BPS PROVINSI ACEH No.06/02/Th.XIX, 1 Februari 2016
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2016 Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga pedesaan di beberapa daerah di Provinsi Aceh pada bulan Januari 2016, NTP sebesar 98,06 mengalami penurunan indeks sebesar 0,08 persen, hal ini dikarenakan indeks yang diterima petani (It) mengalami peningkatan sebesar 0,79 persen atau lebih kecil dari peningkatan indeks yang dibayar petani (Ib) yang meningkat sebesar 0,86 persen. Bila dirinci menurut subsektor, diketahui bahwa terjadi penurunan NTP pada 3 subsektor yaitu Hortikultura sebesar 0,36 persen, Perikanan sebesar 0,44 persen, dan Peternakan sebesar 1,22 persen, sedangkan 2 subsektor mengalami peningkatan yaitu Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 0,57 persen dan Tanaman Pangan sebesar 0,23 persen. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) pada Januari 2016 meningkat sebesar 0,79 persen dibandingkan It bulan sebelumnya. Peningkatan It terjadi pada 3 subsektor yaitu Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 1,41 persen, Tanaman Pangan sebesar 1,27 persen, dan Hortikultura sebesar 0,57 persen, sedangkan 2 subsektor yang mengalami penurunan yaitu Perikanan sebesar 0,45 persen dan Peternakan sebesar 0,50 persen. Pada bulan Januari 2016 di Provinsi Aceh, Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) meningkat sebesar 0,86 persen bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, yaitu dari 120,00 menjadi 121,03. Peningkatan Ib terjadi pada 4 subsektor. Adapun subsektor dengan peningkatan Ib tertinggi terjadi pada Tanaman Pangan sebesar 1,04 persen dan terendah terjadi pada subsektor Peternakan sebesar 0,72 persen, sedangkan subsector yang mengalami penurunan adalah subsector Perikanan sebesar 0,01 persen. Dari 33 Provinsi yang dilaporkan perubahan NTP Januari 2016 terhadap bulan sebelumnya, terdapat 12 Provinsi yang mengalami peningkatan sedangkan 21 Provinsi mengalami penurunan. Provinsi yang mengalami peningkatan tertinggi berturut-turut adalah Maluku sebesar 0,92 persen, diikuti Sulawesi Utara sebesar 0,86 persen, serta Riau sebesar 0,66 persen. Sedangkan Provinsi yang mengalami penurunan tertinggi terjadi di Sumatera Utara sebesar 1,22 persen, Papua Barat sebesar 1,20 persen, dan Nusa Tenggara Timur sebesar 0,97 persen. Berdasarkan pemantauan harga-harga kebutuhan rumahtangga di beberapa daerah pedesaan di Provinsi Aceh pada bulan Januari 2016 terjadi Inflasi di pedesaan sebesar 1,06 persen yaitu terjadi perubahan indeks konsumsi rumahtangga dari 122,13 pada bulan Desember 2015 menjadi 123,42 pada bulan Januari 2016. Inflasi di Pedesaan yang terjadi di wilayah Provinsi Aceh pada bulan Januari 2016 disebabkan oleh naiknya kelompok Bahan Makanan naik sebesar 2,08 persen, diikuti Makanan Jadi, Minuman, Rokok, & Tembakau sebesar 1,14 persen, Kesehatan sebesar 1,02 persen, Perumahan sebesar 0,33 persen, dan Pendidikan, Rekreasi, & Olah Raga sebesar 0,07 persen, sedangkan Sandang dan Transportasi & Komunikasi masingmasing mengalami penurunan sebesar 0,01 persen dan 1,87 persen. Dari 10 Provinsi di Sumatera yang dilaporkan pada bulan Januari 2016, 10 Provinsi mengalami Inflasi. Provinsi yang mengalami Inflasi tertinggi yaitu Aceh sebesar 1,06 persen, diikuti Sumatera Barat sebesar 0,63 persen dan Riau sebesar 0,59 persen, sedangkan Provinsi yang mengalami inflasi terendah adalah Provinsi Jambi sebesar 0,04 persen. Selama Januari 2016, di tingkat petani, terjadi peningkatan rata-rata harga gabah kualitas GKP sebesar 0,28 persen dan kualitas GKR naik sebesar 1,72 persen. Sejalan dengan harga gabah di tingkat petani, pada bulan Januari 2016, harga gabah di tingkat penggilingan, juga terjadi peningkatan rata-rata harga gabah kualitas GKP sebesar 0,45 persen sedangkan kualitas GKR naik sebesar 1,68 persen. Dibandingkan bulan sebelumnya, rata-rata harga gabah kualitas GKP di tingkat petani selama Januari 2016 naik sebesar Rp 14,63 per kg menjadi 5.196,77 per kg. Sedangkan harga kualitas GKR di Petani mencapai Rp. 5.175,00 per Kg.
Berita Resmi Statistik No. 6/01/Th.XIX, 1 Februari 2016
1
Nilai Tukar Petani (NTP) yang diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani, merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di pedesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani. Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga pedesaan di beberapa daerah di Provinsi Aceh pada bulan Januari 2016, NTP sebesar 98,06 mengalami penurunan indeks sebesar 0,08 persen, hal ini dikarenakan indeks yang diterima petani (It) mengalami peningkatan sebesar 0,79 persen atau lebih kecil dari peningkatan indeks yang dibayar petani (Ib) yang meningkat sebesar 0,86 persen. Tabel 1. Nilai Tukar Petani Provinsi Aceh menurut Subsektor, Januari 2016 (2012=100) Bulan
Subsektor/Rincian [1] 1. Tanaman Pangan a. Indeks yang Diterima Petani (It) b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) c. Nilai Tukar Petani (NTPP) d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUPP) 2. Hortikultura a. Indeks yang Diterima Petani (It) b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) c. Nilai Tukar Petani (NTPH) d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUPH) 3. Tanaman Perkebunan Rakyat a. Indeks yang Diterima Petani (It) b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) c. Nilai Tukar Petani (NTPR) d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUPR) 4. Peternakan a. Indeks yang Diterima Petani (It) b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) c. Nilai Tukar Petani (NTPT) d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUPT) 5. Perikanan a. Indeks yang Diterima Petani (It) b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) c. Nilai Tukar Petani (NTPN) d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUPN) Gabungan a. Indeks yang Diterima Petani (It) b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) c. Nilai Tukar Petani (NTP) d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) Gabungan Tanpa Perikanan a. Indeks yang Diterima Petani (It) b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) c. Nilai Tukar Petani (NTP) d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP)
Des-15 [2]
Jan-16 [3]
Perubahan (%) [4]
118.84 121.56 97.76 103.57
120.35 122.82 97.99 104.38
1.27 1.04 0.23 0.79
128.74 120.29 107.02 115.06
129.47 121.41 106.64 115.67
0.57 0.93 -0.36 0.54
110.89 120.45 92.06 96.94
112.45 121.46 92.59 98.09
1.41 0.84 0.57 1.18
118.43 116.74 101.44 107.58
117.83 117.59 100.21 106.69
-0.50 0.72 -1.22 -0.82
115.70 118.63 97.53 100.83
115.18 118.61 97.10 102.95
-0.45 -0.01 -0.44 2.11
117.76 120.00 98.13 103.92
118.68 121.03 98.06 104.54
0.79 0.86 -0.08 0.59
117.13 118.98 98.45 103.76
117.84 120.05 98.16 104.05
0.61 0.90 -0.29 0.28
Berita Resmi Statistik No. 6/01/Th.XIX, 1 Februari 2016
2
Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat perbandingan NTP Januari 2016 dengan bulan sebelumnya, diketahui bahwa terjadi penurunan NTP pada 3 subsektor yaitu Hortikultura sebesar 0,36 persen, Perikanan sebesar 0,44 persen, dan Peternakan sebesar 1,22 persen, sedangkan 2 subsektor mengalami peningkatan yaitu Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 0,57 persen dan Tanaman Pangan sebesar 0,23 persen. Gambar 1. Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Aceh, Januari 2016 (2012=100) 106,000
104,000
102,000
100,000
98,000
96,000
94,000
NTP 92,000
NTP USAHA
90,000 Jan-15
Feb-15
Mar-15
Apr-15
May-15
Jun-15
Jul-15
Aug-15
Sep-15
Oct-15
Nov-15
Dec-15
Jan-16
Selain NTP, juga terdapat salah satu indikator pertanian lainnya, yaitu NTP Usaha Pertanian. Perbedaannya adalah jika NTP merupakan rasio antara It terhadap Ib, sedangkan NTP Usaha Pertanian merupakan rasio antara It terhadap BPPBM (Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal). Ib merupakan gabungan antara KRT (Konsumsi Rumah Tangga) dan BPPBM. Pada Gambar 1, terlihat bahwa NTP Usaha Pertanian selalu lebih tinggi dibandingkan NTP. 1. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) Indeks Harga yang Diterima Petani (It) pada Januari 2016 meningkat sebesar 0,79 persen dibandingkan It bulan sebelumnya. Peningkatan It terjadi pada 3 subsektor yaitu Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 1,41 persen, Tanaman Pangan sebesar 1,27 persen, dan Hortikultura sebesar 0,57 persen, sedangkan 2 subsektor yang mengalami penurunan yaitu Perikanan sebesar 0,45 persen dan Peternakan sebesar 0,50 persen. 2. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) Melalui indeks harga yang dibayar petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat pedesaan, khususnya petani yang merupakan bagian terbesar, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Pada bulan Januari 2016 di Provinsi Aceh, Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) meningkat sebesar 0,86 persen bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, yaitu dari 120,00 menjadi 121,03. Peningkatan Ib terjadi pada 4 subsektor. Adapun subsektor dengan peningkatan Ib tertinggi terjadi pada Tanaman Pangan sebesar
Berita Resmi Statistik No. 6/01/Th.XIX, 1 Februari 2016
3
1,04 persen dan terendah terjadi pada subsektor Peternakan sebesar 0,72 persen, sedangkan subsector yang mengalami penurunan adalah subsektor Perikanan sebesar 0,01 persen. 3. NTP Subsektor a. Subsektor Tanaman Pangan (NTPP) Pada bulan Januari 2016, NTPP 97,76 mengalami peningkatan indeks sebesar 0,23 persen, hal ini dikarenakan indeks yang diterima petani (It) mengalami peningkatan sebesar 1,27 persen atau lebih besar dari peningkatan indeks yang dibayar petani (Ib) yang meningkat sebesar 1,04 persen. Peningkatan It disebabkan karena naiknya indeks kelompok Padi sebesar 1,30 persen dan kelompok Palawija naik sebesar 1,15 persen. Ib mengalami peningkatan dengan rincian sebagai berikut : indeks pada kelompok Konsumsi Rumahtangga (IKRT) naik sebesar 1,13 persen dan indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) naik sebesar 0,48 persen. b. Subsektor Hortikultura (NTPH) Pada bulan Januari 2016, Nilai Tukar Petani untuk Subsektor Hortikultura (NTPH) sebesar 106,64 mengalami penurunan indeks sebesar 0,36 persen, hal ini dikarenakan indeks yang diterima petani (It) mengalami peningkatan sebesar 0,57 persen atau lebih kecil dari peningkatan indeks yang dibayar petani (Ib) yang meningkat sebesar 0,93 persen. Peningkatan It disebabkan naiknya indeks komoditas kelompok Buah-buahan sebesar 2,70 persen dan Tanaman Obat sebesar 1,87 persen, sedangkan Sayur-sayuran turun sebesar 2,18 persen. Ib mengalami peningkatan dengan rincian sebagai berikut : indeks pada kelompok Konsumsi Rumahtangga (IKRT) naik sebesar 1,10 persen dan indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) naik sebesar 0,04 persen. c. Subsektor Perkebunan Rakyat (NTPR) Pada bulan Januari 2016, NTPR sebesar 92,59 mengalami peningkatan indeks sebesar 0,57 persen, hal ini dikarenakan indeks yang diterima petani (It) mengalami peningkatan sebesar 1,41 persen atau lebih besar dari peningkatan indeks yang dibayar petani (Ib) yang meningkat sebesar 0,84 persen. Peningkatan It terutama disebabkan oleh naiknya beberapa komoditi antara lain tembakau, kemiri, kopi, kelapa sawit, nilam, kelapa, dan lainnya. Ib mengalami peningkatan dengan rincian sebagai berikut : indeks pada kelompok Konsumsi Rumahtangga (IKRT) naik sebesar 0,95 persen dan indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) naik sebesar 0,23 persen.
Berita Resmi Statistik No. 6/01/Th.XIX, 1 Februari 2016
4
Gambar 2. Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Aceh Subsektor Tanaman Pangan, Subsektor Hortikultura, dan Subsektor Perkebunan Rakyat Januari 2016 (2012=100) 110,000
105,000
100,000
95,000
90,000 TANAMAN PANGAN HORTIKULTURA
85,000
TANAMAN PERKEBUNAN RAKYAT 80,000 Jan-15
Feb-15
Mar-15
Apr-15
May-15
Jun-15
Jul-15
Aug-15
Sep-15
Oct-15
Nov-15
Dec-15
Jan-16
d. Subsektor Peternakan (NTPT) Pada bulan Januari 2016, NTPT sebesar 100,21 mengalami penurunan indeks sebesar 1,22 persen, hal ini dikarenakan indeks yang diterima petani (It) mengalami penurunan sebesar 0,50 persen sedangkan indeks yang dibayar petani (Ib) meningkat sebesar 0,72 persen. Penurunan It terutama disebabkan oleh turunnya indeks pada kelompok Ternak Besar sebesar 0,77 persen dan Ternak Kecil sebesar 0,74 persen, sedangkan Hasil Ternak dan Unggas masing-masing meningkat sebesar 1,34 persen dan 0,95 persen. Ib mengalami peningkatan dengan rincian sebagai berikut : indeks pada kelompok Konsumsi Rumahtangga (IKRT) naik sebesar 1,02 persen sedangkan indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) naik sebesar 0,32 persen. e. Subsektor Perikanan ( NTPN) Pada bulan Januari 2016, NTPN sebesar 97,10 mengalami penurunan indeks sebesar 0,44 persen, hal ini dikarenakan indeks yang diterima petani (It) mengalami penurunan sebesar 0,45 persen sedangkan indeks yang dibayar petani (Ib) yang menurun sebesar 0,01 persen. Penurunan It disebabkan karena turunnya indeks kelompok Tangkap sebesar 1,26 persen sedangkan Budidaya naik sebesar 0,40 persen. Ib mengalami penurunan dengan rincian sebagai berikut : indeks pada kelompok Konsumsi Rumahtangga (IKRT) naik sebesar 1,31 persen sedangkan indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) turun sebesar 2,51 persen.
Berita Resmi Statistik No. 6/01/Th.XIX, 1 Februari 2016
5
Gambar 3. Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Aceh Subsektor Peternakan dan Perikanan, Januari 2016 (2012=100) 104,000 103,000 102,000 101,000 100,000 99,000
PETERNAKAN
PERIKANAN
98,000 97,000 96,000 95,000 Jan-15
Feb-15
Mar-15
Apr-15
May-15
Jun-15
Jul-15
Aug-15
Sep-15
Oct-15
Nov-15
Dec-15
Jan-16
e.1.
Subsektor Perikanan (NTPN) Penangkapan Pada bulan Januari 2016, NTPN Penangkapan sebesar 99,50 mengalami penurunan indeks sebesar 0,35 persen, hal ini dikarenakan indeks yang diterima petani (It) mengalami penurunan sebesar 1,26 persen atau lebih besar dari penurunan indeks yang dibayar petani (Ib) yang turun sebesar 0,91 persen.
e.2.
Subsektor Perikanan (NTPN) Budidaya Pada bulan Januari 2016 NTPN Budidaya sebesar 94,73 mengalami penurunan indeks sebesar 0,48 persen, hal ini dikarenakan indeks yang diterima petani (It) mengalami peningkatan sebesar 0,40 persen atau lebih kecil dari penignkatan indeks yang dibayar petani (Ib) yang naik sebesar 0,89 persen. Tabel 2. Nilai Tukar Petani Provinsi Aceh Subsektor Perikanan, Januari 2016 (2012=100) Bulan
Subsektor [1] 1. Penangkapan a. Indeks yang Diterima Petani (It) b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) c. Nilai Tukar Petani d. Nilai Tukar Usaha Pertanian 2. Budidaya a. Indeks yang Diterima Petani (It) b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) c. Nilai Tukar Petani d. Nilai Tukar Usaha Pertanian
Des-15
Jan-16
Perubahan (%)
[2]
[3]
[4]
120.13 120.30 99.86 100.32
118.62 119.21 99.50 104.11
-1.26 -0.91 -0.35 3.78
111.35 116.98 95.19 101.37
111.80 118.02 94.73 101.77
0.40 0.89 -0.48 0.40
Berita Resmi Statistik No. 6/01/Th.XIX, 1 Februari 2016
6
Tabel 3. Perubahan Indeks yang di terima Petani (It) dan Indeks yang di bayar Petani (Ib) Menurut Subsektor di Provinsi Aceh Januari 2016 (2012=100) Subsektor [1]
1. Tanaman Pangan a. Indeks yang Diterima Petani (It) - Padi - Palawija b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) - Indeks KRT - Indeks BPPBM 2. Hortikultura a. Indeks yang Diterima Petani (It) - Sayur-sayuran - Buah-Buahan - Tanaman Obat b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) - Indeks KRT - Indeks BPPBM 3. Tanaman Perkebunan Rakyat a. Indeks yang Diterima Petani (It) - Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR) b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) - Indeks KRT - Indeks BPPBM 4. Peternakan a. Indeks yang Diterima Petani (It) - Ternak Besar - Ternak Kecil - Unggas - Hasil Ternak b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) - Indeks KRT - Indeks BPPBM 5. Perikanan a. Indeks yang Diterima Petani (It) - Penangkapan - Budidaya b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) - Indeks KRT - Indeks BPPBM 5a. Perikanan (Penangkapan) a. Indeks yang Diterima Petani (It) - Penangkapan Laut b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) - Indeks KRT - Indeks BPPBM 5b. Perikanan (Budidaya) a. Indeks yang Diterima Petani (It) - Budidaya Air Tawar - Budidaya Laut - Budidaya Air Payau b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) - Indeks KRT - Indeks BPPBM Keterngan :
Bulan
Perubahan
Des-15
Jan-16
(%)
[2]
[3]
[4]
118.84 120.34 112.19 121.56 122.79 114.74
120.35 121.90 113.48 122.82 124.18 115.30
1.27 1.30 1.15 1.04 1.13 0.48
128.74 123.88 132.72 137.81 120.29 122.01 111.89
129.47 121.18 136.31 140.39 121.41 123.35 111.93
0.57 -2.18 2.70 1.87 0.93 1.10 0.04
110.89 110.89 120.45 121.65 114.38
112.45 112.45 121.46 122.81 114.64
1.41 1.41 0.84 0.95 0.23
118.43 118.28 118.30 118.09 121.83 116.74 122.15 110.09
117.83 117.37 117.42 119.21 123.46 117.59 123.39 110.44
-0.50 -0.77 -0.74 0.95 1.34 0.72 1.02 0.32
115.70 120.13 111.35 118.63 120.62 114.75
115.18 118.62 111.80 118.61 122.21 111.87
-0.45 -1.26 0.40 -0.01 1.31 -2.51
120.13 120.13 120.30 120.62 119.75
118.62 118.62 119.21 122.21 113.94
-1.26 -1.26 -0.91 1.32 -4.85
111.35 100.45 95.15 123.02 116.98 120.63 109.84
111.80 101.19 95.15 123.39 118.02 122.21 109.85
0.40 0.73 0.00 0.30 0.89 1.30 0.00
KRT = Konsumsi Rumahtangga BPPBM = Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal
Berita Resmi Statistik No. 6/01/Th.XIX, 1 Februari 2016
7
4. Perbandingan antar Provinsi Dari 33 Provinsi yang dilaporkan perubahan NTP Januari 2016 terhadap bulan sebelumnya, terdapat 12 Provinsi yang mengalami peningkatan sedangkan 21 Provinsi mengalami penurunan. Provinsi yang mengalami peningkatan tertinggi berturut-turut adalah Maluku sebesar 0,92 persen, diikuti Sulawesi Utara sebesar 0,86 persen, serta Riau sebesar 0,66 persen. Sedangkan Provinsi yang mengalami penurunan tertinggi terjadi di Sumatera Utara sebesar 1,22 persen, Papua Barat sebesar 1,20 persen, dan Nusa Tenggara Timur sebesar 0,97 persen. Tabel 4. Indeks yang Diterima Petani (It), Indeks yang Dibayar Petani (Ib), dan Nilai Tukar Petani (NTP) Menurut Provinsi di Indonesia, Januari 2016 (2012=100) Provinsi [1]
SUMATERA ACEH Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Bangka Belitung Kepulauan Riau JAWA DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah Yogyakarta Jawa Timur Banten BALI & NUSA TENGGARA Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur KALIMANTAN Kalimantan Barat Kaimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur SULAWESI Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat MALUKU Maluku Maluku Utara PAPUA Papua Barat Papua NASIONAL
Indeks
It % Perubahan
Indeks
Ib % Perubahan
Rasio
NTP % Perubahan
[2]
[3]
[4]
[5]
[6]
[7]
118.68 121.58 117.93 116.71 116.99 115.41 112.63 125.62 120.49 115.78
0.79 -0.94 0.23 1.07 0.56 -0.41 -0.63 0.12 -0.69 -0.28
121.03 122.32 120.95 122.01 121.60 121.01 122.30 121.16 118.12 117.33
0.86 0.28 0.49 0.40 0.05 0.28 0.31 0.28 0.19 -0.17
98.06 99.39 97.50 95.65 96.21 95.37 92.09 103.68 102.01 98.68
-0.08 -1.22 -0.26 0.66 0.50 -0.69 -0.94 -0.15 -0.88 -0.11
117.62 133.68 123.89 126.54 131.63 128.88
-0.75 0.95 0.08 1.01 0.85 -0.32
118.44 124.31 122.03 121.75 124.31 120.89
-1.28 0.68 0.58 0.43 1.07 0.47
99.30 107.54 101.52 103.94 105.90 106.61
0.54 0.27 -0.50 0.58 -0.22 -0.78
126.30 126.67 121.78
0.65 0.13 0.00
120.33 120.03 119.75
0.81 0.78 0.99
104.96 105.53 101.69
-0.16 -0.65 -0.97
115.02 117.32 116.72 117.97
-0.05 -0.63 0.35 0.60
120.54 121.03 117.85 121.04
0.59 0.20 0.34 0.45
95.43 96.94 99.04 97.46
-0.63 -0.82 0.01 0.16
120.26 119.76 130.87 121.04 129.39 124.82
0.76 -0.09 0.55 -0.32 -0.03 0.86
123.11 120.86 123.19 120.94 123.65 117.70
-0.10 0.64 0.70 0.60 -0.25 0.53
97.69 99.09 106.24 100.08 104.65 106.05
0.86 -0.73 -0.15 -0.92 0.23 0.32
127.08 123.75
1.20 0.95
122.72 118.83
0.28 0.30
103.55 104.14
0.92 0.65
120.26 113.61 125.31
-0.68 -0.32 0.35
121.30 118.48 122.20
0.53 -0.12 0.63
99.14 95.89 126.41
-1.20 -0.20 0.83
Berita Resmi Statistik No. 6/01/Th.XIX, 1 Februari 2016
8
5. Indeks Harga Konsumen Pedesaan (Inflasi/Deflasi di Pedesaan) Perubahan Indeks Konsumsi Rumahtangga (KRT) mencerminkan angka Inflasi/Deflasi di wilayah pedesaan. Berdasarkan pemantauan harga-harga kebutuhan rumahtangga di beberapa daerah pedesaan di Provinsi Aceh pada bulan Januari 2016 terjadi Inflasi di pedesaan sebesar 1,06 persen yaitu terjadi perubahan indeks konsumsi rumahtangga dari 122,13 pada bulan Desember 2015 menjadi 123,42 pada bulan Januari 2016. Tabel 5. Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Pedesaan Di Provinsi Aceh Januari 2016 (2012=100) IHK Pedesaan
Kelompok/Sub Kelompok
Perubahan (%)
Des-15 [2]
Jan-16 [3]
Konsumsi Rumah Tangga
122.13
123.42
1.06
Bahan Makanan
128.46
131.13
2.08
Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau
116.75
118.08
1.14
Perumahan
113.37
113.74
0.33
Sandang
114.72
114.71
-0.01
Kesehatan
114.45
115.63
1.02
Pendidikan, Rekreasi, & Olah raga
110.40
110.47
0.07
Transportasi & Komunikasi
129.65
127.22
-1.87
[1]
[4]
Inflasi di Pedesaan yang terjadi di wilayah Provinsi Aceh pada bulan Januari 2016 disebabkan oleh naiknya kelompok Bahan Makanan naik sebesar 2,08 persen, diikuti Makanan Jadi, Minuman, Rokok, & Tembakau sebesar 1,14 persen, Kesehatan sebesar 1,02 persen, Perumahan sebesar 0,33 persen, dan Pendidikan, Rekreasi, & Olah Raga sebesar 0,07 persen, sedangkan Sandang dan Transportasi & Komunikasi masing-masing mengalami penurunan sebesar 0,01 persen dan 1,87 persen.
Berita Resmi Statistik No. 6/01/Th.XIX, 1 Februari 2016
9
6. Indeks Harga Konsumen Pedesaan di Sumatera Dari 10 Provinsi di Sumatera yang dilaporkan pada bulan Januari 2016, 10 Provinsi mengalami Inflasi. Provinsi yang mengalami Inflasi tertinggi yaitu Aceh sebesar 1,06 persen, diikuti Sumatera Barat sebesar 0,63 persen dan Riau sebesar 0,59 persen, sedangkan Provinsi yang mengalami inflasi terendah adalah Provinsi Jambi sebesar 0,04 persen. Tabel 6. Perubahan Indeks Harga Konsumen Pedesaan Provinsi-Provinsi di Wilayah Sumatera Januari 2016 (2012=100) Provinsi
IHK Pedesaan
Perubahan (%)
Des-15 [2]
Jan-16 [3]
1. Aceh
122.13
123.42
1.06
2. Sumatera Utara
124.79
125.22
0.34
3. Sumatera Barat
123.88
124.66
0.63
4. Riau
123.54
124.27
0.59
5. Jambi
123.72
123.76
0.04
6. Sumatera Selatan
124.56
125.01
0.37
7. Bengkulu
124.89
125.39
0.40
8. Lampung
124.58
125.09
0.42
9. Bangka Belitung
119.38
119.92
0.45
10. Kepulauan Riau
121.21
121.30
0.08
[1]
[4]
Berita Resmi Statistik No. 6/01/Th.XIX, 1 Februari 2016
10
Perkembangan Harga Produsen Gabah Pemantauan perkembangan harga gabah Provinsi Aceh dilakukan di Kabupaten Aceh Tenggara, Aceh Timur, Pidie, Bireuen, Aceh Utara, Nagan Raya, dan Pidie Jaya. Dari total observasi yang dilakukan pemantauan harga pada bulan Januari 2016 sebagian besar adalah GKP (Gabah Kering Panen) yaitu sebesar 83,78 persen, selanjutnya sebesar 16,22 persen adalah kualitas GKR (Gabah Kualitas Rendah). Tabel 7 Jumlah Observasi, Harga Gabah, di Tingkat Petani, dan Penggilingan, dan HPP menurut Kelompok Kualitas, Desember 2015 Kelompok Kualitas
Jumlah Observasi
[1]
[2]
GKP
GKR
Terendah
Tertinggi
Petani
Penggilingan
Petani
Penggilingan
[3]
[4]
[5]
[6]
[7]
[8]
5.196,77
5.277,42
3.700
3.750
-
-
-
4.650
5.175,00
5.307,42
-
-
5.000
5.450
(Pidie Jaya)
(Pidie)
-
-
-
-
-
-
6
5.075
5.300
16,22
Total
Rata-Rata Harga (Rp/Kg)
31 83,78
GKG
Harga di Petani (Rp/Kg)
HPP(Rp/Kg)
(Aceh Tenggara) (Aceh Tenggara)
37 (100,00%)
Keterangan: ◙ GKG : KA ≤ 14,00% dan KH ≤ 3,00% ◙ GKP : KA (14,01%-25,00%) dan KH (3,01%-10,00%) ◙ Di Luar Kualitas : KA > 25,00% atau KH > 10,00% ◙ Harga Pembelian Pemerintah (HPP) berdasarkan Inpres No. 5 Tahun 2015 tgl. 17 Maret 2015
Rata-Rata Harga menurut Kelompok Kualitas Selama Januari 2016, di tingkat petani, terjadi peningkatan rata-rata harga gabah kualitas GKP sebesar 0,28 persen dan kualitas GKR naik sebesar 1,72 persen. Sejalan dengan harga gabah di tingkat petani, pada bulan Januari 2016, harga gabah di tingkat penggilingan, juga terjadi peningkatan rata-rata harga gabah kualitas GKP sebesar 0,45 persen sedangkan kualitas GKR naik sebesar 1,68 persen. Dibandingkan bulan sebelumnya, rata-rata harga gabah kualitas GKP di tingkat petani selama Januari 2016 naik sebesar Rp 14,63 per kg menjadi 5.196,77 per kg. Sedangkan harga kualitas GKR di Petani mencapai Rp. 5.175,00 per Kg.
Berita Resmi Statistik No. 6/01/Th.XIX, 1 Februari 2016
11
Gambar 4 Rata-Rata Harga Gabah menurut Kelompok Kualitas di Tingkat Petani (Rp/Kg), Januari 2016 5.900
5.400
4.900
4.400
% Per 3.900
Jan-15
Feb-15
Mar-15
Apr-15
Mei-15
Jun-15
Jul-15
Agst-15
Sept-15
Okt-15
Nop-15
Des-15
Jan-16
GKP
4.825
5.833
5.148
4.457
4.371
4.611
4.635
4.656
4.667
4.735
5.272
5.182
5.197
0,28
GKG
5.200
4.500
4.738
5.100
4.871
5.000
4.750
5.400
5.300
GKR
5.520
4.820
4.669
4.633
4.650
4.575
4.535
4.969
5.088
5.175
1,72
4.463
4.583
4.468
-
Dibandingkan bulan sebelumnya, rata-rata harga gabah kualitas GKP di tingkat penggilingan selama Januari 2016 naik sebesar Rp 23,85 per kg menjadi 5.277,42 per kg. Sedangkan harga kualitas GKR di Petani mencapai Rp. 5.307,50 per Kg.
Gambar 5 Rata-Rata Harga Gabah menurut Kelompok Kualitas di Tingkat Penggilingan (Rp/Kg), Januari 2016
5900,000
5400,000
4900,000
4400,000
% Per 3900,000
Jan-15
Feb-15
Mar-15
Apr-15
Mei-15
Jun-15
Jul-15
Agst-15
Sept-15
Okt-15
Nop-15
Des-15
GKP 5873,000 5178,000 4542,780 4440,320 4682,140 4710,420 4710,420 4728,850 4743,055 4811,612 5339,655 5253,571 GKG 5333,330 4600,000 4768,000
5150,000 4928,570 5050,000 4800,000
Jan-16 5.277
0,45
5.308
1,68
-
5450,000 5350,000
GKR 5631,170 4902,000 4765,630 4567,500 4683,330 4730,830 4750,830 4657,220 4631,666 4570,000 5070,833 5220,000
Berita Resmi Statistik No. 6/01/Th.XIX, 1 Februari 2016
12