No. 47/07/33/Th.IX, 01 Juli 2015
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN JUNI 2015 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI (NTP) JUNI 2015 SEBESAR 98,49 ATAU NAIK 0,57 PERSEN Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa Tengah bulan Juni 2015 mengalami kenaikan 0,57 persen, yaitu dari posisi 97,93 menjadi 98,49. Hal ini disebabkan karena perubahan indeks harga yang diterima petani (It) lebih tinggi dari pada perubahan indeks harga yang dibayar petani (Ib). It mengalami kenaikan 1,38 persen, dari posisi 115,22 pada bulan Mei 2015 menjadi 116,80 pada bulan Juni 2015. Sementara Ib mengalami kenaikan 0,80 persen, dari posisi 117,65 menjadi 118,60. Dari 5 (lima) sub sektor pertanian komponen penyusun NTP, 5 (lima) sub sektor mengalami kenaikan indeks yaitu : sub sektor Tanaman Pangan naik 1,25 persen , sub sektor Hortikultura naik 0,20 persen, sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik 0,25 persen, sub sektor Peternakan naik 0,27 persen dan sub sektor Perikanan naik 0,86 persen. Secara umum, Indeks harga yang diterima petani mengalami kenaikan indeks sebesar 1,38 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Kenaikan It dipengaruhi oleh kenaikan It pada semua sub sektor, yaitu : sub sektor Tanaman Pangan naik sebesar 2,19 persen, sub sektor Hortikultura naik sebesar 1,09 persen, sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik sebesar 1,10 persen, sub sektor Peternakan naik sebesar 0,82 persen dan sub sektor Perikanan naik sebesar 1,51 persen. Indeks harga yang dibayar petani pada bulan Juni 2015 mengalami kenaikan 0,80 persen bila dibandingkan dengan bulan Mei 2015. Kenaikan itu dipengaruhi oleh kenaikan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 1,15 persen dan kenaikan Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) sebesar 0,18 persen. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) di Provinsi Jawa Tengah mengalami kenaikan sebesar 1,20 persen atau dari posisi 101,87 menjadi 103,09 dibanding NTUP bulan sebelumnya. Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) atau IHK perdesaan di Provinsi Jawa Tengah mengalami kenaikan atau terjadi inflasi pedesaan sebesar 1,15 persen. Inflasi terjadi disebabkan naiknya indeks harga kelompok Bahan Makanan sebesar 2,01 persen, kelompok Makanan Jadi 1,03 persen, Kelompok Perumahan 0,15 persen, kelompok Sandang 0,69 persen, kelompok Kesehatan 0,19 persen, kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga naik sebesar 0,93 persen dan kelompok Transportasi dan Komunikasi sebesar 0,07 persen. Dari 33 provinsi (termasuk DKI Jakarta) yang dilaporkan, perubahan NTP Juni 2015 terhadap NTP Mei 2015 ternyata sangat beragam. Kenaikan indeks NTP terjadi di 25 provinsi, sedangkan 8 provinsi lainnya mengalami penurunan. Kenaikan NTP tertinggi terjadi di Provinsi Jambi yaitu sebesar 1,33 persen, sedangkan penurunan NTP terbesar terjadi di Provinsi DKI Jakarta yaitu sebesar 1,41 persen.
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.47/07/33/Th.IX, 01 Juli 2015 1
1. Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa Tengah ilai Tukar Petani (NTP) merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di pedesaan. Penghitungan indikator ini diperoleh dari perbandingan antara Indeks Harga Yang Diterima Petani (It) dengan Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) yang dinyatakan dalam persentase. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) antara produk pertanian yang dijual petani dengan barang dan jasa yang dibutuhkan petani dalam berproduksi dan konsumsi rumah tangga. Dengan membandingkan kedua perkembangan angka tersebut, maka dapat diketahui apakah peningkatan pengeluaran untuk kebutuhan petani dapat dikompensasi dengan penambahan pendapatan petani dari hasil pertaniannya. Atau sebaliknya, apakah kenaikan harga jual produksi pertanian dapat menambah pendapatan petani yang pada gilirannya meningkatkan kesejahteraan para petani. Semakin tinggi nilai NTP, relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan atau daya beli petani. Mulai Desember 2013 dilakukan perubahan tahun dasar dalam penghitungan NTP dari tahun dasar 2007=100 menjadi tahun dasar 2012=100. Perubahan tahun dasar ini dilakukan untuk menyesuaikan perubahan/pergeseran pola produksi pertanian dan pola konsumsi rumah tangga pertanian diperdesaan, serta perluasan cakupan subsektor pertanian dan provinsi dalam Gambar 1 NTP Jawa Tengah penghitungan NTP, agar penghitungan Perbedaan antara NTP Mei – Juni 2015 (2012 = 100) tahun dasar 2007=100 dengan NTP tahun dasar 2012=100 98,49 adalah meningkatnya cakupan jumlah komoditas baik pada paket 98,50 komoditas It maupun Ib. Penghitungan NTP (2012=100) juga 98,40 98,30 mengalami perluasan khususnya pada Subsektor Perikanan. 98,20 98,10 97,93 Selain NTP Perikanan secara umum yang dihitung di 33 provinsi 98,00 97,90 termasuk Provinsi DKI Jakarta, Nilai Tukar Nelayan (NTN) dan 97,80 97,70 Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) juga disajikan secara 97,60 terpisah. Mei 2015 Juni 2015 Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga di perdesaan di wilayah Jawa Tengah pada bulan Juni 2015, NTP Jawa Tengah mengalami kenaikan indeks 0,57 persen dibanding NTP Mei yaitu dari 97,93 menjadi 98,49. Kenaikan indeks NTP tersebut disebabkan karena perubahan indeks harga produk pertanian yang diterima petani lebih tinggi dibanding kenaikan indeks harga barang dan jasa yang dibayar petani. Gambar 2 Perubahan NTP Jawa Tengah per Subsektor Mei – Juni 2015 (2012 = 100) 1,40
1,25
1,20 1,00
0,86
0,80
Kenaikan NTP pada bulan Juni 2015 juga disebabkan oleh kenaikan semua sub sektor NTP yaitu : NTP sub sektor Tanaman Pangan naik 1,25 persen NTP sub sektor Hortikultura naik 0,20 persen, NTP sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik 0,25 persen, sub sektor Peternakan naik 0,27 persen dan NTP sub sektor Perikanan naik 0,86 persen.
0,60 0,40 0,20
0,25
0,27
TPR
Ternak
0,20 0,00 TP
Horti
Ikan
2. Indeks Harga Yang Diterima Petani (It) Indeks Harga yang Diterima Petani (It) menunjukkan fluktuasi harga yang beragam dari komoditas pertanian yang dihasilkan petani.
2
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.47/07/33/Th.IX, 01 Juli 2015
Pada Juni 2015, secara umum It mengalami kenaikan indeks yang cukup signifikan sebesar 1,38 persen dibandingkan dengan It Mei 2015, yaitu: dari 115,22 menjadi 116,80. Kenaikan It terjadi pada semua sub sektor, yaitu : sub sektor Tanaman Pangan naik 2,19 persen, sub sektor Hortikultura naik sebesar 1,09 persen, sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik 1,10 persen, sub sektor Tanaman Peternakan naik 0,82 persen dan sub sektor Perikanan naik 1,51 persen.
112,00 110,00
119,66
117,89
119,13
TPR
Ternak
111,76
114,00
114,88
114,21
116,00
118,16
Juni 2015
116,13
Mei 2015
118,00
117,54
120,00
118,83
Gambar 3 Indeks Yang Diterima Petani Jawa Tengah per Subsektor dan Perubahannya Mei – Juni 2015 (2012 = 100)
108,00 106,00 TP
Horti
Ikan
3. Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) elalui Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat perdesaan khususnya petani yang merupakan bagian terbesar dari masyarakat perdesaan, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Pada Juni 2015, Ib tercatat naik sebesar 0,80 persen bila dibandingkan Mei 2015, yaitu dari 117,65 menjadi 118,60. Kenaikan Ib terjadi pada 5(lima) sub sektor penyusun NTP yaitu: Ib sub sektor Tanaman Pangan naik 0,93 persen; Ib sub sektor Hortikultura naik 0,88 persen; Ib sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik 0,85 persen; Ib sub sektor Peternakan naik 0,56 persen; dan Ib sub sektor Perikanan naik 0,64 persen.
4. NTP Subsektor a. Subsektor Tanaman Pangan (NTPP)
Gambar 4 Perubahan Indeks Yang Dibayar Petani Jawa Tengah per Sub sektor Mei – Juni 2015 (2012 = 100)
1,00
0,93
0,85
0,90
0,88
0,80 0,70 0,64
0,60
0,56
0,50 0,40
0,30 0,20 0,10
0,00 TP
Horti
TPR
Ikan
Ternak
Tabel 1 NTP Subsektor Tanaman Pangan Jawa Tengah dan Perubahannya Mei – Juni 2015 (2012 = 100) Perub Juni'15 thd
Rincian No Mei'15 Juni'15 ada bulan Juni 2015 NTPP mengalami Mei'15 (%) (2) (3) (4) (5) kenaikan indeks sebesar 1,25 persen. Kenaikan NTPP (1) 111,76 114,21 2,19 I. Indeks Diterima Petani disebabkan karena indeks yang diterima petani 1. Padi 104,93 107,72 2,66 mengalami kenaikan sebesar 2,19 persen, sedangkan 2. Palawija 130,06 131,58 1,16 indeks yang dibayar petani mengalami kenaikan , yaitu II. Indeks Dibayar Petani 119,71 120,82 0,93 sebesar 0,93 persen. 1. Konsumsi Rumah Tangga 120,77 122,23 1,21 2. BPPBM 116,93 117,13 0,17 Kenaikan Ib disebabkan oleh naiknya Indeks Konsumsi Nilai Tukar Petani 93,36 94,53 1,25 Rumah Tangga (IKRT) sebesar 1,21 persen dan naiknya III. Indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) sebesar 0,17 persen.
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.47/07/33/Th.IX, 01 Juli 2015 3
b. Subsektor Hortikultura (NTPH) Tabel 2 NTP Subsektor Hortikultura Jawa Tengah dan Perubahannya Mei – Juni 2015 (2012 = 100)
ilai Tukar Petani subsektor Hortikultura (NTPH) pada Juni 2015 dilaporkan terjadi kenaikan indeks Perub Juni'15 thd Rincian No Mei'15 Juni'15 sebesar 0,20 persen. Hal ini terjadi karena indeks yang Mei'15 (%) (2) diterima petani mengalami kenaikan sebesar 1,09 persen, (1) (3) (4) (5) Indeks Diterima Petani 114,88 116,13 I. 1,09 lebih tinggi dibanding kenaikan indeks yang dibayar petani, dimana Ib mengalami kenaikan sebesar 0,88 1. Sayur-sayuran 107,71 108,84 1,05 persen. 2. Buah-buahan 123,31 124,87 1,27 Kenaikan yang terjadi pada It disebabkan oleh perubahan 3. Tanaman Obat 119,18 117,82 -1,14 indeks harga pada kelompok Sayur-sayuran naik sebesar II. Indeks Dibayar Petani 118,68 119,73 0,88 1,05 persen dan kelompok Buah-buahan naik sebesar 1. Konsumsi Rumah Tangga 121,18 122,60 1,18 1,27 persen. Sedangkan kelompok Tanaman Obat turun 2. BPPBM 112,78 112,94 0,14 sebesar 1,14 persen. Nilai Tukar Petani 96,80 96,99 0,20 Kenaikan Ib disebabkan oleh kenaikan Indeks Konsumsi III. Rumah Tangga (IKRT) sebesar 1,18 persen dan kenaikan indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) sebesar 0,14 persen. c. Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) Tabel 3 NTP Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat dan Perubahannya Mei – Juni 2015 (2012 = 100)
ada Juni 2015 NTPR mengalami kenaikan Perub=Juni '15 thd indeks sebesar 0,25 persen, hal ini disebabkan oleh No Desember 100) Rincian 2014 – Januari Mei'15 2015 Juni'(2012 15 Mei'15 (%) kenaikan indeks yang diterima petani sebesar 1,10 (2) (1) (3) (4) (5) persen, lebih tinggi dibanding penurunan indeks yang 117,54 118,83 I. Indeks Diterima Petani 1,10 dibayar petani, yaitu sebesar 0,85 persen. 1. TPR 117,54 118,83 1,10 Kenaikan pada Ib terjadi karena naiknya indeks sub 117,91 118,92 0,85 kelompok Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 1,12 II. Indeks Dibayar Petani persen dan naiknya indeks Biaya Produksi dan 1. Konsumsi Rumah Tangga 120,83 122,18 1,12 Penambahan Barang Modal (BPPBM) sebesar 0,32 2. BPPBM 112,38 112,74 0,32 persen. 99,68 99,93 III. Nilai Tukar Petani 0,25 d. Subsektor Peternakan (NTPT)
Tabel 4 NTP Subsektor Peternakan Jawa Tengah dan Perubahannya Mei – Juni 2015 (2012 = 100)
TP sub sektor Peternakan pada bulan Juni 2015 Rincian Mei'15 dilaporkan mengalami kenaikan sebesar 0,27 persen. No Kenaikan ini terjadi karena perubahan Ib yang lebih (2) (1) (3) rendah dibandingkan dengan perubahan It. Indeks harga 118,16 I. Indeks Diterima Petani yang diterima petani naik 0,24 persen sementara indeks 1 Ternak Besar 121,10 harga yang dibayar petani naik sebesar 0,47 persen. 2 Ternak Kecil 107,03 Kenaikan yang terjadi pada It disebabkan oleh naiknya 3 Unggas 117,85 indeks harga pada semua kelompok sub sektor 4 Hasil Ternak 121,39 Peternakan yaitu: ternak besar naik 0,12 persen, ternak II. Indeks Dibayar Petani 113,94 kecil naik 0,72 persen, unggas naik sebesar 2,11 persen 1. Konsumsi Rumah Tangga 121,28 dan hasil ternak naik 2,20 persen. 2. BPPBM 109,04 Sementara itu, kenaikan yang terjadi pada Ib disebabkan III. Nilai Tukar Petani 103,70 karena kenaikan pada IKRT sebesar 1,09 persen yaitu dari 121,28 persen menjadi 122,60 persen dan indeks BPPBM mengalami kenaikan sebesar yaitu dari 109,04 persen menjadi 109,22 persen.
4
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.47/07/33/Th.IX, 01 Juli 2015
Juni'15
Perub Juni'15 thd Mei'15 (%)
(4) 119,13 121,25 107,80 120,34 124,06 114,58 122,60 109,22 103,98
(5) 0,82 0,12 0,72 2,11 2,20 0,56 1,09 0,16 0,27
0,16 persen
e. Subsektor Perikanan (NTN)
Tabel 5 NTP Subsektor Perikanan Jawa Tengah dan Perubahannya Mei – Juni 2015 (2012 = 100)
ada bulan Juni 2015, NTN mengalami kenaikan indeks sebesar 0,86 persen . Kenaikan indeks NTN ini disebabkan karena indeks yang diterima petani naik sebesar 1,51 persen lebih tinggi dibanding dengan indeks yang dibayar petani naik sebesar 0,64 persen. Kenaikan yang terjadi pada It disebabkan oleh perubahan indeks harga pada kelompok penangkapan ikan yang naik 0,46 persen dan kelompok budidaya ikan mengalami kenaikan sebesar 1,76 persen. Kenaikan yang terjadi pada Ib disebabkan karena naiknya IKRT sebesar 1,13 persen dan turunnya BPPBM sebesar 0,07 persen.
No
Rincian
Mei'15
Juni'15
Perub Juni'15 thd Mei'15 (%)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
117,89 127,64 115,71 117,83 121,60 112,79 100,05
119,66 128,22 117,75 118,58 122,98 112,71 100,91
1,51 0,46 1,76 0,64 1,13 -0,07 0,86
I. Indeks Diterima Petani 1 Tangkap 2 Budidaya II. Indeks Dibayar Petani 1. Konsumsi Rumah Tangga 2. BPPBM III. Nilai Tukar Petani
5. NTUP Sub Sektor ilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), dimana komponen Ib hanya terdiri dari Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM). Dengan dikeluarkannya konsumsi dari komponen indeks harga yang dibayar petani (Ib), NTUP dapat lebih mencerminkan kemampuan produksi petani, karena yang dibandingkan hanya produksi dengan biaya produksinya. Tabel 6 Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian per Subsektor, dan Persentase Perubahannya, Juni 2015 (2012=100)
Sub Sektor
Mei'15
Juni'15
Perub Juni'15 thd Mei'15 (%)
(1)
(2)
(3)
(4)
95,58 101,86 104,59 108,36 104,52 106,19 104,12 101,87
97,50 102,83 105,40 109,08 106,17 106,42 106,11 103,09
1.Tanaman Pangan 2.Hortikultura 3. Tanaman Perkebunan Rakyat 4.Peternakan 5. Perikanan a. Tangkap b. Budidaya Jawa Tengah
2,01 0,95 0,78 0,66 1,57 0,22 1,90 1,20
Pada Juni 2015 terjadi kenaikan NTUP sebesar 1,20 persen dari posisi 101,87 menjadi 103,09. Hal ini karena kenaikan It sebesar 1,38 persen lebih tinggi dibandingkan kenaikan Indeks BPBBM sebesar 0,18 persen. Kenaikan NTUP disebabkan oleh naiknya NTUP di 5(lima) sub sektor penyusun NTUP, yaitu sub sektor Tanaman Pangan naik sebesar 2,01 persen, subsektor Hortikultura naik sebesar 0,95 persen, subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik sebesar 0,78 persen, sub sektor Peternakan naik sebesar 0,66 persen, dan sub sektor Perikanan sebesar naik sebesar 1,57 persen.
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.47/07/33/Th.IX, 01 Juli 2015 5
6. Indeks Harga Konsumen Perdesaan
erubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka Inflasi/ Deflasi di wilayah perdesaan. Pada Juni 2015, Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) atau IHK di daerah perdesaan di Provinsi Jawa Tengah mengalami kenaikan atau terjadi inflasi sebesar 1,15 persen. Inflasi dipicu oleh naiknya kelompok Bahan Makanan sebesar 2,01 persen, kelompok Makanan Jadi 1,03 persen, kelompok Perumahan 0,15 persen, kelompok Sandang 0,69 persen, kelompok Kesehatan 0,19 persen, kelompok kelompok Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga naik 0,93 persen dan kelompok Transportasi dan Komunikasi 0,07 persen.
Tabel 7
IHK Perdesaan Jawa Tengah dan Perubahannya (%) Mei – Juni 2015 (2012 = 100)
Rincian
Mei'15
Juni'15
Perub Juni'15 thd Mei'15 (%)
(1)
(2)
(3)
(4)
Konsumsi Rumah Tangga a. Bahan Makanan b. Makanan Jadi c. Perumahan d. Sandang e. Kesehatan f. Pendidikan, Rekreasi & Olah raga g. Transportasi dan Komunikasi
121,03 129,11 113,64 118,69 116,17 111,75 107,63 121,35
122,42 131,70 114,81 118,87 116,97 111,97 108,63 121,44
1,15 2,01 1,03 0,15 0,69 0,19 0,93 0,07
7. Perbandingan Antar Provinsi
ari 33 provinsi yang dilaporkan, perubahan NTP Juni 2015 terhadap NTP Mei 2015 ternyata sangat beragam. Kenaikan nilai NTP terjadi di 25 provinsi, dan 8 provinsi lainnya mengalami penurunan. Kenaikan NTP tertinggi Juni 2015 terjadi di provinsi Jambi yaitu sebesar 1,33 persen, sedangkan penurunan NTP terbesar terjadi pada provinsi DKI Jakarta yaitu sebesar 1,41 persen. Tabel 8 NTP 33 Provinsi dan Persentase Perubahannya (%) Mei - Juni 2015 (2012 = 100) No (1)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
6
Provinsi (2)
JAMBI YOGYAKARTA BABEL RIAU SULTENG KALSEL SULBAR BANTEN NTB BENGKULU BALI NTT SUMBAR SULSEL MALUKU JABAR JATENG JATIM KALBAR KALTENG SULTRA GORONTALO LAMPUNG NAD PAPUA BARAT PAPUA SUMSEL KEPRI SUMUT MALUKU UTARA KALTIM SULUT DKI
Mei'15
Juni'15
Perub Juni'15 thd Mei'15 (%)
(3)
(4)
(5)
94,83 99,24 104,82 95,24 96,70 99,68 103,79 102,30 102,39 93,62 103,05 100,89 96,83 102,91 99,60 102,48 97,93 102,50 96,18 98,11 98,46 101,09 102,16 95,60 101,19 97,07 97,42 99,15 98,75 101,98 98,66 95,79 98,76
96,09 100,36 106,00 96,24 97,62 100,60 104,76 103,22 103,29 94,43 103,93 101,71 97,54 103,57 100,20 103,08 98,49 103,05 96,68 98,60 98,80 101,38 102,42 95,76 101,35 96,98 97,29 98,93 98,47 101,22 97,66 94,70 97,37
1,33 1,13 1,12 1,05 0,94 0,93 0,93 0,90 0,88 0,87 0,86 0,82 0,73 0,64 0,61 0,58 0,57 0,53 0,52 0,50 0,34 0,29 0,25 0,16 0,16 -0,09 -0,13 -0,22 -0,29 -0,74 -1,01 -1,14 -1,41
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.47/07/33/Th.IX, 01 Juli 2015
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.47/07/33/Th.IX, 01 Juli 2015
7
95,58
119,69
f. Upah Buruh Tani
IV. Nilai Tukar Usaha Pertanian
115,90
e. Penambahan Barang Modal
93,36
138,25
d. Transportasi
III. Nilai Tukar Petani
117,24
119,80
g. Transportasi dan Komunikasi
c. Sewa Lahan, Pajak & Lainnya
107,04
f. Pendidikan, Rekreasi & Olah raga
109,41
113,28
e. Kesehatan
b. Obat-obatan & Pupuk
115,65
d. Sandang
122,63
118,11
c. Perumahan
a. Bibit
113,57
b. Makanan Jadi
116,93
129,42
a. Bahan Makanan
2. BPPBM
120,77
119,71
II. Indeks Dibayar Petani
1. Konsumsi Rumah Tangga
111,76
(2)
Mei'15
I. Indeks Diterima Petani
(1)
Rincian
97,50
94,53
119,82
115,97
138,27
117,18
109,63
123,78
117,13
119,88
108,23
113,53
116,42
118,26
114,74
132,20
122,23
120,82
114,21
(3)
Juni'15
2,01
1,25
0,12
0,06
0,01
-0,05
0,20
0,94
0,17
0,07
1,11
0,22
0,67
0,13
1,03
2,15
1,21
0,93
2,19
(4)
101,86
96,80
111,67
113,89
118,46
116,05
111,82
108,99
112,78
122,15
107,75
110,95
116,31
118,56
113,75
128,70
121,18
118,68
114,88
(5)
Perub Juni'15 Mei'15 thd Mei'15 (%)
Tanaman Pangan
102,83
96,99
111,67
114,03
118,58
116,31
111,99
109,26
112,94
122,23
108,67
111,14
117,14
118,73
114,94
131,31
122,60
119,73
116,13
(6)
Juni'15
0,95
0,20
0,00
0,12
0,10
0,22
0,15
0,25
0,14
0,07
0,85
0,17
0,71
0,14
1,04
2,03
1,18
0,88
1,09
(7)
104,59
99,68
116,33
116,00
121,13
107,65
106,19
104,93
112,38
120,14
107,01
110,80
116,78
118,52
113,73
128,46
120,83
117,91
117,54
(8)
105,40
99,93
116,98
116,12
121,61
107,67
106,52
104,93
112,74
120,24
108,07
111,02
117,61
118,67
114,90
130,84
122,18
118,92
118,83
(9)
Juni'15
0,78
0,25
0,56
0,10
0,40
0,01
0,31
0,00
0,32
0,08
0,99
0,19
0,71
0,13
1,03
1,85
1,12
0,85
1,10
(10)
108,36
103,70
115,66
109,55
121,48
107,14
104,74
109,49
109,04
122,08
108,18
111,04
116,44
119,84
113,65
129,23
121,28
113,94
118,16
(11)
Perub Juni'15 thd Mei'15 Mei'15 (%)
Tanaman Perkebunan Rakyat
Perub Juni'15 Mei'15 thd Mei'15 (%)
Hortikultura
109,08
103,98
116,68
109,66
121,52
107,34
104,75
109,70
109,22
122,17
109,07
111,24
117,23
120,05
114,80
131,67
122,60
114,58
119,13
(12)
0,66
0,27
0,88
0,10
0,03
0,19
0,01
0,19
0,16
0,08
0,83
0,18
0,68
0,17
1,01
1,89
1,09
0,56
0,82
(13)
Perub Juni'15 Juni'15 thd Mei'15 (%)
Peternakan
104,52
100,05
109,94
112,60
134,31
110,06
112,19
109,81
112,79
133,78
112,04
112,83
115,04
116,84
112,85
131,68
121,60
117,83
117,89
(14)
Mei'15
106,17
100,91
110,39
112,65
134,23
110,21
112,15
109,18
112,71
133,81
112,14
113,07
115,81
117,14
114,10
134,61
122,98
118,58
119,66
(15)
Juni'15
Perikanan
1,57
0,86
0,41
0,04
-0,07
0,14
-0,04
-0,57
-0,07
0,02
0,09
0,21
0,66
0,26
1,10
2,23
1,13
0,64
1,51
(16)
101,87
97,93
115,99
113,73
126,48
112,65
108,33
112,91
113,10
121,35
107,63
111,75
116,17
118,69
113,64
129,11
121,03
117,65
115,22
(17)
Perub Juni'15 Mei'15 thd Mei'15 (%)
103,09
98,49
116,41
113,83
126,59
112,75
108,50
113,38
113,30
121,44
108,63
111,97
116,97
118,87
114,81
131,70
122,42
118,60
116,80
(18)
Juni'15
1,20
0,57
0,36
0,09
0,09
0,09
0,15
0,42
0,18
0,07
0,93
0,19
0,69
0,15
1,03
2,01
1,15
0,80
1,38
(19)
Perub Juni'15 thd Mei'15 (%)
Jawa Tengah
B. PERKEMBANGAN HARGA PRODUSEN GABAH JUNI 2015 RATA-RATA HARGA GABAH DI TINGKAT PETANI GKG NAIK 8,26% DAN GKP NAIK 2,51% Survei Harga Produsen Gabah di Jawa Tengah pada Juni 2015 mencatat 79 observasi transaksi penjualan gabah di 16 kabupaten terpilih. Berdasarkan komposisinya, jumlah observasi harga gabah tetap didominasi transaksi penjualan Gabah Kering Panen (GKP) sebanyak 63 observasi (79,75%) diikuti kelompok Gabah Kering Giling (GKG) sebanyak 10 observasi (12,66%) dan kelompok gabah kualitas rendah ditemukan 6 observasi (7,59%).
Di tingkat petani, harga Gabah tertinggi Juni 2015 tercatat Rp. 5.360,00 per kg berasal dari transaksi kelompok gabah kualitas GKG dengan varietas IR 64 yang berasal dari Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang. Sedangkan harga terendah di tingkat petani ditemukan seharga Rp. 3.500,00 per kg berasal dari kelompok gabah kualitas rendah varietas Ciherang di Kecamatan Kradenan Kabupaten Grobogan.
Di tingkat penggilingan, harga gabah tertinggi Juni 2015 tercatat Rp. 5.455,00 per kg berasal dari kelompok dan varietas yang sama dengan di tingkat petani yaitu kelompok gabah kualitas rendah dengan varietas IR 64 yang berasal dari Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang. Harga terendah di tingkat penggilingan ditemukan pada kelompok gabah kualitas rendah varietas Ciherang di Kecamatan Kradenan Kabupaten Grobogan seharga Rp. 3.540,00,- per Kg.
Rata-rata harga gabah GKG di tingkat petani pada Juni 2015 mengalami kenaikan sebesar 8,26 persen dari Rp. 4.643,33/Kg pada Mei menjadi Rp.5.026,67/Kg. Demikian pula untuk gabah kualitas GKP mengalami kenaikan sebesar 2,51 persen dari Rp. 4.112,30/Kg pada Mei menjadi Rp.4.215,40/Kg.
emasuki bulan Juni 2015 Survei Harga Produsen Gabah di Jawa Tengah berhasil mencatat sebanyak 79 observasi transaksi penjualan gabah di 16 kabupaten terpilih kecuali kabupaten Sukoharjo, Demak dan Kendal tidak ditemukan transaksi penjualan gabah. Dari 79 transaksi penjualan gabah yang berhasil dicatat, komposisi jumlah observasi masih didominasi oleh transaksi penjualan Gabah Kering Panen (GKP) yaitu sebanyak 63 observasi (79,75%) diikuti kelompok Gabah Kering Panen (GKP) sebanyak 10 observasi (12,66%) dan gabah kualitas rendah sebanyak 6 observasi (7,59%).
Kelompok Kualitas
HPP*)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
GKG
6
4 700,00
5 360,00
-
4 790,00
5 455,00
4 600,00
7,59
(Pemalang)
(Pemalang)
(Pemalang)
(Pemalang)
63
3 700,00
4 800,00
3 750,00
4 850,00
79,75
(Brebes)
(Klaten)
(Brebes)
(Klaten)
10
3 500,00
4 100,00
3 540,00
4 125,00
12,66
(Grobogan)
(Sragen)
(Grobogan)
(Sragen)
GKP Kualitas Rendah
8
Tabel 9. Jumlah Observasi, Harga Gabah di Tingkat Petani dan Penggilingan, Dan HPP Menurut Kelompok Kualitas Juni 2015 Harga di Tingkat Petani Harga di Tingkat Jumlah (Rp/Kg) Penggilingan (Rp/Kg) Observasi Terendah Tertinggi HPP*) Terendah Tertinggi
3 700,00
-
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.47/07/33/Th.IX, 01 Juli 2015
3 750,00
-
Keterangan
*) HPP berdasarkan Inpres No.5 Tahun 2015 tanggal 17 Maret 2015, diberlakukan mulai bulan Maret 2015
Dari 79 observasi transaksi harga penjualan gabah yang berhasil dikumpulkan selama Juni 2015, terbanyak berasal dari Kabupaten Banyumas sebanyak 10 observasi (12,66%), diikuti Kabupaten Pati sebanyak 9 observasi (11,39%), Kabupaten Kebumen 8 observasi (10,13%), Kabupaten Blora sebanyak 7 observasi (8,86%) dan Kabupaten Boyolali sebanyak 6 observasi (7,59%) dan selebihnya tersebar di 11 kabupaten lainnya. 1.
Harga Tertinggi, Harga Terendah dan Kasus Harga di Bawah Harga Pembelian Pemerintah (HPP)
Harga gabah tertinggi di tingkat petani pada Juni 2015 tercatat Rp. 5.360,00 per kg berasal dari transaksi kelompok gabah kualitas GKG dengan varietas IR 64 yang berasal dari Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang. Sedangkan harga terendah di tingkat petani ditemukan seharga Rp. 3.500,00 per kg berasal dari kelompok gabah kualitas rendah varietas Ciherang di Kecamatan Kradenan Kabupaten Grobogan. Di tingkat penggilingan, harga gabah tertinggi Juni 2015 tercatat Rp. 5.455,00 per kg yang juga berasal dari kelompok gabah kualitas GKG dengan varietas IR 64 yang berasal dari Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang. Adapun harga terendah di tingkat penggilingan ditemukan pada kelompok gabah kualitas rendah varietas Ciherang di Kecamatan Kradenan Kabupaten Grobogan seharga Rp. 3.540,00- per Kg. Dari sejumlah 69 (87,34%) pemantauan harga gabah kualitas GKG dan GKP yang berhasil diobservasi selama Juni tidak juga ditemukan kasus harga di bawah HPP. Sementara pencatatan terhadap harga gabah kualitas rendah yang berpotensi mengalami harga di bawah HPP ditemukan sebanyak 6 observasi. Observasi harga gabah kualitas rendah yang dicatat terbanyak ditemukan di Kabupaten Blora. Tabel 10. Jumlah dan Persentase Observasi Harga Gabah di Bawah HPP Menurut Kelompok Kualitas, Juni 2015 Kelompok Kualitas
2.
Jumlah Observasi
Petani
Penggilingan
observasi
%
observasi
%
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
GKG GKP
6 63
-
-
-
-
GKG dan GKP
69
-
-
-
-
Rata-rata Komponen Mutu Menurut Kelompok
ata-rata Kadar Air (KA) gabah di Jawa Tengah, pada Juni 2015 menunjukkan kadar mutu yang bervariatif. Rata-rata KA kelompok gabah kualitas GKG tercatat lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 11,93 persen sedangkan bulan ini tercatat 12,23 persen. Demikian pula untuk rata-rata KA kelompok GKP mengalami kenaikan dari 16,75 persen pada Mei menjadi 17,36 persen pada Juni. Namun gabah kualitas rendah juga mengalami sedikit penurunan rata-rata kadar air dari 24,70 persen menjadi 24,61 persen pada Juni 2015.
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.47/07/33/Th.IX, 01 Juli 2015 9
Rata-Rata Kadar Hampa (KH) bulan Juni 2015 juga menunjukkan kualitas yang juga bervariatif. Kelompok gabah kualitas GKG mengalami kenaikan dari 2,41 persen pada Mei menjadi 2,65 persen. Sedangkan kelompok gabah kualitas GKP naik dari angka 5,62 persen pada Mei menjadi 6,34 persen. Hanya kelompok gabah kualitas rendah yang mengalami penurunan dari 10,55 pada menjadi 10,19 pada Juni 2015. Tabel 11 Rata-Rata Komponen Mutu Menurut Kelompok Kualitas Mei – Juni 2015
3.
Kadar Air (%)
Kadar Hampa (%)
Kelompok Kualitas
Jumlah Observasi
Mei
Juni
Mei
Juni
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
GKG GKP Kualitas Rendah
6 63
11,93 16,75
12,23 17,36
2,41 5,62
2,65 6,34
10
24,70
24,61
10,55
10,19
Rata-rata Harga Gabah Menurut Kelompok Kualitas
ata-rata harga gabah GKG di tingkat petani pada Juni 2015 megalami kenaikan sebesar 8,26 persen dari Rp. 4.643,33/Kg pada Mei menjadi Rp. 5.026,67/Kg. Rata-rata harga kelompok GKP bulan ini juga mengalami kenaikan sebesar 2,51 persen dari Rp. 4.112,30/Kg pada Mei menjadi Rp. 4.215,40/Kg. Kelompok gabah kualitas rendah mengalami juga kenaikan sebesar 1,35 persen dari Rp. 3.700,00 /Kg pada Mei menjadi Rp.3.750,00 /Kg pada Juni 2015. Di tingkat penggilingan, rata-rata harga gabah kelompok GKG pada Juni 2015 juga mengalami kenaikan yaitu sebesar 8,78 persen dari bulan sebelumnya yang tercatat Rp. 4.704,44/Kg menjadi Rp. 5.117,50/Kg, Sementara kelompok kualitas GKP juga naik 2,41 persen dari Rp. 4.171,84/Kg pada Mei menjadi Rp. 4.272,38/Kg pada Juni 2015. Gabah kualitas rendah hanya sedikit mengalami kenaikan yaitu 0,41 persen dari Rp. Rp. 3.800,00/Kg pada Mei menjadi Rp. 3.815,50/Kg. Tabel 12 Rata-Rata Harga Gabah di Tingkat Petani dan Tingkat Penggilingan Menurut Kelompok Kualitas, Mei - Juni 2015
10
Tingkat Petani (Rp/Kg)
Tingkat Penggilingan (Rp/Kg)
Kelompok Kualitas
Mei
Juni
Perubahan
Mei
Juni
Perubahan
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
GKG
4 643,33
5 026,67
8,26
4 704,44
5 117,50
8,78
GKP Kualitas Rendah
4 112,30
4 215,40
2,51
4 171,84
4 272,38
2,41
3 700,00
3 750,00
1,35
3 800,00
3 815,50
0,41
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.47/07/33/Th.IX, 01 Juli 2015