BAB II LANDASAN PERANCANGAN
2.1
Tinjauan Umum
Penulis mendapatkan data yang dapat mendukung dan referensi visual yang diperlukan guna kelancaran tugas akhir penulis. Beberapa metode yang telah dilakukan diantaranya adalah: literatur buku, literatur internet, dan referensi video.
2.1.1
Definisi ADHD
ADHD tidak saja mengidap pada anak-anak, sebagian besar gangguan tersebut tetap dibawa
sampai
dewasa.
Secara
umum,
orang
dewasa
tidak
menyadari
adanya gangguan ADHD dalam dirinya, mereka hampir tidak merasakan adanya gangguan tersebut. Hal lainnya yang mempengaruhi kepercayaan itu bahwa dirinya beranggapan kemungkinan adanya kecemasan, rasa gelisah atau barangkali mengalami depresi sebagai sesuatu yang lazim pada semua orang. Akibatnya gangguan ADHD kadang jarang sekali terdeteksi hingga terbawa sampai dewasa. Ketika beranjak dewasa, gejala ADHD ikut berubah. Sikap impulsif dan hiperaktif ketika kecil mulai berkurang, hal ini dikarenakan meskipun otak bertambah
matang
seiring
dengan
usia,
namun
sebenarnya
otak
penderita ADHD tidak pernah berfungsi dengan cara yang sama dengan otak individu yang tidak memiliki ADHD (McAlonan Et Al, 2009). ADHD yang merupakan singkatan dari Attention Deficit Hyperactivity Disorder atau dalam bahasa Indonesia Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktifitas. Anak ADHD memiliki gejala kesulitan berkonsentrasi, mudah lupa dengan kegiatan sehari-harinya, anak bersifat impulsif dan hiperaktif. Perilaku ini dapat terjadi di manapun baik di lingkungan keluarga maupun di sekolah. Istilah ADHD ini merupakan istilah yang sering muncul pada dunia medis. Belakangan ini gencar pula diperbincangkan dalam dunia pendidikan dan psikologi dunia. Istilah ini memberikan gambaran tentang suatu kondisi medis yang disahkan secara internasional mencakup disfungsi otak, dimana individu mengalami kesulitan dalam mengendalikan impuls, menghambat perilaku, dan tidak mendukung rentang perhatian mereka. Jika hal ini terjadi pada seorang anak dapat menyebabkan berbagai
5
6 kesulitan belajar, kesulitan berperilaku, kesulitan sosial, dan kesulitan-kesulitan lain yang saling berkaitan. Sedangkan, Dampak ADHD pada
orang
dewasa
berakibat
pada
rendahnya
pendidikan dan prestasi yang ditempah selama kuliah, tantangan pada hubungan interaksi dengan orang lain, pikiran-pikiran antisosial, dan rendahnya self esteem. Individu dengan ADHD juga rentan dalam gangguan depresi, gangguan bipolar, atau gangguan kecemasan. Jadi, jika didefinisikan secara umum ADHD menjelaskan kondisi anak-anak maupun dewasa yang memperlihatkan simtom-simtom (ciri atau gejala) kurang konsentrasi, hiperaktif, dan impulsif yang dapat menyebabkan ketidakseimbangan sebagian besar aktivitas hidup mereka. Ciri-ciri utama ADHD adalah: • Rentang perhatian/fokus yang kurang • Impulsivitas yang berlebihan • Adanya hiperaktivitas Gejala-gejala yang rentang perhatiannya kurang meliputi: • Gerakan yang kacau • Cepat lupa • Mudah bingung • Kesulitan dalam mencurahkan perhatian terhadap suatu kegiatan Gejala-gejala impulsivitas dan perilaku hiperaktif meliputi: • Emosi gelisah • Mengalami kesulitan bermain dengan tenang • Menggangu anak lain • Selalu bergerak
2.1.2
Klasifikasi, Gejala dan Karakteristik Penderita ADHD
Klasifikasi dan gejala dari tiga tipe ADHD berikut : • Tipe kombinasi (gangguan perhatian, hiperaktivitas-impulsivitas) • Tipe predominan kurang mampu memperhatikan (gangguan perhatian) • Tipe predominan hiperaktivitas-impulsivitas
7
Karakteristik Anak ADHD dibagi menjadi 2 tipe, yaitu: Karakteristik secara umum siswa yang memiliki gangguan perhatian: • Sering gagal memusatkan perhatian pada hal-hal yang kecil, sering membuat kesalahan, tidak hati-hati (sembrono) pada pekerjaan sekolah, atau aktivitas lain. • Sering sukar mempertahankan perhatian pada tugas atau aktivitas bermain • Sering tampak seperti tidak mendengarkan bila diajak bicara langsung • Sering tidak mengikuti petunjuk atau gagal menyelesaikan pekerjaan sekolah, tugas atau kewajiban (tidak karena perilaku menentang atau kegagalan untuk memahami petunjuk) • Sering mengalami kesukaran dalam mengatur tugas dan aktivitas • Sering menghindari, tidak suka atau enggan terikat pada tugas yang membutuhkan konsentrasi yang terus menerus (pekerjaan sekolah atau pekerjaan rumah) • Sering mudah terganggu oleh rangsangan dari luar • Sering menghilangkan benda yang dibutuhkan dalam tugas atau pekerjaan rumah • Sering lupa dalam aktivitas sehari-hari Karakteristik secara umum siswa yang memiliki hiperaktivitas: • Tangan dan kaki sering tidak bisa diam atau duduk dengan resah • Sering meninggalkan kursi di kelas atau dalam situasi lainnya sering lari kesana kemari atau banyak memanjat-manjat ketika diharapkan tetap duduk manis • Sering tidak bisa diam ketika bermain atau melakukan kegiatan waktu luang • Sering “bergerak terus” atau sering bertindak seakan “didorong sebuah motor” • Sering berbicara terus-menerus Karakteristik secara umum siswa yang memiliki impulsivitas: • Sering menjawab sebelum pertanyaan selesai diajukan • Sering tidak sabar menunggu giliran • Sering menyela orang lain (misalnya menyela pembicaraan)
8 Diagnosa gangguan ADHD pada orang dewasa sulit dilakukan, hal yang mudah ditemukan
gejala
bila
individu
tersebut
pernah
didiagnosa
mengalami
gangguan ADHD semasa kecilnya. Secara umum gejala ADHD pada orang dewasa: • Memiliki Diagnosa ADHD Semasa Kecil • Implusif • Pikiran mudah kacau, sulit berkonsentrasi, dan mudah terganggu • Mudah merasa lelah • Riwayat kegagalan masa sekolah • Berbagai permasalahan yang muncul pada pekerjaan • Meningkatkan kecelakaan • Mudah cemas • Kesulitan dalam belajar • Gangguan afektif • Rendah penghargaan diri Penderita ADHD memiliki problem-problem emosi. Emosinya meledak-ledak dan suka marah dengan tiba-tiba. Digambarkan bahwa emosi penderita ADHD itu tidak masak, kematangan emosinya sangat sensitif, harga diri rendah, toleransi kurang, frustasi (tidak sabar), adanya gejala depresi dan cemas (Bohlin, 1994). Gambaran dari masalah-masalah lain anak ADHD adalah: • Aktifitas motorik yang berlebih seperti berjalan-jalan di kelas atau bertindak berlebihan. Tindakan-tindakan tersebut cenderung mengarah pada perilaku negatif yang merugikan orang lain dan dirinya sendiri. Masalah tersebut dikarenakan siswa kesulitan mengontrol dan melakukan koordinasi dalam aktifitas motoriknya sehingga tidak dapat membedakan gerakan yang penting ataupun tidak penting. Berjalannya usia, tingkah laku yang hiperaktif ini cenderung berkurang, dan itu menjadi titik balik bagi orang tua untuk berkata anak saya telah sembuh, namun sebenarnya perilaku hiperaktif itu justru beralih ke arah kegelisahan, sulit diam. Dan oleh sebab itu ADHD pada dewasa jarang terdeteksi, sehingga sering menimbulkan dillema bagi penderita dewasa.
9 • Menjawab tanpa ditanya, ciri impulsif demikian sangat menghambat proses belajar anak, karena penderita tidak dapat mengendalikan dirinya untuk merespon secara tepat dan sulit untuk mempertimbangkan atau memikirkan terlebih dahulu perilaku yang ditampilkan. Perilaku tersebut menghambat bagi diri sendiri maupun orang lain • Menghindari tugas, penderita mengalami hambatan dalam menyesuaikan diri terhadap kegiatan belajar yang diikutinya. Keadaan tersebut dapat menimbulkan frustasi dan rendah diri. Akibatnya penderita mengalami kehilangan motivasi untuk belajar maupun bekerja. • Masalah-masalah dalam sosial, Meskipun masalah dalam hubungan teman sebaya tidak ditemukan pada semua penderita, namun kecenderungan impulsif, kesulitan menguasai diri sendiri, serta toleransi yang rendah, dan rasa frustasi kerap kali dialami oleh para penderita ini. Tidaklah mengherankan jika sebagian penderita mempunyai masalah dalam kehidupan sosial. Kesulitan bermain dengan aturan dan aktifitas lainnya yang tidak hanya terbatas disekolah maupun lingkungan kerja tapi juga terjadi di lingkungan sosial lainya. Penderita ADHD mempunyai kemampuan bersosialisasi yang rendah, harga diri yang rendah, dan sering mengasingkan diri, penderita ADHD sering tidak dapat bergaul dengan teman-temannya, mereka cenderung tidak disukai namun mereka tidak tahu cara memperbaikinya. Penderita ADHD selalu ditolak oleh teman-temannya, karena mereka menuntut perhatian, membosankan, sulit menunggu giliran dan sering mengulangngulang tugas (Bruno D'Alonzo, 1996). Data dan informasi untuk mendukung proyek Tugas Akhir ini diperoleh penulis melalui proses literatur (internet, buku, ebook, journal), interview (Dr. Hendryk Timur, MM. Mars dan Petra G Michael (Artis Penderita ADHD)), dan juga melalui survei online. Penggunaan kata Defisit pada ADHD menyimpang dari apa yang dihadapi oleh penderita ADHD, hal ini dikarenakan mereka bukan kekurangan fokus melainkan memiliki perbedaan fokus maka pada beberapa penderita ada yang justru memiliki hyper fokus sehingga kata yang tepat seharusnya different “Attention Different Hyperactive Disorder”. (Timur, Hendryk, 2014)
10 Di lembaga yang dikepalai beliau memiliki cukup banyak pasien mulai dari anakanak hingga seorang ibu berusia 52 tahun. Banyak pula masalah yang dihadapi pasien di ADHD Centre ini, mulai dari memang permasalahan anak – anak yang hiperaktif hingga masalah yang dihadapi penderita ADHD dewasa, seperti misalnya kurangnya konsentrasi, tidak dapat mengendalikan emosi, jobless, relationship yang buruk, hingga pindah-pindah rumah sampai 9 kali hanya dalam kurun waktu 3 bulan. ADHD Centre yang dikepalai oleh Dr. Hendryk merupakan satu-satunya lembaga
yang
secara
serius
memberikan
treatment
terhadap
masalah
mengenai ADHD di Indonesia, lain halnya yang terjadi di negara lain dimana sudah banyak kampanye dan lembaga untuk memberikan informasi dan menyadarkan masyarakat tentang ADHD dan bahayanya apabila tidak mendapatkan treatment sejak dini. Sudah dewasa, saya melihat saya berbeda dengan orang lain, pola pikir selalu negatif, depresi, suka hal menantang, ceroboh, kehidupan cukup berantakan sempat jatuh, padahal waktu itu, jabatan saya sudah dokter tapi saya tidak mengetahui bahwa saya penderita ADHD. (Timur, Hendryk, 2014) Hal lain yang menarik di ADHD Centre adalah bahwa kepala lembaga ini yaitu, Dr. Hendryk Timur sendiri merupakan penderita ADHD yang telah berhasil mengontrol penyakit ADHD ini dan menjadikan ADHD sebagai kekuatan bagi dirinya, Beliau berkata bahwa banyak dari penderita ADHD yang memiliki IQ di atas rata – rata, dan apabila penyakit ini bertemu dengan suatu pekerjaan yang dapat berguna dan menarik bagi penderita ADHD, maka penderita dapat menjadi hiper fokus dan justru sangat menguntungkan bagi pekerjaannya tersebut. Orang Dewasa itu butuh kesadaran, dan latihan sehingga ADHD bisa dikontrol sehingga dapat menjadi kekuatan dan bukan menjadi hal negatif saja, karena penderita ADHD memiliki Struggle of Life, Kreativitas dan Passion yang tinggi, sehingga banyak orang ADHD yang sukses. (Timur, Hendryk, 2014) Lain hal nya dengan Petra G Michael “Jebraw”, Jebraw, pria kelahiran 21 Agustus 1990 yang berprofesi sebagai seorang artis youtube. Dari profesinya, bahkan Jebraw telah berhasil mendapatkan penghargaan bersama kru Jalan-Jalan Men lainnya sebagai Best Travel Show dalam ajang Internet Video Star 2013. Namun dibalik karirnya yang terus bersinar serta figur dirinya yang selalu ceria, Jebraw pernah
11 mengalami masa-masa kelam. Sejak kecil ia mengidap penyakit ADHD sehingga tak jarang ia tidak dapat mengontrol dirinya sendiri. Semasa sekolah ia pernah di bully teman-temannya, dan akhirnya ia kuliah diluar negeri dan terjerat pergaulan bebas. Jebraw memilih keluar dari kampusnya dan memilih nge-band dengan temantemannya di Jakarta. Karirnya pun tidak serta merta mulus, ia pun kerja serabutan dan meninggalkan rumah. Aku tidak melihat ADHD sebagai sebuah kekurangan atau penyakit, malah sebaliknya ADHD merupakan sebuah karunia. Kita mempunyai energi yang lebih daripada umumnya dan kemampuan berpikir yang cepat untuk menghubungkan halhal yang tampak seperti tidak berhubungan (Michael Petra, 2014). Namun dibalik semua usahanya Jebraw berkata bahwa, ADHD yang merupakan kekuranganya itu malah menjadi assetnya yang paling utama. Banyak berpikir positif akhirnya memang membuat Jebraw melihat segala sesuatu dengan lebih bijak. Dia tidak lagi menganggap ADHD sebagai sebuah penyakit, tapi justru anugerah dari Tuhan. Dia bahkan mengaku bangga bisa mengakui sebagai penderita ADHD. Belakangan ini sih aku sudah bisa untuk lebih diam, lebih dewasa dan lebih bisa mengontrol diri. Jujur saja, self control itu sangat sulit buat aku lakukan (Michael Petra, 2014). Survei online juga penulis lakukan guna melakukan suatu riset terhadap tingkat awareness masyarakat,
khususnya target
audience mengenai ADHD dan
hasilnya cukup akurat sesuai dengan yang telah penulis lihat dan dengar melalui sumber-sumber lainnya. Dengan total responses sebanyak 182 orang, setidaknya 88% pengisi merupakan main target penulis, 41% diantaranya tidak, dan 22% mungkin mengetahui mengenai ADHD. Namun di antara jawaban dari 37% responses yang tahu mengenai ADHD pun mengalami penyimpangan dengan disorder yang lain. Dalam Melakukan survei, Penulis membagi survei kedalam tiga bagian, yaitu: 1. Data Diri (nantinya digunakan sebagai acuan terhadap target audience) 2. Pertanyaan seputar ADHD 3. Pertanyaan seputar Media penyampaian
12 Pada pertanyaan seputar ADHD, Penulis menyisipkan beberapa pertanyaan seputar deteksi awal ADHD ke dalam survei yang dilakukan secara discreet, guna mendapatkan hasil survei yang akurat untuk menopang latar belakang penulis mengangkat tema ini dan setidaknya penulis menemukan setidaknya ada 6% dari responses yang mungkin menderita ADHD, namun tidak sadar dengan kondisinya. Banyak dari responses yang beranggapan bahwa penyakit psikologis adalah sesuatu yang berbahaya, mulai dari yang berpikiran skeptis seperti “menggangu diri sendiri dan orang lain jika tak terkontrol” hingga yang rasional seperti “Gangguan psikologis merupakan gangguan yang berbahaya jika tidak ditangani dengan segera. Selain itu orang-orang dengan gangguan psikologis cenderung dijauhi atau dibuli oleh orangorang di lingkungannya.” Namun, mayoritas responses sudah mengetahui bahwa cara yang tepat untuk memperbaiki gangguan psikologis adalah dengan melakukan penanganan sedini mungkin. Lalu, bagaimana dengan ADHD? Dapat dilihat melalui hasil survei bahwa 41% dari responses tidak mengetahui mengenai ADHD, dan dari responses yang menjawab tahu, lebih dari 13% nya salah kaprah tentang pengertian ADHD. Maka dari itu, penulis mencoba membuat tugas akhir yang dimana berguna untuk melakukan pengenalan / publikasi awal mengenai ADHD yang diharapkan nantinya dapat menggiring target / kerabat target yang menderita ADHD untuk segera melakukan deteksi dini ke dokter. Adapun, media yang dapat membantu target memahami ADHD lebih lanjut, penulis telah melakukan survei setidaknya 75% menyukai media internet / digital, dan 37% memilih metode animasi sebagai media yang paling gampang digunakan untuk memahami konten yang berat. 59% dari responses memilih cara/gaya pembicaraan berupa storytelling sebagai pendekatan yang paling menarik untuk disimak dan tidak terlalu berat untuk dipahami. Kesulitan yang dihadapi oleh penulis dalam mengumpulkan data antara lain: • Info mengenai ADHD masih banyak minim di orang awam, maupun di toko buku lokal, sehingga penulis harus mencari sumber langsung dengan orang – orang mapupun lembaga yang bersangkutan ataupun dari website maupun buku import.
13 • Pengambilan data berbentuk media gambar tidak diperbolehkan di beberapa lembaga, karena menjaga confidential dan juga takut menganggu anak – anak yang sedang menjalani treatment di lokasi setempat. Keterbatasan/kekurangan dari data-data yang berhasil dikumpulkan antara lain : • Sulitnya mendapatkan narasumber yang menderita ADHD, dan mau untuk bercerita tentang pengalaman yang dirasakan oleh mereka. • Minimnya data ADHD di Indonesia, yang sepertinya belum mendapatkan sorotan pemerintah seperti yang sudah dilakukan oleh negara – negara maju. Data Target • Consumer Behaviour Remaja daerah perkotaan yang memiliki atau memiliki kerabat yang mempunyai gejala – gejala ADHD (sering gelisah, tidak dapat fokus, sulit bergaul, implusif, dsb) yang tidak yakin dengan apa yang salah dengan mereka atau teman/keluarga sekitar mereka, dan ingin mendapat jawaban mengenai ADHD. • Psikografi (Kepribadian) 1. Terbuka dengan adanya informasi baru dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi 2. Pengguna media sosial aktif 3. Susah Fokus 4. Rasa Empati yang dimiliki baik 5. Sulit Bergaul 6. Self Conscious lebih tinggi (kesehatan, perilaku) 7. Ter-influence budaya luar (US, eropa, korea, dan jepang) • Demografi (Primary Target) Kelamin : Pria - Wanita Usia : 13-18 tahun Kewarganegaraan : Indonesia Pekerjaan : SMP, SMA, Mahasiswa Baru (MABA) Kelas Sosial : A-B
14 • Demografi (Secondary Target) Kelamin : Pria - Wanita Usia : 19-24 tahun Kewarganegaraan : Indonesia Pekerjaan : Mahasiswa, Pekerja muda (First Jobber) Kelas Sosial : A-B • Geografi 1. Geografis Domisili : Seluruh wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya. 2. Psikologi Anak muda yang banyak kegiatan, memiliki kesulitan bergaul dengan teman, dan suka mencari hal-hal baru diluar kegiatan kerja/kuliahnya, suka depresi, dan sering merasa iseng dan tidak bisa diam. Secara garis besar, penulis ingin membuat motion graphic publikasi yang merangkum informasi ADHD, mulai dari gejala, akibat hingga keuntungannya. Proyek motion ini akan dilengkapi dengan pengertian singkat mengenai ADHD, khususnya untuk remaja dan dewasa. Motion ini nantinya diharapkan dapat menarik target audience untuk melakukan pengecekan dini / screening terhadap gejala–gejala ADHD ke dokter.
15 2.2
Tinjauan Khusus
2.2.1
Definisi Publikasi Menurut KBBI : pub·li·ka·si n 1 pengumuman; 2 penerbitan: -- primer jurnal dan publikasi berseri yang merupakan kumpulan makalah dengan subjek yang sama atau publikasi yang disajikan pada konferensi atau pertemuan yang sama;
Publikasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk memperkenalkan dan menyebarkan sebuah informasi kepada masyarakat umum menggunakan mulai dari buku, teks, gambar, konten audio visual, website, cd dan mp3. Setiap publikasi dimulai dari sebuah ide, sebuah subjek atau pesan yang memiliki fungsi tapi tanpa sebuah form. Fungsinya selalu sama: untuk melibatkan audience pada pesan atau tema selama periode waktu. Bentuknya yang mengalami perubahan, bagaimana cara untuk membedakan setiap gagasan, memilah - milah konten mentah menjadi bagianbagian yang dikenali, dan melibatkan pangsa pasar melalui warna tertentu, citra, dan tipografi adalah tanggung jawab penulis. Publikasi merupakan alat untuk menyampaikan ide ini terkait dengan tempat tinggal audience, kebutuhan khusus mereka untuk informasi. Sifat statis dari evolusi sebuah pesan adalah tidak peduli apa alat penyampainya, proses desain adalah sama, dan hal itu dimulai dengan mengembangkan konten yang akan mampu menyampaikan pesan.
2.2.2
Definisi Strategi Kreatif
Strategi kreatif adalah penjumlahan, perkembangan, refleksi, dan ekspresi dari pernyataan strategi. Dengan kata lain, strategi merupakan suatu pendekatan, berdasarkan riset pasar dan insights, bagaimana produk atau jasa akan diposisikan. Strategi Kreatif adalah pemikiran yang datang sebelum ide / konsep.
16 Strategi Empathy merupakan cara pendekatan yang menunjukkan bagaimana empati suatu produk atau jasa kepada konsumen. Ini menunjukkan kepada target audience kita mengerti dan peduli tentang mereka dan / atau hubungan mereka dengan produk. (Barry, Pete ,2010) Adapun strategi komunikasi kreatif yang penulis akan gunakan, ialah: • AISAS : Attention, Interest, Search, Action, Share 1. Attention Menarik perhatian masyarakat untuk menonton motion infographic ‘ADHD is a gift’. Hal ini dilakukan dengan menggunakan buzzer “Michael Petra” dan beberapa penderita ADHD remaja dan juga melalui lembaga ADHD Centre yang ikut serta menyebar luaskan berita mengenai motion ini. 2. Interest Setelah viewer melihat motion video ‘ADHD is a gift’ diharapkan dapat menarik minat untuk lebih mengenal apa itu ADHD dan bagaimana perilaku yang dihadapi oleh penderita ADHD. 3. Search Membangkitkan emosi target untuk ikut mempelajari apa yang telah mereka lihat, dan diharapkan mereka mendapatkan dorongan untuk mencari informasi lebih dalam lagi, melalui link yang nanti terhubung dengan website ADHD Centre dan juga informasi lain dari berbagai sumber. 4. Action Dengan melihat motion ini, diharapkan dapat membangkitkan hasrat target diharapkan mendapatkan informasi yang cukup seputar ADHD, dan menjadi lebih aware dengan kondisi mereka maupun kerabat mereka yang memiliki ADHD dan melakukan pengecekan ke dokter.
17 5. Share Dan akhirnya, diharapkan motion ini cukup menarik, dan informatif sehingga target terpanggil untuk membagi informasi seputar ADHD lewat jejaring sosial maupun jalur konvensional sehingga berita baik dapat menjadi viral, terlebih lagi ADHD sedang menjadi topik yang cukup menarik di dunia saat ini.
• The Power of Six Degree Hari ini, media sosial telah menyusul porn sebagai nomor satu aktivitas di internet. Ada lebih dari 200.000.000 blog, 77% dari pengguna internet membaca blog dan 34% dari blogger memposting opini tentang produk, brand, fakta, statistik, apapun yang menunjukkan pertumbuhan eksponensial. Jika Facebook adalah sebuah negara itu akan menjadi negara terbesar ke-3 dalam hal populasi dengan jumlah masyarakat lebih dari 1,5 juta. setiap hari di social media, orang tidak hanya ingin berbagi pandangan mereka, namun juga menemukan bahwa rekomendasi yang datang melalui teman dan keluarga yang lebih kuat daripada yang datang dari iklan atau psa konvensional. Pada kenyataannya solusi 360 derajat, dengan cara mencoba untuk mengelilingi konsumen
dengan
iklan.
Menggunakan
setiap
saluran
dan
touchpoint.
Membombardir mereka 'target audience' dengan pesan yang cukup mengganggu di setiap kesempatan, sebenarnya, itu sudah tidak bekerja lagi. Word of mouth is the best medium of all. (Bernbach, Bill, 1949) Dengan berpatokan pada “The Power of Six Degree” penulis berharap agar viewer dapat berbagi dengan sesama, dan sesama yang lain akan kemudian ikut menyebarkan informasi seputar ADHD, sehingga informasi ini dapat menggapai target yang menderita ADHD maupun yang memiliki kerabat penderita ADHD.
18 2.2.3
Definisi Copywriting
Copywriting adalah kegiatan menulis suatu tulisan secara persuasif dengan tujuan untuk mendapatkan pemasaran sesuatu produk, jasa, maupun informasi. Ketika menulis untuk tv, dan radio, mulailah di tengah-tengah aksi, jangan menulis mulai dari pengenalan. Mulailah dari Act Two, seolah-olah Anda sedang menciptakan drama. ini akan segera melibatkan perhatian audience karena sesuatu tengah terjadi. Yang harus diingat adalah Kita sedang menulis ke panca indra manusia, jadi dialog Anda harus terdengar seperti percakapan. (Berman, 2012)
2.2.4
Definisi Ilustrasi
Ilustrasi adalah hasil visualisasi dari suatu tulisan dengan teknik menggambar, lukisan, fotografi, atau teknik seni rupa lainnya yang lebih menekankan hubungan subjek dengan tulisan yang dimaksud berupa bentuk. Tujuan ilustrasi adalah untuk menerangkan atau menghiasi suatu cerita, tulisan, puisi, atau informasi tertulis lainnya. Diharapkan dengan bantuan visual, tulisan atau suara tersebut lebih mudah dicerna. Ilustrasi juga dikatakan sebagai gambaran pesan yang tak terbaca, namun dapat mengurai cerita.Dengan ilustrasi ini maka pesan yang disampaikan akan lebih berkesan karena pembaca akan lebih mudah mengingat gambar daripada kata kata.
2.2.5 Istilah
Definisi Multimedia mutimedia
berawal
dari
dunia
teater
dan
bukan
dari
dunia
komputer. Pertunjukan yang memanfaatkan lebih dari suatu medium seringkali disebut pertunjukan multimedia. Namun dalam era industri elektronika, multimedia merupakan kombinasi dari komputer dan video atau secara umum merupakan kombinasi dari tiga elemen, yakni suara, gambar dan teks. (McCormick, 1996) Definisi lain dari multimedia adalah kombinasi yang dapat menciptakan presentasi yang dinamis dan interaktif yang merupakan kombinasi teks, grafik, animasi, audio, dan gambar video (Robin dan Linda, 2001)
19
2.2.6
Definisi Motion Graphics
Motion Graphics merupakan salah satu media atau salah satu sub dari ilmu desain grafis (multimedia) yang banyak digunakan dalam periklanan (TVC), film berupa title sequence, opening atau promo program TV, ataupun station id TV dan ada juga digunakan untuk video klip musik, media presentasi atau profil perusahaan. Berikut daftar yang harus diperhatikan dalam menganimasi karakter. Hal dibawah bukanlah suatu aturan, karena animasi tidak memiliki aturan yang pasti, akan tetapi menjadi sebuah daftar daripada prinsip-prinsip yang harus diperhitungkan dalam membuat sebuah animasi menjadi lebih baik. (Herrera, 2014:108) Berikut beberapa prinsip yang diimplementasikan penulis dalam motion video: 1. Timing & Spacing Timing adalah hal untuk menentukan waktu yang dibutuhkan sebuah gerakan dilakukan, sementara spacing hal untuk menentukan percepatan dan perlambatan dari bermacam-macam jenis gerak. 2. Ease In and Ease Out mengenai akselerasi dan deselerasi. Ease In dan Ease Out menegaskan kembali bahwa setiap gerakan memiliki percepatan dan perlambatan yang berbeda-beda. Slow in/ease in merupakan sebuah gerakan yang diawali secara lambat kemudian menjadi cepat. Slow out/ease out merupakan sebuah gerakan yang relatif cepat kemudian melambat. 3. Secondary Action Secondary action adalah gerakan-gerakan tambahan yang dimaksudkan untuk memperkuat gerakan utama supaya sebuah animasi tampak lebih realistik. Secondary action tidak bermaksud untuk menjadi ‘pusat perhatian’ sehingga mengaburkan atau mengalihkan perhatian audience dari gerakan utama. Kemunculannya lebih bertujuan untuk memberikan emphasize untuk memperkuat gerakan utama.
20 4. Follow Through and Overlapping Action Follow through adalah tentang bagian tubuh tertentu yang tetap bergerak meskipun seseorang telah berhenti bergerak. Misalnya, buntut kuda yang tetap bergerak sesaat setelah berhenti berlari. Overlapping action adalah serangkaian gerakan yang saling mendahului (overlapping). hal ini terjadi pada timing yang berbeda, hal ini masuk akal karena setiap bagian dari mahkluk hidup memiliki massa yang berbeda. 5. Straight Ahead Action and Pose to Pose Straight
Ahead
Action,
yaitu
teknik
pembuatan
animasi
dengan
cara
menganimasi frame by frame, dari awal sampai selesai termasuk transisi nya sedangkan Pose to Pose, merupakan teknik dengan pendekatan yang lebih terorganisir, dimana kita memulai dengan pose pose yang penting (hanya beberapa keyframe) setelah itu baru membuat gerakan transisi antar pose pose penting tersebut. 6. Appeal Appeal berkaitan dengan keseluruhan look atau gaya visual dalam animasi. Sebagaimana gambar yang telah menelurkan banyak gaya, animasi juga memiliki gaya yang sangat beragam. Contohnya, kita dapat mengidentifikasi gaya animasi buatan Jepang maupun perusahaan animasi sekelas pixar dengan hanya melihatnya sekilas. Hal ini karena animasi dari tiap perusahaan memiliki appeal atau gaya tertentu. Dalam motion ini penulis belajar menggunakan beberapa mix media gaya illustrasi sehingga dapat menyentuh anak remaja seperti yang telah dilakukan oleh viral psa anti bullying “to this day”. 7. Exaggeration Exaggeration adalah upaya untuk mendramatisir sebuah animasi. Prinsip ini merupakan hal yang digunakan dalam memberikan gerakan pada karakter. kita dapat menambahkan sedikit exaggeration untuk menciptakan feel yang lebih kartun. Dengan demikian, motion video dapat memberikan pengenalan dan penjelasan dengan pembawaan yang fun mengenai ADHD yang diaplikasikan melalui susunan supers dan terutama illustrasi yang lebih luas untuk menyampaikan sebuah pesan yang nantinya bertujuan untuk menyebarkan pesan dimana ADHD merupakan suatu
21 karunia meskipun di cap sebagai suatu disorder. Pesan tersebut diharapkan mampu diterima sehingga dapat merubah cara pandang dan paradigma negatif masyarakat saat ini.
2.2.7
S/W/O/T
Analisa lain yang telah penulis lakukan untuk mendukung pengumpulan data-data sehingga semakin meyakinkan bagi terciptanya motion publikasi ini adalah secara analisa SWOT sehingga dapat dihasilkan beberapa kesimpulan, yaitu : Strength • Banyak sekali penderita ADHD dewasa yang sukses • ADHD sudah memiliki banyak sekali treatment terapi yang digunakan untuk mengontrol diri mereka • ADHD di negara lain sudah mendapatkan perhatian khusus, sampai ada lembaga yang menginginkan 1 hari menjadi ADHD Awareness Day Weakness • ADHD masi dianggap masalah yang kurang serius oleh pemerintah indonesia, jika dibandingkan dengan sindrom disorder yang lain. • Orangtua anak penderita ADHD cenderung depresi dan menyalahkan diri terhadap “penyakit” yang diderita anak mereka sehingga denial terjadi. • Tidak seperti di luar, di Indonesia masih banyak yang belum mengetahui dan mengerti tentang ADHD. • ADHD Didukung dengan minimnya data bertampilan menarik sehingga informasi yang cukup berat tidak dapat tersampaikan, bahkan kepada penderita ADHD sendiri.
22 Opportunities • Belum ada media digital berupa motion graphic yang membahas tentang ADHD dengan tampilan yang menarik dan tidak membosankan • Karena berbentuk Motion Graphic, target dapat lebih diarahkan dan lebih menarik sehingga target audience yang cenderung tidak suka membaca dapat memahami materi tanpa harus membuka buku. • Semakin banyaknya psikiater atau lembaga yang membantu perihal ADHD dan tata cara treatmentnya. • Era Digital memudahkan data-data dan kegiatan baik menjadi viral. Threat • Pembahasan ini sudah banyak di internet tetapi banyak informasi yang menyebar dan dengan bahasa berat menyulitkan target untuk memahami ADHD. • Kurangnya kerjasama orang tua yang dipelopori rasa denial sangat berpengaruh bagi pemulihan penderita. • Masi banyak perbedaan sikap yang dialami oleh penderita ADHD ketika berada di lingkungan masyarakat. • Kurangnya rasa empati masyarakat, yang cenderung masi masa bodoh terhadap lingkungan sekitar.