No. 25/04/33/Th.X, 01 April 2016
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN MARET 2016 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI (NTP) MARET 2016 SEBESAR 99,40 ATAU TURUN 1,12 PERSEN Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa Tengah bulan Maret 2016 mengalami penurunan 1,12 persen, yaitu dari posisi 100,53 menjadi 99,40. Hal ini disebabkan karena perubahan indeks harga yang diterima petani (It) lebih kecil dibandingkan dengan perubahan indeks harga yang dibayar petani (Ib). It mengalami penurunan 0,24 persen, dari posisi 122,66 pada bulan Februari 2016 menjadi 122,37 pada bulan Maret 2016. Sementara Ib mengalami kenaikan 0,89 persen, dari posisi 122,01 menjadi 123,10. Dari 5 (lima) sub sektor pertanian komponen penyusun NTP, 3 (tiga) sub sektor mengalami penurunan indeks yaitu : sub sektor Tanaman Pangan turun 3,62 persen, sub sektor Peternakan turun 1,07 persen dan sub sektor Perikanan turun 1,35 persen. Sedangkan sub sektor lainnya mengalami kenaikan yaitu sub sektor Hortikultura naik 1,32 persen dan sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik 0,51 persen. Secara umum, Indeks harga yang diterima petani mengalami penurunan indeks sebesar 0,24 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Penurunan It dipengaruhi oleh penurunan It pada 3 (tiga) sub sektor, yaitu : sub sektor Tanaman Pangan turun sebesar 2,56 persen, sub sektor Peternakan turun 0,67 persen dan sub sektor Perikanan turun sebesar 0,20 persen. Sedangkan sub sektor lainnya yang mengalami kenaikan, yaitu : sub sektor Hortikultura naik sebesar 2,40 persen dan sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik 1,44 persen. Indeks harga yang dibayar petani pada bulan Maret 2016 mengalami kenaikan 0,89 persen bila dibandingkan dengan bulan Februari 2016. Kenaikan itu dipengaruhi oleh kenaikan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 1,34 persen dan kenaikan Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) sebesar 0,14 persen. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) di Provinsi Jawa Tengah mengalami penurunan sebesar 0,38 persen atau dari posisi 106,45 menjadi 106,05 dibanding NTUP bulan sebelumnya. Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) atau IHK perdesaan di Provinsi Jawa Tengah mengalami kenaikan atau terjadi inflasi perdesaan sebesar 1,34 persen. Inflasi terjadi disebabkan naiknya indeks harga kelompok Bahan Makanan sebesar 2,84 persen, kelompok Makanan Jadi sebesar 0,36 persen, kelompok Perumahan sebesar 0,24 persen, kelompok Sandang sebesar 0,24 persen, kelompok Kesehatan sebesar 0,15 persen, serta kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga sebesar 0,14 persen. Sedangkan kelompok yang mengalami penurunan harga, yaitu : kelompok Transportasi dan Komunikasi sebesar 0,05 persen. Dari 33 provinsi (termasuk DKI Jakarta) yang dilaporkan, perubahan NTP Maret 2016 terhadap NTP Februari 2016 ternyata sangat beragam. Kenaikan indeks NTP terjadi di 10 provinsi, sedangkan 23 provinsi lainnya mengalami penurunan. Kenaikan NTP tertinggi terjadi di Provinsi Maluku Utara yaitu sebesar 0,73 persen, sedangkan penurunan NTP terbesar terjadi di Provinsi Banten yaitu sebesar 0,72 persen.
1 Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.25/04/33/Th.X, 01 April 2016 1
1. Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa Tengah ilai Tukar Petani (NTP) merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di pedesaan. Penghitungan indikator ini diperoleh dari perbandingan antara Indeks Harga Yang Diterima Petani (It) dengan Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) yang dinyatakan dalam persentase. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) antara produk pertanian yang dijual petani dengan barang dan jasa yang dibutuhkan petani dalam berproduksi dan konsumsi rumah tangga. Dengan membandingkan kedua perkembangan angka tersebut, maka dapat diketahui apakah peningkatan pengeluaran untuk kebutuhan petani dapat dikompensasi dengan penambahan pendapatan petani dari hasil pertaniannya. Atau sebaliknya, apakah kenaikan harga jual produksi pertanian dapat menambah pendapatan petani yang pada gilirannya meningkatkan kesejahteraan para petani. Semakin tinggi nilai NTP, relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan atau daya beli petani. Mulai Desember 2013 dilakukan perubahan tahun dasar dalam penghitungan NTP dari tahun dasar 2007=100 menjadi tahun dasar 2012=100. Perubahan tahun dasar ini dilakukan untuk menyesuaikan perubahan/pergeseran pola produksi pertanian dan pola konsumsi rumah tangga pertanian diperdesaan, serta perluasan cakupan subsektor pertanian dan provinsi dalam Gambar 1 NTP Jawa Tengah penghitungan NTP, agar penghitungan Perbedaan antara NTP Februari – Maret 2016 (2012 = 100) tahun dasar 2007=100 dengan NTP tahun dasar 2012=100 adalah meningkatnya cakupan jumlah komoditas baik pada 100,80 paket komoditas It maupun Ib. Penghitungan NTP (2012=100) 100,53 - 1,12% juga mengalami perluasan khususnya pada Subsektor 100,40 Perikanan. Selain NTP Perikanan secara umum yang dihitung di 33 provinsi termasuk Provinsi DKI Jakarta, Nilai Tukar 99,40 100,00 Nelayan (NTN) dan Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) juga Februari 2016 Maret 2016 disajikan secara terpisah. Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga di perdesaan di wilayah Jawa Tengah pada bulan Maret 2016, NTP Jawa Tengah mengalami penurunan indeks 1,12 persen dibanding NTP Februari 2016 yaitu dari posisi 100,53 menjadi 99,40. Besarnya indeks NTP tersebut disebabkan karena perubahan indeks harga produk pertanian yang diterima petani lebih kecil dibanding dengan perubahan indeks harga barang dan jasa yang dibayar petani. Gambar 2 Perubahan NTP Jawa Tengah per Subsektor Februari - Maret 2016 (2012 = 100) 2,00
1,32
1,00
0,51
0,00 -1,00 -1,07 -2,00
-1,35
Penurunan NTP pada bulan Maret 2016 juga disebabkan oleh penurunan 3 (tiga) sub sektor NTP yaitu : NTP sub sektor Tanaman Pangan turun 3,62 persen, NTP sub sektor Peternakan turun 0,67 persen dan sub sektor Perikanan turun 0,20 persen. Sedangkan NTP yang mengalami kenaikan yaitu : NTP sub sektor Hortikultura naik 1,32 persen dan sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik 0,51 persen.
-3,00 -4,00
-3,62 TP
Horti
TPR
Ternak
Ikan
2. Indeks Harga Yang Diterima Petani (It) Indeks Harga yang Diterima Petani (It) menunjukkan fluktuasi harga yang beragam dari komoditas pertanian yang dihasilkan petani.
2
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.25/04/33/Th.X, 01 April 2016
126,00
122,00 121,00
TPR
Ternak
120,26
120,00
122,36
123,00
122,02
121,51
121,54
125,84
123,15
124,70
124,00
Maret 2016
123,78
Februari 2016
125,00
125,59
Pada Maret 2016, secara umum It mengalami penurunan indeks yang cukup signifikan sebesar 0,24 persen dibandingkan dengan It Februari 2016, yaitu: dari 122,66 menjadi 122,37. Penurunan It terjadi pada 3(tiga) sub sektor, yaitu : Tanaman Pangan turun 2,56 persen, sub sektor Peternakan turun 0,67 persen dan sub sektor Perikanan turun 0,20 persen. Sedangkan sub sektor lainnya yang mengalami kenaikan yaitu ; sub sektor Hortikultura naik 2,40 persen dan Tanaman Perkebunan Rakyat naik 1,44 persen.
119,00 118,00 117,00 TP
Horti
Ikan
Gambar 3 Indeks Yang Diterima Petani Jawa Tengah per Subsektor dan Perubahannya Februari – Maret 2016 (2012 = 100)
3. Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) Gambar 4
Perubahan Indeks Yang Dibayar Petani Jawa Tengah elalui Indeks Harga yang Dibayar per Sub sektor Februari - Maret 2016 (2012 = 100) Petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa 1,17 yang dikonsumsi oleh masyarakat perdesaan khususnya 1,10 1,20 petani yang merupakan bagian terbesar dari masyarakat 1,06 0,93 1,00 perdesaan, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang 0,80 diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. 0,60 Pada Maret 2016, Ib tercatat naik sebesar 0,89 persen 0,41 0,40 bila dibandingkan Februari 2016, yaitu dari 122,01 0,20 menjadi 123,10. Kenaikan Ib terjadi pada semua 5(lima) 0,00 sub sektor penyusun NTP yaitu: Ib sub sektor Tanaman TP Horti TPR Ikan Ternak Pangan naik 1,10 persen; Ib sub sektor Hortikultura naik 1,06 persen; Ib sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik 0,93 persen, Ib sub sektor Peternakan naik 0,41 persen dan Ib sub sektor Perikanan naik 1,17 persen.
4. NTP Subsektor a. Subsektor Tanaman Pangan (NTPP)
Tabel 1 NTP Subsektor Tanaman Pangan Jawa Tengah dan Perubahannya Februari – Maret 2016 (2012 = 100)
ada bulan Maret 2016 NTPP mengalami No Rincian penurunan indeks sebesar 3,62 persen. Penurunan NTPP disebabkan karena indeks yang diterima petani (1) (2) mengalami penurunan sebesar 2,56 persen, sedangkan I. Indeks Diterima Petani indeks yang dibayar petani mengalami kenaikan , yaitu 1. Padi sebesar 1,10 persen. 2. Palawija Kenaikan Ib disebabkan oleh naiknya Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 1,40 persen dan naiknya II. Indeks Dibayar Petani 1. Konsumsi Rumah Tangga Indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal 2. BPPBM (BPPBM) sebesar 0,26 persen. III. Nilai Tukar Petani
Feb'16 Maret'16 (3)
(4)
124,70 115,17 150,19 124,61 126,46 119,79 100,07
121,51 111,99 146,96 125,98 128,23 120,10 96,45
Perub Maret'16 thd Feb'16 (%) (5)
-2,56 -2,76 -2,15 1,10 1,40 0,26 -3,62
1 Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.25/04/33/Th.X, 01 April 2016 3
b. Subsektor Hortikultura (NTPH)
Tabel 2 NTP Subsektor Hortikultura Jawa Tengah dan Perubahannya Februari – Maret 2016 (2012 = 100)
ilai Tukar Petani subsektor Hortikultura Perub Maret'16 (NTPH) pada Maret 2016 dilaporkan terjadi kenaikan No Rincian Feb'16 Maret'16 thd Feb'16 (%) indeks sebesar 1,32 persen. Hal ini terjadi karena (2) (1) (3) (4) (5) indeks yang diterima petani mengalami kenaikan I. Indeks Diterima Petani 120,26 123,15 2,40 sebesar 2,40 persen, lebih tinggi dibanding kenaikan 1. Sayur-sayuran 107,30 110,45 2,94 indeks yang dibayar petani, dimana Ib mengalami 2. Buah-buahan 135,66 138,18 1,85 kenaikan sebesar 1,06 persen. 3. Tanaman Obat 125,40 129,10 2,94 Kenaikan yang terjadi pada It disebabkan oleh II. Indeks Dibayar Petani 123,15 124,46 1,06 perubahan indeks harga pada kelompok Sayur-sayuran 1. Konsumsi Rumah Tangga 126,90 128,62 1,35 naik sebesar 2,94 persen, kelompok Buah-buahan naik 2. BPPBM 114,28 114,63 0,31 1,85 persen dan kelompok Tanaman Obat naik 2,94 III. Nilai Tukar Petani 97,65 98,95 1,32 persen. Kenaikan Ib disebabkan oleh kenaikan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 1,35 persen dan kenaikan indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) sebesar 0,31 persen. c. Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR)
Tabel 3 NTP Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat dan Perubahannya Februari - Maret 2016 (2012 = 100)
Perub Maret'16 ada Maret 2016 NTPR mengalami kenaikan Desember 2014 –Feb' Januari 2015 Rincian No 16 Maret' 16 (2012 = 100) indeks sebesar 0,14 persen. Hal ini disebabkan oleh thd Feb'16 (%) kenaikan indeks yang diterima petani sebesar 1,44 (1) (2) (3) (4) (5) persen, lebih rendah dibanding kenaikan indeks yang I. Indeks Diterima Petani 122,02 123,78 1,44 dibayar petani, yaitu sebesar 0,93 persen. 1. TPR 122,02 123,78 1,44 Kenaikan pada Ib terjadi karena naiknya indeks sub II. Indeks Dibayar Petani 122,50 123,63 0,93 kelompok Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 1. Konsumsi Rumah Tangga 126,80 128,37 1,24 1,24 persen dan naiknya indeks Biaya Produksi dan 2. BPPBM 114,34 114,64 0,26 Penambahan Barang Modal (BPPBM) sebesar 0,26 III. Nilai Tukar Petani 99,61 100,12 0,51 persen.
d. Subsektor Peternakan (NTPT)
Tabel 4 NTP Subsektor Peternakan Jawa Tengah dan Perubahannya Februari - Maret 2016 (2012 = 100)
TP sub sektor Peternakan pada bulan Maret Perub Maret'16 2016 dilaporkan mengalami penurunan sebesar 1,07 No Rincian Feb'16 Maret'16 thd Feb'16 (%) persen. Penurunan ini terjadi karena perubahan Ib yang (2) (3) (4) (5) lebih tinggi dibandingkan dengan perubahan It. Indeks (1) I. Indeks Diterima Petani 122,36 121,54 -0,67 harga yang diterima petani turun 0,67 persen sementara 1 Ternak Besar 125,69 124,50 -0,95 indeks harga yang dibayar petani naik sebesar 0,41 2 Ternak Kecil 110,49 109,89 -0,54 persen. 3 Unggas 122,81 123,39 0,47 Penurunan yang terjadi pada It disebabkan oleh 4 Hasil Ternak 124,43 123,29 -0,92 turunnya indeks harga pada kelompok 3(tiga) sub sektor II. Indeks Dibayar Petani 117,50 117,98 0,41 Peternakan yaitu: ternak besar turun 0,95 persen, 1. Konsumsi Rumah Tangga 127,03 128,65 1,27 2. BPPBM 111,14 110,86 -0,25 Ternak kecil turun 0,54 persen, dan Hasil ternak turun 104,14 103,02 -1,07 0,92 persen. Sedangkan kelompok Unggas mengalami III. Nilai Tukar Petani kenaikan indeks sebesar 0,47 persen. Sementara itu, kenaikan yang terjadi pada Ib disebabkan karena kenaikan pada IKRT sebesar 1,27 persen yaitu dari 127,03 persen menjadi 128,65 persen dan BPPBM mengalami penurunan sebesar 0,25 persen yaitu dari 111,14 persen menjadi 110,86 persen.
4
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.25/04/33/Th.X, 01 April 2016
e. Subsektor Perikanan (NTN)
Tabel 5 NTP Subsektor Perikanan Jawa Tengah dan Perubahannya Februari – Maret 2016 (2012 = 100)
ada bulan Maret 2016, NTN mengalami penurunan indeks sebesar 1,35 persen. Penurunan indeks NTN ini disebabkan karena indeks yang diterima petani turun sebesar 0,20 persen lebih rendah dibandingkan dengan indeks yang dibayar petani naik sebesar 1,17 persen. Penurunan yang terjadi pada It disebabkan oleh perubahan indeks harga pada kelompok Perikanan Tangkap yang turun 0,54 persen dan kelompok Perikanan Budidaya mengalami penurunan sebesar 0,11 persen. Kenaikan yang terjadi pada Ib disebabkan karena naiknya IKRT sebesar 1,87 persen dan naiknya BPPBM sebesar 0,12 persen.
No
Rincian
(1)
(2)
I. Indeks Diterima Petani 1 Tangkap 2 Budidaya II. Indeks Dibayar Petani 1. Konsumsi Rumah Tangga 2. BPPBM III. Nilai Tukar Petani
Feb'16 Maret'16 (3)
(4)
125,84 133,59 124,11 121,13 127,43 112,76 103,89
125,59 132,87 123,97 122,54 129,81 112,89 102,49
Perub Maret'16 thd Feb'16 (%) (5)
-0,20 -0,54 -0,11 1,17 1,87 0,12 -1,35
5. NTUP Sub Sektor ilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), dimana komponen Ib hanya terdiri dari Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM). Dengan dikeluarkannya konsumsi dari komponen indeks harga yang dibayar petani (Ib), NTUP dapat lebih mencerminkan kemampuan produksi petani, karena yang dibandingkan hanya produksi dengan biaya produksinya. Tabel 6 Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian per Subsektor, dan Persentase Perubahannya, Maret 2016 (2012=100)
Sub Sektor (1)
Feb'16 Maret'16 (2)
(3)
1.Tanaman Pangan 2.Hortikultura 3. Tanaman Perkebunan Rakyat 4.Peternakan 5. Perikanan a. Tangkap b. Budidaya
104,09 105,24 106,71 110,10 111,60 116,34 110,52
101,17 107,43 107,97 109,64 111,26 115,36 110,32
Jawa Tengah
106,45 106,05
Perub Maret'16 thd Feb'16 (%) (4)
-2,81 2,09 1,18 -0,42 -0,31 -0,84 -0,19 -0,38
Pada Maret 2016 terjadi penurunan NTUP sebesar 0,38 persen dari posisi 106,45 menjadi 106,05. Hal ini karena penurunan It sebesar 0,24 persen lebih rendah dibandingkan kenaikan Indeks BPBBM sebesar 0,14 persen. Penurunan NTUP disebabkan oleh turunnya NTUP di 3 (tiga) sub sektor penyusun NTUP, yaitu sub sektor Tanaman Pangan turun 2,81 persen, subsektor Peternakan turun sebesar 0,42 persen dan sub sektor Perikanan turun sebesar 0,31 persen. Sedangkan sub sektor lainnya mengalami kenaikan, yaitu : subsektor Hortikultura naik sebesar 2,09 persen dan sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik sebesar 1,18 persen.
1 Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.25/04/33/Th.X, 01 April 2016 5
6. Indeks Harga Konsumen Perdesaan
Tabel 7
IHK Perdesaan Jawa Tengah dan Perubahannya (%) Februari - Maret 2016 (2012 = 100)
erubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka Inflasi/ Deflasi Rincian Feb'16 di wilayah perdesaan. Pada Maret 2016, Indeks (1) (2) Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) atau IHK di daerah 126,79 perdesaan di Provinsi Jawa Tengah mengalami Konsumsi Rumah Tangga a. Bahan Makanan 139,00 kenaikan atau terjadi inflasi sebesar 1,34 persen. 118,71 Inflasi dipicu oleh naiknya 6(enam) kelompok, yaitu: b. Makanan Jadi 121,31 kelompok Bahan Makanan sebesar 2,84 persen, c. Perumahan d. Sandang 120,68 kelompok Makanan Jadi sebesar 0,36 persen, 114,16 kelompok Perumahan sebesar 0,24 persen, kelompok e. Kesehatan f. Pendidikan, Rekreasi & Olah raga 110,89 Sandang sebesar 0,24 persen, kelompok Kesehatan sebesar 0,15 persen dan kelompok Pendidikan, g. Transportasi dan Komunikasi 121,01 Rekreasi & Olahraga sebesar 0,14 persen. Sedangkan kelompok yang mengalami kelompok Transportasi dan Komunikasi turun sebesar 0,05 persen.
Maret'16
Perub Maret'16 thd Feb'16 (%)
(3)
(4)
128,49 142,95 119,13 121,59 120,96 114,33 111,04 120,96
1,34 2,84 0,36 0,24 0,24 0,15 0,14 -0,05
penurunan yaitu:
7. Perbandingan Antar Provinsi
ari 33 provinsi yang dilaporkan, perubahan NTP Maret 2016 terhadap NTP Februari 2016 ternyata sangat beragam. Kenaikan nilai NTP terjadi di 10 provinsi, dan 23 provinsi lainnya mengalami penurunan. Kenaikan NTP tertinggi Maret 2016 terjadi di Provinsi Maluku Utara yaitu sebesar 0,73 persen, sedangkan penurunan NTP terbesar terjadi pada Provinsi Banten yaitu sebesar 1,72 persen. Tabel 8 NTP 33 Provinsi dan Persentase Perubahannya (%) Februari – Maret 2016 (2012 = 100) No (1)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
6
Provinsi (2)
MALUKU UTARA BENGKULU SULTENG RIAU BABEL PAPUA BARAT JAMBI PAPUA SULBAR MALUKU SUMUT KALTIM SUMBAR KEPRI GORONTALO NTT NTB KALBAR BALI SUMSEL SULTRA SULUT NAD KALTENG DKI LAMPUNG SULSEL JATENG KALSEL YOGYAKARTA JABAR JATIM BANTEN
Feb'16
Maret'16
Perub Maret'16 thd Feb'16 (%)
(3)
(4)
(5)
104,18 92,03 99,08 96,82 101,38 99,29 96,58 95,98 106,04 103,83 99,21 97,60 98,57 98,41 105,30 101,13 104,85 95,17 105,42 94,99 99,87 97,47 97,89 97,06 99,57 103,60 106,27 100,53 98,82 103,90 107,42 105,32 106,57
104,94 92,61 99,67 97,36 101,85 99,74 96,93 96,13 106,11 103,90 99,17 97,46 98,38 98,04 104,89 100,73 104,38 94,73 104,86 94,48 99,31 96,83 97,25 96,42 98,88 102,73 105,37 99,40 97,67 102,57 105,84 103,77 104,74
0,73 0,64 0,59 0,56 0,47 0,45 0,37 0,16 0,07 0,06 -0,04 -0,13 -0,19 -0,38 -0,39 -0,40 -0,44 -0,46 -0,54 -0,54 -0,56 -0,65 -0,66 -0,66 -0,70 -0,84 -0,85 -1,12 -1,16 -1,28 -1,47 -1,48 -1,72
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.25/04/33/Th.X, 01 April 2016
1 Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.25/04/33/Th.X, 01 April 2016
7
104,09
123,97
f. Upah Buruh Tani
IV. Nilai Tukar Usaha Pertanian
118,58
e. Penambahan Barang Modal
100,07
136,28
d. Transportasi
III. Nilai Tukar Petani
120,10
c. Sewa Lahan, Pajak & Lainnya
119,22
g. Transportasi dan Komunikasi
110,51
110,54
f. Pendidikan, Rekreasi & Olah raga
b. Obat-obatan & Pupuk
115,97
e. Kesehatan
126,34
119,88
d. Sandang
a. Bibit
120,68
c. Perumahan
119,79
118,74
b. Makanan Jadi
2. BPPBM
139,32
a. Bahan Makanan
126,46
124,61
II. Indeks Dibayar Petani
1. Konsumsi Rumah Tangga
124,70
(2)
Feb'16
I. Indeks Diterima Petani
(1)
Rincian
Hortikultura
Tanaman Perkebunan Rakyat
Peternakan
Perikanan
Jawa Tengah
101,17
96,45
124,54
118,49
136,32
120,64
110,58
126,61
120,10
119,14
110,71
116,16
120,17
121,01
119,17
143,51
128,23
125,98
121,51
(3)
-2,81
-3,62
0,46
-0,08
0,03
0,45
0,06
0,21
0,26
-0,07
0,15
0,16
0,24
0,27
0,36
3,01
1,40
1,10
-2,56
(4)
105,24
97,65
114,09
116,11
116,08
119,30
112,78
109,85
114,28
121,99
111,12
113,15
120,85
120,99
118,89
138,30
126,90
123,15
120,26
(5)
107,43
98,95
114,74
116,16
116,15
119,42
112,89
110,76
114,63
121,93
111,31
113,30
121,14
121,28
119,32
142,16
128,62
124,46
123,15
(6)
2,09
1,32
0,57
0,04
0,06
0,10
0,10
0,83
0,31
-0,05
0,16
0,14
0,24
0,24
0,36
2,79
1,35
1,06
2,40
(7)
106,71
99,61
119,43
116,64
122,55
110,26
107,40
105,13
114,34
120,24
110,19
113,09
121,59
120,89
118,76
138,53
126,80
122,50
122,02
(8)
107,97
100,12
120,05
116,79
123,19
110,57
107,28
105,10
114,64
120,24
110,31
113,26
121,86
121,15
119,17
141,99
128,37
123,63
123,78
(9)
1,18
0,51
0,52
0,13
0,52
0,28
-0,12
-0,03
0,26
0,00
0,11
0,15
0,22
0,21
0,35
2,50
1,24
0,93
1,44
(10)
110,10
104,14
119,55
110,74
119,50
108,68
108,02
111,10
111,14
121,56
111,19
113,29
121,09
122,78
118,58
139,21
127,03
117,50
122,36
(11)
109,64
103,02
119,91
110,81
119,41
108,65
107,34
110,85
110,86
121,50
111,33
113,45
121,38
123,03
119,00
142,97
128,65
117,98
121,54
(12)
-0,42
-1,07
0,31
0,06
-0,08
-0,03
-0,64
-0,22
-0,25
-0,05
0,13
0,14
0,24
0,20
0,35
2,70
1,27
0,41
-0,67
(13)
111,60
103,89
111,98
113,64
123,47
112,17
113,38
110,39
112,76
133,97
114,37
115,83
119,35
119,95
117,73
142,29
127,43
121,13
125,84
(14)
111,26
102,49
111,98
113,64
123,48
112,31
113,40
110,60
112,89
133,90
114,46
116,03
119,71
120,20
118,15
148,74
129,81
122,54
125,59
(15)
-0,31
-1,35
0,00
0,00
0,00
0,13
0,02
0,19
0,12
-0,05
0,09
0,18
0,30
0,21
0,36
4,53
1,87
1,17
-0,20
(16)
106,45
100,53
119,49
115,55
124,72
115,21
109,98
114,77
115,23
121,01
110,89
114,16
120,68
121,31
118,71
139,00
126,79
122,01
122,66
(17)
106,05
99,40
120,02
115,57
124,83
115,45
109,83
115,01
115,39
120,96
111,04
114,33
120,96
121,59
119,13
142,95
128,49
123,10
122,37
(18)
-0,38
-1,12
0,44
0,02
0,09
0,21
-0,13
0,21
0,14
-0,05
0,14
0,15
0,24
0,24
0,36
2,84
1,34
0,89
-0,24
(19)
Perub Perub Perub Perub Perub Perub Maret'16 Maret'16 Maret'16 thd Feb'16 Maret'16 Maret'16 thd Feb'16 Maret'16 Maret'16 thd Feb'16 Maret'16 Feb'16 Maret'16 Maret'16 thd Feb'16 Maret'16 Maret'16 thd thd Feb'16 Feb'16 (%) Feb'16 (%) Feb'16 (%) Feb'16 (%) Feb'16 (%) (%)
Tanaman Pangan
B. PERKEMBANGAN HARGA PRODUSEN GABAH MARET 2016 RATA-RATA HARGA GABAH DI TINGKAT PETANI GKG TURUN 6,68% DAN GKP TURUN 7,33% Survei Harga Produsen Gabah di Jawa Tengah pada Maret 2016 mencatat 100 observasi transaksi penjualan gabah di 17 kabupaten terpilih. Komposisi observasi gabah bulan ini didominasi oleh transaksi penjualan gabah kualitas rendah yaitu sebanyak 67 observasi (67,00%) diikuti kelompok Gabah Kering Panen (GKP) sebanyak 31 observasi (31,00%) dan kelompok Gabah Kering Giling (GKG) sebanyak 2 observasi (2,00%).
Di tingkat petani, harga Gabah tertinggi Maret 2016 tercatat Rp. 5.200,00 per kg berasal dari transaksi kelompok gabah kualitas GKG dengan varietas IR 64 yang berasal dari Kecamatan Suradadi Kabupaten Tegal. Sedangkan harga terendah di tingkat petani ditemukan seharga Rp. 2.900,00 per kg berasal dari kelompok Gabah kualitas rendah varietas Ciherang di Kecamatan Kedungtuban Kabupaten Blora.
Di tingkat penggilingan, harga gabah tertinggi Maret 2016 tercatat Rp. 5.225,00 per kg berasal dari kelompok gabah kualitas GKG dengan varietas IR 64 yang berasal dari Kecamatan Suradadi Kabupaten Tegal. Untuk harga terendah di tingkat penggilingan ditemukan juga pada kelompok gabah kualitas rendah varietas Ciherang di Kecamatan kedungtuban Kabupaten Blora seharga Rp. 3.000,00,- per Kg. Rata-rata harga gabah GKG di tingkat petani kembali mengalami penurunan sebesar 6,68 persen dari Rp. 5.518,57/Kg pada Februari 2016 menjadi Rp.5.150,00/Kg pada Maret 2016. Namun jika dibandingkan bulan Maret 2015 naik 2,47 persen dari angka Rp. 5.025,83/Kg. Untuk gabah kualitas GKP juga mengalami penurunan sebesar 7,33 persen dari Rp. 4.652,44/Kg pada Februari 2016 menjadi Rp. 4.311,29/Kg pada Maret 2016 yang jika dibandingkan Maret 2015 dimana harga mencapai Rp. 4.280,95/Kg maka Maret tahun ini mengalami kenaikan sebesar 0,71 persen. emasuki bulan ketiga tahun 2016, Survei Harga Produsen Gabah di Jawa Tengah berhasil mencatat sebanyak 100 observasi transaksi penjualan gabah di 17 kabupaten terpilih kecuali kabupaten Karanganyar dan Demak yang belum ditemukan transaksi penjualan gabah. Dari 100 transaksi penjualan gabah yang berhasil dicatat, komposisi jumlah observasi kali ini didominasi oleh transaksi penjualan gabah kualitas rendah yaitu sebanyak 67 observasi (67,00%) diikuti kelompok Gabah Kering Panen (GKP) sebanyak 31 observasi (31,00%) dan kelompok Gabah Kering Giling (GKG) hanya ditemukan sebanyak 2 observasi (2,00%). Tabel 9. Jumlah Observasi, Harga Gabah di Tingkat Petani dan Penggilingan, Dan HPP Menurut Kelompok Kualitas Maret 2016 Harga di T ingkat Petani (Rp/Kg) T erendah T ertinggi
Harga di T ingkat Penggilingan (Rp/Kg) T erendah T ertinggi
Kelompok Kualitas
Jumlah Observasi
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
GKG
2 2.00 31
5,100.00 (T egal) 3,700.00
5,200.00 (T egal) 5,600.00
-
5,130.00 (T egal) 3,750.00
5,225.00 (T egal) 5,650.00
4,600.00
GKP
31.00 Kualitas Rendah
67 67.00
HPP*)
3,700.00
(Sragen,Pati, (Purworejo) Kendal) 2,900.00 (Blora)
4,000.00 (Sragen)
HPP*)
3,750.00
(Sragen,Pati, (Purworejo) Kendal) -
3,000.00 (Blora)
4,025.00 (Sragen)
Keterangan
*) HPP berdasarkan Inpres No.5 Tahun 2015 tanggal 17 Maret 2015, diberlakukan mulai bulan Maret 2015
8
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.25/04/33/Th.X, 01 April 2016
-
Komposisi transaksi gabah di atas banyak dipengaruhi oleh situasi panen yang mulai terjadi di beberapa kabupaten selain faktor musim hujan yang masih berlangsung. Dari 100 observasi transaksi harga penjualan gabah yang berhasil dikumpulkan selama Maret 2016, terbanyak berasal dari Kabupaten Blora sebanyak 17 observasi (17,00%), diikuti Kabupaten Sragen dan Grobogan masing-masing sebanyak 10 observasi (10,00%), diikuti Kabupaten Katen dan Pati masing-masing sebanyak 8 observasi (8,00%). Panen terjadi di lima kabupaten ini selebihnya 47,00 persen tersebar di 12 kabupaten lainnya. Dari sejumlah 33 pemantauan harga gabah kualitas GKG dan GKP yang berhasil diobservasi selama Maret 2016 tidak ditemukan kasus harga di bawah HPP. Tabel 10. Jumlah dan Persentase Observasi Harga Gabah di Bawah HPP Menurut Kelompok Kualitas, Maret 2016 Kelompok Jumlah Petani Penggilingan observasi % observas % (1) (2) (3) (4) (5) (6)
GKG GKP GKG dan GKP 1.
2 31 33
-
-
-
-
Rata-rata Komponen Mutu Menurut Kelompok
ata-rata Kadar Air (KA) gabah di Jawa Tengah, pada Maret 2016 menunjukkan kadar mutu yang bervariatif dibandingkan bulan sebelumnya. Rata-rata KA kelompok gabah kualitas GKG tercatat lebih rendah dibandingkan bulan Februari 2016 yang tercatat sebesar 12,83 persen sedangkan bulan ini tercatat 11,50 persen. Namun rata-rata KA kelompok GKP mengalami kenaikan dari 17,22 persen pada Februari menjadi 18,13 persen pada Maret 2016. Rata-Rata Kadar Hampa (KH) bulan Maret 2016 juga menunjukkan kualitas bervariatif. Kelompok gabah kualitas GKG mengalami penurunan dari 2,69 persen pada Februari 2016 menjadi 2,00 persen pada Maret 2016. Sedangkan kelompok gabah kualitas GKP bulan Februari naik dari angka 5,21 persen pada Februari 2016 menjadi 5,86 persen pada Maret 2016. Tabel 11 Rata-Rata Komponen Mutu Menurut Kelompok Kualitas Februari – Maret 2016 Kelompok Jumlah Kadar Air (%) Kadar Hampa (%) Kualitas Observasi Februari Maret Februari Maret
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
GKG
2
12.83
11.50
2.69
2.00
GKP Kualitas Rendah
31 67
17.22 25.32
18.13 26.45
5.21 8.77
5.86 8.99
1 Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.25/04/33/Th.X, 01 April 2016 9
2.
Rata-rata Harga Gabah Menurut Kelompok Kualitas
ata-rata harga gabah GKG di tingkat petani pada Maret 2016 megalami penurunan sebesar 6,68 persen dari Rp. 5.518,57/Kg pada Februari 2016 menjadi Rp. 5.150,00/Kg. Namun jika dibandingkan bulan Maret 2015 naik 2,47 persen dari angka Rp. 5.025,83/Kg. Untuk gabah kualitas GKP bulan ini juga mengalami penurunan sebesar 7,33 persen dari Rp. 4.652,44/Kg pada Februari 2016 menjadi Rp. 4.311,29/Kg pada Maret 2016 yang jika dibandingkan Maret 2015 dimana harga mencapai Rp. 4.280,95/Kg maka Maret tahun ini mengalami kenaikan 0,71 persen. Di tingkat penggilingan, rata-rata harga gabah kelompok GKG pada Maret 2016 juga mengalami penurunan yaitu sebesar 7,20 persen dari bulan sebelumnya yang tercatat Rp. 5.578,93/Kg menjadi Rp. 5.177,50/Kg, Sementara kelompok kualitas GKP mengalami penurunan 7,20 persen dari Rp. 4.708,41/Kg pada Februari 2016 menjadi Rp.4.369,52/Kg pada Maret 2016. Adapun jika dibandingkan Maret 2015 maka gabah kelompok GKG mengalami kenaikan 1,85 persen dari harga Rp. 5.083,33/Kg dan kelompok GKP naik 0,65 persen dari dari Rp. 4.341,13/Kg. Tabel 12 Rata-Rata Harga Gabah di Tingkat Petani dan Tingkat Penggilingan Menurut Kelompok Kualitas, Februari – Maret 2016 Tingkat Petani (Rp/Kg) Kelompok Kualitas
Maret'15
(1) GKG 5,025.83 GKP 4,280.95 Kualitas Rendah 3,855.85
10
Februari'16
Maret'16
(2)
(3)
5,518.57 4,652.44 3,741.67
5,150.00 4,311.29 3,399.25
Tingkat Penggilingan (Rp/Kg)
Perubahan Feb'16Mar'15Mar'16 Mar'16 (4) -6.68 -7.33 -9.15
2.47 0.71 -11.84
Maret'15
5,083.33 4,341.13 3,911.71
Februari'16 Maret'16 (5)
(6)
5,578.93 4,708.41 3,799.67
5,177.50 4,369.52 3,463.51
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.25/04/33/Th.X, 01 April 2016
Perubahan Feb'16- Mar'15Mar'16 Mar'16 (4) -7.20 -7.20 -8.85
1.85 0.65 -11.46