9
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Definisi Kualitas Kualitas atau mutu adalah satu kata kunci yang harus terus dijaga oleh suatu industri atau perusahaan untuk dapat memberikan kepuasan pelayanan kepada pelanggan atau customer. Oleh karena itu perusahaan selalu berlomba-lomba untuk meningkatkan kualitas dari hasil produksinya agar dapat mempertahankan pelanggannya. Secara definitive kualitas dapat diartikan sebagai derajad atau tingkat dimana produk atau jasa tersebut dapat memuaskan keinginan dari konsumen (fitness for use atau tailor made)1. Menurut W.Edwards Deming kualitas dapat diartikan sebagai suatu tingkat yang dapat diprediksi dari keseragaman dan ketergantungan pada biaya yang rendah dan sesuai dengan pasar. Untuk menjaga kualitas maka harus ada usaha peningkatan kualitas yang merupakan usaha perbaikan yang terus menerus untuk mempertahankan dan memperbaiki kualitas suatu produk untuk menghasilkan barang dengan harga murah kualitas nomor satu dan delivery sesuai waktu yang ditetapkan. Peningkatan kualitas atau pengendalian kualitas adalah suatu sistem verivikasi dan penjagaan atau perawatan dari suatu tingkatan atau derajad kualitas produk atau proses yang 1
Sritomo Wignjosoebroto; Pengantar Teknik & Managemen Industri
10
dikehendaki dengan cara perencanaan yang seksama, pemakaian peralatan yang sesuai, inspeksi yang terus menerus, serta tindakan korektif bilamana diperlukan 2.1.2 Alat Bantu Peningkatan Kualitas Untuk melakukan tindakan peningkatan kualitas dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa alat Bantu. Alat bantu yang dapat digunakan antara lain adalah sebagai berikaut: 1. PDCA atau Delapan Langkah Peningkatan Kualitas (8 Steps for Improvement) Langkah-langkah peningkatan kualitas dengan metode PDCA / Delapan langkah peningkatan kualitas adalah sebagai berikut: Langkah I Menentukan Thema Didalam langkah ini akan dibahas tentang masalah yang akan diangkat untuk dilakukan analisa penyebab masalah untuk dilakukan penanggulangan. Syarat dari masalah yang bisa diangkat untuk dilakukan perbaikan antara lain adalah •
Proses itu telah menyimpang dari apa yang diinginkan
•
Menyimpang dari target yang telah ditentukan
•
Menyimpang dari standard
•
Menimbulkan kesulitan bagi pelanggan atau proses berikutnya
Dalam menentukan thema juga harus mempertimbangkan apakah masalah tersebut: •
Susah atau tidak untuk ditanggulangi
11
•
Membahayakan atau tidak
•
MUDA (sia-sia) atau tidak
Langkah II Menentukan Target Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan target adalah target tersebut harus: •
Spesifik, target harus jelas judul maksud dan tujuannya
•
Measurable, target harus jelas nilai dan satuaanya dan dapat diukur
•
Achievable, target harus bisa dicapai dalam usaha penaggulangan sehingga semua aktifitasnya tidak sia-sia.
•
Reasonable/Realistik, alasan penentuan target masuk akal dan realistic
•
Time Base,waktu penentuan pencapaian target jelas.
Beberapa dasar yang dapat dipakai dalam penentuan target antara lain adalah sebagai berikut: •
Target yang ditetapkan perusahaan
•
Target yang ditetapkan oleh customer
•
Kondisi terbaik yang pernah dicapai
•
Hasil dari analisa
Langkah III Analisa Kondisi yang Ada atau faktor-faktor yang berpengaruh Sasaran yang ingin dicapai dalam langkah ke-III ini antara lain adalah sebagai berikut:
12
•
Menemukan akar permasalahan yang sebenarnya terjadi
•
Mendapatkan fakta dan data tentang penyimpangan atau kondisi yang berhubungan dengan akar permasalahan.
•
Mempersempit masalah.
Hal-hal penting yang perlu diperhatikan pada langkah ini adalah: •
Memfokuskan pembicaraan atau aktifitas untuk mengetahui akar permasalahan yang sebenarnya secara pasti
•
Belum diijinkan untuk menentukan “Apa Sebabnya” masalah itu terjadi
•
Mengumpulkan data dan informasi baru yang lebih banyak, tidak cukup pada data yang sudah ada.
•
Data dan fakta harus diutamakan bukan berdasarkan pada asumsi dan pengalaman.
•
Waktu munculnya masalah harus diketahui secara tepat dan pasti.
Langkah IV Analisa Penyebab Masalah Dalam langkah analisa penyebab masalah langkah yang dapat dilakukan adalah menyelidiki dan menguji penyebab-penyebab yang mungkin untuk menemukan penyebab utama dari akar permasalahan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam langkah ini antara lain: •
Masalah harus sudah pasti spesifik (akar permasalahan yang sebenarnya sudah jelas)
13
•
Jika masalah yang akan dibahas masih luas maka faktor-faktor penyebabnya juga masih luas.
Langkah V Rencana Penanggulangan Dalam rencana penanggulangan masalah perlu mempertimbangkan beberapa hal berikut ini: •
Dampak, dengan masalah yang ada saat ini apakah kita akan mampu meng-eliminir dan menuntaskan masalah itu
•
Teknis, apakah tindakan perbaikan yang kita lakukan dapat diterapkan dan mudah dioperasikan
•
Ekonomi, berapa besar keuntungan yang didapatkan dari perbaikan yang kita lakukan
Dalam rencana penanggulangan dapat dibantu dengan menggunakan prinsip 5W2H (why, what, where, when,who, how, how much). Langkah VI Pelaksanaan Penaggulangan Dalam melakukan tindakan penaggulangan ini kita akan menjalankan semua rencana yang telah dibuat pada langkah rencana penanggulangan dengan melibatkan orang-orang yang terkait di bidang ini. Langkah VII Evaluasi Hasil Setelah semua tindakan penanggulangan berjalan maka untuk mengetahui tingkat keberhasilan dari perbaikan yang telah dilakukan maka perlu dilakukan evaluasi hasil.Untuk mengevaluasi hasil harus digunakan tolok ukur yang sama
14
dengan kondisi sebelum perbaikan, hal ini dimaksudkan untuk memudahkan melihat hasil sebelum dan sesudah perbaikan. Langkah VIII Standardisasi dan Tindak Lanjut Langkah ini dilakukan untuk menghindarai masalah yang sama akan muncul kembali di kemudian hari. 2. SEVEN (7) TOOLS Alat bantu lain yang dapat digunakan untuk peningkatan kualitas adalah 7 tools yang dalam penggunaanya tidak harus digunakan semuanya tetapi tergantung tools mana yang cocok. 7 tools terdiri dari: Chek Sheet atau Lembar Periksa Chek sheet atau lembar periksa adalah alat bantu untuk memudahkan proses pengumpulan data. Lembar periksa atau cheek sheet cocok digunakan untuk: •
Membedakan antara opini dan fakta
•
Mengumpulkan data mengenai seberapa sering suatu masalah terjadi
•
Mengumpulkan data tentang jenis masalah yang terjadi. DATA KELUHAN PELANGGAN
Jenis Keluhan
Senin
Selasa
Rabu
Kamis
Jum'at
Sabtu
Total
Pengiriman terlambat
I
I
II
I
I
II
8
Pengemudi kasar
II
I
III
I
Penagihan tidak sesuai
III
IIIII
IIII
III
7 IIIII
III
24
15
Salah kirim
III
I
II
III
IIII
Total
10
8
11
8
9
12 5
Tabel 2.1 Contoh Check Sheet Graph Graph adalah salah satu metode yang dapat digunakan untuk membantu dalam menganalisa masalah. Metode graph dapat dibuat dengan tiga macam cara yaitu: Metode graph yang pertama adalah line graph. Line Graph adalah grafik yang dapat digunakan untuk menggambarkan atau menunjukan kecenderungan suatu masalah.Didalam line graph suatu masalah akan ditunjukan oleh sumbu horizontal dan jumlah masalah akan ditunjukan pada sumbu vertical. Untuk mengetahui masalah yang paling diminan dapat dilihat pada titik tertinggi yang dicapai. 30 25 20 15 10 5 0 ud ik as ar tid ak se su ai Sa la h kir im ih an
m
Pe na g
Pe ng e
Pe ng i
r im an
te r la m
ba t
Series1
Gambar 2.1 Contoh Line Graph
16
Metode graph yang kedua adalah bar graph. Bar Graph adalah grafik yang digunakan untuk membandingkan secara kwalitatif data yang satu dengan data lain yang sejenis. Dengan metode graph juga dapat menunjukan kecenderungan suatu masalah secara nominal, seperti pada bar graph dibawah ini dapat dilihat bahwa selama satu minggu terjadi empat masalah dengan point terbesar ada pada masalah penagihan tidak sesuai yaitu sebesar 24 kasus. 30 25 20 15 10 5 0
ud ik as ih ar an tid ak se su ai Sa la h kir im
m
Pe na g
Pe ng e
Pe ng i
r im an
te r la m
ba t
Series1
Gambar 2.2 Contoh Bar Graph Metode graph yang ketiga adalah pie graph. Pie Graph adalah grafik yang dapat digunakan untuk menggambarkan prosentase dari masing-masing terhadap keseluruhan. Dengan menggunakan pie graph dapat diketahui bahwa kasus terbesar yang terjadi selama satu minggu yaitu sebesar 46%.
17
Pengiriman terlambat 16%
Salah kirim 24%
Pengemudi kasar 14% Penagihan tidak sesuai 46%
Gambar 2.3 Contoh Pie Graph Radar Chart Radar chart adalah salah satu metode satu metode seven tools yang dapat digunakan untuk menunjukan balancing atau keseimbangan antar masalah.
Salah kirim
Pengiriman terlambat 30 20 10 0
Pengemudi kasar
Series1
Penagihan tidak sesuai
Gambar 2.4 Contoh Gambar Radar Chart
18
Diagram Pareto Salah satu alat dari seven tools adalah diagram pareto. Diagram pareto dibuat untuk menemukan masalah atau penyebab yang merupakan kunci dalam penyelesaian masalah dan perbandingan terhadap keseluruhan. Dengan mengetahui penyebabpenyebab yang dominan atau yang pertama kali harus diatasi maka kita bisa menetapkan prioritas perbaikan. Diagram pareto dapat digunakan untuk membantu: •
Memilih suatu proses atau masalah untuk dilakukan perbaikan
•
Mengevaluasi tindakan perbaikan yang telah dilakukan
•
Menentukan frekuensi atau tingkat kepentingan relative dari berbagai persoalan.
•
Memfokuskan pokok persoalan vital dengan cara mengurutkan berdasarkan kepentingan. 120.00% 100.00% 80.00% Series2
60.00%
Series1
40.00% 20.00% 0.00% 12345678910 11213 14 15 16 1718 19 20 21 22324 25 26 27 28 29
Gambar 2.5 Contoh Diagram Pareto
19
Diagram Fish Bone Diagram fish bone adalah salah satu metode dalam seven tools. Diagram sebab akibat atau yang lebih dikenal dengan nama diagram tulang ikan (fish bone diagram) diperkenalkan pertama kalinya oleh Prof. Koru Ishikawa pada tahun 1943.2Diagram fish bone atau tulang ikan dapat digunakan untuk : •
Membuat kategori atau mengelompokkan berbagai sebab potensial dari suatu masalah.
•
Menganalisa apa yang sesungguhnya terjadi dalam suatu proses
•
Menjelaskan suatu proses bekerja dan masalah-masalah yang terjadi di dalamnya. TIDAK DISEDIAKAN METODE
LINGKUNG TIDAK MEMBERSIHKAN
TUNTUTAN TARGET
MENGGUNAKA N CUTTING
TIDAK MELAKUKAN PENGECEKA N
MP BA BELUM DI
REJEK ULIR KASAR TINGGI
TAP SUDAH TUMPUL KEKERASAN MATERIAL BERBEDA
MATERIA
CUTTING CHIP MENEMPEL DI SUDAH ALARM GANTI TOOL
JENIS TAP TIDAK SESUAI
MESIN /
Gambar 2.6 Contoh Diagram Fish Bone Selain diagram fish bone alat untuk memecahkan masalah secara verbal adalah metode why-why analisis
2
Sritomo Wignjosoebroto; Pengantar Teknik & Managemen Industri
20
PT KAYABA INDONESIA Engineering 2w Dept.
DOC NO :
WHY-WHY ANALISIS DATE
Plant Machining
FLOW OUT
Ulir kasar
OCCURANCE
PHENOMENA / PROBLEM
WHY-1 Ada cutting chip menempel pada benda kerja
Cuting chip menempel pada tool (Tap)
WHY-2
Cuting chip kadang putus kadang tidak
WHY-3
WHY-4
COUNTER MEASURE
Proses pengetapan tidak sempurna
Tool yang digunakan jenisnya cutting tap (dalam proses pengetapan menghasilkan chip)
Mencari/mengganti dengan tool yang tidak menghasilkan cutting chip
Operator tidak membersihkan tool
Tidak ada proses pembersihan
Pada OM ditambahkan proses pembersihan APPROVAL
NOTE :
Tabel 2.2 Contoh Why-Why Analisis Histogram Histogram adalah salah satu alat bantu dalam memecahkan masalah yang dapat digunakan untuk: •
Menyampaikan informasi mengenai variasi dalam suatu proses.
•
Mengambil keputusan dengan memusatkan perhatian pada upaya perbaikan.
•
:
Membuktikan atau menyelidiki apakah suatu proses benar-benar terjadi. Dimana histogram akan berfungsi sebagai indikator masalah
21
dan dengan penyelidikan lebih lanjut dapat dibuktikan sumber atau sebab masalah tersebut. Run Chart Run chart merupakan sejenis grafik garis yang digunakan sebagai alat analisa untuk: •
Mengumpulkan dan menginterprestasikan data.
•
Membuat gambar atas apa yang terjadi dalam situasi yang sedang dianalisis.
•
Menemukan pola yang menghasilkan pengetahuan atau pengertian yang bernilai. 12 Jumlah Klaim
10 8 Series2
6 4 2
Sa bt u
Ra bu Ka m is Ju m 'at
Se ni n Se la sa
0
Hari
Gambar 2.7 Contoh Run Chart Scater Diagram Scater diagram adalah grafik yang menyerupai kumpulan titik yang dapat digunakan untuk:
22
•
Menunjukan korelasi dua kelompok data yang berpasangan
•
Mempelajari faktor-faktor yang berpengaruh. 1200
Biaya Repair
1000 800
Series1 Series2
600
Series3
400 200 0 0
2
4
6
8
Jumlah Claim
Gambar 2.8 Contoh Scater Diagram Untuk mempermudah dalam pemilihan alat bantu yang akan digunakan dalam setiap langkah perbaikan dengan metode 8 step for improvement dan 7 tools maka dapat digambarkan sebagai berikut: Langkah
Aktifitas
I
Menentukan Thema
II
Menentukan Target Analisa Kondisi yang Ada
III IV V VI
Analisa Penyebab Rencana Penaggulangan Pelaksanaan Penaggulangan
Alat/Teknik Lembar Pengumpulan Data,Diagram Pareto,Histogram, Bagan Kendali
PDCA Plan
Histogram, Line Graph Diagram Pareto, Diagram Scater Fish Bone, Why-Why Analisis
Plan
5W2H
Plan
Plan Plan
Do
23
VII
Evaluasi Hasil
VII
Standardisasi dan Tindak Lanjut
Lembar Pengumpulan Data,Diagram Pareto,Histogram, Bagan Kendali
Check
Action
Tabel 2.3 Tabel Kombinasi 8Step for Improvement-7Tools-PDCA3
2.2 Kerangka Pemikiran
Raw Material Cylinder
Proses Machining Cylinder
Finish Good
Cacat Analisa Masalah Dengan 7 Tools
Proses Berikutnya
Dibuang Perbaikan / Kaizen Dengan Metode 8 Step for Improvement
Gambar 2.9 Kerangka Pemikiran 3
Buku Pedoman Astra Total Quality Control (ATQC), Jakarta : PT Astra International,hal. 49-55