No. 63/09/33/Th.XI, 4 September 2017
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN AGUSTUS 2017 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI (NTP) AGUSTUS 2017 SEBESAR 101,53 ATAU NAIK 1,31 PERSEN Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa Tengah bulan Agustus 2017 mengalami kenaikan 1,31 persen, yaitu dari posisi 100,22 menjadi 101,53. Hal ini disebabkan karena perubahan indeks harga yang diterima petani (It) lebih tinggi dibandingkan dengan perubahan indeks harga yang dibayar petani (Ib). It mengalami kenaikan sebesar 0,89 persen, dari posisi 128,64 pada bulan Juli menjadi 129,78 pada bulan Agustus 2017. Sedangkan Ib mengalami penurunan sebesar 0,42 persen, dari posisi 128,36 pada bulan Juli menjadi 127,82 pada bulan Agustus 2017. Dari lima sub sektor pertanian komponen penyusun NTP, semua sub sektor mengalami kenaikan indeks yaitu : sub sektor Tanaman Pangan naik 2,10 persen, sub sektor Hortikultura naik 0,58 persen, sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik 0,87 persen, sub sektor Peternakan naik 1,42 dan sub sektor Perikanan naik sebesar 0,38 persen. Secara umum, indeks harga yang diterima petani mengalami kenaikan indeks sebesar 0,89 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya yaitu dari posisi 128,64 menjadi 129,78. Kenaikan It dipengaruhi oleh kenaikan It pada empat sub sektor, yaitu : sub sektor Tanaman Pangan naik 1,58 persen, sub sektor Hortikultura naik sebesar 0,03 persen, sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik 0,49 persen dan sub sektor Peternakan naik sebesar 1,21 persen. Sedangkan sub sektor Perikanan mengalami penurunan indeks yaitu turun sebesar 0,09 persen. Indeks harga yang dibayar petani pada bulan Agustus 2017 mengalami penurunan sebesar 0,42 persen bila dibandingkan dengan bulan Juli 2017 yaitu dari posisi 128,36 menjadi 127,82. Penurunan itu dipengaruhi oleh penurunan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 0,71 persen. Sedangkan Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) mengalami kenaikan sebesar 0,16 persen. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) di Provinsi Jawa Tengah mengalami kenaikan sebesar 0,73 persen atau dari posisi 107,44 menjadi 108,21 dibanding NTUP bulan sebelumnya. Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) atau IHK perdesaan di Provinsi Jawa Tengah mengalami penurunan atau terjadi deflasi perdesaan sebesar 0,71 persen. Deflasi terjadi disebabkan penurunan pada kelompok Bahan Makanan sebesar 1,75 persen. Sedangkan kelompok harga yang mengalami kenaikan terjadi pada kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau sebesar 0,03 persen, kelompok Perumahan sebesar 0,07 persen, kelompok Sandang sebesar 0,10 persen, kelompok Kesehatan sebesar 0,14 persen, kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga sebesar 0,03 persen dan kelompok Transportasi dan Komunikasi naik sebesar 0,20 persen. Dari 33 provinsi di Indonesia, perubahan NTP Agustus terhadap NTP Juli 2017 ternyata sangat beragam. Kenaikan indeks NTP terjadi di 28 provinsi, sedangkan 5 provinsi lainnya mengalami penurunan. Kenaikan NTP tertinggi terjadi di Provinsi Lampung yaitu sebesar 1,82 persen, sedangkan penurunan NTP terbesar terjadi di Provinsi Papua Barat yaitu sebesar 0,44 persen.
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.63/09/33/Th.XI, 4 September 2017 1
1. Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa Tengah ilai Tukar Petani (NTP) merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di pedesaan. Penghitungan indikator ini diperoleh dari perbandingan antara Indeks Harga Yang Diterima Petani (It) dengan Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) yang dinyatakan dalam persentase. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) antara produk pertanian yang dijual petani dengan barang dan jasa yang dibutuhkan petani dalam berproduksi dan konsumsi rumah tangga. Dengan membandingkan kedua perkembangan angka tersebut, maka dapat diketahui apakah peningkatan pengeluaran untuk kebutuhan petani dapat dikompensasi dengan penambahan pendapatan petani dari hasil pertaniannya. Atau sebaliknya, apakah kenaikan harga jual produksi pertanian dapat menambah pendapatan petani yang pada gilirannya meningkatkan kesejahteraan para petani. Semakin tinggi nilai NTP, relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan atau daya beli petani. Mulai Desember 2013 dilakukan perubahan tahun dasar dalam penghitungan NTP dari tahun dasar 2007=100 menjadi tahun dasar 2012=100. Perubahan tahun dasar ini dilakukan untuk menyesuaikan perubahan/pergeseran pola produksi pertanian dan pola konsumsi rumah tangga pertanian di perdesaan, serta perluasan cakupan subsektor pertanian dan provinsi dalam penghitungan NTP, agar penghitungan Perbedaan antara NTP tahun dasar 2007=100 dengan NTP tahun dasar 2012=100 adalah meningkatnya cakupan jumlah komoditas baik pada paket komoditas It maupun Ib. Penghitungan NTP (2012=100) juga mengalami perluasan khususnya pada Subsektor Perikanan. Selain NTP Perikanan secara umum yang dihitung di 33 provinsi termasuk Provinsi DKI Jakarta, Nilai Tukar Nelayan (NTN) dan Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) juga disajikan secara terpisah. Gambar 1 Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga di NTP Jawa Tengah Julii-Agustus 2017 (2012 = 100)
perdesaan di wilayah Jawa Tengah pada bulan Agustus 2017, NTP Jawa Tengah mengalami kenaikan indeks 1,31 persen dibanding NTP Juli 2017 yaitu dari posisi 100,22 menjadi 101,53. Besarnya indeks NTP tersebut disebabkan karena perubahan indeks harga produk pertanian yang diterima petani lebih tinggi dibanding dengan perubahan indeks harga barang dan jasa yang dibayar petani. Gambar 2 Perubahan NTP Jawa Tengah per Subsektor Juli-Agustus 2017(2012 = 100)
Kenaikan NTP pada bulan Agustus 2017 juga disebabkan oleh kenaikan pada semu sub sektor yaitu NTP sub sektor Tanaman NTP sub sektor
Pangan naik sebesar 2,10 persen,
Hortikultura naik sebesar 0,58 persen,
NTP sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik sebesar 0,87 persen, NTP sub sektor Peternakan naik sebesar 1,42 persen dan NTP sub sektor Perikanan naik sebesar 0,38 persen.
2
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.63/09/33/Th.XI, 4 September 2017
2. Indeks Harga Yang Diterima Petani (It) Indeks Harga yang Diterima Petani (It) menunjukkan fluktuasi harga yang beragam dari komoditas pertanian yang dihasilkan petani. Pada Agustus 2017, secara umum It mengalami kenaikan indeks yang cukup signifikan sebesar 0,89 persen dibandingkan dengan It Juli 2017 yaitu: dari 128,64 menjadi 129,78. Kenaikan It dipengaruhi oleh kenaikan It pada empat sub sektor, yaitu : sub sektor Tanaman Pangan naik 1,58 persen, sub sektor Hortikultura naik sebesar 0,03 persen, sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik sebesar 0,49 persen, sub sektor Peternakan naik sebesar 1,21 persen. Sedangkan sub sektor Perikanan mengalami penurunan indeks yaitu turun sebesar 0,09 persen. Gambar 3 Indeks Yang Diterima Petani Jawa Tengah per Subsektor dan Perubahannya Juli –Agustus 2017 (2012 = 100)
3. Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) Gambar 4 Perubahan Indeks Yang Dibayar Petani Jawa Tengah elalui Indeks Harga yang Dibayar per sub sektor Juli-Agustus 2017 (2012 = 100) Petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat perdesaan khususnya petani yang merupakan bagian terbesar dari masyarakat perdesaan, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Pada Agustus 2017, Ib tercatat turun sebesar 0,42 persen bila dibandingkan Juli 2017, yaitu dari 128,36 menjadi 127,82. Penurunan Ib terjadi pada semua sub sektor penyusun NTP yaitu: Ib sub sektor Tanaman Pangan turun 0,50 persen, Ib sub sektor Hortikultura turun 0,54 persen, Ib sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat turun 0,38 persen, Ib sub sektor Peternakan turun 0,21 persen dan Ib sub sektor Perikanan turun 0,47 persen.
4. NTP Sub Sektor a. Sub sektor Tanaman Pangan (NTPP)
Tabel 1 NTP Subsektor Tanaman Pangan Jawa Tengah dan Perubahannya Juli-Agustus 2017 (2012 = 100) Perub Agust '17
ada
bulan Agustus 2017 NTPP No Rincian Juli'17 Agust'17 thd Juli '17 (%) mengalami kenaikan indeks sebesar 2,10 persen. (1) (2) (3) (4) (5) Kenaikan NTPP disebabkan karena kenaikan indeks I. Indeks Diterima Petani 124.77 126.75 1.58 yang diterima petani sebesar 1,58 persen, lebih 1. Padi 113.55 116.03 2.18 2. Palawija 154.80 155.44 0.41 tinggi dibandingkan penurunan indeks yang dibayar II. Indeks Dibayar Petani 131.67 131.01 -0.50 petani sebesar 0,50 persen. 1. Konsumsi Rumah Tangga 134.14 133.08 -0.79 Penurunan Ib disebabkan oleh turunnya Indeks 2. BPPBM 125.23 125.62 0.31 Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 0,79 III. Nilai Tukar Petani
94.76
96.75
2.10
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.63/09/33/Th.XI, 4 September 2017 3
persen. Sementara Indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) mengalami kenaikan sebesar 0,31 persen. b. Subsektor Hortikultura (NTPH)
Tabel 2 NTP Subsektor Hortikultura Jawa Tengah dan Perubahannya Juli-Agustus 2017 (2012 = 100)
Perub Agust '17 ilai Tukar Petani subsektor Hortikultura No Rincian Juli'17 Agust'17 thd Juli '17 (%) (NTPH) pada Agustus 2017 dilaporkan terjadi kenaikan (2) (1) (3) (4) (5) indeks sebesar 0,58 persen. Hal ini terjadi karena I. Indeks Diterima Petani 131.49 131.53 0.03 indeks yang diterima petani yang mengalami kenaikan 1. Sayur-sayuran 113.84 113.94 0.09 2. Buah-buahan 153.22 153.25 0.02 sebesar 0,03 persen, lebih tinggi dibanding penurunan 3. Tanaman Obat 127.11 126.42 -0.54 indeks yang dibayar petani, dimana Ib mengalami II. Indeks Dibayar Petani 129.94 129.24 -0.54 penurunan sebesar 0,54 persen. 1. Konsumsi Rumah Tangga 134.67 133.64 -0.76 Kenaikan yang terjadi pada It disebabkan oleh 2. BPPBM 118.75 118.82 0.06 perubahan indeks harga pada kelompok sayur-sayuran III. Nilai Tukar Petani 101.19 101.78 0.58 naik sebesar 0,09 persen, kelompok buah-buahan naik 0,02 persen dan kelompok tanaman obat naik sebesar 0,54 persen. Penurunan Ib disebabkan oleh penurunan indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 0,76 persen. Sedangkan untuk indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) naik sebesar 0,06 persen.
c. Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR)
Tabel 3 NTP Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat dan Perubahannya Juli-Agustus 2017 (2012 = 100)
ada Agustus 2017 NTPR mengalami Rincian No Juli'17 kenaikan indeks sebesar 0,87 persen. Hal ini disebabkan (2) (3) oleh kenaikan indeks yang diterima petani sebesar 0,49 (1) I. Indeks Diterima Petani 138.99 persen, lebih tinggi dibanding penurunan indeks yang dibayar 1. TPR 138.99 petani sebesar 0,38 persen. II. Indeks Dibayar Petani 129.31 Penurunan pada Ib terjadi karena turunnya indeks Konsumsi 1. Konsumsi Rumah Tangga 134.30 Rumah Tangga sebesar 0,58 persen dan turunnya Biaya 2. BPPBM 119.84 Produksi Penambahan Barang Modal (BPPBM) sebesar III. Nilai Tukar Petani 107.49 0,05 persen.
d. Subsektor Peternakan (NTPT)
Agust'17 (4)
139.68 139.68 128.82 133.52 119.90 108.43
Perub Agust '17 thd Juli '17 (%) (5)
0.49 0.49 -0.38 -0.58 0.05 0.87
Tabel 4 NTP Subsektor Peternakan Jawa Tengah dan Perubahannya Juli-Agustus 2017 (2012 = 100)
TP sub sektor Peternakan pada bulan Agustus Perub Agust '17 Rincian Juli'17 Agust'17 2017 dilaporkan mengalami kenaikan sebesar 1,42 No thd Juli '17 (%) (2) (3) (4) (5) persen. Kenaikan ini terjadi karena Indeks harga yang (1) I. Indeks Diterima Petani 124.39 125.89 1.21 diterima petani naik sebesar 1,21 persen dibandingkan 1 Ternak Besar 130.62 132.91 1.75 dengan Indeks harga yang dibayar petani yang turun 2 Ternak Kecil 105.21 107.28 1.97 3 Unggas 127.03 127.27 0.18 sebesar 0,21 persen. 4 Hasil Ternak 122.80 122.13 -0.55 Kenaikan yang terjadi pada It disebabkan oleh naiknya II. Indeks Dibayar Petani 122.34 122.08 -0.21 indeks harga 3 kelompok sub sektor Peternakan yaitu: 1. Konsumsi Rumah Tangga 134.56 133.70 -0.64 2. BPPBM 114.17 114.32 0.13 kelompok Ternak Besar naik sebesar 1,75 persen, III. Nilai Tukar Petani 101.68 103.12 1.42 kelompok Ternak Kecil naik sebesar 1,97 persen, kelompok Unggas naik sebesar 0,18 persen. Sedangkan kelompok Hasil Ternak mengalami penurunan sebesar 0,55 persen. Sementara itu, penurunan yang terjadi pada Ib disebabkan karena turunnya indeks
4
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.63/09/33/Th.XI, 4 September 2017
Konsumsi Rumah Tangga sebesar 0,64 persen. Sedangkan Biaya Produksi Penambahan Barang Modal (BPPBM) mengalami kenaikan sebesar 0,13 persen. e. Subsektor Perikanan (NTN)
ada bulan Agustus 2017, NTN mengalami kenaikan indeks sebesar 0,38 persen. Kenaikan indeks NTN ini disebabkan karena indeks yang diterima petani turun sebesar 0,09 persen, lebih tinggi dibandingkan dengan indeks yang dibayar petani yang mengalami penurunan sebesar 0,47 persen. Penurunan yang terjadi pada It disebabkan oleh Tabel 5 perubahan indeks harga pada kelompok Perikanan NTP Subsektor Perikanan Jawa Tengah dan Perubahannya Juli-Agustus 2017 (2012 = 100) Budidaya yang turun 0,25 persen. Sedangkan untuk Perub Agust '17 kelompok Perikanan Tangkap mengalami kenaikan Rincian No Juli'17 Agust'17 thd Juli '17 (%) sebesar 0,58 persen. Penurunan pada Ib disebabkan (1) (2) (3) (4) (5) I. Indeks Diterima Petani 129.74 129.62 -0.09 karena turunnya IKRT sebesar 0,90 persen. Sedangkan 1 Tangkap 142.56 143.39 0.58 BPPBM mengalami kenaikan sebesar 0,22 persen. 2 Budidaya 126.88 126.55 -0.25 II. Indeks Dibayar Petani 1. Konsumsi Rumah Tangga 2. BPPBM III. Nilai Tukar Petani
126.71 135.84 114.60 102.39
126.12 134.62 114.85 102.78
-0.47 -0.90 0.22 0.38
5. NTUP Sub Sektor ilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), dimana komponen Ib hanya terdiri dari Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM). Dengan dikeluarkannya konsumsi dari komponen indeks harga yang dibayar petani (Ib), NTUP dapat lebih mencerminkan kemampuan produksi petani, karena yang dibandingkan hanya produksi dengan biaya produksinya. Pada Agustus 2017 terjadi kenaikan NTUP sebesar 0,73 persen dari posisi 107,44 menjadi 108,21. Kenaikan NTUP disebabkan oleh naiknya NTUP pada tiga sub sektor yaitu sub sektor Tanaman Pangan naik sebesar 1,27 persen, sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik sebesar 0,44 persen dan sub sektor Peternakan naik sebesar 1,08 persen. Sedangkan sub sektor yang mengalami penurunan adalah sub sektor Hortikultura turun 0,03 persen dan sub sektor Perikanan turun sebesar 0,30 persen.
Tabel 6 Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian per Subsektor, dan Persentase Perubahannya, Agustus 2017 (2012=100) Sub Sektor
Juli'17
(1)
(2)
Agust'17
Perub Agust '17 thd Juli '17 (%)
(3)
(4)
1.Tanaman Pangan 99.63 2.Hortikultura 110.73 3. Tanaman Perkebunan Rakyat 115.98 4.Peternakan 108.95 5. Perikanan 113.21 a. Tangkap 124.20 b. Budidaya 110.75
100.90 110.70 116.49 110.12 112.86 124.59 110.24
Jawa Tengah
108.21
1.27 -0.03 0.44 1.08 -0.30 0.32 -0.46 0.73
107.44
Tabel 7
6. Indeks Harga Konsumen Perdesaan
erubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka Inflasi/ deflasi di wilayah perdesaan. Pada Agustus 2017, Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) atau IHK di daerah perdesaan di Provinsi Jawa Tengah mengalami penurunan atau terjadi deflasi sebesar 0,71 persen. Deflasi dipicu oleh turunnya kelompok Bahan
IHK Perdesaan Jawa Tengah dan Perubahannya (%) Juli-Agustus 2017 (2012 = 100) Rincian
Juli'17
(1)
(2)
Konsumsi Rumah Tangga 134.44 a. Bahan Makanan 149.02 b. Makanan Jadi 127.67 c. Perumahan 128.79 d. Sandang 127.48 e. Kesehatan 120.04 f. Pendidikan, Rekreasi & Olah 113.64 raga g. Transportasi dan Komunikasi 121.81
Agust'17
Perub Agust '17 thd Juli '17 (%)
(3)
(4)
133.48 146.42 127.71 128.88 127.61 120.21 113.67 122.06
-0.71 -1.75 0.03 0.07 0.10 0.14 0.03 0.20
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.63/09/33/Th.XI, 4 September 2017 5
Makanan turun sebesar 1,75 persen.. Sedangkan kelompok harga yang mengalami kenaikan yaitu kelompok Makanan Jadi naik sebesar 0,03 persen, kelompok Perumahan naik sebesar 0,07 persen, kelompok Sandang naik sebesar 0,10 persen kelompok Kesehatan naik sebesar 0,14 persen, kelompok Pendidikan, rekreasi dan Olahraga naik sebesar 0,03 persen dan kelompok Transportasi dan Komunikasi naik sebesar 0,20 persen
7. Perbandingan Antar Provinsi
ari 33 provinsi yang dilaporkan, perubahan NTP Agustus terhadap NTP Juli 2017 ternyata sangat beragam. Kenaikan nilai NTP terjadi di 28 provinsi, dan 5 provinsi lainnya mengalami penurunan. Kenaikan NTP tertinggi Agustus 2017 terjadi di Provinsi Lampung yaitu sebesar 1,82 persen, sedangkan penurunan NTP terbesar terjadi pada Provinsi Papua Barat yaitu sebesar 0,44 persen.
Tabel 8 NTP 33 Provinsi dan Persentase Perubahannya (%) Juli-Agustus 2017 (2012 = 100) No (1)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
6
Provinsi (2)
LAMPUNG BABEL SULBAR GORONTALO SUMSEL JATIM JATENG BENGKULU JAMBI SULTENG SULTRA JABAR KALTENG RIAU SUMUT KALBAR NTB SULSEL KALSEL SUMBAR KALTIM NTT MALUKU BANTEN DKI KEPRI MALUKU UTARA NAD YOGYAKARTA SULUT BALI PAPUA PAPUA BARAT
Juli '17
Agust '17
Perub Agust '17 thd Juli'17 (%)
(3)
(4)
(5)
103.57 95.03 104.42 103.79 93.01 103.91 100.22 92.39 99.00 93.02 93.06 104.48 96.48 101.25 98.47 95.26 104.44 100.18 95.47 95.82 96.20 101.96 100.85 99.60 97.32 96.73 100.57 94.45 102.92 92.32 104.14 94.43 100.20
105.45 96.61 106.07 105.37 94.38 105.40 101.53 93.60 100.28 94.22 93.98 105.37 97.25 101.90 99.04 95.79 105.01 100.72 95.89 96.24 96.61 102.33 101.16 99.83 97.54 96.91 100.73 94.47 102.87 92.26 103.94 94.17 99.76
1.82 1.66 1.58 1.52 1.47 1.43 1.31 1.30 1.29 1.29 0.99 0.86 0.81 0.64 0.57 0.56 0.54 0.54 0.44 0.44 0.43 0.36 0.31 0.24 0.23 0.18 0.16 0.03 -0.05 -0.07 -0.19 -0.28 -0.44
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.63/09/33/Th.XI, 4 September 2017
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.63/09/33/Th.XI, 4 September 2017
7
124.50 138.05 121.48 133.97 94.76 99.63
c. Biaya Sewa dan Pengeluaran Lain
d. Transportasi
e. Penambahan Barang Modal
f. Upah Buruh
III. Nilai Tukar Petani
IV. Nilai Tukar Usaha Pertanian
119.44
g. Transportasi dan Komunikasi
111.99
113.40
f. Pendidikan, Rekreasi & Olah raga
b. Pupuk dan Obat-obatan
122.13
e. Kesehatan
129.79
126.55
d. Sandang
a. Bibit
128.26
c. Perumahan
125.23
127.73
b. Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau
2. BPPBM
149.64
a. Bahan Makanan
134.14
131.67
II. Indeks Dibayar Petani
1. Konsumsi Rumah Tangga
124.77
(2)
Juli '17
I. Indeks Diterima Petani
(1)
Rincian
100.90
96.75
134.79
121.42
137.60
124.57
112.13
130.47
125.62
119.70
113.43
122.31
126.69
128.37
127.79
146.70
133.08
131.01
126.75
(3)
Agustus '17
Hortikultura
1.27
2.10
0.61
-0.06
-0.33
0.05
0.13
0.52
0.31
0.22
0.03
0.14
0.12
0.08
0.04
-1.97
-0.79
-0.50
1.58
(4)
(6)
110.73 110.70
101.19 101.78
124.48 124.90
121.07 121.08
113.26 113.16
123.94 123.79
113.56 113.41
114.97 115.24
118.75 118.82
122.97 123.20
114.05 114.10
118.76 118.93
127.71 127.84
128.26 128.34
127.87 127.92
148.46 145.78
134.67 133.64
129.94 129.24
131.49 131.53
(5)
-0.03
0.58
0.34
0.01
-0.09
-0.13
-0.13
0.23
0.06
0.19
0.05
0.14
0.10
0.06
0.03
-1.81
-0.76
-0.54
0.03
(7)
115.98
107.49
130.69
121.01
125.01
112.56
110.16
105.51
119.84
121.71
112.56
118.85
128.57
128.15
127.74
147.98
134.30
129.31
138.99
(8)
116.49
108.43
130.93
121.19
125.73
112.62
109.71
105.51
119.90
121.96
112.60
119.01
128.69
128.21
127.76
145.97
133.52
128.82
139.68
(9)
0.44
0.87
0.18
0.14
0.58
0.05
-0.40
0.00
0.05
0.21
0.03
0.13
0.10
0.04
0.02
-1.36
-0.58
-0.38
0.49
(10)
Perub Agustus Agust '17 '17 thd Juli17 (%)
Tanaman Perkebunan Rakyat
Perub Perub Agust Agustus Agust '17 '17 thd Juli '17 Juli '17 '17 thd Juli17 Juli17 (%) (%)
Tanaman Pangan
TABEL 9 NTP PER SUB SEKTOR JAWA TENGAH BULAN JULI - AGUSTUS 2017
108.95
101.68
124.35
114.95
119.39
114.54
110.19
114.17
114.17
122.28
113.87
119.06
127.93
130.40
127.47
148.95
134.56
122.34
124.39
(11)
110.12
103.12
124.35
115.07
119.63
115.02
110.28
114.31
114.32
122.53
113.89
119.22
128.05
130.52
127.50
146.58
133.70
122.08
125.89
(12)
Agustus Juli '17 '17
Perikanan
1.08
1.42
0.00
0.11
0.20
0.42
0.08
0.12
0.13
0.20
0.02
0.13
0.10
0.08
0.02
-1.59
-0.64
-0.21
1.21
(13)
(15)
113.21 112.86
102.39 102.78
116.96 116.96
115.26 115.19
118.23 118.23
116.46 117.31
113.75 113.77
112.78 113.19
114.60 114.85
136.90 137.03
117.23 117.30
122.65 122.84
125.97 126.10
128.17 128.19
126.78 126.77
153.64 149.94
135.84 134.62
126.71 126.12
129.74 129.62
(14)
-0.30
0.38
0.00
-0.06
0.00
0.73
0.02
0.36
0.22
0.09
0.06
0.15
0.11
0.02
-0.01
-2.41
-0.90
-0.47
-0.09
(16)
Perub Perub Agust Agustus Agust '17 '17 thd Juli '17 '17 thd Juli17 Juli17 (%) (%)
Peternakan
107.44
100.22
128.31
119.47
124.86
119.70
111.65
118.00
119.74
121.81
113.64
120.04
127.48
128.79
127.67
149.02
134.44
128.36
128.64
(17)
108.21
101.53
128.71
119.51
124.87
119.84
111.61
118.33
119.93
122.06
113.67
120.21
127.61
128.88
127.71
146.42
133.48
127.82
129.78
(18)
0.73
1.31
0.31
0.03
0.01
0.12
-0.03
0.28
0.16
0.20
0.03
0.14
0.10
0.07
0.03
-1.75
-0.71
-0.42
0.89
(19)
Perub Agustus Agust '17 Juli '17 '17 thd Juli17 (%)
Jawa Tengah
B. PERKEMBANGAN HARGA PRODUSEN GABAH AGUSTUS 2017 RATA-RATA HARGA GABAH DI TINGKAT PETANI GKG NAIK 3,048% DAN GKP NAIK 0,57% Survei Harga Produsen Gabah di Jawa Tengah pada Agustus 2017 mencatat 106 observasi transaksi penjualan gabah di 16 kabupaten terpilih. Komposisi observasi gabah bulan ini didominasi oleh transaksi penjualan Gabah Kering Panen sebanyak 93 observasi (87,74%) diikuti kelompok Gabah Kering Giling sebanyak 10 observasi (9,43%) dan kelompok gabah kualitas rendah sebanyak 3 observasi (2,83%).
Di tingkat petani, harga Gabah tertinggi Agustus 2017 tercatat Rp. 5.250,00 per kg berasal dari transaksi kelompok gabah kualitas GKG varietas Ciherang yang berasal dari Kecamatan Jakenan di Kabupaten Pati. Sedangkan harga terendah di tingkat petani ditemukan seharga Rp. 3.900,00 per kg berasal dari kelompok gabah kualitas rendah varietas IR 64 di Kecamatan Lebaksiu Kabupaten Tegal.
Di tingkat penggilingan, harga gabah tertinggi Agustus 2017 tercatat Rp. 5.300,00 per kg berasal dari kelompok gabah kualitas GKG dengan varietas Ciherang berasal dari Kecamatan Jakenan Kabuapten Pati dan di kecamatan Banjarhajo Kabupaten Brebes. Harga terendah di tingkat penggilingan ditemukan juga pada kelompok gabah kualitas rendah varietas IR 64 di Kecamatan Lebaksiu Kabupaten Tegal seharga Rp. 4.000,00 per kg. Rata-rata harga gabah kelompok GKG di tingkat petani mengalami kenaikan sebesar 3,04 persen dari 4.959,09/Kg pada Juli menjadi Rp. 5.110,00/Kg pada Agustus 2017. Jika dibandingkan bulan Agustus 2016 naik 9,07 persen dari angka Rp. 4.685,00/Kg. Kelompok GKP juga mengalami kenaikan sebesar 0,57 persen dari Rp. 4.478,69/Kg pada Juli menjadi Rp. 4.504,14/Kg pada Agustus 2017 dan jika dibandingkan Agustus 2016 dimana harga mencapai Rp. 4.112,27/Kg maka Agustus 2017 mengalami kenaikan sebesar 9,53 persen. urvei Harga Produsen Gabah di Jawa Tengah pada Agustus 2017 berhasil mencatat sebanyak 106 observasi transaksi penjualan gabah di 16 kabupaten terpilih. Dari 106 transaksi penjualan gabah yang berhasil dicatat, komposisi jumlah observasi bulan ini masih didominasi oleh transaksi penjualan Gabah Kering Panen yaitu sebanyak 93 observasi (87,74%) diikuti kelompok Gabah Kering Giling sebanyak 10 observasi (9,43%) dan kelompok gabah kualitas rendah sebanyak 3 observasi (2,83%). Tabel 9. Jumlah Observasi, Harga Gabah di Tingkat Petani dan Penggilingan, Dan HPP Menurut Kelompok Kualitas Agustus 2017
8
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.63/09/33/Th.XI, 4 September 2017
Dari 106 observasi transaksi harga penjualan gabah yang berhasil dikumpulkan selama Agustus 2017, terbanyak berasal dari Kabupaten Kebumen sebanyak 24 observasi (22,64%) diikuti Kabupaten Cilacap sebanyak 14 observasi (13,21%), Kabupaten Pati sebanyak 9 observasi (8,49%), Kabupaten Boyolali, Klaten dan Pemalang masing-masing sebanyak 6 observasi (5,66%), Kabupaten Tegal, Karanganyar dan Kendal masing-masing sebanyak 5 observasi dan selebihnya 24,53 persen tersebar di 7 kabupaten lainnya. Dari sejumlah 103 pemantauan harga gabah kualitas GKG dan GKP yang berhasil diobservasi selama Agustus 2017 belum ditemukan kasus harga di bawah HPP. Tabel 10. Jumlah dan Persentase Observasi Harga Gabah di Bawah HPP Menurut Kelompok Kualitas, Agustus 2017
1.
Rata-rata Komponen Mutu Menurut Kelompok
ata-rata Kadar Air (KA) gabah di Jawa Tengah, pada Agustus 2017 menunjukkan kadar air yang bervariatif dibandingkan bulan sebelumnya. Rata-rata KA kelompok gabah kualitas GKG tercatat lebih tinggi dibandingkan bulan Juli yang tercatat sebesar 11,74 persen sedangkan bulan ini tercatat 11,81 persen. Namun rata-rata KA kelompok GKP mengalami penurunan dari 17,68 persen pada Juli menjadi 16,17 persen pada Agustus 2017. Rata-Rata Kadar Hampa (KH) bulan Agustus 2017 menunjukkan angka yang relatif lebih baik. Kelompok gabah kualitas GKG menunjukkan penurunan kadar hampa dari 2,55 persen pada Juli 2017 menjadi 2,43 pada Agustus 2017. Adapun kelompok gabah kualitas GKP turun dari angka 5,78 persen pada Juli menjadi 5,38 pada Agustus 2017. Tabel 11 Rata-Rata Komponen Mutu Menurut Kelompok Kualitas Juli - Agustus 2017
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.63/09/33/Th.XI, 4 September 2017 9
2.
Rata-rata Harga Gabah Menurut Kelompok Kualitas
ata-rata harga gabah GKG di tingkat petani pada Agustus 2017 sedikit mengalami kenaikan sebesar 3,04 persen dari Rp. 4.959,09/Kg pada Juli menjadi Rp. 5.110,00/Kg. Namun jika dibandingkan bulan Agstus 2016 mengalami kenaikan 9,07 persen yaitu dari harga Rp. 4.685,00/Kg. Gabah kualitas GKP bulan ini mengalami kenaikan sebesar 0,57 persen dari Rp. 4.478,69/Kg pada menjadi Rp. 4.504,14/Kg pada Agustus 2017 dan jika dibandingkan dengan Agustus 2016 dimana harga mencapai Rp. 4.112,27/Kg maka pada Agustus 2017 mengalami kenaikan 9,53 persen. Di tingkat penggilingan, rata-rata harga gabah kelompok GKG pada Agustus 2017 juga mengalami kenaikan yaitu sebesar 2,82 persen dari bulan Juli yang tercatat Rp. 5.024,09/Kg menjadi Rp. 5.166,00/Kg, Sementara kelompok kualitas GKP mengalami kenaikan 0,66 persen dari Rp. 4.531,31/Kg pada Juli menjadi Rp. 4.561,18/Kg pada Agustus 2017. Adapun jika dibandingkan dengan Agustus 2016 maka gabah kelompok GKG mengalami kenaikan 9,19 persen yaitu dari harga Rp. 4.731,00/Kg dan kelompok GKP naik 9,30 persen dari harga Rp. 4.561,18/Kg. Tabel 12 Rata-Rata Harga Gabah di Tingkat Petani dan Tingkat Penggilingan Menurut Kelompok Kualitas, Juli – Agustus 2017
10
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.63/09/33/Th.XI, 4 September 2017