NO. 40/06/33/TH.X, 01 JUNI 2016
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN JUNI 2016 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI (NTP) MEI 2016 SEBESAR 99,86 ATAU NAIK 0,89 PERSEN Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa Tengah bulan Mei 2016 mengalami kenaikan 0,89 persen, yaitu dari posisi 98,99 menjadi 99,86. Hal ini disebabkan karena perubahan indeks harga yang diterima petani (It) lebih tinggi dibandingkan dengan perubahan indeks harga yang dibayar petani (Ib). It mengalami kenaikan 0,95 persen, dari posisi 121,42 pada bulan April 2016 menjadi 122,57 pada bulan Mei 2016. Sementara Ib mengalami kenaikan 0,06 persen, dari posisi 122,66 menjadi 122,74. Dari 5 (lima) sub sektor pertanian komponen penyusun NTP, 3 (tiga) sub sektor mengalami kenaikan indeks yaitu : sub sektor Tanaman Pangan naik 1,52 persen, sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik 1,72 persen dan sub sektor Peternakan naik 0,82 persen. Sedangkan sub sektor lainnya mengalami penurunan yaitu sub sektor Hortikultura turun 0,35 persen dan sub sektor Perikanan turun 0,14 persen. Secara umum, Indeks harga yang diterima petani mengalami kenaikan indeks sebesar 0,95 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Kenaikan It dipengaruhi oleh kenaikan It pada 3 (tiga) sub sektor, yaitu : sub sektor Tanaman Pangan naik sebesar 1,58 persen, sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik 1,79 persen dan sub sektor Peternakan naik sebesar 0,90 persen. Sedangkan sub sektor lainnya yang mengalami penurunan, yaitu : sub sektor Hortikultura turun sebesar 0,30 persen dan sub sektor Perikanan turun 0,14 persen. Indeks harga yang dibayar petani pada bulan Mei 2016 mengalami kenaikan 0,06 persen bila dibandingkan dengan bulan April 2016. Kenaikan itu dipengaruhi oleh kenaikan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 0,03 persen dan kenaikan Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) sebesar 0,10 persen. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) di Provinsi Jawa Tengah mengalami kenaikan sebesar 0,84 persen atau dari posisi 105,11 menjadi 106,00 dibanding NTUP bulan sebelumnya. Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) atau IHK perdesaan di Provinsi Jawa Tengah mengalami kenaikan atau terjadi inflasi perdesaan sebesar 0,03 persen. Inflasi terjadi disebabkan naiknya indeks harga kelompok Makanan Jadi sebesar 1,21 persen, kelompok Perumahan sebesar 0,15 persen, kelompok Sandang sebesar 0,16 persen, kelompok Kesehatan sebesar 0,11 persen dan kelompok Pendidikan, Rekreasi serta Olahraga sebesar 0,36 persen. Sedangkan kelompok yang mengalami penurunan harga, yaitu : kelompok Bahan Makanan sebesar 0,52 persen dan kelompok Transportasi dan Komunikasi sebesar 0,16 persen. Dari 33 provinsi (termasuk DKI Jakarta) yang dilaporkan, perubahan NTP Mei 2016 terhadap NTP April 2016 ternyata sangat beragam. Kenaikan indeks NTP terjadi di 22 provinsi, sedangkan 11 provinsi lainnya mengalami penurunan. Kenaikan NTP tertinggi terjadi di Provinsi Kalimantan Barat yaitu sebesar 1,13 persen, sedangkan penurunan NTP terbesar terjadi di Provinsi Banten yaitu sebesar 1,35 persen.
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No. 40/06/33/Th.X, 1 Juni 2016
1
1. Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa Tengah ilai Tukar Petani (NTP) merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di pedesaan. Penghitungan indikator ini diperoleh dari perbandingan antara Indeks Harga Yang Diterima Petani (It) dengan Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) yang dinyatakan dalam persentase. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) antara produk pertanian yang dijual petani dengan barang dan jasa yang dibutuhkan petani dalam berproduksi dan konsumsi rumah tangga. Dengan membandingkan kedua perkembangan angka tersebut, maka dapat diketahui apakah peningkatan pengeluaran untuk kebutuhan petani dapat dikompensasi dengan penambahan pendapatan petani dari hasil pertaniannya. Atau sebaliknya, apakah kenaikan harga jual produksi pertanian dapat menambah pendapatan petani yang pada gilirannya meningkatkan kesejahteraan para petani. Semakin tinggi nilai NTP, relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan atau daya beli petani. Mulai Desember 2013 dilakukan perubahan tahun dasar dalam penghitungan NTP dari tahun dasar 2007=100 menjadi tahun dasar 2012=100. Perubahan tahun dasar ini dilakukan untuk menyesuaikan perubahan/pergeseran pola produksi pertanian dan pola konsumsi rumah tangga pertanian di perdesaan, serta perluasan cakupan subsektor pertanian dan provinsi Gambar 1 NTP Jawa Tengah dalam penghitungan NTP, agar penghitungan Perbedaan antara April – Mei 2016 (2012 = 100) NTP tahun dasar 2007=100 dengan NTP tahun dasar 2012=100 adalah meningkatnya cakupan jumlah komoditas baik pada 0,89 % paket komoditas It maupun Ib. Penghitungan NTP (2012=100) juga mengalami perluasan khususnya pada Subsektor Perikanan. Selain NTP Perikanan secara umum yang dihitung di 33 provinsi termasuk Provinsi DKI Jakarta, Nilai Tukar Nelayan (NTN) dan Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) juga disajikan secara terpisah. Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga di perdesaan di wilayah Jawa Tengah pada bulan Mei 2016, NTP Jawa Tengah mengalami kenaikan indeks 0,89 persen dibanding NTP April 2016 yaitu dari posisi 98,99 menjadi 99,86. Besarnya indeks NTP tersebut disebabkan karena perubahan indeks harga produk pertanian yang diterima petani lebih besar dibanding dengan perubahan indeks harga barang dan jasa yang dibayar petani. Gambar 2 Perubahan NTP Jawa Tengah per Subsektor April – Mei 2016 (2012 = 100) 2,00
1,72 1,52
1,50
1,00
0,82
0,50
Kenaikan NTP pada bulan Mei 2016 juga disebabkan oleh keenaikan 3 (tiga) sub sektor NTP yaitu : NTP sub sektor Tanaman Pangan naik 1,52 persen, NTP sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik naik 1,72 persen dan sub sektor Peternakan naik 0,82 persen. Sedangkan NTP yang mengalami penurunan yaitu : NTP sub sektor Hortikultura turun 0,35 persen dan sub sektor Perikanan turun 0,14 persen.
0,00 -0,14 -0,50
-0,35 TP
Horti
TPR
Ternak
Ikan
2. Indeks Harga Yang Diterima Petani (It) Indeks Harga yang Diterima Petani (It) menunjukkan fluktuasi harga yang beragam dari komoditas pertanian yang dihasilkan petani.
2
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.40/06/33/Th.X, 1 Juni 2016
Pada Mei 2016, secara umum It mengalami kenaikan indeks yang cukup signifikan sebesar 0,95 persen dibandingkan dengan It April 2016, yaitu: dari 121,42 menjadi 122,57. Kenaikan It terjadi pada 3(tiga) sub sektor, yaitu : Tanaman Pangan naik 1,58 persen, sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik 1,79 persen dan sub sektor Peternakan naik 0,90 persen. Sedangkan sub sektor lain yang mengalami penurunan yaitu ; sub sektor Hortikultura turun 0,30 persen dan sub sektor Perikanan turun 0,14 persen.
116,00
117,50
120,00
124,72
124,89
122,00
120,91
122,00
123,59
119,36
124,00
128,70
126,00
118,00
Mei 2016
123,22
128,00
126,44
April 2016
130,00
114,00 112,00 110,00 TP
Horti
TPR
Ternak
Ikan
Gambar 3 Indeks Yang Diterima Petani Jawa Tengah per Subsektor dan Perubahannya April – Mei 2016 (2012 = 100)
3. Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) Gambar 4 Perubahan Indeks Yang Dibayar Petani Jawa Tengah per Sub sektor April - Mei 2016 (2012 = 100)
elalui Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat perdesaan khususnya 0,08 0,08 petani yang merupakan bagian terbesar dari masyarakat 0,07 0,07 0,06 perdesaan, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang 0,06 diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. 0,05 0,05 0,04 Pada Mei 2016, Ib tercatat naik sebesar 0,06 persen bila 0,03 dibandingkan April 2016, yaitu dari 122,66 menjadi 0,02 122,74. Kenaikan Ib terjadi pada 4 (empat) sub sektor 0,00 0,01 penyusun NTP yaitu: Ib sub sektor Tanaman Pangan naik 0,00 0,06 persen; Ib sub sektor Hortikultura naik 0,05 persen; TP Horti TPR Ikan Ternak Ib sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik 0,07 persen dan Ib sub sektor Peternakan naik 0,08 persen. Sedangkan Ib sub sektor Perikanan tidak mengalami perubahan atau tetap 0,00 persen.
4. NTP Subsektor a. Subsektor Tanaman Pangan (NTPP)
Tabel 1 NTP Subsektor Tanaman Pangan Jawa Tengah dan Perubahannya April – Mei 2016 (2012 = 100)
ada bulan Mei 2016 NTPP mengalami Rincian No kenaikan indeks sebesar 1,52 persen. Kenaikan NTPP (2) disebabkan karena indeks yang diterima petani (1) mengalami kenaikan sebesar 1,58 persen, sedangkan I. Indeks Diterima Petani 1. Padi indeks yang dibayar petani mengalami kenaikan , yaitu 2. Palawija sebesar 0,06 persen. Kenaikan Ib disebabkan oleh naiknya Indeks Konsumsi II. Indeks Dibayar Petani Rumah Tangga (IKRT) sebesar 0,06 persen dan 1. Konsumsi Rumah Tangga naiknya Indeks Biaya Produksi dan Penambahan 2. BPPBM Barang Modal (BPPBM) sebesar 0,07 persen. III. Nilai Tukar Petani
April'16
Mei'16
(3)
(4)
117,50 107,36 144,65 125,48 127,43 120,38 93,64
119,36 109,12 146,77 125,56 127,51 120,47 95,07
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No. 40/06/33/Th.X, 1 Juni 2016
Perub Mei'16 thd April'16 (%) (5)
1,58 1,64 1,47 0,06 0,06 0,07 1,52
3
b. Subsektor Hortikultura (NTPH)
ilai Tukar Petani subsektor Hortikultura (NTPH) pada Mei 2016 dilaporkan terjadi penurunan No indeks sebesar 0,35 persen. Hal ini terjadi karena indeks yang diterima petani mengalami penurunan (1) sebesar 0,30 persen, lebih rendah dibanding I. penurunan indeks yang dibayar petani, dimana Ib mengalami kenaikan sebesar 0,05 persen. Penurunan yang terjadi pada It disebabkan oleh perubahan indeks harga pada kelompok Sayur-sayuran II. turun sebesar 0,70 persen dan kelompok Tanaman Obat turun 1,30 persen. Sedangkan kelompok Buahbuahan naik 0,16 persen. Kenaikan Ib disebabkan oleh kenaikan Indeks III. Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 0,03 persen Penambahan Barang Modal (BPPBM) sebesar 0,11 persen. c. Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR)
Tabel 2 NTP Subsektor Hortikultura Jawa Tengah dan Perubahannya April – Mei 2016 (2012 = 100)
Rincian
April'16
Mei'16
Perub Mei'16 thd April'16 (%)
(2)
(3)
(4)
(5)
123,59 111,12 138,47 127,71 123,94 127,88 114,61 99,72
123,22 110,34 138,68 126,05 124,00 127,91 114,74 99,37
-0,30 -0,70 0,16 -1,30 0,05 0,03 0,11
Indeks Diterima Petani 1. Sayur-sayuran 2. Buah-buahan 3. Tanaman Obat Indeks Dibayar Petani 1. Konsumsi Rumah Tangga 2. BPPBM Nilai Tukar Petani
-0,35
dan kenaikan indeks Biaya Produksi dan
Tabel 3 NTP Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat dan Perubahannya April – Mei 2016 (2012 = 100)
ada Mei 2016 NTPR mengalami kenaikan Perub Mei'16 thd Desember Rincian 2014 – Januari No April'16 2015 Mei'16 (2012 = 100) indeks sebesar 1,72 persen. Hal ini disebabkan oleh April'16 (%) kenaikan indeks yang diterima petani sebesar 1,79 (1) (2) (3) (4) (5) persen, lebih tinggi dibanding kenaikan indeks yang I. Indeks Diterima Petani 126,44 128,70 1,79 dibayar petani, yaitu sebesar 0,07 persen. 1. TPR 126,44 128,70 1,79 Kenaikan pada Ib terjadi karena naiknya indeks sub 123,23 123,31 0,07 II. Indeks Dibayar Petani kelompok Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 1. Konsumsi Rumah Tangga 127,61 127,65 0,03 0,03 persen dan naiknya indeks Biaya Produksi dan 2. BPPBM 114,91 115,08 0,14 Penambahan Barang Modal (BPPBM) sebesar 0,14 Nilai Tukar Petani 102,61 104,37 1,72 III. persen. d. Subsektor Peternakan (NTPT) TP sub sektor Peternakan pada bulan Mei 2016 dilaporkan mengalami kenaikan sebesar 0,82 persen. Kenaikan ini terjadi karena perubahan Ib yang lebih rendah dibandingkan dengan perubahan It. Indeks harga yang diterima petani naik 0,90 persen sementara indeks harga yang dibayar petani naik sebesar 0,08 persen. Kenaikan yang terjadi pada It disebabkan oleh naiknya indeks harga pada semua kelompok 4(empat) sub sektor Peternakan yaitu: kelompok ternak besar naik 1,16 persen , kelompok ternak kecil naik 0,31 persen, kelompok Unggas naik sebesar 0,88 persen dan kelompok Hasil Ternak naik sebesar 0,66 persen. Sementara itu, kenaikan yang terjadi pada Ib disebabkan karena kenaikan pada IKRT sebesar 0,02 4
Tabel 4 NTP Subsektor Peternakan Jawa Tengah dan Perubahannya April - Mei 2016 (2012 = 100)
No
Rincian
(2) (1) I. Indeks Diterima Petani 1 Ternak Besar 2 Ternak Kecil 3 Unggas 4 Hasil Ternak II. Indeks Dibayar Petani 1. Konsumsi Rumah Tangga 2. BPPBM III. Nilai Tukar Petani
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.40/06/33/Th.X, 1 Juni 2016
April'16
Mei'16
(3) (4) 120,91 122,00 123,45 124,88 108,69 109,03 123,51 124,59 124,03 124,85 117,67 117,76 127,85 127,87 110,87 111,00 102,75 103,60
Perub Mei'16 thd April'16 (%) (5) 0,90 1,16 0,31 0,88 0,66 0,08 0,02 0,12 0,82
persen yaitu dari 127,85 persen menjadi 127,87 persen dan BPPBM mengalami kenaikan sebesar 0,12 persen yaitu dari 110,87 persen menjadi 111,00 persen. e. Subsektor Perikanan (NTN)
Tabel 5 NTP Subsektor Perikanan Jawa Tengah dan Perubahannya April - Mei 2016 (2012 = 100)
ada bulan Mei 2016, NTN mengalami penurunan indeks sebesar 0,14 persen. Penurunan indeks NTN ini disebabkan karena indeks yang diterima petani turun sebesar 0,14 persen lebih rendah dibandingkan dengan indeks yang dibayar petani tetap sebesar 0,00 persen. Penurunan yang terjadi pada It disebabkan oleh perubahan indeks harga pada kelompok Perikanan Tangkap yang turun 0,31 persen dan kelompok Perikanan Budidaya mengalami penurunan sebesar 0,09 persen. Tidak ada perubahan pada Ib disebabkan karena turunnya IKRT sebesar 0,07 persen dan naiknya BPPBM sebesar 0,10 persen.
No
Rincian
April'16
Mei'16
Perub Mei'16 thd April'16 (%)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
124,89 132,06 123,29 121,95 129,05 112,53 102,41
124,72 131,65 123,17 121,95 128,97 112,64 102,27
-0,14 -0,31 -0,09 0,00 -0,07 0,10 -0,14
I. Indeks Diterima Petani 1 Tangkap 2 Budidaya II. Indeks Dibayar Petani 1. Konsumsi Rumah Tangga 2. BPPBM III. Nilai Tukar Petani
5. NTUP Sub Sektor ilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), dimana komponen Ib hanya terdiri dari Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM). Dengan dikeluarkannya konsumsi dari komponen indeks harga yang dibayar petani (Ib), NTUP dapat lebih mencerminkan kemampuan produksi petani, karena yang dibandingkan hanya produksi dengan biaya produksinya. Tabel 6 Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian per Subsektor, dan Persentase Perubahannya, Mei 2016 (2012=100)
Sub Sektor
April'16
Mei'16
Perub Mei'16 thd April'16 (%)
(1)
(2)
(3)
(4)
97,61 107,83 110,03 109,06 110,99 120,33 109,37 105,11
99,08 107,39 111,83 109,91 110,72 120,46 109,12 106,00
1.Tanaman Pangan 2.Hortikultura 3. Tanaman Perkebunan Rakyat 4.Peternakan 5. Perikanan a. Tangkap b. Budidaya Jawa Tengah
1,51 -0,41 1,64 0,78 -0,24 0,11 -0,24 0,84
Pada Mei 2016 terjadi kenaikan NTUP sebesar 0,84 persen dari posisi 105,11 menjadi 106,00. Hal ini karena kenaikan It sebesar 0,95 persen lebih tinggi dibandingkan kenaikan Indeks BPBBM sebesar 0,10 persen. Kenaikan NTUP disebabkan oleh naiknya NTUP di 3 (tiga) sub sektor penyusun NTUP, yaitu sub sektor Tanaman Pangan naik 1,51 persen, subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik sebesar 1,64 persen dan sub sektor Peternakan naik sebesar 0,78 persen. Sedangkan sub sektor lainnya mengalami penurunan, yaitu : subsektor Hortikultura turun sebesar 0,41 persen dan sub sektor Perikanan turun sebesar 0,24 persen.
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No. 40/06/33/Th.X, 1 Juni 2016
5
6. Indeks Harga Konsumen Perdesaan
Tabel 7
IHK Perdesaan Jawa Tengah dan Perubahannya (%) April - Mei 2016 (2012 = 100)
erubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga Perub Mei'16 thd Rincian April'16 Mei'16 (IKRT) mencerminkan angka Inflasi/ Deflasi di wilayah April'16 (%) perdesaan. Pada Mei 2016, Indeks Konsumsi Rumah (1) (2) (3) (4) Tangga (IKRT) atau IHK di daerah perdesaan di Konsumsi Rumah Tangga 127,71 127,76 0,03 Provinsi Jawa Tengah mengalami kenaikan atau a. Bahan Makanan 141,25 140,52 -0,52 terjadi inflasi sebesar 0,03 persen. Inflasi dipicu oleh b. Makanan Jadi 119,64 121,09 1,21 naiknya 5(lima) kelompok, yaitu: kelompok Makanan c. Perumahan 121,60 121,79 0,15 Jadi sebesar 1,21 persen, kelompok Perumahan naik d. Sandang 121,08 121,27 0,16 sebesar 0,15 persen, kelompok Sandang naik sebesar e. Kesehatan 114,45 114,57 0,11 0,16 persen, kelompok Kesehatan naik sebesar 0,11 f. Pendidikan, Rekreasi & Olah raga 111,20 111,60 0,36 persen dan kelompok Pendidikan, Rekreasi dan g. Transportasi dan Komunikasi 118,97 118,78 -0,16 Olahraga naik sebesar 0,36 persen. Sedangkan kelompok yang mengalami penurunan yaitu: kelompok Bahan Makanan sebesar 0,52 persen, dan kelompok Transportasi dan Komunikasi sebesar 0,16 persen. 7. Perbandingan Antar Provinsi
ari 33 provinsi yang dilaporkan, perubahan NTP Mei 2016 terhadap NTP Maret 2016 ternyata sangat beragam. Kenaikan nilai NTP terjadi di 22 provinsi, dan 11 provinsi lainnya mengalami penurunan. Kenaikan NTP tertinggi Mei 2016 terjadi di Provinsi Kalimantan Barat yaitu sebesar 1,13 persen, sedangkan penurunan NTP terbesar terjadi pada Provinsi Banten yaitu sebesar 1,35 persen. Tabel 8 NTP 33 Provinsi dan Persentase Perubahannya (%) April – Mei 2016 (2012 = 100) No (1)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
6
Provinsi (2)
KALBAR BALI DKI JAMBI SULTRA BENGKULU JATENG GORONTALO KALTENG NAD LAMPUNG KEPRI JATIM SULTENG RIAU SUMSEL YOGYAKARTA KALTIM NTB SUMUT PAPUA NTT SULBAR SULSEL SUMBAR KALSEL JABAR BABEL MALUKU PAPUA BARAT SULUT MALUKU UTARA BANTEN
April'16
Mei'16
Perub Mei'16 thd April'16 (%)
(3)
(4)
(5)
95,64 104,81 100,61 98,62 98,62 94,05 98,99 104,82 96,92 96,15 103,54 98,66 103,83 99,48 99,41 94,55 102,90 98,02 103,58 100,80 96,14 100,02 106,65 104,01 98,76 97,54 104,67 103,65 103,96 100,45 97,14 105,34 103,42
96,72 105,94 101,67 99,57 99,55 94,91 99,86 105,69 97,73 96,92 104,13 99,18 104,28 99,91 99,78 94,90 103,21 98,27 103,81 100,91 96,24 100,08 106,61 103,90 98,55 97,22 104,29 103,21 103,50 99,94 96,63 104,64 102,03
1,13 1,08 1,06 0,97 0,94 0,92 0,89 0,83 0,83 0,80 0,57 0,53 0,44 0,43 0,37 0,37 0,29 0,25 0,22 0,11 0,11 0,06 -0,04 -0,10 -0,21 -0,33 -0,37 -0,42 -0,44 -0,50 -0,52 -0,67 -1,35
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.40/06/33/Th.X, 1 Juni 2016
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No. 40/06/33/Th.X, 1 Juni 2016
7
97,61
125,53
f. Upah Buruh Tani
IV. Nilai Tukar Usaha Pertanian
118,55
e. Penambahan Barang Modal
93,64
132,01
d. Transportasi
III. Nilai Tukar Petani
120,76
116,96
g. Transportasi dan Komunikasi
c. Sewa Lahan, Pajak & Lainnya
110,86
f. Pendidikan, Rekreasi & Olah raga
110,49
116,32
e. Kesehatan
b. Obat-obatan & Pupuk
120,29
d. Sandang
126,94
121,00
c. Perumahan
a. Bibit
119,67
b. Makanan Jadi
120,38
141,81
a. Bahan Makanan
2. BPPBM
127,43
125,48
II. Indeks Dibayar Petani
1. Konsumsi Rumah Tangga
117,50
(2)
April'16
I. Indeks Diterima Petani
(1)
Rincian
99,08
95,07
125,70
118,50
131,69
120,76
110,55
127,17
120,47
116,74
111,30
116,46
120,48
121,17
121,14
141,11
127,51
125,56
119,36
(3)
Mei'16
1,51
1,52
0,14
-0,04
-0,24
0,00
0,06
0,18
0,07
-0,18
0,40
0,12
0,16
0,14
1,23
-0,49
0,06
0,06
1,58
(4)
107,83
99,72
115,59
116,32
110,96
119,69
112,88
111,75
114,61
119,97
111,46
113,39
121,26
121,27
119,82
140,61
127,88
123,94
123,59
(5)
Perub Mei'16 thd April'16 April'16 (%)
Tanaman Pangan
107,39
99,37
115,66
116,43
110,51
119,77
113,06
112,18
114,74
119,78
111,85
113,50
121,44
121,46
121,32
139,87
127,91
124,00
123,22
(6)
-0,41
-0,35
0,06
0,09
-0,40
0,07
0,16
0,39
0,11
-0,15
0,35
0,10
0,15
0,15
1,25
-0,53
0,03
0,05
-0,30
(7)
110,03
102,61
121,01
117,46
121,70
110,57
107,42
105,13
114,91
118,72
110,45
113,35
121,97
121,16
119,68
140,29
127,61
123,23
126,44
(8)
111,83
104,37
121,44
117,30
121,42
110,99
107,45
105,13
115,08
118,58
110,87
113,48
122,16
121,34
121,07
139,63
127,65
123,31
128,70
(9)
1,64
1,72
0,36
-0,13
-0,23
0,37
0,02
0,00
0,14
-0,12
0,37
0,11
0,15
0,15
1,16
-0,47
0,03
0,07
1,79
(10)
109,06
102,75
120,44
111,49
116,00
108,72
107,41
111,48
110,87
119,42
111,50
113,56
121,48
123,06
119,51
141,22
127,85
117,67
120,91
(11)
Perub Mei'16 Mei'16 thd April'16 April'16 (%)
Tanaman Perkebunan Rakyat
Perub Mei'16 Mei'16 thd April'16 April'16 (%)
Hortikultura
109,91
103,60
120,44
111,49
115,70
108,76
107,29
112,63
111,00
119,22
111,88
113,67
121,66
123,27
120,90
140,47
127,87
117,76
122,00
(12)
0,78
0,82
0,00
0,00
-0,26
0,03
-0,10
1,03
0,12
-0,16
0,34
0,10
0,15
0,17
1,16
-0,53
0,02
0,08
0,90
(13)
110,99
102,41
112,59
114,24
117,35
112,34
113,20
111,46
112,53
132,18
114,60
116,13
119,83
120,27
118,72
146,48
129,05
121,95
124,89
(14)
Perub Mei'16 Mei'16 thd April'16 April'16 (%)
Peternakan
110,72
102,27
112,65
114,24
116,90
112,21
113,50
111,64
112,64
132,02
114,70
116,26
120,18
120,45
120,37
145,19
128,97
121,95
124,72
(15)
Mei'16
Perikanan
-0,24
-0,14
0,06
0,00
-0,38
-0,12
0,27
0,16
0,10
-0,12
0,09
0,10
0,29
0,15
1,39
-0,88
-0,07
0,00
-0,14
(16)
105,11
98,99
120,84
115,93
120,95
115,58
109,84
115,53
115,51
118,97
111,20
114,45
121,08
121,60
119,64
141,25
127,71
122,66
121,42
(17)
Perub Mei'16 thd April'16 April'16 (%)
106,00
99,86
120,98
115,91
120,60
115,67
109,88
116,01
115,63
118,78
111,60
114,57
121,27
121,79
121,09
140,52
127,76
122,74
122,57
(18)
Mei'16
0,84
0,89
0,12
-0,01
-0,28
0,08
0,04
0,41
0,10
-0,16
0,36
0,11
0,16
0,15
1,21
-0,52
0,03
0,06
0,95
(19)
Perub Mei'16 thd April'16 (%)
Jawa Tengah
B. PERKEMBANGAN HARGA PRODUSEN GABAH MEI 2016 RATA-RATA HARGA GABAH DI TINGKAT PETANI GKG NAIK 0,94% DAN GKP NAIK 3,95% Survei Harga Produsen Gabah di Jawa Tengah pada Mei 2016 mencatat 85 observasi transaksi penjualan gabah di 16 kabupaten terpilih. Komposisi observasi gabah bulan ini masih didominasi oleh transaksi penjualan Gabah Kering Panen (GKP) yaitu sebanyak 69 observasi (81,18%) diikuti kelompok Gabah Kering Giling (GKG) dan kelompok gabah kualitas rendah dengan jumlah yang sama yaitu sebanyak 8 observasi (9, 41%).
Di tingkat petani, harga Gabah tertinggi Mei 2016 tercatat Rp. 4.950,00 per kg berasal dari transaksi kelompok gabah kualitas GKP dengan varietas IR 64 yang berasal dari Kecamatan Cawas Kabupaten Klaten. Sedangkan harga terendah di tingkat petani ditemukan seharga Rp. 3. 600,00 per kg berasal dari kelompok gabah kualitas rendah varietas Umbul di Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang.
Di tingkat penggilingan, harga gabah tertinggi Mei 2016 tercatat Rp. 5.000,00 per kg berasal dari kelompok gabah kualitas GKP dengan varietas IR 64 yang berasal dari Kecamatan Cawas Kabupaten Klaten. Untuk harga terendah di tingkat penggilingan ditemukan juga pada kelompok gabah kualitas rendah varietas Umbul di Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang seharga Rp. 3.700,00,- per Kg. Rata-rata harga gabah GKG di tingkat petani mengalami kenaikan sebesar 0,94 persen dari 4.680,77/Kg pada April 2016 menjadi Rp. 4.725,00/Kg pada Mei 2016. Demikian pula jika dibandingkan bulan Mei 2015 naik 1,76 persen dari angka Rp. 4.643,33/Kg. Untuk gabah kualitas GKP juga mengalami kenaikan sebesar 3,95 persen dari Rp. 4.152,95/Kg pada April 2016 menjadi Rp. 4.317,07/Kg pada Mei 2016 , jika dibandingkan Mei 2015 dimana harga mencapai Rp. 4.112,30/Kg maka Mei tahun ini mengalami kenaikan sebesar 4,98 persen. ulan Mei 2016, Survei Harga Produsen Gabah di Jawa Tengah berhasil mencatat sebanyak 85 observasi transaksi penjualan gabah di 16 kabupaten terpilih. Dari 85 transaksi penjualan gabah yang berhasil dicatat, komposisi jumlah observasi kali ini didominasi oleh transaksi penjualan Gabah Kering Panen (GKP) yaitu sebanyak 69 observasi (81,18%) diikuti 2 kelompok lain yaitu kelompok Gabah Kering Giling (GKG) dan gabah kualitas rendah denagn jumlah yang sama yaitu sebanyak 8 observasi (9,41%). Tabel 9. Jumlah Observasi, Harga Gabah di Tingkat Petani dan Penggilingan, Dan HPP Menurut Kelompok Kualitas Mei 2016
Harga di Tingkat Petani (Rp/Kg) Terendah Tertinggi
Harga di Tingkat Penggilingan (Rp/Kg) Terendah Tertinggi
Kelompok Kualitas
Jumlah Observasi
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
GKG
8 9,41 69
4.600,00 (Pati) 3.800,00 ( Magelang, Boyolali) 3.600,00 (Semarang)
4.900,00 (Pati) 4.950,00
-
4.650,00 (Pati) 3.830,00
4.950,00 (Pati) 5.000,00
4.600,00
( Boyolali)
(Klaten)
3.700,00 (Semarang)
4.100,00 (Blora)
GKP
81,18 Kualitas Rendah
8 9,41
HPP*)
3.700,00
(Klaten) 4.000,00 (Blora)
-
Keterangan
*) HPP berdasarkan Inpres No.5 Tahun 2015 tanggal 17 Maret 2015, diberlakukan mulai bulan Maret 2015
8
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.40/06/33/Th.X, 1 Juni 2016
HPP*)
3.750,00
-
Dari 85 observasi transaksi harga penjualan gabah yang berhasil dikumpulkan selama Mei 2016, terbanyak berasal
dari Kabupaten Kebumen sebanyak 16 observasi (18,82%), diikuti Kabupaten Pati 9
observasi (10,59%), diikuti Kabupaten Klaten sebanyak 7 observasi (8,24%), Kabupaten Magelang dan Boyolali masing-masing 6 observasi (7,06% ) serta Kabupaten Pemalang dan Brebes masing-masing sebanyak 6 observasi (7,06%). Selebihnya 36,47 persen tersebar di 9 kabupaten lainnya. Dari sejumlah 77 pemantauan harga gabah kualitas GKG dan GKP yang berhasil diobservasi selama Mei 2016 tidak ditemukan kasus harga di bawah HPP. Tabel 10. Jumlah dan Persentase Observasi Harga Gabah di Bawah HPP Menurut Kelompok Kualitas, Mei 2016 Kelompok Jumlah Petani Penggilingan Kualitas Observasi
1.
observasi
%
observasi
%
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
GKG GKP GKG dan GKP
8 69 77
-
-
-
-
Rata-rata Komponen Mutu Menurut Kelompok
ata-rata Kadar Air (KA) gabah di Jawa Tengah, pada Mei 2016 menunjukkan kadar mutu yang bervariatif dibandingkan bulan sebelumnya. Rata-rata KA kelompok gabah kualitas GKG tercatat lebih tinggi dibandingkan bulan April 2016 yang tercatat sebesar 12,01 persen sedangkan bulan ini tercatat 12,99 persen. Namun rata-rata KA kelompok GKP mengalami penurunan dari 17,59 persen pada April menjadi 15,38 persen pada Mei 2016. Rata-Rata Kadar Hampa (KH) bulan Mei 2016 juga menunjukkan kualitas relatif lebih baik dibandingkan April. Kelompok gabah kualitas GKG mengalami penurunan dari 2,51 persen pada April 2016 menjadi 2, 48 persen pada Mei 2016. Demikian pula kelompok gabah kualitas GKP pada April 2016 turun dari angka 4,84 persen menjadi 4,82 persen pada Mei 2016. Tabel 11 Rata-Rata Komponen Mutu Menurut Kelompok Kualitas April – Mei 2016 Kelompok Jumlah Kadar Air (%) Kadar Hampa (%) Kualitas Observasi April Mei April Mei
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
GKG
8
12,01
12,99
2,51
2,48
GKP Kualitas Rendah
69 8
17,59 25,01
15,38 26,64
4,84 8,44
4,82 6,66
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No. 40/06/33/Th.X, 1 Juni 2016
9
2.
Rata-rata Harga Gabah Menurut Kelompok Kualitas
ata-rata harga gabah GKG di tingkat petani pada Mei 2016 megalami kenaikan sebesar 0,94 persen dari Rp. 4.680,77/Kg pada April 2016 menjadi Rp. 4.725,00/Kg. Demikian pula jika dibandingkan bulan April 2015 naik 1,76 persen yaitu dari angka Rp. 4.643,33/Kg. Untuk gabah kualitas GKP bulan ini juga mengalami kenaikan sebesar 3,95 persen dari Rp. 4.152,95/Kg pada April 2016 menjadi Rp. 4.317,07/Kg pada Mei 2016 yang jika dibandingkan Mei 2015 dimana harga mencapai Rp. 4.112,33/Kg maka pada Mei 2016 mengalami kenaikan 4,98 persen. Di tingkat penggilingan, rata-rata harga gabah kelompok GKG pada Mei 2016 juga mengalami kenaikan yaitu sebesar 0,77 persen dari bulan April 2016 yang tercatat Rp. 4.738,46/Kg /Kg menjadi Rp. 4.775,00/Kg, Sementara kelompok kualitas GKP mengalami penurunan 3,97 persen dari Rp. 4.207,31/Kg pada April 2016 menjadi Rp.4.374,54/Kg pada Mei 2016. Adapun jika dibandingkan dengan Mei 2015 maka gabah kelompok GKG mengalami kenaikan 1,50 persen yaitu dari harga Rp. 4.704,44/Kg dan kelompok GKP naik 4,86 persen dari harga Rp. 4.171,84/Kg. Tabel 12 Rata-Rata Harga Gabah di Tingkat Petani dan Tingkat Penggilingan Menurut Kelompok Kualitas, April – Mei 2016 Menurut Kelompok Kualitas, April - Mei 2016
Tingkat Petani (Rp/Kg) Kelompok Kualitas
Mei'15
April'16
Mei'16
(1)
(2)
(3)
(4)
4.680,77 4.152,95 3.481,46
4.725,00 4.317,07 3.818,75
GKG 4.643,33 GKP 4.112,30 Kualitas Rendah 3.700,00
10
Tingkat Penggilingan (Rp/Kg)
Perubahan April'16Mei'15Mei'16 Mei'16 (5) (6) 0,94 3,95 9,69
1,76 4,98 3,21
Mei'15
April'16
Mei'16
(7)
(8)
(9)
4.704,44 4.171,84 3.800,00
4.738,46 4.207,31 3.552,29
4.775,00 4.374,54 3.878,13
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.40/06/33/Th.X, 1 Juni 2016
Perubahan April'16- Mei'15Mei'16 Mei'16 (10) (11) 0,77 3,97 9,17
1,50 4,86 2,06