenaikan NTP Desember 2016 disebabkan oleh naiknya NTP pada empat (4) subsektor yakni; subsektor tanaman pangan naik 0,02 persen; subsektor hortikultura naik 0,11 persen; subsektor tanaman perkebunan rakyat naik 0,92 persen; dan subsektor perikanan yang naik 0,05 persen. Hanya satu subsektor yang mengalami penurunan NTP yakni subsektor peternakan yang turun 0,09 persen.
1.
Indeks Harga yang Diterima Petani (I t)
Indeks Harga yang Diterima Petani (It) menunjukkan fluktuasi harga beragam komoditas pertanian yang dihasilkan petani. Pada Desember 2016, It Banten mengalami kenaikan sebesar 0,45 persen dibanding It November, yaitu naik dari 123,95 menjadi 124,51. Kenaikan It pada Desember 2016 disebabkan naikya It pada seluruh subsektor yakni subsektor tanaman pangan yang naik 0,24 persen; It subsektor hortikultura naik 0,35 persen: It subsektor tanaman perkebunan rakyat naik 1,31 persen, It subsektor peternakan naik 0,23 persen: dan It subsektor perikanan yang naik 0,19 persen.
Nov-16 1,50 1,00 0,50
Dec-16
1,31 0,97 0,24
0,35
0,23
0,32
0,45 0,19
0,14
0,00 -0,21
-0,50
-0,55
-1,00 T. pangan
2
-0,88 Hortikultura
Perkebunan
Peternakan
Perikanan
Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 02/01/36/Th.XI, 3 Januari 2017
Gabungan
2.
Indeks Harga yang Dibayar Petani (I b) Indeks harga yang dibayar petani terdiri dari 2 golongan yaitu konsumsi rumah tangga (KRT) dan
biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM). Melalui indeks harga yang dibayar petani (I b) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat perdesaan, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Pada Desember 2016 indeks harga yang dibayar petani mengalami kenaikan sebesar 0,27 persen. Hal ini terjadi karena Indeks Konsumsi Rumah Tangga mengalami kenaikan 0,26 persen dan Indeks BPPBM mengalami kenaikan sebesar 0,25 persen. Kenaikan indeks BPPBM ini disebabkan naiknya seluruh kelompok yakni kelompok bibit naik 0,22 persen; kelompok pupuk, obat-obatan, dan pakan naik 0,23 persen; biaya sewa dan pengeluaran lain naik 0,11 persen; kelompok transportsi naik 0,06 persen; kelompok penambahan barang modal naik 0,22 persen dan kelompok upah buruh mengalami kenaikan 0,32 persen.
Ib
Konsumsi RT
BPPBM
0,60 0,50
0,50 0,40 0,30
0,36 0,22
0,39
0,43 0,37 0,32
0,25
0,25
0,20 0,10
0,27 0,26 0,25
0,23
0,21
0,14
0,17 0,09
0,05
0,00 T. Pangan
3.
Hortikultura
Perkebunan
Peternakan
Perikanan
Gabungan
Nilai Tukar Petani (NTP) Subsektor a. Subsektor Tanaman Pangan/Padi dan Palawija (NTP-P) Pada bulan Desember 2016 NTP-P mengalami kenaikan indeks sebesar 0,02 persen atau naik dari 101,67 menjadi 101,69. Hal ini karena laju kenaikan Indeks Harga yang Diterima petani (It) yang sebesar 0,24 persen lebih cepat dari laju kenaikan Indeks Harga yang Dibayar petani (Ib) yang sebesar 0,22 persen. Kenaikan It pada subsektor tanaman pangan terjadi karena naiknya indeks pada subkelompok padi sebesar 0,37 persen meski subkelompok palawija mengalami penurunan 2,05 persen. Kenaikan indeks subkelompok padi dipengaruhi oleh naiknya harga gabah sebesar 0,37 persen. Sementara penurunan indeks pada subkelompok palawija dipengaruhi turunnya harga ketela pohon dan ubi jalar. Di sisi lain indeks harga dibayar petani (Ib) yang mengalami kenaikan sebesar 0,22 persen karena pengaruh naiknya Indeks KRT dan BPPBM masing masing sebesar 0,25 persen dan 0,05 persen. Untuk BPPBM, kenaikan indeks ini dipengaruhi oleh naiknya indeks pada empat (4) kelompok yakni kelompok bibit naik 0.14 persen, kelompok pupuk dan obat-obatan naik 0,07 persen, kelompok transportasi naik 0,04 persen, dan kelompok penambahan barang modal naik 0,22 persen.
Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 02/01/36/Th.XI, 3 Januari 2017
3
Bulan Oktober 2016
November 2016
Desember 2016
(2)
(3)
(4)
Persentase perubahan Desember 2016 thd November 2016 (5)
126,34
127.56
127.87
0.24
- Padi
126,31
127.56
128.03
0.37
- Palawija
127,03
127.51
124.90
-2.05
124,85
125.47
125.75
0.22
- Indeks Konsumsi Rumahtangga
125,85
126.36
126.67
0.25
- Indeks BPPBM
119,92
121.10
121.16
0.05
101,20
101.67
101.69
0.02
Sektor, Kelompok dan Sub Kelompok (1) 1. Tanaman Pangan a. Indeks Diterima Petani
b. Indeks Dibayar Petani
c. Nilai Tukar Petani (NTP-P) 2. Hortikultura a. Indeks Diterima Petani
126,01
124.91
125.35
0.35
- Sayur-sayuran
124,12
120.57
123.34
2.30
- Buah-buahan
127,49
127.91
126.79
-0.87
- Tanaman Obat
117,02
118.84
120.33
1.26
b. Indeks Dibayar Petani
122,03
122.34
122.64
0.25
- Indeks Konsumsi Rumahtangga
124,89
125.29
125.55
0.21
- Indeks BPPBM
114,15
114.22
114.64
0.36
103,26
102.09
102.20
0.11
116,99
116.74
118.28
1.31
116,99
116.74
118.28
1.31
123,39
123.81
124.30
0.39
- Indeks Konsumsi Rumahtangga
125,17
125.66
126.13
0.37
- Indeks BPPBM
114,79
114.92
115.49
0.50
94,82
94.29
95.16
0.92
121,28
120.60
120.89
0.23
- Termak Besar
130,71
130.28
130.43
0.11
- Ternak Kecil
128,21
126.96
126.28
-0.54
c. Nilai Tukar Petani (NTP-H) 3. Tanaman Perkebunan Rakyat a. Indeks Diterima Petani - Tanaman Perkebunan Rakyat b. Indeks Dibayar Petani
c. Nilai Tukar Petani (NTP-R) 4. Peternakan a. Indeks Diterima Petani
- Unggas
114,73
114.27
115.22
0.84
- Hasil Ternak
116,84
115.84
115.60
-0.21
b. Indeks Dibayar Petani
119,54
119.81
120.19
0.32
- Indeks Konsumsi Rumahtangga
124,86
125.29
125.57
0.23
- Indeks BPPBM
113,88
113.99
114.47
0.43
101,46
100.67
100.58
-0.09
c. Nilai Tukar Petani (NTP-T) 5. Perikanan a. Indeks Diterima Petani
128,42
128.83
129.07
0.19
- Penangkapan
143,26
144.18
144.52
0.23
- Budidaya
116,86
116.87
117.04
0.15
b. Indeks Dibayar Petani
121,16
121.85
122.03
0.14
- Indeks Konsumsi Rumahtangga
125,03
126.10
126.32
0.17
- Indeks BPPBM
115,08
115.19
115.29
0.09
105,99
105.72
105.77
0.05
c. Nilai Tukar Petani (NTN)
4
Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 02/01/36/Th.XI, 3 Januari 2017
b. Subsektor Hortikultura (NTP-H) Nilai Tukar Petani subsektor Hortikultura (NTP-H) pada bulan Desember 2016 mengalami kenaikan sebesar 0,11 persen dari 102,09 menjadi 102,20. Hal ini terjadi karena laju kenaikan indeks harga yang diterima petani yang sebesar 0,35 persen lebih cepat dari laju kenaikan Indeks harga yang dibayar petani yang naik sebesar 0,25 persen. Kenaikan It pada subsektor hortikultura disebabkan oleh naiknya indeks pada kelompok sayur-sayuran dan kelompok tanaman obat masing-masing sebesar 2,30 persen dan 1,26 persen. Sementara kelompok buah-buahan mengalami penurunan 0,87 persen. Kenaikan indeks pada kelompok sayur-sayuran disebabkan oleh naiknya harga petsai, ketimun, petai, kacang panjang, bawang merah dan lainnya; kenaikan kelompok tanaman obat disebabkan oleh naiknya harga kencur dan jahe; penurunan kelompok buah-buahan disebabkan turunnya harga salak, durian, jeruk, pepaya, melon, dan pisang. Di sisi lain kenaikan indeks pada Ib dipengaruhi naiknya Indeks KRT sebesar 0,21 persen dan indeks BPPBM sebesar 0,36 persen. c. Subsektor Perkebunan Rakyat (NTP-R) Pada Bulan Desember 2016 NTP-R sebesar 95,16 atau mengalami kenaikan sebesar 0,92 persen dibanding bulan lalu yang disebabkan karena laju kenaikan indeks harga yang diterima petani yang sebesar 1,31 persen lebih cepat dari laju kenaikan indeks harga yang dibayar petani yang sebesar 0,39 persen. Kenaikan It terjadi karena naikya indeks harga pada kelompok tanaman perkebunan rakyat sebesar 1,31 persen yakni dari 116,74 menjadi 118,28 persen yang dipengaruhi oleh naiknya harga cengkeh, kelapa, lada dan karet. Di sisi lain kenaikan indeks harga yang dibayar petani (Ib) dipengaruhi naiknya IKRT sebesar 0,37 persen dan BPPBM sebesar 0,50 persen. d. Subsektor Peternakan (NTP-T) Pada bulan Desember 2016 NTP-T mengalami penurunanan sebesar 0,09 persen yang disebabkan karena laju kenaikan indeks harga yang diterima petani yang sebesar 0,23 persen lebih lambat dari laju indeks harga yang dibayar petani yang naik sebesar 0,32 persen. Kenaikan yang terjadi pada It karena naiknya indeks pada dua kelompok peternakan, yakni kelompok ternak besar naik 0,11 persen dan unggas naik 0,84 persen. Dua kelompok lainnya mengalami penurunan yakni ternak kecil turun 0,54 persen dan hasil ternak turun 0,21 persen. Kenaikan indeks pada kelompok ternak besar dipengaruhi oleh naiknya harga kerbau; untuk unggas dipengaruhi oleh naikya harga ayam buras dan ayam ras pedaging; pada kelompok ternak kecil penurunan dipengaruhi oleh turunnya harga kambing dan domba. Kenaikan indeks pada Ib yang sebesar 0,32 persen dipengaruhi oleh naiknya Indeks KRT dan BPPBM masing-masing sebesar 0,23 persen dan 0,43 persen. e. Subsektor Perikanan (NTNP) NTNP pada bulan Desember 2016 mengalami kenaikan sebesar 0,05 persen dari 105,72 menjadi 105,77 persen . Hal ini karena laju kenaikan indeks harga yang diterima petani yang sebesar 0,18 persen lebih cepat dibandingkan dengan laju kenaikan pada indeks harga yang dibayar petani yang naik sebesar 0,14 persen. Kenaikan yang terjadi pada It karena naiknya indeks kelompok penangkapan sebesar 0,23 persen dan kelompok budidaya sebesar 0,15
Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 02/01/36/Th.XI, 3 Januari 2017
5
persen. Kenaikan Ib sebesar 0,14 persen disebabkan naiknya Indeks KRT dan BPPBM masing-masing sebesar 0,17 persen dan 0,09 persen. 1) Kelompok Penangkapan Ikan (NTN) Pada Desember 2016, NTN naik sebesar 0,13 persen dari 118,23 menjadi 118,39. Hal ini terjadi karena It mengalami kenaikan sebesar 0,23 persen, sementara Ib hanya mengalami kenaikan sebesar 0,10 persen. Kenaikan It disebabkan oleh naiknya harga di sebagian besar ikan pada kelompok tangkap antara lain: biji nangka, selar, rajungan, tatengkek, kuwe, manyung, cakalang dan lainnya. Sedangkan kenaikan pada Ib disebabkan karena KRT mengalami kenaikan sebesar 0,17 0,85 persen. 2) Kelompok Budidaya Ikan (NTPi) Pada Desember 2016, NTPi turun sebesar 0,03 persen. Hal ini terjadi karena laju kenaikan It yang sebesar 0,15 persen masih lebih lambat dari laju kenaikan Ib yang sebesar 0,18 persen. Kenaikan It disebabkan oleh naiknya harga ikan pada kelompok budidaya air payau sebesar 0,93 persen yakni harga ikan bandeng, meski kelompok budidaya air tawar mengalami penurunan sebesar 0,20 persen yang disebabkan turunnya harga ikan lele. Sementara itu, Ib yang mengalami kenaikan karena IKRT dan BPPBM mengalami kenaikan masing-masing 0,17 persen dan 0,18 persen.
4.
Indeks Harga Konsumen Pedesaan
Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka inflasi/deflasi di pedesaan. Pada bulan Desember 2016 dari pantauan di empat Kabupaten di Provinsi Banten, terjadi infllasi di perdesaan sebesar 0,26 persen. Pemicu infllasi tertinggi adalah inflasi pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau inflasi sebesar 0,47 persen, yang diikuti kelompok bahan makanan 0,32 persen, kelompok kesehatan 0,09 persen, kelompok perumahan 0,06 persen, dan kelompok transportasi dan komunikasi 0,04 persen. Dua kelompok yakni kelompok sandang dan kelompok 0,06 persen.
KELOMPOK IKRT
IKRT November
IKRT Desember
Inflasi Perdesaan (persen)
UMUM
125.84
126.17
0.26
129.69
130.10
0.32
125.03
125.62
0.47
128.55
128.63
0.06
119.97
119.88
-0.07
120.24
120.34
0.09
115.58
115.51
-0.06
120.43
120.45
0.01
1. Bahan Makanan 2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau 3. Perumahan 4. Sandang 5. Kesehatan 6. Pendidikan,Rekreasi&Olah Raga 7. Transportasi & Komunikasi
6
Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 02/01/36/Th.XI, 3 Januari 2017
5.
Perbandingan antar Provinsi di Indonesia Pada Bulan Desember 2016 dari 33 provinsi di Indonesia sebanyak 17 provinsi yang NTP-nya
berada di atas angka 100. NTP tertinggi dicapai oleh Provinsi Sulawesi Barat dengan nilai indeks sebesar 107,70 yang diikuti oleh Provinsi Bali sebesar 106,74 dan Provinsi NTB sebesar 106,56. Sedangkan Nilai Tukar Petani terendah terjadi di Provinsi Sulawesi Utara sebesar 93,94. NTP nasional sebesar 101,49 yang mengalami kenaikan sebesar 0,18 persen dari bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 101,31.
Provinsi Sulawesi Barat Bali NTB Gorontalo Lampung Jawa Barat Jawa Timur Sulawesi Selatan Yogyakarta Riau Maluku Utara Sumatera Utara NTT Jambi Maluku Banten Papua Barat
NTP
Rangking
107.70 106.74 106.56 105.95 105.12 104.31 103.95 103.93 103.40 102.23 102.04 101.56 101.31 101.09 100.67 100.49 100.17
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Provinsi Bangka Belitung Jawa Tengah DKI Kalimantan Tengah Kepulauan Riau Kalimantan Timur Sulawesi Tenggara Sulawesi Tengah Sumatera Barat Kalimantan Selatan Kalimantan Barat NAD Sumatera Selatan Papua Bengkulu Sulawesi Utara Nasional
NTP
Rangking
99.84 99.35 99.10 98.81 98.63 98.56 98.37 97.87 97.87 97.84 97.15 95.90 95.45 94.95 94.62 93.94 101.49
18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
6. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) Subsektor Pada Desember 2016 terjadi kenaikan NTUP sebesar 0,20 persen. Hal ini terjadi karena laju kenaikan pada It yang sebesar 0,45 persen lebih cepat dibandingkan laju kenaikan pada indeks BPBBM sebesar 0,25 persen. Jika dilihat per subsektor, kenaikan NTUP disebabkan oleh naiknya NTUP pada tiga (3) subsektor yakni subsektor tanaman pangan naik 0,19 persen, subsektor tanaman perkebunan rakyat naik 0,81 persen, dan subsektor perikanan naik 0,10 persen. Dua subsektor mengalami penurunan NTUP yakni subsektor hortikultura dan subsektor peternakan turun masing-masing 0,01 persen dan 0,19 persen.
Subsektor (1)
November 2016
Desember 2016
Perubahan (%)
(2)
(3)
(4)
1. Tanaman Pangan
105,34
105,54
0,19
2. Hortikultura
109,35
109,34
-0,01
3. Tanaman Perkebunan Rakyat
101,59
102,41
0,81
4. Peternakan
105,81
105,61
-0,19
5. Perikanan
111,84
111,95
0,10
a. Tangkap
124,80
125,12
0,26
b. Budidaya
101,69
101,67
-0,03
105,65
105,86
0,20
Gabungan
Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 02/01/36/Th.XI, 3 Januari 2017
7
B. PERKEMBANGAN HARGA PRODUSEN GABAH Rata-rata harga gabah di tingkat petani pada Desember 2016 dibandingkan keadaan November untuk Gabah Kering Giling (GKG) tidak mengalami perubahan harga dan untuk Gabah Kering Panen (GKP ) naik sebesar 1,50 persen. Rata-rata harga gabah bulan Desember 2016 di tingkat penggilingan untuk kualitas GKG Rp. 5.030 per kg,- dan kualitas GKP Rp. 4.333,- per kg. Harga gabah terendah di tingkat petani sebesar Rp 3.700,- per kg dengan kualitas GKP (varietas ciherang), sedangkan harga tertinggi sebesar Rp. 5.000,- per kg untuk Gabah Kering Giling (Varietas Ciherang). Pada Desember 2016, dari seluruh observasi yang dilakukan ditemukan kualitas GKG sebanyak 4,65 persen dan kualitas GKP sebanyak 95,35 persen. Rincian selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 5.
Harga Pembelian Pemerintah (HPP)* (Rp./Kg.)
(5)
(6)
(7)
5.000
5.030
Penggilingan 4.600
Kelompok Kualitas
Terendah
Tertinggi
Rata-Rata
(1)
(2)
(3)
(4)
GKG
4,65%
5.000
5.000
GKP
95,35%
3.700
4.600
Gabah Kualitas Rendah
-
-
-
≤
2.
Rata-rata Harga Tingkat Penggilingan (RP/Kg)
Harga Gabah di Tingkat Petani (Rp./Kg.)
Persentase Jumlah Obser-vasi
4.202
4.333
-
-
Petani 3.700 Penggilingan 3.750
-
≤
Harga Terendah, Tertinggi dan Rata – rata Komponen Mutu Pada Bulan Desember 2016, dari keseluruhan observasi diperoleh harga gabah terendah di tingkat
petani sebesar Rp. 3.700,- per kg untuk kualitas GKP dengan varietas Ciherang. Harga tertinggi di tingkat petani sebesar Rp 5.000,- per kg untuk kualitas GKG dengan varietas ciherang. Untuk rata – rata komponen mutu yang terdiri dari kadar air (KA) dan kadar hampa/kotoran (KH), yaitu untuk gabah dengan kualitas GKG KA nya sebesar 13,25 persen dan KH nya 2,49 persen; sedangkan untuk Kualitas GKP KA nya 13.73 persen dan KH 5,73 persen.
8
Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 02/01/36/Th.XI, 3 Januari 2017
Kadar Air (persen)
Kelompok Kualitas
3.
Kadar Hampa/Kotoran (persen)
Oktober’16
November’16
Desember’16
Oktober’16
November’16
Desember’16
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
GKG
-
13,25
13,25
-
2,49
2,49
GKP
14,75
13,80
13,73
5,82
5,67
5,73
Kualitas Rendah
20,34
-
-
14,28
-
-
Persentase Jumlah Observasi harga Gabah di bawah HPP di Tingkat Penggilingan Pada Bulan Desember 2016 ini tidak ditemukan observasi harga gabah di bawah HPP maupun harga
gabah dengan gabah kualitas rendah.
Di Tingkat Penggilingan (persen) Rincian Juli’16
Agustus’16
Observasi Di bawah HPP
-
-
Obs. Gabah Kualitas Rendah
20,00
28,57
4.
September’
Oktober’16
November’16
Desember’16
-
-
-
-
28,89
21,43
-
-
16
Rata – rata Harga Gabah Menurut Kualitas
Rata-rata harga harga gabah kualitas kering giling (GKG) di tingkat penggilingan sebesar Rp. 5.030- per kg sementara di tingkat petani rata-rata harga gabah kualitas GKG sebesar Rp. 5.000,- per kg. Untuk gabah kualitas GKP di tingkat penggilingan mengalami peningkatan rata-rata harga sebesar 1,49 persen dan di tingkat petani juga mengalami kenaikan rata-rata harga yakni sebesar 1,50 persen.
T ing ka t P engg il ing an (Rp/ Kg )
T ing ka t P e tani (Rp /Kg)
O k t’1 6
N o v’ 1 6
D e s ’ 16
P e rs en ts se P e ruba han Ko l (4 )thd (3 )
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
GKG
-
5.050
5.030
-0,40
-
5.000
5.000
0,00
GKP
4.233
4.265
4.333
1,49
4.097
4.140
4.202
1,50
K u al i tas r end ah
3.687
-
-
-
3.497
-
-
-
K u al i tas
O k t’1 6
No v’ 1 6
De s ’ 16
P e rs en ta se P e rub a han Ko l ( 8 ) th d (7)
Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 02/01/36/Th.XI, 3 Januari 2017
9
C. PERKEMBANGAN UPAH BURUH UPAH NOMINAL HARIAN BURUH TANI PROVINSI BANTEN DESEMBER 2016 SEBESAR Rp 42.768,
Upah nominal buruh tani pada Desember 2016 dibanding upah buruh tani November mengalami kenaikan sebesar 0,32 persen atau naik dari Rp. 42.768,- per hari menjadi Rp. 42.905,- per hari. Secara riil*) mengalami kenaikan 0,06 persen yakni naik dari Rp. 33.986- per hari menjadi Rp. 34.006,- per hari
Upah nominal harian buruh bangunan (tukang bukan mandor) pada Desember 2016 mengalami kenaikan 1,08 persen atau naik dari Rp. 82.021- per hari menjadi Rp. 82.903,- per hari. Secara riil*), upah Desember 2016 dibanding November naik sebesar 0,46 persen, yaitu dari Rp. 61.964,menjadi Rp. 62.250,- per hari.
1.
Perkembangan Upah Buruh Pertanian Secara umum, rata-rata upah nominal buruh tani pada Desember 2016 dibanding upah buruh tani November mengalami kenaikan sebesar 0,320 persen atau naik dari Rp. 42.768,- per hari menjadi Rp. 42.905,- per hari. Secara riil mengalami kenaikan 0,06 persen atau naik dari Rp. 33.986,- per hari menjadi Rp. 34.006,- per hari
Bulan Rincian (1)
Provinsi
Oktober ‘16
November ‘16
Desember 2016
% Perubahan Desember 2016 thd November 2016
(3)
(4)
(5)
(6)
Upah Nominal
42.387
42.768
42.905
0,32
Upah Riil *)
33.812
33.986
34.006
0,06
Jenis Upah (2)
2.
Perkembangan Upah Buruh Informal
a.
Upah Buruh Bangunan (konstruksi) Per hari Secara nominal, rata-rata upah buruh bangunan di Provinsi Banten pada Bulan Desember 2016 mengalami kenaikan 1,08 persen atau naik dari Rp. 82.021,- per hari menjadi Rp. 82.903,- per hari. Secara riil*), upah buruh bangunan Desember 2016 dibanding November naik sebesar 0,46 persen, yaitu dari Rp. 61.964,- menjadi Rp. 62.250,- per hari.
Upah Pembantu Rumah Tangga Per Bulan Secara nominal, rata-rata upah pembantu rumah tangga di Provinsi Banten pada Desember 2016 mengalami kenaikan sebesar 6,56 persen atau naik dari Rp. 556.313,- per bulan menjadi 592.792,bulan. Sedangkan secara riil, upah Desember 2016 dibanding November mengalami kenaikan sebesar 5,91 persen, yaitu naik dari Rp. 420.277,- menjadi Rp. 445.114,- per bulan.
10
Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 02/01/36/Th.XI, 3 Januari 2017
Oktober 2016
November’16
Desember’16
% Perubahan Desember 2016 thd November 2016
(3)
(4)
(5)
(6)
Upah Nominal
80.849
82.021
82.903
1,08
Upah Riil *)
61.398
61.964
62.250
0,46
Pembantu rumah tangga
Upah Nominal
556.313
556.313
592.792
6,56
per bulan
Upah Riil*)
422.473
420.277
445.114
5,91
Rincian
Jenis Upah
(1)
(2)
Bangunan per hari
Bulan
Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 02/01/36/Th.XI, 3 Januari 2017
11
BPS PROVINSI BANTEN Informasi lebih lanjut hubungi: Ir. Agoes Soebeno, M.Si Kepala BPS Provinsi Banten Telepon: 0254-267027; Fax: 0254-267026 E-mail :
[email protected] Website : banten.bps.go.id
12
Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 02/01/36/Th.XI, 3 Januari 2017