8
BAB II LANDASAN TEORI PERANCANGAN
2.1 Pengertian Data Center Data Center adalah pusat data pada sebuah organisasi, tempat dimana data disimpan. Dari pencarian menggunakan search engine Google ada beberapa pengertian Data Center. Berikut ini pengertiannya yang telah diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia.
Suatu struktur fisik, biasanya berupa bangunan khusus/tersendiri, yang dirancang sebagai rumah untuk berbagai macam komputer. Data center dapat berupa privat, melayani sebuah perusahaan atau biasanya bersifat publik yang melayani banyak perusahaan. (Sumber : mixonline.com/education/articles/audio_pedant_big_box/).
(1) Suatu cara institusional yang didukung fasilitas penyediaan akses data yang mudah untuk, manipulasi, dan/atau pendistribusian kumpulan data (termasuk mendukung informasi dan keahlian) untuk sebuah komunitas yang luas dari pemakai. Sebuah Data Center dapat menciptakan Data Khusus Produk ketika diperlukan. (2) Suatu fasilitas penyimpanan, pemeliharaan, dan membuat kumpulan data tersedia untuk kegunaan yang diharapkan berkelanjutan dan/atau untuk aktifitas masa datang. (sumber : podaac.jpl.nasa.gov/glossary/).
Sebuah lokasi yang aman untuk hosting web server. Data Center dirancang untuk menjamin bahwa server dan data yang dirumahkan pada lokasi tersebut terlidungi dari resiko lingkungan dan pelanggaran keamanan. (Sumber: www.verio.com/support/files/glossary.cfm).
Suatu istilah umum untuk Internet hotel, carrier hotel, server farm, co-location facility, dan lainnya. Sebuah fasilitas yang menyediakan penyimpanan dan pengolahan server, jaringan dan peralatan computer. (Sumber:www.eei.org/industry_issues/retail_services_and_delivery/Internet_Hote ls/definitions/).
Bagian dari bangunan computer yang ‘merumahkan’ DHS computer, masukan data, pengendali produksi, format penyimpanan, mail unit, dan bagian pengendali jaringan. Data center dipisahkan dari bangunan komputer dengan pintu keamanan. (Sumber: www.dads.state.tx.us/handbooks/amh/B/16000/16100.htm).
http://digilib.mercubuana.ac.id/
9
Data center adalah sebuah fasilitas yang digunakan untuk merumahkan peralatan elektronik dalam jumlah besar, biasanya komputer dan peralatan komunikasi. Dari namanya menyiratkan, sebuah Data Center biasanya diolah oleh sebuah organisasi untuk tujuan menangani data-data penting untuk operasi. Sebuah bank contohnya mungkin memiliki Data Center, dimana semua informasi nomor nasabah dirawat dan termasuk transaksi yang menyertakan data dilaksanakan. (Sumber : ref.wikipedia).
Sebuah Data Center (kadang-kadang dieja datacenter) adalah penyimpanan sentral, baik fisik maupun virtual untuk media penyimpanan, manajemen, dan penghamburan dari data dan informasi diorganisir sekitar badan pengetahuan tertentu atau menyinggung pada bisnis tertentu. Sebagai contoh National Climatic Data Center (NCDC) adalah sebuah data center umum yang merawat arsip dunia terbesar mengenai informasi cuaca. (Sumber : www.searchdatacenter.com). Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan Data Center adalah sebuah tempat yang aman untuk peralatan komputer, media penyimpanan dan peralatan komunikasi serta jaringan yang digunakan untuk menyimpan, mendistribusikan dan memelihara data dalam sebuah organisasi.
Gambar 2.1 Layout data center
http://digilib.mercubuana.ac.id/
10
2.2 Kriteria Perancangan Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembangunan, maintenance dan penggunaan data center adalah sebagai berikut (Sumber: Best Practice Perancangan Fasilitas Data Center, Diah Eka Yulianti dan Hafda Bayu Nanda, September 2008). a. Availability/Ketersediaan. Data center diciptakan untuk mampu memberikan operasi yang berkelanjutan dan terus-menerus bagi suatu perusahaan baik dalam keadaan normal maupun dalam keadaan terjadinya suatu kerusakan yang berarti atau tidak. Data center harus dibuat sebisa mungkin mendekati zero-failure untuk komponennya. b. Scalability dan Flexibility. Data center harus mampu beradaptasi dengan pertumbuhan yang cepat atau ketika adanya servis baru yang harus disediakan oleh data center tanpa melakukan perubahan yang cukup berarti bagi data center secara keseluruhan. c. Security/Keamanan. Data center menyimpan berbagai asset perusahaan yang berharga, oleh karenanya sistem keamanan dibuat seketat mungkin baik pengamanan secara fisik maupun pengamanan non-fisik. Secara umum hal-hal yang perlu diperhatikan pada keamanan server adalah sebagai berikut: 1. Simplicity (menyederhanakan) 2. Fail Safe (kesalahan tidak menyebar) 3. Complete Mediation (Mediasi dengan pengguna) 4. Open Design 5. Separation of privilege (pembagian hak akses) 6. Update (selalu ada perubahan lebih baik) 7. Hapus pemakaian file dan aplikasi yang tidak digunakan 8. Software keamanan bila diperlukan (anti virus, anti malware, anti spam, dll) d. Server Performance Metrics. Dalam mengukur kinerja dari server diperlukan standar pengukuran yang diakui oleh masyarakat dan vendor-vendor IT, sehingga dibentuklah sebuah konsorsium yang menentukan hal tersebut. SPEC (Standard Performance Evaluation Corporation) Benchmark merupakan standar ukuran kinerja yang telah diakui oleh masyarakat dunia. Aspek yang berpengaruh pada kinerja sistem adalah utilization, latency, throughput, resource efficiency. Faktor
http://digilib.mercubuana.ac.id/
11
yang mempengaruhi kinerja CPU adalah pemakaian cache pada CPU (L1 Cache, L2 Cache, L3 Cache).
e. Manageability/Pengelolaan. Pengelolaan data center yang baik mendukung seluruh kinerja dari jaringan, dari pemakaian aplikasi, oleh karena itu aturan dan standard pengukuran merupakan hal yang penting dari administrasi data center.
f. Server capacity planning. Server capacity planning terdapat 2 hal penting, yaitu server sizing dan capacity planning. Server sizing adalah bagaimana melakukan estimasi kebutuhan hardware pada server sesuai kebutuhan dari aplikasi dan aktifitas dari pengguna, contohnya adalah untuk memenuhi 3000 end user, kita membutuhkan 2 load-balanced application server (4 CPU 1,3 GHz & 8 GB RAM) dan satu back-end database server (8 CPU & 10 GB RAM). Capacity planning terdiri dari 2 fase yaitu melakukan tes untuk mengukur utilization dan performance, yang kedua adalah perencanaan harus dapat mendukung beban kerja yang berat. Pengecekan memory secara berkala merupakan hal yang penting setelah server capacity planning dilakukan.
g. Best Practices in IT. Merupakan hal-hal terbaik yang dilakukan di IT, salah satunya adalah berdasarkan pengalaman dan komunitas IT. Beberapa dari Best practices in IT adalah sebagai berikut: a. System Deployment (Mempersiapkan sistem dengan baik) b. Power Source (Estimasi pemakaian listrik) c. Hardware Maintenance (Maintenance pengkabelan hingga server) d. Software Deployment (Mempersiapakan software) e. Cluster (Menggunakan sistem cluster bila diperlukan dengan tujuan menghindari terjadinya kesalahan secara keseluruhan, penyimpanan tersebar dan mendukung backup yang lebih baik) f. Data Storage (Menggunakan RAID, cluster storage, multiple control) g. Network Management Best Practices (Melakukan network analisis yang baik h. Documentation Best Practices (Dokumentasi pada berbagai tahap antara lain metodologi, proposal, hingga diagram)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
12
Keuntungan dari penerapan best practices adalah Standarisasi (saat best practice telah menjadi standar, pekerjaan menjadi semakin mudah) Dapat mengurangi downtime Konsisten dengan obyek bisnis Kualitas h. Server Administration. Best practices pada system administration adalah sebagai berikut : 1. Memperhatikan permasalahan 2. Log dan dokumentasi yang baik 3. Cek permasalahan dari yang sederhana (berurutan OSI layer) 4. Team work yang baik 5. Otomasi Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam otomasi adalah sebagai berikut :
Mengumpulkan dokumen
Menentukan target
Kritik dan saran dari komunitas
Improve
Simplify
Testing
i. Device Naming. ‘Penamaan device yang dijelaskan disini yaitu : a. NIS (Network Information Service) Digunakan menyimpan data profil user dan biasa disebut dengan yellow pages. NIS mengijinkan para pengguna dan aplikasi melalui jaringan untuk menenmukan berkas dan aplikasi dimanapun di sebuah jaringan dengan mengakses server NIS terpusat b. NIS + Setelah NIS dirasakan memiliki kekurangan pada segi keamanan, SUN mengeluarkan NIS+ yang mendukung pada segi keamanan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
13
c. DNS (Domain Naming System) Merupakan distribute database system yang digunakan untuk pencarian nama komputer (name resolution) di jaringan yang menggunakan TCP / IP. Keuntungan dari pemakaian DNS adalah memudahkan pengguna dalam mengingat IP, penamaan konsisten / tidak berubah, Satu user satu domain. Struktur
domain
merupakan
sebuah
hirarki
pengelompokan
domain
berdasarkan nama, yang terbagi dalam beberapa bagian, yaitu : root level domains, second level domains, host names d. LDAP (Lightweight Directory Access Protokol) Merupakan service direktori yang berjalan pada layer TCP / IP. LDAP adalah sebuah protocol yang mengatur pengaksesan layanan direktori yang dapat digunakan untuk mendeskripsikan berbagai informasi. Fungsi LDAP adalah memberikan hak akses pada direktori. Direktori dapat berisi berbagai informasi (merupakan suatu database tempat penyimpanan data), contoh : direktori dapat berupa phone book. j. Load Balancing Merupakan cara untuk membagi kinerja server yang bertujuan mengurangi beban server. Load balancing dapat berupa software maupun hardware. Menggunakan software memungkinkan pemakaian virtual server dan virtual IP. Keuntungan; 1. Toleransi kesalahan diperhatikan 2. Layanan lebih baik 3. Performance 4. Scalabilitas 5. Fleksibel 6. Hemat 7. Memperhatikan keamanan
Secara garis besar, cara pembuatan sistem load balancing terbagi menjadi tiga kategori besar yaitu:
http://digilib.mercubuana.ac.id/
14
a. DNS Round Robin Metode yang paling sederhana untuk menciptakan sistem loadbalancing adalah dengan menggunakan metode DNS Round robin. Metode ini sebenarnya
merupakan
sebuah
fitur
dari
aplikasi
bernama
BIND
(BerkeleyInternet Name Domain). Ini merupakan aplikasi open source khusus untuk membangun server DNS yang tampaknya sudah menjadi semacam standar yang digunakan di mana-mana. Sistem DNS round robin banyak mengandalkan teknik input penamaan yang teratur rapi dan dipadukan dengan sistem perputaran round robin. b. Integrated load balancing Integrated load balancing merupakan solusi load balancing tambahan dari sebuah aplikasi atau sistem operasi, misalnya yang terdapat pada microsoft Windows 2000 Advance Server.
c. Dedicated load balancing Adalah sistem load balancing yang sesungguhnya karena kerja dan prosesnya secara total. Keuntungan yang paling menonjol dari solusi load balancing menggunakan software adalah tingkat kemudahan pengoperasiannya yang sudah lebih user friendly dibandingkan jika mengonfigurasi switch load balancing. k. Fault Tolerance Terdapat standar dari ukuran toleransi kesalahan diatantaranya adalah MTBF (Mean Time Between Failures), MTTDL (Mean Time to Data Loss), MTTDI (Mean Time to Data Inaccessibility). Faktor yang mempengaruhi adalah : 1. 2. 3. 4.
Swap Sistem pendingin Power RAID (Redundant Array of Inexpensive Disks)
l. RAID Merupakan implementasi toleransi kesalahan pada media penyimpanan / disk dengan tujuan mengurangi redundansi data (Akses ataupun proses). RAID dibagi menjadi lima tipe, yaitu RAID 0 (stripping), RAID 1 (mirroring), RAID 2
http://digilib.mercubuana.ac.id/
15
(humming), RAID 3 (pengecekan disk tunggal dalam kelompok disk, penggunaan sudah lebih dari 3 disk), RAID 4 (pembacaan dan penulisan secara independen), RAID 5 (sebaran data dan paritas ke semua drive). Penggunaan RAID pada server sesuai kebutuhan, karena setiap server memiliki spesifikasi yang berbeda. Salah satu contohnya adalah Storage 7000 dari SUN yang memungkinkan pemakaian SATA storage pada server, dan menggunakan SID dalam mengupdate kecepatan akses tanpa merubah pemakaian RAID. 2.3. Tier Pada Data Center
Performa sebuah server tidak lepas kaitannya dari keberadaan data center. Jika kita menginginkan sebuah kualitas, maka data center dengan availability (uptime) yang tinggi merupakan sebuah kebutuhan paling mendasar. Klasifikasi dalam dunia data center lebih dikenal dengan istilah “TIER”. Yang mana dalam kamus bahasa dapat diartikan sebagai sebuah ranking, level atau tingkatan. Tier merupakan metode paling standar untuk mengetahui uptime sebuah data center. Hal ini sangat berguna untuk mengukur: 1. Performa Data Center 2. Investasi 3. Profit sebuah investasi Tier level dapat diistilahkan sebagai kelas sebuah data center, ada 4 tier dalam perancangan data center yang setiap tiernya menawarkan tingkat availabilitas yang berbeda disesuaikan dengan kebutuhan suatu data center menurut TIA 942 (Telecommunication Industry Association). TIER 1 : Merupakan Data Center yang diperuntukkan bagi bisnis kecil dengan jaminan uptime 99,671% pertahun atau 28,8 jam downtime. Tanpa redudansi perangkat. TIER 2 : Digunakan oleh bisnis menengah, dengan jaminan uptime 99,749% pertahun atau 22 jam downtime. Merupakan TIER 1 dengan tambahan redudansi power dan AC.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
16
TIER 3 : Digunakan oleh bisnis besar, dengan jaminan uptime 99,982% pertahun atau 1,6 jam pertahun. Merupakan TIER 1 dan TIER 2 dengan tambahan N+1 toleransi kesalahan. Power backup untuk 72 jam. TIER 4 : Digunakan untuk perusahaan korporasi dengan jaminan uptime yang sangat tinggi, yaitu 99,995% atau 2,4 menit. Merupakan TIER 1, TIER 2 dan TIER 3 dengan 2N + 1 dan full redudansi untuk seluruh perangkat. Selama ini, data center TIER 4 belum umum beredar di Indonesia. Berikut diberikan tabel spesifikasi setiap tier pada data center:
PARAMETER
Tingkat availabilitas
TIER I BASIC
99.671%
TIER II REDUNDANT COMPONENTS
TIER III - CONCURRENTLY MAINTAINABLE
TIER IV - FAULT TOLERANT
99.741%
99.982%
99.995%
Agak Rentan
Tidak rentan terhadap gangguan terencana (karena sudah ada skenario penanggulangan), namun masih rentan terhadap gangguan tidak terencana
Tidak Rentan
Keadaan power Single path Single path with with no redundant dan cooling redundancy component (N+1) distribution
Multiple power and cooling distribution path tetapi hanya satu path yang aktif, termasuk komponen yang redundant (N+1)
Multiple active power and cooling distribution path termasuk komponen yang redundant 2(N+1)
Bisa ada Ketersediaan maupun raised floor, UPS, generator tidak
Harus punya raised floor, UPS dan generator
Harus punya raised floor, UPS dan generator
Harus punya raised floor, UPS dan generator
Waktu implementasi
3 bulan
3-6 bulan
15-20 bulan
15-20 bulan
Downtime tahunan
28.8 jam
22.0 jam
1.6 jam
0.4 jam
Cara untuk melakukan maintenance preventif
Hanya untuk power path dan beberapa Harus di bagian lain dari shutdown infrastruktur yang keseluruhan memerlukan proses shutdown
Sifat terhadap gangguan Rentan (terencana atau tidak)
Memiliki kapasitas tambahan dan distribusi yang cukup untuk menampung beban yang dipunyai sistem utama ketika sistem tersebut di maintenance
http://digilib.mercubuana.ac.id/
17 Skala data Kecil center yang cocok dibangun
Sedang
Besar (skala enterprise)
Besar (skala enterprise)
Tabel 3.1 Spesifikasi Tier Data Center (Sumber : id.wikipedia.org/wiki/Pusat-data)
Pengertian N di atas mengacu kepada cacah komponen yang diperlukan agar seluruh pusat data dapat beroperasi pada beban penuh. Sebagai contoh, apabila pusat data pada beban penuh memerlukan 5 unit AC, maka pusat data tier-4 mempersyaratkan total 2(5+1)=12 unit AC, 7 diantaranya sebagai cadangan. Untuk tier-3, maka hanya diperlukan 6 unit AC, hanya 1 sebagai cadangan. 2.4 Perancangan Sistem Data Center Dari data yang dikumpulkan akan dilakukan pengukuran tingkat konsumsi dari data center yang ada. Dengan mengukur tingkat konsumsi tersebut, penulis dapat melihat hal-hal apa saja yang menempati tingkat tertinggi dalam penggunaan energi. Dengan pengukuran ini juga maka penulis dapat membuat target hal-hal apa saja yang harus ditekan dalam penggunaannya.
Gambar 2.2. Langkah Penelitian (Sumber : Http:\\hesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/TSA-2012-0105)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
18
1) Pengukuran Pemakaian Energi. Sebelum melakukan efisiensi ataupun pengurangan pemakaian energi. Hal pertama yang harus dilakukan adalah mengukur secara pasti dan detail jumlah pemakaian listrik dari data center. Untuk dapat mengklasifikasi pengukuran tersebut dapat dilakukan dengan beberapa langkah yaitu: 1. Mengukur berapa banyak listrik yang masuk ke data center
Pertama perlu tahu seberapa besar daya listrik yang masuk ke data center. Jika pusat data center memiliki meteran listrik sendiri yang di dedikasikan untuk data center tersebut maka kita dapat langsung membacanya untuk dijadikan acuan. Jika meteran listrik pada data center juga digunakan untuk sumber daya listrik sekitarnya, seperti penerangan ruangan kantor sekitar, atau sumber daya listrik keseluruhan lantai maka perlu bantuan teknisi untuk dapat mengklarifikasikan listrik yang digunakan untuk data center, baru diukur jumlah dayanya. Jika terdapat management listrik terpusat, maka dapat digunakan juga untuk mencari informasi tentang daya listrik dari data center tersebut.
2. Menghitung berapa banyak alat yang menggunakan listrik
Untuk dapat mengukur dengan detail pemakaian listrik, perlu di data keseluruhan perangkat-perangkat yang menggunakan listrik. Untuk peralatanperalatan baru telah memiliki alat ukur pemakaian listrik yang sudah terintegrasi di peralatan tersebut. 3. Mengukur jumlah pemakaian listrik tiap perangkat.
Untuk dapat menghitung pemakaian listrik secara akurat, perlu dihitung jumlah pemakaian daya listrik tiap-tiap perangkat. Hal ini dapat dilakukan dengan dua cara: -
Melihat dari label tiap perangkat. Biasanya setiap perangkat computer terdapat label yang menujukkan jumlah konsumsi listrik yang akan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
19
dihasilkan dari perangkat tersebut. Akan tetapi hal ini memiliki kekurangan dikarenakan angka yang tertera biasanya adalah angka maksimal dari jumlah daya yang digunakan. Sehingga hasilnya masih kurang akurat.
-
Opsi kedua menggunakan peragkat lunak yang dapat mengukur jumlah pemakaian listrik dari perangkat tersebut. Sudah banyak produsen perangkat keras yang sudah menyertakan perangkat lunak yang dapat mengukur pemakaian listrik dari perangkat tersebut.
4. Membandingkan jumlah pemakaian listrik dengan jumlah biaya pendingin perangkat tersebut.
Pada akhirnya akan dihitung jumlah listrik yang digunakan dari seluruh pemakaian yang ada. Dan juga dibandingkan dengan jumlah daya listrik yang digunakan untuk mendinginkan perangkat tersebut. Sebagai contoh, jika untuk 1000 Watt perangkat listrik dibutuhkan pendingin 1200 Watt maka jumlah pemakaian listrik perangkat tersebut adalah (1000+1200) = 2200Watt.
Tabel pengukuran jumlah listrik yang digunakan pada data center yang
ada dapat menggunakan tabel berikut :
http://digilib.mercubuana.ac.id/
20
Tabel 2.1. Rumus Perhitungan Kebutuhan Listrik Data Center (Sumber:www.apc.com/prod_docs/results.cfm?DocType=White%20Paper&Query_Type=10)
5. Mendisain Ulang Sistem Pendingin Salah satu yang krusial pada data center adalah sistem pendingin. Data center diharuskan menyala 24 jam nonstop dengan performa yang maksimal. Dapat dibayangkan hawa panas yang dihasilkan oleh server-server tersebut. Oleh karena itu sistem pendingin pada data center dibuat untuk dapat menjaga kestabilan temperatur yang cocok. Dikarenakan sistem pendingin ini membutuhkan daya listrik yang cukup besar juga, maka salah perencanaan sistem pendingin dapat menyebabkan pemborosan pemakaian listrik.
Hal yang perlu diperhatikan dalam mendesain sistem pendingin adalah jalur yang jelas dari sumber pendingin ke server/perangkat pada data center. Ada 3 jenis aliran distribusi udara yang terjadi, yaitu flooded, locally ducted, dan fully ducted. APC White Paper 55, “Air Distribution Architecture Options for Mission Critical Facilities” memberikan gambaran mengenai ke-9 metode aliran udara disertai trade-off untuk masing-masing aliran
http://digilib.mercubuana.ac.id/
21
Gambar 2.3. Air Flow Method (APC, 2010) (Sumber:www.apc.com/prod_docs/results.cfm?DocType=White%20Paper&Query_Type=10)
Hal lain yang harus diperhatikan ketika mendesain ulang sistem pendingin pada data center adalah :
-
Kebutuhan sistem pendingin Terkait dengan redundansi untuk perangkat pendingin, redundansi yang dapat dilakukan terkait dengan sistem pendingin adalah memasang lebih dari satu air handler, kemudian juga sediakan menara pendingin tambahan untuk setiap chiller. Selain itu, persediaan air yang dibutuhkan untuk menciptakan udara dingin harus diamankan secara ekstra antara lain dengan membangun kontainer penyimpan air dan lakukan konfigurasi infrastruktur pendingin dan fire suppression.
-
Tekanan udara Tekanan udara pada data center harus dijaga pada level tertentu yang disebut sebagai tekanan statis. DC didesain untuk memiliki tekanan antara 0.2-0.5 in. wc. Untuk menjaga agar tekanan udara tetap stabil maka periksa seluruh
http://digilib.mercubuana.ac.id/
22
ruangan apakah telah tertutup dengan baik dan yakin bahwa tidak ada lubang sedikit pun. Jangan letakkan perforated tile dekat-dekat dengan DC air handler, karena kebanyakan handler membutuhkan buffer sekitar 36-42 in (91.4-106.7 cm).
-
Kelembaban Kelembaban sendiri merupakan konsentrasi uap air di udara, yang penting untuk dijaga terkait dengan sistem HVAC data center adalah kelemban relatif dalam ruangan data center. Kelembaban relatif adalah persentase perbandingan dari jumlah uap air yang ada di udara dengan jumlah uap air di udara kering. Perangkat server dan jaringan dapat berfungsi pada rentang level kelembaban yang cukup panjang yaitu sekitar 20%-80%. Menjaga kelembaban relative dalam keadaan normal berfungsi untuk mencegah terjadinya karatan pada beberapa perangkat di data center karena penguapan (kelembaban tinggi) atau mencegah munculnya elektrostatis pada beberapa perangkat metal (kelembaban yang rendah). Cara yang dilakukan adalah melengkapi AH dengan kemampuan humidification atau melalui penggunaan unit-unit humidification yang terpisah dari AH. Kelembaban relatif yang memungkinkan untuk suatu ruangan data center adalah sekitar 45%-55%, yaitu level kelembaban relative normal sebesar 50% dengan tingkat sensitivitas sekitar 10%, yang memungkinkan variasi pada level kelembaban sehingga komponen infrastruktur tidak konstan berada level tersebut.
6. Mengunakan Adjustable Equipment Pada dasarnya green IT strategy adalah memanfaatkan kondisi yang ada agar dapat menggunakan segala sesuatu secara efisien, sehingga tidak ada tempat, tenaga, biaya, energi yang terbuang percuma. Sedangkan perkembangan bisnis saat ini sangatlah cepat dan tidak bisa ditebak, hal ini akan berdampak terhadap bertambah besarnya kapasitas dari data center yang ada. Sangat tidak efisien jika pada periode sekarang, sebuah data center sudah mempersiapkan kapasitas yang sangat besar, melebihi kebutuhan bisnis yang ada. Sehingga dibutuhkan perangkat-perangkat yang dapat menyesuaikan dengan kebutuhan yang ada. Seperti adjustable server rack yang merupakan rak server yang dapat diisi serverserver yang dapat ditambah maupun dikurangi sesuai dengan kebutuhan yang ada.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
23
Sehingga pada pendekatan ini, penulis akan mencari perangkat-perangkat IT mana yang masih tidak efisien dan belum adjustable dengan kebutuhan yang ada.
7. Membuat Virtualisasi Server Virtualisasi penyimpanan ataupun data center saat ini sedang ramai dibicarakan. Hal ini disebabkan virtualisasi merupakan salah satu opsi yang dapat sangat memberikan dampak signifikan terhadap penghematan biaya, dan peningkatan availability. Virtualisasi server dapat dibilang sebagai satu layer tambahan antara pengguna dengan fisik data center sebenarnya. Kondisi saat ini banyak server yang kurang dimanfaatkan dikarenakan kondisi teknologi yang sudah tidak update. Agar aplikasi dapat terus berjalan, menyebabkan perusahaan harus melakukan pengadaan baru lagi untuk dapat diimplementasikan pada aplikasi tersebut. Sehingga akan menyebabkan pemborosan bagi perusahaan. Dengan bantuan virtualisasi, secara fisik server-server yang terdapat di data center tidak terhubung langsung pada aplikasi tertentu. Sehingga pada virtualisasi dapat lebih mudah dalam menentukan aplikasi apa yang akan di pakai. Aplikasi apa terhubung dengan hardware apa. Bahkan termasuk serverserver yang ada pada DRC. Bahkan untuk merubah-rubah hardware yang digunakan dapat tanpa mematikan aplikasi yang ada. Hal ini yang menyebabkan virtualisasi dapat meningkatkan availability dari aplikasi.
2.4.
Infrastruktur dan Ruangan Data center
A. Infrastruktur Fisik Pada infrastruktur fisik,operating system dan software berjalan diatas komputer atau server fisik. Beberapa tantangan baru meningkat pada saat menjalankan sejumlah besar server – server fisik di data center, antara lain : -
Model infrastruktur fisik sudah dirasakan tidak fleksibel dan tidak efisien.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
24
-
Perencanaan dan biaya infrastruktur seperti luasan server, luasan rak server, daya listrik, sistem pendinginan, sistem perkabelan dan provisi server merupakan asalah yang dihadapi staff TI.
-
Umumnya terdapat hubungan antara komputer atau fisik server dengan software yang berjalan diatasnya. Pada saat utilitas penggunaan server hanya 5-10%, maka perbandingan pemakaian sumber daya menjadi 1:1, sehingga biaya untuk luasan server, daya listrik, sistem pendinginan menjadi sangat tinggi.
-
Implementasi server - server fisik merupakan proses yang memakan waktu. Pada lingkungan fisik, waktu yang ada digunakan untuk proses pengadaan hardware, penempatan server pada data center, instalasi operating system dan instalasi serta konfigurasi aplikasi yang akan dijalankan. Selain itu terdapat aktivitas berupa configurasi aturan firewall, konfigurasi port pada switch dan konfigurasi storage. Semua aktivitas tersebut membutuhkan waktu dalam hitungan pekan.
Ruangan data center haruslah memiliki persyaratan yang baik agar dapat bertahan cukup lama karena investasinya sangat besar. Persyaratan yang dimaksud adalah; 1. Kedap suara Sebagai ruangan yang ditempati server-server, ups, peralatan jaringan dan komponen data center lainnya, ruangan ini akan mengeluarkan suara bising dan mengganggu karyawan yang bekerja berdekatan dengan ruangan tersebut. Maka perlu dibangun ruangan data center yang kedap suara, buatlah ruangan tersebut bersekatsekat dan antar sekatnya atau rongga diantara sekatnya diisi oleh peredam suara seperti glass wool, sedangkan sekat-sekatnya dibuat menggunakan partisi gipsum yang tebal sehingga paduan sekat gipsum yang tebal dan glasswool peredam suara menghasilkan ruangan yang kedap suara. 2. Drainase air yang baik Dalam membangun ruangan data center, drainase air perlu diperhatikan dan dibuat. Jika ruangan data center yang dingin tiba-tiba panas karena suatu sebab maka ruangan menjadi lembab dan akan muncul titik air dimana menjadi air, air ini dapat mengakibatkan konslet, korosi pada besi, sampai dengan matinya server dan peralatan lainnya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
25
Solusinya untuk tempat yang memunculkan air harus diberi wadah dan dialirkan kedalam drainase, biasanya yang tersering asal air berasal dari ac, maka dari itu perlu dipersiapkan tempat pembuangan ac tersebut, kemudian gunakan ac presisi jangan gunakan ac split karena ac presisi menurunkan kelembaban dan udara semakin kering sehingga tidak menimbulkan kerusakan pada komponen server, peralatan, jaringan dan ups. 3. Sirkulasi tertutup Perlu membuat ruangan data center tertutup dengan sirkulasi udara yang tertutup. Kenapa hal itu harus dilakukan? Karena bila dibiarkan terbuka ruangan akan sulit dingin, saat ruangan menjadi dingin, udara ruangan data center dingin akan bertemu dengan udara ruangan lain yang panas setelah bertemu suhu dingin akan dinetralkan sehingga menjadi panas.Agar ruangan data center selalu dingin ruangan harus tertutup dan siklus udara tidak ada yang keluar. 4. Dilapisi kaca Ruangan data center yang tertutup dengan dinding akan menyulitkan penanggung jawab untuk mengelolanya, karena untuk mengetahui status ruangan data center penanggung jawab harus masuk ruangan terlebih dahulu sehingga tidak cepat bertindak, jika terjadi sesuatu seperti kebakaran, orang tidak bertanggung jawab masuk ruangan. Penanggungjawab tidak mungkin selamanya di ruangan data center karena suhunya sangat dingin dan tidak sesuai dengan suhu tubuh manusia. Berbeda jika ruangan dilapisi kaca, segala sesuatu ruangan terlihat dari luar sehingga penanggung jawab mengetahui status ruangan terkini dan dapat melakukan tindakan cepat jika terjadi kebakaran, mati listrik, dimasuki orang tidak bertanggung jawab dan lainnya. 5. Tidak lembab Ruangan data center yang lembab membuat komponen server lembab dan menyebabkan konslet, rusak, besi juga menjadi korosi sehingga lembab dapat menyebabkan kerusakan mesin ac, ups dan komponen data center lainnya. Seperti yang
diutarakan
terdahulu
kelembaban ruangan dapat
dihilangkan
dengan
menggunakan ac presisi, karena ac presisi terus membuang air dalam udara ruangan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
26
data center dan mengeluarkannya dalam bentuk embun air yang dibuang ke luar menggunakan saluran drainase data center.
Dalam pembuatan data center diperlukan design dan data – data, seperti : Instalasi Mekanikal dan Elektrikal yang meliputi : power, ac, kabel tray, dll. (lihat gambar pada BAB III).
Gambar 2.4 TIA-942 – 5 Key Functional Areas (Distribution in The Data Center). (Sumber : www.slideshare.net/Redwingz/tia-942-data-center-standards,Sri Chalasani, 25 May 2010 )
http://digilib.mercubuana.ac.id/
27
B. Infrastruktur Virtual
Teknologi virtualisasi memungkinkan penambahan beban kerja komputasi pada Server tunggal dengan proses konsolidasi lingkungan dan sumber daya komputasi. Kelebihan dari konsolidasi tersebut adalah masing-masing mesin virtual dapat menggunakan sumber daya penyimpanan redundant dan konektivitas jaringan tanpa penambahan biaya penyimpanan dan kompleksitas perkabelan jaringan yang sebelumnya digunakan pada infrastruktur fisik
Gambar 2.5. Infrastruktur virtual dengan tipe storage yang bervariasi (Sumber: VMWare Infrastructure Architecture Overview whitepaper,2006, www.vmware.com)
Pada gambar 2.4, masing-masing mesin virtual dihubungkan dengan konektivitas yang bersifat redundant sebagai hasil dari setiap host yang memiliki konektivitas yang bersifat redundant. Rasio atau perbandingan antara jumlah host atau mesin virtual dengan jumlah sumber daya, yaitu 1:1 untuk infrastruktur fisik,
http://digilib.mercubuana.ac.id/
28
meningkat menjadi 6:1 untuk infrastruktur virtual (seperti terlihat pada gambar 2.4) menjadi 30:1 untuk infrastruktur virtual (pencapaian jumlah mesin virtual yang berhasil dibuat untuk penggunaan aplikasi normal).
Peningkatan rasio yang signifikan tersebut ditengarai dapat meningkatkan penghematan biaya dan penurunan kompleksitas perkabelan. Infrastruktur virtual diyakini dapat mengurangi jumlah luasan data center yang digunakan, jumlah penggunaan tempat rak server, daya listrik, sistem pendinginan, perkabelan jaringan, media
penyimpanan
serta
beberapa
komponen
jaringan
komputer
dengan
pengurangan jumlah mesin-mesin fisik.
2.5.
Infrastruktur Keamanan Data center Terdiri dari sistem pengamanan fisik dan non-fisik pada data center. Fitur sistem pengamanan fisik meliputi akses user ke data center b kunci akses memasuki ruangan (kartu akses atau biometrik) dan segenap petugas keamanan yang mengawasi keadaan data center (baik di dalam maupun di luar), pengamanan fisik juga dapat diterapkan pada seperangkat infrastruktur dengan melakukan penguncian dengan kunci gembok tertentu. Pengamanan non fisik dilakukan terhadap bagian software atau sistem yang berjalan pada perangkat tersebut, antara lain dengan memasang beberapa perangkat lunak keamanan seperti access control list, firewall, IDS dan host IDS, fitur-fitur keamanan pada Layer 2 (datalink layer) dan Layer 3 (network layer) disertai dengan manajemen keamanan. Peralatan keamanan yang wajib di pasang pada ruang data center adalah; Fire Alarm Control Panel Adalah alat pendeteksi sebelum terjadi kebakaran , alat biasanya di pasang pada Gedung / Ruang yang membutuhkan proteksi guna menjaga agar Gedung / Ruang terhindar dari bahaya kebakaran “SAFETY” Alat ini biasanya orang memapasang nya di tempat yang mudah terlihat dan terjangkau oleh orang lain juga memudahkan operator untuk mengoperasikan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
29
1. Gas FM-200 : Adalah jenis Gas yang dapat memadamkan Api secara total,bekerjanya berdasarkan intruksi dari FACP apabila FACP sudah nyala menerima 2 input Smoke Detector . Gas FM-200 ini bertekanan tinggi sampai 25 Bar akan keLuar dalam waktu 10Detik untuk pemadaman.
2. Novec 1230: Adalah gas suppression system yang sangat ramah lingkungan dan merupakan penyempurnaan dari gas FM-200 tapi dengan system cara kerja yang sama. Fire Suppression sendiri digunakan sebagai pencegahan kebakaran pada ruangan yang bersih, tetutup (bukan open area), dan nilai barang yang diproteksi tidak bisa semata2 dinilai dengan uang. (Data Center, Museum, Gedung Arsip, Dll)
3. Smoke Detector: Adalah perangkat yang cara kerjanya sebagai pendeteksi adanya Asap , alat ini biasanya dipasang di Celling atau di bawah Rest Floor , jarak antara Smoke Detector 5x5 M.Terkecuali diruang Colidoor , bisa melebihi standart yang ada. Disesuaikan dengan ruangan (baik dari segi Estetika).
4. Alarm Bell: Adalah Equitment yang dapat berbunyi apabila Smoke Detector sudah mendeteksi adanya Asap biasa disebut Zone-1 alat ini biasanya dipasang di tempat Setrategis agar suaranya dapat terdengar jelas . 5.
Horn Strobe: Adalah Equitment yang dapat berbunyi lampu Flassing menyala saat Smoke Detector mendeteksi adanya Asap biasanya disebut Zone-2 alat ini biasanya di pasang dekat dengan Alarm Bell .
6. Abort Switch: Adalah Equitment yang dapat berfungsi sebagai penunda Gas FM-200 sebelum masuk hitungan Delay Timer biasa alat ini di pasang berdekatan dengan FACP untuk memudahkan pengoperasian saat hedak digunakan .
http://digilib.mercubuana.ac.id/
30
7. Manual Realese: Adalah Equipment yang bekerja secara manual yang dapat di gunakam untuk mengeluarkan Gas FM-200 apabila dalam keadaan Emergency / Dalurat Alat ini terpasang satu paket dengan Abort Switch . 8. Do Not Enter Lamp: Adalah Equitment pemberitahu disaat Gas FM 200 keluar Lampu menyala merah , alat ini biasanya dipasang di atas pintu Ruangan , disaat gas keluar pintu jangan dibuka selama 10 Menit . 9. Selenoid: Adalah Equitment pengatup tabung Gas FM-200 apabila system di Panel Fire Alarm di aktifkan , alat ini dipasang pada Tabung Gas FM-200 . 10. Fire Control Module: Adalah Equitment yang berfungsi hanya sebagai contec mengeluarkan output 24 VDC . 11. Mini Monitor Module: Adalah Equitment yang berfungsi sebagai Free Contec hanya mengeluarkan NO / NC. Cara Melakukan Pengetesan Smoke Detektor :
1. Bila Anda mengunakan Smoke Detector Tester atau Asap Rokok semprotkan Asap tersebut dengan jarak 5 s/d 10 Cm. kemudian tunggu sampai Smoke Detector memberi respon hingga Lampu Led Smoke Detector menyala merah berarti Asap tersebut sudah terdeteksi . 2. Apabila Anda mengunakan Magnit maka tempelkan Magnit tersebut pada permukaan Smoke Detector lalu di putar mengelilingi bibir Smoke Detector dan tunggu sampai Lampu Led indikasi menyala kurang lebih 10 sampai 15 Detik , semangkin besar Magnit yang digunakan semangkin cepat reaksinya . 3. Smoke Detector yang sudah terdeteksi Asap secara Otomatis Alarm Bell akan berbunyi , berarti Smoke Detector tersebut sudah merespon adanya Asap / Aktif Berarti sudah masuk Zone-1.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
31
4. Bila Anda tidak ingin berisik dengan adanya bunyi suara Bell maka Anda dapat menekan tombol Signal Silence,secara Otomatis suara Alarm Bell tersebut mati atau berhenti. 5. Dapat mengetahui Smoke Detector mana yang terdeteksi Asap Anda dapat melihat di Layar / Display Panel Fire Alarm disitu akan keluar tampilan nama Ruang dan Nomor Address Smoke Detector. Tier level dapat diistilahkan sebagai kelas sebuah data center, ada 4 tier dalam perancangan data center yang setiap tiernya menawarkan tingkat availabilitas yang berbeda disesuaikan dengan kebutuhan suatu data center menurut TIA 942 (Telecommunication Industry Association). Tingkatan/level data center di bahas pada BAB III – Tier Pada Data center. 2.6.
Arsitaktur Fisik VS Arsitektur Virtual Beberapa perbedaan antara arsitektur fisik dengan arsitektur virtual berdasarkan aspek - aspek seperti kemudahan pemindahan atau duplikasi, penggunaan komponen sumber daya, siklus pemanfaatan sumber daya untuk aplikasi, kemudahan peningkatan spesifikasi sumber daya, dapat kita lihat sebagai berikut:
http://digilib.mercubuana.ac.id/
32
Tabel 2.2. Perbandingan mesin fisik dengan mesin virtual (Sumber:www.cloudindonesia.or.id/wp-content/uploads/2012/07/Bermain-DenganInfrastruktur-Cloud - Computing-vmware)
Pada mesin server fisik, instalasi sistem operasi seperti Microsoft® Windows®, Linux dan lainnya dilakukan langsung diatas hardware. Pendekatan instalasi langsung tersebut memerlukan driver untuk perangkat keras spesifik. Pada saat terjadi peningkatan spesifikasi hardware fisik dengan perangkat yang baru, maka diperlukan driver perangkat keras yang baru saja dipasang. Proses peningkatan spesifikasi hardware juga memerlukan penanganan technical support.
Mesin virtual adalah 100% software, yang tidak lebih dari sekumpulan file.Kumpulan file ini termasuk file-file yang disebut virtual disk, menggantikan media penyimpanan hardisk. Semua file untuk sebuah mesin virtual diletakkan pada satu direktori yang distandarisasi dengan device driver, sehingga hardware upgrade dapat dilakukan tanpa mengubah mesin virtual.
Sekumpulan mesin virtual terisolasi antara satu mesin virtual dengan mesin virtual lainnya, sehingga pada satu host yang sama, dapat dijalankan server database dan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
33
server e-mail tanpa terganggu konflik ketergantungan software dan konflik peningkatan kinerja server. Fleksibilitas mesin virtual berupa sekumpulan file memungkinkan seluruh mesin virtual dipindahkan ke server baru pada saat terjadinya peningkatan kapasitas hardware. Kemudahan tersebut membuat proses perencanaan pemulihan bencana dan proses testing menjadi lebih mudah.
2.7.
Next Generation Data Center Next generation data center menjadi isu utama pada pembangunan data center untuk saat ini dan dalam beberapa tahun ke depan. Next generation data center akan bersifat service-oriented, yang diwujudkan dalam beberapa layer, yaitu: 1. Fasilitas data center: meliputi penyediaan gedung, power, pendingin dan pengkabelan. 2. Infrastruktur data center: meliputi storage yang tervirtualisasi, server yang tervirtualisasi, dan servis jaringan dan jaringan yang tervirtualisasi. 3. Aplikasi dan OS data center: yang menjadi isu utama adalah integrasi aplikasi dan operating system 4. Manajemen data center: meliputi tahapan proses provisioning, pengadaptasian, troubleshooting, dan visibilitas dari semua komponen terkait.
Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mewujudkan next generation data center antara lain adalah:
1. Konsolidasi, mengandung pengertian sentralisasi dan standardisasi dari semua perangkat yang ada sehingga menghasilkan suatu jaringan yang cerdas. 2. Virtualisasi, mengatur sumber daya agar lebih efisien dan menjadi independen dari infrastruktur fisik. 3. Otomatisasi,
melakukan provisioning yang
informasi untuk mencapai ketahanan bisnis. 4. Efisiensi ruang dan energi data center. 5. Solusi ketersediaan dan kelangsungan bisnis.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
dinamis
dan
manajemen
34
Gambar 2.6. Virtualisasi storage ((a) sebelum dan (b) sesudah) (Sumber: www.virtualbdt.com/storage-virtualization)
2.8.
Konsolidasi Data Center Konsolidasi dapat dilakukan terhadap bagian front-end dari suatu jaringan data dan penyimpanan back-end dari infrastruktur jaringan. Tujuan konsolidasi adalah mencapai suatu efisiensi yang jauh lebih besar dari segi administratif dan meningkatkan utilisasi serta ke depannya akan meningkatkan ROI
dan menurunkan
biaya
kepemilikan cabang-cabang data center yang ada. Konsolidasi meliputi server, storage, dan SAN ataupun data center secara keseluruhan.
2.9.
Virtualisasi Data Center Virtualisasi dapat meningkatkan produktifitas, utilisasi dan ketahanan bisnis serta keamanan yang lebih baik memisahkan
lingkungan
dan aplikasi
manajemen dari
yang
lebih
mudah,
beberapa constraints perangkat
dengan keras
khusus. Melalui virtualisasi computing, network dan storage dapat dialokasikan sesuai dengan kebutuhan organisasi.
2.10.
Server Virtualisasi “Ada tiga jenis utama virtualisasi server, yaitu: virtualisasi system operasi, emulasi hardware dan paravirtualisasi. Sistem virtualisasi merupakan konsep baru yang dirancang untuk meringankan banyak aplikasi yang sedang berjalan dalam
http://digilib.mercubuana.ac.id/
35
sebuah computer serta memiliki kinerja dengan efektifitas yang lebih baik” (Bernard Golden and Clark Scheffy, 2008, p6).
A. Virtualisasi sistem operasi Virtualisasi system operasi (OS) berjalan di atas host-server yang telah terisi system operasi dan menyediakan kumpulan aplikasi yang dapat saling berinteraksi, aplikasi merupakan program yang berjalan pada computer untuk membantu mengoptimalkan sebuah mesin (computer) dan untuk membantu kerja manusia.
Dalam virtualisasi, aplikasi tersebut akan berjalan pada sebuah system operasi virtual. Dan aplikasi yang berjalan pada system virtual akan dapat berinteraksi satu sama lain seolah-olah memiliki sumber daya dari system operasi nyata. Dan seharusnya, aplikasi pada sebuah mesin virtual tidak dapat berinteraksi dengan aplikasi yang terletak pada sistem virtual yang lain.
Sistem virtualisasi ini sangat berguna juga digunakan untuk menjalankan fungsi-fungsi unik yang hanya ditawarkan oleh sebuah sistem operasi tertentu, dengan cara menggabungkannya ke dalam satu computer. Sistem Virtualisasi merupakan konsep yang sangat membantu dalam pengoperasian server yang memungkinkan menggunakan virtualisasi untuk mendapatkan hak akses penuh pada satu computer dengan sistem operasi yang berbeda.
Tetapi, ada keterbatasan virtualisasi sistem operasi. Keterbatasan ini biasanya disebut sebagai fitur-fitur pilihan sistem operasi atau Containerization.
B. Emulasi Hardware Dalam emulasi hardware, sistem hyperisor menyediakan satu emulasi hardware yang dapat digunakan oleh sebuah sistem operasi. Emulasi hardware ini disebut dengan virtual mesin monitor atu VMM.
VMM menyediakan emulasi hardware standard yang dapat digunakan oleh sistem operasi dalam mesin virtual. Sistem operaso dan VMM bekerja dengan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
36
sistem transferantar paket yang memungkinkan paket tersebut dapat dikirimkan ke mesin virtual lain.
Aplikasi dasar untuk emulasi hardware adalah aplikasi software development dan quality assurance, karena hal itu dapat menjalankan lebih banyak sistem virtual. Hal ini dapat meningkatkan pengembangan dan pengujian perangkat lunak dalam jumlah lingkungan sistem operasi yang berbeda.
Ada beberapa kelemahan dalam emulasi hardware, salah satunya adalah kelemahan dalam kinerja software virtualisasi. Aplikasi ynag sering berjalan pada sistem virtualisasi lebih lambat dibandingkan jika mereka berjalan di sistem tanpa virtualisasi. Kelemahan lain emulasi hardware adalah virtualisasi menyajikan software antarmuka terhadap standard hardware (VMM) ke sistem operasi yang diisikan ke dalam mesin virtual. Hypervisor menyediakan sebuah antarmuka ke VMM dan kemudian menterjemahkannya ke sumber daya pada mesin.
Ini berarti bahwa hypervisor harus menyediakan interface ke sumber daya mesin, interface ini disebut sebagai device driver. Driver harus terinstall ke sistem operasi sehingga hardwarwe baru dan sistem operasi dapat berkomunikasi.
Masalah pada driver untuk meulasi hardware adalah bahwa suatu hypervisor harus berisi divice driver. Jika suatu mesin memiliki sumber daya hardware dan tidak ada driver dalam sistem operasi gypervisor tersebut, maka software pada sistem operasi tidak dapat bekerja dengan optimal atau bahkan tidak dapat menyebabkan masalah, terutama organisasi yang ingin mengambil keuntungan dalam bidang pengembangan hardware.
Perusahaan yang menawarnakan software virtualisasi emulasi hardware adalah VMware (dalam dua versi, VMware Server dan ESX Sever) dan Microsoft, yang menawarkan produk yang disebut Virtual Server. VMware server x86 hanya mendukung sistem operasi Microsoft.
Microsoft Virtual Server sekarang sudah digantikan oleh Hyper-V, yang disertakan sebagai komponen dari Microsoft Windows Server 2008. Alternatif
http://digilib.mercubuana.ac.id/
37
lain adalah Xen dan Qenu, yaitu hypervisor berbasis open source yang dapat digunakan untuk melakukan virtualisasi.
C. Paravirtualisasi Paravirtualisasi adalah nama untuk pendekatan lain untuk virtualisasi server. Dalam pendekatan ini, digunakan software yang dapat berfungsi sebagai hardware (emulasi). Sehingga sistem operasi dapat menggunakan hardware emulasi untuk menjalankan fungsinya.
Ada
dua
keuntungan
utama
dalam
menggunakan
pendekatan
paravirtualisasi. Pertama, menetapkan kinerja overhead yang kecil karena yang bekerja hanya beberapa program. Hardware emulasi, menetapkan diemulasikan sehingga menciptakan hubungan antarasistem operasi virtual dengan hasil emulasi. Sebuah sustem operasi akan menggunakan hardware yang sama. Keuntungan kedua dari paravirtualisasi adalah bahwa paravirtualisasi tidak membatasi driverhardware yang terkandung dalam virtualisasi.
Namun, ada salah satu kelemahan yang signifikan dalam pendekatan virtualisasi. Karena ringan dan dapat memberikan banyak akses ke perangkat keras, dalam virtualisasi juga terdapat user interface dan interface dari paravirtualisasi dapat diubah sesuai dengan keinginan. Hal ini dapat terjadi apabila akses ke source code paravirtualisasi dari suatu sistem operasi virtual sudah berjalan sebelumnya. Akses ke source code ini dimungkinkan untuk sistem operasi open source sepertiSolaris, Linux dan sistem operasi Microsoft yang menggunakan Microsoft source code access. Salah satu contoh yang relevan dengan paravirtualisasi adalah software open source seperti Xen, yang di sponsori oleh perusahaan XenSource dan software Xen hamper terdapat pada semua distro linux. keseluruhan.
2.11.
Implementasi Virtualisasi Banyak sekali implementasi menggunakan sistem virtual yang berjalan pada sistem
Linux dan Windows. Beberapa diantaranya memiliki kelebihan masing-masing. Beberapa virtualisasi lebih mudah untuk diterapkan, lebih mudah diatur dan di gunakan. Tetapi terdapatjuga virtualisasi yang dirasa sulit untuk diimplementasi dan digunakan. Sistem
http://digilib.mercubuana.ac.id/
38
virtualissi yang popular digunakan sekarang ini diantaranya adalah Qenu, Xen, UML, KVM dan VMware. Adapun sistem virtualisasi yang akan dibahas oleh penulis adalah VMware.
VMware merupakan salah satu program virtualisasi yang pertama yang telah dikenal secara luas dan komersial dalam hal implementasi virtualisasi. VMware dapat digunakan di berbagai sistem operasi. User dan interface VMware dapat menghasilkan kinerha yang tinggi. Terdapat beberapa produk VMware yang dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan pengguna. Untuk aplikasi sistem personal komputer, biasa dipergunakan VMware versi enterprise, sedangkan untuk aplikasi computer server, VMware server dapat digunakna sebagai aplikasi dasar untuk melakukan virtualisasi.
2.12.
Pengertian VMware
Vmware adalah suatu perangkat lunak yang dapat menciptakan atau menyimulasikan PC baru, yang disebut mesin virtual. Perangkat keras yang terdapat di dalam mesin virtual sama seperti perangkat keras yang yang dipakai PC, misalnya CPU, RAM, harddisk, keyboard, mouse, CD/ DVD ROM, soundcard. Dengan kata lain PC di dalam PC.
Sistem operasi yang diinstal melalui VMware disebut guest operating system (sistem operasi tamu). Sistem operasi tersebut dapat dijalankan berdampingan dengan sistem operasi utama atau host operating system, yaitu sistem operasi di mana VMware didinstal. Pada proses instalasi sistem operasi guest, harrdisk tidak perlu dipartisi karena VMware telah mengaturnya dengan sangat mudah sehingga data tidak perlu dikhawatirkan akan hilang. Instalasinya sama seperti menginstal pada komputer biasa.
Sistem VMware dapat dibangun di atas Windows dan Linux. Oleh karena itu, salah satu sistem operasi harus dipilih untuk menjadi host operating system (sistem operasi utama). Jika ingin memebuat Linux sebagai sistem operasi guest, maka harus menginstal Windows terlebih dahulu, kemudian instal vmware pada sistem operasi Windows, setelah itu di atas vmware instal Linux sebagai sistem operasi guest sesuia dengan keinginan. Ataupun sebaliknya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
39
Gambar 2.7. Networking dengan vNetwork Standard Switches (Sumber: VMWare Infrastructure Architecture Overview whitepaper,2006, www.vmware.com)
Gambar 2.8. Networking dengan vNetwork Distribusi Switches (Sumber : onekobo.com/Articles/vSphere/Obj02/Obj2-1/Obj2-1a.html)
Gambar diatas menunjukkan Network Architecture, VMware vSphere dimana memiliki elemen-elemen tersendiri sehingga dalam melakukan penyetingan virtual network, seolah berada di dalam data center itu sendiri.
2.13.
VMware vSphere
Suatu sistem infrastruktur virtualisasi yang meliputi virtualisasi, manajemen, optimisasi sumber daya, ketersediaan aplikasi dan kemampuan otomasi operasional TI. VMware Sphere membentuk sistem virtualisasi diatas fisik hardware dan kumpulan sumber daya TI untuk data center, serta meliputi komponen :
http://digilib.mercubuana.ac.id/
40
-
VMware® ESXi : Platform virtualisasi untuk vSphere.
-
VMware® vCenter® Server™ : Perangkat bantu untuk melakukan manajemen virtualisasi, konfigurasi, provisi sumber daya TI.
-
VMware® vSphere® Client™ : Antar muka untuk membolehkan pengguna melakukan konfigurasi secara remote terhadap vCenter® Server atau ESXi dari PC bersistem operasi Microsoft® Windows®.
-
VMware® vSphere® VMFS : Sistem file yang memiliki kinerja tinggi, digunakan untuk mesin-mesin virtual pada ESXi.
-
VMware® vSphere® Virtual Symmetric Multiprocessing: Fasilitas yang memungkinkan suatu mesin virtual dapat menggunakan lebih dari satu prosesor fisik secara simultan.
2.14.
Manfaat VMware
Ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh bila menggunakan VMware, antara lain: 1. Untuk keperluan uji program (trial and error), tidak perlu me-restart PC untuk beralih system operasi (dual boot) atau berpindah computer. 2. Dapat mengembangkan peranti lunak multiplatform dengan cepat karena adanya lebih dari system operasi yang berjalan bersamaan. 3. Dapat menambah intensitas penggunaan computer tanpa harus memebeli atau menambah computer. 4. Bermigrasi dengan mudah dari satu system operasi ke system operasi lain tanpa harus takut kehilanagan data karena salah partisi. 5. Dapat membuat jaringan antar PC dengan mesin virtual walaupun PC tidak terpasang Network card maupun hub atau switch. VMware akan secara otomatis menyediakannya. 6. VMware memeberikan fleksibilitas penggunaan system operasi secara bersamaan, sehingga bias mempelajari system operasi yang berbeda tanpa harus kehilanagn banyak waktu. vSphere® juga menyediakan beberapa fungsionalitas sebagai berikut : -
Manajemen sumber daya (menggunakan vSphere® Distributed Resource Scheduler).
-
Ketersediaan (menggunakan vSphere® High Availability).
-
Proteksi data (menggunakan VMware® Consolidated Backup and VMware® Data Recovery)
http://digilib.mercubuana.ac.id/