LAPORAN TUGAS AKHIR
BAB II TINJAUAN DATA II.1 TINJAUAN DATA UMUMUM II.1.1 Pengertian Museum Kata “Museum” berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu “Museion”, yang artinya “kuil untuk melakukan pemujaan terhadap 9 Dewi Mus ". Dalam mitologi klasik, Muse adalah dewa-dewa literature (terutama puisi), musik, tarian, dan semua yang berkaitan dengan keindahan, pengetahuan, dan ilmu pengetahuan. mereka semua bernyanyi dan menari dibawah pengawasan Apollo yang dalam fungsi ini mempunyai nama kepanjangan Musagates (pimpinan para Muse). Kesembilan dewi tersebut (Calliope, Clio, Erato, Euterpe, Thalia, Melpomene, Polyhimnia, Terpsichore, dan Urama) Merupakan putri-putri dari Dewa Zeus dan Mnemosyne-dewa tertinggi dalam pantheon Yunani Kuno. Mereka dipuja dalam suatu acara ritual untuk melengkapi pengabdian masyarakat pada Zeus (Sumber : Encyclopedia Americana, 1970). Museum berdasarkan definisi yang diberikan International Council of Museums ( ICOM ), adalah institusi permanen dan nirlaba. Yang melayani kebutuhan publik, dengan sifat terbuka, dengan cara melakukan
usaha
pengoleksian,
mengkonservasi,
meriset,
dan
mengkomunikasikan. Sebuah lembaga yang bersifat tetap, tidak mencari keuntungan, melayani masyarakat dan pengembangannya, terbuka untuk umum, yang memperoleh, merawat, menghubungkan dan memamerkan, untuk tujuan-tujuan studi, pendidikan dan kesenangan, barang-barang pembuktian manusia dan lingkungannya. ( Definisi menurut ICOM = International Council of Museeum atau Organisasi Permuseuman Internasional dibawah Unesco ). Museum merupakan suatu badan yang mempunyai tugas dan kegiatan untuk memamerkan dan menerbitkan hasil-
UNIVERSITAS MERCU BUANA 8
LAPORAN TUGAS AKHIR
hasil penelitian dan pengetahuan tentang benda-benda yang penting bagi Kebudayaan dan llmu Pengetahuan. Ada beberapa definisi atau pengertian mengenai museum yang diperoleh dari berbagai literature atau data-data pustaka, yaitu : ¾ Museum merupakan tempat yang tepat sebagai sumber pembelajaran, karena melalui benda yang dipamerkannya pengunjung dapat belajar tentang nilai dan perhatian serta kehidupan generasi pendahulu sebagai bekal di masa kini dan gambaran untuk kehidupan di masa mendatang. Sehingga tujuan dari pendidikan sejarah, yakni mendidik seseorang untuk menjadi warga negara yang baik dan mampu melestarikan budaya bangsanya sendiri. ( sumber : Panduan CIC studi tentang museum di Indonesia, 1990, jilid I, hal 65 ). ¾ Museum adalah suatu institusi yang terbuka untuk umum dan pengelolaannya demi kepentingan umum untuk tujuan konservasi, pemeliharaan, pendidikan, dan pengelompokkan. Serta memamerkan objek yang mempunyai nilai pendidikan dan budaya. ( Sumber : Collier’s ensiklopedia, vol 16, 1963 : 716 ). ¾ Museum
sebagai
lembaga,
tempat
penyimpanan,
perawatan,
pengamanan dan pemanfaatan benda-benda bukti material hasil budaya manusia serta alam dan lingkungannya guna menunjang upaya perlindungan dan pelestarian kekayaan budaya bangsa. ( Sumber : Peraturan pemerintah No. 19 tahun 1995 tentang pemeliharaan dan pemanfaatan benda cagar budaya dimuseum ). Jadi menurut definisi diatas, pengertian museum adalah sebuah lembaga yang bersifat tetap, tidak mencari keuntungan, melayani masyarakat dan perkembangannya, terbuka untuk umum, memperoleh, merewat, menghubungkan, dan memamerkan artefak-artefak perihal jati diri manusia dan lingkungannya untuk tujuan-tujuan studi, pendidikan dan rekreasi. Sedangkan Museum menurut Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 1995 Pasal 1 ayat (1) adalah lembaga, tempat penyimpanan, perawatan, pengamanan, dan pemanfaatan benda-benda bukti materiil hasil budaya manusia serta alam dan lingkungannya guna menunjang upaya perlindungan dan pelestarian kekayaan budaya bangsa. UNIVERSITAS MERCU BUANA 9
LAPORAN TUGAS AKHIR
Museum dalam menjalankan aktivitasnya, mengutamakan dan mementingkan penampilan koleksi yang dimilikinya. Pengutamaan kepada koleksi itulah yang membedakan museum dengan lembaga-lembaga lainnya. Setiap koleksi merupakan bagian integral dari kebudayaan dan sumber ilmiah, hal itu juga mencakup informasi mengenai objek yang ditempatkan pada tempat yang tepat, tetapi tetap memberikan arti dan tanpa kehingan arti dari objek. Penyimpanan informasi dalam bentuk susunan yang teratur rapi dan pembaharuan dalam prosedur, serta cara dan penanganan koleksi. Museum dapat didirikan oleh Instansi Pemerintah, Yayasan, atau Badan Usaha yang dibentuk berdasarkan ketentuan hukum yang berlaku di Indonesia, maka pendirian museum harus memiliki dasar hukum seperti Surat Keputusan bagi museum pemerintah dan akte notaris bagi museum yang diselenggarakan oleh swasta. Bila perseorangan berkeinginan untuk mendirikan museum, maka dia harus membentuk yayasan terlebih dahulu. II.1.2 Sejarah Perkembangan Museum Pengertian tentang museum dari zaman kezaman mengalami perubahan. Hal ini disebabkan karena museum senantiasa mengalami perubahan tugas dan kewajibannya. Museum merupakan suatu gejala sosial atau kultural dan mengikuti sejarah perkembangan masyarakat dan kebudayaan yang menggunakan museum itu sebagai prasarana sosial atau kebudayaan. Lama kelamaan gedung museum tersebut yang pada mulanya tempat pengumpulan benda-benda dan alat-alat yang diperlukan bagi penyelidikan ilmu dan kesenian, ada yang berubah menjadi tempat mengumpulkan benda-benda yang dianggap aneh. Perkembangan ini meningkat pada abad pertengahan dimana yang disebut museum adalah tempat benda-benda pribadi milik pangeran, bangsawan, para pencipta seni dan budaya, para pencipta ilmu pengetahuan, karena dari kumpulan benda ( koleksi ) yang ada mencerminkan apa yang khusus menjadi minat dan perhatian pemiliknya.
UNIVERSITAS MERCU BUANA 10
LAPORAN TUGAS AKHIR
II.1.2.1. Museum Di Dunia Dalam sejarah perkembangannya museum dapat dilihat dengan terjadinya perubahan-perubahan yang bersifat perluasan fungsi museum. Pada mulanya museum hanya berfungsi sebagai gudang barang, tempat menyimpan benda-benda warisan budaya bangsa yang bernilai luhur dan dirasakan penuh arti nilai sejarah yang tinggi. Kemudian museum fungsinya meluas menjadi suatu pemeliharaan, pengawetan, penyajian atau pameran benda-benda bersejarah. Kemudian pada akhirnya fungsi tersebut diperluas lagi menjadi suatu sarana pendidikan secara umum dan sebuah kepentingan umum atau kepentigan bersama bagi masyarakat luas. Manusia pada umumnya mempunyai naluri yang alamiah, yaitu “ Naluri untuk melakukan pengumpulan ( Collecting instict ) ”. Sejak 85000 tahun yang lalu diketahui manusia sudah merupakan sebagai makhluk penyimpan, hal ini terbukti oleh hasil penelitian para arkeolog dalam goa-goa dieropa. Yang
pernah berdiam suatu
kelompok manusia neanderthal (Lembah neander). Didalam goa ini juga terdapat kepingan-kepingan batu yang disebut oker, fosil kerangka yang beraneka bentuk, serta batubatuan yang berbentuk aneh. Koleksi-koleksi aneh ini merupakan penyajian pertama yang disebut “Curio cabinet“ dan merupakan koleksi yang paling tua. Nama curio cabinet ini dipakai sebagai nama museum dalam sejarahnya yang pertama. Perkembangan ini meningkat pada zaman pertengahan dimana yang disebut museum adalah koleksi pribadi milik para pangeran (Princess), para bangsawan, para pelindung dan para pencinta seni dan budaya yang kaya dan makmur serta para pecinta ilmu pengetahuan. Koleksikoleksi tersebut mencermikan adanya benda-benda khususnya yang menjadi minat dan perhatian
orang-orang tersebut. Dengan
demikian sutu galeri yang besar atau curio cabinet yang luas akan meyakinkan bahwa sang pemilik memiliki kekayaan, kedudukan seta kekuasaan untuk memperoleh benda-benda tersebut. Dalam perjalannnya kenegeri orang atau membayar utusan-utusan guna UNIVERSITAS MERCU BUANA 11
LAPORAN TUGAS AKHIR
melakukan ekspedisi penyelidikan dan pengumpulan benda-benda bersejarah. Museum juga pernah diartikan sebagai kumpulan ilmu pengetahuan dalam bentuk karya tulis, ini terjadi dizaman ensiklopedis yaitu zaman sesudah Reinessance dieropa. Bendabenda hasil seni rupa sendiri ditambah dengan benda-benda dari luar Eropa merupakan modal koleksi yang kelak akan menjadi dasar pertumbuhan museum-museum besar dieropa. Museum ini jarang dibuka untuk masyarakat umum karena koleksinya menjadi ajang prestise dari pemiliknya dan biasanya hanya diperlihatkan kepada para kerabat atau orang-orang dekat. Museum juga pernah diartikan sebagai kumpulan ilmu pengetahuan dalam karya tulis seorang sarjana. Ini terjadi dizaman ensiklopedis yaitu zaman sesudah Renaissance dieropa barat ditandai oleh kegiatan orang-orang untuk memperdalam dan memperluas pengetahuan mereka tentang manusia. Berbagai jenis flora maupun fauna serta tentang bumi dan jagat raya disekitarnya. Gejala berdirinya museum tampak pada akhir abad ke-18 seiring dengan perkembangan pengetahuan dieropa. Negeri Belanda yang merupakan bagian dari Eropa dalam hal ini juga tidak ketinggalan dalam upaya mendirikan museum.
Gambar Museum Louvre , Paris , Perancis . HU
UH
HU
UH
HU
UH
II.1.2.2.Museum Di Indonesia Di Indonesia, museum yang pertama kali dibangun adalah Museum Radya Pustaka, Selain itu dikenal pula Museum Gajah
UNIVERSITAS MERCU BUANA 12
LAPORAN TUGAS AKHIR
atau Museum Nasional yang dikenal sebagai museum yang terlengkap koleksinya diindonesia. Selain museum nasional terdapat pula museum wayang, museum persada Soekarno, Museum Tekstil serta Galeri Nasional Indonesia yang khusus menyajikan koleksi seni rupa modern indonesia. Indonesia mempunyai sejarah kegiatan ilmu dan kesenian yang lebih tua dari negara-negara lain diasia tenggara, hal ini berkaitan dengan sejarah zaman kolonoalisme dan imperalisme. Bataviaasch Genootschap mempunyai kedudukan penting, bukan saja perkumpulan ilmiah tetapi juga karena para anggota pengurusnya merupakan pemerintahan,
tokoh-tokoh penting dari lingkungan
Perbankan
dan
perdagangan.
Bataviaasch
Genootschap juga bertindak sebagai badan penasehat pemerintah hindia belanda untuk hal-hal yang menyangkut pengetahauan tantang sejarah dan adat istiadat penduduk pribumi dan penduduk non eropa lainnya. Tidak aneh apabila perkumpulan ini menjadi pusat pertemuan kalangan sarjana ketimuran ( Orintalist ) dan pernah menjadi tuan rumah salah satu pasific science congress. Museum bataviaasch genootchap van kunsten en wetenschappen yang kini lebih dikenal dengan nama museum nasional, dan sebelumnya telah dikenal dengan nama museum pusat atau museum gedung gajah yang merupakan museum tertua di Indonesia. Museum Nasional Republik Indonesia adalah salah satu wujud pengaruh Eropa, terutama semangat Abad Pencerahan, yang muncul pada sekitar abad 18. Museum ini dibangun pada tahun 1862 oleh Pemerintah Belanda dibawah Gubernur-Jendral Reinier de Klerk sebagai respons adanya perhimpunan Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen yang bertujuan menelaah riset-riset ilmiah di Hindia Belanda. Museum ini diresmikan pada tahun 1868, tapi secara institusi tahun lahir Museum ini adalah 1778, saat pembentukan Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen oleh pemerintah UNIVERSITAS MERCU BUANA 13
LAPORAN TUGAS AKHIR
Belanda yang juga dikenal sebagai Museum gajah. Museum ini dibuka secara resmi pada tahun 1868. Museum ini dikenal sebagai Gedung Gajah atau Gedung Arca, karena terdapat patung gajah yang terbuat dari perunggu dihalaman depan yang merupakan hadiah dari yang mulia Somdetch Phra Paramarindr Maha Chulalonkorn, Raja Siam ( Thailand ) yang pertama, diberikan kepada kota Batavia sebagai kenang-kenangan atas kunjungannya pada bulan Maret 1871.
Gambar Museum Nasional atau Bataviaasch Genootschap 1880 Sedangkan disebut sebagai gedung arca karena disini terdapat berbagai jenis dan bentuk patung/arca dari berbagai babakan periode sejarah nusantara. Diantara 40 museum, Gedung Museum Nasional
Di Jl. Medan Merdeka Barat Jakarta Pusat ini telah
memperoleh nama internasional karena kumpulan benda sejarahnya sejak masa prasejarah. Museum tertua diindonesia ini didirikan oleh Bataviaasche Genootschap van Kunsten en Wetenschappen atau Perkumpulan untuk Seni dan Ilmu Pengetahuan. Perkumpulan ini dibentuk 1778 oleh J.C.M. Radermacher Anggota Dewan Hindia, dan menantu laki-laki dari gubernur jenderal Reinier de Klerk. Bekas kediaman de Klerk hingga kini masih berdiri dengan megah Di Jl. Gajah Mada dan telah direhabilitasi pemerintah Belanda. Gedung yang memiliki pekarangan luas ini pernah dijadikan Gedung Arsip Nasional.
UNIVERSITAS MERCU BUANA 14
LAPORAN TUGAS AKHIR
Gedung Museum Nasional yang meniru vila gaya Romawi kuno, mudah dikenali keberadaannya. Satu-satunya gedung yang dihalaman depannya dipasang patung gajah. Museum Nasional berfungsi tidak hanya sebagai lembaga studi dan penelitian warisan budaya bangsa tapi juga berfungsi sebagai pusat informasi yang bersifat edukatif, kultural dan rekreatif. Sejarah panjang Museum Nasional tersebut menjadikan museum ini museum terbesar dan tertua diindonesia.
Gambar Halaman Gedung Museum Nasional 1902 Gedung Museum Nasional yang memiliki koleksi lengkap masa lalu dan benda-benda seni dari seluruh Nusantara, termasuk dari emas murni. Pada 1963, emas dan permata koleksinya telah digasak perampok bernama Kusni Kasdut. Ketika itu, Bung Karno tengah membangun Monas dengan puncaknya dari emas.
Gambar Beberapa Koleksi Dari Museum Nasional.
UNIVERSITAS MERCU BUANA 15
LAPORAN TUGAS AKHIR
Gambar Museum Nasional / Museum Gajah / Bataviaasc Genootschap 2008. Sejak pendirian Bataviaach Genootschap van Kunsten en Wetenschappen
untuk
pengisian
koleksi
museumnya
telah
diprogramkan antara lain berasal dari koleksi benda-benda bersejarah dan kepurbakalaan baik dari kalangan pemerintah maupun masyarakat. Semangat itu telah mendorong untuk melakukan upaya pemeliharaan, penyelamatan, pengenalan bahkan penelitian terhadap peninggalan sejarah dan purbakala. Periode 1962-1967 merupakan masa sulit bagi upaya untuk perencanaan medirikan Museum Nasional dari sudut profesionalitas, karena dukungan keuangan dari perusahaan Belanda sudah tidak ada lagi. Ditengah kesulitan tersebut, pada tahun 1957 pemerintah membentuk bagian Urusan Museum. Urusan museum diganti menjadi Lembaga Urusan Museum-Museum Nasional pada tahun 1964, dan diubah menjadi Direktorat Museum pada tahun 1966. Pada tahun 1975, Direktorat Museum diubah menjadi Direktorat Permuseuman. Pada tanggal 17 September 1962 LKI dibubarkan, Museum diserahkan pada pemerintah Indonesia dengan nama Museum
Pusat
dibawah
pengawasan
Direktorat
Jenderal
Kebudayaan. Museum Pusat diganti namanya menjadi Museum Nasional pada tanggal 28 Mei 1979. Perubahan politik akibat gerakan reformasi yang dipelopori oleh para mahasiswa pada tagun 1998, telah mengubah tata negara Republik Indonesia. Perubahan ini memberikan dampak terhadap permuseuman
diindonesia.
Direktorat
Permuseuman
diubah
UNIVERSITAS MERCU BUANA 16
LAPORAN TUGAS AKHIR
menjadi Direktorat Sejarah dan Museum dibawah Departemen Pendidikan Nasional pada tahun 2000. Pada tahun 2001, Direktorat Sejarah dan Museum diubah menjadi Direktorat Permuseuman. Susunan
organisasi diubah menjadi Direktorat Purbakala dan
Permuseuman dibawah Badan Pengembangan Kebudayaan dan Pariwisata
Pada
tahun
2002.
Direktorat
Purbakala
dan
Permuseuman diubah menjadi Asdep Purbakala dan Permuseuman pada tahun 2004. Akhirnya pada tahun 2005, dibentuk kembali Direktorat Museum dibawah Direktorat Jenderal Sejarah dan Purbakala,
Departemen
Kebudayaan
dan
Pariwisata.
(Tim
Direktorat Museum).
Gambar Logo Departemen Kebudayaan dan Pariwisata RI Sampai sekarang diindonesia telah berdiri kurang lebih 300 buah museum, baik itu museum pemerintah maupun museum swasta yang besar maupun kecil dengan berbagai macam jenisnya. Museum diindonesia didirikan dengan tujuan untuk menciptakan kelembagaan yang melakukan pelestarian warisan budaya dalam arti yang luas, artinya bukan hanya melestarikan fisik benda-benda warisan budaya, tetapi juga melestarikan makna yang terkandung didalam benda-benda itu dalam sistem nilai dan norma. Dengan demikian warisan budaya yang diciptakan pada masa lampau tidak terlupakan, sehingga dapat memperkenalkan akar kebudayaan nasional yang digunakan dalam menyusun kebudayaan nasional.
UNIVERSITAS MERCU BUANA 17
LAPORAN TUGAS AKHIR
II.1.3 Fungsi Museum International Council Of Museum (ICOM) atau Badan Museum Internasional menegaskan tentang fungsi museum (Nawa Darma), Sebagai ringkasan yang bertolak dari definisi museum, ada beberapa fungsi museum yaitu sebagai berikut : ¾ Sebagai
pengumpulan
dan
pengamanan
warisan
alam,
ilmu
pengetahuan dan budaya bangsa ¾ Untuk pusat dokumentasi, informasi dan penelitian ilmiah ¾ Sebagai konservasi dan preservasi ¾ Sebagai penyebaran dan pemerataan ilmu pengetahuan untuk masyarakat umum ¾ Pengenalan dan penghayatan kesenian ¾ Pengenalan kebudayaan lintas daerah dan lintas bangsa ¾ Sebagai pusat visualisi warisan suaka alam dan budaya ¾ Cermin sejarah manusia, alam dan budaya sebagai cerminan tumbuh dan berkembangnya peradaban umat manusia. ¾ Untuk menggugah semangat agar semakian bertakwa dan bersyukur kepada tuhan yang maha kuasa. ¾ Sebagai rekreasi dan berbagai aktivitas lainnya bagi masyarakat. ¾ Sebagai sarana atau media informasi yang berkaitan dengan dunia kesejarahan. ¾ Sebagai tempat penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dibidang sejarah dan purbakala. ¾ Pusat dokumentasi dan Penelitian llmiah ¾ Pusat penyaluran ilmu untuk umum ¾ Pusat penikmatan karya seni ¾ Pusat perkenalan kebudayaan antar daerah dan antar bangsa ¾ Media pembinaan pendidikan kesenian dan llmu Pengetahuan Benda-benda yang disimpan dimuseum harus memenuhi beberapa persyaratan, yakni bernilai budaya dan ilmu pengetahuan, dapat diidentifikasi, bernilai seni, serta dapat dijadikan monumen yang mewakili zamannya. Kemudian Benda-benda yang berhasil dikumpulkan sesuai persyaratan, harus melalui perawatan dan pengawetan agar tidak rusak UNIVERSITAS MERCU BUANA 18
LAPORAN TUGAS AKHIR
atau musnah. Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, Museum didukung oleh beberapa bagian diantaranya adalah : ¾ Kepala museum, yang mempunyai tugas memimpin pelaksanaan tugas dan fungsi Museum di wilayah kerja Museum. ¾ Sub Bag Tata Usaha, mempunyai tugas melakukan urusan tata usaha dan rumah tangga, registrasi dan dokumentasi koleksi, perpustakaan dan keamanan. ¾ Kelompok
tenaga
melaksanakan
teknik
dan
pengumpulan,
non
teknis,
perawatan,
mempunyai
pengawetan
tugas
penelitian,
penyajian, dan Bimbingan Edukatif Kultural koleksi benda yang mempunyai nilai budaya dan ilmiah. Kelompok tenaga teknis dan non teknis pada museum terdiri dari : •
Kelompok Tenaga Teknis dan non teknis Koleksi, mempunyai tugas mengumpulkan, meneliti dan mengolah koleksi benda yang mempunyai nilai budaya dan ilmiah.
•
Kelompok Tenaga Teknis dan non teknis Konservasi/Preparasi, mempunyai tugas merawat, mengawetkan dan menyajikan koleksi pada ruang Pameran. Jadi Tanggung jawab dan tugasnya meliputi melakukan konservasi, preparasi, restorasi dan reproduksi koleksi serta persiapan tata pameran.
¾ Kelompok Tenaga Teknis dan non teknis Bimbingan Edukasi tugasnya meliputi antara lain : •
Kegiatan bimbingan dengan metode edukatif kultural
•
Penerbitan dan publikasi
•
Pemberian informasi atau penerangan koleksi museum kepada masyarakat pengunjung museum Bimbingan
edukasi
mempunyai
peran
penting
untuk
mengkomunikasikan dan mentransformasikan nilai-nilai budaya yang ada pada museum kepada masyarakat umum. II.1.4 Klasifikasi Museum Museum di Indonesia dapat diklasifikasikan menjadi dua macam menurut penyelenggaraannya yaitu :
UNIVERSITAS MERCU BUANA 19
LAPORAN TUGAS AKHIR
1) Museum Pemerintah Museum ini diselenggarakan dan dikelola oleh pemerintah, museum ini juga dapat dikelola oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. 2) Museum Swasta Museum yang diselenggarakan dan dikelola oleh pihak swasta atau perorangan. Museum swasta bertujuan mencari keuntungan atau profit dengan menyediakan fasilitas sebanyak-banyaknya untuk pengunjung yang datang. Museum berdasarkan pelayanan dan koleksinya dibedakan menjadi dua jenis yaitu diantaranya : 1). Museum umum Museum umum adalah museum yang koleksinya terdiri dari kumpulan bukti material dengan berbagai macam cabang seni, disiplin ilmu dan teknologi. Merupakan museum yang mempunyai fasilitas dan pelayanan yang luas dan tidak terbatas, baik dari segi koleksi, wilayah, maupun lokasi museum. 2). Museum khusus Museum yang memiliki bagian dari salah satu cabang-cabang tersebut sudah tentu termasuk museum khusus, Jadi museum khusus itu banyak sekali sub jenisnya. Apabila koleksi suatu museum dapat mewakili dua kriteria atau lebih, maka museum khusus tersebut berubah menjadi museum umum. 3). Museum Pendidikan Museum ini termasuk tipe museum khusus, tetapi bagi Indonesia dirasa sangat perlu adanya penanganan istimewa terhadap jenis-jenis museum pendidikan, sebab berdasarkan suatu perkiraan, tipe museum pendidikan akan lebih banyak mengambil peranannya. Menurut kedudukannya museum dapat dibedakan menjadi tiga macam jenis yaitu diantaranya : 1) Museum Nasional Atau Pusat Adalah museum yang koleksinya terdiri dari kumpulan
benda-
benda yang berassal dari pusat, mewakili dan berkaitan dengan bukti UNIVERSITAS MERCU BUANA 20
LAPORAN TUGAS AKHIR
material manusia dan lingkungannya dari seluruh wilayah indonesia yang bernilai nasional. 2) Museum Propinsi Atau Daerah Adalah museum yang koleksinya terdiri dari kumpulan
benda-
benda yang berasal dari daerah, mewakili dan berkaitan dengan bukti material manusia dan lingkungannya dari wilayah propinsi museum itu berada. 3) Museum Lokal Adalah museum yang koleksinya terdiri dari kumpulan benda yang berasal dari wilayah sekitar, mewakili dan berkaitan dengan bukti material manusia dan lingkungannya dari wilayah kabupaten atau kotamadya museum tersebut berada. Berdasarkan ilmu pengetahuannya museum dapat dibedakan, menjadi dua macam jenis yaitu : 1) Museum Ilmu Pengetahuan Alam dan Teknologi Museum ini diklasifikasikan menjadi Museum Zoologi, Museum Botani, Museum Geologi, Museum Industri, dan lainnya. 2) Museum Ilmu Pengetahuan Sosial ( sejarah dan kebudayaan ) Museum ini diklasifikasikan menjadi Museum Arkeologi, Museum
Etnografi,
Museum
Kesenian.
Museum
Kesenian
diklasifikasikan lagi menjadi Museum Seni Rupa, Museum Seni Gerak, Museum Seni Suara ( Museum Musik ). Museum terdiri dari 2 komponen yaitu penyelenggara dan pengelola mempunyai museum. Penyelenggara merupakan satu kegiatan pembinaan sedangkan pengelolaan adalah kegiatan otonom dari unit yang dibina. Pada umumnya dalam dunia permuseuman kita ketahui adanya dua unsur utama penyelenggara museum, yaitu unsur pemerintah dan unsur swasta yaitu dalam bentuk perkumpulan dan yayasan yang diatur kedudukan, tugas dan kewajibannya oleh undang-undang. Penyelenggara dan pengelola museum, baik pemerintah maupun swasta diIndonesia harus menyesuaikan kebijakannya dengan dasar-dasar kebijakan pembina pendidikan pemerintah, karena semua kegiatan museum tidak hanya untuk
UNIVERSITAS MERCU BUANA 21
LAPORAN TUGAS AKHIR
melayani kelompok tertentu tetapi juga memberikan pelayanan sosial budaya dan pendidikan bagi masyarakat banyak. II.1.5 Sistem Pelayanan Museum Untuk dapat memberikan pengalaman menyeluruh ( total experience ) yang bermakna kepada para pengunjungnya. Museum harus mengemas segala kompetensinya dalam suatu bentuk layanan yang terpadu. Layanan museum dapat dianggap sebagai suatu sistem yang terdiri atas : • Operasi layanan yaitu tempat atau saat elemen produk layanan/jasa yang diciptakan. • Penyampaian layanan yaitu tempat atau saat perakitan akhir
elemen-
elemen tersebut terjadi untuk kemudian disampaikan kepada konsumen atau pengunjung. Konsep pengelolaan layanan museum ditunjukkan dalam beberapa hal yang diharapkan pada ketiga pihak yang terkait tersebut merasa puas demi suksesnya layanan museum, yaitu diantaranya : 1) Relasi eksternal adalah menunjukkan kegiatan membentuk harapan pengunjung dengan menetapkan janji-janji museum tentang segala yang akan diunjukkan, termasuk layanan yang andal dan bertanggung jawab. 2) Rrelasi internal adalah para staf museum dibekali kemampuan untuk memenuhi janji-janji museum terhadap pengunjung/penggunanya. Dalam hal ini pengelola museum dapat melakukan kegiatan rekruitmen yang baik, pelatihan yang relevan, pemberian motivasi. Maupun pemberian paket kompensasi yang realistis untuk menciptaan tujuan ganda yaitu kepuasan pengunjung dan efektivitas pelayanan. 3) Relasi interaktif atau real time relation adalah saat service delivery yang sesungguhnya, atau saat pemenuhan janji-janji telah terjadi. Pada saat inilah kualitas relasi akan benar-benar dirasakan oleh pengunjung atau pengguna museum.
UNIVERSITAS MERCU BUANA 22
LAPORAN TUGAS AKHIR
II.1.6
Regionalisasi Museum Untuk mengatasi bebrbagai persoalan dimuseum antara lain juga karena kelangkaan sumber dana dan tenaga, maka dalam bidang sejarah terutama bidang pelayanan koleksi museum timbul kebutuhankebutuhan akan suatu koordinasi regional. Museum pemerintah hampir semuanya dibangun secara merata, terkadang dibangun diibukota provinsi atau kabupaten secara kebetulan karena alasan sejarah dan warisan budaya bangsa. Sering kali pula sangat berdekatan dengan museum lain, sehingga penyebaran museum itu tidak merata diseluruh tanah air. Penyebaran museum lebih mengikuti pola sosial ekonomi dan keadaan sejarah tempo doeloe pada suatu daerah dari pada kebutuhan masyarakat. Dengan cara koordinasi regional atau regionalisasi museum, maka berbagai massalah yang timbul dari tidak meratanya penyebaran museum dapat diatasi. Daerah-daerah yang terpencil dan daerah yang memiliki hambatan tertentu dapatg tertolong dengan sistem regionalisasi ini. Komunikasi dan transportasi antara museum-museum regional dapt dikembangkan dengan pola tertentu, sehingga dapat menguntungkan daerah-daerah terpencil. Dengan cara perwilayahan museum-museum maka
pengembangan
museum
dapat
meningkatkan
pelayanan
pengetahuan masyarakat yang direncanakan lebih teliti dan dilaksanakan dengan lebih baik lagi. Dengan cara ini maka pengembangan museum didalam wilayah tertentu dapat direncanakan dan dilaksanakan dengan memperhatikan faktor-faktor berikut ini : ¾ Kepadatan penduduk dan arah arus penduduk ¾ Sarana-sarana komunikasi dan transportasi ¾ Letak dan sifat geografis museum ¾ Kondisi sosial ekonomis wilayah museum ¾ Pendidikan dan pengetahuan masyarakat Didalam struktur regionalisai museum maka museum-museum lokal atau perorangan yang terletak diwilayah yang sama, merupakan barisan terbawah atau instansi pelayanan yang terdepan. Yang memberikan pelayanan museum ditingkat daerah, yang menrima rujukan UNIVERSITAS MERCU BUANA 23
LAPORAN TUGAS AKHIR
pertama dan merupakan koordinasi pertama untuk wilayah. Struktur perwilayahan atau regionalisasi ini dapat disesuaikan dengan wilayah administratif pemerintah daerah, akan tetapi kepentingan pelayanan pengetahuan tentang sejarah, teknis atau non teknis dan faktor komunikasi yang ditonjolkan. II.1.7 Persyaratan Museum Museum perlu mengembangkan ranah materi koleksinya untuk memberikan nuansa kehidupan yang lebih bermakna. Karena itulah koleksi yang disajikan bukan sekedar artifak fisik yang mati belaka, melainkan harus pula mengakomodasikan kegiatan penunjang yang melatari penciptaan artifak fisik tersebut. Artinya museum juga memfasilitasi minat masyarakat untuk mendapatkan pengetahuan mengenai nafas kehidupan dari segenap materi koleksi yang dimilikinya. Untuk mendirikan museum yang baik dan benar, maka perlu dipenuhi persyaratan-persyaratan tertentu. Persyaratan tersebut akan menjadikan suatu museum yang baru dan dapat berfungsi dengan baik sesuai dengan pengertian, fungsi maupun tujuan dari museum tersebut. Untuk mendirikan suatu museum yang baik, seharusnya diawali dengan kegiatan study kelayakan. Persyaratan tersebut adalah : Persyaratan Lokasi Museum ¾ Lokasi museum harus strategis Strategis disini tidak berarti harus berada dipusat keramaian kota, melainkan tempat yang mudah dijangkau oleh pengunjung baik menggunakan kendaraan pribadi maupun umum. ¾ Lokasi museum harus sehat •
Lokasi tidak terletak didaerah industri yang banyak polusi udaranya.
•
Bukan daerah yang berlumpur/tanah berawa atau tanah yang berpasir.
•
Elemen-elemen iklim yang berpengauh pada lokasi itu yaitu kelembaban udara setidaknya harus terkontrol mencapai kenetralan yaitu atara 55-65 %. UNIVERSITAS MERCU BUANA 24
LAPORAN TUGAS AKHIR
Persyaratan Bangunan Selain memenuhi persyaratan lokasi museum, persyaratan untuk membangun gedung museum harus diperhatikan. Dalam pembuatan pradesain museum harus sudah dipikirkan ruangan-ruangan yang diperlukan untuk kepentingan museum. ( pembagian ruang, jumlah dan ukuran ruangan, faktor elemen iklim yang berpengaruh dan sirkulasi udara yang baik, juga masalah sistem penggunaan cahaya ). Sebaiknya dalam mendirikan gedung museum jangan hanya memikirkan kemegahan atau keindahan bangunan yang mungkin hal itu akan menjadi monumen bagi arsiteknya, tetapi bangunan tersebut harus sanggup menyelamatkan objek museum, pengelola museum dan pengunjung museum. Kesan museum haruslah mempunyai kesan hangat, ramai, nyaman, bersih dan penampilan dari segi interior maupun arsitektur museum sebaiknya dapat menjangkau lapisan masyarakat atas, menengah dan bawah. Persyaratan minimal bangunan museum ada dua komponen yang terdiri dari syarat-syarat umum dan syarat-syarat khusus yaitu diantaranya : ¾ Syarat-syarat umum • Bangunan dikelompokan dan dipisahkan menurut : Fungsi dan aktifitasnya Ketenangan dan keramaian Keamanan • Pintu masuk utama ( main entrance ) adalah untuk pengunjung museum. • Pintu masuk khusus ( service entrance ) untuk lalu lintas koleksi, bagian pelayanan, perkantoran, rumah jaga serta ruang-ruang pada bangunan khusus. • Area publik terdiri dari : Bangunan utama ( pameran bersifat permanen dan pameran bersifat temporer ).
UNIVERSITAS MERCU BUANA 25
LAPORAN TUGAS AKHIR
Auditorium, keamanan/pos jaga, souvenir shop, cafetaria/bar, mushollah, lobby/receptionist, toilet, taman, tempat parkir, pusat penerangan Dll. • Area semi publik yaitu bangunan administrasi diantaranya perpustakaan, ruang simpan koleksi, dan ruang rapat. • Area private terdiri dari : Ruang konservasi Ruang studio storage dan preparasi Gudang Ruang studio koleksi ¾ Syarat-syarat khusus • Bangunan utama ( pameran tetap dan pameran temporer ) Dapat memuat benda-benda koleksi yang akan dipamerkan. Mudah dicapai baik dari luar maupun dari dalam Merupakan bangunan penerima yang memiliki daya tarik sebagai bangunan pertama yang dikunjungi oleh pengunjung mseum. Mempunyai sistem keamanan yang baik, baik dari segi kontruksi, spesifikasi ruang untuk mencegah rusaknya bendabenda secara alami ( cuaca, gempa bumi, banjir Dll ) walaupun dari segi kriminalitas dan pencurian. • Bangunan auditorium haruslah : Mudah dicapai oleh umum Dapat dipakai untuk ruang pertemuan, diskusi dan ceramah • Bangunan khusus terdiri dari : Ruang konservasi Studio preparasi dan storage Gudang Ruang simpan koleksi Bangunan khusus ini haruslah : Terletak pada daerah tenang Mempunyai pintu masuk khusus
UNIVERSITAS MERCU BUANA 26
LAPORAN TUGAS AKHIR
Memiliki sistem keamanan yang baik terhadap kerusakan, kebakaran, insect, dan kriminalitas yang menyangkut dari segi-segi kontruksi bangunan maupun spesifikasi pada ruang dalam. • Bangunan administrasi haruslah : Terletak startegis terhadap pencapaian umum maupun bangunan-bangunan lain. Mempunyai pintu masuk khusus. Persyaratan minimal bangunan museum terdiri dari dua komponen yaitu sebagi berikut : ¾ Bangunan Pokok, terdiri dari: Pameran Tetap Pameran Temporer Auditorium Kantor Administrasi dan perpustakaan Ruang rapat Laboratorium Konservasi Studio Preparasi Ruang penyimpanan ( storage ) ¾ Bangunan Penunjang, terdiri dari: Keamanan Gift Shop Kafetaria Ticket Box dan Penitipan barang Lobby dan receptionist Toilet Tempat parkir, taman, dll Persyaratan Koleksi Museum Mengingat manajemen koleksi merupakan ciri khas dalam pengelolaan museum bahkan koleksi disebut sebagai basis aktivitas, meskipun demikian secara umum juga dapat dikategorikan kedalam manajemen sumber daya budaya ( CRM ). Mengingat pada umumnya benda koleksi museum adalah tinggalan budaya, maka penanganannya UNIVERSITAS MERCU BUANA 27
LAPORAN TUGAS AKHIR
juga menggunakan konsep pelestarian. Prinsip dasar dalam pelestarian adalah pencegahan terhadap proses penuaan yang dikenal dengan preservasi dan penanggulangan terhadap proses pelapukan dan kerusakan yang disebut dengan konservasi. Konsep pelestarian ini selanjutnya digunakan sebagai panduan bagi pengelolaan benda koleksi atau manajemen koleksi. Didalam manajemen koleksi termaktub kebijakan koleksi (collecting policy), proses seleksi koleksi, etika koleksi, mutasi koleksi (pemindahan dan pembuangan), penambahan dan pengurangan koleksi, serta dokumentasi koleksi (Sumber : Antony J. Duggan, 1986 : 113135). Selanjutnya aktivitas manajemen koleksi adalah pengaturan atau pengorganisasian benda koleksi agar dapat dinikmati oleh orang lain, yaitu menyusun suatu struktur organisasi beserta mekanisme operasional bagi benda koleksi itu dalam suatu museum. Dibeberapa tempat tata alir itu sering diwujudkan dengan sebuah bagan agar setiap orang yang akan mengikuti perjalanan koleksi itu (staff pengelola museum dan pengunjung) dapat melihat dengan mudah. Pengelolaan koleksi merupakan berbagai aspek kegiatan, dimulai sejak dari pengadaan koleksi, registrasi dan inventarisasi,
perawatan,
penelitian
sampai
koleksi
tersebut
disajikan/dipamerkan atau disimpan pada ruang penyimpanan koleksi. Pengadaan koleksi merupakan suatu kegiatan pengumpulan benda asli atau tidak asli (replica), yang dapat dijadikan koleksi museum. Pengadaan koleksi dapat dilakukan dengan melalui hibah (hadiah atau sumbangan), titipan, pinjaman, tukar–menukar, hasil temuan (hasil survey, eskavasi, sitaan), imbalan jasa (pembelian). Pada umumnya koleksi museum dibedakan atas beberapa hal yaitu diantaranya : ¾ Etnografika dan Prehistorika ¾ Prehistorika ¾ Arkeologika dan Historika ¾ Mumismitika dan Heradilka ¾ Naskah
UNIVERSITAS MERCU BUANA 28
LAPORAN TUGAS AKHIR
¾ Benda Grafika (Foto, Peta asli atau setiap reproduksi yang dapat dijadikan dokumen) ¾ Diorama (Gambaran berbentuk tiga dimensi) ¾ Benda–Benda Sejarah Alam (flora, fauna, benda batuan dan mineral). Setiap benda yang akan dikoleksi, paling sedikit harus memenuhi salah satu dari persyaratan berikut ini yaitu diantaranya : ¾ Mempunyai nilai sejarah dan ilmiah (termasuk nilai estetika) ¾ Dapat diidentifikasi mengenai wujud (morfologi), tipe (tipologi), gaya (style), fungsi, makna, asalnya secara historis dan geografis, genus (dalam orde biologi) atau periode (dalam geologi). ¾ Harus dapat dijadikan suatu monumen atau bakal monumen. ¾ Benda asli, replika atau reproduksi yang sah menurut persyaratan permuseuman ¾ Benda masterpiece, yaitu benda yang terbaik mutunya ¾ Benda yang hampir punah, adalah benda yang sulit ditemukan karena dalam jangka waktu yang sudah terlalu lama dan tidak dibuat lagi ¾ Benda yang langka, adalah benda–benda yang sulit ditemukan karena tidak dibuat lagi atau karena jumlah hasil pembuatannya ( produksinya ) hanya sedikit. Persyaratan Peralatan Museum Sebelum membicarakan persyaratan untuk peralatan museum perlu terlebih dahulu dikemukakan tentang pengertian peralatan museum, yang dimaksud dengan pralatan museum adalah setiap alat atau benda bergerak yang dipergunakan untuk melaksanakan kegiatan administratif dan teknis permusiuman. Persyaratan peralatan museum secara garis besar dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu : ¾ Peralatan kantor Peralatan kantor adalah setiap alat atau benda bergerak yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan administratif perkantoran pada museum.
UNIVERSITAS MERCU BUANA 29
LAPORAN TUGAS AKHIR
¾ Peralatan teknis Peralatan teknis adalah setiap jenis alat atau benda bergerak yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan teknis perkantoran museum. Adapun peralatan kantor yang hasus dimiliki oleh suatu museum tidak ubahnya dengan peralatan kantor yang diperklukan oleh instansi lain pada umumnya, misalnya : mesin tik, mesin hitung, mesin stensil, mesin fotocopy, komputer, almari, filing cabinet, rak buku, peti besi, cardex, papa tulis, meja tamu, meja kerja, telepon, mesin penyedot debu dll. Sedangkan peralatan teknis museum yang diperlukan bagi suatu museum meliputi peralatan untuk bidang koleksi antara lain untuk penelitian koleksi misalnya kamera dan tape recorder, peralatan konservasi dan prevasi misalnya microscope, peralatan untuk bidang bimbingan misalnya sound system, slide proyektor dan overhead projektor. Persyaratan Organisasi dan Ketenagakerjaan Berdasarkan tugas dan fungsi museum, maka seharusnya setiap museum mempunyai susunan organisasi sebagai berikut : ¾ Bagian tata usaha, menangani kegiatan yang berhubungan dengan registrasi,ketertiban/keamana, kepegawaian dan keuangan. ¾ Bagian koleksi, menagani kegiatan yang berhubungan dengan pelaksanaan
identifikasi,
klarifikasi,
katalogisasi
koleksi,
menyusun konsepsi yang berhubungan dengan kegiatan presentasi sesta penelitian atau pengkajian yang beerhubungan dengan kegiatan koleksi dan menyusun tulisan yang bersifat ilmiah dan populer serta mempersiapkan bahan untuk label. ¾ Bagian konservasi, menagani kegiatan yang berhubungan dengan perawatan koleksi yang bersifat preventif dan kuratif serta mengendalikan keadaan kelembababan suhu diruang koleksi dan gudang serta penanganan laboratorium konservasi. ¾ Bagian preparasi, menangani kegiatan yang berhubungan dengan pelaksanaan restorasi koleksi, reproduksi, penataan pameran dan penanganan bengkel reparasi. UNIVERSITAS MERCU BUANA 30
LAPORAN TUGAS AKHIR
¾ Bagian bimbingan dan edukasi, menangani kegiatan yang berhubungan dengan bimbingan edukatif kultural, penerbitan, yang bersifat duia dan populer serta penanganan audio visual. ¾ Bagian pengelolaan perpustakaan, menangani kegiatan yang berhubungan dengan kepustakaan/referensi. II.1.8 Cara Mendirikan Museum Tujuan Sebagaimana yang telah dijelaskan diatas, bahwa tujuan pokok mendirikan museum adalah untuk melestarikan dan memanfaaatkan bukti maerial manusia dan lingkungannya. Selain itu juga untuk mengembangkan seni, budaya, ilmu dan teknologi dalam rangka peningkatan pengkhayatan nilai budaya dan kecerdasan kehidupan bangsa. Perencanaan Sebelum mendirikan sebuah museum, sebaiknya perencanaan yang matang harus dipikirkan juga. Perencanaan tersebut berisi tentang jenis museum yang akan didirikan, lokasi, keadaan tanah, bangunan, koleksi, surat-surat perizinan dsb. Untuk itu perlu dibuat sebuah masterplan yang baik dan benar. Jenis Museum Jenis museum haruslah ditentukan terlebih dahulu, apakah museum itu museum umum atau museum khusus. Koleksi Museum Setelah jenis museum direncanaakan, maka selanjutnya dapat direncanakan koleksi-koleksi yang diadakan. Setelah menentukan jenis koleksi yang akan diadakan atau direncanakan, Harus pula diadakan pembatasan atau seleksi sesuai dengan tujuan dan kemampuan biaya yang tersedia. Lokasi Museum Museum dibuat bukan untuk kepentingsn pendirinya, tetapi untuk kepentingan masyarakat umum baik itu pelajar, mahsiswa, ilmuan, wisatawan dan masyarakat umum lainnya. Oleh karena itu mendirikan museum harus ditempat atau lokasi yang mudah dijangkau UNIVERSITAS MERCU BUANA 31
LAPORAN TUGAS AKHIR
oleh pengunjung, kecuali museum memorial atau museum sejarah. Karena museum tersebut akan menjelaskan suatu peristiwa yang terjadi disuatu tempat atau bangunan, dan akan ditampilkan sebagaimana terjadinya peristiwa tersebut. Maka untuk hal ini tidak perlu memenuhi persyaratan lokasi menurut ilmu permuseuman, lokasi biasanya sesuai dengan persyaratan yang telah ditntukan. Biasanya tidak hanya satu kemungkinan tetapi ada beberapa alternatif, untuk itu harus dipilih tempat atau lokasi yang terbaik untuk pendirian museum. Bangunan Museum Bangunan untuk sebuah museum tidak sama dengan bangunan untuk sebuah rumah tinggal atau sebuah toko, Bangunan museum haruslah berdasarkan pada persyaratan tertentu seperti telah diuraikan diatas. Peralatan Setelah ditentukan rencana jenis museum yang akan didirikan, termasuk bangunan serta koleksi yang akan diadakan. Maka selanjutnya perlu direncanakan pula tentang peralatan yang akan diadakan, baik peralatan teknis maupun peralatan kantor. Peralatan teknis perlu untuk menunjang kegiatan pokok museum yaitu pameran, pemberian informasi, perawatan dan kegiatan kuratorial. sedangkan peralatan kantor perlu diadakan sebagai penunjang kegiatan seharihari dalam rangka fungsionalisasi museum. Ketenagaan Faktor ketenagaan merupakan hal yang paling penting dari suatu organisasi, demikian pula dengan sebuah museum akan tampil baik atau bagus/buruk disebabkan oleh faktor ketenagaan, disamping itu tentu saja faktor biaya. ¾ Kepala museum Sebaiknya kepala museum memilki keahlian atau latar belakang pendidikan yang sesuai dengan jenis museum serta memeiliki pengetahuan tentang management.
UNIVERSITAS MERCU BUANA 32
LAPORAN TUGAS AKHIR
¾ Tenaga tata usaha Tenaga ini akan menangani kegiatan-kegiatan ketata usahaan yang meliputi : surat menyurat, kearsipan, kepegawaian, keuangan, perlengkapan, kebersihan dan keamanan. Disamping itu juga mengurus registrasi koleksi dan pengamanan. ¾ Tenaga pengelola koleksi Koleksi adalah nyawa dari museum, jadi harus dikelola dengan baik. Tenaga-tenaga pengelola koleksi haruslah seseorang yang profesional, sehingga dapat mengkaji koleksi agar museum dapat menginformasikan koleksinya dengan benar, tepat dan jelas. ¾ Tenaga konservasi/perawatan Biasanya tenaga ini mempunyai keahlian dibidang kimia, fisika, biologi dan ilmu pengetahuan tentang bahan. Dengan adanya konservasi maka setidaknya dapat dicegah timbulnya proses kerusakan pada koleksi. ¾ Tenaga preparasi Penyajian koleksi museum yang paling tepat adalah dengan cara pameran, teknik pameran merupakan suatu pengetahuan yang membutuhkan fantasi, imajinasi dan keterampilan teknis serta artistik tertentu. ¾ Tenaga bimbingan dan publikasi Sebuah museum tidak akan banyak manfaatnya jika koleksinya tidak dipublikasikan atau dikomunikasikan kepada publik. Pelaksanaan Atau Perancangan Setelah semua ruangan dibuat dengan baik, maka rencanarencana tersebut harus dilaksanakan. Dalam melaksanakan pendirian suatu museum terlebih dahulu harus ada izin dari pihak yang berwenang sesuai dengan peraturan pemerintah tentang permuseuman, selain itu juga harus ada izin dari : ¾ Izin penggunaan tanah Yaitu
digunakan
untuk
pembangunan
museum,
untuk
memperoleh hak atas status tanah haruslah diajuakn kekantor badan pertahanan nasional ( sertifikat ). Dan untuk memperoleh izin UNIVERSITAS MERCU BUANA 33
LAPORAN TUGAS AKHIR
peruntukan lokasi bangunan, museum harus diajukan kedinas tata kota ( rencana tata kota atau advice planning ). ¾ Izin mendirikan bangunan ( IMB ) Izin ini diajaukan kedinas pengawasan pembangunan sampai memperoleh IMB ( izin mendirikan bangunan ). Setelah memperoleh izin mendirikan bangunan dari dinas pengawasan pembangunan, Maka didirikannlah museum tersebut sesuai dengan rencana ( master plan ) yang telah ada. yaitu lokasi, bentuk bangunan, bahan bangunan dll. Apabila biaya terbatas maka pendirian museum dapat dilaksanakan secara bertahap dengan sistem skala prioritas. Sambil mendirikan bangunan museum, harus pula mempersiapkan tenaga-tenaga ahli atau tenaga pengelola. II.1.9 Struktur Organisasi Museum Diatas telah dijelaskan bahwa museum dapat diselenggarakan dengan baik oleh pemerintah maupun oleh badan swasta. Berikut ini adalah bagan struktur organisasi yang digunakan oleh badan milik swasta, pemerintah dan struktur organisasi pada umumnya sebuah museum, yaitu : BADAN PENDIRI BADAN PENGAWAS
BADAN PENASIHAT BADAN PENGURUS
MUSEUM
Tabel Struktur Organisai Museum Badan Milik Swasta. BADAN PEMERINTAH
UNIT PEMBINA TEKNIS PERMUSEUMAN
MUSEUM
MUSEUM
MUSEUM
MUSEUM
Tabel Struktur Organisasi Museum Badan Milik Pemerintah. UNIVERSITAS MERCU BUANA 34
LAPORAN TUGAS AKHIR
KEPALA MUSEUM
PETUGAS ADMINISTRASI
PETUGAS TEKNIS
Tabel Struktur Organisasi Museum Secara Umum ¾ Petugas administrasi membidangi : •
Administrasi perkantoran
•
Keuangan
•
Kepegawaian
•
Urusan rumah tangga
•
Pengamanan
¾ Petugas teknis membidangi : •
Kuratorial/penelitian koleksi
•
Konservasi presentasi
•
Bimbingan edukatif
•
Perpustakaan Museum baik besar ataupun kecil disamping penampilannya,
juga harus mempunyai kegiatan yang dapat memberikan kepuasan kepada semua lapisan masyarakat. Dan tidak terbatas pada usia ataupun pendidikan serta statusnya, hal ini dapat terlaksana dengan baik apabila museum tersebut mempunyai pameran yang baik. Sedangkan pameran yang baik itu dapat terlaksana, apabila semua unsur disetiap museum bekerja sama dalam perencanaan dan pelaksanaan membuat pameran. Kepala museum mempunyai pembantu utama yang disebut staff, yang menagani kegiatan-kegiatan administratif dan teknis. Namun didalam kegiatan pameran baik persiapan maupun pelaksanaannya, seluruh staff atau pengelola museum ikut terlibat. Tanggung jawab seorang kepala museum sebagai pengelola museum sangatlah besar, selain bertanggung jawab dalam masalah administratif juga bertanggung jawab dalam masalah teknis.
UNIVERSITAS MERCU BUANA 35
LAPORAN TUGAS AKHIR
Secara ringkas kepala museum adalah penggerank badan penyelenggara, pengambil keputusan, kebijakan dan komponen-komponen lainnya dibidang fungsionalisasi atau kegiatan operasional umum. Dinegara yang modern didunia ini, semua kegiatan museum sudah mengarah pada pentingnya peranan museum dalam mencerdaskan masyarakat. Untuk itu penegelola museum sebelum merencanakan dan melaksanakan pameran, haruslah membuat desain pameran yang didasarkan pada prinsip-prinsip umum penataan dan perencanaan. Agar pameran dapat berhasil dengan baik, maka seluruh pengelola museum perlu dilibatkan dalam persiapan koordinator kepala museum. Setelah semua faktor dan pelaksanaannya sudah ada, maka desain yang akan dibuat menghasilkan pameran yang menarik untuk semua golongan pengunjung yang datang. II.1.10 Jenis-Jenis Pameran Yang Ada Dimuseum Pengertian pameran adalah salah satu atau lebih koleksi dimuseum yang ditata berdasarkan tema dan sistemmatika tertentu, yang bertujuan untuk mengungkapkan keadaan, isi dan latar belakang koleksikoleksi tersebut untuk diperlihatkan kepada pengunjung museum. Berdasarkan pengertian dan jangka waktu pelaksanaan pameran, pameran dimuseum terbagi menjadi dua jenis yaitu : Pameran tetap atau permanen Pameran tetap atau permanen adalah pameran yang diselenggarakan dalam jangka waktu sekurang-kurangnya lima tahun. Tema pameran untuk museum umum adalah penggambaran kesatuan wilayah dalam bidang sejarah alam, sejarah budaya dan wawasan nusantara. Sedangkan untuk museum khusus adalah gambaran suatu aspek tertentu dari sejarah alam, sejarah budaya, wawasan nusantara dan teknologi. Pameran tidak tetap atau temporer ¾ Pameran khusus temporer Adalah pameran yang diselenggarakan didalam museum jangka waktu tertentu, yaitu satu minggu sampai satu tahun UNIVERSITAS MERCU BUANA 36
LAPORAN TUGAS AKHIR
dengan mengambil tema sesuai dengan jenis tema tersebut. Pameran khusus ini bertujuan untuk mengundang lebih banyak pengunjung kemuseum, dan untuk mengenal serta menghayati jenis koleksi yang disajikan oleh museum. ¾ Pameran umum temporer Merupakan pameran yang diselenggarakan diluar museum dalam jangka waktu tertentu dengan tema khusus, sesuai dengan koleksi yang dimiliki oleh museum tersebut. Dan koleksi tersebut dipamerkan atau dipublikasikan dari satu tempat ketempat yang lain. Pameran keliling Pameran koleksi yang diselenggarakan diluar lingkungan museum. Sebaiknya pameran keliling menggunakan replika koleksi, untuk menghindari kerusakan dan kehilangan koleksi.
II.2 TINJAUAN DATA KHUSUS II.2.1 Standar Ruang Museum Dalam pembuatan pradesain museum harus sudah dipikirkan ruangan-ruangan yang diperlukan untuk kepentingan museum. ( pembagian ruang, jumlah dan ukuran ruangan, faktor elemen iklim yang berpengaruh dan sirkulasi udara yang baik, juga masalah sistem penggunaan cahaya ). Sebaiknya dalam mendirikan gedung museum jangan hanya memikirkan kemegahan atau keindahan bangunan yang mungkin hal itu akan menjadi monumen bagi arsiteknya, tetapi bangunan tersebut harus sanggup menyelamatkan objek museum, pengelola museum dan pengunjung museum. Kesan museum haruslah mempunyai kesan hangat, ramai, nyaman, bersih dan penampilan dari segi inrerior maupun arsitektur museum sebaiknya dapat menjangkau lapisan masyarakat atas, menengah dan bawah. Persyaratan minimal bangunan museum ada dua komponen yang terdiri dari syarat-syarat umum dan syarat-syarat khusus yaitu diantaranya :
UNIVERSITAS MERCU BUANA 37
LAPORAN TUGAS AKHIR
¾ Syarat-syarat umum •
Bangunan dikelompokan dan dipisahkan menurut : Fungsi dan aktifitasnya Ketenangan dan keramaian Keamanan
•
Pintu masuk utama ( main entrance ) adalah untuk pengunjung museum.
•
Pintu masuk khusus ( service entrance ) untuk lalu lintas koleksi, bagian pelayanan, perkantoran, rumah jaga serta ruang-ruang pada bangunan khusus.
•
Area publik terdiri dari : Bangunan utama ( pameran bersifat permanen dan pameran bersifat temporer ). Auditorium, keamanan/pos jaga, souvenir shop, cafetaria/bar, mushollah, lobby/receptionist, toilet, taman, tempat parkir, pusat penerangan dll.
•
Area semi publik yaitu bangunan administrasi diantaranya perpustakaan, ruang simpan koleksi, dan ruang rapat.
•
Area private terdiri dari : Ruang konservasi Ruang studio storage dan preparasi Gudang Ruang studio koleksi Persyaratan minimal bangunan museum terdiri dari dua
komponen yaitu sebagi berikut : 1). Bangunan Pokok, terdiri dari: a)
Pameran Tetap
b)
Pameran Temporer Pada ruangan ini yang merupakan ruangan utama dari museum maka harus memenuhi syarat sebagai berikut: • Memuat benda-benda koleksi yang akan dipamerkan ( pameran tetap dan pameran temporer ).
UNIVERSITAS MERCU BUANA 38
LAPORAN TUGAS AKHIR
• Mudah dicapai baik dari luar maupun dari dalam • Merupakan bangunan penerima yang memiliki daya tarik sebagai bangunan pertama yang dikunjungi oleh pengunjung mseum. • Mempunyai sistem keamanan yang baik, baik dari segi kontruksi, spesifikasi ruang untuk mencegah rusaknya bendabenda secara alami ( cuaca, gempa bumi, banjir dll ) walaupun dari segi kriminalitas dan pencurian. • Pengatuaran penghawaan ( suhu ) ruangan harus sesusai dengan ketentuan yang telah ditentukan agar tidak merusak koleksi. c)
Auditorium • Haruslah mudah dicapai oleh umum • Dapat dipakai untuk ruang pertemuan, diskusi dan ceramah
d)
Kantor Administrasi dan perpustakaan • Mempunyai pintu masuk khusus. • Terletak startegis terhadap pencapaian umum maupun bangunan-bangunan lain.
e)
Ruang rapat
f)
Ruangan khusus terdiri dari : • Laboratorium Konservasi • Studio preparasi dan storage • Gudang • Ruang simpan koleksi ( storage ) Ruangan khusus ini haruslah : 9 Terletak pada daerah tenang 9 Mempunyai pintu masuk khusus 9 Memiliki sistem keamanan yang baik terhadap kerusakan, kebakaran, insect, dan kriminalitas yang menyangkut dari segi-segi kontruksi bangunan maupun spesifikasi pada ruang dalam.
UNIVERSITAS MERCU BUANA 39
LAPORAN TUGAS AKHIR
2). Bangunan Penunjang, terdiri dari:
Keamanan
Gift Shop
Kafetaria
Ticket Box dan Penitipan barang
Lobby dan receptionist
Toilet
Tempat parkir, taman, dll
II.2.2 Studi Kebutuhan Ruang Museum Sebelum kita menganalisis kebutuhan ruang dalam sebuah museum, kita harus memperhatikan terlebih dahulu luasan ruang yang diperlukan dalam sebuah museum. Sebenarnya agak sulit untuk menentukan luasan ruang yang diperlukan pada sebuah museum, karena belum adanya standar mengenai luasan museum terhadap kebutuhan manusia. Ada beberapa pendekatan untuk membantu dalam perhitungan luasan ruang yang diperlukan dalam sebuah museum yaitu : ¾ Perbandingan jenis museum Di Indonesia pernah diadakan seminar tentang masalah pengolaan dan pendayagunaan museum yang diselenggarakan tahun 1976. seminar tersebut kemudian menghasilkan suatu patokan kebutuhan luas ruang museum dan fasilitasnya. Tetapi perlu diingat bahwa angka-angka dalam tabel dibawah ini bukan standar kebutuhan melainkan sebagai patokan pendahuluan untuk perkiraan kebutuhan luas ruangan.
UNIVERSITAS MERCU BUANA 40
LAPORAN TUGAS AKHIR
Jenis Museum
Kebutuhan
Nasional
Regional I
Regiona II
Pertemanan
1.000
1.000
Parkir kendaraan
1.000
1.000
Lobby/hall
250
100
Kantin
100
50
Ruang serbaguna/ruang edukasi
200
100
Administrasi
600
350
Perpustakaan
600
350
Ruang pameran tetap
2.000
1.000
Ruang pameran temporer
200
100
Ruang kurator
250
100
Laboratorium
200
100
Gudang penyimpanan koleksi
1.000
500
Ruang pengiriman/penerimaan
200
100
Barang bengkel
200
100
Workshop listrik
V
V
Diesel/generator
V
V
AC
V
V
Keamanan
V
V
TABEL. Perbandingan Jenis Museum Keterangan : -
V = menyatakan harus ada, luasan disesuaikan dengan kebutuhan
-
Sanitary sistem ( K.M & W.C ) sudah termasuk, disesuaikan dengan kebutuhan.
¾ Perkiraan Jumlah Pengunjung dan Jumlah Koleksi Serta Studi Ruang Gerak dan Pemakaiaan Standar-Standar Lain yang Sudah Ada Menurut laporan tahunan yang diambil dari Data pengunjung Museum Batik Pekalongan
tahun 2006-2007 Museum Batik
Pekalongan dikunjungi pengunjung sebanyak 23135 orang dengan jumlah pengunju terbanyak pada bulan April 2007 yaitu 3797 pengunjung dengan jumlah tersedikit pada bulan juni 2006 yaitu 307 pengunjung. Jadi rata-rata perhari adalah jumlah terbanyak dalam
UNIVERSITAS MERCU BUANA 41
LAPORAN TUGAS AKHIR
satu bulan adalah 3797 : 30 = 127 pengunjung per hari. Dengan adanya perbaikan kualitas dan kuantitas ruang museum Batik Pekalongan diperkirakan jumlah pengunjung akan meningkat lagi apalagi jika pengertian masyarakat akan museum semakin membaik. Untuk itu diperhitungkan jumlah rata-rata perhari mencapai 300 pengunjung. Untuk perhitungan selanjutnya patokan 300 pengunjung dianggap dalam keadaan yang optimum datang pada waktu yang bersamaan ( kemungkinan terpadat ). Kapasitas Lobby / Hall
U
U
Standar untuk ruang tunggu dengan komposisi 25 % pengunjung duduk dan 75 % pengunjung berdiri tanpa banyak terdapat arus sirkulasi adalah 0,65-0,9 m² per pengunjung. Jadi luas lobby/hall adalah 300 : 0.78 m²= 385 m². Kapasitas Auditorium / Ruang Serbaguna
U
U
Ruang ini dimaksudkan untuk kegiatan pemutaran film dan pendidikan yang berupa ceramah atau penerangan khusus setelah atau sebelum melihat pameran. Karena suatu pelayanan khusus umumnya memiliki perjanjian terlibih dahulu, maka program waktu pelayanan dan pemakaiaan ruang dapat diatur sefesien mungkin. Karena itu penyediaan satu ruangan auditorium dan data ruang serbaguna dirasa cukup. Ruang serbaguna yang berkapasitas 30 orang memiliki luas 45 m² (1,5 m²/orang). Untuk auditorium perhitungan lebih ditekankan pada pengunjung rombongan. Kemungkinan jumlah terbesar adalah dari kelompok pelajar. Rombongan terbesar diperkirakan terdiri dari empat kelas/ 160 orang/ 4 bus. Untuk kelompok wisatawan rata-rata dalam rombongan dua bus (80 orang ). Karena memerlukan cara penerangan yang berbeda, perhitungan cukup berdasarkan pada kelompok terbanyak. Jadi kapasitas auditorium diperhitungkan untuk 160 orang, ditambah pekerjaan jumlah guru dan staf pendidik dari museum dibulatkan menjadi 180 orang. Luas tempat duduk termasuk aisle = 0,6 m²/orang. Untuk pendidikan umumnya memakai layar tipe UNIVERSITAS MERCU BUANA 42
LAPORAN TUGAS AKHIR
normal atau wide screen dengan ukuran standar 4,5 x 6 m/ H : W = 3 : 4. jarak kosong dari muka layar ke penonton minimum sama dengan lebar layar yaitu 6 m² (=W). Panjang area penonton maksimum 5W (=30m) dengan lebar maksimum 3W (=18 m). Jadi luas area penonton : 180 x 0,6
= 108 m²
Luas area depan layar : 6 x 10
= 60 m²
Luas area belakang layar : 2 x 10 =20m² Luas ruang proyektor ditentukan 24 m². Kapasitas perpustakaan
U
U
Dalam perancangan perpustakaan untuk Museum Batik Pekalongan ini hanya berupa perpustakaan sederhana dimana ruang untuk perpustakaan ini tidak terlalu luas. Jangkauaan pelayanan perpustakaan ini terbatas, hanya untuk pengelolaan museum dan orang yang telah mendapat izin untuk menggunakan perpustakaan tersebut. Jumlah petugas yang mengurusi perpustakaan ini juga hanya sekitar satu-tiga orang saja. Jumlah orang terbanyak yang akan memasukai perpustakaan dalam waktu yang bersamaan diperkirakan 15 orang, dan kebutuhan rata-rata per orang adalah 3 m²/orang. Jadi kebutuhan ruang baca adalah 45 m². Kapasitas Gudang koleksi
U
Perkembangan
museum
terutama
ditentukan
oleh
pertambahan koleksi tetapi hal ini sukar ditentukan dengan waktu karena pertambahan kileksi sangat tidak menentu. Oleh sebab itu ditetapkan kapasitas gedung 100 m². Kapasitas Ruang Pameran
U
Untuk menentukan kapasitas ruang pameran dapat digunakan pendekatan sebagai berikut :
Berdasarkan jumlah koleksi yang akan dipamerkan kemudian
ditentukan luas ruangan yang dibutuhkan.
Berdasarkan luas ruangan yang disediakan baru koleksi
pameran disesuaikan. Karena objek pameran selalu ada perubahan (tiap 1-2 tahun) dan ukuran objek sangat beragam maka sulit ditentukan UNIVERSITAS MERCU BUANA 43
LAPORAN TUGAS AKHIR
dengan tepat jika berdasarkan objek koleksi. Jika kita mengambil data dari tabel perbangingan museum maka luasan ruang untuk ruang pameran adalah 500 m². Koleksi yang terdapat di Museum Batik Pekalongan untuk tekstil ada sekitar 9.000an. sedangkan koleksi yang dipamerkan hanya sekitar 100 kain saja. Kapasitas Kuratorial
U
Karena museum yang akan direncanakan merupakan museum khusus tekstil dan tekstilnya sudah ditetapkan yaitu batik maka kurator yang sebaiknya ada berjumlah 3 orang, dimana seorang sebagai kepala, sisanya sebagai tenaga ahli kurator. Ruang kepala kurator = 18 m² dan ruang kerja kurator adalah 9 x 2 = 18 m². Untuk ruang penelitian meja kerja museum normal adalah 1,5 x 0,75 m, karena panjang kain maka diperlukan meja sepanjang 3 m. Jadi besaran ruang yang diperlukan untuk penelitian kain adalah 3 x 7,5 = 22,5 m². Untuk ruang fumigasi kita dapat menggunakan ruang yang berukuran 4 x 2 = 8 m². Kapasitas Ruang kantor
U
Untuk ruang kantor dipergunakan standar yang ada yang dikaitkan dengan jumlah tenaga kerja. Dari standar yang telah ada maka : • Pegawai biasa 2,5 m²/orang x 17 orang = 42,5 m² • Kepala bagian 18 m²/orang x 4 orang = 720 m² • Kepala museum 22 m²/orang x 1 orang = 22 m² Sedangkan untuk ruang rapat terbagi menjadi 2, yaitu : •
Ruang rapat kecil 2,5 m²/orang x 8 orang = 20 m²
•
Ruang rapat besar 2 m²/orang x 12 orang = 24 m²
II.2.3 Studi Ergonomi dan Antropometri Ergonomi dan antropometri mempunyai arti penting dalam perancangan desain interior, karena dengan mameperhatikan faktor-faktor ergonomi dan antropometri. Maka para pemakai ruangan akan mendapatkan produktifitas dan efisiensi kerja yang berarti suatu penghematan dalam penggunaan ruang.
UNIVERSITAS MERCU BUANA 44
LAPORAN TUGAS AKHIR
Ergonomi adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang kondisi fisik seseorang dalam melakukan kerja yang meliputi : ¾ Kerja fisik dan Efisiensi kerja ¾ Tenaga yang dikeluarkan untuk suatu proyek ¾ Konsumsi kalori ¾ Kelelahan ¾ Perorganisasian sistem kerja. Pengertian ergonomi tidak hanya terbatas pada sisi fisik semata, namun bersangkutan dengan kelima indera manusia yaitu diantaranya : a) Unsur penglihatan b) Unsur pendengaran c) Unsur perasa d) Unsur penciuman e) Unsur keindahan atau kenyamanan Tujuan dari ergonomi adalah mencari keserasian gerak dengan lingkungan atau sebaliknya, sifat-sifat dan kebiasaan manusia perlu dipelajari dalam mendesain interior ruang guna mengantisipasi kebiasaan manusia. Antropometri adalah proporsi dan dimensi tubuh manusia beserta sifat-sifat karakteristik fisiologis serta kemampuan relative dari kegiatan manusia yang saling berbeda dalam lingkungan mikro. Antropometri juga sering disebut dengan faktor manusia, yang dalam penerapannya atau sistem kerjanya disebut dengan “ Ergonomik “. Menurut Robert sommer seorang psikolog lingkungan yang telah meneliti berbagai fungsi pola tingkah laku pada pemakai ruang, bahwa fungsi tersebut dibedakan menjadi beberapa hal yaitu : a) Personal safety : Bahwa manusia memerlukan keamanan bagi dirinya sendiri. b) Teritoriality
: Bahwa manusia menunjukan adanya suatu wilayah yang dikuasai.
c) Personal space : Bahwa manusia menunjukan adanya kebutuhan yang bersifat lebih pribadi. d) Personal status : Bahwa mampunyai keinginan untuk menunjukan status sosial diri yang berbeda.
UNIVERSITAS MERCU BUANA 45
LAPORAN TUGAS AKHIR
e) Friendship formation : Bahwa manusia senang berteman dan membentuk kelompok yang berhaluan. Berikut ini adalah studi Ergonomi dan Antropometri yang diperlukan dalam mendirikan museum, antara lain : A.
Studi Daerah Visual Pandangan Mata
Sumber : Dimensi Manusia dan Ruang Interior, Julius Panero, 2003.
Dari gambar di atas, disimpulkan bahwa pandangan yang nyaman ke arah objek [lukisan] adalah pandangan di dalam daerah visual 30° ke arah atas, 30° ke arah bawah, 30° ke arah kanan, dan 30° ke arah kiri. Hal tersebut dikarenakan pada daerah tersebut merupakan daerah dimana mata kita dapat mengenali warna atau membedakan warna dengan baik.
Gambar : Gerak Kepala Manusia dan Jarak Pemasangan Display Sumber : Dimensi Manusia dan Ruang Interior, Julius Panero, 2003.
B.
Studi Modul Ruang Gerak Para Difabel Para penyandang cacat tentulah memerlukan alat bantu untuk
membantu mereka sehari-hari, seperti kursi roda dan kruk bagi para tuna daksa misalnya. Alat bantu tersebut memerlukan jarak bersih guna pergerakannya dan memerlukan akses yang khusus agar dapat digunakan. Berikut ini adalah modul ruang gerak para difabel [khususnya bagi tuna daksa] ;
UNIVERSITAS MERCU BUANA 46
LAPORAN TUGAS AKHIR
Dimensi kursi roda. Sumber : Dimensi Manusia & Ruang Interior, Julius Panero, 2003.
Gambar Jarak bersih kursi roda, para pengguna kruk dan pengguna walker. Sumber : Dimensi Manusia & Ruang Interior, Julius Panero, 2003.
C.
Jarak Pengamat dan Jarak Antar Art Work Pengamat art work tidak hanya sebatas orang normal saja, tidak
menutup kemungkinan para difabel datang ke galeri seni lukis sebagai penikmat seni. Berikut ini adalah analisis tentang jarak pengamat art work terhadap objek lukisan yang nyaman [termasuk bagi para difabel]. Untuk mengetahui jarak pengamat, kita harus mengetahui beberapa hal terlebih dahulu, yakni : a) tinggi rata-rata orang Indonesia adalah 160cm +/- 8cm, dengan tinggi mata rata-rata +/- 148cm. b) tinggi mata para pengguna kursi roda adalah +/- 110cm. Dari data-data di atas dapat dianalisis tentang jarak nyaman pengamat lukisan terhadap objek lukisan (baik bagi para orang normal dan para difabel), yakni sebagai berikut :
UNIVERSITAS MERCU BUANA 47
LAPORAN TUGAS AKHIR
Gambar Pandangan Terhadap Display Area Sumber : Dimensi Manusia dan Ruang Interior, Julius Panero, 2003.
•
Jarak Art Work dengan pengamat [orang normal] adalah X sin30°/sin60°=(1/2 t. Art Work)/X sin30°/sin60°=100cm/X X=173,20cm 174cm
•
Jarak Art Work dengan pengamat [difabel] adalah X’ sin30°/sin60°=((t.m.normal - t.m.pengguna kursi roda)+1/2 t.lukisan)/X’ sin30°/sin60°=((148-110)+100)/X’ X’=239,02cm 240cm
D.
Jarak Antar Art Work
Gambar Jarak antar Art Work Jarak antar Art Work = jarak pengamat X tg45° – (1/2 t. Art Work) = 174cm X tg45° - (100cm) = 74cm UNIVERSITAS MERCU BUANA 48
LAPORAN TUGAS AKHIR
II.2.4 Study Tata Ruang Ruang bangunan dan halaman museum adalah semua ruang atau unit halaman yang ada didalam batas pagar museum ( Bangunan fisik dan kelengkapannya ) yang dipergunakan untuk berbagai keperluan.
Penataan
ruang
didalam
bangunan
museum
dan
penggunaannya harus disesuaikan dengan fungsi serta memenuhi persyaratan kesehatan. ¾ Organisasi ruang Ada beberapa jenis organisasi ruang yang penentuannya tergantung pada tuntutan program bangunan, pengelompokan fungsi ruang, hirarki ruang, kebutuhan pencapaian, pencahayaan dan arah pandang dengan memperhatikan faktor-faktor sebagai berikut ini : °
Organisasi ruang terpusat
Sebuah ruang besar dan dominant sebagai pusat ruang disekitarnya
Ruangan sekitar mempunyai bentuk, ukuran dan fungsi yang sama
Ruang sekitar berada satu dengan yang lainnya, baik bentuk, ukuran maupun fungsinya.
Gambar Oranisasi Ruang Terpusat °
Organisasi ruang linier
Merupakan deretan ruang-ruang
Masing-masing
dihubungkan
dnegan
ruang
yang
sifatnya memanjang
Masing-masing ruang berhubungan secara langsung
UNIVERSITAS MERCU BUANA 49
LAPORAN TUGAS AKHIR
Ruang mempunyai bentuk dan ukuran yang berbeda, tetapi yang berfungsi penting diletakan pada deretan ruang.
Gambar Oranisasi Ruang Linear °
Organisasi ruang radikal
Kombinasi dari organisasi yang terpusat dan linear
Organisasi terpusat mengarah kedalam sedangkan oarganisasi radikal mengarah keluar
Lengan radikal dapat berbeda antara satu dengan yang lainnya, tergantung pada kebutuhan dan fungsi ruang.
Gambar Organisasi Ruang Radikal °
Organisasi ruang secara mengelompok Organisasi ini merupakan pengulangan bentuk fungsi yang sama, tetapi komposisi dari ruang-ruang yang berbeda ukuran, bentuk dan fungsi.
UNIVERSITAS MERCU BUANA 50
LAPORAN TUGAS AKHIR
Gambar Organisasi Ruang Mengelompok °
Organisasi ruang secara grid
Terdiri dari beberapa ruang yang posisi ruangnya tersusun dengan pola grid
Organisasi ruang membentuk hubungan antar ruang dari seluruh fungsi posisi dan sirkulasi
Penggunaan ruang yang disusun secara grid banyak kita jumpai pada interior ruang perkantoran yang terdiri dari banyak divisi-divisi atau bagian-bagian untuk karyawan yang menduduki jabatan.
Gambar Organisasi Ruang Grid ¾ Sirkulasi dalam ruang Organisasi ruang sangat mempengaruhi sirkulasi ruang tersebut. sirkulasi mengarahkan dan membimbing perjalanan atau tapak
yang
terjadi
dalam
ruang.
Sirkulasi
memberi
kesinambungan pada pengunjung terhadap fungsi ruang, antara lain dengan penggunaan tanda-tanda pada ruang sebagai petunjuk UNIVERSITAS MERCU BUANA 51
LAPORAN TUGAS AKHIR
arah jalan tersendiri. Alur sirlukasi antar ruang didalam museum dapat terjadi dengan pembagian ruang, dan lalu lintas antar ruangan harus didesain sedemikian rupa dan dilengkapi dengan petunjuk letak ruangan. Sehingga memudahkan hubungan dan komunikasi antar ruangan, serta menghindari resiko terjadinya kecelakaan
dan
kontaminasi.
Beberapa
hal
yang
harus
diperhatikan dalam perancangan sirkulasi dalam ruang yaitu : °
Kegiatan manusia sebagian besar dilakukan didalam ruang, maka factor yang sangat penting adalah perancangan sirkulasi yang terjadi dalam ruang tersebut.
°
Fungsi ruang ditentukan oleh kegiatan manusia yang terjadi didalamnya mempergaruhi dimensi ruang, organisasi ruang, ukuran, sirkulasi, letak serta bukaan jendela dan pintu-pintu.
°
Dimensi “ Ruang dalam “ selain ditentukan oleh aktivitas manusia, juga dipengaruhi oleh skala dan proporsi manusia itu sendiri.
°
Modul perancangan ruang dan bangunan merupakan factor utama, Ada berbagai modul dasar, modul manusia, modul fungsi, sub modul, multi modul. Adapun factor yang mempengaruhi modul tersebut adalah bahan-bahan bangunan dan teknik pelaksanaan.
°
Pencapaian ruang keruang hendaknya diberi identitas yang jelas, berhubungan erat dengan sistem organisasi ruang.
II.2.5 Studi sirkulasi Agar museum ini dapat dipergunakan untuk seluruh lapisan masyarakat, kesan utama yang didapat dari bangunan museum adalah enterance yang mengandung, yang menunjukan sirkulasi dari luar ke bangunan
museum.
Enterance
yang
menarik
akan
mengundang
masyarakat, walaupun orang itu hanya sekedar lewat, yang mungkin lambat laun akan menjadi pengunjung tetap. Disamping itu enterance hall dapat memberikan sesuatu pengantar bagi bangunan museum, dimana pengunjung perseorangan dapat meneruskan jalannya sendiri tanpa
UNIVERSITAS MERCU BUANA 52
LAPORAN TUGAS AKHIR
kesukaran. Dalam enterance hall sebaiknya terdapat gambar akan denah keseluruhan dari museum sebagai petunjuk, disamping kebutuhan lainnya seperti loket penjualan karcis, tempat penitipan barang, dll. Sirkulasi dalam gedung museum diusahakan agar : a) Penginjung melalui semua ruang pameran b) Pengunjung tidak mengulangi kembali ruang yang telah dilaluinya. c) Sirkulasi memberikan gambaran yang saling berhubungan. d) Arah
sirkulasi
tidak
membosankan
dan
membinggungkan
pengunjung. e) Ruang gerak cukup jelas dan luas untuk suatu daerah sirkulasi, sehingga pengunjung dapat lebih meresapi apa saja yang disajikan tanpa menunggu pengunjung yang lain. Sebelum menetapkan sirkulasi dalam bangunan museum ada baiknya kita mengetahui sistem sirkulasi yang pada umumnya terdapat di museum, yaitu : a) Sistem ruang ke ruang
Gambar 2. 11 Sirkulasi ruang ke ruang
Ciri- cirinya adalah o Penggunaan ruang ekonomis o Sirkulasi tersumbat bila salah satu ruang ditutup. o Pengunjung sulit berorientasi bila merupakan ruang tertutup semua o Sirkulasi dapat bebas atau diarahkan o Sequance ruang lebig dapat dibuat
UNIVERSITAS MERCU BUANA 53
LAPORAN TUGAS AKHIR
b) Sistem koridor ke ruang
Gambar 2. 12 Sirkulasi koridor ke ruang
Ciri-cirinya adalah : o Salah satu ruang dapat ditutup tanpa menganggu sirkulasi o Sirkulasi agak monoton o Banyak koridor pemakaian ruang, akan kurang efesien. c) Sirkulasi nave ke ruang
Ciri-ciri adalah : o Orientasi pada nave o Sirkulasi bebas tak berarah d) Sistem ruang terbuka
gambar sirkulasi ruang terbuka UNIVERSITAS MERCU BUANA 54
LAPORAN TUGAS AKHIR
Ciri-cirinya adalah : o Berupa ruang besar o Flaksibilitas ruang baik o Sirkulasi dapat menyebar atau diarahkan dengan letak panel atau objek pameran o Suasana ruang dinamis Pengolahan untuk ruang pameran hendaknya dapat memberikan suasana nyaman, dinamis, tidak menjemukan, tidak ada paksaan sirkulasi dan pengunjung mudah berorientasi. Pengunjung dapat terarah menikmati semua objek pameran dan juga memilih bagaimana saja hendak dilihat II.2.6 Studi Sistem Utilitas a) Pencahayaan Pencahayaan di dalam galeri seni lukis dapat berupa cahaya alami [daylaight] dan dapat berupa cahaya buatan [dengan menggunakan spotlight]. Pencahayaan Alami [Daylight] U
Pencahayaan alami harus diperhitungkan agar pengguna ruangan yang berada di dalamnya merasa nyaman dan lukisan terhindar dari sinar matahari. Berikut ini adalah perhitunganperhitungan bagaimana menyaring sinar matahari.
Sinar dan cahaya yang diterima apabila tidak menggunakan shading dan filter adalah hampir 97% mengakibatkan ruang tidak nyaman. Pada gambar kedua, cahaya yang diterima apabila menggunakan shading adalah 80% mengakibatkan ruang nyaman. Pada gambar ketiga, cahaya yang diterima ruangan apabila menggunakan shading dan dinding menjadi tidak langsung adalah 72% sehingga ruang lebih nyaman.
UNIVERSITAS MERCU BUANA 55
LAPORAN TUGAS AKHIR
Perhitungan shading ; [gambar potongan] X = Y / tg α n X = panjang shading Y = Tinggi Jendela yang di lindungi α = sudut jatuh bayangan vertical Perhitungan sirip ; [gambar denah] Z = L / tg α n Z = panjang sirip L = lebar jendela α = sudut jatuh bayangan horizontal n = posisi matahari yang akan diperhitungkan Pencahayaan Buatan
U
Pencahayaan buatan yang digunakan sebagai penerangan untuk lukisan adalah spot light dengan ”pure white light” karena sinar yang berwarna putih tidak akan mengubah warna sebuah objek lukisan.
Gambar Teknik Pencahayaan Buatan
Jenis-jenis Pencahayaan Buatan terdapat lima macam yaitu : ¾ Pencahayaan kebawah ( Down Light ) Jenis pencahayaan ini banyak aplikasinya, arah pencahayaan datang dari atas menyinari obyek dibawahnya. Hampir setiap ruangan dirumah memerlukan pencahayaan down light yang berfungsi sebagai pencahayaan secara merata.
UNIVERSITAS MERCU BUANA 56
LAPORAN TUGAS AKHIR
Cahaya berasal dari lampu yang ditanam pada langitlangit dengan rumah lampu yang menjorok keluar, masuk kedalam, menempel pada tembok, atau berupa lampu gantung. Jenis lampu downlight untuk pencayaan merata ada beberapa variasinya. Dapat berupa lampu pijar, neon, dan compact fluorescent dengan sudut distribusi cahaya yang besar. Melalui pengaturan sudut jatuh cahaya, lampu dengan arah downlight dapat menumbuhkan suasana yang berbeda apabila difungsikan sebagai pencahayaan setempat dan dekoratif. Salah satu contoh yang banyak dipakai adalah wall washer, yakni mengarahkan cahaya kedinding sehingga tektur dan warna dinding muncul dan lebih berdimensi. ¾ Pencahayaan keatas ( Up Light ) Arah cahaya datang dari bawah keatas, dimana posisi lampu dihadapkan keatas. efek cahaya yang ditimbulkan yaitu kesan megah, dan memunculkan dimensi. Jenis pencahayaan ini lebih cenderung kepencahayaan demokratif. Beberapa contoh obyek yang umumnya disinari dengan pencahayaan uplight adalah kolom rumah, karena luas permukaan yang disinari relative terbatas maka lebih cocok memakai lampu halogen dengan sudut penyinaran yang lebih sempit. Pencahayaan Up light juga banyak dipakai bila ingin menonjolkan obyek-obyek ditaman pada malam hari. Mendapatkan pencahayaan up light dengan distribusi sinar yang merata seperti pada general lighting. Mungkin saja dilakukan. Sumber cahaya dapat dipantulkan kelangit-langit, sehingga cahaya yang dihasilkan akan lebih lembut dan merata. Aplikasi pencahayaan semacam ini dapat dilakukan diruang-ruang yang membutuhkan suasana teduh, seperti kamar tidur. Pencahayaan up light lainnya adalah lampu emergensi yang ditanam dilantai seperti banyak ditemui pada pesawat
terbang.
Dalam
keadaan
darurat
berfungsi
menuntun/menerangi jalan menuju pintu terdekat. UNIVERSITAS MERCU BUANA 57
LAPORAN TUGAS AKHIR
¾ Pencahayaan dari belakang ( Back Light ) Backlight berarti cahayanya berasal dari belakang obyek. hal ini dilakukan untuk memberikan aksentuasi pada obyek, misalnya untuk memunculkan siluet. Pada obyek tertentu, pencahayaan backlight ini memberikan cahaya pinggir yang mempesona, membuat bentuk-bentuk obyek lebih jelas terlihat ¾ Pencahayaan Samping ( Side Light ) Sama halnya seperti pada pencahayaan backlight, arah cahaya dari samping ( Side light ) dimaksudkan untuk memberikan penekanan pada elemen-elemen interior tertentu yang menjadi aksen. Kebanyakan arah cahaya ini dipakai pada artwork, atau benda-benda seni lainnya. ¾ Pencahayaan Dari Depan ( Front Light ) Untuk lukisan dan foto yang berwujud dua dimensi, front light diaplikasikan. Cahaya datangnya dari depan obyek ini sebaikanya rata. Cahaya yang tersebar rata membuat foto/lukisan tersebut terlihat apa adanya. II.2.7 Studi Elemen Estetik Untuk mencapai hasil yang optimal dari suatu perancangan tata ruang dalam, banyak unsure-unsur yang mendukungnya. salah satu diantaranya adalah unsure elemen estetik. Karena tanpa elemen estetik keindahan ruang akan menjadi berkurang. unsure-unsur elemen estetik bisa meluputi teori estetika warna. proporsi, tekstur, keseimbangan yang diwujudkan dalam bentuk nyata misalnya lukisan, pot bunga, benda antic dan lain-lain sesuai dengan fungsi dan kegunaan ruang. A. Studi Komposisi Warna Interior Menurut Tinna Sutton warna membantu segi visualisasi dan kesan psikologi untuk penampilan karakteristik suatu ruang, sehingga menimbulkan respon emosi yang diinginkan, antara lain: • Istirahat
lembut, putih, abu-abu, biru, hijau
• Keriangan
tenang, hangat, riang dan ringan
• Gerakan
warna berpindah seperti krem-orange UNIVERSITAS MERCU BUANA 58
LAPORAN TUGAS AKHIR
• Kemesraan
lunak
• Kesenangan
tenang dan hangat
Warna juga mempunyai kekuatan untuk memiliki keindahan dengan memberi pengalaman keindahan. Hal ini berhubungan dengan harmonisasi dimana kita menjumpai efek yang menyenangkan oleh paduan dua warna atau lebih. Pengaruh warna pada rasa keindahan ini disebut fungsi estetis dari warna. Sifat umum warna, yaitu: • Merah Warna yang terkuat dan menarik perhatian, bersifat agresif, dan lambang primitif. Warna ini diasosiasikan sebagai darah, marah, berani, seks, bahaya,kekuatan, kejantanan, dan kebahagiaan. • Unggu Berkarakter sejuk, hampir sama dengan biru tapi lebih tenggelam dan khidmat. Warna ini melambangkan duka cita, kontemplatif, suci dan agamis. • Biru Berkarakter sejuk, pasif, tenang dan damai. Goete menyebutnya sebagai warna yang mempesona, spiritual, monotheis, kesepian. Biru melambangkan kesucian, harapan dan kedamaian. • Hijau Lebih bersifat netral dan pengaruh terhadap emosi hampir mendekati pasif, lebih bersifat istirahat. Hijau mengungkapkan kesegaran, sesuatu yang mentah dan muda, belum dewasa, pertumbuhan kehidupan, kesuburan dan harapan, kelahiran kembali. • Kuning Kumpulan dua fenomena penting, yaitu matahari sebagai sumber kehidupan, dan emas sebagai kekayaan alam mulia. Kuning melambangkan kesenangan dan kelincahan dan intelektual. Kuning memaknakan kemuliaan cinta serta pengertian mendalam dalam hubungan antar manusia. • Putih Berkarakter positif, merangsang, cemerlang, ringan dan sederhana. Putih melambangkan kesucian, polos, jujur dan murni. UNIVERSITAS MERCU BUANA 59
LAPORAN TUGAS AKHIR
• Hitam Melambangkan kegelapan, misteri, warna mati yang merupakan kebalikan dari putih. Namun hitam bersifat tegas, kukuh, formal dan berkesan berstruktur kuat. • Abu-abu Kombinasi hitam dan putih. Emosi yang dihadirkannya adalah paduan dua warna itu. Secara psikologis, abu-abu adalah lambang kepasrahan. Secara kasatmata dapat menimbulkan kesan stabil, kokoh, mantap, dan bermatabat. • Cokelat Warna bumi. Sangat natural, tenang, hening, sepi, dan menimbulkan rasa aman, tapi cenderung membosankan. Juga mengesankan sifat kokoh, stabil, dan sangat konservatif.(Sutton,Tina. 2004 B. Studi Finishing Interior Finishing
merupakan
sentuhan
terakhir
pada
proses
pembangunan. Sentuhan finishing sangat penting dan sangat terkait dengan tampilan akhir ruangan atau bangunan. Finishing pada interior merupakan penggunaan material untuk menutup elemen dasar bangunan. yang tergolong material finishing adalah aneka cat, kayu, keramik, batu alam dan aneka material untuk penutup plafond. Material finshing dibedakan berdasarkan peruntukkannya. Ada material penutup lantai, material penutup plafond dan material penutup dinding. a) Finishing pada elemen interior plafond Plafond merupakan elemen bangunan yang “ Melayang “ diatas ruangan. Material finishing untuk plafond ditentukan berdasarkan konsep desain dan interior ruangan. Dalam dunia interior dan bangunan ada berabeka ragam model plafond. Ada plafond tinggi, rata, berundak dan plafond yang mengikuti desain kontruksi atap. Model-model plafond menuntut kontruksi dan material yang beragam. Untuk plafond dimuseum hal yang harus diperhatikan adalah plafond harus kuat, berwrna terang, higienik dan mudah dibersihkan. Persyaratan minimal tinggi langit-langit adalah 2,7 m dari permukaan lantai serta memiliki kerangka plafond yang kuat.
UNIVERSITAS MERCU BUANA 60
LAPORAN TUGAS AKHIR
Nilai estetika juga dapat dibentuk dengan adanya pola, bentuk, warna, dimensi dan tekstur. i). Plafond Gypsum Memiliki keuntungan tampilan yang rata dan relative presisi. Pemasangan dan perawatan mudah, murah sekaligus mudah untuk diolah membentuk pola plafond. Plafond, gypsum memiliki karakter yang berbeda dibandingkan material lain seperti multipleks, karena memiliki tekstur permukaan yang lebih rata. Kondisi ini memungkinkan upaya finishing lebih sederhana. setelah celah ditutup compound, diamplas kemudian gypsum pun bisa langsung dicat. Gypsum tidak sekedar ungul pada spesifikasi dan finshing, namun juga unggul dalam pengolahan. pemasangan pada rangka plafond cukup menggunakan sejumlah sekrup. ii). Plafond Multipleks Memiliki keuntungan praktis, hemat biaya, tahan terhadap kelembabab, pengaturan serat dapat memberikan penampilan yang menarik. Multipleks merupakan kayu olahan. Terbuat dari lembaran-lambaran kayu tipis yang di pres dan dilem menjadi satu. Papan kayu ini sering disebut plywood. Kekuatannya
ditentukan
oleh
jenis
kayu,
kekuatan
pengepresan dan daya rekat lem yang menyatukan lapisan demi lapisan. Ukuran standart multipleks 120 cm X 240 cm. Tebalnya bervariasi antara 3mm-18mm. iii). Plafond Kayu Memiliki
keuntungan
mudah
dolah
dan
dapat
menampilkan aksen yang memikat. Kayu ekspos atau kayu bersusun menuntut pengerjaan yang rapi. Kayu merupakan bahan yang mudah diolah menjadi model plafond. Karena kayu merupakan material yang sangat umum digunakan dan ditemukan. Ukuran yang biasa digunakan adalah ukuran 8 x 12 cm, 5 x 7 cm dan reng 2 x 3 cm. Untuk finishing biasanya
UNIVERSITAS MERCU BUANA 61
LAPORAN TUGAS AKHIR
diekspos dengan tampilan warna kayu. semua disesuaikan dengan desain dan tema ruang. b) Finishing pada elemen interior dinding Didalam sebuah bangunan dinding merupakan elemen yang paling dominan. selain merupakan bagian dari struktur, dinding juga menjadi pembatas antar ruang. Dinding dapat dibuat dari berbagai material. Yang paling banyak ditemui adalah batu bata dan batako. Finishing pada dinding menjadihal yang memperngaruh sebuah konsep desain. Pelapis dinding yang paling umu digunakan adalah
cat.
Karena
harganya
yang
murah,
mudah
dalam
pengapliksiannya dan tersedia dalam berbagai ratusan warna. ¾ Dinding Ekspos ¾ Dinding Gypsum ¾ Dinding cat ¾ Dinding batu alam ¾ Dinding Keramik c) Finishing pada elemen interior lantai Hal yang harus diperhatikan dalam memilih material lantai adalah daya tahan, perawatan, keamanan, warna, ukuran, border dan tekstur. i).
Lantai Keramik Pemasangan dapat menggunakan pola horizontal dan vertical. Bebrapa pola tersebut antara lain: •
Square ( Persegi )
•
Bricks ( Mirip susunan batu bata )
•
Diagonals ( Diagonal )
•
Herrinbone ( Seperti pola kerangka hering-burung pemakan bangkai )
•
Square dan rectangles ( Persegi & bujur sangkar )
•
Key square
•
Reserved axis
•
Basketware ( Pola keranjang )
UNIVERSITAS MERCU BUANA 62
LAPORAN TUGAS AKHIR
•
Amall & Large Squares
•
Tumbling Blokcs
ii). Lantai Kayu iii). Lantai batu alam iv). Lantai Karpet C. Studi Gaya Gaya modern adalah gaya yang simple, bersih, fungsional, stylish, trendy, up-to-date yang berkaitan dengan gaya hidup modern yang sedang berkembang pesat. Gaya hidup modern ditopang oleh kemajuan teknologi, dimana banyak hal yang sebelumnya tidak bisa dibuat dan didapatkan menjadi tersediabagi banyak orang. Dalam gaya hidup modern, masyarakat didalamnya cenderung menyukai hal-hal yang mudah dan cepat, karena berbagai alat dibuat secara industrial untuk kemudahan manusia. Sifat dasar gaya hidup modern adalah tuntutan untuk bergerak dan melakukan segala sesuatu dengan lebih cepat, yang didukung oleh teknologi dan industrialisasi. Teknologi dikembangkan untuk membuat pekerjaan dan kehidupan sehari-hari lebih cepat dan mudah, misalnya perkembangan teknologi informasi yang memudahkan manusia berkomunikasi menggunakan alat semacam telepon dan komputer. Kualitas dan kecepatan menjadi hal yang penting dalam gaya hidup modern, sehingga terdapat kecenderungan untuk melihat nilai benda-benda berdasarkan besar fungsi atau banyaknya fungsi benda tersebut, serta berdasarkan kesesuaiannya dengan gaya hidup yang menuntut serba cepat, mudah dan fungsional. Dalam arsitektur, gaya hidup modern berimbas kepada keinginan untuk memiliki bangunan yang simple, bersih dan fungsional, sebagai simbol dari semangat modern. Namun, gaya hidup semacam ini hanya dimiliki oleh sebagian masyarakat saja, terutama yang berada di kota besar, dimana kehidupan menuntut gaya hidup yang lebih cepat, fungsional dan efisien.
UNIVERSITAS MERCU BUANA 63
LAPORAN TUGAS AKHIR
D. Studi Tema Manusia memiliki hubungan yang erat sekali dengan sekeliling atau lingkungan didalam ruang, oleh sebab itu proses pembentukan ruang memiliki dua aspek yaitu : Aspek bentuk atau aspek keadaan ( Objek ) dan aspek amnesia ( Subjek ) yang berkarya dan menerima akibat. Tema aktraktif adalah tema yang didasarkan pada karakteristik dan perilaku pengunjung. Interior yang dirancang hingga menghasilkan suatu karya yang menarik yang memberikan kesenangan kepada penggunanya, karena dapat mempesona, menarik, mengasyikkan, menyenangkan, tidak membosankan, variatif, kreatif dan indah. II.2.8 Studi Skedule Furniture Penyusunan furniture harus disesuaikan dengan kebutuhan guna memberikan kenyamanan si pemakai sedangkan fungsi furniture tidak bisa dipisahkan dengan dengan factor estetika. Dalam perencanaan kita harus mengetahui terlebih dahulu jenis aktivitas sehingga kita bisa mengetahui jenis dan bentuk furniture yang akan dibuat terhadap luas ruang, Sistem pencahayaan, pemilihan warna serta kondisi-kondisi lainnya. Penyusunan furniture juga akan menimbulkan aspek yang berhubungan dengan jenis aktivitas, fungsi maupun segi-segi visual. Setelah factor tersebut diperhatikan kemudian meningkat pda tahap menerjemahkan desain. Desain furniture dibagi atas dua kategori yaitu : ¾ Furniture yang berbentuk case ( Kotak ) termasuk meja, lemari, kursi. type furniture semacam ini dibiasanya terbuat dari kayu walaupun dengan bahan-bahan lain yang sedang popular. ¾ Furniture
yang
dilapisi,
misalnya
sofa.
kursi-kursi
yang
seluruhnya/sebagian diberi pelapis, mislanya furniture perlengkapan untuk tidur.
UNIVERSITAS MERCU BUANA 64