No. 08/02/63/Th.XX, 1 Februari 2016
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2016 A.
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI (NTP) BULAN JANUARI 2016 NAIK 0,01 PERSEN
Pada Januari 2016 NTP Kalimantan Selatan tercatat 99,04 atau naik 0,01 persen dibanding NTP Desember 2015. Naiknya NTP ini disebabkan indeks harga yang diterima petani (It) mengalami kenaikan sebesar 0,35 persen sedangkan Ib mengalami kenaikan relatif lebih kecil yaitu sebesar 0,34 persen.
Dilihat dari subsektornya, tiga subsektor pertanian mengalami kenaikan NTP dan dua subsektor mengalami penurunan NTP. Subsektor Tanaman Pangan mengalami kenaikan NTP sebesar 0,60 persen, Subsektor Peternakan naik sebesar 0,35 persen, dan Subsektor Perikanan naik sebesar 0,33 persen. Sementara itu, Subsektor Holtikultura mengalami penurunan NTP sebesar 0,04 persen dan Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat mengalami penurunan sebesar 1,54 persen.
Pada Januari 2016 terjadi inflasi di daerah pedesaan Kalimantan Selatan sebesar 0,58 persen. Hal ini diakibatkan oleh naiknya indeks harga pada subkelompok bahan makanan sebesar 0,97 persen, subkelompok makanan jadi naik sebesar 1,00 persen, subkelompok perumahan naik sebesar 0,37 persen, subkelompok sandang naik sebesar 0,54 persen, subkelompok kesehatan naik sebesar 0,59 persen, dan subkelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga naik sebesar 0,23 persen.
Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Kalimantan Selatan Januari 2016 sebesar 105,94 atau naik sebesar 0,63 persen dibanding NTUP bulan sebelumnya.
Pada bulan Januari 2016, secara Nasional, Provinsi Maluku mengalami kenaikan NTP tertinggi sebesar 0,92 persen, sebaliknya Provinsi Sumatera Utara mengalami penurunan NTP tertinggi sebesar 1,22 persen.
*) Nilai Tukar Petani (NTP) adalah angka perbandingan antara indeks harga yang diterima petani dengan indeks harga yang dibayar petani yang dinyatakan dalam persentase
Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Selatan No. 08/02/63 /Th.XX, 1 Februari 2016
1
1.
Nilai Tukar Petani Nilai Tukar Petani (NTP) yang diperoleh dari perbandingan indeks harga yang
diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani, merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di pedesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), dimana komponen Ib hanya terdiri dari Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM). Dengan dikeluarkannya konsumsi dari komponen indeks harga yang dibayar petani (Ib), NTUP dapat lebih mencerminkan kemampuan produksi petani, karena yang dibandingkan hanya produksi dengan biaya produksinya. Pada bulan Januari 2016, NTP Kalimantan Selatan tercatat sebesar 99,04 atau naik 0,01 persen jika dibandingkan NTP pada bulan Desember 2015 sebesar 99,03. Angka NTP tersebut diperoleh dari rasio antara indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib). Jika dilihat masing-masing subsektor, tiga subsektor pertanian mengalami kenaikan NTP dan dua subsektor mengalami penurunan NTP. Subsektor Tanaman Pangan mengalami kenaikan NTP sebesar 0,60 persen, Subsektor Peternakan naik sebesar 0,35 persen, dan Subsektor Perikanan naik sebesar 0,33 persen. Sementara itu, Subsektor Holtikultura mengalami penurunan NTP sebesar 0,04 persen dan Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat mengalami penurunan sebesar 1,54 persen. Tabel 1 Nilai Tukar Petani Per Subsektor serta Perubahannya (2012 = 100)
1
2
Subkelompok
Desember 2015
Januari 2016
% Perubahan
(1)
(2)
(3)
(4)
Tanaman Pangan a. Nilai Tukar Petani (NTP-P) b. Indeks Harga yang diterima Petani (It) - Padi - Palawija c. Indeks Harga yang dibayar Petani (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM
102,66 120,93 122,68 105,81 117,80 119,80 112,25
103,28 122,24 124,27 104,62 118,36 120,50 112,42
Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Selatan No. 08/02/63/Th.XIX, 1 Februari 2016
0,60 1,08 1,30 -1,12 0,48 0,59 0,15
Tabel 1 Lanjutan Nilai Tukar Petani Per Subsektor serta Perubahannya (2012 = 100)
2
3
4
5
Subkelompok
Desember 2015
Januari 2016
% Perubahan
(1)
(2)
(3)
(4)
Hortikultura a. Nilai Tukar Petani (NTP-H) b. Indeks Harga yang diterima Petani (It) - Sayur-sayuran - Buah-buahan - Tanaman Obat c. Indeks Harga yang dibayar Petani (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM
102,25 120,36 135,31 116,20 105,74 117,71 119,77 107,50
102,21 121,10 133,78 117,77 105,08 118,47 120,70 107,47
-0,04 0,61 -1,13 1,35 -0,62 0,65 0,77 -0,03
Tanaman Perkebunan Rakyat a. Nilai Tukar Petani (NTP-TPR) b. Indeks Harga yang diterima Petani (It) - Tanaman Perkebunan Rakyat c. Indeks Harga yang dibayar Petani (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM
81,75 96,57 96,57 118,13 120,00 110,54
80,49 95,48 95,48 118,61 120,69 110,17
-1,54 -1,14 -1,14 0,41 0,57 -0,34
Peternakan a. Nilai Tukar Petani (NTP-TR) b. Indeks Harga yang diterima Petani (It) - Ternak Besar - Ternak Kecil - Unggas - Hasil Ternak
109,06 124,11 128,11 122,89 124,84 120,08
109,44 124,80 128,73 122,12 125,39 121,18
0,35 0,56 0,48 -0,63 0,44 0,91
c. Indeks Harga yang dibayar Petani (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM
113,80 119,45 107,48
114,04 120,16 107,19
0,21 0,60 -0,27
Perikanan a. Nilai Tukar Petani (NTNP) b. Indeks Harga yang diterima Petani (It) - Penangkapan Ikan - Budidaya c. Indeks Harga yang dibayar Petani (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM
110,10 132,30 136,26 121,81 120,17 124,55 112,35
110,47 131,74 135,65 121,36 119,26 124,83 109,30
0,33 -0,43 -0,45 -0,36 -0,76 0,22 -2,72
Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Selatan No. 08/02/63 /Th.XX, 1 Februari 2016
3
Tabel 1 Lanjutan Nilai Tukar Petani Per Subsektor serta Perubahannya (2012 = 100)
Subkelompok
Desember 2015
Januari 2016
% Perubahan
(1)
(2)
(3)
(4)
Gabungan a. Nilai Tukar Petani (NTP) b. Indeks Harga Yang Diterima Petani (It) c. Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM
99,03 116,31 117,44 120,16 110,49
99,04 116,72 117,85 120,86 110,17
0,01 0,35 0,34 0,58 -0,28
Gabungan Tanpa Perikanan a. Nilai Tukar Petani (NTP) b. Indeks Harga Yang Diterima Petani (It) c. Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM
98,08 114,96 117,21 119,79 110,33
98,06 115,45 117,73 120,52 110,25
-0,01 0,43 0,44 0,61 -0,07
2.
Indeks Harga yang Diterima Petani (It) Indeks harga yang diterima petani (It) menunjukkan fluktuasi harga komoditas
pertanian yang dihasilkan petani. Pada bulan Januari 2016, indeks harga yang diterima petani (It) naik sebesar 0,35 persen dibandingkan Desember 2015, yaitu dari 116,31 menjadi 116,72. Kenaikan ini sepenuhnya didukung oleh naiknya harga gabah, tomat, durian, jeruk, mangga, semangka, kelapa, kelapa sawit, sapi potong, itik, ayam buras, ayam ras pedaging, telur ayam buras, telur ayam ras, telur itik, ikan mas budidaya, ikan patin budidaya, ikan gabus, ikan betok (papuyu), udang sungai, ikan bawal, ikan tenggiri, dan ikan tongkol.
3.
Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dan Harga Konsumen Pedesaan Melalui indeks harga yang dibayar petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan
jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat perdesaan, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Indeks harga yang dibayar petani bulan Januari 2016 mengalami kenaikan sebesar 0,34 persen jika dibandingkan dengan bulan Desember 2015. Jika dilihat dari kelompok konsumsi rumah tangga, indeks harga pada subkelompok bahan makanan naik sebesar 0,97 persen, subkelompok makanan jadi naik sebesar 1,00 persen, subkelompok 4
Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Selatan No. 08/02/63/Th.XIX, 1 Februari 2016
perumahan naik sebesar 0,37 persen, subkelompok sandang naik sebesar 0,54 persen, subkelompok kesehatan naik sebesar 0,59 persen, dan subkelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga naik sebesar 0,23 persen. Dilihat dari biaya produksi dan penambahan barang modal pertanian, pada bulan Januari 2016 terjadi penurunan indeks sebesar 0,28 persen dibandingkan kondisi bulan Desember 2015. Penurunan ini disebabkan oleh turunnya biaya transportasi sebesar 4,55 persen.
4.
NTP Subsektor
a.
Subsektor Tanaman Pangan (NTP-P) Pada bulan Januari 2016, nilai NTP-P naik sebesar 0,60 persen. Hal ini disebabkan It
mengalami kenaikan sebesar 1,08 persen, sementara Ib mengalami kenaikan relatif lebih kecil yaitu sebesar 0,48 persen. Naiknya It pada bulan Januari 2016 sebesar 1,08 persen terjadi akibat dari kenaikan pada kelompok padi sebesar 1,30 persen. Sedangkan kelompok palawija mengalami penurunan sebesar 1,12 persen. Kenaikan Ib sebesar 0,48 persen disebabkan oleh kenaikan pada indeks kelompok konsumsi rumah tangga sebesar 0,59 persen dan kenaikan pada indeks kelompok biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) sebesar 0,15 persen. b.
Subsektor Hortikultura (NTP-H) Pada bulan Januari 2016, NTP-H turun sebesar 0,04 persen. Hal ini disebabkan It
mengalami kenaikan sebesar 0,61 persen, sedangkan Ib mengalami kenaikan relatif lebih besar yaitu sebesar 0,65 persen. Kenaikan It bulan Januari 2016 disebabkan naiknya harga komoditas pada kelompok buah-buahan sebesar 1,35 persen. Sedangkan kenaikan Ib disebabkan naiknya indeks harga komoditas kelompok konsumsi rumah tangga sebesar 0,77 persen. c.
Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-TPR) Pada bulan Januari 2016, NTP-TPR turun sebesar 1,54 persen. Hal ini terjadi karena
It mengalami penurunan sebesar 1,14 persen, sementara Ib mengalami kenaikan sebesar 0,41 persen. Penurunan It bulan Januari 2016 utamanya disebabkan turunnya indeks pada kelompok tanaman perkebunan rakyat (khususnya komoditi karet) sebesar 1,14 persen, Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Selatan No. 08/02/63 /Th.XX, 1 Februari 2016
5
yaitu dari 96,57 menjadi 95,48. Sementara itu, kenaikan yang terjadi pada Ib disebabkan oleh naiknya indeks biaya konsumsi rumah tangga sebesar 0,57 persen. d.
Subsektor Peternakan (NTP-TR) Pada bulan Januari 2016, NTP-TR naik sebesar 0,35 persen. Hal ini disebabkan It
mengalami kenaikan sebesar 0,56 persen, sementara Ib mengalami kenaikan relatif lebih besar yaitu sebesar 0,21 persen. Kenaikan It bulan Januari 2016 disebabkan oleh naiknya harga komoditi Ternak Besar sebesar 0,48 persen, komoditas Unggas naik sebesar 0,44 persen, dan komoditas hasil ternak naik sebesar 0,91 persen. Sementara itu, kenaikan yang terjadi pada Ib disebabkan oleh naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,60 persen. e.
Subsektor Perikanan (NTNP) Pada bulan Januari 2016, NTNP naik sebesar 0,33 persen. Hal ini terjadi karena It
mengalami penurunan sebesar 0,43 persen, sedangkan Ib mengalami penurunan relatif lebih besar yaitu sebesar 0,76 persen. Penurunan It pada bulan Januari 2016 disebabkan turunnya indeks kelompok penangkapan ikan sebesar 0,45 persen dan turunnya indeks kelompok budidaya ikan sebesar 0,36 persen. Sementara itu, penurunan yang terjadi pada Ib diakibatkan oleh indeks harga kelompok BPPBM mengalami penurunan sebesar 2,72 persen. 1)
Kelompok Penangkapan Ikan (NTN) Pada Januari 2016, NTN naik sebesar 0,65 persen. Hal ini terjadi karena It
mengalami penurunan sebesar 0,45 persen, sementara Ib mengalami penurunan relatif lebih besar yaitu sebesar 1,09 persen. Penurunan yang terjadi pada Ib dikarenakan turunnya indeks pada kelompok BPPBM sebesar 3,73 persen. 2)
Kelompok Budidaya Ikan (NTPi) Pada Januari 2016, NTPi turun sebesar 0,50 persen. Hal ini dikarenakan It
mengalami penurunan sebesar 0,36 persen, sementara Ib mengalami kenaikan sebesar 0,13 persen. Kenaikan yang terjadi pada Ib dikarenakan kelompok KRT mengalami kenaikan sebesar 0,17 persen dan kelompok BPPBM naik sebesar 0,06 persen.
6
Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Selatan No. 08/02/63/Th.XIX, 1 Februari 2016
5.
Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Pada Januari 2016 terjadi kenaikan NTUP sebesar 0,63 persen. Hal ini terjadi karena
It mengalami kenaikan sebesar 0,35 persen, sementara indeks BPPBM mengalami penurunan sebesar 0,28 persen. Kalau dilihat dari subsektornya, diketahui bahwa NTUP Subsektor Tanaman Pangan mengalami kenaikan sebesar 0,93 persen, Subsektor Holtikultura naik sebesar 0,64 persen, Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat turun sebesar 0,80 persen, Subsektor Peternakan naik sebesar 0,83 persen, dan Subsektor Perikanan naik sebesar 2,35 persen.
6.
Perbandingan Antar Provinsi Dari 33 provinsi yang dihitung NTP-nya, dapat dilihat bahwa 21 provinsi mengalami
penurunan NTP, dan 12 provinsi mengalami kenaikan NTP. Kenaikan NTP tertinggi terjadi di Provinsi Maluku yaitu sebesar 0,92 persen, sedangkan penurunan NTP tertinggi terjadi di Provinsi Sumatera Utara yaitu sebesar 1,22 persen. Dari empat provinsi di Kalimantan yang melaporkan hasil survei bulan Januari 2016, Kalimantan Selatan mengalami kenaikan NTP sebesar 0,01 persen, Kalimantan Timur naik sebesar 0,16 persen, Kalimantan Tengah turun sebesar 0,82 persen, dan Kalimantan Barat turun sebesar 0,63 persen.
Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Selatan No. 08/02/63 /Th.XX, 1 Februari 2016
7
Tabel 2 Ranking Nilai Tukar Petani (NTP) Desember 2015 – Januari 2016 (2012 = 100) PROVINSI (1)
Desember 2015 NTP Ranking (7) (8)
BANTEN JABAR SULSEL NTB JATIM SULBAR BALI GORONTALO LAMPUNG MALUKU UTARA YOGYAKARTA BABEL NTT MALUKU JATENG SULTRA SUMUT PAPUA BARAT SULTENG KALSEL KEPRI DKI NAD SUMBAR KALTENG KALTIM SULUT PAPUA SUMSEL KALBAR JAMBI RIAU BENGKULU
107,45 107,24 106,39 106,22 106,13 105,71 105,13 104,41 103,84 103,46 103,34 102,92 102,69 102,61 102,03 101,01 100,62 100,35 99,82 99,03 98,78 98,77 98,13 97,75 97,74 97,31 96,85 96,08 96,03 96,03 95,72 95,03 92,96
NASIONAL
102,83
8
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
% (9) -0,07 0,04 -0,02 -0,20 -0,41 -0,72 -0,27 0,29 -0,19 0,56 0,32 -0,98 -0,78 0,27 -0,04 0,36 1,09 0,43 0,20 -0,41 -0,21 0,82 -0,28 -0,32 -0,40 -0,73 -0,09 -0,73 -0,28 -0,09 0,61 0,35 -0,51
-0,11
PROVINSI (6) JABAR BANTEN SULSEL SULBAR JATIM NTB BALI GORONTALO MALUKU UTARA YOGYAKARTA LAMPUNG MALUKU BABEL NTT JATENG SULTRA SUMUT DKI PAPUA BARAT SULTENG KALSEL KEPRI NAD SULUT SUMBAR KALTIM KALTENG JAMBI PAPUA RIAU KALBAR SUMSEL BENGKULU
NASIONAL
Januari 2016 NTP Ranking (7) (8)
% (9)
107,54 106,61 106,24 106,05 105,90 105,53 104,96 104,65 104,14 103,94 103,68 103,55 102,01 101,69 101,52 100,08 99,39 99,30 99,14 99,09 99,04 98,68 98,06 97,69 97,50 97,46 96,94 96,21 95,89 95,65 95,43 95,37 92,09
0,27 -0,78 -0,15 0,32 -0,22 -0,65 -0,16 0,23 0,65 0,58 -0,15 0,92 -0,88 -0,97 -0,50 -0,92 -1,22 0,54 -1,20 -0,73 0,01 -0,11 -0,08 0,86 -0,26 0,16 -0,82 0,50 -0,20 0,66 -0,63 -0,69 -0,94
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
102,55
Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Selatan No. 08/02/63/Th.XIX, 1 Februari 2016
-0,27
7.
Inflasi Pedesaan Perubahan indeks konsumsi rumah tangga (KRT) mencerminkan angka inflasi/deflasi
di wilayah pedesaan. Pada bulan Januari 2016, di daerah pedesaan Kalimantan Selatan terjadi inflasi sebesar 0,58 persen. Hal ini terjadi sebagai akibat dari naiknya indeks harga pada subkelompok bahan makanan sebesar 0,97 persen, subkelompok makanan jadi naik sebesar 1,00 persen, subkelompok perumahan naik sebesar 0,37 persen, subkelompok sandang naik sebesar 0,54 persen, subkelompok kesehatan naik sebesar 0,59 persen, dan subkelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga naik sebesar 0,23 persen.
Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Selatan No. 08/02/63 /Th.XX, 1 Februari 2016
9
B. PERKEMBANGAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2016 RATA-RATA HARGA GABAH (GKP) DI TINGKAT PETANI PADA BULAN JANUARI 2016 NAIK 6,38 PERSEN
Selama Januari 2016, komposisi jumlah observasi dari 64 transaksi harga gabah di 10 kabupaten didominasi Gabah Kering Panen (GKP).
Di tingkat petani, harga gabah tertinggi berasal dari gabah kualitas GKP varietas Siam Mayang yaitu senilai Rp 8.265,30,- per Kg yang terdapat di Kecamatan Gambut Kabupaten Banjar. Sedangkan harga terendah senilai Rp 5.000,- per Kg berasal dari gabah kualitas GKP varietas IR42 yang terdapat di Kecamatan Batang Alai Utara Kabupaten Hulu Sungai Selatan.
Rata-rata harga gabah kualitas Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat petani naik 6,38 persen, dari Rp 6.039,36 per Kg di bulan Desember 2015 menjadi Rp 6.424,37 per Kg di bulan Januari 2016. Sedangkan harga gabah di tingkat penggilingan naik 6,30 persen dari Rp 6.140,83 per Kg di bulan Desember 2015 menjadi Rp 6.527,68 per Kg di bulan Januari 2016.
Survei harga produsen gabah selama Januari 2016 dilakukan terhadap 64 observasi di 10 Kabupaten meliputi Tanah Laut, Banjar, Barito Kuala, Tapin, Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Utara, Tabalong, Tanah Bumbu dan Balangan, Berdasarkan komposisinya, jumlah observasi harga gabah didominasi Gabah Kering Panen (GKP) sebanyak 64 observasi. Tabel 1 Jumlah Observasi, Harga Gabah di Tingkat Petani dan Penggilingan, dan HPP Menurut Kelompok Kualitas, Januari 2016 Kalimantan Selatan
Kelompok Kualitas
Jumlah Observasi (%)
1 GKP
10
Harga Ratarata di Tingkat Penggilingan (Rp/Kg)
Harga Pembelian Pemerintah (HPP) (Rp/Kg)
(Rp/Kg)
(%)
8
9
Terendah
Tertinggi
Ratarata
2
3
4
5
6
7
64
5.000,00 IR42, Batang Alai Utara (Hulu Sungai Selatan)
8.265,30
6.424,37
6.527,68
3.700
(100 %)
Keterangan: ◙ GKG : ◙ GKP : ◙ Di Luar Kualitas : ◙ HPP berdasarkan
Harga di Tingkat Petani (Rp/Kg)
Siam Mayang, Gambut (Banjar)
Selisih (6) thd (7)
2.724,37
174
2.777,68
174
(Petani) 3.750 (Penggilingan)
KA 14,00% dan KH 3,00% KA (14,01%-25,00%) dan KH (3,01%-10,00%) KA > 25,00% atau KH > 10,00% Inpres No.5 Tahun 2015 tgl. 17 Maret 2015, diberlakukan mulai 17 Maret 2015
Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Selatan No. 08/02/63/Th.XIX, 1 Februari 2016
Dibandingkan bulan sebelumnya, Rata-rata harga gabah kualitas Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat petani naik 6,38 persen, dari Rp 6.039,36 per Kg di bulan Desember 2015 menjadi Rp 6.424,37 per Kg di bulan Januari 2016. Sedangkan harga gabah di tingkat penggilingan naik 6,30 persen dari Rp 6.140,83 per Kg di bulan Desember 2015 menjadi Rp 6.527,68 per Kg di bulan Januari 2016. Tabel 2 Rata-rata Harga Gabah di Tingkat Petani dan Penggilingan Menurut Kualitas Desember 2015 – Januari 2016
Tingkat Petani (Rp/Kg) Kelompok Kualitas
Tingkat Penggilingan (Rp/Kg)
Desember 2015
Januari 2016
Perubahan (3) thd (2) (%)
Desember 2015
Januari 2016
Perubahan (6) thd (5) (%)
2
3
4
5
6
7
6.039,36
6.424,37
6,38
6.140,83
6.527,68
6,30
1 GKP
Secara umum, komponen mutu gabah selama bulan Januari 2016 cenderung fluktuatif, Rata-rata Kadar Air (KA) dan Kadar Hampa/Lainnya gabah kualitas GKP masing-masing sebesar 14,44 persen dan 3,55 persen. Tabel 3 Rata-rata Komponen Mutu menurut Kualitas Gabah Desember 2015 – Januari 2016
Kelompok Kualitas
GKP
Kadar Air (%)
Kadar Hampa/Kotoran (%)
Desember 2015
Januari 2016
Desember 2015
Januari 2016
14,50
14,44
3,30
3,55
Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Selatan No. 08/02/63 /Th.XX, 1 Februari 2016
11