No.58/12/36/ Th.IX, 1 Desember 2015
PERKEMB ANGAN NILAI T UKAR PETANI D AN HARG A P RODUSEN GABAH BULAN NOVEMBER 2015 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI (NTP) NOVEMBER 2015 SEBESAR 107,53 ATAU NAIK 1,37 PERSEN NTP Banten November 2015 sebesar 107,53 atau naik 1,37 persen dibanding NTP bulan sebelumnya. Kenaikan NTP dikarenakan laju kenaikan Indeks Harga yang Diterima Petani (It) yang sebesar 1,66 persen lebih cepat dibanding laju kenaikan Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) yang sebesar 0,29 persen. Pada November 2015 terjadi inflasi di daerah perdesaan di Provinsi Banten sebesar 0,30 persen terutama disebabkan oleh naiknya indeks kelompok perumahan yang sebesar 0,70 persen. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Banten November 2015 sebesar 112,51 atau naik 1,39 persen dibanding NTUP bulan sebelumnya.
Pada Bulan November 2015 dari 33 provinsi di Indonesia sebanyak 16 provinsi yang NTP-nya berada di atas angka 100. NTP tertinggi dicapai oleh Provinsi Jawa Barat dengan nilai indeks sebesar 107,53 yang diikuti oleh Provinsi Jawa Barat sebesar 107,20 dan Provinsi Jawa Timur sebesar 106,56. Sedangkan Nilai Tukar Petani terendah terjadi di Provinsi Bengkulu sebesar 93,44. NTP, yang diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di perdesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), dimana komponen Ib hanya terdiri dari Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM). Dengan dikeluarkannya konsumsi dari komponen indeks harga yang dibayar petani (Ib), NTUP dapat lebih mencerminkan kemampuan produksi petani, karena yang dibandingkan hanya produksi dengan biaya produksinya. Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga perdesaan di 4 Kabupaten di Provinsi Banten pada November 2015, NTP secara umum naik 1,37 persen dibandingkan NTP Oktober 2015, yaitu dari 106,07 menjadi 107,53. Kenaikan NTP pada November 2015 disebabkan karena laju kenaikan Indeks Harga yang Diterima Petani (It) yang sebesar 1,66 persen lebih cepat dibanding laju kenaikan Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) yang sebesar 0,29 persen. Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 58/12/36/Th.IX, 1 Desember 2015
1
T abel 1 Nilai T ukar Petani Provinsi Banten Bulan November 2015 (20 12=100) Bulan Subsektor
Persentase Perubahan Oktober
November
(2)
(3)
(4)
a. Indeks yang diterima (I t)
126,07
128,17
1,66
b. Indeks yang d dibayar (I b)
118,85
119,19
0,29
c. Indeks Konsumsi Rumah Tangga
120,70
121,06
0,30
d. Indeks BPPBM
113,61
113,91
0,27
e. Nilai Tukar Petani (NTP)
106,07
107,53
1,37
(1) Gabungan / Banten
Kenaikan NTP November 2015 terutama disebabkan oleh naiknya NTP tiga subsektor, yakni Subsektor Tanaman Pangan naik sebesar 2,87 persen, Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik sebesar 0,91 persen dan Subsektor Perikanan yang naik sebesar 0,23 persen. Namun kenaikan NTP tersebut menjadi tidak terlalu besar karena dihambat oleh turunnya dua subsektor yang lain yakni Subsektor Hortikultura yang turun sebesar 0,06 persen dan Subsektor Peternakan yang turun sebesar 0,81 persen.
1.
Indeks Harga yang Diterima Petani (I t)
Indeks Harga yang Diterima Petani (It) menunjukkan fluktuasi harga beragam komoditas pertanian yang dihasilkan petani. Pada November 2015, It Banten mengalami kenaikan sebesar 1,66 persen dibanding It Oktober 2015, yaitu naik dari 126,07 menjadi 128,17. Kenaikan It pada November 2015 disebabkan naiknya It pada empat Subsektor yakni It subsektor Tanaman Pangan naik sebesar 3,23 persen, It Subsektor Hortikultura yang naik sebesar 0,21 persen, It Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat yang naik sebesar 1,17 persen dan It pada Subsektor Perikanan yang naik sebesar 0,34 persen. Sedangkan It pada subsektor Subsektor Peternakan mengalami penurunan yakni sebesar 0,59 persen. Grafik 2 Perubahan Indeks Harga Yang Diterima Petani Oktober - November 2015 4.00 3.00
3.23 2.33
1.96
2.00
1.66
1.17
1.00
0.34
0.21
0.98
0.00 -1.00
-0.68
-0.59
-2.00
-1.99
-3.00
T. pangan
2
Hortikultura
Perkebunan
Peternakan
-0.25
Oktober Perikanan
November Gabungan
Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 58/12/36/Th.IX, 1 Desember 2015
2.
Indeks Harga yang Dibayar Petani (I b )
Indeks harga yang dibayar petani terdiri dari 2 golongan yaitu konsumsi rumah tangga (KRT) dan biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM). Melalui indeks harga yang dibayar petani (Ib ) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat perdesaan, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Pada November 2015 indeks harga yang dibayar petani mengalami kenaikan sebesar 0,29 persen. Hal ini terjadi karena Indeks Konsumsi Rumah Tangga mengalami kenaikan sebesar 0,30 persen yakni dari 120,70 menjadi 121,06 dan Indeks BPPBM mengalami kenaikan, yakni sebesar 0,27 persen atau naik dari 113,61 menjadi 113,91. Kenaikan ini disebabkan naiknya indeks pada seluruh kelompok BPPBM yaitu kelompok bibit naik sebesar 0,20 persen, kelompok pupuk, obat-obatan, dan pakan naik 0,26 persen, kelompok biaya sewa dan pengeluaran lain naik sebesar 0,14 persen, kelompok transportasi naik sebesar 0,13 persen, kelompok penambahan barang modal naik 0,11 persen dan kelompok upah buruh naik sebesar 0,34 persen. Grafik 3 Perubahan In deks Harga Yang Di bayar Petani Bulan November 2015
0.40
Ib
0.47
0.50 0.34
0.32
0.30
0.31
0.27 0.29
BPPBM
0.29 0.30
0.27
0.25
0.27
0.22
0.21
0.20
Konsumsi RT
0.16
0.12 0.14
0.09
0.10
0.00 -0.02
-0.10 T. Pangan
3.
Hortikultura
Perkebunan
Peternakan
Perikanan
Gabungan
Nilai Tukar Petani (NTP) Subsektor a. Subsektor Tanaman Pangan/Padi dan Palawija (NTP-P) Pada bulan November 2015 NTP-P mengalami kenaikan indeks sebesar 2,87 persen atau naik dari 111,97 menjadi 115,19. Hal ini karena laju kenaikan Indeks Harga yang Diterima petani (It) yang sebesar 3,23 persen lebih cepat dibanding laju kenaikan Indeks Harga yang Dibayar petani (Ib) yakni sebesar 0,34 persen. Kenaikan It pada subsektor tanaman pangan terjadi karena naiknya indeks pada subkelompok padi sebesar 3,39 persen sedangkan kelompok palawija mengalami penurunan indeks yakni sebesar 0,09 persen. Kenaikan indeks subkelompok padi dipengaruhi oleh naiknya harga gabah sebesar 3,39 persen, sedangkan turunnya indeks pada subkelompok palawija terutama disebabkan oleh turunnya harga kacang hijau sebesar 0,09 persen, harga ketela pohon yang turun sebesar 0,59 persen, dan ubi jalar turun 0,92 persen. Di sisi lain indeks harga dibayar petani (Ib) mengalami kenaikan sebesar 0,34 persen karena pengaruh naiknya indeks konsumsi rumah tangga (IKRT) sebesar 0,32 persen dan naiknya indeks BPPBM sebesar 0,47 persen. Untuk BPPBM, kenaikan indeks ini dipengaruhi oleh naiknya indeks pada lima kelompok yakni kelompok bibit naik sebesar 0,21 persen, kelompok pupuk dan obat-obatan naik 0,49 persen, kelompok biaya sewa dan pengeluaran lain naik sebesar 0,29 persen, kelompok penambahan barang
Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 58/12/36/Th.IX, 1 Desember 2015
3
modal naik sebesar 0,11 persen, kelompok upah buruh naik sebesar 0,70 persen. Sedangkan kelompok transportasi turun sebesar 0,02 persen, T abel 2 Indeks Diterima & Dibayar Petani Banten Per Subsektor & Perubahannya September – November 2015 (2012=100) Bulan September 2015
Oktober 2015
November 2015
(2)
(3)
(4)
Persentase perubahan November 2015 thd Oktober 2015 (5)
a. Indeks Diterima Petani - Padi
131,26 131,53
134,32 134,80
138,65 139,38
3,23 3,39
- Palawija b. Indeks Dibayar Petani
126,26 120,29
125,39 119,96
125,28 120,37
-0,09 0,34
121,35 115,08
120,94 115,09
121,33 115,63
0,32 0,47
c. Nilai Tukar Petani (NTP-P) 2. Hortikultura
109,12
111,97
115,19
2,87
a. Indeks Diterima Petani - Sayur-sayuran
118,90 121,31
118,09 117,87
118,33 119,57
0,21 1,44
- Buah-buahan
117,50
118,41
117,70
-0,60
- Tanaman Obat
111,71
111,31
111,59
0,26
Sektor, Kelompok dan Sub Kelompok (1) 1. Tanaman Pangan
- Indeks Konsumsi Rumahtangga - Indeks BPPBM
b. Indeks Dibayar Petani
118,30
118,13
118,45
0,27
- Indeks Konsumsi Rumahtangga
120,56
120,24
120,59
0,29
- Indeks BPPBM
112,09
112,33
112,56
0,21
100,50
99,96
99,90
-0,06
117,96
120,28
121,68
1,17
117,96
120,28
121,68
1,17
119,66
119,42
119,72
0,25
- Indeks Konsumsi Rumahtangga
121,00
120,66
121,03
0,31
- Indeks BPPBM
113,23
113,41
113,39
-0,02
98,58
100,72
101,64
0,91
122,69
120,25
119,54
-0,59
- Termak Besar
130,75
128,23
127,49
-0,57
- Ternak Kecil - Unggas
128,08 117,45
125,08 115,17
123,87 114,55
-0,97 -0,54
118,55 116,14
116,38 116,09
115,98 116,35
-0,35 0,22
121,02 110,95
120,72 111,18
121,04 111,36
0,27 0,16
105,64
103,58
102,75
-0,81
125,96
125,65
126,08
0,34
- Penangkapan
140,95
140,08
141,15
0,77
- Budidaya
114,28
114,40
114,33
-0,06
c. Nilai Tukar Petani (NTP-H) 3. Tanaman Perkebunan Rakyat a. Indeks Diterima Petani - Tanaman Perkebunan Rakyat b. Indeks Dibayar Petani
c. Nilai Tukar Petani (NTP-R) 4. Peternakan a. Indeks Diterima Petani
- Hasil Ternak b. Indeks Dibayar Petani - Indeks Konsumsi Rumahtangga - Indeks BPPBM c. Nilai Tukar Petani (NTP-T) 5. Perikanan a. Indeks Diterima Petani
b. Indeks Dibayar Petani
118,05
118,00
118,14
0,12
- Indeks Konsumsi Rumahtangga
120,34
120,18
120,34
0,14
- Indeks BPPBM
114,46
114,59
114,68
0,09
106,70
106,48
106,72
0,23
c. Nilai Tukar Petani (NTN)
4
Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 58/12/36/Th.IX, 1 Desember 2015
b. Subsektor Hortikultura (NTP-H) Nilai Tukar Petani subsektor Hortikultura (NTP-H) pada bulan November 2015 mengalami penurunan sebesar 0,06 persen dari 99,96 menjadi 99,90. Hal ini terjadi karena laju kenaikan indeks harga yang diterima petani yang sebesar 0,21 persen lebih lambat dibanding laju kenaikan indeks harga yang dibayar petani yang sebesar 0,27 persen. Penurunan It pada subsektor hortikultura terutama disebabkan oleh turunnya indeks pada kelompok buahbuahan yakni turun sebesar 0,60 persen. Sedangkan kelompok sayur-sayuran dan tanaman obat mengalami kenaikan angka indeks yakni masing-masing sebesar 1,44 dan 0,26 persen. Penurunan indeks pada kelompok buah-buahan disebabkan oleh turunnya harga semangka, melon dan pisang. Kenaikan indeks pada kelompok sayur-sayuran terutama disebabkan oleh naiknya harga petsai/sawi, bayam, ketimun, cabai merah, buncis dan lain-lain. Sementara kenaikan indeks pada kelompok tanaman obat disebabkan oleh naiknya harga kunyit. Di sisi lain kenaikan indeks pada Ib dipengaruhi naiknya IKRT sebesar 0,29 persen dan naiknya Indeks BPPBM sebesar 0,21 persen. c. Subsektor Perkebunan Rakyat (NTP-R) Pada Bulan November 2015 NTP-R sebesar 101,64 atau mengalami kenaikan sebesar 0,91 persen dibanding bulan lalu yang disebabkan karena laju kenaikan indeks harga yang diterima petani yang sebesar 1,17 persen lebih cepat dibanding laju kenaikan indeks harga yang dibayar petani yakni sebesar 0,25 persen. Kenaikan It terjadi karena naiknya indeks harga pada kelompok tanaman perkebunan rakyat sebesar 1,17 persen yakni dari 120,28 menjadi 121,68 yang dipengaruhi oleh naiknya harga beberapa tanaman perkebunan rakyat, di antaranya harga cengkeh yang naik sebesar 2,62 persen dan harga kelapa yang naik sebesar 0,01 persen. Di sisi lain kenaikan indeks harga yang dibayar petani (Ib) dipengaruhi naiknya IKRT sebesar 0,31 persen dan turunnya indeks BPPBM sebesar 0,02 persen. d. Subsektor Peternakan (NTP-T) Pada bulan November 2015 NTP-T mengalami penurunan sebesar 0,81 persen yang disebabkan karena turunnya indeks harga yang diterima petani yang sebesar 0,59 persen dan naiknya indeks harga yang dibayar petani yang sebesar 0,22 persen. Penurunan yang terjadi pada It karena turunnya indeks pada seluruh kelompok peternakan, yakni kelompok ternak besar sebesar 0,57 persen, ternak kecil sebesar 0,97 persen, kelompok unggas sebesar 0,54 persen dan hasil ternak yakni sebesar 0,35 persen. Penurunan indeks pada kelompok ternak besar dipengaruhi oleh turunnya harga sapi potong dan kerbau; pada ternak kecil dipengaruhi oleh turunnya harga kambing dan domba; pada unggas dipengaruhi oleh turunnya harga ayam buras dan ayam ras pedaging; pada hasil ternak dipengaruhi oleh turunnya harga telur ayam ras. Sementara itu yang mempengaruhi kenaikan indeks pada Ib yang sebesar 0,22 persen adalah naiknya IKRT sebesar 0,27 persen dan naiknya indeks pada BPPBM sebesar 0,16 persen.
Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 58/12/36/Th.IX, 1 Desember 2015
5
e. Subsektor Perikanan (NTNP) NTNP pada bulan November 2015 mengalami kenaikan indeks sebesar 0,23 persen yang disebabkan karena laju kenaikan pada indeks harga yang diterima petani yang sebesar 0,34 persen lebih cepat dibanding laju kenaikan pada indeks harga yang dibayar petani yang sebesar 0,12 persen. kenaikan yang terjadi pada It karena naiknya indeks pada kelompok penangkapan sebesar 0,77 persen dan kelompok budidaya yang turun sebesar 0,06 persen. Di sisi lain Ib mengalami kenaikan sebesar 0,12 persen disebabkan indeks KRT mengalami kenaikan sebesar 0,14 persen dan indeks BPPBM naik sebesar 0,09 persen. 1) Kelompok Penangkapan Ikan (NTN) Pada November 2015, NTN naik sebesar 0,62 persen dari 118,18 menjadi 118,92. Hal ini terjadi karena laju kenaikan It yang sebesar 0,77 persen lebih cepat dibanding laju kenaikan Ib yang sebesar 0,14 persen. Kenaikan It disebabkan oleh naiknya harga di sebagian besar ikan pada kelompok tangkap antara lain: ikan kurisi, bawal, layur, selar, pari dan lain-lain. Sedangkan pada Ib terjadi kenaikan indeks yang disebabkan oleh naiknya indeks kelompok KRT yakni sebesar 0,14 persen dan indeks BPPBM yang naik sebesar 0,16 persen. 2) Kelompok Budidaya Ikan (NTPi) Pada November 2015, NTPi turun sebesar 0,16 persen. Hal ini terjadi karena turunnya It yang sebesar 0,06 persen dan naiknya Ib yang sebesar 0,09 persen. Penurunan It disebabkan oleh turunnya harga ikan pada kelompok budidaya air payau sebesar 0,40 dan naiknya indeks harga pada budidaya air tawar yakni sebesar 0,09 persen. Sementara itu pada kelompok budidaya laut tidak mengalami perubahan indeks. Komoditas yang mengalami penurunan harga yakni ikan bandeng pada budidaya air payau, sedangkan yang mengalami kenaikan harga yakni ikan lele dan ikan mas pada budidaya air tawar. Sementara itu, kenaikan yang terjadi pada Ib dikarenakan naiknya indeks pada IKRT sebesar 0,14 persen dan Indeks BPPBM yang naik juga sebesar 0,03 persen.
4.
Indeks Harga Konsumen Pedesaan
Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka inflasi/deflasi di pedesaan. Pada bulan November 2015 dari pantauan di empat Kabupaten di Provinsi Banten, terjadi inflasi di perdesaan sebesar 0,30 persen. Pemicu inflasi tertinggi adalah naiknya indeks harga pada kelompok perumahan yakni sebesar 0,70 persen, disusul oleh kenaikan indeks pada kelompok transportasi dan komunikasi yang naik sebesar 0,68 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau yang naik sebesar 0,39 persen, kelompok pendidikan,rekreasi dan olahraga yang naik sebesar 0,22 persen, kelompok bahan makanan yang naik sebesar 0,16 persen dan kelompok kesehatan yang naik sebesar 0,14 persen. Sedangkan untuk kelompok sandang mengalami penurunan indeks yakni sebesar 0,30 persen.
6
Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 58/12/36/Th.IX, 1 Desember 2015
T abel 3 IKRT , Inflasi Perdesaan Provinsi Banten Menurut Kelompok Pengeluaran Bulan November 2015 (2012=100) KELOMPOK IKRT UMUM 1. Bahan Makanan 2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau 3. Perumahan 4. Sandang 5. Kesehatan 6. Pendidikan,Rekreasi&Olah Raga 7. Transportasi & Komunikasi
5.
IKRT Oktober
IKRT November
Inflasi Perdesaan (persen)
120,70
121,06
0,30
121,49 119,45
121,68 119,92
0,16 0,39
123,94 116,98
124,80 116,62
0,70 -0,30
117,61 116,12
117,78 116,37
0,14 0,22
123,78
124,62
0,68
Perbandingan antar Provinsi di Indonesia
Pada Bulan November 2015 dari 33 provinsi di Indonesia sebanyak 16 provinsi yang NTP-nya berada di atas angka 100. NTP tertinggi dicapai oleh Provinsi Banten dengan nilai indeks sebesar 107,53 yang diikuti oleh Provinsi Jawa Barat sebesar 107,20 dan Provinsi Jawa Timur sebesar 106,56. Sedangkan Nilai Tukar Petani terendah terjadi di Provinsi Bengkulu sebesar 93,44. NTP nasional sebesar 102,95 yang mengalami kenaikan sebesar 0,48 persen dari bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 102,46. T abel 3 Nilai Tukar Petani Seluruh Provinsi di Indonesia November 2015 (2012=100) Provinsi
NTP
Rangking
Banten Jawa Barat
107,53 107,20
1 2
Jawa Timur Sulawesi Barat Sulawesi Selatan
106,56 106,47 106,43 106,42
NTP
Rangking
Sulawesi Tengah Sumatera Utara
99,62 99,54
18 19
3 4 5 6
Kalimantan Selatan Kepulauan Riau NAD Kalimantan Tengah
99,44 98,99 98,41 98,13
20 21 22 23
Bali Gorontalo Lampung Bangka Belitung NTT
105,41 104,10 104,04 103,94 103,49
7 8 9 10 11
Sumatera Barat Kalimantan Timur DKI Sulawesi Utara Papua
98,06 98,02 97,97 96,93 96,80
24 25 26 27 28
Yogyakarta Maluku Utara
103,01 102,89
12 13
Sumatera Selatan Kalimantan Barat
96,30 96,12
29 30
Maluku Jawa Tengah
102,34 102,07
14 15
Jambi Riau
95,15 94,70
31 32
Sulawesi Tenggara Papua Barat
100,64 99,93
16 17
Bengkulu Nasional
93,44 102,95
33
NTB
Provinsi
Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 58/12/36/Th.IX, 1 Desember 2015
7
6. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) Subsektor Pada November 2015 terjadi kenaikan NTUP sebesar 1,39 persen. Hal ini dipengaruhi oleh laju kenaikan It yang sebesar 0,98 persen lebih cepat dibanding laju kenaikan indeks BPBBM yang sebesar 0,11 persen. Kenaikan NTUP disebabkan oleh naiknya NTUP pada dua subsektor penyusun NTUP yakni subsektor tanaman pangan yang naik 2,32 persen dan subsektor tanaman perkebunan rakyat yang naik sebesar 1,80 persen. Sementara itu subsektor hortikultura turun sebesar 0,89 persen, subsektor peternakan turun 2,19 persen dan subsektor perikanan juga turun sebesar 0,36 persen T abel 4 Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian per Subsektor dan Persentase Perubahannya, November 2015 (2012=100) Subsektor
Oktober 2015
November 2015
Perubahan
(1)
(2)
(3)
(4)
1. Tanaman Pangan
110,97
119,91
2,75
2. Hortikultura
116,71
105,13
0,00
3. Tanaman Perkebunan Rakyat
105,13
107,32
1,19
4. Peternakan
106,06
107,35
-0,75
5. Perikanan
108,16
109,93
0,26
a. Tangkap
109,65
121,57
0,61
b. Budidaya
120,83
100,67
-0,09
100,76
112,51
1,39
Gabungan
8
Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 58/12/36/Th.IX, 1 Desember 2015
B. PERKEMBANGAN HARGA PRODUSEN GABAH Berdasarkan observasi sebanyak 42 transaksi gabah di 3 Kabupaten (Pandeglang, Serang dan Lebak), rata-rata harga gabah di tingkat petani pada November 2015 dibandingkan keadaan Oktober 2015 untuk Gabah Kering Giling (GKG) naik sebesar 5,18 persen, Gabah Kering Panen (GKP ) naik sebesar 5,68 persen dan gabah kualitas rendah turun yakni sebesar 1,48 persen. Rata-rata harga gabah bulan November 2015 di tingkat penggilingan untuk kualitas GKG sebesar Rp. 5.571,- per kg, gabah kualitas GKP Rp. 5.517,- per kg,- dan gabah kualitas rendah rata-rata Rp. 4.875,per kg. Harga gabah terendah di tingkat petani sebesar Rp 4.300,- per kg dijumpai di Kecamatan Munjul Kabupaten Pandeglang dengan kualitas GKP (varietas ciherang), sedangkan harga tertinggi sebesar Rp. 6.000,- per kg dijumpai di Kecamatan Warunggunung Kabupaten Lebak untuk kualitas GKG (varietas ciherang).
Pada November 2015, survei harga produsen gabah yang masuk berasal dari 42 observasi di 3 kabupaten yaitu Kabupaten Pandeglang, Serang dan Lebak. Pemantauan harga ini dilakukan melalui pencacahan rutin bulanan. Observasi yang dilakukan ditemukan GKG sebanyak 20 observasi (47,62 persen), kualitas GKP sebanyak 20 observasi (47,62 persen) dan kualitas rendah sebanyak 2 observasi (4,76 persen). Rincian selengkapnya dapat dilihat padaTabel 5. T abel 5 Jumlah Observasi Harga Gabah di T ingkat Petani dan Penggilingan, dan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) menurut Kelompok Kualitas, November 2015 Harga Gabah di Tingkat Petani (Rp./Kg.)
Rata-rata Harga Tingkat Penggilingan (RP/Kg)
Harga Pembelian Pemerintah (HPP)* (Rp./Kg.)
Kelompok Kualitas
Jumlah Observasi
Terendah
Tertinggi
Rata-Rata
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
5.000 (Kec. Cipanas, Kab Lebak)
6.000 (Kec. Warunggunung, Kab. Lebak)
5.475
5.571
4.600
4.300 (Kecamatan Munjul, Kab. Pandeglang)
5.950 (Kec. Cimanuk Kab. Pandeglang)
4.500 (Kec. Saketi, Kab Pandeglang)
4.800 (KecCimanuk, Kab. Pandeglang)
GKG
GKP
Gabah Kualitas Rendah
20 47,62%
20 47,62%
2 4,76%
5.393
5.517
4.650
4.875
Petani 3.700 Penggilingan 3.750
-
Keterangan: GKG: kadar air ≤14 persen dan kadar lain ≤3 persen. GKP: kadar air (14,01-25persen) dan kadar lain (3,01-15persen).Kualitas rendah: kadar air > 25 persen atau kadar lain > 15persen * HPP di tingkat penggilingan berdasarkan INPRES NOMOR 5 TAHUN 2015 TANGGAL 17 NOVEMBER 2015
2.
Harga Terendah, Tertinggi dan Rata – rata Komponen Mutu Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 58/12/36/Th.IX, 1 Desember 2015
9
Pada Bulan November 2015, dari 42 observasi diperoleh harga gabah terendah di tingkat petani sebesar Rp. 4.300,- per kg untuk kualitas GKP dijumpai di Kecamatan Munjul, Kabupaten Pandeglang dengan varietas Ciherang. Harga tertinggi di tingkat petani sebesar Rp 6.000,- per kg untuk kualitas GKG di Kecamatan Warunggunung Kabupaten Lebak (Varietas Ciherang). Untuk rata – rata komponen mutu yang terdiri dari kadar air (KA) dan kadar hampa/kotoran (KH), yaitu untuk gabah dengan kualitas GKG KA nya 13,21 persen dan KH 2,64 persen, kualitas GKP KA nya sebesar 13,28 persen dan KH nya 6,79 persen sedangkan untuk Kualitas Rendah KA nya 20,05 persen dan KH 12,60 persen. T abel 3 Rata – rata Komponen Mutu Gabah menurut Kualitas Gabah September - November 2015 Kelompok Kualitas
3.
Kadar Air (persen)
Kadar Hampa/Kotoran (persen)
September’15
Oktober’15
November’15
September’15
Oktober’15
November’15
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
GKG
12,49
12,90
13,21
2,62
2,65
2,64
GKP
13,39
12,63
13,28
6,20
6,96
6,79
Kualitas Rendah
21,48
22,91
20,05
14,36
13,02
12,60
Persentase Jumlah Observasi harga Gabah di bawah HPP di Tingkat Penggilingan
Pada Bulan November 2015 ini tidak ditemukan observasi harga gabah di bawah HPP, sedangkan observasi gabah kualitas rendah sebesar 4,76 persen. T abel 4 Persentase Observasi Harga Gabah di T ingkat Penggilingan di Bawah HPP dan Gabah Kualitas Rendah, Juni 2015-November 2015 Di Tingkat Penggilingan (persen)
Rincian Juni’15
Juli’15
Agust’15
Sept’15
Okt’15
Nov’15
Observasi Di bawah HPP
-
-
-
-
-
-
Obs. Gabah Kualitas Rendah
27,78
19,44
21,95
26,83
23,81
4,76
4.
Rata – rata Harga Gabah Menurut Kualitas
Rata-rata harga gabah kualitas kering giling (GKG) di Provinsi Banten sebesar Rp. 5.571,- per kg di tingkat penggilingan dan di tingkat petani sebesar Rp. 5.475,- per kg. Rata-rata harga gabah kualitas panen (GKP) di tingkat penggilingan sebesar Rp. 5.517,- per kg atau naik sebesar 5,00 persen sementara di tingkat petani rata-rata harga GKP sebesar Rp. 5.393,- per kg atau naik juga sebesar 6,86 persen. Untuk gabah kualitas rendah di tingkat penggilingan mengalami penurunan rata-rata harga sebesar 0,61 persen dan di tingkat petani juga mengalami penurunan rata-rata harga yakni sebesar 1,45 persen.
10
Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 58/12/36/Th.IX, 1 Desember 2015
T abel 5 Rata-rata Harga Gabah di T ingkat Petani dan Penggilingan menurut Kualitas S e p t e mb e r – No v e mb e r 2 0 1 5 T i ngkat P enggi l i ngan (Rp/ Kg)
T i ngkat P etani (Rp/ Kg)
Kual i tas Nov ’ 15
P ersentsse P erubahan Kol (4)thd(3)
S ept’ 15
O kt’ 15
(5)
(7)
(8)
Nov ’ 15
P ersentase P erubahan Kol (8) thd (7)
S ept’ 15
O kt’ 15
(1)
(3)
(4)
GKG
5.050
5.305
5.475
5,18
4.950
5.205
5.571
5,00
GKP
4.881
5.158
5.393
6,86
4.772
5.046
5.517
6,97
Kual i tas rendah
4.752
4.905
4.650
-1,48
4.634
4.720
4.875
-0,61
(9)
Grafik 4 Rata-Rata Harga Gabah di T ingkat Penggilingan Di Provinsi Banten ( November 2014 – November 2015) 6000 5500 5000 4500 4000 3500 3000
2500
GKG
GKP
Non Kwalitas
HPP GKG
HPP GKP
Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 58/12/36/Th.IX, 1 Desember 2015
11
C. PERKEMBANGAN UPAH BURUH UPAH NOMINAL HARIAN BURUH TANI PROVINSI BANTEN NOVEMBER 2015 SEBESAR Rp 40.242,
Upah nominal buruh tani pada November 2015 dibanding upah buruh tani Oktober 2015 mengalami kenaikan sebesar 1,42 persen atau naik dari Rp. 39.679,- menjadi Rp. 40.242,- per hari. Secara riil*) mengalami kenaikan sebesar 1,12 persen.
Upah nominal harian buruh bangunan (tukang bukan mandor) pada November 2015 mengalami kenaikan sebesar 2,93 persen atau naik dari Rp. 75.641,- menjadi Rp. 77.856,- per hari. Secara riil*), upah November 2015 dibanding Oktober 2015 naik sebesar 2,93 persen, yaitu dari Rp . 59.242,- menjadi Rp. 60.778,- per hari.
*)Perubahan upah riil menggambarkanperubahan daya beli dari pendapatan yang diterima buruh seperti: buruh tani, buruh informal perkotaan, buruh industri yaitu kelompok masyarakat berpenghasilan rendah. Semakin tinggi upah riil maka semakin tinggi daya beli upah buruh dan sebaliknya
1.
Perkembangan Upah Buruh Pertanian
Secara umum, rata-rata upah nominal buruh tani pada November 2015 dibanding upah buruh tani Oktober 2015 mengalami kenaikan sebesar 1,42 persen atau naik dari Rp. 39.679,- menjadi Rp. 40.242,- per hari. Secara riil*) mengalami kenaikan sebesar 1,12 persen dibanding Oktober 2015 yaitu dari Rp. 32.874,- menjadi Rp. 33.242,- per hari. T abel 6 Ringkasan Upah Buruh T ani Provinsi Banten Per Hari (rupiah) September - November 2015 Bulan Rincian (1)
Provinsi
September 2015
Oktober 2015
November 2015
% Perubahan November 2015 thd Oktober 2015
(3)
(4)
(5)
(6)
Upah Nominal
39.426
39.679
40.242
1,42
Upah Riil *)
32.570
32.874
33.242
1,12
Jenis Upah (2)
*) Upah riil = upah nominal/indeks konsumsi rumah tangga perdesaan (2 012=100)
2.
Perkembangan Upah Buruh Informal
a.
Upah Buruh Bangunan (konstruksi) Per hari
Secara nominal, rata-rata upah buruh bangunan di Provinsi Banten pada Bulan November 2015 mengalami kenaikan 2,93 persen atau naik dari Rp. 75.641,- menjadi Rp. 77.856,- per hari. Secara riil*), upah November 2015 dibanding Oktober naik sebesar 2.59 persen, yaitu dari Rp . 59.242,- menjadi Rp. 60.778,- per hari.
Upah Pembantu Rumah Tangga Per Bulan Secara nominal, rata-rata upah pembantu rumah tangga di Provinsi Banten pada November 2015 tidak mengalami perubahan yakni sebesar Rp. 510.732,- per bulan. Sedangkan secara riil, upah November 2015 dibanding Oktober 2015 mengalami penurunan sebesar 0,33 persen, yaitu turun dari Rp. 400.009,- menjadi Rp. 398.698,- per bulan.
T abel 7
12
Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 58/12/36/Th.IX, 1 Desember 2015
Ringkasan Upah Buruh Informal Perkotaan Provinsi Banten Per Hari/Bulan (rupiah) September - November 2015
September
Oktober
November
% Perubahan November 2015 thd Oktober 2015
(3)
(4)
(5)
(6)
Upah Nominal
75.641
75.641
77,856
2.93
Upah Riil *)
59.219
59.242
60,778
2.59
Pembantu rumah tangga
Upah Nominal
510.732
510.732
510,732
0.00
per bulan
Upah Riil*)
399.853
400.009
398,698
-0.33
Rincian
Jenis Upah
(1)
(2)
Bangunan per hari
Bulan
*) Upah riil = upah nominal/IHK Umum Perkotaan di Banten (2012=100)
Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 58/12/36/Th.IX, 1 Desember 2015
13
BPS PROVINSI BANTEN Informasi lebih lanjut hubungi: Dr. Syech Suhaimi, SE.,M.Si Kepala BPS Provinsi Banten Telepon: 0254-267027 E-mail :
[email protected];
[email protected] Website : banten.bps.go.id
14
Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 58/12/36/Th.IX, 1 Desember 2015