BAB II TINJAUAN DATA
2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Tinjauan Data Umum
A. Pengertian Galeri
Secara umum galeri adalah tempat memajangkan atau memamerkan suatu karya seni agar para kolektor-kolektor seni maupun masyarakat awam dapat menikmati karya seni.Menurut ektimologinya kata gallery atau galeri , berasal dari bahasa latin: Galleria dapat diartikan sebagai ruang beratap dengan satu sisi terbuka. Di Indonesia, galeri sering diartikan sebagai ruang atau bangunan tersendiri yang digunakan untuk memamerkan karya seni8 Galeri merupakan suatu fasilitas yang berisi ruang pamer yang mengkomunkasikan karya-karya visual art atau seni visual. Adapun faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam mengkomunikasikan karya-kaya seni secara visual yaitu sebagai berikut: - Standar jarak pengamat terhadap objek lukisan Tinggi rata-rata manusia Indonesia sehingga pandangan mata dapat mencakup obyek yang dilihat dalam posisi nyaman. B. Tinggi rata-rata Pandangan mata Pria 165 cm 160 cm Wanita 155 cm 150 cm Anak-anak 115 cm 110 cm
12 http://digilib.mercubuana.ac.id/
C. Definisi Galeri adalah: Galeri atau Museum adalah sebuah ruang untuk memamerkan karya-karya seni, dan sering kali merupakan seni visual.Museum dapat berwujud museum publik maupun privat, namun yang membedakan museum ini adalah pada kepemilikan dari koleksi-koleksi yang ada pada museum. Lukisan merupakan barang seni yang paling sering di tampilkan. Akan tetapi, skluptur, fotografi, ilustrasi, seni instalasi, dan objek dari seni yang dapat digunakan juga ditampilkan pada museum atau
13 http://digilib.mercubuana.ac.id/
galeri seni ini. Meskipun pada dasarnya museum atau galeri ini diperuntukan sebagai ruang bagi hasil karya seni visual, namun galeri seni ini terkadang juga digunakan sebagai tempat untuk berbagai kegiatan seni lainnya, seperti konser music dan pembacaan puisi.Galeri merupakan suatu ruangan panjang terlindungi / tertutup, berupa koridor, baik itu didalam maupun di eksterior bangunan, atau koridor diantara bangunan yang berfungsi sebagai tempat kegiatan pameran kerja seni.Galeri pada awalnya merupakan bagian dari museum yang berfungsi sebagai ruang pameran. Menurut Robillard (1982), ruang publik pada museum dibagi menjadi 4 bagian : • Entrance hall. • Jalur sirkulasi. • Galeri. • Lounge (ruang duduk).
Galeri merupakan ruang paling utama karena berfungsi mewadahi karya-karya seni yang dipamerkan. Pada perkembangan selanjutnya, galeri berdiri sendiri terlepas dari museum. Fungsi dari galri pun mulai berkembang, bukan hanya sebagai ruang untuk memajang atau memamerkan saja, melainkan juga berkembang sebagai ruang untuk menjual karya seni atau proses transaksi barang seni. Senada dengan yang digambarkan oleh Darmawan T. (1994) bahwa galeri lebih merupakan bagian dari pertumbuhan ekonomi daripada perkembangan seni.Pertumbuhan galeri berprinsip pada memutar seni dengan uang dan menggerakkan uang lewat seni. - Ruangan/ gedung tempat untuk memamerkan benda/ karya seni - Sebuah ruang kosong yang digunakan untuk pameran kesenian - Sebuah ruang yang digunakan untuk menyajikan hasil karya seni, sebuah area yang memajang aktifitas publik yang kadangkala digunakan untuk keperluan khusus.
14 http://digilib.mercubuana.ac.id/
D. Macam galeri berdasarkan jenis pameran yang diadakan dibagi menjadi tiga, yaitu: • Pameran tetap (Permanent Exhibition). Pameran yang diadakan terus-menerus tanpa ada batasan waktu. Barang-barang yang dipamerkan tetap atau bisa juga bertambah. • Pameran temporer (Temporary Exhibition). Pameran yang diadakan sementara dengan batasan waktu tertentu. • Pameran keliling (Travelling Exhibition). Pameran yang berpindah-pindah dari suatu tempat ke tempat yang lain.
Galeri juga dapat digolongkan lagi berdasarkan pada macam koleksi dan tingkat dan luas koleksi (luas jangkauan). Galeri berdasarkan macam koleksi dibedakan menjadi :
Galeri pribadi; merupakan galeri yang berfungsi sebagai tempat pameran karya pribadi seniman itu sendiri, tidak memamerkan karya orang lain atau sebagai galeri yang befungsi sebagai tempat pamer dimana koleksi yang dipamerkan tidak diperjualbelikan.
Galeri umum; merupakan galeri yang memamerkan karyakarya seni dari beberapa seniman dan koleksi yang dipamerkan diperjualbelikan.
Galeri kombinasi; merupakan galeri kombinasi pribadi dan umum dimana karya-karya seni yang dipamerkan ada yang diperjualbelikan dan ada yang merupakan koleksi khusus yang tidak dijual, koleksi yang dipamerkanpun bukan dari satu orang seniman melainkan dari beberapa seniman.
15 http://digilib.mercubuana.ac.id/
2.1.2 Sejarah dan Perkembangan Galeri
Sejarah Berdirinya Galeri Nasional Indonesia Berdirinya Galeri Nasional Indonesia ( GNI ) merupakan salah satu wujud upaya pembangunan Wisma Seni Nasional / Pusat Pembangunan Kebudayaan Nasional yang telah dirintis sejak tahun 60-an.Sambil menunggu realisasi Wisma Seni Nasional, Prof. Dr. Fuad Hasan ( waktu menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ) memprakarsai renovasi gedung utama tersebut menjadi Gedung Pameran Seni Rupa Depdikbud, sebagai sarana aktivitas dan apresiasi seni rupa yang diresmikan pada tahun 1987. Melalui prakarsa Ibu Prof. Edi Sedyawati ( waktu itu sebagai Direktur Jendral Kebudayaan ) diperjuangkan secara intensif pendirian Galeri Nasional Indonesia tahun 1995. Akhirnya pada tahun 1998 telah di setujui melalui surat persetujuan Menko Pegawasan Pembangunan dan Pendayagunaan Aparatur Negara No. 34 / MK.WASPAN / 1998. Selanjutnya ditetapkan melalui Kepmendikbud No.099a/0/1988 dan diresmikan operasionalnya pada tanggal 8 Mei 1999 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Bpk. Yuwono Sudharsono. Struktur awal organisasi GNI ( Kepmendikbud No. No.099a/0/1988 ) mengalami beberapa kali perubahan , terakhir ketika GNI berada dibawah Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, maka SK GNI dirubah menjadi Kepmendikbud Nomor PM.41/OOT.001/MKP-2006. Organisasi tata kerja Galeri Nasional Indonesiasaat ini berdasarkan Permendibud Nomor 72 Tahun 2012 merupakan unit pelaksanan teknis dilingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Kebudayaan. 16 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Koleksi Galeri Nasional Indonesia Galeri Nasional indonesiamenyimpan,menghimpun dan memamerkan karya seni rupa seperti lukisan,sketsa ,grafis,patung,keramik,fotografi,seni kriya dan seni instalasi.saat ini Galeri Nasional
indonesia
memiliki
sekitar
1785
mancanegara,antaralain;RadenSaleh,Hendra
koleksi
karya
seniman
Gunawan,Affandi,S.
Indonesia
Sudjojono,Basoeki
Abdullah,BarliSasmitawiNata,Trubus Iskandar,AhmadSadali,Nashar,Soedarsono,Sunaryo,AmrusNatalsya,Hardi,HeriDono,Dede Supria,IvanSagita,FX.
dan
,Popo Eri
Harsono,LuciaHartini,IrlantineKarnaya,HendrawanKanaryo,Nyoman
Gunarsa, Made Wiyanta,Ida Bagus Made, I Ketut Soki, WassilyKand insky (Rusia), Hans Hartung (Jerman), Victor Vassarely (Hongaria), Sonia Delauney (Ukraina), Pierre Saulages (Parncis), ZaoWouKi (China). Selain itu terdapat karya seniman dari sudan , India, Peru, Cuba, Vietnam,Myanmar dan lain-lain. Aktifitas Galeri Nasional Indonesia Ruang lingkup kegiatan Galeri Nasional yaitu,melaksanakan pameran (permanen, temporer, keliling), melaksanakan preservasi (konservasi, restorasi), akuisisi dan dokumentasi , seminar, diskusi, workshop, performanceart, pemutaran film / video ( screening) , festival, lomba, dan lain-lain yang berkenan dengan peningkatan pemahaman, keterampilan dan apresiasi seni rupa. Galeri Nasional Indonesia juga memberikan pelayanan riset koleksi dan pemanduan ( guilding ) untuk pelajar, mahasiswa dan masyarakat umum.
17 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Galeri Nasional Indonesia merupakan salah satu lembaga kebudayaan yang berfungsi untuk perlindungan, pengembangan, dan pemanfaatan asset seni budaya atau karya seni rupa sebagai sarana edukasi-kultural dan rekreasi serta pengembangan kreativitas dan apresiasi seni. Galeri Nasional Indonesia merupakan unit pelaksana teknis (UPT) di lingkungan kementrian budaya dan pariwisata, kedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Nilai Budaya dan Seni yang sehari-hari dilaksanakan oleh Direktur kesenian. Galeri Nasional Indonesia memiliki tugas pokok dan fungsi melaksanakan, pengumpulan, pendokumentasian, registrasi, analisis,pemeliharaan, perawatan, pengamanan, penyajian, penyebarluasan informasi dan bimbingan edukatif terhadap karya seni terdiri dari berbagai gedung dan fasilitas penunjuang lainnya, seperti: kantor, pameran temporer, pameran permanen (menetap), perpustakaan, audio visual, storage, lounge, wisma seniman, galeri shop. Lokasi Galeri Nasional Indonesia ini cukup strategis, yaitu berada di pusat ibukota Indonesia (Jakarta).Galeri Nasional Indonesia bertugas melaksanakan pengumpilan,pendokumentasian, pendaftaran, penelitian, pemeliharaan, perawatan,Saat ini Galeri Nasional Indonesia memiliki sekitar 1770 koleksi karya senimanIndonesia dan mancanegara. Galeri Nasional Indonesia ini memiiliki fasilitas yang dapat memadai unutk mendukung kegiatan yang berhubungan dengan tugasnya sebagai lembaga yang mengkoleksi karya seni rupa, pameran, dan seminar maupun pelatihan seni rupa dalam kapasitasnya sebagai institusi resmi pemerintahan Indonesia terhadap pelestarian nilai-nilai budaya.
18 http://digilib.mercubuana.ac.id/
2.2 Teori Perancangan Interior Perancangan adalah suatu proses yang bertujuan untuk menganalisis, menilai memperbaiki dan menyusun suatu sistem, baik sistem fisik maupun non fisik yang optimum untuk waktu yang akan datang dengan memanfaatkan informasi yang ada.
2.2.1
Elemen Interior
A. Pengertian Desain Interior
Menurut Francis D.K. Ching Desain Interior adalah merencanakan, menata, dan merancang ruang-ruang interior dalam bangungan. Tatanan fisik diatas dapat memenuhi kebutuhan dasar kita akan sarana untuk bernaung dan berlindung; menentukan langkah sekaligus mengatur bentuk aktivitas kita; memelihara aspirasi kita dan mengekspresikan ide-ide yang menyertai segala tindakan kita, mempengaruhi penampilan, perasaan dan kepribadian kita. Oleh sebab itu, maksud dan tujuan desainer interior adalah untuk memperbaiki fungsi, memperkaya nilai estetis dan meningkatkan aspek psikologis dari ruang interior. Menurut Sachari Desain Interior adalah profesi yang mengkaji dan mempelajari desain ruang dalam sebuah bangunan dengan berbagai pendekatan dan pertimbangan baik fungsi ruang, suasana, elemen estetis, pemilihan material, sosial budaya serta gaya hidup serta pertimbanganpertimbangan teknis penataan ruang. Didalam sebuah desain interior, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mencapai sebuah estetika ruang yang baik misalnya dengan elemen – elemen interior yang sesuai dengan fungsinya yaitu: 19 http://digilib.mercubuana.ac.id/
1.Lantai Sebagai bidang dasar yang menyangga aktivitas interior dan perabot, lantai harus terstruktur sehingga mampu memikul beban tersebut dengan aman dan permukaannya harus cukup kuat untuk menahan penggunaan dan arus yang terus menerus. ( D.K Ching 164 ) Lantai memiliki dua kriteria permukaan lantai, yaitu:
a. Kriteria Fungsional Untuk bagian lantai yang mudah menjadi basah, disarankan untuk menghindarkan penggunaan material lantai yang keras dan licin. Permukaan lantai yang berwarna terang akan memantulkan lebih banyak cahaya yang jatuh diatas permukaan tersebut dan membuat ruang terasa lebih terangdibanding lantai yag berwarna gelap dan bertekstur. (D.K Ching 165) b. Kriteria Estetik Sementara lantai yang netral dan tidak bermotif dapat berfungsi sebagai latar belakang yang sederhana untuk penghuni dan perabotnya, lantai melalui penggunaan pola, juga dapat menjadi elemen yang dominan dalam ruang interior. Pola tersebut dapat digunakan untuk menentukan bagian ruang yang menunjukkan jalur sirkulasi atau sekedar sebagai daya tarik tekstur. (D.K Ching 167) 2. Dinding Dinding adalah elemen arsitektur yang penting untuk setiap bangunan. Secara tradisional, dinding telah berfungsi sebagai struktur pemikul lantai di atas permukaan tanah, langit-langit dan
20 http://digilib.mercubuana.ac.id/
atap. Menjadi muka bangunan, memberi proteksi dan privasi pada ruang interior yang dibentuknya. (D.K Ching 180) Tekstur dinding juga mempengaruhi jumlah cahaya yang akan dipantulkan atau diserap. Dinding yang halus lebih banyak memantulkan cahaya daripada dinding yang memiliki tekstur yang cenderung mengaburkan cahaya yang menyinari permukaannya. Demikian pula halnya, permukaan dinding yang halus dan keras lebih banyak memantulkan suara ke dalam ruang daripada dinding-dinding yang berpori dan bertekstur lembut. (D.K Ching 185)
3. Plafon Plafon adalah elemen yang menjadi sangat penting dalam desain interior dan menyediakan perlindungan fisik maupun psikologis untuk semua yang ada dibawahnya. Karakter plafon:
Ketinggian plafon mempunyai pengaruh besar terhadap skala ruang. Plafon yang tinggi cenderung menjadikan ruang terasa terbuka, segar dan luas. Dapat juga memberi suasana agung atau resmi, khususnya jika rupa dan bentuknya tidak beraturan.
Plafon yang rendah, sebaliknya mempertegas kualitas ruangannya dan cenderung menciptakan suasana intim dan ramah. Plafon yang berwarna sejuk, halus, terang dapat memberi kesan luas begitu juga sebaliknya. (D.K Ching 192).
21 http://digilib.mercubuana.ac.id/
4. Jendela dan Pintu Jendela dan pintu masuk memotong bidang dinding yang membentuk bangunan dan ruang interior yang dibatasinya. Merupakan elemen transisi dari desain arsitektur dan interiornya yang menghubungkan, baik secara visual dan fisik, satu ruang ke ruang lain maupun bagian dalam luar. Ukuran, bentuk dan penempatan jendela mempengaruhi integritas visual permukaan dinding dan perasaan “tertutup” yang dihasilkannya. (D.K Ching 204).
2.2.2 Tekhnik Bangunan Struktur Untuk fleksibilitas, museum/galeri biasanya didisain dengan lebih dari batas kapasitas minimum muatan pada lantai. Museum/galeri memprogram berbeda-beda, antara 125 pon per kaki kuadrat untuk semua ruangan dan 200 pon per kaki kuadrat untuk ruang pameran. Hal ini tentu saja diatas ratarata minimum dari penyediaan fleksibilitas. Objek yang individu pada tempat penyimpanan koleksi dan ruang pameran mungkin terlalu berat. Kapadatan yang tinggi pada penyimpanan kadang-kadang berguna. Barang seni yang berat dan material instalasi pameran digerakkan dengan alat, dapat mencapai berat per objek hingga 8.000 sampai 10.000 pon. Museum harusnya menyarankan untuk mengantisipasi instalasi-instalasi yang sangat berat. • Pelapis Material untuk eksterior harusnya dipilih dengan keawetan dan penampilan yang sesuai dengan museum/galeri. Dinding eksterior dan atap harus sesuai dengan standart dari konservasi tenaga. Konstruksi dinding dan atap harus menghindari dari menjembatani panas termal. Pelindung berkelanjutan dari uap air sangat dibutuhkan oleh dinding eksterior, atap, dan lantai terbawah.
22 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Jendela dan skylights harus dapat mengurangi sinar ultraviolet dan sinar infrared dari cahaya matahari di luar. Penghalang cahaya yang tidak baik juga harus terdapat pada museum/galeri atau mekanisme yang dapat menyinari museum/galeri dengan pencahayaan alami yang baik di setiap ruangan. Jendela yang dapat dikendalikan harus terdapat dan dapat digunakan. Area yang tidak menampilkan karya pameran harus memiliki cahaya alami yang melimpah. 2.2.3 Fisika Bangunan Untuk kebutuhan fleksibilitas, museum/galeri didesain secara tipikal dengan lebih dari batas minimum kapasitas pencahayaan, khususnya ruang pameran.Pencahayaan dibutuhkan dan sistem ini akan berbeda fungsi tiap ruangnya dan tipe dari display. Pada bagian eksterior, pencahayaan dan ruang pencahayaan eksterior dapat digunakan untuk mendramatisir dan membuat museum/galeri terlihat megah. Pencahayaan yang terlihat adalah kombinasi dari merah, jingga,kuning, hijau, biru, dan violet. Cahaya ini memiliki panjang gelombang 400-700 nanometer (nm). Cahaya pada jangkauan dari biru sampai ultraviolet sebagai akhir dari spektrum memiliki energi yang berlebihan dan dapat merusak karya-karya yang dipamerkan. Pada kebanyakan museum/galeri, semua instalasi pencahayaan pada ruang pameran dan ruang koleksi lainnya harus dapat melindungi dari sinar UV kurang dari 75 mikrowatt per lumen dan dan mengelilingi untuk menghindari kerusakan pada objek pada suatu acara pada saat kerusakan lampu. Pada umumnya, pencahayaan di museum/galeri sesuai dengan jumlah iluminasi yang diberikan oleh Illuminating Engineers Society of North America (IESNA), Lighting Handbook for General Use. Bagaimana pun juga, pada area koleksi, tingkat pencahayaan sangat penting dagi permukaan 23 http://digilib.mercubuana.ac.id/
dari koleksi itu sendiri. Pada permukaan dari karya yang sangat sensitif, termasuk sesuatu yang berhubungan dengan kertas (seperti cetakan dan hasil foto), tingkat pencahayaan tidak boleh melampaui 5 footcandles (fc). Kebutuhan pencahayaan pameran sangat berbeda dari barang-barang pamer, tipe, dan ukuran dari karya, dan tatanan dari tiap pameran (TabelII.3). Tujuannya adalah untuk pencahayaan objek individual, bukan ruangan secara keseluruhan. Lokasi dari alat pencahayaan yang berhubungan dengan material pameran sangat kritis, membutuhkan lokasi lintasan yang berlapis yang sama dengan instalasi permanen, lampu, filter, pintu, dan gril.
Akustika Akusitika pada tiap ruangan harus dengan nyaman bagi pengunjung individu atau berkelompok. Hal ini sangat penting bagi dosen memimpin tur dan dapat didengar oleh kelompoknya tanpa mengganggu pengunjung lainnya. Pada beberapa ruangan dan fungsi seperti ruang konferensi, orientasi, auditorium harus didesain oleh spesialis dalam bidang akustika. Pada ruangan lain, seperti jalur sirkulasi utama dan ruang pameran sangat membutuhkan perawatan akustika untuk mencegah dari kecacatan akustikan pada ruangan tersebut.
Sistem Keamanan Sistem keamanan pada museum/galeri harus dibuat sangat aman, bukan hanya mengandalkan sistem aktif dari penjaganya dan system keamanan digital, tapi juga dari segi desain dan tatanan dari museum/galeri itu sendiri. Semua aspek dari museum/galeri harus didesain untuk menjaga keamanan dari koleksinya sendiri. Koleksi ini harus dilindungi dari kerusakan, maling, dan basah. Museum/galeri ini harus memiliki satu pintu masuk dan pemisah tipikal untuk pintu
24 http://digilib.mercubuana.ac.id/
masuk pengelola (tergantung dari ukuran dari museum/galeri). Prioritas dari keamanan koleksi, dimana hal ini berbeda dari standar keamanan bangunan.
Tinjauan Khusus 2.3. Sejarah Singkat Galeri Filateli Jakarta Melalui sejarah kita bisa menelusuri imajinasi masa lalu keberadaan gedung ini dalam posisinya berada pada gerbang kawasan Pasar Baru dan Lapangan Banteng. Dalam buku Akihary diinformasikan bahwa gedung Kantor Pos Pasar Baru Jakarta dirancang oleh J van Hoytema dari Dinas BOW tahun 1913 (Akihary, 1988). Keberadaan Kantor Pos ini sangat berkaitan dengan sejarah kawasan Weltervreden yang menjadi pusat kota Nieuw Batavia yang menandai perkembangan kota Jakarta sekarang ini. Bila sebelumnya pusat kota berada di Kota Tua maka, setelah Weltervreden memiliki Waterlooplein dan Koningsplein maka seluruh aktivitas pemerintahan dipindahkan ke pusat kota yang baru ini. Dari dokumentasi foto foto yang ada diduga kuat gedung sekarang ini merupakan generasi ketiga kantor pos yang telah dibangun di Post Weg (sekarang jalan Pos) bukan Groote Post Weg (jalan Pos Raya) yang dibangun oleh Gubernur Jenderal Daendels untuk jalur transportasi pulau Jawa). Kawasan ini merupakan kawasan Pecinan dan perbelanjaan elite Belanda pada masa lalu mulai berkembang sejak masa pemindahan kantor administrasi Gubernur Jenderal Hindia Belanda dari Oud-Batavia (Kota Lama) ke Nieuw Batavia -Weltervreden (sekarang kawasan Lapangan Banteng).
25 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Kawasan pemerintahan baru yang berdampingan dengan kawasan pendidikan serta perdagangan Pasar Baru ini memerlukan dukungan layanan penghubung pengiriman dokumen dan komunikasi sehingga dibangun gedung di tepi Ciliwung untuk mengakomodasi layanan tersebut. Bangunan ini makin dikembangkan seiring perkembangan kantor pos di Batavia. Sekarang ini merupakan bangunan pengganti dari bangunan kantor pos yang telah ada sebelumnya. Dirancang tahun 1913 an oleh arsitek J. Van Hoytema dari BOW (Akihary, 1990). Gedung ini kemudian menjadi milik Perusahaan Negara Pos Telekomunikasi (PN POSTEL). Pada tahun 1965 PN POSTEL dipisahkan menjadi dua perusahaan yaitu PN Pos dan Giro dan PN Telekomunikasi. PN Pos dan Giro kemudian berubah nama menjadi Perusahaan Umum Pos dan Giro, dan tahun 1995 berubah lagi menjadi PT Pos Indonesia. Pada awal kemerdekaan, gedung ini digunakan untuk pelayanan pos, telpon dan telegraph. Pada tahun 1995 dibangun perkantoran baru yang disebut Gedung Pos Ibukota (GPI). Gedung Kantor Pos Lama Pasar Baru kemudian diperuntukkan sebagai kantor pelayanan filateli dan kantor cabang Persatuan Filateli Indonesia di Jakarta. Secara hukum, kepemilikan gedung dan lingkungan ini adalah milik PT Pos Indonesia (Persero). Sebagian gedung yaitu pada sayap kiri gedung dimanfaatkan oleh PT. TELKOM semula digunakan sebagai layanan telegram menjadi tidak terawat dan kumuh. Setelah layanan pos dipindahkan ke gedung baru, maka Gedung Kantor Pos ini kemudian dikenal sebagai Gedung (Kantor) Filateli Jakarta yang melayani penjualan dan pemesanan benda filateli serta penjualan benda benda koleksi, serta aktivitas lelang. Akibatnya aktivitas gedung ini semakin menyurut dan berdampak perhatian terhadap fisik bangunan semakin menurun. Akibat yang terjadi mulai terjadi kerusakan atau pemanfaatan yang tidak semestinya yang berisiko pada kerusakan bangunan. Pengembangan bangunan yang memperhatikan historis bangunan dan lingkungan akan memberikan value kawasan. Hingga pada tahun 2007, ST Triakariastoto 26 http://digilib.mercubuana.ac.id/
pengajar arsitektur Universitas Persada YAI Jakarta, Sudarmawan Juwono pengajar serta pegawai pos dan Sutejo pegawai pos atas ijin Rusdi pejabat di lingkungan PT Pos melakukan presentasi di Pemerintah Kota untuk mengajukan penataan lingkungan yang difasilitasi Kantor kecamatan Pasar Baru. Pemerintah kota melalui Sudin UKM menyetujui pemindahan tanpa penggusuran. Hasilnya pedagang kaki lima dipindahkan ke samping kiri bangunan. Program ini tidak terlepas dari kerugian dan keuntungan, banyak pihak yang masih menyayangkan kenapa pedagang kaki lima masih diberi hak hidup di lingkungan tersebut. Keempat pemrakarsa tersebut mengatakan bahwa selayaknya mereka diberi hak bekerja yang layak secara manusiawi. Proses revitalisasi atau konservasi selalu mengundang kontroversi namun terlepas dari semua itu, kita yakin bahwa pilihan ini yang terbaik. Kita terus belajar. Selamat berjuang terus komunitas Post Heritage demi kesejahteraan dan kemuliaan peradaban bangsa. Globalisasi ekonomi dan kemajuan teknologi telah membuat kompetisi dunia usaha menjadi semakin ketat. setiap entitas usaha dipacu untuk selalu melakukan inovasi agar dapat terus eksis dalam persaingan. fokus pada corebusinessactivities untuk menciptakan keunggulan bersaing telah
menjadi
keharusan.
pemanfaatan
sumber
daya
harus
diarahkan
kepada
corebusinessactivities yang memberikan nilai utilitas optimal bagi perusahaan. Mencermati bahwa aktivitas logistik merupakan supporting business activities yang sangat penting bagi penciptaan nilai tambah, maka PT Pos Indonesia (Persero) sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang salah satu kompetensinya di bidang logistik membentuk sebuah anak perusahaan yang fokus bergerak pada bidang bisnis logistik yaitu PT Pos Logistik Indonesia (Poslog). Poslog membantu entitas usaha agar dapat berkonsentrasi pada aktivitas inti dengan menyediakan dukungan pada supportingbusinessactivities khususnya di bidang logistik. Poslog bertujuan memberikan integratedservicessolution atas permasalahan logistik yang 27 http://digilib.mercubuana.ac.id/
meliputi warehousing, transporting dan freightforwarding dengan berbasis pada konsep supplychainmanagement ( scm ). Gedung ini adalah bekas Kantor Pos Pasar Baru Jakarta, yang juga merupakan bangunan warisan Post Telefon en Telegraf milik pemerintah kolonial Hindia Belanda. Gedung ini didirikan antara tahun 1912-1929, dirancang oleh arsitek Belanda, John vanHoytema, dengan gaya arsitektur Art Deco yang dipengaruhi oleh aliran Art &Craft pada detail interiornya. Keberadaan gedung Kantor Pos ini sangat berkaitan dengan sejarah kawasan Weltervreden yang menjadi pusat kota Batavia, pada masa kekuasaan Gubernur Jenderal Daendels. Bentuknya yang lebar dan beratap tinggi, jelas menyiratkan adanya unsur arsitektur Eropa kuno saat itu. Seperti kebiasaan saat itu, keberadaan Gedung Kantor Pos pun akhirnya dijadikan nama jalan untuk area jalan yang ada di depan gedung tersebut, dengan menyebut PostWeg atau Jl. Pos. Karena lokasinya yang strategis, PostWegdigunakan sebagai jalur transportasi darat dari Kota Tua menuju ke pusat kota Weltervreden. Namun, seiring perkembangan zaman pada masa pemerintahan di bawah kekuasaan Daendels, gedung ini akhirnya digunakan sebagai kantor pengiriman barang. Bangunan warisan arsitektur kolonial ini telah dikategorikan sebagai bangunan cagar budaya atau konservasi di Jakarta. Sesuai dengan Surat Keputusan Gubernur DKI Jakarta No. 475/1993, gedung ini masuk daftar cagar budaya dengan kategori A yang harus dikonservasi serta dimungkinkan tidak terjadi perubahan, baik eksterior maupun interior arsitektur bangunan. Sekarang gedung bersejarah yang indah dan megah ini tidak lagi digunakan untuk aktivitas pelayanan jasa pos setelah semua aktivitas pelayanan dipindahkan ke gedung baru yang
28 http://digilib.mercubuana.ac.id/
menghadap ke lapangan Banteng. Selanjutnya, bangunan ini digunakan untuk Kantor Pelayanan Filatel semenjak tahun 1997, sehingga dikenal sebagai Gedung Filateli Jakarta. Kantor Filateli Jakarta ( KFJ) adalah salah satu Unit Usaha PT Pos Indonesia (Persero) yang mengelola bisnis benda-benda filateli dan usaha usaha lainnya yang berkaitan dengan kegiatan filateli. KFJ terletak ditengah kota yang tidak berjauhan dengan monumen Tugu Monas dan Mesjid Istiqlal yaitu letaknya di Jalan Pos No 2 Jakarta Pusat 10710. Melalui KFJ, PT Pos Indonesia ingin menunjukkan komitmennya pada perkembangan perfilatelian Indonesia khususnya dan dunia umumnya. Sehingga di KFJ tidak hanya dikedepankan layanan/aktivitas filateli oleh/milik PT Pos Indonesia tapi juga melibatkan layanan/aktivitas yang dilakukan oleh investor, filatelis dan berbagai aktivitas lain yang langsung maupun tidak langsung akan memperkuat infrastruktur perfilatelian Indonesia.Komitmen, disiplin, fleksibilitas, relationship adalah sikap yang dikembangkan SDM KFJ dalam melayani filatelis ( kolektor ).
Data Non Fisik
29 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Nama Proyek
: Museum Galeri Filateli Jakarta Pusat
Sifat Proyek
: Real
Pemilik
: Pemerintah Persero
Lokasi
: Jalan Pos No 2 Pasar Baru Sawah Besar,Jakarta Pusat Email :
[email protected]
Peruntukan lahan
: Bangunan Nasional
Fasilitas
:
Ruang Pameran Tetap Ruang Pameran Temporer Ruang Meeting Filateli Galeri Filateli Ruang Display Penjualan Perangko Phillacorner Ruang Interaksi-Multifungsi Studio Filateli Audio Visual Wifi
30 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Pengguna
Pengelola
Aktivitas
Kebutuhan Ruang
Luas
Masuk,Absen
Entrance & Absen Pegawai
10m2
Meeting
Ruang Rapat
25m2
Bertemu Tamu
Ruang Interaksi
10m2
Mengelola Kegiatan
Ruang Kepala Museum
17m2
Mengatur Lampu
Ruang Listrik
28m2
Ke Toilet,Sholat
Mushola
10m2
Menyiapkan Peralatan
Gudang Peralatan
26m2
Permuseuman
Kebersihan
VISI Menjadi perusahan jasa logistik terintegrasi, terluas, dan terbaik di Indonesia. MISI
Mengelola bisnis logistik secara total didukung sumber daya manusia yang profesional, sistem operasi yang efisien , serta pemanfaatan teknologi informasi yang tepat guna; Mengembangkan bisnis dengan mengutamakan jalinan kerjasama yang win-winsolution;
Membangun jaringan bisnis secara fokus dengan mempertimbangkan potensi bisnis:
2.3.1 Sejarah Singkat Galeri Filateli Jakarta Melalui sejarah kita bisa menelusuri imajinasi masa lalu keberadaan gedung ini dalam posisinya berada pada gerbang kawasan Pasar Baru dan Lapangan Banteng. Dalam buku Akihary diinformasikan bahwa gedung Kantor Pos Pasar Baru Jakarta dirancang oleh J van 31 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Hoytema dari Dinas BOW tahun 1913 (Akihary, 1988). Keberadaan Kantor Pos ini sangat berkaitan dengan sejarah kawasan Weltervreden yang menjadi pusat kota Nieuw Batavia yang menandai perkembangan kota Jakarta sekarang ini. Bila sebelumnya pusat kota berada di Kota Tua maka, setelah Weltervreden memiliki Waterlooplein dan Koningsplein maka seluruh aktivitas pemerintahan dipindahkan ke pusat kota yang baru ini. Dari dokumentasi foto foto yang ada diduga kuat gedung sekarang ini merupakan generasi ketiga kantor pos yang telah dibangun di Post Weg (sekarang jalan Pos) bukan Groote Post Weg (jalan Pos Raya) yang dibangun oleh Gubernur Jenderal Daendels untuk jalur transportasi pulau Jawa). Kawasan ini merupakan kawasan Pecinan dan perbelanjaan elite Belanda pada masa lalu mulai berkembang sejak masa pemindahan kantor administrasi Gubernur Jenderal Hindia Belanda dari Oud-Batavia (Kota Lama) ke Nieuw Batavia -Weltervreden (sekarang kawasan Lapangan Banteng). Kawasan pemerintahan baru yang berdampingan dengan kawasan pendidikan serta perdagangan Pasar Baru ini memerlukan dukungan layanan penghubung pengiriman dokumen dan komunikasi sehingga dibangun gedung di tepi Ciliwung untuk mengakomodasi layanan tersebut. Bangunan ini makin dikembangkan seiring perkembangan kantor pos di Batavia. Sekarang ini merupakan bangunan pengganti dari bangunan kantor pos yang telah ada sebelumnya. Dirancang tahun 1913 an oleh arsitek J. Van Hoytema dari BOW (Akihary, 1990). Gedung ini kemudian menjadi milik Perusahaan Negara Pos Telekomunikasi (PN POSTEL). Pada tahun 1965 PN POSTEL dipisahkan menjadi dua perusahaan yaitu PN Pos dan Giro dan PN Telekomunikasi. PN Pos dan Giro kemudian berubah nama menjadi Perusahaan Umum Pos dan Giro, dan tahun 1995 berubah lagi menjadi PT Pos Indonesia. Pada awal kemerdekaan,
32 http://digilib.mercubuana.ac.id/
gedung ini digunakan untuk pelayanan pos, telpon dan telegraph. Pada tahun 1995 dibangun perkantoran baru yang disebut Gedung Pos Ibukota (GPI). Gedung Kantor Pos Lama Pasar Baru kemudian diperuntukkan sebagai kantor pelayanan filateli dan kantor cabang Persatuan Filateli Indonesia di Jakarta. Secara hukum, kepemilikan gedung dan lingkungan ini adalah milik PT Pos Indonesia (Persero). Sebagian gedung yaitu pada sayap kiri gedung dimanfaatkan oleh PT. TELKOM semula digunakan sebagai layanan telegram menjadi tidak terawat dan kumuh. Setelah layanan pos dipindahkan ke gedung baru, maka Gedung Kantor Pos ini kemudian dikenal sebagai Gedung (Kantor) Filateli Jakarta yang melayani penjualan dan pemesanan benda filateli serta penjualan benda benda koleksi, serta aktivitas lelang. Akibatnya aktivitas gedung ini semakin menyurut dan berdampak perhatian terhadap fisik bangunan semakin menurun. Akibat yang terjadi mulai terjadi kerusakan atau pemanfaatan yang tidak semestinya yang berisiko pada kerusakan bangunan. Pengembangan bangunan yang memperhatikan historis bangunan dan lingkungan akan memberikan value kawasan. Hingga pada tahun 2007, ST Triakariastoto pengajar arsitektur Universitas Persada YAI Jakarta, Sudarmawan Juwono pengajar serta pegawai pos dan Sutejo pegawai pos atas ijin Rusdi pejabat di lingkungan PT Pos melakukan presentasi di Pemerintah Kota untuk mengajukan penataan lingkungan yang difasilitasi Kantor kecamatan Pasar Baru. Pemerintah kota melalui Sudin UKM menyetujui pemindahan tanpa penggusuran. Hasilnya pedagang kaki lima dipindahkan ke samping kiri bangunan. Program ini tidak terlepas dari kerugian dan keuntungan, banyak pihak yang masih menyayangkan kenapa pedagang kaki lima masih diberi hak hidup di lingkungan tersebut. Keempat pemrakarsa tersebut mengatakan bahwa selayaknya mereka diberi hak bekerja yang layak secara manusiawi. Proses revitalisasi atau konservasi selalu mengundang kontroversi namun terlepas dari semua itu, kita
33 http://digilib.mercubuana.ac.id/
yakin bahwa pilihan ini yang terbaik. Kita terus belajar. Selamat berjuang terus komunitas Post Heritage demi kesejahteraan dan kemuliaan peradaban bangsa. 2.3.2 Pengertian Filateli
Filateli adalah suatu kegemaran mengumpulkan, mendalami, mempelajari serta meneliti prangko dan benda lain yang terkait dengan perprangkoan. Orang atau pelakunya sendiri biasa disebut
sebagai
Filatelis.
Filateli
berasal
dari
bahasa
Yunani,
yakni philos (teman)
dan ateleia (pembebasan). "Pembebasan" ialah bebas dari kewajiban membayar biaya pengiriman surat. Artinya, lewat prangko pengirim surat harus menanggung biaya pengiriman surat. Sebaliknya penerima dibebaskan dari kewajiban membayar biaya kirim. Istilah ini pertama kali dipergunakan oleh seorang bangsa Perancis bernama Herpin pada tahun 1864. Prangko pertama di dunia terbit pada tanggal 6 Mei 1840, merupakan hasil pemikiran Rowland Hill, seorang pendidik yang memiliki perhatian luas pada bidang perpajakan, antara lain bagaimana upaya meningkatkan pendapatan bidang perposan. Langkah tersebut merupakan kemajuan luar biasa karena semula pelunasan biaya pengiriman surat kebanyakan dilunasi oleh penerima dan sering kali tidak tertagih. Prangko pertama memuat gambar Ratu Victoria dan dicetak dengan tinta hitam. Itulah sebabnya prangko tersebut kemudian dikenal dengan sebutan"The Penny Black". Atas jasanya, Rowland Hill kemudian diangkat menjadi Postmaster General, serta dianugerahi gelar kebangsaan „Sir‟. Prangko Indonesia lahir pada tanggal 1 April 1864, ketika negeri ini berada dibawah pemerintahan Hindia Belanda. Prangko tersebut memuat gambar Raja Willem III dari Belanda. Dicetak dengan warna merah anggur, tidak berperforasi dan bernilai 10 cent. 34 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Kelangkaan suatu prangko, latar belakang sejarah, demikian pula ciri khasnya merupakan faktor yang menyebabkan sebuah prangko mempunyai nilai Filatelis yang tinggi bahkan nilai komersial yang kadang-kadang terasa fantastis. Filateli merupakan hobi yang dikenal sangat luas dan digemari oleh kalangan atas hingga anak-anak sekolah. Oleh karena itu, tidak mengherankan bila masih timbul pameo yang menyatakan bahwa Filateli merupakan „KING OF HOBBIES’ and ‘THE HOBBY OF KING’. Pemimpin kelas dunia yang sekaligus sebagai filatelis, antara lain Presiden Franklin D. Roosevelt dari Amerika Serikat, Ferrari si Raja Mobil Italia, JawaharhalNehru Perdana Menteri India, Raja Fuad dari Mesir dan Putri Maha ChakriSirindon dari Thailand. Dalam satu riwayat disebutkan bahkan di medan pertempuran sekalipun, Presiden Roosevelt tidak pernah meninggalkan album prangkonya. Dalam perkembangan selanjutnya, hobi ini telah menjadi sarana investasi dan tidak sekedar sebagai hobi mengingat nilai yang terkandung dari setiap benda Filateli selalu memiliki nilai investasi yang cukup tinggi.(Source : http : //filateli.wasantara.net.id) 2.3.3 Perkembangan Filateli Kata filateli (dahulu
ditulis philateli)
berasal
dari
bahasa
Yunani
yaitu philos dan ateleia. Philos artinya teman, sedangkan ateleia artinya bebas bea. Secara harfiah, filateli dapat diartikan membebaskan teman atau kawan dari bea pos. Perwujudan dari pembebasan bea pos itu adalah berupa prangko yang telah dibayarkan oleh si pengirim dan melekatkannya pada sampul surat sebagai bukti pembayaran. Selanjutnya, sebagai bukti pelunasan, pihak kantor pos akan menandai prangko tersebut dengan memberikan cap tanggal pos. Kata prangko sendiri berasal dari kata franco yang diambil dari nama seorang Italia bernama Franceso de Tassis. Dia merupakan orang yang pertama kali melakukan pengantaran pos di Eropa pada tanggal 18 Januari 1505. 35 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Saat ini kata filateli biasanya merujuk kepada hobi seseorang yang mengumpulkan prangko, dan pada perkembangan selanjutnya tidak hanya prangko saja yang menjadi objek untuk dikoleksi, tetapi juga benda-benda filateli lainnya seperti sampul hari pertama (first day cover), carik kenangan (souvenir sheet), mini sheetdan lain-lain. Filatelis sendiri berarti orang yang gemar mengumpulkan benda-benda filateli. Menurut sejarah, pengumpul prangko pertama adalahDr. Gray, seorang pejabat museum di Inggris yang mencari prangko melalui media The London Times pada tahun 1841. Namun istilah filateli sendiri baru muncul pertama kali pada tahun 1864, setelah M. Herpinseorang pengumpul prangko asal Perancis memperkenalkan istilah philateli melalui karangannya yang berjudul Bapteme (Baptism) dan dimuat di majalah Perancis “Collectionneur de TimbresPoste” yang terbit pada tanggal 15 Nopember 1864 Prangko pertama di dunia terbit pada tanggal 6 Mei 1840, merupakan hasil pemikiran Rowland Hill, seorang pendidik yang memiliki perhatian luas pada bidang perpajakan, antara lain bagaimana upaya meningkatkan pendapatan bidang perposan. Langkah tersebut merupakan kemajuan luar biasa karena semula pelunasan biaya pengiriman surat kebanyakan dilunasi oleh penerima dan sering kali tidak tertagih. Prangko pertama memuat gambar Ratu Victoria dan dicetak dengan tinta hitam. Itulah sebabnya prangko tersebut kemudian dikenal dengan sebutan"The Penny Black". Atas jasanya, Rowland Hill kemudian diangkat menjadi Postmaster General, serta dianugerahi gelar kebangsaan „Sir‟.
36 http://digilib.mercubuana.ac.id/
2.3.4 Aspek Aspek Filateli Jakarta
Sekarang gedung bersejarah yang indah dan megah ini tidak lagi digunakan untuk aktivitas pelayanan jasa pos setelah semua aktivitas pelayanan dipindahkan gedung baru yang menghadap lapangan
Banteng.
Selanjutnya
bangunan
ini
digunakan
untuk
kantor
pelayanan
Filateli sehingga dikenal sebagai Gedung Kantor Filateli Jakarta. Dalam perkembangannya sebagai akibat perawatan yang tidak intensif sehingga terjadi beberapa kerusakan yang cukup berarti, bahkan terjadi beberapa perubahan fungsi yang memiliki kecenderungan merusak sosok bangunan
dan
arsitekturnya.
Padahal
peranan
bangunan
ini
sangat
kuat
sebagailandmark maupun focal point di kawasan Lapangan Banteng – Pasar Baru (Juwono, 2002) serta yang lebih penting menjadi urban linkagebagi kawasan Lapangan Banteng, Gedung Kesenian Jakarta dan kawasan Pasar Baru. Hal ini menimbulkan persoalan bagaimana mempertahankan dari kerusakan dan mengembangkan fungsinya. Dari aspek lokasi, bangunan berada di kawasan Pasar Baru yang dianggap memiliki nilai strategis berada di kawasan komersial, pendidikan, pusat aktivitas budaya maupun pusat aktivitas pemerintahan. Kini kondisi Pasar Baru diuntungkan oleh keberadaannya pada node transportasi kawasan Jakarta. Bahkan sekarang menjadi salah satu node transportasiBus Way sehingga memiliki potensi untuk menghidupkan aktivitas kawasan (Juwono dan Trikariastoto, 2005). Dalam kerangka kebijakan strategis korporat, bahan masukan bagi PT. Pos Indonesia melakukan konservasi dan revitalisasi. Bila ditinjau skala manfaatnya program konservasi dan revitalisasi sejalan dengan bagian program CSR (Corporate Social Responsibility) yang dikembangkan PT. Pos Indonesia, yaitu sekaligus melakukan penataan terhadap lingkungan sekitar yang bersinggungan langsung dengan aktifitas Gedung Pos Indonesia ini. 37 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Konservasi dan revitalisasi merupakan kelanjutan dari penataan lingkungan yang telah dilakukan diharapkan memberi manfaat sebagai berikut : (1) Mengaktifkan kembali aktivitas gedung Filateli Jakarta yang sekarang telah menjadi sentra penjualan benda filateli, barang barang koleksi seperti numistik, foto tua, kartu pos serta benda pos lain. Pengembangan serta penataan lingkungan ini diharapkan dapat meningkatkan perannya menjadi supporting activity bagi kawasan Pasar Baru, (2) Penataan gedung dan lingkungannya mengacu pada ketentuan bangunan konservasi serta revitalisasi yang memungkinkan meningkatkan nilai
2.3.5 Pola Kegiatan Filateli
Pengguna Ruang
Kepala Museum/Galeri & Staff para Karyawan
Pengunjung
Jenis Kegiatan
Kebutuhan Ruang
Datang
Main Entrance/Lobby
Bekerja
Ruang Kantor
Makan Siang
Kantin
Ibadah
Mushola
Sanitasi
Toilet/Wc
Datang
Main Entrance
Menanyakan Informasi
Bagian Informasi
Penelitian
Bagian Galeri
38 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Kasir
Membayar(jual/beliperangko) Melihat Display
Bagian Display
2.3.6 Fasilitas Galeri Filateli
a. Kantor Filateli Jakarta adalah salah satu unit usaha PT POS Indonesia yang menyediakan dan menjual
produk
filateli
baik
perangko
maupun
benda
bendalainnya
dengan
cara
mempublikasikan semua jenis benda benda filateli dengan cara browsing. b. Informasi Pengamanan c. Persediaan Barang d. Pengiriman Standar e. Display Penjualan Perangko (Phillacorner) f. Ruang Pameran Filateli g. Ruang Penjualan Filateli h. Ruang Audio Visual Filateli i. Ruang Interaktif j. Ruang Multifungsi k. Café Filateli
39 http://digilib.mercubuana.ac.id/
2.4 Pameran Filateli
2.4.1 Klasifikasi Tentang Pameran
Salah satu bentuk kegiatan filateli yang penting populer dan dikenal secara luas oleh masyarakat khususnya masyarakat filateli adalah Pameran Filateli. Kegiatan ini merupakan ajang utama bagi para filatelis untuk menampilkan koleksi terbaiknya untuk dinilai. Walaupun pada dasarnya kegiatan pameran ini bisa hanya sebagai pameran biasa atau tidak dipertandingkan tetapi yang sering dan umum bagi filatelis adalah pameran tersebut selalu dipertandingkan. Untuk mengetahui lebih jauh tentang pameran filateli berikut ini diuraikan beberapa hal tentang pameran filateli.
Jenis Pameran Filateli Pameran Filateli merupakan arena utama kegiatan yang diwujudkan dengan menampilkan berbagai jenis koleksi benda filateli yang didasarkan pada kelas pameran.
Tujuan penyelenggaraan pameran filateli antara lain : 1. Melihat perkembangan kegiatan filateli melalui koleksi para filatelis 2. Meningkatkan minat masyarakat dalam kegiatan filateli 3. Meningkatkan mutu filatelis agar dapat berkembang dan berprestasi baik ditingkat nasional maupun Internasional. Pameran filateli dapat bersifat kompetisi atau dipertandingkan, tetapi dapat pula bersifat non kompetisi atau tidak dipertandingkan umumnya yang berskala kecil dengan maksud sebagai promosi kegiatan filateli.
40 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Pameran filateli menurut wilayahnya dapat dibagi menjadi : Pameran Filateli Tingkat Nasional
1. Pameran Filateli Tingkat Nasional Jenisnya dapat dibagi menjadi : a. PAMERAN NASIONAL FILATELI ( PANFILA) Pameran Nasional Filateli diselenggarakan paling sedikit satu tahun sekali dalam lingkup nasional. Penyelenggaraan Panfila ditetapkan dalam rapat Tahunan Nasional (RTN) Perkumpulan Filateli Indonesia (PFI) Dalam RTN PFI ditetapkan kota penyelenggaraan PANFILA dan sebagai tuan rumah ditetapkan/ditunjuk Pengurus Daerah Perkumpulan Filatelis Indonesia ( PD-PFI) setempat melalui keputusan RTN PFI. Panfila dapat diselenggarakan di Ibukota propinsi atau kota lain yang fasilitas dan prasarananya dapat mendukung penyelenggaraan pameran. Tuan rumah penyelenggara Panfila sekurangkurangnya pernah menyelenggara- kan Pameran Nasional Filateli ( PANFILA). Pada dasarnya setiap Panfila harus mempertandingkan semua kelas kompetisi yang diakui. Pengurus Pusat Perkumpulan Filatelis Indonbesia (PP-PFI) akan menunjuk seorang koordinator untuk membantu persiapan dan penyelenggaraan PANFILA termasuk menetapkan kelas-kelas yang dipertandingkan (kompetisi) maupun tidak (non kompetisi). Penyelenggaraan Panfila ditetapkan sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun sebelum pelaksanaan pameran. Panfiladiselelnggarakan oleh PP-PFI tetapi dalam pelaksanaannya PP-PFI dapat menunjuk PD-PFI untuk menyelenggarakannya. b. PAMERAN REGIONAL FILATELI (PARFILA) Pameran Regional Filateli (PARFILA) diselenggarakan paling sedikit satu kali dalam setahun dengan lingkup tingkat propinsi atau bebarapapropinsi dalam satu pulau.
41 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Penyelenggaraan Parfila ditetapkan dalam Rapat Tahunan Daerah (RTD) PFI pada tahun sebelumnya sekaligus menetapkan pula Pengurus Cabang (PC) PFI dan kota tempat penyelenggaraannya. Dalam Parfila tidak semua kelas harus dipertandingkan, tetapi ditentu- kan berdasarkan kemampuan filatelis di daerahnya dan koleksi yang ada. Dalam Parfila dapat mengundang keikutsertaan filatelis dari luar daerah. Penyelenggara Parfila adalah Pengurus Daerah Perkumpulan Filateli Indonesia dan diselenggarakan oleh PCPFI setempat. Jika dipertandingkan kelas pameran dalam parfila terbatas untuk kelas umum saja antara lain kelas tradisional dan kelas tematik untuk dewasa dan remaja. Apabila dimungkinkan PC-PFI setempat dapat pula menunjuk salah satu klub filateli anggota PC-PFI setempat untuk melaksanakan Palfila. Penyelenggaraan Palfila ditentukan dalam rapat tehunan cabang (RTC) PFI atau saran Kepala Kantor Pos setempat. c. PAMERAN FILATELI LAINNYA Pameran filateli ini bersifat eksibisi dan dapat di- selenggarakan sewaktu-waktu oleh perorangan/ instansi tertentu seperti klub filateli, Pramuka Pecinta Filateli (PPF) dan lainlain. Jenis pameran ini lebih bersifat promosi agar kegiatan ini lebih banyak diminati oleh masyarakat luas. Penyelenggaraan kegiatan pameran ini sebaiknya memberitahukan kepada PC-PFI setempat agar dapat membantu penyelenggaraan, bahkan dapat terlibat secara langsung dalam pameran tersebut. Persiapan penyelenggaraan pameran ini tidak serumit atau tidak sesulit pameran yang bersifat kompetisi. Yang terpenting dalam pameran ini adalah. adanya tempat, panil-panil pameran serta bahan atau koleksi benda filateli yang akan ditampilkan .
42 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Contoh Pameran filateli lainnya adalah :
Pameran atas undangan instansi tertentu
Stand filateli pada pameran pembangunan/pasar murah/bazar dan lain-lain.
Pameran gabungan dengan pameran lainnya.
Pameran filateli di sekolah-sekolah
Pameran filateli milik perorangan.
Pameran rutin di Kantor Pos dan lain-lain.
1. Pengetahuan Filateli
Memahami jenis prangko (prangko definitif, peringatan, awal porto khusus, dan lain-lain Jenis surat, benda pos, teraan cap, potongan sampul).
Penjelasan tarif pos yang tepat untuk surat tercatat, kiriman khusus, adanya tanda terima, surat yang diasuransikan dan lain-lain juga penting ditampilkan jalur pas yang jelas-jelas tepat
Potongan dari benda pos (Postal stationary) dilarang ditampilkan.
Teraan cap yang berhubungan dengan tema mendukung koleksi.
1. Hubungan antara prangko dan benda filateli lainnya
Hubungan antara prangko dan benda filateli lainnya menjadi pertimbangan yang baik.
Jangan hanya menampilkan prangko saja atau benda fialteli dari beberapa jenis saja.
2. Kondisi Prangko
Prangko tidak rusak dan harus bersih ( tidak sobek, noda ringan/berat, adanya warna yang pudar)
43 http://digilib.mercubuana.ac.id/
3. Kebersiahan teraan cap
Teraan cap yang bersih dan mudah dibaca ( jangan hanya disudut cap, yang kurang jelas atau berupa lingkaran dengan tinta hitam berat, sebaiknya dapat dibaca sebagai teraan pos)
Hindari penampilan CTO (Cancelled to order)
Cap tanggal lebih disukai dibandingkan cap mesin atau cap roll /gelom- bang.
Apabila desain prangko dirasakan penting, sebaiknya ditampilkan dalam kondisi mint
Sejarah mencatat keberadaan Pos Indonesia begitu panjang, Kantorpos pertama didirikan di Batavia (sekarang Jakarta) oleh Gubernur Jendral G.W Baron vanImhoff pada tanggal 26 Agustus 1746 dengan tujuan untuk lebih menjamin keamanan surat-surat penduduk, terutama bagi mereka yang berdagang dari kantor-kantor di luar Jawa dan bagi mereka yang datang dari dan pergi ke Negeri Belanda. Sejak itulah pelayanan pos telah lahir mengemban peran dan fungsi pelayanan
kepada
publik.
Setelah Kantorpos Batavia didirikan, maka empat tahun kemudian didirikan Kantorpos Semarang untuk mengadakan perhubungan pos yang teratur antara kedua tempat itu dan untuk mempercepat pengirimannya. Rute perjalanan pos kala itu ialah melalui Karawang, Cirebon dan Pekalongan. Antropometri adalah pengetahuan yang menyangkut pengukuran dimensi tubuh manusia dan karakteristik khusus lainnya dari tubuh yang relevan dengan perancangan alat – alat atau benda yang digunakan oleh manusia. Antropometri juga suatu kumpulan data fisik tubuh manusia; ukuran, bentuk dan kekuatan serta penerapan dari data tersebut untuk penangan masalah – masalah desain 44 http://digilib.mercubuana.ac.id/
2.6 Antropometri Galeri Filateli Jakarta Antropometri berasal dari “ anthro ” yag berarti manusia dan “ metri ” yang berarti ukuran. Secara definitif antropometri dapat dinyatakan sebagai suatu studi yang berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia. ( Nurmianto, 2005 ) Kemudian antropometri memperhatikan perilaku spasial manusia. Penentuan jarak spasial ini menjadi penting, karena proyek yang diambil difokuskan pada area Galeri dengan tuntutan kenyamanan pengguna. Kebutuhan ruang / jarak spasial yang diperlukan :
Pelaku dan Aktifitas di Galeri Filateli Jakarta a. Pengunjung b. Staff Karyawan c. Tamu d. Pameran Filateli 45 http://digilib.mercubuana.ac.id/
A. Panitia menyediakan 14 (empat belas) booth penjualan yang bisa disewa untuk keperluan penjualan produk bisnis. Booth dibuat oleh Panitia. Ukuran booth2m x 3m. Fasilitas pelengkap yang disediakan panitia berupa sebuah showcase dan sebuah meja serta 2 kursi disertai sarana penerangan, karpet dan nama perusahaan diatas booth. Sewa booth Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah) untuk sebuah booth selama berlangsungnya pameran. B. Terdapat layanan Prangko PRISMA di lokasi pameran. PRISMA adalah jenis prangko beridentitas, dimana publik dapat menampilkan foto wajah atau identitas lain (tanda tangan, logo, slogan, merk, dll) di tempat tertentu pada prangko dimaksud. PRISMA juga berlaku untuk pengiriman surat. Dapat langsung dicetak dan selesai di tempat dalam waktu yang singkat. C. Panitia menerbitkan Sampul Pameran dengan cap terusan dan cap harian. Cap istimewa dengan gambar yang menarik (tematik) turut dikeluarkan menyambut penerbitan Sampul Pameran, sesuai dengan hari penyelenggaraan. Para Filatelis dan masyarakat umum dapat secara cumacuma membuat kreasi peneraan cap istimewa di atas benda Filateli pada tempat yang telah disediakan Panitia , sesuai dengan tanggal yang telah ditetapkan. D. Dalam kegiatan pameran juga akan diadakan lelang benda Filateli dan bursa yang waktunya akan ditentukan kemudian. Tujuan dan Manfaat
a. Sifat giat bersemangat, diperlukan dalam mencari atau "berburu" prangko untuk melengkapi koleksi. b. Sifat sabar, diperlukan saat menunggu diperolehnya prangko tertentu yang masih belum lengkap serinya, baik dengan jalan tukar menukar maupun membeli pada bursa, lelang prangko dan sebagainya. c. Sifat tekun, diperlukan dalam menyusun koleksi yang dapat dibanggakan dan dipertandingkan dalam kompetisi dunia, yang memerlukan waktu bertahun-tahun.
46 http://digilib.mercubuana.ac.id/
d. Sifat berhati-hati, diperlukan dalam menangani setiap prangko, sebab kerusakan pada prangko yang disebabkan oleh tindakan yang ceroboh dapat mengakibatkan turunnya nilai sebuah prangko. Apabila kerusakannya tergolong berat maka prangko tersebut bisa menjadi tidak berharga sama sekali. e. Sifat teliti, cermat dan jeli, diperlukan untuk membedakan prangko mana yang "mahal" dan yang "biasa". Perbedaan yang sangat kecil pada sebuah prangko biasanya hanya tampak di bawah kaca pembesar, perbedaan kecil pun akan menyangkut perbedaan harga. f. Sifat hemat, karena kolektor menganggap koleksinya sebagai "tabungan" atau "investasi" sudah tentu hemat, tidak boros. Ia harus tahu prangko mana yang harus segera dibeli, prangko mana yang tidak harus dibeli dan prangko mana yang pembeliannya dapat ditangguhkan dulu. g. Kreativitas dan rasa seni, diperlukan dalam menyusun prangko pada lembaran-lembaran album, apalagi untuk diperlombakan dalam pameran. Maksud dan Tujuan
A. Mempromosikan semua aspek yang terkait dengan aktifitas Filateli Indonesia pada umumnya dan Jakarta pada khususnya. B. Memperluas dan mengembangkan ikatan persaudaraan dan kerjasama yang erat antar sesama Filatelis di Indonesia. C. Memperkenalkan kepada masyarakat mengenai perkembangan Filateli dalam seluruh aspek. D. Membangkitkan minat Filateli remaja untuk mengikuti kompetisi Filateli dunia dan berprestasi. E. Meningkatkan studi, pengetahuan dan riset Filateli melalui koleksi yang ditampilkan. F. Menunjukkan kepada masyarakat umum, khususnya generasi muda Jakarta bahwa Filateli merupakan sarana pendidikan, memperkaya khasanah budaya bangsa, bersifat histories serta daya tariknya sebagai suatu kegemaran universal yang menyenangkan dan bersifat aktif rekreatif. Kegiatan filateli dapat menjadi salah satu alternatif penyaluran kegiatan remaja untuk menghindari perilaku yang bersifat negatif seperti kecanduan narkoba dan pergaulan bebas.
47 http://digilib.mercubuana.ac.id/
G. Merealisasikan program rutine kegiatan tahunan Filateli Indonesia di bawah koordinasi Perkumpulan Filatelis Indonesia (PFI).
2.7 Jenis dan Kategori Perangko
PERANGKO DEFINITIF Prangko definitif atau prangko biasa yaitu prangko yang penerbitannya dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan prangko sehari-hari, tidak ada kaitannya dengan suatu kejadian atau peristiwa. Prangko tersebut terdiri dari beberapa pecahan harga mulai dari harga nominal rendah sampai yang harga nominal tinggi. Oplah cetak untuk tiap pecahan harga juga tidak sama tergantung mana yang lebih banyak digunakan. Prangko jenis ini apabila persediaannya menipis akan dicetak ulang sesuai dengan kebutuhan. Masa jual prangko tersebut tidak terbatas sampai ada instruksi dari Pemerintah. Contohnya adalah : * Prangko seri Hewan (1956) * Prangko seri Alat musik (1967) * Prangko seri Presiden Soekarno * Prangko seri Presiden Soeharto * Prangko seri PELITA (Pembangunan Lima Tahun) 2. PRANGKO PERINGATAN Prangko peringatan yaitu prangko yang penerbitannya dikaitkan dengan suatu kejadian atau peristiwa dan dimaksudkan untuk memperingati kejadian atau peristiwa, baik yang bersifat nasional maupun internasional. Contoh dari prangko ini adalah
48 http://digilib.mercubuana.ac.id/
* 100 tahun prangko Indonesia * 10 tahun Konferensi Asia-Afrika * 25 tahun ASEAN 3. PRANGKO ISTIMEWA Prangko Istimewa yaitu prangko yang penerbitannya dimaksudkan untuk menarik perhatian masyarakat baik di dalam maupun di luar negeri mengenai kegiatan-kegiatan yang dilancarkan oleh Pemerintah dalam berbagai bidang, baik yang bersifat nasional maupun internasional. Contohnya adalah: * Prangko seri pariwisata 1988 * Prangko seri Flora 1989 * Prangko seri Fauna 1989 * Prangko seri World Cup Italia 1990 4. PRANGKO AMAL Prangko Amal yaitu prangko yang penerbitannya dimaksudkan untuk menghimpun dana bagi kepentingan amal dan dijual dengan harga tambahan. Pendapatan dari hasil penjualan prangko ini setelah dikurangi dengan harga prangko, ongkos pembuatan dan ongkos lainnya kemudian disumbangkan kepada suatu badan amal yang telah ditetapkan oleh Pemerintah. Contohnya adalah: * Prangko Hari Sosial III (1960) * Prangko Hari Sosial IV (1961)
49 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Prangko peringatan, prangko istimewa, dan prangko amal masa jualnya di kantor pos terbatas yaitu selama tahun penerbitan ditambah 2 tahun, sedangkan masa berlakunya selama tahun penerbitan ditambah lima tahun.
5. PRANGKO UNTUK TUJUAN KHUSUS Selain prangko-prangko tersebut di atas masih ada prangko-prangko yang diterbitkan untuk tujuan khusus yaitu prangko pos kilat, prangko pos udara, prangko dinas, prangko ekspres, dan prangko pos udara ekspres. Prangko-prangko tersebut sudah tidak lagi berlaku dan tidak diterbitkan lagi. PERANGKO DENGAN KEPERLUAN KHUSUS Prangko-prangko tersebut dicetak untuk keperluan khusus dimana tidak sempat diterbitkan prangkonya, sebagai contoh prangko Seri Bencana Alam (1953) dan1961, cetak tindih “Pos Udara” pada prangko Sumatera dan cetak tindih “Resmi” pada serti Cetakan Wina,
2.8 Kajian Tentang Modern Istilah Modern adalah ditujukan untuk perubahan peradaban, yakni dari peradaban yang bersifat telah lama menjadi peradaban yang bersifat baru. Kapan perubahan itu mulai terjadi, agak sulit juga melacaknya.Hanya saja ada orang yang mengira, misalnya ada orang mengatakan pada zaman Renaissance gejala perubahan itu sudah kelihatan. Ada juga yang mengatakan perubahan yang drastis terjadi pada masa revolusi industri, diteruskan dengan revolusi kebudayaan. Pada negara tertentu ditandai oleh terjadinya perubahan politik yang sangat
50 http://digilib.mercubuana.ac.id/
mendasar, misalnya di Uni Soviet (sekarang Rusia) apa yang disebut dengan Peresteroika dan Glasnot. Di dunia Islam, perubahan dan pembaruan terjadi setiap lahirnya seorang Nabi dan Rasul. Setiap anggota masyarakat harus memiliki sikap modern, hal ini merupakan suatu persyaratan dalam proses pembangunan yang berkelanjutan. Pembangunan yang berkelanjutan akan dapat mencapai tujuannya secara efektif dan efesien mana-kala mayoritas masyarakatnya menghayati (internalisasi) sikap modern.Dengan kata lain kalau dalam suatu negara atau masyarakat melaksanakan pembangunan yang mengarah kepada pembaharuan berarti modernisasi harus dijalankan, yang didukung oleh sikap modern warga masyarakat. Sumber :http://jalius12.wordpress.com/2009/10/18/pengertian-modern/ Pemilihan Gaya Modern di dasari akan kebutuhan akan suatu suasana yang nyaman dan mengutamakan fungsi tapi juga mencangkup keindahan yang sangat berperan penting untuk memberikan kenyamanan pada semua pekerja di kantor. Pentingnya suatu tema yang menciptakan suasana ruang yang kreatif sehingga pekerja dapat mendapatkan efek psikologis yang baik dan suasana yang menjadi identitas kantor sehingga para costumer juga dapat merasakan pelayanan desain yang berselera tinggi. Pada gaya modern, segala sesuatu didesain berdasarkan fungsinya. Segala bentuk dekorasi dan ornamen yang tak memiliki fungsi nyata dihilangkan.gaya ini menampilkan kesan yang serba terorganisir dan serba bersih. Definisi Klasik mempunyai nilai atau mutu yang diakui dan menjadi tolak ukur kesempurnaan yang abadi dan tertinggi.karya sastra yang bernilai tinggi serta langgeng dan dan sering dijadikan tolak ukur atau karya susatra zaman kuno yang bernilai kekal,bersifat seperti seni klasik yaitu 51 http://digilib.mercubuana.ac.id/
sederhana serasi dan tidak berlebihan.termasyhur karena bersejarah ,bangunan zaman sriwijaya itu akan dipugar tradisional dan indah. Untuk gaya modern klasik biasanya menggunakan warna-warna yang netral untuk lebih “aman” seperti gradasi cokelat, hitam, putih, ataupun krem. Untuk furnitur, karena modern sudah dipilih menjadi gaya yang dominan, maka pilihlah yang berdesain simpel dan tidak banyak ornamen. Kemewahan si klasik bisa dihadirkan dari lampu kandelar, lampu nakas berdesain klasik, cermin, lukisan, dan pernak-pernik lainnya. Satu hal yang perlu diingat, tetap setia dengan pilihan warna semula Ciri khas yang biasa kita lihat pada model bangunan klasikmodern yaitu dari segi bentuk bangunan atau arsitektur dari bangunan tersebut. Biasanya para arsitektur yang menggarap rumah klasik mereka memakai tiang-tiang yang besar sebgai penopang rangka rumah baik dalam rumah atau luaran rumah seperti teras rumah. Tiang yang besar dan disertai dengan ukiran ukiran yang khas atau ornament unik lainnya akan menimbulkan kesan bahwa rumah ini bergaya klasik dan megah. Biasanya untuk atap depan rumah diselipi seperti kubah kecil untuk memperindah dan
mempercantik gaya
klasik
pada
bangunan.
Ciri khas yang kedua yang bisa kita lihat pada model klasik modern ini yaitu pada bangunan yang digunakan atau furniturenya. Bahan yang digunakan untuk perabotan pada tipe atau model ini yaitu terbuat dari kayu yang diukir atau marmer. Seperti contoh untuk meja kursi atau meja makan biasnya terbuat dari kayu yang berwarna coklat tua dengan ukiran yang indah dengan harga pasti tidak murah agar menimbulkan bahwa furniture tersebut bergaya klasik modern. Untuk perabot lainnya yang biasa ditambahkan yaitu vas besar pada pojok ruangan sehingga
52 http://digilib.mercubuana.ac.id/
menimbulkan
kesan
klasik.
Ciri khas lainnya yang juga menunjang pada model klasik ini yaitu aksesories dan lantai. Bebagaiaksesories bias kita sematkan pada ruangan agar terlihat bergaya klasik seperti lukisan yang bergaya klasik dengan bingkai yang agak tua atau gorden dengan warna yang menarik dan warna warna klasik sehingga akan memperindah ruangan. Untuk lantai sendiri biasnya mereka memakai bahan marmer atau batu lain dengan warna yang khas sepeti coklat tua atau warna cream untuk menimbulkan kesan klasik.Baca juga tips membuat teras rumah.
Konsep Klasik Konsep klasik berasal dari gaya Romawi dan Yunani, Konsep ini lebih mengutamakan susunana, keseimbangan, harmonisasi yang sempurna. Desain interior yang menggunakan konsep klasik umumnya memiliki banyak focalpoint seperti misalnya tungku api, meja yang besar, lukisan, tangga, serta sebuah ornamen. Jadi untuk mendukung focalpoint tersebut furniture-furniture pada ruangan hanya menjadi penunjang focalpoint tersebut. Pencapaian Citra, Gaya dan Tema
53 http://digilib.mercubuana.ac.id/
2.9 Studi Banding Museum Perangko TMII
PT. Pos Properti Indonesia didirikan dengan Akte Notaris No. 35 oleh Notaris Deasi Witanti Kusumaningtyas, SH, Sp N. pada tanggal 31 Desember 2013, adalah sebuah entitas bisnis yang memiliki corebusiness Properti dengan berbagai Bidang Usaha Jasa. Sebagai anak Perusahaan PT Pos Indonesia (Persero), diharapkan mampu menjadi salah satu penggerak mesin pendapatan dan memiliki nilai tambah. Dalam upaya memanfaatkan setiap businessopportunity PT Pos Properti Indonesia berkomitment untuk berperan serta dalam menumbuhkan pariwisata di kota-kota di Indonesia yang memiliki potensi besar khususnya di sektor industri perhotelan. Kunjungan wisatawan manca negara maupun domestik yang semakin meningkat harus diiringi dengan ketersediaan layanan hotel dengan tarif yang terjangkau oleh masyarakat kelas menengah namun tetap mampu memberikan kualitas pelayanan yang optimal. Selain kebutuhan akan layanan hotel sebagai fasilitas
54 http://digilib.mercubuana.ac.id/
menginap, kebutuhan ruang pertemuan (meetingroom) juga sangat tinggi seiring dengan pesatnya pertumbuhan bisnis khususnya di kota-kota besar di seluruh Indonesia. Selain melakukan ekspansi usaha di sektor perhotelan, PT. Pos Properti Indonesia juga telah mempersiapkan diri untuk melakukan ekspansi di sektor bisnis konstruksi dan properti lainnya yang saat ini masih menjadi primadona bisnis yang profitable. Usaha ini diharapkan mampu mempercepat perkembangan usaha dalam mengoptimalkan pemanfaatan serta memberikan nilai tambah terhadap asset/properti milik Perseroan yang selama ini belum optimal dalam mendayagunakan, namun justru menjadi beban perawatan dan operasional. Melalui keberadaan dan usaha yang dijalankan oleh PT. Pos Properti Indonesia, aset/properti tersebut dapat dijadikan sebagai profit generator sehingga PT. Pos Properti Indonesia bisa memberikan kontribusi profit terbesar di lingkungan PT. Pos Indonesia (Persero). Meseum perangko adalah wahana untuk menyelenggarakan pameran perangko secara tetap yang didirikan atas gagasan Ibu Tien Soeharto. Gagasan itu dicetuskan ketika Ibu Tien mengunjungi pameran perangko yang diadakan oleh PT. Pos Indonesia (Persero) pada acara Jambore Pramuka Asia Pasifik ke VI di Cibubur pada bulan Juni tahun 1981. Kemudian, dibangun museum perangko dengan bentuk bangunan bergaya Bali di atas lahan seluas 9.590 m2 dan diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 29 September 1983. Di sayap kanan dan kiri terdapat dua bangunan. Sayap kanan digunakan kantor pengelolaan dan tempat pertemua, sedangkan sayap kiri untuk kantor pos tambahan yang berfungsi memberikan layanan jasa PT Pos Indonesia (Persero). Museum ini memamerkan koleksi perangko asal Indonesia dan luar negeri. Kompleks bangunan gedung dihiasi sejumlah ukiran dan patung gaya Bali dan Jawa, dikelilingi pagar tembok dengan dua pintu gerbang yang mengambil model dasar
55 http://digilib.mercubuana.ac.id/
candi Bentar, selain berfungsi sebagai pintu, pagar ini juga menjadi pemisah antara halaman luar dan halaman kompleks bangunan. Di halaman depan terdapat bola dunia dengan burung merpati membawa surat di paruhnya, lambing tugas PT Pos Indonesia (Persero) telah menjangkau seluruh dunia. Di depan pintu masuk gedung, berdiri patung Hanoman, yang dalam pewayangan dikenal sebagai Dhuta Dharmapembawa berita, misinya sama dengan PT Pos Indonesia (Persero). Di samping kiri dan kanan pintu masuk, ada dua lukisan gaya Bali karya pelukis Drs. Wayan Sutha S yang merupakan cuplikan cerita pewayangan versi Bali, menggambarkan bahwa pada masa sebelum kertas dikenal seperti sekarang, surat-menyurat menggunakan Ron ‘daun’ tal. Pameran dalam ruang penyajian II menampilkan materi berupa patung seorang perancang perangko, sejumlah slide proses pembuatan perangko dan proses melukis hingga menjadi perangko. Silinder cetak yang digunakan untuk mencetak perangko seri lukis Raden Saleh dan penampang fiber glass mesin cetak perangko lima warna yang digunakan oleh Perum Peruri dilengkapi motor penggerak. Pada ruang penyajian III terdapat sejumlah perangko yang terbit tahun 1864-1950 pada masa pemerintahan Belanda, Jepang, dan masa perang kemerdekaan, Slide perangko Belanda dan Jepang bertema kebudayaan dan pariwisata, slide perangko peringatan 10 tahun Kemerdekaan RI, dan foto perangko bergambar Bung Karno dan Bung Hatta sebagai latar belakang perangko perjuangan yang dicetak di luar negeri Ruang penyajian IV menampilkan perangko dan souvenir sheet ‘cari kenangan’ yang diterbitkan sejak tahun 1950 dengan lima masa penerbitan: 1950-1959, tahun 1959-1966, tahun 1966-1973, tahun 1973-1983 dan tahun 1983-1993.
56 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Ruang penyajian V menampilkan perangko yang disusun berdasarkan periode dan tema tertentu. Dalam ruang ini disajikan perangko bertema social, pariwisata, taru dan satwa, lingkungan hidup dan kemanusiaan. Ruang penyajian VI menampilkan perangko tematik, khususnya Kepramukaan dan olahraga, di dalam beberapa kotak penyajian, termasukslide Ibu Tien Soeharto dengan seragam Pramuka ketika menandatangani Sampul Hari Pertama Perangko Internasional ke-VI di Cibubur.
57 http://digilib.mercubuana.ac.id/
58 http://digilib.mercubuana.ac.id/