No. 53/08/33/Th.X, 01 Agustus 2016
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN JULI 2016 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI (NTP) JULI 2016 SEBESAR 99,93 ATAU NAIK 0,29 PERSEN Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa Tengah bulan Juli 2016 mengalami kenaikan 0,29 persen, yaitu dari posisi 99,64 menjadi 99,93. Hal ini disebabkan karena perubahan indeks harga yang diterima petani (It) lebih tinggi dibandingkan dengan perubahan indeks harga yang dibayar petani (Ib). It mengalami kenaikan 0,96 persen, dari posisi 122,82 pada bulan Juni 2016 menjadi 124,00 pada bulan Juli 2016. Sementara Ib mengalami kenaikan 0,67 persen, dari posisi 123,26 menjadi 124,09. Dari 5 (lima) sub sektor pertanian komponen penyusun NTP, 3 (tiga) sub sektor mengalami kenaikan indeks yaitu : sub sektor Hortikultura naik 1,27 persen, sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik 1,20 persen dan sub sektor Peternakan naik 0,38 persen. Sedangkan sub sektor lainnya mengalami penurunan yaitu sub sektor Tanaman Pangan turun 0,93 persen dan sub sektor Perikanan turun 0,14 persen. Secara umum, Indeks harga yang diterima petani mengalami kenaikan indeks sebesar 0,96 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Kenaikan It dipengaruhi oleh kenaikan It pada 4 (empat) sub sektor, yaitu : sub sektor Hortikultura naik sebesar 2,04 persen, sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik 1,95 persen, sub sektor Peternakan naik 0,79 persen dan sub sektor Perikanan naik sebesar 0,58 persen. Sedangkan sub sektor lainnya yang mengalami penurunan, yaitu : sub sektor Tanaman Pangan turun sebesar 0,19 persen. Indeks harga yang dibayar petani pada bulan Juli 2016 mengalami kenaikan 0,67 persen bila dibandingkan dengan bulan Juni 2016. Kenaikan itu dipengaruhi oleh kenaikan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 0,97 persen dan kenaikan Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) sebesar 0,14 persen. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) di Provinsi Jawa Tengah mengalami kenaikan sebesar 0,82 persen atau dari posisi 106,16 menjadi 107,03 dibanding NTUP bulan sebelumnya. Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) atau IHK perdesaan di Provinsi Jawa Tengah mengalami kenaikan atau terjadi inflasi perdesaan sebesar 0,97 persen. Inflasi terjadi disebabkan kenaikan disemua kelompok harga, antara lain naiknya indeks harga Bahan Makanan sebesar 1,73 persen, kelompok Makanan Jadi sebesar 0,60 persen, kelompok Perumahan sebesar 0,25 persen, kelompok Sandang sebesar 0,51 persen, kelompok Kesehatan sebesar 0,18 persen dan kelompok Pendidikan, Rekreasi serta Olahraga sebesar 0,56 persen serta kelompok Transportasi dan Komunikasi sebesar 0,13 persen. Dari 33 provinsi (termasuk DKI Jakarta) yang dilaporkan, perubahan NTP Juli 2016 terhadap NTP Juni 2016 ternyata sangat beragam. Kenaikan indeks NTP terjadi di 8 provinsi, sedangkan 25 provinsi lainnya mengalami penurunan. Kenaikan NTP tertinggi terjadi di Provinsi DI Yogyakarta yaitu sebesar 0,71 persen, sedangkan penurunan NTP terbesar terjadi di Provinsi Bangka Belitung yaitu sebesar 1,67 persen.
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.53/08/33/Th.X, 01 Agustus 2016 1
1. Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa Tengah ilai Tukar Petani (NTP) merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di pedesaan. Penghitungan indikator ini diperoleh dari perbandingan antara Indeks Harga Yang Diterima Petani (It) dengan Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) yang dinyatakan dalam persentase. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) antara produk pertanian yang dijual petani dengan barang dan jasa yang dibutuhkan petani dalam berproduksi dan konsumsi rumah tangga. Dengan membandingkan kedua perkembangan angka tersebut, maka dapat diketahui apakah peningkatan pengeluaran untuk kebutuhan petani dapat dikompensasi dengan penambahan pendapatan petani dari hasil pertaniannya. Atau sebaliknya, apakah kenaikan harga jual produksi pertanian dapat menambah pendapatan petani yang pada gilirannya meningkatkan kesejahteraan para petani. Semakin tinggi nilai NTP, relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan atau daya beli petani. Mulai Desember 2013 dilakukan perubahan tahun dasar dalam penghitungan NTP dari tahun dasar 2007=100 menjadi tahun dasar 2012=100. Perubahan tahun dasar ini dilakukan untuk menyesuaikan perubahan/pergeseran pola produksi pertanian dan pola konsumsi rumah tangga pertanian di perdesaan, serta perluasan cakupan subsektor pertanian dan provinsi Gambar 1 NTP Jawa Tengah dalam penghitungan NTP, agar penghitungan Perbedaan antara Juni – Juli 2016 (2012 = 100) NTP tahun dasar 2007=100 dengan NTP tahun dasar 2012=100 adalah meningkatnya cakupan jumlah komoditas baik pada 99,93 paket komoditas It maupun Ib. Penghitungan NTP (2012=100) 99,64 99,80 juga mengalami perluasan khususnya pada Subsektor Perikanan. Selain NTP Perikanan secara umum yang dihitung di 99,40 33 provinsi termasuk Provinsi DKI Jakarta, Nilai Tukar Nelayan 99,00 (NTN) dan Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) juga disajikan Juni 2016 Juli 2016 secara terpisah. Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga di perdesaan di wilayah Jawa Tengah pada bulan Juli 2016, NTP Jawa Tengah mengalami kenaikan indeks 0,29 persen dibanding NTP Juni 2016 yaitu dari posisi 99,64 menjadi 99,93. Besarnya indeks NTP tersebut disebabkan karena perubahan indeks harga produk pertanian yang diterima petani lebih besar dibanding dengan perubahan indeks harga barang dan jasa yang dibayar petani. Gambar 2 Perubahan NTP Jawa Tengah per Subsektor Juni – Juli 2016 (2012 = 100) 1,50
1,27
1,20
1,00 0,38
0,50 0,00
-0,14
-0,50 -1,00
Kenaikan NTP pada bulan Juni 2016 juga disebabkan oleh kenaikan 3 (tiga) sub sektor NTP yaitu : NTP sub sektor Hortikultura naik 1,27 persen, NTP sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik 1,20 persen dan NTP sub sektor Peternakan naik 0,38 persen. Sedangkan NTP yang mengalami penurunan yaitu : NTP sub Tanaman Pangan turun 0,93 dan NTP sub sektor Perikanan turun 0,14 persen.
-0,93
-1,50 TP
Horti
TPR
Ternak
Ikan
2. Indeks Harga Yang Diterima Petani (It) Indeks Harga yang Diterima Petani (It) menunjukkan fluktuasi harga yang beragam dari komoditas pertanian yang dihasilkan petani.
2
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.53/08/33/Th.X, 01 Agustus 2016
Pada Juli 2016, secara umum It mengalami kenaikan indeks yang cukup signifikan sebesar 0,96 persen dibandingkan dengan It Juni 2016, yaitu: dari 122,82 menjadi 124,00. Kenaikan It terjadi pada 4(empat) sub sektor, yaitu : sub sektor Hortikultura naik 2,04 persen, sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik 1,95 persen, sub sektor Peternakan naik 0,79 persen dan sub sektor Perikanan naik 0,58 persen. Sedangkan sub sektor lain yang mengalami penurunan yaitu ; sub sektor Tanaman Pangan turun 0,19 persen. Juli 2016
118,00
122,33
120,00
120,46
122,00
122,75
120,22
124,00
126,30
126,00
123,31
128,00
127,94
125,26
130,00
127,03
130,44
Juni 2016
132,00
116,00 114,00 TP
Horti
TPR
Ternak
Ikan
Gambar 3 Indeks Yang Diterima Petani Jawa Tengah per Subsektor dan Perubahannya Juni – Juli 2016 (2012 = 100)
3. Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) elalui Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat perdesaan khususnya petani yang merupakan bagian terbesar dari masyarakat perdesaan, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Pada Juli 2016, Ib tercatat naik sebesar 0,67 persen bila dibandingkan Juni 2016, yaitu dari 123,26 menjadi 124,09. Kenaikan Ib terjadi pada (lima) sub sektor penyusun NTP yaitu: Ib sub sektor Tanaman Pangan naik 0,75 persen; Ib sub sektor Hortikultura naik 0,77 persen; Ib sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik 0,74 persen ; Ib sub sektor Perikanan naik 0,41 persen dan sub sektor Peternakan naik 0,73 persen.
4. NTP Subsektor a. Subsektor Tanaman Pangan (NTPP)
Gambar 4 Perubahan Indeks Yang Dibayar Petani Jawa Tengah per Sub sektor Junii - Juli 2016 (2012 = 100)
0,80
0,75
0,73
0,74 0,77
0,70
0,60 0,50
0,41
0,40 0,30
0,20 0,10
0,00 TP
Horti
TPR
Ikan
Ternak
Tabel 1 NTP Subsektor Tanaman Pangan Jawa Tengah dan Perubahannya Juni – Juli 2016 (2012 = 100)
ada bulan Juli 2016 NTPP mengalami Rincian No penurunan indeks sebesar 0,93 persen. Penurunan (2) NTPP disebabkan karena indeks yang diterima petani (1) mengalami penurunan sebesar 0,19 persen, sedangkan I. Indeks Diterima Petani 1. Padi indeks yang dibayar petani mengalami kenaikan , yaitu 2. Palawija sebesar 0,75 persen. Kenaikan Ib disebabkan oleh naiknya Indeks Konsumsi II. Indeks Dibayar Petani Rumah Tangga (IKRT) sebesar 0,96 persen dan naiknya 1. Konsumsi Rumah Tangga Indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal 2. BPPBM (BPPBM) sebesar 0,18 persen. III. Nilai Tukar Petani
Juni'16
Juli'16
(3)
(4)
120,46 110,40 147,37 126,17 128,27 120,67 95,47
120,22 110,40 146,50 127,11 129,50 120,88 94,58
Perub Juli'16 thd Juni'16 (%) (5)
-0,19 0,01 -0,59 0,75 0,96 0,18 -0,93
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.53/08/33/Th.X, 01 Agustus 2016 3
b. Subsektor Hortikultura (NTPH)
ilai Tukar Petani subsektor Hortikultura (NTPH) pada Juli 2016 dilaporkan terjadi kenaikan No indeks sebesar 1,27 persen. Hal ini terjadi karena indeks yang diterima petani mengalami kenaikan (1) sebesar 2,04 persen, lebih tinggi dibanding kenaikan I. indeks yang dibayar petani, dimana Ib mengalami kenaikan sebesar 0,77 persen. Kenaikan yang terjadi pada It disebabkan oleh perubahan indeks harga pada kelompok Sayur-sayuran II. naik sebesar 2,71 persen, kelompok Buah-buahan naik 1,52 persen dan kelompok Tanaman Obat naik 0,25 persen. Kenaikan Ib disebabkan oleh kenaikan Indeks III. Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 0,98 persen Penambahan Barang Modal (BPPBM) sebesar 0,19 persen. c. Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR)
Tabel 2 NTP Subsektor Hortikultura Jawa Tengah dan Perubahannya Juni – Juli 2016 (2012 = 100)
Rincian
Juni'16
(2)
Indeks Diterima Petani 1. Sayur-sayuran 2. Buah-buahan 3. Tanaman Obat Indeks Dibayar Petani 1. Konsumsi Rumah Tangga 2. BPPBM Nilai Tukar Petani
Juli'16
Perub Juli'16 thd Juni'16 (%)
(3)
(4)
(5)
122,75 108,79 139,66 123,62 124,67 128,80 114,89 98,46
125,26 111,73 141,78 123,93 125,63 130,07 115,12 99,71
2,04 2,71 1,52 0,25 0,77 0,98 0,19 1,27
dan kenaikan indeks Biaya Produksi dan
Tabel 3 NTP Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat dan Perubahannya Juni – Juli 2016 (2012 = 100)
ada Juli 2016 NTPR mengalami kenaikan Perub Juli'16 thd Desember Rincian 2014 – Januari Juni'16 2015 Juli'16(2012 = 100) indeks sebesar 1,20 persen. Hal ini disebabkan oleh No Juni'16 (%) kenaikan indeks yang diterima petani sebesar 1,95 (2) (1) (3) (4) (5) persen, lebih tinggi dibanding kenaikan indeks yang 127,94 130,44 1,95 I. Indeks Diterima Petani dibayar petani, yaitu sebesar 0,74 persen. 1. TPR 127,94 130,44 1,95 Kenaikan pada Ib terjadi karena naiknya indeks sub 123,98 124,91 0,74 kelompok Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar II. Indeks Dibayar Petani 1. Konsumsi Rumah Tangga 128,63 129,92 1,01 1,01 persen dan naiknya indeks Biaya Produksi dan 2. BPPBM 115,18 115,40 0,19 Penambahan Barang Modal (BPPBM) sebesar 0,19 persen. 103,19 104,43 1,20 III. Nilai Tukar Petani d. Subsektor Peternakan (NTPT) TP sub sektor Peternakan pada bulan Juli 2016 dilaporkan mengalami kenaikan sebesar 0,79 persen. Kenaikan ini terjadi karena perubahan Ib yang lebih tinggi dibandingkan dengan perubahan It. Indeks harga yang diterima petani naik 0,79 persen sementara indeks harga yang dibayar petani naik sebesar 0,41 persen. Kenaikan yang terjadi pada It disebabkan oleh naiknya indeks harga pada 3(tiga) sub sektor Peternakan yaitu: kelompok Ternak Besar naik sebesar 1,08 persen, kelompok Ternak Kecil naik sebesar 1,39 persen dan kelompok Hasil Ternak naik sebesar 0,03 persen. Sedangkan kelompok lain yang mengalami penurunan, yaitu: kelompok Unggas turun 0,06 persen.
4
Tabel 4 NTP Sub sektor Peternakan Jawa Tengah dan Perubahannya Juni - Juli 2016 (2012 = 100)
No
Rincian
(2) (1) I. Indeks Diterima Petani 1 Ternak Besar 2 Ternak Kecil 3 Unggas 4 Hasil Ternak II. Indeks Dibayar Petani 1. Konsumsi Rumah Tangga 2. BPPBM III. Nilai Tukar Petani
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.53/08/33/Th.X, 01 Agustus 2016
Juni'16
Juli'16
Perub Juli'16 thd Juni'16 (%)
(3) 122,33 124,68 108,03 127,32 126,29 117,96 128,74 110,77 103,70
(4) 123,31 126,03 109,53 127,25 126,32 118,45 129,96 110,76 104,10
(5) 0,79 1,08 1,39 -0,06 0,03 0,41 0,95 0,00 0,38
Sementara itu, kenaikan yang terjadi pada Ib disebabkan karena kenaikan pada IKRT sebesar 0,95 persen yaitu dari 128,74 persen menjadi 129,96 persen dan BPPBM tidak mengalami kenaikan 0,00 persen atau konstan. e. Subsektor Perikanan (NTN)
Tabel 5 NTP Subsektor Perikanan Jawa Tengah dan Perubahannya Juni - Juli 2016 (2012 = 100)
ada bulan Juli 2016, NTN mengalami kenaikan indeks sebesar 0,96 persen. Kenaikan indeks NTN ini disebabkan karena indeks yang diterima petani naik sebesar 1,27 persen jauh lebih tinggi dibandingkan dengan indeks yang dibayar petani naik sebesar 0,30 persen. Kenaikan yang terjadi pada It disebabkan oleh perubahan indeks harga pada kelompok Perikanan Tangkap yang naik 2,45 persen dan kelompok Perikanan Budidaya mengalami kenaikan sebesar 0,99 persen. Kenaikan pada Ib disebabkan karena naiknya IKRT sebesar 0,46 persen dan naiknya BPPBM sebesar 0,06 persen.
No
Rincian
(1)
(2)
I. Indeks Diterima Petani 1 Tangkap 2 Budidaya II. Indeks Dibayar Petani 1. Konsumsi Rumah Tangga 2. BPPBM III. Nilai Tukar Petani
Juni'16
Juli'16
Perub Juli'16 thd Juni'16 (%)
(3)
(4)
(5)
124,72 131,65 123,17 121,95 128,97 112,64 102,27
126,30 134,88 124,39 122,31 129,56 112,71 103,26
1,27 2,45 0,99 0,30 0,46 0,06 0,96
5. NTUP Sub Sektor ilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), dimana komponen Ib hanya terdiri dari Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM). Dengan dikeluarkannya konsumsi dari komponen indeks harga yang dibayar petani (Ib), NTUP dapat lebih mencerminkan kemampuan produksi petani, karena yang dibandingkan hanya produksi dengan biaya produksinya. Tabel 6 Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian per Subsektor, dan Persentase Perubahannya, Juli 2016 (2012=100)
Sub Sektor
Juni'16
Juli'16
Perub Juli'16 thd Juni'16 (%)
(1)
(2)
(3)
(4)
1.Tanaman Pangan 2.Hortikultura 3. Tanaman Perkebunan Rakyat 4.Peternakan 5. Perikanan a. Tangkap b. Budidaya Jawa Tengah
99,83 106,84 111,07 110,44 112,06 120,45 110,21 106,16
99,46 108,81 113,03 111,32 112,54 120,34 110,82 107,03
-0,37 1,85 1,76 0,79 0,43 -0,09 0,56 0,82
Pada Juli 2016 terjadi kenaikan NTUP sebesar 0,82 persen dari posisi 106,16 menjadi 107,03. Hal ini karena kenaikan It sebesar 0,96 persen lebih tinggi dibandingkan kenaikan Indeks BPBBM sebesar 0,14 persen. Kenaikan NTUP disebabkan oleh naiknya NTUP di 4 (empat) sub sektor penyusun NTUP, yaitu sub sektor Hortikultura naik 1,85 persen, subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik sebesar 1,76 persen, sub sektor Peternakan naik sebesar 0,79 persen dan sub sektor Perikanan naik sebesar 0,43 persen. Sedangkan sub sektor lainnya mengalami penurunan, yaitu : subsektor Tanaman Pangan turun sebesar 0,37 persen.
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.53/08/33/Th.X, 01 Agustus 2016 5
6. Indeks Harga Konsumen Perdesaan
Tabel 7
IHK Perdesaan Jawa Tengah dan Perubahannya (%) Juni - Juli 2016 (2012 = 100)
erubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga Rincian Juni'16 (IKRT) mencerminkan angka Inflasi/ Deflasi di wilayah perdesaan. Pada Juli 2016, Indeks Konsumsi Rumah (1) (2) Tangga (IKRT) atau IHK di daerah perdesaan di Provinsi Konsumsi Rumah Tangga 128,61 Jawa Tengah mengalami kenaikan atau terjadi inflasi a. Bahan Makanan 141,70 sebesar 0,97 persen. Inflasi dipicu oleh naiknya semua b. Makanan Jadi 122,37 dari 7(tujuh) kelompok, yaitu: kelompok Bahan Makanan c. Perumahan 122,03 naik sebesar 1,73 persen, kelompok Makanan Jadi d. Sandang 122,26 sebesar 0,60 persen, kelompok Perumahan naik sebesar e. Kesehatan 114,95 0,25 persen, kelompok Sandang naik sebesar 0,51 f. Pendidikan, Rekreasi & Olah raga 111,74 persen, kelompok Kesehatan naik sebesar 0,18 persen, g. Transportasi dan Komunikasi 118,89 kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga naik sebesar 0,56 persen dan kelompok Transportasi dan Komunikasi sebesar 0,13 persen.
Juli'16
Perub Juli'16 thd Juni'16 (%)
(3)
(4)
129,86 144,16 123,10 122,34 122,88 115,15 112,37 119,04
0,97 1,73 0,60 0,25 0,51 0,18 0,56 0,13
7. Perbandingan Antar Provinsi
ari 33 provinsi yang dilaporkan, perubahan NTP Juli 2016 terhadap NTP Juni 2016 ternyata sangat beragam. Kenaikan nilai NTP terjadi di 8 provinsi, dan 25 provinsi lainnya mengalami penurunan. Kenaikan NTP tertinggi Juli 2016 terjadi di Provinsi DI Yogyakarta yaitu sebesar 0,71 persen, sedangkan penurunan NTP terbesar terjadi pada Provinsi Bangka Belitung yaitu sebesar 1,67 persen. Tabel 8 NTP 33 Provinsi dan Persentase Perubahannya (%) Juni – Juli 2016 (2012 = 100) No (1)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
6
Provinsi (2)
YOGYAKARTA NTB SULSEL JATENG JABAR PAPUA BARAT MALUKU BALI SULTRA DKI SULTENG JATIM SULUT KALTENG NTT BANTEN GORONTALO LAMPUNG KALTIM SULBAR KALSEL PAPUA KEPRI SUMBAR NAD RIAU SUMUT MALUKU UTARA SUMSEL KALBAR JAMBI BENGKULU BABEL
Juni'16
Juli'16
Perub Juli'16 thd Juni'16 (%)
(3)
(4)
(5)
103,84 104,14 104,19 99,64 104,08 100,44 103,01 106,58 100,65 101,25 100,62 104,59 97,00 98,12 100,67 101,54 105,57 104,59 98,50 107,51 97,04 97,13 98,60 97,37 95,83 98,11 99,84 104,15 93,84 96,02 99,18 92,86 103,74
104,57 104,71 104,60 99,93 104,32 100,59 103,14 106,67 100,64 101,24 100,59 104,56 96,93 97,92 100,46 101,32 105,32 104,25 98,16 107,14 96,69 96,77 98,19 96,91 95,20 97,41 99,08 103,34 93,06 95,21 98,15 91,64 102,01
0,71 0,55 0,40 0,29 0,24 0,15 0,13 0,09 -0,01 -0,01 -0,02 -0,03 -0,08 -0,20 -0,21 -0,21 -0,24 -0,33 -0,35 -0,35 -0,36 -0,37 -0,42 -0,47 -0,66 -0,71 -0,76 -0,78 -0,83 -0,84 -1,04 -1,31 -1,67
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.53/08/33/Th.X, 01 Agustus 2016
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.53/08/33/Th.X, 01 Agustus 2016
7
99,83
126,08
f. Upah Buruh Tani
IV. Nilai Tukar Usaha Pertanian
118,63
e. Penambahan Barang Modal
95,47
131,89
d. Transportasi
III. Nilai Tukar Petani
120,77
c. Sewa Lahan, Pajak & Lainnya
116,80
g. Transportasi dan Komunikasi
110,65
111,44
f. Pendidikan, Rekreasi & Olah raga
b. Obat-obatan & Pupuk
116,85
e. Kesehatan
127,22
121,47
d. Sandang
a. Bibit
121,39
c. Perumahan
120,67
122,42
b. Makanan Jadi
2. BPPBM
142,11
a. Bahan Makanan
128,27
126,17
II. Indeks Dibayar Petani
1. Konsumsi Rumah Tangga
120,46
(2)
Juni'16
I. Indeks Diterima Petani
(1)
Rincian
99,46
94,58
126,42
118,84
132,30
121,05
110,64
127,43
120,88
116,95
112,14
117,09
122,10
121,72
123,14
144,53
129,50
127,11
120,22
(3)
Juli'16
-0,37
-0,93
0,27
0,18
0,31
0,23
-0,02
0,16
0,18
0,13
0,63
0,21
0,51
0,27
0,59
1,71
0,96
0,75
-0,19
(4)
106,84
98,46
116,00
116,41
110,37
120,00
113,22
112,33
114,89
119,92
112,02
113,89
122,44
121,70
122,62
141,12
128,80
124,67
122,75
(5)
Perub Juli'16 thd Juni'16 Juni'16 (%)
Tanaman Pangan
108,81
99,71
116,57
116,55
110,52
120,13
113,27
112,56
115,12
120,08
112,69
114,05
123,07
122,01
123,35
143,55
130,07
125,63
125,26
(6)
Juli'16
Hortikultura
1,85
1,27
0,49
0,12
0,13
0,11
0,04
0,20
0,19
0,13
0,60
0,14
0,52
0,26
0,60
1,73
0,98
0,77
2,04
(7)
111,07
103,19
121,44
117,40
121,07
110,99
107,93
105,13
115,18
118,70
110,99
113,83
123,18
121,60
122,33
141,10
128,63
123,98
127,94
(8)
Perub Juli'16 thd Juni'16 Juni'16 (%)
113,03
104,43
122,14
117,62
121,72
110,99
107,60
104,90
115,40
118,88
111,38
114,03
123,83
121,86
123,10
143,59
129,92
124,91
130,44
(9)
Juli'16
1,76
1,20
0,57
0,18
0,54
0,00
-0,31
-0,21
0,19
0,15
0,35
0,17
0,52
0,22
0,63
1,76
1,01
0,74
1,95
(10)
110,44
103,70
120,44
111,64
115,81
108,73
107,02
111,72
110,77
119,33
112,01
114,04
122,60
123,54
122,14
141,73
128,74
117,96
122,33
(11)
Perub Juli'16 thd Juni'16 Juni'16 (%)
Tanaman Perkebunan Rakyat
111,32
104,10
120,44
111,86
115,84
108,75
106,74
112,10
110,76
119,48
112,63
114,23
123,18
123,85
122,88
144,13
129,96
118,45
123,31
(12)
Juli'16
Peternakan
0,79
0,38
0,00
0,20
0,02
0,02
-0,26
0,34
0,00
0,12
0,56
0,16
0,48
0,25
0,60
1,70
0,95
0,41
0,79
(13)
112,06
103,26
113,63
114,26
116,68
112,49
113,49
111,07
112,71
132,38
114,96
116,78
121,38
120,59
121,91
145,50
129,56
122,31
126,30
(14)
Perub Juli'16 thd Juni'16 Juni'16 (%)
112,54
103,11
114,07
114,27
117,10
112,90
113,71
111,07
112,88
132,54
115,81
116,99
121,97
120,82
122,57
148,79
130,99
123,20
127,03
(15)
Juli'16
Perikanan
0,43
-0,14
0,39
0,01
0,36
0,37
0,20
0,00
0,15
0,13
0,74
0,18
0,49
0,19
0,54
2,26
1,10
0,73
0,58
(16)
106,16
99,64
121,21
116,00
120,60
115,72
109,96
115,81
115,69
118,89
111,74
114,95
122,26
122,03
122,37
141,70
128,61
123,26
122,82
(17)
Perub Juli'16 Juni'16 thd Juni'16 (%)
107,03
99,93
121,57
116,19
120,89
115,86
109,84
116,00
115,85
119,04
112,37
115,15
122,88
122,34
123,10
144,16
129,86
124,09
124,00
(18)
Juli'16
0,82
0,29
0,30
0,17
0,24
0,12
-0,10
0,16
0,14
0,13
0,56
0,18
0,51
0,25
0,60
1,73
0,97
0,67
0,96
(19)
Perub Juli'16 thd Juni'16 (%)
Jawa Tengah
B. PERKEMBANGAN HARGA PRODUSEN GABAH JULI 2016 RATA-RATA HARGA GABAH DI TINGKAT PETANI GKG NAIK 1,77% DAN GKP NAIK 0,03% Survei Harga Produsen Gabah di Jawa Tengah pada Juli 2016 mencatat 84 observasi transaksi penjualan gabah di 14 kabupaten terpilih. Komposisi observasi gabah bulan ini masih didominasi oleh transaksi penjualan Gabah Kering Panen (GKP) yaitu sebanyak 45 observasi (53,57%) diikuti kelompok gabah kualitas rendah sebanyak 27 observasi (32,14%) dan kelompok Gabah Kering Giling sebanyak 12 observasi (14,29%).
Di tingkat petani, harga Gabah tertinggi Juli 2016 tercatat Rp. 5.300,00 per kg berasal dari transaksi kelompok gabah kualitas GKG dengan varietas IR 64 yang berasal dari Kecamatan Taman dan Petarukan Kabupaten Pemalang. Sedangkan harga terendah di tingkat petani ditemukan seharga Rp. 3.2000,00 per kg berasal dari kelompok gabah kualitas rendah varietas Ciherang di Kecamatan Kedungtuban Kabupaten Blora.
Di tingkat penggilingan, harga gabah tertinggi Juli 2016 tercatat Rp. 5.390,00 per kg berasal dari kelompok gabah kualitas GKG dengan varietas IR 64 yang berasal dari Kecamatan Taman dan Petarukan Kabupaten Pemalang. Harga terendah di tingkat penggilingan ditemukan juga pada kelompok gabah kualitas rendah varietas Ciherang di Kecamatan Kedungtuban Kabupaten Blorai seharga Rp. 3.300,00,per Kg. Rata-rata harga gabah kelompok GKG di tingkat petani mengalami kenaikan sebesar 1,77 persen dari 4.922,73/Kg pada Juni 2016 menjadi Rp. 5.010,00/Kg pada Juli 2016. Demikian pula jika dibandingkan bulan Julni 2015 naik 2,01 persen dari angka Rp. 4.911,25/Kg. Untuk gabah kualitas GKP bulan ini juga mengalami kenaikan sebesar 0,03 persen dari Rp. 4.388,29/Kg pada Juni 2016 menjadi Rp. 5.010,00/Kg pada Juli 2016 dan jika dibandingkan Juli 2015 dimana harga mencapai Rp. 4.972,50/Kg maka Juli tahun ini mengalami kenaikan sebesar 1,34 persen. ulan Juli 2016, Survei Harga Produsen Gabah di Jawa Tengah berhasil mencatat sebanyak 84 observasi transaksi penjualan gabah di 14 kabupaten terpilih. Dari 84 transaksi penjualan gabah yang berhasil dicatat, komposisi jumlah observasi kali ini didominasi oleh transaksi penjualan Gabah Kering Panen (GKP) yaitu sebanyak 45 observasi (53,57%) diikuti kelompok gabah kualitas rendah sebanyak 27 observasi (32,14%)dan kelompok Gabah Kering Giling sebanyak 12 observasi (14,29%). Tabel 9. Jumlah Observasi, Harga Gabah di Tingkat Petani dan Penggilingan,
8
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.53/08/33/Th.X, 01 Agustus 2016
Dan HPP Menurut Kelompok Kualitas Juli 2016 Harga di T ingkat Petani (Rp/Kg)
Harga di T ingkat Penggilingan (Rp/Kg)
Kelompok Kualitas
Jumlah Observasi
T erendah
T ertinggi
HPP*)
T erendah
T ertinggi
HPP*)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
GKG
12
4.600,00
5.300,00
-
4.650,00
5.390,00
4.600,00
14,29
(Pati)
(Pemalang)
(Pati)
(Pemalang)
45
5.000,00
4.030,00
5.050,00
(Boyolali)
(Klaten)
27
4.000,00 (Boyolali, Semarang) 3.200,00
3.300,00
4.000,00
32,14
(Blora)
(Blora)
(Semarang)
GKP
53,57 Kualitas Rendah
3.700,00
(Klaten) 3.900,00 (Sragen, Semarang)
-
3.750,00
-
Keterangan
*) HPP berdasarkan Inpres No.5 Tahun 2015 tanggal 17 Maret 2015, diberlakukan mulai bulan Maret 2015
Dari 84 observasi transaksi harga penjualan gabah yang berhasil dikumpulkan selama Juli 2016, terbanyak berasal dari Kabupaten Klaten dan Blora masing-masing sebanyak 10 observasi (11,90%), diikuti Kabupaten Sragen dan Pati masing-masing 9 observasi (10,71%), Kabupaten Kebumen dan Pemalang masingmasing sebanyak 8 observasi (9,52%), Kabupaten Boyolalisebanyak 6 observasi (7,14% ). Selebihnya 28,57 persen tersebar di 7 kabupaten lainnya. Dari sejumlah 57 pemantauan harga gabah kualitas GKG dan GKP yang berhasil diobservasi selama Juli 2016 tidak ditemukan kasus harga di bawah HPP. Tabel 10. Jumlah dan Persentase Observasi Harga Gabah di Bawah HPP Menurut Kelompok Kualitas, Juli 2016 Kelompok Jumlah Petani Penggilingan Kualitas Observasi
1.
(1)
(2)
observasi (3)
GKG GKP GKG dan GKP
12 45 57
-
% (4)
observasi (5)
% (6)
-
-
-
Rata-rata Komponen Mutu Menurut Kelompok
ata-rata Kadar Air (KA) gabah di Jawa Tengah, pada Juli 2016 menunjukkan kadar mutu yang lebih baik dibandingkan bulan sebelumnya. Rata-rata KA kelompok gabah kualitas GKG tercatat lebih rendah dibandingkan bulan Juni 2016 yang tercatat sebesar 12,19 persen sedangkan bulan ini tercatat 10,81 persen. Demikian pula rata-rata KA kelompok GKP mengalami penurunan dari 15,97 persen pada Juni menjadi 14,88 persen pada Juli 2016. Rata-Rata Kadar Hampa (KH) bulan Juli 2016 menunjukkan kualitas yang bervariatif. Kelompok gabah kualitas GKG mengalami penurunan dari 2,57 persen pada Juni 2016 menjadi 2,47 persen pada Juli 2016. Sedangkan kelompok gabah kualitas GKP naik dari angka 5,40 persen pada Juni menjadi 5,79 persen pada Juli 2016.
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.53/08/33/Th.X, 01 Agustus 2016 9
Tabel 11 Rata-Rata Komponen Mutu Menurut Kelompok Kualitas Juni – Juli 2016 Kelompok Jumlah Kadar Air (%) Kadar Hampa (%) Kualitas Observasi Juni Juli Juni Juli
10
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
GKG GKP Kualitas Rendah
12 45 27
12,19 15,97 27,02
10,81 14,88 26,34
2,57 5,40 8,16
2,47 5,79 8,20
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.53/08/33/Th.X, 01 Agustus 2016
2.
Rata-rata Harga Gabah Menurut Kelompok Kualitas
ata-rata harga gabah GKG di tingkat petani pada Juli 2016 megalami kenaikan sebesar 1,77 persen dari Rp. 4.922,73/Kg pada Juni 2016 menjadi Rp. 5.010,00/Kg. Demikian pula jika dibandingkan bulan Juli 2015 mengalami kenaikan 2,01 persen yaitu dari angka Rp. 4.911,25/Kg. Untuk gabah kualitas GKP bulan ini juga mengalami kenaikan sebesar 0,03 persen dari Rp. 4.388,29/Kg pada Juni 2016 menjadi Rp. 4.389,44/Kg pada Juli 2016 dan jika dibandingkan dengan Juli 2015 dimana harga mencapai Rp. 4.331,21/Kg maka pada Juli 2016 mengalami kenaikan 1,34 persen. Di tingkat penggilingan, rata-rata harga gabah kelompok GKG pada Juli 2016 juga mengalami kenaikan yaitu sebesar 1,73 persen dari bulan Juni 2016 yang tercatat Rp. 4.988,64/Kg /Kg menjadi Rp. 5.075,00/Kg, Sementara kelompok kualitas GKP mengalami kenaikan 0,04 persen dari Rp. 4.448,55/Kg pada Juni2016 menjadi Rp. 4.450,22/Kg pada Juli 2016. Adapun jika dibandingkan dengan Juli 2015 maka gabah kelompok GKG mengalami kenaikan 2,06 persen yaitu dari harga Rp. 4.972,50/Kg dan kelompok GKP naik 1,51 persen dari harga Rp. 4.383,86/Kg. Tabel 12 Rata-Rata Harga Gabah di Tingkat Petani dan Tingkat Penggilingan Menurut Kelompok Kualitas, Juni – Juli 2016 Tingkat Petani (Rp/Kg) Kelompok Kualitas
Juli'15
(1)
(2)
GKG 4.911,25 GKP 4.331,21 Kualitas Rendah 3.805,56
Juni'16
Juli'16
(3)
(4)
4.922,73 4.388,29 3.728,57
5.010,00 4.389,44 3.662,96
Tingkat Penggilingan (Rp/Kg)
Perubahan Juni'16Juli'15Juli'16 Juli'16 (5) (6) 1,77 0,03 -1,76
2,01 1,34 -3,75
Juli'15
Juni'16
Juli'16
(7)
(8)
(9)
4.972,50 4.383,86 3.873,33
4.988,64 4.448,55 3.816,67
5.075,00 4.450,22 3.728,70
Perubahan Juni'16Juli'15Juli'16 Juli'16 (10) (11) 1,73 0,04 -2,30
2,06 1,51 -3,73
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.53/08/33/Th.X, 01 Agustus 2016 11