No.54/09/33/Th.VII, 02 September 2013
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN AGUSTUS 2013 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI (NTP) AGUSTUS 2013 SEBESAR 106,15 ATAU NAIK 0,51 PERSEN ; Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa Tengah Bulan Agustus 2013 mengalami kenaikan 0,51 persen, yaitu dari posisi 105,62 menjadi 106,15. Hal ini disebabkan karena perubahan indeks harga yang diterima petani (It) lebih besar dari pada perubahan indeks harga yang dibayar petani (Ib). It mengalami kenaikan 1,06 persen, dari posisi 157,98 pada bulan Juli 2013 menjadi 159,66 pada bulan Agustus 2013. Sementara Ib mengalami kenaikan 0,55 persen, dari posisi 149,58 menjadi 150,40. ; Dari 5 (lima) sub sektor pertanian komponen penyusun NTP, 4 (empat) sub sektor mengalami kenaikan indeks NTP yaitu NTP sub sektor Tanaman Pangan naik 0,67 persen, NTP sub sektor Hortikultura naik 0,52 persen, sub sektor Peternakan 0,24 persen dan NTP sub sektor Perikanan naik 0,36 persen. Sedangkan sub sektor yang mengalami penurunan indeks yaitu NTP sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat turun 0,23 persen ; Secara umum, Indeks harga yang diterima petani mengalami kenaikan indeks sebesar 1,06 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Kenaikan It dipengaruhi oleh kenaikan It pada 5(lima) sub sektor, yaitu : sub sektor Tanaman Pangan naik 1,23 persen, subsektor Hortikultura naik 1,13 persen, subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik 0,35 persen dan sub sektor Peternakan naik 0,68 persen, dan subsektor Perikanan naik 0,85 persen. ; Indeks harga yang dibayar petani pada bulan Agustus 2013 mengalami kenaikan 0,55 persen bila dibandingkan dengan bulan Juli 2013. Kenaikan itu dipengaruhi oleh kenaikan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 0,62 persen dan kenaikan Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) sebesar 0,32 persen. ; Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) atau IHK perdesaan di Provinsi Jawa Tengah mengalami kenaikan atau terjadi inflasi pedesaan sebesar 0,62 persen. Inflasi terjadi disebabkan naiknya indeks Bahan Makanan sebesar 0,55 persen, indeks harga kelompok Makanan Jadi sebesar 0,88 persen, kelompok Perumahan 0,56 persen, kelompok Sandang naik 0,57 persen, kelompok Kesehatan 0,19 persen, kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga 0,74 persen dan kelompok Transportasi dan Komunikasi 0,86 persen. Dari 32 provinsi (kecuali DKI Jakarta) yang dilaporkan, perubahan NTP Agustus 2013 terhadap NTP Juli 2013 ternyata sangat beragam. Kenaikan indeks NTP terjadi di 4 provinsi, sedangkan 28 provinsi lainnya mengalami penurunan. Kenaikan NTP tertinggi terjadi di Provinsi Kepulauan Riau yaitu sebesar 1,08 persen, sedangkan penurunan NTP terbesar terjadi di Provinsi Bengkulu yaitu sebesar 1,58 persen.
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.54/09/33/Th.VII, 02 September 2013 1
1. Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa Tengah ilai Tukar Petani (NTP) merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di pedesaan. Penghitungan indikator ini diperoleh dari perbandingan antara Indeks Harga Yang Diterima Petani (It) dengan Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) yang dinyatakan dalam persentase. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) antara produk pertanian yang dijual petani dengan barang dan jasa yang dibutuhkan petani dalam berproduksi dan konsumsi rumah tangga. Dengan membandingkan kedua perkembangan angka tersebut, maka dapat diketahui apakah peningkatan pengeluaran untuk kebutuhan petani dapat dikompensasi dengan penambahan pendapatan petani dari hasil pertaniannya. Atau sebaliknya, apakah kenaikan harga jual produksi pertanian dapat menambah pendapatan petani yang pada gilirannya meningkatkan kesejahteraan para petani. Semakin tinggi nilai NTP, relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan atau daya beli Gambar 1 petani. NTP Jawa Tengah Juli 2013 – Agustus 2013 (2007 = 100) Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga di perdesaan di wilayah Jawa Tengah pada Bulan 106,15 Agustus 2013, NTP Jawa Tengah mengalami 106,20 kenaikan indeks 0,51 persen dibanding NTP Juli 106,10 106,00 2013 yaitu dari 105,62 menjadi 106,15. Kenaikan 105,90 indeks NTP tersebut disebabkan karena perubahan 105,80 105,62 105,70 indeks harga produk pertanian yang diterima petani 105,60 105,50 lebih tinggi dibanding kenaikan indeks harga barang 105,40 dan jasa yang dibayar petani. 105,30 Juli'13
Gambar 2 Perubahan NTP Jawa Tengah per Subsektor Juli – Agustus 2013 (2007 = 100) (%) 0,80 0,70
0,67
0,60
0,52
0,50 0,36
0,40 0,24
0,30 0,20
Agust'13
Kenaikan NTP pada Bulan Agustus 2013 juga disebabkan oleh kenaikan sub sektor Tanaman Pangan sebesar 0,67 persen, sub sektor Hortikultura naik 0,52 persen, Peternakan naik 0,24 persen dan sub sektor Perikanan naik 0,36 persen. Sedangkan NTP Tanaman Perkebunan Rakyat turun 0,23 persen.
0,10 0,00 ‐0,10 ‐0,20 ‐0,30 TP
Horti
‐0,23 TPR
Ternak
Ikan
2. Indeks Harga Yang Diterima Petani (It)
ndeks Harga yang Diterima Petani (It) menunjukkan fluktuasi harga yang beragam dari komoditas pertanian yang dihasilkan petani. Pada Agustus 2013, secara umum It mengalami kenaikan indeks yang cukup signifikan sebesar 1,06 persen dibandingkan dengan It Juli 2012, yaitu dari 157,98 menjadi 159,66. Kenaikan It terjadi pada subsektor Tanaman Pangan yang naik sebesar 1,23 persen, sub sektor Hortikultura naik 1,13 persen, subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik 0,35 persen, subsektor Peternakan naik 0,68 persen dan sub sektor Perikanan naik sebesar 0,85 persen.
2
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.54/09/33/Th.VII, 2 September 2013
Gambar 3 Indeks Yang Diterima Petani Jawa Tengah per Subsektor dan Perubahannya Juli – Agustus 2013 (2007 = 100) 175,00
Juli'13
Agust'13
170,00 165,00 160,00
161,31
159,96 159,54
158,46
171,82 172,42
140,00
152,30
150,60
145,00
160,24
150,00
158,28
155,00
135,00 TP
Horti
TPR
Ternak
Ikan
3. Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib)
elalui Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat perdesaan khususnya petani yang merupakan bagian terbesar dari masyarakat perdesaan, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Pada Agustus 2013, Ib tercatat naik sebesar 0,55 persen bila dibandingkan Juli 2013, yaitu dari 149,58 menjadi 150,40. Kenaikan Ib juga terjadi pada seluruh subsektor penyusun NTP. Ib sub sektor Tanaman Pangan naik 0,56 persen; Ib sub sektor Hortikultura naik 0,61 persen; Ib sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik 0,57 persen, sub sektor Perikanan naik 0,48 persen dan sub sektor Peternakan naik 0,44 persen.
4. NTP Subsektor a. Subsektor Tanaman Pangan (NTPP)
Gambar 4 Perubahan Indeks Yang Dibayar Petani Jawa Tengah per Subsektor Juli - Agustus 2013 (2007 = 100) (%)
0,70 0,60
0,61
0,57
0,56
0,48
0,44
0,50 0,40 0,30 0,20 0,10 0,00 TP
Horti
TPR
Ikan
Ternak
Tabel 1 NTP Subsektor Tanaman pangan Jawa Tenagh dan Perubahannya Juli – Agustus 2013 (2007=100) No
Rincian
ada Bulan Agustus 2013 NTPP mengalami (2) kenaikan indeks sebesar 0,67 persen. Kenaikan NTPP (1) I. Indeks Diterima Petani disebabkan karena indeks yang diterima petani mengalami 1. Padi kenaikan sebesar 1,23 persen, sedangkan indeks yang 2. Palawija dibayar petani mengalami kenaikan , yaitu sebesar 0,56 II. Indeks Dibayar Petani persen. 1. Konsumsi Rumah Tangga Kenaikan Ib disebabkan oleh naiknya Indeks Konsumsi 2. BPPBM Rumah Tangga (IKRT) sebesar 0,63 persen dan naiknya Indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal III. Nilai Tukar Petani (BPPBM) sebesar 0,30 persen.
Juli'13 Agust'13
Perub Agust '13 thd Juli '13 (%)
(3)
(4)
(5)
158,28 146,96 184,61 151,01 154,18 139,60 104,82
160,24 148,54 187,45 151,86 155,15 140,03 105,52
1,23 1,07 1,54 0,56 0,63 0,30 0,67
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.54/09/33/Th.VII, 02 September 2013 3
b. Subsektor Hortikultura (NTPH)
ilai Tukar Petani subsektor hortikultura (NTPH) pada Agustus 2013 dilaporkan terjadi
Tabel 2 NTP Subsektor Hortikultura Jawa Tengah dan Perubahannya Juli 2013 – Agustus 2013 (2007=100)
kenaikan indeks sebesar 0,52 persen. Hal ini terjadi karena indeks yang diterima petani No Rincian mengalami kenaikan sebesar 1,13 persen, lebih tinggi dibanding kenaikan indeks yang dibayar (1) (2) petani, dimana Ib mengalami kenaikan sebesar I. Indeks Diterima Petani 0,61 persen. 1. Sayur-sayuran Kenaikan yang terjadi pada It disebabkan oleh 2. Buah-buahan kenaikan indeks harga pada kelompok Sayursayuran maupun Buah-buahan yaitu masing- II. Indeks Dibayar Petani masing sebesar 1,25 persen dan 1,02 persen. 1. Konsumsi Rumah Tangga Kenaikan Ib disebabkan oleh kenaikan Indeks 2. BPPBM Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 0,63 persen dan kenaikan indeks Biaya Produksi dan III. Nilai Tukar Petani Penambahan Barang Modal (BPPBM) sebesar 0,52 persen.
Juli'13 Agust'13
Perub Agust '13 thd Juli '13 (%)
(3)
(4)
(5)
150,60 148,03 152,74 148,98 153,97 133,82 101,09
152,30 149,88 154,30 149,88 154,94 134,51 101,61
1,13 1,25 1,02 0,61 0,63 0,52 0,52
c. Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) Tabel 3 NTP Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat dan Perubahannya Juli 2013 – Agustus 2013 (2007=100)
ada Agustus 2013 NTPR mengalami penurunan indeks sebesar 0,23 persen, hal ini disebabkan oleh kenaikan indeks yang diterima No Rincian petani sebesar 0,35 persen, lebih rendah (2) dibanding kenaikan indeks yang dibayar petani, (1) I. Indeks Diterima Petani yaitu sebesar 0,57 persen. Kenaikan pada Ib terjadi karena naiknya indeks 1. TPR sub kelompok Konsumsi Rumah Tangga II. Indeks Dibayar Petani (IKRT) sebesar 0,66 persen dan kenaikan 1. Konsumsi Rumah Tangga indeks Biaya Produksi dan Penambahan 2. BPPBM Barang Modal (BPPBM) sebesar 0,25 persen. III. Nilai Tukar Petani
4
Juli'13
Agust'13
Perub Agust '13 thd Juli '13 (%)
(3)
(4)
(5)
171,82 171,82 146,88 152,99 127,36 116,98
172,42 172,42 147,72 154,00 127,68 116,72
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.54/09/33/Th.VII, 2 September 2013
0,35 0,35 0,57 0,66 0,25 -0,23
d. Subsektor Peternakan (NTPT)
TP sub sektor peternakan pada Bulan Agustus 2013 dilaporkan mengalami kenaikan sebesar 0,24 persen. Kenaikan ini terjadi karena perubahan Ib yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan perubahan It. Indeks harga yang diterima petani naik 0,68 persen sementara indeks harga yang dibayar petani naik sebesar 0,44 persen. Kenaikan yang terjadi pada It disebabkan oleh naiknya indeks harga pada kelompok ternak besar yaitu sebesar 1,01 persen, unggas 1,05 persen dan hasil ternak 0,17 persen. Sedangkan indeks harga kelompok ternak kecil turun sebesar 0,09 persen. Sementara itu, kenaikan yang terjadi pada Ib disebabkan karena kenaikan pada IKRT sebesar 0,54 persen yaitu dari 152,79 menjadi 153,62 dan indeks BPPBM naik 0,20 persen yaitu dari 132,78 menjadi 133,04.
Tabel 4 NTP Subsektor Peternakan Jawa Tengah dan Perubahannya Juli 2013 – Agustus 2013 (2007=100)
No
Rincian
(1)
(2)
Juli'13 Agust'13
Perub Agust '13 thd Juli '13 (%)
(3)
(4)
(5)
I. Indeks Diterima Petani
158,46
159,54
1 Ternak Besar
153,49
155,03
2 Ternak Kecil
178,66
178,50
3 Unggas
145,02
146,54
4 Hasil Ternak
173,79
174,08
II. Indeks Dibayar Petani
146,47
147,12
1. Konsumsi Rumah Tangga
152,79
153,62
2. BPPBM
132,78
133,04
III. Nilai Tukar Petani
108,18
108,44
0,68 1,01 -0,09 1,05 0,17 0,44 0,54 0,20 0,24
e. Subsektor Perikanan (NTN) Tabel 5 NTP Subsektor Perikanan Jawa Tengah dan Perubahannya Juli 2013 – Agustus 2013
ada bulan Agustus 2013, NTN mengalami kenaikan indeks sebesar 0,36 persen . Kenaikan indeks NTN ini disebabkan karena indeks yang diterima petani sebesar 0,85 persen lebih besar daripada indeks yang dibayar petani sama sebesar 0,48 persen. Kenaikan yang terjadi pada It disebabkan oleh perubahan indeks harga pada kelompok Penangkapan ikan yang naik 0,76 persen,dan kelompok budidaya ikan mengalami kenaikan sebesar 1,66 persen. Kenaikan yang terjadi pada Ib disebabkan karena naiknya IKRT sebesar 0,64 persen dan naiknya BPPBM sebesar 0,20 persen.
No
Rincian
(1)
(2)
I. Indeks Diterima Petani 1 Penangkapan 2 Budidaya II. Indeks Dibayar Petani 1. Konsumsi Rumah Tangga 2. BPPBM III. Nilai Tukar Petani
Juli'13 Agust'13
Perub Agust '13 thd Juli '13 (%)
(3)
(4)
(5)
159,96 163,53 131,41 146,79 153,11 136,39 108,97
161,31 164,78 133,59 147,50 154,08 136,66 109,36
0,85 0,76 1,66 0,48 0,64 0,20 0,36
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.54/09/33/Th.VII, 02 September 2013 5
5. Indeks Harga Konsumen Perdesaan
erubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka Inflasi/ Deflasi di wilayah perdesaan. Pada Agustus 2013, Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) atau IHK di daerah perdesaan di Provinsi Jawa Tengah mengalami kenaikan atau terjadi inflasi sebesar 0,62 persen. Inflasi dipicu oleh naiknya Indeks harga kelompok pengeluaran Bahan Makanan naik 0,55 persen, Makanan Jadi naik 0,88 persen, kelompok Perumahan naik 0,56 persen, kelompok Sandang naik 0,57 persen, kelompok Kesehatan 0,19 persen, kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olah Raga naik 0,74 persen dan kelompok Transportasi dan Komunikasi naik 0,86 persen.
Tabel 6 IHK Perdesaan Jawa Tengah dan Perubahannya (%) Juli 2013 - Agustus 2013
Rincian
Juli'13
Agust'13
Perub Agust '13 thd Juli '13 (%)
(1)
(2)
(3)
(4)
153,83 163,65 150,43 155,26 139,07 133,85 132,88 132,07
154,79 164,55 151,76 156,12 139,87 134,11 133,86 133,21
0,62 0,55 0,88 0,56 0,57 0,19 0,74 0,86
Konsumsi Rumah Tangga a. Bahan Makanan b. Makanan Jadi c. Perumahan d. Sandang e. Kesehatan f. Pendidikan, Rekreasi & Olah ra g. Transportasi dan Komunikasi
6. Perbandingan Antar Provinsi
ari 32 provinsi (kecuali DKI Jakarta) yang dilaporkan, perubahan NTP Agustus 2013 terhadap NTP Juli 2013 ternyata sangat beragam. Kenaikan nilai NTP terjadi di 4 provinsi, dan 28 provinsi lainnya mengalami penurunan. Kenaikan NTP tertinggi pada Agustus 2013 terjadi di provinsi Kepulauan Riau (Kepri) yaitu sebesar 1,08 persen, sedangkan penurunan NTP terbesar terjadi pada NTP provinsi Bengkulu yaitu sebesar 1,58 persen. Tabel 7 NTP 32 Provinsi dan Persentase Perubahannya (%) Juli 2013 – Agustus 2013 (2007=100) No (1)
1 2 3 4 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
6
Provinsi (2)
KEPRI NTB JATENG BALI BANTEN JATIM NTT SUMBAR KALBAR NAD LAMPUNG SUMSEL SULTENG JAMBI JABAR YOGYAKARTA SULSEL KALTENG RIAU PAPUA MALUKU SUMUT SULBAR PAPUA BARAT BABEL KALTIM MALUKU UTARA KALSEL SULTRA GORONTALO SULUT BENGKULU
Juli'13
Agust'13
Perub Agust'13 (%)
(3)
(4)
(5)
104,69 93,11 105,62 106,64 109,33 103,01 97,87 103,58 97,45 103,48 124,88 109,32 96,90 87,42 109,25 117,21 106,58 97,28 100,43 100,56 105,78 98,26 103,75 99,16 100,02 95,04 99,98 105,32 106,05 100,52 101,53 99,80
105,82 93,66 106,15 106,66 109,29 102,95 97,80 103,37 97,14 103,10 124,39 108,80 96,43 86,95 108,63 116,51 105,95 96,69 99,77 99,89 105,06 97,57 102,97 98,31 99,05 93,94 98,80 104,07 104,69 99,13 99,93 98,23
1,08 0,59 0,51 0,02 ‐0,04 ‐0,06 ‐0,07 ‐0,20 ‐0,31 ‐0,36 ‐0,39 ‐0,47 ‐0,49 ‐0,54 ‐0,56 ‐0,60 ‐0,60 ‐0,61 ‐0,65 ‐0,67 ‐0,68 ‐0,70 ‐0,75 ‐0,85 ‐0,98 ‐1,16 ‐1,18 ‐1,18 ‐1,28 ‐1,39 ‐1,58 ‐1,58
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.54/09/33/Th.VII, 2 September 2013
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.54/09/33/Th.VII, 02 September 2013
7
134,30
134,43
133,68
155,73
138,59
134,05
c. Perumahan
d. Sandang
e. Kesehatan
f. Pendidikan, Rekreasi & Ol 133,44
g. Transportasi dan Komuni 132,53
149,34
146,95
137,73
149,25
d. Transportasi
e. Penambahan Barang M o 146,47
f. Upah Buruh Tani
III. Nilai Tukar Petani
154,94
c. Sewa Lahan, Pajak & Lain 154,94
104,82
137,24
133,08
132,74
b. Obat-obatan & Pupuk
105,52
152,73
152,06
a. Bibit
140,03
139,60
2. BPPBM
139,39
156,58
151,41
150,11
b. Makanan Jadi
165,24
164,31
155,15
1. Konsumsi Rumah Tangga 154,18
a. Bahan Makanan
151,86
151,01
II. Indeks Dibayar Petani
160,24
(3)
Agust'13
158,28
(2)
Juli'13
I. Indeks Diterima Petani
(1)
Rincian
0,67
0,35
0,32
0,06
0,00
0,26
0,44
0,30
0,87
0,74
0,19
0,58
0,55
0,87
0,57
0,63
0,56
1,23
(4)
101,09
136,47
142,17
133,36
160,08
129,50
105,50
133,82
132,39
131,77
132,55
137,77
157,77
150,06
163,73
153,97
148,98
150,60
(5)
Perub Juli'13 Agust'13 (%)
Tanaman Bahan Makanan
101,61
136,96
142,42
135,55
160,12
129,82
105,63
134,51
133,54
132,74
132,82
138,58
158,64
151,36
164,68
154,94
149,88
152,30
(6)
Agust'13
Hortikultura
0,52
0,36
0,17
1,65
0,02
0,24
0,12
0,52
0,87
0,74
0,21
0,58
0,55
0,87
0,58
0,63
0,61
1,13
(7)
Perub Agust'13 (%)
116,98
120,92
136,88
134,30
134,37
123,65
130,20
127,36
135,19
131,01
134,70
139,74
149,50
152,07
162,05
152,99
146,88
171,82
(8)
Juli'13
116,72
120,92
138,17
134,45
134,88
123,81
130,20
127,68
136,36
132,10
134,95
140,51
150,45
153,53
162,99
154,00
147,72
172,42
(9)
‐0,23
0,00
0,94
0,11
0,38
0,13
0,00
0,25
0,86
0,83
0,18
0,55
0,63
0,96
0,58
0,66
0,57
0,35
(10)
Perub Agust'13 Agust'13 (%)
Tanaman Perkebunan Rakyat
108,18
120,53
124,86
125,11
114,89
152,78
126,73
132,78
127,46
132,17
134,49
141,74
153,09
151,39
161,58
152,79
146,47
158,46
(11)
Juli'13
108,44
120,96
124,86
125,82
115,02
153,51
126,41
133,04
128,66
132,99
134,76
142,50
153,93
152,86
162,17
153,62
147,12
159,54
(12)
Agust'13
Peternakan
0,24
0,35
0,00
0,56
0,12
0,48
‐0,25
0,20
0,94
0,62
0,20
0,54
0,54
0,97
0,37
0,54
0,44
0,68
(13)
Perub Agust'13 (%)
108,97
111,03
116,59
117,13
160,08
135,14
90,60
136,39
131,89
134,25
133,66
141,49
154,16
150,88
162,85
153,11
146,79
159,96
(14)
Juli'13
109,36
111,09
116,70
117,29
160,43
136,09
90,60
136,66
132,84
135,35
133,89
142,29
155,04
152,09
163,84
154,08
147,50
161,31
(15)
Agust'13
Perikanan
0,36
0,06
0,10
0,13
0,22
0,70
0,00
0,20
0,72
0,82
0,17
0,57
0,57
0,80
0,61
0,64
0,48
0,85
(16)
Perub Agust'13 (%)
133,21
132,07
105,62
132,42
140,70
106,15
132,84
141,11
141,17
150,21
150,13 140,63
134,41
135,95 134,00
135,57
137,18
133,86
132,88 136,75
134,11
139,87
156,12
151,76
164,55
154,79
150,40
159,66
(18)
133,85
139,07
155,26
150,43
163,65
153,83
149,58
157,98
(17)
Juli'13
0,51
0,32
0,29
0,39
0,05
0,31
0,27
0,32
0,86
0,74
0,19
0,57
0,56
0,88
0,55
0,62
0,55
1,06
(19)
Perub Agust'13 Agust'13 (%)
Jawa Tengah
B.PERKEMBANGAN HARGA PRODUSEN GABAH AGUSTUS 2013 RATA-RATA HARGA GABAH DI TINGKAT PETANI GKG TURUN 1,53% DAN GKP NAIK 4,97% ; Survei Harga Produsen Gabah di Jawa Tengah, pada bulan Agustus 2013 mencatat 140 observasi transaksi penjualan gabah di 19 kabupaten terpilih. Berdasarkan komposisinya, jumlah observasi harga gabah tetap didominasi transaksi penjualan Gabah Kering Panen (GKP) sebanyak 118 observasi (84,29%) diikuti kelompok Gabah Kualitas Rendah sebanyak 12 observasi (8,57%) dan Gabah Kering Giling sebanyak 10 observasi (7,14%).
; Di tingkat Petani, harga gabah tertinggi bulan Agustus 2013 tercatat Rp. 4.600,00 per kg berasal dari transaksi kelompok gabah kualitas GKG dengan varietas Ciherang yang berasal dari Kecamatan Sukolilo Kabupaten Pati, serta kualitas GKP dengan varietas Ciherang dan IR 64 di Kec. Sidoharjo Kabupaten Sragen dan Kecamatan Surodadi Kabupaten Tegal. Sedangkan harga terendah di tingkat petani ditemukan seharga Rp. 3.450,00 per kg berasal dari kelompok GKP varietas Mantos dan IR 64 di Kecamatan Dukun Kabupaten Magelang dan Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang.
; Di tingkat penggilingan, harga gabah tertinggi bulan Agustus 2013 tercatat Rp. 4.650,00 per kg yang juga berasal dari kelompok gabah kualitas GKG dengan varietas Ciherang di Kecamatan Sukolilo Kabupaten Pati dan varietas IR 64 di Kecamatan Surodadi Kabupaten Tegal. Sementara untuk harga terendah di tingkat penggilingan ditemukan pada kelompok gabah kualitas GKP dengan varietas Mantos seharga Rp. 3.480,00 per kg yang ditemukan di Kecamatan Dukun Kabupaten Magelang.
; Rata-rata harga gabah GKG di tingkat petani pada Agustus 2013 turun 1,53 persen dari Rp. 4.498,75/Kg pada Juli 2013 menjadi Rp.4.430,00/Kg sementar gabah GKP naik cukup signifikan yaitu 4,97 persen dari Rp. 3.865,00/Kg pada Juli 2013 menjadi Rp.4.056,99/Kg. Adapun kelompok kualitas rendah naik 3,11 persen yaitu dari Rp. 3.636,76 /Kg pada Juli menjadi Rp. 3.750,00 pada Agustus 2013.
urvei Harga Produsen Gabah yang dilaksanakan di Jawa Tengah, pada Agustus tahun 2013, mencatat 140 observasi transaksi penjualan gabah di 19 kabupaten terpilih dengan komposisi jumlah observasi masih didominasi oleh transaksi penjualan Gabah Kering Panen (GKP) yaitu sebanyak 118 observasi (84,29%), diikuti kelompok Gabah Kualitas Rendah sebanyak 12 observasi (8,57%) dan diikuti kelompok Gabah Kering Panen sebanyak 10 observasi (7,14%). Tabel 9. Jumlah Observasi, Harga Gabah di Tingkat Petani dan Penggilingan, Dan HPP Menurut Kelompok Kualitas Agustus 2013 Harga di Tingkat Penggilingan Harga di Tingkat Petani (Rp/Kg) Kelompok Jumlah (Rp/Kg) Kualitas Observasi Terendah Tertinggi HPP*) Terendah Tertinggi HPP*) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) GKG 10 4.350,00 4.600,00 4.400,00 4.650,00 4.150,00 7,14 (Pati) (Pati) (Pati) (Pati) GKP 118 3.450,00 4.600,00 3.300,00 3.480,00 4.650,00 3.350,00
Kualitas Rendah
84,29
(Magelang, Pemalang)
12 8,57
3.500,00 (Tegal)
(Sragen, Tegal)
4.100,00 (Boyolali)
-
(Magelang)
(Tegal)
3.550,00 (Tegal)
4.125,00 (Boyolali)
Keterangan
*) HPP berdasarkan Inpres No.3 Tahun 2012 tanggal 27 Februari 2012, diberlakukan mulai 1 Maret 2012 sampai sekarang
8
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.54/09/33/Th.VII, 2 September 2013
-
Dari 140 observasi transaksi harga penjualan gabah yang dilakukan selama bulan Agustus 2013 terbanyak berasal dari Kabupaten Sukoharjo sebanyak 16 observasi (11,43%) diikuti Kabupaten Grobogan 15 dan Kebumen masing-masung 12 observasi (10,71%). Kabupaten Kendal 10 observasi (8,57%), Kabupaten Banyumas 10 observasi (7,14%) diikuti Kabupaten Cilacap dan Pati masing-masing dengan 9 observasi (6,43%) dan selebihnya 40,71 persen tersebar di 12 kabupaten lainnya. 1.
Harga Tertinggi, Harga Terendah dan Kasus Harga di Bawah Harga Pembelian Pemerintah (HPP)
Harga gabah tertinggi di tingkat petani pada bulan Agustus 2013 tercatat seharga Rp. 4.600,00 per kg berasal dari transaksi kelompok gabah kualitas GKG dengan varietas Ciherang yang berasal dari Kecamatan Sukolilo Kabupaten Pati, serta kualitas GKP dengan varietas Ciherang dan IR 64 di Kec. Sidoharjo Kabupaten Sragen dan Kecamatan Surodadi Kabupaten Tegal. Sedangkan harga terendah di tingkat petani ditemukan seharga Rp. 3.450,00 per kg berasal dari kelompok GKP varietas Mantos dan IR 64 di Kecamatan Dukun Kabupaten Magelang dan Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang. Di tingkat penggilingan, harga gabah tertinggi bulan Agustus 2013 tercatat Rp. 4.650,00 per kg yang juga berasal dari kelompok gabah kualitas GKG dengan varietas Ciherang di Kecamatan Sukolilo Kabupaten Pati dan varietas IR 64 di Kecamatan Surodadi Kabupaten Tegal. Sementara untuk harga terendah di tingkat penggilingan ditemukan pada kelompok gabah kualitas GKP dengan varietas Mantos seharga Rp. 3.480,00 per kg yang ditemukan di Kecamatan Dukun Kabupaten Magelang. Dari sejumlah pemantauan harga gabah kualitas GKG dan GKP yang diobservasi selama bulan Agustus 2013, sebanyak 128 observasi (91,43%), tidak ditemukan kasus harga di bawah HPP. Pencatatan terhadap 12 observasi harga gabah kualitas rendah atau 8,57% dari keseluruhan observasi yang dilakukan selama bulan Agustus 2013, yang berpotensi mengalami kasus harga terbanyak ,asih ditemukan di Kabupaten Karanganyar. Tabel 10. Jumlah dan Persentase Observasi Harga Gabah di Bawah HPP Menurut Kelompok Kualitas, Agustus 2013 Kelompok Kualitas
2.
Jumlah Observasi
Petani
Penggilingan
observasi
%
observasi
%
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
GKG
10
-
-
-
-
GKP
118
-
-
-
-
GKG dan GKP
120
-
-
-
-
Rata-rata Komponen Mutu Menurut Kelompok
ata-rata Kadar Air (KA) gabah di Jawa Tengah, pada Agustus 2013 menunjukkan kadar mutu yang relatif cukup baik. Rata-rata KA kelompok gabah kualitas GKG tercatat lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 13,28 persen sedangkan bulan ini tercatat 13,22 persen. Rata-rata KA kelompok GKP turun dari 18,48 persen menjadi 17,54 persen dan kelompok kualitas rendah tercatat 24,36 persen atau turun dibandingkan bulan Juli yang tercatat 24,41persen.
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.54/09/33/Th.VII, 02 September 2013 9
Rata-Rata Kadar Hampa (KH) bulan Agustus 2013 juga menunjukkan kualitas yang lebih baik pada semua kelompok kualitas gabah. Rata-rata KH kelompok kualitas GKG mengalami penurunan yaitu dari 2,78 persen pada Juli 2013 menjadi 2,42 persen pada Agustus 2013. Sedangkan untuk kelompok kualitas GKP turn dari 6,45 persen pada Juli menjadi 6,42 persen pada Agustus 2013. Adapun kelompok gabah kualitas rendah turun dari 10,66 persen pada bulan Juli menjadi 10,56 persen pada Agustus 2013. Tabel 11 Rata-Rata Komponen Mutu Menurut Kelompok Kualitas Juli – Agustus 2013 Kadar Air (%) Kadar Hampa (%) Kelompok Jumlah Kualitas Observasi Juli Agustus Juli Agustus (1) GKG GKP Kualitas Rendah
3.
(2) 10 118 12
(3) 13,28 18,48 24,41
(4) 13,22 17,54 24,36
(5) 2,78 6,45 10,66
(6) 2,42 6,42 10,56
Rata-rata Harga Gabah Menurut Kelompok Kualitas
ata-rata harga gabah GKG di tingkat petani pada Agustus 2013 megalami penurunan sebesar 6,11 persen dari Rp. 4.498,75//Kg pada Juli 2013 menjadi Rp. Kg. 4.430,00. Sementara Gabah GKP justru mengalami lkenaikan yang cukup signifikan yaitu sebesar 4,97 persen dari Rp. 3.865,00/Kg pada Juni 2013 menjadi Rp. 4.056,99/Kg dan kelompok kualitas rendah naik 3,11 persen yaitu dari Rp. Rp. 3.636,76//Kg menjadi Rp. 3.750,00/Kg Di tingkat penggilingan, rata-rata harga gabah kelompok GKG pada Aguatus 2013 juga mengalami penurunan yaitu sebesar 1,83 persen dari bulan sebelumnya yang tercatat Rp. 4.573,75//Kg menjadi Rp. 4.490,00/Kg, sedangkan kelompok kualitas GKP naik 5,05 persen dari Rp. 3.911,12/Kg pada Juli 2013 menjadi Rp. 3.911,12/Kg. Sementara untuk gabah kualitas rendah mengalami kenaikan 3,11 persen dari Rp 3.687,35/Kg pada Juli 2013 menjadi Rp. 3.802,08/Kg pada Agustus 2013. Tabel 12. Rata-Rata Harga Gabah di Tingkat Petani dan Tingkat Penggilingan Menurut Kelompok Kualitas, Juli – Agustus 2013
Kelompok Kualitas (1) GKG GKP Kualitas Rendah
10
Tingkat Petani (Rp/Kg) Juli (2) 4.498,75 3.865,00 3.636,76
Agustus (3) 4.430,00 4.056,99 3.750,00
Perubahan (4) -1,53 4,97 3,11
Tingkat Penggilingan (Rp/Kg) Juli (5) 4.573,75 3.911,12 3.687,35
Agustus (6) 4.490,00 4.108,64 3.802,08
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.54/09/33/Th.VII, 2 September 2013
Perubahan (7) -1,83 5,05 3,11