BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN TAHUN 2012 2.1
Gambaran Umum Kondisi Daerah
2.1.1 Aspek Geografi 2.1.1.1 Letak Geografis Dan Batas Administrasi Wilayah Kabupaten Agam terletak antara 000 01'34" – 000 28'34" Lintang Selatan dan 990 46'39"– 1000 32'50" Bujur Timur, dengan luas 2.232,30 Km persegi, atau 5,29 persen dari luas Propinsi Sumatera Barat yang mencapai 42.229,04 Km persegi. Sebelah Utara
:
Sebelah Timur Sebelah Selatan
:
Sebelah Barat
:
:
berbatas dengan Kabupaten Pasaman dan Kabupaten Pasaman Barat berbatas dengan Kabupaten 50 Kota berbatas dengan Kabupaten Padang Pariaman dan Kabupaten Tanah Datar berbatas dengan Samudera Indonesia
Berdasarkan ketinggian dari permukaan laut, Kabupaten Agam berada antara 2 – 1.031 meter dari permukaan laut, beriklim tropis dengan temperatur bervariasi minimal 250 C dan maksimal 300 C. Kecepatan angin minimum 4 Km/jam dan maksimum 20 Km/jam. Wilayah administrasi pemerintahan meliputi 16 Kecamatan dan 82 Nagari, serta 467 Jorong. Kemudian dalam wilayah tersebut terdapat dua buah pulau yaitu Pulau Tangah seluas 1 Km² dan Pulau Ujung seluas 1 Km², dua buah Gunung yaitu Gunung Marapi dengan ketinggian 2.891 meter dan Gunung Singgalang dengan ketinggian 2.877 meter, satu buah danau yaitu Danau Maninjau seluas 9.950 ha dan tiga sungai yaitu Batang Antokan, Batang Kalulutan dan Batang Agam serta mempunyai pantai sepanjang 43 Km. Gambar II.1 Peta Administrasi Kabupaten Agam
RKPD Tahun 2014
6
Luas wilayah Kabupaten Agam adalah + 2.232,30 Km2 dengan perincian luas per Kecamatan adalah sebagai berikut: Tabel II.1 Luas Wilayah Administrasi Kecamatan di Kabupaten Agam No.
Kecamatan
2
Luas (Km )
Persentase (%)
1
Tanjung Mutiara
205.73
9.22
2
Lubuk Basung
278.40
12.47
3
Ampek Nagari
268.69
12.04
4
Tanjung Raya
244.03
10.93
5
Matur
93.69
4.20
6
IV Koto
68.72
3.08
7
Malalak
104.49
4.68
8
Banuhampu
28.45
1.27
9
Sungai Pua
44.29
1.98
10
Ampek Angkek
30.66
1.37
11
Canduang
52.29
2.34
12
Baso
70.30
3.15
13
Tilatang Kamang
56.07
2.51
14
Kamang Magek
99.60
4.46
15
Palembayan
349.81
15.67
16
Palupuh
237.08
10.62
2.232.30
100
Jumlah Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Agam
Kondisi topografi yang cukup bervariasi, mulai dari dataran tinggi hingga dataran yang relatif rendah, dengan ketinggian berkisar antara 0 sampai 2.891 meter dari permukaan laut. Menurut kondisi fisiografinya, ketinggian atau elevasi wilayah Kabupaten Agam bervariasi antara 2 meter sampai 1.031 meter diatas permukaan laut. Adapun pengelompokan yang didasarkan atas ketinggian adalah sebagai berikut: 1.
2.
3.
Ketinggian 0-500 m dpl seluas 44,55% sebagian besar berada di wilayah Barat yaitu Kecamatan Tanjung Mutiara, Lubuk Basung, Ampek Nagari dan sebagian Kecamatan Tanjung Raya. Ketinggian 500-1000 m dpl seluas 43,49% berada pada wilayah Kecamatan Baso, Ampek Angkek, Canduang, Malalak, Tilatang Kamang, Palembayan, Palupuh, Banuhampu dan Sungai Pua. Ketinggian lebih dari 1000 m dpl seluas 11,96% meliputi sebagian Kecamatan IV Koto, Matur, Canduang dan Sungai Pua.
RKPD Tahun 2014
7
Grafik. II.1 Topografi Kabupaten Agam
Kawasan sebelah Barat merupakan daerah yang datar sampai landai (0 – 8 %) mencapai luas 71.956 ha, bagian tengah dan Timur merupakan daerah yang berombak dan berbukit sampai dengan lereng yang sangat terjal (> 45%) dengan luas kawasan 129.352 ha. Kawasan dengan kemiringan yang sangat terjal (> 45%) berada pada jajaran Bukit Barisan dengan puncak Gunung Marapi dan Gunung Singgalang yang terletak di Selatan dan Tenggara Kabupaten Agam. 2.1.1.2 Potensi pengembangan wilayah Berdasarkan deskripsi karakteristik wilayah, dapat diidentifikasi wilayah yang memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai kawasan budidaya yaitu: 1. Pengembangan Hutan Produksi Kabupaten Agam memiliki potensi hutan produksi yang cukup luas dan tersebar di beberapa Kecamatan. Untuk rencana pengembangan kawasan peruntukan hutan produksi sampai dengan tahun 2030 adalah seluas ± 21.390 Ha yang terdiri dari kawasan hutan produksi terbatas (HPT) seluas ± 15.250 Ha, hutan produksi tetap (HP) seluas ± 1.430 Ha, dan hutan produksi yang dapat dikonversi (HPK) seluas ± 7.210 Ha. Penetapan kawasan hutan produksi ditujukan untuk mewujudkan kawasan hutan produksi yang dapat memberikan manfaat : a. Mendorong peningkatan perkembangan pembangunan lintas sektor dan sub sektor serta kegiatan ekonomi sekitarnya; b. Mampu meningkatkan fungsi lindung, menjaga keseimbangan tata air dan lingkungan, dan pelestarian kemampuan sumberdaya hutan; c. Mampu menjaga kawasan lindung terhadap pengembangan kawasan budidaya; d. Mampu meningkatkan pendapatan masyarakat di sekitar hutan, meningkatkan pendapatan daerah, dan meningkatkan lapangan kerja bagi masyarakat sekitar hutan; e. Meningkatkan nilai tambah produksi hasil hutan dan industri pengolahannya, dan meningkatkan ekspor; atau f. Mendorong perkembangan usaha dan peran masyarakat sekitar hutan. RKPD Tahun 2014
8
2. Pengembangan Kawasan Pertanian Pertanian Lahan Basah (pertanian tanaman pangan berkelanjutan); Program yang dikembangkan untuk pertanian lahan basah atau pertanian tanaman pangan berkelanjutan adalah : a. Penetapan deliniasi lahan sawah yang cadangkan sebagai lahan pertanian tanaman pangan berkelanjutan. b. Menyusun program dan kegiatan dalam rangka mewujudkan pertanian tanaman pangan berkelanjutan. c. Peningkatan pelayanan irigasi teknis/desa dengan jaminan pasokan air yang mencukupi. Perbaikan irigasi dilakukan secara terprogam dan sesuai prioritas dengan mengacu pada kondisi terakhir dari irigasi teknis/desa yang ada pada laporan kondisi irigasi terakhir. d. Peningkatan produksi pertanian sawah melalui intensifikasi lahan sehingga hasil panen dapat dicapai lebih dari 4,2 ton/ha, e. Untuk meningkatkan pendapatan petani perlu dikembangkan padi organik bersertifikat sehingga sebagian hasil panen dapat dijual dengan nilai ekonomi yang tinggi, f. Diperlukan berbagai insentif (keringanan pajak/retribusi dan subsidi) guna meningkatkan produktivitas lahan dan kinerja petani, g. Penguatan kelembagaan petani terkait dengan pengelolaan lahan dan air (irigasi), pengadaan sarana produksi, panen dan pengolahan pasca panen termasuk pemasaran. Pertanian Lahan Kering & Hortikultura; untuk mewujudkan rencana pola ruang pertanian lahan kering dan hortikultura diperlukan hal-hal berikut : a. Penetapan kawasan dan sentra pertanian lahan kering untuk Kabupaten Agam. b. Penetapan komoditas unggulan sesuai karakteristik sub kawasan. c. Pengembangan pertanian organik dalam upaya pengelolaan pertanian berkelanjutan serta upaya peningkatan pendapatan pertanian karena hasil panen dapat dijual dengan nilai ekonomi yang tinggi. d. Peningkatan produksi komoditas melalui intensifikasi lahan, ekstensifikasi dan optimasi lahan. e. Pembangunan prasarana dan sarana pertanian, seperti jalan produksi, peralatan budidaya dan teknologi pengolahan pasca panen. f. Penguatan kelembagaan petani terkait dengan pengelolaan lahan, penggunaan pupuk organik, pengangkutan, pengolahan dan pemasaran serta permodalan. g. Pembangunan infrastruktur kawasan agropolitan yang terdiri dari sub sistem:
Subsistem Hulu (Up Stream): sarana produksi pertanian (industri pembibitan, agrokimia, agrootomotif)
Subsistem Usaha tani (On Farm): produksi pertanian primer (budidaya)
Subsistem Hilir (Down Stream): pengolahan hasil pertanian dan perdagangan.
Subsistem Kelembagaan (Supporting Institution): perbankan, transportasi, penelitian dan pengembangan, kebijakan pemerintah, penyuluhan dan konsultan, dll.
RKPD Tahun 2014
9
3. Pengembangan Kawasan Peternakan Pengembangan untuk kawasan peternakan adalah :
a. Pengembangan sentra peternakan ternak besar (sapi) di Kecamatan Tanjung Mutiara, Lubuk Basung, IV Nagari (Sapi Bali), Ampek Angkek, Baso, Canduang dan Tilatang Kamang (Simental, Brahman dan PO) dan Tanjung Raya dan Malalak (Brahman dan PO). Sebagai sentra peternakan ternak besar perlu dilengkapi dengan prasarana dan sarana reproduksi (pembibitan), penggemukan dan pemanfaatan daging (RPH).
b. Pengembangan sentra peternakan ternak kecil (kambing & domba) di Kecamatan Kamang, Lubuk Basung dan IV Nagari. Pada kawasan sentra peternakan ternak kecil ini seyogyanya juga dibangun prasarana dan sarana pendukung agar sentra berfungsi dan terjadi peningkatan populasi dan produksi ternak kambing dan domba.
c.
Pengembangan sentra peternakan unggas direncanakan di Kecamatan Tilatang Kamang, Baso, Lubuk Basung dan Tanjung Mutiara (Ayam Buras), Kecamatan Tilatang Kamang, Baso dan IV Angkek(ayam petelur) dan di Kecamatan Tilatang Kamang, Baso, Kamang Magek dan Lubuk Basung (ayam pedagng) serta Kecamatan Tilatang Kamang dan Kamang Magek dengan sistem mina padi Lubuk Basung (itik),
d. Pengembangan kawasan agribisnis peternakan e. Pengembangan kawasan integrasi seperti : Kawasan integrasi perternakan – tanaman pangan dan hortikultura (organic farm) Kawasan integrasi perternakan - perkebunan (kakao, kelapa sawit) Kawasan integrasi perternakan - perikanan
f.
Sesuai dengan UU penyuluhan, dilakukan peningkatan pengetahuan dan keterampilan para peternak sehingga diperoleh peningkatan populasi dan produksi peternakan yang berdampak terhadap peningkatan pendapatan masyarakat.
g. Pengembangan pakan ternak lokal dengan mengandalkan hasil pertanian dan perikanan lokal. 4. Pengembangan Kawasan Perkebunan Jenis komoditas perkebunan utama yang dikembangkan di Kabupaten Agam adalah kelapa dalam, kelapa sawit, kakao, kopi, casiavera, karet dan gambir. Program untuk pengembangan berbagai jenis komoditas perkebunan ini adalah : a. Penetapan komoditas unggulan sesuai karakteristik sub kawasan b. Penetapan (delineasi) kawasan perkebunan yang potensial dan tidak berada pada kawasan konservasi (lindung). c. Peningkatan produksi komoditas melalui intensifikasi lahan. Peningkatan produksi ini dilakukan melalui bantuan sarana produksi perkebunan, peningkatan keterampilan budidaya dan pengolahan pasca panen. d. Peningkatan kemampuan petani dalam pengolahan hasil (pasca panen). e. Pembenahan tata niaga hasil perkebunan. f. Fasilitasi permodalan bagi petani.
RKPD Tahun 2014
10
5. Pengembangan Kawasan Perikanan Kawasan perikan terdiri dai dua kawasan yaitu kawasan perikanan air tawar dengan sentra produksinya di Kecamatan Tanjung Raya dan kawasan perikanan laut dengan sentra produksinya di Kecamatan Tanjung Mutiara. Program yang dikembangkan untuk kawasan perikanan air air tawar adalah :
a. Peningkatan usaha perikanan air tawar yang ramah lingkungan di Danau Maninjau
b. c. d. e.
Pengendalian dan peningkatan pelayanan perizinan usaha. Peningkatan pemasaran, standar mutu, dan nilai tambah produk perikanan. Pengembangan sistem data, statistik dan informasi perikanan. Perwujudan Minapolitan dengan kegiatan: Penetapan kawasan minapolitan Penyiapan program minapolitan Penyusunan rencana rinci dan rencana aksi agro minapolitan Penyiapan masyarakat Pembangunan infrastruktur pendukung kawasan Minapolitan.
Program yang dikembangkan untuk kawasan perikanan laut adalah :
a. Pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir, yang meliputi nelayan dan pembudidaya ikan.
b. Pengembangan usaha perikanan skala kecil (tambak dan budidaya laut). c. Melanjutkan pembangunan pelabuhan perikanan Tiku berikut fasilitas penunjangnya.
d. Pemantapan pembiayaan pembangunan pelabuhan melalui dana alokasi khusus (DAK) Departemen Kelautan dan Perikanan.
e. Operasional dan pengelolaan Pelabuhan Perikanan Tiku f. Peningkatan usaha industri pengolahan ikan laut 6. Pengembangan Kawasan Pertambangan Upaya perwujudan kawawan pertambangan dilaksanakan melalui peningkatan pengelolaan dan pengembangan, serta pembinaan dan pengawasan bidang pertambangan dan energi. Arahan kegiatan yang akan dilaksanakan pada program ini meliputi:
a. Inventarisasi sumberdaya mineral, pembinaan, dan pengawasan bidang
b.
pertambangan dan galian Golongan A, B, dan C, serta air bawah tanah, yang berpotensi untuk dieksploitasi dalam skala ekonomi. Melakukan kajian daya dukung lingkungan untuk ekploitasi bahan tambang dan galian.
c. Menetapkan satuan Wilayah Pertambangan (WP) yang meliputi Wilayah Usaha Pertambangan (WUP), Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR) dan Wilayah Pertambangan Negara (WPN) dengan pertimbangan perlindungan lingkungan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat lokal.
d. Menyusun profil potensi, prosedur dan mekanisme perizinan serta rencana bisnis (bussines plan) untuk masing-masing WUP, WPR dan WPN.
e. Melakukan kajian sumberdaya energi alternatif yang meliputi panas bumi dan tenaga air, listrik pedesaan.
RKPD Tahun 2014
11
f.
Melakukan promosi untuk menarik investasi pengembangan bidang pertambangan dan energi.
7. Pengembangan Kawasan Pariwisata Sesuai dengan potensi wisata (wisata alam, budaya, buatan serta minat khusus) di Kabupaten Agam, upaya perwujudan kawawan pariwisata dilaksanakan melalui peningkatan pengelolaan objek wisata dan pengembangan SDM, serta pembinaan dan pengawasan bidang pariwisata. Program yang dikembangkan untuk perwujudan pengembangan kawasan pariwisata alam adalah : a. Pendataan objek wiasata alam yang tersebar di seluruh Kabupaten Agam. b. Pemilihan secara objek-objek wisata alam yang potensial untuk dikembangkan. c. Penyusunan skenario pengembangan dan pengelolaannya yang terpadu dengan kebijakan kepariwisataan tingkat propvinsi maupun nasional. d. Membangunan serta melengkapi objek wisata alam yang diunggulkan dengan fasilitas penunjang wisata. e. Melakukan kerja sama dengan berbagai fihak dalam rangka pengembangan dan pembangunan berbagai fasilitas penunjang objek wisata alam. f. Melakukan promosi melalui berbagai media, dan mengikuti berbagai event promosi. g. Melakukan kerjasama dengan berbagai biro perjalanan dalam upaya pemasaran yang progresif. h. Evaluasi dan pengawasan Program yang dikembangkan untuk perwujudan pengembangan kawasan pariwisata budaya adalah : a. Pendataan objek wiasata budaya yang tersebar di seluruh Kabupaten Agam. b. Pemilihan secara objek-objek wisata budaya yang potensial untuk dikembangkan. c. Penyusunan skenario pengembangan dan pengelolaannya yang terpadu dengan kebijakan kepariwisataan tingkat propvinsi maupun nasional. d. Melakukan kerja sama dengan berbagai fihak dalam rangka pengembangan dan pembangunan objek wisata budaya. e. Penggalian dan menumbuhkembangkan nilai-nilai budaya lokal (peninggalan sejarah, kesenian, kerajinan) yang dapat menunjang objek wisata budaya serta fasilitas penunjang wisata (bangunan tradisional). f. Melakukan promosi melalui berbagai media, dan mengikuti berbagai event promosi. g. Melakukan kerjasama dengan berbagai biro perjalanan dalam upaya pemasaran yang progresif. Program yang dikembangkan untuk perwujudan pengembangan kawasan pariwisata buatan adalah : a. Inventarisasi objek-objek wisata buatan potensial yang dapat dikembangkan di kabupaten Agam. b. Pemberian kemudahan dalam proses perizinan.
RKPD Tahun 2014
12
c. Melakukan kerjasama dengan berbagai fihak (investor) dalam rangka pengembangan dan pembangunan objek wisata buatan. d. Melakukan promosi melalui berbagai media, dan mengikuti berbagai event promosi. e. Melakukan kerjasama dengan berbagai biro perjalanan dalam upaya pemasaran yang progresif. Program yang dikembangkan untuk perwujudan pengembangan kawasan pariwisata minat khusus adalah :
a. Inventarisasi objek-objek wisata minat khusus potensial yang dapat dikembangkan di Kabupan Agam.
b. Melanjutkan kegiatan minat khusus yang sudah berjalan selama ini. c. Pemberian kemudahan dalam proses perizinan. d. Melakukan kerja sama dengan berbagai fihak dalam rangka pengembangan dan pengelolaan objek wisata minat khusus.
e. Melakukan promosi melalui berbagai media, dan mengikuti berbagai event promosi.
f. Melakukan kerjasama dengan berbagai biro perjalanan dalam upaya pemasaran yang progresif. 2.1.1.3 Potensi bencana alam Kondisi karakteristik wilayah Kabupaten Agam yang terdiri dari perbukitan/ pegunungan dan pesisir serta kawasan lindung, merupakan daerah rawan bencana dengan potensi gempa bumi, bahaya abrasi, gerakan tanah/longsor, letusan gunung berapi, banjir dan tsunami, sesuai dengan profil rawan bencana yang disusun pada tahun 2008. Beberapa potensi bencana alam yang dapat terjadi di Kabupaten Agam sebagai berikut: 1.
Bahaya Sesar Aktif Bahaya sesar aktif adalah bagian dari lempeng bumi yang mengalami patahan atau tersesarkan dan masih bergerak hingga saat ini. Sesar aktif ditunjukkan oleh bentuk kelurusan topografi dimana lokasi pusat gempa terjadi disekitarnya. Pada wilayah Kabupaten Agam, sesar aktif memotong 6 kecamatan yaitu Kecamatan Palupuh, Palembayan, Matur, IV Koto, Banuhampu dan Sungai Pua.
2.
Bahaya Seismisitas Gempa Bahaya seismisitas gempa merupakan bencana yang terjadi disebabkan oleh terlepasnya energi tektonik kerak bumi.
3.
Bahaya Tsunami Daerah lepas pantai merupakan tempat dimana subduksi tektonik terjadi. Distribusi pusat gempa dilepas pantai berpotensi menyebabkan terjadinya tsunami. Wilayah yang potensial dihempas hantaman tsunami adalah daerah sekitar Jorong Subang-Subang, Jorong Labuhan, Jorong Muaro Putuih, Jorong Masang, Nagari Tiku Selatan dan sebagian Nagari Bawan di Kecamatan Ampek Nagari.
RKPD Tahun 2014
13
4.
Letusan Gunung Api Kabupaten Agam berada pada dua gunung aktif yaitu Gunung Marapi dan Gunung Tandikek. Sebaran produk letusan dari Gunung Marapi cenderung menuju ke arah tenggara sedangkan letusan dari Gunung Tandikek menuju ke arah selatan. Beberapa tahun belakang ini Gunung Marapi masih terus mengeluarkan asap, sehingga potensi bencana yang ditimbulkannya terhadap penduduk di sekitar gunung yang cukup besar.
5.
Bahaya Gerakan Tanah/ Longsoran Gerakan tanah/longsoran adalah proses pemindahan/pergerakan massa tanah dan batuan karena pengaruh gaya gravitasi. Jenis gerakan tanah yang umum dijumpai adalah jatuhan (falls), gelincir (slides), nendatan (slumps), aliran (flows) dan rayapan (creeps). Gerakan tanah/longsoran terjadi akibat beberapa faktor seperti jenis dan sifat batuan/tanah, sudut kemiringan lereng, curah hujan, tutupan vegetasi, ulah manusia atau akibat pembangunan fisik dan keteknikan.
6.
Bahaya Banjir Banjir terjadi apabila ekses atau kelebihan air tidak dapat ditampung pada tempatnya sehingga melimpah keluar. Tempat penyimpanan air secara alamiah adalah sungai, rawa, danau atau bendungan. Daerah banjir terjadi sepanjang aliran sungai seperti Batang Tiku, Batang Pingai, Batang Kalulutan, Batang Dareh, Batang Bawan, Batang Sitanang, bagian hilir dari Batang Simpang Jernih dan Simpang Keruh serta Batang Layah. Banjir pada sungaisungai tersebut, pada umumnya terbatas pada morfologi dataran banjir (flood plain). Selain dari lokasi-lokasi tersebut banjir juga terjadi pada daerah rawa di sekitar dataran pantai, yang juga berhubungan dengan aliran sungai di bagian hilir. Wilayah yang berpotensi banjir adalah 1) Nagari Salareh Aia di Kecamatan Palembayan; 2) Nagari Lubuk Basung di Kecamatan Lubuk Basung; 3) Nagari Bawan, Batu Kambiang dan Sitalang di Kecamatan Ampek Nagari, 4) Nagari Tiku V Jorong di Kecamatan Tanjung Mutiara; 5) Nagari Balingka di Kecamatan IV Koto dan 6) Nagari Pasia Laweh di Kecamatan Palupuah.
7.
Abrasi Disamping itu Kabupaten Agam berpotensi terhadap abrasi pantai, khususnya wilayah yang berbatasan dengan laut terbuka. Dilaporkan telah terjadi perubahan garis pantai akibat abrasi yang menyebabkan bangunan-bangunan yang ada di atasnya runtuh. Wilayah yang berpotensi terkena abrasi adalah 1) Masang sepanjang 800 meter; 2) Ujung Masang sepanjang 1.100 meter; 3) Muaro Putuih sepanjang 300 meter; 4) Ujung Labung sepanjang 500 meter; 5) Pasia Paneh sepanjang 200 meter dan 6) Pelabuhan Tiku sepanjang 100 meter. Selain potensi bencana yang disebabkan oleh aktivitas alam, Kabupaten Agam juga memiliki potensi bencana yang disebabkan oleh manusia seperti konflik sosial, epidemi wabah penyakit dan kegagalan teknologi.
2.1.2 Aspek demografi Berdasarkan data dari BPS Kabupaten Agam Jumlah penduduk Kabupaten Agam pada tahun 2012 berjumlah 463,719 jiwa terdiri dari RKPD Tahun 2014
14
227,414 orang (49 %) penduduk laki-laki dan 236,305 orang (51%) penduduk perempuan, sebagaimana terlihat dalam Tabel. II.2 dibawah ini: Tabel. II.2 Jumlah Penduduk Menurut Menurut Kecamatan Tahun 2012
14,715 34,756 12,125 16,616 8,102 10,932 4,423 18,057 11,336 22,096 10,620 16,131 16,768 9,593 14,608 6,536
14,344 35,333 11,471 16,934 8,603 12,111 4,642 19,640 12,159 23,159 11,453 16,983 18,153 10,340 14,387 6,593
Laki-laki+ perempuan 29,059 70,089 23,596 33,550 16,705 23,043 9,065 37,697 23,495 45,255 22,073 33,214 34,921 19,933 28,995 13,129
227,414
236,305
463,819
Laki-laki
Kecamatan Tanjung Mutiara Lubuk Basung Ampek Nagari Tanjung Raya Matur IV Koto Malalak Banuhampu Sungai Pua Ampek Angkek Canduang Baso Tilatang Kamang Kamang Magek Palembayan Palupuh Kabupaten Agam
Perempuan
Sex ratio 102,59 98,37 105,70 98,12 94,18 90,27 95,28 91,94 93,23 95,41 92,73 94,98 92,37 92,78 101,54 99,14 96,24
Sumber : BPS Kabupaten Agam Tahun 2012 Catatan : *) Angka sementara
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa Kecamatan Lubuk Basung merupakan Kecamatan yang terbanyak jumlah penduduknya yaitu 69,869 jiwa atau 15.11 % dari jumlah penduduk Kabupaten Agam, sedangkan jumlah penduduk yang terkecil adalah Kecamatan Malalak yaitu sebesar 9.065 jiwa atau 1,95%. Sampai dengan akhir tahun 2012, Struktur Penduduk Kabupaten Agam dapat dilihat pada tabel 4 sebagai berikut: Tabel II.3 Stuktur Penduduk Berdasarkan Usia Tahun 2012 Struktur usia Laki-laki Perempuan 75 4,917 9,598 70-74 4,398 6,291 65-69 5,360 7,300 60-64 6,242 7,257 55-59 9,995 10,532 50-54 12,047 13,138 45-49 12,986 13,370 40-44 13,906 14,458 35-39 14,674 15,115 30-34 15,333 15,499 25-29 15,747 16,167 20-24 14,559 15,048 15-19 21,087 21,067 10 -14 26,510 25,036 5-9 25,700 23,863 0-4 23,953 22,206 TOTAL 227,414 234.559 Sumber : BPS Kabupaten Agam Tahun 2012 Catatan : *) Angka sementara
RKPD Tahun 2014
Jumlah 14,515 10,689 12,660 13,499 20,527 25,185 26,716 28,364 29,789 30,832 31,914 29,607 42,154 51,546 49,563 46,159 463,359
15
Dari data di atas, apabila dihitung jumlah penduduk yang berusia 15 tahun ke atas adalah 319.077 orang (umur 15 – 75+ tahun), dimana 223.404 orang merupakan angkatan kerja (umur 15 – 65 tahun) atau sebesar 70,01%. Berikut Tabel menggambarkan jumlah penduduk yang berkerja dan pengangguran terbuka. Tabel II.4 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kegiatan Utama Tahun 2012 No. A. 1. 2. B. 1. 2. 3.
Jenis Kegiatan Angkatan kerja Bekerja Tidak bekerja/pengangguran Bukan Angkatan kerja Sekolah Mengurus Rumah Tangga Lainnya
Jumlah
Persentase
223.404 215.123 8.281 95.673 34.665 43.023 17.985
70,01 96,29 3,71 29,99 36,23 44,97 18,80
Berdasarkan tabel di atas terlihat jumlah bekerja sebesar 215.123 orang atau 96,29% dari jumlah Angkatan Kerja, sedangkan angka pengangguran Kabupaten Agam sebesar 8.281 orang atau 3,71% dari jumlah angkatan kerja. Selanjutnya banyaknya penduduk Kabupaten Agam yang bekerja menurut jenis pekerjaan dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel II.5 Banyaknya Penduduk Yang Bekerja Menurut Jenis Pekerjaan Tahun 2012 Bidang pekerjaan
Jumlah jiwa
Persentase
Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan
89,787
41.74
Pertambangan dan Penggalian, Listrik,Gas dan Air, Bangunan, Angkutan, Perdagangan, Komunikasi, Keuangan, Asuransi, Usaha, Persewaan Bangunan, Tanah dan Jasa Perusahaan
27,957
13.00
Industri Pengolahan
33,457
15.55
Perdagangan Besar, Eceran, Rumah Makan dan Hotel
38,678
17.98
Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan
25,244 215,123
11.73 100.00
Sumber Catatan
: :
Total BPS Kabupaten Agam Tahun 2012 *) Angka sementara
Dari tabel diatas, terlihat bahwa jenis pekerjaan yang paling banyak dilakukan oleh masyarakat adalah dibidang Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan sebanyak 89.787 jiwa atau 41,74% disusul sektor perdagangan, perhotelan dan restoran sebanyak 38.678 jiwa atau 17,98%. 2.2
Capaian Kinerja Pemerintah Daerah
2.2.1 Aspek kesejahteraaan masyarakat 2.2.1.1 Fokus kesejahteraan dan pemerataan ekonomi Capaian kinerja pemerintah daerah untuk aspek kesejahteraan masyarakat dan pemerataan ekonomi dapat dilihat pada beberapa indikator, diantaranya adalah pertumbuhan PDRB, laju inflasi, PDRB per kapita, indek gini, jumlah penduduk diatas garis kemiskinan. Karena keterbatasan ketersediaan data disini hanya membahas pertumbuhan PDRB, PDRB per kapita, indek gini, jumlah penduduk diatas garis kemiskinan. RKPD Tahun 2014
16
A. Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDRB) Kabupaten Agam 1) PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) 2000 Nilai Produk Domestik Bruto (PDRB) Kabupaten Agam atas dasar harga konstan Tahun 2012 mencapai Rp. 3,503.97 Milyar dibandingkan dengan tahun 2011 sebesar Rp. 3.280,04 Milyar terdapat peningkatan sebesar Rp.201,80 Milyar. Konstribusi PDRB tahun 2012 tersebut berasal dari sektor pertanian sebesar 36,47%, sektor Pertambangan dan pengalian sebesar 3,80%, sektor industry pengolahan 12,66%, sektor listrik gas dan air bersih 0,88%, sektor konstruksi 5,03%, sektor perdagangan, hotel dan restoran 17,26%, sektor pengangkutan dan komunikasi 4,71% sektor keuangan, sewa dan jasa perusahaan 3,32% dan sektor jasa-jasa 15,87%. Perkembangan Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Kabupaten Agam Atas Dasar Harga Konstan serta pertumbuhannya pada Tahun 2008 s/d 2012, secara berurutan tergambar pada tabel dibawah ini Tabel II.6 Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2007 s/d 2011 Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 Kabupaten Agam (dalam jutaan rupiah) 2008 NO
2 3 4 5 6 7 8 9
2010
2011 **)
2012***)
Sektor (Rp)
1
2009
Pertanian
%
(Rp)
%
(Rp)
%
(Rp)
%
(Rp)
%
1.096.917,80
37.43
1.141.871,37
36.88
1,196,986.00
36.49
1,280,849.39
36.56
3.81
110.002,90
3.75
117,879,11
3.81
125,990.00
3.84
133,033.00
3.80
372.027,32 13.32
387838,48
13.24
405485,13
13.10
424,137.00
12.93
443,233.63
12.65
1.040.025.40 37,25
Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan Listrik,Gas & Air bersih Konstruksi Perdagangan, Hotel & Restoran Pengangkutan & Komunikasi Keuangan, sewa, & Js. Perusahaan Jasa-jasa PDRB
Sumber Catatan
106.488,76
24.910,27
0.89
26,426,66
0.90
27.008,33
0.87
29,162.00
0.89
30,447.52
0.87
121.435,50
4.35
130.640,31
4.46
153.686,79
4.96
162,817.00
4.96
175,008.28
5.02
492.154,02 17.62
507.641,21
17.32
533.340,53
17.23
566,047.00
17.26
604,313.55
17.25
119.724,38
4.29
128.104,94
4.37
139.707,40
4.51
150,469.00
4.59
163,937.74
4.68
96.028,49
3.44
100.294,40
3.42
104.610,56
3.38
110,641.00
3.37
116,692.99
3.31
419.893,13 15.03 2.792.887,28 100
442.355,98 2.930.222,68
15.10 100
472.586,50 3.096.174,72
15.26 100
513,795.00 3,280,044.00
15.66 100
: :
555,975.82 15.87 3,503,975.82 100.00
PDRB Kabupaten Agam dan BPS Kabupaten Agam Tahun 2012 ***) Angka sangat sangat sementara
2) PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) Nilai PDRB Kabupaten Agam tahun 2012 ADHB mencapai 8.381,13 milyar rupiah naik dari tahun 2011 yang sebesar 7,412,06 milyar rupiah. Selama periode 2008 sampai 2012 struktur perekonomian Kabupaten Agam didominasi oleh 4 (empat) sektor, yaitu Pertanian, perdagangan hotel dan restoran, jasa-jasa, , dan industry pengolahan.
RKPD Tahun 2014
17
Perkembangan Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Kabupaten Agam ADHB serta pertumbuhannya pada Tahun 2008 s/d 2012, secara berurutan tergambar pada tabel dibawah ini Tabel II.7 Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2007 s/d 2012 Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Agam (dalam jutaan rupiah) NO 1 2 3 4 5 6
7
8 9
2008
Sektor Pertanian Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan Listrik,Gas, & Air bersih Konstruksi Perdagangan, Hotel, & Restoran Pengangkutan & Komunikasi angangkutan & Komunikasi Keuangan, sewa, & Js. Perusahaan Jasa-jasa PDRB
Sumber Catatan
2009
2010
2011 **)
2012***)
(Rp)
%
(Rp)
%
(Rp)
%
(Rp)
%
(Rp)
%
2.129.236,29
40,90
2.412.971,90
41,38
2.684.119,77
40,71
2,981,350.38
40.59
3.329.085,95
39.72
214.102,03
4,11
239.413,71
4,11
268.485,58
4,07
300,371.63
4.12
338.480,89
4.04
592.565,11
11,38
617.749,13
10,59
682.347,62
10,35
11.10
855.017,87
10.20
47.884,94
0,92
52.514,57
0,90
54.330,25
0,82
58,986.71
0.82
63.085,38
0.75
271.381,14
5,21
307.731,83
5,28
404.662,56
6,14
463,330.55
5.91
555.312,32
6.63
796.698,69
15,30
875.349,13
14,99
1.001.109,44
15,18
1,135,954.81
15.30
1.289.686,75
15.39
270.620,85
5,20
302.877,04
5,19
348.429,21
5,28
398,711.23
5.46
465.785,83
5.56
202.900,41
3,90
225.500,34
3,87
250.081,53
3,79
277,771.26
3.64
306.872,27
3.66
680.546,85
13,07
798.021,41
13,69
899.319,07
13,64
1,040,469.30
13.05
1.177.805,43
14.05
5.205.936,30
100
5.832.029,14
100
6.592.885,02
100
7,412,061.87
100
8.381.132,69
100.00
: :
B. Laju
755,116.00
PDRB Kabupaten Agam dan BPS Kabupaten Agam Tahun 2012 ***) Angka sangat sangat sementara
Pertumbuhan
Ekonomi
dan
Pendapatan
Regional
Per-Kapita
Berdasarkan Harga Berlaku. Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Agam pada tahun 2011 mencapai 5,94%, naik 0,28 poin dibanding dengan laju pertumbuhan ekonomi tahun 2010 yang mencapai 5.66%. Kemudian pada tahun 2012, perekonomian Kabupaten Agam kembali mengalami pertumbuhan mencapai 6,82% dibandingkan tahun 2011 mengalami peningkatan 0.88 poin. Perkembangan laju pertumbuhan ekonomi tersebut menunjukkan bahwa perekonomian Kabupaten Agam semakin membaik, namun demikian realisasi perkembangan laju pertumbuhan ekonomi kabupaten Agam masih dibawah target RPJM Kabupaten Agam Tahun 2010-2015. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Agam dari tahun 2009 – 2012 terlihat dalam grafik berikut.
RKPD Tahun 2014
18
Grafik. II.2 Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Agam dari tahun 2009 – 2012
Apabila dilihat pertumbuhan PDRB pada tahun 2012 terhadap tahun sebelumnya beberapa sektor yang mengalami pertumbuhan adalah: sektor pertanian sektor industri pengolahan, sector konstruksi sektor perdagangan, hotel dan restoran sektor pengangkutan dan komunikas, serta sektor jasa-jasa. Sementara itu sektor pertambangan dan penggalian, sektor industri pengolahan, sektor listrik, gas dan air bersih, sektor Keuangan, sewa, dan Jasa Perusahaan, tumbuh melambat dibanding tahun sebelumnya. Pertumbuhan tertinggi tahun 2012 di sektor konstruksi sebesar 7,65% dan terendah di sektor sector industry pengolahan sebesar 3,96%. Perkembangan laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Agam pada Tahun 2008 s/d 2012, menurut lapangan usaha secara berurutan terlihat pada tabel dibawah ini: Tabel II.8 Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Agam Tahun 2008 s/d 2012 Menurut Lapangan Usaha (%) Pertumbuhan NO
Sektor
Tahun 2008
2009
2010
2011
2012 ***)
5,45
4,10
4,88
6.08
1
Pertanian
8,04
2
Pertambangan & Penggalian
7,26
3,3
7,16
6,88
5.07
3
Industri Pengolahan
4,35
4,25
4,55
3,58
3.96
4
Listrik,Gas & Air bersih
2,14
6,09
2,20
10,10
4.54
5
Konstruksi
6,01
7,58
17,64
3,33
7.65
6
Perdagangan, Hotel & Restoran
6,9
3,15
5,06
6,09
6.14
7
Pengangkutan & Komunikasi
6,12
7,00
9,06
7,70
8.91
8
Keuangan, sewa, & Jasa Perusahaan
6,01
4,44
4,3
5,55
4.57
9
Jasa-jasa
3,75
5,35
6,83
5,71
7.56
6,35
4,92
5,66
5,98
6,15
PDRB
Sumber Catatan
: :
PDRB Kabupaten Agam dan BPS Kabupaten Agam Tahun 2012 ***) Angka sangat sangat sementara
RKPD Tahun 2014
19
Salah satu indikator mengetahui tingkat kemakmuran penduduk suatu daerah/wilayah dapat digunakan dengan mengetahui PDRB per kapita sebagai. PDRB per kapita diperoleh dari hasil bagi antara nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh sektor ekonomi di suatu daerah (PDRB) dengan jumlah penduduk pada pertengahan tahun. Nilai PDRB per kapita Kabupaten Agam Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) sejak tahun 2007 sampai 2011 mengalami peningkatan. Pada tahun 2007 PDRB per kapita Kabupaten Agam sebesar 10,05 juta rupiah mengalami kenaikan secara nominal hingga tahun 2012 mencapai 17,58 juta rupiah. Grafik. II.3
Mengetahui Ketimpangan pendapatan dapat diukur dengan menggunakan Koefisien Gini (Gini Coefficient) dengan menggunakan Teknik Kurva Lorenz. Menurut definisinya, koefisien gini adalah perbandingan luas daerah antara kurva lorenz dan garis lurus 45 derajat terhadap luas daerah di bawah garis 45 derajat tersebut. Koefisien Gini bergerak antara nilai 0 sampai dengan 1 Kriteria Koefisien Gini: RG = 0 perfect equality RG = 1 perfect inequality RG < 0,4 low inequality 0,4 0,5 high inequaliti RG = Ratio of Gini Koefisien Gini Kabupaten Agam tahun 2011 sebesar 0,227, maka distribusi pendapatan penduduknya masuk kategori Ketimpangan rendah. Perbandingan kofisien Gini dengan Kabupaten/Kota di Sumatera barat tergambat dalam table berikut:
RKPD Tahun 2014
20
Tabel.II.9 PDRB Per Kapita, Pertumbuhan Ekonomi Dan Ketimpangan Pendapatan Kabupaten Agam Di Bandingkan Dengan Kabupaten/Kota Sumatera Barat KABUPATEN /KOTA
PERTUMBUHAN EKONOMI (%)
PDRB PER KAPITA (Rp.JUTA)
KOEFISIEN GINI
2 6.41 5.93 5.98 6.14 6.21 4.94 6.31 6.07 6.42 6.44 6.17 5.84 6.01 5.84 5.94 6.54 6.15 5.48 6.35
3 32.95 22.53 22.51 22.38 21.9 21.32 20.54 20.28 19.77 18.41 17.97 17.96 17.39 16.93 16.34 16.08 14.86 12.09 11.19
4 0.304 0.336 0.349 0.399 0.329 0.326 0.255 0.345 0.268 0.320 0.314 0.345 0.285 0.299 0.277 0.369 0.291 0.264 0.292
1 Padang Sawahlunto Pariaman Padang Panjang Bukittinggi Kep. Mentawai Lima Puluh Kota Solok Pasaman Barat Payakumbuh Padang Pariaman Tanah Datar Solok Sijunjung Agam Dharmasraya Pasaman Pes.Selatan Sol. Selatan
Dari Tabel di atas terlihat Kabupaten Agam nilai memiliki koefisien gini sebesar 0.277 termasuk pada kelompok Kabupaten/kota pertumbuhan ekonomi tinggi dengan pendistribusian pendapatan perkapitanya lebih merata. C. Jumlah Penduduk Miskin Dengan pertumbuhan ekonomi yang lebih baik, stabilitas ekonomi yang terjaga, serta berbagai kegiatan pembangunan yang diarahkan untuk mengurangi jumlah penduduk miskin, sampai akhir tahun 2011 jumlah penduduk miskin berjumlah 42.700 atau turun sebesar 9.75 dibandingkan tahun sebelumnya yang berjumlah 44.900 orang (9,85). Tabel II.10 Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Tahun
Jumlah
Presentase
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
56.000 59.400 51.100 45.300 39.680 44.900 43.280
13.36 13,93 12,59 11,20 9,86 9,85 9.39
Sumber : Agam Dalam Angka dan BPS Kabupaten Agam Tahun 2012
RKPD Tahun 2014
21
Untuk mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar basic needs approach dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidak mampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Metode yang digunakan adalah menetapkan Garis Kemiskinan (GK), yang terdiri dari dua komponen yaitu Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Non Makanan (GKNM). Penghitungan garis kemiskinan dilakukan secara terpisah untuk daerah perkotaan dan perdesaan. Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan dibawah Garis Kemiskinan. Garis Kemiskinan Makanan merupakan nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan yang disetarakan dengan 2.100 kalori per kapita per hari. Garis Kemiskinan Non Makanan (GKNM) adalah kebutuhan minimum untuk perumahan, sandang, pendidikan, kesehatan dan kebutuhan dasar lainnya. Garis kemiskinan yang digunakan untuk menghitung penduduk miskin tahun 2011 adalah Rp. 241.355 /kapita/bulan). Terbatasnya ketersediaan data yang ada garis kemiskinan yang dihitung saat ini di sumbangkan oleh makanan dan belum memperhitungkan faktor non makanan. Jika dibandingkan antara 2009 dan Maret 2010, maka garis kemiskinan meningkat sebesar 0.01 %. Peningkatan garis kemiskinan ini sangat dipengaruhi oleh faktor inflasi. Tabel II.11 Garis Kemiskinan dan Jumlah Penduduk Miskin Tahun 2008 - 2011. Tahun
Jumlah penduduk
Jumlah penduduk miskin (ribu)
Garis Kemiskinan (Rp/kapita/bln)
%
2008
445.387
45.300
193.185
11.20
2009
451.264
39.680
201.074
9.86
2010
455.484
44.900
226.015
9.85
2011
459.155
43.280
241.355
9.39
Sumber BPS KabupatenAgam.
Upaya pengentasan kemiskinan bukan hanya ditujukan untuk mengurangi jumlah penduduk miskin namun juga mengurangi keparahan dan kedalaman kemiskinan. Hasil pendataan Program Perlindungan Sosial(PPLS) tahun 2011 yang mendata 30 % penduduk dengan pendapatan terendah terdapat rumah tangga dengan jumlah pendapatan terendah yaitu 37.894 rumah tangga. Sebanyak 7.237 rumah tangga diantaranya termasuk klasifikasi sangat miskin dan miskin dan sisanya rentan miskin. Tabel II-12 di bawah ini memperlihatkan jumlah rumah tangga sasaran hasil pendataan PPLS 2011.
RKPD Tahun 2014
22
Tabel II.12 Jumlah Rumah Tangga Sasaran PPLS 2011 Menurut Klasifikasi Kemiskinan dan Kecamatan di KabupatenAgam. Sangat Miskin
Miskin
HampirMiskin
Nama Kecamatan %
Jml
%
%
Jml
TanjungMutiara
380
10.68
291
7.91
544
5.53
708
3.40
1,923
5.07
LubukBasung
668
18.78
568
15.43
1,322
13.43
2,149
10.33
4,707
12.42
IV Nagari
321
9.02
274
7.45
574
5.83
680
3.27
1,849
4.88
Tanjung Raya
208
5.85
261
7.09
735
7.47
1,813
8.71
3,017
7.96
Matur
113
3.18
143
3.89
554
5.63
1,586
7.62
2,396
6.32
IV Koto
233
6.55
221
6.01
629
6.39
1,164
5.59
2,247
5.93
Malalak
74
2.08
113
3.07
372
3.78
818
3.93
1,377
3.63
Banuhampu
135
3.80
157
4.27
495
5.03
987
4.74
1,774
4.68
Sungai Pua
206
5.79
199
5.41
425
4.32
609
2.93
1,439
3.80
IV Angkek
93
2.61
128
3.48
407
4.13
1,309
6.29
1,937
5.11
Canduang
168
4.72
193
5.24
508
5.16
937
4.50
1,806
4.77
Baso
146
4.10
211
5.73
703
7.14
2,220
10.67
3,280
8.66
Tilatang Kamang
48
1.35
91
2.47
376
3.82
1,888
9.07
2,403
6.34
KamangMagek
98
2.76
138
3.75
420
4.27
1,050
5.05
1,706
4.50
Palembayan
448
12.59
428
11.63
1,063
10.80
1,907
9.16
3,846
10.15
Palupuah
218
6.13
264
7.17
718
7.29
987
4.74
2,187
5.77
3,557
100.
3,680
100.
9,845
100.
20,812
100.
37,894
100.
Total
Jml
Total
Jml
Sumber :
%
Rentan Miskin lainnya %
TKPK Kabupaten Agam.
2.2.1.2 Fokus Kesejahteraan Sosial Capaian kinerja pada Fokus Kesejahteraan Sosial berhubungan dengan capaian Indek Pembangunan Manusia (IPM). Indikator penentuan IPM meliputi indikator angka melek huruf, angka rata-rata lama sekolah, angka partisipasi kasar, angka pendidikan yang ditamatkan, angka partisipasi murni, angka kelangsungan hidup bayi, angka usia harapan hidup. IPM Kabupaten dari tahun 2007 sampai tahun 2011 terus meningkat berada diatas rata-rata Nasional, dibandingkan dengan Tingkat Provinsi Sumatera Barat Kabupaten/kota berada pada posisi ke 9, namun pada tingkat kabupaten se Sumatera Barat Kabupaten Agam berada pada posisi ke 2. Hal ini dapat terlihat pada diagram berikut : Grafik II.4 Indek Pembangunan Manusia (IPM)
RKPD Tahun 2014
23
A. Angka melek huruf Angka melek huruf selama 5 tahun terakhir cenderung menunjukkan peningkatan setiap tahunnya. Pada Tahun 2007 sebesar 97,79% sampai Tahun 2012 telah mencapai 99,79%. Walaupun cakupannya cenderung meningkat, namun peningkatannya relatif sangat kecil sehingga masih belum mencapai target RPJMD Kabupaten Agam Tahun 2010-2015, dimana pada tahun 2012 ditargetkan sebesar 99,81%. Hasil analisis angka melek huruf, dapat disajikan dalam contoh tabel, sebagai berikut Tabel II.13 Angka Melek Huruf No
Uraian
2007
2008
1
Jumlah penduduk usia diatas 15 tahun yang bisa membaca dan menulis Jumlah penduduk usia 15 tahun keatas Angka Melek Huruf
288,084
289,164
292,890
294,594
295,608
97.79
97.82
2 3
2009
2010
2011
2012
298,920
307.588
310.800
299,356
300,873
308.328
311.472
97.84
99.35
99.76
99.79
Dari Tabel terlihat bahwa pada Tahun 2011 masih terdapat sebanyak 0.24 persen atau sebanyak 740 orang penduduk yang berusia di atas 15 tahun yang belum dapat membaca dan menulis. Pada Tahun 2012 masih terdapat sebanyak 634 orang atau 0,21 persen penduduk berusia di atas 15 tahun yang belum dapat membaca dan menulis. Untuk lebih mengetahui Angka Melek Huruf masing-masing Kecamatan dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel II.14 Angka Melek Huruf Menurut Kecamatan Di Kabupaten Agam Tahun 2011 No
Kecamatan
Penduduk Usia Diatas 15 Tahun yang bisa baca dan tulis
Jumlah Penduduk Usia 15 Tahun keatas
Angka Melek Huruf
1
Tanjung Mutiara
18,492
18,810
98.31
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Lubuk Basung Ampek Nagari Tanjung Raya Matur IV Koto Malalak Banuhampu Sungai Pua Ampek Angkek Candung Baso Tilatang Kamang Kamang Magek Palembayan Palupuh
45,132 14,681 22,225 11,296 15,269 6,183 23,987 15,262 28,857 14,590 21,837 22,630 13,314 19,498 8,495
45,183 14,763 22,242 11,313 15,273 6,195 23,987 15,277 28,857 14,611 21,844 22,630 13,325 19,586 8,578
99.89 99.44 99.92 99.85 99.97 99.81 100.00 99.90 100.00 99.86 99.97 100.00 99.92 99.55 99.03
301,748
302,474
99.76
Jumlah
RKPD Tahun 2014
24
Dari Tabel di atas, terlihat bahwa ada 3 Kecamatan yang angka melek hurufnya sudah mencapai 100% yaitu Kecamatan Banuhampu, Kecamatan Ampek Angkek dan Kecamatan Tilatang Kamang. Berdasarkan angka absolut, maka ada beberapa kecamatan yang jumlah penduduk usia di atas 15 tahun yang tidak bisa membaca dan menulisnya masih tinggi, yaitu: Kecamatan Tanjung Mutiara, Kecamatan Lubuk Basung, Kecamatan Ampek Nagari, Kecamatan Malalak dan Kecamatan Palupuh. B. Angka rata-rata lama sekolah Angka Rata-Rata Lama Sekolah Tahun 2008 adalah 8,2 tahun, pada Tahun 2009 meningkat menjadi 8,3 tahun dan pada Tahun 2010 meningkat lagi menjadi 8,3 tahun. Pada tahun 2011, Angka rata-rata lama sekolah terus menunjukkan peningkatan menjadi 8,5 tahun, Hal ini melebihi target yang ditetapkan dalam RPJM sebesar 8,44 tahun. Sedangkan pada tahun 2012 angka rata rata lama sekolah telah mencapai 8.60 tahun, hal ini juga telah melebihi target yang ditetapkan sebesar 8,58 tahun. Dari 16 kecamatan yang ada, belum satupun kecamatan yang sudah mencapai Angka Rata-Rata-Rata Lama Sekolah 9 Tahun. Beberapa kecamatan yang perlu mendapat perhatian khusus adalah Kecamatan Lubuk Basung, Kecamatan Tanjung Raya, Kecamatan Malalak, Kecamatan Palembayan dan Kecamatan Palupuah. Untuk target Tahun 2015 Rata-Rata Lama Sekolah diharapkan sudah mencapai 12 tahun. C. Angka Usia Harapan Hidup Berdasarkan hasil sensus penduduk yang dilakukan setiap 10 tahun yang dimulai pada Tahun 1970, angka usia harapan hidup masyarakat Kabupaten Agam cenderung meningkat. Sensus Tahun 1970 angka harapan hidup sekitar 47,7 tahun, maka hasil Sensus Tahun 1980 meningkat menjadi 52,2 tahun dan Sensus Tahun 1990 meningkat menjadi 59,8 tahun dan Sensus Tahun 2000 menjadi 65,5 tahun. Pada Tahun 2011 sudah mencapai angka 69,23 tahun . Perkembangan Angka Usia harapan Hidup Kabupaten Agam pada tahun 2008 sampai 2011 terlihat pada Grafik berikut. Grafik II.5 Angka Usia Harapan Hidup
RKPD Tahun 2014
25
D. Angka Kematian Bayi (AKB) Kematian bayi adalah kematian yang terjadi antara saat setelah bayi lahir sampai bayi belum berusia tepat satu tahun. Banyak faktor yang dikaitkan dengan kematian bayi. Secara garis besar, dari sisi penyebabnya, kematian bayi ada dua macam yaitu endogen dan eksogen. Angka Kematian Bayi Kabupaten Agam Tahun 2012 sebesar 12,27 dari seribu kelahiran adalah sebesar 13,26 per 1.000 kelahiran hidup. kecamatan dengan AKB dibawah angka Kabupaten yang perlu diwaspadai yaitu : Kecamatan Malalak, Kecamatan Palembayan, Kecamatan Sungai Pua, Kecamatan Kamang Magek, Kecamatan Ampek Nagari, Kecamatan Banuhampu dan Kecamatan Lubuk Basung. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat Tabel berikut ini: Tabel II.15 Angka Kematian Bayi (AKB) Di Kabupaten Agam Tahun 2012 No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Kecamatan Tanjung Mutiara Lubuk Basung Ampek Nagari Tanjung Raya Matur IV Koto Malalak Banuhampu Sungai Pua Ampek Angkek Candung Baso Tilatang Kamang Kamang Magek Palembayan Palupuh Jumlah
Jumlah kematian bayi usia dibawah 1 tahun pada Tahun 2012 2 19 8 7 1 1 2 8 10 6 0 4 10 5 12 6 101
Jumlah kelahiran hidup pada Tahun 2012 508 1282 567 584 307 398 145 612 409 672 370 606 586 282 659 244 8,231
AKB
AKHB
3.94 14.82 14.11 11.99 3.26 2.51 13.79 13.07 24.45 8.93 0.00 6.60 17.06 17.73 18.21 24.59
998 981 992 993 999 999 998 992 990 994 1000 996 990 995 988 994
12.27
899
Sumber : Data Olahan Dari Profil Kesehatan Kabupaten Agam Tahun 2012
Angka kematian bayi (AKB) menggambarkan keadaan sosial ekonomi masyarakat dimana angka kematian itu dihitung. Kegunaan AKB untuk pengembangan perencanaan berbeda antara kematian neo-natal dan kematian bayi yang lain. Karena kematian neo-natal disebabkan oleh faktor endogen yang berhubungan dengan kehamilan maka program-program untuk mengurangi angka kematian neo-natal adalah yang bersangkutan dengan program pelayanan kesehatan ibu hamil, misalnya program pemberian pil besi dan suntikan anti tetanus. Sedangkan angka kematian Post-Neo Natal dan angka kematian anak serta kematian balita dapat berguna untuk mengembangkan program imunisasi, serta program-program pencegahan penyakit menular terutama pada anak-anak, program penerangan tentang gizi dan pemberian makanan sehat untuk anak dibawah usia 5 tahun. RKPD Tahun 2014
26
E. Persentase Balita Gizi Kurang. Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan Tahun 2011 jumlah balita penderita gizi kurang mencapai 7,63%. Sementara pada tahun 2012 angka ini meningkat menjadi 7,98%. Peningkatan ini diantaranya disebabkan oleh faktor kurangnya asupan makan balita, pola asuh ibu dalam pemberian makanan balita, kurangnya kepedulian ibu dalam membawa balita ke posyandu dan karena masih rendahnya derajat sanitasi lingkungan. Ada beberapa kecamatan yang perlu diwaspadai terkait dengan tingginya prosentase balita dengan gizi kurang ini, yaitu : Kecamatan Palembayan, Kecamatan Lubuk Basung, Kecamatan Tanjung Raya, Kecamatan Palupuh, Kecamatan Kamang Magek, Kecamatan Ampek Nagari, Kecamatan Tanjung Mutiara dan Kecamatan Malalak. 2.2.2 Aspek Pelayanan Umum 2.2.2.1 Fokus Layanan Urusan Wajib A. Urusan Pendidikan Angka Partisipasi Sekolah (APS) APS menunjukkan besaran penduduk usia sekolah yang sedang bersekolah. APS merupakan ukuran daya serap, pemerataan dan akses terhadap pendidikan khususnya penduduk usia sekolah. APS terdiri dari Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM). APK menunjukkan tingkat partisipasi penduduk secara umum di suatu tingkat pendidikan, sedangkan APM menunjukkan partisipasi sekolah penduduk usia sekolah di tingkat pendidikan tertentu. APK dan APM pada jenjang pendidikan SD/MI, SLTP/MTSN, dan SLTA pada tahun 2010 – 2012 cenderung meningkat sebagaimana terlihat pada berikut: Tabel II.16 Angka Partisipasi Kasar dan Angka Partisipasi Murni PAUD NO
Tahun
1 2 3
Tingkat SD
Tingkat SLTP
Tingkat SM
APK
APM
APK
APM
APK
APM
APK
APM
2010 2011
4,75 13,08
4,08 11,25
103,87 103,92
91,54 91,37
95 96.30
76,14 78,52
83,07 84,20
64,24 71,98
2012
17,32
14,89
105,07
91,47
97,03
80,78
85,6
72,67
Sumber : Data Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Tahun 2012.
Rasio Ketersediaan Sekolah/Penduduk Usia Sekolah Pembangunan pendidikan ditinjau dari ketersedian sekolah terlihat bahwa pada tingkat Sekolah Dasar dari jumlah penduduk kelompok usia 7-12 tahun pada Tahun 2012 sebanyak 59.400 orang dengan jumlah sekolah 454 unit, hal ini menunjukan rata-rata satu SD menampung 130 murid. Rasio murid per kelas diketahui perbanding jumlah kelas dengan jumlah murid yaitu jumlah kelas sebanyak 3,180 sedang jumlah murid sebanyak 62,418 orang berarti satu kelas sudah menampung 19-20 murid, merupakan kondisi yang ideal, menunjukkan bahwa untuk tingkat SD tidak diperlukan lagi penambahan sarana pendidikan. Sementara untuk tingkat Sekolah Menengah Pertama pada Tahun 2012 dari jumlah penduduk kelompok usia 13-15 tahun sebanyak 26.631 orang dengan jumlah sekolah 119 unit , hal ini menunjukan satu sekolah menampung RKPD Tahun 2014
27
223 siswa dengan rasio murid per kelas mencapai 26 orang. Selanjutnya untuk tingkat pendidikan Sekolah Menengah Tingkat Atas tidak jau beda dengan kondisi Sekolah Menengah Pertama, dimana Rasio murid per kelas merupakan indikator yang menunjukkan banyaknya murid yang mengikuti pendidikan untuk setiap kelas mencapai 25 orang. Lebih jelasnya perkembangan rasio ketersedian sekolah dengan penduduk usia sekolah dan rasio murid dengan ketersedian jumlah kelas per jenjang pendidikan tahun 2010-2012 tergambar pada tabel berikut: Tabel II.17 Ketersediaan Sekolah dan Penduduk Usia Sekolah Tahun 2010-2012 No
Jenjang Pendidikan
2010
2011
2012
1 1.1. 1.2. 1.3. 2 2.1.
SD/MI Jumlah gedung sekolah jumlah penduduk kelompok usia 7-12 tahun Rasio SMP/MTs Jumlah gedung sekolah
120
118
119
2.2.
jumlah penduduk kelompok usia 13-15 tahun
27,052
26,220
26,631
2.3. 3 3.1
Rasio SLTA Jumlah gedung sekolah
225.43
222.20
223.79
61
64
65
3.2
jumlah penduduk kelompok usia 16-18 tahun
18,979
19,356
19,832
3.3
Rasio
311.13
302.44
305.11
455 60,767 133.55
453 59,174 130.63
454 59,400 130.84
Sumber : Profil pendidikan Kabupaten Agam Tahun
Tabel II.18 Rasio Murid Terhadap Jumlah Kelas per Jenjang Pendidikan Tahun 2010-2012 No
Jenjang Pendidikan
1 1.1. 1.2. 1.3. 2 2.1. 2.2.
SD/MI Kelas/Rombel Jumlah Murid Rasio SMP/MTs Kelas/Rombel Jumlah Murid
2.3. 3 3.1 3.2 3.3
Rasio
2010
2011
2012
3,052 62,932 20.62
3,085 62,176
3,180 62,418
20.15
19.63
881 25,132
1,112 25,100
990 25,805
28.53
22.57
26.07
566 15,535 27.45
594 16,345
670 17,035
27.52
25.43
SLTA
Kelas/Rombel Jumlah Murid Rasio
Sumber : Profil pendidikan Kabupaten Agam Tahun 2012’
Rasio Guru/Murid Disamping faktor ketersediaan sarana gedung sekolah, faktor lain yang sangat menentukan dalam pembangunan bidang pendidikan adalah ketersediaan guru untuk masing-masing jenjang pendidikan. Rasio guru dengan murid untuk jenjang pendidikan SD/MI mengalami perkembangan yang berfluktuasi. Dimana Tahun 2010 rasionya 14,57 tahun 2011 naik mencapai 14,67 dan tahun 2012 turun mencapai 13.31. Sementara itu rasio guru terhadap RKPD Tahun 2014
28
murid untuk jenjang pendidikan SMP/MTs rasionya sama dengan kondisi jenjang pendidikan SD/MI, tahun 2010 rasionya mencapai 8.45, tahun 2011 naik menjadi 8.56 namun tahun 2012 rasionya turun lagi menjadi 8.37 . Sedangkan untuk Jenjang pendidikan SLTA/MA rasionya cendrung turun dimana tahun 2010 7.69 tahun 2011 menjadi 7,49 dan tahun 2011 sebesar 7.46. Untuk lebih mengetahui rasio guru dan murid untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah, dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel II.19 Rasio Jumlah Murid terhadap Jumlah Guru per Jenjang Pendidikan Tahun 2010-2012 No 1 1.1. 1.2. 1.3. 2 2.1. 2.2. 2.3. 3 3.1 3.2 3.3
Jenjang Pendidikan SD/MI Jumlah Guru Jumlah Murid Rasio SMP/MTs Jumlah Guru Jumlah Murid Rasio
2010 4,320 62,932 14.57 2,973 25,132 8.45
2011
2012
4,238 62,176
4,690 62,418
14.67
13.31
2,933
3,084
25,100
25,805
8.56
8.37
2,181 16,345
2,283 17,035
7.49
7.46
SLTA/MA
Jumlah Guru Jumlah Murid Rasio
2,021 15,535 7.69
Sumber : Profil pendidikan Kabupaten Agam Tahun 2012
Angka Putus Sekolah 1. Angka Putus Sekolah ( APS) SD/MI Jumlah siswa SD/MI pada Tahun 2012 adalah sebesar 62.176 orang. Sebanyak 114 orang mengalami putus sekolah atau sekitar 0.18% dari total siswa SD/MI. 2. Angka Putus Sekolah ( APS) SMP/MTs Jumlah siswa SMP/MTs pada Tahun 2012 adalah sebesar 25.100 orang. sebanyak 105 orang mengalami putus sekolah atau sekitar 0.42% dari total siswa SMP dan MTs. 3. Angka Putus Sekolah ( APS) SMA/SMK/MA Jumlah siswa SMA/SMK/MA pada Tahun 2012 adalah sebesar 16.345 orang. sebanyak 132 orang mengalami putus sekolah atau sekitar 0.81% dari total siswa SMA/SMK/MA. Angka Kelulusan 1. Angka Kelulusan SD/MI Jumlah siswa SD/MI yang lulus adalah sebanyak 8.999 orang siswa dari sebanyak 9.009 orang siswa yang berada pada tingkat tertinggi dari siswa SD/MI atau sekitar 99.89%. 2. Angka Kelulusan SMP/MTs Jumlah siswa SMP/MTs yang lulus adalah sebanyak 7.511 orang siswa dari sebanyak 7.545 orang siswa yang berada pada tingkat tertinggi dari siswa SMP/MTs atau sekitar 99,55%.
RKPD Tahun 2014
29
3. Angka Kelulusan SMA/SMK/MA Jumlah siswa SMA/SMK/MA yang lulus adalah sebanyak 4.810 orang siswa dari sebanyak 4.852 orang siswa yang berada pada tingkat tertinggi dari siswa SMA/SMK/MA atau sekitar 99.13%. 4. Angka Melanjutkan dari SD/MI ke SMP/MTs Dari sebanyak 8.999 orang siswa yang menyelesaikan pendidikan pada tingkat SD/MI, maka sebanyak 9.254 orang atau sekitar 102.83% melanjutkan ke jenjang pendidikan setingkat SMP/MTs 5. Angka Melanjutkan dari SMP/MTs ke SMA/SMK/MA Dari sebanyak 7.511 orang siswa yang menyelesaikan pendidikan pada tingkat SMP/MTs, maka sebanyak 6.580 orang atau sekitar 87,60% melanjutkan ke jenjang pendidikan setingkat SMA/SMK/MA. B. Kesehatan Rasio Puskesmas, Poliklinik dan Pustu per satuan Penduduk Berdasarkan rasio Puskesmas terhadap penduduk, jumlah Puskesmas di Kabupaten Agam sudah mencukupi. Artinya dengan jumlah penduduk sebanyak 463,719 jiwa dengan jumlah Puskesmas sebanyak 22 unit, maka 1 Puskesmas akan melayani sebanyak 21.078 jiwa penduduk, sedangkan standar nasional 1 Puskesmas idealnya melayani sebanyak 25.000 jiwa penduduk. Namun demikian masih perlu dipertimbangkan untuk membangun Puskesmas pada daerah-daerah tertentu dengan pertimbangan seperti : daerah yang terisolir sehingga sulit diakses dengan transportasi umum, dan daerah perkebunan. Selanjutnya berdasarkan rasio jumlah Puskesmas Pembantu terhadap jumlah penduduk dapat disimpulkan bahwa jumlah Puskesmas Pembantu sudah mencukupi. Dengan jumlah Puskesmas Pembantu sebanyak 120 unit dan jumlah penduduk sebanyak 463,719 jiwa, maka 1 Puskesmas Pembantu melayani sebanyak 3,864 jiwa, sedangkan standar nasional 1 unit Puskesmas Pembantu idealnya melayani 5.000 jiwa. Sama halnya dengan Puskesmas, maka penambahan Puskesmas Pembantu dapat dilakukan untuk daerah yang sulit dan daerah pemukiman baru. Rasio Dokter per Satuan Penduduk Perkembangan jumlah dokter selama 3 tahun terakhir cenderung menurun, pada Tahun 2010 jumlah dokter hanya sebanyak 55 orang, kemudian pada Tahun 2011 menjadi 60 orang selanjutnya Tahun 2012 berkurang menjadi 47 orang. Kekurangan tersebut disebabkan 16 orang dokter melanjutkan pendidikan spesialisasi dan mengambil program S2. Berdasarkan Standar Pelayanan Kesehatan Terpadu, idealnya 1 orang dokter melayani 2.500 jiwa penduduk. Berdasarkan kondisi tersebut maka dengan jumlah penduduk pada Tahun 2012 sebesar 463,719 jiwa seharusnya memiliki dokter sebanyak 185 orang. Tabel II.29 menunjukkan data Jumlah Dokter Tahun 2010-2012 di Kabupaten Agam. Tabel II.20 Jumlah Dokter Puskesmas di Kabupaten Agam Tahun 2006-2010 No.
Uraian
1
Jumlah Dokter
2 3
2010
2011
2012
55
60
47
Jumlah Penduduk
455,484
459.155
463,719
Rasio/1.000 pddk
11,77
13,07
10,13
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten Agam Tahun 2012
RKPD Tahun 2014
30