No. 51/09/36/ Th.XI, 4 September 2017
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN AGUSTUS 2017 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI (NTP) AGUSTUS 2017 SEBESAR 99,83 ATAU NAIK 0,24 PERSEN NTP Banten Agustus 2017 sebesar 99,80 atau naik 0,24 persen dibanding NTP bulan sebelumnya. kenaikan NTP karena laju kenaikan Indeks Harga yang Diterima Petani (It) yang sebesar 0,83 persen masih lebih cepat dibandingkan laju kenaikan pada Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) yang sebesar 0,59 persen. Pada Agustus 2017 terjadi inflasi di daerah perdesaan di Provinsi Banten sebesar 0,67 persen terutama disebabkan oleh inflasinya kelompok kesehatan sebesar 1,76 persen. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) Banten Agustus 2017 sebesar 105,13 atau naik 0,48 persen dibanding NTUP bulan sebelumnya. Pada Bulan Agustus 2017 dari 33 provinsi di Indonesia sebanyak 15 provinsi yang NTP-nya berada di atas angka 100. NTP tertinggi dicapai oleh Provinsi Sulawesi Barat dengan nilai indeks sebesar 106,07 yang diikuti oleh Provinsi Lampung sebesar 105,45 dan Provinsi Jawa Timur sebesar 105,40. Sedangkan Nilai Tukar Petani terendah terjadi di Provinsi Sulawesi Utara sebesar 92,26.
NTP, yang diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di perdesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar ( term of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), dimana komponen Ib hanya terdiri dari Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM). Dengan dikeluarkannya konsumsi dari komponen indeks harga yang dibayar petani (Ib), NTUP dapat lebih mencerminkan kemampuan produksi petani, karena yang dibandingkan hanya produksi dengan biaya produksinya. Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga perdesaan di 4 Kabupaten di Provinsi Banten pada Agustus 2017, NTP secara umum naik 0,24 persen dibandingkan NTP Juli, yaitu dari 99,60 menjadi 99,83. Kenaikan NTP pada Agustus 2017 dikarenakan laju kenaikan Indeks Harga yang Diterima Petani (It) yang sebesar 0,83 persen lebih cepat dari laju kenaikan Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) yang sebesar 0,59 persen. Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 51/09/36/Th.XI, 4 September 2017
1
Tabel 1 Nilai Tukar Petani Provinsi Banten Bulan Agustus 2017 (2012=100) Bulan
Subsektor
Persentase Perubahan
Juli
Agustus
(2)
3)
(4)
a. Indeks yang diterima (It)
127.34
128.40
0.83
b. Indeks yang dibayar (Ib)
127.85
128.61
0.59
c. Indeks Konsumsi Rumah Tangga
130.34
131.21
0.67
d. Indeks BPPBM
121.71
122.14
0.35
e. Nilai Tukar Petani (NTP)
99.60
99.83
0.24
(1) Gabungan / Banten
Kenaikan NTP Agustus 2017 disebabkan oleh naiknya NTP pada ketiga subsektor yakni subsektor tanaman pangan yang naik 0,89 persen, subsektor hortikultura naik 0,69 persen, dan subsektor peternakan naik sebesar 0,50 persen. Subsektor tanaman perkebunan rakyat dan perikanan masing-masing turun 1,93 persen dan 0,31 persen.
1.
Indeks Harga yang Diterima Petani (It)
Indeks Harga yang Diterima Petani (It) menunjukkan fluktuasi harga beragam komoditas pertanian yang dihasilkan petani. Pada Agustus 2017, It Banten mengalami kenaikan sebesar 0,83 persen dibanding It Juli, yaitu naik dari 127,34 menjadi 128,40. Sebagaimana NTP secara umum, Kenaikan It pada Agustus 2017 disebabkan naiknya It pada keempat subsektor yakni subsektor tanaman pangan yang naik 1,59 persen; It subsektor hortikultura naik 1,08 persen; dan It subsektor peternakan naik 0,98 persen; serta It subsector perikanan naik 0,21 persen . Sedangkan It pada subsektor tanaman perkebunan rakyat naik sebesar 1,26 persen. Grafik 1 Perubahan Indeks Harga Yang Diterima Petani Juli - Agustus 2017 Jul-17 2,00 1,50 1,00 0,50 0,00 -0,50 -1,00 -1,50 -2,00
1,08
0,98 0,04
0,83 0,16
0,21
-0,15
-0,55 -1,10 -1,44
T. pangan
2
Aug-17
1,59
Hortikultura
-1,26
Perkebunan
Peternakan
Perikanan
Gabungan
Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 51/09/36/Th.XI, 4 September 2017
2.
Indeks Harga yang Dibayar Petani (I b)
Indeks harga yang dibayar petani terdiri dari 2 golongan yaitu konsumsi rumah tangga (KRT) dan biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM). Melalui indeks harga yang dibayar petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat perdesaan, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Pada Agustus 2017 indeks harga yang dibayar petani mengalami kenaikan sebesar 0,59 persen. Hal ini terjadi karena Indeks Konsumsi Rumah Tangga mengalami kenaikan 0,67 persen dan Indeks BPPBM mengalami kenaikan sebesar 0,35 persen. Kenaikan indeks BPPBM ini disebabkan naiknya seluruh kelompok yakni kelompok bibit 0,05 persen, pupuk, obat-obatan, dan pakan naik 0,25 persen; biaya sewa dan pengeluaran lain naik 0,09 persen; kelompok transportasi naik 0,86 persen; kelompok penambahan barang modal naik 0,78 persen dan kelompok upah buruh mengalami kenaikan 0,38 persen. Grafik 2 Perubahan Indeks Harga Yang Di bayar Petani Bulan Agustus 2017 Ib 0,90 0,80 0,70 0,60 0,50 0,40 0,30 0,20 0,10 0,00 -0,10
BPPBM
0,77
0,69 0,71
0,68 0,61
0,58
0,53
0,53 0,52 0,54
0,48
0,39
0,59
0,67
0,35
0,32 0,19
-0,04
T. Pangan
3.
Konsumsi RT
Hortikultura
Perkebunan
Peternakan
Perikanan
Gabungan
Nilai Tukar Petani (NTP) Subsektor a. Subsektor Tanaman Pangan/Padi dan Palawija (NTP-P) Pada bulan Agustus 2017 NTP-P mengalami kenaikan indeks sebesar 0,89 persen atau naik dari 99.31 menjadi 100,20. Hal ini karena laju kenaikan Indeks Harga yang Diterima petani (It) yang sebesar 1,59 persen lebih cepat jika dibandingkan laju kenaikan pada Ib yang sebesar 0,69 persen. Kenaikan It pada subsektor tanaman pangan terjadi karena naiknya indeks pada subkelompok padi sebesar 1,65 persen dan subkelompok palawija sebesar 0,44 persen. Kenaikan indeks subkelompok padi dipengaruhi oleh naiknya harga gabah sebesar 1,65 persen. Sementara kenaikan indeks pada subkelompok palawija dipengaruhi naiknya harga ketela pohon dan ubi jalar. Di sisi lain indeks harga yang dibayar petani (Ib) mengalami kenaikan sebesar 0,69 persen karena pengaruh naiknya Indeks BPPBM sebesar 0,58 persen dan Indeks KRT sebesar 0,71 persen. Untuk BPPBM, kenaikan indeks ini dipengaruhi oleh naiknya indeks pada seluruh kelompok yakni kelompok bibit naik 0,16 persen, pupuk dan obat-obatan naik 0,53 persen, kelompok biaya sewa dan pengeluaran lain naik 0,02 persen, kelompok transportasi naik 1,48 persen, dan kelompok penambahan barang modal naik 1,46 persen, serta kelompok upah buruh naik 0,49 persen.
Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 51/09/36/Th.XI, 4 September 2017
3
b. Subsektor Hortikultura (NTP-H) Nilai Tukar Petani subsektor Hortikultura (NTP-H) pada bulan Agustus 2017 mengalami kenaikan sebesar 0,69 persen dari 101,24 menjadi 101,94. Hal ini terjadi karena laju kenaikan Indeks Harga yang Diterima petani (It) yang sebesar 1,08 persen lebih cepat jika dibandingkan dengan laju kenaikan pada Ib yang sebesar 0,39 persen. Kenaikan It pada subsektor hortikultura disebabkan kenaikan indeks pada tiga kelompok yakni kelompok sayur-sayuran naik 2,598 persen; kelompok buah-buahan naik 0,08 persen; dan kelompok tanaman obat naik 1,43 persen. Kenaikan indeks pada kelompok sayur-sayuran disebabkan oleh naiknya harga ketimun, petai, kacang panjang, jengkol dan lainnya. Kenaikan indeks pada kelompok buah-buahan disebabkan naiknya harga pisang dan sawo. Kenaikan It pada kelompok tanaman obat dipengaruhi naiknya harga kencur, jahe, lengkuas, dan kunyit Di sisi lain, kenaikan indeks pada Ib dipengaruhi naiknya Indeks Konsumsi Rumahtangga sebesar 0,53 persen yang diperlambat dengan menurunnya indeks BPPBM sebesar 0,04 persen. c. Subsektor Perkebunan Rakyat (NTP-R) Pada Bulan Agustus 2017 NTP-R sebesar 94,71 atau mengalami penurunan sebesar 1,93 persen dibanding bulan lalu yang disebabkan terjadinya penurunan indeks harga yang diterima petani sebesar 1,26 persen; sementara indeks harga yang dibayar petani masih mengalami kenaikan sebesar 0,68 persen. Penurunan It terjadi karena turun indeks harga pada kelompok tanaman perkebunan rakyat sebesar 1,26 persen yakni dari 124,29 menjadi 122,73 persen yang dipengaruhi oleh turunnya harga cengkeh, kelapa sawit dan kapulaga. Di sisi lain, kenaikan indeks harga yang dibayar petani (Ib) dipengaruhi oleh naiknya IBPPBM sebesar 0,19 persen dan oleh kenaikan indeks KRT sebesar 0,77 persen. d. Subsektor Peternakan (NTP-T) Pada bulan Agustus 2017 NTP-T mengalami kenaikan sebesar 0,50 persen yang disebabkan laju kenaikan Indeks Harga yang Diterima petani (It) yang sebesar 0,98 persen lebih cepat jika dibandingkan dengan laju kenaikan pada Ib yang sebesar 0,48 persen. Peningkatan yang terjadi pada It karena naiknya indeks pada empat kelompok, yakni kelompok ternak besar yang naik 0,69 persen; kelompok ternak kecil naik 1,47 persen; kelompok hasil ternak naik 0,49 persen; dan kelompok unggas mengalami kenaikan sebesar 1,14 persen. Kenaikan indeks pada kelompok ternak besar dipengaruhi oleh naiknya harga sapi potong dan kerbau. Sedangkan peningkatan indeks pada kelompok ternak kecil dipengaruhi oleh kenaikan harga kambing dan domba. Kenaikan indeks pada kelompok hasil ternak terutama disebabkan oleh naiknya harga telur ayam ras. Sementara itu, kenaikan indeks yang terjadi pada kelompok unggas dipengaruhi oleh naiknya harga hamper semua jenis ayam baik ayam buras, dan ayam ras pedaging. Lebih lanjut, Kenaikan indeks pada Ib yang sebesar 0,48 persen dipengaruhi oleh naiknya Indeks Konsumsi Rumah Tangga 0,61 persen dan Indeks BPPBM 0,32 persen.
4
Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 51/09/36/Th.XI, 4 September 2017
Tabel 2 Indeks Diterima & Dibayar Petani Banten Per Subsektor & Perubahannya Juni – Agustus 2017 (2012=100) Bulan Sektor, Kelompok dan Sub Kelompok (1)
Juni
Juli
Agustus
(3)
(4)
(4)
Persentase perubahan Agustus 2017 thd Juli (5)
1. Tanaman Pangan a. Indeks Diterima Petani
129.26
129.06
131.11
1.59
- Padi
129.18
129.04
131.16
1.65
- Palawija
130.70
129.53
130.10
0.44
129.91
129.96
130.85
0.69
- Indeks Konsumsi Rumahtangga
130.79
130.73
131.66
0.71
- Indeks BPPBM
125.54
126.12
128.02
0.20
99.50
99.31
100.20
0.89
b. Indeks Dibayar Petani
c. Nilai Tukar Petani (NTP-P) 2. Hortikultura a. Indeks Diterima Petani
130.04
128.17
129.55
1.08
- Sayur-sayuran
131.16
128.30
131.63
2.59
- Buah-buahan
129.55
128.28
128.38
0.08
- Tanaman Obat
120.59
120.68
122.41
1.43
b. Indeks Dibayar Petani
126.50
126.60
127.09
0.39
- Indeks Konsumsi Rumahtangga
129.84
129.74
130.43
0.53
- Indeks BPPBM
117.31
117.94
117.90
-0.04
102.80
101.24
101.94
0.69
125.67
124.29
122.73
-1.26
125.67
124.29
122.73
-1.26
c. Nilai Tukar Petani (NTP-H) 3. Tanaman Perkebunan Rakyat a. Indeks Diterima Petani - Tanaman Perkebunan Rakyat b. Indeks Dibayar Petani
128.61
128.71
129.58
0.68
- Indeks Konsumsi Rumahtangga
130.33
130.22
131.23
0.77
- Indeks BPPBM
120.33
121.40
121.63
0.19
97.71
96.57
94.71
-1.93
123.84
123.89
125.10
0.98
- Termak Besar
133.79
134.98
135.91
0.69
- Ternak Kecil
132.82
133.00
134.95
1.47
c. Nilai Tukar Petani (NTP-R) 4. Peternakan a. Indeks Diterima Petani
- Unggas
118.60
117.86
119.21
1.14
- Hasil Ternak
113.37
113.59
114.14
0.49
b. Indeks Dibayar Petani
122.91
122.87
123.46
0.48
- Indeks Konsumsi Rumahtangga
130.14
130.13
130.92
0.61
- Indeks BPPBM
115.23
115.17
115.53
0.32
100.76
100.83
101.33
0.50
134.93
135.14
135.43
0.21
- Penangkapan
151.81
152.10
152.10
0.00
- Budidaya
121.77
121.93
122.45
0.42
c. Nilai Tukar Petani (NTP-T) 5. Perikanan a. Indeks Diterima Petani
b. Indeks Dibayar Petani
125.40
125.42
126.09
0.53
- Indeks Konsumsi Rumahtangga
130.57
130.41
131.09
0.52
- Indeks BPPBM
117.27
117.59
118.22
0.54
107.60
107.75
107.41
-0.31
c. Nilai Tukar Petani (NTNP)
Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 51/09/36/Th.XI, 4 September 2017
5
e. Subsektor Perikanan (NTNP) NTNP pada bulan Agustus 2017 mengalami penurunan sebesar 0,31 persen dari 107,75 menjadi 107,41 persen. Hal ini karena laju kenaikan indeks harga yang diterima petani yang sebesar 0,21 persen lebih lambat dibandingkan dengan laju kenaikan pada indeks harga yang dibayar petani yang naik sebesar 0,53 persen. Kenaikan yang terjadi pada It karena naiknya indeks kelompok budidaya sebesar 0,42 persen. Kenaikan Ib sebesar 0,53 persen disebabkan naiknya Indeks BPPBM sebesar 0,54 persen dan kenaikan pada indeks KRT sebesar 0,52 persen. 1) Kelompok Penangkapan Ikan (NTN) Pada Agustus 2017, NTN turun sebesar 0,45 persen dari 121,11 menjadi 120,56. Hal ini terjadi karena It tidak mengalami perubahan sedangkan Ib naik sebesar 0,45 persen. Sedangkan kenaikan pada Ib disebabkan karena kenaikan indeks pada KRT sebesar 0,52 persen dan kenaikan indeks BPPBM sebesar 0,33 persen. 2) Kelompok Budidaya Ikan (NTPi) Pada Agustus 2017, NTPi turun sebesar 0,16 persen atau turun dari 97,32 persen menjadi 97,16 persen. Hal ini terjadi karena laju kenaikan indeks harga yang diterima petani yang sebesar 0,42 persen lebih lambat dibandingkan dengan laju kenaikan pada indeks harga yang dibayar petani yang naik sebesar 0,59 persen Kenaikan It disebabkan oleh naiknya harga ikan pada kelompok budidaya air tawar sebesar 0,85 persen yakni harga ikan lele, mas, dan mujair. Sedangkan kelompok budidaya air payau mengalami penurunan 0,19 persen. Sementara itu, Ib mengalami kenaikan karena IBPPBM yang naik sebesar 0,39 persen dan diperlambat oleh kenaikan indeks KRT sebesar 0,12 persen.
4.
Indeks Harga Konsumen Pedesaan
Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka inflasi/deflasi di pedesaan. Pada bulan Agustus 2017 dari pantauan di empat Kabupaten di Provinsi Banten, terjadi infllasi di perdesaan sebesar 0,67 persen. Pemicu infllasi adalah kelompok kesehatan sebesar 1,76 persen. Empat kelompok lainnya mengalami inflasi yakni kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,42 persen, kelompok perumahan 0,49 persen, kelompok sandang 0,25 persen dan kelompok transportasi dan komunikasi terjadi inflasi sebesar 0,15 persen. Kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga mengalami deflasi 0,84 persen. Tabel 3 IKRT, Inflasi Perdesaan Provinsi Banten Menurut Kelompok Pengeluaran Bulan Agustus 2017 (2012=100) KELOMPOK IKRT UMUM 1. Bahan Makanan 2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau 3. Perumahan 4. Sandang 5. Kesehatan 6. Pendidikan,Rekreasi&Olah Raga 7. Transportasi & Komunikasi
6
IKRT Juli
IKRT Agustus
Inflasi Perdesaan (persen)
130.34
131.21
0.67
131.90
132.82
0.70
132.96
133.52
0.42
134.20
136.50
1.71
127.03
127.81
0.62
124.28
126.47
1.76
117.93
116.94
-0.84
123.12
123.30
0.15
Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 51/09/36/Th.XI, 4 September 2017
5.
Perbandingan antar Provinsi di Indonesia
Pada Bulan Agustus 2017 dari 33 provinsi di Indonesia sebanyak 15 provinsi yang NTP-nya berada di atas angka 100. NTP tertinggi dicapai oleh Provinsi Sulawesi Barat dengan nilai indeks sebesar 106,07 yang diikuti oleh 105,40. Sedangkan Nilai Tukar Petani terendah terjadi di Provinsi Sulawesi Utara sebesar 92,26. NTP nasional sebesar 101,60 yang mengalami peningkatan sebesar 0,94 persen dari bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 100,65. Tabel 4 Nilai Tukar Petani Seluruh Provinsi di Indonesia Agustus 2017 (2012=100) Provinsi
NTP 106.07 105.45 105.40 105.37 105.37 105.01 103.94 102.87 102.33 101.90 101.53 101.16 100.73 100.72 100.28 99.83 99.76
Sulawesi Barat lampung Jawa Timur Jawa Barat Gorontalo NTB Bali DI Yogyakarta NTT Riau Jawa Tengah Maliku Maluku Utara Sulawesi Selatan Jambi Banten Papua Barat
Perubahan (%) 1.58 1.82 1.43 0.86 1.52 0.54 -0.19 -0.05 0.36 0.64 1.31 0.31 0.16 0.54 1.29 0.24 -0.44
Rangking
Provinsi
NTP
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Sumatera Utara DKI Kalimantan Tengah Kepulauan Riau Kalimantan Timur Bangka Belitung Sumatera Barat Kalimantan Selatan Kalimantan Barat NAD Sumatera Selatan Sulawesi Tengah Papua Sulawesi Tenggara Bengkulu Sulawesi Utara
99.04 97.54 97.25 96.91 96.61 96.61 96.24 95.89 95.79 94.47 94.38 94.22 94.17 93.98 93.60 92.26 101.60
Nasional
Perubahan (%) 0.57 0.23 0.81 0.18 0.43 1.66 0.44 0.44 0.56 0.03 1.47 1.29 -0.28 0.99 1.30 -0.07 0.94
Rangking 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
6. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) Subsektor Pada Agustus 2017 Nilai Tukar usaha pertanian (NTUP) Banten sebesar 105,13 atau mengalami Kenaikan sebesar 0,48 persen. Hal ini terjadi karena laju kenaikan Indeks Harga yang Diterima petani (It) yang sebesar 0,83 persen lebih cepat jika dibandingkan dengan laju kenaikan pada Indeks BPPBM yang sebesar 0,35 persen. Jika dilihat per subsektor, kenaikan NTUP disebabkan oleh naiknya NTUP pada tiga subsektor yakni subsektor tanaman pangan naik 1,00 persen, subsektor hortikultura naik 1,12 persen, dan subsektor peternakan naik sebesar 0,66 persen. Subsektor tanaman perkebunan rakyat dan perikanan masing-masing turun 1,45 persen dan 0,32 persen. Tabel 5 Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian per Subsektor dan Persentase Perubahannya, Agustus 2017 (2012=100) Subsektor
Juli
Agustus
(1)
(2)
(3)
(4)
1. Tanaman Pangan
102.33
103.35
1.00
2. Hortikultura
108.67
109.89
1.12
3. Tanaman Perkebunan Rakyat
102.38
100.90
-1.45
4. Peternakan
107.57
108.28
0.66
5. Perikanan
114.93
114.56
-0.32
a. Tangkap
128.75
128.32
-0.33
b. Budidaya
104.08
103.79
-0.28
104.62
105.13
0.48
Gabungan
Perubahan (%)
Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 51/09/36/Th.XI, 4 September 2017
7
B. PERKEMBANGAN HARGA PRODUSEN GABAH Rata-rata harga gabah di tingkat petani pada Agustus dibandingkan keadaan Juli untuk Gabah Kering Panen (GKP) mengalami kenaikan 1,01 persen dan untuk Gabah di luar kualitas naik sebesar 9,98 persen. Rata-rata harga gabah bulan Agustus 2017 di tingkat penggilingan untuk kualitas kualitas GKP Rp. 4.445 per kg,- dan kualitas rendah Rp. 3.977,- per kg. Dari keseluruhan observasi diperoleh harga gabah terendah di tingkat petani sebesar Rp. 3.500- per kg untuk kualitas rendah dengan varietas Ciherang dan harga tertinggi di tingkat petani sebesar Rp 4.600,- per kg untuk kualitas GKP dengan varietas ciherang
Pada Agustus 2017, dari seluruh observasi yang dilakukan ditemukan kualitas GKP sebanyak 71,11 persen, dan kualitas rendah/di luar kualitas 28,89 persen. Dari keseluruhan observasi diperoleh harga gabah terendah di tingkat petani sebesar Rp. 3.500,- per kg untuk kualitas rendah dengan varietas Ciherang dan harga tertinggi di tingkat petani sebesar Rp 4.600,- per kg untuk kualitas GKP dengan varietas ciherang. Tabel 6 Banyaknya Observasi Harga Gabah di Tingkat Petani dan Penggilingan, dan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) menurut Kelompok Kualitas, Agustus 2017 Rata-rata Harga Tingkat Penggilingan (RP/Kg)
Harga Pembelian Pemerintah (HPP)* (Rp./Kg.)
(5)
(6)
(7)
-
-
Penggilingan 4.650
Harga Gabah di Tingkat Petani (Rp./Kg.)
Kelompok Kualitas
Persentase Jumlah Obser-vasi
Terendah
Tertinggi
Rata-Rata
(1)
(2)
(3)
(4)
GKG
-
-
-
GKP
71,11%
4.050
4.600
4.322
4.445
Gabah Kualitas Rendah
28,89%
3.500
4.200
3.877
3.977
Petani 3.700 Penggilingan 3.750
-
Keterangan: GKG: kadar air ≤14 persen dan kadar lain ≤3 persen. GKP: kadar air (14,01-25persen) dan kadar lain (3,01-15persen).Kualitas rendah: kadar air > 25 persen atau kadar lain > 15persen * HPP di tingkat penggilingan berdasarkan INPRES NOMOR 5 TAHUN 2015 TANGGAL 17 Maret 2015
2.
Rata – rata Komponen Mutu
Untuk rata rata komponen mutu yang terdiri dari kadar air (KA) dan kadar hampa/kotoran (KH), yaitu untuk gabah dengan kualitas GKP KA nya sebesar 15,72 persen dan KH nya 4,60 persen; sedangkan untuk Kualitas rendah KA nya 19,31 persen dan KH 13,11persen.
8
Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 51/09/36/Th.XI, 4 September 2017
Tabel 7 Rata – rata Komponen Mutu Gabah menurut Kualitas Gabah Juni - Agustus 2017 Kelompok Kualitas
4.
Kadar Air (persen)
Kadar Hampa/Kotoran (persen)
Juni
Juli
Agustus
Juni
Juli
Agustus
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
GKG
12.90
-
-
2.82
-
-
GKP
14.25
14.27
15.72
3.76
5.68
4.60
Kualitas Rendah
20.38
20.21
19.31
10.79
13.67
13.11
Rata – rata Harga Gabah Menurut Kualitas
Rata-rata harga harga gabah kualitas kering panen (GKP) di tingkat penggilingan sebesar Rp. 4.393,- per kg sementara di tingkat petani rata-rata harga gabah kualitas GKP sebesar Rp. 4.279,- per kg. Untuk gabah kualitas GKP di tingkat penggilingan mengalami kenaikan rata-rata harga sebesar 2,35 persen dan di tingkat petani juga mengalami kenaikan rata-rata harga yakni sebesar 1,97 persen. Tabel 8 Rata-rata Harga Gabah di Tingkat Petani dan Penggilingan menurut Kualitas Juni – Agustus 2017 T ing ka t P engg il ing an (Rp/ Kg ) K u al i tas
T ing ka t P e tani (Rp /Kg)
P e rs en ts se P e ruba han Ko l (4 )thd (3 )
J uni ’ 17
J ul i ’1 7
Agu s tu s’17
P e rs en ta se P e rub a han Ko l ( 8 ) th d (7)
J uni ’ 17
J ul i ’1 7
A gu s tu s’ 17
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
GKG
5.450
-
-
-
5.400
-
-
-
GKP
4.499
4.393
4.445
1,19
4.364
4.279
4.322
1,01
K u al i tas r end ah
4.009
3.662
3.977
8,61
3.909
3.525
3.877
9,98
Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 51/09/36/Th.XI, 4 September 2017
9
C. PERKEMBANGAN UPAH BURUH UPAH NOMINAL HARIAN BURUH TANI PROVINSI BANTEN AGUSTUS 2017 SEBESAR Rp 48.973,Upah nominal buruh tani pada Agustus 2017 dibanding upah buruh tani Juli mengalami kenaikan sebesar 0,11 persen atau naik dari Rp. 48.973- per hari menjadi Rp. 49.027,- per hari. Secara riil*) mengalami penurunan 0,55 persen yakni turun dari Rp. 37.574,- per hari menjadi Rp. 37.365,- per hari.
*) Upah riil = upah nominal/indeks konsumsi rumah tangga perdesaan (2012=100)
Secara umum, rata-rata upah nominal buruh tani pada Agustus 2017 dibanding upah buruh tani Juli mengalami kenaikan sebesar 0,11 persen atau naik dari Rp. 48.973,- per hari menjadi Rp. 49.027,per hari. Secara riil mengalami penurunan 0,55 persen atau turun dari Rp. 37.574,- per hari menjadi Rp. 37.365,-. Tabel 9 Ringkasan Upah Buruh Tani Provinsi Banten Per Hari (rupiah) Juni - Agustus 2017 Bulan Rincian (1)
Provinsi
Juni ‘17
Juli ‘17
Agustus’17
% Perubahan Agustus 2017 thd Juli 2017
(3)
(4)
(5)
(6)
Upah Nominal
48.614
48.973
49,027
0.11
Upah Riil *)
37.278
37.574
37,365
-0.55
Jenis Upah (2)
*) Upah riil = upah nominal/indeks konsumsi rumah tangga perdesaan (2012=100)
10
Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 51/09/36/Th.XI, 4 September 2017
Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 51/09/36/Th.XI, 4 September 2017
11
BPS PROVINSI BANTEN Informasi lebih lanjut hubungi: Ir. Agoes Soebeno, M.Si Kepala BPS Provinsi Banten Telepon: 0254-267027 E-mail :
[email protected];
[email protected] Website : banten.bps.go.id
12
Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 51/09/36/Th.XI, 4 September 2017