No. 63/09/33/Th.X, 01 September 2016
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN AGUSTUS 2016 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI (NTP) AGUSTUS 2016 SEBESAR 100,43 ATAU NAIK 0,50 PERSEN Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa Tengah bulan Agustus 2016 mengalami kenaikan 0,50 persen, yaitu dari posisi 99,93 menjadi 100,43. Hal ini disebabkan karena perubahan indeks harga yang diterima petani (It) lebih tinggi dibandingkan dengan perubahan indeks harga yang dibayar petani (Ib). It mengalami kenaikan 0,58 persen, dari posisi 124,00 pada bulan Juli 2016 menjadi 124,71 pada bulan Agustus 2016. Sementara Ib mengalami kenaikan 0,07 persen, dari posisi 124,09 menjadi 124,17. Dari 5 (lima) sub sektor pertanian komponen penyusun NTP, 3 (tiga) sub sektor mengalami kenaikan indeks yaitu : sub sektor Hortikultura naik 0,71 persen, sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik 0,98 persen dan sub sektor Peternakan naik 1,23 persen. Sedangkan sub sektor lainnya mengalami penurunan yaitu sub sektor Tanaman Pangan turun 0,42 persen dan sub sektor Perikanan turun 0,45 persen. Secara umum, Indeks harga yang diterima petani mengalami kenaikan indeks sebesar 0,58 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Kenaikan It dipengaruhi oleh kenaikan It pada 3 (tiga) sub sektor, yaitu : sub sektor Hortikultura naik sebesar 0,76 persen, sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik 0,95 persen dan sub sektor Peternakan naik 1,46 persen. Sedangkan sub sektor lainnya yang mengalami penurunan, yaitu : sub sektor Tanaman Pangan turun sebesar 0,39 persen dan sub sektor Perikanan turun sebesar 0,51 persen.. Indeks harga yang dibayar petani pada bulan Agustus 2016 mengalami kenaikan 0,07 persen bila dibandingkan dengan bulan Juli 2016. Kenaikan itu dipengaruhi oleh penurunan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 0,08 persen dan kenaikan Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) sebesar 0,30 persen. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) di Provinsi Jawa Tengah mengalami kenaikan sebesar 0,27 persen atau dari posisi 107,03 menjadi 107,32 dibanding NTUP bulan sebelumnya. Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) atau IHK perdesaan di Provinsi Jawa Tengah mengalami penurunan atau terjadi deflasi perdesaan sebesar 0,08 persen. Deflasi terjadi disebabkan penurunan 3 (tiga) kelompok harga, antara lain turunnya indeks harga Bahan Makanan sebesar 0,22 persen, kelompok Makanan Jadi sebesar 0,14 persen dan kelompok Transportasi dan Komunikasi sebesar 0,02 persen. Sedangkan kelompok lainnya mengalami kenaikan yaitu : kelompok Perumahan sebesar 0,08 persen, kelompok Sandang sebesar 0,19 persen, kelompok Kesehatan sebesar 0,21 persen dan kelompok Pendidikan, Rekreasi serta Olahraga sebesar 0,48 persen. Dari 33 provinsi (termasuk DKI Jakarta) yang dilaporkan, perubahan NTP Agustus 2016 terhadap NTP Juli 2016 ternyata sangat beragam. Kenaikan indeks NTP terjadi di 16 provinsi, sedangkan 17 provinsi lainnya mengalami penurunan. Kenaikan NTP tertinggi terjadi di Provinsi Sumatera Selatan yaitu sebesar 1,61 persen, sedangkan penurunan NTP terbesar terjadi di Provinsi Bangka Belitung yaitu sebesar 1,30 persen. Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.63/09/33/Th.X, 01 September 2016 1
1. Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa Tengah ilai Tukar Petani (NTP) merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di pedesaan. Penghitungan indikator ini diperoleh dari perbandingan antara Indeks Harga Yang Diterima Petani (It) dengan Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) yang dinyatakan dalam persentase. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) antara produk pertanian yang dijual petani dengan barang dan jasa yang dibutuhkan petani dalam berproduksi dan konsumsi rumah tangga. Dengan membandingkan kedua perkembangan angka tersebut, maka dapat diketahui apakah peningkatan pengeluaran untuk kebutuhan petani dapat dikompensasi dengan penambahan pendapatan petani dari hasil pertaniannya. Atau sebaliknya, apakah kenaikan harga jual produksi pertanian dapat menambah pendapatan petani yang pada gilirannya meningkatkan kesejahteraan para petani. Semakin tinggi nilai NTP, relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan atau daya beli petani. Mulai Desember 2013 dilakukan perubahan tahun dasar dalam penghitungan NTP dari tahun dasar 2007=100 menjadi tahun dasar 2012=100. Perubahan tahun dasar ini dilakukan untuk menyesuaikan perubahan/pergeseran pola produksi pertanian dan pola konsumsi rumah tangga pertanian di perdesaan, serta perluasan cakupan subsektor pertanian dan provinsi Gambar 1 NTP Jawa Tengah dalam penghitungan NTP, agar penghitungan Perbedaan antara Juli – Agustus 2016 (2012 = 100) NTP tahun dasar 2007=100 dengan NTP tahun dasar 2012=100 adalah meningkatnya cakupan jumlah komoditas baik pada 101,00 0,50 % paket komoditas It maupun Ib. Penghitungan NTP (2012=100) 100,43 100,60 juga mengalami perluasan khususnya pada Subsektor 99,93 100,20 Perikanan. Selain NTP Perikanan secara umum yang dihitung di 99,80 33 provinsi termasuk Provinsi DKI Jakarta, Nilai Tukar Nelayan 99,40 99,00 (NTN) dan Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) juga disajikan Juli 2016 Agustus 2016 secara terpisah. Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga di perdesaan di wilayah Jawa Tengah pada bulan Agustus 2016, NTP Jawa Tengah mengalami kenaikan indeks 0,50 persen dibanding NTP Juli 2016 yaitu dari posisi 99,93 menjadi 100,43. Besarnya indeks NTP tersebut disebabkan karena perubahan indeks harga produk pertanian yang diterima petani lebih besar dibanding dengan perubahan indeks harga barang dan jasa yang dibayar petani. Gambar 2 Perubahan NTP Jawa Tengah per Subsektor Juli – Agustus 2016 (2012 = 100) 1,40
1,23
1,20
0,98
1,00 0,71
0,80 0,60 0,40 0,20 0,00
Kenaikan NTP pada bulan Agustus 2016 juga disebabkan oleh kenaikan 3 (tiga) sub sektor NTP yaitu : NTP sub sektor Hortikultura naik 0,71 persen, NTP sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik 0,98 persen dan NTP sub sektor Peternakan naik 1,23 persen. Sedangkan NTP yang mengalami penurunan yaitu : NTP sub Tanaman Pangan turun 0,42 dan NTP sub sektor Perikanan turun 0,45 persen.
-0,20 -0,40 -0,60
-0,42 TP
-0,45 Horti
TPR
Ternak
Ikan
2. Indeks Harga Yang Diterima Petani (It) Indeks Harga yang Diterima Petani (It) menunjukkan fluktuasi harga yang beragam dari komoditas pertanian yang dihasilkan petani.
2
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.63/09/33/Th.X, 01 September 2016
120,00 118,00
120,22
122,00
126,39
123,31
119,76
124,00
125,26
126,00
127,03
128,00
125,10
126,21
Agustus 2016
130,00
130,44
Juli 2016
132,00
131,67
Pada Agustus 2016, secara umum It mengalami kenaikan indeks yang cukup signifikan sebesar 0,58 persen dibandingkan dengan It Juli 2016, yaitu: dari 124,00 menjadi 124,71. Kenaikan It terjadi pada 3(tiga) sub sektor, yaitu : sub sektor Hortikultura naik 0,76 persen, sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik 0,95 persen dan sub sektor Peternakan naik 1,46 persen.. Sedangkan sub sektor lain yang mengalami penurunan yaitu ; sub sektor Tanaman Pangan turun 0,39 persen dan sub sektor Perikanan turun 0,51 persen.
116,00 114,00 112,00 TP
Horti
TPR
Ternak
Ikan
Gambar 3 Indeks Yang Diterima Petani Jawa Tengah per Subsektor dan Perubahannya Juli – Agustus 2016 (2012 = 100)
3. Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) elalui Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat perdesaan khususnya petani yang merupakan bagian terbesar dari masyarakat perdesaan, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Pada Agustus 2016, Ib tercatat naik sebesar 0,07 persen bila dibandingkan Juli 2016, yaitu dari 124,09 menjadi 124,17. Kenaikan Ib terjadi pada 3 (tiga) sub sektor penyusun NTP yaitu: Ib sub sektor Tanaman Pangan naik 0,04 persen; Ib sub sektor Hortikultura naik 0,05 persen; dan Ib sub sektor Peternakan naik 0,23 persen. Sedangkan Ib yang mengalami penurunan yaitu : Ib sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat turun 0,03 persen dan Ib sub sektor Perikanan turun 0,06 persen.
4. NTP Subsektor a. Subsektor Tanaman Pangan (NTPP)
Gambar 4 Perubahan Indeks Yang Dibayar Petani Jawa Tengah per Sub sektor Juli – Agustus 2016 (2012 = 100)
0,80
0,75
0,73
0,74 0,77
0,70
0,60 0,50
0,41
0,40 0,30
0,20 0,10
0,00 TP
Horti
TPR
Ikan
Ternak
Tabel 1 NTP Subsektor Tanaman Pangan Jawa Tengah dan Perubahannya Juli – Agustus 2016 (2012 = 100)
Rincian No ada bulan Agustus 2016 NTPP mengalami penurunan indeks sebesar 0,42 persen. Penurunan NTPP (1) (2) disebabkan karena indeks yang diterima petani I. Indeks Diterima Petani 1. Padi mengalami penurunan sebesar 0,39 persen, sedangkan 2. Palawija indeks yang dibayar petani mengalami kenaikan , yaitu II. Indeks Dibayar Petani sebesar 0,04 persen. 1. Konsumsi Rumah Tangga Kenaikan Ib disebabkan oleh turunnya Indeks Konsumsi 2. BPPBM Rumah Tangga (IKRT) sebesar 0,04 persen dan naiknya III. Nilai Tukar Petani Indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) sebesar 0,25 persen.
Juli'16 Agustus'16 (3)
120,22 110,40 146,50 127,11 129,50 120,88 94,58
(4)
119,76 110,03 145,78 127,16 129,44 121,19 94,18
Perub Juli'16 thd Agustus'16 (%) (5)
-0,39 -0,34 -0,49 0,04 -0,04 0,25 -0,42
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.63/09/33/Th.X, 01 September 2016 3
b. Subsektor Hortikultura (NTPH)
ilai Tukar Petani subsektor Hortikultura (NTPH) pada Agustus 2016 dilaporkan terjadi kenaikan No indeks sebesar 0,71 persen. Hal ini terjadi karena indeks yang diterima petani mengalami kenaikan (1) sebesar 0,76 persen, lebih tinggi dibanding kenaikan I. indeks yang dibayar petani, dimana Ib mengalami kenaikan sebesar 0,05 persen. Kenaikan yang terjadi pada It disebabkan oleh perubahan indeks harga pada kelompok Sayur-sayuran II. naik sebesar 0,25 persen, kelompok Buah-buahan naik 1,33 persen dan kelompok Tanaman Obat turun 0,72 persen. III. Kenaikan Ib disebabkan oleh penurunan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 0,04 persen Penambahan Barang Modal (BPPBM) sebesar 0,28 persen. c. Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR)
Tabel 2 NTP Subsektor Hortikultura Jawa Tengah dan Perubahannya Juli – Agustus 2016 (2012 = 100)
Rincian (2)
Indeks Diterima Petani 1. Sayur-sayuran 2. Buah-buahan 3. Tanaman Obat Indeks Dibayar Petani 1. Konsumsi Rumah Tangga 2. BPPBM Nilai Tukar Petani
Juli'16 Agustus'16 (3)
(4)
125,26 111,73 141,78 123,93 125,63 130,07 115,12 99,71
126,21 112,01 143,68 123,03 125,69 130,02 115,44 100,42
Perub Juli'16 thd Agustus'16 (%) (5)
0,76 0,25 1,33 -0,72 0,05 -0,04 0,28 0,71
dan kenaikan indeks Biaya Produksi dan
Tabel 3 NTP Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat dan Perubahannya Juli – Agustus 2016 (2012 = 100)
ada Agustus 2016 NTPR mengalami Desember 2014 – Januari 2015 (2012 Perub Jul=i'1100) 6 thd Rincian Juli'16 Agustus'16 kenaikan indeks sebesar 0,98 persen. Hal ini disebabkan No Agustus'16 (%) oleh kenaikan indeks yang diterima petani sebesar 0,95 (2) (1) (3) (4) (5) persen, lebih tinggi dibanding penurunan indeks yang 130,44 131,67 0,95 I. Indeks Diterima Petani dibayar petani, yaitu sebesar 0,03 persen. 1. TPR 130,44 131,67 0,95 Penurunan pada Ib terjadi karena turunnya indeks sub 124,91 124,87 -0,03 kelompok Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 0,14 II. Indeks Dibayar Petani 1. Konsumsi Rumah Tangga 129,92 129,74 -0,14 persen dan naiknya indeks Biaya Produksi dan 2. BPPBM 115,40 115,63 0,20 Penambahan Barang Modal (BPPBM) sebesar 0,20 persen. Nilai Tukar Petani 104,43 105,45 0,98 III. d. Subsektor Peternakan (NTPT) TP sub sektor Peternakan pada bulan Agustus 2016 dilaporkan mengalami kenaikan sebesar 1,23 persen. Kenaikan ini terjadi karena perubahan Ib yang lebih rendah dibandingkan dengan perubahan It. Indeks harga yang diterima petani naik 1,46 persen sementara indeks harga yang dibayar petani naik sebesar 0,23 persen. Kenaikan yang terjadi pada It disebabkan oleh naiknya indeks harga pada semua sub sektor Peternakan yaitu: kelompok Ternak Besar naik sebesar 2,09 persen, kelompok Ternak Kecil naik sebesar 1,70 persen, kelompok Unggas naik sebesar 0,13 persen dan kelompok Hasil Ternak naik sebesar 0,30 persen.
4
Tabel 4 NTP Sub sektor Peternakan Jawa Tengah dan Perubahannya Juli - Agustus 2016 (2012 = 100) No
Rincian
(2) (1) I. Indeks Diterima Petani 1 Ternak Besar 2 Ternak Kecil 3 Unggas 4 Hasil Ternak II. Indeks Dibayar Petani 1. Konsumsi Rumah Tangga 2. BPPBM III. Nilai Tukar Petani
Juli'16 Agustus'16 (3) 123,31 126,03 109,53 127,25 126,32 118,45 129,96 110,76 104,10
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.63/09/33/Th.X, 01 September 2016
(4) 125,10 128,66 111,39 127,41 126,70 118,72 129,83 111,30 105,37
Perub Juli'16 thd Agustus'16 (%) (5) 1,46 2,09 1,70 0,13 0,30 0,23 -0,10 0,48 1,23
Sementara itu, kenaikan yang terjadi pada Ib disebabkan karena penurunan pada IKRT sebesar 0,10 persen yaitu dari 129,96 menjadi 129,83 dan BPPBM mengalami kenaikan sebesar 0,48 persen dari 110,76 persen menjadi 111,30. e. Subsektor Perikanan (NTN)
Tabel 5 NTP Subsektor Perikanan Jawa Tengah dan Perubahannya Juli - Agustus 2016 (2012 = 100)
ada bulan Agustus 2016, NTN mengalami penurunan indeks sebesar 0,45 persen. Penurunan indeks NTN ini disebabkan karena indeks yang diterima petani turun sebesar 0,51 persen jauh lebih rendah dibandingkan dengan indeks yang dibayar petani turun sebesar 0,06 persen. Penurunan yang terjadi pada It disebabkan oleh perubahan indeks harga pada kelompok Perikanan Tangkap yang naik 0,12 persen dan kelompok Perikanan Budidaya mengalami penurunan sebesar 0,66 persen. Kenaikan pada Ib disebabkan karena turunnya IKRT sebesar 0,20 persen dan naiknya BPPBM sebesar 0,15 persen.
No
Rincian
(1)
(2)
I. Indeks Diterima Petani 1 Tangkap 2 Budidaya II. Indeks Dibayar Petani 1. Konsumsi Rumah Tangga 2. BPPBM III. Nilai Tukar Petani
Juli'16 Agustus'16 (3)
(4)
127,03 134,81 125,30 123,20 130,99 112,88 103,11
126,39 134,96 124,47 123,13 130,73 113,05 102,65
Perub Juli'16 thd Agustus'16 (%) (5)
-0,51 0,12 -0,66 -0,06 -0,20 0,15 -0,45
5. NTUP Sub Sektor ilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), dimana komponen Ib hanya terdiri dari Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM). Dengan dikeluarkannya konsumsi dari komponen indeks harga yang dibayar petani (Ib), NTUP dapat lebih mencerminkan kemampuan produksi petani, karena yang dibandingkan hanya produksi dengan biaya produksinya. Tabel 6 Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian per Subsektor, dan Persentase Perubahannya, Agustus 2016 (2012=100)
Sub Sektor (1)
1.Tanaman Pangan 2.Hortikultura 3. Tanaman Perkebunan Rakyat 4.Peternakan 5. Perikanan a. Tangkap b. Budidaya Jawa Tengah
Juli'16 Agustus'16
Perub Juli'16 thd Agustus'16 (%)
(2)
(3)
(4)
99,46 108,81 113,03 111,32 112,54 120,34 110,82 107,03
98,82 109,34 113,87 112,40 111,80 120,40 109,90 107,32
-0,64 0,48 0,74 0,97 -0,66 0,06 -0,83 0,27
Pada Agustus 2016 terjadi kenaikan NTUP sebesar 0,27 persen dari posisi 107,03 menjadi 107,32. Hal ini karena kenaikan It sebesar 0,58 persen lebih tinggi dibandingkan kenaikan Indeks BPBBM sebesar 0,30 persen. Kenaikan NTUP disebabkan oleh naiknya NTUP di 3 (tiga) sub sektor penyusun NTUP, yaitu sub sektor Hortikultura naik 0,48 persen, subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik sebesar 0,74 persen dan sub sektor Peternakan naik sebesar 0,97 persen. Sedangkan sub sektor lainnya mengalami penurunan, yaitu : sub sektor Tanaman Pangan turun sebesar 0,64 persen dan sub sektor Perikanan 0,66 persen..
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.63/09/33/Th.X, 01 September 2016 5
6. Indeks Harga Konsumen Perdesaan
Tabel 7
IHK Perdesaan Jawa Tengah dan Perubahannya (%) Juli - Agustus 2016 (2012 = 100)
erubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga Perub Juli'16 thd Rincian Juli'16 Agustus'16 (IKRT) mencerminkan angka Inflasi/ Deflasi di wilayah Agustus'16 (%) perdesaan. Pada Agustus 2016, Indeks Konsumsi Rumah (1) (2) (3) (4) Tangga (IKRT) atau IHK di daerah perdesaan di Provinsi Konsumsi Rumah Tangga 129,86 129,76 -0,08 Jawa Tengah mengalami penurunan atau terjadi deflasi a. Bahan Makanan 144,16 143,85 -0,22 sebesar 0,08 persen. Deflasi dipicu oleh turunnya dari b. Makanan Jadi 123,10 122,93 -0,14 3(tiga) kelompok, yaitu: kelompok Bahan Makanan turun c. Perumahan 122,34 122,43 0,08 sebesar 0,22 persen, kelompok Makanan Jadi turun d. Sandang 122,88 123,11 0,19 sebesar 0,14 persen dan kelompok Transportasi dan e. Kesehatan 115,15 115,40 0,21 Komunikasi turun sebesar 0,02 persen. Sedangkan f. Pendidikan, Rekreasi & Olah raga 112,37 112,90 0,48 kelompok yang mengalami kenaikan, yaitu : kelompok g. Transportasi dan Komunikasi 119,04 119,02 -0,02 Perumahan naik sebesar 0,08 persen, kelompok Sandang naik sebesar 0,19 persen, kelompok Kesehatan naik sebesar 0,21 persen dan kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga naik sebesar 0,48 persen. 7. Perbandingan Antar Provinsi
ari 33 provinsi yang dilaporkan, perubahan NTP Agustus 2016 terhadap NTP Juli 2016 ternyata sangat beragam. Kenaikan nilai NTP terjadi di 16 provinsi, dan 17 provinsi lainnya mengalami penurunan. Kenaikan NTP tertinggi Agustus 2016 terjadi di Provinsi Sumatera Selatan yaitu sebesar 1,61 persen, sedangkan penurunan NTP terbesar terjadi pada Provinsi Bangka Belitung yaitu sebesar 1,30 persen. Tabel 8 NTP 33 Provinsi dan Persentase Perubahannya (%) Juli – Agustus 2016 (2012 = 100) No (1)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
6
Provinsi (2)
SUMSEL NTB BENGKULU YOGYAKARTA SULBAR NTT SULSEL RIAU JATENG NAD LAMPUNG GORONTALO SUMBAR SUMUT MALUKU UTARA JATIM PAPUA BARAT BALI KALTIM JAMBI SULTRA JABAR KALSEL DKI KALTENG SULUT KEPRI SULTENG MALUKU PAPUA KALBAR BANTEN BABEL
Juli'16
Agustus'16
Perub Juli'16 thd Agustus'16 (%)
(3)
(4)
(5)
93,06 104,71 91,64 104,57 107,14 100,46 104,60 97,41 99,93 95,20 104,25 105,32 96,91 99,08 103,34 104,56 100,59 106,67 98,16 98,15 100,64 104,32 96,69 101,24 97,92 96,93 98,19 100,59 103,14 96,77 95,21 101,32 102,01
94,56 106,26 92,56 105,47 107,93 101,11 105,23 97,98 100,43 95,56 104,54 105,57 97,13 99,29 103,54 104,74 100,58 106,66 98,14 97,90 100,33 103,94 96,22 100,51 97,20 96,17 97,42 99,77 102,28 95,94 94,25 100,25 100,69
1,61 1,48 1,00 0,86 0,74 0,65 0,60 0,58 0,50 0,38 0,28 0,24 0,23 0,22 0,20 0,18 -0,01 -0,01 -0,03 -0,26 -0,31 -0,37 -0,49 -0,71 -0,74 -0,78 -0,79 -0,82 -0,84 -0,87 -1,01 -1,06 -1,30
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.63/09/33/Th.X, 01 September 2016
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.63/09/33/Th.X, 01 September 2016
7
99,46
126,42
f. Upah Buruh Tani
IV. Nilai Tukar Usaha Pertanian
118,84
e. Penambahan Barang Modal
94,58
132,30
d. Transportasi
III. Nilai Tukar Petani
121,05
c. Sewa Lahan, Pajak & Lainnya
116,95
g. Transportasi dan Komunikasi
110,64
112,14
f. Pendidikan, Rekreasi & Olah raga
b. Obat-obatan & Pupuk
117,09
e. Kesehatan
127,43
122,10
d. Sandang
a. Bibit
121,72
c. Perumahan
120,88
123,14
b. Makanan Jadi
2. BPPBM
144,53
a. Bahan Makanan
129,50
127,11
II. Indeks Dibayar Petani
1. Konsumsi Rumah Tangga
120,22
(2)
Juli'16
I. Indeks Diterima Petani
(1)
Rincian
98,82
94,18
126,96
119,10
132,71
121,18
110,82
127,24
121,19
116,93
112,73
117,37
122,34
121,81
122,96
144,32
129,44
127,16
119,76
(3)
-0,64
-0,42
0,43
0,22
0,31
0,11
0,16
-0,15
0,25
-0,02
0,53
0,24
0,20
0,07
-0,15
-0,15
-0,04
0,04
-0,39
(4)
Perub Juli'16 thd Agustus'16 Agustus'16 (%)
Tanaman Pangan
108,81
99,71
116,57
116,55
110,52
120,13
113,27
112,56
115,12
120,08
112,69
114,05
123,07
122,01
123,35
143,55
130,07
125,63
125,26
(5)
109,34
100,42
117,40
116,85
110,53
120,42
113,34
112,78
115,44
120,05
113,20
114,27
123,30
122,11
123,15
143,39
130,02
125,69
126,21
(6)
0,48
0,71
0,71
0,26
0,02
0,24
0,07
0,19
0,28
-0,02
0,45
0,19
0,18
0,08
-0,16
-0,11
-0,04
0,05
0,76
(7)
Perub Juli'16 thd Juli'16 Agustus'16 Agustus'16 (%)
Hortikultura
113,03
104,43
122,14
117,62
121,72
110,99
107,60
104,90
115,40
118,88
111,38
114,03
123,83
121,86
123,10
143,59
129,92
124,91
130,44
(8)
113,87
105,45
122,44
118,01
121,94
110,99
107,82
105,03
115,63
118,86
111,92
114,25
124,07
121,98
122,94
143,06
129,74
124,87
131,67
(9)
0,74
0,98
0,24
0,33
0,18
0,00
0,21
0,13
0,20
-0,01
0,48
0,19
0,20
0,09
-0,13
-0,37
-0,14
-0,03
0,95
(10)
Perub Juli'16 thd Juli'16 Agustus'16 Agustus'16 (%)
Tanaman Perkebunan Rakyat
Perikanan
111,32
104,10
120,44
111,86
115,84
108,75
106,74
112,10
110,76
119,48
112,63
114,23
123,18
123,85
122,88
144,13
129,96
118,45
123,31
(11)
112,40
105,37
120,44
112,44
115,88
109,21
107,19
113,35
111,30
119,46
113,16
114,46
123,41
123,95
122,74
143,72
129,83
118,72
125,10
(12)
0,97
1,23
0,00
0,52
0,04
0,42
0,42
1,11
0,48
-0,02
0,46
0,20
0,19
0,08
-0,12
-0,28
-0,10
0,23
1,46
(13)
112,54
103,11
114,07
114,27
117,10
112,90
113,71
111,07
112,88
132,54
115,81
116,99
121,97
120,82
122,57
148,79
130,99
123,20
127,03
(14)
111,80
102,65
114,23
114,46
117,15
113,34
113,71
111,38
113,05
132,46
115,92
117,19
122,22
120,82
122,25
148,07
130,73
123,13
126,39
(15)
-0,66
-0,45
0,14
0,16
0,04
0,38
-0,01
0,28
0,15
-0,06
0,10
0,17
0,21
0,00
-0,26
-0,48
-0,20
-0,06
-0,51
(16)
107,03
99,93
121,57
116,19
120,89
115,86
109,84
116,00
115,85
119,04
112,37
115,15
122,88
122,34
123,10
144,16
129,86
124,09
124,00
(17)
Perub Juli'16 Perub Juli'16 thd Juli'16 Agustus'16 Juli'16 Agustus'16 thd Agustus'16 Juli'16 Agustus'16 (%) (%)
Peternakan
107,32
100,43
122,00
116,57
121,08
116,10
110,07
116,33
116,20
119,02
112,90
115,40
123,11
122,43
122,93
143,85
129,76
124,17
124,71
(18)
0,27
0,50
0,35
0,32
0,15
0,21
0,21
0,29
0,30
-0,02
0,48
0,21
0,19
0,08
-0,14
-0,22
-0,08
0,07
0,58
(19)
Perub Juli'16 Agustus'16 thd Agustus'16 (%)
Jawa Tengah
B. PERKEMBANGAN HARGA PRODUSEN GABAH AGUSTUS 2016 RATA-RATA HARGA GABAH DI TINGKAT PETANI GKG TURUN 6,49% DAN GKP TURUN 6,31% Survei Harga Produsen Gabah di Jawa Tengah pada Agustus 2016 mencatat 83 observasi transaksi penjualan gabah di 15 kabupaten terpilih. Komposisi observasi gabah bulan ini masih didominasi oleh transaksi penjualan Gabah Kering Panen (GKP) yaitu sebanyak 66 observasi (79,52%) diikuti kelompok Gabah Kering Panen sebanyak 10 observasi (12,05%) dan kelompok gabah kualitas rendah sebanyak 7 observasi (8,43%).
Di tingkat petani, harga Gabah tertinggi Agustus 2016 tercatat Rp. 4.900,00 per kg berasal dari transaksi kelompok gabah kualitas GKG dengan varietas Ciherang yang berasal dari Kecamatan Sukolilo Kabupaten Pati. Sedangkan harga terendah di tingkat petani ditemukan seharga Rp. 3.600,00 per kg berasal dari kelompok gabah kualitas rendah varietas Ciherang di Kecamatan Banyuurip Kabupaten Purworejo.
Di tingkat penggilingan, harga gabah tertinggi Agustus 2016 tercatat Rp. 4.950,00 per kg berasal dari kelompok gabah kualitas GKG dengan varietas Ciherang yang berasal dari Kecamatan Sukolilo Kabupaten Pati. Harga terendah di tingkat penggilingan ditemukan juga pada kelompok gabah kualitas rendah varietas Ciherang di Kecamatan Banyuurip Kabupaten Purworejo seharga Rp. 3.650,00,- per Kg. Rata-rata harga gabah kelompok GKG di tingkat petani mengalami penurunan sebesar 6,49 persen dari 5.010,00/Kg pada Juli 2016 menjadi Rp. 4.685,00/Kg pada Agustus 2016. Demikian pula jika dibandingkan bulan Agustus 2015 turun 11,39 persen dari angka Rp. 5.287,50/Kg. Untuk gabah kualitas GKP bulan ini juga mengalami penurunan sebesar 6,31 persen dari Rp. 4.389,44/Kg pada Juli 2016 menjadi Rp. 4.112,27/Kg pada Agustus 2016 dan jika dibandingkan Agustus 2015 dimana harga mencapai Rp. 4.502,80/Kg maka Agustus tahun ini mengalami penurunan sebesar 8,67 persen. ulan Agustus 2016, Survei Harga Produsen Gabah di Jawa Tengah berhasil mencatat sebanyak 83 observasi transaksi penjualan gabah di 15 kabupaten terpilih. Dari 83 transaksi penjualan gabah yang berhasil dicatat, komposisi jumlah observasi kali ini didominasi oleh transaksi penjualan Gabah Kering Panen (GKP) yaitu sebanyak 66 observasi (79,52%) diikuti kelompok Gabah Kering Giling sebanyak 10 observasi (12,05%) dan kelompok gabah kualitas rendah sebanyak 7 observasi (8,43%). Tabel 9. Jumlah Observasi, Harga Gabah di Tingkat Petani dan Penggilingan, Dan HPP Menurut Kelompok Kualitas Agustus 2016
8
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.63/09/33/Th.X, 01 September 2016
Dari 83 observasi transaksi harga penjualan gabah yang berhasil dikumpulkan selama Agustus 2016, terbanyak berasal dari Kabupaten Cilacap yang mengalami panen sebanyak 10 observasi (12,05%), diikuti Kabupaten Klaten dan Pati masing-masing 8 observasi (9,64%), Kabupaten Kebumen sebanyak 7 observasi (8,43%), Kabupaten Purworejo, Boyolali, Grobogan, dan Pemalang masing-masing sebanyak 6 observasi (7,23% ) dan Kabupaten Semarang dan Tegal masing-masing 5 observasi (6,02%). Selebihnya 19,28 persen tersebar di 5 kabupaten lainnya. Dari sejumlah 66 pemantauan harga gabah kualitas GKG dan GKP yang berhasil diobservasi selama Agustus 2016 tidak ditemukan kasus harga di bawah HPP. Tabel 10. Jumlah dan Persentase Observasi Harga Gabah di Bawah HPP Menurut Kelompok Kualitas, Agustusi 2016
1.
Rata-rata Komponen Mutu Menurut Kelompok
ata-rata Kadar Air (KA) gabah di Jawa Tengah, pada Agustus 2016 menunjukkan kadar mutu yang kurang baik dibandingkan bulan sebelumnya. Rata-rata KA kelompok gabah kualitas GKG tercatat lebih tinggi dibandingkan bulan Juli 2016 yang tercatat sebesar 10,81 persen sedangkan bulan ini tercatat 11,10 persen. Demikian pula rata-rata KA kelompok GKP mengalami kenaikan dari 14,88 persen pada Juli menjadi 16,14 persen pada Agustus 2016. Rata-Rata Kadar Hampa (KH) bulan Agustus 2016 menunjukkan kualitas yang bervariatif. Kelompok gabah kualitas GKG mengalami penurunan dari 2,47 persen pada Juli 2016 menjadi 2,44 persen pada Agustus 2016. Sedangkan kelompok gabah kualitas GKP relative stabil di 5,79 persen. Tabel 11 Rata-Rata Komponen Mutu Menurut Kelompok Kualitas Juli – Agustus 2016
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.63/09/33/Th.X, 01 September 2016 9
2.
Rata-rata Harga Gabah Menurut Kelompok Kualitas
ata-rata harga gabah GKG di tingkat petani pada Agutus 2016 mengalami penurunan sebesar 6,49 persen dari Rp. 5.010,00/Kg pada Juli 2016 menjadi Rp. 4.685,00/Kg. Demikian pula jika dibandingkan bulan Agustus 2015 mengalami penurunan 11,39 persen yaitu dari angka Rp. 5.287,50/Kg. Untuk gabah kualitas GKP bulan ini juga mengalami penurunan sebesar 6,31 persen dari Rp. 4.389,44/Kg pada Juli 2016 menjadi Rp. 4.112,27/Kg pada Agustus 2016 dan jika dibandingkan dengan Agustus 2015 dimana harga mencapai Rp. 4.502,80/Kg maka pada Agustus 2016 mengalami penurunan 8,67 persen. Di tingkat penggilingan, rata-rata harga gabah kelompok GKG pada Agutus 2016 juga mengalami penurunan yaitu sebesar 6,78 persen dari bulan Juli 2016 yang tercatat Rp. 5.075,00/Kg /Kg menjadi Rp. 4.731,00/Kg, Sementara kelompok kualitas GKP mengalami penurunan 6,22 persen dari Rp. 4.450,22/Kg pada Juli 2016 menjadi Rp. 4.173,26/Kg pada Agustus 2016. Adapun jika dibandingkan dengan Agustus 2015 maka gabah kelompok GKG mengalami penurunan 11,26 persen yaitu dari harga Rp. 5.331,25/Kg dan kelompok GKP turun 8,51 persen dari harga Rp. 4.561,51/Kg. Tabel 12 Rata-Rata Harga Gabah di Tingkat Petani dan Tingkat Penggilingan Menurut Kelompok Kualitas, Juli – Agustus 2016
10
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.63/09/33/Th.X, 01 September 2016