No. 04/01/33/Th.X, 04 Januari 2016
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN DESEMBER 2015 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI (NTP) DESEMBER 2015 SEBESAR 102,03 ATAU TURUN 0,04 PERSEN
Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa Tengah bulan Desember 2015 mengalami penurunan 0,04 persen, yaitu dari posisi 102,07 menjadi 102,03. Hal ini disebabkan karena perubahan indeks harga yang diterima petani (It) lebih kecil dibandingkan dengan perubahan indeks harga yang dibayar petani (Ib). It mengalami kenaikan 0,84 persen, dari posisi 122,76 pada bulan November 2015 menjadi 123,79 pada bulan Desember 2015. Sementara Ib mengalami kenaikan 0,88 persen, dari posisi 120,27 menjadi 121,32. Dari 5 (lima) sub sektor pertanian komponen penyusun NTP, 3 (tiga) sub sektor mengalami penurunan indeks yaitu : sub sektor Tanaman Pangan turun 0,12 persen , sub sektor Peternakan turun 0,63 persen dan sub sektor Perikanan turun 0,30 persen. Sedangkan sub sektor lainnya mengalami kenaikan yaitu sub sektor Hortikultura naik 0,30 persen dan sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik 0,65 persen. Secara umum, Indeks harga yang diterima petani mengalami kenaikan indeks sebesar 0,84 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Kenaikan It dipengaruhi oleh kenaikan It pada 5 (lima) sub sektor, yaitu : sub sektor Tanaman Pangan naik sebesar 0,85 persen, sub sektor Hortikultura naik sebesar 1,22 persen, sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik sebesar 1,49 persen, sub sektor Peternakan naik sebesar 0,10 persen dan sub sektor Perikanan naik sebesar 0,67 persen. Indeks harga yang dibayar petani pada bulan Desember 2015 mengalami kenaikan 0,88 persen bila dibandingkan dengan bulan November 2015. Kenaikan itu dipengaruhi oleh kenaikan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 1,14 persen dan kenaikan Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) sebesar 0,38 persen. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) di Provinsi Jawa Tengah mengalami kenaikan sebesar 0,46 persen atau dari posisi 107,46 menjadi 107,95 dibanding NTUP bulan sebelumnya. Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) atau IHK perdesaan di Provinsi Jawa Tengah mengalami kenaikan atau terjadi inflasi perdesaan sebesar 1,14 persen. Inflasi terjadi disebabkan naiknya indeks harga kelompok Bahan Makanan sebesar 2,24 persen, kelompok Makanan Jadi 0,65 persen, Kelompok Perumahan 0,33 persen, kelompok Sandang 0,12 persen, kelompok Kesehatan 0,21 persen, kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga naik sebesar 0,01 persen dan kelompok Transportasi dan Komunikasi sebesar 0,04 persen. Dari 33 provinsi (termasuk DKI Jakarta) yang dilaporkan, perubahan NTP Desember 2015 terhadap NTP November 2015 ternyata sangat beragam. Kenaikan indeks NTP terjadi di 12 provinsi, sedangkan 21 provinsi lainnya mengalami penurunan. Kenaikan NTP tertinggi terjadi di Provinsi Sumatera Utara yaitu sebesar 1,09 persen, sedangkan penurunan NTP terbesar terjadi di Provinsi Bangka Belitung yaitu sebesar 0,98 persen.
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.04/01/33/Th.X, 04 Januari 2016
1
1. Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa Tengah ilai Tukar Petani (NTP) merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di pedesaan. Penghitungan indikator ini diperoleh dari perbandingan antara Indeks Harga Yang Diterima Petani (It) dengan Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) yang dinyatakan dalam persentase. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) antara produk pertanian yang dijual petani dengan barang dan jasa yang dibutuhkan petani dalam berproduksi dan konsumsi rumah tangga. Dengan membandingkan kedua perkembangan angka tersebut, maka dapat diketahui apakah peningkatan pengeluaran untuk kebutuhan petani dapat dikompensasi dengan penambahan pendapatan petani dari hasil pertaniannya. Atau sebaliknya, apakah kenaikan harga jual produksi pertanian dapat menambah pendapatan petani yang pada gilirannya meningkatkan kesejahteraan para petani. Semakin tinggi nilai NTP, relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan atau daya beli petani. Mulai Desember 2013 dilakukan perubahan tahun dasar dalam penghitungan NTP dari tahun dasar 2007=100 menjadi tahun dasar 2012=100. Perubahan tahun dasar ini dilakukan untuk menyesuaikan perubahan/pergeseran pola produksi pertanian dan pola konsumsi rumah tangga pertanian diperdesaan, serta perluasan cakupan subsektor pertanian dan provinsi dalam Gambar 1 NTP Jawa Tengah penghitungan NTP, agar penghitungan Perbedaan antara NTP November – Desember 2015 (2012 = 100) tahun dasar 2007=100 dengan NTP tahun dasar 2012=100 adalah meningkatnya cakupan jumlah komoditas baik pada paket 102,07 102,40 102,03 komoditas It maupun Ib. Penghitungan NTP (2012=100) juga 102,00 - 0,04% mengalami perluasan khususnya pada Subsektor Perikanan. 101,60 101,20 Selain NTP Perikanan secara umum yang dihitung di 33 provinsi 100,80 termasuk Provinsi DKI Jakarta, Nilai Tukar Nelayan (NTN) dan 100,40 Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) juga disajikan secara 100,00 November 2015 Desember 2015 terpisah. Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga di perdesaan di wilayah Jawa Tengah pada bulan Desember 2015, NTP Jawa Tengah mengalami penurunan indeks 0,04 persen dibanding NTP November yaitu dari posisi 102,07 menjadi 102,03. Besarnya indeks NTP tersebut disebabkan karena perubahan indeks harga produk pertanian yang diterima petani lebih kecil dibanding dengan perubahan indeks harga barang dan jasa yang dibayar petani. Gambar 2 Perubahan NTP Jawa Tengah per Subsektor November – Desember 2015 (2012 = 100) 0,80
0,65
0,60 0,40
0,30
0,20 0,00 -0,20
-0,12
-0,40
Penurunan NTP pada bulan Desember 2015 juga disebabkan oleh penurunan 3 (tiga) sub sektor NTP yaitu : NTP sub sektor Tanaman Pangan turun 0,12 persen, NTP sub sektor Peternakan turun 0,63 persen dan NTP sub sektor Perikanan turun 0,30 persen. Sedangkan NTP yang mengalami kenaikan yaitu : NTP sub sektor Hortikultura naik 0,30 persen dan sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik 0,65 persen.
-0,30
-0,60 -0,63
-0,80 TP
Horti
TPR
Ternak
Ikan
2. Indeks Harga Yang Diterima Petani (It) Indeks Harga yang Diterima Petani (It) menunjukkan fluktuasi harga yang beragam dari komoditas pertanian yang dihasilkan petani.
2
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.04/01/33/Th.X, 04 Januari 2016
Pada Desember 2015, secara umum It mengalami kenaikan indeks yang cukup signifikan sebesar 0,84 persen dibandingkan dengan It November 2015, yaitu: dari 122,76 menjadi 123,79. Kenaikan It terjadi pada5 (lima) sub sektor, yaitu : Tanaman Pangan naik 0,85 persen, sub sektor Hortikultura naik 1,22 persen, sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik 1,49 persen, sub sektor Peternakan naik 0,10 persen dan sub sektor Perikanan naik sebesar 0,67 persen. 126,04
124,35
121,82
120,00
121,70
121,00
121,35
122,00
Horti
TPR
Ternak
123,52
123,00
Desember 2015
123,51
124,00
122,83
125,00
November 2015
124,98
126,00
121,95
127,00
119,00 TP
Ikan
Gambar 3 Indeks Yang Diterima Petani Jawa Tengah per Subsektor dan Perubahannya November – Desember 2015 (2012 = 100)
3. Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) Gambar 4 Perubahan Indeks Yang Dibayar Petani Jawa Tengah per Sub sektor November – Desember 2015 (2012 = 100)
elalui Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat perdesaan khususnya 0,97 1,00 0,97 0,83 petani yang merupakan bagian terbesar dari masyarakat 0,91 0,90 0,74 0,80 perdesaan, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang 0,70 diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. 0,60 0,50 Pada Desember 2015, Ib tercatat naik sebesar 0,88 0,40 0,30 persen bila dibandingkan November 2015, yaitu dari 0,20 120,27 menjadi 121,32. Kenaikan Ib terjadi pada 5 (lima) 0,10 0,00 sub sektor penyusun NTP yaitu: Ib sub sektor Tanaman TP Horti TPR Ikan Ternak Pangan naik 0,97 persen; Ib sub sektor Hortikultura naik 0,91 persen; Ib sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik 0,83 persen, Ib sub sektor Peternakan naik 0,74 persen, dan Ib sub sektor Perikanan naik 0,97 persen.
4. NTP Subsektor a. Subsektor Tanaman Pangan (NTPP)
Tabel 1 NTP Subsektor Tanaman Pangan Jawa Tengah dan Perubahannya November – Desember 2015 (2012 = 100)
ada bulan Desember 2015 NTPP No Rincian mengalami penurunan indeks sebesar 0,12 persen. (2) Penurunan NTPP disebabkan karena indeks yang (1) diterima petani mengalami kenaikan sebesar 0,85 I. Indeks Diterima Petani 1. Padi persen, sedangkan indeks yang dibayar petani 2. Palawija mengalami kenaikan , yaitu sebesar 0,97 persen. Kenaikan Ib disebabkan oleh naiknya Indeks Konsumsi II. Indeks Dibayar Petani 1. Konsumsi Rumah Tangga Rumah Tangga (IKRT) sebesar 1,17 persen dan naiknya 2. BPPBM Indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal III. Nilai Tukar Petani (BPPBM) sebesar 0,40 persen.
Nov'15
Des'15
(3)
(4)
124,98 118,59 142,07 122,47 124,12 118,17 102,05
126,04 119,24 144,23 123,65 125,57 118,64 101,93
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.04/01/33/Th.X, 04 Januari 2016
Perub Des'15 thd Nov'15 (%) (5)
0,85 0,55 1,52 0,97 1,17 0,40 -0,12
3
b. Subsektor Hortikultura (NTPH)
Tabel 2 NTP Subsektor Hortikultura Jawa Tengah dan Perubahannya November – Desember 2015 (2012 = 100)
ilai Tukar Petani subsektor Hortikultura Perub Des'15 (NTPH) pada Desember 2015 dilaporkan terjadi No Rincian Nov'15 Des'15 thd Nov'15 (%) kenaikan indeks sebesar 0,30 persen. Hal ini terjadi (2) (3) (4) (5) karena indeks yang diterima petani mengalami kenaikan (1) I. Indeks Diterima Petani 121,35 122,83 1,22 sebesar 1,22 persen, lebih tinggi dibanding kenaikan 1. Sayur-sayuran 108,92 111,89 2,73 indeks yang dibayar petani, dimana Ib mengalami 2. Buah-buahan 136,29 136,18 -0,08 kenaikan sebesar 0,91 persen. Kenaikan yang terjadi pada It disebabkan oleh 3. Tanaman Obat 123,76 121,72 -1,65 perubahan indeks harga pada kelompok Sayur-sayuran II. Indeks Dibayar Petani 121,33 122,43 0,91 naik sebesar 2,73 persen. Sedangkan kelompok yang 1. Konsumsi Rumah Tangga 124,61 126,00 1,12 mengalami penurunan It yaitu: kelompok Buah-buahan 2. BPPBM 113,55 113,98 0,38 turun sebesar 0,08 persen dan kelompok Tanaman Obat III. Nilai Tukar Petani 100,02 100,32 0,30 turun 1,65 persen. Penurunan Ib disebabkan oleh kenaikan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 1,12 persen dan kenaikan indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) sebesar 0,38 persen. c. Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR)
Tabel 3 NTP Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat dan Perubahannya November – Desember 2015 (2012 = 100)
ada Desember 2015 NTPR mengalami Desember 2014 – Januari 2015 (2012 = 100) Perub Des'15 Rincian Nov'15 Des'15 kenaikan indeks sebesar 0,65 persen. Hal ini disebabkan No thd Nov'15 (%) oleh kenaikan indeks yang diterima petani sebesar 1,49 (2) (1) (3) (4) (5) persen, lebih tinggi dibanding kenaikan indeks yang I. Indeks Diterima Petani 121,70 123,51 1,49 dibayar petani, yaitu sebesar 0,83 persen. 1. TPR 121,70 123,51 1,49 Kenaikan pada Ib terjadi karena naiknya indeks sub 120,78 121,79 0,83 kelompok Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 1,11 II. Indeks Dibayar Petani 1. Konsumsi Rumah Tangga 124,66 126,04 1,11 persen dan naiknya indeks Biaya Produksi dan 2. BPPBM 113,44 113,73 0,26 Penambahan Barang Modal (BPPBM) sebesar 0,26 III. Nilai Tukar Petani 100,76 101,42 0,65 persen. d. Subsektor Peternakan (NTPT) TP sub sektor Peternakan pada bulan Desember 2015 dilaporkan mengalami penurunan sebesar 0,63 persen. Penurunan ini terjadi karena perubahan Ib yang lebih tinggi dibandingkan dengan perubahan It. Indeks harga yang diterima petani naik 0,10 persen sementara indeks harga yang dibayar petani naik sebesar 0,74 persen. Kenaikan yang terjadi pada It disebabkan oleh naiknya indeks harga pada kelompok sub sektor Peternakan yaitu: hasil ternak naik 1,61 persen. Sedangkan kelompok subsektor lain mengalami penurunan ,yaitu : ternak besar turun 0,15 persen, ternak kecil turun 0,22 persen dan unggas turun sebesar 0,13 persen.
4
Tabel 4 NTP Subsektor Peternakan Jawa Tengah dan Perubahannya November – Desember 2015 (2012 = 100) No
Rincian
(1)
(2)
I. Indeks Diterima Petani 1 Ternak Besar 2 Ternak Kecil 3 Unggas 4 Hasil Ternak II. Indeks Dibayar Petani 1. Konsumsi Rumah Tangga 2. BPPBM III. Nilai Tukar Petani
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.04/01/33/Th.X, 04 Januari 2016
Nov'15
Des'15
Perub Des'15 thd Nov'15 (%)
(3)
(4)
(5)
121,82 124,68 111,89 123,55 121,95 116,24 124,88 110,47 104,80
121,95 124,49 111,64 123,38 123,91 117,10 126,25 110,98 104,14
0,10 -0,15 -0,22 -0,13 1,61 0,74 1,09 0,47 -0,63
Sementara itu, kenaikan yang terjadi pada Ib disebabkan karena kenaikan pada BPPM sebesar 0,47 persen yaitu dari 110,47 persen menjadi 110,98 persen dan IKRT mengalami kenaikan sebesar 1,09 persen yaitu dari 124,88 persen menjadi 126,25 persen. e. Subsektor Perikanan (NTN)
Tabel 5 NTP Subsektor Perikanan Jawa Tengah dan Perubahannya November – Desember 2015 (2012 = 100)
ada bulan Desember 2015, NTN mengalami penurunan indeks sebesar 0,30 persen. Penurunan indeks NTN ini disebabkan karena indeks yang diterima petani naik sebesar 0,67 persen lebih rendah dibandingkan dengan indeks yang dibayar petani naik sebesar 0,97 persen. Kenaikan yang terjadi pada It disebabkan oleh perubahan indeks harga pada kelompok budidaya yang naik 0,92 persen dan kelompok Perikanan Tangkap mengalami penurunan sebesar 0,36 persen. Kenaikan yang terjadi pada Ib disebabkan karena naiknya IKRT sebesar 1,57 persen dan naiknya BPPBM sebesar 0,11 persen.
No
Rincian
(1)
(2)
I. Indeks Diterima Petani 1 Tangkap 2 Budidaya II. Indeks Dibayar Petani 1. Konsumsi Rumah Tangga 2. BPPBM III. Nilai Tukar Petani
Nov'15 Des'15 (3)
(4)
123,52 131,26 121,80 120,08 125,02 113,48 102,87
124,35 130,79 122,92 121,25 126,98 113,61 102,56
Perub Des'15 thd Nov'15 (%) (5)
0,67 -0,36 0,92 0,97 1,57 0,11 -0,30
5. NTUP Sub Sektor ilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), dimana komponen Ib hanya terdiri dari Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM). Dengan dikeluarkannya konsumsi dari komponen indeks harga yang dibayar petani (Ib), NTUP dapat lebih mencerminkan kemampuan produksi petani, karena yang dibandingkan hanya produksi dengan biaya produksinya. Tabel 6 Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian per Subsektor, dan Persentase Perubahannya, Desember 2015 (2012=100) Sub Sektor
Nov'15
Des'15
Perub Des'15 thd Nov'15 (%)
(1)
(2)
(3)
(4)
1.Tanaman Pangan 2.Hortikultura 3. Tanaman Perkebunan Rakyat 4.Peternakan 5. Perikanan a. Tangkap b. Budidaya
105,76 106,87 107,28 110,28 108,85 108,49 108,93
106,24 107,76 108,60 109,88 109,46 107,94 109,82
Jawa Tengah
107,46 107,95
0,45 0,84 1,23 -0,36 0,56 -0,51 0,82 0,46
Pada Desember 2015 terjadi kenaikan NTUP sebesar 0,46 persen dari posisi 107,46 menjadi 106,95. Hal ini karena kenaikan It sebesar 0,84 persen lebih tinggi dibandingkan kenaikan Indeks BPBBM sebesar 0,04 persen. Kenaikan NTUP disebabkan oleh naiknya NTUP di 4 (empat) sub sektor penyusun NTUP, yaitu sub sektor Tanaman Pangan naik sebesar 0,45 persen, subsektor Hortikultura naik sebesar 0,84 persen, subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik sebesar 1,23 persen dan subsektor Perikanan naik sebesar 0,56 persen. Sedangkan sub sektor lainnya mengalami penurunan, yaitu : subsektor Peternakan sebesar 0,36 persen.
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.04/01/33/Th.X, 04 Januari 2016
5
6. Indeks Harga Konsumen Perdesaan
Tabel 7
erubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka Inflasi/ Deflasi di wilayah perdesaan. Pada Desember 2015, Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) atau IHK di daerah perdesaan di Provinsi Jawa Tengah mengalami kenaikan atau terjadi inflasi sebesar 1,14 persen. Inflasi dipicu oleh naiknya semua kelompok, yaitu: kelompok Bahan Makanan sebesar 2,24 persen, kelompok Makanan Jadi 0,65 persen, kelompok Perumahan 0,33 persen, kelompok Sandang 0,12 persen, kelompok Kesehatan 0,21 persen, kelompok Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga naik 0,01 persen dan kelompok Transportasi dan Komunikasi 0,04 persen.
IHK Perdesaan Jawa Tengah dan Perubahannya (%) November – Desember 2015 (2012 = 100)
Rincian (1)
Nov'15 Des'15 (2)
Konsumsi Rumah Tangga 124,54 a. Bahan Makanan 134,76 b. Makanan Jadi 116,59 c. Perumahan 119,97 d. Sandang 120,19 e. Kesehatan 113,16 f. Pendidikan, Rekreasi & Olah raga110,39 g. Transportasi dan Komunikasi 122,21
Perub Des'15 thd Nov'15 (%)
(3)
(4)
125,96 137,77 117,34 120,36 120,33 113,40 110,40 122,27
1,14 2,24 0,65 0,33 0,12 0,21 0,01 0,04
7. Perbandingan Antar Provinsi
ari 33 provinsi yang dilaporkan, perubahan NTP Desember 2015 terhadap NTP November 2015 ternyata sangat beragam. Kenaikan nilai NTP terjadi di 12 provinsi, dan 21 provinsi lainnya mengalami penurunan. Kenaikan NTP tertinggi Desember 2015 terjadi di Provinsi Sumatera Utara yaitu sebesar 1,09 persen, sedangkan penurunan NTP terbesar terjadi pada Provinsi Bangka Belitung yaitu sebesar 0,98 persen. Tabel 8 NTP 33 Provinsi dan Persentase Perubahannya (%) November – Desember 2015 (2012 = 100) No (1)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
6
Provinsi (2)
SUMUT DKI JAMBI MALUKU UTARA PAPUA BARAT SULTRA RIAU YOGYAKARTA GORONTALO MALUKU SULTENG JABAR SULSEL JATENG BANTEN KALBAR SULUT LAMPUNG NTB KEPRI BALI SUMSEL NAD SUMBAR KALTENG JATIM KALSEL BENGKULU SULBAR KALTIM PAPUA NTT BABEL
Nov'15
Des'15
Perub Nov'15 thd Des'15 (%)
(3)
(4)
(5)
99,54 97,97 95,15 102,89 99,93 100,64 94,70 103,01 104,10 102,34 99,62 107,20 106,42 102,07 107,53 96,12 96,93 104,04 106,43 98,99 105,41 96,30 98,41 98,06 98,13 106,56 99,44 93,44 106,47 98,02 96,80 103,49 103,94
100,62 98,77 95,72 103,46 100,35 101,01 95,03 103,34 104,41 102,61 99,82 107,24 106,39 102,03 107,45 96,03 96,85 103,84 106,22 98,78 105,13 96,03 98,13 97,75 97,74 106,13 99,03 92,96 105,71 97,31 96,08 102,69 102,92
1,09 0,82 0,61 0,56 0,43 0,36 0,35 0,32 0,29 0,27 0,20 0,04 -0,02 -0,04 -0,07 -0,09 -0,09 -0,19 -0,20 -0,21 -0,27 -0,28 -0,28 -0,32 -0,40 -0,41 -0,41 -0,51 -0,72 -0,73 -0,73 -0,78 -0,98
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.04/01/33/Th.X, 04 Januari 2016
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.04/01/33/Th.X, 04 Januari 2016
7
105,76
120,95
f. Upah Buruh Tani
IV. Nilai Tukar Usaha Pertanian
117,20
e. Penambahan Barang Modal
102,05
139,64
d. Transportasi
III. Nilai Tukar Petani
118,52
c. Sewa Lahan, Pajak & Lainnya
120,59
g. Transportasi dan Komunikasi
110,06
110,06
f. Pendidikan, Rekreasi & Olah raga
b. Obat-obatan & Pupuk
114,90
e. Kesehatan
125,48
119,42
d. Sandang
a. Bibit
119,37
c. Perumahan
118,17
116,56
b. Makanan Jadi
2. BPPBM
134,75
a. Bahan Makanan
124,12
122,47
II. Indeks Dibayar Petani
1. Konsumsi Rumah Tangga
124,98
(2)
Nov'15
I. Indeks Diterima Petani
(1)
Rincian
106,24
101,93
121,93
117,68
139,62
118,50
110,15
125,59
118,64
120,65
110,07
115,16
119,54
119,75
117,32
137,90
125,57
123,65
126,04
(3)
Des'15
0,45
-0,12
0,81
0,41
-0,02
-0,02
0,08
0,08
0,40
0,05
0,01
0,22
0,11
0,32
0,65
2,34
1,17
0,97
0,85
(4)
Perub Des'15 thd Nov'15 (%)
Tanaman Pangan
106,87
100,02
112,56
115,16
119,33
117,72
112,34
108,74
113,55
123,03
110,58
112,19
120,33
119,74
116,69
134,11
124,61
121,33
121,35
(5)
Nov'15
107,76
100,32
113,23
115,43
119,43
117,82
112,50
109,80
113,98
123,09
110,60
112,42
120,48
120,12
117,46
136,97
126,00
122,43
122,83
(6)
Des'15
Hortikultura
0,84
0,30
0,59
0,24
0,08
0,08
0,14
0,98
0,38
0,04
0,01
0,20
0,12
0,32
0,66
2,13
1,12
0,91
1,22
(7)
Perub Des'15 thd Nov'15 (%)
107,28
100,76
117,67
116,52
122,35
109,34
106,80
105,33
113,44
121,06
109,71
112,14
121,10
119,59
116,70
134,71
124,66
120,78
121,70
(8)
Nov'15
108,60
101,42
118,47
116,52
122,38
109,32
106,90
105,62
113,73
121,12
109,72
112,35
121,27
119,98
117,46
137,52
126,04
121,79
123,51
(9)
Des'15
1,23
0,65
0,68
0,00
0,03
-0,01
0,10
0,27
0,26
0,05
0,01
0,19
0,13
0,32
0,65
2,08
1,11
0,83
1,49
(10)
Perub Des'15 thd Nov'15 (%)
Tanaman Perkebunan Rakyat
110,28
104,80
118,06
109,99
122,49
108,46
106,60
110,59
110,47
122,96
110,71
112,37
120,62
121,33
116,55
135,11
124,88
116,24
121,82
(11)
Nov'15
109,88
104,14
118,06
110,02
122,45
108,52
107,68
111,10
110,98
123,01
110,71
112,59
120,76
121,73
117,28
138,01
126,25
117,10
121,95
(12)
-0,36
-0,63
0,00
0,02
-0,03
0,05
1,02
0,46
0,47
0,05
0,01
0,19
0,12
0,33
0,62
2,15
1,09
0,74
0,10
(13)
108,85
102,87
111,22
113,40
134,50
111,53
112,66
110,13
113,48
134,68
113,76
114,43
118,84
118,29
115,58
137,58
125,02
120,08
123,52
(14)
Perub Des'15 Des'15 thd Nov'15 Nov'15 (%)
Peternakan
109,46
102,56
111,45
113,47
134,43
111,54
112,90
110,13
113,61
134,69
113,79
114,70
118,95
118,84
116,34
142,53
126,98
121,25
124,35
(15)
0,56
-0,30
0,20
0,06
-0,06
0,01
0,21
0,00
0,11
0,01
0,02
0,24
0,10
0,46
0,66
3,60
1,57
0,97
0,67
(16)
107,46
102,07
117,47
114,66
127,59
114,10
109,25
114,13
114,23
122,21
110,39
113,16
120,19
119,97
116,59
134,76
124,54
120,27
122,76
(17)
Perub Des'15 Des'15 thd Nov'15 Nov'15 (%)
Perikanan
107,95
102,03
118,08
114,89
127,60
114,13
109,62
114,58
114,67
122,27
110,40
113,40
120,33
120,36
117,34
137,77
125,96
121,32
123,79
(18)
Des'15
0,46
-0,04
0,52
0,20
0,01
0,02
0,34
0,40
0,38
0,04
0,01
0,21
0,12
0,33
0,65
2,24
1,14
0,88
0,84
(19)
Perub Des'15 thd Nov'15 (%)
Jawa Tengah
B. PERKEMBANGAN HARGA PRODUSEN GABAH DESEMBER 2015 RATA-RATA HARGA GABAH DI TINGKAT PETANI GKG NAIK 2,89% DAN GKP NAIK 0,89% Survei Harga Produsen Gabah di Jawa Tengah pada Desember 2015 mencatat 97 observasi transaksi penjualan gabah di 17 kabupaten terpilih. Komposisi observasi gabah bulan ini masih didominasi oleh transaksi penjualan Gabah Kering Panen (GKP) yaitu sebanyak 64 observasi (65,98%) diikuti kelompok Gabah Kering Giling sebanyak 20 observasi (20,62%) dan kelompok gabah kuaitas rendah sebanyak 13 observasi (13,40%).
Di tingkat petani, harga Gabah tertinggi Desember 2015 tercatat Rp. 5.900,00 per kg berasal dari transaksi kelompok gabah kualitas GKG dengan varietas Ciherang yang berasal dari Kecamatan Sukolilo Kabupaten Pati dan kulaitas GKP dengan varietas Ciherang di Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan. Sedangkan harga terendah di tingkat petani ditemukan seharga Rp. 4.000,00 per kg berasal dari kelompok Gabah Kering Panen varietas Umbul di Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang.
Di tingkat penggilingan, harga gabah tertinggi Desember 2015 tercatat Rp. 5.950,00 per kg berasal dari kelompok dan varietas yang sama dengan di tingkat petani yaitu kelompok gabah kualitas GKG dengan varietas Ciherang yang berasal dari Kecamatan Sukolilo Kabupaten Pati. Demikian pula untuk Harga terendah di tingkat penggilingan ditemukan pada kelompok Gabah Kering Panen varietas Umbul di Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang seharga Rp. 4.050,00,- per Kg.
Rata-rata harga gabah GKG di tingkat petani pada Desember 2015 mengalami kenaikan sebesar 2,89 persen dari Rp. 5.406,09/Kg pada November menjadi Rp.5.562,50/Kg. Demikian pula untuk gabah kualitas GKP juga mengalami kenaikan sebesar 0,89 persen dari Rp. 5.057,92/Kg pada November menjadi Rp. 5.102,73/Kg pada Desember. i penghujung akhir tahun 2015 Survei Harga Produsen Gabah di Jawa Tengah berhasil mencatat sebanyak 97 observasi transaksi penjualan gabah di 17 kabupaten terpilih kecuali kabupaten Demak dan Kendal belum ditemukan transaksi penjualan gabah. Dari 97 transaksi penjualan gabah yang berhasil dicatat, komposisi jumlah observasi masih didominasi oleh transaksi penjualan Gabah Kering Panen (GKP) yaitu sebanyak 64 observasi (65,98%) diikuti kelompok Gabah Kering Giling sebanyak 20 observasi (20,62%) dan kelompok gabah kualitas rendah sebanyak 13 (13,40%).
Kelompok Kualitas (1) GKG
Tabel 9. Jumlah Observasi, Harga Gabah di Tingkat Petani dan Penggilingan, Dan HPP Menurut Kelompok Kualitas Desember 2015 Harga di Tingkat Petani Harga di Tingkat Jumlah (Rp/Kg) Penggilingan (Rp/Kg) Observasi Terendah Tertinggi HPP*) Terendah Tertinggi (2) (3) (4) (5) (6) (7) 20 5.300,00 5.900,00 5.325,00 5.950,00 20,62
GKP Kualitas Rendah
64 65,98
(Cilacap, Sragen, Pati)
( Pati)
4.000,00 5.900,00 (Semarang) (Grobogan)
13
4.550,00
4.700,00
13,40
(Sukoharjo)
(Sukoharjo, Pemalang)
(Sragen) 3.700,00 -
( Pati)
4.050,00 5.940,00 (Semarang) (Grobogan) 4.620,00
4.785,00
(Sukoharjo)
(Pemalang)
Keterangan
8
HPP*) (8) 4.600,00
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.04/01/33/Th.X, 04 Januari 2016
3.750,00 -
*) HPP berdasarkan Inpres No.5 Tahun 2015 tanggal 17 Maret 2015, diberlakukan mulai bulan Maret 2015
Dari 97 observasi transaksi harga penjualan gabah yang berhasil dikumpulkan selama Desember 2015, terbanyak berasal dari Kabupaten Sukoharjo sebanyak 13 observasi (13,40%), diikuti Kabupaten Banyumas dan Karanganyar masing-masing sebanyak 10 observasi (10,31%), Kabupaten Pati sebanyak 9 observasi (9,28%), Kabupaten Kebumen sebanyak 8 observasi (8,25%), Kabupaten Grobogan sebanyak 7 observasi (7,22%) dan selebihnya 41,24 persen tersebar di 11 kabupaten lainnya.. Dari sejumlah 84 pemantauan harga gabah kualitas GKG dan GKP yang berhasil diobservasi selama Desember 2015 tidak ditemukan kasus harga di bawah HPP. Sementara itu untuk gabah kualitas rendah yang berpotensi mengalami harga di bawah HPP, bulan ini harganya masih di atas HPP GKP. Tabel 10. Jumlah dan Persentase Observasi Harga Gabah di Bawah HPP Menurut Kelompok Kualitas, Desember 2015 Kelompok Kualitas
1.
Jumlah Observasi
Petani
Penggilingan
observasi
%
observasi
%
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
GKG GKP
20 64
-
-
-
-
GKG dan GKP
84
-
-
-
-
Rata-rata Komponen Mutu Menurut Kelompok
ata-rata Kadar Air (KA) gabah di Jawa Tengah, pada Desember 2015 menunjukkan kadar mutu yang bervariatif dibandingkan bulan sebelumnya. Rata-rata KA kelompok gabah kualitas GKG tercatat lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 11,53 persen sedangkan bulan ini tercatat 12,14 persen. Namun untuk rata-rata KA kelompok GKP mengalami penurunan dari 17,04 persen pada November menjadi 16,95 persen pada Desember. Rata-Rata Kadar Hampa (KH) bulan Desember 2015 juga menunjukkan kualitas yang bervariatif. Kelompok gabah kualitas GKG mengalami penurunan dari 2,41 persen pada November menjadi 2,30 persen. Sedangkan kelompok gabah kualitas GKP bulan Desember ini naik pada angka 6,21 persen dari 5,53 persen pada November. Tabel 11 Rata-Rata Komponen Mutu Menurut Kelompok Kualitas November – Desember 2015 Kadar Air (%)
Kadar Hampa (%)
Kelompok Kualitas
Jumlah Observasi
November
Desember
November
Desember
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
GKG GKP Kualitas Rendah
20 64
11,53 17,04
12,14 16,95
2,41 5,53
2,30 6,21
13
27,58
24,43
3,97
9,35
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.04/01/33/Th.X, 04 Januari 2016
9
2.
Rata-rata Harga Gabah Menurut Kelompok Kualitas
ata-rata harga gabah GKG di tingkat petani pada Desember 2015 megalami kenaikan sebesar 2,89 persen dari Rp. 5.406,09/Kg pada November menjadi Rp. 5.562,50/Kg. Sementara rata-rata harga kelompok GKP bulan ini kembali mengalami kenaikan sebesar 0,89 persen dari Rp. 5.057,92/Kg pada November menjadi Rp. 5.102,73/Kg. Di tingkat penggilingan, rata-rata harga gabah kelompok GKG pada Desember 2015 juga mengalami kenaikan yaitu sebesar 2,77 persen dari bulan sebelumnya yang tercatat Rp. 5.461,41/Kg menjadi Rp. 5.612,75/Kg, Sementara kelompok kualitas GKP mengalami kenaikan 0,94 persen dari Rp. 5.113,83/Kg pada November menjadi Rp.5.162,11/Kg pada Desember 2015. Tabel 12 Rata-Rata Harga Gabah di Tingkat Petani dan Tingkat Penggilingan Menurut Kelompok Kualitas, November - Desember 2015 Tingkat Petani (Rp/Kg)
Tingkat Penggilingan (Rp/Kg)
Kelompok Kualitas
November
Desember
Perubahan
November
Desember
Perubahan
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
GKG GKP Kualitas Rendah
5.406,09 5.057,92
5.562,50 5.102,73
2,89 0,89
5.461,41 5.113,83
5.612,75 5.162,11
2,77 0,94
4.675,00
4.625,38
-1,06
4.700,00
4.702,31
0,05
10 Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.04/01/33/Th.X, 04 Januari 2016