BAB II KAJIAN PUSTAKA, HIPOTESIS, DAN RERANGKA PEMIKIRAN
A. Manajemen Sumber Daya Manusia 1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam sebuah organisasi atau perusahaan dalam menjalankan SDM yang dimilikinya perusahaan harus mampu mengatur SDM tersebut agar bekerja sesuai dengan porsi mereka masing-masing. Dengan begitu perusahaan perlu manajemen sumber daya manusia yang dimiliki untuk mengartur segala kegiatan sumber daya manusianya. MSDM adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efesien membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat (Hasibuan, 2005) Menurut Handoko (2012), Manajemen Sumber Daya Manusia adalah penarikan, seleksi, pengembangan, pemeliharaan, dan penggunaan sumber daya manusia untuk mencapai baik tujuan–tujuan individu maupun organisasi. Menurut Mangkunegara (2007)
manajemen sumber daya manusia
merupakan suatu perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, pelaksanaan dan pengawasan terhadap pengadaan, pengembangan, pemberian balas jasa, pengintegrasian, pemeliharaan, dan pemisahan tenaga kerja dalam rangka pencapaian organisasi.
Manajemen sumber
daya manusia
juga
dapat
didefinisikan pula sebagai suatu pengelolaan dan pendayagunaan yang ada pada
9 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
10
individu (pegawai). Pengelolaan dan pendayagunaan tersebut dikembangkan secara maksimal didalam dunia kerja untuk mencapai tujuan organisasi dan pengembangan individu pegawai. Manajemen sumber daya manusia (Samsudin, 2009) adalah suatu kegiatan pengelolaan yang meliputi pendayagunaan, pengembangan, penilaian, pemberian balas jasa bagi manusia sebagai individu anggota organisasi atau perusahaan bisnis. Sedangkan menurut Dessler (2010), Manajamen Sumber Daya Manusia adalah kebijakan dan prkatik yang dibutuhkan seseorang untuk menjalankan aspek ‘manusia’ atau sumber daya manusia dari posisi seorang manajemen, termasuk merekrut, menyaring, melatih, memberi penghargaan, dan kinerja. Dapat disimpulkan dari beberapa teori menurut para ahli diatas bahwa manajemen sumber daya manusia merupakan suatu kegiatan yang diaplikasikan dalam perusahaan untuk pengelolaan dan pendayagunaan individu secara maksimal untuk tercapainya tujuan bersama, dengan memberikan timbal balik yang sesuai dengan yang telah dikontribusikan kepada perusahaan. 2. Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam Sutrisno (2009) Kegiatan sumber daya manusia merupakan bagian proses manajemen sumber daya manusia yang paling sentral, dan merupakan satu rangkaian dalam mencapai tujuan organisasi. Kegiatan tersebut akan berjalan lancar, apabila memanfaatkan fungsi-fungsi manajemen. Fungsi manajemen yang dimaksud adalah sebagai berikut :
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
11
a. Perencanaan Perencanaan adalah kegiatan memperkirakan tentang keadaan tenaga kerja, agar sesuai dengan kebutuhan organisasi secara efekrtif dan efisien dalam membantu terwujudnya tujuan. b. Pengorganisasian Pengorganisasian adalah kegiatan untuk mengatur pegawai dengan menetapkan pembagian kerja, hubungan kerja, delegasi wewenang, integrasi dan koordinasi, dalam bentuk bagan organisasi. c. Pengarahan dan Pengadaan Pengarahan adalah kegiatan memberi petunjuk kepada pegawai,agar mau bekerja sama dan bekerja efektif secara efisien dalam membantu tercapainya tujuan organisasi. Pengarahan dilakukan oleh pimpinan yang dengan kepemimpinannya akan memberi arahan kepada pegawai agar mengajarkan semua tugasnya dengan baik.Adapun pengadaan merupakan proses penarikan, seleksi, penempatan, orientasi dan induksi untuk mendapatkan pegawai yang sesuai dengan kebutuhan organisasi. d. Pengendalian Pengendalian merupakan kegiatan mengendalikan pegawai agar menaati peraturan organisasi dalam bekerja sesuai dengan rencana. Bila terdapat penyimpangan
diadakan
tindakan
perbaikan
atau
penyempurnaan.
Pengendalian pegawai meliputi kehadiran, kedisiplinan, perilaku kerjasama dan menjaga situasi lingkungan pekerjaan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
12
e. Pengembangan Pengembangan merupakan proses peningkatan
keterampilan teknis,
teoretis, konseptual dan moral pegawai melalui pendidikan dan pelatihan. f. Kompensasi Kompensasi merupakan pemberian balas jasa langsung berupa uang atau barang kepada pegawai sebagai imblan jasa yang diberikan kepada organisasi. Prinsip kompensasi adalah adil dan layak. g. Pengintegrasian Pengintegrasian merupakan kegiatan untuk mempersatukan kepentingan organisasi dan kebutuhan pegawai,agar tercipta kerja sama yang serasi dan saling menguntungkan. Disatu pihak organisasi memperoleh keuntungan sedangkan dilain pihak pegawai dapat memenuhi kebutuhan dari hasil pekerjaannya. Pengintegrasian merupakan hal yang penting dan cukup sulit dalam management sumber daya manusia karena mempersatukan dua kepentingan yang berbeda. h. Pemeliharaan Pemeliharaan merupakan kegiatan pemeliharaan atau meningkatkan kondisi fisik, mental, dan loyalitas agar mereka tetap mau bekerja sam sampai pensiun. i. Kedisiplinan Kedisiplinan merupakan salah management sumber daya manusia yang penting dan merupakan kunci terwujudnya tujuan organisasi, karena tanpa
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
13
adanya kedisiplinan, maka sulit mewujudkan tujuan yang maksimal. Kedisiplinan merupakan kenginan dan kesadaran untuk menaati peraturan oraganisasi dan norma sosial. j. Pemberhentian Pemberhentian merupakan putusnya hubungan kerja seorang pegawai dari suatu organisasi. Pemberhentian ini disebabkan oleh keinginan pegawai, keinginan organisasi, berakhirnya kontrak kerja, pensiun atau sebab lainnya. Berdasarkan uraian di atas tersebut jelas bahwa peranan manajemen sumber daya manusia sangat berguna untuk mendukung dalam usaha meningkatkan kinerja organisasi dalam rangka pencapaian tujuan perusahaan dan dapat dijadikan suatu tahapan-tahapan yang saling berkaitan dan menunjang satu sama lain. B. Profesionalisme 1. Pengertian Profesionalisme Profesionalisme
berasal dari kata profesi yang berasal dari bahasa
Yunani “pbropbaino” artinya menyatakan secara publik dan dalam bahasa Latin disebut “professio” yaitu digunakkan untuk menyebut orang yang menduduki suatu jabatan publik. Menurut Kunandar (2010) profesi dapat diartikan suatu keahlian (skill) dan kewenangan dalam suatu jabatan tertentu yang mensyaratkan kompetensi
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
14
(pengetahuan, sikap, dan keterampilan) tertentu secara khusus yang diperoleh dari pendidikan akademis yang intensif. Sementara itu, Piet A. Sahertian dan Ida Alaida Sahertian (dalam Kunandar, 2010) menyatakan bahwa kompetensi profesional adalah kemampuan dalam penguasaan akademik (mata pelajaran / bidang studi) yang diajarkan dan terpadu dengan kemampuan mengajarnya sekaligus guru tersebut memiliki wibawa akademis. Keprofesionalan guru dalam hal ini adalah penguasaan materi ajar juga dapat menjadi salah satu faktor meningkatnya prestasi belajar siswa. Guru yang dapat menguasai materi dengan baik dapat memberikan motivasi kepada siswa untuk mengembangkan kemampuannya, karena ketika siswa bertanya mengenai materi yang belum dia mengerti, guru akan memberikan jawaban yang jelas dan juga dapat memberikan wawasan yang luas pada siswa. Guru yang sudah memiliki kompetensi profesional seharusnya dapat memberikan materi secara mendalam agar siswa paham terhadap materi yang disampaikan. Seorang guru wajib mengajar sesuai dengan kualifikasi yang dia miliki (Sismono La Ode, 2010). Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan profesi merupakan sebutan untuk seseorang yang memiliki keahlian dan kewenangan pada suatu jabatan yang memiliki kompetensi tertentu yang dapat diperoleh dari pendidikan akademis yang intensif.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
15
Maka kompetensi profesionalisme merupakan kompetensi yang sangat identik dengan penguasaan materi ajar. Dengan penguasaan materi ajar, guru akan lebih mudah menggali kemampuan anak dalam pembelajaran sehingga dapat membimbing siswa memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Pendidikan Nasional. 2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Profesionalisme Guru Guru yang professional harus selalu kreatif dan produktif dalam melakukan inovasi pendidikan untuk meningkatkan kualitas pendidikan, namun untuk menyiapkan guru yang inovatif merupakan kendala yang sangat sulit, jika dikaitkan dengan sistem kesejahteraan bagi tenaga guru di Indonesia yang jauh dari memadai (Surya 2005). Faktor-faktor yang mempengaruhi profesionalisme guru diantaranya: a) Kurangnya kepedulian seorang guru terhadap keberhasilan mengajar b) Belom optimalnya strategi dan cara penyampaian pembelajaran c) Guru harus bisa menunjukan bahwa dia mampu untuk menjadi tenaga kerja pendidik yang berkualitas d) Meningkatkan kepedulian guru terhadap kepentingan pendidikan 3. Dimensi dan Indikator Profesionalisme Guru Jabatan sebagai seorang guru bukan hanya jabatan funsional tetapi lebih bersifat professional yang selalu dituntut untuk terus mengembangkan profesinya. A. Tabrani Rusyan dkk, (2000). Mengidentifikasikan indikator keprofesionalan guru yaitu:
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
16
1. Meningkatkan mutu pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan para siswa 2. Menerapkan penggunaan alat dan media pendidikan dalam proses pembelajaran. 3. Mendorong lahirnya sumber daya manusia yang berkualitas melalui proses pembelajaran. 4. Menata pendayagunaan proses pembelajaran, sehingga proses pembelajaran berdaya guna dan berhasil guna 5. Membina peserta didik yang menghargai nilai-nilai unggul dalam proses pembelajaran. 6. Memotivasi peserta didik, menghargai, dan mengejar kualitas yang tinggi melalui proses pembelajaran. 7. Meningatkan
proses
pembelajaran
sesuai
dengan
kebutuhan
globalisasi 8. Memberi perhatian kepada peserta didik yang berbakat 9. Mengubah peserta didik untuk berorientasi kepada kekaryawan bukan ijazah. 10. Membudayakan sikap kritis dan terbuka sebagai syarat tumbuhnya pola pikir siswa yang lebih demokratis 11. Membudayakan nilai-nilai yang mencintai kualitas kepada peserta didik
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
17
C. Metode Mengajar Guru 1. Pengertian Metode Mengajar Guru Metode mengajar adalah cara yang berisi prosedur baku untuk melaksanakan kegiatan kependidikan khususnya kegiatan penyajian materi kepada siswa (Tardif, 1989 dalam Muhibbin Syah, 2008) Metode pembelajaran merupakan cara melakukan atau menyajikan, menguraikan, member contoh, dan memberi latihan isi pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan tertentu (Yamin Martinis, 2009) Pembelajaran yang menyenangkan dapat dilihat melalui metode mengajar yang digunakan oleh guru. Semakin aktif siswa untuk mengikuti proses pembelajaran maka materi yang disampaikan oleh guru akan diserap siswa lebih banyak dibandingkan dengan pembelajaran yang membosankan Sedangkan menurut Syaiful Bahri dan Aswan dalam bukunya Strategi Belajar Mengajar (2010) metode mengajar adalah strategi pengajaran sebagai alat untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa metode mengajar merupakan cara yang dilakukan oleh seorang guru untuk melaksanakan kegiatan kependidikan khususnya kegiatan penyajian materi kepada siswa untuk mencapai tujuan yang diharapkan Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa metode mengajar merupakan cara yang dapat dilakukan oleh guru untuk memperlihatkan atau mepertunjukkan suatu proses penjelasan secara lisan serta memperlihatkan suatu proses kepada siswa, pembelajaran akan berlangsung dengan efektif,
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
18
karena siswa akan lebih memperhatikan penjelasan dari guru serta dapat terlibat aktif dalam proses pembelajaran 2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Metode Mengajar Guru Menurut Syaiful Bahri dan Aswan (2010 ) terdapat lima faktor yang harus dipertimbangkan ketika seorang guru akan memilih metode mengajar, yaitu: 1. Anak didik adalah manusia berpotensi yang menghajatkan pendidikan 2. Tujuan adalah sasaran yang dituju dari setiap kegiatan belajar mengajar. 3. Situasi kegiatan belajar mengajar yang guru ciptakan tidak selamanya sama dari hari ke hari 4. Fasilitas adalah kelengkapan yang menunjang belajar anak didik di sekolah. 5. Kepribadian, latar belakang pendidikan, dan pengalaman mengajar merupakan permasalahan intern guru yang dapat mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode mengajar. 3. Dimensi dan Indikator Metode Mengajar Guru Siswa pada umumnya disekolah tidak hanya berinteraksi dengan siswa lainnya. Siswa juga melakukan interaksi dengan guru. Adanya interaksi tersebut menyebabkan siswa dan guru memiliki pandangan atau persepsi satu sama lain. Munculnya persepsi siswa dan guru menimbulkan komunikasi yang aktif, Sehingga dapat meningkatkan kapasitas belajar dalam kelas. Persepsi merupakan
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
19
proses psikologi yang terjadi akibat hasil penginderaan sehingga menciptakan proses berfikir. Persepsi siswa, baik berupa persepsi positif maupun persepsi negatif akan mempengaruhi tindakan yang tampak. Persepsi siswa akan mempengaruhi minat belajar, sehingga diharapkan prestasi belajar siswa meningkat. Berdasarkan pendapat yang di atas dapat disimpulkan bahwa indikator persepsi siswa tentang metode mengajar guru adalah interaksi guru dengan siswa, komunikasi yang digunakan oleh guru dalam menggunakan metode, pengetahuan, dan kebutuhan siswa dalam pembelajaran. D. Prestasi Belajar Siswa 1. Pengertian Prestasi Belajar Siswa Prestasi belajar siswa adalah besarnya perubahan tingkah laku dari hasil belajar ilmu teori dan praktik kompetensi kejuruan yang dapat dicapai oleh siswa pada saat dilakukan penilaian terhadap aspek proses dan hasil kerja yang dilakukan secara berulang-ulang, teratur dan sistematika terhadap berbagai hal yang pernah diajarkan guru dalam periode waktu tertentu yang diwujudkan dalam bentuk nilai raport Dalam berusaha tentunya mempunyai tujuan untuk di capai, seperti halnya kata “prestasi” harus melalui usaha yang di namakan “belajar” untuk mendapatkan prestasi yang baik. Prestasi adalah suatu bentuk penilaian terakhir dari proses belajar mengajar selama masa yang ditentukan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
20
Menurut Zainal Arifin (1990) prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu “prestatie” yang berarti hasil usaha. Prestasi merupakan hasil yang telah dicapai seseorang setelah berusaha. Nilai prestasi harus mencerminkan tingkatantingkatan siswa sejauh mana telah dapat mencapai tujuan yang ditetapkan di setiap bidang studi (Suharsimi, 2005) Sementara itu Wina (2012) mengatakan bahwa belajar adalah proses mental yang terjadi dalam diri seseorang, sehingga menyebabkan munculnya perubahan tingkah laku. Sedangkan menurut Geoch (dalam Kunandar, 2010) learning is a change in performance as a result of practice (belajar adalah perubahan penampilan sebagai hasil praktik). 2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Siswa Menurut Slameto (2003) faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat digolongkan ke dalam dua golongan yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern sendiri dari kecerdasan atau intelegensi, perhatian, bakat, minat, motivasi, kematangan, kesiapan dan kelelahan. Sedangkan faktor ekstern terdiri dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Mudzakir dan sutrisno (1997) mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar secara lebih rinci, yaitu: Faktor internal (faktor dari dalam diri seseorang) a) Faktor fisiologi (yang bersifat fisik) 1. Karena sakit
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
21
2. Karena kurang sehat 3. Karena cacat tubuh b) Faktor psikologi (faktor yang bersifat rohani) 1.Intelegensi 2. Bakat 3. Minat 4. kesehatan mental Faktor eksternal (faktor dari luar diri seseorang) a) Lingkungan keluarga 1. perhatian orang tua 2. keadaan ekonomi orang tua 3. hubungan antara anggota keluarga b) Lingkungan sekolah 1. guru 2. fasilitas belajar 3. kondisi kenyamanan
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
22
3. Dimensi dan Indikator Prestasi Belajar Siswa Prestasi belajar pada dasarnya adalah hasil akhir yang diharapkan dapat dicapai setelah seseorang belajar. Menurut Ahmad Tafsir (2008), hasil belajar atau bentuk perubahan tingkah laku yang diharapkan itu merupakan suatu target atau tujuan pembelajaran yang meliputi tiga aspek yaitu: 1.
Tahu, mengetahui (knowing)
2.
Terampil melaksanakan atau mengerjakan yang ia ketahui itu (doing)
3.
Melaksanakan yang ia ketahui itu secara rutin dan konsekwen (being)
E. Penelitian Terdahulu Tabel 4. Penelitian Terdahulu 1. Pengaruh kompetensi guru, motivasi belajar siswa, dan fasilitas belajar terhadap prestasi belajar mata pelajaran ekonomi (2011)
Ridaul Inayah, Trisno Martono, Hery Sawiji
Kompetensi guru berpengaruh secara langsung positif terhadap prestasi belajar mata pelajaran ekonomi
2. Pengaruh profesionaltas guru terhadap prestasi belajar siswa kelas IX di smp negeri 11 pasuruan
Reny Sofyanti
Hasil dari penelitian diperoleh tingkat profesionalitas guru sangat tinggi
3. Pengaruh metode pembelajaran dan kinerja guru terhadap prestasi belajar siswa kelas X mata pelajaran ips di smk tamtama prembun kebumen (2013) 4. Pengaruh keprofesionalan dan metode mengajar guru sertifikasi terhadap prestasi belajar siswa SMK
Rr. Hermin Suryastuti
Hasil analisis menunjukan bahwa tingkat metode pembelajaran termasuk kategori cukup,prestasi belajar siswa termasuk kategori cukup
Ayu Sandra Dewi
keprofesionalan dan metode mengajar guru sertifikasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi belajar siswa
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
23
muhammadiyah bantul kompetensi keahlian audio video kelas XII pada diklat kompetensi kejuruan (2013) 5. Penggunaan metode role Tien kartini playing untuk meningkatkan minat siswa dalam pembelajaran ilmu pengetahuan sosial di kelas V sdn cileuny 1 kecamatan cileuny kabupaten bandung (2012) Taufiana C. 6. Effect of professionalism of teacher subject Muna productive and characteristics of student achievement student learning 7.
Effect of teacher professionalism of achievement practice students
Ali Cagatay kilinc
8. Effect of method of teaching teachers and independence of learning student achievement
Richard R
9. Effect of method of learning and performance of teacher achievement of grade subject X ips in smk enlisted prembun kebumen (2013)
Egitim Ve Billiam
Hasil penelitian menunjukan penggunaan metode role playing sangat efektif dalam meningkatkan minat belajar anak
Based on the results of data analysis and discussion, it can be deduced there is a positive and significant influence between the professionalism of teacher productive lesson on student achievement is evidenced by the correlation coefficient based on the results of the formulation of the problem it was concluded that the professional there are teachers and signifikan a positive relationship with student achievement, with correlation values obtained at 9.987 and signifikan value amounted to 0.040<0.05 Achievement in general can be interpreted as a measure behaviors that can be affective, cognitive and psycho-motor in the form of assessment by the teacher or teachers Based on quantitative analysis showed no positive effect and significant either individually or jointly of method learning and teacher performance on student achievement
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
24
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
25
F. Pengembangan Hipotesis dan Rerangka Pemikiran 1. Pengembangan Hipotesis Menurut Sekaran (2006) Hipotesis dapat di definisikan sebagai hubungan yang diperkirakan secara logis di antara dua atau lebih variabel yang di ungkapkan dalam bentuk pernyataan yang dapat di uji. Jenis hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini ialah hipotesis asosiati, dimana hipotesis asosiatif adalah suatu pernyataan yang menunjukan dugaan tentang hubungan antar variable atau lebih (Sugiono, 2012). Berdasarkan penjelasan diatas maka hipotesis yang terdapat di dalam penelitian ini adalah: Pengaruh Keprofesionalan Terhadap Prestasi Belajar Siswa Menurut hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Ayu Sandra dewi (2013) menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan dari Keprofesionalan Guru (X1) terhadap Prestasi Belajar Siswa (Y). sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis tersebut positif dan bernilai signifikan H1: Keprofesionalan berpengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
26
Pengaruh Metode Mengajar Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa Metode Mengajar Guru Sertifikasi memiliki pengaruh yang positif terhadap Prestasi Belajar Siswa. Hal ini menunjukkan bahwa untuk meningkatkan prestasi belajar siswa guru diharapkan mampu mengembangkan metode mengajar secara optimal. H2: metode mengajar guru berpengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa 2. Rerangka Pemikiran Dari serangkaian Hipotesis yang sudah dikembangkan, maka gambar rerangka konseptual ditunjukan pada gambar 2.1 berikut ini.
Gambar 1. Rerangka Pemikiran
Keprofesionalan (X1) H1
(Y)
Metode mengajar guru (X2)
Prestasi belajar siswa
H2
http://digilib.mercubuana.ac.id/z