No. 69/10/33/Th.X, 03 Oktober 2016
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN SEPTEMBER 2016 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI (NTP) SEPTEMBER 2016 SEBESAR 100,88 ATAU NAIK 0,44 PERSEN Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa Tengah bulan September 2016 mengalami kenaikan 0,44 persen, yaitu dari posisi 100,43 menjadi 100,88. Hal ini disebabkan karena perubahan indeks harga yang diterima petani (It) lebih tinggi dibandingkan dengan perubahan indeks harga yang dibayar petani (Ib). It mengalami kenaikan 0,69 persen, dari posisi 124,71 pada bulan Agustus 2016 menjadi 125,57 pada bulan September 2016. Sementara Ib mengalami kenaikan 0,24 persen, dari posisi 124,17 menjadi 124,48. Dari 5 (lima) sub sektor pertanian komponen penyusun NTP, 4 (empat) sub sektor mengalami kenaikan indeks yaitu : sub sektor Tanaman Pangan naik 0,37 persen, sub sektor Hortikultura naik 0,34 persen, sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik 0,25 persen dan sub sektor Peternakan naik 0,81 persen. Sedangkan sub sektor lainnya mengalami penurunan yaitu sub sektor Perikanan turun 0,19 persen. Secara umum, Indeks harga yang diterima petani mengalami kenaikan indeks sebesar 0,69 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Kenaikan It dipengaruhi oleh kenaikan It pada 5 (lima) sub sektor, yaitu : sub sektor Tanaman Pangan naik 0,63 persen, sub sektor Hortikultura naik sebesar 0,57 persen, sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik 0,45 persen, sub sektor Peternakan naik 1,07 persen dan sub sektor Perikanan naik sebesar 0,08 persen.. Indeks harga yang dibayar petani pada bulan September 2016 mengalami kenaikan 0,24 persen bila dibandingkan dengan bulan Agustus 2016. Kenaikan itu dipengaruhi oleh penurunan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 0,27 persen dan kenaikan Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) sebesar 0,19 persen. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) di Provinsi Jawa Tengah mengalami kenaikan sebesar 0,49 persen atau dari posisi 107,32 menjadi 107,85 dibanding NTUP bulan sebelumnya. Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) atau IHK perdesaan di Provinsi Jawa Tengah mengalami kenaikan atau terjadi inflasi perdesaan sebesar 0,27 persen. Inflasi terjadi disebabkan kenaikan 4 (empat) kelompok harga, antara lain naiknya kelompok harga Bahan Makanan sebesar 0,59 persen, Kelompok Perumahan sebesar 0,16 persen, kelompok Sandang sebesar 0,11 persen dan kelompok Kesehatan sebesar 0,29 persen. Sedangkan kelompok lainnya mengalami penurunan yaitu : kelompok Makanan Jadi sebesar 0,14 persen dan kelompok Transportasi dan Komunikasi sebesar 0,01 persen serta Kelompok Pendidikan, Rekreasi serta Olahraga tidak mengalami perubahan atau konstan. Dari 33 provinsi (termasuk DKI Jakarta) yang dilaporkan, perubahan NTP September 2016 terhadap NTP Agustus 2016 ternyata sangat beragam. Kenaikan indeks NTP terjadi di 21 provinsi, sedangkan 12 provinsi lainnya mengalami penurunan. Kenaikan NTP tertinggi terjadi di Provinsi Sumatera Utara yaitu sebesar 1,50 persen, sedangkan penurunan NTP terbesar terjadi di Provinsi Lampung yaitu sebesar 1,15 persen.
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.69/10/33/Th.X, 03 Oktober 2016 1
1. Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa Tengah ilai Tukar Petani (NTP) merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di pedesaan. Penghitungan indikator ini diperoleh dari perbandingan antara Indeks Harga Yang Diterima Petani (It) dengan Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) yang dinyatakan dalam persentase. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) antara produk pertanian yang dijual petani dengan barang dan jasa yang dibutuhkan petani dalam berproduksi dan konsumsi rumah tangga. Dengan membandingkan kedua perkembangan angka tersebut, maka dapat diketahui apakah peningkatan pengeluaran untuk kebutuhan petani dapat dikompensasi dengan penambahan pendapatan petani dari hasil pertaniannya. Atau sebaliknya, apakah kenaikan harga jual produksi pertanian dapat menambah pendapatan petani yang pada gilirannya meningkatkan kesejahteraan para petani. Semakin tinggi nilai NTP, relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan atau daya beli petani. Mulai Desember 2013 dilakukan perubahan tahun dasar dalam penghitungan NTP dari tahun dasar 2007=100 menjadi tahun dasar 2012=100. Perubahan tahun dasar ini dilakukan untuk menyesuaikan perubahan/pergeseran pola produksi pertanian dan pola konsumsi rumah tangga pertanian di perdesaan, serta perluasan cakupan subsektor pertanian dan provinsi Gambar 1 NTP Jawa Tengah dalam penghitungan NTP, agar penghitungan Perbedaan antara Agustus – September 2016 (2012 = 100) NTP tahun dasar 2007=100 dengan NTP tahun dasar 2012=100 adalah meningkatnya cakupan jumlah komoditas baik pada 100,88 101,00 paket komoditas It maupun Ib. Penghitungan NTP (2012=100) 100,43 0,44 % 100,60 juga mengalami perluasan khususnya pada Subsektor 100,20 Perikanan. Selain NTP Perikanan secara umum yang dihitung di 99,80 33 provinsi termasuk Provinsi DKI Jakarta, Nilai Tukar Nelayan 99,40 99,00 (NTN) dan Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) juga disajikan Agustus 2016 September 2016 secara terpisah. Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga di perdesaan di wilayah Jawa Tengah pada bulan September 2016, NTP Jawa Tengah mengalami kenaikan indeks 0,44 persen dibanding NTP Agustus 2016 yaitu dari posisi 100,43 menjadi 100,88. Besarnya indeks NTP tersebut disebabkan karena perubahan indeks harga produk pertanian yang diterima petani lebih besar dibanding dengan perubahan indeks harga barang dan jasa yang dibayar petani. Gambar 2 Perubahan NTP Jawa Tengah per Subsektor Agustus – September 2016 (2012 = 100) 1,00 0,81
0,80 0,60 0,40
0,37
0,34 0,25
0,20 0,00
Kenaikan NTP pada bulan September 2016 juga disebabkan oleh kenaikan 4 (empat) sub sektor NTP yaitu : NTP sub sektor Tanaman Pangan naik 0,37 persen, NTP sub sektor Hortikultura naik 0,34 persen, NTP sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik 0,25 persen dan NTP sub sektor Peternakan naik 0,81 persen. Sedangkan NTP yang mengalami penurunan yaitu : NTP sub sektor Perikanan turun 0,19 persen.
-0,20 -0,19 -0,40 TP
Horti
TPR
Ternak
Ikan
2. Indeks Harga Yang Diterima Petani (It) Indeks Harga yang Diterima Petani (It) menunjukkan fluktuasi harga yang beragam dari komoditas pertanian yang dihasilkan petani.
2
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.69/10/33/Th.X, 03 Oktober 2016
Pada September 2016, secara umum It mengalami kenaikan indeks yang cukup signifikan sebesar 0,69 persen dibandingkan dengan It Agustus 2016, yaitu: dari 124,71 menjadi 125,57. Kenaikan It terjadi pada 5 (lima) sub sektor, yaitu : sub sektor Tanaman Pangan naik 0,63 persen ,sub sektor Hortikultura naik 0,57 persen, sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik 0,45 persen dan sub sektor Peternakan naik 1,07 persen dan sub sektor Perikanan turun 0,08 persen.
120,00 118,00 116,00
126,49
119,76
122,00
126,39
124,00
125,10
120,51
126,00
126,21
128,00
126,45
126,93
130,00
132,26
September 2016
132,00
131,67
Agustus 2016
134,00
114,00 112,00 TP
Horti
TPR
Ternak
Ikan
Gambar 3 Indeks Yang Diterima Petani Jawa Tengah per Subsektor dan Perubahannya Agustus – September 2016 (2012 = 100)
3. Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) Gambar 4 Perubahan Indeks Yang Dibayar Petani Jawa Tengah per Sub sektor Agustus – September 2016 (2012 = 100)
elalui Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat perdesaan khususnya 0,27 0,30 petani yang merupakan bagian terbesar dari masyarakat 0,26 0,26 0,25 perdesaan, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang 0,20 0,23 diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. 0,20 Pada September 2016, Ib tercatat naik sebesar 0,24 0,15 persen bila dibandingkan Agustus 2016, yaitu dari 124,17 0,10 menjadi 124,48. Kenaikan Ib terjadi pada semua 5 sub 0,05 sektor penyusun NTP yaitu: Ib sub sektor Tanaman 0,00 Pangan naik 0,26 persen; Ib sub sektor Hortikultura naik TP Horti TPR Ikan Ternak 0,23 persen; Ib sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik 0,20 persen, Ib sub sektor Peternakan naik 0,26 persen dan Ib sub sektor Perikanan naik 0,27 persen.
4. NTP Subsektor a. Subsektor Tanaman Pangan (NTPP)
Tabel 1 NTP Subsektor Tanaman Pangan Jawa Tengah dan Perubahannya Agustus – September 2016 (2012 = 100)
ada bulan September 2016 NTPP Rincian mengalami kenaikan indeks sebesar 0,37 persen. No Kenaikan NTPP disebabkan karena indeks yang diterima (1) (2) petani mengalami kenaikan sebesar 0,63 persen, I. Indeks Diterima Petani sedangkan indeks yang dibayar petani mengalami 1. Padi kenaikan , yaitu sebesar 0,26 persen. 2. Palawija Kenaikan Ib disebabkan oleh naiknya Indeks Konsumsi II. Indeks Dibayar Petani Rumah Tangga (IKRT) sebesar 0,27 persen dan naiknya 1. Konsumsi Rumah Tangga Indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal 2. BPPBM (BPPBM) sebesar 0,23 persen. III. Nilai Tukar Petani
Agust '16 Sept '16 (3)
(4)
119,76 110,03 145,78 127,16 129,44 121,19 94,18
120,51 110,80 146,48 127,49 129,80 121,46 94,53
Perub Agust'16 thd Sept'16 (%) (5)
0,63 0,70 0,48 0,26 0,27 0,23 0,37
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.69/10/33/Th.X, 03 Oktober 2016 3
b. Subsektor Hortikultura (NTPH)
Tabel 2 NTP Subsektor Hortikultura Jawa Tengah dan Perubahannya Agustus – September 2016 (2012 = 100)
ilai Tukar Petani subsektor Hortikultura Perub Agust'16 thd Rincian No Agust '16 Sept '16 (NTPH) pada September 2016 dilaporkan terjadi Sept'16 (%) kenaikan indeks sebesar 0,34 persen. Hal ini terjadi karena (2) (1) (3) (4) (5) indeks yang diterima petani mengalami kenaikan sebesar 126,21 126,93 0,57 I. Indeks Diterima Petani 0,57 persen, lebih tinggi dibanding kenaikan indeks yang 1. Sayur-sayuran 112,01 112,73 0,64 dibayar petani, dimana Ib mengalami kenaikan sebesar 2. Buah-buahan 143,68 144,47 0,55 0,23 persen. 3. Tanaman Obat 123,03 122,75 -0,23 Kenaikan yang terjadi pada It disebabkan oleh perubahan 125,69 125,97 0,23 indeks harga pada kelompok Sayur-sayuran naik sebesar II. Indeks Dibayar Petani 1. Konsumsi Rumah Tangga 130,02 130,34 0,25 0,64 persen, kelompok Buah-buahan naik 0,55 persen dan 2. BPPBM 115,44 115,65 0,18 kelompok Tanaman Obat turun 0,23 persen. Kenaikan Ib disebabkan oleh penurunan Indeks Konsumsi III. Nilai Tukar Petani 100,42 100,76 0,34 Rumah Tangga (IKRT) sebesar 0,25 persen dan kenaikan indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) sebesar 0,18 persen. c. Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR)
Tabel 3 NTP Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat dan Perubahannya Agustus – September 2016 (2012 = 100)
ada September 2016 NTPR mengalami Desember 2014 – Januari 2015 (2012 = 100) Perub Agust' 16 thd Rincian Agust '16 Sept '16 kenaikan indeks sebesar 0,25 persen. Hal ini disebabkan No Sept'16 (%) oleh kenaikan indeks yang diterima petani sebesar 0,45 (2) (1) (3) (4) (5) persen, lebih tinggi dibanding kenaikan indeks yang 131,67 132,26 0,45 I. Indeks Diterima Petani dibayar petani, yaitu sebesar 0,20 persen. 1. TPR 131,67 132,26 0,45 Kenaikan pada Ib terjadi karena naiknya indeks sub 124,87 125,12 0,20 kelompok Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 0,27 II. Indeks Dibayar Petani 1. Konsumsi Rumah Tangga 129,74 130,09 0,27 persen dan naiknya indeks Biaya Produksi dan 2. BPPBM 115,63 115,70 0,06 Penambahan Barang Modal (BPPBM) sebesar 0,06 persen. 105,45 105,71 0,25 III. Nilai Tukar Petani d. Subsektor Peternakan (NTPT)
Tabel 4 NTP Sub sektor Peternakan Jawa Tengah dan Perubahannya Agustus - September 2016 (2012 = 100)
TP sub sektor Peternakan pada bulan September 2016 dilaporkan mengalami kenaikan No Rincian Agust '16 sebesar 0,81 persen. Kenaikan ini terjadi karena (2) (3) perubahan Ib yang lebih rendah dibandingkan dengan (1) I. Indeks Diterima Petani 125,10 perubahan It. Indeks harga yang diterima petani naik 1 Ternak Besar 128,66 1,07 persen sementara indeks harga yang dibayar 2 Ternak Kecil 111,39 petani naik sebesar 0,26 persen. 3 Unggas 127,41 Kenaikan yang terjadi pada It disebabkan oleh naiknya 4 Hasil Ternak 126,70 indeks harga pada 2(dua) sub sektor Peternakan yaitu: 118,72 kelompok Ternak Besar naik sebesar 2,03 persen, II. Indeks Dibayar Petani 1. Konsumsi Rumah Tangga 129,83 kelompok Ternak Kecil naik sebesar 2,27 persen. 2. BPPBM 111,30 Sedangkan kelompok yang mengalami penurunan III. Nilai Tukar Petani 105,37 indeks, yaitu : kelompok Unggas turun sebesar 1,01 persen dan kelompok Hasil Ternak turun sebesar 1,55 persen.
4
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.69/10/33/Th.X, 03 Oktober 2016
Sept '16
Perub Agust'16 thd Sept'16 (%)
(4) 126,45 131,28 113,92 126,13 124,73 119,03 130,18 111,58 106,23
(5) 1,07 2,03 2,27 -1,01 -1,55 0,26 0,27 0,25 0,81
Sementara itu, kenaikan yang terjadi pada Ib disebabkan karena kenaikan pada IKRT sebesar 0,27 persen yaitu dari 129,83 menjadi 130,18 dan BPPBM mengalami kenaikan sebesar 0,25 persen dari 111,30 persen menjadi 111,58. e. Subsektor Perikanan (NTN)
Tabel 5 NTP Subsektor Perikanan Jawa Tengah dan Perubahannya Agustus - September 2016 (2012 = 100)
ada bulan September 2016, NTN mengalami penurunan indeks sebesar 0,19 persen. Penurunan indeks NTN ini disebabkan karena indeks yang diterima petani naik sebesar 0,08 persen jauh lebih rendah dibandingkan dengan indeks yang dibayar petani naik sebesar 0,27 persen. Kenaikan yang terjadi pada It disebabkan oleh perubahan indeks harga pada kelompok Perikanan Tangkap yang naik 1,09 persen dan kelompok Perikanan Budidaya mengalami penurunan sebesar 0,16 persen. Kenaikan pada Ib disebabkan karena naiknya IKRT sebesar 0,44 persen dan naiknya BPPBM sebesar 0,02 persen.
No
Rincian
(1)
(2)
I. Indeks Diterima Petani 1 Tangkap 2 Budidaya II. Indeks Dibayar Petani 1. Konsumsi Rumah Tangga 2. BPPBM III. Nilai Tukar Petani
Agust '16 Sept '16 (3)
(4)
126,39 134,96 124,47 123,13 130,73 113,05 102,65
126,49 136,43 124,28 123,46 131,31 113,07 102,45
Perub Agust'16 thd Sept'16 (%) (5)
0,08 1,09 -0,16 0,27 0,44 0,02 -0,19
5. NTUP Sub Sektor ilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), dimana komponen Ib hanya terdiri dari Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM). Dengan dikeluarkannya konsumsi dari komponen indeks harga yang dibayar petani (Ib), NTUP dapat lebih mencerminkan kemampuan produksi petani, karena yang dibandingkan hanya produksi dengan biaya produksinya. Tabel 6 Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian per Subsektor, dan Persentase Perubahannya, September 2016 (2012=100)
Sub Sektor (1)
Agust '16 Sept '16 (2)
Perub Agust'16 thd Sept'16 (%)
(3)
(4)
1.Tanaman Pangan 98,82 2.Hortikultura 109,34 3. Tanaman Perkebunan Rakyat 113,87 4.Peternakan 112,40 5. Perikanan 111,80 a. Tangkap 120,40 b. Budidaya 109,90
99,22 109,76 114,32 113,32 111,87 121,65 109,71
Jawa Tengah
107,85
0,40 0,39 0,39 0,82 0,07 1,04 -0,17 0,49
107,32
Pada September 2016 terjadi kenaikan NTUP sebesar 0,49 persen dari posisi 107,32 menjadi 107,85. Hal ini karena kenaikan It sebesar 0,69 persen lebih tinggi dibandingkan kenaikan Indeks BPBBM sebesar 0,19 persen. Kenaikan NTUP disebabkan oleh naiknya NTUP di semua sub sektor penyusun NTUP, yaitu sub sektor Tanaman Pangan naik 0,40 persen, sub sektor Hortikultura naik 0,39 persen, subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik sebesar 0,39 persen, sub sektor Peternakan naik sebesar 0,82 persen dan sub sektor Perikanan naik 0,07 persen.
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.69/10/33/Th.X, 03 Oktober 2016 5
6. Indeks Harga Konsumen Perdesaan
Tabel 7
IHK Perdesaan Jawa Tengah dan Perubahannya (%) Agustus - September 2016 (2012 = 100)
erubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga Perub Agust'16 Rincian Agust '16 Sept '16 (IKRT) mencerminkan angka Inflasi/ Deflasi di wilayah thd Sept'16 (%) perdesaan. Pada September 2016, Indeks Konsumsi (1) (2) (3) (4) Rumah Tangga (IKRT) atau IHK di daerah perdesaan di Konsumsi Rumah Tangga 129,76 130,11 0,27 Provinsi Jawa Tengah mengalami kenaikan atau terjadi a. Bahan Makanan 143,85 144,70 0,59 inflasi sebesar 0,27 persen. Inflasi dipicu oleh naiknya b. Makanan Jadi 122,93 122,76 -0,14 dari 5 (lima) kelompok, yaitu: kelompok Bahan Makanan c. Perumahan 122,43 122,63 0,16 naik sebesar 0,59 persen, kelompok Perumahan naik d. Sandang 123,11 123,24 0,11 sebesar 0,16 persen dan kelompok Sandang naik e. Kesehatan 115,40 115,73 0,29 sebesar 0,11 persen dan kelompok Kesehatan naik f. Pendidikan, Rekreasi & Olah 112,90 raga 112,90 0,00 sebesar 0,29 persen. Kelompok Pendidikan, Rekreasi g. Transportasi dan Komunikasi 119,02 119,00 -0,01 dan Olahraga tidak mengalami perubahan harga atau tetap. Sedangkan kelompok yang mengalami penurunan, yaitu : kelompok Makanan Jadi turun 0,14 persen dan kelompok Transportasi dan Komunikasi turun sebesar 0,01 persen. 7. Perbandingan Antar Provinsi
ari 33 provinsi yang dilaporkan, perubahan NTP Agustus 2016 terhadap NTP Juli 2016 ternyata sangat beragam. Kenaikan nilai NTP terjadi di 21 provinsi, dan 12 provinsi lainnya mengalami penurunan. Kenaikan NTP tertinggi September 2016 terjadi di Provinsi Sumatera Utara yaitu sebesar 1,50 persen, sedangkan penurunan NTP terbesar terjadi pada Provinsi Lampung yaitu sebesar 1,15 persen. Tabel 8 NTP 33 Provinsi dan Persentase Perubahannya (%) Agustus – September 2016 (2012 = 100) No (1)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
6
Provinsi (2)
SUMUT JAMBI RIAU JATIM NTT BALI SUMBAR NTB KALSEL SULBAR BENGKULU KALBAR KALTIM KALTENG JATENG YOGYAKARTA PAPUA BANTEN JABAR MALUKU UTARA GORONTALO BABEL PAPUA BARAT SULTRA DKI SULSEL SULUT KEPRI SUMSEL NAD SULTENG MALUKU LAMPUNG
Agust'16
September '16
(3)
(4)
99,29 97,90 97,98 104,74 101,11 106,66 97,13 106,26 96,22 107,93 92,56 94,25 98,14 97,20 100,43 105,47 95,94 100,25 103,94 103,54 105,57 100,69 100,58 100,33 100,51 105,23 96,17 97,42 94,56 95,56 99,77 102,28 104,54
100,79 99,30 99,11 105,80 102,03 107,44 97,81 106,99 96,86 108,60 93,12 94,82 98,64 97,67 100,88 105,75 96,17 100,47 104,15 103,68 105,60 100,58 100,46 100,15 100,33 104,86 95,82 97,02 94,11 95,10 99,24 101,52 103,34
Perub Agust'16 thd September'16 (%) (5)
1,50 1,43 1,15 1,01 0,91 0,74 0,70 0,69 0,66 0,62 0,60 0,60 0,51 0,48 0,44 0,27 0,24 0,22 0,20 0,13 0,03 -0,10 -0,12 -0,17 -0,19 -0,35 -0,36 -0,41 -0,47 -0,49 -0,53 -0,74 -1,15
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.69/10/33/Th.X, 03 Oktober 2016
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.69/10/33/Th.X, 03 Oktober 2016
7
98,82
126,96
f. Upah Buruh Tani
IV. Nilai Tukar Usaha Pertanian
119,10
e. Penambahan Barang Modal
94,18
132,71
d. Transportasi
III. Nilai Tukar Petani
121,18
c. Sewa Lahan, Pajak & Lainnya
116,93
g. Transportasi dan Komunikasi
110,82
112,73
f. Pendidikan, Rekreasi & Olah raga
b. Obat-obatan & Pupuk
117,37
e. Kesehatan
127,24
122,34
d. Sandang
a. Bibit
121,81
c. Perumahan
121,19
122,96
b. Makanan Jadi
2. BPPBM
144,32
a. Bahan Makanan
129,44
127,16
II. Indeks Dibayar Petani
1. Konsumsi Rumah Tangga
119,76
(2)
Agust'16
I. Indeks Diterima Petani
(1)
Rincian
Hortikultura
99,22
94,53
127,52
119,12
133,27
121,39
110,97
126,96
121,46
116,90
112,73
117,75
122,45
122,03
122,80
145,18
129,80
127,49
120,51
(3)
0,40
0,37
0,44
0,01
0,42
0,17
0,14
-0,21
0,23
-0,02
0,00
0,32
0,09
0,18
-0,12
0,60
0,27
0,26
0,63
(4)
109,34
100,42
117,40
116,85
110,53
120,42
113,34
112,78
115,44
120,05
113,20
114,27
123,30
122,11
123,15
143,39
130,02
125,69
126,21
(5)
109,76
100,76
117,76
117,18
110,48
120,81
113,35
112,96
115,65
120,03
113,20
114,56
123,43
122,30
122,98
144,15
130,34
125,97
126,93
(6)
0,39
0,34
0,30
0,28
-0,05
0,32
0,01
0,16
0,18
-0,01
0,00
0,25
0,11
0,16
-0,14
0,53
0,25
0,23
0,57
(7)
113,87
105,45
122,44
118,01
121,94
110,99
107,82
105,03
115,63
118,86
111,92
114,25
124,07
121,98
122,94
143,06
129,74
124,87
131,67
(8)
Peternakan
Perikanan
Jawa Tengah
114,32
105,71
122,44
118,53
121,93
111,11
107,75
105,03
115,70
118,87
111,92
114,57
124,22
122,15
122,75
143,90
130,09
125,12
132,26
(9)
0,39
0,25
0,00
0,45
-0,01
0,11
-0,07
0,00
0,06
0,00
0,00
0,28
0,12
0,14
-0,15
0,58
0,27
0,20
0,45
(10)
112,40
105,37
120,44
112,44
115,88
109,21
107,19
113,35
111,30
119,46
113,16
114,46
123,41
123,95
122,74
143,72
129,83
118,72
125,10
(11)
113,32
106,23
120,44
112,06
115,85
109,21
107,81
113,92
111,58
119,45
113,16
114,79
123,57
124,14
122,56
144,57
130,18
119,03
126,45
(12)
0,82
0,81
0,00
-0,34
-0,03
0,00
0,58
0,51
0,25
-0,01
0,00
0,29
0,13
0,15
-0,14
0,59
0,27
0,26
1,07
(13)
111,80
102,65
114,23
114,46
117,15
113,34
113,71
111,38
113,05
132,46
115,92
117,19
122,22
120,82
122,25
148,07
130,73
123,13
126,39
(14)
111,87
102,45
114,37
114,46
117,13
113,35
113,66
111,38
113,07
132,37
115,93
117,64
122,26
120,95
122,00
149,73
131,31
123,46
126,49
(15)
0,07
-0,19
0,12
0,01
-0,02
0,01
-0,04
0,00
0,02
-0,07
0,00
0,38
0,03
0,11
-0,20
1,12
0,44
0,27
0,08
(16)
107,32
100,43
122,00
116,57
121,08
116,10
110,07
116,33
116,20
119,02
112,90
115,40
123,11
122,43
122,93
143,85
129,76
124,17
124,71
(17)
107,85
100,88
122,26
116,63
121,24
116,27
110,27
116,44
116,42
119,00
112,90
115,73
123,24
122,63
122,76
144,70
130,11
124,48
125,57
(18)
0,49
0,44
0,22
0,06
0,13
0,15
0,18
0,09
0,19
-0,01
0,00
0,29
0,11
0,16
-0,14
0,59
0,27
0,24
0,69
(19)
Perub Perub Perub Perub Agust'16 thd Agust'16 Agust'16 thd Agust'16 thd Sept '16 Agust'16 Sept '16 Agust'16 Sept '16 Agust'16 Sept '16 September'1 thd September'1 September'16 6 (%) September' 6 (%) (%)
Tanaman Perkebunan Rakyat
Perub Perub Agust'16 thd Agust'16 thd Sept '16 Agust'16 Sept '16 Agust'16 September'1 September'1 6 (%) 6 (%)
Tanaman Pangan
B. PERKEMBANGAN HARGA PRODUSEN GABAH SEPTEMBER 2016 RATA-RATA HARGA GABAH DI TINGKAT PETANI GKG NAIK 1,78% DAN GKP NAIK 3,80% September 2016, Survei Harga Produsen Gabah di Jawa Tengah mencatat 91 observasi transaksi penjualan gabah di 16 kabupaten terpilih. Komposisi observasi gabah bulan ini masih didominasi oleh transaksi penjualan Gabah Kering Panen (GKP) yaitu sebanyak 71 observasi (78,02%) diikuti kelompok Gabah Kering Giling sebanyak 14 observasi (15,38%) dan kelompok gabah kualitas rendah sebanyak 6 observasi (6,59%).
Di tingkat petani, harga Gabah tertinggi September 2016 tercatat Rp. 4.950,00 per kg berasal dari transaksi kelompok gabah kualitas GKG maupun GKP dengan varietas IR 64 yang berasal dari Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang dan Kecamatan Cawas dan Karangdowo di Kabupaten Klaten . Sedangkan harga terendah di tingkat petani ditemukan seharga Rp. 3.700,00 per kg berasal dari kelompok Gabah Kering Panen varietas IR 64 di Kecamatan Lebaksiu Kabupaten Tegal.
Di tingkat penggilingan, harga gabah tertinggi September 2016 tercatat Rp. 5.035,00 per kg berasal dari kelompok gabah kualitas GKG dengan varietas IR 64 yang berasal dari Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang. Harga terendah di tingkat penggilingan ditemukan juga pada kelompok Gabah Kering Panen varietas IR 64 di Kecamatan Lebaksiu Kabupaten Tegal seharga Rp. 3.800,00,- per Kg. Rata-rata harga gabah kelompok GKG di tingkat petani mengalami kenaikan sebesar 1,78 persen dari 4.685,00/Kg pada Agustus 2016 menjadi Rp. 4.768,57/Kg pada September 2016. Namun jika dibandingkan bulan September 2015 turun 12,50 persen dari angka Rp. 5.449,71/Kg. Gabah kelompok GKP juga mengalami kenaikan sebesar 3,80 persen dari Rp. 4.112,27/Kg pada Agustus 2016 menjadi Rp. 4.268,38/Kg pada September 2016 dan jika dibandingkan September 2015 dimana harga mencapai Rp. 4.890,19/Kg maka September tahun ini mengalami penurunan sebesar 12,72 persen. ulan September 2016, Survei Harga Produsen Gabah di Jawa Tengah berhasil mencatat sebanyak 91 observasi transaksi penjualan gabah di 16 kabupaten terpilih. Dari 91 transaksi penjualan gabah yang berhasil dicatat, komposisi jumlah observasi kali ini didominasi oleh transaksi penjualan Gabah Kering Panen (GKP) yaitu sebanyak 71 observasi (78,02%) diikuti kelompok Gabah Kering Giling sebanyak 14 observasi (15,38%) dan kelompok gabah kualitas rendah sebanyak 6 observasi (6,59%). Tabel 9. Jumlah Observasi, Harga Gabah di Tingkat Petani dan Penggilingan, Dan HPP Menurut Kelompok Kualitas September 2016 Harga di T ingkat Petani Harga di T ingkat Kelompok Jumlah (Rp/Kg) Penggilingan (Rp/Kg) Kualitas Observasi T erendah T ertinggi HPP*) T erendah T ertinggi HPP*) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) GKG 14 4 700,00 4 950,00 4 730,00 5 035,00 4 600,00 15,38 (Pati, T egal) (Pemalang) (T egal) (Pemalang) GKP 71 3 700,00 4 950,00 3 700,00 3 800,00 5 000,00 3 750,00 78,02 (T egal) (Klaten) (T egal) (Klaten) Kualitas Rendah 6 4 100,00 4 250,00 4 200,00 4 300,00 6,59 (Blora) (Klaten) (Blora) (Klaten) Keterangan
*) HPP berdasarkan Inpres No.5 Tahun 2015 tanggal 17 Maret 2015, diberlakukan mulai bulan Maret 2015
8
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.69/10/33/Th.X, 03 Oktober 2016
Dari 91 observasi transaksi harga penjualan gabah yang berhasil dikumpulkan selama September 2016, terbanyak berasal dari Kabupaten Kendal yang mengalami panen sebanyak 15 observasi (16,48%), diikuti Kabupaten Grobogan 12 observasi (13,19%), Kabupaten Pati sebanyak 9 observasi (9,89%), Kabupaten Kebumen sebanyak 8 observasi (8,79% ) dan Kabupaten Boyolali dan Pemalang masing-masing 6 observasi (6,59%). Selebihnya 38,46 persen tersebar di 10 kabupaten lainnya. Dari sejumlah 85 pemantauan harga gabah kualitas GKG dan GKP yang berhasil diobservasi selama September 2016 tidak ditemukan kasus harga di bawah HPP. Tabel 10. Jumlah dan Persentase Observasi Harga Gabah di Bawah HPP Menurut Kelompok Kualitas, September 2016 Kelompok Jumlah Petani Penggilingan Kualitas Observasi
1.
(1)
(2)
observasi (3)
GKG GKP GKG dan GKP
14 71 85
-
% (4)
observasi (5)
% (6)
-
-
-
Rata-rata Komponen Mutu Menurut Kelompok
ata-rata Kadar Air (KA) gabah di Jawa Tengah, pada September 2016 menunjukkan kadar mutu yang lebih baik dibandingkan bulan sebelumnya. Rata-rata KA kelompok gabah kualitas GKG tercatat lebih rendah dibandingkan bulan Agustus 2016 yang tercatat sebesar 11,10 persen sedangkan bulan ini tercatat 11,06 persen. Demikian pula rata-rata KA kelompok GKP mengalami penurunan dari 16,14 persen pada Agustus menjadi 16,03 persen pada September 2016. Rata-Rata Kadar Hampa (KH) bulan September 2016 menunjukkan kualitas yang bervariatif. Kelompok gabah kualitas GKG mengalami kenaikan dari 2,44 persen pada Agustus 2016 menjadi 2,52 persen pada September 2016. Sedangkan kelompok gabah kualitas GKP turun dari 5,79 persen pada Agustus 2016 menjadi 5,27 persen pada September 2016. Tabel 11 Rata-Rata Komponen Mutu Menurut Kelompok Kualitas Agustus – September 2016 Kelompok Jumlah Kadar Air (%) Kadar Hampa (%) Kualitas Observasi Agustus September Agustus September
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
GKG GKP Kualitas Rendah
14 71 6
11,10 16,14 25,99
11,06 16,03 25,48
2,44 5,79 9,70
2,52 5,27 8,45
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.69/10/33/Th.X, 03 Oktober 2016 9
2.
Rata-rata Harga Gabah Menurut Kelompok Kualitas
ata-rata harga gabah GKG di tingkat petani pada September 2016 mengalami kenaikan sebesar 1,78 persen dari Rp. 4.685,00/Kg pada Agustus 2016 menjadi Rp. 4.768,57/Kg. Demikian pula jika dibandingkan bulan September 2015 mengalami penurunan 12,50 persen yaitu dari angka Rp. 5.449,71/Kg. Untuk gabah kualitas GKP bulan ini juga mengalami kenaikan sebesar 3,80 persen dari Rp. 4.112,27/Kg pada Agustus 2016 menjadi Rp. 4.268,38/Kg pada September 2016 dan jika dibandingkan dengan September 2015 dimana harga mencapai Rp. 4.890,19/Kg maka pada September 2016 mengalami penurunan 12,72 persen. Di tingkat penggilingan, rata-rata harga gabah kelompok GKG pada September 2016 juga mengalami kenaikan yaitu sebesar 1,94 persen dari bulan Agustus 2016 yang tercatat Rp. 4.731,00/Kg /Kg menjadi Rp. 4.822,86/Kg, Sementara kelompok kualitas GKP juga mengalami kenaikan 3,81 persen dari Rp. 4.173,26/Kg pada Agustus 2016 menjadi Rp. 4.332,11/Kg pada September 2016. Adapun jika dibandingkan dengan September 2015 maka gabah kelompok GKG mengalami penurunan 12,37 persen yaitu dari harga Rp. 5.503,82/Kg dan kelompok GKP turun 12,59 persen dari harga Rp. 4.955,84/Kg. Tabel 12 Rata-Rata Harga Gabah di Tingkat Petani dan Tingkat Penggilingan Menurut Kelompok Kualitas, Agustus – September 2016 Tingkat Petani (Rp/Kg) Kelompok Kualitas (1)
Perubahan
September'15 Agustus'16 September'16 Agustus'16- September'15- September'15 Agustus'16 September'16 Agustus'16- September'15September'16 September'16 September'16 September'16
(2)
GKG 5 449,71 GKP 4 890,19 Kualitas Rendah -
10
Tingkat Penggilingan (Rp/Kg) Perubahan
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
4 685,00 4 112,27 3 828,57
4 768,57 4 268,38 4 158,33
1,78 3,80 8,61
-12,50 -12,72 -
5 503,82 4 955,84 -
4 731,00 4 173,26 3 892,86
4 822,86 4 332,11 4 233,33
1,94 3,81 8,75
-12,37 -12,59 -
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.69/10/33/Th.X, 03 Oktober 2016