No. 84/12/33/Th.X, 1 Desember 2016
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN NOVEMBER 2016 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI (NTP) NOVEMBER 2016 SEBESAR 99,55 ATAU TURUN 0,60 PERSEN Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa Tengah bulan November 2016 mengalami penurunan 0,60 persen, yaitu dari posisi 100,15 menjadi 99,55. Hal ini disebabkan karena perubahan indeks harga yang diterima petani (It) lebih rendah dibandingkan dengan perubahan indeks harga yang dibayar petani (Ib). It mengalami kenaikan 0,33 persen, dari posisi 124,90 pada bulan Oktober 2016 menjadi 125,31 pada bulan November 2016. Sementara Ib mengalami kenaikan 0,94 persen, dari posisi 124,71 menjadi 125,88. Dari 5 (lima) sub sektor pertanian komponen penyusun NTP, 4 (empat) sub sektor mengalami penurunan indeks yaitu : sub sektor Tanaman Pangan turun 1,54 persen, sub sektor Hortikultura turun 0,75 persen, sub sektor Peternakan turun 1,45 persen dan sub sektor Perikanan turun 0,66 persen. Sedangkan sub sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat mengalami kenaikan yaitu naik 2,65 persen. Secara umum, Indeks harga yang diterima petani mengalami kenaikan indeks sebesar 0,33 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Kenaikan It dipengaruhi oleh penurunan It pada 2 (dua) sub sektor, yaitu : sub sektor Tanaman Pangan turun 0,48 persen dan, sub sektor Peternakan turun sebesar 0,74 persen. Sedangkan sub sektor lainnya yang mengalami kenaikan yaitu: sub sektor Hortikultura naik sebesar 0,22 persen, sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik sebesar 3,57 persen dan sub sektor Perikanan naik sebesar 0,47 persen. Indeks harga yang dibayar petani pada bulan November 2016 mengalami kenaikan 0,94 persen bila dibandingkan dengan bulan Oktober 2016. Kenaikan itu dipengaruhi oleh kenaikan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 1,28 persen dan kenaikan Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) sebesar 0,31 persen. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) di Provinsi Jawa Tengah mengalami kenaikan sebesar 0,02 persen atau dari posisi 106,93 menjadi 106,95 dibanding NTUP bulan sebelumnya. Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) atau IHK perdesaan di Provinsi Jawa Tengah mengalami kenaikan atau terjadi inflasi perdesaan sebesar 1,28 persen. Inflasi terjadi disebabkan kenaikan 7 (tujuh) kelompok harga, antara lain naiknya kelompok harga Bahan Makanan sebesar 2,41 persen, Kelompok Makanan Jadi sebesar 0,63 persen, Kelompok Perumahan sebesar 0,27 persen, kelompok Sandang sebesar 0,21 persen, kelompok Kesehatan sebesar 0,39 persen, kelompok Pendidikan Rekreasi dan Olahraga sebesar 0,04 persen serta Kelompok transportasi dan Komunikasi sebesar 0,36 persen. Dari 33 provinsi (termasuk DKI Jakarta) yang dilaporkan, perubahan NTP November 2016 terhadap NTP Oktober 2016 ternyata sangat beragam. Kenaikan indeks NTP terjadi di 15 provinsi, sedangkan 18 provinsi lainnya mengalami penurunan. Kenaikan NTP tertinggi terjadi di Provinsi Kalimantan Barat yaitu sebesar 1,77 persen, sedangkan penurunan NTP terbesar terjadi di Provinsi Jawa Timur yaitu sebesar 1,14 persen.
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.84/12/33/Th.X, 01 Desember 2016 1
1. Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa Tengah ilai Tukar Petani (NTP) merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di pedesaan. Penghitungan indikator ini diperoleh dari perbandingan antara Indeks Harga Yang Diterima Petani (It) dengan Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) yang dinyatakan dalam persentase. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) antara produk pertanian yang dijual petani dengan barang dan jasa yang dibutuhkan petani dalam berproduksi dan konsumsi rumah tangga. Dengan membandingkan kedua perkembangan angka tersebut, maka dapat diketahui apakah peningkatan pengeluaran untuk kebutuhan petani dapat dikompensasi dengan penambahan pendapatan petani dari hasil pertaniannya. Atau sebaliknya, apakah kenaikan harga jual produksi pertanian dapat menambah pendapatan petani yang pada gilirannya meningkatkan kesejahteraan para petani. Semakin tinggi nilai NTP, relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan atau daya beli petani. Mulai Desember 2013 dilakukan perubahan tahun dasar dalam penghitungan NTP dari tahun dasar 2007=100 menjadi tahun dasar 2012=100. Perubahan tahun dasar ini dilakukan untuk menyesuaikan perubahan/pergeseran pola produksi pertanian dan pola konsumsi rumah tangga pertanian di perdesaan, serta perluasan cakupan subsektor pertanian dan provinsi Gambar 1 NTP Jawa Tengah dalam penghitungan NTP, agar penghitungan Perbedaan antara September – Oktober 2016 (2012 = 100) NTP tahun dasar 2007=100 dengan NTP tahun dasar 2012=100 adalah meningkatnya cakupan jumlah komoditas baik pada 101,00 paket komoditas It maupun Ib. Penghitungan NTP (2012=100) - 0,60% 100,60 100,15 juga mengalami perluasan khususnya pada Subsektor 100,20 Perikanan. Selain NTP Perikanan secara umum yang dihitung di 99,55 99,80 33 provinsi termasuk Provinsi DKI Jakarta, Nilai Tukar Nelayan 99,40 99,00 (NTN) dan Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) juga disajikan Oktober 2016 November 2016 secara terpisah. Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga di perdesaan di wilayah Jawa Tengah pada bulan November 2016, NTP Jawa Tengah mengalami penurunan indeks 0,60 persen dibanding NTP Oktober 2016 yaitu dari posisi 100,15 menjadi 99,55. Besarnya indeks NTP tersebut disebabkan karena perubahan indeks harga produk pertanian yang diterima petani lebih besar dibanding dengan perubahan indeks harga barang dan jasa yang dibayar petani. Gambar 2 Perubahan NTP Jawa Tengah per Subsektor Oktober – November 2016 (2012 = 100) 3,00
2,65
2,50 2,00 1,50 1,00 0,50 0,00 -0,50 -1,00
Penurunan NTP pada bulan November 2016 juga disebabkan oleh penurunan 4 (empat) sub sektor NTP yaitu : NTP sub sektor Tanaman Pangan turun 1,54 persen, NTP sub sektor Hortikultura turun 0,75 persen, NTP sub sektor Peternakan turun 1,45 persen dan NTP sub sektor Perikanan turun 0,66 persen. Sedangkan NTP yang mengalami kenaikan yaitu : NTP sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik 2,65 persen.
-0,66
-0,75
-1,50 -2,00
-1,45
-1,54 TP
Horti
TPR
Ternak
Ikan
2. Indeks Harga Yang Diterima Petani (It) Indeks Harga yang Diterima Petani (It) menunjukkan fluktuasi harga yang beragam dari komoditas pertanian yang dihasilkan petani.
2
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.84/12/33/Th.X, 01 Desember 2016
Pada November 2016, secara umum It mengalami kenaikan indeks yang cukup signifikan sebesar 0,33 persen dibandingkan dengan It Oktober 2016, yaitu: dari 124,90 menjadi 125,31. Kenaikan It terjadi pada 3 (tiga) sub sektor, yaitu :sub sektor Hortikultura naik 0,22 persen, sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik 3,57 persen dan sub sektor Perikanan naik 0,47 persen. Sedangkan sub sektor yang mengalami penurunan yaitu: sub sektor Tanaman Pangan turun 0,48 persen dan sub sektor Peternakan turun 0,74 persen.. Oktober 2016
November 2016
115,00
125,99
123,61
124,52
120,20
120,00
119,62
125,00
126,19
130,00
132,99
126,47
135,00
126,58
137,73
140,00
110,00 TP
Horti
TPR
Ternak
Ikan
Gambar 3 Indeks Yang Diterima Petani Jawa Tengah per Subsektor dan Perubahannya Oktober – November 2016 (2012 = 100)
3. Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) Gambar 4
Perubahan Indeks Yang Dibayar Petani Jawa Tengah elalui Indeks Harga yang Dibayar per Sub sektor Oktober – November 2016 (2012 = 100) Petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa 1,14 yang dikonsumsi oleh masyarakat perdesaan khususnya 1,08 1,20 petani yang merupakan bagian terbesar dari masyarakat 0,90 1,00 0,98 perdesaan, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang 0,73 0,80 diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. 0,60 Pada November 2016, Ib tercatat naik sebesar 0,94 0,40 persen bila dibandingkan Oktober 2016, yaitu dari 124,71 0,20 menjadi 125,88. Kenaikan Ib terjadi pada semua 5 sub 0,00 sektor penyusun NTP yaitu: Ib sub sektor Tanaman TP Horti TPR Ikan Ternak Pangan naik 1,08 persen; Ib sub sektor Hortikultura naik 0,98 persen; Ib sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik 0,90 persen, Ib sub sektor Peternakan naik 0,73 persen dan Ib sub sektor Perikanan naik 1,14 persen.
4. NTP Subsektor a. Subsektor Tanaman Pangan (NTPP)
Tabel 1 NTP Subsektor Tanaman Pangan Jawa Tengah dan Perubahannya Oktober – November 2016 (2012 = 100)
ada bulan November 2016 NTPP No Rincian mengalami penurunan indeks sebesar 1,54 persen. (2) Penurunan NTPP disebabkan karena indeks yang (1) diterima petani mengalami penurunan sebesar 0,48 I. Indeks Diterima Petani 1. Padi persen, sedangkan indeks yang dibayar petani 2. Palawija mengalami kenaikan , yaitu sebesar 1,08 persen. Kenaikan Ib disebabkan oleh naiknya Indeks Konsumsi II. Indeks Dibayar Petani Rumah Tangga (IKRT) sebesar 1,32 persen dan 1. Konsumsi Rumah Tangga naiknya Indeks Biaya Produksi dan Penambahan 2. BPPBM Barang Modal (BPPBM) sebesar 0,41 persen. III. Nilai Tukar Petani
Okt'16
Nov'16
(3)
(4)
120,20 111,00 144,82 127,73 129,97 121,86 94,10
119,62 110,68 143,53 129,11 131,69 122,36 92,65
Perub Okt'16 thd Nov'16 (%) (5)
-0,48 -0,28 -0,89 1,08 1,32 0,41 -1,54
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.84/12/33/Th.X, 01 Desember 2016 3
b. Subsektor Hortikultura (NTPH)
Tabel 2 NTP Subsektor Hortikultura Jawa Tengah dan Perubahannya Oktober – November 2016 (2012 = 100)
ilai Tukar Petani subsektor Hortikultura Perub Okt'16 thd (NTPH) pada November 2016 dilaporkan terjadi Rincian No Okt'16 Nov'16 Nov'16 (%) penurunan indeks sebesar 0,75 persen. Hal ini terjadi (2) (1) (3) (4) (5) karena indeks yang diterima petani mengalami 126,19 126,47 0,22 I. Indeks Diterima Petani penurunan sebesar 0,22 persen, lebih rendah dibanding 1. Sayur-sayuran 110,30 112,69 2,16 kenaikan indeks yang dibayar petani, dimana Ib 2. Buah-buahan 145,83 143,70 -1,47 mengalami kenaikan sebesar 0,98 persen. 3. Tanaman Obat 121,07 119,16 -1,57 Kenaikan yang terjadi pada It disebabkan oleh perubahan 126,23 127,47 0,98 indeks harga pada kelompok Sayur-sayuran naik sebesar II. Indeks Dibayar Petani 2,16 persen, kelompok Buah-buahan turun 1,47 persen 1. Konsumsi Rumah Tangga 130,47 132,12 1,26 dan kelompok Tanaman Obat turun 1,57 persen. 2. BPPBM 116,20 116,48 0,24 Kenaikan Ib disebabkan oleh kenaikan Indeks Konsumsi III. Nilai Tukar Petani 99,97 99,21 -0,75 Rumah Tangga (IKRT) sebesar 1,26 persen dan kenaikan indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) sebesar 0,24 persen. c. Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR)
Tabel 3 NTP Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat dan Perubahannya Oktober – November 2016 (2012 = 100)
ada November 2016 NTPR mengalami Perub Okt'16 thd Desember 2014 – Okt' Januari Rincian No 16 2015 Nov'16 (2012 = 100) kenaikan indeks sebesar 2,65 persen. Hal ini Nov'16 (%) disebabkan oleh kenaikan indeks yang diterima petani (1) (2) (3) (4) (5) sebesar 3,57 persen, lebih tinggi dibanding kenaikan I. Indeks Diterima Petani 132,99 137,73 3,57 indeks yang dibayar petani, yaitu sebesar 0,90 persen. 1. TPR 132,99 137,73 3,57 Kenaikan pada Ib terjadi karena naiknya indeks sub 125,28 126,41 0,90 II. Indeks Dibayar Petani kelompok Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 1. Konsumsi Rumah Tangga 130,19 131,82 1,25 1,25 persen dan naiknya indeks Biaya Produksi dan 2. BPPBM 115,97 116,15 0,15 Penambahan Barang Modal (BPPBM) sebesar 0,15 106,15 108,96 2,65 III. Nilai Tukar Petani persen. d. Subsektor Peternakan (NTPT)
Tabel 4 NTP Sub sektor Peternakan Jawa Tengah dan Perubahannya Oktober - November 2016 (2012 = 100)
TP sub sektor Peternakan pada bulan Perub Okt'16 thd November 2016 dilaporkan mengalami penurunan No Rincian Okt'16 Nov'16 Nov'16 (%) sebesar 1,45 persen. Penurunan ini terjadi karena (2) (3) (4) (5) perubahan Ib yang lebih tinggi dibandingkan dengan (1) Indeks Diterima Petani 124,52 123,61 -0,74 perubahan It. Indeks harga yang diterima petani turun I. 1 Ternak Besar 128,46 127,70 -0,59 0,74 persen sementara indeks harga yang dibayar 2 Ternak Kecil 111,56 110,51 -0,94 petani naik sebesar 0,73 persen. 3 Unggas 126,38 126,16 -0,17 Penurunan yang terjadi pada It disebabkan oleh 4 Hasil Ternak 124,33 122,36 -1,58 turunnya indeks harga pada semua sub sektor Indeks Dibayar Petani 119,27 120,14 0,73 II. Peternakan yaitu: kelompok Ternak Besar turun 1. Konsumsi Rumah Tangga 130,33 131,90 1,21 sebesar 0,59 persen, kelompok Ternak Kecil turun 2. BPPBM 111,89 112,28 0,35 sebesar 0,94 persen, kelompok Unggas turun 0,17 Nilai Tukar Petani 104,40 102,88 -1,45 persen dan kelompok Hasil Ternak turun sebesar 1,58 III. persen. Sementara itu, kenaikan yang terjadi pada Ib disebabkan karena kenaikan pada IKRT sebesar 1,21 persen yaitu dari 130,33 menjadi 131,90 dan BPPBM mengalami kenaikan sebesar 0,35 persen dari 111,89 persen menjadi 112,28.
4
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.84/12/33/Th.X, 01 Desember 2016
e. Subsektor Perikanan (NTN)
Tabel 5 NTP Subsektor Perikanan Jawa Tengah dan Perubahannya Oktober - November 2016 (2012 = 100)
ada bulan November 2016, NTN mengalami penurunan indeks sebesar 0,66 persen. Penurunan indeks NTN ini disebabkan karena indeks yang diterima petani naik sebesar 0,47 persen jauh lebih rendah dibandingkan dengan indeks yang dibayar petani naik sebesar 1,14 persen. Kenaikan yang terjadi pada It disebabkan oleh perubahan indeks harga pada kelompok Perikanan Tangkap yang naik 0,71 persen dan kelompok Perikanan Budidaya mengalami kenaikan sebesar 0,42 persen. Kenaikan pada Ib disebabkan karena naiknya IKRT sebesar 1,75 persen dan naiknya BPPBM sebesar 0,20 persen.
No
Rincian
Okt'16
Nov'16
Perub Okt'16 thd Nov'16 (%)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
125,99 134,74 124,04 123,63 131,51 113,17 101,91
126,58 135,70 124,55 125,03 133,81 113,40 101,24
I. Indeks Diterima Petani 1 Tangkap 2 Budidaya II. Indeks Dibayar Petani 1. Konsumsi Rumah Tangga 2. BPPBM III. Nilai Tukar Petani
0,47 0,71 0,42 1,14 1,75 0,20 -0,66
5. NTUP Sub Sektor ilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), dimana komponen Ib hanya terdiri dari Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM). Dengan dikeluarkannya konsumsi dari komponen indeks harga yang dibayar petani (Ib), NTUP dapat lebih mencerminkan kemampuan produksi petani, karena yang dibandingkan hanya produksi dengan biaya produksinya. Tabel 6 Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian per Subsektor, dan Persentase Perubahannya, November 2016 (2012=100)
Sub Sektor
Okt'16
Nov'16
Perub Okt'16 thd Nov'16 (%)
(1)
(2)
(3)
(4)
97,76 108,57 118,58 110,09 111,62 120,90 109,58 106,95
-0,88 -0,02 3,41 -1,08 0,27 0,69 0,17 0,02
1.Tanaman Pangan 98,63 2.Hortikultura 108,60 3. Tanaman Perkebunan Rakyat114,67 4.Peternakan 111,29 5. Perikanan 111,32 a. Tangkap 120,07 b. Budidaya 109,39 Jawa Tengah 106,93
Pada November 2016 terjadi kenaikan NTUP sebesar 0,02 persen dari posisi 106,93 menjadi 106,95. Hal ini karena kenaikan It sebesar 0,33 persen lebih tinggi dibandingkan kenaikan Indeks BPBBM sebesar 0,31 persen. Kenaikan NTUP disebabkan oleh naiknya NTUP di 2 (dua) sub sektor penyusun NTUP, yaitu sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik 3,41 persen dan sub sektor Perikanan naik sebesar 0,27 persen. Sedangkan sub sektor yang mengalami penurunan NTUP yaitu sub sektor Tanaman Pangan turun 0,88 persen, sub sektor Hortikultura turun 0,02 persen dan sub sektor Peternakan turun 1,08 persen.
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.84/12/33/Th.X, 01 Desember 2016 5
6. Indeks Harga Konsumen Perdesaan
Tabel 7
IHK Perdesaan Jawa Tengah dan Perubahannya (%) Oktober - November 2016 (2012 = 100)
erubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga Rincian Okt'16 (IKRT) mencerminkan angka Inflasi/ Deflasi di wilayah perdesaan. Pada November 2016, Indeks Konsumsi Rumah (1) (2) Tangga (IKRT) atau IHK di daerah perdesaan di Provinsi Konsumsi Rumah Tangga 130,26 Jawa Tengah mengalami kenaikan atau terjadi inflasi a. Bahan Makanan 144,78 sebesar 1,28 persen. Inflasi dipicu oleh naiknya dari semua b. Makanan Jadi 122,94 kelompok, yaitu: kelompok Bahan Makanan naik sebesar c. Perumahan 122,81 2,41 persen, kelompok Makanan Jadi naik sebesar 0,63 d. Sandang 123,39 persen, kelompok Perumahan naik sebesar 0,27 persen, e. Kesehatan 115,96 kelompok Sandang naik sebesar 0,21 persen, kelompok f. Pendidikan, Rekreasi & Olah 113,16 raga Kesehatan naik sebesar 0,39 persen, Kelompok Pendidikan, g. Transportasi dan Komunikasi119,17 Rekreasi dan Olahraga naik sebesar 0,04 persen serta kelompok Transportasi dan Komunikasi naik sebesar 0,36 persen.
Nov'16
Perub Okt'16 thd Nov'16 (%)
(3)
(4)
131,92 148,27 123,72 123,14 123,65 116,41 113,21 119,59
1,28 2,41 0,63 0,27 0,21 0,39 0,04 0,36
7. Perbandingan Antar Provinsi
ari 33 provinsi yang dilaporkan, perubahan NTP November 2016 terhadap NTP Oktober 2016 ternyata sangat beragam. Kenaikan nilai NTP terjadi di 15 provinsi, dan 18 provinsi lainnya mengalami penurunan. Kenaikan NTP tertinggi November 2016 terjadi di Provinsi Kalimantan Barat yaitu sebesar 1,77 persen, sedangkan penurunan NTP terbesar terjadi pada Provinsi Jawa Timur yaitu sebesar 1,14 persen. Tabel 8 NTP 33 Provinsi dan Persentase Perubahannya (%) Oktober – November 2016 (2012 = 100) No (1)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
6
Provinsi (2)
KALBAR RIAU KEPRI NAD BENGKULU KALTENG LAMPUNG KALSEL PAPUA BARAT JAMBI KALTIM NTB SUMSEL DKI SUMBAR BALI MALUKU SULUT JABAR BANTEN SULSEL SUMUT SULTRA SULTENG NTT JATENG GORONTALO PAPUA YOGYAKARTA BABEL MALUKU UTARA SULBAR JATIM
Okt'16
Nov'16
Perub Okt'16 thd November'16 (%)
(3)
(4)
(5)
95,07 99,65 97,16 95,33 92,85 97,96 103,46 97,52 100,68 99,70 98,37 107,25 94,82 99,29 96,60 107,13 100,93 94,54 104,01 100,55 104,23 101,28 99,39 98,68 102,41 100,15 106,46 95,91 105,26 99,56 104,20 109,79 104,98
96,76 100,62 97,90 96,04 93,34 98,38 103,86 97,76 100,81 99,84 98,49 107,32 94,85 99,32 96,60 107,06 100,83 94,44 103,78 100,30 103,91 100,83 98,95 98,20 101,83 99,55 105,77 95,05 104,23 98,58 103,15 108,61 103,79
1,77 0,97 0,76 0,74 0,54 0,42 0,38 0,25 0,13 0,13 0,13 0,06 0,03 0,02 0,00 -0,06 -0,10 -0,11 -0,22 -0,25 -0,30 -0,45 -0,45 -0,49 -0,57 -0,60 -0,65 -0,90 -0,97 -0,98 -1,01 -1,08 -1,14
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.84/12/33/Th.X, 01 Desember 2016
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.84/12/33/Th.X, 01 Desember 2016
7
98,63
128,04
f. Upah Buruh Tani
IV. Nilai Tukar Usaha Pertanian
119,49
e. Penambahan Barang Modal
94,10
133,61
d. Transportasi
III. Nilai Tukar Petani
121,98
117,04
g. Transportasi dan Komunikasi
c. Sewa Lahan, Pajak & Lainnya
113,00
f. Pendidikan, Rekreasi & Olah raga
111,09
118,00
e. Kesehatan
b. Obat-obatan & Pupuk
122,59
d. Sandang
127,53
122,21
c. Perumahan
a. Bibit
122,99
b. Makanan Jadi
121,86
145,35
a. Bahan Makanan
2. BPPBM
129,97
127,73
II. Indeks Dibayar Petani
1. Konsumsi Rumah Tangga
120,20
(2)
Okt'16
I. Indeks Diterima Petani
(1)
Rincian
97,76
92,65
129,10
119,80
133,62
122,06
111,15
127,82
122,36
117,39
113,04
118,48
122,82
122,55
123,79
149,03
131,69
129,11
119,62
(3)
Nov'16
-0,88
-1,54
0,83
0,26
0,01
0,07
0,06
0,23
0,41
0,29
0,04
0,41
0,19
0,28
0,65
2,53
1,32
1,08
-0,48
(4)
108,60
99,97
118,62
117,65
110,76
121,74
113,49
113,56
116,20
120,21
113,46
114,78
123,59
122,48
123,16
144,21
130,47
126,23
126,19
(5)
Perub Okt'16 thd Okt'16 November'16 (%)
Tanaman Pangan
108,57
99,21
118,85
117,94
111,18
121,99
113,98
113,61
116,48
120,70
113,51
115,22
123,83
122,78
123,95
147,54
132,12
127,47
126,47
(6)
-0,02
-0,75
0,19
0,24
0,38
0,20
0,43
0,04
0,24
0,41
0,04
0,38
0,20
0,25
0,64
2,30
1,26
0,98
0,22
(7)
Perub Okt'16 thd Nov'16 November'16 (%)
Hortikultura
114,67
106,15
123,47
118,19
121,42
111,11
107,89
105,03
115,97
119,05
112,18
114,78
124,37
122,34
122,96
143,86
130,19
125,28
132,99
(8)
Okt'16
118,58
108,96
123,67
118,70
121,62
111,11
108,01
105,03
116,15
119,48
112,21
115,19
124,63
122,64
123,76
147,12
131,82
126,41
137,73
(9)
3,41
2,65
0,16
0,43
0,17
0,00
0,11
0,00
0,15
0,36
0,03
0,36
0,21
0,24
0,65
2,26
1,25
0,90
3,57
(10)
Perub Okt'16 thd Nov'16 November'16 (%)
Tanaman Perkebunan Rakyat
111,29
104,40
120,44
112,33
116,26
109,44
107,87
114,99
111,89
119,63
113,40
115,00
123,73
124,34
122,76
144,64
130,33
119,27
124,52
(11)
Okt'16
110,09
102,88
121,29
112,95
116,79
109,77
108,50
114,34
112,28
120,07
113,46
115,42
124,02
124,70
123,51
147,93
131,90
120,14
123,61
(12)
-1,08
-1,45
0,71
0,55
0,46
0,30
0,58
-0,56
0,35
0,37
0,05
0,36
0,24
0,29
0,61
2,27
1,21
0,73
-0,74
(13)
111,32
101,91
114,68
114,52
117,16
113,41
113,62
111,55
113,17
132,48
116,18
117,89
122,36
121,05
122,17
150,03
131,51
123,63
125,99
(14)
Perub Okt'16 thd Nov'16 Okt'16 November'1 6 (%)
Peternakan
111,62
101,24
114,71
114,71
117,23
113,40
114,04
111,88
113,40
133,19
116,25
118,58
122,50
121,52
122,77
155,86
133,81
125,03
126,58
(15)
Nov'16
Perikanan
0,27
-0,66
0,03
0,17
0,06
-0,01
0,37
0,30
0,20
0,54
0,06
0,59
0,12
0,39
0,50
3,88
1,75
1,14
0,47
(16)
Perub Okt'16 thd November'16 (%)
106,93
100,15
122,81
116,88
121,43
116,74
110,38
117,04
116,81
119,17
113,16
115,96
123,39
122,81
122,94
144,78
130,26
124,71
124,90
(17)
Okt'16
106,95
99,55
123,46
117,29
121,71
116,91
110,70
116,98
117,17
119,59
113,21
116,41
123,65
123,14
123,72
148,27
131,92
125,88
125,31
(18)
Nov'16
0,02
-0,60
0,53
0,35
0,23
0,14
0,30
-0,05
0,31
0,36
0,04
0,39
0,21
0,27
0,63
2,41
1,28
0,94
0,33
(19)
Perub Okt'16 thd November'16 (%)
Jawa Tengah
B. PERKEMBANGAN HARGA PRODUSEN GABAH NOVEMBER 2016 RATA-RATA HARGA GABAH DI TINGKAT PETANI GKG NAIK 2,74% DAN GKP NAIK 0,13% Survei Harga Produsen Gabah di Jawa Tengah November 2016 mencatat 135 observasi transaksi penjualan gabah di 16 kabupaten terpilih. Komposisi observasi gabah bulan ini masih didominasi oleh transaksi penjualan Gabah Kering Panen (GKP) yaitu sebanyak 90 observasi (66,67%) diikuti kelompok gabah kualitas rendah sebanyak 33 observasi (24,44%) dan kelompok Gabah Kering Giling sebanyak 12 observasi (8,89%).
Di tingkat petani, harga Gabah tertinggi November 2016 tercatat Rp. 5.000,00 per kg berasal dari transaksi kelompok gabah kualitas GKG varietas IR 64 yang berasal dari Kecamatan Taman di Kabupaten Pemalang dan varietas Ciherang di Kecamatan Suradadi Kabupaten Tegal serta kelompok gabah kualitas GKP varietas Ciherang di Kecamatan Banyuurip Kabupaten Purworejo . Sedangkan harga terendah di tingkat petani ditemukan seharga Rp. 3.600,00 per kg berasal dari kelompok gabah kualitas rendah varietas Ciherang di Kecamatan Kedungtuban Kabupaten Blora.
Di tingkat penggilingan, harga gabah tertinggi November 2016 tercatat Rp. 5.085,00 per kg berasal dari kelompok gabah kualitas GKG dengan varietas IR 64 yang berasal dari Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang. Harga terendah di tingkat penggilingan ditemukan juga pada kelompok gabah kualitas rendah varietas Ciherang di Kecamatan Kedungtuban Kabupaten Blora dan varietas Ciherang di Kecamatan Pati Kabupaten Pati seharga Rp. 3.700,00,- per Kg. Rata-rata harga gabah kelompok GKG di tingkat petani mengalami kenaikan sebesar 2,74 persen dari 4.788,82/Kg pada Oktober 2016 menjadi Rp. 4.920,00/Kg pada November 2016. Namun jika dibandingkan bulan November 2015 turun 8,99 persen dari angka Rp. 5.406,09/Kg. Demikian pula gabah kelompok GKP mengalami kenaikan sebesar 0,13 persen dari Rp. 4.322,94/Kg pada Oktober 2016 menjadi Rp. 4.328,56/Kg pada November 2016 dan jika dibandingkan November 2015 dimana harga mencapai Rp. 5.057,92/Kg maka November tahun ini mengalami penurunan sebesar 14,42 persen. ulan November 2016, Survei Harga Produsen Gabah di Jawa Tengah berhasil mencatat sebanyak 135 observasi transaksi penjualan gabah di 16 kabupaten terpilih. Dari 135 transaksi penjualan gabah yang berhasil dicatat, komposisi jumlah observasi kali ini didominasi oleh transaksi penjualan Gabah Kering Panen (GKP) yaitu sebanyak 90 observasi (66,67%) diikuti kelompok gabah kualitas rendah sebanyak 33 observasi (24,44%) dan kelompok Gabah Kering Giling sebanyak 12 observasi (8,89%). Tabel 9. Jumlah Observasi, Harga Gabah di Tingkat Petani dan Penggilingan, Dan HPP Menurut Kelompok Kualitas November 2016
8
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.84/12/33/Th.X, 01 Desember 2016
Harga di T ingkat Petani (Rp/Kg) T erendah T ertinggi
Kelompok Kualitas
Jumlah Observasi
(1)
(2)
(3)
GKG
12
4 800,00
5 000,00 (Pemalang, (Pati, T egal) T egal) 3 900,00 5 000,00 (Sragen, (Purworejo) Semarang) 3 600,00 4 050,00
8,89 GKP
90 66,67
Kualitas Rendah
(4)
33 24,44
( Blora)
HPP*)
Harga di T ingkat Penggilingan (Rp/Kg) T erendah T ertinggi
HPP*)
(5)
(6)
(7)
(8)
-
4 850,00
5 085,00
4 600,00
(Pati)
(Pemalang)
3 925,00
5 050,00
(Sragen)
(Purworejo)
3 700,00
4 100,00 (Sukoharjo, Blora)
3 700,00
-
(Sukoharjo)
(Blora, Pati)
3 750,00
-
Keterangan
*) HPP b erdasarkan Inpres No.5 Tahun 2015 tanggal 17 Maret 2015, dib erlakukan mulai b ulan Maret 2015
Dari 135 observasi transaksi harga penjualan gabah yang berhasil dikumpulkan selama November 2016, terbanyak berasal dari Kabupaten Karanganyar karena sedang mengalami panen yaitu sebanyak 27 observasi (20,00%), diikuti Kabupaten Blora 16 observasi (11,85%), Kabupaten Kebumen sebanyak 14 observasi (10,37%), Kabupaten Sukoharjo sebanyak 13 observasi (9,63% ), Kabupaten Grobogan dan Pati masing-masing 9 observasi (6,67%). Selebihnya 34,81 persen tersebar di 10 kabupaten lainnya. Dari sejumlah 102 pemantauan harga gabah kualitas GKG dan GKP yang berhasil diobservasi selama November 2016 tidak ditemukan kasus harga di bawah HPP. Tabel 10. Jumlah dan Persentase Observasi Harga Gabah di Bawah HPP Menurut Kelompok Kualitas, November 2016 Kelompok Jumlah Petani Penggilingan Kualitas Observasi
1.
(1)
(2)
observasi (3)
GKG GKP GKG dan GKP
12 90 102
-
% (4)
observasi (5)
% (6)
-
-
-
Rata-rata Komponen Mutu Menurut Kelompok
ata-rata Kadar Air (KA) gabah di Jawa Tengah, pada November 2016 menunjukkan kadar mutu yang kurang baik dibandingkan bulan sebelumnya. Rata-rata KA kelompok gabah kualitas GKG tercatat lebih tinggi dibandingkan bulan Oktober 2016 yang tercatat sebesar 12,23 persen sedangkan bulan ini tercatat 12,42 persen. Demikian pula rata-rata KA kelompok GKP mengalami kenaikan dari 16,18 persen pada Oktober menjadi 17,44 persen pada November 2016. Rata-Rata Kadar Hampa (KH) bulan November 2016 juga menunjukkan kualitas yang kurang baik. Kelompok gabah kualitas GKG mengalami kenaikan dari 2,25 persen pada Oktober 2016 menjadi 2,44 persen pada November 2016. Sedangkan kelompok gabah kualitas GKP naik dari 5,26 persen pada Oktober 2016 menjadi 5,86 persen pada November 2016. Tabel 11 Rata-Rata Komponen Mutu Menurut Kelompok Kualitas Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.84/12/33/Th.X, 01 Desember 2016 9
Oktober – November 2016
2.
Kelompok Kualitas
Jumlah Observasi
(1) GKG GKP Kualitas Rendah
Kadar Air (%)
Kadar Hampa (%)
(2)
Oktober (3)
November (4)
Oktober (5)
November (6)
12 90 33
12,23 16,18 24,33
12,42 17,44 26,59
2,25 5,26 7,64
2,44 5,86 9,48
Rata-rata Harga Gabah Menurut Kelompok Kualitas
ata-rata harga gabah GKG di tingkat petani pada November 2016 mengalami kenaikan sebesar 2,74 persen dari Rp. 4.788,82/Kg pada Oktober 2016 menjadi Rp. 4.920,00/Kg. Namun jika dibandingkan bulan November 2015 mengalami penurunan 8,99 persen yaitu dari harga Rp. 5.406,09/Kg. Demikian pula dengan gabah kualitas GKP bulan ini mengalami kenaikan sebesar 0,13 persen dari Rp. 4.322,94/Kg pada Oktober 2016 menjadi Rp. 4.328,56/Kg pada November 2016 dan jika dibandingkan dengan November 2015 dimana harga mencapai Rp. 5.057,92/Kg maka pada November 2016 mengalami penurunan 14,42 persen. Di tingkat penggilingan, rata-rata harga gabah kelompok GKG pada November 2016 juga mengalami kenaikan yaitu sebesar 2,63 persen dari bulan Oktober 2016 yang tercatat Rp. 4.856,47/Kg /Kg menjadi Rp. 4.984,17/Kg, Sementara kelompok kualitas GKP mengalami kenaikan 0,24 persen dari Rp. 4.371,54/Kg pada Oktober 2016 menjadi Rp. 4.381,83/Kg pada November 2016. Adapun jika dibandingkan dengan November 2015 maka gabah kelompok GKG mengalami penurunan 8,74 persen yaitu dari harga Rp. 5.461,41/Kg dan kelompok GKP turun 14,31 persen dari harga Rp. 5.113,83/Kg. Tabel 12 Rata-Rata Harga Gabah di Tingkat Petani dan Tingkat Penggilingan Menurut Kelompok Kualitas, Oktober – November 2016 Tingkat Petani (Rp/Kg) Kelompok Kualitas (1)
November'15 Oktober'16 November'16
(2)
GKG 5 406,09 GKP 5 057,92 Kualitas Rendah 4 675,00
10
Tingkat Penggilingan (Rp/Kg) Perubahan
Perubahan
Oktober'16- November'15- November'15 Oktober'16 November'16 Oktober'16- November'15November'16 November'16 November'16 November'16
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
4 788,82 4 322,94 3 954,55
4 920,00 4 328,56 3 845,45
2,74 0,13 -2,76
-8,99 -14,42 -17,74
5 461,41 5 113,83 4 700,00
4 856,47 4 371,54 4 021,14
4 984,17 4 381,83 3 919,70
2,63 0,24 -2,52
-8,74 -14,31 -16,60
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.84/12/33/Th.X, 01 Desember 2016