No. 30/05/33/Th.X, 02 Mei 2016
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN APRIL 2016 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI (NTP) APRIL 2016 SEBESAR 98,99 ATAU TURUN 0,42 PERSEN Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa Tengah bulan April 2016 mengalami penurunan 0,42 persen, yaitu dari posisi 99,40 menjadi 98,99. Hal ini disebabkan karena perubahan indeks harga yang diterima petani (It) lebih kecil dibandingkan dengan perubahan indeks harga yang dibayar petani (Ib). It mengalami penurunan 0,78 persen, dari posisi 122,37 pada bulan Maret 2016 menjadi 121,42 pada bulan April 2016. Sementara Ib mengalami penurunan 0,36 persen, dari posisi 123,10 menjadi 122,66. Dari 5 (lima) sub sektor pertanian komponen penyusun NTP, 3 (tiga) sub sektor mengalami penurunan indeks yaitu : sub sektor Tanaman Pangan turun 2,91 persen, sub sektor Peternakan turun 0,26 persen dan sub sektor Perikanan turun 0,08 persen. Sedangkan sub sektor lainnya mengalami kenaikan yaitu sub sektor Hortikultura naik 0,78 persen dan sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik 2,48 persen. Secara umum, Indeks harga yang diterima petani mengalami penurunan indeks sebesar 0,78 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Penurunan It dipengaruhi oleh penurunan It pada 3 (tiga) sub sektor, yaitu : sub sektor Tanaman Pangan turun sebesar 3,29 persen, sub sektor Peternakan turun 0,52 persen dan sub sektor Perikanan turun sebesar 0,56 persen. Sedangkan sub sektor lainnya yang mengalami kenaikan, yaitu : sub sektor Hortikultura naik sebesar 0,36 persen dan sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik 2,14 persen. Indeks harga yang dibayar petani pada bulan April 2016 mengalami penurunan 0,36 persen bila dibandingkan dengan bulan Maret 2016. Penurunan itu dipengaruhi oleh penurunan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 0,60 persen dan kenaikan Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) sebesar 0,11 persen. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) di Provinsi Jawa Tengah mengalami penurunan sebesar 0,88 persen atau dari posisi 106,05 menjadi 105,11 dibanding NTUP bulan sebelumnya. Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) atau IHK perdesaan di Provinsi Jawa Tengah mengalami penurunan atau terjadi deflasi perdesaan sebesar 0,60 persen. Deflasi terjadi disebabkan turunnya indeks harga kelompok Bahan Makanan sebesar 1,18 persen dan kelompok Transportasi dan Komunikasi sebesar 1,64 persen. Sedangkan kelompok yang mengalami kenaikan harga, yaitu : kelompok Makanan Jadi sebesar 0,43 persen, kelompok Perumahan sebesar 0,01 persen, kelompok Sandang sebesar 0,10 persen, kelompok Kesehatan sebesar 0,10 persen, serta kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga sebesar 0,14 persen. Dari 33 provinsi (termasuk DKI Jakarta) yang dilaporkan, perubahan NTP April 2016 terhadap NTP Maret 2016 ternyata sangat beragam. Kenaikan indeks NTP terjadi di 21 provinsi, sedangkan 12 provinsi lainnya mengalami penurunan. Kenaikan NTP tertinggi terjadi di Provinsi Riau yaitu sebesar 2,10 persen, sedangkan penurunan NTP terbesar terjadi di Provinsi Sulawesi Selatan yaitu sebesar 1,29 persen.
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.30/05/33/Th.X, 02 Mei 2016 1
1. Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa Tengah ilai Tukar Petani (NTP) merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di pedesaan. Penghitungan indikator ini diperoleh dari perbandingan antara Indeks Harga Yang Diterima Petani (It) dengan Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) yang dinyatakan dalam persentase. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) antara produk pertanian yang dijual petani dengan barang dan jasa yang dibutuhkan petani dalam berproduksi dan konsumsi rumah tangga. Dengan membandingkan kedua perkembangan angka tersebut, maka dapat diketahui apakah peningkatan pengeluaran untuk kebutuhan petani dapat dikompensasi dengan penambahan pendapatan petani dari hasil pertaniannya. Atau sebaliknya, apakah kenaikan harga jual produksi pertanian dapat menambah pendapatan petani yang pada gilirannya meningkatkan kesejahteraan para petani. Semakin tinggi nilai NTP, relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan atau daya beli petani. Mulai Desember 2013 dilakukan perubahan tahun dasar dalam penghitungan NTP dari tahun dasar 2007=100 menjadi tahun dasar 2012=100. Perubahan tahun dasar ini dilakukan untuk menyesuaikan perubahan/pergeseran pola produksi pertanian dan pola konsumsi rumah tangga pertanian diperdesaan, serta perluasan cakupan subsektor pertanian dan provinsi dalam Gambar 1 NTP Jawa Tengah penghitungan NTP, agar penghitungan Perbedaan antara NTP Maret – April 2016 (2012 = 100) tahun dasar 2007=100 dengan NTP tahun dasar 2012=100 adalah meningkatnya cakupan jumlah komoditas baik pada paket 100,20 99,40 komoditas It maupun Ib. Penghitungan NTP (2012=100) juga 98,99 99,40 mengalami perluasan khususnya pada Subsektor Perikanan. 98,60 Selain NTP Perikanan secara umum yang dihitung di 33 provinsi 97,80 termasuk Provinsi DKI Jakarta, Nilai Tukar Nelayan (NTN) dan Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) juga disajikan secara 97,00 Maret 2016 April 2016 terpisah. Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga di perdesaan di wilayah Jawa Tengah pada bulan April 2016, NTP Jawa Tengah mengalami penurunan indeks 0,42 persen dibanding NTP Maret 2016 yaitu dari posisi 99,40 menjadi 98,99. Besarnya indeks NTP tersebut disebabkan karena perubahan indeks harga produk pertanian yang diterima petani lebih kecil dibanding dengan perubahan indeks harga barang dan jasa yang dibayar petani. Gambar 2 Perubahan NTP Jawa Tengah per Subsektor Maret – April 2016 (2012 = 100) 3,00
2,48
2,00 0,78
1,00 0,00
-1,00
-0,26
-0,08
Ternak
Ikan
Penurunan NTP pada bulan April 2016 juga disebabkan oleh penurunan 3 (tiga) sub sektor NTP yaitu : NTP sub sektor Tanaman Pangan turun 2,91 persen, NTP sub sektor Peternakan turun 0,26 persen dan sub sektor Perikanan turun 0,08 persen. Sedangkan NTP yang mengalami kenaikan yaitu : NTP sub sektor Hortikultura naik 0,78 persen dan sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik 2,48 persen.
-2,00 -3,00
-2,91
-4,00 TP
Horti
TPR
2. Indeks Harga Yang Diterima Petani (It) Indeks Harga yang Diterima Petani (It) menunjukkan fluktuasi harga yang beragam dari komoditas pertanian yang dihasilkan petani.
2
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.30/05/33/Th.X, 02 Mei 2016
123,59
126,00
Horti
TPR
121,54
123,78
120,00
123,15
121,51
122,00
117,50
124,00
124,89
April 2016
125,59
Maret 2016
128,00
120,91
130,00
126,44
Pada April 2016, secara umum It mengalami penurunan indeks yang cukup signifikan sebesar 0,78 persen dibandingkan dengan It Maret 2016, yaitu: dari 122,37 menjadi 121,42. Penurunan It terjadi pada 3(tiga) sub sektor, yaitu : Tanaman Pangan turun 3,29 persen, sub sektor Peternakan turun 0,52 persen dan sub sektor Perikanan turun 0,56 persen. Sedangkan sub sektor lainnya yang mengalami kenaikan yaitu ; sub sektor Hortikultura naik 0,36 persen dan Tanaman Perkebunan Rakyat naik 2,14 persen.
118,00 116,00 114,00 112,00
110,00 TP
Ternak
Ikan
Gambar 3 Indeks Yang Diterima Petani Jawa Tengah per Subsektor dan Perubahannya Maret - April 2016 (2012 = 100)
3. Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) elalui Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat perdesaan khususnya petani yang merupakan bagian terbesar dari masyarakat perdesaan, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Pada April 2016, Ib tercatat turun sebesar 0,36 persen bila dibandingkan Maret 2016, yaitu dari 123,10 menjadi 122,66. Penurunan Ib terjadi pada semua 5(lima) sub sektor penyusun NTP yaitu: Ib sub sektor Tanaman Pangan turun 0,39 persen; Ib sub sektor Hortikultura turun 0,42 persen; Ib sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat turun 0,33 persen, Ib sub sektor Peternakan turun 0,27 persen dan Ib sub sektor Perikanan turun 0,48 persen.
4. NTP Subsektor a. Subsektor Tanaman Pangan (NTPP)
Gambar 4 Perubahan Indeks Yang Dibayar Petani Jawa Tengah per Sub sektor Maret - April 2016 (2012 = 100) 0,00
-0,05
TP
Horti
TPR
Ternak
Ikan
-0,10
-0,15 -0,20
-0,27
-0,25 -0,30
-0,33
-0,35
-0,40
-0,39
-0,42 -0,48
-0,45
-0,50
Tabel 1 NTP Subsektor Tanaman Pangan Jawa Tengah dan Perubahannya Maret - Maret 2016 (2012 = 100)
ada bulan April 2016 NTPP mengalami No Rincian penurunan indeks sebesar 2,91 persen. Penurunan (2) NTPP disebabkan karena indeks yang diterima petani (1) mengalami penurunan sebesar 3,29 persen, sedangkan I. Indeks Diterima Petani 1. Padi indeks yang dibayar petani mengalami penurunan , 2. Palawija yaitu sebesar 0,39 persen. Penurunan Ib disebabkan oleh turunnya Indeks II. Indeks Dibayar Petani Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 0,62 persen 1. Konsumsi Rumah Tangga dan naiknya Indeks Biaya Produksi dan Penambahan 2. BPPBM Barang Modal (BPPBM) sebesar 0,24 persen. III. Nilai Tukar Petani
Maret'16 April'16 (3)
(4)
121,51 111,99 146,96 125,98 128,23 120,10 96,45
117,50 107,36 144,65 125,48 127,43 120,38 93,64
Perub April'16 thd Maret'16 (%) (5)
-3,29 -4,14 -1,58 -0,39 -0,62 0,24 -2,91
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.30/05/33/Th.X, 02 Mei 2016 3
b. Subsektor Hortikultura (NTPH)
Tabel 2 NTP Subsektor Hortikultura Jawa Tengah dan Perubahannya Maret - April 2016 (2012 = 100)
ilai Tukar Petani subsektor Hortikultura Perub April'16 thd Rincian (NTPH) pada April 2016 dilaporkan terjadi kenaikan No Maret'16 April'16 Maret'16 (%) indeks sebesar 0,78 persen. Hal ini terjadi karena (2) (1) (3) (4) (5) indeks yang diterima petani mengalami kenaikan I. Indeks Diterima Petani 123,15 123,59 0,36 sebesar 0,36 persen, lebih tinggi dibanding kenaikan 1. Sayur-sayuran 110,45 111,12 0,60 indeks yang dibayar petani, dimana Ib mengalami 2. Buah-buahan 138,18 138,47 0,21 penurunan sebesar 0,42 persen. 3. Tanaman Obat 129,10 127,71 -1,07 Kenaikan yang terjadi pada It disebabkan oleh perubahan indeks harga pada kelompok Sayur-sayuran II. Indeks Dibayar Petani 124,46 123,94 -0,42 naik sebesar 0,60 persen, kelompok Buah-buahan naik 1. Konsumsi Rumah Tangga 128,62 127,88 -0,57 0,21 persen dan kelompok Tanaman Obat naik 1,07 2. BPPBM 114,63 114,61 -0,02 persen. III. Nilai Tukar Petani 98,95 99,72 0,78 Penurunan Ib disebabkan oleh penurunan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 0,57 persen dan penurunan indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) sebesar 0,02 persen. c. Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR)
Tabel 3 NTP Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat dan Perubahannya Maret - April 2016 (2012 = 100)
Perub April'16 thd ada April 2016 NTPR mengalami kenaikan Desember 2014 – Januari Rincian No Maret'16 2015 April'16(2012 = 100) indeks sebesar 2,48 persen. Hal ini disebabkan oleh Maret'16 (%) kenaikan indeks yang diterima petani sebesar 2,14 (1) (2) (3) (4) (5) persen, lebih tinggi dibanding penurunan indeks yang I. Indeks Diterima Petani 123,78 126,44 2,14 dibayar petani, yaitu sebesar 0,33 persen. 1. TPR 123,78 126,44 2,14 Penurunan pada Ib terjadi karena turunnya indeks sub II. Indeks Dibayar Petani 123,63 123,23 -0,33 kelompok Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 1. Konsumsi Rumah Tangga 128,37 127,61 -0,60 0,60 persen dan naiknya indeks Biaya Produksi dan 2. BPPBM 114,64 114,91 0,24 Penambahan Barang Modal (BPPBM) sebesar 0,24 III. Nilai Tukar Petani 100,12 102,61 2,48 persen.
d. Subsektor Peternakan (NTPT) TP sub sektor Peternakan pada bulan April 2016 dilaporkan mengalami penurunan sebesar 0,26 persen. Penurunan ini terjadi karena perubahan Ib yang lebih rendah dibandingkan dengan perubahan It. Indeks harga yang diterima petani turun 0,52 persen sementara indeks harga yang dibayar petani turun sebesar 0,27 persen. Penurunan yang terjadi pada It disebabkan oleh turunnya indeks harga pada kelompok 2(dua) sub sektor Peternakan yaitu: ternak besar turun 0,84 persen dan Ternak kecil turun 1,09 persen. Sedangkan kelompok yang mengalami kenaikan indeks yaitu : kelompok Unggas sebesar 0,10 persen dan kelompok Hasil Ternak sebesar 0,60 persen.
4
Tabel 4 NTP Subsektor Peternakan Jawa Tengah dan Perubahannya Maret - April 2016 (2012 = 100) No
Rincian
(2) (1) I. Indeks Diterima Petani 1 Ternak Besar 2 Ternak Kecil 3 Unggas 4 Hasil Ternak II. Indeks Dibayar Petani 1. Konsumsi Rumah Tangga 2. BPPBM III. Nilai Tukar Petani
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.30/05/33/Th.X, 02 Mei 2016
Maret'16 April'16 (3) 121,54 124,50 109,89 123,39 123,29 117,98 128,65 110,86 103,02
(4) 120,91 123,45 108,69 123,51 124,03 117,67 127,85 110,87 102,75
Perub April'16 thd Maret'16 (%) (5) -0,52 -0,84 -1,09 0,10 0,60 -0,27 -0,62 0,01 -0,26
Sementara itu, penurunan yang terjadi pada Ib disebabkan karena penurunan pada IKRT sebesar 0,62 persen yaitu dari 128,65 persen menjadi 127,85 persen dan BPPBM mengalami kenaikan sebesar 0,01 persen yaitu dari 110,86 persen menjadi 110,87 persen. e. Subsektor Perikanan (NTN)
Tabel 5 NTP Subsektor Perikanan Jawa Tengah dan Perubahannya Maret - April 2016 (2012 = 100)
ada bulan April 2016, NTN mengalami penurunan indeks sebesar 0,08 persen. Penurunan indeks NTN ini disebabkan karena indeks yang diterima petani turun sebesar 0,56 persen lebih rendah dibandingkan dengan indeks yang dibayar petani turun sebesar 0,48 persen. Penurunan yang terjadi pada It disebabkan oleh perubahan indeks harga pada kelompok Perikanan Tangkap yang turun 0,61 persen dan kelompok Perikanan Budidaya mengalami penurunan sebesar 0,55 persen. Penurunan yang terjadi pada Ib disebabkan karena turunnya IKRT sebesar 0,58 persen dan turunnya BPPBM sebesar 0,32 persen.
No
Rincian
(1)
(2)
I. Indeks Diterima Petani 1 Tangkap 2 Budidaya II. Indeks Dibayar Petani 1. Konsumsi Rumah Tangga 2. BPPBM III. Nilai Tukar Petani
Maret'16 April'16 (3)
(4)
125,59 132,87 123,97 122,54 129,81 112,89 102,49
124,89 132,06 123,29 121,95 129,05 112,53 102,41
Perub April'16 thd Maret'16 (%) (5)
-0,56 -0,61 -0,55 -0,48 -0,58 -0,32 -0,08
5. NTUP Sub Sektor ilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), dimana komponen Ib hanya terdiri dari Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM). Dengan dikeluarkannya konsumsi dari komponen indeks harga yang dibayar petani (Ib), NTUP dapat lebih mencerminkan kemampuan produksi petani, karena yang dibandingkan hanya produksi dengan biaya produksinya. Tabel 6 Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian per Subsektor, dan Persentase Perubahannya, April 2016 (2012=100)
Maret'16 April'16
Sub Sektor (1)
(2)
(3)
1.Tanaman Pangan 2.Hortikultura 3. Tanaman Perkebunan Rakyat 4.Peternakan 5. Perikanan a. Tangkap b. Budidaya
101,17 107,43 107,97 109,64 111,26 115,36 110,32
97,61 107,83 110,03 109,06 110,99 118,29 109,37
Jawa Tengah
106,05 105,11
Perub April'16 thd Maret'16 (%) (4)
-3,52 0,37 1,90 -0,53 -0,24 2,54 -0,86 -0,88
Pada April 2016 terjadi penurunan NTUP sebesar 0,88 persen dari posisi 106,05 menjadi 105,11. Hal ini karena penurunan It sebesar 0,78 persen lebih rendah dibandingkan kenaikan Indeks BPBBM sebesar 0,11 persen. Penurunan NTUP disebabkan oleh turunnya NTUP di 3 (tiga) sub sektor penyusun NTUP, yaitu sub sektor Tanaman Pangan turun 3,52 persen, subsektor Peternakan turun sebesar 0,53 persen dan sub sektor Perikanan turun sebesar 0,24 persen. Sedangkan sub sektor lainnya mengalami kenaikan, yaitu : subsektor Hortikultura naik sebesar 0,37 persen dan sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik sebesar 1,90 persen.
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.30/05/33/Th.X, 02 Mei 2016 5
6. Indeks Harga Konsumen Perdesaan
Tabel 7
erubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka Inflasi/ Deflasi di wilayah perdesaan. Pada April 2016, Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) atau IHK di daerah perdesaan di Provinsi Jawa Tengah mengalami penurunan atau terjadi deflasi sebesar 0,60 persen. Deflasi dipicu oleh naiknya 2(dua) kelompok, yaitu: kelompok Bahan Makanan sebesar 1,18 persen dan kelompok Transportasi dan Komunikasi turun sebesar 1,64 persen. Sedangkan kelompok yang mengalami kenaikan yaitu: kelompok Makanan Jadi 0,43 persen, kelompok Perumahan sebesar 0,01 persen, kelompok Sandang sebesar 0,10 persen, kelompok Kesehatan Rekreasi & Olahraga sebesar 0,14 persen.
IHK Perdesaan Jawa Tengah dan Perubahannya (%) Maret - April 2016 (2012 = 100)
Maret'16 April'16
Rincian (1)
(2)
Konsumsi Rumah Tangga 128,49 a. Bahan Makanan 142,95 b. Makanan Jadi 119,13 c. Perumahan 121,59 d. Sandang 120,96 e. Kesehatan 114,33 f. Pendidikan, Rekreasi & Olah raga 111,04 g. Transportasi dan Komunikasi 120,96
Perub April'16 thd Maret'16 (%)
(3)
(4)
127,71 141,25 119,64 121,60 121,08 114,45 111,20 118,97
-0,60 -1,18 0,43 0,01 0,10 0,10 0,14 -1,64
sebesar 0,10 persen dan kelompok Pendidikan,
7. Perbandingan Antar Provinsi
ari 33 provinsi yang dilaporkan, perubahan NTP April 2016 terhadap NTP Maret 2016 ternyata sangat beragam. Kenaikan nilai NTP terjadi di 21 provinsi, dan 12 provinsi lainnya mengalami penurunan. Kenaikan NTP tertinggi April 2016 terjadi di Provinsi Riau yaitu sebesar 2,10 persen, sedangkan penurunan NTP terbesar terjadi pada Provinsi Sulawesi Selatan yaitu sebesar 1,29 persen. Tabel 8 NTP 33 Provinsi dan Persentase Perubahannya (%) Maret – April 2016 (2012 = 100) No (1)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
6
Provinsi (2)
RIAU BABEL DKI JAMBI SUMUT BENGKULU KALBAR LAMPUNG PAPUA BARAT KEPRI KALTIM KALTENG SULBAR SUMBAR MALUKU UTARA YOGYAKARTA SULUT SUMSEL MALUKU JATIM PAPUA BALI GORONTALO KALSEL SULTENG JATENG SULTRA NTT NTB JABAR NAD BANTEN SULSEL
Maret'16
April'16
Perub April'16 thd Mart'16 (%)
(3)
(4)
(5)
97,36 101,85 98,88 96,93 99,17 92,61 94,73 102,73 99,74 98,04 97,46 96,42 106,11 98,38 104,94 102,57 96,83 94,48 103,90 103,77 96,13 104,86 104,89 97,67 99,67 99,40 99,31 100,73 104,38 105,84 97,25 104,74 105,37
99,41 103,65 100,61 98,62 100,80 94,05 95,64 103,54 100,45 98,66 98,02 96,92 106,65 98,76 105,34 102,90 97,14 94,55 103,96 103,83 96,14 104,81 104,82 97,54 99,48 98,99 98,62 100,02 103,58 104,67 96,15 103,42 104,01
2,10 1,76 1,75 1,74 1,64 1,55 0,96 0,79 0,71 0,63 0,57 0,52 0,51 0,39 0,39 0,32 0,31 0,07 0,06 0,06 0,01 -0,04 -0,06 -0,14 -0,18 -0,42 -0,69 -0,71 -0,77 -1,10 -1,13 -1,25 -1,29
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.30/05/33/Th.X, 02 Mei 2016
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.30/05/33/Th.X, 02 Mei 2016
7
101,17
124,54
f. Upah Buruh Tani
IV. Nilai Tukar Usaha Pertanian
118,49
e. Penambahan Barang Modal
96,45
136,32
d. Transportasi
III. Nilai Tukar Petani
120,64
c. Sewa Lahan, Pajak & Lainnya
119,14
g. Transportasi dan Komunikasi
110,58
110,71
f. Pendidikan, Rekreasi & Olah raga
b. Obat-obatan & Pupuk
116,16
e. Kesehatan
126,61
120,17
d. Sandang
a. Bibit
121,01
c. Perumahan
120,10
119,17
b. Makanan Jadi
2. BPPBM
143,51
a. Bahan Makanan
128,23
125,98
II. Indeks Dibayar Petani
1. Konsumsi Rumah Tangga
121,51
(2)
Maret'16
I. Indeks Diterima Petani
(1)
Rincian
Hortikultura
Tanaman Perkebunan Rakyat
Peternakan
Perikanan
Jawa Tengah
97,61
93,64
125,53
118,55
132,01
120,76
110,49
126,94
120,38
116,96
110,86
116,32
120,29
121,00
119,67
141,81
127,43
125,48
117,50
(3)
-3,52
-2,91
0,79
0,05
-3,16
0,10
-0,08
0,26
0,24
-1,83
0,14
0,13
0,10
-0,01
0,42
-1,19
-0,62
-0,39
-3,29
(4)
107,43
98,95
114,74
116,16
116,15
119,42
112,89
110,76
114,63
121,93
111,31
113,30
121,14
121,28
119,32
142,16
128,62
124,46
123,15
(5)
107,83
99,72
115,59
116,32
110,96
119,69
112,88
111,75
114,61
119,97
111,46
113,39
121,26
121,27
119,82
140,61
127,88
123,94
123,59
(6)
0,37
0,78
0,74
0,14
-4,47
0,23
-0,01
0,89
-0,02
-1,61
0,14
0,07
0,10
-0,01
0,42
-1,09
-0,57
-0,42
0,36
(7)
107,97
100,12
120,05
116,79
123,19
110,57
107,28
105,10
114,64
120,24
110,31
113,26
121,86
121,15
119,17
141,99
128,37
123,63
123,78
(8)
110,03
102,61
121,01
117,46
121,70
110,57
107,42
105,13
114,91
118,72
110,45
113,35
121,97
121,16
119,68
140,29
127,61
123,23
126,44
(9)
1,90
2,48
0,80
0,57
-1,21
0,00
0,13
0,02
0,24
-1,26
0,13
0,09
0,09
0,01
0,43
-1,20
-0,60
-0,33
2,14
(10)
109,64
103,02
119,91
110,81
119,41
108,65
107,34
110,85
110,86
121,50
111,33
113,45
121,38
123,03
119,00
142,97
128,65
117,98
121,54
(11)
109,06
102,75
120,44
111,49
116,00
108,72
107,41
111,48
110,87
119,42
111,50
113,56
121,48
123,06
119,51
141,22
127,85
117,67
120,91
(12)
-0,53
-0,26
0,44
0,62
-2,85
0,07
0,06
0,57
0,01
-1,72
0,15
0,10
0,09
0,03
0,42
-1,22
-0,62
-0,27
-0,52
(13)
111,26
102,49
111,98
113,64
123,48
112,31
113,40
110,60
112,89
133,90
114,46
116,03
119,71
120,20
118,15
148,74
129,81
122,54
125,59
(14)
110,99
102,41
112,59
114,24
117,35
112,34
113,20
111,46
112,53
132,18
114,60
116,13
119,83
120,27
118,72
146,48
129,05
121,95
124,89
(15)
-0,24
-0,08
0,54
0,53
-4,96
0,03
-0,18
0,78
-0,32
-1,28
0,12
0,09
0,10
0,05
0,48
-1,52
-0,58
-0,48
-0,56
(16)
106,05
99,40
120,02
115,57
124,83
115,45
109,83
115,01
115,39
120,96
111,04
114,33
120,96
121,59
119,13
142,95
128,49
123,10
122,37
(17)
105,11
98,99
120,84
115,93
120,95
115,58
109,84
115,53
115,51
118,97
111,20
114,45
121,08
121,60
119,64
141,25
127,71
122,66
121,42
(18)
-0,88
-0,42
0,68
0,31
-3,11
0,11
0,00
0,46
0,11
-1,64
0,14
0,10
0,10
0,01
0,43
-1,18
-0,60
-0,36
-0,78
(19)
Perub Perub Perub Perub Perub Perub April'16 April'16 April'16 thd Maret'16 April'16 April'16 thd Maret'16 April'16 April'16 thd Maret'16 April'16 April'16 thd Maret'16 April'16 April'16 thd Maret'16 April'16 thd Mart'16 Mart'16 (%) Mart'16 (%) Mart'16 (%) Mart'16 (%) Mart'16 (%) (%)
Tanaman Pangan
B. PERKEMBANGAN HARGA PRODUSEN GABAH APRIL 2016 RATA-RATA HARGA GABAH DI TINGKAT PETANI GKG TURUN 9,11% DAN GKP TURUN 3,67% Survei Harga Produsen Gabah di Jawa Tengah pada April 2016 mencatat 139 observasi transaksi penjualan gabah di 19 kabupaten terpilih. Komposisi observasi gabah bulan ini didominasi oleh transaksi penjualan Gabah Kering Panen (GKP) yaitu sebanyak 78 observasi (56,12%) diikuti kelompok gabah kualitas rendah sebanyak 48 observasi (34,53%) dan kelompok Gabah Kering Giling (GKG) sebanyak 13 observasi (9,35%).
Di tingkat petani, harga Gabah tertinggi April 2016 tercatat Rp. 5.200,00 per kg berasal dari transaksi kelompok gabah kualitas GKG dengan varietas GH yang berasal dari Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang. Sedangkan harga terendah di tingkat petani ditemukan seharga Rp. 3.100,00 per kg berasal dari kelompok gabah kualitas rendah varietas Ciherang di Kecamatan Kedungtuban Kabupaten Blora.
Di tingkat penggilingan, harga gabah tertinggi April 2016 tercatat Rp. 5.300,00 per kg berasal dari kelompok gabah kualitas GKG dengan varietas GH yang berasal dari Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang. Untuk harga terendah di tingkat penggilingan ditemukan juga pada kelompok gabah kualitas rendah varietas Ciherang di Kecamatan Kedungtuban Kabupaten Blora seharga Rp. 3.200,00,- per Kg. Rata-rata harga gabah GKG di tingkat petani kembali mengalami penurunan sebesar 9,11 persen dari Rp. 5.150,00/Kg pada Maret 2016 menjadi Rp. 4.680,77/Kg pada April 2016. Namun jika dibandingkan bulan April 2015 naik 1,24 persen dari angka Rp. 4.623,53/Kg. Untuk gabah kualitas GKP juga mengalami penurunan sebesar 3,67 persen dari Rp. 4.311,29/Kg pada Maret 2016 menjadi Rp. 4.152,95/Kg pada April 2016, jika dibandingkan April 2015 dimana harga mencapai Rp. 4.012,22/Kg maka April tahun ini mengalami kenaikan sebesar 3,51 persen. emasuki bulan keempat tahun 2016, Survei Harga Produsen Gabah di Jawa Tengah berhasil mencatat sebanyak 139 observasi transaksi penjualan gabah di 19 kabupaten terpilih. Dari 139 transaksi penjualan gabah yang berhasil dicatat, komposisi jumlah observasi kali ini didominasi oleh transaksi penjualan Gabah Kering Panen (GKP) yaitu sebanyak 78 observasi (56,12%) diikuti kelompok gabah kualitas rendah sebanyak 48 observasi (34,53%) dan kelompok Gabah Kering Giling (GKG) hanya ditemukan sebanyak 13 observasi (9,35%). Tabel 9. Jumlah Observasi, Harga Gabah di Tingkat Petani dan Penggilingan, Dan HPP Menurut Kelompok Kualitas April 2016 Harga di T ingkat Petani (Rp/Kg) T erendah T ertinggi
Harga di T ingkat Penggilingan (Rp/Kg) T erendah T ertinggi
Kelompok Kualitas
Jumlah Observasi
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
GKG
13
4.500,00
5.200,00
-
4.600,00
5.300,00
4.600,00
9,35
(Blora)
(Semarang)
(Blora)
(Semarang)
3.775,00
4.700,00
( Kendal)
(Semarang)
3.200,00 (Blora)
4.230,00 (Boyolali)
GKP
78 56,12
Kualitas Rendah
48 34,53
HPP*)
3.700,00 4.600,00 3.700,00 (Sukoharjo, (Semarang) Pemalang) 3.100,00 4.200,00 (Blora) (Boyolali)
HPP*)
3.750,00
Keterangan
*) HPP berdasarkan Inpres No.5 Tahun 2015 tanggal 17 Maret 2015, diberlakukan mulai bulan Maret 2015
8
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.30/05/33/Th.X, 02 Mei 2016
-
Komposisi transaksi gabah di atas masih dipengaruhi oleh situasi panen yang sedang terjadi di beberapa kabupaten selain faktor musim hujan yang masih berlangsung. Dari 139 observasi transaksi harga penjualan gabah yang berhasil dikumpulkan selama April 2016, terbanyak berasal dari Kabupaten Kebumen sebanyak 24 observasi (17,27%), diikuti Kabupaten Blora 15 observasi (10,79%), diikuti Kabupaten Kendal sebanyak 10 observasi (7,19%), Kabupaten Klaten dan Pati masing-masing 9 observasi (6,47% )dan Kabupaten Karanganyar sebanyak 8 observasi (5,76%). Selebihnya 45,04 persen tersebar di 13 kabupaten lainnya. Dari sejumlah 91 pemantauan harga gabah kualitas GKG dan GKP yang berhasil diobservasi selama April 2016 tidak ditemukan kasus harga di bawah HPP. Tabel 10. Jumlah dan Persentase Observasi Harga Gabah di Bawah HPP Menurut Kelompok Kualitas, April 2016 Kelompok Jumlah Petani Penggilingan Kualitas Observasi
1.
observasi
%
observasi
%
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
GKG GKP GKG dan GKP
13 78 91
-
-
-
-
Rata-rata Komponen Mutu Menurut Kelompok
ata-rata Kadar Air (KA) gabah di Jawa Tengah, pada April 2016 menunjukkan kadar mutu yang bervariatif dibandingkan bulan sebelumnya. Rata-rata KA kelompok gabah kualitas GKG tercatat lebih tinggi dibandingkan bulan Maret 2016 yang tercatat sebesar 11,50 persen sedangkan bulan ini tercatat 12,01 persen. Namun rata-rata KA kelompok GKP mengalami penurunan dari 18,13 persen pada Maret menjadi 17,59 persen pada April 2016. Rata-Rata Kadar Hampa (KH) bulan April 2016 juga menunjukkan kualitas bervariatif. Kelompok gabah kualitas GKG mengalami Kenaikan dari 2,00 persen pada Maret 2016 menjadi 2,51 persen pada April 2016. Sedangkan kelompok gabah kualitas GKP pada Maret 2016 turun dari angka 5,86 persen menjadi 4,84 persen pada April 2016. Tabel 11 Rata-Rata Komponen Mutu Menurut Kelompok Kualitas Maret – April 2016 Kelompok Jumlah Kadar Air (%) Kadar Hampa (%) Kualitas Observasi Maret April Maret April
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
GKG
13
11,50
12,01
2,00
2,51
GKP Kualitas Rendah
78 48
18,13 26,45
17,59 25,01
5,86 8,99
4,84 8,44
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.30/05/33/Th.X, 02 Mei 2016 9
2.
Rata-rata Harga Gabah Menurut Kelompok Kualitas
ata-rata harga gabah GKG di tingkat petani pada April 2016 kembali megalami penurunan yang cukup signifikan yaitu sebesar 9,11 persen dari Rp. 5.150,00/Kg pada Maret 2016 menjadi Rp. 4.680,77/Kg. Namun jika dibandingkan bulan April 2015 naik 1,24 persen yaitu dari angka Rp. 4. 623,53/Kg. Untuk gabah kualitas GKP bulan ini juga mengalami penurunan sebesar 3,67 persen dari Rp. 4.311,29/Kg pada Maret 2016 menjadi Rp. 4.152,95/Kg pada April 2016 yang jika dibandingkan April 2015 dimana harga mencapai Rp. 4.012,22/Kg maka pada April 2016 mengalami kenaikan 3,51 persen. Di tingkat penggilingan, rata-rata harga gabah kelompok GKG pada April 2016 juga mengalami penurunan yaitu sebesar 8,48 persen dari bulan Maret 2016 yang tercatat Rp. 5.177,50/Kg /Kg menjadi Rp. 4.738,46/Kg, Sementara kelompok kualitas GKP mengalami penurunan 3,71 persen dari Rp. 4.369,52/Kg pada Maret 2016 menjadi Rp.4.207,31/Kg pada April 2016. Adapun jika dibandingkan dengan April 2015 maka gabah kelompok GKG mengalami kenaikan 1,39 persen yaitu dari harga Rp. 4.673,53/Kg dan kelompok GKP naik 3,40 persen dari harga Rp. 4.068,91/Kg. Tabel 12 Rata-Rata Harga Gabah di Tingkat Petani dan Tingkat Penggilingan Menurut Kelompok Kualitas, Maret – April 2016 Tingkat Petani (Rp/Kg) Kelompok Kualitas
April'15
(1)
(2)
GKG 4.623,53 GKP 4.012,22 Kualitas Rendah 3.401,61
10
Maret'16
April'16
(3)
(4)
5.150,00 4.311,29 3.399,25
4.680,77 4.152,95 3.481,46
Tingkat Penggilingan (Rp/Kg)
Perubahan Mar'16April'15April'16 April'16 (5) (6) -9,11 -3,67 2,42
1,24 3,51 2,35
April'15
Maret'16
April'16
(7)
(8)
(9)
4.673,53 4.068,91 3.483,39
5.177,50 4.369,52 3.463,51
4.738,46 4.207,31 3.552,29
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.30/05/33/Th.X, 02 Mei 2016
Perubahan Mar'16- April'15April'16 April'16 (10) (11) -8,48 -3,71 2,56
1,39 3,40 1,98