BAB II TINJAUAN DATA
2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Restoran A.
Pengertian Restoran
Menurut Marsum 1 , restoran adalah suatu tempat atau bangunan yang diorganisir secara komersil, yang menyelenggarakan pelayanan dengan baik kepada semua konsumennya baik berupa makanan maupun minuman. Tujuan
operasional
restoran
adalah
untuk
mencari
keuntungan
sebagaimana tercantum dalam definisi Prof. Vanco Christian dari School Hotel Administration di Cornell University. Selain bertujuan bisnis atau mencari keuntungan, membuat puas para konsumennya pun merupakan tujuan operasional restoran yang utama.
Pengertian restoran atau rumah makan menurut Keputusan Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi No.KN.73/PVVI05/MPPT-85 tentang Peraturan usaha Rumah Makan, dalam peraturan ini yang dimaksud dengan pengusaha Jasa Pangan adalah : “Suatu usaha yang menyediakan jasa pelayanan makanan dan minuman yang dikelola secara komersial”. Sedangkan
menurut
peraturan
Menteri
Kesehatan
RI
No.
304/Menkes/Per/89 tentang persyaratan rumah makan maka yang dimaksud rumah makan adalah satu jenis usaha jasa pangan yang bertempat di sebagian atau seluruh bangunan yang permanen dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan untuk proses pembuatan, penyimpanan dan penjualan makanan dan minuman bagi umum di tempat usahanya.
Secara umum, restoran merupakan tempat yang dikunjungi orang untuk mencari berbagai macam makanan dan minuman. Restoran biasanya juga menyuguhkan keunikan tersendiri sebagai daya tariknya, baik melalui 1
Marsum, W. Restoran dan Segala Permasalahannya. edisi 4. Yogyakarta: Andi, 2005
9
menu masakan, hiburan maupun tampilan fisik bangunan.
B.
Klasifikasi Restoran
Klasifikasi restoran menurut Marsum2, resto atau restoran dikelompokkan menjadi beberapa jenis menurut kegiatan dan makanan atau minuman yang disajikannya, yaitu: a. A’la carte restaurant Menu lengkap dan dan merupakan restoran tanpa aturan mengikat atau bebas. b. Table d’hotel Restoran dengan menu yang lengkap dan menyajikan setiap menu berurutan dari menu pembuka sampai penutup. Biasanya erat hubungannya dengan hotel. c. Coffe shop Merupakan tempat makan dan minum yang menyuguhkan suasana santai tanpa aturan yang mengikat dan biasanya menyuguhkan racikan kopi sebagai menu special diluar makanan-makanan kecil atau makanan siap saji. d. Cafeteria Merupakan tempat makan dan minum yang terbatas menyajikan roti atau sandwich serta minuman-minuman ringan yang tidak beralkohol, biasanya erat hubungannya dengan kantor. e. Canteen Merupakan tempat makan dan minum yang menyajikan berbagai makanan-makanan instan dengan harga yang terjangkau. f. Continental restaurant Restoran yang memberikan kebebasan bagi pengunjungnya untuk memilih bahkan mengiris makanan yang dipesannya sendiri. g. Carvery
2
Marsum, W. idem, 2005
10
Merupakan restoran yang biasanya terdapat di motel kecil dan menyajikan makanan dan minuman sederhana. h. Discotheque Merupakan tempat makan dan minum yang menyuguhkan suasana hingar bingar music sebagai daya tariknya. Biasanya menyuguhkan makanan dan minuman cepat saji. i. Fish and chip shop Restoran yang menyajikan menu ikan dan kripik atau snack sebagai menu utama j. Grill room Restoran dengan menu masakan panggang atau barbekyu sebagai menu andalan. k. Intavern Restoran kecil di pinggiran kota yang biasanya menyuguhkan makanan cepat saji dan minuman kopi. l. Pizzeria Restoran dengan menu pizza dan pasta sebagai menu utama. m. Creeperie Restoran yang menyajikan berbagai menu kreps dan manisan. n. Pub Restoran yang menjual minuman beralkohol. o. Café Tempat untuk makan dan minum dengan sajian cepat saji dan menyuguhkan suasana yang santai atau tidak resmi. p. Specialty restaurant Merupakan tempat untuk makan dan minum yang memiliki tema khusus atau kekhususan menu masakan yang akan disajikan dan biasanya memiliki citarasa yang berbeda dengan restoran lain. q. Terrace restaurant Merupakan tempat makan dan minum yang umumnya terletak di luar ruangan dan biasanya erat hubungannya dengan fasilitas hotel.
11
Di Negara-negara barat terrace restaurant biasanya hanya buka saat musim panas saja. r. Gourment restaurant Merupakan tempat untuk makan dan minum yang biasanya diperuntukan bagi orang-orang yang sangat mengerti akan citarasa sehingga banyak menyediakan makanan-makanan lezat dengan pelayanan yang megah dan harga yang mahal. s. Family restaurant Merupakan restoran sederhana untuk makan dan minum keluarga atau
rombongan
dengan
harga
yang
tidak
mahal
serta
menyuguhkan suasana nyaman dan santai. t. Main dining room Merupakan ruang makan besar atau restoran yang umumnya terdapat di hotel, penyajian makanannya secara resmi, servis yang diberikan dapat menggunakan gaya perancis maupun rusia, sedangkan orang-orang yang datang pada umumnya juga menggunakan pakaian resmi formal. Sedangkan menurut Soekresno 3 , dilihat dari sistem pengelolaan dan system penyajiannya, restoran dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu: 1. Formal restaurant (restoran formal). Pengertian formal restoran adalah industry jasa pelayanan makanan dan minuman yang dikelola secara komersial dan professional dengan pelayanan yang eksklusif. Cirri-ciri restoran formal: a. Penerimaan pelanggan dengan system pesan tempat terlebih dahulu. b. Para pelanggan terikat dengan menggunakan pakaian formal. c. Menu pilihan yang disediakan adalah menu klasik / menu eropa popular. 3
Soekresno. Management Food and Beverage, service hotel. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Umum, 2000, hlm. 17.
12
d. Sistem penyajian yang dipakai adalah Russian Service / French Service atau modifikasi dari kedua table service tersebut. e. Disediakan ruang cocktail selain ruangan jamuan makan digunakan sebagai tempat untuk minum yang beralkohol sebelum santap makan. f. Dibuka untuk pelayanan makan malam atau makan siang atau untuk makan malam dan makan siang, tetapi tidak menyediakan makan pagi. g. Menyediakan berbagai merek minuman bar secara lengkap khususnya wine dan champagne dari berbagai negara penghasil wine di dunia. h. Menyediakan hiburan musik hidup dan tempat untuk melantai dengan suasana romantic dan eksklusif. i.
Harga makanan dan minuman relative tinggi disbanding harga makanan dan minuman di restoran informal.
j.
Penataan bangku dan kursi memiliki area servis yang lebih luas untuk dapat dilewati.
k. Tenaga relatif banyak dengan standar kebutuhan satu pramusaji untuk melayani 4-8 pelanggan. Contoh:
Members Restaurant
Super Club
Gourmet
Main Dining Room
Grilled Restaurant
Executive Restaurant
2. Informal restaurant (restoran informal) Pengertian restoran informal adalah industry jasa pelayanan makanan dan minuman yang dikelola secara komersial dan professional dengan lebih mengutamakan kecepatan pelayanan, kepraktisan dan percepatan frekuensi pelanggan yang silih berganti . Ciri-ciri restoran informal: a. Harga makanan dan minuman relatif murah. 13
b. Penerimaan pelanggan tanpa sistem pemesanan tempat. c. Para pelanggan yang dating tidak terikat untuk mengenakan pakaian formal. d. Sistem penyajian makanan dan minuman yang dipaka adalah American Service / ready plate bahkan self-service ataupun counter-service. e. Tidak menyediakan hiburan music hidup. f. Penataan meja dan bangku cukup rapat antara satu dengan yang lain. g. Daftar menu oleh pramusaji tidak dipresentasikan kepada tamu / pelanggan namun dipampang di counter / langsung di setiap meja makan untuk mempercapat proses pelayanan. h. Menu yang disajikan sangat terbatas dan membatasi menu-menu yang relative cepat selesai dimasak. i.
Jumlah tenaga servis relatif sedikit dengan standar kebutuhan 1 pramusaji untuk melayani 12-16 pelanggan. Contoh:
Café
Cafeteria
Fast Food Restaurant
Coffe shop
Bistro
Canteen
Taverns
Family Restaurant
Pub
Sandwich corner
Burger corner
Snack bar
3. Specialties restaurant
14
Pengertian specialties restaurant adalah industri jasa pelayanan makanan dan minuman yang dikelola secara komersil dan professional dengan menyediakan makanan khas dan diikuti dengan sistem penyajian yang khas dari suatu negara tertentu. Cirri-ciri specialties restaurant: a. Menyediakan sistem pemesanan tempat. b. Menyediakan menu khas suatu negara tertentu, populer dan disenangi banyak pelanggan secara umum. c. Sistem penyajian disesuaikan dengan budaya negara asal dan dimodifikasi dengan budaya internasional. d. Hanya dibuka untuk menyediakan makan siang atau makan malam. e. Menu ala-carte dipresentasikan oleh pramusaji ke pelanggan. f. Biasanya menghadirkan musik / hiburan khas negara asal. g. Harga makanan relatif tinggi dibanding informal restaurant dan lebih rendah dibaning formal restaurant. h. Jumlah tenaga service sedang, dengan standar kebutuhan 1 pramusaji untuk melayani 8-12 pelanggan. Contoh:
C.
Indonesian food restaurant
Italian food restaurant
Thai food restaurant
Japanese food restaurant
Korean food restaurant
Ketentuan Umum Pendirian Restoran
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 24 tahun 1979, Rumah Makan merupakan sektor usaha yang tercakup dalam bidang Kepariwisataan, dan pembinaanya diserahkan kepada Pemerintah Daerah Tingkat I. Namun untuk tercapainya kesatuan tata cara pengaturan dan pembinaan urusan rumah makan tersebut, maka pemerintah mengeluarkan SK Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi No : KM 73/PW 105/MPPT-85 15
tentang Peraturan Urusan Rumah Makan. Berdasarkan SK tersebut menunjukkan bahwa pembinaan dan pengawasan rumah makan dilakukan oleh Gubernur, sedangkan tata cara pengawasan ditetapkan oleh Gubernur sebagai Kepala Daerah Tingkat I. Sehingga untuk mengusahakan sebuah Rumah Makan harus memiliki ijin lokasi dan ijin usaha yang masingmasing ditetapkan oleh Gubernur sebagai Kepala Daerah Tingkat I.
Sementara itu, menurut SK Direktorat Jenderal Pariwisata No. 15/U/II/88 tentang Pelaksanaan Ketentuan dan Penggolongan Restoran menunjukkan bahwa perijinan dalam bidang usaha restoran ini secara umum dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu : 1. Ijin Sementara Usaha Restoran. Ijin Sementara Usaha Restoran adalah ijin yang bersifat sementara yang berlaku sampai 3 tahun dan diberikan oleh Direktur Jenderal untuk membangun restoran. 2. dan Ijin Tetap Usaha Restoran. Ijin Tetap Usaha Restoran adalah ijin tetap yang diberikan oleh Direktur Jenderal untuk mengusahakan restoran.
Sedangkan untuk penyediaan jasa-jasa lainnya dilingkungan restoran yang tidak menjadi bagian dari ijin tetap usaha restoran, wajib diselenggarakan atas dasar ijin usaha tersendiri sesuai dengan peraturan dan perundangundangan
yang
berlaku.
Pembinaan
dan
pengawasan
terhadap
pembangunan dan pengusahaan restoran dilakukan oleh Direktur Jenderal atau pejabat yang ditunjuk, demikian pula terhadap pemindahan hak kepemilikan restoran atau perubahan nama dan atau lokasi juga wajib dilaporkan secara tertulis.
Setiap rumah makan dan restoran harus memiliki ijin dari Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku, dan untuk memperoleh ijin tersebut maka setiap rumah
16
makan atau restoran wajib memiliki sertifikat laik sanitasi yang higienis dari Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota. Setiap rumah makan atau restoran diwajibkan memperkerjakan seorang penanggungjawab yang mempunyai pengetahuan hygiene sanitasi makanan dan telah memiliki setifikat hygiene sanitasi makanan. Tenaga penjamah makanan yang bekerja pada rumah makan dan restoran wajib berbadan sehat dan melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala minimal 2 kali dalam satu tahun. Setiap penjamah makanan wajib memiliki sertifikat kursus penjamah makanan, yang dapat diperoleh dari instansi penyelenggara kursus sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku. Namun demikian pemerintah Indonesia sejak tahun 1999 melalui UU No. 22 tahun 1999 telah mencanangkan program kebijaksanaan Otonomi Daerah (Otda) yang pelaksanaannya dimulai sejak tahun 2001. Dengan adanya kebijaksanaan Otda tersebut maka beberapa instansi pemerintah yang berkompeten dibidang restoran dan rumah makan, seperti : Kanwil Pariwisata, Seni dan Budaya melebur menjadi Dinas Pariwisata Daerah. Sehingga segala kewenangan yang semula menjadi milik Kantor Wilayah menjadi milik Kantor Dinas dan segala bentuk perijinan, khususnya di bidang restoran dan rumah makan, mulai tahun 2001 telah dialihkan secara bertahap kepada Pemerintah Daerah Tingkat II.
D.
Standar Prosedur Pengoperasian Restoran
Prosedur pengoperasian suatu restoran adalah suatu pedoman yang mengatur tim kerja restoran dalam aktifitasnya memberikan pelayanan pada pelanggan, dengan tujuan dapat dimengerti, dipahami dan dilaksanakan sebaik-baiknya oleh seluruh staf restoran yang ada. Pedoman kerja tersebut dimulai dari persiapan restoran dibuka sampai restoran ditutup4, yaitu: 1. Sebelum restoran dibuka
4
Soekresno. idem, hlm. 23.
17
Restoran tidak dibuka 24 jam sehingga akan ada saat dimana restoran dibuka dan restoran ditutup. Sebelum jam buka tim kerja mempersiapkan segala sesuatu menyangkut persiapan fisik restoran mulai dari kebersihan restoran dan lingkungannya, kondisi udara, kelengkapan peralatan penyajian, makanan dan minuman yang bersih, higienis serta kebersihan fisik tim kerja seperti kebersihan badan dan kelengkapan serta kerapihan seragam kerja masing-masing.
2. Selama restoran dibuka Restoran dibuka sesuai jam yang telah ditentukan setelah persiapan fisik dan psikis serta briefing telah dilakukan semua. Tiba saat yang dinanti-nanti oleh kedua belah pihak yakni customer memiliki produk restoran dengan harapan memperoleh sesuatu yang mereka inginkan. Pihak manajemen restoran menjual produk untuk menciptakan pelanggan dengan laba tertentu.
Untuk mempertemukan kedua keinginan yang berbeda tersebut kuncinya ada pada ketepatan, kecekatan, kejelian, kepekaan sumber tenaga yang profesional dengan sistem dan tahapan pelayanan yang dapat memenuhi keinginan pelanggan, tahapan dimaksud dimulai pelanggan dengan memasuki pintu sampai meninggalkan pintu restoran. 3. Restoran ditutup Restoran tutup sesuai dengan jam yang telah ditentukan dan setelah pelanggan meninggalkan restoran.
E.
Persyaratan Ruang Restoran
18
Menurut Soekresno, ruang atau area yang ada di dalam suatu restoran dibagi ke dalam dua bagian yang memiliki fungsi dan kegunaan yang berbeda-beda5, yaitu: 1. Ruangan Depan (Front Area) Ruangan depan yang dimaksud disini adalah ruanganruangan yang mempunyai fungsi dan kegunaan diperuntukkan bagi pelanggan restoran sebagai daerah pelayanan. Persyaratan ruang restoran:
Luas area memenuhi standar
Penyekat antara restoran dan dapur harus tahan terhadap api
Selalu terpasang alat deteksi kebakaran
Sirkulasi udara memadai dan tersedia pengatur suhu udara
Bersih, rapi dan sanitasi (memenuhi syarat kesehatan)
Mudah untuk dibersihkan dan dirawat
2. Ruangan Belakang (Back Area) Yang dimaksud dengan ruang belakang adalah ruangan ruangan yang mempunyai fungsi dan kegunaan sebagai area penyimpanan, penyiapan, pengolahan produk makanan dan minuman yang mana sebagai tempat aktifitas kerja bagi karyawan restoran dan sebagai daerah terlarang bagi para pelanggan untuk masuk di dalamnya, seperti dapur, gudang, tempat penumpukan sampah, steward area dan lain sebagainya. Syarat-syarat back area: 5
Cukup penerangan Gudang penyimpan bahan makanan terpisah sesuai jenisnya Lantai tidak licin dan dibuatkan selokan-selokan saluran pembuangan air yang memadai dan lancar Terpasang alat penghisap dan saluran pembuangan asap dapur Saluran air bersih cukup lancar dan mencukupi
Soekresno. idem, hlm. 34
19
Dan lain-lain seperti yang terdapat dalam persyaratan restoran
3. Pedoman Luas Area Restoran Luas area yang ada pada restoran di bagi kedalam dua kelompok besar yaitu area restoran dan area dapur6, yang dijelaskan sebagai berikut: 1. Pedoman luas restoran (Tidak termasuk dapur restoran): = 1,6m² / orang 2. Pedoman luas dapur (Termasuk tempat penyimpanan makanan panas, ruang penyimpanan masakan dingin, tempat cuci dan chef office): = 1,4m² x jumlah pelanggan
4. Pedoman Tata Letak Meja dan Kursi Pedoman tata letak meja dan kursi7, diatur sebagai berikut:
Jalur pelayanan Antara tempat duduk yang satu dengan tempat duduk yang membelakangi merupakan gang atau disebut jalur pelayanan dengan jarak 1350 mm sebagai jalur 2 pramusaji atau 1pramusaji Pergeseran maju mundur jursi antara 100-200 mm untuk kebutuhan duduk. Pergeseran mundur kursi untuk pelanggan berdiri 300 mm Kepadatan untuk meja counter bar 625 mm per orang Jarak duduk pada counter bar antara 1 orang dengan orang lain 75 mm
5. Standar Penyimpanan Peralatan Restoran Standar penyimpanan peralatan pada restoran8, adalah sebagai berikut: 1) Standar tinggi rak gudang 6
Soekresno. idem, hlm. 36 Soekresno. idem, hlm. 39 8 Soekresno. idem, hlm. 43 7
20
Untuk penyimpanan barang yang relatif besar, ketinggian pada rak teratas 1500 mm dan untuk barang-barang relatif ringan maksimal sesuai jangkauan untuk meraih barang yaitu 1950 mm. 2) Standar jarak rak penyimpanan Untuk peralatan rak penyimpanan antara rak dengan lainnya tanpa kereta barang yaitu 1200 mm. untuk peletakan rak penyimpanan antara rak dengan yang lainnya dengan menggunakan kereta barang yaitu 1500 mm
6. Persyaratan Dapur, Ruang Makan dan Gudang Makanan Persyaratan untuk dapur, ruang makan dan gudang makanan 9 adalah sebagai berikut: 1) Dapur Luas dapur sekurang-kurangnya 40% dari ruang makan atau 27% dari luas bangunan Permukaan lantai dibuat cukup landai ke arah saluran pembuangan air limbah Permukaan langit-langit harus menutup seluruh atap ruang dapur, permukaan rata, berwarna terang dan mudah dibersihkan Penghawaan dilengkapi dengan alat pengeluaran udara panas maupun bau-bauan / exhauster yang dipasang setinggi 2 meter dari lantai dan kapasitasnya sesuai bangunan Tungku dapur dilengkapi dengan sungkup asap (hood), alat perangkap asap, cerobong asap, saringan dan saluran serta pengumpul lemak Semua tungku terletak di bawah sungkup asap (hood) Pintu yang berhubungan dengan halaman luar dibuat rangkap, dengan pintu bagian luar membuka ke arah luar Daun pintu bagian dalam dilengkapi dengan alat pencegah masuknya serangga yang dapat menutup sendiri Ruangan dapur terdiri dari: - Tempat pencucian peralatan - Tempat penyimpanan bahan makanan 9
Soekresno. idem, hlm. 75.
21
- Tempat pengepakan - Tempat persiapan - Tempat administrasi Intensitas pencahayaan alam maupun buatan minimal 10 foot candle (fc) Pertukaran udara sekurang-kurangnya 15 kali per jam untuk menjamin kenyamanan kerja di dapur, menghilangkan asap dan debu Ruang dapur harus bebas dari serangga, tikus dan hewan lainnya Udara di dapur tidak boleh mengandung angka kuman lebih dari 5 juta/gram Tersedia sedikitnya meja peracikan, peralatan, lemari/fasilitas penyimpanan rak dingin, rak-rak peralatan, bak-bak pencucian yang berfungsi dan terpelihara dengan baik Harus dipasang tulisan “cucilah tangan anda sebelum menjamah makanan dan peralatan” di tempat yang mudah terlihat Tidak boleh berhubungan langsung dengan jamban/WC, peturasan/urinoir kamar mandi dan tempat tinggal
2) Ruang makan Setiap kursi tersedia ruangan minimal 0,85 m² Meja, kursi dan taplak meja harus dalam keadaan bersih Tempat untuk menyediakan / peragaan makanan jadi harus dibuat fasilitas khusus yang menjamin tidak tercemarnya makanan Rumah makan dan restoran yang tidak mempunyai dinding harus terhindar dari pencemaran Tidak boleh berhubungan langsung dengan jamban/WC, peturasan/urinoir, kamar mandi dan tempat tinggal Harus bebas dari serangga, tikius dan hewan lainnya Lantai, dinding dan langit-langit harus selalu bersih, warna terang Perlengkapan set kursi harus bersih Perlengkapan set kursi tidak boleh mengandung kutu busuk / kepinding
22
3) Gudang bahan makanan Jumlah bahan makanan yang disimpan sesuaikan dengan ukuran gudang Gudang bahan makanan tidak boleh untuk menyimpan bahan lain selain makanan Pencahayaan gudang minimal 4 foot candle (fc) pada bidang setinggi lutut Gudang dilengkapi dengan rak-rak tempat penyimpanan makanan Gudang dilengkapi dengan ventilasi yang menjamin sirkulasi udara Gudang harus dilengkapi dengan pelindung serangga dan tikus 2.1.2 RETAIL A.
Pengertian Retail
Retailing adalah serangkaian kegiatan usaha yang memberikan nilai tambah pada
produk dan jasa yang dijual kepada pelanggan untuk
penggunaan pribadi atau keluarga (Levy, 2009). Terkadang orang-orang berpikir bahwa retailing hanya penjualan produk di toko, namun retailing juga mencakup penjualan jasa seperti
praktek dokter, tukang cukur
rambut, dan tempat penyewaan DVD. Retail juga dapat berarti kegiatan usaha yang menjual produk dan jasa secara langsung kepada konsumen tanpa melalui perantara.
Perusahaan membutuhkan jasa retailer karena retailer dapat menciptakan nilai tambah dari barang dan jasa yang dibuat oleh perusahaan tersebut. Mereka juga
memfasilitasi distribusi barang dan jasa dari pabrik ke
konsumen. Penciptaan nilai
tambah dari retailer disebabkan karena
retailer dapat: 1) Menyediakan berbagai macam jenis barang dan jasa Karena retailer mengambil barang dari berbagai jenis perusahaan, maka konsumen dapat mencari bermacam-macam jenis barang di toko retail. Keanekaragaman jenis barang dan jasa dapat meningkatkan keinginan konsumen berbelanja di toko tersebut. 2) Menjual dalam jumlah yang sedikit
23
Untuk mengurangi biaya transportasi, perusahaan mengirim barang ke retailer dalam jumlah yang besar. Selanjutnya retailer yang akan membaginya dalam jumlah yang lebih sedikit yang kemudian baru akan dijual ke konsumen. Konsumen dapat membeli dalam jumlah yang lebih sedikit dan perusahaan juga dapat menefisiensikan biaya akan distribusi ke konsumen dengan tidak harus mendistribusikan barang dengan jumlah kuantitas yang sedikit. 3) Menyimpan inventory Retailer dapat menyimpan barang dengan kuantitas yang cukup agarkonsumen dapat membelinya ketika dibutuhkan. Konsumen dengan keterbatasan ruang penyimpanan akan kesulitan apabila membeli barang dalam jumlah banyak seperti daging atau makanan beku. Oleh karena itu, konsumen tetap dapat menyimpan dalam jumlah sedikit karena mengetahui bahwa retailer memiliki stok barangnya. 4) Menyediakan jasa penjualan Retailer menyediakan jasa penjualan seperti penggunaan kartu kredit, hal ini memungkinkan konsumen untuk membeli barang pada saat ini dan membayarnya di akhir bulan. Retailer juga memperlihatkan produk yang membuat konsumen dapat melihat bahkan mencobanya sebelum membeli. Toko adalah tempat dimana konsumen melakukan pembelian yang terencana maupun yang tidak terencana. Toko ini menjual puluhan bahkan ratusan jenis barang setiap hari, dan konsumen membeli barang tersebut dengan sebagian dari pendapatan mereka. Konsumen bergantung kepada pendapatan dan waktu yang mereka keluarkan dalam melakukan pembelian. Hal ini membuat konsumen akan melakukan pembelian terencana, apabila konsumen melakukan pembelian secara tidak terencana maka dapat dikategorikan sebagai pembelian impusif. B.
Elemen Retail
Retail dapat dibagi menjadi berbagai jenis, hal yang paling sederhana untuk membaginya adalah dengan melihat retail mix. Retail mix atau dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai bauran retail adalah empat elemen yang retailer gunakan untuk menemenuhi kebutuhan konsumen. Keempat elemen itu adalah:
1) Tipe dari barang dagangan (merchandise)
24
Berbagai jenis barang dagangan membedakan tipe dari retail yang ada, contoh dari barang dagangan adalah pakaian, sepatu, barang elektronik, makanan, perhiasan, koper, alat olahraga, dan produk kecantikan 2) Variasi dan jenis barang dagangan (variation and assortment) Variasi adalah jumlah kategori barang yang retailer sediakan, sedangkan jenis barang dagangan (assortment) adalah jumlah jenis yang berbeda di dalam kategori barang dagangan. 3) Jasa yang disediakan Jasa yang ditawarkan oleh retailer dapat membuat satu retailer berbeda jenisnya dengan retailer lain. Contoh jasanya adalah penyediaan tempat parkir, menerima pembayaran dengan kartu kredit, menerima perbaikan, menerima pengembalian barang, jasa pengiriman, dan jasa membungkus kado. Terkadang agar konsumen menikmati jasa ini, retailer menuntut pembayaran. 4) Harga Harga juga menjadi penentu jenis dan tipe dari retail, harga dapat dibagi menjadi rendah, rata-rata, dan tinggi. Harga juga dapat berubah apabila terdapat discount atau potongan harga, bisa juga karena ada suatu kejadian hari atau keadaan khusus seperti lebaran, natal, dan tahun baru. C.
Jenis-jenis Retail
Dari variabel-variabel diatas maka retail dapat dibagi jenisnya menjadi: 1) Food Retailer Food retailer terbagi lagi menjadi: Supermarket, adalah toko yang menyediakan makanan seperti sayur mayor, daging, dan produk yang tidak berupa makanan seperti alat kecantikan, obat-obatan namun dengan jumlah yang terbatas. Contohnya adalah HERO Supercenter, adalah toko yang besar (150.000 – 220.000 m2) yang mengkombinasikan supermarket dengan toko diskon. Contohnya adalah Hari-Hari Warehouse Club, adalah retailer yang memberikan jenis makanan, barang kebutuhan sehari-hari, yang terbatas namun dengan harga yang murah. Biasanya diperuntukan untuk dijual kembali. Contohnya adalah MAKRO. Convenience Store, adalah toko yang menyediakan jenis barang dagangan yang terbatas yang dibangun diatas lahan yang
25
luasnya hanya 2000-3000 m2. Contohnya adalah minimarket seperti Alfa. 2) General Merchandise Retailer Terbagi menjadi: Department Store, adalah retailer yang memiliki banyak jenis dan kategori dari barang dagangannya, menyediakan pelayanan konsumen, dan mengatur toko mereka menjadi berbagai macam departemen yang memperlihatkan masing-masing barangnya. Contohnya adalah Metro, Sogo, dan Debenhams. Full-Line Discount Store, adalah retailer yang menyediakan berbagai jenis barang dengan harga murah namun terbatas jumlahnya. Toko diskon menyediakan berbagai jenis barang dari produk lokal sampai produk internasional. Barang yang dijual tidak terlalu mengikuti fashion, tidak seperti di department store. Specialty Store, adalah toko yang fokus pada barang yang memiliki kategori terbatas, toko ini juga menyediakan pelayanan yang sangat baik. Contoh dari specialty store adalah Victoria‟s Secret, The Gap, Tiffany & Co. dan Mango. Drugstores, adalah toko yang hanya berkonsentrasi pada penjualan obat dan alat kesehatan untuk pribadi. Barang di toko obat dapat dibeli dengan bebas namun ada yang memerlukan resep dokter untuk membelinya. Contoh dari toko ini adalah apotik. Category Specialist, adalah toko yang menjual barang dengan kategori tertentu namun sangat banyak jenisnya. Contohnya adalah Toy „R‟ Us dimana hanya menjual mainan namun jenisnya sangat banyak sekali. Contoh lainnya adalah Office 2000 yang hanya menjual alat perkantoran namun dengan jenis yang beragam. Extreme Value Retailer, adalah toko kecil yang menjual jenis barang yang terbatas namun dengan harga murah. Barang yang dijual tidak terlalu banyak jenisnya namun biasanya harga yang ditawarkan sangat murah. Contoh yang pernah ada yaitu Valu$ yang pernah menetapkan harga di tokonya untuk semua barang hanya Rp.5000. Off-Price Retailer, adalah toko yang menawarkan barang dengan harga murah namun harga barang tersebut dapat
26
berubah-ubah. Contoh dari jenis toko ini adalah factory outlet yang sekarang menjamur di Bandung dan Jakarta. 3) Nonstore Retailer Nonstore retailer adalah retailer yang tidak memiliki toko, terbagi menjadi: Electronic Retailer, dapat disebut juga online retailer, yaitu format retail dimana retailer berkomunikasi dengan konsumen dan menawarkan produk sampai pada prosess pembayaran melalui jasa internet. Contoh dari tipe retailer ini adalah E-Bay dan Amazon.com. Catalog and Direct-Mail Retailer, yaitu format retail yang tidak memiliki toko, dimana penjual berkomunikasi ke konsumen melalui catalog, surat, atau brosur. Direct Selling, yaitu format penjualan dimana tenaga penjual menghubungi langsung calon konsumen dan bertemu di kantor atau di rumah calon pembeli. Mendemonstrasikan kelebihan produk yang akan dijual, menerima pesanan, dan mengirimkan produk yang dipesan. Contoh dari tipe ini adalah Amway dan Tiansi. Television Home Selling, yaitu penjualan yang dilakukan oleh retailer melalui media televisi. Contoh yang tepat untuk retailer tipe ini adalah DRTV yang mempromosikan produknya melalui media televisi yang dapat dipesan langsung melalui telepon. Vending machine Retailing, adalah konsep retail yang menggunakan mesin untuk menjual produknya. Pembeli hanya perlu memasukkan sejumlah uang ke dalam mesin sesuai harga barang yang ingin dibeli. Selanjutnya mesin akan mengeluarkan barang tersebut. Biasanya jenis barang yang memakai vending machine adalah minuman dan makanan ringan. 4) Service Retailing Tipe retail ini adalah toko yang menyediakan jasa kepada konsumen, contohnya adalah dokter, cukur rambut, tempat les, sekolah, dan tempat fitness. Namun bukan berarti jenis tipe retail seperti ini hanya khusus Jasa saja, mereka juga menawarkan barang juga walaupun dengan jumlah sedikit. Kita ambil contoh seperti perusahaan
27
penerbangan, mereka menjual jasa dalam pelayanannya agar konsumen sampai ditujuan dengan selamat dan puas. Namun mereka juga menjual merchandise dalam perjalanan, seperti miniatur pesawat, permainan anak, bahkan kaos.
28
2.1.3 ANTROPOMETRI A. Dimensi manusia pada ruang makan
Gambar 2.1 Tempat Duduk Stan Dan Jarak Bersih Sirkulasi (Sumber: Buku Dimensi Manusia Dan Ruang Interior, 1997)
Gambar 2.2 Tempat Duduk Bangket Jarak Bersih (Sumber: Buku Dimensi Manusia Dan Ruang Interior, 1997)
29
Gambar 2.3 Alur Pelayanan/Jarak Bersih (Sumber: Buku Dimensi Manusia Dan Ruang Interior, 1997)
Gambar 2.4 Alur Pelayanan/Jarak Bersih Antar Sudut (Sumber: Buku Dimensi Manusia Dan Ruang Interior, 1997)
Gambar 2.5 Jarak Bersih Minimal Tanpa Sirkulasi (Sumber: Buku Dimensi Manusia Dan Ruang Interior, 1997)
30
Gambar 2.5 Jarak Bersih Untuk Pramusaji Dan Sirkulasi (Sumber: Buku Dimensi Manusia Dan Ruang Interior, 1997)
Gambar 2.6 Meja Kedalaman Minimal Dan Optimal Jarak Bersih Vertical (Sumber: Buku Dimensi Manusia Dan Ruang Interior, 1997)
Tabel 2.1 Dimensi Ruang Makan
(Sumber: Buku Dimensi Manusia Dan Ruang Interior, 1997)
31
Gambar 2.6 Ukuran Meja Mnimal (Sumber: Buku Dimensi Manusia Dan Ruang Interior, 1997)
Tabel 2.2 Dimensi Ruang Makan (Sumber: Buku Dimensi Manusia Dan Ruang Interior, 1997)
32
Gambar 2.7 Konter Makan Siang (Sumber: Buku Dimensi Manusia Dan Ruang Interior, 1997)
Tabel 2.3 Dimensi Ruang Makan (Sumber: Buku Dimensi Manusia Dan Ruang Interior, 1997)
33
B.
Dimensi Manusia Pada Ruang Retail Makanan
Gambar 2.8 Jarak Bersih Pembeli (Sumber: Buku Dimensi Manusia Dan Ruang Interior, 1997)
Gambar 2.9 Area Pembeli Keluar Toko (Sumber: Buku Dimensi Manusia Dan Ruang Interior, 1997)
A B C D E
in 42 60 18 25 36
Cm 106.7 152.4 45.7 63.5 91.4
Tabel 2.4 Dimensi Retail (Sumber: Buku Dimensi Manusia Dan Ruang Interior, 1997)
34
Gambar 2.10 Tempat Display Tengah (Sumber: Buku Dimensi Manusia Dan Ruang Interior, 1997)
Gambar 2.11 Rak Majemuk Dengan Sirkulasi (Sumber: Buku Dimensi Manusia Dan Ruang Interior, 1997)
A B C D E
in 32 36 60 63 15
Cm 81.3 91.4 152.4 160.0 38.1
F G H I J
in 108 30 48 48 32
Cm 274.3 76.2 121.9 121.9 76.2
Tabel 2.5 Dimensi Retail (Sumber: Buku Dimensi Manusia Dan Ruang Interior, 1997)
35
Gambar 2.12 Jarak Bersih Lintasan (Sumber: Buku Dimensi Manusia Dan Ruang Interior, 1997)
A B C D E
in 72 36 30 48 192
Cm 182.9 91.4 76.2 121.9 487.7
Tabel 2.6 Dimensi Retail (Sumber: Buku Dimensi Manusia Dan Ruang Interior, 1997)
36
2.1.4 PENCAHAYAAN A. Definisi cahaya Cahaya adalah energi yang terpancar. Cahaya biasanya terpancar ke semua arah dan menyebar ke area yang lebih besar ketika keluar dari sumbernya. Ketika menyebar, cahaya juga berbeda intensitas menurut jarak dari sumbernya. (Ching, Francis D.K, and Binggeli, Corky. 2011. Interior Desain dengan Ilustrasi, 2nd Edition. Jakarta: Indeks) Cahaya adalah suatu bentuk radiasi elektromagnet yang dapat dideteksi mata manusia. Cahaya dapat merambat tanpa medium, mempunyai frekuensi antara 4 x1014 Hz sampai 7,5 1014 hz. Panjang gelombang cahaya antara 400 nm (inframerah) sampai 700 nm (ultra ungu). Pendapat para ahli tentang cahaya, diawali dengan teori tentang penglihatan. Pada zaman yunani kuno, antara lain: Phytagoras (580 – 500 SM) dan Democritos (460 – 370 SM) berpendapat bahwa kita dapat melihat benda karena benda itu mengeluarkan butir-butir yang masuk ke dalam mata. Empedocles (484 – 424 SM), Plato (427 – 347 SM) dan Euclides (± 300 SM) berpendapat bahwa kita dapat melihat karena dari mata kita keluar sesuatu, kemudian menumbuk butir-butir yang dikeluarkan benda yang kita lihat itu. Alhazan (965 – 1038) berpendapat bahwa kita dapat melihat karena ada cahaya yang dipancarkan atau dipantulkan oleh benda itu. B.
Pengelompokan cahaya
Pencahayaan ada 2 jenis yakni pencahayaan alami dan buatan. Pencahayaan alami umumnya dibagi dua:
Sunlight: yaitu cahaya matahari langsung, umumnya memiliki intensitas yang tinggi dan sudut penyebaran cahaya yang sempit. Cahaya jenis ini harus selalu dijaga agar jumlahnya tetap terkendali, sehingga tidak menimbulkan silau dan radiasi panas yang terlalu tinggi. Daylight: yaitu cahaya matahari tidak langsung yang disebarkan oleh partikel-partikel atmosfer, termasuk awan, umumnya memiliki intensitas yang sedang sampai dengan rendah dan sudut penyebaran cahaya yang lebar (mendekati difus/merata ke segala arah). Cahaya jenis ini umumnya lebih disukai untuk digunakan sebagai pencahayaan alami dalam bangunan, karena tidak terlalu menimbulkan silau dan radiasi panas yang tinggi. (http://fisbang.tf.itb.ac.id/ [februari 2012]) 37
Pencahayaan buatan dibagi menjadi dua bagian:
C.
Pencahayaan umum (general lighting). Pencahayaan umum adalah pencahayaan yang diterapkan pada suatu ruangan untuk memberikan cahaya standar yang memiliki iluminasi rata2 di tiap luasan ruangan. Pencahayaan khusus (special lighting). Pencahayaan khusus adalah pencahayaan yang difungsikan untuk hal yang lebih spesifik. Jika pada pencahayaan umum yang menjadi pertimbangan adalah bagaimana memberikan jumlah iluminasi rata pada setiap luasan ruang sedangkan pada pencahayaan khusus pertimbangannya adalah bagaimana mengekspos sesuatu, membuat suatu suasana, dan lebih mengutamakan aspek estetika. Kriteria Teknik Pencahayaan
Dalam merencanakan instalasi pencahayaan, ada 6 kriteria yang perlu diperhatikan untuk mendapatkan pencahayaan yang baik, yaitu yang memenuhi fungsi supaya mata kita dapat melihat dengan jelas dan nyaman. Kelima kriteria ini saling mempengaruhi dan tidak dapat berdiri sendiri secara terpisah karena masing-masing bergantung satu sama lain dalam menghasilkan kualitas pencahayaan yang optimal. Keenam kriteria tersebut, antara lain: a. Kuantitas atau jumlah cahaya pada permukaan tertentu (lighting level) atau tingkat kuat penerangan. b. Distribusi kepadatan cahaya (luminance distribution). c. Pembatasan agar cahaya tidak menyilaukan mata (limitation of glare). d. Arah pencahyaan dan pembentukan bayangan (light directionality and shadows). e. Warna cahaya dan refleksi warnanya (light colour and colur rendering). f. Dan terakhir kriteria yang dapat mempengaruhi pencahayaan yang optimal, yaitu kondisi dan iklim ruang.
38
2.2 TINJAUAN KHUSUS 2.2.1 KOMUNITAS A.
Pengertian Komunitas Kata community menurut Syahyuti adalah berasal dari bahasa
Latin, yaitu “Cum” yang mengandung arti together (kebersamaan) dan “Munus”, yang bermakna the gift (memberi) antara satu sama lain. Maka dapat diartikan bahwa komunitas adalah sekelompok orang yang saling berbagi dan mendukung antara satu sama lain. Iriantara (2004: 22) mendefinisikan makna komunitas adalah sekumpulan individu yang mendiami lokasi tertentu dan biasanya terkait dengan kepentingan yang sama. Sedangkan menurut Wenger (2004: 4) komunitas itu adalah sekumpulan orang yang saling berbagi masalah, perhatian atau kegemaran terhadap suatu topik dan memperdalam pengetahuan serta keahlian mereka dengan saling berinteraksi secara terus-menerus. Selain itu, pengertian komunitas ada yang mengacu pada orang yang berdasarkan nilai-nilai dan kepentingan bersama yang khusus, seperti para penyandang cacat atau kelompok imigran. Dan secara khusus, menunjuk pada satu kategori manusia yang berhubungan satu sama lain karena didasarkan pada lokalitas tertentu yang sama karena kesamaan lokalitas itu secara tidak langsung membuat mereka mengacu pada kepentingan dan nilai-nilai yang sama. Menurut George Jr. (1955) yang melakukan studi tentang komunitas dalam psikologi rural, komunitas adalah hal yang dibangun dengan fisik atau lokasi geografi (Physical or geographical location) dan kesamaan dasar akan kesukaan (interest) atau kebutuhan (needs) Definisi dari George agak berbeda dengan yang dijelaskan oleh Gusfield
(1977)
yang
menggambarkan
bahwa
komunitas
dapat
diidentifikasikan dalam 2 dimensi yaitu wilayah (territorial) dan juga hubungan atau kekerabatan (relational). Dimensi wilayah adalah komunitas yang terbentuk oleh lingkungan kerja yang mempunyai suatu hubungan antar individunya tetapi hanya terjadi pada wilayah tersebut,
39
sedangkan dimensi kekerabatan adalah komunitas yang terbentuk tanpa ikatan wilayah tetapi terjalin suatu hubungan antar individunya. Melihat penjelasan dari Gusfield (1977) yang lebih menekankan pada terbentuknya komunitas dari dimensi wilayah dan kekerabatan, Schichter (1998) mendefinisikan komunitas lebih kearah terbentuknya komunitas tersebut dari sisi sosial. Menurutnya komunitas sendiri adalah kelompok sosial yang mempunyai ciri–ciri yang sama, berbagi antar relasi, hubungan sense of community yang dekat. komunitas adalah Sense of community grouping yang mempunyai ciri sebagai berikut: a. Shared spatial relations. b. Sense of Community conventions c. A sense of membership and boundaries d. An ongoing rhythm of Sense of Community interaction
Setelah melihat definisi komunitas dari sisi fisik menurut George (1955) lalu komunitas yang didefinisikan dari sisi wilayah dan kekerabatan menurut Gusfild (1977) dan sense of community menurut Schichter (1998) maka O‟Guinn (2001) yang melakukan riset dalam brand community mendefinisikan bahwa komunitas adalah konstruksi inti dalam ilmu sosial. Komunitas menekankan pada teori sosial, ilmu dan filosofi. Sedangkan Chavis (1986) mengatakan bahwa komunitas adalah perasaan diantara membernya yang mempunyai ciri kebersamaan antara satu dan yang lain dan berbagi diantara mereka. Dan Webster‟s new world dictionary (1998) mengatakan komunitas adalah sekelompok orang yang tinggal bersama sebagai unit sosial yang mempunyai ketertarikan antar satu dan yang lain.
Setelah melihat beberapa definisi dari peneliti, ada definisi lainnya yang ditulis dalam website brainy quote yang mengatakan bahwa komunitas dapat diidenfikasikan dalam 5 hal yaitu:
40
a. Kesamaan dalam suatu hobi dan partisipasi dalam suatu komunitas yang mempunyai kesukaan pada suatu barang–barang. b. Individu–individu yang mempunyai kesamaan pandangan pada nilai hidup sehari–hari, privasi, atau individu yang hidup pada suatu wilayah yang mempunyai kesamaan hukum dan regulasi. c. Komunitas sosial yang besar seperti persekutuan Negara–Negara Persemakmuran, badan politik, atau publik secara keseluruhan. d. Kesamaan karakter. e. Kesamaan kebiasaan.
Komunitas memiliki banyak makna. Komunitas dapat dimaknai sebagai sebuah kelompok dari suatu masyarakat atau sebagai sekelompok orang yang hidup di suatu area khusus yang memiliki karakteristik budaya yang sama. Apapun definisinya, komunitas harus memiliki sifat interaksi. Interaksi yang ditekankan lebih kepada interaksi informal dan spontan daripada interaksi formal, serta memiliki orientasi yang jelas. Ciri utama sebuah komunitas adalah adanya keharmonisan, egalitarian serta sikap saling berbagi nilai dan kehidupan.
B.
Bentuk Komunitas Menurut Etienne Wenger (2002: 24). Komunitas mempunyai
berbagai macam bentuk dan karakteristik, diantaranya: 1. Besar atau kecil Keanggotaan di beberapa komunitas ada yang hanya terdiri dari beberapa anggota saja dan ada yang mencapai 1000 anggota. Besar atau kecilnya anggota di suatu komunitas tidak menjadi masalah, meskipun demikian komunitas yang memiliki banyak anggota biasanya dibagi menjadi sub divisi berdasarkan wilayah sub tertentu. 2. Terpusat atau Tersebar Sebagian besar suatu komunitas berawal dari sekelompok orang yang bekerja di tempat yang sama atau memiliki tempat tinggal yang
41
berdekatan. Sesama anggota komunitas saling berinteraksi secara tetap serta ada beberapa komunitas yang tersebar di berbagai wilayah. 3. Berumur panjang atau berumur pendek Terkadang sebuah komunitas dalam perkembangannya, memerlukan waktu yang cukup lama, sedangkan jangka waktu keberadaan sebuah komunitas sangat beragam. Beberapa komunitas dapat bertahan dalam jangka tahunan, tetapi ada pula komunitas yang berumur pendek. 4. Internal atau Eksternal Sebuah komunitas dapat bertahan sepenuhnya dalam unit bisnis atau bekerjasama dengan organisasi yang berbeda. 5. Homogen atau Heterogen Sebagian komunitas berasal dari latar belakang yang sama serta ada yang terdiri dari latar belakang yang berbeda. Pada umumnya jika sebuah komunitas berasal dari latar belakang yang sama komunikasi akan lebih mudah terjalin, sebaliknya jika komunitas terdiri dari berbagai macam latar belakang diperlukan rasa saling menghargai dan rasa toleransi yang cukup besar satu sama lain. 6. Spontan atau Disengaja Beberapa komunitas ada yang berdiri tanpa adanya intervensi atau usaha pengembangan dari suatu organisasi. Anggota secara spontan bergabung karena kebutuhan berbagi informasi dan memiliki minat yang sama. Pada beberapa kasus, terdapat komunitas yang secara sengaja didirikan secara spontan atau disengaja tidak menentukan formal atau tidaknya sebuah komunitas. 7. Tidak Dikenal atau Dibawahi sebuah institusi Sebuah komunitas memiliki berbagai macam hubungan dengan organisasi, baik itu komunitas yang tidak dikenali, maupun komunitas yang berdiri dibawah sebuah institusi.
Komunitas merupakan kombinasi dari 3 unsur utama, yaitu: 1. Ruang Lingkup
42
Ruang lingkup merupakan dasar yang mengidentifikasikan sebuah komunitas. Selain itu ruang lingkup mengilhami anggota untuk berbagi pengetahuan, bagaimana mengemukakan ide mereka dan menentukan tindakan. Tanpa ruang lingkup maka sebuah komunitas hanya merupakan sekumpulan orang. 2. Anggota Jika sebuah komunitas memiliki anggota yang kuat maka dapat membantu meningkatkan interaksi dan hubungan yang didasari oleh saling menghormati dan kepercayaan. Anggota merupakan sekumpulan orang yang
berinteraksi
untuk
belajar,
membangun
sebuah
hubungan,
kebersamaan dan tanggung jawab. Setiap individu mempunyai karakter yang berbeda, sehingga menciptakan keanekaragaman dalam suatu komunitas. Keberhasilan sebuah komunitas bergantung pada kekuatan anggota tersebut. 3.
Praktis Merupakan sekumpulan kerangka, ide, alat, informasi, gaya bahasa, sejarah dan dokumen yang dibagi sesama anggota komunitas. Jika ruang lingkup merupakan yang menjadi fokus sebuah komunitas maka praktis merupakan pengetahuan spesifik yang dikembangkan, disebarkan dan dipertahankan. Keberhasilan praktis bergantung dari keseimbangan antara gabungan aktivitas dan hasil dari aktivitas tersebut seperti dokumen atau alat.
Ada banyak proposal atau usulan mengenai pengelompokan atau tipologi dari jenis–jenis komunitas salah satunya seperti yang dituliskan di wikipedia, dijelaskan jenis dari komunitas dapat dijelaskan sbb:
1. Komunitas Geografi (Geographic communities) yaitu tipe komunitas yang berasal dari tetangga, wilayah, kota atau negara atau bahkan dunia secara keseluruhan. Komunitas–komunitas yang berdasarkan pada geografi adalah sbb:
43
a. Komunitas lokasi (Community of location) Komunitas
lokasi kemungkinan datang
dari pengertian
mengenai komunitas yang berdasar pada kesamaan lokasi yang tinggal berdekatan, sebagai contoh komunitas lokal. b. Komunitas tempat (Community of place) Komunitas tempat merujuk pada pengertian komunitas yang terdiri atas individu–individu yang bergabung karena kesamaan atas tempat seperti tempat tinggal, pekerjaan atau kesamaan lainnya yang dilaksanaan disuatu tempat, misalnya tetangga, kota, kedai kopi, tempat bekerja, tempat bertemu. 2. Komunitas kultur (Community of culture) Jangkauan komunitas kultur adalah mulai dari sub-kultur, etnik, kelompok, agama, multi-kultur atau kebersamaan. 3. Komunitas organisasi (Community of organizations) Komunitasi organisasi adalah komunitas yang berdasarkan network atau hubungan diantara para individunya yang terkait pada satu organisasi baik secara lokal, internasional atau bahkan dunia.
Sedangkan
Willmont
(1986),
Newby (1983)
dan Allen (1995)
mengeksplorasi bahwa komunitas dapat dibedakan menjadi 3 jenis yaitu: 1. Jenis komunitas berdasarkan tempat. 2. Jenis komunitas berdasarkan ketertarikan. 3. Jenis komunitas yang berdasarkan kelompok yang mempunyai satu kepercayaan terhadap sesuatu.
44
C.
Manfaat Komunitas Menurut Pendit (2002) dalam interaksi sosial terdapat sebuah proses
adaptasi, dimana setiap pihak mengupayakan untuk saling menyesuaikan diri dengan pihak lain. Dengan melakukan interaksi antar komunitas dapat memperluas jaringan komunitas dengan saling memberikan manfaat melalui kerjasama yang dibangun. Sehingga komunitas sebagai bagian dari masyarakat dapat memperkuat modal sosial masyarakat agar dapat menjalankan kehidupan sosial sesuai dengan harapan. Modal sosial adalah sekumpulan hubungan antara sesama meliputi kepercayaan, saling menghormati, dan salingberbagi nilai dan tingkah laku yang dapat mengikat anggota pada sebuah jaringan dan komunitas serta membuat kerjasama (Cohen dan Prusak, 2001). Modal sosial sebagai institusi sosial yang melibatkan jaringan, norma-norma dan kepercayaan sosial yang mendorong pada sebuah kerjasama untuk kepentingan bersama (Cohen dan Prusak, 2001) Maka modal sosial tidak hanya merujuk kepada institusi, hubungan dan norma-norma yang dapat membentuk kualitas dan kuantitas dari interaksi sosial masyarakat, tetapi juga merupakan perekat dalam kebersamaan (World Bank, 1999).
Berdasarkan definisi di atas, dapat diketahui bahwa dasar pemikiran modal sosial berkaitan dengan interaksi. Hal itu memungkinkan seseorang untuk membuat suatu komunitas, saling mengikat kepada anggota lain, dan membangun tatanan sosial. Unsur penting dalam menciptakan modal sosial adalah hubungan sosial, yang terdiri dari jaringan antar individu, norma, dan kepercayaan. Modal sosial tidak akan habis dipergunakan, maksudnya adalah ketika dalam masyarakat atau sebuah komunitas terus melakukan dan membina hubungan sosial atau interaksi sosial di antara mereka, kemudian melakukan kerjasama dengan landasan saling percaya maka modal sosial akan semakin kuat. Dengan adanya modal sosial, dapat berdampak positif terhadap sebuah komunitas karena modal sosial dapat mengembangkan komunitas maupun institusi yang mereka dirikan serta
45
meningkatkan jaringan sosial. Selain itu juga dapat memberikan peran dalam hubungan timbal-baik, meningkatkan solidaritas antar sesama, membangun kerjasama dan melebarkan identitas komunitas maupun institusinya dengan meningkatkan jaringan sosialnya (Beem, 1999: 22-23).
2.2.2 Vegetarian A.
Gaya Hidup A. Pengertian Gaya Hidup Gaya hidup menggambarkan “keseluruhan diri seseorang” yang berinteraksi dengan lingkungannya (Kottler dalam Sakinah,2002). Menurut Susanto (dalam Nugrahani,2003) gaya hidup adalah perpaduan antara kebutuhan ekspresi diri dan harapan kelompok terhadap seseorang dalam bertindak berdasarkan pada norma yang berlaku. Oleh karena itu banyak diketahui macam gaya hidup yang berkembang di masyarakat sekarang misalnya gaya hidup hedonis, gaya hidup metropolis, gaya hidup global dan lain sebagainya.
Plummer (1983) gaya hidup adalah cara hidup individu yang diidentifikasikan oleh bagaimana orang menghabiskan waktu mereka (aktivitas), apa yang mereka anggap penting dalam hidupnya (ketertarikan) dan apa yang mereka pikirkan tentang dunia sekitarnya. Adler (dalam Hall & Lindzey, 1985) menyatakan bahwa gaya hidup adalah hal yang paling berpengaruh pada sikap dan perilaku seseorang dalam hubungannya dengan 3 hal utama dalam kehidupan yaitu pekerjaan, persahabatan, dan cinta sedangkan Sarwono (1989) menyatakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi gaya hidup adalah konsep diri.
Hawkins (dalam Nugroho, 2002) yang mengatakan bahwa pola hidup yang berhubungan dengan uang dan waktu dilaksanakan oleh
46
seseorang berhubungan dengan keputusan. Orang yang sudah mengambil suatu keputusan langkah selanjutnya adalah tindakan.
Menurut SRI International (1989) salah satu contoh segmentasi psikografis adalah VALS 2. Dalam VALS 2 (Values & Life Style) terdapat dua dimensi yang menjadi titik beratnya, yaitu self orientation dan resources. Resources yang dimaksudkan bukanlah semata-mata materi, tetapi dalam arti yang luas yang mencakup sarana dan kapasitas psikologis, fisik, dan demografis.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa gaya hidup adalah pola hidup seseorang di dunia yang di ekspresikan dalam aktivitas, minat, opininya dan dimensi self orientation gaya hidup mencakup tiga kategori yaitu prinsip, status, aksi.
B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Gaya Hidup Menurut pendapat Amstrong (dalam Nugraheni, 2003) gaya hidup seseorang dapat dilihat dari perilaku yang dilakukan oleh individu seperti kegiatan-kegiatan untuk mendapatkan atau mempergunakan barang-barang dan jasa, termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan pada penentuan kegiatan-kegiatan tersebut.
Lebih lanjut Amstrong (dalam Nugraheni, 2003) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi gaya hidup seseorang ada 2 faktor yaitu faktor yang berasal dari dalam diri individu (internal) dan faktor yang berasal dari luar (eksternal).
Faktor internal yaitu sikap, pengalaman, dan pengamatan, kepribadian, konsep diri,
motif,
dan persepsi (Nugraheni,
2003)
dengan
penjelasannya sebagai berikut :
47
1) Sikap Sikap berarti suatu keadaan jiwa dan keadaan pikir yang dipersiapkan untuk memberikan tanggapan terhadap suatu objek yang diorganisasi melalui pengalaman dan mempengaruhi secara langsung pada perilaku. Keadaan jiwa tersebut sangat dipengaruhi oleh tradisi, kebiasaan, kebudayaan dan lingkungan sosialnya. 2) Pengalaman dan pengamatan Pengalaman dapat mempengaruhi pengamatan sosial dalam tingkah laku, pengalaman dapat diperoleh dari semua tindakannya dimasa lalu dan dapat dipelajari, melalui belajar orang akan dapat memperoleh pengalaman. Hasil dari pengalaman sosial akan dapat membentuk pandangan terhadap suatu objek. 3) Kepribadian Kepribadian adalah konfigurasi karakteristik individu dan cara berperilaku yang menentukan perbedaan perilaku dari setiap individu. 4) Konsep diri Faktor lain yang menentukan kepribadian individu adalah konsep diri. Konsep diri sudah menjadi pendekatan yang dikenal amat luas untuk menggambarkan hubungan antara konsep diri konsumen dengan image merek. Bagaimana individu memandang dirinya akan mempengaruhi minat terhadap suatu objek. Konsep diri sebagai inti dari pola kepribadian akan menentukan perilaku individu dalam menghadapi permasalahan hidupnya, karena konsep diri merupakan frame of reference yang menjadi awal perilaku. 5) Motif Perilaku individu muncul karena adanya motif kebutuhan untuk merasa aman dan kebutuhan terhadap prestise merupakan beberapa contoh tentang motif. Jika motif seseorang terhadap kebutuhan akan prestise itu besar maka akan membentuk gaya hidup yang cenderung mengarah kepada gaya hidup hedonis. 6) Persepsi
48
Persepsi adalah proses dimana seseorang memilih, mengatur, dan menginterpretasikan informasi untuk membentuk suatu gambar yang berarti mengenai dunia.
Adapun faktor eksternal dijelaskan oleh Nugraheni (2003) sebagai berikut: 1) Kelompok referensi Kelompok referensi adalah kelompok yang memberikan pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap dan perilaku seseorang. Kelompok yang memberikan pengaruh langsung adalah kelompok dimana individu tersebut menjadi anggotanya dan saling berinteraksi, sedangkan kelompok yang memberi pengaruh tidak langsung adalah kelompok dimana individu tidak menjadi anggota didalam kelompok tersebut. Pengaruh-pengaruh tersebut akan menghadapkan individu pada perilaku dan gaya hidup tertentu. 2) Keluarga Keluarga memegang peranan terbesar dan terlama dalam pembentukan sikap dan perilaku individu.Hal ini karena pola asuh orang tua akan membentuk kebiasaan anak yang secara tidak langsung mempengaruhi pola hidupnya. 3) Kelas sosial Kelas sosial adalah sebuah kelompok yang relatif homogen dan bertahan lama dalam sebuah masyarakat, yang tersusun dalam sebuah urutan jenjang, dan para anggota dalam setiap jenjang itu memiliki nilai, minat, dan tingkah laku yang sama. Ada dua unsur pokok dalam sistem sosial pembagian kelas dalam masyarakat, yaitu kedudukan (status) dan peranan. Kedudukan sosial artinya tempat seseorang dalam lingkungan pergaulan, prestise hak-haknya serta kewajibannya. Kedudukan sosial ini dapat dicapai oleh seseorang dengan usaha yang sengaja maupun diperoleh karena kelahiran. Peranan merupakan aspek yang dinamis dari kedudukan. Apabila individu melaksanakan hak dan
49
kewajibannya sesuai dengan kedudukannya maka ia menjalankan suatu peranan. 4) Kebudayaan Kebudayaan yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kebiasaan-kebiasaan yang diperoleh individu sebagai anggota masyarakat. Kebudayaan terdiri dari segala sesuatu yang dipelajari dari pola-pola perilaku yang normatif, meliputi ciri-ciri pola pikir, merasakan dan bertindak.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi gaya hidup berasal dari dalam (internal) dan dari luar (eksternal). Faktor internal meliputi sikap, pengalaman dan pengamatan, kepribadian, konsep diri, motif , dan persepsi. Adapun faktor eksternal meliputi kelompok referensi, keluarga, kelas sosial, dan kebudayaan.
B.
Gaya Hidup Sehat Gaya hidup sehat amat dianjurkan, apalagi di era ini banyak sekali
terjadi kematian yang disebabkan oleh penyakit degeratif. Penyakit tersebut tidak hanya menyerang orang tua, namun orang usia produktif bahkan anak-anak dapat terserang penyakit tersebut. Hal tersebut ternyata berhubungan dengan gaya hidup seseorang. Saat ini, gaya hidup sehat menjadi hal yang terus disosialisasikan pada masyarakat. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia istilah gaya hidup atau life style adalah pola tingkah laku sehari-hari segolongan manusia di dalam masyarakat. Gaya hidup cerminan pribadi orang tersebut. Sedangkan gaya hidup sehat adalah pola tingkah laku sehari-hari yang mengutamakan dan menerapkan kesehatan dalam kehidupan sehari-hari. Gaya hidup orang per orang tentu berbeda dengan orang lainnya, hal ini dipengaruhi oleh kebiasaannya. Seperti telah disebutkan di atas bahwa gaya hidup sehat adalah pola hidup yang menekankan unsur kesehatan
50
dalam kehidupan sehari-hari. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan adalah makanan yang dikonsumsi setiap hari, olahraga atau aktivitas yang dilakukan, tingkat stress yang dialami, dan kondisi lingkungan. Faktor-faktor tersebut di atas akan mempengaruhi tubuh (fisik) dan mental (psikis) seseorang. Dalam banyak kasus yang terjadi saat ini, penyakit jantung menduduki peringkat pertama pembunuh nomor satu di dunia. Data WHO menyebutkan bahwa penyakit jantung, diabetes, stroke, kanker adalah penyebab 70% kematian dini. Dan kematian dini yang terjadi, 50% disebabkan gaya hidup yang tidak sehat. Melakukan gaya hidup sehat sebenarnya tidak sulit, tidak membutuhkan biaya yang besar. Gaya hidup sehat hanya membutuhkan ketelatenan dan disiplin dalam melakukannya. Gaya hidup sehat khususnya pola makan sehat adalah mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang. Pola makan sehat harus memenuhi semua unsur-unsur zat gizi secara lengkap. Unsur-unsur gizi yang harus dipenuhi, antara lain karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan mineral, serat, dan air. Unsur gizi tersebut harus dicukupi secara seimbang sesuai dengan kebutuhan tubuh. Setiap orang tentu berbeda kebutuhan zat gizi dan kebutuhan kalorinya. Untuk mengetahui secara tepat tentang kebutuhan kalori dan zat gizi, seseorang dapat mengunjungi ahli gizi. Salah satu gaya hidup sehat yang dapat dipilih adalah gaya hidup sehat vegetarian.
C.
Vegetarian 1) Pengertian Vegetarian Vegetarian adalah sebutan bagi orang yang hanya makan tumbuhtumbuhan dan tidak mengkonsumsi makanan yang berasal dari mahluk hidup seperti daging, unggas, ikan atau hasil olahannya.
Istilah Vegetarian sendiri diciptakan pada tahun 1847. Pertama kali digunakan secara formal pada tanggal 30 September tahun itu oleh
51
Joseph Brotherton dan lain-lain, di Northwood Villa, Kent, Inggris. Saat itu adalah pertemuan pengukuhan dari Vegetarian Society Inggris.
Kata ini berasal dari bahasa Latin vegetus, yang berarti keseluruhan, sehat, segar, hidup; (jangan dihubungkan dengan 'vegetable-arian' mitos manusia yang diimajinasikan hidup seluruhnya dari sayursayuran tetapi tanpa kacang, buah, biji-bijian, dan sebagainya!) Sebelum tahun 1847, mereka yang tidak makan daging secara umum dikenal sebagai 'Pythagorean' atau mengikuti 'Sistem Pythagorean', sesuai dengan Pythagoras 'vegetarian' dari Yunani kuno.
Definisi asli dari 'vegetarian' adalah dengan atau tanpa telur atau produk dairy dan definisi ini masih digunakan oleh Vegetarian Society hingga sekarang. Bagaimanapun juga, kebanyakan vegetarian di India tidak memasukkan telur ke dalam diet mereka, seperti juga mereka dari tanah Mediteranian klasik, sebagai contoh Pythagoras. Dikutip dari wikipedia
2) Jenis-Jenis Vegetarian Gaya hidup sehat vegetarian adalah mengkonsumsi makanan yang terbuat dari tumbuh-tumbuhan. Vegetarian tidak semuanya sama karena ada macam-macam atau jenis-jenis vegetarian yang pada dasarnya merupakan aliran yang meninggalkan makanan hewani seperti daging sapi, daging ikan, ayam, udang, dan sebagainya. Berikut ini adalah aliran pada vegetarian yang tersebar di berbagai belahan dunia: a) Vegan Vegan adalah kelompok vegetarian yang anti makanan dan minuman yang mengandung hewani sama sekali. Kaum vegan juga tidak mengkonsumsi produk olahan / turunan dari hewan
52
seperti madu, susu, telur, royaljeli, yogurt, sarang burung walet, dan produk turunan lainnya. b) Vegetarian Ovo Ovo-vegetarian adalah jenis vegetarian yang tidak makan minum yang mengandung hewani tetapi tetap konsumsi telur. c) Vegetarian Lacto Lacto-vegetarian adalah jenis vegetarian yang tidak makan minum yang mengandung hewani tetapi tetap konsumsi susu. Vegetarian ini juga tidak makan bawang bombay dan bawang putih. d) Vegetarian Lacto-Ovo Lacto-Ovo vegetarian adalah jenis vegetarian yang tidak makan minum yang mengandung hewani tetapi tetap konsumsi telur, susu dan produk olahannya seperti yoghurt, keju, butter milk, dan produk turunan susu & telur lain. e) Vegetarian Pesco Pesco-vegetarian adalah vegetarian yang tidak makan minum yang mengandung hewani tetapi tetap konsumsi ikan serta produk turunannya. f) Vegetarian Pollo Pollo-vegetarian adalah vegetarian yang tidak makan minum yang mengandung hewani tetapi tetap konsumsi makanan mengandung unggas seperti ayam, bebek, burung dara, dan sebagainya. Jenis vegetarian ini kadang sekali-kali makan dagingdagingan, unggas-unggasan, ikan-ikanan, dan makanan minuman hewani lain jika ada acara tertentu. Meskipun begitu ada banyak tipe dari vegetarian, yaitu lacto vegetarian atau lactarian, lacto ovo vegetarian atau lactovarian, vegetarian sebagian atau partial vegetarian, semi vegetarian, dan vegan atau strict vegetarian. Tetapi harus diperhatikan bagi vegetarian, zat gizi makronutrien dan mikronutrien tetap harus dipenuhi.
53
3) Asupan Gizi Vegetarian Seorang vegetarian menjalani diet rendah lemak dan kaya serat, dan karenanya lebih banyak mengonsumsi buah-buahan, sayuran, kacang polong, gandum, biji-bijian, dan kacang-kacangan. Daging, unggas, atau ikan tidak lagi menjadi pilihan (termasuk lemak hewani), dan hanya mengambil telur atau produk olahan susu lainnya. Namun hal ini juga tergantung pada tipe vegetarian yang dijalani, sesuai klasifikasi yang dibuat oleh American Dietetic Association (ADA).
Misalnya, Vegan adalah vegetarian yang sama sekali tidak mengonsumsi daging dan berbagai produk olahannya, termasuk madu. Lacto-vegetarian mengonsumsi sayuran, buah-buahan, dan produk olahan susu, namun tidak memakan daging, ikan, dan telur. Sedangkan
Lacto-ovovegetarian
mengonsumsi
sayuran,
buah-
buahan, telur, serta produk olahan susu.
Kunci dari diet yang sehat adalah memilih makanan yang bervariasi, dan mengonsumsi cukup kalori untuk memenuhi kebutuhan energi. Ada lima kategori vitamin, mineral, dan gizi yang perlu dipenuhi, yaitu protein, kalsium, vitamin D, zat besi, dan vitamin B-12. a) Protein, yang biasanya terdapat pada daging, bisa diimbangi dengan mengonsumsi gandum, kacang-kacangan, kedelai, produk olahan susu rendah lemak, biji-bijian, telur, dan kacang polong. Nilai gizi kacang kedelai setara dengan daging, namun rendah lemak dan kolesterol. Beberapa produk olahan kacang kedelai adalah tahu, tempe, dan oncom. Tempe merupakan salah satu sumber penghasil zat besi dan serat yang baik. Sedangkan oncom, yang berbahan baku ampas tahu, mampu menjadi sumber energi. b) Kalsium.
ADA
merekomendasikan
untuk
mengonsumsi
setidaknya 1300 mg kalsium per hari. Hal itu sama dengan lebih
54
dari empat cangkir susu atau yogurt. Vegetarian dapat memenuhi kebutuhan kalsiumnya jika menonsumsi jumlah yang sama dari produk olahan susu rendah lemak atau bebas lemak, seperti susu, yogurt, dan keju. Kalsium juga dapat ditemukan pada sayuran hijau seperti bayam, sawi, kol, lobak hijau, dan bokchoy, serta brokoli, kedelai, buah ara kering, dan biji bunga matahari. Sereal yang mengandung kalsium dan beberapa jus juga boleh dikonsumsi. c) Vitamin D, yang membantu tubuh menyerap dan menggunakan kalsium. Kebanyakan susu kedelai mengandung vitamin D. Selain itu juga keju, margarin, sereal, dan puding yang dicampur susu. d) Zat besi, dapat ditemukan pada roti, sereal, sayuran hijau (seperti bayam dan brokoli), buah kering, biji labu, wijen, dan kacang kedelai. Mengonsumsi makanan yang tinggi vitamin C, seperti buah atau jus jeruk, tomat, dan cabai hijau, membantu tubuh menyerap zat besi dari sumber tanaman. e) Vitamin B-12. Vegetarian yang mengonsumsi produk olahan susu dan/atau telur umumnya mendapatkan cukup vitamin B-12. Karena itu tipe Vegan harus menambahkan susu kedelai yang kaya vitamin B-12. Mengonsumsi multivitamin dan suplemen secara rutin juga akan memenuhi kebutuhan akan B-12.
ADA menyarankan untuk beberapa makanan yang cukup tasty. Di antaranya sereal gandum yang bisa dimasak cepat seperti oatmeal, roti gandum dan crackers, beras merah, pasta (yang juga telah diolah mengandung gandum, bayam, cita rasa lain) dengan saus tomat, kedelai kalengan, atau sayuran, tortilla jagung, sup sayuran, jus dengan ekstrak buah, kacang atau selai kacang.
55
4) Manfaat Menjadi Vegetarian Pada tahun 1961, majalah Journal of American Medical Association manyatakan
bahwa
pola
makan
vegetarian
bisa
mencegah
penyumbatan urat nadi jantung hingga 97%. Menurut Rita Butram, PhD., kepala bidang makanan dan kanker dari lembaga kanker nasional (NCI) Amerika Serikat, 35% - 40% dari semua kematian karena kanker ada kaitannya dengan makanan. Dengan mengikuti prinsip-prinsip makanan sehat yang telah dipilih, yakni vegetarian, bisa mendapatkan kesehatan yang sebaik-baiknya, karena bisa mencegah penyakit dan meningkatkan kekuatan.
Pola hidup vegetarian dijalani dengan keyakinan bahwa cara hidup, cara makan, dan cara minum seluruhnya harus secara total diintegrasikan ke alam, sinar matahari, udara, air, dan ciptaan Allah lainnya. Gaya hidup vegetarian adalah pilihan yang sangat individual, yang jika diikuti secara benar dan proporsional tidak akan mengekang aktivitas atau mengurangi stamina. Manfaat menjadi seseorang menjadi vegetarian antara lain: 1. Dapat digunakan sebagai program diet bagi beberapa penderita penyakit yang harus menghindarkan makanan berlemak tinggi atau yang mengandung kolesterol jahat. 2. Mengurangi kelebihan berat badan dan membuat tubuh menjadi ideal. Memakan sayur dan buah dapat membuat kenyang lebih lama sehingga kita akan makan lenih sedikit. Dengan memiliki berat badan yang ideal, kita akan terhindar dari resiko timbulnya beberapa penyakit lain seperti, serangan jantung atau darah tinggi. 3. Asupan gizi dan serat yang diterima tubuh dalam jumlah cukup sama dengan jumlah kalori yang dihasilkan produk daging. Selain keseimbangan gizi, makanan vegetarian juga menyehatkan proses
56
pencernaan dalam tubuh karena serat dari sayur-sayuran maupun buah. 4. Membantu proses metabolisme tubuh dan membuat kerja dari usus maupun lambung tidak terlalu berat dalam melakukan pengolahan. 5. Menurut penelitian di Amerika, vegetarian akan lebih sehat, panjang umur dan awet muda. Menjadi vegetarian membuat kita sehat lahir dan batin serta memperpanjang usia hidup kita karena makanan hewani seperti daging umumnya dapat mempersempit pembuluh darah sehingga nutrisi dan oksigen terganggu yang akibatnya akan menurunkan sistem kekebalan tubuh. 6. Wanita yang akan menopause tidak akan tersiksa karena makanan kacang kedelai, apel, cheri, korma, zaitun, dsb yang kaya fitoestrogen alami. 7. Seorang vegetarian akan memiliki perut yang sehat. Dengan memakan banyak sayuran dan buah berarti semakin banyak serat yang dikonsumsi, sehingga akan menjaga usus besar tetap bersih. Selain itu, nutrisi dari sayur dan buah sangat baik untuk perut, karena merupakan sumber asam amino yang sangat baik untuk metabolisme tubuh.. 8. Dapat terhindar dari lemak jahat. Sayur dan buah merupakan bahan makanan yang memiliki kandungan lemak yang sangat baik dan tidak membahayakan tubuh. Oleh sebab itu, menjadi vegetarian dapat membuat tekanan darah tetap dalam batas aman dan jantung juga selalu dalam kondisi sehat. 9. Terhindar dari racun yang berasal dari lemak hewani. Sama seperti manusia, daging hewan yang dikonsumsi terkadang memicu adrenalin untuk memproduksi steroid dan hormon stress. Hormon inilah yang akan dilepas di aliran darah. Saat dikonsumsi oleh manusia, ini akan berformasi menjadi racun yang kemungkinan dapat membahayakan tubuh. Tidak hanya itu,
57
hewan potong terkadang disuntik dengan hormon pertumbuhan dengan tuhuan agar memiliki daging lebih banyak. Hormon ini juga memicu terbentuknya berbagai penyakit saat dikonsumsi oleh manusia, sebagaimana dilansir dari Boldsky. 10. Menjadi vegetarian dapat menurunkan resiko kanker. Pola makan vegetarian banyak mengkonsumsi zat antioksidan, mineral, fitokimia, vitamin dan banyak nutrisi lain. Beberapa nutrisi tersebut dapat meningkatkan sistem imunitas yang mampu melawan berbagai jenis penyakit kanker. Makanan nabati memang membantu penyembuhan penyakit kronis dan berbahaya seperti kanker dan jantung. Selain itu bisa terhindar dari penyakit pencernaan seperti sembelit, wasir, kanker usus, dsb.
3.1.1. Vegetarian di indonesia IVS (Indonesia Vegetarian Society) adalah organisasi vegetarian Indonesia yang bersifat nirlaba, yang berdiri di Jakarta pada tanggal 8 Agustus 1998. IVS telah terdaftar menjadi anggota International Vegetarian Union sejak tahun 1999. IVS didirikan dengan tujuan sebagai organisasi untuk : Menyebarluaskan informasi seputar kehidupan vegetarian di Indonesia
Mengembangkan cinta kasih universal dan menyelamatkan kehidupan dunia melalui vegetarianisme.
1. Cabang IVS
58
Gambar 2.13 Peta Cabang IVS (Sumber: dokumen IVS)
2. Kegiatan IVS Dalam misinya untuk memasyarakatkan vegetarianisme, IVS mengadakan berbagai kegiatan yang meliputi :
Seminar vegetarian yang menghadirkan para pembicara mulai dari ahli gizi, dokter sampai para rohaniawan
Festival dan demo masak yang memperkenalkan resep-resep masakan vegetarian
Konsultasi seputar kehidupan bervegetarian
Donor darah dan kegiatan sosial
3. Keanggotaan IVS IVS terbuka untuk semua lapisan dan golongan. Dengan menjadi anggota IVS berarti telah turut berpartisipasi dalam menyebarluaskan vegetarianisme , selain itu juga akan mendapatkan :
Buku Panduan yang berisi informasi seputar vegetarianisme
Kartu anggota IVS yang dapat digunakan untuk mendapatkan diskon khusus di tempat-tempat yang menjadi mitra IVS.
Kesempatan untuk berkonsultasi dengan staff ahli IVS secara gratis
mengenai
segala
hal
yang
berhubungan
dengan
vegatarianisme 59
Kesempatan untuk berbagi pengalaman dan informasi seputar vegetarian melalui mailing list IVS.
4. Kegiatan yang dilakukan IVS -
IVS & VSI Charity di Panti Tresna Werdha Wisma Mulia. Panti jompo yang berlokasi di Jl. Cendrawasih 10 No. 8 Cengkareng, Jakarta ini merawat lebih dari 300 orang jompo yang datang dari berbagai kota dan propinsi di Indonesia.
Gambar 2.14 IVS & VSI Charity (Sumber: dokumen IVS)
Gambar 2.15 IVS & VSI Charity (Sumber: dokumen IVS)
-
IVS & VSI Super-Duper Vegan Chef akan mengadakan kompetisi "Super Duper Vegan Culinery Chef Competition" pada National Vegan Festival 1 - 3 November 2013 di Mangga Dua Square. Dengan mengusung tema Vegan:
60
Budaya dan Peradaban Baru, Super-Duper Vegan Chef mendukung sebanyak mungkin praktisi vegan maupun non vegan, pecinta tata boga dan kulier untuk bersama-sama mengembangkan kuliner sehat menuju Bangsa Indonesia yang lebih sehat!
Gambar 2.16 Banner Kompetisi Super-Duper Vegan Culinary Chef 2013 (Sumber: www.ivs-online.org)
61