BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA KONSEPTUAL DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1.Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Hasibuan (2014) manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya lainya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Manajemen terdiri dari enam unsur yaitu manusia, uang atau dana pembiayaan, metode, mesin, material, dan pasar. Secara ringkas ia menyimpulkan MSDM adalah ilmu seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat. Bangun (2012) merumuskan MSDM adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, penyusunan staf, penggerakan, dan pengawasan terhadap pengadaan, pengembangan, pemberian kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, dan pemisahan tenaga kerja untuk mencapai tujuan organisasi. Yuniarsih et al (2008) MSDM merupakan bagian dari ilmu manajemen dan memfokuskan perhatianya pada pengaturan peranan sumber daya manusia dalam kegiatan suatu organisasi. Schuler et al
dalam Yuniarsih (2008) memberikan pernyataan
tentang MSDM sebagai berikut “ Human recouses management is the
12 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
13
recognition of the importance of an organizations workforce as vital human resources contributing to the goal of the organization and the utilization of several functions and activities to ensure that they are used effectively and fairly of the benefit of the individual the organization and society “. Pernyataan tersebut menegaskan bahwa MSDM memberikan pengakuan tentang pentingnya tenaga kerja organisasi sebagai sumber daya manusia utama yang memberi kontribusi bagi pencapaian tujuan organisasi serta memberikan kepastian bahwa pelaksanaan fungsi dan kegiatan organisasi dilaksanakan secara efektif dan adil bagi kepentingan individu, organisasi, dan masyarakat.
2. Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Hasibuan (2008) fungsi manajemen sumber daya manusia meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengendalian, pengadaan, pengembangan, kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, kedisiplinan, dan pemberhentian. 1) Perencanaan Yaitu merencanakan tenaga kerja secara efektif serta efisien agar sesuai dengan kebutuhan perusahaan dalam membantu terwujudnya
tujuan.
Perencanaan
dilakukan
dengan
menetapkan program kepegawaian. Program kepegawaian meliputi
pengorganisasian,
pengarahan,
pengadaan, pengembangan, kompensasi,
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
pengendalian, pengintegrasian,
14
pemeliharaan, kedisiplinan, dan pemberhentian karyawan. Program kepegawaian yang baik akan membantu tercapainya tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat. 2) Pengorganisasian Yaitu kegiatan untuk mengorganisasi semua karyawan dengan menetapkan pembagian kerja, hubungan kerja, delegasi wewenang, integrasi, dan koordinasi dalam bagan organisasi. Organisasi hanyalah alat untuk mencapai tujuan, dengan organisasi yang baik akan membantu tewujudnya tujuan secara efektif. 3) Pengarahan Kegiatan yang mengarahkan semua karyawan agar mau bekerja sama dan bekerja secara efektif serta efisien dalam membantu tercapainya tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat.
Pengarahan
dilakukan
pimpinan
dengan
menugaskan bawahan agar mengerjakan semua tugasnya dengan baik. 4) Pengendalian Yaitu kegiatan mengendalikan semua karyawan agar mentaati peraturan-peraturan perusahaan dan bekerja sesuai rencana. Apabila terjadi penyimpangan atau kesalahan maka diadakan tindakan perbaikan dan penyempurnaan rencana. Pengendalian karyawan meliputi kehadiran, kedisiplinan,
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
15
perilaku, kerja sama, pelaksanaan pekerjaan, dan menjaga situasi lingkungan pekerjaan. 5) Pengadaan Yaitu proses penarikan, seleksi, penempatan, orientasi, dan induksi untuk mendapatkan karyawan yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Pengadaan yang baik akan membantu terwujudnya tujuan. 6) Pengembangan Adalah proses peningkatan keterampilan teknis, teoritis, konseptual, dan moral karyawan melalui pendidikan dan pelatihan. Pendidikan dan pelatihan yang diberikan harus sesuai dengan kebutuhan pekerjaan masa kini maupun masa depan. 7) Kompensasi Adalah pemberian balas jasa langsung dan tidak langsung, uang atau barang kepada karyawan sebagai imbalan yang diberikan perusahaan. Prinsip kompensasi adalah adil dan layak. Adil diartikan sesuai dengan prestasi kerjanya, layak diartikan
dapat
memenuhi
kebutuhan
primernya
serta
berpedoman pada batas upah minimum pemerintah dan berdasarkan internal dan eksternal konsitensi
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
16
8) Pengintegrasian Adalah
kegiatan
untuk
mempersatukan
kepentingan
perusahaan dan kebutuhan karyawan agar tercipta kerja sama yang serasi dan saling menguntungkan. Pengintegrasian merupakan hal yang penting dan sulit dalam MSDM, Karena mempersatukan dua kepentingan yang bertolak belakang. 9) Pemeliharaan Adalah kegiatan untuk memelihara atau meningkatkan kondisi fisik, mental, dan loyalitas karyawan agar mereka tetap mau bekerja sama sampai pensiun. Pemeliharaan yang baik dilakukan dengan program kesejahteraan yang berdasarkan kebutuhan sebagian besar karyawan serta berpedoman kepada internal dan eksternal konsistensi. 10) Kedisiplinan Merupakan fungsi MSDM yang terpenting dan kunci terwujudnya tujuan, karena tanpa adanya disiplin yang baik sulit terwujud tujuan yang maksimal. Kedisiplinan adalah keinginan dan kesadaran untuk mentaati peraturan-peraturan perusahaan dan norma sosial. 11) Pemberhentian Pemberhentian adalah putusnya hubungan kerja seseorang dari suatu perusahaan. Pemberhentian ini disebabkan oleh
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
17
keinginan karyawan, keinginan perusahaan, kontrak kerja berakhir, pensiun, dan sebab-sebab lainya, Pelepasan diatur dalam Undang-undang No. 12 Tahun 1964. 3. Kompenen MSDM Menurut Hasibuan (2008:12) tenaga kerja pada dasarnya dibedakan atas pengusaha, karyawan, dan pimpinan. 1) Pengusaha Pengusaha
adalah setiap orang yang menginvestasikan
modalnya untuk memperoleh pendapatan dan besarnya pendapatan itu tidak menentu tergantung pada laba yang dicapai perushaan tersebut. 2) Karyawan Karyawan merupakan kekayaan utama suatu perusahaan, karena tanpa keikutsertaan mereka, aktivitas perusahaan tidak akan terjadi. Karyawan berperan aktif dalam menetapkan rencana, system, dan tujuan yang ingin dicapai. Lalu siapakah sebenarnya yang disebut karyawan itu? Karyawan adalah penjual jasa (pikiran maupun tenaga) dan mendapatkan kompensasi yang besarnya telah ditetapkan terlebih dahulu. Mereka wajib dan terikat untuk mengerjakan pekerjaan yang diberikan dan berhak memperoleh kompensasi sesuai
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
18
perjanjian. Posisi karyawan dalam suatu perusahaan dibedakan atas karyawan operasional dan karyawan manajerial. 3) Pemimpin atau manajer Pemimpin
adalah
seseorang
yang
mempergunakan
wewenang dan kepemimpinanya untuk mengarahkan orang lain serta bertanggung jawab atas pekerjaan orang tersebut dalam mencapai tujuan. Kepemimpinan adalah gaya seorang pemimpin mempengaruhi bawahanya, agar mau bekerja sama dan bekerja efektif sesuai dengan perintahnya. Asas-asas kepemimpinan adalah sikap tegas dan rasional, bertindak konsisten dan berlaku adil dan jujur.
B. Pendidikan Kewirausahaan 1. Pengertian Pendidikan Kewirausahaan Dengan
menunjuk definisi
pendidikan
sebagai
pendidikan
merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan proses pembelajaran agar mendewasakan peserta didik dan mengembangkan potensi dirinya sehingga memiliki pengetahuan dan keterampilan dan definisi kewirausahaan adalah suatu kemampuan kreatif dan inovatif dalam menciptakan sesuatu yang baru memiliki manfaat bagi diri sendiri dan orang lain serta mampu menghadapi masalah dan memanfaatkan peluang, maka pendidikan kewirausahaan dapat
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
19
didefinisikan sebagai usaha yang dilakukan lembaga pendidikan untuk menanamkan pengetahuan, nilai, jiwa dan sikap kewirausahaan kepada mahasiswa dan peserta didik guna membekali diri menjadi manusia yang mandiri, kreatif dan inovatif. Hal ini juga bertujuan untuk menciptkan wirausaha-wirausaha baru yang handal dan berkarakter dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pendidikan
kewirausahaan
adalah
senjata
penghancur
pengangguran dan kemiskinan, dan menjadi tangga menuju impian setiap
masyarakat
untuk
mandiri
secara
finansial,
memiliki
kemampuan membangun kemakmuran individu, sekaligus ikut membangun kesejahteraan masyarakat Asmani (2011). Pemerintah telah mengeluarkan Intruksi Presiden No 4 Tahun 1995 tentang Gerakan
Nasional
Kewirausahaan. masyarakat
Memasyarakatkan
Instruksi
dan
ini
bangsa
dan
mengamanatkan
Indonesia
untuk
Membudayakan kepada
seluruh
mengembangkan
programprogram kewirausahaan. Banyaknya wirausaha merupakan salah
satu
penopang
perekonomian
nasional
sehingga
harus
diupayakan untuk ditingkatkan terus-menerus. Pendidikan kewirausahaan mengajarkan penanaman nilai-nilai kewirausahaan yang akan membentuk karakter dan perilaku untuk berwirausaha
agar
peserta
didik
dapat
mandiri.
Pendidikan
kewirausahaan juga mampu membekali peserta didik dengan berbagai
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
20
kompetensi kewirausahaan yang nantinya akan membawa manfaat besar bagi kehidupannya. Menurut Wibowo (2011:76), terdapat dua cara untuk menanamkan mental kewirausahaan kepada para mahasiswa di kampus. Pertama, mengintegrasikan pendidikan kewirausahaan ke dalam kurikulum. Dalam kurikulum, karakter keilmuan kewirausahaan sebaiknya didesain untuk mengetahui (to know), melakukan (to do), dan menjadi (to be) entrepreneur. Tujuan pendidikan to know dan to do terintegrasi di dalam kurikulum program studi, terdistribusi di dalam berbagai mata kuliah keilmuan. Perguruan Tinggi menyediakan mata kuliah kewirausahaan yang ditujukan untuk bekal motivasi dan pembentukan sikap mental wirausaha. Untuk tujuan to be entrepreneur, diberikan dalam pelatihan keterampilan bisnis praktis. Kedua, aktivitas ekstrakurikuler mahasiswa perlu dikemas sistemik dan diarahkan untuk membangun motivasi dan sikap mental wirausaha. Pembinaan mahasiswa dalam berbagai kegiatan minat dan bakat, keilmuan, kesejahteraan atau keorganisasian hendaknya juga diarahkan untuk memberikan keterampilan berwirausaha. Keberhasilan pendidikan kewirausahaan tidak mungkin diraih dengan begitu saja, tetapi harus melalui tahapan. Secara umum keberhasilan adalah kemampuan untuk melewati dan mengatasi kegagalan tanpa kehilangan semangat. Dalam konteks ini keberhasilan
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
21
merupakan output ataupun hasil yang didapat dari suatu pembelajaran yaitu pendidikan kewirausahaan. Keberhasilan seorang wirausaha biasanya erat kaitannya dengan hal-hal berikut, jujur, disiplin dan berani dan dapat melaksanakan prinsip managemen yang baik. Sedangkan hal-hal yang menyebabkan kegagalan antara lain, tidak ada perencanaan yang matang, bakat yang tidak cocok, kurang pengalaman, tidak mempunyai semangat berwirausaha, kurangnya modal, lemahnya pemasaran, dan tidak mempunyai etos kerja yang tinggi. Sehingga dalam proses pendidikan kewirausahaan mahasiswa diberikan motivasi agar mempunyai jiwa kewirausahaan. Kriteria keberhasilan pendidikan kewirausahaan, adalah memiliki kemandirian yang tinggi, memiliki kreatifitas yang tinggi, berani mengambil resiko, berorientasi pada tindakan, memiliki karakter kepemimpinan yang tinggi, memiliki keterampilan/skill berwirausaha, memahami konsep-konsep kewirausahaan dan memiliki karakter pekerja keras. Menurut Churchill dalam Rambat Lupyoadi (2007), pendidikan sangat penting bagi keberhasilan wirausaha. Kegagalan pertama dari seorang wirausaha adalah karena lebih mengandalkan pengalaman daripada pendidikan. Namun, juga tidak menganggap remeh arti pengalaman bagi seorang wirausaha. Baginya kegagalan kedua adalah jika seorang wirausaha hanya bermodalkan pendidikan tapi miskin
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
22
pengalaman lapangan. Oleh karena itu perpaduan antara pendidikan dan pengalaman adalah faktor utama yang menentukan keberhasilan wirausaha. 2. Alasan Perlunya Diajarkan Pendidikan Kewirausahaan Menurut Prawirokusumo dalam Daryanto (2012:4), pendidikan kewirausahaan perlu diajarkan sebagai disiplin ilmu tersendiri yang independen, karena : 1) Kewirausahaan berisi body of knowledge yang utuh dan nyata, yaitu ada teori, konsep, dan metode ilmiah yang lengkap. 2) Kewirausahaan memiliki dua konsep, yaitu venture start-up dan venture-growth, ini jelas tidak masuk dalam kerangka pendidikan manajemen umum yang memisahkan antara manajemen dan kepemilikan usaha. 3) Kewirausahaan merupakan disiplin ilmu yang memiliki obyek tersendiri, yaitu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. 4) Kewirausahaan merupakan alat untuk menciptakan pemerataan berusaha dan pemerataan pendapatan
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
23
3. Nilai-nilai Pokok Pendidikan Kewirausahaan Nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan kewirausahaan dalah pengembangan nilai-nilai dan ciri-ciri wirausaha. Tabel 2.1 Nilai-nilai Pokok dan Deskripsi Pendidikan Kewirausahaan No
Nilai
Deskripsi
1.
Mandiri
Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.
2.
Kreatif
Berfikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan sesuatu hal yang baru atau memodifikasi produk/jasa yang telah ada
3.
Berani mengambil resiko
seseorang untuk Kemampuan pekerjaan yang melaksanakan menantang, berani mengambil resiko kerja
4.
Berorientasi pada tindakan
Mengambil inisiatif untuk bertindak dan bukan menunggu sebelum sebuah kejadian yang tidak dikehendaki terjadi.
5.
Kepemimpinan
Sikap dan perilaku seseorang yang selalu terbuka terhadap saran dan kritik, mudah bergaul dan kerja sama
6.
Kerja keras
Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam menyelesaikan tugas dan mengatasi berbagai hambatan
Sumber : Kemendiknas (2010: 10)
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
24
4. Manfaat dan Tujuan Kewirausaan Menurut Rusdiana (2012:58), manfaat yang dapat diperoleh melalui berwirausaha adalah: 1) Memiliki kebebasan untuk mengaktualisasi potensi yang dimiliki. Banyak wirausaha yang berhasil mengelola usahanya karena
menjadikan
keterampilan/hobinya
menjadi
pekerjaannya. 2) Memiliki peluang untuk berperan bagi masyarakat. Dengan berwirausaha kita memiliki kesempatan untuk berperan bagi masyarakat dengan menciptakan produk yang dibutuhkan masyarakat. 3) Dapat
menjadi
motivasi
tersendiri
untuk
memulai
berwirausaha. Kesuksesan dan ketidaksuksesan seseorang dalam
karier
sangat
bergantung
pada
motivasi
untuk
menjalankan karirnya. Menurut Basrowi (2011: 7), tujuan kewirausahaan adalah: 1) Meningkatkan jumlah wirausaha yang berkualitas 2) Mewujudkan kemampuan dan kemantapan para wirausaha untuk menghasilkan kesejahteraan masyarakat. 3) Membudayakan semangat, sikap, perilaku dan kemampuan kewirausahaan dikalangan masyarakat.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
25
4) Menumbuh
kembangkan
kesadaran
dan
orientasi
kewirausahaan yang tangguh. 5. Karakteristik Wirausaha Menurut By Grave dalam Basrowi (2011: 10-11), karakteristik wirausaha meliputi 10 D yaitu: 1) Dream, yaitu seorang wirausaha mempunyai visi keinginan terhadap masa depan pribadi serta kemampuan untuk mewujudkan mimpinya. 2) Decisiveness, yaitu seorang wirausaha adalah orang yang tidak bekerja
lambat.
Membuat
keputusan
dengan
penuh
perhitungan. 3) Doers, yaitu seorang wirausaha dalam membuat keputusan akan segera menindaklanjuti. 4) Determination,
yaitu
seorang
wirausaha
melaksanakan
kegiatannya dengan penuh perhatian dan tanggung jawab serta tidak mudah menyerah meskipun dihadapkan pada halangan dan rintangan. 5) Dedication, yaitu seorang wirausaha mempunyai dedikasi tinggi terhadap bisnisnya, mengutamakan kepentingan bisnis dibandingkan dengan kepentingan pribadi. 6) Devotion, yaitu mencintai bisnisnya dan produk yang dihasilkan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
26
7) Details, yaitu seorang wirausaha sangat memperhatikan faktorfaktor kritis secara rinci. 8) Destiny, yaitu bertanggung jawab terhadap tujuan yang hendak dicapainya serta tidak bergantung kepada orang lain. 9) Dollars,
yaitu seorang wirausaha
tidak
mengutamakan
mencapai kekayaan. Uang bukan motivasi utama. 10) Distribute,
yaitu
bersedia
mendistribusikan
kepemilikan
bisnisnya kepada orang kepercayaan. 6. Dimensi dan Indikator Pendidikan Kewirausahaan Pendidikan kewirausahan dalam penelitian ini didefinisikan sebagai
program
pendidikan
yang
merupakan
sumber
sikap
kewirausahaan dan minat keseluruhan untuk menjadi wirausaha sukses di masa depan. Budiarti (2012), dan Bukirom et al. (2014), untuk mengukur variabel pendidikan kewirausahaan berdasarkan indikator berikut ini : 1) Program pendidikan kewirausahaan tumbuhkan keinginan berwirausaha adalah ketika mahasiswa sudah menempuh mata kuliah kewirausahaan di FEB dirasakan mulai tumbuh keinginan untuk berwirausaha. 2) Program pendidikan kewirausahaan menambah ilmu dan wawasan dalam bidang wirausaha adalah Setelah menempuh pendidikan kewirausahaan mahasiswa merasa lebih banyak pengetahuan dalam bidang kewirausahaan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
27
3) Program pendidikan kewirausahaan tumbuhkan kesadaran adanya peluang bisnis adalah setelah menempuh pendidikan kewirausahaan membuat mahasiswa sadar akan peluang bisnis yang ada.
C. Faktor Demografi 1. Pengertian Faktor Demografi Dalam situs resmi Kamus Besar Bahasa Indonesia (yang diakses tahun 2016), faktor adalah suatu hal yang ikut menyebabkan ternyadinya sesuatu. Sedangkan Demografi sendiri menurut Bogue dalam Yasin (2007) menyatakan bahwa demografi adalah ilmu yang mempelajari secara statistika dan matematika tentang besar, komposisi, dan distribusi penduduk
serta
perubahan-perubahanya
sepanjang
masa
melalui
bekerjanya lima komponen demografi yaitu kelahiran, kematian, perkawinan, migrasi, dan mobilitas sosial. Menurut Barclay dalam Yasin (2007) demografi adalah ilmu yang memberikan gambaran yang menarik dari penduduk yang digambarkan secara statistika. Dalam situs IDTesis (2007) demografi adalah salah satu kajian yang membahas mengenai populasi yang satu sama lainya menyangkut jumlah, struktur usia, kepadatan, kematian, kelahiran, pertumbuhan, dan segala variabel sosial lainya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
28
Demografi juga dapat disebut dengan ilmu yang telah memiliki kajian khusus untuk dipelajarin berupa dinamika penduduk, yang berkaitan erat dengan struktur dan distribusi penduduk lainya. Dalam demografi juga dibahas bagaimana metode yang benar untuk merubah jumlah kelahiran. Dalam demografi juga dipelajari tentang kematian dan kelahiran yang pada dasarnya menjadi kajian utama ilmu tersebut. Dalam demografi juga disebutkan berbagai interaksi sosial yang memiliki berbagai tingkatan dan ada tiga perkembangan komponen. Komponen yang dimaksud meliputi kelahiran, kematian, dan perpindahan atau migrasi. Sehingga dapat dikatakan bahwa demografi juga mempelajari berbagai perubahan komposisi yang ada dari penduduk. Jadi demografi merupakan kajian ilmu yang mempelajari segala hak yang berhubungan dengan dinamika penduduk. Denamika tersebut meliputi kajian struktur, distribusi penduduk, kelahiran, kematian, dan bagaimana mengatasi perubahan kelahiran setiap waktunya. Dalam hal ini demografi digunakan sebagai analisa yang ada pada penduduk yang ditunjukan langsung pada masyarakat secara luas atau kelompok
tertentu
yang
didasarkan
pada
kriteria
pendidikan,
kewarganegaraan, agama, suku, dan ras. Bidang yang akan dikaji disesuaikan dengan pola atau ruang lingkup yang telah ditentukan. Terutama pada penduduk pada periode tertentu. Dalam demografi dipelajari berbagai pola yang mengkaji sebab dampak
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
29
akibat yang dihasilkan dari dinamika penduduk tersebut. Sehingga dalam demografi sendiri memiliki berbagai tujuan, adapun tujuan dari demografi meliputi : 1) Mempelajari segala jumlah yang ada dari hasil distribusi suatu daerah. 2) Mendeskripsikan pertumbuhan yang terjadi pada masa lampau, persebaran terjadi dengan sebaik-baiknya. 3) Mengembangkan
sebab
dan
akibat
yang
ada
pada
perkembangan penduduk dan aspek organisasi lainya. 4) Memprediksikan pertumbuhan penduduk dimasa yang akan datang. Tinambunan (2010) mengatakan bahwa salah satu faktor kunci intensi kewirausahaan adalah demografi. Beberapa variabel yang menjadi faktor demografi ini pengalaman, tingkat pendidikan, dan usia. Kesimpulan yang saya dapatkan dari definisi yang telah dibahas diatas yaitu, faktor demografi adalah hal-hal yang berkaitan dengan ilmu demografi atau kependudukan yang secara nyata mempengaruhi demografi itu sendiri, didalam faktor demografi tersebut terdapat unsur-unsur yang mempengaruhi dan menjadi suatu identitas bagi demografi tersebut. 2. Dimensi dan Indikator Faktor Demografi Dalam penelitian sebelumnya Indiarti dan Rostiani (2008) menunjukan bahwa faktor demografi seperti gender, latar belakang
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
30
pendidikan dan tipe sekolah, serta latar belakang orang tua mempunya pengaruh terhadap intensi remaja untuk menjdi wirausaha. 1) Latar belakang pendidikan Kurikulum adalah dasar bahan ajar dan kegiatan seluruh aktivitas siswa disekolah, oleh karena itu kurikulum tidak hanya sebatas program yang dibaku kan namun didalamnya terdapat rancangan dari semua tahap-tahap kegiatan belajar yang dilakukan siswa disekolah yang nantinya mampu mempengaruhi mindset dan tingkat kreativitas siswa. Riyanti dalam Indiarti (2008) menemukan dalam proses belajar mengajar di SMU (Sekolah Menengah Umum) di indonesia hampir tidak ada SMU yang memberikan pelatihan kewirausahaan bagi siswa dan siswi sehingga kemungkinan intensi untuk menjadi wirausaha belum terbentuk berbeda dengan dunia SMK, mereka dituntut untuk menguasai skill serta diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja sendiri. 2) Gender Wijaya (2008) mengemukakan bahwa kebanyakan perempuan cenderung sambil lalu dalam memilih pekerjaan disbanding dengan laki-laki. Kaum perempuan menganggap pekerjaan bukanlah hal yng penting karena perempuan masih
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
31
dihadapkan pada tuntutan tradisional yang lebih besar yaitu menjadi istri dan ibu rumah tangga. 3) Latar belakang keluarga Indiarti (2008) menyampaikan hubungan orang tua secara umum sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan anak, pekerjaan
orang
tua
merupakan
faktor
pembentuk
kewirausahaan seseorang. Orang tua akan mengajarkan kepada anak berdasarkan latar belakang yang dimiliki orang tua. Seorang anak juga akan cenderung memikuti jejak orang tuanya. Dari definisi faktor demografi
yang telah dikemukakan
diatas maka peneliti menyimpulkan indikator-indikator yang akan digunakan sebagai berikut, lingkungan keluarga, latar belakang pendidikan, lingkungan pergaulan, pengalaman, umur, dan gender.
D. Minat Berwirausaha 1. Pengertian Minat Berwirausaha Menurut Suryana dalam Wibowo (2015) kewirausahaan merupakan kemampuan kreatif dan inovatif yang menjadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Meredith dalam Surya dan
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
32
Bayu (2012:28) mengemukakan bahwa wirausaha merupakan orang yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber daya yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan dari padanya dan mengambil tindakan yang tepat guna memastikan sukses. Bagi seorang psikologi seorang wirausaha merupakan seorang yang memiliki dorongan kekuatan dari dalam untuk memperoleh suatu tujuan. Suka mengadakan eksperimen atau hal lain untuk menampilkan kebebasan dirinya diluar kekuasaan orang lain, Alma (2013) setiap orang memiliki keinginan untuk melakukan suatu hal tanpa adanya paksaan dari orang lain, tidak semua orang memiliki keinginan yang sama dalam melakukan hal/kegiatan tersebut. Hal ini merupakan sedikit gambaran mengenai minat. Menurut Schunk et al (2012:36) minat mengacu kepada keterlibatan dari hal-hal yang disukai dan dikehendaki pada sebuah aktivitas. Slameto dalam Djaali (2013:121) mendefinisikan minat sebagai rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal/aktivitas tanpa ada yang menyuruh. Crow dalam Djaali (2013:121) mengatakan bahwa minat berhubungan dengan gaya gerak yang mendorong seseorang untuk menghadapi atau berurusan dengan orang, benda, kegiatan, pengalaman yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri. Jadi minat merupakan dorongan/keinginan untuk melakukan sesuatu hal atau kegiatan karena adanya ketertarikan untuk mewujudkan tujuan yang ingin dicapainya (Wibowo 2015). Menurut Fuadi dalam Risfi (2014) minat berwirausaha adalah keinginan, ketertarikan, serta kesediaan
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
33
untuk bekerja keras atau berkemauan keras untuk berusaha secara maksimal untuk memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa merasa takut dengan resiko yang akan terjadi serta berkemauan keras untuk belajar dari kegagalan. Berdasarkan pengertian diatas, maka disimpulkan bahwa minat berwirausaha adalah rasa ingin, motivasi atau kecenderungan seseorang untuk melakukan kegiatan berwirausaha. Minat berwirausaha dapat pula dikatakan sebagai kecenderungan minat seseorang untuk menjalankan sebuah usaha. 2. Ciri – ciri dan Karakter Wirausaha Seorang wirausaha memiliki ciri-ciri atau karakter tersendiri, menurut Suryana dalam Wibowo (2015) proses kreatif dan inovatif hanya dilakukan oleh orang-orang yang memiliki kepribadian kretif dan inovatif, yaitu orang yang memiliki jiwa, sikap, dan prilaku kewirausahaan dengan ciri-ciri : 1) Penuh percaya diri, dengan indikatornya adalah penuh keyakinan, optomis, berkomitmen, disiplin, bertanggung jawab. 2) Memiliki motivasi berprestasi, indikatornya adalah penuh energi, cekatan dalam bertindak dan aktif. 3) Memiliki jiwa kepemimpinan, indikatornya terdiri atas orientasi pada hasil dan wawasan kedepan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
34
4) Memiliki jik]wa kepemimpinan, indikatornya berani tampil beda, dapat dipercaya, tangguh dalam bertindak. 5) Berani mengambil resiko dengan penuh perhitungan oleh karena itu sangat menyukai tantangan. 3. Dimensi dan Indikator Minat Berwirausaha Menurut
David
C.
Mc
Clleland
dalam
Suryana
(2006:62)
mengemukakan bahwa kewirausahaan ditentukan oleh motif berprestasi, optimisme, sikap nilai, dan kewirausahaan atau keberhasilan. Prilaku kewirausahaan dipengaruhi faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi hak kepemilikan, kemampuan atau kompetensi, dan insentif, sedangkan faktor eksternalnya meliputi lingkungan. Menurut Alma (2010:2)
faktor
yang mempengaruhi
minat
berwirausaha
adalah
lingkungan keluarga, pendidikan, nilai-nilai personal, usia dan riwayat pekerjaan. Menurut Wibowo (2015) faktor-faktor yang mempengaruhi minat berwirausaha dikelompokan menjadi faktor internal dan faktor eksternal yang meliputi : 1) Faktor internal (a) Perasaan senang Perasaan erat hubungannya dengan pribadi seseorang, maka tanggapan perasaan terhadap sesuatu hal tidaklah sama antara satu
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
35
dengan yang lain. Perasaan senang dalam berwirausaha akan menimbulkan minat dalam berwirausaha. (b) Faktor kemampuan Menurut Kumala Dewi dalam Wibowo (2015:14) kemampuan adalah sesuatu kecakapan seseorang dalam bidang tertentu yang dapat diperoleh dari hasil belajar melalui pendidikan formal maupun pendidikan
non
formal.
Dengan
adanya
kemampuan
dalam
berwirausaha tentu akan menimbulkan minat berwirausaha. (c) Motif berprestasi Menurut Lukmayanti dalam Wibowo (2015:14) motif berprestasi merupakan keinginan untuk dapat menjadi orang yang lebih baik dari orang lain. Motif berprestasi menjadi motivasi seseorang untuk dapat memperoleh kehidupan yang lebih baik. 2) Faktor eksternal (a) Faktor lingkungan Faktor lingkungan yang mempengaruhi minat berwirausaha seperti lingkungan masyarakat serta nilai-nilai yang tumbuh dalam masyarakat tersebut. (b) Faktor keluarga Adanya
dorongan
dari
orang
tua
dan
kelarganya
mempengaruhi seseorang dalam memupuk minat berwirausaha.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
akan
36
Menurut penelitian Linaa dan Chen (2006) indikator-indikator minat berwirausaha adalah sebagai berikut : (1) Siap untuk jadi wirausaha (2) Tujuan professional menjadi seorang wirausaha (3) Akan melakukan segala upaya untuk memulai dan menjalankan usaha sendiri (4) Bertekad untuk menciptakan sebuah perusahaan dimasa depan (5) Berfikir sangat serius untuk memulai sebuah usaha (6) Memiliki niat kuat untuk memulai sebuah usaha dalam waktu dekat.
E. Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian sebelumnya adalah sebagai berikut: Dalam penelitian Rosmiati, Teguh santosa, Munawar (2015) yang berjudul “Sikap, Motivasi, dan Minat Berwirausaha Mahasiswa“ volume 17 no 1 memiliki metode penelitian sebagai berikut : populasi dalam penelitianya sebanyak 334 orang dengan sampel sebanyak 30 orang, metode penelitian ini adalah simple random sampling (acak) survey dengan pendekatan analisis kuantitatif. Variabel independenya berjumlah dua yaitu motivasi, sikap sedangkan variabel dependenya adalah minat berwirausaha, dari penelitian tersebut menunjukan bahwa variabel sikap dan motivasi tidak berpengaruh signifikan terhadap minat berwirausaha.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
37
Penelitian Lieli dan Hani Sirine (2011) yang berjudul “Faktorfaktor yang Berpengaruh Terhadap Niat Kewirausahaan (Entrepeneurial Intention) (studi terhadap mahasiswa Universitas kristen satya wacana, Salatiga)” volume 13 no 2 memiliki metode penelitian sebagai berikut : penelitian ini melibatkan sampel 225 orang mahasiswa dari enam fakultas di Universitas Kristen Satya Wacana yang diperoleh dengan menggunakan teknik accidental sampling. Variabel independenya berjumlah tiga yaitu faktor sosio demografi, faktor sikap, faktor kontekstual sedangkan variabel dependenya adalah niat berwirausaha. Hasil dari penelitian menunjukan signifikasi dari faktor-faktor sikap, yaitu faktor otonomi, dan otoritas, faktor realisasi diri, faktor keyakinan, dan faktor jaminan keamanan, dalam mempengaruhi minat berwirausaha mahasiswa. Lebih lanjut, penelitian ini juga membuktikan peran penting dari faktor-faktor kontekstual, seperti dukungan akademik, dukungan sosial, terhadap minat berwirausaha dikalangan mahasiswa. Penelitian Made Wirananda Adi Kusuma dan I Gde Ketut Warmika
(2016)
yang
berjudul
"Analisa
Faktor-faktor
yang
Mempengaruhi Intensi Berwirausaha Pada Mahasiswa S1 FEB Unud” volume 5 no 1 memiliki metode penelitian sebagai berikut : sampel dalam penelitian ini berjumlah 119 mahasiswa S1 FEB Unud, menggunakan metode purposive sampling, teknik analisis dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda. Variabel independenya berjumlah tiga yaitu motivasi, kebutuhan akan prestasi (locus of control), pendidikan
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
38
kewirausahaan berwirausaha.
sedangkan Hasil
variabel
pengujian
dependenya
hipotesis
adalah
menunjukan
intensi motivasi
berwirausaha, kebutuhan akan prestasi (locus of control), dan pendidikan kewirausahaan secara signifikan berpengaruh positif terhadap intensi berwirausaha. Berdasarkan hasil penelitian, calon wirausahawan ataupun mahasiswa ada baiknya memperhatikan pengaruh motivasi berwirausaha, kebutuhan akan prestasi, dan pendidikan kewirausahaan sebagai bahan pertimbangan dalam mengaplikasikan intensi berwirausaha, karena variabel ini secara signifikan berpengaruh positif terhadap intensi berwirausaha. Penelitian Eko Yuliawan dan Mbayak Ginting (2012) yang berjudul “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Berwirausaha (studi kasus pada STMIK mikroskil Medan)” volume 5 no 1 memiliki metode penelitian sebagai berikut : populasi dalam penelitian ini sebanyak 1683 masiswa dengan sampel yang diambil dengan metode kuisioner, wawancara dan studi dokumentasi sebanyak 323 mahasiswa, metode analisis data yang digunakan adalah metode regresi linear berganda, Variabel independenya berjumlah enam yaitu kepribadian, lingkungan, demografis, ketersediaan informasi kewirausahaan, jaringan sosial, akses kepada modal sedangkan variabel dependenya adalah minat berwirausaha. Dari hasil penelitian menunjukan secara statistik untuk pengujian secara bersama-sama, dimana variabel kepribadian, lingkungan, demografis, ketersediaan infomasi kewirausahaan, kepemilikan jaringan sosial dan
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
39
akses kepada modal secara bersama-sama berpengaruh terhadap minat berwirausaha mahasiswa di STMIK Mikroskil Medan dan Dari hasil penelitian menunjukan secara statistik untuk pengujian secara parsial dimana variabel kepribadian, ketersediaan informasi kewirausahaan, dan kepemilikan jaringan sosial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap minat berwirausaha mahasiswa. Sedangkan untuk variabel lingkungan, demografis, dan akses terhadap modal tidak berpengaruh terhadap minat berwirausaha mahasiswa. Penelitian Tya Sakdiah Putri (2014) yang berjudul “Pengaruh Sosio Demografi dan Kemampuan Terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa Fakultas Ekonomi di Universitas Riau” volume 1 no 2 memiliki metode penelitian sebagai berikut : jumlah sampel pada penelitian ini yang berjumlah 474 mahasiswa. Penelitian ini menggunakan uji asumsi klasik dan analisis regresi linier berganda dengan menggunakan SPSS program. Variabel independenya berjumlah tiga yaitu sosio demografi, kemampuan dan minat berwirausaha. Hasil pengujian yang telah dilakukan, uji regresi parsial (uji t) menunjukkan bahwa masingmasing variabel independen yang diteliti adalah Sosial Demografi memiliki efek positif dan signifikan terhadap variabel dependen adalah minat berwirausaha, kemampuan kewirausahaan sementara variabel memiliki pengaruh positif dan signifikan juga pada Tujuan variabel dalam berwirausaha terikat siswa.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
40
Penelitian Talas et al (2013) yang berjudul “The Influence Of Demographic Factor On Enterpreneurial Intention Among Undergraduate Student As A Career Choice : The Case Of A Turkish University” Vol 3 No 12, yang memiliki metode penelitian sebagai berikut : Populasi dalam penelitian ini sebesar 638 mahasiswa univeritas di Turki yang masih menempuh pendidikan dengan sampel 638 mahasiswa yang diambil dengan metode kuisioner, metode analisis datanya menggunakan analisis regresi logistic. Dari hasil penelitian tersebut diketahui bahwa minat berwirausaha
dan factor
demografi sebagai variabel independen
berpengaruh positif dan signifikan terhadap pilihan karir mahasiswa. Penelitian Ekpe (2012) yang berjudul “The Moderating Effect Of Social Environment On The Relationship Between Entrepreneurial Intentions Of Female Student At Nigerian Universities” Vol 1 No 4, yang memiliki metode penelitian sebagai berikut : populasi yang digunakaan sebesar 144 siswa wanita di tiga universitas tahun ajaran 2010/2011 sedangkan sampel digunakan sebesar 120 siswa wanita dengan sampel yang
diambil
dengan
metode
survey,
metode
analisis
datanya
mengguanakan metode regresi hirarki dan deskriptif. Dari penelitian tersebut diketahui orientasi wirausaha dan lingkungan sosial sebagai veriabel independen berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha sebagai variabel dependen. Penelitian Amari Farouk and Abbes Ikram (2014) dalam International journal of managing value and supplying chains yang
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
41
berjudul “The Influence Of Individual Factors On The Entrepreneurial Intention” Vol 5 No 4, yang memiliki metode penelitian sebagai berikut : Populasi sebesar 250 siswa institut administrasi dan bisnis di Sfak dengan sampel 250 siswa yang diambil dengan metode sampling dan kuisioner, metode analisis datanya menggunakan regresi. Hasil dari penelitian tersebut diketahui bahwa factor motivasi, pengalaman professional dan pengajaran berpengaruh positif terhadap minat berwirausaha sedangkan karakter individu tidak berpengaruh terhadap minat berwirausaha. Penelitian Wangeci (2013) yang berjudul “The Effect Of Entrepenuerial Education And Training On Development Of Small And Medium Size Enterprize In Githungri District Kenya” Vol 1 No 8, memiliki metode penelitian sebagai berikut : Populasi dalam penelitian ini sebesar 1670 pemilik usaha kecil dan menengah yang terdaftar di distrik Githuguri Kenya, dengan sampel sebesar 167 pemilik usaha kecil menengah yang diambil dengan menggunakan metode kuisioner, metode analisis datanya menggunakan metode regresi. Hasil dari penelitianya diketahui bahwa pendidikan dan pelatihan kewirausahaan sebagai variabel independen berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengembangan kewirausahaan sebagai variabel dependen. Penelitian Zhengxia Peng, Genshu Lu, Hui Kang (2012) yang berjudul “Entrepreneurial Intentions And Its Influencing Factors: A Survey Of The University Students In Xi’an China” Vol 3, memiliki metode penelitian sebagai berikut : Populasi yang diambil dari mahasiswa
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
42
senior dari sembilan jenis universitas di Xi'an, Cina pada tahun 2009 yaitu sebanyak 2.450 dengan sampel sebanyak 1.241 mahasiswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa norma subjektif yang dirasakan mahasiswa berpengaruh positif secara signifikan terhadap sikap kewirausahaan mereka dan kewirausahaan self-efficacy sementara semua faktor ini mempengaruhi niat kewirausahaan mereka secara signifikan.
F. Rerangka Pemikiran Dan Pengembangan Hipotesis 1. Rerangka Pemikiran Berikut adalah rerangka konseptual dalam penelitian ini :
Pendidikan Kewirausahaan (X1) - Tumbuhkan Minat Berwirausaha - Menambah ilmu dan Wawasan Berwirausaha - Kesadaran Peluang Bisnis
Faktor Demografi (X2) - Latar Belakang Pendidikan - Gender - Latar Belakang Keluarga
Gambar 2.1 Model Penelitian
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Minat Berwirausaha (Y) - Perasaan Senang - Faktor Kemampuan - Motif Berprestasi - Faktor Lingkungan - Faktor Keluarga
43
2. Hipotesis Berikut adalah hipotesis yang dikemukakan dalam penelitian ini : Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan Terhadap Minat Berwirausaha Menurut penelitian Lestari dan Wijaya (2012) menunjuka bahwa pendidikan kewirausahaan berpengaruh signifikan terhadap minat berwirausaha. Pendidikan kewirausahaan yang dimaksudkan adalah proses pembelajaran untuk mengubah sikap dan pola pikir mahasiswa terhadap pilihan karier berwirausaha. Dengan demikian mahasiswa yang telah menempuh mata kuliah kewirausahaan akan memiliki nilai-nilai hakiki dan karakteristik kewirausahaan sehingga akan meningkatkan minat serta kecintaan mereka terhadap dunia kewirausahaan. Maka hipotesis yang disimpulkan oleh penelit adalah H1 : pendidikan kewirausahaan berpengaruh positif terhadap minat berwirausaha. Pengaruh Faktor Demografi Terhadap Minat Berwirausaha Adanya hubungan positif antara faktor demografi dengan minat berwirausaha dikemukakan dalam pernyataan Alma (2010:2) yang menyatakan faktor-faktor yang mempengaruhi minat berwirausaha adalah lingkungan kerja, pendidikan, dan nilai-nilai personal, usia dan riwayat pekerjaan. Dalam penelitian yang dilakukan Risfi (2014) menunjukan bahwa lingkungan sosial dan keluarga sebagai indikator dari faktor demografi berpengaruh signifikan terhadap minat berwirausaha siswa SMA negri 1 semarang. Hal ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Yuliawan (2015) menunjukan bahwa lingkungan sebagai salah satu indikator demografi
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
44
berpengaruh signifikan terhadap minat berwirausaha, dari hal tersebut maka hipotesis yang diambil adalah H2 : faktor demografi berpengaruh positif terhadap minat berwirausaha.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z