No. 41/06/33/Th.XI, 2 Juni 2017
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN MEI 2017 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI (NTP) MEI 2017 SEBESAR 98,70 ATAU NAIK 0,90 PERSEN Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa Tengah bulan Mei 2017 mengalami kenaikan 0,90 persen, yaitu dari posisi 97,81 menjadi 98,70. Hal ini disebabkan karena perubahan indeks harga yang diterima petani (It) lebih tinggi dibandingkan dengan perubahan indeks harga yang dibayar petani (Ib). It mengalami kenaikan sebesar 1,89 persen, dari posisi 124,50 pada bulan April menjadi 126,85 pada bulan Mei 2017. Ib juga mengalami kenaikan sebesar 0,98 persen, dari posisi 127,28 menjadi 128,52. Dari lima sub sektor pertanian komponen penyusun NTP, empat sub sektor mengalami kenaikan indeks yaitu : sub sektor Tanaman Pangan naik 1,78 persen, sub sektor Hortikultura naik 0,55 persen, sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik 1,23 persen dan sub sektor Peternakan naik 0,12 persen. Sedangkan sub sektor yang mengalami penurunan indeks yaitu sub sektor Perikanan turun 0,69 persen. Secara umum, indeks harga yang diterima petani mengalami kenaikan indeks sebesar 1,89 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya yaitu dari posisi 124,50 menjadi 126,85. Kenaikan It dipengaruhi oleh kenaikan It pada semua sub sektor, yaitu : sub sektor Tanaman Pangan naik 2,91 persen, sub sektor Hortikultura naik sebesar 1,65 persen, sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik sebesar 2,19 persen, sub sektor Peternakan naik sebesar 0,83 persen dan sub sektor Perikanan naik sebesar 0,13 persen. Indeks harga yang dibayar petani pada bulan Mei 2017 mengalami kenaikan sebesar 0,98 persen bila dibandingkan dengan bulan April 2017 yaitu dari posisi 127,28 menjadi 128,52. Kenaikan itu dipengaruhi oleh kenaikan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 1,34 persen dan Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) juga mengalami kenaikan sebesar 0,30 persen. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) di Provinsi Jawa Tengah mengalami kenaikan sebesar 1,59 persen atau dari posisi 104,44 menjadi 106,10 dibanding NTUP bulan sebelumnya. Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) atau IHK perdesaan di Provinsi Jawa Tengah mengalami kenaikan atau terjadi inflasi perdesaan sebesar 1,34 persen. Inflasi terjadi disebabkan kenaikan enam kelompok harga, yaitu naiknya kelompok Bahan Makanan sebesar 2,69 persen, kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau sebesar 0,41 persen, kelompok Perumahan sebesar 0,41 persen, kelompok Sandang sebesar 0,34 persen, kelompok Kesehatan sebesar 0,39 persen, kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga sebesar 0,03 persen. Sedangkan satu kelompok yang mengalami penurunan yaitu kelompok Transportasi dan Komunikasi turun sebesar 0,03 persen. Dari 33 provinsi di Indonesia, perubahan NTP Mei terhadap NTP April 2017 ternyata sangat beragam. Kenaikan indeks NTP terjadi di 12 provinsi, sedangkan 21 provinsi lainnya mengalami penurunan. Kenaikan NTP tertinggi terjadi di Provinsi Jawa Barat yaitu sebesar 1,05 persen, sedangkan penurunan NTP terbesar terjadi di Provinsi Bangka Belitung yaitu sebesar 1,91 persen.
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.41/06/33/Th.XI, 2 Juni 2017 1
1. Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa Tengah ilai Tukar Petani (NTP) merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di pedesaan. Penghitungan indikator ini diperoleh dari perbandingan antara Indeks Harga Yang Diterima Petani (It) dengan Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) yang dinyatakan dalam persentase. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) antara produk pertanian yang dijual petani dengan barang dan jasa yang dibutuhkan petani dalam berproduksi dan konsumsi rumah tangga. Dengan membandingkan kedua perkembangan angka tersebut, maka dapat diketahui apakah peningkatan pengeluaran untuk kebutuhan petani dapat dikompensasi dengan penambahan pendapatan petani dari hasil pertaniannya. Atau sebaliknya, apakah kenaikan harga jual produksi pertanian dapat menambah pendapatan petani yang pada gilirannya meningkatkan kesejahteraan para petani. Semakin tinggi nilai NTP, relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan atau daya beli petani. Mulai Desember 2013 dilakukan perubahan tahun dasar dalam penghitungan NTP dari tahun dasar 2007=100 menjadi tahun dasar 2012=100. Perubahan tahun dasar ini dilakukan untuk menyesuaikan perubahan/pergeseran pola produksi pertanian dan pola konsumsi rumah tangga pertanian di perdesaan, serta perluasan cakupan subsektor pertanian dan provinsi dalam penghitungan NTP, agar penghitungan Perbedaan antara NTP tahun dasar 2007=100 dengan NTP tahun dasar 2012=100 adalah meningkatnya cakupan jumlah komoditas baik pada paket komoditas It maupun Ib. Penghitungan NTP (2012=100) juga mengalami perluasan khususnya pada Subsektor Perikanan. Selain NTP Perikanan secara umum yang dihitung di 33 provinsi termasuk Provinsi DKI Jakarta, Nilai Tukar Nelayan (NTN) dan Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) juga disajikan secara terpisah. Gambar 1 Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga di NTP Jawa Tengah April - Mei 2017 (2012 = 100) perdesaan di wilayah Jawa Tengah pada bulan Mei 2017,
98,70
0,90 persen
98,80
dibanding NTP April 2017 yaitu dari posisi 97,81 menjadi 98,70.
98,00
NTP Jawa Tengah mengalami kenaikan indeks
98,40
97,81
97,60
97,20
Besarnya indeks NTP tersebut disebabkan karena perubahan
96,80 96,40
indeks harga produk pertanian yang diterima petani lebih tinggi
96,00 April
Mei
dibanding dengan perubahan indeks harga barang dan jasa yang dibayar petani. Gambar 2 Perubahan NTP Jawa Tengah per Subsektor April-Mei 2017(2012 = 100) 2,00
1,78
1,50
Kenaikan
pada
bulan
Mei
2017
juga
disebabkan oleh kenaikan empat sub sektor yaitu NTP sub sektor Tanaman Pangan naik sebesar 1,78 persen, NTP sub
1,23
sektor
1,00
0,55 0,50
NTP
Hortikultura naik sebesar 0,55 persen, NTP sub
sektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik sebesar 1,23
0,12
0,00
persen, dan NTP sub sektor Peternakan naik sebesar 0,12
-0,50
-0,69
-1,00
TP
Horti
TPR
Ternak
Ikan
persen. Sedangkan NTP sub sektor
yang mengalami
penurunan yaitu NTP sub sektor Perikanan turun sebesar 0,69 persen. 2. Indeks Harga Yang Diterima Petani (It) Indeks Harga yang Diterima Petani (It) menunjukkan fluktuasi harga yang beragam dari komoditas pertanian yang dihasilkan petani.
2
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.41/06/33/Th.XI, 2 Juni 2017
Pada Mei 2017, secara umum It mengalami kenaikan indeks yang cukup signifikan sebesar 1,89 persen dibandingkan dengan It April 2017, yaitu: dari 124,50 menjadi 126,85. Kenaikan It terjadi pada semua sub sektor, yaitu : sub sektor Tanaman Pangan naik 2,91 persen, sub sektor Hortikultura naik 1,65 persen, sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik 2,19 persen, sub sektor Peternakan naik 0,83 persen dan sub sektor Perikanan naik 0,13 persen.. Gambar 3 Indeks Yang Diterima Petani Jawa Tengah per Subsektor dan Perubahannya April - Mei 2017 (2012 = 100) Mei
115,00
123,22
127,81
120,00
119,42
125,00
122,20
130,00
126,94
122,89
135,00
134,37
129,04
140,00
127,97
137,31
April
110,00 TP
Horti
TPR
Ternak
Ikan
3. Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) Gambar 4 Perubahan Indeks Yang Dibayar Petani Jawa Tengah elalui Indeks Harga yang Dibayar per Sub sektor April - Mei 2017 (2012 = 100) Petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat perdesaan khus 1,20 1,11 1,09 usnya petani yang merupakan bagian terbesar dari 0,94 1,00 masyarakat perdesaan, serta fluktuasi harga barang dan 0,80 0,72 0,83 jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil 0,60 pertanian. 0,40 Pada Mei 2017, Ib tercatat naik sebesar 0,98 persen bila 0,20 dibandingkan April 2017, yaitu dari 127,28 menjadi 0,00 TP Horti TPR Ternak Ikan 128,52. Kenaikan Ib terjadi pada 5 sub sektor penyusun NTP yaitu: Ib sub sektor Tanaman Pangan naik 1,11 persen, Ib sub sektor Hortikultura naik 1,09 persen, Ib sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik 0,94 persen, Ib sub sektor Peternakan naik 0,72 persen, Ib sub sektor Perikanan naik 0,83 persen.
4. NTP Sub Sektor a. Sub sektor Tanaman Pangan (NTPP)
Tabel 1 NTP Subsektor Tanaman Pangan Jawa Tengah dan Perubahannya April – Mei 2017 (2012 = 100) Perub Mei '17 thd
No Rincian April '17 Mei '17 ada bulan Mei 2017 NTPP mengalami April '17 (%) (2) kenaikan indeks sebesar 1,78 persen. Kenaikan (1) (3) (4) (5) I. Indeks Diterima Petani 119,42 122,89 2,91 NTPP disebabkan karena kenaikan indeks yang 1. Padi 109,00 112,24 2,97 diterima petani sebesar 2,91 persen, lebih tinggi 2. Palawija 147,31 151,42 2,79 dibandingkan kenaikan indeks yang dibayar petani II. Indeks Dibayar Petani 130,51 131,96 1,11 1. Konsumsi Rumah Tangga 132,76 134,63 1,41 sebesar 1,11 persen. 2. BPPBM 124,62 124,97 0,28 Kenaikan Ib disebabkan oleh naiknya Indeks III. Nilai Tukar Petani 91,51 93,13 1,78 Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 1,41 persen. Sementara Indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) mengalami kenaikan sebesar 0,28 persen.
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.41/06/33/Th.XI, 2 Juni 2017 3
b. Subsektor Hortikultura (NTPH) Tabel 2 NTP Subsektor Hortikultura Jawa Tengah dan Perubahannya April-Mei 2017 (2012 = 100)
ilai Tukar Petani subsektor Hortikultura Perub Mei '17 thd (NTPH) pada Mei 2017 dilaporkan terjadi kenaikan No Rincian April '17 Mei '17 April '17 (%) indeks sebesar 0,55 persen. Hal ini terjadi karena indeks (2) (1) (3) (4) (5) yang diterima petani yang mengalami kenaikan sebesar I. Indeks Diterima Petani 126,94 129,04 1,65 1. Sayur-sayuran 110,14 111,35 1,09 1,65 persen, lebih tinggi dibanding kenaikan indeks 2. Buah-buahan 147,62 150,79 2,15 yang dibayar petani, dimana Ib mengalami kenaikan 3. Tanaman Obat 122,88 125,07 1,78 sebesar 1,09 persen. II. Indeks Dibayar Petani 128,75 130,16 1,09 1. Konsumsi Rumah Tangga 133,25 135,02 1,33 Kenaikan yang terjadi pada It disebabkan oleh 2. BPPBM 118,11 118,66 0,47 perubahan indeks harga pada kelompok sayur-sayuran III. Nilai Tukar Petani 98,60 99,14 0,55 naik sebesar 1,09 persen, kelompok buah-buahan naik 2,15 persen dan kelompok tanaman obat naik sebesar 1,78 persen. Kenaikan Ib disebabkan oleh kenaikan indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 1,33 persen dan indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) naik sebesar 0,47 persen.
c. Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR)
ada Mei 2017 NTPR mengalami kenaikan indeks sebesar 1,23 persen. Hal ini disebabkan oleh kenaikan indeks yang diterima petani sebesar 2,19 persen, lebih tinggi dibanding kenaikan indeks yang dibayar petani sebesar 0,94 persen. Kenaikan pada Ib terjadi karena naiknya indeks Konsumsi Rumah Tangga sebesar 1,32 persen dan Biaya Produksi Penambahan Barang Modal (BPPBM) naik sebesar 0,14 persen.
d. Subsektor Peternakan (NTPT)
Tabel 3 NTP Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat dan Perubahannya April-Mei 2017 (2012 = 100) No
Rincian
(1)
(2)
I.
Indeks Diterima Petani 1. TPR II. Indeks Dibayar Petani 1. Konsumsi Rumah Tangga 2. BPPBM III. Nilai Tukar Petani
April '17
Mei '17
(3)
(4)
134,37 134,37 128,16 132,76 119,43 104,85
137,31 137,31 129,37 134,52 119,60 106,14
Perub Mei '17 thd April '17 (%) (5)
2,19 2,19 0,94 1,32 0,14 1,23
Tabel 4 NTP Subsektor Peternakan Jawa Tengah dan Perubahannya April - Mei 2017 (2012 = 100) Perub Mei '17 thd
No Rincian April '17 Mei '17 TP sub sektor Peternakan pada bulan Mei April '17 (%) 2017 dilaporkan mengalami kenaikan sebesar 0,12 persen. (1) (2) (3) (4) (5) 122,20 123,22 0,83 Kenaikan ini terjadi karena Indeks harga yang diterima I. Indeks Diterima Petani 1 Ternak Besar 128,00 129,15 0,90 petani naik 0,83 persen dan indeks harga yang dibayar 2 Ternak Kecil 105,15 104,66 -0,46 petani naik sebesar 0,72 persen. 3 Unggas 124,23 125,93 1,37 Kenaikan yang terjadi pada It disebabkan oleh naiknya 4 Hasil Ternak 120,19 121,90 1,42 II. Indeks Dibayar Petani 121,48 122,35 0,72 indeks harga tiga kelompok sub sektor Peternakan yaitu: 1. Konsumsi Rumah Tangga 133,11 134,79 1,26 kelompok Ternak Besar naik sebesar 0,90 persen, kelompok 2. BPPBM 113,70 114,03 0,29 Unggas naik sebesar 1,37 persen dan kelompok Hasil III. Nilai Tukar Petani 100,60 100,71 0,12 Ternak naik sebesar 1,42 persen. Sedangkan yang mengalami penurunan adalah kelompok Ternak Kecil yang turun sebesar 0,46 persen. Sementara itu, kenaikan yang terjadi pada Ib disebabkan karena naiknya indeks Konsumsi Rumah Tangga sebesar 1,26 persen dari 133,11 menjadi 134,79 dan kenaikan pada BPPBM sebesar 0,29 persen yaitu dari 113,70 menjadi 114,03.
4
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.41/06/33/Th.XI, 2 Juni 2017
e. Subsektor Perikanan (NTN)
ada bulan Mei 2017, NTN mengalami penurunan indeks sebesar 0,69 persen. Penurunan indeks NTN ini disebabkan karena indeks yang diterima petani naik sebesar 0,13 persen, lebih rendah dibandingkan dengan indeks yang dibayar petani yang mengalami kenaikan sebesar 0,83 persen. Kenaikan yang terjadi pada It disebabkan oleh Tabel 5 NTP Subsektor Perikanan Jawa Tengah dan perubahan indeks harga pada kelompok Perikanan Perubahannya April – Mei 2017 (2012 = 100) Tangkap yang naik 1,22 persen. Sedangkan untuk Perub Mei '17 thd kelompok Perikanan Budidaya mengalami Rincian No April '17 Mei '17 April '17 (%) penurunan sebesar 0,14 persen. Kenaikan pada Ib (1) (2) (3) (4) (5) disebabkan karena naiknya IKRT sebesar 1,35 I. Indeks Diterima Petani 127,81 127,97 0,13 persen dan BPPBM mengalami kenaikan sebesar 1 Tangkap 137,54 139,22 1,22 0,01 persen. 2 Budidaya 125,64 125,47 -0,14 II. Indeks Dibayar Petani 1. Konsumsi Rumah Tangga 2. BPPBM III. Nilai Tukar Petani
125,83 134,49 114,34 101,57
126,87 136,31 114,35 100,87
0,83 1,35 0,01 -0,69
5. NTUP Sub Sektor ilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), dimana komponen Ib hanya terdiri dari Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM). Dengan dikeluarkannya konsumsi dari komponen indeks harga yang dibayar petani (Ib), NTUP dapat lebih mencerminkan kemampuan produksi petani, karena yang dibandingkan hanya produksi dengan biaya produksinya. Tabel 6 Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian per Subsektor, dan Persentase Perubahannya, Mei 2017 (2012=100) Sub Sektor
April '17
(1)
(2)
Mei '17
Perub Mei '17 thd April '17 (%)
(3)
(4)
1.Tanaman Pangan 95,82 2.Hortikultura 107,48 3. Tanaman Perkebunan Rakyat 112,51 4.Peternakan 107,47 5. Perikanan 111,78 a. Tangkap 120,77 b. Budidaya 109,78
98,34 108,75 114,81 108,06 111,91 122,01 109,67
Jawa Tengah
106,10
2,62 1,18 2,04 0,54 0,12 1,03 -0,10 1,59
104,44
Pada Mei 2017 terjadi kenaikan NTUP sebesar 1,59 persen dari posisi 104,44 menjadi 106,10. Kenaikan NTUP disebabkan oleh naiknya NTUP pada 5 sub sektor yaitu sub sektor Tanaman Pangan naik sebesar 2,62 persen, sub sektor Hortikultura naik 1,18 persen, sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik sebesar 2,04 persen, sub sektor Peternakan naik sebesar 0,54 persen dan sub sektor Perikanan naik sebesar 0,12 persen. Tabel 7
IHK Perdesaan Jawa Tengah dan Perubahannya (%) April-Mei 2017 (2012 = 100)
6. Indeks Harga Konsumen Perdesaan
erubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka Inflasi/ deflasi di wilayah perdesaan. Pada Mei 2017, Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) atau IHK di daerah perdesaan di Provinsi Jawa Tengah mengalami kenaikan atau terjadi inflasi sebesar 1,34 persen. Inflasi dipicu
Rincian
April '17
(1)
(2)
Konsumsi Rumah Tangga 133,01 a. Bahan Makanan 147,29 b. Makanan Jadi 126,40 c. Perumahan 126,48 d. Sandang 125,53 e. Kesehatan 119,26 f. Pendidikan, Rekreasi & Olah 113,42 raga g. Transportasi dan Komunikasi 121,51
Mei '17
Perub Mei '17 thd April '17 (%)
(3)
(4)
134,79 151,25 126,92 127,00 125,95 119,73 113,45 121,47
1,34 2,69 0,41 0,41 0,34 0,39 0,03 -0,03
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.41/06/33/Th.XI, 2 Juni 2017 5
oleh naiknya dari enam kelompok harga, yaitu: kelompok Bahan Makanan naik sebesar 2,69 persen, kelompok Makanan Jadi naik sebesar 0,41 persen, kelompok Perumahan naik sebesar 0,41 persen, kelompok Sandang naik sebesar 0,34 persen, kelompok Kesehatan naik sebesar 0,39 persen, kelompok Pendidikan, rekreasi dan Olahraga naik sebesar 0,03 persen. Sedangkan satu kelompok yang mengalami penurunan yaitu kelompok Transportasi dan Komunikasi turun sebesar 0,03 persen
7. Perbandingan Antar Provinsi
ari 33 provinsi yang dilaporkan, perubahan NTP Mei terhadap NTP April 2017 ternyata sangat beragam. Kenaikan nilai NTP terjadi di 12 provinsi, dan 21 provinsi lainnya mengalami penurunan. Kenaikan NTP tertinggi Mei 2017 terjadi di Provinsi Gorontalo yaitu sebesar 0,64 persen, sedangkan penurunan NTP terbesar terjadi pada Provinsi Kalimantan Barat yaitu sebesar 1,40 persen.
Tabel 8 NTP 33 Provinsi dan Persentase Perubahannya (%) April-Mei 2017 (2012 = 100) No
Provinsi
April '17
Mei '17
Perub Mei '17 thd April'17 (%)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
102,87 97,81 105,09 104,09 100,87 104,02 101,84 92,15 100,11 100,43 98,69 94,91 96,73 101,18 101,64 95,76 106,00 100,57 104,98 99,56 95,05 94,79 97,21 99,22 94,57 103,10 98,98 98,12 96,06 95,02 101,02 98,71 97,67
103,94 98,70 105,60 104,58 101,24 104,37 102,16 92,43 100,41 100,69 98,86 94,95 96,67 100,95 101,41 95,52 105,63 100,22 104,57 99,07 94,56 93,96 96,30 98,26 93,66 101,98 97,90 96,99 94,84 93,48 99,38 97,07 95,80
1,05 0,90 0,49 0,47 0,36 0,34 0,31 0,30 0,30 0,26 0,17 0,05 -0,06 -0,23 -0,23 -0,26 -0,35 -0,35 -0,39 -0,49 -0,52 -0,88 -0,94 -0,96 -0,96 -1,09 -1,09 -1,16 -1,27 -1,61 -1,62 -1,67 -1,91
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
6
JABAR JATENG GORONTALO LAMPUNG MALUKU UTARA NTB JATIM SULUT SULSEL MALUKU BANTEN SULTRA KALSEL NTT YOGYAKARTA PAPUA SULBAR PAPUA BARAT BALI SUMUT NAD SULTENG KALTIM DKI SUMSEL RIAU KALTENG KEPRI KALBAR BENGKULU JAMBI SUMBAR BABEL
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.41/06/33/Th.XI, 2 Juni 2017
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.41/06/33/Th.XI, 2 Juni 2017
7
121,28 132,75 91,51
e. Penambahan Barang Modal
f. Upah Buruh
III. Nilai Tukar Petani 95,82
136,96
d. Transportasi
IV. Nilai Tukar Usaha Pertanian
124,07
c. Biaya Sewa dan Pengeluaran Lain
119,18
g. Transportasi dan Komunikasi
112,04
113,18
f. Pendidikan, Rekreasi & Olah raga
b. Pupuk dan Obat-obatan
121,31
e. Kesehatan
129,18
124,66
d. Sandang
a. Bibit
125,84
c. Perumahan
124,62
126,49
b. Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau
2. BPPBM
147,98
a. Bahan Makanan
132,76
130,51
II. Indeks Dibayar Petani
1. Konsumsi Rumah Tangga
119,42
(2)
April '17
I. Indeks Diterima Petani
(1)
Rincian
98,34
93,13
133,50
121,16
137,26
124,43
112,07
129,41
124,97
119,09
113,21
121,80
125,06
126,35
126,99
152,29
134,63
131,96
122,89
(3)
Mei '17
2,62
1,78
0,57
-0,10
0,21
0,29
0,03
0,18
0,28
-0,08
0,03
0,40
0,32
0,40
0,40
2,92
1,41
1,11
2,91
(4)
Perub Mei'17 thd April'17 (%)
Tanaman Pangan
(6)
107,48 108,75
99,14
122,45 123,63
120,65 120,72
113,06 113,02
123,44 123,83
113,56 113,44
114,66 116,17
118,11 118,66
122,65 122,63
113,78 113,82
118,01 118,46
125,70 126,15
126,00 126,49
126,65 127,15
146,76 150,60
133,25 135,02
128,75 130,16
98,60
Tanaman Perkebunan Rakyat
Peternakan
Perikanan
Jawa Tengah
1,18
0,55
0,97
0,05
-0,04
0,31
-0,11
1,31
0,47
-0,02
0,03
0,39
0,36
0,38
0,40
2,61
1,33
1,09
1,65
(7)
112,51
104,85
129,85
121,26
123,17
112,61
110,14
105,99
119,43
121,38
112,41
118,11
126,57
125,96
126,43
145,97
132,76
128,16
134,37
(8)
114,81
106,14
130,06
121,68
124,17
112,64
109,93
105,99
119,60
121,40
112,43
118,55
126,98
126,43
126,98
149,71
134,52
129,37
137,31
(9)
2,04
1,23
0,16
0,35
0,81
0,03
-0,19
0,00
0,14
0,01
0,02
0,37
0,32
0,37
0,43
2,56
1,32
0,94
2,19
(10)
(12)
107,47 108,06
100,60 100,71
124,05 124,35
114,40 114,62
119,08 119,05
113,66 114,45
109,50 109,67
114,31 115,06
113,70 114,03
121,98 121,95
113,68 113,70
118,31 118,75
125,94 126,40
128,16 128,74
126,15 126,68
147,20 150,91
133,11 134,79
121,48 122,35
122,20 123,22
(11)
0,54
0,12
0,24
0,20
-0,03
0,69
0,16
0,65
0,29
-0,03
0,02
0,37
0,37
0,45
0,43
2,52
1,26
0,72
0,83
(13)
(15)
111,78 111,91
101,57 100,87
115,67 116,35
115,51 115,60
118,06 118,16
115,56 115,99
113,85 113,78
113,17 112,64
114,34 114,35
136,41 136,46
116,82 116,88
121,53 122,25
124,23 124,49
125,45 126,22
125,42 125,90
152,67 157,11
134,49 136,31
125,83 126,87
127,81 127,97
(14)
0,12
-0,69
0,59
0,08
0,08
0,37
-0,07
-0,47
0,01
0,04
0,06
0,59
0,22
0,62
0,38
2,91
1,35
0,83
0,13
(16)
104,44
97,81
127,20
119,21
124,09
119,20
111,49
117,85
119,20
121,51
113,42
119,26
125,53
126,48
126,40
147,29
133,01
127,28
124,50
(17)
106,10
98,70
127,85
119,31
124,32
119,62
111,48
118,46
119,55
121,47
113,45
119,73
125,95
127,00
126,92
151,25
134,79
128,52
126,85
(18)
1,59
0,90
0,51
0,09
0,19
0,36
-0,01
0,51
0,30
-0,03
0,03
0,39
0,34
0,41
0,41
2,69
1,34
0,98
1,89
(19)
Perub Perub Perub Perub Perub Mei'17 thd Mei'17 thd Mei '17 April '17 Mei '17 April '17 Mei '17 Mei'17 thd April '17 Mei '17 Mei'17 thd April '17 Mei '17 Mei'17 thd April'17 April'17 April'17 (%) April'17 (%) April'17 (%) (%) (%)
126,94 129,04
(5)
April '17
Hortikultura
TABEL 9 NTP PER SUB SEKTOR JAWA TENGAH BULAN APRIL - MEI 2017
B. PERKEMBANGAN HARGA PRODUSEN GABAH MEI 2017 RATA-RATA HARGA GABAH DI TINGKAT PETANI GKG NAIK 0,41% DAN GKP NAIK 5,51% Survei Harga Produsen Gabah di Jawa Tengah pada Mei 2017 mencatat 78 observasi transaksi penjualan gabah di 15 kabupaten terpilih. Komposisi observasi gabah bulan ini didominasi oleh transaksi penjualan Gabah Kering Panen sebanyak 56 observasi (71,79%) diikuti kelompok gabah kualitas rendah sebanyak 13 observasi (16,67%) dan kelompok Gabah Kering Giling sebanyak 9 observasi (11,54%).
Di tingkat petani, harga Gabah tertinggi Mei 2017 tercatat Rp. 5.200,00 per kg berasal dari transaksi kelompok gabah kualitas GKG varietas IR 64 yang berasal dari Kecamatan Surodadi di Kabupaten Tegal. Sedangkan harga terendah di tingkat petani ditemukan seharga Rp. 3.600,00 per kg berasal dari kelompok gabah kualitas rendah varietas Ciherang di Kecamatan Kedungtuban Kabupaten Blora.
Di tingkat penggilingan, harga gabah tertinggi Mei 2017 tercatat Rp. 5.230,00 per kg berasal dari kelompok gabah kualitas GKG dengan varietas IR 64 yang berasal dari Kecamatan Suradadi di Kabupaten Tegal. Harga terendah di tingkat penggilingan ditemukan juga pada kelompok gabah kualitas rendah varietas Ciherang di Kecamatan Kedungtuban Kabupaten Blora seharga Rp. 3.700,00 per kg. Rata-rata harga gabah kelompok GKG di tingkat petani mengalami kenaikan sebesar 4,57 persen dari 4.709,33/Kg pada April menjadi Rp. 4.924,44/Kg pada Mei 2017. Jika dibandingkan bulan Mei 2016 naik 4,22 persen dari angka Rp. 4.725,0/Kg. Kelompok GKP juga mengalami kenaikan sebesar 2,97 persen dari Rp. 4.307,14/Kg pada April menjadi Rp. 4.435,00/Kg pada Mei 2017 dan jika dibandingkan Mei 2016 dimana harga mencapai Rp. 4.317,07/Kg maka Mei 2017 mengalami kenaikan sebesar 2,73 persen.
ada Mei 2017, Survei Harga Produsen Gabah di Jawa Tengah berhasil mencatat sebanyak 78 observasi transaksi penjualan gabah di 15 kabupaten terpilih. Dari 78 transaksi penjualan gabah yang berhasil dicatat, komposisi jumlah observasi bulan ini didominasi oleh transaksi penjualan Gabah Kering Panen yaitu sebanyak 56 observasi (71,79%) diikuti kelompok gabah kualitas rendah sebanyak 13 observasi (16,67%) dan kelompok Gabah Kering Giling sebanyak 9 observasi (11,54%). Tabel 9. Jumlah Observasi, Harga Gabah di Tingkat Petani dan Penggilingan, Dan HPP Menurut Kelompok Kualitas M e i 2017
8
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.41/06/33/Th.XI, 2 Juni 2017
Dari 78 observasi transaksi harga penjualan gabah yang berhasil dikumpulkan selama Mei 2017, terbanyak berasal dari Kabupaten Pati yang sebanyak 9 observasi (11,54%) diikuti Kabupaten Kebumen sebanyak 8 observasi (10,26%), Kabupaten Boyolali dan Brebes masing-masing sebanyak 7 observasi (8,97%), Kabupaten Sragen dan Pemalang masing-masing sebanyak 6 observasi (7,69%), Kabupaten Klaten dan Grobogan masing-masing sebanyak 5 observas dan selebihnya 32,05 persen tersebar di 7 kabupaten lainnya. Dari sejumlah 78 pemantauan harga gabah kualitas GKG dan GKP yang berhasil diobservasi selama Mei 2017 belum ditemukan kasus harga di bawah HPP. Tabel 10. Jumlah dan Persentase Observasi Harga Gabah di Bawah HPP Menurut Kelompok Kualitas, Mei 2017
1.
Rata-rata Komponen Mutu Menurut Kelompok
ata-rata Kadar Air (KA) gabah di Jawa Tengah, pada Mei 2017 menunjukkan kadar air yang bervariatif dibandingkan bulan sebelumnya. Rata-rata KA kelompok gabah kualitas GKG tercatat lebih tinggi dibandingkan bulan April yang tercatat sebesar 11,63 persen sedangkan bulan ini tercatat 12,28 persen. Sementara rata-rata KA kelompok GKP mengalami penurunan dari 15,82 persen pada April menjadi 15,56 persen pada Mei 2017. Rata-Rata Kadar Hampa (KH) bulan Mei 2017 menunjukkan peningkatan. Kelompok gabah kualitas GKG mengalami kenaikan dari 2,42 persen pada April menjadi 2,57 persen pada Mei 2017. Sedangkan kelompok gabah kualitas GKP naik dari angka 5,78 persen pada April menjadi 6,09 Mei 2017. Tabel 11 Rata-Rata Komponen Mutu Menurut Kelompok Kualitas April - M e i 2017
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.41/06/33/Th.XI, 2 Juni 2017 9
2.
Rata-rata Harga Gabah Menurut Kelompok Kualitas
ata-rata harga gabah GKG di tingkat petani pada Mei 2017 mengalami kenaikan sebesar 4,57 persen dari Rp. 4.709,33/Kg pada April menjadi Rp. 4.924,44/Kg. Jika dibandingkan bulan Mei 2016 mengalami kenaikan 4,22 persen yaitu dari harga Rp. 4.725,00/Kg. Demikian pula dengan gabah kualitas GKP bulan ini mengalami kenaikan sebesar 2,97 persen dari Rp. 4.307,14/Kg pada April menjadi Rp. 4.435,00/Kg pada Mei 2017 dan jika dibandingkan dengan Mei 2016 dimana harga mencapai Rp. 4.317,07/Kg maka pada Mei 2017 mengalami kenaikan 2,73 persen. Di tingkat penggilingan, rata-rata harga gabah kelompok GKG pada Mei 2017 juga mengalami kenaikan yaitu sebesar 4,69 persen dari bulan April yang tercatat Rp. 4.761,33/Kg menjadi Rp. 4.984,44/Kg, Sementara kelompok kualitas GKP mengalami kenaikan 2,98 persen dari Rp. 4.361,19/Kg pada April menjadi Rp. 4.491,07/Kg pada Mei 2017. Adapun jika dibandingkan dengan Mei 2016 maka gabah kelompok GKG mengalami kenaikan 4,39 persen yaitu dari harga Rp. 4.775,00/Kg dan kelompok GKP naik 2,66 persen dari harga Rp. 4.374,54/Kg. Tabel 12 Rata-Rata Harga Gabah di Tingkat Petani dan Tingkat Penggilingan Menurut Kelompok Kualitas, April – Mei 2017
10
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.41/06/33/Th.XI, 2 Juni 2017