BAB II LANDASAN PERANCANGAN
Merupakan sumber data yang didapatkan melalui buku, artikel maupun data online dari website yang berkaitan dengan tema yang akan dibahas serta wawancara dengan berbagai narasumber.
1. Studi pustaka dari buku dan media cetak
2. Studi dari website-website terkait
3. Wawancara a. Bapak Adrianto Gunawan selaku pemilik CV Shinta Rama b. Elisa Gobardja selaku manager CV Shinta Rama
4. Survey Penelitian dilakukan dengan penyebaran survey pada 51 responden secara acak dengan penyempitan lingkup responden wanita dan pria berumur 20 - 65 tahun ke atas yang mengalami diabetes dan berstatus ekonomi B - A+.
5
6
Gambar 2.1 Grafik hasil survey
Kesimpulan yang bisa kita lihat dari hasil survey ini adalah, kebanyakan dari responden yang berusia 30 tahun ke atas dan 50 tahun ke atas adalah pelaku diet karbohidat terbanyak dengan cara mengganti asupan nasi putih yang biasa dimakan kebanyakan orang. Pengganti nasi putih yang paling banyak dipilih oleh responden adalah beras merah mungkin karena cukup mudah ditemukan dan tidak terlalu mahal, sedangkan yang paling jarang dikonsumsi oleh responden adalah beras cokelat dan beras hitam yang masih cukup sulit ditemukan di Indonesia, harganya juga relatif mahal. Responden masih cenderung membeli beras di pasar tradisional, sedangkan produk Beras Hotel dijual di supermarket. Karena itulah tidak heran kalau masih banyak responden yang belum mengetahui adanya beras kesehatan rendah gula. Akan tetapi, hasil survey juga menunjukkan minat responden yang cukup tinggi terhadap produk Beras Hotel.
7
2.1
Tinjauan Umum 2.1.1
Pengertian Beras 2.1.1.1 Beras dan Nasi Istilah “kalau belum makan nasi belum makan namanya” atau “tidak akan kenyang kalau belum ketemu nasi” mungkin sudah sangat akrab terdengar orang Indonesia. Indonesia sebagai salah satu negara lumbung padi terbesar di dunia yang menghasilkan beras-beras berkualitas ini memiliki lebih dari 7000 varietas padi dari Sabang sampai Merauke. Nasi yang telah menjadi makanan pokok semua orang dari pagi hingga malam ini memang salah satu makanan pokok favorit negara kepulauan ini. Selain rasanya yang nikmat, aromanya yang khas, dan teksturnya yang empuk; nasi juga memiliki banyak manfaat yang baik untuk tubuh kita. Nasi adalah salah satu sumber energi terbesar yang bisa kita dapatkan dari konsumsi makanan kita. Selain itu, kandungan karbohidrat yang tinggi terdapat dalam nasi juga memiliki fungsi menjaga metabolisme tubuh kita. Beras adalah bagian bulir padi yang telah dipisah dari sekam. Sekam atau Jawa merang secara anatomi disebut ‘palea‘ (bagian yang ditutupi) dan ‘lemma‘ (bagian yang menutupi). Pada salah satu tahap pemrosesan hasil panen padi, gabah ditumbuk dengan lesung atau digiling sehingga bagian kulitnya
terlepas dari isinya. Bagian isi
inilah, yang berwarna putih, kemerahan, ungu, atau bahkan hitam, yang disebut beras. Beras dari padi ketan disebut ketan.
Warna beras yang berbeda-beda diatur secara genetik, akibat perbedaan gen t. Beras “biasa” yang berwarna putih agak transparan inilah yang mendominasi pasar beras karena memiliki kalori yang tinggi sehingga mempunyai efek mengenyangkan. Sedangkan beras merah mengandung gen yang memproduksi sumber warna merah atau ungu dan sangat kaya akan serat sehingga baik untuk para pelaku diet. Beras hitam yang sangat langka memiliki gen berwarna ungu pekat yang mendekati hitam dikenal juga dengan sebutan super food 8
oleh para ahli karena dapat menghambat dan memerangi sel kanker. Dan ketan (atau beras ketan), berwarna putih, tidak transparan, seluruh atau hampir seluruh patinya merupakan amilopektin.
2.1.1.2 Nasi dan Gula Darah Seperti yang kita ketahui, nasi yang menjadi makanan pokok orang Indonesia memiliki banyak manfaat yang berguna bagi tubuh. Akan tetapi studi terbaru melalui 4 penelitian di China, Jepang, Amerika Serikat, dan Australia menunjukkan tingginya konsumsi nasi berpengaruh pada tingginya resiko diabetes tipe 2 yang harusnya hanya terjadi pada orang-orang yang memiliki gula darah berlebih dalam tubuh Dari hasil penelitian tersebut juga diketahui bahwa orang Asia cenderung memiliki asupan nasi sebanyak 3-4 porsi dalam sehari. Jumlah itu terbilang jauh lebih banyak dari pada orang Barat yang hanya mengkonsumsi nasi 1-2 porsi dalam seminggu. Menurut Dr Qi Sun, Havard School of Public Health, Boston, AS; tingkat asupan nasi yang tinggi sampai berpengaruh pada resiko diabetes tipe 2 ini dikarenakan efek nasi putih pada kadar gula darah terbilang tinggi. Selain memiliki kandungan gula yang tinggi, nasi putih juga memiliki kandungan nutrisi yang lebih sedikit seperti serat dan magnesium yang mencegah diabetes tipe 2 kalau dibandingkan dengan tipe beras lainnya. Ahli gizi utama di Rumah Sakit St. George, London, Inggris, Catherine Collins mengatakan peningkatan konsumsi beras putih pada orang Asia mungkin bisa menjadi factor resiko diabetes tipe 2. Namun untuk orang Eropa dan Amerika, faktor resikonya bisa berbeda.
2.1.1.3 Indeks Glikemik Indeks glikemik (glycemic index / GI) adalah ukuran kecepatan makanan diserap menjadi gula darah. Semakin tinggi indeks glikemik suatu makanan, semakin cepat dampaknya terhadap kenaikan gula 9
darah. Untuk menentukan indeks glikemik suatu makanan, beberapa subyek manusia diberi porsi makanan tunggal, kemudian gula darah mereka diukur setelah waktu tertentu. Kurva respon yang dihasilkan
dibandingkan
dengan
glukosa
dan
dinilai
dalam
angka. Glukosa murni memiliki indeks glikemik 100, dan semua makanan lain diukur relatif terhadapnya. Indeks glikemik di atas 70 termasuk tinggi, antara 56 s.d. 69 sedang, dan 55 ke bawah rendah.
Makanan yang sedikit atau tidak mengandung karbohidrat, seperti daging, keju, dan gajih memiliki indeks glikemik mendekati nol. Semakin sedikit makanan mengandung pati dan gula yang mudah dicerna, semakin kecil indeks glikemiknya. Makanan berserat, meskipun mengandung karbohidrat, membutuhkan waktu untuk melewati sistem pencernaan, sehingga cenderung memiliki indeks glikemik rendah. Serat juga membantu memperlambat masuknya gula ke dalam aliran darah.
Jika gula darah kita rendah dan terus menurun selama berolahraga atau setelah berpuasa, kita cenderung akan merasa pusing, berkeringat dingin,
mudah marah dan gejala
(hipoglikemi) lainnya. mengkonsumsi
Untuk
makanan
kekurangan gula darah mengatasinya, kita
ber-indeks
glikemik
perlu
tinggi yang
meningkatkan gula darah kita dengan cepat. Itulah mengapa kita dianjurkan memulai buka puasa dengan makanan dan minuman manis.
Di sisi lain, jika kita memiliki diabetes, kolesterol tinggi, dan kegemukan, kita
perlu membatasi
makanan
ber-indeks
tinggi.
Beberapa manfaat kesehatan dari diet ber-indeks glikemik rendah: •
Mencegah dan mengelola diabetes. Sebuah studi yang diterbitkan dalam
American
menyimpulkan
Journal bahwa
of
Clinical
makanan
Nutrition (Juli ber-indeks
2002)
glikemik 10
tinggi meningkatkan risiko terkena diabetes tipe 2. Penelitian ini juga menyarankan penderita diabetes untuk menerapkan diet rendah indeks glikemik, dengan tetap mewaspadai pengaruh makanan tinggi lemak. •
Mencegah kanker. Artikel lain dalam jurnal yang sama menyebutkan adanya korelasi antara makanan tinggi indeks glikemik dengan kenaikan risiko kanker kolorektal, kanker payudara dan mungkin juga kanker ovarium dan prostat. Dr Atkins dalam New Diet Revolution menyebut hubungan antara kanker dengan indeks glikemik yang didasari oleh fakta bahwa sel kanker “mendapatkan makanan dari gula.” Buku itu juga menyebutkan bahwa penderita kanker payudara lebih mungkin untuk selamat dan kurang mengalami kekambuhan jika tingkat insulin tubuh mereka lebih rendah.
•
Penyakit jantung. Risiko penyakit jantung meningkat sejalan dengan total
kolesterol
tubuh
Anda. American
Journal
of
Clinical
Nutrition juga melaporkan bahwa diet rendah indeks glikemik mengurangi kolesterol jahat dan trigliseridadalam waktu satu bulan. Diet tersebut sekaligus mengurangi risiko infark miokardfatal. •
Menurunkan obesitas. Makanan dengan indeks glikemik rendah menciptakanrasa kenyang yang lebih besar dan bertahan lebih lama. Karena rasa lapar baru muncul lagi beberapa jam kemudian, kita menjadi lebih sedikit mengonsumsi makanan. Dalam suatu penelitian, anak-anak obesitas yang mengonsumsi makanan dengan ber-indeks glikemik rendah sekitar 4 bulan (yang diambil sesuai keinginan) dilaporkan mengalami penurunan berat badan secara signifikan. Namun, karena makanan berindeks glikemik rendah juga kaya serat makanan, terkadang sulit untuk membedakan apakah penurunan berat badan karena faktor indeks glikemik atau serat makanan.
2.1.1.4 Trend Gaya Hidup Sehat Saat ini tren hidup sehat mulai muncul kembali di kalangan sebagian masyarakat. Di Indonesia, salah satu dari sekian usaha untuk kembali 11
hidup sehat juga telah dilakukan termasuk dengan memperkenalkan makanan organik. Secara umum makanan organik merupakan makanan yang mempunyai standar kesehatan yang direkomendasikan sehingga dalam beberapa dekade terakhir telah terjadi peningkatan dalam produksi dan konsumsi makanan yang diproduksi secara organik.
Dalam hubungannya dengan pertumbuhan permintaan yang potensial, beberapa penelitian telah mengidentifikasi motivasi konsumen dalam membeli makanan organik dan secara umum telah memperlihatkan gambaran yang positif terhadap kuatnya permintaan. Menurut Chinnici et al (2002), telah terjadi peningkatan permintaan konsumen untuk produk-produk pertanian yang dihasilkan dengan proses yang ramah terhadap lingkungan, khususnya yang dihasilkan secara organik. Namun sekalipun permintaan pasar akan makanan organik masih terbilang kecil, terdapat tanda-tanda bahwa pasar peminat makanan organik semakin dewasa dan berkembang dibandingkan beberapa tahun sebelumnya yang berada dibawah 10 persen.
Konsumen yang membeli makanan organik telah dikelompokkan dalam empat grup (Davis, Titterington and Cochrane, 1995), yaitu -
greens; konsumen yang memiliki perhatian terhadap lingkungan,
-
food phobic; konsumen yang memiliki perhatian terhadap bahaya kandungan kimia dalam makanan,
-
humanists;
konsumen
yang
memiliki
pengetahuan
dan
kemampuan dalam bidang pertanian dan -
hedonists; konsumen yang percaya bahwa produk yang lebih mahal pasti lebih baik dan memiliki rasa yang lebih baik.
2.1.1.5 Beras Organik Beras organik adalah beras yang semua proses produksi dilakukan secara alamiah, mulai aspek budidaya hingga cara pengolahan dengan metode khusus. Selain beras, ada juga sayur organik, buah organik, 12
bahkan daging organik. Yang dimaksud dengan tumbuhan organik (sayur dan buah) adalah tumbuhan yang dikembangkan diatas tanah yang bersih dari unsur-unsur kimiawi dan tidak mengandung pestisida. Tanah tersebut harus dinyatakan bebas kimiawi selama 5 tahun sebelum digunakan sebagai lahan untuk tumbuhan organik. Demikian pula dengan daging organik (seperti ayam dan sapi), harus berasal dari ayam atau sapi yang tidak pernah disuntik hormon pertumbuhan tertentu. Dan para ternak inipun hanya diperbolehkan mengkonsumsi makanan alami (cacing, biji-bijian, dan rumput) dan air yang bebas dari pestisida.
Beras organik memang berbeda dengan bahan pangan konvensional. Selain lezat cita rasanya, beras organik lebih menyehatkan dan aman dikonsumsi. Hampir tidak ada pencemaran bahan kimia yang dapat membentuk radikal bebas ditemukan dalam beras organik. Hasil dari beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa konsumen memiliki sikap yang positif terhadap beras organik dimana salah satu alasan utamanya adalah bahwa beras organik dianggap lebih sehat dibandingkan dengan makanan konvensional.
Akan tetapi, sekedar organik belum tentu memiliki kadar gula yang rendah yang aman dikonsumsi oleh orang-orang penderita diabetes maupun lansia. Hanya beras-beras khusus seperti beras merah dan beras hitam yang dikarenakan memiliki serat yang sangat tinggi sehingga gula yang juga terdapat dalam beras tersebut tidak ikut tercerna tubuh sehingga tidak akan meningkatkan gula darah. Beras putih, apapun jenis dan varietasnya masih memiliki kadar gula yang tinggi bagi penderita diabetes terutama.
Sampai saat ini, hanya Beras Hotel Less Sugar saja yang merupakan beras putih dan memiliki kadar gula yang cukup rendah sehingga aman dikonsumsi bagi penderita diabetes maupun lansia. Diolah dengan teknologi yang baik sehingga gula yang awalnya terdapat 13
dalam beras dapat ditekan sampai batas aman untuk penderita diabetes.
2.1.2 Beras Hotel 2.1.2.1 Sejarah Beras Hotel Beras Hotel berdiri di bawah naungan CV Sinta Rama Rice Mill yang didirikan pada tahun 1973 oleh Bapak Andrianto dan Ibu Moetia Wiratna di Tegal, Jawa Tengah. Awalnya Sinta Rama Rice Mill bergerak pada bidang penyosohan beras (proses pemutihan atau pembersihan padi dengan cara ditumbuk atau digiling perlahan), yakni memproses beras pecah kulit menjadi beras siap masak. Selama bertahun-tahun, beras produksi Sinta Rama Rice Mill terus menyediakan kebutuhan pangan rakyat Indonesia.
Barulah pada tahun 2010, Sinta Rama Rice Mill berusaha untuk mengembangkan beras jenis lain, yaitu beras dengan kadar gula rendah yang ditujukan terutama untuk para penderita diabetes. Bekerja sama dengan Ir. Elisa Dewiyanti A. Dipl. Bus. yang selama setahun telah terlebih dahulu melakukan riset mengenai beras sehat untuk komunitas diabetes. Dalam percobaan tersebut, beras yang diambil adalah bibit terbaik yang apabila diolah dengan teknologi yang benar kemudian akan menghasilkan beras yang bebas gula dan indeks glikemiknya rendah. Beras yang dipasarkan dengan nama Beras Hotel ini sangat baik bila dikonsumsi oleh para penderita diabetes pradiabetes, hyperglikimia, hipotyroidisme, menopause, dan obesitas.
Saat ini ini perusahaan Sinta Rama Rice Mill yang telah dipegang oleh generasi kedua, Bapak Adrian; dapat dikatakan telah beralih target pasaran dari distributor-distributor beras menjadi langsung ke konsumen untuk masuk ke pasar modern. Kini produk Beras Hotel telah tersebar di banyak kota di Indonesia dan dapat kita temui di mall-mall besar. 14
2.1.2.2 Produk Beras Hotel a.
Less Sugar Rice
e.
Rainbow Rice
b.
Beras Susu
f.
Brown Rice
c.
White Rice
g.
Red Rice
d.
Beras Kepala
h.
Black Rice
Super
Gambar 2.2 Produk Beras Hotel
15
2.1.2.3 Target sasaran Perancangan identitas visual produk Beras Hotel saat ini ditujukan untuk menyasar potensial konsumen sebagai berikut
A.
B.
Demografis
:
a. Seks
: Pria dan wanita
b. Umur
: 30 tahun ke atas
c. Pendidikan
: Berpendidikan
d. Status sosial
:B-A
e. Penghasilan
: > Rp 5.000.000,-
Psikografis
:
a. Personality
:
- Sadar kesehatan - Senang mencari tahu manfaat produk yang di beli - Kritis dalam memilih produk b. Behaviour
:
- Mendukung produk-produk lokal - Sangat menjaga kesehatan c. Lifestyle
:
- Mengikuti trend hidup sehat - Berorientasi pada green food (makanan bebas pestisida) - Rajin berolahraga - Hidup teratur
C.
Geografis
:
a. Primer
: Masyarakat di kota-kota besar
b. Sekunder
: Kota-kota menengah ke atas
16
2.1.2.4 Kompetitor
A. O-Rice
Gambar 2.3 Logo O-Rice Beras Organik O-Rice diproduksi oleh CV. GREEN HEALTH AGRICULTURE yang berdiri sejak 2007 dan telah membina petani organik di wilayah Bogor, Cianjur, Sukabumi, Magelang dan Yogjakarta. Beras O-Rice memproduksi dan menjual produk pangan sehat yang berkualitas dengan harga yang sangat terjangkau bagi seluruh kalangan. Hingga saat ini O-Rice dapat ditemui di wilayah Jabodetabek, Jawa, Bali dan Sumatera.
Gambar 2.4 Produk O-Rice B. Eco Organic
Gambar 2.5 Logo Eco Organic
17
Eco Organic adalah produk beras organic yang di luncurkan pada tahun 2009 oleh Eco Organic Indonesia yang telah bergerak di bidang angan organic khususnya beras. Pertama kali didirikan di Yogyakarta yang merupakan pusat Eco Organic Indonesia sampai saat ini telah mempunyai pasaran di berbagai kota di Indonesia.
Gambar 2.6 Produk Eco Organik C. Javara
Gambar 2.7 Logo Javara
Javara adalahsalah satu merek produk organic yang tidah hanya menjual beras namun juga hampir seluruh kekayaan alam Indonesia dalam satu kotak yang menarik dan tersebar di beberapa negara di dunia.
Gambar 2.8 Produk Javara
18
D. Bionic Farm
Gambar 2.9 Logo Bionic Farm
Berawal dari produk jamur, kini Bionic Farm juga menlebarkan bisnis mereka ke beras dan kacang-kacangan. Akan tetapi Bionic Farm tetap setia pada produk organik sehingga seluruh produk mereka mendapat jaminan kualitas organic.
Gambar 2.10 Produk Bionic Farm
E. Pure Green
Gambar 2.11 Logo Pure Green
Sama seperti Beras Hotel, Pure Gren menjual beras organic juga yang kini bisa kita dapati di seluruh supermarket di pusatpusat perbelanjaan kota besar.
Gambar 2.12 Produk Pure Green 19
2.2
Tinjauan Khusus Untuk mendukung perancangan ulang identitas visual kemasan, perlu dipahami dulu dasar-dasar dari brand dan kemasan itu sendiri.
2.2.1 Teori Branding Pengertian branding di bawah ini diambil dari buku Designing Brand Identity, third edition (Wheeler, Alina. 2009).
Marty Neumeir menyebutkan; brand adalah perasaan, hubungan, pandangan, hasil pengalaman secara emosional dan personal terhadap suatu / tentang produk, jasa, atau perusahaan. Dengan brand, suatu perusahaan atau produk atau jasa dapat menonjol di antara ramainya persaingan pasar, serta dapat meningkatkan kesempatan hubungan jangka panjang dengan konsumer.
David Haigh, seorang CEO dan brand finance menambahkan; sebuah brand memiliki 3 tugas utama, yaitu: a. Navigation Brand akan membantu konsumen memilih satu dari sekian banyak pilihan yang membingungkan. b. Reassurance Brand memberitahu konsumen tentang kualitas produk atau jasa mereka dan meyakinkan konsumen telah memilih pilihan yang tepat. c. Engagement Brand dapat menggunakan citra, bahasa, dan keterkaitan untuk meyakinkan konsumen mengenal sebuah brand.
Brand identity atau identitas brand adalah segala sesuatu yang dilihat, dirasa, didengar, ditonton, atau dideteksi oleh indera manusia, yang membentuk kesadaran, pengenalan lebih lanjut, atau membedakan suatu brand, dengan didasari atas suatu big idea. Brand Identity mengungkapkan siapa perusahaan itu, kepada mereka yang perlu 20
mengetahui produk atau jasa atau perusahaan tersebut dengan cara tertentu, sehingga mereka peduli dan menyadari akan keberadaan brand tersebut.
Ada 5 jenis branding, yaitu; -
Co-branding : gabungan dari 2 atau lebih brand untuk mencapai tujuan
-
Digital branding : web, media social, mesin pencari, dll
-
Personal branding : cara seseorang untuk membangun reputasi
-
Cause branding : menyesuaikan brand yang sudah ada dengan tujuan amal
-
Country branding : usaha suatu wilayah untuk menarik perhatian turis dan bisnis.
Yang ingin ditunjukkan dalam identitas Beras Hotel sendiri adalah produk kesehatan yang tidak hanya sekedar organik, namun juga berbeda dari pesaing-pesaing sejenisnya; dalam hal ini karena Beras Hotel juga diproses sedemikian rupa agar rendah gula. Menjadi sebuah pilihan tepat dan dipercaya oleh konsumen yang ingin hidup sehat. Dengan dipercaya oleh konsumen, Beras Hotel akan menjadi produk yang paling dekat di hati konsumen.
2.2.2 Teori Logo Asal kata logo berasal dari bahasa Yunani logos, yang berarti kata, pikiran, pembicaraan, akal budi. Pada awalnya yang lebih popular adalah istilah logotype, bukan logo, dan pada awalnya logotype adalah elemen tulisan saja.
Fungsi dari logo; • Identitas diri untuk membedakan dengan identitas milik orang lain. • Tanda kepemilikan untuk membedakan miliknya dengan milik orang lain. • Tanda jaminan kualitas. 21
• Mencegah peniruan atau pembajakan.
Menurut Ryan Hattaway, seorang yang ahli dalam branding dan merupakan
Presiden
dari
Mogul
Media,
dalam
situs
web
www.mogultheory.com, mengemukakan bahwa brand / merek adalah bagaimana kita mengidentifikasi produk, jasa, orang, tempat, dan agama. Semua produk dapat "bermerek," Namun, merek lebih dari sekedar logo atau identitas, merek merupakan konstruksi simbolik yang diciptakan dalam pikiran orang-orang yang terdiri dari semua informasi, harapan dan kepribadian yang berhubungan dengan perusahaan, produk atau jasa. Hal ini dapat melambangkan kepercayaan diri, semangat, kepemilikan, atau seperangkat nilai-nilai yang
unik.
Aline
mengemukakan
Wheeler
bahwa
brand
(dalam
Rustan,
2009:16)
dapat
berubah
sesuai
juga
dengan
konteksnya. Karena itu, sebuah merek adalah sebuah pengalaman. Menurut Al Rise, seorang branding expertise dalam sebuah situs webnya www.how-to-branding.com, mengemukakan 5 kriteria yang harus diperhatikan dalam membuat logo : 1. Simple and readable Logo harus simpel, mudah dibaca, dan dipahami, namun tidak membosankan. 2. Convey a sense of emotion and personality. Logo dapat menyampaikan emosi dan kepribadian perusahaan. Dalam setiap elemen : tipografi , simbol , bentuk dan tekstur , dan warna, logo dapat menyampaikan lebih banyak tentang merek (perusahaan). 3. Express the appropriate tone Logo dapat “membicarakan” kesan dari profil / perusahaan terkait. 4. Flexible and work well in a multi-channel sales environment Logo fleksibel dan dapat bekerja dengan baik dalam setiap media. Baik itu di kop surat, kartu nama, media hitam putih, resolusi rendah, fax, website, dan media cetak penuh warna. 5. Different 22
Hal yang terpenting dari sebuah logo ialah menjadi logo yang unik dan berbeda. Keunikan dan diferensiasi akan membangun dan mengembangkan esensi merek perusahaan.
Logo Beras Hotel harus menggambarkan identitas produk yang merupakan beras kesehatan pilihan konsumen. Menggunakan symbol ataupin visual-visual yang meyakinkan konsumen untuk memilih produk ini dan didukung juga dengan warna yang menggambarkan identitas produk organik.
2.2.3 Teori Tipografi Pemilihan typeface dalam pembuatan logo dan implementasi desain pada media sangat penting. Setiap jenis typeface dapat menyuarakan identitas, karakter atau sikap tertentu. Tipografi yang tepat akan menciptakan komunikasi yang jelas dan tepat. Dalam desain kemasan, tipografi adalah media utama untuk mengkomunikasikan nama, fungsi, dan fakta produk kepada konsumen.
Tipografi juga berperan penting dalam mengkomunikasikan posisi brand. Pemilihan typeface yang tepat dapat menampilkan produk terkait merupakan produk klasik atau kontemporer, fungsional dan jujur, buatan tangan atau buatan pabrik. Oleh sebab itu, dalam pendekatan visual produk yang ingin terlihat klasik, mewah, dan berakar dari tradisi nasional, maka pemilihan typeface serif yang ornamental akan sesuai dengan kepribadian produk (Carver, 2007).
Beberapa prinsip tipografi dalam desain kemasan menurut Klimchuk dan Krasovec (2007), yaitu : 1. Mudah dan dapat dibaca dari jarak yang sewajarnya. 2. Konten dapat dimengerti oleh sejumlah konsumen yang memiliki latar belakang berbeda.
23
3. Dapat dipercaya dan informatif dalam mengkomunikasikan informasi produk.
Tipografi menurut Roy Brewer (1971) dapat memiliki pengertian luas yang meliputi penataan dan pola halaman, atau setiap barang cetak. Atau dalam pengertian lebih sempit hanya meliputi pemilihan, penataan dan berbagai hal bertalian pengaturan baris-baris susun huruf (typeset), tidak termasuk ilustrasi dan unsur-unsur lain bukan susun huruf pada pada halaman cetak.
Berikut ini beberapa jenis huruf berdasarkan klasifikasi yang dilakukan oleh James Craig, antara lain sebagai berikut: Roman Ciri dari huruf ini adalah memiliki sirip/kaki/serif yang berbentuk lancip pada ujungnya. Huruf Roman memiliki ketebalan dan ketipisan yang kontras pada garis-garis hurufnya. Kesan yang ditimbulkan adalah klasik, anggun, lemah gemulai dan feminin.
Egyptian Adalah jenis huruf yang memiliki ciri kaki/sirip/serif yang berbentuk persegi seperti papan dengan ketebalan yang sama atau hampir sama. Kesan yang ditimbulakn adalah kokoh, kuat, kekar dan stabil.
Sans Serif Pengertian San Serif adalah tanpa sirip/serif, jadi huruf jenis ini tidak memiliki sirip pada ujung hurufnya dan memiliki ketebalan huruf yang sama atau hampir sama. Kesan yang ditimbulkan oleh huruf jenis ini adalah modern, kontemporer sama.
Script Huruf Script menyerupai goresan tangan yang dikerjakan dengan pena, kuas atau pensil tajam dan biasanya miring ke kanan. Kesan yang ditimbulkannya adalah sifat pribadi dan akrab. 24
Miscellaneous Huruf jenis ini merupakan pengembangan dari bentuk-bentuk yang sudah ada. Ditambah hiasan dan ornamen, atau garis-garis dekoratif. Kesan yang dimiliki adalah dekoratif dan ornamental.
Komponen dasar daripada tipografi adalah huruf (letterform), yang berkembang dari tulisan tangan (handwriting). Berdasarkan ini, maka dapat disimpulkan bahwa tipografi adalah sekumpulan tanda-tanda yang mempunyai arti. Penggunaan tanda tanda tersebut baru dapat dikatakan sebagai desain tipografi apabila digunakan dengan mempertimbangkan graphic clarity dan prinsip-prinsip tipografi yang ada. Ada empat buah prinsip pokok tipografi yang sangat mempengaruhi keberhasilan suatu desain tipografi yaitu legibility, clarity, visibility, dan readibility.
Peran tipografi dalam desain komunikasi visual pada kemasan menjadi penting karena potensinya yang mampu menampilkan diri baik sebagai elemen baca maupun elemen rupa. Kemampuan inilah yang banyak dimanfaatkan desainer untuk menampilkan brand name, logotype atau merk dagang. Tipografi pada kemasan umumnya merupakan rangkaian alphabet yang menampilkan angka atau tanda baca atau body copy yang menuliskan beberapa kalimat untuk menjelaskan produk.
Font yang akan digunakan pada identitas maupun kemasan Beras Hotel harus dibatasi pemakaiannya agar tidak membingungkan konsumen. Kontras yang tinggi diperlukan untuk membedakan body text dan headline ataupun keterangan produk dan nama produk. Pemilihan font juga harus dipilih sebaik mungkin, mengingat target market adalah orang-orang yang kebanyakan sudah berumur sehingga jenis-jenis font dekoratif yang playful jelas tidak mungkin digunakan, sebaliknya jenis-jenis font yang stabil dan tegas sangat baik untuk 25
digunakan. Hal ini juga dilakukan untuk memberikan rasa ’security’ saat konsumen melihat produk ini walaupun hanya sekilas.
2.2.4 Teori Warna Menurut Chijiiwa, H. (1987:11), skema warna (color scheme) adalah keseluruhan nuansa dari sebuah karya, baik itu lukisan, ilustrasi atau desain grafis. Nuansa natural bisa disampaikan dengan warna-warna yang merepresentasikan bumi (earth color), seperti coklat dan hijau, dan nuansa warm dengan warna-warna hangat seperti merah, jingga, dan kuning. Adapun beberapa kategori warna untuk mempermudah pemilihan skema warna, yaitu :
• Warm & cool mengacu pada hue atau corak warna. • Light & dark mengacu pada shade, jumlah putih atau hitam yang dicampur dengan warna. • Vivid & dull mengacu pada kejelasan atau intensitas suatu warna.
Menurut Roncarelli, S., Ellicott, C. (2010:14), warna merupakan elemen desain pertama yang akan diamati konsumen dalam desain kemasan. Pernyataan ini juga diperkuat oleh Klimchuk dan Krasovec (2007:107-115) bahwa dengan menggunakan warna maka seseorang dapat menciptakan mood, menarik perhatian atau menyampaikan pesan. Ketika warna digunakan dengan baik dan efektif, maka warna dapat menjadi elemen desain yang paling kuat.
Warna sebuah kemasan seharusnya dapat membedakan sebuah produk yang satu dengan kompetitornya atau dengan produk lain. Warna kemasan yang dipilih harus dapat menyampaikan sebuah pesan dan sesuai dengan target sehingga dapat menarik perhatian pembeli. Bagi Carver (2007:146), kepemilikan warna oleh suatu merek tertentu dapat dicapai dengan penggunaan warna-warna yang sama secara konsisten. Seiring dengan berjalannya waktu maka warna tersebut akan menjadi ciri khas merek tersebut sehingga dapat dikenali 26
langsung oleh konsumen. Karena itulah dalam bukunya Packaging Essentials, Roncarelli, S. dan Ellicott, C. menyebutkan sebaiknya dalam desain kemasan, penggunaan warna dibatasi pada 3 atau kurang jumlah warna. Hal ini dimaksudkan selain dapat mengurangi anggaran cetak, warna yang dibatasi juga dapat mengempasis corporate color dari produk.
Warna yang hangat dan kebumian tentu saja menjadi pilihan utama karena produk yang dijual merupakan produk organik. Varian warna juga diperlukan untuk menjadi pembeda antar produk, terutama karena variasi produk selain beras juga banyak. Akan tetapi semua varian harus bertemakan earthly dan warm. Warna-warna cool dan light atau pucat kurang cocok karena yang ingin ditonjolkan terutama dalam kemasan produk adalah makanan organik, enak, dan aman untuk dikonsumsi bahkan bagi para penderita penyakit yang harus menghindari gula.
2.2.5 Teori Kemasan Kemasan memiliki peranan yang sangat penting bagi konsumennya, bagi brand / merek itu sendiri, dan bagi retailers / distributor produk terkait. Melalui riset dan survei kepada 3000 orang konsumen, ditemukan bahwa 64% konsumen membeli produk tanpa melakukan research atau tahu akan produk yang bersangkutan terlebih dahulu. Hal ini juga diperkuat oleh POPAI’s (Point of Purchase Advertising International) sebuah badan non profit internasional yang mempelajari tentang kebiasaan konsumen dalam membeli barang. Dari hasil riset 2014 Mass Merchant Shopper Engagement Study, disimpulkan bahwa dewasa ini konsumen masuk ke sebuah toko tanpa daftar belanjaan. Hanya 18% konsumen yang masuk ke sebuah toko dengan daftar belanjaan. Sisanya, sebanyak 82% konsumen memutuskan barang belanjaannya langsung di toko. Bahkan 62% dari barang belanjaan yang dibeli merupakan barang yang sama sekali tidak terencana. Menurut Phillipa Law, seorang desainer kemasan dari Inggris, rata27
rata konsumen memiliki ± 7 detik untuk menaruh kesan pertama akan produk di rak ritel. Maka dapat disimpulkan bahwa desain kemasan memegang peranan yang sangat penting di jajaran pasar produk. Sebuah argumen lain juga dikemukakan oleh Angela Goertzen, seorang art director dari Red Rocket Creative Strategy, bahwa sebuah kemasan yang baik akan berbanding lurus dengan peningkatan penjualan, dimana peningkatan penjualan merupakan tujuan utama dari branding product. Melalui kemasanlah konsumen pertama kali berinteraksi dengan produk dan sebuah kemasan yang menarik akan membuat seseorang mencoba sebuah produk baru yang belum pernah mereka ketahui sebelumnya.
Namun, peran kemasan tidak berhenti sampai disitu saja, dari hasil studi II dari MeadWestvaco ternyata “Packaging satisfaction ends at store, while consumers are more than satisfied with the packaging on the shelf, packaging satisfaction decreases significantly throughout the product lifecycle”. Dengan kata lain, desain kemasan juga harus memuaskan konsumen tidak hanya di rak retail tetapi juga selama perjalanan pulang, masa penyimpanan, sampai pada penggunaan produk. Seperti argumen dari Angela Goertzen, “It is design that has to function”. Kemasan harus dapat melindungi apa yang ada di dalamnya. Desain kemasan harus memungkinkan produk agar mudah disimpan
dan
didistribusikan,
memberikan
informasi
kepada
pelanggan tentang produk itu sendiri dan menarik perhatian konsumen kepada dirinya sendiri di jajaran rak retail yang penuh dengan kompetitornya.
Menurut Lars G.Wallentin, seorang kepala desainer produk Nestle, dalam website www.packagingsense.com, “In a modern supermarket, packages
replace
people.”
Tidak
ada
orang
yang
akan
memperkenalkan konsumen kepada produk, tidak ada yang akan membantu konsumen memilih produk mana yang tepat, tidak ada yang akan menjelaskan manfaat dari produk tertentu untuk memandu 28
konsumen dalam membeli produk. Kemasan harus mewakili itu semua di pasaran dengan tetap menjalankan fungsinya dengan baik.
Dalam kasus Beras Hotel ini, kemasan lama yang merupakan double packaging masih dapat diterapkan pada kemasan baru karena menurut narasumber yang juga merupakan pemilik Beras Hotel; pengemasan terbaik untuk produk organik adalah dengan di vacuum yaitu cara pengemasan dengan menghilangkan seluruh ruang kosong berisi udara pada kemasan. Hal ini dimaksudkan untuk member ketahanan dan proteksi lebih pada produk yang tidak terkena bahan kimia apapun seperti pengawet. Dengan di vacuum juga, produk dapat terbebas dari hama. Kemasan bagian luar dapat menggunakan semacam kardus yang kokoh agar dalam proses pengepakan dan pengiriman, produk terlindungi dari segala macam benturan dan suhu udara.
Bentuk kemasan menggunakan bentuk konservatif seperti balok, mengingat target market yang mungkin malah tidak akrab dengan bentuk-bentuk kemasan yang terlalu bervariasi. Dengan menggunakan bentuk kemasan yang sederhana namun kokoh, akan menambah kesan eksklusif pada produk.
2.2.6 Analisa SWOT A. Strength - Sudah memiliki sertifikat tanda kualitas dari badan-badan yang terpercaya - Satu-satunya produk beras putih organik yang bebas dari gula - Memiliki varian produk yang dapat memenuhi beragam kebutuhan konsumen dan masih terus bertambah - Saat ini telah tersebar cukup banyak di kota-kota besar di Indonesia
B. Weakness - Banyaknya masyarakat yang belum akrab dengan produk ini 29
- Desain produk yang belum menyampaikan keunggulan produk ini secara tepat - Harga yang relatif cukup mahal - Target market yang cukup terbatas
C. Opportunity - Kesadaran masyarakat akan makanan organik meningkat dari waktu ke waktu - Kampanye pemerintah tentang penggunaan produk lokal dan green food sedang digencarkan
D. Threat - Produk-produk
Beras
Hotel
hanya
dapat
ditemui
di
supermarket-supermarket besar tertentu atau distributor kecil yang melakukan jual beli secara online - Ada beberapa pendahulu beras organik yang telah lebih dulu dikenal masyarakat.
30