BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH Evaluasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari manajemen pembangunan. Bersama-sama dengan perencanaan menjadi komponen dalam siklus pelaksanaan pembangunan. Hasil evaluasi adalah review atas segala hal yang mengarah pada sebuah keberhasilan maupun kegagalan atas yang telah dikerjakan. A.
Gambaran Umum Kondisi Daerah 1. Aspek Geografi dan Demografi Analisis pada aspek geografi di Kabupaten Pekalongan perlu dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai karakteristik lokasi dan wilayah, potensi pengembangan wilayah, dan kerentanan wilayah terhadap bencana. Sedangkan gambaran kondisi demografi, antara lain mencakup perubahan
penduduk,
komposisi
dan
populasi
masyarakat
secara
keseluruhan atau kelompok dalam waktu tertentu di Kabupaten Pekalongan. a.
Aspek Geografis 1) Karakteristik Lokasi dan Wilayah Gambaran umum pada aspek geografi akan menjelaskan tentang luas dan batas wilayah administrasi, letak dan kondisi geografis, topografi, geologi, hidrologi, klimatologi dan penggunaan lahan di Kabupaten Pekalongan. a)
Luas dan Batas Wilayah Administrasi Kabupaten Pekalongan adalah salah satu daerah otonom yang termasuk dalam wilayah Provinsi Jawa Tengah. Kabupaten Pekalongan memiliki wilayah dengan luas 836,13 Km² yang terbagi menjadi 19 kecamatan, dan terdiri dari 272 desa dan 13 kelurahan. Data pada tahun 2013, dari total luas tersebut 29,75% (248,71 Km²) diantaranya berupa tanah basah atau sawah, dan sisanya 70,25% (587,42 Km²) merupakan tanah kering. Kabupaten Pekalongan secara administratif berbatasan dengan :
Sebelah Utara
: Laut Jawa & Kota Pekalongan
Sebelah Timur
: Kabupaten Batang dan Kota Pekalongan
Sebelah Selatan : Kabupaten Banjarnegara
Sebelah Barat
: Kabupaten Pemalang dan Kabupaten Purbalingga
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
Tabel 2.1 Luas Wilayah Kabupaten Pekalongan No
Luas (Km2) 60,55 92,99 58,20 73,58 58,57 68,45 63,48 75,15 68,52 32,40 25,91 40,06 18,80 22,94 20,99 9,54 17,39 12,70 15,91
Kecamatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Kandangserang Paninggaran Lebakbarang Petungkriyono Talun Doro Karanganyar Kajen Kesesi Sragi Siwalan Bojong Wonopringgo Kedungwuni Karangdadap Buaran Tirto Wiradesa Wonokerto Jumlah
Desa / Kelurahan 14 15 11 9 10 14 15 24/1 23 16/1 13 22 14 16/3 11 7/3 16 11/5 11
836,13
272/13
Sumber : Kabupaten Pekalongan Dalam Angka, 2014
b)
Letak dan Kondisi Geografis Secara
geografis
Kabupaten
Pekalongan
mempunyai
bentuk yang memanjang dari utara ke selatan. Di bagian utara termasuk wilayah pantura dan merupakan jalur utama di Pulau Jawa. Secara astronomis letak Kabupaten ini berada di antara 6º - 7º 23’ Lintang Selatan dan antara 109º - 109º 78’ Bujur Timur. Karena sebagian wilayahnya berbatasan langsung dengan Laut Jawa maka dari 285 desa/kelurahan yang ada, terdapat 6 desa pantai. c)
Topografi Wilayah Kabupaten Pekalongan merupakan perpaduan antara wilayah dataran rendah di bagian utara dan dataran tinggi di bagian selatan yang termasuk dalam kawasan dataran tinggi Dieng. Kawasan dataran tinggi di kabupaten ini berada pada
1.294
meter
dari
permukaan
laut.
Dari
285
desa/kelurahan yang ada, 6 desa merupakan desa pantai dan 279 desa bukan desa pantai. Menurut topografi desa, terdapat 60 desa/kelurahan (20 %) yang berada di dataran tinggi dan selebihnya 225 desa/kelurahan (80 %) berada di dataran rendah.
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.2
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
d)
Geologi Sebaran jenis tanah di Kabupaten pekalongan adalah sebagai berikut : (1) Latosal Coklat : Kec. Paninggaran, Kandangserang, Doro (2) Aluvial Kelabu Tua : Kec. Sragi dan Kedungwuni (3) Komplex Gromosal Mediteran : Kec. Kandangserang (4) As Alatosal Coklat : Kec. Paninggaran, Doro, Karanganyar, Kajen, Kesesi, Bojong, Wonopringgo, Kedungwuni (5) As Aluvial Kelabu : Kec. Sragi, Kajen, Kesesi, Bojong, Buaran Tirto, Wiradesa (6) As Aluvial Coklat :
Kec.
Sragi,
Bojong,
Wonopringgo,
Kedungwuni Buaran, Tirto (7) Aluvial Hidromorf : Kec. Sragi, Wiradesa, Tirto (8) Komplek Latosal merah kekuning-kuningan dan Latosal Coklat kemerahan
: Kec. Kandangserang, Paninggaran,
Lebakbarang, Petungkriyono (9) As Adrosal Coklat : Kec. Kandangserang, Paninggaran, Lebakbarang, Petungkriyono e)
Hidrologi Kondisi hidrologi yang dapat dilihat dari potensi air tanah dan keberadaan air permukaan satu daerah adalah tidak sama dengan daerah lainnya walaupun keduanya mempunyai curah hujan yang sama. Hal ini disebabkan kondisi lahan (geologi, geomorfologi, dan tanah) setiap daerah berbeda. Perbedaanperbedaan ini akhirnya membawa keberagaman dalam potensi sumber daya alam dan potensi kebencanaan alam sehingga pengembangan sumber daya alam daerah harus memperhatikan potensi-potensi alam tersebut. Pengembangan sumber daya alam harus memperhatikan kesinambungan
pemanfaatan
dan
kelestarian
lingkungan.
Kekeliruan pengembangan sumber daya alam selain berdampak pada degradasi sumber daya alam bersangkutan juga berperan dalam memicu terjadinya bencana alam yang berakibat sangat merugikan. f)
Klimatologi Pada tahun 2013, Kabupaten Pekalongan mengalami ratarata curah hujan 2.992 mm, lebih tinggi bila dibandingkan dengan keadaan tahun 2012 yang mengalami rata-rata curah hujan 2.243mm. Untuk rata-rata hari hujan tahun 2013 adalah 143 hari, lebih tinggi bila dibandingkan rata-rata hari hujan
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.3
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
tahun 2012 sebesar 120 hari. Curah hujan yang tertinggi terjadi di Kecamatan Lebakbarang sebesar 5.321 mm, sedangkan ratarata hari hujan terbanyak terjadi di Kecamatan Talun yaitu sebesar 196 hari. g)
Penggunaan Lahan Menurut penggunaannya tanah dibagi menjadi tanah sawah dan tanah kering. Tahun 2013 luas tanah sawah sebesar 24.871,51 ha (29,75 %) dan luas tanah kering sebesar 58.741,56 ha (70,25 %). Sebagian besar luas tanah sawah merupakan sawah beririgasi 19.930,67 ha (80,13 %), selanjutnya tanah sawah tadah hujan sebesar 4.286,54 ha (17,24 %), tanah sawah pasang surut sebesar 393,11 ha (1,58 %), lebak 261,18 ha (1,05 %).
2) Potensi Pengembangan Wilayah Berdasarkan
deskripsi
karakteristik
wilayah,
dapat
diidentifikasi wilayah yang memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai kawasan budidaya seperti perikanan, pertanian, pariwasata dan industri dan lain-lain dengan berpedoman pada Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pekalongan Tahun 2011-2031 a)
Kawasan Hutan Produksi dan Hutan Rakyat Kawasan Hutan Produksi adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok memproduksi hasil hutan. Kawasan hutan produksi terbatas adalah kawasan hutan produksi dengan faktor-faktor kelas lereng, jenis tanah, dan intensitas hujan yang dihitung dengan metode skoring mempunyai jumlah nilai antara 125-174. Kawasan hutan produksi tetap adalah kawasan hutan produksi dengan faktor-faktor kelas lereng, jenis tanah dan itensitas
hujan
yang
dihitung
dengan
metode
skoring
mempunyai jumlah nilai di bawah 125. Keberadaan kawasan hutan produksi mendukung kegiatan konservasi pada hutan produksi agar ekosistem hutan tetap terjaga. Kawasan Pekalongan
hutan
yang
produksi
memiliki
yang
luasan
±
ada 1.200
di
Kabupaten
Ha.
Kawasan
peruntukan hutan produksi tersebut terletak di Kecamatan Kandangserang, Paninggaran, Karangdadap, Kesesi, dan Bojong. Sedangkan kawasan peruntukan hutan produksi terbatas seluas ±
25.361
Ha
terletak
di
Kecamatan
Kajen,
Kecamatan
Karanganyar, Kecamatan Doro, Kecamatan Talun, Kecamatan Kandangserang,
Kecamatan
Paninggaran,
Kecamatan
Lebakbarang dan Kecamatan Petungkriyono.
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.4
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
b)
Kawasan Hutan Rakyat Kawasan hutan rakyat adalah kawasan hutan yang berada pada tanah yang telah dibebani hak atas tanah yang dibuktikan dengan alas titel atau hak atas tanah, yang diatasnya didominasi pepohonan dalam satu ekosistem yang ditunjuk oleh Bupati/
Walikota.
mendukung
Keberadaan
kegiatan
konservasi
kawasan pada
hutan
hutan
rakyat
rakyat
agar
ekosistem hutan tetap terjaga. Kawasan
peruntukan
hutan
rakyat
di
Kabupaten
Pekalongan memiliki luasan kurang lebih 2.280 ha dan terletak di
Kecamatan
Kandangserang,
Paninggaran,
Lebakbarang,
Petungkriyono, Kedungwuni, Talun, Doro, Karanganyar, Kajen, Kesesi, Sragi, Siwalan, Bojong, Wonopringgo, Karangdadap, Buaran, Tirto, Wiradesa dan Wonokerto. c)
Kawasan Pertanian Kawasan peruntukan pertanian yang ada di Kabupaten Pekalongan dapat terdiri dari 4 jenis peruntukan antara lain: (1) Peruntukan pertanian tanaman pangan; Kawasan peruntukan pertanian tanaman pangan memiliki luasan sebesar kurang lebih 25.124 ha. Kawasan pertanian lahan basah berfungsi untuk mempertahankan jumlah kawasan budidaya pertanian demi kepentingan budidaya tanaman pangan seperti padi demi menjaga kemampuan daerah dalam swasembada pangan. (2) Peruntukan hortikultura; Pertanian
hortikultura
sayuran
dan
bunga-bungaan,
meliputi: pertanian hortikultura sayuran yang dipanen sekali (bawang merah, bawang putih, kentang, kubis, petai/sawi, wortel, dan lobak, termasuk bayam dan kangkung yang dipanen
dengan
akarnya);
hortikultura
sayuran
yang
dipanen lebih dari sekali (kacang panjang, kacang merah, cabe, tomat, terong, buncis, ketimun, labu siam, bayam, kangkung dan jamur); hortikultura bunga-bungaan (anggrek, mawar, melati, dan sedap malam), termasuk tanaman hias yang
dipanen
selain
bunganya,
serta
pembibitan
dan
pembenihan hortikultura sayuran dan bunga-bungaan. Kawasan hortikultura memiliki luasan kurang lebih 18.991 ha.
Kawasan
peruntukan
hortikultura
di
Kabupaten
Pekalongan meliputi sebagian wilayah Kecamatan Doro, Kecamatan Talun, Kecamatan Kandangserang, Kecamatan
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.5
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
Lebakbarang, Kecamatan Petungkriyono, Kecamatan Bojong terutama bagian selatan, Kecamatan Wonopringgo terutama bagian selatan, barat dan timur, serta sebagian wilayah Kecamatan Kajen. (3) Peruntukan perkebunan; Areal/Bidang
tanah
yang
diusahakan
untuk
tempat
budidaya tanaman keras dengan tanaman sejenis, sistem pengambilan hasilnya bukan dengan cara menebang pohon. Kawasan perkebunan berfungsi untuk mengembangkan pruduktivitas kawasan dengan pengembangan komoditas pertanian untuk keperluan budidaya jenis perkebunan. Terdapat 11 komoditas yang berkembang di Kabupaten Pekalongan, yaitu kelapa, cengkeh, kopi, tebu, teh, jambu mete, aren, panili, lada, dan nilam. (4) Peruntukan peternakan. Kawasan
peternakan
adalah
kawasan
untuk
usaha
pengembangan peternakan. Secara umum dapat digolongkan dalam 2 kelompok, yaitu ternak besar (sapi, kerbau, kambing, domba, dan kuda) dan aneka unggas (ayam, itik, dan jenis unggas lainnya). Untuk peternakan hewan besar paling
tidak
harus
tersedia
atau
dekat
dengan
areal
tumbuhnya makanan ternak yang cukup, sedang untuk peternakan unggas biasa menyebar diseluruh kawasan budidaya
dengan syarat
makanan tercukupi.
Kawasan
peternakan berfungsi untuk mewujudkan kelangsungan pengembangan dalam usaha pengembangan peternakan. Peternakan
hewan
besar
tersebar
di
Kecamatan
Kandangserang, Paninggaran, Lebakbarang, Talun, Doro, Kajen
dan
Kesesi.
Untuk
ternak
unggas
tersebar
di
Kecamatan Kajen, Kesesi, Wonopringgo dan Paninggaran. d)
Kawasan Perikanan Kawasan perikanan adalah kawasan yang diperuntukkan bagi usaha pengembangan perikanan. Sesuai RTRW kawasan perikanan di Kabupaten Pekalongan terdiri dari (1)Kawasan perikanan
Tangkap;
(2)Kawasan
Perikanan
Budidaya;
dan
(3)Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan Kawasan Perikanan di Kabupaten Pekalongan terdapat di daerah-daerah aliran sungai yang ada di wilayah Daerah dengan peruntukan kawasan budidaya kolam air tawar yaitu terletak di Kecamatan Paninggaran, Kecamatan Petungkriyono, Kecamatan
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.6
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
Doro, Kecamatan Talun, Kecamatan Kandangserang, Kecamatan Karanganyar, Kecamatan Sragi, Kecamatan Siwalan, Kecamatan Wonokerto dan Kecamatan Wonopringgo. Selain itu juga di Kecamatan Tirto, Wonokerto dan Siwalan dengan peruntukan kawasan budidaya air laut dan tambak. e)
Kawasan Pertambangan Kawasan pertambangan adalah wilayah yang memiliki potensi sumberdaya bahan tambang yang berwujud padat, cair, atau gas berdasarkan peta/data geologi dan merupakan tempat dilakukannya
sebagian
atau
seluruh
tahapan
kegiatan
pertambangan yang meliputi penelitian, penyelidikan umum, eksplorasi, operasi produksi/eksploitasi dan pasca tambang, baik di wilayah daratan maupun perairan, serta tidak dibatasi oleh penggunaan lahan, baik kawasan budidaya maupun kawasan lindung. Pengembangan kawasan pertambangan di Kabupaten Pekalongan masih membutuhkan beberapa tahapan sebelum sampai pada tahapan eksploitasi. Hal tersebut karena masih belum diketahui mengenai kondisi volume kandungan bahan tambang yang ada. Meskipun sudah terindikasikan luasan hamparan tambang yang merata di wilayah kabupaten Pekalongan. Sedangkan sampai saat sekarang penguasaan dan pengusahaan bahan galian tambang yang ada masih ditangani oleh masyarakat umum awam dengan sistem pengelolaan informal. Kawasan
pertambangan
yang
ada
di
Kabupaten
Pekalongan terdiri dari: (1) Pertambangan mineral logam, (2) Pertambangan batuan, (3) Pertambangan panas bumi; dan f)
Kawasan Peruntukan Industri Kawasan peruntukan industri adalah bentangan lahan yang diperuntukkan bagi kegiatan industri berdasarkan rencana tata ruang wilayah yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Kawasan
peruntukan
industri
berfungsi
untuk
mengembangkan kawasan peruntukan industri dengan tidak mengganggu kawasan budidaya lain. Kawasan peruntukan industri tersebut meliputi: (1) Peruntukan industri besar; (2) Peruntukan industri menengah;
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.7
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
(3) Peruntukan industri kecil dan mikro. Peruntukan
industri
diarahkan
di
seluruh
wilayah
kabupaten Pekalongan terutama untuk industri besar tersebar di sepanjang pantura seperti di Kecamatan Siwalan, Tirto dan Wonokerto.
Sedangkan
industri
menengah
terdapat
di
Kecamatan Siwalan, Kecamatan Wiradesa, Kecamatan Tirto, Kecamatan Wonokerto, Kecamatan Buaran, Kecamatan Bojong, Kecamatan Sragi, Kecamatan Kedungwuni dan Kecamatan Wonopringgo. Peruntukan industri kecil dan rumah tangga terdapat di sentra-sentra industri di seluruh kecamatan. g)
Kawasan Pariwisata Kawasan Peruntukan Pariwisata adalah kawasan dengan luasan
tertentu
memenuhi
yang
kebutuhan
dibangun pariwisata.
atau
disediakan
Pengelompokan
untuk
kawasan
peruntukan pariwisata didasarkan ketersediaan fasilitas sarana dan prasarana kemudahan aksesibilitas, karakteristik potensi pariwisata dan wilayah serta sosial budaya, keterkaitan antar pusat-pusat pertumbuhan melalui pengembangam kawasan berdasarkan
koridor,
pendekatan
berdasarkan
prioritas
sesuai
pengembangan
kekuatan
daya
tarik
kawasan wisata.
Kawasan peruntukan pariwisata berfungsi untuk melestarikan kawasan wisata agar tidak rusak dan selalu dapat dimanfaatkan untuk menunjang kegiatan wisata. Kawasan peruntukan pariwisata di Kabupaten Pekalongan adalah: (1) Wisata Alam (2) Wisata buatan/ rekreasi (3) Wisata belanja (4) Ekowisata (5) Wisata Budaya (6) Wisata Religius h)
Kawasan Permukiman Kawasan
pemukiman
adalah
kawasan
yang
diperuntukkan bagi pemukiman atau dengan kata lain untuk menampung penduduk yang ada di Kabupaten Pekalongan sebagai tempat hunian dengan fasilitas sosialnya. (1) Permukiman Kota Kawasan
permukiman
kota
mencakup
wilayah
pengembangan kota.
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.8
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
Kebijaksanaan pemanfaatan ruang didasarkan pada tujuan pengembangan
sarana
prasarana
penunjangnya
yang
meliputi : penataan ruang kota yang mencakup penyusunan dan peninjauan kembali rencana tata ruang kota. (2) Permukiman Pedesaan Kebijaksanaan pemanfaatan ruang Permukiman Pedesaan didasarkan pada tujuan untuk mengembangkan kawasan permukiman
yang
terkait
dengan
kegiatan
budidaya
pertanian yang meliputi pengembangan desa-desa pusat pertumbuhan serta perkampungan yang ada dan arahan bagi perluasannya. i)
Kawasan Peruntukan Lainnya Kawasan peruntukan lainnya di Kabupaten Pekalongan adalah
kawasan
peruntukan
pertahanan
dan
keamanan.
Rencana pengembangan kawasan kepentingan pertahanan dan keamanan
merupakan
ketentuan
peraturan
kewenangan
pemerintah
perundang-undangan.
sesuai Kawasan
kepentingan pertahanan keamanan berupa: (1) Batalyon Infanteri 407/Padma Kusuma Kompi Senapan - C di Kecamatan Wonopringgo; (2) Komando Distrik Militer (Kodim) di Kecamatan Kajen; (3) Komando Rayon Militer (Koramil) yang tersebar di seluruh kecamatan; (4) Pos
Angkatan
Laut
(Posal)
Wonokerto
di
Kecamatan
Wonokerto; (5) Kepolisian Resort (Polres) Pekalongan di Kecamatan Kajen; dan (6) Kepolisian Sektor (Polsek) di seluruh kecamatan. 3) Wilayah Rawan Bencana Di Kabupaten Pekalongan terdapat beberapa lokasi wilayah yang sering mengalami bencana alam seperti banjir dan tanah longsor. Pada kawasan-kawasan seperti ini perlu dilindungi agar dapat menghindarkan masyarakat dari ancaman bencana yang ada tersebut. Kawasan rawan bencana berfungsi untuk melindungi manusia dan kegiatannya dari bencana yang disebabkan oleh alam maupun secara tidak langsung oleh perbuatan manusia.
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.9
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
Di Kabupaten Pekalongan daerah yang memiliki kerawanan terhadap bencana adalah: a)
Daerah yang mempunyai kerawanan terhadap bencana tanah longsor
adalah
di
Paninggaran,
Kecamatan
Kecamatan
Kandangserang, Lebakbarang,
Kecamatan Kecamatan
Petungkriyono, Kecamatan Kesesi (Windurojo, Ujungnegoro), Karanganyar
(Legokkalong,
Lolong),
Kajen
(Brengkolang,
Kutorojo dan Linggoasri), Kecamatan Talun, dan Kecamatan Doro. b)
Daerah yang
mempunyai kerawanan banjir di Kabupaten
Pekalongan adalah di Kecamatan Tirto, Kecamatan Wiradesa, Kecamatan Siwalan, Kecamatan Wonokerto, Kecamatan Kesesi, Kecamatan
Bojong,
Buaran,
Karangdadap,
Kajen,
dan
Kecamatan Sragi. c)
Daerah rawan bencana kekeringan di Kecamatan Siwalan, Kecamatan Sragi, Kecamatan Kesesi, Kecamatan Bojong, dan Kecamatan Talun.
d)
Daerah rawan bencana abrasi dan gelombang pasang juga terjadi
di
Kecamatan
Wonokerto,
Kecamatan
Tirto
dan
Kecamatan Siwalan. b. Aspek Demografi Jumlah Penduduk Kabupaten Pekalongan tahun 2013 sebanyak 861.082 jiwa, terdiri dari laki-laki 427.815 jiwa dan perempuan 433.267 jiwa. Apabila dibanding tahun 2012 sebanyak 854.287 jiwa, yang terdiri dari laki-laki 424.415 jiwa dan perempuan 429.872 jiwa, berarti mengalami pertumbuhan sekitar 7,9 %. Tabel 2.2 Jumlah Penduduk Kabupaten Pekalongan Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin Tahun 2013 NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
KECAMATAN
LAKI – LAKI
PEREMPUAN
TOTAL
Kandangserang Paninggaran Lebakbarang Petungkriono Talun Doro Karanganyar Kajen Kesesi
16.281 17.217 5.143 6.179 13.265 18.730 18.010 28.857 30.194
16.439 17.663 5.034 6.148 13.027 18.926 18.476 29.639 31.506
32.720 34.880 10.177 12.327 26.292 37.656 36.486 58.496 61.700
Sragi Siwalan Bojong Wonopringgo Kedungwuni Karangdadap
30.513 18.112 31.172 20.842 47.150 17.433
31.244 19.752 31.806 21.238 47.288 17.477
61.757 37.864 62.978 42.080 94.438 34.910
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.10
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
NO.
KECAMATAN
LAKI – LAKI
PEREMPUAN
TOTAL
16 17
Buaran Tirto
22.414 34.416
21.862 34.078
44.276 68.494
18 19
Wiradesa Wonokerto
28.789 23.098
29.111 22.553
57.900 45.651
JUMLAH 2013
427.815
433.267
861.082
2012
424.465
429.872
854.337
2011
421.000
426.379
847.379
Sumber : BPS Kabupaten Pekalongan, 2014 (diolah)
Dari tabel
di atas pada tahun 2013 jumlah penduduk
perempuan lebih banyak dibandingkan dengan jumlah penduduk lakilaki. Persentase penduduk perempuan pada tahun 2013 sebesar 50,32% dan laki-laki sebesar 49,68%. 2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat Aspek kesejahteraan masyarakat merupakan tujuan akhir dari penyelenggaraan pembangunan daerah yang merupakan upaya menciptakan kondisi kesejahteraan masyarakat yang lebih baik a.
Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi 1) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu daerah dalam suatu periode tertentu, baik atas harga dasar berlaku maupun atas harga dasar konstan. PDRB pada dasarnya merupakan jumlah nilai tambah barang dan jasa yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi dalam suatu daerah dalam tahun tertentu atau periode tertentu dan biasanya satu tahun. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) menurut harga berlaku digunakan untuk mengetahui kemampuan sumber daya ekonomi, sementara
pergeseran, itu,
PDRB
dan
struktur
konstan
ekonomi
digunakan
suatu
untuk
daerah,
mengetahui
pertumbuhan ekonomi secara riil dari tahun ke tahun atau pertumbuhan ekonomi yang tidak dipengaruhi oleh faktor harga. PDRB juga digunakan untuk mengetahui perubahan harga dengan menghitung deflator PDRB (perubahan indeks implisit). Indeks harga implisit merupakan rasio antara PDRB menurut harga berlaku dan PDRB menurut harga konstan PDRB menurut unit/ lapangan usaha dikelompokkan dalam 9 sektor ekonomi yaitu, 1) Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan, 2) sektor Pertambangan dan Penggalian; 3) Sektor Industri Pengolahan; 4) Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih; 5) Sektor Konstruksi; 6) Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran; 7) Sektor
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.11
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
Pengangkutan dan Komunikasi; 8) Sektor Keuangan, Real Estate dan Jasa Perusahaan; dan 9) Jasa-Jasa. Pada tahun 2014 diperkirakan PDRB atas dasar harga berlaku sebesar 11,30 milyar naik 12,81% dibandingkan tahun 2013 sebesar 10,014 milyar rupiah.
Sementara PDRB atas dasar harga
konstan tahun 2000, Tahun 2014 diperkirakan sebesar 3,98 milyar naik 5,85% dibandingkan tahun 2013 sebesar 3,76 milyar. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam Tabel 2.3 berikut ini. Tabel 2.3 Pertumbuhan PDRB Kabupaten Pekalongan Tahun 2011 – 2014*) TAHUN
HARGA BERLAKU (JUTAAN PERTUMBUHAN RUPIAH) (%)
HARGA KONSTAN 2000 (JUTAAN RUPIAH)
PERTUMBUHAN (%)
2011
8.033.444,43
11,10
3.384.387,72
4,77
2012
8.934.754,25
11,22
3.564.599,07
5,32
2013
10.014.968,44
12,09
3.758.993,95
5,45
2014*)
11.298.352,86
12,81
3.978.784,49
5,85
Sumber : BPS Kab. Pekalongan, 2014 (diolah)
*) Angka Sementara
2) Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi (economic growth) merupakan salah satu indikator untuk mengevaluasi perkembangan/kemajuan kinerja pembangunan ekonomi di suatu daerah pada periode tertentu. Agar diperoleh gambaran tentang pertumbuhan ekonomi secara riil, maka digunakan
angka
PDRB
atas
dasar
harga
konstan.
Angka
pertumbuhan ekonomi dapat dihitung dari perubahan nilai PDRB pada harga konstan dari tahun sekarang dengan tahun sebelumnya. Salah satu untuk mengukur kinerja pembangunan ekonomi Pemerintah Kabupaten Pekalongan tahun 2013 digambarkan dengan meningkatnya
pertumbuhan
ekonomi.
Pada
Tahun
2014
pertumbuhan ekonomi diperkirakan sebesar 5,85% naik dari tahun 2013 sebesar 5,45%. Untuk tahun 2014 diperkirakan sebagian besar sektor
mengalami
pertumbuhan
secara
positif.
Pertumbuhan
tercepat terjadi pada Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan yang tumbuh 6,93%
kemudian diikuti Bangunan
sebesar 7,18% dan Industri Pengolahan sebesar 6,28%. Secara rinci dapat dilihat dalam Tabel 2.4 berikut ini :
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.12
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
Tabel 2.4 Pertumbuhan Sektor Ekonomi Kabupaten Pekalongan atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 Tahun 2011 – 2014*) SEKTOR
TAHUN 2012 2013
2011
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
2014*)
Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas dan Air Minum Bangunan Perdagangan Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan. dan Jasa Perusahaan 9. Jasa-jasa
-0,09 3,97 6,74 4,50 5,57 7,16 4,11
3,83 5,57 5,38 6,14 5,00 6,21 6,72
2,38 5,13 6,79 7,18 5,20 6,49 6,04
4,21 3,98 6,28 5,90 6,41 6,09 5,92
4,99
6,90
8,45
6,93
5,19
5,37
4,97
5,99
Pertumbuhan PDRB (%)
4,77
5,32
5,45
5,85
Sumber : BPS Kab. Pekalongan, 2014 (diolah)
*) Angka Sementara
3) Pendapatan Regional Perkapita Pendapatan Regional Perkapita berdasarkan harga berlaku di Kabupaten Pekalongan selama 5 (lima) tahun terakhir yaitu sejak tahun
2010
sampai
dengan
tahun
2014
dilihat
dari
angka
nominalnya, diperkirakan pada tahun 2014 telah mencapai Rp. 11.524.002,00
sedangkan
pada
tahun
2010
sebesar
Rp.
7.434.965,00. Angka-angka tersebut masih terdapat unsur inflasi di dalamnya sehingga nampak tinggi.
Akan tetapi bila dilihat atas
dasar Harga Konstan Tahun 2000, pendapatan perkapita tahun 2014 diperkirakan mencapai Rp. 4.138.363,00.
Pendapatan atas
dasar harga konstan inilah yang dikatakan sebagai pendapatan perkapita riil. Hal ini dapat dilihat dalam tabel 2.5 di bawah ini : Tabel 2.5 Pendapatan Regional Perkapita Kabupaten Pekalongan Tahun 2011 – 2014 NO.
TAHUN
2 3 4 5
2011 2012 2013 2014*)
HARGA BERLAKU (Rp.) 8.170.449 9.075.158 10.091.658 11.524.002
HARGA KONSTAN TAHUN 2000 (Rp.) 3.429.466 3.592.023 3.762.419 4.138.363
Sumber : BPS Kab. Pekalongan, 2014
4) Laju Inflasi Sepanjang tahun 2014 (Januari-Desember), di Kabupaten Pekalongan telah terjadi inflasi yang sangat tinggi yang mencapai 8,32%. Inflasi yang terjadi terutama disebabkan naiknya hargaharga atau indeks pada kelompok bahan makanan dan kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau karena kenaikan
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.13
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
harga komoditas beras dan sayur-sayuran serta makanan jadi dan minuman. Perbandingan Inflasi Kabupaten Pekalongan, Provinsi Jawa Tengah dan Nasional Tahun 2011-2014 dapat dilihat dalam Tabel 2.6 dan Gambar 2.1 di bawah ini : Tabel 2.6 Laju Inflasi Kabupaten Pekalongan, Provinsi Jawa Tengah dan Nasional Tahun 2011-2014 URAI AN Kab. Pekalongan Jawa Tengah Nasional
2011 2,65 2,68 3,79
TINGKAT INFLASI (%) 2012 2013 2,98 8,18 4,24 7,99 4,30 8,38
2014 8,32 8,22 8,36
Sumber : BPS Kabupaten Pekalongan; Provinsi Jawa Tengah, 2014
Gambar 2.1 Laju Inflasi Kabupaten Pekalongan, Provinsi Jawa Tengah dan Nasional Tahun 2011 – 2014
Sumber : Analisa Tim Penyusun, 2014
5) Indeks Williamson Indeks Williamson sebagai ukuran untuk menggambarkan ketimpangan/kesenjangan ekonomi antar wilayah dengan memakai perhitungan pendapatan per kapita pada masing-masing kecamatan di wilayah Kabupaten Pekalongan. Kriteria pengukuran kesenjangan antar wilayah berdasarkan metode Williamson adalah antara 0 – 1. Jika indeks mendekati nol (0) maka tingkat kesenjangan ekonomi antar daerah rendah dan pemerataan telah tercapai, begitu juga sebaliknya jika indeks mendekati satu (1) maka pemerataan belum tercapai di daerah tersebut. Untuk mengetahui tingkat kesenjangan ekonomi antar wilayah di Kabupaten Pekalongan dari tahun ke tahun dibandingkan dengan Provinsi Jawa Tengah dapat dilihat dalam tabel 2.7 berikut ini.
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.14
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
Tabel 2.7 Indeks Williamson Kabupaten Pekalongan dan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011 – 2012 INDEKS WILLIAMSON 2011 2012 0,49 0,49 0,6972 0,7042
DAERAH Kab. Pekalongan Jawa Tengah
Sumber : BPS Kab. Pekalongan; BPS Provinsi Jawa Tengah, 2014
6) Kemiskinan Jumlah penduduk miskin di Kabupaten Pekalongan selama 2009 – 2013 cenderung mengalami penurunan. Prosentase penduduk miskin pada tahun 2013 sebesar 13,35% turun dari Tahun 2012 sebesar 13,86%. Hal ini lebih baik jika dibandingkan Provinsi Jawa Tengah yang mencapai 14,44% pada tahun 2013.
Dengan demikian hal tersebut sejalan dengan
komitmen pemerintah kabupaten Pekalongan dalam upaya untuk selalu mengurangi dan menanggulangi kemiskinan menuju target Millenium Development Goal’s (MDG’s) tahun 2015. Tabel 2.8 Prosentase Penduduk Miskin Kabupaten Pekalongan, Provinsi Jawa Tengah dan Nasional Tahun 2011-2013 PROSENTASE PENDUDUK MISKIN (%) 2011 2012 2013 15,00 13,86 13,51 16,21 14,98 14,44 11,86 11,66 11,47
DAERAH Kab. Pekalongan Jawa Tengah Nasional
Sumber : BPS Kab. Pekalongan, 2014
7) Angka Kriminalitas yang Tertangani Dinamika perkembangan Kabupaten Pekalongan yang pesat dengan kemajemukan masyarakat akan berdampak pada perubahan sosial di masyarakat. Disisi lain peningkatan jumlah penduduk yang tidak seimbang dengan ketersediaan fasilitas akan berdampak negatif
seperti
semakin
bertambahnya
tingkat
pengangguran,
bertambahnya angka kemiskinan, akan memicu meningkatnya angka kriminalitas. Angka kriminalitas pada suatu daerah semakin rendah menggambarkan tingginya rasa aman masyarakat dan begitu pula sebaliknya. Tingkat kriminalitas di Kabupaten Pekalongan selama dua tahun terakhir termasuk dalam kategori rendah, hal tersebut ditunjukkan oleh kondisi dikalangan masyarakat yang aman, nyaman dan tentram tidak adanya gejolak di masyarakat. Angka Kriminalitas yang tertangani sebagaimana terlihat pada Tabel 2.9 di bawah ini :
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.15
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
Tabel 2.9 Jumlah Tindak Pidana di Kabupaten Pekalongan Tahun 2011 – 2012 KAB. PEKALONGAN JUMLAH TINDAK PIDANA LAPOR SELESAI
JAWA TENGAH JUMLAH TINDAK PIDANA LAPOR SELESAI
NO.
TAHUN
1.
2011
138
62
7.436
3.968
2.
2012
184
81
10.740
5.709
Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, 2012
8) Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indeks
Pembangunan
Manusia
(IPM)
menggambarkan
kualitas pembangunan manusia suatu wilayah pada suatu kurun waktu tertentu. Indikator untuk mengukur IPM terdiri dari 4 (empat) komponen, yakni Usia Harapan Hidup (UHH), Rata-rata Lama Sekolah, Angka Melek Huruf (AMH) dan Pengeluaran Riil Per Kapita. Dari
keempat
komponen
tersebut
yang
paling
signifikan
mempengaruhi IPM, adalah pengeluaran per kapita riil, diikuti ratarata lama sekolah (pendidikan), dan Usia Harapan Hidup. Perkembangan IPM Kabupaten Pekalongan dalam kurun waktu 2011-2014 semakin membaik, namun demikian apabila dibandingkan dengan IPM Jawa Tengah tahun 2013 yang mencapai 74,05, IPM Kabupaten Pekalongan tahun 2013 lebih rendah (73,14). IPM Kabupaten Pekalongan masuk kategori menengah atas (66
data
tersebut
menunjukkan
pencapaian
pembangunan
manusia yang semakin baik, data IPM menggambarkan secara komprehensif mengenai tingkat pencapaian pembangunan manusia sebagai dampak dari kegiatan pembangunan yang dilakukan oleh daerah/ wilayah. Perkembangan IPM Kabupaten Pekalongan selama periode 2011 - 2014 menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan yang dapat dijelaskan pada Tabel 2.10 di bawah ini. Tabel 2.10 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Pekalongan dan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011 – 2014 TAHUN 2011 2012 2013 2014
KABUPATEN PEKALONGAN 71,86 72,37 73,14 73,62
PROVINSI JAWA TENGAH 72,94 73,36 74,05 74,49
Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, 2014
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.16
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
Gambar 2.2 Perkembangan IPM Kabupaten Pekalongan dan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011 – 2014
Sumber : BPS Prov. Jawa Tengah 2014
b. Fokus Kesejahteraan Sosial 1) Angka Harapan Hidup Angka Harapan Hidup pada suatu umur x adalah rata-rata tahun hidup yang masih akan dijalani oleh seseorang yang telah berhasil mencapai umur x, pada suatu tahun tertentu, dalam situasi mortalitas yang berlaku di lingkungan masyarakatnya. Angka Harapan Hidup merupakan alat untuk mengevaluasi kinerja pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk pada
umumnya,
dan
meningkatkan
derajat
kesehatan
pada
khususnya. Angka Harapan Hidup yang rendah di suatu daerah harus
diikuti
dengan
program
pembangunan
kesehatan,
dan
program sosial lainnya termasuk kesehatan lingkungan, kecukupan gizi dan kalori termasuk program pemberantasan kemiskinan. Nilai Angka Kematian Bayi (AKB) biasanya berbanding terbalik dengan AHH, AHH adalah angka kecenderungan harapan hidup/ perkiraan lama
hidup rata-rata
penduduk kabupaten
Pekalongan dengan asumsi tidak ada perubahan pola mortalitas menurut umur adalah selama IK 69-70 tahun. Dalam kurun waktu Tahun 2011-2013, Angka Harapan Hidup di Kabupaten Pekalongan Tahun 2013 sebesar 69,96 tahun meningkat dari Tahun 2012 sebesar 69,56 tahun. Angka tersebut di bawah angka Provinsi Jawa Tengah yaitu 71,97 tahun. Kondisi ini menunjukkan semakin meningkatnya kualitas hidup dan kesehatan masyarakat Kabupaten Pekalongan. Perkembangan AHH Kabupaten Pekalongan dan Provinsi Jawa Tengah dapat dilihat pada Tabel 2.11 di bawah ini :
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.17
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
Tabel 2.11 Angka Harapan Hidup (AHH) Kabupaten Pekalongan dan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011 – 2013 TAHUN
KABUPATEN PEKALONGAN
PROVINSI JAWA TENGAH
2011 2012 2013
69,28 69,56 69,96
71,55 71,71 71,97
Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, 2013
2) Angka Melek Huruf Angka Melek Huruf (AMH) adalah persentase penduduk usia 15 tahun keatas yang bisa membaca dan menulis serta mengerti sebuah kalimat sederhana dalam kehidupan sehari-hari. Dalam kurun waktu Tahun 2011-2013, Angka Melek Huruf di Kabupaten Pekalongan Tahun 2013 sebesar 93,42% meningkat dari Tahun 2012 sebesar 92,11%. Perkembangan Angka Melek Huruf Kabupaten Pekalongan dan Provinsi Jawa Tengah dapat dilihat pada Tabel 2.12 di bawah ini : Tabel 2.12 Angka Melek Huruf Kabupaten Pekalongan dan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011 – 2013 TAHUN 2011 2012 2013
KAB. PEKALONGAN (%) 92,05 92,11 93,42
PROVINSI JAWA TENGAH (%) 90,34 90,45 91,71
Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, 2014
3) Angka Rata-Rata Lama Sekolah Angka Rata-Rata Lama Sekolah adalah rata-rata jumlah tahun yang telah dihabiskan oleh penduduk usia 15 tahun ke atas di seluruh jenjang pedidikan formal yang dijalani. Dalam kurun waktu Tahun 20119-2013, Angka Rata-Rata Lama Sekolah di Kabupaten Pekalongan Tahun 2013 sebesar 6,80% sama dengan Tahun 2012. Perkembangan Angka Rata-Rata Lama Sekolah Kabupaten Pekalongan dan Provinsi Jawa Tengah dapat dilihat pada Tabel 2.13 di bawah ini :
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.18
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
Tabel 2.13 Angka Rata-Rata Lama Sekolah Kab. Pekalongan dan Prov. Jawa Tengah Tahun 2011 – 2013 TAHUN
KAB. PEKALONGAN (%)
PROV. JAWA TENGAH (%)
2011 2012 2013
6,79 6,80 6,80
7,29 7,39 7,43
Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, 2014
4) Pengeluaran Perkapita Pengeluaran rumah tangga yang terdiri dari pengeluaran makanan dan bukan makanan dapat menggambarkan bagaimana penduduk mengalokasikan kebutuhan rumah tangganya. Pengeluaran per kapita menjadi salah satu ukuran tingkat kesejahteraan hidup masyarakat di suatu daerah. Pengeluaran Perkapita di Kabupaten Pekalongan meningkat dalam kurun waktu 2011-2013
yaitu
dari
Rp.
646.960,00
tahun
2012
menjadi
Rp.650.310,00 tahun 2013. Capaian kinerja tersebut menunjukkan bahwa
tingkat
pengeluaran
per
kapita
penduduk
Kabupaten
Pekalongan mengalami peningkatan seiring dengan peningkatan taraf hidup masyarakat Kabupaten Pekalongan. Perkembangan
pengeluaran
per
kapita
(disesuaikan)
Kabupaten Pekalongan dapat dilihat pada tabel 2.14 di bawah ini : Tabel 2.14 Pengeluaran Perkapita (Disesuaikan) Kab. Pekalongan dan Prov. Jawa Tengah Tahun 2011 – 2013 TAHUN 2011 2012 2013
KABUPATEN PEKALONGAN (Dalam Ribu Rupiah) 643,53 646,96 650,31
PROVINSI JAWA TENGAH (Dalam Ribu Rupiah) 640,41 643,53 646,44
Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, 2014
5) Angka Partisipasi Kasar (APK) Angka Partisipasi Kasar (APK) adalah rasio jumlah siswa, berapapun usianya, yang sedang sekolah di tingkat pendidikan tertentu terhadap jumlah penduduk kelompok usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikan tertentu. Dalam kurun waktu Tahun 2011-2014, Angka Partisipasi Kasar (APK) Kabupaten Pekalongan untuk semua jenjang pendidikan dasar dan menengah cenderung meningkat. Untuk jenjang SD/MI Tahun 2014 sebesar 103,34% meningkat dibandingkan tahun 2013 sebesar 103%. Untuk jenjang SMP/MTs Tahun 2014 sebesar 99,84% meningkat dibandingkan tahun 2013 sebesar 99,71%. Untuk jenjang
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.19
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
SMA/SMK/MA Tahun 2014 sebesar 67,66% meningkat dibandingkan tahun 2013 sebesar 66,31%. Secara lengkap, Perkembangan APK Kabupaten Pekalongan dan Provinsi Jawa Tengah untuk semua jenjang pendidikan dapat dilihat pada Tabel 2.15 di bawah ini : Tabel 2.15 Angka Partisipasi Kasar (APK) Kabupaten Pekalongan dan Provinsi Jawa Tengah Menurut Jenjang Pendidikan Tahun 2011 – 2014 NO.
TAHUN
1.
SD/MI (%)
SMP/MTS (%)
SMA/SMK/MA (%)
KAB.
PROV.
KAB.
PROV.
KAB.
PROV.
2011
102,57
114,93
99,43
99,72
61,13
64,93
2.
2012
102,59
109,06
99,48
100,50
65,07
67,00
3.
2013
103,00
109,08
99,71
100,52
66,31
70,00
4.
2014
103,34
109,10
99,84
100,54
67,66
70,00
Sumber Dindikbud Kab. Pekalongan dan Dindik Prov Jateng , 2015
6) Angka Partisipasi Murni (APM) Angka Partisipasi Murni (APM) adalah persentase siswa dengan usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikannya dari jumlah penduduk di usia yang sama. APM
menunjukkan
partisipasi
sekolah
penduduk
usia
sekolah di tingkat pendidikan tertentu. Seperti APK, APM juga merupakan indikator daya serap penduduk usia sekolah di setiap jenjang pendidikan. Tetapi, jika dibandingkan APK, APM merupakan indikator daya serap yang lebih baik karena APM melihat partisipasi penduduk kelompok usia standar di jenjang pendidikan yang sesuai dengan standar tersebut. Dalam kurun waktu Tahun 2011-2014, Angka Partisipasi Murni
(APM)
Kabupaten
Pekalongan
untuk
semua
jenjang
pendidikan dasar dan menengah cenderung meningkat. Untuk jenjang SD/MI Tahun 2014 sebesar 92,46% meningkat dibandingkan tahun 2013 sebesar 92,15%. Untuk jenjang SMP/MTs Tahun 2014 sebesar
81,32%
meningkat dibandingkan tahun 2013 sebesar
81,19%. Untuk jenjang SMA/SMK/MA Tahun 2014 sebesar 46,73% meningkat
dibandingkan
tahun
2013 sebesar
45,21%.
Secara
lengkap, Perkembangan APM Kabupaten Pekalongan dan Provinsi Jawa Tengah untuk semua jenjang pendidikan dapat dilihat pada Tabel 2.16 di bawah ini :
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.20
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
Tabel 2.16 Angka Partisipasi Murni (APM) Kabupaten Pekalongan dan Provinsi Jawa Tengah Menurut Jenjang Pendidikan Tahun 2011 – 2014 NO.
TAHUN
1. 2. 3. 4.
2011 2012 2013 2014
SD/MI (%)
SMP/MTS (%)
SMA/SMK/MA (%)
KAB.
PROV.
KAB.
PROV.
KAB.
PROV.
87,26 87,33 92,15 92,46
96,04 98,30 98,60 98,32
75,55 75,56 81,19 81,32
78,33 78,92 79,00 77,83
40,95 43,76 45,21 46,73
51,46 53,00 55,00 59,20
Sumber Dindikbud Kab. Pekalongan dan Dindik Prov Jateng , 2015
7) Angka Pendidikan yang Ditamatkan Selama kurun waktu 2011-2013 jumlah penduduk usia sekolah baik dasar maupun menengah relatif cukup tinggi dengan tingkat kelulusan yang relatif tinggi. Untuk lulusan SD Tahun 2013 sebanyak 16.360 orang lebih tinggi dari tahun 2012 sebesar 15.742 orang. Untuk lulusan SLTP tahun 2013 sebanyak 12.039 orang lebih tinggi dari tahun 2012 sebesar 11.920 orang. Untuk lulusan SLTA tahun 2013 sebanyak 6.080 lebih tinggi dari tahun 2012 sebanyak 6.007 orang. Perkembangan
Angka
Pendidikan
yang
ditamatkan
di
Kabupaten Pekalongan dapat dilihat pada Tabel 2.17 di bawah ini : Tabel 2.17 Angka Pendidikan yang ditamatkan Kabupaten Pekalongan Tahun 2011 – 2013 SD
SLTP
SLTA
TAHUN
PENDUDUK 7-12 TH (ORANG
MURID 7-12 TH (ORANG)
TAMATAN
PENDUDUK 13-15 TH (ORANG
MURID 13-15 TH (ORANG)
TAMATAN
PENDUDUK 16-18 TH (ORANG
MURID 16-18 TH (ORANG)
TAMATAN
2011
98.778
104.131
302.523
50.706
39.053
123.555
47.848
21.997
72.553
2012
98.225
101.660
307.036
50.891
39.355
125.394
48.394
23.411
73.593
2013
97.957
98.958
306.938
50.680
40.892
125.360
49.036
23.970
73.560
Sumber : BPS Kab. Pekalongan, 2014
8) Angka Kematian Ibu (AKI) Angka Kematian Ibu (AKI) adalah banyaknya kematian perempuan pada saat hamil atau selama 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lama dan tempat persalinan, yang disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya, dan bukan karena sebab-sebab lain, per 100.000 kelahiran hidup. Angka kematian ibu merupakan indikator kesehatan yang cukup
penting.
Angka
kematian
ibu
diketahui
dari
jumlah
kematian karena kehamilan, persalinan dan ibu nifas per jumlah kelahiran hidup di wilayah tertentu dalam waktu tertentu.
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.21
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
Angka
Kematian Ibu mencerminkan resiko yang dihadapi
ibu-ibu selama kehamilan dan melahirkan yang dipengaruhi oleh keadaan sosial ekonomi dan kesehatan menjelang kehamilan, kejadian berbagai komplikasi pada kehamilan dan kelahiran, serta tersedianya dan penggunaan fasilitas pelayanan kesehatan termasuk pelayanan prenatal dan obstetric. Angka
Kematian
Ibu
(AKI)
di
Kabupaten
Pekalongan
mengalami peningkatan yg cukup signifikan, pada tahun 2013 AKI sebesar 183,24 per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan pada tahun 2014 AKI 39 kasus ( 243,75 per 100.000 kelahiran hidup). Penyebab terbesar kematian antara lain Ibu hamil 6 kasus, bersalin 4 kasus, nifas 28 kasus. Secara umum penyebab kematian ibu karena faktor usia resiko tinggi. Dari 39 kasus kematian ibu, 16 diantaranya
disebabkan
PEB/
Preeklamsi,
6
disebabkan
pendarahan, 4 kasus jantung/ decomp, 3 Karena Infeksi, 2 Karena TB paru dan sisanya karena penyakit penyerta lainnya sebanyak 8 kasus Perkembangan Angka Kematian Ibu (AKI) melahirkan di Kabupaten Pekalongan dan Provinsi Jawa Tengah dapat dilihat pada Tabel 2.18 di bawah ini : Tabel 2.18 Angka Kematian Ibu (AKI) Kabupaten Pekalongan dan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011 – 2014 TAHUN 2011 2012 2013 2014
KAB. PEKALONGAN (/100.00 KLH) 105 184 183,24 243,75
PROV. JAWA TENGAH (/100.00 KLH) 116,01 116,34 118,62 126,55
Sumber : Dinkes Kab. Pekalongan dan Dinkes Prov. Jateng, 2015
9) Angka Kematian Bayi (AKB) Angka Kematian Bayi (AKB) adalah banyaknya kematian bayi berusia dibawah satu tahun, per 1000 kelahiran hidup pada satu tahun tertentu. Pemerintah kabupaten Pekalongan selalu berupaya untuk terus meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan, peningkatan sumber daya kesehatan, pemberdayaan masyarakat dan pengembangan pembiayaan kesehatan terus dilakukan. Hal ini bisa dibuktikan dari AKB tahun 2014 di Kabupaten Pekalongan, sebesar 7,3 yang artinya ada sekitar 7 kematian bayi dalam 1000 kelahiran hidup, jumlah itu menurun dari tahun 2012 sampai 2013, pada tahun 2013 terdapat 10 kematian bayi dalam 1000 kelahiran
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.22
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
hidup, dengan jumlah kematian bayi riil sebanyak 116 bayi. Penyebab terbesar kematian bayi adalah BBLR (Berat Bayi Lahir Rendah) sekitar 25,86%, disusul kasus Akfisia (sesak napas) sebesar 23,28%, Diare 1.72%, Pneumonia 2,59%, Sepsis 2,59% sedangkan sisanya 43.97% kasus lainnya (Infeksi, kongenital,ikterus,dll) Perkembangan Angka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten Pekalongan dan Provinsi Jawa Tengah dapat dilihat pada Tabel 2.19 di bawah ini : Tabel 2.19 Angka Kematian Bayi (AKB) Kabupaten Pekalongan dan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011 – 2014 NO.
KAB. PEKALONGAN (/1.000 KLH)
PROV. JAWA TENGAH (/1.000 KLH)
2011 2012 2013 2014
8,5 10,98 9,92 7,25
10,34 10,75 10,41 10,08
Sumber : Dinkes Kab. Pekalongan dan Dinkes Prov. Jateng, 2015
10) Indeks Pembangunan Gender (IPG) Indeks
Pembangunan
Gender
(IPG)
mengukur
tingkat
pencapaian kemampuan dasar yang sama seperti IPM, yakni harapan
hidup,
tingkat
pendidikan,
dan
pendapatan
dengan
memperhitungkan ketimpangan gender. IPG dapat digunakan untuk mengetahui kesenjangan pembangunan manusia antara laki-laki dan perempuan. Apabila nilai IPG sama dengan IPM, maka dapat dikatakan tidak terjadi kesenjangan gender, tetapi sebaliknya IPG lebih rendah dari IPM maka terjadi kesenjangan gender laki-laki dan perempuan. IPG Kabupaten Pekalongan dalam kurun waktu dua tahun mengalami kenaikan. Pada tahun 2012 IPG Kabupaten Pekalongan sebesar 58,75 dan pada tahun 2013 menjadi sebesar 60,01. Perkembangan IPG di Kabupaten Pekalongan dan Provinsi Jawa Tengah dapat dilihat pada Tabel 2.20 di bawah ini : Tabel 2.20 Indeks Pembangunan Gender (IPG) Kabupaten Pekalongan dan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011-2013 DAERAH
TAHUN 2011
TAHUN 2012
TAHUN 2013
Kab. Pekalongan Jawa Tengah
58,20 66,45
58,75 66,80
60,01 67,97
Sumber : BPS Kab. Pekalongan; BPS Provinsi Jawa Tengah, 2013
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.23
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
c.
Fokus Seni Budaya dan Olah Raga Kondisi lain dalam fokus kesejahteraan sosial adalah usaha meningkatkan ekspresi masyarakat dalam melestarikan seni budaya dan olahraga. Beberapa kegiatan untuk pelestarian dan aktualisasi adat budaya daerah adalah dengan penyelenggaraan acara Syawalan, Grebeg Maulud, Malam Paingan, Pekan Raya Promosi Pembangunan (PRPP) Jawa Tengah; pemberian dukungan penghargaan dan kerjasama di bidang budaya; pengembangan kesenian dan kebudayaan daerah dengan pagelaran wayang kulit. Animo masyarakat untuk berolahraga juga meningkat terlihat dari event-event olahraga bersama yang sering digelar oleh pemerintah kabupaten, seperti acara jalan sehat yang rutin dilakukan setiap Jumat pagi, juga acara bersepeda (gowes) maupun senam pagi bersama di halaman kantor Sekretariat Daerah. Tabel 2.21 Perkembangan Seni, Budaya dan Olahraga Kabupaten Pekalongan Tahun 2011-2014 NO 1 2 3 4
CAPAIAN PEMBANGUNAN Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah
2011
2012
2013
2014
147 1 230 1
146 1 230 1
155 1 365 1
155 1 365 1
grup kesenian per 10.000 pddk gedung kesenian per 10.000 pddk klub olahraga per 10.000 pddk gedung olahraga per 10.000 pddk
Sumber : Dindkbud, Dinporapar Kab. Pekalongan, 2015
3. Aspek Pelayanan Umum a.
Fokus Pelayanan Urusan Wajib 1)
Pendidikan a) Pendidikan Dasar (1)
Angka Partisipasi Sekolah (APS) APS
merupakan
ukuran
daya
serap
sistem
pendidikan terhadap penduduk usia sekolah. Angka tersebut memperhitungkan adanya perubahan penduduk terutama usia muda. Ukuran yang banyak digunakan di sektor pendidikan seperti pertumbuhan jumlah murid lebih
menunjukkan
perubahan
jumlah
murid
yang
mampu ditampung di setiap jenjang sekolah. Naiknya persentase jumlah murid tidak dapat diartikan
sebagai
semakin
meningkatnya
partisipasi
sekolah. Kenaikan tersebut dapat pula dipengaruhi oleh semakin besarnya jumlah penduduk usia sekolah yang tidak
diimbangi
dengan
ditambahnya
infrastruktur
sekolah serta peningkatan akses masuk sekolah sehingga
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.24
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
partisipasi sekolah seharusnya tidak berubah atau malah semakin rendah Tabel 2.22 Perkembangan Angka Partisipasi Sekolah (APS) Jenjang Pendidikan Dasar Kabupaten Pekalongan Tahun 2011 -2013 NO 1 a. b. c. 2 a. b. c.
JENJANG PENDIDIKAN
2011
SD/MI jumlah murid usia 7-12 thn jumlah penduduk kelompok usia 7-12 tahun APS SD/MI SMP/MTs jumlah murid usia 13-15 thn jumlah penduduk kelompok usia 13-15 tahun APS SMP/MTs
2012
2013
104.131 98.778 1.054,19
101.660 98.225 1.034,97
98.958 97.957 1.010,22
39.053 50.706 770,18
39.355 50.891 773,32
40.892 50.680 806,87
Sumber : BPS Kab. Pekalongan, 2013 (diolah)
(2)
Rasio Ketersediaan Sekolah/Penduduk Usia Sekolah Rasio Ketersediaan Sekolah terhadap penduduk usia
sekolah
kemampuan
adalah jumlah
indikator sekolah
untuk dalam
mengukur menampung
penduduk usia pendidikan. Rasio ini bisa diartikan jumlah
sekolah
berdasarkan
tingkat
pendidikan
per
10.000 jumlah penduduk usia Data
selengkapnya
terkait
jumlah
sekolah,
penduduk usia sekolah dan rasio ketersediaan sekolah di Kabupaten Pekalongan dapat dilihat pada Tabel 2. 23 berikut ini : Tabel 2.23 Ketersediaan Sekolah dan Penduduk Usia Sekolah Jenjang Pendidikan Dasar Kabupaten Pekalongan Tahun 2011 -2013 NO 1
JENJANG PENDIDIKAN
2011
2012
2013
SD/MI a
Jumlah gedung sekolah
b c
jumlah penduduk kelompok usia 7-12 th
2
Rasio
655
660
661
98.778
98.225
97.957
66,31
67,19
67,48
113
115
115
50.706
50.891
50.680
22,29
22,60
22,69
SMP/MTs a
Jumlah gedung sekolah
b c
jumlah penduduk kelompok usia 13-15 th Rasio
Sumber : BPS Kab. Pekalongan, 2013 (diolah)
(3)
Rasio Guru terhadap Murid Rasio guru terhadap murid adalah jumlah guru tingkat
pendidikan
dasar
per
1.000
jumlah
murid
pendidikan dasar. Rasio ini mengindikasikan ketersediaan tenaga pengajar. Di samping itu juga untuk mengukur jumlah ideal murid untuk satu guru agar tercapai mutu
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.25
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
pengajaran. Untuk menghitung rasio guru terhadap murid dapat disusun tabel sebagai berikut : Tabel 2.24 Rasio Guru terhadap Murid Jenjang Pendidikan Dasar Kabupaten Pekalongan Tahun 2011-2013 NO 1
JENJANG PENDIDIKAN
2011
2012
2013
SD/MI a
Jumlah Guru
b
Jumlah Murid
c
Rasio
2
6.372
6.542
6.278
104.131
101.660
98.958
61,19
64,35
63,44
2.456 39.053 62,89
2.609 39.355 66,29
2.563 40.892 62,68
SMP/MTs a b c
Jumlah Guru Jumlah Murid Rasio
Sumber : BPS Kab. Pekalongan, 2013 (diolah)
(4)
Rasio Guru Terhadap Murid Per Kelas Rata-Rata Ketersediaan guru terhadap murid per kelas ratarata dapat ditunjukkan dengan rasio guru terhadap murid per kelas rata-rata.
Tabel 2.25 Rasio Guru dan Murid Per Kelas Rata-Rata Jenjang Pendidikan Dasar Kabupaten Pekalongan Tahun 2011-2013 NO 1
JENJANG PENDIDIKAN
2011
2012
2013
SD/MI a b
Jumlah Kelas Jumlah Guru
c
Jumlah Murid
d
Rasio Guru dan Murid per kelas Rata-Rata
2
4.162 6.372
4.251 6.542
4.190 6.278
104.131
101.660
98.958
0,15
0,15
0,15
SMP/MTs a b
Jumlah Kelas Jumlah Guru
1.139 2.456
1.166 2.609
1.188 2.563
c
Jumlah Murid
39.053
39.355
40.892
d
Rasio Guru dan Murid per kelas Rata-Rata
0,55
0,57
0,53
Sumber : BPS Kab. Pekalongan, 2013 (diolah)
b) Pendidikan Menengah (1)
Angka Partisipasi Sekolah (APS) APS
adalah
jumlah
murid
pendidikan
menengah
(16-19
menempuh
pendidikan
menengah
kelompok
tahun) per
usia
yang
masih
1.000
jumlah
penduduk usia pendidikan menengah.
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.26
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
Tabel 2.26 Perkembangan Angka Partisipasi Sekolah (APS) Jenjang Pendidikan Menengah Kabupaten Pekalongan Tahun 2011 -2013 NO
Jenjang Pendidikan
2011
SMA/MA jumlah murid usia 16-18 thn jumlah penduduk kelompok usia 16-18 tahun APS SMA/MA
a. b. c.
21.997 47.848 459,73
2012
2013
23.411 48.394 483,76
23.970 49.036 488,82
Sumber : BPS Kab. Pekalongan, 2013 (diolah)
(2)
Rasio Ketersediaan Sekolah/Penduduk Usia Sekolah Rasio ketersediaan sekolah adalah jumlah sekolah tingkat
pendidikan
penduduk
usia
menengah
pendidikan
per
10.000
menengah.
jumlah
Rasio
ini
mengindikasikan kemampuan untuk menampung semua penduduk usia pendidikan menengah. Tabel 2.27 Rasio Ketersediaan Sekolah dan Penduduk Usia Sekolah Jenjang Pendidikan Menengah Kabupaten Pekalongan Tahun 2011-2013 NO
JENJANG PENDIDIKAN
2011
2012
2013
SMA/MA a b c
Jumlah gedung sekolah jumlah penduduk kelompok usia 16-18th Rasio
57 47.848 11,91
57 48.394 11,78
60 49.036 12,24
Sumber : BPS Kab. Pekalongan, 2013 (diolah)
(3)
Rasio Guru terhadap Murid Rasio guru terhadap murid adalah jumlah guru tingkat pendidikan menengah per 1.000 jumlah murid pendidikan
menengah.
Rasio
ini
mengindikasikan
ketersediaan tenaga pengajar. Di samping itu juga untuk mengukur jumlah ideal murid untuk satu guru agar tercapai mutu pengajaran. Tabel 2.28 Rasio Guru terhadap Murid Jenjang Pendidikan Menengah Kabupaten Pekalongan Tahun 2011-2013 NO
JENJANG PENDIDIKAN
2011
2012
2013
SMA/MA a b c
Jumlah Guru Jumlah Murid Rasio
1.738 21.997 79,01
1.800 23.411 76,89
1.827 23.970 76,22
Sumber : BPS Kab. Pekalongan, 2013 (diolah)
(4)
Rasio Guru Terhadap Murid Per Kelas Rata-Rata Rasio guru terhadap murid per kelas rata-rata adalah jumlah guru pendidikan menengah per kelas per 10.000 jumlah murid pendidikan menengah. Rasio ini mengindikasikan ketersediaan tenaga pengajar per kelas.
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.27
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
Di samping itu juga untuk mengukur jumlah ideal guru per kelas terhadap jumlah murid agar tercapai mutu pengajaran. Tabel 2.29 Rasio Guru dan Murid Per Kelas Rata-Rata Jenjang Pendidikan Menengah Kabupaten Pekalongan Tahun 2011-2013 NO
JENJANG PENDIDIKAN
2011
2012
2013
SMA/MA a b c d
Jumlah kelas Jumlah Guru Jumlah Murid Rasio Guru dan Murid per kelas Rata-Rata
657 1.738 21.997
704 1.800 23.411
727 1.827 23.970
1,20
1,09
1,05
Sumber : BPS Kab. Pekalongan, 2013 (diolah)
c) Angka Putus Sekolah (APS) Tabel 2.30 Angka Putus Sekolah Kabupaten Pekalongan Tahun 2011-2014 NO 1 2 3
JENJANG PENDIDIKAN SD/MI SMP/MTS SMA/MA
2011
ANGKA PUTUS SEKOLAH (%) 2012 2013 2014
0,45 0,85 1,7
0,42 0,60 1,1
0,38 0,49 0,8
0,33 0,65 0,3
Sumber : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab Pekalongan, 2015
d) Angka Kelulusan Tabel 2.31 Angka Kelulusan Sekolah Kabupaten Pekalongan Tahun 2011-2014 NO 1 2 3
JENJANG PENDIDIKAN SD/MI SMP/MTS SMA/MA
ANGKA KELULUSAN SEKOLAH (%) 2011 2012 2013 2014 99,50 91,90 99,80
100,00 97,82 99,92
100,00 98,30 99,75
100,00 99,64 99,95
Sumber : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab Pekalongan, 2015
e) Angka Melanjutkan Sekolah Tabel 2.32 Angka Melanjutkan Sekolah Kabupaten Pekalongan Tahun 2011-2014 NO
JENJANG PENDIDIKAN
1
Melanjutkan dari SD/MI ke SLTP/MTs Melanjutkan dari SLTP/MTs ke SMA/MA
2
ANGKA MELANJUTKAN SEKOLAH (%) 2011 2012 2013 2014 84,38
85,17
84,48
90,5
71,19
69,81
74,62
77,4
Sumber : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab Pekalongan, 2015
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.28
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
2)
Kesehatan a) Rasio Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) per Satuan Balita Posyandu adalah pusat pelayanan keluarga berencana dan kesehatan yang dikelola dan diselenggarakan untuk dan oleh
masyarakat
dengan
dukungan
teknis
dari
petugas
kesehatan dalam rangka pencapaian NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera). Tujuan penyelenggaraan Posyandu: 1. Menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Ibu (ibu hamil, melahirkan dan nifas). 2. Meningkatkan peran serta dan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan kesehatan dan KB serta kegiatan
lainnya
yang
menunjang
untuk
tercapainya
masyarakat sehat sejahtera. 3. Berfungsi sebagai Wahana Gerakan Reproduksi Keluarga Sejahtera,
Gerakan
Ketahanan
Keluarga
dan
Gerakan
Ekonomi Keluarga Sejahtera. Tabel 2.33 Rasio Posyandu dan Balita Kabupaten Pekalongan Tahun 2011-2014 NO
URAIAN
1.
Jumlah posyandu
2.
Jumlah balita
3.
Rasio
2011
2012
2013
2014
1.382
1.378
1.383
1.387
74.221
74.464
69.119
60.821
18,62
18,50
20,00
22,80
Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Pekalongan, 2015
b) Rasio
Puskesmas,
Poliklinik
dan
Puskesmas
Pembantu
(Pustu) Tabel 2.34 Rasio Puskesmas, Poliklinik dan Pustu Kabupaten Pekalongan Tahun 2011-2014 NO
URAIAN
1.
Jumlah Puskesmas Induk
2.
Jumlah Poliklinik
3.
Jumlah Puskemas Pembantu
4.
6.
Jumlah Penduduk Rasio Puskesmas persatuan penduduk Rasio Poliklinik persatuan penduduk
7.
Rasio Pustu persatuan penduduk
5.
Sumber : BPS, Dinkes Kab. Pekalongan, 2015
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
2011
2012
2013
2014
26
26
26
27
162
169
171
174
50
50
50
50
847.379
854.337
861.082
867.573*
0,03
0,03
0,03
0,03
0,20
0,20
0,20
0,20
0,06
0,06
0,06
0,06
Ket : * Data sementara
II.29
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
c) Rasio Rumah Sakit per Satuan Penduduk Rasio rumah sakit per satuan penduduk adalah jumlah rumah sakit per 10.000 penduduk. Rasio ini mengukur ketersediaan
fasilitas
rumah
sakit
berdasarkan
jumlah
penduduk. Tabel 2.35 Jumlah dan Rasio Rumah Sakit Per Jumlah Penduduk Kabupaten Pekalongan Tahun 2011-2014 NO
URAIAN Jumlah Rumah Sakit Umum (Pemerintah) Jumlah Rumah Sakit Daerah Jumlah seluruh Rumah Sakit Jumlah Penduduk Rasio
1. 2. 3. 4. 5.
2011
2012
2013
2014
2
2
2
2
1 3 847.379 0,0035
1 3 854.337 0,0035
1 3 861.082 0,0035
1 3 867.573* 0,0035
Sumber : BPS Kab. Pekalongan, 2012 dan Dinkes Kab. Pekalongan, 2015 (diolah)
d) Rasio Dokter per Satuan Penduduk Indikator
rasio
dokter
per
jumlah
penduduk
menunjukkan tingkat pelayanan yang dapat diberikan oleh dokter dibandingkan jumlah penduduk yang ada. Apabila dikaitkan dengan standar sistem pelayanan kesehatan terpadu, idealnya satu orang dokter melayani 2.500 penduduk. Jumlah dokter dan dokter spesialis di Indonesia belum memenuhi kebutuhan sesuai rasio jumlah penduduk Indonesia. Selain itu distribusi dokter dan dokter spesialis tidak merata serta kualitasnya masih perlu ditingkatkan Tabel 2.36 Rasio Jumlah Dokter Kabupaten Pekalongan Tahun 2011-2014 NO
URAIAN
1
Jumlah Dokter
2
Jumlah Penduduk
3
Rasio
2011
2012
2013
2014
66
89
52
54
847.379
854.337
861.082
867.573*)
0,07
0,10
0,06
0,06
Sumber : BPS Kab. Pekalongan, Dinkes Kab. Pekalongan, 2015
e) Rasio Tenaga Medis per Satuan Penduduk Rasio
Tenaga
Medis
per
jumlah
penduduk
menunjukkan seberapa besar ketersediaan tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan kepada penduduk. Tabel 2.37 Rasio Jumlah Tenaga Medis Kabupaten Pekalongan Tahun 2011-2014 NO
URAIAN
1 2
Jumlah Tenaga Medis
3
Rasio
Jumlah Penduduk
2011
2012
2013
2014
628
840
1322
817
847.379
854.337
861.082
867.573*)
0,74
0,98
1,54
0,94
Sumber : BPS Kab. Pekalongan, 2014 (diolah)
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.30
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
3)
Pekerjaan Umum a)
Prasarana Jalan Keadaan jalan berdasarkan kondisi dengan terminologi baik, sedang, sedang rusak, rusak dan rusak berat. Terminologi ini didasarkan pada besarnya persentase tingkat kerusakan dengan penjelasan sebagai berikut: Tabel 2.38 Kondisi Jalan Kabupaten Pekalongan Tahun 2011-2014
NO 1. 2. 3. 4. 5.
KONDISI JALAN
2011
Kondisi Baik Kondisi Rusak Sedang Kondisi Rusak Kondisi Rusak Berat Jalan secara keseluruhan kabupaten
PANJANG JALAN (KM) 2012 2013 2014
318,77 130,57 85,29 23,45
346,52 111,40 77,83 22,33
425,58 58,25 41,58 32,67
430,79 87,62 41,22 13,95
558,08
558,08
558,08
573, 58
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kab. Pekalongan, 2015
b)
Prasarana Sumber Daya Air/Jaringan irigasi Pengertian jaringan irigasi adalah saluran, bangunan dan bangunan pelengkapnya yang merupakan satu kesatuan yang diperlukan untuk penyediaan, pembagian, pemberian, penggunaan dan pembuangan air irigasi. Selanjutnya secara operasional dibedakan ke dalam tiga kategori yaitu jaringan irigasi primer, sekunder dan tersier. Dari ketiga kelompok jaringan tersebut, yang langsung berfungsi sebagai prasarana pelayanan air irigasi ke dalam petakan sawah adalah jaringan irigasi tersier yang terdiri dari saluran tersier, saluran kuarter dan saluran pembuang, boks tersier, boks kuarter serta bangunan pelengkapnya Tabel 2.39 Jaringan Irigasi Kabupaten Pekalongan Tahun 2011-2014
NO
JARINGAN IRIGASI
1.
Jaringan primer
2.
Jaringan Sekunder
3.
Jaringan Tersier
PANJANG JARINGAN (KM) 2011
2012
2013
2014
20,62
20,62
20,62
20,26
368,96
368,96
369,32
368,96
430,663
430,663
430,66
352,66
hanya
bersifat
Sumber : Dinas PSDA ESDM Kab. Pekalongan, 2014
4)
Perumahan Pembangunan
perumahan
tidak
pembangunan perumahan dalam arti sempit, tapi juga meliputi infrastruktur dasar perumahan permukiman, misal pembangunan sarana air bersih, perbaikan fasilitas umum, dan juga perbaikan
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.31
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
lingkungan sehingga dapat tercipta perumahan permukiman yang sehat. a) Rumah Tangga Pengguna Air Bersih Sumber air bersih dapat dibedakan atas air hujan, mata air, air sumur dangkal dan air sumur dalam. Data rumah tangga yang
menggunakan
air
bersih
di
Kabupaten
Pekalongan
sebagaimana tercantum pada tabel 2.40 Tabel 2.40 Jumlah Rumah Tangga Pengguna Air Bersih (Non PDAM) Kabupaten Pekalongan Tahun 2011-2014 NO 1. 2. 3.
URAIAN
TAHUN 2012
2011
Jumlah Rumah Tangga Pengguna Air Bersih Jumlah Seluruh Rumah Tangga (%)
180.625 197.616 91,40
192.507 199.227 96,63
2013
2014
193.299 200.813 96,26
149.446 200.813 74,42
Sumber : DPU Kab. Pekalongan, 2014
b) Rumah Tangga Pengguna Listrik Penyediaan tenaga listrik bertujun untuk meningkatkan perekonomian
serta memajukan kesejahteraan masyarakat.
Apabila tenaga listrik telah dicapai pada suatu wilayah atau daerah, maka kegiatan ekonomi dan kesejahteraan pada daerah tersebut dapat meningkat. Indikator yang digunakan untuk melihat pencapaian sasaran pemerintah daerah tersebut adalah presentase rumah tangga yang menggunakan listrik, secara jelas tersaji pada tabel 2. 41. Tabel 2.41 Jumlah Rumah Tangga Pengguna Listrik Kabupaten Pekalongan Tahun 2011-2014 NO 1. 2. 3.
URAIAN Jumlah Rumah Tangga Pengguna Listrik Jumlah Seluruh Rumah Tangga (%)
2011
TAHUN 2012
2013
2014
154.105 197.616 77,98
162.510 199.227 81,57
175.113 200.813 87,20
175.113 200.813 87,20
Sumber : DPU Kab. Pekalongan, 2014
c) Rumah Tangga Bersanitasi Jumlah
rumah
tangga
bersanitasi
di
Kabupaten
Pekalongan selama empat tahun terakhir mengalami kenaikkan meskipun tidak signifikan, dari jumlah rumah tangga yang bersanitasi ada peningkatan.
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.32
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
Tabel 2.42 Jumlah Rumah Tangga Bersanitasi Kabupaten Pekalongan Tahun 2011-2014 NO 1. 2. 3.
URAIAN
TAHUN 2012
2011
Jumlah Rumah Tangga Bersanitasi Jumlah Seluruh Rumah Tangga (%)
5.226 197.616 2,64
5.330 199.227 2,68
2013
2014
6.182 200.813 3,08
6.201 200.813 3,09
Sumber : DPU Kab. Pekalongan, 2014
d) Rasio Rumah Layak Huni Tabel 2.43 Rumah Layak Huni Kabupaten Pekalongan Tahun 2011-2014 NO 1. 2. 3.
URAIAN
2011
Rumah Layak Huni Jumlah Penduduk Rasio
69.082 847.379 8,15
TAHUN 2012 69.082 854.337 8,09
2013
2014
69.082 861.082 8,02
69.082 867.573*) 7,96
Sumber : Profil Daerah Kab. Pekalongan, 2013
5)
Penataan Ruang Penataan ruang adalah proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan pengendalian ruang dan pengendalian ruang. Urusan Penataan Ruang Kabupaten Pekalongan adalah untuk mewujudkan ruang wilayah yang memenuhi kebutuhan pembangunan dengan senantiasa berwawasan lingkungan, bersinergi dan dapat dijadikan acuan
dalam
penyusunan
program
pembangunan
untuk
tercapainya kesejahteraan masyarakat, serta efisien dalam alokasi investasi. Penataan ruang Kabupaten Pekalongan disusun sesuai potensi dan permasalahan baik internal maupun eksternal serta memperhatikan perencanaan tata ruang pada tingkat yang lebih tinggi seperti RTRWN, RTRW Provinsi Jawa Tengah, dan RTRW Kabupaten Pekalongan. Salah satu permasalahan dalam penataan ruang adalah adanya alih fungsi lahan terutama lahan pertanian yang terjadi pada setiap tahun. Penataan tata ruang Kabupaten Pekalongan tahun 20112031
adalah
untuk
mewujudkan
daerah
sebagai
sentra
pengembangan industri pengolahan dan perdagangan dengan tetap mempertahankan pertanian untuk mendukung perkembangan wilayah. Penataan tata ruang Kabupaten Pekalongan disusun dengan memperhatikan kecenderungan dan arahan pembangunan untuk memenuhi kebutuhan di masa depan sesuai dengan jangka waktu perencanaanya.
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.33
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
Kinerja makro urusan penataan ruang dapat dilihat dari beberapa indikator, yaitu rasio Ruang Terbuka Hijau (RTH) per satuan luas wilayah ber HPL/HGB, ruang publik yang berubah peruntukkanya (%); rasio bangunan ber-IMB per satuan bangunan (%); dan jumlah pengelolaan pertamanan. a) Rasio Ruang Terbuka Hijau per Satuan Luas Wilayah ber HPL/HGB Ruang terbuka hijau adalah area memanjang/jalur dan/atau mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanam. Ruang
terbuka
hijau
kota
merupakan
kawasan
perlindungan, yangditetapkan dengan kriteria: a.
Lahan dengan luas paling sedikit 2.500 (dua ribu lima ratus) meter persegi;
b. berbentuk satu hamparan, berbentuk jalur, atau kombinasi dari bentuk satu hamparan dan jalur; dan c.
didominasi komunitas tumbuhan. Agar kegiatan budidaya tidak melampaui daya dukung
dan daya tampung lingkungan, pengembangan ruang terbuka hijau dari luas kawasan perkotaan paling sedikit 30% (tiga puluh persen). Kawasan perkotaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi. Tabel 2.44 Rasio Ruang Terbuka Hijau per Satuan Luas Wilayah Kabupaten Pekalongan Tahun 2011-2014 NO 1.
URAIAN
2011
Rasio Ruang Terbuka Hijau per Satuan Luas Wilayah ber HPL/HGB (%)
2012 2013 2014
25
24
25
28
Sumber : DPU Kab. Pekalongan, 2015
Tabel 2.45 Rasio Bangunan ber-IMB per Satuan Bangunan Kabupaten Pekalongan Tahun 2011-2014 NO
URAIAN
1.
Jumlah Bangunan ber-IMB
2.
Rasio bangunan ber-IMB (%)
2011
2012
2013
2014
1.412
1.859
2.529
2.529
15
15
15
28,55
Sumber : DPU dan BPS Kab Pekalongan, 2014
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.34
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
6)
Perencanaan Pembangunan Dokumen perencanaan yang telah disusun tahun 2014 antara lain Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Pekalongan Tahun 2015; Kebijakan Umum Anggaran (KUA); Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS); serta RPJM Pembangunan Ekonomi Daerah. Perencanaan
pembangunan
yang
dilaksanakan
di
Kabupaten Pekalongan meliputi perencanaan umum (RPJPD, RPJMD, RENSTRA, RKPD, dan Renja) dan perencanaan yang bersifat khusus misalnya perencanaan tata ruang, perencanaan prasarana
wilayah
dan
sumber
daya
alam,
perencanaan
pembangunan di bidang ekonomi, dan bidang sosial budaya. Tabel 2.46 Perencanaan Pembangunan Kabupaten Pekalongan Tahun 2011-2014 NO 1. 2. 3. 3.
DOKUMEN PERENCANAAN Tersedianya dokumen perencanaan RPJPD yg telah ditetapkan dgn PERDA Tersedianya Dokumen Perencanaan : RPJMD yg telah ditetapkan dgn PERDA/PERKADA Tersedianya Dokumen Perencanaan : RKPD yg telah ditetapkan dgn PERKADA Penjabaran Program RPJMD kedalam RKPD
2011
2012
2013
2014
ada
ada
ada
ada
ada
ada
ada
ada
ada
ada
ada
ada
ada
ada
ada
ada
Sumber : Bappeda Kab. Pekalongan, 2014
7)
Perhubungan a) Rasio Ijin Trayek Izin Trayek adalah izin untuk mengangkut orang dengan mobil bus dan/ atau mobil penumpang umum pada jaringan trayek. Jaringan trayek terdiri atas: (1) jaringan trayek lintas batas negara; (2) jaringan trayek antarkota antarprovinsi; (3) jaringan trayek antarkota dalam provinsi; (4) jaringan trayek perkotaan; dan (5) jaringan trayek perdesaan. Trayek
adalah
lintasan
kendaraan
umum
untuk
pelayanan jasa angkutan orang dengan mobil bus, yang mempunyai asal dan tujuan perjalanan tetap,lintasan tetap dan jadwal tetap maupun tidak berjadwal. Jaringan Trayek adalah kumpulan dari trayek-trayek yang menjadi satu kesatuan jaringan pelayanan angkutan orang.
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.35
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
Tabel 2.47 Rasio Ijin Trayek Kabupaten Pekalongan Tahun 2011-2014 NO
URAIAN
2011
2012
2013
2014
200
200
200
200
1.
Izin Trayek perdesaan
2.
Jumlah Izin Trayek
200
200
200
200
3. 4.
Jumlah penduduk Rasio Izin Trayek
848.710
861.366
861.082
867.573*)
0,00024
0,00023
0,00023
0,00023
Sumber : Dinhubkominfo Kab. Pekalongan, 2014
b)
Jumlah Uji Kir Angkutan Umum Uji kir angkutan umum merupakan pengujian setiap angkutan umum yang diimpor, baik yang dibuat dan/atau dirakit di dalam negeri yang akan dioperasikan di jalan agar memenuhi
persyaratan
teknis
dan
laik
jalan.
Pengujian
dimaksud meliputi: (1) uji tipe yaitu pengujian fisik untuk pemenuhan persyaratan teknis dan laik jalan yang dilakukan terhadap landasan Kendaraan Bermotor dan Kendaraan Bermotor dalam keadaan lengkap dan penelitian rancang bangun dan rekayasa Kendaraan Bermotor yang dilakukan terhadap rumah-rumah, bak muatan, kereta gandengan, kereta tempelan, dan Kendaraan Bermotor yang dimodifikasi tipenya. (2) uji berkala yaitu diwajibkan untuk mobil penumpang umum, mobil bus, mobil barang, kereta gandengan, dan kereta tempelan yang dioperasikan di Jalan, meliputi pemeriksaan dan pengujian fisik kendaraan bermotor dan pengesahan hasil uji. Tabel 2.48 Jumlah Kir Angkutan Umum Kabupaten Pekalongan Tahun 2011-2014 NO
ANGKUTAN UMUM
2011 Jml Jml Kir
2012
2013
%
Jml
Jml Kir
%
Jml Jml Kir
%
Jml
2014 Jml Kir
%
1.
Mobil bus
363
625
58,08
378
655
57,70
372
619
60,09
366
608
60,20
2.
Mobil barang
160
262
61,07
244
380
64,21
402
616
65,26
545
881
61,86
3.
Kereta tempelan
2
3
66,67
2
4
50,00
3
5
60,00
3
6
50,00
525
890
185,8
624
914
1495
172,1
Jumlah
1039 171,9
777
1240 185,3
Sumber : Dinhubkominfo Kab. Pekalongan, 2014
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.36
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
8)
Lingkungan Hidup Lingkungan hidup merupakan tempat kelangsungan hidup makhluk hidup yang didalamnya terdapat air, tanah dan udara yang harus bersih dan berada pada ambang batas minimal pengaruh pencemaran sehingga tidak berpengaruh buruk pada kesehatan dan aktivitas masyarakat. Salah satu upaya untuk menjaga lingkungan hidup tersebut adalah melalui pengelolaan sampah. Pelayanan sampah di Kabupaten Pekalongan dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu pelayanan yang dilakukan oleh DPU dan pengelolaan sampah mandiri oleh masyarakat. Persentase/rasio pelayanan sampah diperoleh dari prakiraan volume timbulan sampah dibagi dengan kapasitas pengangkutan sampah oleh DPU a) Persentase Penanganan Sampah Tabel 2.49 Persentase Penanganan Sampah Kabupaten Pekalongan Tahun 2011-2014
NO 1.
URAIAN
2011
2012
2013
2014
13,67
14,04
14,14
12,07
Persentase sampah yang ditangani (%)
Sumber : KLH dan DPU Kab. Pekalongan, 2015
b) Persentase Penduduk Berakses Air Minum Tabel 2.50 Jumlah Penduduk yang Mendapatkan Akses Air Minum PDAM Kabupaten Pekalongan Tahun 2011-2014 NO
URAIAN
1. Jumlah penduduk yang mendapatkan akses air minum (jiwa) 2. Jumlah penduduk (jiwa)
2011
2012
2013
2014
58.824
65.632
72.046
73.000
847.379
854.337
861.082
867.573*)
6,94
7,68
8,37
8,41
3. Persentase penduduk berakses air bersih (%) Sumber : PDAM Kab. Pekalongan, 2014
9)
Pertanahan Penyelenggaraan peningkatan
tertib
Urusan
Pertanahan
administrasi
ditujukan
pertanahan
di
untuk
Kabupaten
Pekalongan, baik menyangkut fasilitasi penyelesaian pengadaan tanah untuk kepentingan umum dan pemerintah, penanganan permohonan alih fungsi lahan, penetapan lokasi, tukar menukar tanah Pemda dan penyelesaian permasalahan tanah lainnya.
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.37
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
Tabel 2.51 Luas Lahan Bersertifikat Kabupaten Pekalongan Tahun 2011-2014 NO 1.
URAIAN Luas Lahan Bersertifikat (ha)
2011
2012
2013
2014
162.513
170.036
185.694
185.694
Sumber : BPN Kab. Pekalongan, 2014
10) Kependudukan dan Catatan Sipil Kegiatan Peningkatan Pelayanan Bidang Kependudukan terdiri dari pembuatan Akta Catatan Sipil, pembuatan Kartu Keluarga (KK) dan Kartu Tanda Penduduk (KTP). Akta Catatan Sipil tersebut berupa Akta Kelahiran, Perkawinan, Kematian, Perceraian, Pengesahan Anak, Pengakuan Anak, Pengangkatan Anak, Kutipan Kedua dan Perubahan Nama. Tabel 2.52 Indikator Capaian Pembangunan Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Pekalongan Tahun 2011-2014 NO
URAIAN
2011
2012
2013
2014
1.
Kepemilikan Kartu Keluarga (KK)
231.018
238.981
247.764
270.597
2.
Kepemilikan KTP/KTP Elektronik
560.785
631.683
527.486
551.992
3.
Kepemilikan Akta Kelahiran
526.133
540.718
580.156
610.118
Sumber : Dinas kependudukan dan Catatan Sipil Kab. Pekalongan, 2014
11) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Pemerintah
Kabupaten
Pekalongan
terus
berupaya
meningkatkan kualitas kehidupan dan peran perempuan serta kesejahteraan kesenjangan
dan gender
perlindungan masih
anak.
terjadi
Namun
di
demikian,
berbagai
sektor
pembangunan. Hal ini disebabkan aspek psikososio-kultural yang masih mengganggap derajad laki-laki lebih tinggi dari perempuan. Keadaan tersebut menghambat keterlibatan perempuan berperan aktif
dalam
pembangunan
dan
memperoleh
segala
bentuk
pelayanan dasar. Kesetaraan gender selain berdampak pada perempuan secara tidak langsung berdampak pada anak. Hal ini mengingat sangat erat kaitannya antara perempuan sebagai ibu yang merupakan pendidik bagi anak dan besarnya peran perempuan dalam
pengambilan
Pembangunan
dan
keputusan
di
pemberdayaan
dalam
rumah
perempuan
juga
tangga. sangat
berdampak pada derajad kesehatan dan tingkat kesejahteraan keluarga.
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.38
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
Adapun
indikator
capaian
pembangunan
urusan
pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak dapat dilihat tabel 2.53 di bawah ini : Tabel 2.53 Indikator Capaian Pembangunan Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Pekalongan Tahun 2011-2014 NO
URAIAN
1. Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah (%) 2. Persentase partisipasi perempuan di lembaga legislatif (%) 3. Rasio KDRT dalam setiap rumah tangga 4. Partisipasi Angkatan Kerja Perempuan 5. Penyelesaian pengaduan perlindungan perempuan dan anak dari tindakan kekerasan
2011
2012
2013
2014
43,81
44,66
45,12
45,43
4,77
4,93
13,33
22,22
0,009
0,045
0,0025
0,0019
72,70
70,70
54,24
54,24
100
100
100
100
Sumber : BPMPKB Kab. Pekalongan, 2014
12) Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera Dalam pembangunan urusan keluarga berencana dan keluarga sejahtera dapat disampaikan bahwa jumlah peserta KB aktif pria mengalami penurunan dari 3.775 orang pada tahun 2013 menjadi 3.523 orang pada tahun 2014 dan peserta KB aktif wanita turun dari 161.622 orang pada tahun 2013 menjadi 140.415 orang pada tahun 2014. Selanjutnya untuk jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) meningkat dari 164.397 dari tahun 2013 menjadi 172.949 pada tahun 2014 dan terbagi dalam 3 (tiga) kelompok umur yaitu kurang dari 20 tahun sebanyak 3.855 orang; usia 20 - 29 tahun sebanyak 54.451 orang dan usia 30 - 49 sebanyak 116.945 orang. Adapun
indikator
capaian
pembangunan
urusan
keluarga
berancana dan keluarga sejahtera dapat dilihat tabel 2.54 di bawah ini : Tabel 2.54 Indikator Capaian Pembangunan Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera Kabupaten Pekalongan Tahun 2011-2014 NO
URAIAN
2011
1.
Peserta KB aktif pria
2.446
2.
Peserta KB aktif wanita
3.
Jumlah Pasangan Usia Subur (PUS)
4.
PUS kurang dari 20 tahun
5.
PUS usia 20 - 29 tahun
50.690
6.
PUS usia 30 – 49 tahun
114.968
2012
2013
2014
3.275
3.775
3.523
132.855
140.333
161.622
140.415
168.965
171.991
164.397
172.949
3.615
3.855
3.855
52.350
54.451
54.451
116.026
116.945
116.945
3.307
Sumber : BPMPKB Kab. Pekalongan, 2014
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.39
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
13) Sosial Kondisi PMKS (Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial) yang ada di Kabupaten Pekalongan terbagi dalam 26 kriteria. Prioritas Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial yang mendapat penanganan
dan
pelayanan
sosial
yang
paling
menonjol
berdasarkan Pemutahiran Data PMKS tahun 2013 adalah Keluarga Fakir Miskin (KFM) sejumlah 33.833 kk, dengan tanggungan 107.876 jiwa, Perempuan Rawan Sosial Ekonomi (PRSE) sebanyak 4.668 orang, Penyandang Disabilitas sebanyak 6.339 orang. Lanjut Usia Terlantar (LUT) sebanyak 2.683 orang. Adapun indikator capaian pembangunan urusan sosial dapat dilihat tabel 2.55 di bawah ini : Tabel 2.55 Indikator Capaian Pembangunan Urusan Sosial Kabupaten Pekalongan Tahun 2011-2013 No
Uraian
1.
Sarana sosial seperti panti asuhan, panti jompo dan panti rehabilitasi Penanganan penyandang masalah kesejahteraan social (%)
2.
2011
2012
2013 2014
11
11
11
11
0,87
0,87
0,55
1,12
Sumber : Dinsosnakertrans Kab. Pekalongan, 2014
14) Ketenagakerjaan Di bidang ketenagakerjaan salah satu Indikator makro yang digunakan untuk melihat perkembangan pengangguran adalah Tingkat
Pengangguran
Terbuka
(TPT).
Tahun
2014
TPT
di
Kabupaten Pekalongan menunjukkan angka 6,03 %. Artinya bahwa dari 10.000 penduduk angkatan kerja, 603 jiwa adalah penduduk yang mencari pekerjaan. Angka ini naik 1,28 % dibanding tahun 2013 sebesar 4,75 %. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) adalah ukuran yang
menggambarkan
perbandingan
jumlah
angkatan
kerja
terhadap penduduk usia kerja dan dihitung dari jumlah angkatan kerja dibagi jumlah penduduk 15 tahun ke atas. Besarnya keterlibatan penduduk dalam kegiatan ekonomi produktif tercermin dalam angka Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK). Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Kabupaten Pekalongan pada tahun 2014 adalah 69,52 %. Hal ini berarti bahwa dari 100 orang penduduk usia kerja, sekitar 70 orang termasuk angkatan kerja. TPAK Kabupaten Pekalongan pada tahun 2014 ini mengalami penurunan dibandingkan tahun 2013 sebesar 69,66 %.
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.40
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
Adapun
indikator
capaian
pembangunan
urusan
ketenagakerjaan dapat dilihat tabel 2.56 di bawah ini : Tabel 2.56 Indikator Capaian Pembangunan Urusan Ketenagakerjaan Kabupaten Pekalongan Tahun 2010-2014 NO
URAIAN
2011
1.
jumlah pencari kerja (orang)
2.
Tingkat Kesempatan Kerja (TKK) (%) Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) (%)
3. 4. 5. 6.
2013
2014
25.663
6.032
7.565
8.218
93,88
94,93
95,25
93,97
71,08
71,64
69,66
69,52
6,12
5,07
4,75
6,03
760.000
873.000
962.000
1.145.000
836.511
888.978
967.669
1.135.937,84
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) (%) Tingkat Upah Minimum Kabupaten (UMK) (Rp) Kebutuhan Hidup Layak (KHL) minimum (Rp)
2012
Sumber : Dinsosnakertrans dan BPS Kab. Pekalongan, 2014 (diolah)
15) Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Usaha pengembangan ekonomi di Kabupaten Pekalongan meliputi koperasi dan KUD. Hal ini mengingat posisi dan manfaat koperasi maupun KUD yang menyentuh sampai lapisan bawah, dan
dapat
dijadikan
sebagai
wahana
paguyuban
maupun
kelompok usaha masyarakat. Adapun
indikator
capaian
pembangunan
urusan
koperasi dan usaha kecil menengah dapat dilihat tabel 2.57 di bawah ini : Tabel 2.57 Indikator Capaian Pembangunan Urusan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kabupaten Pekalongan Tahun 2011-2014 NO
URAIAN
2011
2012
2013
2014
1.
Jumlah Koperasi
893
811
811
811
2.
Jumlah Usaha Kecil Menengah
8.837
8.860
8.892
8.892
3.
Nilai Produksi (juta)
772.300
780.350
826.106
826.106
Sumber : Dinperindagkop UMKM Kab. Pekalongan 2014
16) Penanaman Modal Faktor
penting
lain
yang
juga
mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi daerah adalah penanaman modal atau investasi. Penanaman modal tidak bisa dilepaskan dari sektor industri, semakin besar dan berkembang industri di suatu daerah semakin besar investasi yang ditanamkan dalam daerah tersebut. Adapun indikator capaian pembangunan urusan penanaman modal dapat dilihat tabel 2.58 di bawah ini :
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.41
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
Tabel 2.58 Indikator Capaian Pembangunan Urusan Penanaman Modal Kabupaten Pekalongan Tahun 2011-2014 NO
URAIAN
1.
Jumlah investor berskala nasional (PMDN/PMA) Jumlah nilai investasi berskala nasional (PMDN/PMA) (juta Rp.) Rasio daya serap tenaga kerja (orang)
2. 3.
2011
2012
2013
2014
654
1.268
610
655
1.443.944.861
303.096.989.530
123.285.415.941
361.457.876.558
3.753
3.939
2.845
3.215
Sumber : BPMPPT Kab. Pekalongan, 2014
17) Kebudayaan Beberapa kegiatan untuk pelestarian dan aktualisasi adat budaya daerah adalah dengan penyelenggaraan acara Syawalan, Malam Paingan, serta berpartisipasi dalam Pekan Raya Promosi Pembangunan
(PRPP)
Jawa
Tengah;
pemberian
dukungan
penghargaan dan kerjasama di Bidang Budaya; pengembangan kesenian dan kebudayaan daerah dengan pagelaran wayang kulit. Adapun
indikator
capaian
pembangunan
urusan
kebudayaan dapat dilihat tabel 2.59 di bawah ini : Tabel 2.59 Indikator Capaian Pembangunan Urusan Kebudayaan Kabupaten Pekalongan Tahun 2011-2014 NO
URAIAN
1.
Penyelenggaraan festival seni dan budaya
2.
Sarana penyelenggaraan seni dan budaya Prosentase Benda, Situs dan Kawasan Cagar Budaya yang dilestarikan (%)
3.
2011
2012
2013
2014
14
16
16
12
1
1
1
1
45
50
54
40
Sumber : Dindikbud Kab. Pekalongan, 2014
18) Kepemudaan dan Olahraga Pembangunan dan pembinaan generasi muda dilakukan melalui organisasi-organisasi kepemudaan yang ada.
Peranan
pemuda sebagai aset untuk percepatan pembangunan,
sangat
tergantung pada kualitas sumber daya pemuda, Generasi muda yang memiliki kualitas, dedikasi, kapabilitas dan kredibilitas merupakan faktor dominan bagi pembangunan di Kabupaten Pekalongan, sebaliknya kualitas yang rendah dan tidak memiliki kreatifitas, dan daya saing akan menjadi beban bagi pembangunan. Kabupaten mengalami kelengkapan
Pekalongan
peningkatan sarana
dalam
dalam
prasarana,
bidang
pembinaan, kemajuan
olahraga
mulai
pembangunan prestasi
dan
penghargaan.
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.42
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
Adapun
indikator
capaian
pembangunan
urusan
kepemudaan dan olah raga dapat dilihat tabel 2.60 di bawah ini : Tabel 2.60 Indikator Capaian Pembangunan Urusan Kepemudaan dan Olah Raga Kabupaten Pekalongan Tahun 2011-2014 NO
URAIAN
2011
2012
2013
2014
1.
Jumlah organisasi pemuda
24
28
32
32
2.
Jumlah organisasi olahraga
230
230
365
365
3.
Jumlah kegiatan kepemudaan
2
4
4
10
4.
Jumlah kegiatan olahraga
8
9
10
10
5.
Gelanggang / balai remaja (selain milik swasta)
1
1
1
1
6.
Lapangan olahraga
594
594
594
594
Sumber : Dinporapar Kab. Pekalongan, 2013
19) Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri Untuk
mengoptimalkan
pemeliharaan
kesatuan
dan
persatuan bangsa dan politik dalam negeri, diperlukan kerjasama antara pemerintah, pemerintah daerah provinsi, dan pemerintah daerah Kabupaten/Kota dengan organisasi kemasyarakatan dan lembaga lainnya. Organisasi
kemasyarakatan
adalah
organisasi
yang
dibentuk oleh anggota masyarakat warga negara republik Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan kegiatan, profesi, fungsi, agama, dan Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, untuk berperan serta dalam pembangunan dalam rangka mencapai tujuan nasional dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila. Adapun
indikator
capaian
pembangunan
urusan
Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri dapat dilihat tabel 2.61 di bawah ini : Tabel 2.61 Indikator Capaian Pembangunan Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri Kabupaten Pekalongan Tahun 2011-2014 NO
URAIAN
2011
2012
2013
2014
1.
Jumlah Ormas
37
70
71
70
2.
Jumlah LSM
22
25
26
29
Sumber : Kankesbangpol Kab. Pekalongan, 2014
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.43
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
20) Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian Jumlah polisi pamong praja dan linmas mengambarkan kapasitas pemerintah daerah dalam menjaga ketentraman dan ketertiban
masyarakat,
jumlah
pos
kamling
menggambarkan
ketersediaan kapasitas pemda dalam memberdayakan masyarakat untuk ikut berperan aktif dalam pemeliharaan ketentraman dan ketertiban masyarakat
serta
keamanan lingkungan.
Semakin
meningkatnya rasio antara jumlah Pos Siskamling dibanding dengan jumlah penduduk menunjukkan kesadaran masyarakat untuk melakukan pengamanan diri meningkat. Laju pertambahan penduduk yang meningkat dengan cepat dan jumlah anggota Polisi Pamong Praja yang tetap menyebabkan rasio antara jumlah penduduk dan polisi Pamong Praja semakin meningkat. Untuk menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat Satpol PP dibantu Anggota Linmas. Tabel 2.62 Indikator Capaian Pembangunan Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian Kabupaten Pekalongan Tahun 2011-2014 NO
URAIAN
1.
Jumlah PNS
2.
Jumlah Polisi Pamong Praja Petugas Perlindungan Masyarakat (Linmas) di Kabupaten
3.
2011
2012
2013
2014
11.134
11.134
10.484
10.342
88
86
84
84
8.259
8.259
8.259
8.259
Sumber : BPS Kab. Pekalongan dan Kantor Satpol PP, 2014.
21) Ketahanan Pangan Ketersediaan pangan khususnya beras dalam kondisi aman bahkan selalu mengalami surplus. Pada tahun 2012 ketersediaan beras mencapai 139.473 ton, tingkat kebutuhan 72.286 ton, mengalami surplus 67.187 ton. Selanjutnya kondisi tahun 2013 lebih baik yaitu ketersediaan beras 141.628 ton, tingkat kebutuhan 72.294 ton, mengalami surplus
69.334 ton. Ketersediaan beras
dan tingkat kebutuhan beras dari tahun 2009 sampai tahun 2013 di Kabupaten Pekalongan selalu mengalami surplus hal ini berarti tingkat kebutuhan beras untuk konsumsi masyarakat Kabupaten Pekalongan tercukupi. Adapun indikator capaian pembangunan urusan ketahanan pangan dapat dilihat tabel 2.63 di bawah ini :
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.44
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
Tabel 2.63 Indikator Capaian Pembangunan Urusan Ketahanan Pangan Kabupaten Pekalongan Tahun 2011-2014 NO
URAIAN
2011
2012
2013
2014
1.
Ketersediaan Beras (ton)
146.905
139.473
140.779
147.726,6
2.
Tingkat kebutuhan (ton)
126.744
72.286
72.294
72.270,6
Sumber : BKPP Kab. Pekalongan, 2014
22) Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Tujuan pemberdayaan masyarakat adalah meningkatkan keberdayaan masyarakat (sebagai insan maupun sebagai sumber daya pembangunan) melalui upaya penanggulangan kemiskinan dan perlindungan sosial masyarakat, penguatan kelembagaan dan modal
sosial
masyarakat
serta
peningkatan
keswadayaan
masyarakat luas guna membantu masyarakat dalam memperoleh dan
memanfaatkan
hak
masyarakat
untuk
meningkatkan
kehidupan ekonomi, sosial dan politik. Adapun
indikator
capaian
pembangunan
urusan
pemberdayaan masyarakat dan desa dapat dilihat tabel 2.64 di bawah ini : Tabel 2.64 Indikator Capaian Pembangunan Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Pekalongan Tahun 2011-2014 NO
URAIAN
1.
Jumlah PKK
2
Swadaya Masyarakat terhadap Program Pemberdayaan Masyarakat (%)
2011
2012
2013
2014
305
305
305
305
6
5
4
4
Sumber : BPMPKB Kab. Pekalongan, 2013
23) Statistik Pada tahun 2014, kinerja makro urusan statistik telah menghasilkan
beberapa
buku/dokumen
yang
menunjang
perencanaan pembangunan, yaitu a)
Buku Kabupaten Pekalongan Dalam Angka (DDA) Tahun 2013
b)
Buku Kecamatan Dalam Angka Tahun 2013 sebanyak 19 kecamatan.
c)
Buku PDRB Kabupaten Pekalongan tahun 2013.
d)
Buku Profil Daerah Kabupaten Pekalongan
24) Kearsipan Sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri No 78 tahun 2012 tentang Tata Kearsipan di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah, maka setiap SKPD diharuskan melakukan pengelolaan arsip secara baku.
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.45
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
Kantor
Perpustakaan
dan
Arsip
Daerah
Kabupaten
Pekalongan sebagai SKPD yang bertugas melaksanakan koordinasi pengelolaan kearsipan dimulai tahun 2011 dengan indikator pencapaian 74% , naik menjadi 76% pada tahun 2012, kemudian pada tahun 2013 naik menjadi 80%, menjadi 87% pada tahun 2014 Adapun indikator capaian pembangunan urusan kearsipan dapat dilihat tabel 2.65 di bawah ini : Tabel 2.65 Indikator Capaian Pembangunan Urusan Kearsipan Kabupaten Pekalongan Tahun 2011-2014 NO
URAIAN
2011
2012
2013
2014
1.
Pengelolaan arsip secara baku (%)
74
76
80
87
2.
Jumlah aparatur yang mengikuti kegiatan pengelola kearsipan (orang)
16
18
23
23
3.
Jumlah penyelamatan arsip tekstual
53.733
66.443
82.733
92.733
Sumber : Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kab. Pekalongan, 2014
25) Komunikasi dan Informatika Kemajuan dibidang informasi dan komunikasi telah mendorong munculnya globalisasi dengan berbagai perspektifnya. Perkembangan tersebut diikuti dengan berkembangnya sarana dan prasarana komunikasi seperti wartel, warnet, maupun informasi dalam bentuk pameran. Adapun
indikator
capaian
pembangunan
urusan
komunikasi dan informatika dapat dilihat tabel 2.66 di bawah ini : Tabel 2.66 Indikator Capaian Pembangunan Urusan Komunikasi dan Informatika Kabupaten Pekalongan Tahun 2011-2014 NO
URAIAN
2011
2012
2013
2014
21
31
31
42
-
8
8
9
20
20
20
7
1.
Jumlah jaringan komunikasi (wifi)
2.
Jumlah surat kabar nasional/local (media)
3.
Jumlah penyiaran radio/TV local (unit)
4.
Web site milik pemerintah daerah
3
5
5
13
5.
Jumlah Pameran/expo
1
1
1
1
Sumber : Dinhubkominfo Kab. Pekalongan, 2014
26) Perpustakaan Perpustakaan merupakan sumber informasi dan sarana strategis dalam peningkatan sumberdaya manusia. Keberadaan perpustakaan diharapkan dapat meningkatkan minat baca di masyarakat.
Guna
menunjang
peningkatan
minat
baca
masyarakat, Pemerintah Kabupaten Pekalongan menambah jumlah perpustakaan maupun menambah jumlah koleksi pustaka.
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.46
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
Adapun
indikator
capaian
pembangunan
urusan
perpustakaan dapat dilihat tabel 2.67 di bawah ini : Tabel 2.67 Indikator Capaian Pembangunan Urusan Perpustakaan Kabupaten Pekalongan Tahun 2011-2014 NO 1. 2. 3.
URAIAN
2011
Jumlah perpustakaan Jumlah pengunjung perpustakaan per tahun Koleksi buku yang tersedia di perpustakaan daerah
2012
-
2013
2014
114
171
171
16.135
39.283
43.401
43.917
24.868
32.114
32.114
35.756
Sumber : Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kab. Pekalongan, 2014.
b. Fokus Pelayanan Urusan Pilihan 1)
Pertanian Pada tahun 2014 produktivitas komoditas utama pertanian yaitu padi mengalami peningkatan dibanding tahun 2013, yaitu dari 51,20 kuintal/ha menjadi 55,28 kuintal/ha, sedangkan jagung mengalami peningkatan dari 44,24 kuintal/ha menjadi 44,38 kuintal/ha. Di
bidang
perkebunan,
beberapa
komoditas
utama
mengalami kenaikan produksi seperti Kelapa tahun 2013 dari 14.937.500 butir menjadi 15.295.800
butir di tahun 2014, Kopi
dari 223,60 ton menjadi 392,23 ton. Hal yang sama dialami pula pada komoditas cengkeh dari 150,40 ton menjadi 160,22 ton. Namun penurunan terjadi pada komoditas strategis tebu dari 1.505.438 kuintal menjadi 1.361.606
kuintal karena banyaknya
tanaman tebu yang seharusnya sudah dibongkar karena sudah lebih dari 5 kali kepras tetapi masih dipelihara akibatnya produktivitasnya menurun. Dari luasan di Kab. Pekalongan 2.550 ha, ± 30% perlu dibongkar. Di bidang peternakan, produksi daging meningkat dari 5.511.916 kg pada tahun 2013 menjadi 7.510.948 kg di tahun 2014, produksi telur meningkat dari 2.071.987 kg pada tahun 2013 menjadi 5.111.911 kg di tahun 2014. Sedangkan produksi susu juga mengalami kenaikan dari 298.799 liter pada tahun 2013 menjadi 344.582 liter di tahun 2014. Selanjutnya populasi ternak tahun 2014 antara lain populasi sapi potong mengalami kenaikan dari 18.585 ekor pada tahun 2013 menjadi 22.061 ekor. Data selengkapnya terkait indikator capaian pembangunan urusan pertanian di Kabupaten Pekalongan dapat dilihat pada Tabel 2.68 berikut ini :
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.47
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
Tabel 2.68 Indikator Capaian Pembangunan Urusan Pertanian Kabupaten Pekalongan Tahun 2011-2014
NO
INDIKATOR KINERJA
SATUAN
2011
2012
2013
A.
PERTANIAN
1.
Produktivitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya per hektar
2.
B.
C. 1.
2.
3.
2014
a. Padi
kuintal/ha
45,28
50,97
51,20
55,28
b. Jagung
kuintal/ha
39,53
43,21
44,24
44,38
c. Kedelai
kuintal/ha
12,03
11,47
11,43
11,58
Produktivitas komoditas hortikultura a. Durian
Kuintal
144.980
118.538
85.683
68.234
b. Mangga
Kuintal
103.035
110.175
99.759
56.883
c. Pisang
Kuintal
210.763
144.832
113.458
100.238
d. Rambutan
Kuintal
79.609
42.156
25.549
46.152
e. Melon
Kuintal
390
330
620
20,02
f. Kentang
Kuintal
24.712
27.658
10.774
g. Bawang Daun
Kuintal
85.560
72.082
13.835
8.592 2.100
PERKEBUNAN a. Kelapa
Butir
13.618.000
13.722.845
14.937.500
15.295.800
b. Tebu
Kuintal
904.417,00
1.347.931
1.505.438
1.361.606
c. Cengkeh
Ton
70,48
109,58
150,40
160,22
d. Kopi
Ton
194,08
212,95
223,60
392,23
Populasi Produksi Komoditas Peternakan Utama a. Sapi potong Ekor 21.790
22.822
18.585
22.061
PETERNAKAN
b. Kerbau
Ekor
3.675
3.712
2.973
3.085
c. Kambing
Ekor
59.340
59.607
60.333
60.475
d. Domba
Ekor
47.393
47.564
48.185
48.389
e. Ayam Ras
Ekor
355.370
357.928
3.701.460
4.959.500
f. Ayam Buras
Ekor
1.230.959
1.235.883
805.603
1.258.876
Produksi Peternakan a. Daging Kg
4.971.028
5.095.304
5.511.916
7.510.948
b. Telur
Kg
1.863.351
1.891.302
2.071.987
5.111.911
c. Susu
Liter
282.744
289.530
298.799
344.582
d. Kulit
Lembar
38.240
38.661
38.662
38.932
Jumlah Konsumsi Protein Hewani a. Daging Kg/kapita/th
5,92
6,04
6,32
7,2
b. Telur
Kg/kapita/th
2,22
2,23
2,35
3
c. Susu
Liter/kapita/th
0,34
0,34
0,35
0,4
d. Protein Hewani
gr/kapita/tahun
3.39
3,3
3,5
4,3
Sumber : DPPK dan DKPP Kabupaten Pekalongan, 2014
2) Kehutanan Berbagai
kegiatan
telah
dilaksanakan
untuk
mempertahankan dan memperbaiki kondisi lahan di Kabupaten Pekalongan sehingga lahan kritis dapat dikurangi. Lahan sangat
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.48
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
kritis Tahun 2014 masih tetap 0 ha, lahan kritis di tahun 2013 sebesar 587,87 ha turun menjadi 538,87
ha, lahan agak kritis
semula di tahun 2013 sebesar 9.136,41 hektar turun menjadi 9.008,51 ha, sedangkan lahan tidak kritis semula 41.451,73 ha dapat ditingkatkan menjadi 41.843,88 ha. Untuk luas hutan rakyat mengalami peningkatan dari 18.360,31 ha menjadi 18.385,37 ha. Adapun
indikator
capaian
pembangunan
urusan
kehutanan dapat dilihat tabel 2.69 di bawah ini : Tabel 2.69 Indikator Capaian Pembangunan Urusan Kehutanan Kabupaten Pekalongan Tahun 2011-2014 NO. 1
2
INDIKATOR
SATUAN
2011
2012
2013
2014
Sebaran Tingkat Kekritisan Lahan a. Sangat Kritis
ha
448,02
428,02
0
0
b. Kritis
ha
1.911,43
1.836,43
587,87
538,87
c. Agak Kritis
ha
3.719,31
3.569,31
9.136,41
9.008,51
d. Tidak Kritis
ha
47.281,17
47.608,17
41.451,73
41.843,88
Luas Hutan Rakyat
ha
18.068,00
18.167,31
18.360,31
18.385,37
Sumber :
Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Pekalongan, 2014
3) Energi dan Sumberdaya Mineral Urusan Energi dan Sumber Daya Mineral yang dilaksanakan Dinas PSDA ESDM Kabupaten Pekalongan menitikberatkan pada pengawasan usaha pertambangan dan air tanah, serta pemenuhan kebutuhan masyarakat atas energi listrik. Pengawasan usaha pertambangan dan air tanah meliputi pemberian rekomendasi dan pengawasan usaha-usaha
pertambangan dan pemanfaatan air
tanah. Sampai
dengan
tahun
2013,
dari
56,27
hektar
areal
penambangan liar yang ada dengan di lakukan upaya Evaluasi dan Pengawasan Usaha Pertambangandan Air Tanah sudah dapat di tertibkan areal penambangan seluas 46,24 hektar. Dalam rangka memenuhi kebutuhan listrik di wilayah terpencil yang
belum
Pembangunan
terjangkau Pembangkit
jaringan
PLN,
telah
di
upayakan
Tenaga
Mikro
Hidro
(PLTMH)
dan
Pembangkit Tenaga Listrik Tenaga Surya (PLTS) Bantuan Provinsi Jawa Tengah. Pada tahun 2013 PLTMH di Kabupaten Pekalongan bertambah satu unit, yaitu di Dukuh Sawangan Desa Tlogopakis Kecamatan Petungkriyono yang menjangkau 50 Rumah,
sehingga
jumlah PLTMH di Kabupaten Pekalongan sebanyak 16 unit. Sementara
untuk
jumlah
PLTS
sampai
dengan
tahun
2013
berjumlah 1.382 unit.
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.49
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
Pada tahun 2013 juga telah dilakukan peningkatan daya PLTM Bantar Kulon menjadi 30 KW serta pembangunan Jaringan Listrik Masuk Desa yang meliputi Dukuh Sipetung Desa Tlogopakis Kecamatan
Petungkriyono,
Desa
Kutorembet
Kecamatan
Lebakbarang, Dukuh Bantul Desa Kesesi Kecamatan Kesesi, Desa Tosaran
Kecamatan
Kedungwuni,
Desa
Werdi
Kecamatan
Wonokerto, Desa Petukangan Kecamatan Wiradesa, serta Dukuh Gandu Ngasinan Desa Talun Kecamatan Talun. Disamping itu juga perbaikan PJU PLTS di Desa Werdi Kecamatan Wonokerto sebanyak 15 unit. 4)
Pariwisata Kunjungan wisata di Kabupaten Pekalongan Tahun 2014 khususnya objek wisata yang dikelola pemerintah tercapai 126 % atau 107.279 orang. dari target 84.900 orang. Jumlah tersebut meningkat sebesar 105,37 % dari tahun 2013 sebesar 101.807 orang. Peningkatan jumlah kunjungan tersebut berdampak langsung pada pendapatan sektor pariwisata sebesar Rp. 526.193.000,meningkat 106.08 % dari tahun 2013 sebesar Rp. 496.015.000,-. Selain itu pengembangan dilakukan pada obyek wisata arung jeram di Lolong, obyek wisata budaya, wisata belanja dan wisata pendidikan. Peran serta masyarakat dalam pengembangan dunia pariwisata cukup tinggi hal ini terbukti dengan makin banyaknya tempat wisata keluarga berupa kolam renang, pemancingan, toko oleh-oleh khas Pekalongan baik makanan maupun batik. Adapun indikator capaian pembangunan urusan pariwisata dapat dilihat tabel 2.70 dan 2.71 di bawah ini : Tabel 2.70 Indikator Capaian Pembangunan Urusan Pariwisata Kabupaten Pekalongan Tahun 2010-2014
NO
INDIKATOR
SATUAN
2011
2012
1
Kunjungan wisata
orang
135.312
123.207
2013
2014
101.807
107.279
Sumber : Dinas Pemuda, Olah Raga dan Pariwisata Kabupaten Pekalongan, 2014
Tabel 2.71 Daftar Objek Wisata Kabupaten Pekalongan NO 1 2 3 4
URAIAN Obyek Wisata Alam : OW Linggo Asri – Kajen OW Pantai Depok – Siwalan OW Pantai Wonokerto - Wonokerto Eko Wisata Pegunungan - Petungkriyono
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
JUMLAH (UNIT) 1 1 1 1
II.50
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
NO 5 1 2 3 4 1 2 3
JUMLAH (UNIT)
URAIAN Curug Muncar - Petungkriyono Obyek Wisata Buatan : Kolam Renang Tirta Alam - Karanganyar Kolam Renang Graha Wisata - Karanganyar Kolam Renang Kulu Asri - Karanganyar Kolam Renang Banyu Biru - Wiradesa Wisata Minat Khusus : Arung Jeram Sungai Lolong Arung Jeram Kali Pahingan Bumi Perkemahan Linggo Asri
1 1 1 1 1 1 1 1
Sumber : Dinas Pemuda, Olah Raga dan Pariwisata Kab.Pekalongan, 2014
5)
Kelautan dan Perikanan Pembangunan urusan kelautan dan perikanan diarahkan pada peningkatan sarana dan prasarana kelautan dan perikanan, peningkatan
produksi
perikanan
budidaya
dan
tangkap,
peningkatan pendapatan pembudidaya ikan, nelayan dan pengolah serta konservasi sumberdaya kelautan dan perikanan melalui berbagai macam program kegiatan seperti Pengembangan Budidaya Perikanan,
Pengembangan
Perikanan
Tangkap,
Pengembangan
Sistem Penyuluhan Perikanan, Optimalisasi Pengelolaan Pemasaran Produksi Perikanan, Pengembangan Kawasan Budidaya Air Laut, Air Payau dan Air Tawar,
dan Program
Pengembangan Statistik
Perikanan. Produksi perikanan tangkap pada tahun 2014 sebesar 2.718,99 ton meningkat dari tahun 2013 sebesar 2.318,48
ton
karena kondisi cuaca yang cukup mendukung untuk operasi penangkapan ikan sepanjang tahun 2014. Jumlah produksi ikan di TPI Wonokerto dan Jambean pada tahun 2014 sebanyak 2.169.035 kilogram dengan nilai sebesar
Rp. 8.000.099.000,- mengalami
peningkatan jika dibandingkan dengan tahun 2013 sebanyak 1.364.834
kilogram atau naik 17,93 % dengan nilai sebesar Rp.
6.681.743.900,- atau naik sebesar 19,73 %. Pada Perikanan budidaya, lahan tambak yang diusahakan pada tahun 2014 seluas 766,95 Ha meningkat 4,26 % dibandingkan tahun 2013 seluas 735,64 Ha. Jumlah pembudidaya tambak sebanyak
1.217
orang
meningkat 6,60 %
dan
produksinya
mencapai
4.029,83
dibandingkan tahun 2013 yang mencapai
3.780,32 ton. Sedangkan untuk budidaya kolam, lahan yang digunakan pada tahun 2014 seluas 48,34 Ha dengan produksi sebanyak 764,97 ton, meningkat 10,51 % dibandingkan tahun 2013 yang mencapai 659,84 ton.
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.51
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
Adapun indikator capaian pembangunan urusan kelautan dan perikanan dapat dilihat tabel 2.72 di bawah ini : Tabel 2.72 Indikator Capaian Pembangunan Urusan Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pekalongan Tahun 2011-2014 NO
INDIKATOR KINERJA
2011
2012
2013
2014
ton
1.748,20
2.104,68
2.318,48
2.718,99
- Tambak
ton
3.275,30
3.663,50
3.780,32
4.029,83
- Kolam
ton
573,3
590,1
659,84
764,97
3.
Konsumsi Ikan
kg/kap/th
15,52
16,29
17,12
17,97
4.
Cakupan bina kelompok nelayan
%
100
100
100
100
5.
Cakupan bina Pokdakan
%
100
100
100
100
6.
Rata-rata Pendapatan Nelayan
Rp/bulan
369.157
407.550
463.474
514.963
Rata-rata Pendapatan Pembudidaya Ikan
Rp/bulan
696.987
747.891
776.325
1.211.711
8.
Jumlah usaha pengolah ikan
unit
13
14
15
16
9.
Luas Kawasan Mangrove
Ha
935
935
935
935
1.
Perikanan Tangkap
2.
Perikanan Budidaya
7.
SATUAN
Sumber : Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan Kabupaten Pekalongan, 2014
Capaian indikator kinerja pembangunan Urusan Kelautan dan Perikanan antara lain : a)
Pengembangan Budidaya Perikanan Program Pengembangan Budidaya diutamakan untuk Peningkatan produksi perikanan budidaya baik air payau maupun air tawar dan penataan infrastrukstur budidaya berupa pembuatan jalan produksi tambak, normalisasi tanggul dan saluran tambak, pembuatan kolam permanen dan kolam air deras serta pemberian bantuan sarana produksi kolam dan tambak berupa benih ikan, pakan dan waring untuk sarana budidaya ikan memanfaatkan lahan yang terendam rob di kecamatan tirto dan wonokerto. Perkembangan
dari
produksi
perikanan
budidaya,
penggunaan lahan dan jumlah pembudidaya dapat dilihat pada tabel 2.73 berikut :
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.52
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
Tabel 2.73 Perkembangan Produksi, Luas Lahan dan Jumlah Pembudiya Perikanan Budidaya Kabupaten Pekalongan Tahun 2011 -2014 NO
INDIKATOR
SATUAN
2011
2012
2013
2014
1.
Produksi Tambak
Ton
3.275,3
3.663,50
3.780,32
2.657,4
2.
Produksi Kolam
Ton
573,3
590,10
659,84
483
Orang
1.048
1.050
1.438
793
Orang
1.872
1.972
2.148
1.301
3. 4.
Jumlah Pembudidaya Tambak Jumlah Pembudidaya Kolam
5.
Luas Lahan Tambak
Ha
712,25
712,25
735,64
645
6.
Luas Lahan Kolam
Ha
35
36,01
37,76
30,2
7.
Produksi Benih BBI
Ekor
369.849
469.500
500.500
324.500
Sumber : Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan Kabupaten Pekalongan, 2014
b)
Pengembangan Perikanan Tangkap Program dilaksanakan
Pengembangan dalam
mendukung
Perikanan
Tangkap
peningkatan
produksi
perikanan tangkap, penyediaan sarana penangkapan ikan dan peningkatan fasilitas TPI baik TPI Wonokerto maupun TPI Jambean. Pengembangan dan peningkatan Perkembangan dari Produksi Perikanan Tangkap, Jumlah Perahu, Alat Tangkap dan Jumlah Nelayan dapat dilihat pada tabel 2.74 berikut ini : Tabel 2.74 Perkembangan Produksi Perikanan Tangkap, Jumlah Perahu, Alat Tangkap, Jumlah Nelayan dan Ikan yang dilelang Kabupaten Pekalongan Tahun 2011-2014 NO 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
INDIKATOR Produksi Perikanan Tangkap Jumlah Alat Tangkap Jumlah Perahu Motor Tempel Jumlah Kapal Motor Jumlah Nelayan Produksi TPI Wonokerto Nilai Raman Lelang TPI Wonokerto Produksi TPI Jambean Nilai Raman Lelang TPI Jambean
SATUAN
2011
2012
2013
2014
Ton
1.748,20
2.104,68
2.318,48
2.718.99
Unit
622
823
803
382
Unit
467
472
477
335
Unit
13
14
19
36
Ha
9.941
10.003
10.065
9.178
Kg
525.960
587.812
545.079
930.625
Rp
3.202.115.000
3.528.945.500
3.158.538.000
3.603.484.000
Kg
631.385
777.022
564.961
1.238.410
Rp
2.954.103.000
3.152.798.400
3.842.977.000
4.396.615.000
Sumber : Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan Kabupaten Pekalongan, 2014
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.53
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
c)
Pengembangan Sistem Penyuluhan Program Pengembangan Sistem Penyuluhan dilaksanakan untuk meningkatkan penyuluhan
perikanan di Kabupaten
Pekalongan dengan kegiatan yang utama berupa penyediaan prasarana penyuluhan berupa pengadaan peralatan penyuluhan seperti proyektor, laptop dan sejenisnya. d) Pengembangan Kawasan Budidaya Air Laut, Air Payau dan Air Tawar Program Pengembangan Kawasan Budidaya Air Laut, Air Payau dan Air Tawar dilaksanakan untuk mendukung penataan dan perbaikan sumber daya kelautan dan perikanan, seperti kegiatan Penebaran ikan di perairan umum dan Penataan Kawasan Pemukiman Nelayan e)
Optimalisasi Pengelolaan dan Pemasaran Produksi Perikanan Program Optimalisasi Pengelolaan dan Pemasaran Produksi Perikanan diutamakan untuk mendukung peningkatan produksi pengolahan ikan dengan kegiatan-kegiatan seperti penyediaan sarana
pengolahan
ikan,
promosi
produk
perikanan
dan
penunjang operasional PUMP P2HP yang tahun ini Kabupaten Pekalongan mendapatkan alokasi untuk 6 Kelompok Pengolah dan Pemasar Ikan. Perkembangan Pengolahan Ikan di Kabupaten Pekalongan dapat dilihat pada tabel 2.75 berikut ini : Tabel 2.75 Perkembangan Produksi Pengolahan, Jumlah Bakul dan Pengolah Ikan, Unit Pengolah Ikan dan Los Pasar Ikan Kabupaten Pekalongan Tahun 2011-2014 NO
INDIKATOR
SATUAN
2011
2012
2013
2014
1.
Jumlah Ikan yang diolah
Ton
5.844
4.010,37
3.079,36
4.064,75
2.
Nilai Rupiah
Rp
46.752.000.000
42.000.660.000
64.079.264.067
81.295.000.000
Unit
13
14
15
16
Orang
420
786
786
786
3. 4.
Jumlah Unit Pengolah Ikan Jumlah Bakul/Pemasar Ikan
Sumber : Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan Kabupaten Pekalongan, 2014
6)
Perdagangan Perdagangan
sebagai
salah satu
kekuatan
pendorong
pembangunan ekonomi daerah diharapkan dapat berperan dalam pengembangan iklim usaha yang kompetitif. Tujuannya adalah untuk membangun perilaku bisnis yang sehat, meningkatkan kemampuan dan profesionalisme pelaku usaha. Iklim usaha yang sehat
akan
meningkatkan
efisiensi
alokasi
dan penggunaan
sumberdaya ekonomi di dalam negeri, sehingga dunia usaha akan
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.54
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
mempunyai daya saing yang tinggi terutama dalam menghadapi pasar global. Indikator capaian urusan perdagangan tahun 2009-2013 seperti terlihat pada tabel 2.76 berikut : Tabel 2.76 Indikator Capaian Pembangunan Urusan Perdagangan Kabupaten Pekalongan Tahun 2011-2013 NO
URUSAN, INDIKATOR KINERJA
SATUAN
2011
2012
2013
1.
Kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB Atas Dasar Berlaku
%
17,84
17,95
18,13
2.
Kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000
%
18,32
18,48
18,67
Sumber : Buku PDRB Kab. Pekalongan 2014
7)
Perindustrian Jumlah usaha Industri tahun 2014 mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2013, semula 32.230 unit usaha menjadi 32.50 unit usaha. Tenaga kerja mengalami kenaikan, semula menyerap tenaga kerja sebanyak 184.221 orang di tahun 2013 menjadi 184.523 orang di tahun 2014. Jumlah investasi mengalami kenaikan dari Rp. 1.183.092.912,00 pada tahun 2013 menjadi Rp. 1.197.637.133,00 di tahun 2014. Adapun nilai produksi di tahun 2013 mengalami kenaikan dari Rp 4.611.856.777.000,00 menjadi Rp. 5.045.436.594,00 di Tahun 2014. Indikator capaian urusan peridustrian tahun 2010-2014 seperti terlihat pada tabel 2.77 dan 2.78 berikut : Tabel 2.77 Indikator Capaian Pembangunan Urusan Perindustrian Kabupaten Pekalongan Tahun 2011-2014
NO 1
URAIAN
b. Jumlah Tenaga Kerja
3
2011
2012
2013
2014
Bidang Industri a. Jml Usaha Industri
2
TAHUN
32.066
32.178
32.230
32.250
180.967
183.602
184.221
184.523
c. Jumlah Investasi
1.008.063.088
1.169.045.722
1.183.092.912
1.197.637.133
d. Nilai Produksi Kontribusi sektor peridustrian terhadap PDRB Atas Dasar Berlaku Kontribusi sektor peridustrian terhadap PDRB Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000
4.090.871.407
4.090.871.407
4.611.856.777
5.045.436.594
27,29
27,46
27,84
27,86*)
26,43
26,44
26,78
26,65*)
Sumber : Dinas Perindutrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM Kabupaten Pekalongan, 2014
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.55
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
Tabel 2.78 Nilai Produksi Sektor Industri Menurut Kelompok Industri Kabupaten Pekalongan Tahun 2011-2014 NO 1
2
TAHUN
URAIAN
2011
Industri Logam, Mesin, Elektronika dan Aneka a. Skala Besar b. Skala Menengah c. Skala Kecil d. Skala Rmh Tangga Industri Kimia, Agro dan Hasil Hutan a. Skala Besar b. Skala Menengah c. Skala Kecil d. Skala Rmh Tangga Jumlah a. Skala Besar b. Skala Menengah c. Skala Kecil d. Skala rmh
2012
2013
2014
1.303.538.100 1.899.427.326 612.299.853 43.053.380
1.303.538.100 1.899.427.326 612.299.853 43.053.380
1.333.346.100 2.297.090.569 688.501.338 43.053.380
1.333.346.100 2.323.695.653 696.561.361 43.053.380
26.763.643 156.694.158 49.094.947
26.763.643 156.694.158 49.094.947
33.486.443 167.284.000 49.094.947
34.393.443 565.291.710 49.094.947
1.303.538.100 1.926.190.969 768.994.011 92.148.327 4.090.871.407
1.303.538.100 1.926.190.969 768.994.011 92.148.327 4.090.871.407
1.333.346.100 2.330.577.012 855.785.338 92.148.327 4.611.856.777
1.333.346.100 2.358.089.096 1.261.853.071 92.148.327 5.045.436.594
Sumber : Dinas Perindutrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM Kabupaten Pekalongan, 2014
8)
Ketransmigrasian Pembangunan bidang transmigrasi diselenggarakan melalui pengiriman
masyarakat
calon
transmigrans
yang
ingin
meningkatkan taraf hidupnya melalui program transmigrasi ke daerah tujuan yang telah ditetapkan oleh Pusat. Capaian
realisasi
program
dan
kegiatan
Urusan
Transmigrasi disajikan dalam tabel berikut : Tabel 2.79 Indikator Capaian Pembangunan Urusan Transmigrasi Kabupaten Pekalongan Tahun 2012-2014 NO
INDIKATOR KINERJA
SATUAN
2012
2013
2014
1
Jumlah transmigran yang diberangkatkan ke lokasi transmigrasi
kk
4
5
2
2
Jumlah calon transmigran (KK)
kk
10
30
15
Sumber : Dinsosnakertrans Kabupaten Pekalongan, 2014
4. Aspek Daya Saing Daerah Daya
saing
daerah
merupakan
salah
satu
aspek
tujuan
penyelenggaraan otonomi daerah sesuai dengan potensi, kekhasan, dan unggulan daerah. Suatu daya saing (competitiveness) merupakan salah satu faktor kunci keberhasilan pembangunan ekonomi yang berhubungan dengan tujuan pembangunan daerah dalam mencapai tingkat kesejahteraan yang tinggi dan berkelanjutan.
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.56
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
a.
Kemampuan Ekonomi Daerah Kemampuan ekonomi daerah dalam kaitannya dengan daya saing daerah adalah bahwa kapasitas ekonomi daerah harus memiliki daya tarik (attractiveness) bagi pelaku ekonomi yang telah berada dan akan masuk ke suatu daerah untuk menciptakan multiplier effect bagi peningkatan daya saing daerah. Kemampuan ekonomi daerah memicu daya saing daerah dalam beberapa tolok ukur, sebagai berikut: 1) Pengeluaran Konsumsi
Rumah Tangga
per Kapita (Angka
Konsumsi RT per Kapita) Indikator pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita dimaksudkan untuk mengetahui tingkat konsumsi rumah tangga yang menjelaskan seberapa atraktif tingkat pengeluaran rumah tangga. Semakin besar rasio atau angka konsumsi RT semakin atraktif
bagi
peningkatan
kemampuan
ekonomi
daerah.
Pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita dapat diketahui dengan menghitung angka konsumsi RT per kapita, yaitu rata-rata pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita. Angka ini dihitung berdasarkan pengeluaran penduduk untuk makanan dan bukan makanan per jumlah penduduk. Makanan mencakup seluruh jenis makanan termasuk makanan jadi, minuman, tembakau, dan sirih. Bukan makanan mencakup perumahan, sandang, biaya kesehatan, sekolah, dan sebagainya. 2) Nilai Tukar Petani (NTP) Nilai Tukar Petani (NTP) merupakan salah satu indikator yang berguna untuk mengukur tingkat kesejahteraan petani dengan mengukur kemampuan tukar produk (komoditas) yang dihasilkan/dijual
petani
dibandingkan
dengan
produk
yang
dibutuhkan petani baik untuk proses produksi (usaha) maupun untuk konsumsi rumah tangga. Jika NTP lebih besar dari 100 maka periode tersebut relatif lebih baik dibandingkan dengan periode tahun dasar, sebaliknya jika NTP lebih kecil dari 100 berarti terjadi penurunan daya beli petani. Nilai Tukar Petani dapat dihitung dengan membandingkan faktor produksi dengan produk, yaitu perbandingan antara indeks yang diterima (It) petani dan yang dibayar (Ib) petani.
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.57
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
Tabel 2.80 Nilai Tukar Petani Kabupaten Pekalongan Tahun 2011-2013 NO
URAIAN
1. 2. 3.
Indeks yang diterima petani (lt) Indeks yang dibayar petani (lb) NTP
2011
2012
2013
919.62 890.81 103,23
850.13 819.96 103.68
850.13 819.96 103.68
Sumber : BPS Kabupaten Pekalongan, 2013
3) Pengeluaran Konsumsi Non Pangan per Kapita (Persentase Konsumsi RT untuk Non Pangan) Pengeluaran konsumsi non pangan perkapita dibuat untuk mengetahui
pola
konsumsi
rumah
tangga
di
luar
pangan.
Pengeluaran konsumsi non pangan per kapita dapat dicari dengan menghitung persentase konsumsi RT untuk non pangan, yaitu proporsi total pengeluaran rumah tangga untuk non pangan terhadap total pengeluaran. 4) Produktivitas Total Daerah Produktivitas total daerah dihitung untuk mengetahui tingkat
produktivitas
menunjukan
tiap
seberapa
sektor
produktif
per tiap
angkatan angkatan
kerja kerja
yang dalam
mendorong ekonomi daerah per sektor. Produktivitas Total Daerah dapat diketahui dengan menghitung produktivitas daerah per sektor (9 sektor) yang merupakan jumlah PDRB dari setiap sektor dibagi
dengan
jumlah
angkatan
kerja
dalam
sektor
yang
bersangkutan. PDRB dihitung berdasarkan 9 (sembilan) sektor. Tabel 2.81 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Pekalongan Tahun 2010 - 2014*) (Jutaan Rupiah) LAPANGAN USAHA 1. Pertanian 2. Pertambangan & Penggalian 3. Industri Pengolahan 4. Listrik, Gas & Air Bersih 5. Konstruksi 6. Perdag., Hotel & Restoran 7. Pengangkutan & Komunikasi 8. Keu. Realestat, & Jasa Perusahaan 9. Jasa-jasa PDRB
2010 1.497.434,35 69.565,01
2011 1.650.754,70 75.232,24
2012 1.817.994,98 81.946,36
2013 1.989.277,36 92.933,53
2014*) 2.200.250,13 96.473,29
1.941.608,02 98.014,90 443.000,55 1.350.784,20
2.192.601,41 107.338,80 480.070,47 1.477.681,25
2.453.894,14 117.526,18 527.184,47 1.654.200,01
2.788.108,91 135.255,47 580.075,35 1.871.892,70
3.148.095,08 143.550,63 677.387,80 2.104.936,20
277.842,52
292.659,86
324.889,62
366.175,36
415.347,45
343.383,51
367.330,37
410.274,40
470.592,20
538.061,53
1.209.199,31
1.389.775,33
1.546.844,08
1.720.657,56
1.974.250,75
7.230.832,37
8.033.444,43
8.934.754,25
10.014.968,44
11.298.352,86
Sumber data : BPS Kabupaten Pekalongan 2014
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
*) Angka Sementara
II.58
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
Agregat PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2013 mengalami kenaikan sebesar 1.283,38 Trilyun yaitu dari 10.014,97 milyar di tahun
2013
menjadi
11.298,35
milyar
pada
tahun
2014.
Sedangkan Agregat PDRB atas dasar harga konstan mengalami peningkatan sebesar 219.790,54 juta. Pada tahun 2013 sebesar 3.758,99 milyar menjadi 3.978,78 milyar pada tahun 2014, seperti tabel 2.82 di bawah ini : Tabel 2.82 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 Kabupaten Pekalongan Tahun 2010 - 2014*) (Ribuan Rupiah) LAPANGAN USAHA
2010
1. Pertanian 2. Pertambangan & Penggalian 3. Industri Pengolahan
2011
699.703,08 32.965,19 837.955,07
4. 5. 6. 7.
2012
2013
2014*)
699.039,57
725.824,91
743.123,00
787.570,93
34.272,98
36.182,47
38.037,48
39.059,19
894.472,14
942.638,70
1.006.610,00
1.060.391,41
38.841,22
41.225,23
44.185,51
46.238,77
213.635,80 644.985,40
224.326,83 685.062,40
235.985,25 729.506,30
253.130,76 769.042,01
133.038,05
141.973,01
150.542,35
159.605,90
148.173,32
158.394,28
171.771,00
181.094,61
Listrik, Gas & Air Bersih Konstruksi Perdag., Hotel & Restoran Pengangkutan & Komunikasi 8. Keu. Realestat, & Jasa Perusahaan
37.167,24 202.363,53 601.882,22
9. Jasa-jasa
549.398,81
577.929,26
608.971,24
639.233,04
682.650,90
3.230.351,23
3.384.387,74
3.564.599,07
3.758.993,95
3.978.784,49
PDRB
127.791,58 141.124,51
Sumber data : BPS Kabupaten Pekalongan 2014
*) Angka Sementara
Tabel 2.83 Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Pekalongan Tahun 2010 - 2014*) (Persen) LAPANGAN USAHA 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
2010
Pertanian Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas & Air Bersih Konstruksi Perdag., Hotel & Restoran Pengangkutan & Komunikasi Keu. Real estate, & Jasa Perusahaan
9. Jasa-jasa PDRB
2011
2012
2013
2014*)
20,71 0,96 26,85 1,36 6,13 18,68 3,84 4,75
20,55 0,94 27,29 1,34 5,98 18,39 3,64 4,57
20,35 0,92 27,46 1,32 5,90 18,51 3,64 4,59
19,86 0,93 27,84 1,35 5,79 18,69 3,66 4,70
16,72
17,30
17,31
17,18
17,47
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
19,47 0,85 27,86 1,27 6,00 18,63 3,68 4,76
Sumber data : BPS Kabupaten Pekalongan 2014
Tabel 2.84 Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 Kabupaten Pekalongan Tahun 2010 - 2014*) (Persen) LAPANGAN USAHA 1. 2. 3. 4.
Pertanian Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas & Air Bersih
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
2010 21,66 1,02 25,94 1,15
2011 20,65 1,01 26,43 1,15
2012 20,36 1,02 26,44 1,16
2013 19,77 1,01 26,78 1,18
2014*) 19,79 0,98 26,65 1,16
II.59
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
LAPANGAN USAHA 5. 6. 7. 8.
2010
Konstruksi Perdag., Hotel & Restoran Pengangkutan & Komunikasi Keu. Real estate, & Jasa Perusahaan
9. Jasa-jasa PDRB
2011
2012
2013
2014*)
6,26 18,63 3,96 4,37
6,31 19,06 3,93 4,38
6,29 19,22 3,98 4,44
6,28 19,41 4,00 4,57
6,36 19,33 4,01 4,55
17,01
17,08
17,08
17,01
17,16
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
PDRB
di
Sumber data : BPS Kabupaten Pekalongan 2014
Kontribusi
terbesar
dalam
Kabupaten
Pekalongan pada tahun 2014, diberikan oleh sektor industri pengolahan diperkirakan sebesar 26,65%. Angka ini lebih rendah bila dibandingkan tahun 2013 dengan kontribusinya mencapai 26,78%. Hal ini menunjukkan bahwa peranan sektor industri pada tahun 2013 mengalami penurunan maupun tetap dibanding tahun 2013. Pemberi peranan terbesar berikutnya adalah sektor pertanian
yang
memberikan
kontribusi
diperkirakan
sebesar
19,79% pada tahun 2014, lebih tinggi bila dibandingkan dengan keadaan pada tahun 2013 sebesar 19,77% Adapun sektor yang mempunyai kontribusi cenderung meningkat dari tahun ke tahun dalam pembentukan PDRB
di
Kabupaten Pekalongan adalah sektor jasa-jasa. Selama kurun waktu lima tahun, sektor ini mengalami pergeseran positif menjadi 17,16% pada tahun 2014 dibanding tahun 2010 yang memberikan peran sebesar 17,01%. b.
Fasilitas Wilayah/Infrastruktur Ketersediaan Pekalongan
fasillitas
meliputi
wilayah/infrastruktur
aksesibilitas
wilayah,
penataan
Kabupaten wilayah,
ketersediaan air bersih, ketersediaan fasilitas listrik dan telepon, fasilitas perdagangan dan jasa serta ketersediaan fasilitas lainnya. Ketersediaan infrastruktur yang memadai merupakan salah satu daya tarik Kabupaten Pekalongan dalam meningkatkan daya saing daerah. 1) Aksesibiltas Daerah Wilayah Kabupaten Pekalongan berbatasan dengan Laut Jawa dan Kota Pekalongan di utara, Kabupaten Batang di timur, Kabupaten Banjarnegara di selatan, serta Kabupaten Pemalang dan Kabupaten Purbalingga di barat. Kabupaten Pekalongan berada di jalur pantura
yang
menghubungkan
Jakarta-Semarang-Surabaya.
Angkutan umum antarkota dilayani oleh bus dan kereta api (di Kota Pekalongan).
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.60
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
2) Penataan Wilayah Penataan wilayah Kabupaten Pekalongan berdasarkan RTRW Kabupaten Pekalongan 2011-2031 terbagi menjadi kawasan yang berfungsi lindung dan kawasan yang berfungsi budidaya. Kawasan lindung meliputi :
Kawasan Hutan Lindung,
Kawasan Yang Memberikan Perlindungan Terhadap Kawasan Dibawahnya, Kawasan Perlindungan Setempat, Kawasan Cagar Budaya, Kawasan Rawan Bencana Alam, Kawasan Lindung Geologi, Kawasan Lindung Lainnya. Sedangkan Kawasan Budidaya meliputi : Kawasan Hutan Produksi, Kawasan Hutan Produksi Terbatas, Kawasan Hutan Rakyat,
Kawasan
Pertanian,
Kawasan
Perikanan,
Kawasan
Pertambangan, Kawasan Pariwisata, Peruntukan Industri, Kawasan Permukiman, Kawasan peruntukan lainnya 3)
Ketersediaan air bersih Sedangkan untuk sub sektor air minum di Kabupaten Pekalongan melayani PDAM Kota Pekalongan dan PDAM Kabupaten Pekalongan.
Berdasarkan
data
dari
PDAM
Kota
Pekalongan
menunjukkan adanya kenaikan jumlah pelanggan rumah tangga di tahun 2012 yakni sebesar 12.06 persen (dari 647 pelanggan di tahun 2011 menjadi 725 pelanggan di tahun 2012). Untuk pelanggan
instalasi
dibanding
tahun
2011
tidak
mengalami
perubahan yaitu sebesar 30 pelanggan. Sedangkan untuk nilai produksinya terjadi kenaikan dari Rp. 499.087.550 di tahun 2011 menjadi Rp.589.062.700,00 di tahun 2012. Selanjutnya di tahun yang sama jumlah pelanggan rumah tangga di PDAM Kabupaten Pekalongan juga mengalami kenaikan sebesar 9,66 persen yaitu dari 8.244 pelanggan menjadi 9.125 di tahun
2013.
Hal
ini
berpengaruh
terhadap
kenaikan
nilai
produksinya yang juga mengalami kenaikan sebesar 5,40 persen. 4)
Fasilitas Listrik dan Telepon Untuk sektor Listrik, pada tahun 2012 nilai produksinya sebesar Rp.222.302.067.826,00 naik 11.83 persen dibandingkan dengan tahun 2011 sebesar Rp.198.791.649.004,00. Hal ini disebabkan naiknya jumlah pelanggan PLN sebesar 6,79 persen (dari 145.514 pelanggan pada akhir tahun 2011 menjadi 155.404 pelanggan
pada
akhir
tahun
2012),
juga
karena
banyak
perusahaan yang membuka usahanya atau menambah kegiatan produksinya dan pemasangan baru pada perumahan.
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.61
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
5)
Fasilitas Perdagangan dan Jasa Kondisi perekonomian di Indonesia khususnya di Kabupaten Pekalongan,
secara
umum
membaik
demikian
pula
sektor
perdagangan. Meskipun terjadi krisis global yang menyebabkan permintaan perdagangan
barang
ekspor
menurun
arus
barang
masih
namun tetap
untuk
tumbuh
sektor positif.
Pertumbuhan ekonomi di sektor perdagangan meningkat dari 6,49% pada tahun 2013 menjadi 6,09% pada tahun 2014. c.
Fokus Iklim Berinvestasi Daya tarik investor untuk memanamkan modalnya sangat dipengaruhi faktor-faktor seperti tingkat suku bunga, kebijakan perpajakan dan regulasi perbankan, sebagai infrastruktur dasar yang berpengaruh terhadap kegiatan investasi. Iklim investasi juga sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang mendorong berkembangnya investasi antara lain kondisi keamanan dan ketertiban wilayah serta kemudahan proses perijinan. 1) Keamanan dan Ketertiban Untuk membantu menciptakan keamanan dan ketertiban di masyarakat, diperlukan partisipasi masyarakat yang terhimpun dalam organisasi Perlindungan Masyarakat (LINMAS) atau dulu dikenal Pertahanan Sipil (Hansip) disamping peran dari aparat TNI dan POLRI. Di Kabupaten Pekalongan tahun 2013 jumlah Linmas sebanyak 8.259 orang sama dengan jumlah tahun 2012. 2) Kemudahan Perijinan Proses perijinan dalam berinvestasi dilaksanakan dengan pelayanan perijinan satu pintu, melalui Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPMPPT) Kabupaten Pekalongan. Penyelesaian ijin usaha bagi investor dilaksanakan sesuai dengan standar
pelayanan
Pekalongan
pada
publik. tahun
Kondisi 2012
iklim
sangat
usaha kondusif
Kabupaten sehingga
berpengaruh secara langsung pada perkembangan penanaman modal. Apabila dilihat dari banyaknya penerbitan surat ijin usaha perdagangan (SIUP), ada penurunan yaitu sebesar 3.99 persen yaitu dari jumlah 648 perusahaan di tahun 2010 menjadi 628 perusahaan di tahun 2011. Jika dilihat menurut bentuk badan hukumnya, usaha perorangan masih tetap menempati urutan pertama, yaitu sebanyak 488 perusahaan, disusul oleh CV sebanyak 118 perusahaan dan PT sebanyak 13 perusahaan, sisanya 9 perusahaan berbentuk Koperasi.
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.62
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
3) Pengenaan Pajak Berdasarkan
Undang-Undang
Nomor
28
Tahun
2009
tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, kewenangan dan jenis pajak yang dipungut Pemerintah Kabupaten Pekalongan ada sebelas jenis, yaitu Pajak Hotel; Pajak Restoran; Pajak Hiburan; Pajak Reklame; Pajak Penerangan Jalan; Pajak Parkir; Pajak Air Tanah; Pajak Sarang Burung Walet; Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan; Pajak Bumi dan Bangunan; serta Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan. Merujuk pada aturan tersebut bagi investor yang akan menanamkan modal di Kabupaten Pekalongan,
hal tersebut
menjadi salah satu bahan pertimbangan selain faktor-faktor kemudahan lain seperti keamanan dan ketertiban, kemudahan perijinan dan pengenaan pajak. d.
Fokus Sumber Daya Manusia Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan kunci keberhasilan pembangunan nasional dan daerah. Hal ini dapat disadari oleh karena manusia sebagai subyek dan obyek dalam pembangunan. Mengingat hal tersebut, maka pembangunan SDM diarahkan agar benar-benar mampu dan memiliki etos kerja yang produktif, terampil, kreatif, disiplin dan profesional. Disamping itu juga mampu memanfaatkan, mengembangkan dan menguasai ilmu dan teknologi
yang
inovatif
dalam
rangka
memacu
pelaksanaan
pembangunan nasional. Kualitas sumberdaya manusia juga memiliki peranan penting dalam meningkatkan daya saing daerah dan perkembangan investasi di daerah.
Indikator
kualitas
sumberdaya
manusia
dalam
rangka
peningkatan daya saing daerah dapat dilihat dari kualitas tenaga kerja dan tingkat ketergantungan penduduk untuk melihat sejauhmana beban ketergantungan penduduk. 1) Kualitas Tenaga Kerja (Rasio Lulusan S1/S2/S3) Kualitas SDM ini berkaitan erat dengan kualitas tenaga kerja yang tersedia untuk mengisi kesempatan kerja di dalam negeri dan di luar negeri. Kualitas tenaga kerja di suatu wilayah sangat ditentukan oleh tingkat pendidikan. Artinya semakin tinggi tingkat pendidikan yang ditamatkan penduduk suatu wilayah maka semakin baik kualitas tenaga kerjanya. Kualitas tenaga kerja pada suatu daerah dapat dilihat dari tingkat pendidikan penduduk yang telah menyelesaiakan S1, S2 dan S3.
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.63
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
Tabel 2.85 Rasio lulusan S1/S2/S3 Kabupaten Pekalongan Tahun 2011-2013 NO
URAIAN
2011
2012
2013
1.
Jumlah lulusan S1/S2/S3
10.874
10.985
10.981
2.
Jumlah penduduk
847.379
854.337
861.082
3.
Rasio lulusan S1/S2/S3 (4/5)
1,28
1,28
1,28
Sumber : BPS Kabupaten Pekalongan, 2014 (diolah)
2) Tingkat Ketergantungan Rasio
ketergantungan
digunakan
untuk
mengukur
besarnya beban yang harus ditanggung oleh setiap penduduk berusia produktif terhadap penduduk yang tidak produktif. Penduduk muda berusia dibawah 15 tahun umumnya dianggap sebagai penduduk yang belum produktif karena secara ekonomis masih tergantung pada orang tua atau orang lain yang menanggungnya. Selain itu, penduduk berusia diatas 65 tahun juga dianggap tidak produktif lagi sesudah melewati masa pensiun. Penduduk usia 15-64 tahun, adalah penduduk usia kerja yang dianggap
sudah
produktif.
Atas
dasar
konsep
ini
dapat
digambarkan berapa besar jumlah penduduk yang tergantung pada penduduk
usia
kerja.
Meskipun
tidak
terlalu
akurat,
rasio
ketergantungan semacam ini memberikan gambaran ekonomis penduduk dari sisi demografi. Rasio ketergantungan (dependency ratio) dapat digunakan sebagai indikator yang secara kasar dapat menunjukkan keadaan ekonomi suatu negara apakah tergolong negara maju atau negara yang sedang berkembang. Dependency ratio merupakan salah satu indikator demografi yang penting. Semakin tingginya persentase dependency ratio menunjukkan semakin tingginya beban yang harus ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai hidup penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi. Sedangkan persentase dependency ratio yang semakin rendah menunjukkan
semakin
rendahnya
beban
yang
ditanggung
penduduk yang produktif untuk membiayai penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi. Rasio
ketergantungan
adalah
perbandingan
jumlah
penduduk usia <15 tahun dan >64 tahun terhadap jumlah penduduk usia 15-64 tahun.
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.64
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
Tabel 2.86 Rasio Ketergantungan Kabupaten Pekalongan Tahun 2011-2013 NO
URAIAN
2011
2012
2013
1.
Jumlah Penduduk Usia < 15 tahun
235.876
241.485
241.485
2.
Jumlah Penduduk usia > 64 tahun
40.785
49.263
49.263
3.
Jumlah Penduduk Usia Tidak Produktif (1) &(2)
276.661
290.748
290.748
4.
Jumlah Penduduk Usia 15-64 tahun
572.049
570.618
570.618
5.
Rasio ketergantungan (3) / (4)
48,36
50,59
50,59
Sumber : BPS Kabupaten Pekalongan, 2014 (diolah)
B.
Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2014 dan Realisasi RPJMD Kabupaten Pekalongan Tahun 20112016 1. Alokasi Anggaran Pembangunan Daerah Kabupaten Pekalongan Tahun 2014 Dalam dokumen RKPD Tahun 2014, kegiatan pembangunan di Kabupaten Pekalongan meliputi 34 urusan, yang terdiri dari 26 Urusan Wajib dan 8 Urusan Pilihan sebagaimana tabel di bawah ini. Tabel 2.87 Realisasi Anggaran Belanja Langsung Urusan Wajib Tahun 2014
NO
NAMA URUSAN SKPD WAJIB
1
PENDIDIKAN Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah
2
KESEHATAN
575.146.128.660
90,55
634.657.792.940
574.681.286.960
90,55
486.978.000
464.841.700
95,45
273.540.464.110
96,31
96.145.145.348
95,58
Rumah Sakit Umum Daerah Kraton
109.944.988.814
104.862.453.812
95,38
73.488.573.000
72.532.864.950
98,70
236.232.629.486
229.401.819.036
97,11
193.254.282.840
187.218.993.230
96,88
42.978.346.646
42.182.825.806
98,15
387.720.300
370.051.900
95,44
387.720.300
370.051.900
95,44
300.000.000
263.373.000
87,79
300.000.000
263.373.000
87,79
7.915.431.500
7.602.289.451
96,04
7.565.431.500
7.252.954.451
95,87
180.000.000
179.856.000
99,92
120.000.000
119.685.000
99,74
50.000.000
49.794.000
99,59
PEKERJAAN UMUM
PERUMAHAN Dinas Pekerjaan Umum PENATAAN RUANG Dinas Pekerjaan Umum
6
635.144.770.940
100.594.577.700
Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air, Energi dan Sumber Daya Mineral
5
% 93,67
284.028.139.514
Dinas Pekerjaan Umum
4
REALISASI 1.356.107.997.457
Dinas Kesehatan Rumah Sakit Umum Daerah Kajen 3
ANGGARAN 1.447.819.714.510
PERENCANAAN PEMBANGUNAN Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sekretariat Daerah Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Keluarga Berencana
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.65
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
NO
NAMA URUSAN SKPD
7
PERHUBUNGAN
8
Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika LINGKUNGAN HIDUP
9
12
97,03
6.711.296.020
6.511.975.947
97,03
5.173.893.000
4.988.539.312
96,42
Dinas Pekerjaan Umum
1.423.743.000
1.409.456.300
99,00
Kantor Lingkungan Hidup
3.750.150.000
3.579.083.012
95,44
205.000.000
118.713.600
57,91
55.000.000
2.330.000
4,24
150.000.000
116.383.600
77,59
5.631.358.500
5.514.087.981
97,92
5.631.358.500
5.514.087.981
97,92
PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK Kecamatan Buaran
724.215.000
721.530.000
99,63
2.500.000
2.490.000
99,60
Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Keluarga Berencana
721.715.000
719.040.000
99,63
2.501.545.000
2.447.874.456
97,85
50.000.000
50.000.000
100,00
2.451.545.000
2.397.874.456
97,81
6.640.057.000
6.458.088.350
97,26
4.970.206.000
4.844.160.486
97,46
1.594.851.000
1.538.927.864
96,49
75.000.000
75.000.000
100,00
1.433.618.000
1.415.284.800
98,72
1.433.618.000
1.415.284.800
98,72
9.783.959.000
9.328.824.135
95,35
9.667.809.000
9.216.639.135
95,33
PERTANAHAN
KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA Sekretariat Daerah Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Keluarga Berencana
13
SOSIAL Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sekretariat Daerah
14
15
16
TENAGA KERJA Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH Dinas Perindustrian, perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro dan Kecil Menengah Sekretariat Daerah
75.000.000
71.315.000
95,09
Kecamatan Kajen
3.050.000
3.050.000
100,00
Kecamatan Wiradesa
3.000.000
3.000.000
100,00
Kecamatan Kedungwuni
3.000.000
2.720.000
90,67
Kecamatan Buaran
4.950.000
4.950.000
100,00
Kecamatan Karanganyar
5.650.000
5.650.000
100,00
Kecamatan Doro
7.500.000
7.500.000
100,00
Kecamatan Lebakbarang
3.500.000
3.500.000
100,00
Kecamatan Kandangserang
3.500.000
3.500.000
100,00
Kecamatan Petungkriyono
4.000.000
4.000.000
100,00
Kecamatan Karangdadap
3.000.000
3.000.000
100,00
3.589.594.250
3.168.595.006
88,27
2.943.873.500
2.821.929.256
95,86
645.720.750
346.665.750
53,69
1.791.450.000
1.748.747.800
97,62
1.316.450.000
1.273.747.800
96,76
PENANAMAN MODAL Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Sekretariat Daerah
17
KEBUDAYAAN Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sekretariat Daerah
18
%
6.511.975.947
Sekretariat Daerah
11
REALISASI
6.711.296.020
Dinas Pekerjaan Umum 10
ANGGARAN
KEPEMUDAAN DAN OLAH RAGA Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
475.000.000
475.000.000
100,00
6.351.439.000
6.154.631.665
96,90
960.050.000
909.993.000
94,79
II.66
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
NO
NAMA URUSAN SKPD Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Sekretariat Daerah
%
5.064.527.665
97,30
106.448.000
100.628.000
94,53
Kecamatan Sragi
1.500.000
1.500.000
100,00
Kecamatan Wiradesa
4.000.000
3.810.000
95,25
Kecamatan Kedungwuni
4.834.000
4.834.000
100,00
11.650.000
11.416.000
97,99
2.000.000
2.000.000
100,00
Kecamatan Bojong
5.690.000
5.690.000
100,00
Kecamatan Wonopringgo
4.330.000
4.318.000
99,72
Kecamatan Karanganyar
5.336.000
5.336.000
100,00
Kecamatan Doro
3.375.000
3.375.000
100,00
Kecamatan Talun
3.080.000
3.080.000
100,00
Kecamatan Lebakbarang
3.800.000
3.624.000
95,37
Kecamatan Kandangserang
5.575.000
5.575.000
100,00
Kecamatan Paninggaran
4.675.000
4.675.000
100,00
Kecamatan Kesesi
2.500.000
2.500.000
100,00
Kecamatan Petungkriyono
5.000.000
5.000.000
100,00
Kecamatan Wonokerto
4.500.000
4.500.000
100,00
Kecamatan Siwalan
4.250.000
4.250.000
100,00
Kecamatan Karangdadap
4.000.000
4.000.000
100,00
9.995.106.000
9.727.240.102
97,32
755.000.000
748.055.500
99,08
3.719.973.000
3.619.504.640
97,30
5.220.133.000
5.062.374.962
96,98
300.000.000
297.305.000
99,10
197.581.799.900
186.906.877.907
94,60
30.000.000
30.000.000
100,00
98.900.000
97.926.000
99,02
60.000.000
58.875.000
98,13
8.696.014.500
8.422.278.659
96,85
Kecamatan Tirto
KESATUAN BANGSA DAN POLITIK DALAM NEGERI Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Sekretariat Daerah
20
REALISASI
5.204.846.000
Kecamatan Buaran
19
ANGGARAN
OTONOMI DAERAH, PEMERINTAHAN UMUM, ADMINISTRASI KEUANGAN DAERAH, PERANGKAT DAERAH, KEPEGAWIAN DAN PERSANDIAN Dinas Kesehatan Dinas Perindustrian, perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro dan Kecil Menengah Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Sekretariat Daerah
785.625.000
754.308.427
96,01
31.634.648.450
29.538.794.716
93,37
Sekretariat DPRD
15.389.756.300
13.656.685.539
88,74
Inspektorat
4.268.973.400
4.146.673.758
97,14
Badan Kepegawaian Daerah
5.006.377.000
4.367.972.568
87,25
95.327.071.250
90.504.826.664
94,94
2.281.892.500
2.211.444.118
96,91
Kecamatan Sragi
2.584.169.500
2.511.777.952
97,20
Kecamatan Wiradesa
4.032.314.500
3.881.998.458
96,27
Kecamatan Kedungwuni
3.211.669.500
3.140.603.360
97,79
Kecamatan Buaran
2.412.005.500
2.365.022.204
98,05
Kecamatan Tirto
1.490.642.000
1.494.915.423
100,29
Kecamatan Bojong
2.003.460.500
1.952.386.717
97,45
Kecamatan Wonopringgo
1.663.816.500
1.611.304.210
96,84
Kecamatan Karanganyar
1.438.655.500
1.392.050.771
96,76
Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah Kecamatan Kajen
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.67
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
NO
NAMA URUSAN SKPD
1.522.272.705
97,02
Kecamatan Talun
1.308.092.500
1.276.204.649
97,56
Kecamatan Lebakbarang
1.284.373.400
1.229.866.160
95,76
Kecamatan Kandangserang
1.550.312.000
1.484.117.278
95,73
Kecamatan Paninggaran
1.521.995.000
1.477.303.024
97,06
Kecamatan Kesesi
2.507.757.500
2.378.634.624
94,85
Kecamatan Petungkriyono
1.454.493.000
1.409.848.437
96,93
Kecamatan Wonokerto
1.661.158.500
1.631.730.734
98,23
Kecamatan Siwalan
1.866.660.700
1.809.033.422
96,91
Kecamatan Karangdadap
1.311.881.000
1.304.084.326
99,41
9.683.590.000
9.448.726.949
97,57
9.683.590.000
9.448.726.949
97,57
9.894.691.900
9.445.041.204
95,46
655.000.000
539.244.000
82,33
Kecamatan Kajen
118.560.000
117.130.024
98,79
Kecamatan Sragi
128.637.000
127.595.375
99,19
Kecamatan Wiradesa
338.724.500
337.182.500
99,54
Kecamatan Kedungwuni
235.725.000
233.876.737
99,22
Kecamatan Buaran
22
Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA Sekretariat Daerah
226.084.800
224.116.488
99,13
Kecamatan Tirto
50.162.500
46.662.500
93,02
Kecamatan Bojong
70.849.000
70.849.000
100,00
Kecamatan Wonopringgo
70.780.000
70.780.000
100,00
Kecamatan Karanganyar
68.425.000
68.425.000
100,00
Kecamatan Doro
63.080.100
63.080.100
100,00
Kecamatan Talun
28.500.000
28.500.000
100,00
Kecamatan Lebakbarang
57.950.000
55.507.000
95,78
Kecamatan Kandangserang
39.200.000
39.200.000
100,00
Kecamatan Paninggaran
54.899.000
54.899.000
100,00
Kecamatan Kesesi
32.586.000
32.586.000
100,00
Kecamatan Petungkriyono
47.500.000
47.500.000
100,00
Kecamatan Wonokerto
69.150.000
69.150.000
100,00
Kecamatan Siwalan
64.500.000
64.499.500
100,00
Kecamatan Karangdadap
70.000.000
70.000.000
100,00
7.404.379.000
7.084.257.980
95,68
1.212.951.000
1.068.980.345
88,13
55.450.000
52.966.000
95,52
1.157.501.000
1.016.014.345
87,78
2.077.739.200
1.974.210.961
95,02
352.709.200
342.579.700
97,13
Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Keluarga Berencana KEARSIPAN Sekretariat Daerah Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Sekretariat Daerah 25
%
1.569.084.400
KETAHANAN PANGAN
24
REALISASI
Kecamatan Doro
21
23
ANGGARAN
1.671.080.000
1.579.459.761
94,52
Sekretariat DPRD
53.950.000
52.171.500
96,70
PERPUSTAKAAN
1.957.720.000
1.879.838.784
96,02
1.957.720.000
1.879.838.784
96,02
Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah JUMLAH
1.447.819.714.510
1.356.107.997.457
93,67
Sumber : Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah, 2015 (Data Diolah)
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.68
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
Tabel 2.88 Realisasi Anggaran Belanja Langsung Urusan Pilihan Tahun 2014 NO
NAMA URUSAN SKPD
ANGGARAN
REALISASI
%
PILIHAN
44.686.418.660
39.797.895.106
89,06
PERTANIAN
20.768.437.256
20.282.584.516
97,66
525.000.000
475.971.500
90,66
1.410.000.000
1.379.220.500
97,82
17.970.437.256
17.612.222.666
98,01
863.000.000
815.169.850
94,46
3.703.385.500
3.671.924.800
99,15
310.000.000
309.530.000
99,85
3.393.385.500
3.362.394.800
99,09
1.736.733.000
1.710.597.000
98,50
1.736.733.000
1.710.597.000
98,50
4.017.973.000
3.982.709.650
99,12
Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kecamatan Bojong
4.016.473.000
3.981.209.650
99,12
1.500.000
1.500.000
100,00
5
KELAUTAN DAN PERIKANAN
9.598.278.161
9.414.756.340
98,09
9.598.278.161
9.414.756.340
98,09
6
Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan PERDAGANGAN
4.571.611.743
485.321.000
10,62
4.571.611.743
485.321.000
10,62
7
Dinas Perindustrian, perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro dan Kecil Menengah PERINDUSTRIAN
150.000.000
136.200.000
90,80
150.000.000
136.200.000
90,80
8
Dinas Perindustrian, perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro dan Kecil Menengah TRANSMIGRASI
140.000.000
113.801.800
81,29
140.000.000
113.801.800
81,29
44.686.418.660
39.797.895.106
89,06
1
Sekretariat Daerah
2
Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan KEHUTANAN
3
Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan ENERGI SUMBERDAYA MINERAL Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air, Energi dan Sumber Daya Mineral
4
PARIWISATA
Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi JUMLAH
Sumber : Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah, 2015 (Data Diolah)
2. Capaian Pelaksanaan Program RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2014 dan Realisasi RPJMD Kabupaten Pekalongan Tahun 2011-2016 a. Aspek Kesejahteraan Masyarakat 1) Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi Kondisi kesejahteraan dan pemerataan ekonomi diukur melalui 5 indikator, yaitu laju pertumbuhan ekonomi, laju inflasi, PDRB per kapita, Indeks Williamson (indeks ketimpangan regional), dan persentase penduduk di atas garis kemiskinan.
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.69
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
Tabel 2.89 Capaian Kinerja Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi Kabupaten Pekalongan Tahun 2014 No.
Indikator Kinerja
Pencapaian Kinerja RPJMD
Target RPJMD 2013
2014
2013
2014
Target Akhir RPJMD 2016
% Capaian Target RPJMD
1.
Pertumbuhan Ekonomi (%)
5,50
5,60
5,45
5,85
6,00
97,50
2.
Laju inflasi
5,50
5,60
6,3
8,32
5,00
166,40
9.997.690,27
11.148.784,3
10.014.968,
11.298.352
12.391.037,6
91,18
3.752.324,69
3.96.454,87
3.758.993,9
3.978.784
4.445.913,99
89,49
11.817.224
13.140.519
11.630.679 12.850.543
16.165.500
79,49
3. 4. 5.
PDRB ADH Berlaku (Juta Rp) PDRB ADH Konstan Tahun 2000 (Juta Rp) PDRB per kapita ADH Berlaku (Rp)
6.
Penduduk Miskin (%)
12,72
11.05
13,51
-
8,75
-
7.
Indeks Pembangunan Gender (IPG)
56,60
57,30
60,01
-
58,40
-
8.
IPM
71,60
71,90
73,14
73,62
74,40
99,99
9.
Indeks Pemberdayaan Gender (IDG)
56,70
56,80
67,03
-
57,20
-
Keterangan :
Telah Tercapai
Akan Tercapai
Status
Perlu Upaya Keras
2) Fokus Kesejahteraan Sosial Kondisi
kesejahteraan
sosial
di Kabupaten
Pekalongan
ditunjukkan oleh beberapa indikator pada urusan pendidikan, kesehatan dan ketenagakerjaan. Tabel 2.90 Capaian Kinerja Fokus Kesejahteraan Sosial Kabupaten Pekalongan Tahun 2014 Pencapaian Kinerja RPJMD
Target RPJMD No.
Indikator Kinerja 2013
2014
2013
2014
Target Akhir RPJMD 2016
% Capaian Target RPJMD
Status
Urusan Pendidikan
1. 2. 3.
Angka melek huruf (%) Angka Rata-rata lama sekolah (th) Angka Partisipasi kasar (APK) (%)
99,83
99,89
93,42
97,00
99,95
97,05
7,2
7,3
6,80
-
7,5
-
108
110
103
103,34
110
93,95
99,88
100
99,71
99,84
100
99,84
80
85
66,31
67,66
85
79,60
• SD/MI/Paket A
97
100
92,15
92,46
100
92,46
• SMP/MTs/Paket B
95
100
81,19
81,32
100
81,32
-
-
45,21
46,73
-
-
9,4
9
9,92
7,3
8
91,25
126
114
183,24
243,75
102
239
• SD/MI/Paket A • SMP/MTs/Paket B
4.
• SMU/SMK/MA/ Paket C Angka Patisispasi Murni (APM) (%)
• SMU/SMK/MA/ Paket C Urusan Kesehatan
1. 2.
Angka Kematian Bayi (per 1000 KH) Angka Kematian Ibu Melahirkan (per 100.000 KH)
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.70
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
No.
Indikator Kinerja
2013 3. 4.
Pencapaian Kinerja RPJMD
Target RPJMD
Angka Harapan Hidup (th) Persentase Balita Gizi Buruk (BB/TB)
2014
2013
2014
Target Akhir RPJMD 2016
% Capaian Target RPJMD
Status
70,30
70,72
69,96
-
71,58
-
-
1,6
1,3
0,07
0,09
<1
-
-
0,80
0,83
-
-
0,87
-
-
Urusan Ketenagakerjaan
1.
Rasio Penduduk yang bekerja (%)
Keterangan :
Telah Tercapai
Akan Tercapai
Perlu Upaya Keras
3) Fokus Seni Budaya dan Olah Raga Kondisi Seni Budaya dan Olah Raga di Kabupaten Pekalongan yang tercantum dalam RPJMD yang perlu mendapatkan perhatian adalah Jumlah grup kesenian dan jumlah klub olahraga dengan terus meningkatkan peyelenggaraan festival seni budaya dan lomba olahraga untuk meningkatkan minat masyarakat. Tabel 2.91 Capaian Kinerja Fokus Seni Budaya dan Olah Raga Kabupaten Pekalongan Tahun 2014 Pencapaian Kinerja RPJMD
Target RPJMD No.
Indikator Kinerja 2013
2014
2013
2014
Target Akhir RPJMD 2016
% Capaian Target RPJMD
Status
Urusan Kebudayaan dan Kepemudaaan dan Olah Raga
1. 2. 3.
4.
Jumlah grup kesenian per 10.000 penduduk Jumlah gedung kesenian per 10.000 penduduk Jumlah klub olahraga per 10.000 penduduk Jumlah gedung olahraga per 10.000 jumlah penduduk
Keterangan :
0,20
0,25
0,015
0,015
0,35
4,29
1
1
1
1
1
100,00
0,20
0,25
0,023
0,024
0,35
6,86
1
1
1
1
1
100,00
Telah Tercapai
Akan Tercapai
Perlu Upaya Keras
b. Aspek Pelayanan Umum 1) Fokus Pelayanan Urusan Wajib a) Pendidikan Penyelenggaraan meningkatkan
Urusan
pemerataan
Pendidikan ketersediaan,
ditujukan
untuk
keterjangkauan,
kualitas, kesetaraan dan keterjaminan pelayanan pendidikan di seluruh wilayah Kabupaten Pekalongan berdasarkan nilai - nilai kearifan lokal. Sehingga diharapkan dengan pelaksanaan urusan pendidikan, pelayanan pendidikan diharapkan dapat menjangkau semua daerah di Kabupaten Pekalongan.
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.71
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
(1)
Program dan Kegiatan Urusan Pendidikan tahun 2014 dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dengan program dan kegiatan sebagai berikut : (a) Program Pendidikan Anak Usia Dini, dengan kegiatan : Pembangunan Gedung Sarpras; Penambahan Ruang Kelas Sekolah; Rehabilitasi Sedang/Berat Ruang Kelas Sekolah; Pelatihan Pengelola Pendidikan Non Formal; Pelatihan guru Paud Kabupaten Pekalongan; Penyelenggaraan Gebyar PAUD; Kesejahteraan Pendidik PAUD; Peningkatan Kualifikasi ke S1/D4 Pendidik PAUD; Penyelenggaraan Lomba Gugus Paud dan Lomba KB/TK; Penyelenggaraan Apresiasi PTK Paudni berprestasi Tingkat Kabupaten dan Pameran Produk Desa Vokasi; Pengadaan Administrasi PAUD; Lomba Anak usia Dini Tingkat Kabupaten dan Tingkat Provinsi; dan Pengembangan Sarana dan Prasarana PAUD. (b) Program
Wajib
Belajar
Pendidikan
Dasar Sembilan
Tahun, dengan kegiatan : DAK SD/SMP 2013 Sisa Tender; Rehabilitasi Sedang/Berat Bangunan Sekolah; Rehabilitasi Sedang/Berat Ruang Kelas Sekolah; Penambahan Ruang Kelas Baru SD/MI, SMP/MTS; Penyelenggaraan paket A dan Paket B; Peningkatan
Sarpras
Sanitasi
SD/SDLB
dan
SMP/SMPLB; Fasilitasi Program Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMTAS); Rehab Ruang Kelas Rusak SMP/SMPLB; Pengadaan Alat Lab IPA SMP; Pembangunan Perpustakaan Sekolah; Pembinaan Minat Bakat dan Kreatifitas Siswa; Penyelenggaraan Paket A setara SD dan Paket B setara SMP; Operasional TKN UPT Pendidikan dan SKB; Fasilitasi Manajemen Operasional BOS SD/SMP;
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.72
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
Implementasi Kurikulum 2013 untuk SD; Pelatihan kurikulum 2013 untuk SMP; Pengadaan Buku Perpustakaan untuk SD dan SMP; Pengadaan Mebelair Pengganti untuk SMP; Pengadaan Buku Mulok Bahasa Jawa SD/SDLB, SMP/SMPLB; Pengadaan Alat TIK Pembelajaran SD/SDLB; Pendampingan BOS SD/SDLB/MI dan SMP/SMPLB MTs; DAK SD/SMP dan Pendampingan 2014; Lomba Perpustakaan Sekolah; Lomba Karya Ilmiah Siswa; Pelaksanaan Ujian Sekolah/Madrasah (US/M); Lomba Sekolah Sehat SD dan SMP; Jasa Konsultan Perencana dan Pengawasan; Fasilitasi Pembinaan Potensi Siswa SD/SDLB; Rehabilitasi Ruang Kelas Rusak SD/SDLB; Bintek Tiga Mata Pelajaran Ujian Sekolah; dan Pembangunan
Talud
dan
Peninggian
Bangunan
Halaman SD dan SMP. (c) Program Pendidikan Menengah, dengan kegiatan : Pembangunan Gedung Sekolah; Pelatihan Kurikulum 2013 SMA/SMK; Penyediaan Beasiswa bagi Keluarga Tidak Mampu; Penyelenggraan Paket C Setara SMU; Lomba Kreatifitas Siswa SMA; Liga Pendidikan; Operasional Rutin SMA Dan SMK; Pembangunan Ruang Kelas Baru (RKB) SMA/SMK (Propinsi); Pengadaan Alat Bengkel SMK (Propinsi); Fasilitasi
Pendidikan
Berbasis
Keunggulan
Lokal
(Propinsi); Beasiswa SMA/SMK Dari Keluarga Kurang Mampu (Propinsi); Bimbingan Teknis Ujian Nasional; Beasiswa Siswa Berprestasi Tingkat Provinsi Dan Nasional; Lomba Sekolah Sehat SMA/SMK/MA; Oliampiade Sains Nasional Guru;
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.73
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
Lomba Kompetensi Siswa SMK; DAK SMA/SMK 2014; Fasilitasi Sanitasi Sekolah (Propinsi); Fasilitasi Implementasi SMM ISO SMA/SMK (Propinsi); Pengembangan Mutu SMA (Propinsi); Paket DAK SMA/SMK Belum Dilaksanakan 2013; Pengembangan Alat Multimedia SMA (Propinsi); Pengembangan Alat Muktimedia SMK (Propinsi); Fasilitasi Penelitian IPA Dan IPS Siswa SMA (Propinsi); Pembangunan Talud SMA/SMK; Fasilitasi Carer Center (Provinsi); Fasilitasi Bursa Kerja Khusus (Provinsi); dan Fasilitasi Program Kelas Industri SMK (Provinsi). (d) Program Pendidikan Non Formal, dengan kegiatan : Fasilitasi
Hari
Aksara
Internasional
(HAI)
Dinas
Pendidikan (Propinsi); Operasional Pendidikan Non Formal Dan Informal; dan Fasilitasi Pengembangan Taman Bacaan Masyarakat. (e) Program
Peningkatan
Mutu
Pendidik
dan
Tenaga
Kependidikan, dengan kegiatan : Lomba
Kreativitas
Guru,
Kepala
Sekolah
dan
Pengawas; Pengiriman Pelatihan Calon Kepala Sekolah; Kesejahteraan Pendidik Wiyata Bhakti Pendidikan Formal (Propinsi); Peningkatan
Kualifikasi
ke
S1
Pendidik
Formal
(Propinsi); Penilaian Angka Kredit Guru PNS; Sosialisasi Program Induksi Guru Pemula; Fasilitasi Peningkatan Guru Seni Budaya; Pelatihan Kompetensi Guru SMA/SMK; dan Kesejahteraan
Pendidik
Wiyata
Bakti
Pendidikan
Formal Tahun 2013 (Propinsi). (f)
Program
Manajemen
Pelayanan
Pendidikan,
dengan
kegiatan : Pengelolaan Prasarana Jaringan Pendidikan Nasional; Pengelolaan Sistem Informasi Manajemen Pendidikan; Pendataan Siswa Miskin; Pelatihan Pengelolaan Data Pokok Pendidikan;
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.74
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
Operasional
Pengelolaan
Bantuan
Pendidikan
(Propinsi); Manajemen Pendataan Pendidikan (Propinsi); Fasilitasi Penyelenggaraan UN Dan UNPK (Propinsi); Fasilitasi
Pembinaan
Nasionalisme
Dan
Karakter
Bangsa Melalui Jalur Pendidikan (Propinsi); dan Operasional Akademi Komunitas. (g) Program
Peningkatan Kelembagaan Pengarustamaan
Gender dan Anak, dengan kegiatan Pengarusutamaan Gender (Propinsi). (h) Program
Pendidikan
Luar
Biasa,
dengan
kegiatan
Pengurugan Tanah untuk Lokasi Pembangunan USB SLB. (2) Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan Capaian
target
indikator
sasaran
Urusan
Pendidikan tercermin dari terealisasinya indikator kinerja berupa
outcome
yang
menunjukkan
keberhasilan
pembangunan melalui pelaksanaan program-program dan kegiatan-kegiatan yang mendukungnya dalam tahun 2014. Keberhasilan pembangunan pada Urusan Pendidikan dapat dilihat lebih rinci dari indikator kinerja pelayanan yang telah dicapai pada tahun 2014 adalah seperti dalam tabel berikut : Tabel 2.92 Capaian Kinerja Urusan Pendidikan Kabupaten Pekalongan Tahun 2014 Pencapaian Kinerja RPJMD
Target RPJMD No.
Indikator Kinerja 2013
2014
2013
2014
Target Akhir RPJMD 2016
% Capaian Target RPJMD
Status
a. Pendidikan Dasar 9 tahun SD/MI 1.
Angka Lulus UASBN (%)
2.
Angka Putus Sekolah (%)
3.
Jumlah SD/MI sesuai standar nasional (unit)
4.
Angka Melanjutkan (AM) SD/MI ke SMP/MTs
99,97
99,98
100
100
100
100
0,10
0,00
0,38
0,33
0,00
-
11
14
45
45
35
128,57
-
-
84,48
90,5
-
-
99,60
99,80
97,82
98
100
98
0,003
0,001
0,49
0,65
0.00
-
3
3
-
-
SMP/MTs 1. 2. 3. 4.
Angka Kelulusan UN SMP/MTs (%) Angka Putus Sekolah SMP/MTs (%) Jumlah SMP/MTs RSBI (unit) Angka Melanjutkan (AM) SMP/MTs ke SMU/SMK/MA
-
-
74,62
77,4
99,92
98
4 -
-
b. Pendidikan Menengah SMA/SMK/MA 1.
Angka Kelulusan UN SMA/SMK/MA (%)
99,60
99,80
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
100
98
II.75
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
No.
Indikator Kinerja
2013 2. 3.
Pencapaian Kinerja RPJMD
Target RPJMD
Angka Putus Sekolah SMA/SMK/MA (%) Jumlah SMA/SMK/MA RSBI (%)
2014
2013
2014
0,60
0,40
0,8
2
2
2
5
6
9
94
96
99,65
Target Akhir RPJMD 2016
0,3
% Capaian Target RPJMD
Status
0.22
136,6
2
-
9
7
128,57
98
99
98
101,02
99,8
96
98
100
98,00
89
90
92
96
94
102,13
50
55
56
40
60
66,67
96
160
98
160
100
160,00
20
17
25
17
30
56,67
3
4
7
7
5
140,00
6
8
12
12
10
120,00
70
80
60
60
90
66,67
30
40
20
45
50
90,00
100
100
70
75
100
75,00
65
85
60
75
100
75,00
100
100
100
100
100
100,00
70
85
70
75
100
75,00
100
100
100
100
100
100,00
-
c. Pendidikan Non Formal Pendidikan Kesetaraan 1. 2. 3. 4. 5.
7% mendukung capaian APK Dikdas Angka lulus pendidikan kesetaraan paket A% Angka lulus pendidikan kesetaraan paket B% Angka lulus pendidikan kesetaraan paket C% Usia 15-44 th belum terlayani pendidikan kesetaraan
d. Pendidikan Masyarakat 1.
2.
Angka Buta Aksara usia 15 tahun keatas selesai tahap pelestarian (%) Desa/Kelurahan di Kab. Pekalongan memiliki Taman Bacaan Masyarakat (TBM) (%)
e. Kursus dan Kelembagaan 1. 2. 3.
5% pengangguran usia 15-44 th memperoleh layanan pendidikan Kecakapan Hidup 10% lembaga PNF terakreditasi Jumlah Lembaga kursus yang bersertifikasi (%)
f. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Kursus dan Kelembagaan
Persentase Guru TK/RA Layak Mengajar (%) Persentase Guru SD/MI layak Mengajar (%) Persentase Guru SD/MI Sertifikasi (%) Persentase Guru SMP/MTs layak Mengajar (%) Persentase Guru SMP/MTs Sertifikasi (%) Persentase Guru SMA/SMK/MA Layak Mengajar (%)
Keterangan :
Telah Tercapai
Akan Tercapai
Perlu Upaya Keras
b) Kesehatan Penyelenggaraan
urusan
kesehatan
ditujukan
untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara optimal. Sehat selain sebagai salah satu hak dasar manusia, juga merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan dalam pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM), yang bersama faktor
pendidikan
dan
ekonomi
menjadi
ukuran
untuk
menentukan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Di pihak lain, sehat mulai dari janin dalam kandungan, anak
balita,
diupayakan
remaja, dan
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
dewasa
dan
diperjuangkan.
usia
Upaya
lanjut
juga
pencapaian
perlu tujuan
II.76
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
tersebut ditempuh melalui berbagai kebijakan diantaranya dengan peningkatan upaya promosi kesehatan, budaya hidup bersih dan sehat, penyehatan lingkungan, penyediaan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan yang merata dan terjangkau, penyediaan jaminan kesehatan bagi masyarakat miskin dan penyandang masalah sosial lainnya serta peningkatan SDM bidang kesehatan yang terampil dan profesional dibidangnya. (1) Program dan Kegiatan Urusan
Kesehatan
di
Kabupaten
Pekalongan
dilaksanakan oleh 3 SKPD, yaitu Dinas Kesehatan, RSUD Kajen
dan
RSUD
Kraton.
Program
dan
kegiatan
yang
dilaksanakan berkenaan dengan penyelenggaraan Urusan Kesehatan tahun 2014 sebagai berikut : Dinas Kesehatan (a) Program
Peningkatan
Sumber
Daya
Manusia,
yang
dijabarkan dengan kegiatan sebagai berikut : Pendidikan dan pelatihan Tehnis Fungsional; Pelatihan Tenaga Medis/ Paramedis dan Non Medis Dinas Kesehatan dan Puskesmas. (b) Program Obat dan Perbekalan Kesehatan, yang dijabarkan dengan kegiatan sebagai berikut : Pemenuhan dan Pemerataan Kebutuhan Obat dan Perbekalan Kesehatan; Operasional dan Penunjang Kegiatan UPTD Labkesda; Pengadaan Obat penunjang, Reagen, Bahan dan Alat Kesehatan Habis Pakai. (c) Program Upaya Kesehatan Masyarakat, yang dijabarkan dengan kegiatan sebagai berikut : Pelayanan Kesehatan Kegawatdaruratan; Peningkatan Upaya Kesehatan Khusus; Pengadaan Alat kesehatan dan penunjang Puskesmas; Perkesmas (Perawatan Kesehatan Masyarakat); Pengembangan Poliklinik Kesehatan Desa (PKD); Pelayanan Administrasi perkantoran Puskesmas; Peningkatan Mutu Pelayanan Puskesmas. (d) Program Peningkatan Pengembangan dan pengelolaan Keuangan daerah
yang dijabarkan dengan kegiatan
Administrasi Pengelolaan dan Pengendalian Kegiatan. (e) Program
Promosi
Kesehatan
dan
Pemberdayan
Masyarakat, yang dijabarkan dengan kegiatan :
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.77
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
Pengembangan Media Promosi dan Informasi Sadar Hidup Sehat; Revitalisasi Posyandu; Pemberdayaan
Masyarakat
(Desa
Siaga,
UKK,
Poskestren dan SBH). (f)
Program Perbaikan Gizi Masyarakat, yang dijabarkan dengan kegiatan Peningkatan Gizi Masyarakat.
(g) Program
Pengembangan
dijabarkan
dengan
Lingkungan
kegiatan
Sehat,
Peningkatan
yang
Kesehatan
Lingkungan Masyarakat. (h) Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit, yang dijabarkan dengan kegiatan sebagai berikut : Pemberantasan Penyakit Menular; Pemberantasan Penyakit Menular Bersumber Binatang; Pengamatan Penyakit dan Imunisasi. (i)
Program
Standarisasi
dijabarkan
dengan
Pelayanan
kegiatan
Kesehatan
Persiapan
yang
Peningkatan
Puskesmas Menjadi PPK BLUD. (j)
Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin yang dijabarkan dengan kegiatan Jaminan Kesehatan Daerah (JAMKESDA).
(k) Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Puskesmas/Pustu dan Jaringannya, yang dijabarkan dengan kegiatan sebagai berikut : Pembangunan
dan
Rehabilitasi
Puskesmas/Pustu/Rumah Dinas; Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan Online; Pengadaan Kendaraan Operasional Roda-4; Pengadaan Alat Kesehatan Penunjang Puskesmas. (l)
Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan yang dijabarkan dengan kegiatan Peningkatan Kesehatan Anak Sekolah.
(m) Program Pengawasan Obat dan Makanan yang dijabarkan dengan kegiatan Peningkatan Pengawasan keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya. (n) Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak
yang
dijabarkan dengan kegiatan
Peningkatan
Kesehatan Ibu dan Anak.
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.78
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
(o) Program
Pengembangan
Data
dan
Informasi
yang
dijabarkan dengan kegiatan Penyusunan Profil kesehatan Daerah dan Survey IKM. RSUD Kajen (a) Program
Pengadaan
Sakit/Rumah
Sarana
Sakit
dan
Jiwa/Rumah
Prasarana Sakit
Rumah Paru
–
Paru/Rumah Sakit Mata, dengan kegiatan : Pembangunan Instalasi Pengolahan Limbah (DAK); Pengadaan
Peralatan
Pelayanan
Kesehatan
Bagi
Penderita Akibat Dampak Asap Rokok (DBHCHT); Pengadaan
Alat
–
alat
Kesehatan
Rumah
Sakit
(Optimalisasi DAK); Pembangunan Gedung Rawat Inap; Pengadaan Alat Kesehatan RSUD Kajen Kabupaten Pekalongan; Pengadaan Sarana dan Prasarana dan Alat Kesehatan RSUD Kajen. (b) Program Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit BLUD, dengan kegiatan Pelayanan dan Pendukung Pelayanan BLUD. RSUD Kraton (a) Program Pengadaan, Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa/Rumah Sakit ParuParu/Rumah Sakit Mata, dengan kegiatan Pengadaan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit (DAK). (b) Program Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit BLUD dengan Kegiatan Pelayanan dan Pendukung Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit. (2) Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan Capaian Kinerja Urusan Kesehatan tercermin dari realisasi indikator kinerja berupa Indikator SPM dan derajat kesehatan yang menunjukan keberhasilan pembangunan kesehatan melalui pelaksaan program-program dan kegiatan yang mendukungnya di tahun 2014.
Capaian indikator
urusan kesehatan yang telah dicapai di tahun 2014 sebagai berikut :
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.79
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
Tabel 2.93 Capaian Kinerja Urusan Kesehatan Kabupaten Pekalongan Tahun 2014 Pencapaian Kinerja RPJMD
Target RPJMD No.
Indikator Kinerja 2013
1. 2.
3.
4. 5. 6. 7. 8.
9.
10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23.
24.
25.
Cakupan kunjungan ibu hamil (K4) % Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani % Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan (%) Cakupan Pelayanan Nifas (%) Cakupan neonatus komplikasi yang ditangani (%) Cakupan kunjungan bayi (%) Cakupan Desa/ kelurahan Universal Child Immunization (UCI) (%) Cakupan Pelayanan Anak Balita Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan keluarga miskin (%) Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat perawatan (%) Penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat (%) Cakupan peserta KB aktif Accute Flacid Paralysis (AFP) rate per 100.000 penduduk < 15 tahun Cakupan penemuan dan penanganan penderita Pneumonia Balita Cakupan Penemuan dan penanganan Pasien Baru TB BTA positif Angka kesembuhan TB Paru (%) CDR TB Cakupan Penderita DBD yang ditangani CFR DBD IR DBD (per 10.000 penduduk) Cakupan Penemuan dan penanganan Penemuan Penderita Diare (%) Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin (%) Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin (%) Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan (RS) di Kabupaten (%) Desa/kelurahan mengalami KLB yang ditangani <24 jam (%)
2014
2013
2014
Target Akhir RPJMD 2016
% Capaian Target RPJMD
99,4
99,6
98,8
96,6
100
96,60
100
100
132,3
100
100
100,00
96
97
102,8
101,1
100
101,10
100
100
102,6
100
100
100,00
66
77
81,03
92,48
90
102,76
99,1
99,4
99,93
98,88
100
98,88
96,4
98,2
100
100
100
100,00
85
90
88,37
85,61
100
85,61
100
100
100
100
100
100,00
100
100
100
100
100
100,00
78
80
99,6
95,9
90
106,56
80
80,2
81
82,1
80,6
101,86
1
1
6
5
1
500,00
91
91
72,64
78
91,5
85,25
82,2
82,3
103,6
91
82,5
110,30
100
100
94
91
100
91,00
82,3
82,6
103,6
91
82,9
109,77
100
100
100
100
100
100,00
3,1
2,1
1,03
2,79
<1
-
2,15
2,1
3,36
2
<2
-
85
86
76,5
79,09
88
89,88
49,31
50,56
70,05
72,12
52,5
137,37
49,31
50,56
-
-
52,5
-
70
80
-
-
100
-
100
100
100
100,00
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
100
100
Status
II.80
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
No.
Indikator Kinerja
2013 26. 27.
Cakupan Desa/ Kelurahan Siaga Aktif (%) Cakupan penemuan HIV/AIDs tertangani (%)
Keterangan :
Pencapaian Kinerja RPJMD
Target RPJMD 2014
2013
Target Akhir RPJMD 2016
2014
% Capaian Target RPJMD
69
75
100
100
80
125,00
100
100
100
100
100
100,00
Telah Tercapai
Akan Tercapai
Status
Perlu Upaya Keras
c) Pekerjaan Umum Infrastruktur Pekerjaan Umum dan permukiman harus dipandang
sebagai
asset
yang
perlu
terus
dipelihara
dan
ditingkatkan nilai tambahnya (value added) agar dapat terus diandalkan
manfaatnya.
Penyediaan
Pekerjaan
Umum
dan
permukiman berorientasi kepuasan pengguna berbasis kualitas, tidak lagi cukup hanya untuk memenuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM) tetapi juga untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi yang berkeadilan sosial dan inklusif. Pengembangan
infrastruktur
pekerjaan
permukiman
mengarusutamakan
sebaran
pertumbuhan
sesuai
daya
dukung
umum
dan
pusat-pusat
lingkungan
dalam
keseimbangan pembangunan wilayah secara berkelanjutan. Arah
kebijakan
bidang
kebinamargaan
dengan
mempertahankan dan meningkatkan kinerja pelayanan prasarana jalan guna menunjang aksesibilitas dan keterhubungan wilayah (domestic connectivity) dalam mendukung pengembangan koridor ekonomi. Di
bidang
pengairan,
arah
kebijakan
dalam
upaya
mempertahankan dan meningkatkan kinerja layanan jaringan irigasi
kewenangan
pemerintah
kabupaten
dalam
rangka
mendukung pemenuhan sasaran Prioritas Nasional di Bidang Ketahanan
Pangan
khususnya
Peningkatan
Produksi
Beras
Nasional (P2BN) menuju surplus beras 10 Juta Ton pada tahun 2014. Di
bidang
keciptakaryaan
diarahkan
antara
lain
meningkatkan cakupan pelayanan air minum dalam rangka percepatan
pencapaian
target
MDG’s
untuk
meningkatkan
kualitas kesehatan masyarakat dan memenuhi standar pelayanan minimal (SPM) penyediaan air minum, serta meningkatkan cakupan dan kehandalan pelayanan sanitasi, terutama dalam pengelolaan
air
limbah
komunal/terdesentralisasi
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
dan untuk
persampahan meningkatkan
secara kualitas
II.81
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
kesehatan masyarakat dan memenuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM) penyediaan sanitasi. (1) Program dan Kegiatan Urusan Pekerjaan Umum dilaksanakan oleh 2 SKPD yaitu Dinas Pekerjaan Umum (DPU) dan Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air, Energi dan Sumber Daya Mineral (PSDAESDM). Program dan kegiatan yang dilaksanakan berkenaan dengan penyelenggaraan Urusan Pekerjaan Umum Tahun 2014 adalah sebagai berikut : Dinas Pekerjaan Umum (a) Program Pembangunan Jalan dan Jembatan, dengan kegiatan Pembangunan Jembatan. (b) Program
Perencanaan
Teknis
Infrastruktur,
dengan
kegiatan Perencanaan Teknis Infrastruktur. (c) Program Pembangunan Saluran Drainase/Gorong-gorong, dengan kegiatan Pembangunan Saluran Drainase/Goronggorong. (d) Program Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan dan Jembatan, dengan kegiatan yang dilakukan adalah : Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan; Rehabilitasi/Pemeliharaan Jembatan; Pemeliharaan Berkala Jalan; Peningkatan Jalan; Rehabilitasi Jalan; dan Bantuan Sarana Prasarana dari Provinsi. (e) Program Pembangunan Sistem Informasi/Database Jalan dan Jembatan, dengan kegiatan Penyempurnaan Sistem Informasi/Database Jalan. (f)
Program
Peningkatan
Sarana
dan
Prasarana
Kebinamargaan, dengan kegiatan yang dilakukan adalah : Pengadaan Alat Berat; Pengadaan Alat-alat Kebersihan Jalan; Pemeliharaan Rutin/Berkala Alat-alat Besar Darat; Pengadaan Alat-alat Laboratorium dan Perbengkelan; Pengadaan Kontainer; Pemeliharaan
Rutin/Berkala
Alat-alat
Kebersihan
Jalan; dan Pemeliharaan Rutin/Berkala Kontainer.
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.82
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
(g) Program Pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh, dengan kegiatan yang dilakukan sebagai berikut Pembangunan Infrastruktur Ibukota Kecamatan; Penataan Sarana Prasarana Ibukota Kabupaten; Penataan Lingkungan Perbatasan; Rehabilitasi Tugu Batas Kabupaten; Penyusunan DED Tugu Nol dan Taman Depan Pendopo Kabupaten Pekalongan; Pembuatan
Bangku
Taman
Depan
Rumah
Dinas
Bupati; Penyusunan RTBL Kawasan Surobayan – Sedayu. (h) Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah, dengan kegiatan Penyediaan Prasarana dan Sarana Air Minum Bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah. (i)
Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan, dengan kegiatan yang dilakukan sebagai berikut : Rehabilitasi/Pemeliharaan
Jalan
dan
Jembatan
Perdesaan; Pengadaan Aspal; Pendampingan Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP); Penunjang Kegiatan PNPM Mandiri Perkotaan; Pengadaan Semen; Penunjang Kegiatan PLPBK PNPM Mandiri Perkotaan; Pembangunan MCK; Pengadaan LPJU Perdesaan; Pembangunan Air Minum Perdesaan; Pembangunan/Rehabilitasi Saluran Drainase Pedesaan; dan Penataan Lingkungan Pedesaan. (j)
Program
Peningkatan
dan
Pengembangan
Lampu
Penerangan Jalan, dengan kegiatan sebagai berikut : Pemeliharaan Rutin/Berkala LPJU; dan Pengadaan LPJU;
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.83
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air, Energi dan Sumber Daya Mineral (a) Program Pengendalian Banjir, dengan kegiatan : Rehabilitasi/pemeliharaan Reservoir Pengendali Banjir Rehabilitasi/pemeliharaan
Bantaran
Dan
Tanggul
Sungai Mengendalikan Banjir Pada Daerah Tangkapan Air Dan Badan-badan Sungai Peningkatan Pembersihan Dan Pengerukan Sungai/kali Peningkatan
Pembangunan
Pusat-pusat
Pengendali
Banjir Pembangunan Prasarana Pengaman Pantai Pembangunan Prasarana Pengendalian Banjir Rob (b) Program
Pengembangan
dan
Pengelolaan
Jaringan
Irigasi,Rawa dan Jaringan Pengairan Lainnya, melalui kegiatan sebagai berikut : Rehabilitasi / Pemeliharaan jaringan irigasi Optimalisasi
Fungsi
Jaringan
irigasi
yang
telah
dibangun Peningkatan jaringan irigasi Penyusunan Pola Tata Tanam Rehabilitasi/Pemeliharaan rutin Jaringan Irigasi (c) Program Pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh, dengan kegiatan Perencanaan Pengembangan Infrastruktur. (2) Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan Capaian Kinerja Urusan Kesehatan tercermin dari realisasi indikator kinerja berupa Indikator SPM dan derajat kesehatan yang menunjukan keberhasilan pembangunan kesehatan melalui pelaksaan program-program dan kegiatan yang mendukungnya di tahun 2014.
Capaian indikator
urusan kesehatan yang telah dicapai di tahun 2014 sebagai berikut : Tabel 2.94 Capaian Kinerja Urusan Pekerjaan Umum Kabupaten Pekalongan Tahun 2014 Target RPJMD No.
Indikator Kinerja 2013
1. 2.
Rasio tempat pembuangan sampah (TPS) persatuan pddk(%) Panjang jalan kab. dalam kondisi baik (%)
2014
24,30
25,30
78,00
94,00
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
Pencapaian Kinerja RPJMD 2013
2014 -
76,26
75,10
Target Akhir RPJMD 2016
% Capaian Target RPJMD
27,30
-
100
75,10
Status
II.84
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
No.
Target RPJMD
Indikator Kinerja
2013 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Rasio jaringan irigasi (%) Luas irigasi Kabupaten dalam kondisi baik (m²/ha) Lingkungan Pemukiman kumuh (%) Jembatan dengan kondisi baik (%) Jumlah lampu penerangan jalan umum /PJU (buah) Persentase penanganan sampah (%)
Keterangan :
2014
Pencapaian Kinerja RPJMD 2013
Target Akhir RPJMD 2016
2014
% Capaian Target RPJMD
0,0142
0,0143
0,017
0,017
0,0145
117,24
21.200,75
22,062,19
21.978,63
22.219,41
23.785,07
93,42
11,34
10,97
11,09
10,52
10,84
97,05
97,96
100
93,81
94,55
100
94,55
90
100
175
84
100
84,00
14,48
14,74
14,14
12,07
14,99
80,52
Telah Tercapai
Akan Tercapai
Status
Perlu Upaya Keras
Karena pada tahun 2014 ada penambahan jalan baru sepanjang 25,5 km menyebabkan persentase panjang jalan kab. dalam kondisi baik meurun karena jumlah pembaginya yang lebih besar. Sedangkan untuk jumlah jembatan di tahun 2014 telah dibangun sebanyak 5 jembatan baru. d) Perumahan Pengertian rumah sesuai Pasal 28 H amandemen UUD 1945
dan
Undang-Undang
Nomor
4
Tahun
1992
tentang
Perumahan Dan Permukiman adalah salah satu kebutuhan dasar manusia yang dikembangkan untuk meningkatkan pemerataan kesejahteraan rakyat. Pembangunan perumahan tidak hanya bersifat pembangunan perumahan dalam arti sempit, tapi juga meliputi infrastruktur dasar perumahan permukiman, misal pembangunan sarana air bersih, perbaikan fasilitas umum dan juga perbaikan lingkungan sehingga dapat tercipta perumahan permukiman yang sehat. Salah satu arah kebijakan pembangunan perumahan antara lain meningkatkan penyediaan Prasarana, Sarana dan Utilitas (PSU) perumahan dan kawasan permukiman dalam rangka menstimulasi pembangunan perumahan dan permukiman bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) dengan tujuan meningkatkan ketersediaan rumah layak huni dan terjangkau bagi MBR di dalam perumahan dan kawasan permukiman yang didukung oleh PSU yang memadai. Pembangunan
perumahan
dan
permukiman,
yang
memanfaatkan ruang terbesar dari kawasan baik di perkotaan maupun
di
perdesaan,
merupakan
kegiatan
yang
bersifat
menerus. Karenanya pengelolaan pembangunan perumahan dan
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.85
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
permukiman
harus
senantiasa
memperhatikan
ketersediaan
sumber daya pendukung, serta dampak akibat pembangunan tersebut. Dukungan sumber daya yang memadai, baik yang utama maupun
penunjang
dilakukan
diperlukan
secara
agar
pembangunan
berkelanjutan,
disamping
dapat dampak
pembangunan perumahan dan permukiman terhadap kelestarian lingkungan, serta keseimbangan daya dukung lingkungannya yang harus senantiasa dipertimbangkan. Kesadaran tersebut harus
dimulai
sejak
pembangunan,
tahap
sampai
perencanaan
dengan
dan
tahap
perancangan,
pengelolaan
dan
pengembangannya, agar arah perkembangannya tetap selaras dengan
prinsip-prinsip
pembangunan
berkelanjutan
secara
ekonomi, sosial, dan lingkungan. (1) Program dan Kegiatan Urusan Perumahan dilaksanakan oleh Dinas Pekerjaan Umum (DPU). Program dan kegiatan yang dilaksanakan berkenaan
dengan
penyelenggaraan
Urusan
Perumahan
Tahun 2014 adalah sebagai berikut : (a) Program Pengembangan Perumahan, dengan kegiatan Fasilitasi Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya. (b) Program Peningkatan Cakupan dan Kualitas Penggunaan Pelayanan
Air
Minum,
dengan
kegiatan
Penunjang
Pelaksanaan Kegiatan PAMSIMAS. (c) Program Lingkungan Sehat Perumahan, dengan kegiatan Penunjang Kegiatan Pembangunan Sanitasi. (d) Program Peningkatan Kesiagaan dan Pencegahan Bahaya Kebakaran, dengan kegiatan : Pengadaan
Peralatan
dan
Perlengkapan
Pemadam
Kebakaran; Penunjang
Pelaksanaan
Pelayanan
Penanggulangan
Bahaya Kebakaran. (2) Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan Capaian kinerja Urusan Perumahan tercermin dari terealisasinya menunjukkan pelaksanaan mendukungnya
indikator
kinerja
keberhasilan program-program dalam
tahun
berupa
outcome
pembangunan dan 2014.
kegiatan Kinerja
yang
melalui yang Urusan
Perumahan yang dicapai di tahun 2014 adalah sebagai berikut :
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.86
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
Tabel 2.95 Capaian Kinerja Urusan Perumahan Kabupaten Pekalongan Tahun 2014 No.
Indikator Kinerja
Target RPJMD 2013
1. 2. 3. 4. 5.
Backlog Kebutuhan Rumah (unit) Rumah tangga pengguna air bersih (unit) Rumah tangga pengguna listrik (RT) Rumah tangga berSanitasi (%) Lingkungan pemukiman kumuh (%)
Keterangan :
2014
Pencapaian Kinerja RPJMD 2013
Target Akhir RPJMD 2016
2014
% Capaian Target RPJMD
28.000
26.000
29.500
20.064
24.000
83,60
170.000
174.000
193.299
149.446
178.000
83,96
190.000
200.000
175.113
-
214.759
-
88,5
88,7
54,03
61,82
89,00
69,46
11,31
10,93
11,09
10,52
10,63
98,97
Telah Tercapai
Akan Tercapai
Status
Perlu Upaya Keras
e) Penataan Ruang Penataan ruang adalah proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan
pengendalian
ruang
dan
pengendalian
ruang.
Urusan Penataan Ruang Kabupaten Pekalongan adalah untuk mewujudkan
ruang
pembangunan
dengan
wilayah
yang
senantiasa
memenuhi berwawasan
kebutuhan lingkungan,
bersinergi dan dapat dijadikan acuan dalam penyusunan program pembangunan untuk tercapainya kesejahteraan masyarakat, serta efisien dalam alokasi investasi. Fokus
penataan ruang
melangkah maju pada aspek
penyelenggaraan penataan ruang yang lainnya yaitu pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang. Untuk mencapai hal tersebut diperlukan penekanan pemahaman terhadap fungsi penataan ruang yang merupakan alat untuk sinkronisasi program pembangunan. Langkah maju yang dilakukan dalam penataan ruang ini tentunya memiliki berbagai tantangan terutama untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan meliputi aspek sosial dan ekonomi, serta secara khusus aspek lingkungan. Selain itu diperlukan pula penegakan wibawa hukum terkait penataan ruang, sehingga penataan ruang tidak hanya menjadi arahan saja. Dan yang terpenting semua kalangan memahami penataan ruang yang ujungnya, penataan ruang menjadi milik kita bersama. Penataan ruang Kabupaten Pekalongan disusun sesuai potensi dan permasalahan baik internal maupun eksternal serta memperhatikan perencanaan tata ruang pada tingkat yang lebih tinggi seperti RTRWN, RTRW Provinsi Jawa Tengah, dan RTRW
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.87
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
Kawasan Petanglong. Salah satu permasalahan dalam penataan ruang adalah adanya alih fungsi lahan terutama lahan pertanian yang terjadi pada setiap tahun. Penataan tata ruang Kabupaten Pekalongan tahun 2011 – 2031
adalah
untuk
mewujudkan
daerah
sebagai
sentra
pengembangan industri pengolahan dan perdagangan dengan tetap
mempertahankan
perkembangan
pertanian
wilayah.
Penataan
untuk tata
mendukung
ruang
Kabupaten
Pekalongan disusun dengan memperhatikan kecenderungan dan arahan pembangunan untuk memenuhi kebutuhan di masa depan sesuai dengan jangka waktu perencanaanya. Kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten Pekalongan antara lain sebagai berikut :
Pengembangan
prasarana
perhubungan
energi
dan
permukiman untuk menunjang sektor industri;
Pengembangan prasarana penunjang sektor pertanian dan mempertahankan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) serta mengembangkan pertanian pangan produktif berkelanjutan;
Pemantapan perlindungan kawasan lindung untuk menjaga kelestarian lingkungan sumber daya alam dan buatan;
Pengembangan pemanfaatan ruang pada kawasan budidaya untuk mendukung kemantapan sistem agropolitan yang berbasis pertanian dan ekowisata;
Pengembangan pemanfaatan ruang pada kawasan strategis untuk perlindungan kawasan sesuai fungsi utama kawasan;
Peningkatan
fungsi
kawasan
untuk
pertahanan
dan
keamanan Negara. (1) Program dan Kegiatan Program
dan kegiatan untuk mendukung
Urusan
Penataan Ruang dilaksanakan oleh 2 SKPD yaitu Dinas Pekerjaan
Umum
(DPU)
dan
Badan
Perencanaan
Pembangunan Daerah (BAPPEDA) pada tahun 2014 adalah sebagai berikut : Dinas Pekerjaan Umum Program
Perencanaan
Tata
Ruang,
dengan
kegiatan
Penyusunan DED Penataan Kota Kecamatan.
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.88
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (a) Program Perencanaan Prasarana Wilayah dan Sumber Daya Alam, dengan kegiatan Penunjang Kegiatan BKPRD (Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah). (b) Program Perencanaan Tata Ruang, dengan kegiatan : Penyusunan
Rencana
Detail
Tata
Ruang
(RDTR)
Kecamatan Wonokerto dan Kecamatan Sragi; Identifikasi
Kawasan
Perkotaan
dan
Perdesaan
di
Kabupaten Pekalongan; Review RPIJM (Rencana Program Investasi Jangka Menengah) Bidang Cipta Karya Kabupaten Pekalongan Tahun 2014; Studi
Implementasi
Perda
RTRW
Kabupaten
Pekalongan;
Validasi Deliniasi RDTR Kec. Kedungwuni dan Kec. Wiradesa. (2) Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan Capaian kinerja Urusan Penataan Ruang tercermin dari terealisasinya
indikator
menunjukkan
kinerja
keberhasilan
pelaksanaan
berupa
outcome
pembangunan
program-program
dan
yang
melalui
kegiatan
yang
mendukungnya dalam tahun 2014. Kinerja Urusan Penataan Ruang yang dicapai di tahun 2014 adalah sebagai berikut : Tabel 2.96 Capaian Kinerja Urusan Penataan Ruang Kabupaten Pekalongan Tahun 2014 Pencapaian Kinerja RPJMD
Target RPJMD No.
Indikator Kinerja 2013
1.
2. 3. 4.
Rasio Ruang Terbuka Hijau per Satuan Luas Wilayah ber HPL/HGB (%) Rasio bangunan berIMB per satuan bangunan (%) Ruang publik yang berubah peruntukannya Jumlah pengelolaan pertamanan
Keterangan :
2014
2013
2014
Target Akhir RPJMD 2016
% Capaian Target RPJMD
27
26
28
28
25
112,00
25
25
28,55
28
17
164,71
22
20
-
-
25
-
4
4
3
4
8
50,00
Telah Tercapai
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
Akan Tercapai
Status
Perlu Upaya Keras
II.89
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
f) Perencanaan Pembangunan Perencanaan pembangunan daerah merupakan suatu proses penyusunan tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan di dalamnya, guna pemanfaatan dan
pengalokasian
sumberdaya
meningkatkan
kesejahteraan
pembangunan
diarahkan
keterpaduan daerah,
sosial.
pada
perencanaan
serta
yang
dalam
Kebijakan
peningkatan
dan
peningkatan
ada,
perencanaan
efektifitas
pelaksanaan
partisipasi
rangka dan
pembangunan
masyarakat
dalam
perencanaan pembangunan daerah. Sistem perencanaan pembangunan nasional diatur dalam Undang-Undang
Nomor
25
tahun
2004
tentang
Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) menyatakan bahwa perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa
depan
yang
tepat,
melalui
urutan
pilihan,
dengan
memperhitungkan sumber daya yang tersedia. Proses penyusunan rencana pembangunan secara demokratis dan partisipatoris dilakukan melalui forum Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang), mulai dari tingkat desa, kecamatan, kabupaten, kemudian pada tingkat provinsi. Hasil dari Musrenbang provinsi kemudian dibawa ke musrenbang nasional yang merupakan sinkronisasi
dari
program
kementerian/lembaga
serta
harmonisasi dekonsentrasi dan tugas perbantuan. Musrenbang ini menghasilkan Rancangan Akhir Rencana Kerja Pemerintah sebagai pedoman penyusunan RAPBN. Perencanaan
pembangunan
yang
dilaksanakan
di
Kabupaten Pekalongan meliputi perencanaan umum (RPJPD, RPJMD, RENSTRA, RKPD, dan Renja) dan perencanaan yang bersifat khusus misalnya perencanaan tata ruang, perencanaan prasarana
wilayah
dan
sumber
daya
alam,
perencanaan
pembangunan di bidang ekonomi, dan bidang sosial budaya. (1) Program dan Kegiatan Pembangunan urusan perencanaan pembangunan di Kabupaten Pekalongan dilaksanakan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah yang pada tahun 2014 melaksanakan program dan kegiatan sebagai berikut : (a) Program Kerjasama Pembangunan, dengan kegiatan : Fasilitasi Kerjasama Pengembangan Pertanian dengan Perguruan Tinggi;
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.90
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
Forum Pengembangan Ekonomi dan Sumber Daya (FPESD). (b) Program
Perencanaan Pembangunan Daerah,
dengan
kegiatan : Monitoring
Evaluasi
dan
Pelaporan
Pelaksanaan
Rencana Pembangunan Daerah; Koordinasi Penyusunan LKPJ Bupati Pekalongan; Penyusunan KUA dan PPAS; Penyusunan RKPD; dan Penyusunan Sistem Informasi Manajemen Evaluasi dan Perencanaan Pembangunan Daerah. (c) Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi, dengan kegiatan : Koordinasi
Perencanaan
Pembangunan
Bidang
Ekonomi; Studi Potensi Energi Terbarukan di Kab. Pekalongan. (d) Program Perencanaan Sosial Budaya, dengan kegiatan : Koordinasi Perencanaan Pembangunan Bidang Sosial dan Budaya; Fasilitasi Kuliah Kerja Nyata (KKN); Koordinasi Pelaksanaan TMMD; Fasilitasi Pengarusutamaan Gender; Fasilitasi Pengembangan Pendidikan untuk Semua; Fasilitasi Penyusunan RPJMDes; Fasilitasi Operasional Akademi Komunitas; dan Penyediaan Sarana Prasarana Akademi Komunitas. (e) Program Perencanaan Prasarana Wilayah dan Sumber Daya Alam, dengan kegiatan Koordinasi Penanganan Program AMPL Berbasis Masyarakat. (f)
Program Sosialisasi dan Pengembangan Kreativitas dan Inovasi, dengan kegiatan : Fasilitasi Riset Daerah; dan Lomba Kreativitas dan inovasi (Krenova) dan Pameran Produk Inovasi (PPI)
(2) Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan Capaian Kinerja Urusan Perencanaan Pembangunan meliputi fokumen perencanaan yang telah disusun tahun 2014 antara lain Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten
Pekalongan
Tahun
2015;
Kebijakan
Umum
Anggaran (KUA) dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.91
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
(PPAS) Perubahan APBD Tahun Anggaran 2014 dan Tahun Anggaran 2015; serta Review Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Pada tahun 2014 juga telah dilaksanakan fasilitasi penyusunan Pekalongan
RPJMDesa dan
permukiman
bagi
penyusunan
kumuh.
Selain
desa-desa sistem itu
di
Kabupaten
informasi
untuk
database
mempermudah
penyusunan dokumen perencanaan pembangunan, maka disusun Sistem Informasi Perencanaan Pembangunan Daerah (SIPPD) guna penyusunan RKPD serta Sistem Informasi Monitoring dan Evaluasi Perencanaan Pembangunan Daerah (SIMONEV) untuk mempermudah pengendalian dan evaluasi hasil
rencana
kerja
pembangunan
daerah
sebagaimana
diamanatkan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian
dan
Evaluasi
Pelaksanaan
Rencana
Pembangunan Daerah. Kinerja makro urusan perencanaan pembangunan dapat dilihat dari indikator tersedianya dokumen perencanaan RPJPD yang telah ditetapkan dengan Perda; tersedianya dokumen perencanaan RPJMD yang telah ditetapkan dengan Perda; dan penjabaran program RPJMD ke dalam dokumen perencanaan RKPD yang telah ditetapkan dengan Peraturan Bupati. Urusan Perencanaan Pembangunan pada tahun 2014
juga
telah
melaksanakan
evaluasi
perencanaan
pembangunan yaitu Evaluasi Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), sebagai gambaran capaian kinerja dan pendanaan
RKPD
Tahun
2014;
mengidentifikasi
permasalahan dalam pelaksanaan RPJMD; serta merumuskan rekomendasi dan tindak lanjut sebagai masukan dalam penyusunan RKPD tahun berikutnya. Evaluasi ini penting, karena hasil evaluasi tersebut sebagai bahan penyusunan RKPD untuk periode selanjutnya; indikator penilaian kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah; indikator penilaian kinerja SKPD; dan bahan penilaian pencapaian rencana aksi program dan kegiatan pembangunan daerah dalam rangka mendukung pencapaian sasaran Pembangunan Nasional.
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.92
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
Secara rinci target capaian indikator kinerja urusan perencanaan pembangunan dapat dilihat pada tabel sebagai berikut : Tabel 2.97 Capaian Kinerja Urusan Perencanaan Pembangunan Kabupaten Pekalongan Tahun 2014 Pencapaian Kinerja RPJMD
Target RPJMD No.
Indikator Kinerja 2013
1.
2.
3. 4.
Tersedianya dokumen perencaan RPJPD yang telah ditetapkan dengan Perda Tersedianya dokumen perencanaan RPJMD yang telah ditetapkan dengan Perda/Perkada Tersedianya dokumen perencanaan RKPD yang telah ditetapkan dengan Perkada Penjabaran Program RPJMD ke dalam RKPD
Keterangan :
2014
2013
Target Akhir RPJMD 2016
2014
% Capaian Target RPJMD
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
100,00
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
100,00
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
100,00
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
100,00
Telah Tercapai
Akan Tercapai
Status
Perlu Upaya Keras
g) Perhubungan Pemenuhan kebutuhan pelayanan trasportasi merupakan salah satu hak dasar setiap warga negara yang harus dipenuhi oleh pemerintah. Kebutuhan pelayanan trasportasi dari waktu ke waktu
selalu
maupun
mengalami
kuantitas.
peningkatan
Seiring
dengan
baik
secara
peningkatan
kualitas
kebutuhan
pelayanan trasportasi ini, maka tidak sedikit timbul persoalan di dalam penyelenggaraannya. Kebijakan pembangunan sistem trasportasi yang sedang dilaksanakan hendaknya dipadukan dalam sebuah bingkai sistem trasportasi
yang
berkelanjutan
yaitu
suatu
sistem
yang
memungkinkan kebutuhan akses yang mendasar dari masyarakat dapat terpenuhi dengan selamat, terjangkau, efisien, memberikan pilihan ekonomi.
moda
trasportasi,
Selain
berkelanjutan
itu
membatasi
dan
mendukung
pembangunan emisi/limbah,
perkembangan
sistem dan
trasportasi meminimasi
konsumsi sumberdaya yang tak terbarukan. Tantangan yang belum terselesaikan dalam pembangunan trasportasi adalah peningkatan akses dan keterjangkauan. Selain itu muncul tantangan baru dalam trasportasi adalah perubahan karakteristik pasar akan membangkitan tuntutan yang lebih bervariasi terhadap kualitas pelayanan transportasi yang lebih baik, serta pembangunan trasportasi diharapkan dapat mengatasi
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.93
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
perkembangan kota sebagai penggerak pengembangan ekonomi yang sangat cepat sehingga berakibat meningkatnya kebutuhan trasportasi bagi kaum urban dengan cepat pula. Meningkatnya
kebutuhan
transportasi
sebagai
akibat
meningkatnya intensitas pergerakan manusia sebagai man power dan barang sebagai bahan produksi memerlukan kelancaran mobilitas. Kelancaran mobilitas penumpang maupun barang sangat dipengaruhi oleh sarana dan prasarana transportasi antara lain infrastruktur jalan yang di lengkapi dengan fasilitas keselamatan berlalu lintas. (1) Program dan Kegiatan Program
dan kegiatan untuk mendukung
Urusan
Perhubungan yang dilaksanakan oleh Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dinhubkominfo) pada tahun 2014 adalah sebagai berikut: (a) Program
Pembangunan
Perhubungan,
dengan
Prasarana
dan
kegiatan
Fasilitas
Perencanaan
Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan. (b) Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas LLAJ, dengan kegiatan : Rehabilitasi/Pemeliharaan
Sarana
Alat
Pengujian
Kendaraan Bermotor; Rehabilitasi/Pemeliharaan Terminal/Pelabuhan; dan Rehabilitasi/Pemeliharaan
Sarana
dan
Prasarana
Keselamatan Lalu Lintas. (c) Program
Peningkatan
Pelayanan
Angkutan,
dengan
kegiatan sebagai berikut : Uji Kelayakan Sarana Transportasi Guna Keselamatan Penumpang; Pengendalian Lalu Lintas dan Angkutan Lebaran, Haji, Natal, Tahun Baru serta Kegiatan Pemerintahan. (d) Program Pengendalian dan Pengamanan Lalu Lintas, dengan kegiatan : Pengadaan Bahan Marka Jalan; Pengembangan Sarana dan Prasarana Lalu Lintas Angkutan (DAK); Pengadaan Kerucut Lalu Lintas, Cermin Tikungan dan Water Barrier; Pengadaan Lampu LED Traffic Light; dan Pengadaan Voice Recorder.
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.94
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
(2) Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan Capaian kinerja urusan Perhubungan ditujukan untuk meningkatkan
ketersediaan
sarana
dan
prasarana
transportasi yang berkualitas dan merata serta terciptanya sistem transportasi yang tertib, aman dan nyaman. Capaian program dan kegiatan Urusan Perhubungan tahun 2014 dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 2.98 Capaian Kinerja Urusan Perhubungan Kabupaten Pekalongan Tahun 2014 No.
Indikator Kinerja
2013 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Jumlah arus penumpang angkutan umum Rasio ijin trayek (jumlah ijin trayek / jumlah penduduk) Jumlah uji kir angkutan umum Jumlah Terminal Bis Tipe A Jumlah Terminal Tipe C (unit) Jumlah angkutan darat dibandingkan dengan jumlah penumpang (%)
Keterangan :
Pencapaian Kinerja RPJMD
Target RPJMD 2014
2013
2014
Target Akhir RPJMD 2016
% Capaian Target RPJMD
5.022
5.027
1.055.945
1.009.678
5.027
112,00
209
209
0,0034
0,0005
209
164,71
500
480
590
1.495
480
-
Tdk Ada
Tdk Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
2
2
2
2
3
66,67
8,16
8,16
6,84
6,84
8,16
83,82
Telah Tercapai
Akan Tercapai
Status
Perlu Upaya Keras
h) Lingkungan Hidup Paradigma pembangunan yang berwawasan lingkungan dan
berkelanjutan
tetap
harus
dilaksanakan
dalam
ranah
pembangunan wilayah. Pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan hidup yang terkendali dan ramah lingkungan niscaya akan
menjadi
salah
satu
modal
dasar
bagi
keberlanjutan
pembangunan daerah. Melalui prinsip dan asas lingkungan hidup yang diterapkan dalam pelaksanaan pembangunan diharapkan dapat
mengurangi
eksploitasi
sumberda
daya
alam
dan
lingkungan hidup. Terlebih lagi, jika memperhatikan kaidah pengelolaan lingkungan hidup didasarkan pada batas ekosistem yang
menunjukkan
bahwa
Kabupaten
Pekalongan
secara
konstelasi regional berada di kawasan pantai utara di bagian barat wilayah Jawa Tengah yang memanjang ke selatan di kawasan pegunungungan. Tentunya kondisi biogeofisiknya akan mempengaruhi wilayah kabupaten tetangganya.
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.95
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
Untuk menjaga kesinambungan pembangunan/sustainable development di dalam prioritas lingkungan hidup dan pengelolaan bencana, pemerintah terus melakukan upaya pencegahan dan konservasi terhadap hutan dan lahan kritis. Hal ini juga terkait dengan dukungan terhadap dampak perubahan iklim. Upaya pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan dilakukan untuk
mempertahankan
kelestarian
lingkungan
dan
meningkatkan kualitas daya dukung lingkungan. Langkah-langkah peningkatan peran masyarakat dalam mengelola sampah merupakan strategi yang terus di tempuh pemerintah dalam mengendalikan jumlah timbulan sampah domestik yang dihasilkan. Salah satu program unggulan terkait kebijakan pengurangan sampah sejak dari sumbernya adalah 3R (Reduce, Reuse, Recycle). Dimana pengelolaan sampah 3R berbasis masyarakat
merupakan
paradigma
baru
dalam
pengelolaan
sampah dengan penekanan kepada metode pengurangan sampah yang lebih arif dan ramah lingkungan. Pengurangan sampah dengan 3R memang bukan hal yang mudah dilakukan karena sangat bergantung pada kemauan masyarakat dalam merubah perilaku, yaitu dari pola pembuangan sampah konvensional menjadi pola pemilah sampah. (1) Program dan Kegiatan Program dan Kegiatan untuk mendukung urusan lingkungan hidup yang dilaksanakan oleh 2 SKPD, yaitu Dinas Pekerjaan Umum (DPU) dan Kantor Lingkungan Hidup (KLH) pada tahun 2014 adalah sebagai berikut : Dinas Pekerjaan Umum (a) Program
Pengembangan
Kinerja
Pengelolaan
Persampahan, dengan kegiatan : Pemeliharaan TPA Bojonglarang; Penunjang kebersihan se-Kabupaten Pekalongan. (b) Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH), dengan kegiatan Pemeliharaan Rutin/Berkala Taman. Kantor Lingkungan Hidup (a) Program
Pengembangan
Kinerja
Pengelolaan
Persampahan, dengan kegiatan : Pengelolaan Persampahan dengan Sistem 3R; Peningkatan Peran Serta Masyarakat dalam Pengolahan Sampah di Kabupaten Pekalongan; Fasilitasi Upaya Meraih Adipura.
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.96
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
(b) Program
Pengendalian
Pencemaran
dan
Perusakan
Lingkungan Hidup, dengan kegiatan : Kegiatan peningkatan peringkat kinerja perusahaan (PROPER); Kegiatan biaya operasional IPAL industri kecil; Kegiatan
Pembinaan
tentang
peraturan
di
bidang
lingkungan; Kegiatan
Pelaksanaan
Akreditasi
Laboratorium
Lingkungan Hidup; Kegiatan
Pengujian
dalam
rangka
pengendalian
pencemaran air dan udara; Kegiatan pembangunan reaktor biogas; Kegiatan Pembangunan IPAL Industri Kecil; Kegiatan Penyelesaian Pengaduan Masyarakat akibat Adanya Dugaan Pencemaran dan atau Perusakan Lingkungan Hidup; Kegiatan Pengadaan Alat Laboratorium. (c) Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam, dengan kegiatan : Pengadaan Alat Pembuat Lubang Biopori; Operasional Mobil Hijau; Festival Hijau. (d) Program
Peningkatan
Kualitas
dan
Sumber Daya Alam dan Lingkungan
Akses Hidup,
Informasi dengan
kegiatan : Kegiatan Program Sekolah Adiwiyata Pelatihan Dasar Kader Lingkungan Hidup dan Peran Serta Guru Dalam Pembelajaran Lingkungan Hidup; Penyediaan Informasi Lingkungan Hidup; Kegiatan Program Advis Kebijakan untuk Lingkungan Hidup dan Perubahan Iklim (PAKLIM). (2) Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan Capaian kinerja Urusan Lingkungan Hidup yang telah dicapai di tahun 2014 sebagai berikut :
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.97
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
Tabel 2.99 Capaian Kinerja Urusan Lingkungan Hidup Kabupaten Pekalongan Tahun 2014 No.
Indikator Kinerja
2013 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
10.
11.
Persentase Penduduk berakses air minum (%) Persentase Luas pemukiman yang tertata (%) Pencemaran status mutu air (ttk) Cakupan penghijauan wilayah rawan longsor dan sumber mata air Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan AMDAL Tempat Pembuangan Sampah (TPS) per satuan penduduk Penegakan hukum lingkungan (%) Pelayanan pencegahan pencemaran air (%) Pelayanan pencegahan pencemaran udara dari sumber tidak bergerak (%) Pelayanan informasi status kerusakan lahan dan/atau tanah untuk produksi biomassa (%) Pelayanan tindak lanjut pengaduan masyarakat akibat adanya dugaan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup (%)
Keterangan :
Pencapaian Kinerja RPJMD
Target RPJMD 2014
2013
2014
Target Akhir RPJMD 2016
79,52
81,40
78,35
78,67
83,27
94,48
82,01
88,00
77,05
83,26
100
83,26
33
36
36
36
42
85,71
100
100
100
100
100
100,00
100
100
100
100
100
100,00
40,79
50,52
0,21
0,21
70
0,30
100
100
100
100
100
100,00
80
85
92,62
82,19
100
82,19
90
95
100
100
100
100,00
100
100
100
100
100
100,00
100
100
100
100
100
100,00
Telah Tercapai
Akan Tercapai
Status
% Capaian Target RPJMD
Perlu Upaya Keras
i) Pertanahan Dalam
rangka
memberi
kepastian
hukum
terkait
pengadaantanah untuk kepentingan umum telah ditetapkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum. Regulasi tersebut dimaksudkan untuk mempercepat pelaksanaan pengadaan tanah yang selama ini dipandang sebagai penghambat (debottlenecking) pembangunan infrastruktur, dan disisi lain dapat lebih menjamin kepastian hak masyarakat atas tanah tersebut. Program pembangunan di bidang pertanahan diarahkan terutama untuk mewujudkan tertib hukum pertanahan melalui perbaikan
sistem
administrasi
pertanahan
dan
pemberian
kepastian hukum dalam upaya penataan dan pemanfaatan tanah.
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.98
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
(1) Program dan Kegiatan Urusan Pertanahan pada tahun 2014 dilaksanakan oleh
Dinas
Pekerjaan
Umum
(DPU)
dan
Bagian
Tata
Pemerintahan Setda melalui program dan kegiatan sebagai berikut : Dinas Pekerjaan Umum Program Penataan, Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah, dengan kegiatan Pembebasan Lahan Pembangunan Jembatan. Bagian Tata Pemerintahan Setda Program Penyelesaian Konflik-konflik Pertanahan, dengan kegiatan Fasilitasi Penyelesaian Permasalahan Pertanahan. (2) Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan Capaian terfasilitasinya kepentingan
Kinerja
Urusan
penyelesaian umum
Pertanahan
pengadaan
dan
pemerintah,
tanah
adalah untuk
penanganan
permohonan alih fungsi lahan, penetapan lokasi, tukar menukar tanah Pemda dan penyelesaian permasalahan tanah lainnya. Capaian kinerja urusan pertanahan yang telah dicapai di tahun 2014 sebagai berikut : Tabel 2.100 Capaian Kinerja Urusan Pertanahan Kabupaten Pekalongan Tahun 2014 Pencapaian Kinerja RPJMD
Target RPJMD No.
Indikator Kinerja 2013
1. 2. 3.
Persentase luas lahan bersertifikat (%) Penyelesaian kasus tanah Negara (%) Penyelesaian izin lokasi (%)
Keterangan :
2014
2013
2014
Target Akhir RPJMD 2016
% Capaian Target RPJMD
49
51
-
-
51
-
100
100
100
100
100
100
40
45
-
-
45
-
Telah Tercapai
Akan Tercapai
Status
Perlu Upaya Keras
j) Kependudukan dan Catatan Sipil Kependudukan merupakan salah satu permasalahan yang cukup substansial. Dewasa ini telah banyak memunculkan berbagai masalah lain yang cukup mendasar. Pada awalnya pembangunan kependudukan hanya tertuju pada bagaimana menekan angka kelahiran serendah mungkin. Namun kemudian sudah tidak relevan lagi karena masalah yang dihadapi semakin luas dan kompleks.
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.99
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
Guna mewujudkan tertib administrasi kependudukan, Pemerintah
Kabupaten
Pekalongan
telah
melaksanakan
penerapan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) sesuai
dengan
sistem
yang
dikembangkan
oleh
Direktorat
Jenderal Administrasi Kependudukan Kementrian Dalam Negeri Republik Indonesia. Pada dasarnya Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil dengan tolak ukur dukungan yaitu berupa sarana dan prasarana perkantoran
akan
turut
pembangunan bidang daerah.
modal
dalam
bidang
penting
kemasyarakatan
masyarakat
mendukung
lancarnya
proses
dan
untuk
kebutuhan social ekonominya. Sedangkan untuk
keberhasilan
kemasyarakatan dan sosial di suatu
Pembangunan
merupakan
berperan
sosial
memenuhi
prasarana ditujukan pelayanan
terhadap
kepentingan masyarakat. Upaya dan langkah strategis untuk memaksimalkan pelayanan pencatatan sipil melalui penertiban akta pencatatan sipil, pengumpulan dan penyajian data hasil pencatatan sipil, pendokumentasian
akta
pencatatan
sipil,
serta
optimalisasi
penyempurnaan sistem penyelenggaraan pencatatan sipil terus dilakukan baik oleh Pemerintah Daerah, Pemerintah Provinsi maupun Pemerintah Pusat. (1) Program dan Kegiatan Urusan
Kependudukan
dan
Catatan
Sipil
dilaksanakan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil melalui program dan kegiatan yang dilaksanakan pada tahun 2014 yaitu Program Penataan Administrasi Kependudukan, dengan kegiatan : Peningkatan
kinerja
aparat
pengelola
Database
kependudukan; Implementasi Sistem Administrasi Kependudukan (SIAK); Penggantian dan Pengembangan Peralatan SIAK; Sosialisasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil; dan Penerapan Elektronik KTP (KTP-el). (2) Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan Capaian Kinerja Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil tercermin dari terealisasinya indikator kinerja berupa outcome
yang
menunjukkan
keberhasilan
pembangunan
melalui pelaksanaan program-program dan kegiatan yang mendukungnya
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
dalam
tahun
2014.
Kinerja
Urusan
II.100
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
Kependudukan dan Catatan Sipil yang dicapai di tahun 2014 adalah sebagai berikut : Tabel 2.101 Capaian Kinerja Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Pekalongan Tahun 2014 Pencapaian Kinerja RPJMD
Target RPJMD No.
Indikator Kinerja 2013
1. 2. 3. 4. 5. 6.
7.
8.
Rasio penduduk berKTP per satuan penduduk Rasio bayi berakte kelahiran Kepemilikan KTP bagi wajib KTP (%) Kepemilikan akta kelahiran per 1000 penduduk (%) Ketersediaan database kependudukan skala Kabupaten Penerapan KTP Nasional berbasis NIK Jumlah Tempat Perekaman Data Kependudukan Kecamatan yang terhubung dengan jaringan SIAK (kecamatan) Persentase Kepemilikan KK bagi setiap keluarga di Kabupaten Pekalongan (%)
Keterangan :
2014
2013
Target Akhir RPJMD 2016
2014
Status
% Capaian Target RPJMD
79,00
82,00
78,26
62,75
88
71,31
90,00
92,00
80,91
90,96
95
95,75
90,00
92,00
71,00
80,00
100
80,00
66,00
68,00
61,40
66, 95
71
94,30
Sudah
Sudah
Sudah
Sudah
Sudah
100,00
Sudah
Sudah
Sudah
Sudah
Sudah
100,00
19
19
19
19
19
100,00
86,00
88,00
86,00
90,75
90
100,83
Telah Tercapai
Akan Tercapai
Perlu Upaya Keras
k) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Upaya
peningkatan
kualitas
kehidupan
dan
peran
perempuan, serta kesejahteraan dan perlindungan anak terus dilakukan dengan pelaksanaan secara lintas bidang dan lintas program.
Keberhasilan
dari
berbagai
bidang
pembangunan,
khususnya pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan politik turut menurunkan
kesenjangan
pencapaian
pembangunan
antara
perempuan dan laki-laki. Dalam hal perlindungan perempuan dan anak, upayaupaya yang dilakukan dengan melanjutkan koordinasi dan kerjasama dengan berbagai pihak terkait dalam penyusunan kebijakan perlindungan tenaga kerja perempuan, perlindungan perempuan
dan
anak
korban trafiking,
serta
perlindungan
perempuan dan anak korban kekerasan dalam rumah tangga. Upaya-upaya
aksi
afirmasi
di
berbagai
bidang
guna
pembangunan perempuan terus dilanjutkan antara lain di bidang kesehatan
dengan
meningkatkan
kualitas
dan
jangkauan
pelayanan kesehatan untuk menekan tingginya angka kematian ibu melahirkan dan angka kematian bayi dan balita, terutama di
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.101
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
daerah perdesaan; merevitalisasi Gerakan Sayang Ibu (GSI) terutama di daerah yang angka kematian ibu, bayi dan anaknya tinggi; dan membangun pusat pelayanan terpadu berbasis rumah sakit. Di bidang pendidikan, dengan memberikan beasiswa guna membantu menurunkan jumlah murid perempuan yang putus sekolah dan mengembangkan model penghapusan buta huruf perempuan guna membantu menurunkan jumlah perempuan buta huruf. Dan di bidang ekonomi upaya pengintegrasikan kepentingan perempuan dalam program-program pembangunan ekonomi, khususnya dalam bidang UMKM akan dilanjutkan, antara lain melalui fasilitasi pengembangan mekanisme dan jaringan kerja perempuan pengusaha mikro dengan lembagalembaga keuangan yang khusus menangani kredit UMKM. Urusan pemberdayaan perempuan diarahkan pada upaya meningkatkan kedudukan, peran dan kualitas perempuan serta upaya mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Sedangkan
urusan
Perlindungan
anak
dimaksudkan
untuk
memberikan perlindungan, keamanan dan kenyamanan kepada anak (mulai dari masih dalam kandungan hingga usia 18 tahun) sehingga proses tumbuh kembang anak berjalan dengan baik. (1) Program dan Kegiatan Program dan kegiatan pada Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak yang dilaksanakan oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Keluarga Berencana (BPMP-KB) Kabupaten Pekalongan tahun 2014 adalah sebagai berikut :
(a) Program Penguatan Kelembagaan dan Pengarusutamaan Gender dan Anak, dengan kegiatan : Fasilitasi dan evaluasi penyusunan anggaran responsif gender (ARG); Fasilitasi pengembangan Pusat
Pelayanan Terpadu
Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A); dan Fasilitasi dan advokasi Pengarusutamaan Hak Anak (PUHA)
(b) Program Peningkatan Peran Perempuan di Perdesaan, dengan kegiatan Pemberdayaan Perempuan di Pedesaan
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.102
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
(2) Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan Pembangunan
berperspektif
gender
di
Kabupaten
Pekalongan telah mendapat tempat yang memadai. Persoalan gender menjadi komitmen bersama dari seluruh komponen. Pada ranah kebijakan, di tahun 2014 telah ditetapkan Peraturan
Daerah
tentang
Pengarusutamaan
Gender.
Sedangkan pada tataran pelaksanaan terdapat 1 (satu) Peraturan
Bupati
yang
mengatur
pelaksanaan
pengarusutamaan gender di Kabupaten Pekalongan. Dalam rangka menjamin pelaksanaan PUG, pada tahun 2014 BPMPKB Kabupaten Pekalongan telah menyusun Protap Panduan teknis Pengarusutamaan Gender dan melakukan advokasi pada SKPD untuk menggunakan Anggaran Responsif Gender (ARG). Sehingga dalam penyusunan RKA SKPD tahun 2014 dilengkapi Pernyataan Anggaran Gender (Gender Budget Statement)
sebagai
bentuk
jaminan
atas
pelaksanaan
penganggaran dengan pendekatan ARG pada setiap kegiatan yang dilakukan SKPD. Partisipasi
perempuan
di
lembaga
pemerintah
khususnya di jajaran eksekutif pada tahun 2014 sebesar 45,43% lebih tinggi dibanding tahun 2013 yaitu 45,12%. Angka tersebut juga lebih tinggi dari target RPJMD yaitu sebesar 27,50%. Partisipasi perempuan di legislatif mengalami kenaikan yang
signifikan.
Pada tahun 2013 partisipasi
perempuan pada angka 13,33% sedangkan tahun 2014 sebesar 22,22%. Capaian ini jauh di atas target RPJMD sebesar 8,8%. Rasio KDRT pada tahun 2014 sebesar 0,0019%, lebih rendah jika dibandingkan dengan target RPJMD sebesar 0,04%. Keberhasilan ini tidak terlepas dari upaya BPMPKB untuk terus melakukan fasilitasi pendampingan dan advokasi penanganan pengaduan kasus – kasus kekerasan dalam rumah tangga. Untuk memperkuat upaya tersebut sudah dibentuk Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan
Anak
(P2TP2A)
di
tingkat
kabupaten
dan
tingkat
kecamatan. Sampai dengan tahun 2014 telah terbentuk P2TP2A di 19 kecamatan dan 1 unit P2TP2A di tingkat kabupaten.
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.103
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
P2TP2A
sebagai
unit
pelayanan
terpadu
bagi
perempuan dan anak korban kekerasan telah melaksanakan tugas dengan baik. Untuk mendukung kinerja P2TP2A telah disusun Panduan SOP dan SPM Pedoman Pemberian Layanan Terpadu. Pada sisi lain juga telah diinformasikan kepada masyarakat
melalui
leaflet
tentang
pelayanan
terhadap
perempuan dan anak korban kekerasan. Sehingga masyarakat memiliki keberanian dan memahami alur pengaduan jika terjadi kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di lingkungan sekitarnya. Upaya ini cukup berhasil terbukti pada tahun 2014 terdapat 29 kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak yang dilaporkan ke P2TP2A meningkat jika dibandingkan tahun 2013 sebesar 25 kasus. Pada tahun 2014 kekerasan terhadap perempuan sebanyak 13 kasus dan kekerasan terhadap anak sebanyak 16 kasus (100%) dapat diselesaikan oleh P2TP2A. Partisipasi angkatan kerja perempuan pada tahun 2014 yaitu sebesar 54,24%. Capaian ini lebih tinggi dibanding dengan target RPJMD sebesar 10,60%. Penguatan ekonomi kelompok
perempuan
memberi
andil
yang
berarti
bagi
peningkatan partisipasi angkatan kerja perempuan. Hal ini menunjukkan kelompok perempuan mempunyai peran yang cukup
penting
dalam
pembangunan
di
Kabupaten
Pekalongan. Pada Kabupaten
urusan
perlindungan
Pekalongan
telah
anak,
Pemerintah
mencanangkan
sebagai
Kabupaten Layak Anak sejak tahun 2012. Sebagai tindak lanjut komitmen tersebut dilakukan fasilitasi dan advokasi pada semua stakeholder di Kabupaten Pekalongan untuk menginisiasi program dan kegiatan yang memberi ruang lebih besar bagi tumbuh kembang anak secara baik. Secara kelembagaan telah dibentuk Gugus Tugas Kabupaten Layak Anak
(GTKLA)
tingkat
kabupaten
dan
memfasilitasi
pembentukan lembaga serupa di 19 kecamatan dan 3 Desa Percontohan GTKLA yaitu Desa Sinangohprendeng Kec. Kajen, Desa
Bugangan
Kecamatan
Kedungwuni
dan
Desa
Rowokembu Kec. Wonopringgo. Untuk memperkuat upaya perlindungan anak, pada tahun 2014 juga telah dibentuk Forum Anak di tingkat kabupaten dan kecamatan; pelatihan tentang Konvensi Hak
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.104
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
Anak (KHA) bagi para stakeholder; seminar peringatan hari anak nasional; pendataan desa layak anak; pengiriman forum anak untuk mengikuti kegiatan di Jakarta; pembuatan 1.000 lembar leaflet pemenuhan hak anak serta pemberian bantuan taman bacaan bagi anak. Capaian kinerja Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak terlihat dalam tabel sebagai berikut : Tabel 2.102 Capaian Kinerja Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Pekalongan Tahun 2014 Pencapaian Kinerja RPJMD
Target RPJMD No.
Indikator Kinerja 2013
1.
2.
3.
4.
5.
Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah (%) Jumlah kebijakan yang mendukung pelaksanaan PUG di bidang ekonomi, sosial, politik dan hukum dalam bentuk Perda dan Perbup Partisipasi perempuan di lembaga legislative (%) Penyelesaian pengaduan korban tindak kekerasan dan diskriminasi (%) Jumlah P2TP2A di tingkat kabupaten dan kecamatan
6.
Rasio KDRT
7.
Partisipasi angkatan kerja perempuan (%) Penyelesaian pengaduan perlindungan perempuan dan anak dari tindakan kekerasan (%) Jumlah focal point yang terbentuk (unit) Jumlah pusat pelayanan terpadu pemberdayaan perempuan dan anak (P2TP2A) di tingkat kecamatan dan kabupaten (unit) Angka melek huruf perempuan usia 15 tahun ke atas (%)
8.
9.
10.
11.
Keterangan :
2014
2013
2014
Target Akhir RPJMD 2016
% Capaian Target RPJMD
26,75
27,50
45,12
45,43
27,50
165,20
Perda 1 Perbup 2
Perda 1 Perbup 3
2
2
4
50,00
8,8
8,8
13,33
22,22
10,00
222,20
85
90
100
100
95
105,26
12
15
20
20,00
19
105,26
0,040
0,035
0,0025
0,0019
0,030
6,33
10,30
10,60
54,24
54,24
11
493,09
100
100
100
100
100
100,00
2
4
35
35
6
583,33
ada
ada
ada
ada
Ada
100,00!
100
100
99,85
99,85
100
99,85
Telah Tercapai
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
Akan Tercapai
Status
Perlu Upaya Keras
II.105
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
l) Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera Arah kebijakan pembangunan Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera adalah Revitalisasi Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera yang menekankan pada penurunan
kebutuhan
keluarga
berencana
yang
belum
terpenuhi/unmet need melalui penguatan kapasitas tenaga dan kelembagaan KB di lini lapangan, yaitu dalam rangka pembinaan dan peningkatan peserta/akseptor dan kemandirian keluarga berencana; peningkatan layanan keluarga sejahtera; promosi dan penggerakan masyarakat yang didukung dengan pengembangan dan sosialisasi kebijakan pengendalian penduduk; peningkatan dukungan sarana dan prasarana pelayanan program KB; dan peningkatan pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen (SIM) berbasis teknologi informasi. Selain itu arah kebijakan pembangunan Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera pada Penyerasian Kebijakan Pengendalian
Penduduk
yang
ditekankan
pada
diseminasi
peraturan perundangan pengendalian penduduk; dan perumusan kebijakan kependudukan yang sinergis antara aspek kuantitas, kualitas dan mobilitas. Dengan
demikian
strategi
yang
dilakukan
akan
memperhatikan perkembangan struktur penduduk, terutama penduduk usia muda dalam menyiapkan remaja memasuki kehidupan berkeluarga, menyediakan pelayanan KB berkualitas bagi keluarga miskin, serta pengembangan pelayanan keluarga sejahtera yang komprehensif. Penyelenggaraan Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
di
Kabupaten
Pekalongan
diarahkan
untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang beriman dan bertaqwa
kepada
Tuhan
Yang
Maha
Esa
dengan
tujuan
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dengan sasaran terwujudnya
Norma
Keluarga
Kecil
yang
Berkualitas
dan
Sejahtera. Pada tahun 2014 Urusan keluarga berencana dan keluarga sejahtera diarahkan untuk pemantapan Revitalisasi Program Keluarga Berencana. Sejalan dengan hal tersebut Pemerintah Kabupaten
Pekalongan
melakukan
tindakan
nyata
untuk
mewujudkan dan meningkatkan akses dan kualitas pelayanan keluarga berencana dan keluarga sejahtera.
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.106
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
(1) Program dan Kegiatan Program
dan
kegiatan
pada
Urusan
Keluarga
Berencana dan Keluarga Sejahtera yang dilaksanakan oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Keluarga Berencana (BPMP-KB) Kabupaten Pekalongan tahun 2014 adalah sebagai berikut : (a) Program Keluarga Berencana, dengan kegiatan : Penyediaan Pelayanan Keluarga Berencana dan Alat Kontrasepsi bagi Keluarga Miskin; Pembinaan Keluarga Berencana; Pengadaan Balai Penyuluh KB di Kecamatan dan Perlengkapannya; serta Pelayanan KIE (b) Program Kesehatan Reproduksi Remaja, dengan kegiatan Orientasi dan Advokasi Kesehatan Reproduksi dalam Memperkuat Dukungan dan Partisipasi Masyarakat. (c) Program Pelayanan Kontrasepsi, dengan kegiatan : Pelayanan Pemasangan Kontrasepsi KB; dan Pelayanan KB medis operasi. (d) Program
Pembinaan
Peran
Serta
Masyarakat
Dalam
Pelayanan KB / KR Yang Mandiri, dengan kegiatan : Operasional Pembantu Pembina KB Desa (PPKBD); Pendampingan Pendataan Keluarga dan Pemutakhiran Data Keluarga; dan Latihan Pemberdayaan Ekonomi Keluarga. (e) Program
Pengembangan
Model
Operasional
BKB-
Posyandu-PAUD, dengan kegiatan Pengadaan BKB Kit. (2) Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan Capaian Kinerja
Urusan Keluarga Berencana dan
Keluarga Sejahtera yang telah dicapai di tahun 2014 adalah sebagai berikut : Tabel 2.103 Capaian Kinerja Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera Kabupaten Pekalongan Tahun 2014 Pencapaian Kinerja RPJMD
Target RPJMD No.
Indikator Kinerja 2013
1. 2.
Rata-rata jumlah anak per keluarga (anak) Cakupan peserta KB aktif (%)
2014
2013
2014
Target Akhir RPJMD 2016
% Capaian Target RPJMD
2,35
2,30
2,24
2,3
2,2
104,55
84,00
84,5
83,02
80,15
85
94,29
3.
Unmetneed (%)
6,90
5,00
8,07
9,99
4,75
210,32
4.
Persentase peserta KB mandiri yang tergabung dalam UPPKS (%)
86,5
87
81,95
82,87
88
94,17
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
Status
II.107
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
No.
Indikator Kinerja
2013 5. 6. 7. 8.
Rasio PLKB dengan desa / kelurahan (%) Persentase keluarga Pra Sejahtera / Sejahtera I (%) Cakupan PUS dengan istri usia di bawah 20 tahun (%) Cakupan anggota BKB yang ber KB (%)
Keterangan :
Pencapaian Kinerja RPJMD
Target RPJMD 2014
2013
2014
Target Akhir RPJMD 2016
% Capaian Target RPJMD
1;3
1;3
1;5
1:5
1;3
-
44,91
44,5
45,03
43,57
42,7
102,04
1,87
1,70
2,1
2,38
<1,5
-
63
70
77,34
77,17
76
101,54
Telah Tercapai
Akan Tercapai
Status
Perlu Upaya Keras
m) Sosial Pembangunan urusan sosial yang telah, sedang, dan akan dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat ditujukan untuk mewujudkan suatu kondisi masyarakat yang masuk kedalam kategori
Panyandang
Masalah
Kesejahteraan
Sosial
(PMKS)
menjadi berkesejahteraan sosial. Kondisi dimaksud sesuai dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melakukan fungsi sosialnya. Secara
konstitusional,
pembangunan
urusan
sosial
merupakan jawaban terhadap amanat Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial menjawab pertanyaan tentang bagaimana meningkatkan kesejahteraan sosial PMKS termasuk di dalamnya fakir miskin dan anak telantar. MDG's merupakan kesepakatan komunitas internasional terhadap penurunan angka kemiskinan di mana Indonesia ikut menandatanganinya. Dengan Konstitusi negara yang didukung oleh
Undang-Undang
Nomor
11
Tahun
2009
memperkuat
Indonesia untuk mewujudkan komitmen MDG's tersebut yang ditujukan bagi PMKS. Kesejahteraan sosial bagi PMKS dimaksud dapat memberikan kontribusi bagi peningkatan kesejahteraan rakyat dan penurunan angka kemiskinan sesuai dengan MDGs. Dengan demikian diharapkan arah pembangunan urusan sosial memiliki relevansi yang kuat dengan Undang-Undang Dasar 1945, Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 dan undangundang lainnya, serta MDG's yang harus dicapai pada tahun 2015. Oleh karena itu perlu ada komitmen kuat dari pemangku kepentingan untuk mewujudkan hal tersebut.
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.108
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
Pembangunan urusan sosial di Kabupaten Pekalongan diarahkan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat dengan memberikan pelayanan bagi masyarakat yang membutuhkan, pelayanan terhadap Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) sehingga diharapkan masyarakat mampu mencukupi kebutuhan hidupnya secara wajar, baik jasmani, rohani maupun sosial dengan mengoptimalkan fungsi dan peran serta dari Potensi Sumber
Kesejahteraan
Sosial
(PSKS),
dunia
usaha
dan
masyarakat dalam Usaha Kesejahteraan Sosial (UKS). Dengan bekerja seoptimal mungkin agar pelayanan kepada PMKS ini dapat memberikan manfaat dan kemajuan hidup bagi masyarakat yang seharusnya memperoleh pelayanan. Selain itu pembangunan urusan sosial juga diarahkan untuk mensikapi bencana yang kemungkinan terjadi sehingga dapat dilakukan tindakan prefentif dan penanganan selama bencana serta pasca bencana yang terjadi. (1) Program dan Kegiatan Program dan kegiatan Urusan Sosial pada Tahun 2014 yang dilaksanakan oleh Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi serta Badan Penanggulangan Bencana Daerah adalah : Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi (a) Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial, dengan kegiatan : Penanganan
Masalah-Masalah
Strategis
Yang
Menyangkut Tanggap Cepat Darurat dan Kejadian Luar Biasa; Fasilitasi Bagi Penyandang Cacat dan Lansia; Fasilitasi Pengiriman PMKS dan PSKS ke Panti dan Provinsi. (b) Program
Pemberdayaan
Kelembagaan
Kesejahteraan
Sosial, dengan kegiatan : Peningkatan Kinerja TKSK Kabupaten Pekalongan. Bimbingan Manajemen Organisasi Panti, Non Panti, PSM dan Karang Taruna. (c) Program
Pelestarian
Nilai-Nilai
Kepahlawanan
dan
Kesetiakawanan Sosial, dengan kegiatan : Pemeliharaan Rutin/Berkala Taman Makam Pahlawan “Bhakti Wiratama”.
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.109
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
Sarasehan Kepahlawanan Apel Kehormatan Renungan Suci dan Ziarah Mandurorejo. (d) Program
Perlindungan
dan
Jaminan
Sosial,
dengan
kegiatan : Fasilitasi Pelaksanaan PKH Peningkatan Kapasitas Perlindungan Sosial Korban Bencana. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (a) Program
Perencanaan
Pembangunan
Daerah
Rawan
Bencana, dengan kegiatan Penunjang Kegiatan Bantuan Dana Tak Terduga. (b) Program Pencegahan Dini Dan Penanggulangan Bencana Alam, dengan kegiatan : Pengadaan Logistik Bencana; Peningkatan
Kemampuan
dan
Keterampilan
Penanggulangan Bencana; Pelatihan Kesiapsiagaan Bencana Bagi Masyarakat Rentan Bencana; Pusat
Pengendalian
Operasional
Penanggulangan
Bencana di Kabupaten Pekalongan; Sosialisasi dan Sadar Bencana Bagi Masyarakat; Gladi Manajemen Bencana; dan Pembangunan Early Warning System (EWS) di Daerah Rawan Longsor. (2) Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan Capaian kinerja Urusan Sosial yang telah dicapai di tahun 2014 sebagai berikut : Tabel 2.104 Capaian Kinerja Urusan Sosial Kabupaten Pekalongan Tahun 2014 Pencapaian Kinerja RPJMD
Target RPJMD No.
Indikator Kinerja 2013
1.
2.
3.
Panti Sosial seperti panti asuhan, panti jompo, dan pusat rehabilitasi yang menyediakan sarana, dan prasarana pelayanan kesejahteraan sosial. PMKS yang Memperoleh bantuan sosial untuk memenuhi kebutuhan dasar. Porsentase (%) PMKS yang menerima program pemberdayaan sosial melalui Kelompok Usaha Bersama (KUBE)
2014
2013
2014
Target Akhir RPJMD 2016
% Capaian Target RPJMD
11
11
11
11
13
84,62
97,33
97,33
100
100
97,33
102,74
4,18
4,58
2,96
0,33
5
6,60
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
Status
II.110
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
No.
Indikator Kinerja
2013
4.
5.
6.
7.
Porsentase (%) Wahana Kesejahteraan Sosial Berbasis Masyarakat (WKBSM) yang menyediakan sarana, dan prasarana pelayanan kesejahteraan sosial. Porsentase (%) penyandang cacat fisik, mental, serta lanjut usia tidak potensial yang telah menerima jaminan sosial. Porsentase (%) korban bencana yang menerima bantuan sosial selama masa tanggap darurat. Porsentase (%) korban bencana yang dievakuasi dengan menggunakan sarana dan prasarana tanggap darurat lengkap.
Keterangan :
Pencapaian Kinerja RPJMD
Target RPJMD 2014
2013
2014
Target Akhir RPJMD 2016
% Capaian Target RPJMD
6
6
6
7,21
6
120,17
0,51
0,51
0,55
1,12
0,51
219,61
100
100
100
100
100
100,00
100
100
100
100
100
100,00
Telah Tercapai
Akan Tercapai
Status
Perlu Upaya Keras
n) Ketenagakerjaan Upaya perluasan lapangan kerja perlu dilakukan seiring dengan pertumbuhan jumlah angkatan kerja sebagai akibat dari pertumbuhan penduduk yang tinggi. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) yang menggambarkan persentase penduduk usia kerja yang menjadi angkatan kerja pada periode tertentu, dimana pengukurannya didasarkan pada perbandingan antara jumlah angkatan kerja dengan penduduk usia kerja, menunjukkan perkembangan yang meningkat. Dalam mengatasi masalah meningkatnya jumlah angkatan kerja
telah
dilakukan
beberapa
upaya
khususnya
dalam
menstimulasi munculnya lapangan pekerjaan baru maupun penyiapan bagi pencari kerja agar siap pakai, diantaranya menempatkan tenaga kerja melalui program Antar Kerja Lokal, program Antar Kerja Antar Daerah dan program Antar Kerja Antar Negara. Disamping itu dilakukan pula upaya-upaya pembinaan dan pengembangan produktivitas tenaga kerja, perluasan dan pengembangan
kesempatan
industrial
perlindungan
dan
kerja, tenaga
pembinaan kerja
hubungan
serta
program
transmigrasi. Pembangunan
bidang
ketenagakerjaan
di
Kabupaten
Pekalongan diarahkan untuk meningkatkan kemampuan dan ketrampilan
para
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
pencari
kerja
sehingga
nantinya
mampu
II.111
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
bersaing di dunia pasar kerja dan dunia usaha sebagai tenaga kerja yang siap pakai, dengan mengadakan pendidikan pelatihan, ketrampilan bagi para pencari kerja yang belum bekerja dan juga memberikan pelayanan informasi penempatan tenaga kerja baik didalam maupun diluar negeri. Selain itu juga pembangunan ketenagakerjaan diarahkan untuk menciptakan hubungan industrial yang harmonis, antara pekerja dan pengusaha dan juga antara pengusaha dengan serikat
pekerja.
Oleh
karena
itu
diperlukan
pengawasan
ketenagakerjaan yang mencakup pengawasan atas Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pengawasan perlindungan atas hak dan kewajiban antara pengusaha dan pekerja sehingga mencegah adanya kasus-kasus perselisihan antara pekerja, serikat pekerja dengan pengusaha. (1) Program dan Kegiatan Penyelenggaraan Urusan Ketenagakerjaan tahun 2014 dilaksanakan
oleh
Dinas
Sosial,
Tenaga
Kerja
dan
Transmigrasi, melalui program dan kegiatan sebagai berikut : (a) Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja, dengan kegiatan : Pengadaan Peralatan Pendidikan dan Ketrampilan bagi Pencari Kerja. Pelatihan Tenaga Kerja Berbasis Masyarakat. Pelatihan Tenaga Kerja Berbasis Kompetensi. Fasilitasi dan Pengawalan TKI Ke Luar Negeri (b) Program
Perlindungan
dan
Pengembangan
Lembaga
Ketenagakerjaan, dengan kegiatan Fasilitasi LKS Tripartit, Dewan Pengupahan Kabupaten, dan Porseni LKS Tripartit. (2) Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan Capaian kinerja urusan Ketenagakerjaan yang telah dicapai di tahun 2014 adalah sebagai berikut : Tabel 2.105 Capaian Kinerja Urusan Ketenagakerjaan Kabupaten Pekalongan Tahun 2014 Target RPJMD No.
Indikator Kinerja 2013
1. 2. 3. 4.
Angka sengketa pengusaha – pekerja per tahun (%). Tingkat partisipasi angkatan kerja (%). Pencari kerja yang ditempatkan (%). Tingkat pengangguran terbuka (%).
2014
Pencapaian Kinerja RPJMD 2013
2014
Target Akhir RPJMD 2016
% Capaian Target RPJMD
0,01
0,01
2,34
3,91
0,01
39.100,00
68,83
69,32
74,25
69,52
69,83
99,56
6,13
7,13
39,8
22,33
8,50
262,71
3,98
3,96
4,75
6,03
3,94
153,05
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
Status
II.112
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
No.
Indikator Kinerja
2013 5.
6.
7.
8.
9. 10. 11.
Keselamatan dan perlindungan Tenaga Kerja (%). Porsentase peserta pelatihan ketrampilan bagi pencari kerja yang diterima kerja (%). Rasio penduduk (angkatan kerja) yang bekerja (%). Porsentase kasus perselisihan tenaga kerja yang terselesaikan (%). Jumlah tenaga kerja yang memperoleh Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) (%). Rasio UMK terhadap KHL (%). Jumlah bursa tenaga kerja (unit).
Keterangan :
Pencapaian Kinerja RPJMD
Target RPJMD 2014
2013
2014
Target Akhir RPJMD 2016
% Capaian Target RPJMD
24,32
26,42
20,51
-
30,61
-
7
8
28,75
35,81
10
358,10
80
81
-
68,15
82
83,11
100
100
100
100
100
100,00
39,26
39,41
40
38,48
39,69
96,95
94,90
96,3
99,41
100,80
97,40
103,49
24
25
20
32
26
123,08
Telah Tercapai
Akan Tercapai
Status
Perlu Upaya Keras
o) Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Pembangunan koperasi sebagai wadah kegiatan ekonomi rakyat diarahkan untuk semakin memiliki kemampuan menjadi badan usaha yang efisien dan menjadi gerakan ekonomi rakyat yang tangguh dan berakar dalam masyarakat. Pelaksanaan fungsi dan peranan koperasi ditingkatkan melalui upaya peningkatan semangat kebersamaan dan manajemen yang lebih profesional. Peningkatan
koperasi
didukung
melalui
pemberian
kesempatan berusaha yang seluas-luasnya di segala sektor kegiatan ekonomi dan penciptaan iklim usaha yang kondusif dan dukungan
kemudahan
untuk
memperoleh
permodalan.
Kerjasama antar koperasi, dan antara koperasi dengan usaha swasta lainnya sebagai mitra usaha dikembangkan secara lebih nyata untuk mewujudkan kehidupan perekonomian berdasarkan demokrasi ekonomi yang dijiwai semangat dan asas kekeluargaan, kebersamaan, kemitraan usaha, dan kesetiakawanan, serta saling mendukung dan menguntungkan. Pengembangan koperasi dan UMKM diarahkan untuk memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja, dan peningkatan daya saing, serta peningkatan pendapatan masyarakat berpendapatan rendah (usaha mikro).
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.113
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
Penyelenggaraan Koperasi
dan
Usaha
Urusan Kecil
Pemerintah Menengah
Daerah
Bidang
bertujuan
untuk
meningkatkan kualitas dan kuantitas koperasi dan UMKM, serta meningkatkan kemandirian UMKM. Sedangkan sasaran yang hendak dicapai yaitu meningkatkan sumber daya manusia pengelola koperasi dan UMKM yang kompeten dan berdaya saing; meningkatkan akuntabilitas dan pemberdayaan Koperasi dan UMKM; dan meningkatkan sarana dan prasarana koperasi dan UMKM. (1) Program dan Kegiatan Penyelenggaraan Urusan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
tahun
2014
dilaksanakan
oleh
Bagian
Perekonomian Setda; dan Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah melalui program dan kegiatan sebagai berikut : Dinas Perindagkop - UMKM (a) Program
Penataan
Kelembagaan
Koperasi,
dengan
kegiatan :
Revitalisasi Manajemen Koperasi/KUD; Pembinaan, Pengawasan dan Penghargaan Koperasi Berprestasi. (b) Program Penciptaan Iklim Usaha Mikro, Kecil, Menengah yang Kondusif, dengan kegiatan : Fasilitasi Pengembangan Usaha Kecil Menengah; Fasilitasi Modal Usaha bagi Pedagang Kakilima dan Asongan; Pelatihan Pemadaman Kebakaran bagi Petugas Pasar. (c) Program Pengembangan Sistem Pendukung bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah
Penyelenggaraan Pasar Rakyat; Lomba Rancang Busana; Mendukung Pelaksanaan Pentas Seni di TMII. Bagian Perekonomian Setda Program
Pengembangan
Kompetitif
UKM
Kewirausahaan
dengan
kegiatan
dan
Keunggulan
Fasilitasi
Kegiatan
Dekranasda Kabupaten Pekalongan (2) Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan Capaian kinerja Urusan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah yang telah dicapai di tahun 2014 sebagai berikut :
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.114
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
Tabel 2.106 Capaian Kinerja Urusan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kabupaten Pekalongan Tahun 2014 No.
Indikator Kinerja
2013 1. 2.
3.
Pencapaian Kinerja RPJMD
Target RPJMD
Persentase koperasi aktif Persentase koperasi sehat
2014
71
2013
73
Target Akhir RPJMD 2016
2014
43,77
49
% Capaian Target RPJMD
75
65,33 -
- kategori sehat
45
50
23
25
60
41,67
- kategori cukup sehat
85
84
84
73
83
87,95
Persentase usaha mikro dan kecil terhadap jumlah UKM
25
30
-
25,00
40
62,50
Keterangan :
Status
Telah Tercapai
Akan Tercapai
Perlu Upaya Keras
p) Penanaman Modal Penyelenggaraan
urusan
pemerintahan
di
bidang
penanaman modal yang merupakan urusan wajib pemerintah daerah didasarkan pada kriteria eksternalitas, akuntabilitas, dan efisiensi pelaksanaan kegiatan penanaman modal. Iklim berinvestasi sangat ditentukan oleh faktor keamanan dan ketertiban, maka pembangunan bidang keamanan dan ketertiban masyarakat difokuskan pada terwujudnya kesadaran masyarakat untuk menjaga dan berperan aktif pada keamanan. Urusan Penanaman Modal dilaksanakan dalam rangka memperhatikan tuntutan masyarakat akan perlunya pelayanan prima serta mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (Good Governance). Melalui kebijakan daerah di bidang pelayanan perijinan terpadu yang memberikan kemudahan dalam mengurus perijinan
didukung
kondisi
keamanan
yang
kondusif,
infrastruktur, dan promosi investasi maka akan berdampak pada meningkatnya
investor
yang
menanamkan
modalnya
di
Kabupaten Pekalongan dan pada akhirnya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan daya serap tenaga kerja. Penyelenggaraan
urusan
pemerintah
daerah
bidang
penanaman modal memiliki potensi daerah yang beragam yang dapat menjadi peluang bagi penanaman modal terutama industri batik, tenun, tekstil dan garment. Penyelenggaraan urusan penanaman
modal
meningkatkan
lapangan
pekerjaan
dan
kesejahteraan rakyat di era otonomi daerah melalui peningkatan promosi penanaman modal baik penanaman modal dalam negeri maupun modal asing.
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.115
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
(1) Program dan Kegiatan Penyelenggaraan
Urusan
Penanaman
Modal
tahun
2014 dilaksanakan oleh Bagian Perekonomian Setda dan Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu melalui program dan kegiatan, sebagai berikut : Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu (a) Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi, dengan kegiatan : Koordinasi
Perencanaan
dan
Pengembangan
Penanaman Modal; Peningkatan Pemantauan,Pembinaan dan Pengawasan Pelaksanaan Penanaman Modal; Peningkatan
kualitas
SDM
Guna
Peningkatan
Pelayanan; Penyelenggaraan Pameran Investasi; dan Penyusunan Profil Potensi dan Peluang Investasi. (b) Program
Peningkatan
Iklim
Investasi
dan
Realisasi
Investasi, dengan kegiatan : Monitoring / Pemantauan Perizinan; Pelaksanaan Pelayanan Publik Dalam Bidang Perizinan; Penyediaan SaranaPendukung Pelayanan Perizinan. (c) Program
Mengintensifkan
Penanganan
Pengaduan
Masyarakat, dengan kegiatan : Survey IKM Tahun 2013; Fasilitasi dan Koordinasi Penanganan Permasalahan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan. Bagian Perekonomian Setda Program Peningkatan Promosi dan Kerja Sama Investasi, dengan kegiatan : Penyelenggaraan Festival Kajen (kajen Expo 2014); Fasilitasi,
Koordinasi,
Monitoring
dan
Evaluasi
Pengembangan Perekonomian Daerah dan Investasi; Fasilitasi, Pembinaan dan Monitoring Evaluasi Perusda; dan Sosialisasi Ketentuan Dibidang Cukai. (2) Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan Capaian Kinerja Urusan Penanaman Modal tercermin dari
terealisasi
menunjukkan
indikator
kinerja
keberhasilan
berupa
outcome
pembangunan
yang
melalui
pelaksanaan program dan kegiatan yang mendukungnya
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.116
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
dalam tahun 2014. Capaian Kinerja Urusan Penanaman Modal yang dicapai di tahun 2014 adalah sebagai berikut : Tabel 2.107 Capaian Kinerja Urusan Penanaman Modal Kabupaten Pekalongan Tahun 2014 Target RPJMD No.
Indikator Kinerja 2013
1. 2. 3. 4.
Jumlah Investor berskala nasional (PMDN/PMA) Jumlah nilai investasi berskala nasional (PMDN/PMA) (juta Rp) Daya serap tenaga kerja (orang) Kenaikan/penurunan nilai realisasi PMDN (%)
Keterangan :
2014
Pencapaian Kinerja RPJMD 2013
2014
Target Akhir RPJMD 2016
% Capaian Target RPJMD
Status
670
685
610
655
715
91,61
1.037.316
1.037.316
1.674.786, 37
2.042.840, 36
1.038.316
196,75
3.738
3.938
2.845
3.215
4.338
74,11
0,145
0,193
-
-
0,29
-
Telah Tercapai
Akan Tercapai
Perlu Upaya Keras
q) Kebudayaan Budaya
dalam sebuah bangsa selalu identik dengan
keragaman kesenian yang dimiliki, budaya sebuah bangsa dapat berupa sesuatu yang khas dan dapat mencerminkan identitas bangsa
tidak
terbatas
pada
keragaman
keseniannya
saja.
Kebudayaan bangsa Indonesia yang sering disebut dengan budaya nasional erat kaitannya dengan kepribadian bangsa. Dengan demikian kebudayaan khas Indonesia disertai dengan karakter yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Kebudayaan juga merupakan salah satu unsur penting yang dapat mempengaruhi kebijakankebijakan strategis yang akan diambil. Pembangunan nasional yang selama ini dilaksanakan telah menunjukkan
kemajuan
diberbagai
bidang
kehidupan
masyarakat, yang meliputi bidang sosial budaya dan kehidupan beragama, ekonomi, ilmu pengetahuan dan teknologi, politik, pertahanan dan keamanan, hukum dan aparatur, pembangunan wilayah dan tata ruang, penyediaan sarana dan prasarana, serta pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup. Namun, disamping banyak kemajuan yang telah dicapai ternyata masih banyak
masalah
dan
tantangan
yang
belum
sepenuhnya
terselesaikan, termasuk kondisi karakter bangsa yang akhir-akhir ini mengalami pergeseran. Bidang
Pengembangan
Budaya
diarahkan
pada
pengembangan dan pembinaan kebudayaan daerah melalui upaya pengembangan
budaya
yang
berlandaskan
nilai-nilai
luhur
Pancasila. Upaya ini bertujuan menanamkan nilai-nilai luhur
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.117
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
budaya bangsa dalam rangka menumbuhkan pemahaman dan penghargaan
masyarakat
pada
budaya
leluhur,
keragaman
budaya dan tradisi, meningkatkan kualitas berbudaya masyarakat serta
ketahanan budaya. Hasil dari pembinaan kebudayaan ini
dapat dilihat dari berkembangnya seni budaya di masyarakat. Kabupaten Pekalongan mempunyai potensi cukup besar dibidang kebudayaan. Hal ini ditunjukkan dengan beragamnya seni dan budaya yang dimiliki, disamping adanya peninggalan benda
cagar
budaya
yang
bernilai
sejarah
yang
tinggi.
Kebudayaan merupakan satu kesatuan didalam pengembangan kesenian di Kabupaten Pekalongan, yang memberikan warna tersendiri dengan adanya berbagai tradisi upacara adat/merti deso serta kreativitas seniman dan seniwati. (1) Program dan Kegiatan Penyelenggaraan
Urusan
Kebudayaan
tahun
2014
dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan melalui program dan kegiatan, sebagai berikut : (a) Program Pengelolaan Kekayaan Budaya, dengan kegiatan Penyelenggaraan lomba kreatifitas seni budaya pelajar (Pekan seni dan FLS2N TK, SD, SMP, SMA, SMK dan SLB); Fasilitasi penyelenggaraan Pentas Seni Budaya Daerah (Paingan); Pengiriman Lomba-lomba Kemah Budaya, Lomba Karya Tulis Ilmiah, Jelajah Sejarah; dan Penyelenggaraan Apresiasi dan Kreatifitas Seni Budaya di Kecamatan. (b) Program Pengelolaan Kekayaan Budaya, dengan kegiatan Pengembangan
kesenian
dan
Kebudayaan
Daerah
(penyelenggaraan Pergelaran Seni Budaya dalam Hari jadi dan tahun Baru); Penyelenggaraan dan Pengiriman Lomba kreativitas Seni Budaya Non pelajar/Umum; Kemah Seni Budaya Pelajar (SMP,SMA dan SMK); Festival Anak Sholeh Indonesia (FASI) dan Lomba Mata Pelajaran Agama Islam dan Seni (MAPSI).
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.118
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
(2) Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan Capaian
kinerja
Urusan
Kebudayaan
yang
telah
dicapai di tahun 2014 sebagai berikut : Tabel 2.108 Capaian Kinerja Urusan Kebudayaan Kabupaten Pekalongan Tahun 2014 Pencapaian Kinerja RPJMD
Target RPJMD No.
Indikator Kinerja 2013
1. 2. 3. 4. 5.
Penyelenggaraan festival seni dan budaya Sarana penyelenggaraan seni dan budaya Benda, Situs dan Kawasan Cagar Budaya yang dilestarikan (%) Jumlah grup kesenian (unit) Jumlah gedung kesenian (unit)
2014
2014
% Capaian Target RPJMD
2
3
16
16
5
320,00
6
7
1
1
7
14,29
40
60
50
54,02
100
54,02
162
168
155
155
180
86,11
1
1
1
1
1
100,00
3
3
12
15
3
500,00
25
-
-
37,5
-
45
88,89
6.
Misi kesenian (kali)
7.
Cakupan SDM Kesenian (%)
18,75
8.
Cakupan organisasi (%)
25,5
Keterangan :
2013
Target Akhir RPJMD 2016
34,5
Telah Tercapai
34,5
40
Akan Tercapai
Status
Perlu Upaya Keras
r) Kepemudaan dan Olah Raga Grand strategi pembangunan nasional kepemudaan adalah melaksanakan
pengarusutamaan
pemuda
sehingga
pemuda
menjadi bagian yang senantiasa melekat dan tidak terpisahkan dalam setiap program dan hasil pembangunan; menjangkau keseluruhan pemuda, baik individu, kelompok maupun lembaga kepemudaan, baik yang berpotensi maupun yang bermasalah; menempatkan organisasi kepemudaan pada posisi penting dan strategis dalam melaksanakan berbagai upaya pembangunan kepemudaan dalam lingkup penyadaran, pemberdayaan dan pengembangan; serta menempatkan pembangunan kepemudaan menjadi tanggung jawab bersama antara Pemerintah, pemerintah daerah, oganisasi kepemudaan dan masyakakat. Pengarusutamaan pemuda, diartikan sebagai strategi yang dilakukan secara sistematis untuk meningkatkan peran pemuda dalam seluruh aspek kehidupan manusia dan memperhatikan, serta melibatkan pemuda ke dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi dari seluruh kebijakan dan program di berbagai kehidupan dan pembangunan. Penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah di bidang pemuda dan olahraga merupakan salah satu upaya dalam
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.119
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
mengangkat martabat dan semangat daerah terutama melalui prestasi kepemudaan dan olahraga Kabupaten Pekalongan. Kepemudaan saat ini masih memperlihatkan perlunya peningkatan
semangat
kepeloporan
pemuda
dalam
proses
pembangunan daerah baik dalam pengembangan jati diri maupun berorganisasi yang telah terjalin kondusif dan sinergi. Pemuda memegang peranan yang sangat strategis dalam pembangunan nasional maupun Kabupaten Pekalongan, pemuda dapat menjadi aset untuk percepatan pembangunan dan juga dapat menjadikan kendala, penghambat dan beban pembangunan. Peranan
pemuda
pembangunan, pemuda,
sebagai
aset
untuk
percepatan
sangat tergantung pada kualitas sumber daya
generasi
muda
yang
memiliki
kualitas,
dedikasi,
kapabilitas dan kredibilitas merupakan faktor dominan bagi pembangunan di Kabupaten Pekalongan, sebaliknya kualitas yang rendah dan tidak memiliki kreatifitas, dan daya saing akan menjadi beban bagi pembangunan. Kabupaten mengalami
Pekalongan
peningkatan
kelengkapan
sarana
penghargaan.
Prestasi
dalam
dalam
prasarana, tidak
bidang
olahraga
pembinaan,
pembangunan
kemajuan datang
mulai
prestasi
tiba-tiba,
dan
namun
membutuhkan proses dan perjuangan dan waktu yang lama untuk mencapainya. Keberhasilan olahraga suatu daerah tidak hanya dinilai dari keberhasilan dalam suatu event, sebab ukuran perolehan
medali
sebenarnya
bukan
mencerminkan
proses
pembinaan dan pembangunan olahraga suatu daerah, karena sering kali ada kasus pembelian pemain dari daerah lain. Aktivitas olahraga tidak hanya berakhir pada pencapaian prestasi yang tinggi yang diukur dengan medali, namun olahraga merupakan wahana
untuk
peningkatan
kualitas
hidup
manusia
yang
menyangkut fisik, mental, emosional dan sosial . olahraga merupakan
alat
pembangunan
dalam
rangka
peningkatan
kesejahteraan rakyat. Kegiatan olahraga Kabupaten Pekalongan dibidang olahraga dari tahun ke tahun mengalami peningkatan dan kemajuan antara lain dalam pembinaan pembangunan kelengkapan sarana dan prasarana, kemajuan Prestasi dan penghargaan .
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.120
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
(1) Program dan Kegiatan Program dan kegiatan pada Urusan Pemuda dan Olah Raga
yang
dilaksanakan
oleh
Dinas
Pendidikan
dan
Kebudayaan, Bagian Umum Setda, Kecamatan serta Dinas Pemuda, Olah Raga dan Pariwisata Kabupaten Pekalongan pada tahun 2014 adalah sebagai berikut : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (a) Program Pengembangan Kebijakan Manajemen Olahraga, dengan
kegiatan
Pembentukan
dan
Pembinaan
Paskibraka. (b) Program Pembinaan Dan Pemasyarakatan Olah Raga, dengan kegiatan Pembinaan Peningkatan Prestasi Olah Raga Pelajar. Dinas Pemuda, Olah Raga dan Pariwisata
(a) Program Peningkatan Peran Serta Kepemudaan, dengan kegiatan : Pemilihan Pemuda Pelopor; Pengriman Seleksi KPN, PPAN kegiatan Kepemudaan Tingkat Provinsi Jawa Tengah; Latihan Kepemimpinan Manajemen Pemuda; dan Seleksi dan Pengiriman JPI – BPAP.
(b) Program Peningkatan Sarana Prasarana Olahraga, dengan kegiatan : Pemeliharaan
Rutin/Berkala
Sarana
Prasarana
Olahraga; Pembuatan Sirkuit BMX Lanjutan.
(c)
Program
Pembinaan
dan
Pemasyarakatan
Olahraga,
Penyelenggaraan/Kegiatan
Olahraga
dengan kegiatan : Pemberdayaan Masyarakat; Kegiatan Olahraga Masal dan Pembudayaan Olahraga; Peningkatan Jumlah dan Kualitas Kompetensi Pelatih, Peneliti, Praktisi dan Teknisi Olahraga; Pengiriman
Event
Olahraga
Lokal,
Regional
dan
Nasional; Penyelenggaraan Kompetisi Tingkat Kabupaten; Coaching Clinic.
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.121
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
Bagian Umum Setda Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olah Raga, dengan kegiatan Peningkatan Kesegaran Jasmani dan Rekreasi (2) Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan Capaian indikator kinerja Urusan Kepemudaan dan Olah Raga tahun 2014 tercermin dari terealisasinya indikator kinerja berupa outcome yang menunjukkan keberhasilan pembangunan melalui pelaksanaan program-program dan kegiatan-kegiatan yang mendukungnya seperti yang terlihat dalam tabel berikut ini : Tabel 2.109 Capaian Kinerja Urusan Kepemudaan dan Olah Raga Kabupaten Pekalongan Tahun 2014 Pencapaian Kinerja RPJMD
Target RPJMD No.
Indikator Kinerja 2013
1. 2. 3. 4. 5.
Jumlah organisasi pemuda (unit) Jumlah organisasi olahraga (klub) Jumlah kegiatan kepemudaan (kegiatan) Gelanggang / balai remaja (selain milik swasta) Lapangan olahraga (%)
Keterangan :
2014
2013
2014
Target Akhir RPJMD 2016
% Capaian Target RPJMD
33
37
31
32
45
71,11
235
240
233
235
240
97,92
10
12
8
8
16
50,00
1
1
1
1
1
100,00
1,5
1,8
0,594
0,595
2,0
29,75
Telah Tercapai
Akan Tercapai
Status
Perlu Upaya Keras
s) Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri Sistem politik Indonesia dewasa ini sedang mengalami proses demokratisasi yang membawa berbagai konsekuensi yang tidak hanya terhadap dinamika kehidupan politik nasional, melainkan juga terhadap dinamika sistem-sistem lain yang menunjang
penyelenggaraan
kehidupan
kenegaraan.
Pembangunan sistem politik yang demokratis tersebut diarahkan agar
mampu
mempertahankan
keutuhan
Indonesia dan makin mempererat
wilayah
Republik
persatuan dan kesatuan
Indonesia yang akan memberikan ruang yang semakin luas bagi perwujudan keadilan sosial dan kesejahteraan yang merata bagi seluruh rakyat Indonesia. Perkembangan pembaharuan politik dalam segenap aspek kehidupan masyarakat, yang dikenal dengan reformasi membawa implikasi yang sangat luas terhadap kehidupan politik dan orientasi
penyelenggaraan
pemerintahan
serta
terwujudnya
demokratisasi yang diharapkan sesuai UUD 1945 dan Pancasila.
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.122
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
Demokratisasi yang berjalan telah membuka perspektif baru menyangkut interaksi antar pemerintah dan masyarakat. Dalam
rangka
mendukung
terselenggaranya
pembangunan
daerah secara dinamis diperlukan keamanan dan ketertiban umum melalui langkah-langkah antisipatif terhadap munculnya kerawanan-kerawanan sosial, politik, ekonomi, bencana dan kejadian-kejadian menonjol yang meresahkan masyarakat serta meningkatkan stabilitas keamanan wilayah dalam suasana iklim politik yang nyaman dan kondusif. Adanya berbagai kecenderungan perubahan paradigma pembangunan
dan
pemerintahan
termasuk
dinamika
kemasyarakatan, maka tidak ada pilihan lain bagi pemerintah harus melakukan perubahan pola kerja dengan paradigma baru yang berorientasi pada pemberian pelayanan sebaik-baiknya terhadap masyarakat. Tujuan Pembangunan Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik adalah menciptakan lingkungan yang aman dan tertib serta antisipatif terhadap munculnya kerawanan-kerawanan sosial, politik, ekonomi dan bencana yang meresahkan masyarakat serta meningkatkan iklim politik yang kondusif dan stabilitas politik daerah guna mendukung terselenggaranya pembangunan daerah secara dinamis. Urusan wajib penyelenggaraan Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik merupakan urusan yang komprehensif meliputi berbagai elemen strategis yang memiliki dampak luas terhadap stabilitas
politik
daerah
untuk
menunjang
penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan serta iklim investasi daerah. Konsekuensinya beragam permasalahan yang berkaitan dengan disintegrasi, ideologi dan politik, ekonomi, sosial dan budaya, kerukunan
hidup
beragama
dan
gangguan
keamanan
dan
ketertiban masyarakat yang menjadi bagian dan tantangan yang harus diselesaikan secara bijaksana tidak ada pihak-pihak yang merasa kalah atau dirugikan. (1) Program dan Kegiatan Program dan kegiatan urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri pada Tahun 2014 dilaksanakan oleh 2 SKPD yaitu Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik serta Sekretariat Daerah dan Satuan Polisi Pamong Praja adalah :
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.123
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik (a) Program
Peningkatan
Keamanan
dan
Kenyamanan
Lingkungan, dengan kegiatan : Koordinasi Pelaksanaan Pengamanan Hari Raya, Natal dan Tahun Baru; Antisipasi Pengamanan Wilayah; Komunitas Intelijen Daerah (Kominda); Fasilitasi
Tim
Keamanan
Terpadu
Dalam
Penanganan
Negeri
Gangguan
Tingkat
Kabupaten
Pekalongan. (b) Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan, dengan kegiatan Peningkatan Kesadaran Masyarakat Akan NilaiNilai Luhur Budaya Bangsa. (c) Program Kemitraan Pengembangan Wawasan Kebangsaan, dengan kegiatan : Pengawasan Orang Asing; Fasilitasi Pemasyarakatan dan Revitalisasi Nilai-Nilai Pancasila. (d) Program
Pemberdayaan
Masyarakat
Untuk
Menjaga
Ketertiban dan Keamanan, dengan kegiatan : Koordinasi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Bidang Keamanan, Ketentraman dan Ketertiban Masyarakat; Fasilitasi
Pemberdayaan
Forum
Kerukunan
Umat
Beragama (FKUB); Fasilitasi
Forum
Kewaspadaan
Dini
Masyarakat
(FKDM). (e) Program Pendidikan Politik Masyarakat, dengan kegiatan Koordinasi dengan Pengurus Parpol Terwakili. (f)
Program Pembinaan Organisasi Masyarakat Sipil, dengan kegiatan
Fasilitasi
Pelaksanaan
Penerbitan
Surat
Keterangan Terdaftar Bagi Ormas/LSM di Lingkungan Pemerintah Kab. Pekalongan. Sekretariat Daerah Program
Peningkatan
Lingkungan,
dengan
Keamanan kegiatan
dan
Pemilihan
Kenyamanan Legislatif
dan
Presiden serta Wakil Presiden Tahun 2014. Satuan Polisi Pamong Praja (a) Program
Pemeliharaan
Kamtibmas
dan
Pencegahan
Tindak Kriminal, dengan kegiatan :
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.124
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
Pengamanan
dan
Pengawalan
Pejabat
Pusat
dan
Daerah; Pengamanan Acara Pemda, Hari-hari Besar Keagamaan dan Nasional Daerah; Patroli Wilayah; (b) Program Penegakan Peraturan Daerah dan Keputusan Kepala Daerah, dengan kegiatan : Operasi Penegakan Perda dan Produk Hukum Daerah Lainnya Penertiban Periklanan Pemberantasan Barang Kena Cukai Ilegal (DBHCHT). (2) Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan Capaian indikator kinerja Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri tahun 2014 tercermin dari terealisasinya indikator
kinerja
berupa
outcome
yang
menunjukkan
keberhasilan pembangunan melalui pelaksanaan programprogram dan kegiatan-kegiatan yang mendukungnya seperti yang terlihat dalam tabel berikut ini : Tabel 2.110 Capaian Kinerja Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri Kabupaten Pekalongan Tahun 2014 Pencapaian Kinerja RPJMD
Target RPJMD No.
Indikator Kinerja 2013
1.
2.
Jumlah Kegiatan pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP (kegiatan) Jumlah Kegiatan pembinaan politik daerah (kegiatan)
Keterangan :
2014
2013
2014
Target Akhir RPJMD 2016
% Capaian Target RPJMD
5
6
4
3
7
42,86
4
4
4
2
4
50,00
Telah Tercapai
Akan Tercapai
t) Otonomi
Daerah,
Keuangan
Daerah,
Perlu Upaya Keras
Pemerintahan Perangkat
Status
Umum,
Daerah,
Administrasi
Kepegawaian
dan
Persandian Pemerintahan yang sentralistik di masa lalu terbukti menghasilkan kesenjangan pembangunan yang sangat mencolok antara pusat dan daerah. Dengan adanya otonomi daerah terbuka peluang
untuk
mempersempit
kesenjangan
pembangunan
tersebut dengan menarik pusat-pusat perekonomian ke daerah dan mendekatkan pelayanan publik pada masyarakat. Gairah perekonomian yang meningkat dan pelayanan yang semakin baik
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.125
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
di daerah akan memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk meningkatkan kemampuan berusaha. Otonomi daerah diagendakan bukan hanya dalam rangka mempertahankan keutuhan bangsa di dalam keberagaman dan hanya sekedar penyerahan wewenang pemerintahan dari pusat ke daerah, tetapi juga mencakup agenda penyertaan masyarakat di dalam proses pemerintahan itu sendiri. Komitmen dari reformasi birokrasi telah menjadi kewajiban pemerintah
pusat
maupun
pemerintah
daerah
untuk
mewujudkan kepemerintahan yang baik (good governance) dan kepemerintahan birokrasi
yang
sebagai
bersih
tuntutan
(clean
governance).
dinamika
Reformasi
masyarakat
dengan
menitikberatkan pada area perubahan yang antara lain adalah : Organisasi yang tepat fungsi dan tepat ukuran (right sizing); Sistem, proses, dan prosedur kerja yang jelas, efektif, efisien, terukur dan sesuai dengan prinsip-prinsip good governance; Regulasi yang tertib, tidak tumpang tindah, dan kondusif; SDM aparatur yang berintegritas, netral, kompeten, kapabel, profesional, berkinerja tinggi dan sejahtera; Meningkatnya penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan bebas KKN; Meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi; Pelayanan
prima
yang
sesuai
kebutuhan
dan
harapan
masyarakat; Birokrasi dengan integritas dan kinerja yang tinggi. Selain birokrasi yang baik, maka perlu didukung oleh masyarakat yang sadar hukum. Kesadaran hukum masyarakat yang
dinamis
dan
sangat
tergantung
kepada
bagaimana
penegakan hukum itu dilakukan membutuhkan suatu proses yang cukup panjang agar dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Komitmen publik untuk melakukan berbagai upaya pengawasan
dan
peningkatan
kualitas
pelaksanaan
hukum
membutuhkan upaya-upaya peningkatan di berbagai faktor yang mendukung. Untuk
mewujudkan
pelaksanaan
pemerintahan
yang
bersih, pengawasan menjadi agenda penting seperti sinergi pengawasan
internal,
efektivitas
pengawasan
eksternal,
pengawasan masyarakat/sosial, pengawasan legislatif dan juga pengawasan melekat.
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.126
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, disebutkan bahwa fungsi pengawasan yang dilakukan
DPRD
terhadap
Pemerintah
Daerah
bersifat
pengawasan kebijakan dan bukan pengawasan teknis. Disamping pengawasan tersebut pengawasan oleh masyarakat (kontrol sosial) diperlukan dalam mewujudkan peran serta masyarakat guna menciptakan penyelenggaraan pemerintahan yang efektif, efisien, bersih, dan bebas dari korupsi, kolusi serta nepotisme. Pengawasan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah oleh Bupati adalah proses kegiatan yang ditujukan untuk menjamin agar penyelenggaraan Pemerintah Daerah Kabupaten Pekalongan dan Pemerintahan Desa di Kabupaten Pekalongan berjalan
sesuai
dengan
rencana
Perundang-undangan.
Pengawasan
pengawasan
pemerintah
intern
dan
ketentuan
dilakukan sesuai
Peraturan
oleh
aparat
dengan
bidang
kewenangannya masing-masing, yang dalam hal ini oleh Aparat Pengawas
Intern
Pemerintah
yaitu
Inspektorat
Kabupaten
Pekalongan. Pelaksanaan
Bidang
Pemerintahan
umum
Pemerintah
Kabupaten Pekalongan didukung oleh 19 kecamatan untuk melaksanakan pelimpahan sebagian wewenang Bupati dalam menangani sebagian urusan otonomi daerah dan tugas umum pemerintah daerah. (1) Program dan Kegiatan Urusan Administrasi Kepegawaian
Otonomi
Daerah,
Keuangan dan
Pemerintahan
Daerah,
Persandian
Perangkat
dilaksanakan
Umum, Daerah,
oleh
:
(1)
Sekretariat DPRD, (2) Inspektorat, (3) Badan Kepegawaian Daerah, (4) Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah, (5) Sekretariat Daerah yang meliputi Bagian Umum, Bagian Tata Pemerintahan, Bagian Hukum, Bagian Humas, Bagian Organisasi dan Kepegawaian, Bagian Pembangunan, Bagian Kesra, Bagian Perekonomian dan Bagian Asset, serta (6) 19 Kecamatan di lingkungan Pemerintah Kabupaten Pekalongan. Program dan kegiatan yang dilaksanakan berkenaan dengan
penyelenggaraan
Pemerintahan
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
Umum,
Urusan
Administrasi
Otonomi
Daerah,
Keuangan
Daerah,
II.127
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian Tahun 2014 adalah sebagai berikut : Sekretariat Daerah (a) Program Pengembangan Data/Informasi, melalui Kegiatan Identifikasi,
Inventarisasi
dan
Pendataan
Nama
Kedinasan
Kepala
Rupabumi. (b) Program
Peningkatan
Pelayanan
Daerah/Wakil Kepala Daerah, dengan kegiatan : Fasilitasi koordinasi antar daerah Kabupaten seluruh Indonesia. Koordinasi dengan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah Lainnya Biaya Rumah Tangga Bupati dan Wakil Bupati (c) Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian,
dengan
kegiatan
Penyusunan
Laporan
Penyeleenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD). (d) Program Daerah,
Peningkatan dengan
Kerjasama
kegiatan
Antar
Pemerintah
Fasilitasi
Pelaksanaan
Kerjassama Daerah. (e) Program Penataan Daerah Otonomi Baru, dengan kegiatan Pemeliharaan
dan
Pembuatan
Batas
Kecamatan
di
Wilayah Kabupaten Pekalongan. (f)
Program Penerapan Keperintahan Yang Baik, dengan kegiatan Peningkatan Kemampuan Aparat Kecamatan.
(g) Program Pengembangan Lembaga Ekonomi Pedesaan, dengan kegiatan Fasilitasi Penyaluran Bantuan kepada Pemerintah Desa. (h) Program Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Membangun Desa, dengan kegiatan Fasilitasi Permasalahan Pemerintah Desa. (i)
Program
Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintah
Desa, dengan kegiatan : Pembinaan Administrasi Desa dan Kelurahan. Bimbingan
Teknis
Kepala
Desa
se-Kabupaten
Pekalongan. Pendampingan dan pendataan Aparatur Pemerintah Desa Penerima TPAPD. (j)
Program
Pengintensifikasian
Penanganan
Pengaduan
Masyarakat, dengan kegiatan Penanganan Perkara Litigasi dan Non Litigasi.
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.128
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
(k) Program
Penataan
Peraturan
Perundang-Undangan,
dengan kegiatan : Publikasi Peraturan Perundang-undangan. Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum (JDI Hukum). Penyediaan
Bahan
Bacaan
Peraturan
Perundang-
Penyusunan
Rancangan
undangan. Fasilitasi
dan
Koordinasi
Peraturan Perundang-undangan. Rapat Kerja Program Legislasi Daerah. Harmonisasi dan Sinkronisasi Produk Hukum Daerah dan Desa. Koordinasi, Kajian Kerja Sama dan Permasalahan Peraturan Perundang-undangan. Sosialisasi Peraturan Perundang-undangan Daerah. Koordinasi
Kajian
Kerjasama
dan
Permasalahan
Peraturan Perundang-undangan. Penyuluhan Hukum. Rapat Koordinasi Pencegahan Tindak Pidana Korupsi. Pengiriman
Peserta
LCC
Keluarga
Sadar
Hukum
Tingkat Bakorwil dan Provinsi. Penyusunan Raperda Bantuan Hukum. (l)
Program Perlindungan dan Penegakan Hak Asasi Manusia, dengan
kegiatan
Rencana
Aksi
Nasional
Hak
Asasi
Manusia. (m) Program
Peningkatan
Pelayanan
Kedinasan
Kepala
Daerah/ Wakil Kepala Daerah, dengan kegiatan : Peningkatan Kualitas Pelayanan Kegiatan Protokoler acara Resmi Kepala Daerah/ Wakil Kepala Daerah Kegiatan Pers Tour. (n) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan, dengan kegiatan : Koordinasi pengendalian dan pelaporan kegiatan. Penyusunan Buku Laporan Perkembangan Pelaksanaan Belanja Langsung APBD, Bantuan Kab/Kota dan Tugas Pembantuan dan Dekon. Bintek Penggunaan SIM Pelaporan BL APBD, Bantuan Kab/Kota dan Tugas Pembantuan.
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.129
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
Sosialisasi
dan
Diseminasi
Peraturan
Perundang-
undangan Jasa Konstruksi dan Peraturan Lainnya yang terkait. Penyusunan
Petunjuk
Pelaksanaan
Pengadaan
Barang/Jasa Kabupaten Pekalongan. Visualisasi Kegiatan fisik APBD Kabupaten Pekalongan. Penyusunan
Standarisasi
Dokumen
Pengadaan
Barang/Jasa dan Kontrak.
Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan Ikhtisar Realisasi Kinerja SKPD.
Penyusunan Daftar Kebutuhan Barang Milik Daerah (DKBMD) dan Daftar Kebutuhan Pemeliharaan Barang Daerah (DKPBD). Penyusunan Laporan Barang Milik Daerah. (o) Program termasuk
Peningkatan Penanggulangan Narkoba, PMS HIV/AIDS,
dengan
kegiatan
Penyuluhan
Penanggulangan Narkoba, PMS termasuk HIV/AIDS (p) Program Pembinaan Panti Asuhan dan Panti Jompo, dengan kegiatan Buka puasa bersama Bupati Pekalongan dengan Anak yatim/panti dan pemuda/masyarakat. (q) Pengembangan Nilai Budaya, dengan kegiatan : Penyelenggaraan dan Pengiriman MTQ/STQ/MHQ Kab. Pekalongan Fasilitasi Peningkatan Nilai-Nilai Keyakinan Masyarakat (r) Program Pelayanan Masyarakat, dengan kegiatan : Pendampingan dan Pelayanan Kesehatan Jamaah Haji Pemberangkatan dan Pemulangan Jamaah Haji (Non BPIH) Fasilitasi Pembinaan Paguyuban Warga Kab.Pekalongan di Jakarta Fasilitasi Tim Pembinaan UKS Kab. Pekalongan Fasilitasi Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat (s) Program
Penyediaan
Pelayanan
Administrasi
Kepegawaian, dengan kegiatan Penyediaan Pengelolaan Tata Usaha Kepegawaian Sekretariat Daerah. (t) Program Perencanaan Pembangunan
Daerah,
dengan
kegiatan :
Koordinasi Penyusunan Laporan Kinerja Pemerintah Daerah (LAKIP PEMKAB) dan Rencana Kinerja Tahunan (RKT)
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.130
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
Penyusunan Penetapan Kinerja Pemerintah Daerah. (u) Program Penataan Daerah Otonomi Baru, dengan kegiatan
Evaluasi Kinerja Pelayanan Publik Analisis Beban Kerja Sosialisasi IKM dan Standar Pelayanan Analisis Jabatan. Penyusunan dan Sosialisasi Tata Naskah Dinas. (v) Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur, dengan kegiatan : Pendidikan dan Pelatihan Formal. Road Map Reformasi Birokrasi Evaluasi Kinerja SKPD. Bimbingan Teknis Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Kegiatan Bimbingan Teknis Standar Pelayanan Minimal (SPM). (w) Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah, dengan kegiatan :
Penunjang Pemanfaatan Aset Pemerintah Kabupaten Pekalongan.
Penyusunan Honorarium, Harga
Standarisasi Biaya
Barang
Biaya
Pemeliharaan
Kebutuhan
Kegiatan
dan
dan Standarisasi
Pemerintah
Kabupaten
Pekalongan.
Pelaksanaan Sertifikasi Aset Daerah. Lelang Barang Daerah. Penunjang Penghapusan Aset Daerah. Penunjang Pengamanan Aset Daerah Pembinaan Pengelolaan Barang Daerah. Pengadaan Sistem Aplikasi Persediaan. Verifikasi / Validasi Persediaan Daerah. Penyediaan Papan Nama Identitas. Penilaian Barang Milik Daerah. Inspektorat (a) Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian
Pelaksanaan
Kebijakan
Kepala
Daerah,
dengan kegiatan sebagai berikut : Pelaksanaan Pengawasan Internal secara Berkala; Penanganan
Kasus
Pengaduan
di
Lingkungan
Pemerintah Daerah;
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.131
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
Pengendalian
Manajemen
Pelaksanaan
Kebijakan
Kepala Daerah; Inventarisasi Temuan Pengawasan; Tindak Lanjut Hasil Temuan Pengawasan; Evaluasi Berkala Temuan Hasil Pengawasan; Pelaksanaan Evaluasi Tahunan LAKIP SKPD; Reviu Laporan Keuangan (Pemda dan SKPD); Penelitian dan Penilaian LP2P; Penyelenggaraan
SPIP
di
Lingkungan
Pemerintah
Kabupaten Pekalongan; Pemantauan
Pelaksanaan
Aksi
Pencegahan
dan
Pemberantasan Korupsi (PPK). (b) Program Peningkatan Profesionalisme Tenaga Pemeriksa dan Aparatur Pengawasan, dilaksanakan melalui kegiatan sebagai berikut : Pelatihan
Pengembangan
Tenaga
Pemeriksa
dan
Aparatur Pengawasan Pengiriman Peserta Diklat/ Ujian/ Sosialisasi/ Bintek/ Pelatihan/ Kursus/ Seminar ke Luar Daerah Badan Kepegawaian Daerah
(a) Program Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Informasi, dengan kegiatan : Pemeliharaan Operasional SIMPEG; Penerbitan Kartu Pegawai Negeri Sipil Elektronik dan Konversi NIP; Pemeliharaan
Operasional
SAPK
dan
Pengadaan
Website;
(b) Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur, dengan kegiatan : Ujian
dinas
dan
Ujian
Penyesuaian
Ijazah
dan
Penerbitan Ijin Belajar; Diklat Fungsional Bintek,seminar bagi PNS; Diklat Kepemimpinan; Fasilitasi Ujian Sertifikasi Pengadaan Barang dan Jasa; Pemberian Penghargaan Satya Lancana Karya Satya; Diklat Kompetensi Sekdes; Pelatihan Pengelolaan Administrasi Kepegawaian; Diklat Prajabatan.
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.132
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
(c) Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur, dengan kegiatan : Pemberian Bantuan Penyelenggaraan Penerimaan Praja IPDN; Operasional Kegiatan Baperjakat; Penyelesaian Usulan Kenaikan Pangkat dan Pensiun; Promosi dan Mutasi Pegawai; Penyusunan Formasi Pegawai; Pengusulan Karis, Karsu dan Karpeg; Penanganan
Pengolahan
LHKPN
dan
Penanganan
Kasus Pelanggaran Disiplin PNS; Sosialisasi / Workshop Penanganan Permasalahan Kepegawaian; Pengadaan CPNSD Tahun 2014. Sekretariat DPRD Program Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah, dengan kegiatan : Hearing/
Dialog
Dan
Koordinasi
Dengan
Pejabat
Pemerintah Daerah Dan Tokoh Masyarakat/ Tokoh Agama; Rapat-rapat Alat Kelengkapan Dewan; Rapat-rapat Paripurna; Kegiatan Reses; Kunjungan Kerja Pimpinan Dan Anggota Dprd Dalam Daerah; Kunjungan Kerja Pimpinan dan Anggota DPRD ke luar daerah; Penerbitan Himpunan SK dan Risalah DPRD; Penerbitan Buletin DPRD; Penyusunan Naskah Akademik dan Draf Raperda Inisiatif DPRD; Penyediaan Jasa Tenaga Ahli Fraksi dan Tim Ahli DPRD; Penyediaan Jasa Jaminan Pemeliharaan Kesehatan DPRD; Pengiriman
Peserta
Bimbingan
Tekhnis
Implementasi
Peraturan Perundang-undangan; Pembuatan Buku Memory DPRD Periode 2009-2014; Pelantikan Anggota DPRD dan Pimpinan DPRD Periode 2014-2019.
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.133
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah (a) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan, dengan kegiatan : Penyusunan Pelaporan Keuangan Akhir Tahun; Asistensi Penyusunan Laporan Keuangan SKPD; Pendampingan Pengelolaan Penatausahaan Keuangan Daerah; Penyusunan Akuntansi
Pelaporan
Pertanggungjawaban
Pembantu Pengguna
Unit
Anggaran / Barang
Wilayah (UAPPA/B-W); Penyusunan
Laporan
Keuangan
Semesteran
dan
Prognosis. (b) Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah, dengan kegiatan : Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah Tentang APBD; Penyusunan
Rancangan
Peraturan
KDH
Tentang
Penjabaran APBD; Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah Tentang Perubahan APBD; Penyusunan
Rancangan
Peraturan
KDH
Tentang
Penjabaran Perubahan APBD; Penyusunan
Rancangan
Perda
Tentang
Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD; Penyusunan
Rancangan
Tentang
Peraturan
Penjabaran
KDH
Pertanggungjawaban
Pelaksanaan APBD; Intensifikasi
dan
Ekstensifikasi
Sumber-Sumber
Pendapatan Daerah; Administrasi Pengendalian Anggaran; Intensifikasi Pajak Bumi dan Bangunan; Bagi Hasil PBB Kepada Desa; Penerapan
Sistem
Kas
Daerah
On
Line
dan
Penatausahaan Dana Transfer; Administrasi Penatausahaan SKPKD; Menunjang Optimalisasi Pajak Pusat dan Propinsi; Penyediaan Sarana Pendukung Admnistrasi PBB dan Pendampingan Aplikasi PBB; Penyediaan
Sarana
Pendukung
Administrasi
Perbendaharaan;
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.134
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
Penyediaan Sarana Pendukung Administrasi Gaji; Pembuatan Peta Block PBB; Updating Data Base dan Cetak Masal PBB; Updating Sistem Pelaporan SIAPADA; Pengadaan Sarana Alat Ukur untuk Peta PBB; Optimalisasi Pajak Daerah; Pengembangan dan Pengelolaan Akses Data Elektronik Audit; Updating SIM Gaji; Penyusunan Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah; Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah. (c) Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian kegiatan
Pelaksanaan
Penanganan
Kebijakan
Tuntutan
KDH,
dengan
Perbendaharaan
dan
Tuntutan Ganti Rugi (TPTGR). Kecamatan di Kabupaten Pekalongan (a) Program Peningkatan Peran Serta Kepemudaan, dengan Kegiatan Pembinaan Organisasi Kepemudaan. (b) Program
Peningkatan
Partisipasi
Masyarakat
dalam
Membangun Desa, dengan kegiatan : Pelaksanaan Musyawarah Pembangunan Desa; Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan. (c) Program Peningkatan Peran Perempuan dan Anak di Pedesaan, dengan kegiatan Fasilitas Peningkatan Peran Perempuan dan Anak di Pedesaan. (d) Program
Pengintensifikasian
Penanganan
Pengaduan
Masyarakat, dengan kegiatan Pembentukan Unit Khusus Penananan Pengaduan Masyarakat. (2) Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan Capaian indikator kinerja Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan
Umum,
Administrasi
Keuangan
Daerah,
Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian tahun 2014 tercermin dari terealisasinya indikator kinerja berupa outcome yang
menunjukkan
keberhasilan
pembangunan
melalui
pelaksanaan program-program dan kegiatan-kegiatan yang mendukungnya seperti yang terlihat dalam tabel berikut ini :
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.135
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
Tabel 2.111 Capaian Kinerja Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian Kabupaten Pekalongan Tahun 2014 Pencapaian Kinerja RPJMD
Target RPJMD No.
Indikator Kinerja 2013
2014
2013
2014
Target Akhir RPJMD 2016
% Capaian Target RPJMD
Status
1.
Jumlah Linmas per Jumlah 10.000 penduduk
81
81
-
-
81
-
2.
Penegakan PERDA
371
369
-
-
368
-
3.
Tingkat penyelesaian pelanggaran K3 (ketertiban, ketentraman, keindahan).
92
93
-
-
95
-
Keterangan :
Telah Tercapai
Akan Tercapai
Perlu Upaya Keras
u) Ketahanan Pangan Ketahanan Pangan sesuai Undang – Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan Bab I pasal 1 adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi negara sampai dengan perseorangan, yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun
mutunya,
aman,
beragam,
bergizi,
merata,
dan
terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan. Perwujudan ketahanan pangan yang mantap perlu didukung oleh semua sector yang terkait untuk menciptakan kondisi ketersediaan pangan yang cukup, keterjangkauan
pangan
oleh
masyarakat
dan
pemanfaatan
/konsumsi pangan yang beragam, bergizi seimbang dan aman. Pembangunan
ketahanan
pangan
difokuskan
pada
peningkatan ketersediaan pangan, pemantapan distribusi pangan dan
percepatan
penganekaragaman
pangan
sesuai
dengan
karakteristik daerah, serta peningkatan kesejahteraan masyarakat petani melalui upaya pemberdayaan kelompok pelaku usaha dan pelaku utama pada bidang agribisnis khususnya komoditaskomoditas unggulan. Pembangunan melalui
berbagai
ketahanan upaya
pangan
dalam
juga
rangka
dilaksanakan meningkatkan
pertumbuhan ekonomi dan pengurangan kemiskinan sebagai perwujudan pembangunan sosial ekonomi. Implementasi program pembangunan
ketahanan
pangan
dilaksanakan
dengan
memperhatikan sub sistem ketahanan pangan yaitu melalui upaya peningkatan produksi, ketersediaan dan penanganan kerawanan pangan, pemantapan distribusi dan cadangan pangan,
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.136
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
serta peningkatan kualitas konsumsi dan keamanan pangan. Dengan demikian, program-program pembangunan ketahanan pangan tersebut diarahkan untuk mendorong terciptanya kondisi sosial
ekonomi
masyarakat
yang
dan
kondusif,
menuju
kesejahteraan
petani
ketahanan yang
pangan
mantap
dan
berkelanjutan. Pembangunan ketahanan pangan di Kabupaten Pekalongan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional, oleh karena itu arah dan kebijakan pembangunan ketahanan pangan di daerah dirumuskan dalam kerangka dan mengacu pada arah dan kebijakan pemerintah pusat serta sinergitas program dan kegiatan
lintas
sektoral.
Untuk
mendukung
upaya-upaya
koordinasi tersebut, di Kabupaten pekalongan telah dibentuk dewan ketahanan pangan. (1) Program dan Kegiatan Program dan kegiatan pada urusan Ketahanan Pangan yang dilaksanakan oleh Bagian Perekonomian Setda serta Badan
Ketahanan
Pangan
Dan
Penyuluhan
Kabupaten
Pekalongan pada tahun 2014 adalah sebagai berikut : Badan Ketahanan Pangan Dan Penyuluhan (a) Program Peningkatan
Ketahanan Pangan,
dengan
kegiatan : Peningkatan Mutu dan Keamanan Pangan; Penyusunan Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan; Pembangunan dan Pengembangan Lumbung Pangan (DAK); Penyusunan Angka Pola Pangan Harapan; Pembinaan Gapoktan untuk Penguatan Ketahanan Pangan; Rapat Koordinasi Ketahanan Pangan; dan Pemanfaatan
Pekarangan
Sebagai
Sumber
Bahan
Pangan. (b) Program Diversifikasi dan Ketahanan Pangan, dengan kegiatan : Peningkatan
Optimalisasi
Pemanfaatan
Pekarangan
dengan Konsep Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL); dan Pengembangan Diversifikasi Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal.
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.137
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
Bagian Perekonomian Setda Program
Peningkatan
Ketahanan
Pangan
Pertanian/Perkebunan, dengan kegiatan : Pengawasan Pupuk Bersubsidi dan Pestisida di Kab. Pekalongan Pendampingan Program Raskin (2) Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan Capaian indikator kinerja Urusan Ketahanan Pangan tahun 2014 tercermin dari terealisasinya indikator kinerja berupa
outcome
yang
menunjukkan
keberhasilan
pembangunan melalui pelaksanaan program-program dan kegiatan-kegiatan yang mendukungnya seperti yang terlihat dalam tabel berikut ini : Tabel 2.112 Capaian Kinerja Urusan Ketahanan Pangan Kabupaten Pekalongan Tahun 2014 Pencapaian Kinerja RPJMD
Target RPJMD No.
Indikator Kinerja 2013
1. 2.
3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Regulasi ketahanan pangan Ketersediaan energi dan protein per Kapita
2014
2013
2014
Target Akhir RPJMD 2016
% Capaian Target RPJMD
ada
ada
ada
ada
ada
ada
84,00
87,00
116,53
138,53
90
153,92
a. energi (%)
-
b. protein (%)
-!
Penguatan cadangan pangan (%) Ketersediaan informasi pasokan, harga dan akses pangan di daerah Stabilitas harga dan pasokan pangan (fluktuasi harga) (%) Skor pola pangan harapan (PPH) Pengawasan dan pembinaan keamanan pangan (%) Penanganan daerah rawan pangan (%) Konsumsi energi dan protein per kapita
Keterangan :
45
50
47,36
93,39
65
143,68
80
85
98,29
98,7
90
109,67
88,5
89,5
100
100
90
111,11
87,8
88,9
88,6
89,4
90
99,33
60
70
100
100
80
125,00
45
55
55
56,25
60
93,75
50
55
60,5
60,7
65
93,38
Telah Tercapai
Akan Tercapai
Status
Perlu Upaya Keras
v) Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Desa secara empiris memiliki peran penting dan strategis dalam menunjang pembangunan. Ditinjau dari segi kewilayahan, desa merupakan wilayah pemerintahan yang menyelenggarakan fungsi-fungsi pengaturan dan pelayanan publik secara langsung kepada masyarakat. Secara sosiologis desa berperan strategis sebagai
unit
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
sosial
dan
budaya
yang
menjadi
wadah
II.138
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
berlangsungnya sosialisasi, internalisasi dan institusional nilainilai sosial dan budaya yang akan membangun mentalitas penduduk desa pada khususnya. Keberhasilan pembangunan desa akan menjadi faktor kuat untuk mencegah meningkatnya urbanisasi yang pada gilirannya akan menimbulkan potensi munculnya berbagai masalah sosial. Namun pembangunan dan dinamika perkembangan desa dalam kenyataannya
masih
tersendat
dan
banyak
kendala
yang
dihadapinya, meskipun sudah banyak kebijakan yang dibuat untuk memberdayakan masyarakat desa. Faktor lembaga, sosial, politik dan ekonomi masyarakat yang ada tampaknya belum kondusif, sehingga diperlukan upaya kongkrit yang dilakukan pemerintah untuk memberdayakan desa. Pemberdayaan
masyarakat
berkenaan
dengan
upaya
meningkatkan keberdayaan masyarakat dalam bidang ekonomi, sosial
budaya,
politik
dan
pelaksanaannya
menggunakan
berpusat
manusia
pada
lingkungan, strategi
(people
yang
dalam
“pembangunan
centre
development)”.
yang Pola
implementasinya menempatkan masyarakat sebagai subyek atau pelaku utama dalam proses pengelolaan pembangunan. Dalam kebijakan pemberdayaan masyarakat senantiasa melekat
kebijakan
Menurunkan
jumlah
pemberdayaan penduduk
masyarakat
miskin
bukanlah
miskin. pekerjaan
mudah karena masalah kemiskinan senantiasa berkenaan dengan rendahnya tingkat pendapatan, rendahnya kualitas gizi dan kesehatan, menghadapi
rendahnya situasi
tingkat sosial
pendidikan,
ekonomi,
kerentanan
ketidakberdayaan
menghadapi situasi sosial politik serta aspek terkait lainnya yang berkenaan dengan pembangunan sumber daya manusia. Karena itu, setiap Pemerintah Daerah harus memiliki target penurunan jumlah penduduk miskin per tahun serta memiliki program program pemberdayaan masyarakat miskin secara komprehensif agar dapat berkontribusi secara simultan terhadap pencapaian target penurunan jumlah penduduk miskin secara nasional. Tujuan pemberdayaan masyarakat adalah meningkatkan keberdayaan masyarakat (sebagai insan maupun sebagai sumber daya pembangunan) melalui upaya penanggulangan kemiskinan dan perlindungan sosial masyarakat, penguatan kelembagaan dan modal
sosial
masyarakat
serta
peningkatan
keswadayaan
masyarakat luas guna membantu masyarakat dalam memperoleh
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.139
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
dan
memanfaatkan
hak
masyarakat
untuk
meningkatkan
kehidupan ekonomi, sosial dan politik. (1) Program dan Kegiatan Program dan kegiatan pada urusan Pemberdayaan Masyarakat
dan
Pemberdayaan
Desa
yang
Masyarakat,
dilaksanakan Perempuan
oleh
dan
Badan
Keluarga
Berencana Kabupaten Pekalongan pada tahun 2014 adalah sebagai berikut : (a) Program
Peningkatan
Keberdayaan
Masyarakat
Perdesaan, dengan kegiatan : Pemberdayaan Lembaga dan Organisasi Masyarakat Pedesaan; Pendampingan PNPM Mandiri Perdesaan; Pelatihan Kelompok Pengelola Sarana Air; Pendampingan
MP3KI
(Masterplan
Percepatan
dan
Perluasan Pengurangan Kemiskinan di Indonesia). (b) Program
Peningkatan
Partisipasi
Masyarakat
dalam
Membangun Desa, dengan kegiatan Pembinaan Kelompok Masyarakat Pembangunan Desa (c) Program
Pemberdayaan
dan
Kesejahteraan
Keluarga,
dengan kegiatan : Fasilitasi
Peningkatan
Kapasitas
Dalam
Rangka
Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga. Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Rangka Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga. (2) Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan Capaian Masyarakat
indikator
dan
terealisasinya
Desa
indikator
menunjukkan
kinerja
Urusan
tahun
2014
tercermin
dari
berupa
outcome
yang
kinerja
keberhasilan
Pemberdayaan
pembangunan
melalui
pelaksanaan program-program dan kegiatan-kegiatan yang mendukungnya seperti yang terlihat dalam tabel berikut ini : Tabel 2.113 Capaian Kinerja Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Pekalongan Tahun 2014 Pencapaian Kinerja RPJMD
Target RPJMD No.
Indikator Kinerja 2013
1.
Jumlah kelembagaan masyarakat/organisasi masyarakat pedesaan yang dibina (unit)
2.
PKK aktif (%)
2014
343
362
85
90
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
2013
2014
Target Akhir RPJMD 2016
% Capaian Target RPJMD
350
350
400
87,50
89
100
100
100,00
Status
II.140
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
No.
Indikator Kinerja
Pencapaian Kinerja RPJMD
Target RPJMD 2013
2014
2013
Target Akhir RPJMD 2016
2014
% Capaian Target RPJMD
3.
Jumlah LSM aktif (%)
17
18
26
26
20
130,00
4.
Posyandu aktif (%)
85
90
90,88
100,00
100
100,00
88
92
95,03
95,03
100
95,03
425
472
430
430
519
82,85
172
209
2.339
2.441
283
862,54
5.
6.
7.
Swadaya Masyarakat terhadap Program pemberdayaan masyarakat (%) Jumlah peserta pendidikan dan pelatihan pengurus lembaga-lembaga desa/kelurahan bagi peningkatan partisipasi dan penguatan kelembagaan di tingkat desa/kelurahan (orang) Jumlah lembaga ekonomi di desa/ kelurahan (LKM, simpan pinjam, BUMDes dan lain-lain) dan kesejahteraan rakyat yang telah mendapatkan bantuan pembinaan (kelompok)
Keterangan :
Telah Tercapai
Akan Tercapai
Status
Perlu Upaya Keras
w) Statistik Data yang dikumpulkan secara sistematik dan diolah sesuai dengan kaidah umum statistika akan memiliki nilai informasi
yang
memadai,
sehingga
kebijakan
yang
diambil
pemerintah akan lebih efektif dan tepat sasaran karena didukung data yang lengkap dan akurat. Di sinilah peran statistik menjadi sangat vital. Jika data yang dikumpulkan tidak akurat dan serampangan, serta diolah tanpa mengindahkan kaidah-kaidah statistika, maka kebijakan yang dirumuskan tidak efektif, bahkan bisa kontraproduktif. Urusan
Statistik
di
Kabupaten
Pekalongan
berkaitan
dengan pengelolaan data analisis penanggulangan kemiskinan. Analisis
penanggulangan
kemiskinan
bertujuan
untuk
meningkatkan keberdayaan masyarakat (sebagai insan maupun sebagai
sumber
daya
pembangunan)
melalui
upaya
penanggulangan kemiskinan dan perlindungan sosial masyarakat, penguatan kelembagaan dan modal sosial masyarakat serta peningkatan keswadayaan masyarakat luas guna membantu masyarakat
dalam
memperoleh
dan
memanfaatkan
hak
masyarakat untuk meningkatkan kehidupan ekonomi, sosial dan politik.
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.141
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
Analisis penanggulangan kemiskinan diharapkan memiliki kontribusi signifkan bagi upaya menurunkan jumlah masyarakat miskin.
Menurunkan
pekerjaan
mudah
jumlah
karena
penduduk
masalah
miskin
kemiskinan
bukanlah senantiasa
berkenaan dengan rendahnya tingkat pendapatan, rendahnya kualitas gizi dan kesehatan, rendahnya tingkat pendidikan, kerentanan menghadapi situasi sosial ekonomi, ketidakberdayaan menghadapi situasi sosial politik serta aspek terkait lainnya yang berkenaan dengan pembangunan sumber daya manusia. Karena itu, setiap Pemerintah Daerah harus memiliki target penurunan jumlah penduduk miskin per tahun serta memiliki program program pemberdayaan masyarakat miskin secara komprehensif agar dapat berkontribusi secara simultan terhadap pencapaian target penurunan jumlah penduduk miskin secara nasional. (1) Program dan Kegiatan Program
dan
dilaksanakan oleh
kegiatan Badan
urusan
statistik
Pemberdayaan
yang
Masyarakat,
Perempuan dan Keluarga Berencana serta Badan Perencanaan Pembangunan Daerah pada tahun 2014 adalah : Badan
Pemberdayaan
Masyarakat,
Perempuan
dan
Keluarga Berencana Program
Pengembangan Data/Informasi dengan kegiatan
Pengumpulan, Up Dating dan Analisis Data Kemiskinan. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Program Pengembangan Data/Informasi, dengan kegiatan : Penyusunan Profil Daerah; Penyusunan Sistem Informasi Data Base Permukiman Kumuh. (2) Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan Capaian indikator kinerja Urusan Statistik tahun 2014 tercermin dari terealisasinya indikator kinerja berupa outcome yang
menunjukkan
keberhasilan
pembangunan
melalui
pelaksanaan program-program dan kegiatan-kegiatan yang mendukungnya seperti yang terlihat dalam tabel berikut ini :
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.142
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
Tabel 2.114 Capaian Kinerja Urusan Statistik Kabupaten Pekalongan Tahun 2014 No.
Indikator Kinerja
2013 1. 2.
Buku ”kabupaten dalam angka” Buku ”PDRB kabupaten”
Keterangan :
Pencapaian Kinerja RPJMD
Target RPJMD 2014
2013
2014
Target Akhir RPJMD 2016
% Capaian Target RPJMD
Status
ada
ada
ada
ada
ada
ada
ada
ada
ada
ada
ada
ada
Telah Tercapai
Akan Tercapai
Perlu Upaya Keras
x) Kearsipan Pada dasarnya arsip merupakan naskah yang dibuat sebagai bukti autentik atas kinerja suatu organisasi, berbagai jenis
kegiatan
yang
direncanakan,
dilaksanakan
dan
hasil
evaluasi atas kinerja sebuah organisasi terekam dalam sebuah arsip, sehingga dapat dikatakan bahwa arsip merupakan memori organisasi, tanpa arsip kita akan mengalami kesulitan dalam membuat perencanaan dimasa mendatang. Dari semua asset negara yang ada, arsip termasuk asset yang paling berharga, mengingat arsip merupakan warisan nasional dari generasi ke generasi yang perlu dipelihara dan dilestarikan. Tingkat keberadaban suatu bangsa dapat dilihat dari pemeliharaan
dan
pelestarian
terhadap
arsipnya.
Arsip
merupakan rekaman kegiatan atau peristiwa dalam berbagai bentuk
dan
media
sesuai
dengan
perkembangan
teknologi
informasi dan komunikasi yang dibuat dan diterima oleh lembaga negara, pemerintahan daerah, lembaga pendidikan, perusahaan, organisasi politik, organisasi kemasyarakatan, dan perseorangan dalam pelaksanaan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Dalam pengelolaan arsip perlu dilakukan suatu manajemen arsip
dinamis
yaitu
bagaimana
mengelola
arsip
sejak
diciptakan/dibuat, dipergunakan dan dirawat sampai dengan disusutkan secara efektiv dan efisien. Pemerintah berbagai upaya
Kabupaten
Pekalongan
telah
melakukan
untuk mempertinggi mutu penyelenggaraan
kearsipan dengan menggiatkan kegiatan kearsipan ke arah yang lebih baik, karena pada dasarnya arsip juga mempunyai peran yang sangat penting, terlebih pada era informasi dilihat dari karakteristik arsip yang khusus, yaitu informasi arsip yang
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.143
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
melekat pada fisik arsip asli adalah merupakan yang syah secara hukum. (1) Program dan Kegiatan Program dan kegiatan pada Urusan Kearsipan yang dilaksanakan oleh Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Pekalongan pada tahun 2014 adalah sebagai berikut : (a) Program Perbaikan sistem Administrasi Kearsipan, dengan Kegiatan Penyusunan Raperda Kearsipan. (b) Program Penyelamatan dan Pelestarian Dokumen Arsip Daerah, dengan kegiatan : Pengadaan
Sarana
Prasarana
Pengolahan
dan
Penyimpanan Arsip; Kegiatan pendataan dan penataan dokumen arsip daerah Kegiatan pembenahan arsip desa Kegiatan penyempuranaan gedung arsip (c) Program
Pemeliharaan
Prasarana
Kearsipan,
Rutin/Berkala
Sarana
Rutin/Berkala dengan
kegiatan
Pengolahan
dan
Sarana
dan
Pemeliharaan Penyimpanan
Arsip. (d) Program
Peningkatan
Kualitas
Pelayanan
Informasi,
dengan kegiatan : Pembinaan bagi Pengelola Arsip SKPD; Sosialisasi/Penyuluhan
Kearsipan
di
Lingkungan
Instansi Pemerintah/Swasta. (2) Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan Capaian indikator kinerja Urusan Kearsipan tahun 2014 tercermin dari terealisasinya indikator kinerja berupa outcome
yang
menunjukkan
keberhasilan
pembangunan
melalui pelaksanaan program-program dan kegiatan-kegiatan yang mendukungnya seperti yang terlihat dalam tabel berikut ini :
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.144
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
Tabel 2.115 Capaian Kinerja Urusan Kearsipan Kabupaten Pekalongan Tahun 2014 No.
Indikator Kinerja
2013
2.
Pengelolaan arsip secara baku Peningkatan SDM pengelola kearsipan
3.
Jumlah penyelamatan arsip tekstual
1.
Keterangan :
Pencapaian Kinerja RPJMD
Target RPJMD 2014
2013
2014
Target Akhir RPJMD 2016
% Capaian Target RPJMD
78
78,5
80
86,95
79
110,06
20
20
23
23
22
104,55
73.233
83.233
82.733
92.733
103.233
89,83
Telah Tercapai
Akan Tercapai
Status
Perlu Upaya Keras
y) Komunikasi dan Informatika Pembentukan masyarakat informatif melalui penyediaan, penyebaran
dan
pemanfaatan
pemerintah
yang
bermanfaat
untuk
secara dapat
informasi,
aktif
dilaksanakan
mengumpulkan
diakses
oleh
oleh
informasi
masyarakat
dan
menyebarkan informasi bermanfaat secara merata kepada seluruh elemen
masyarakat.
Pembentukan
program
pembentukan
masyarakat informasi, dari sisi pasokan dilaksanakan melalui program penyebaran informasi publik yang bermanfaat bagi pengembangan kapabilitas masyarakat dan program peningkatan implementasi e-government sampai tingkat daerah. Sedang dari sisi kebutuhan, pembentukan masyarakat informasi
dilaksanakan
melalui
program
pemberdayaan
masyarakat sehingga dapat memperoleh manfaat yang maksimal dari informasi yang dikomunikasikan, termasuk penguasaan teknologi yang dibutuhkan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan. Pada akhirnya, ketersediaan layanan informasi publik yang berkualitas dan diakses secara mudah dan cepat merupakan sebagai salah satu ciri khas masyarakat informasi yang sejahtera dan memiliki daya saing. Semakin
meningkatnya
kemampuan
masyarakat
luas
dalam penguasaan teknologi komunikasi dan informasi, maka harus diimbangi pula campur tangan oleh pemerintah daerah sebagai aktor utama pelaksana pembangunan. Dalam rangka mencapai target Standar Pelayanan Minimal bidang komunikasi dan informatika di Kabupaten/kota, maka di setiap pemda harus melaksanakan kegiatan Diseminasi Informasi Nasional. Pelayanan komunikasi dan informasi antara lain melalui pelayanan pos (PT.
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.145
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
Pos Indonesia) dan telepon (PT. Telkom, provider melalui mobile phone – dengan menara BTS). Selain itu Kabupaten Pekalongan juga mempunya LPSE yaitu unit kerja yang dibentuk diberbagai instansi dan pemerintah daerah untuk melayani Unit Pelayanan Pengadaan (ULP) atau panitia/pokja ULP Pengadaan yang akan melaksanakan
pengadaan
secara
elektronik.
Untuk
mempermudah informasi maka pemerintah memberikan fasilitas hotspot di 25 titik dalam area Pemda Kabupaten Pekalongan. Sedangkan untuk pendirian menara / tower seluler sampai akhir 2014 tercatat ada 127 Menara (1) Program dan Kegiatan Program Informatika
dan
kegiatan
dilaksanakan
Urusan
oleh
Komunikasi
Dinas
dan
Perhubungan,
Komunikasi dan Informatika; Sekretariat DPRD serta Bagian Humas Setda melalui program dan kegiatan pada tahun 2014 sebagai berikut : Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika (a) Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa, dengan kegiatan : Pembinaan dan pengembangan jaringan komunikasi dan informasi; Pengadaan
Peralatan
Survey
Lapangan
Menara
Telekomunikasi; Pengelolaan Fasilitas PPID; dan Pengadaan Server dan Peralatan Pendukung. (b) Program Pengkajian dan Penelitian Bidang Komunikasi dan Informasi, dengan kegiatan :
Penyusunan
sistem
Informasi
Terhadap
Layanan
Publik;
Program Kerjasama Informasi dan Media Massa; Penyebarluasan Informasi Pembangunan Daerah. Sekretariat DPRD Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa, dengan kegiatan Pemeliharaan Rutin/berkala Website DPRD. Bagian Humas Setda (a) Program Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Informasi, dengan kegiatan Pengembangan Sistem Informasi (Website Bagian Humas).
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.146
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
(b) Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa, dengan kegiatan :
Penyediaan Jasa Komunikasi Informasi dan Media Massa;
Penerbitan Majalah Gema Kota Santri (f); Penyelenggaraan Penyiaran Station Radio FM; Penyusunan
Buku
Himpunan
Sambutan
Bupati
Pekalongan;
Pengadaan Kalender Pemkab Pekalongan Tahun 2015; Pengadaan Buku Agenda Kerja Tahun 2014; Pembuatan Leaflet, Baliho dan Spanduk; Penyusunan Juklak Keprotokoleran. (2) Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan Capaian indikator kinerja Urusan Komunikasi dan Informatika indikator
tahun
kinerja
2014 berupa
tercermin outcome
dari
terealisasinya
yang
menunjukkan
keberhasilan pembangunan melalui pelaksanaan programprogram dan kegiatan-kegiatan yang mendukungnya seperti yang terlihat dalam tabel berikut ini : Tabel 2.116 Capaian Kinerja Urusan Komunikasi dan Informatika Kabupaten Pekalongan Tahun 2014 Pencapaian Kinerja RPJMD
Target RPJMD No.
Indikator Kinerja 2013
1. 2. 3. 4. 5. 6.
7.
8.
9.
Jumlah jaringan komunikasi (Wi Fi aktif) (buah) Rasio wartel/warnet terhadap penduduk (%) Jumlah surat kabar nasional/lokal (media) (buah) Jumlah penyiaran radio/TV lokal (unit) Web site milik pemerintah daerah (buah) Pameran/expo (kali/th) Kegiatan diseminasi Informasi Nasional melalui media massa seperti majalah, radio, dan televisi (kali/th) Kegiatan Diseminasi Informasi Nasional melalui media baru seperti website (media online) (kali/th) Kegiatan Diseminasi Informasi Nasional melalui media tradisional seperti pertunjukan rakyat (pertahun)
2014
2013
2014
Target Akhir RPJMD 2016
% Capaian Target RPJMD
18
19
31
42
20
210,00
0,01
0.01
0,01
0,01
0,01
100,00
36
36
8
9
36
25,00
10
10
7
7
10
70,00
Ada
Ada
9
13
Ada
100
6
3
1
1
2
50,00
6
12
3
2
12
16,67
setiap hari
setiap hari
setiap hari
setiap hari
setiap hari
100
6
12
0
1
12
8,33
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
Status
II.147
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
No.
Indikator Kinerja
2013
10.
11.
12.
Kegiatan Diseminasi Informasi Nasional melalui media interpersonal seperti sarasehan, ceramah/ diskusi, dan lokakarya (kali/th) Kegiatan Diseminasi Informasi Nasional melalui media luar ruang seperti media buletin, leaflet, booklet, brosur, spanduk, dan baliho (kali/th) Kelompok Informasi Masyarakat di tingkat kecamatan (%)
Keterangan :
Pencapaian Kinerja RPJMD
Target RPJMD 2014
2013
Target Akhir RPJMD 2016
2014
% Capaian Target RPJMD
6
12
3
0
12
0,00
6
12
0
5
12
41,67
25
50
31,58
31,58
62,5
50,53
Telah Tercapai
Akan Tercapai
Status
Perlu Upaya Keras
z) Perpustakaan Pembangunan di bidang perpustakaan yang memiliki fungsi strategis dalam menjembatani kebutuhan informasi masyarakat diarahkan untuk membangun masyarakat yang kritis, inovatif, produktif melalui pengembangan budaya baca, pelestarian hasil budaya intelektual, pengembangan dan pembinaan perpustakaan sebagai infrastruktur dan aksesibilitas layanan informasi iptek. Sebagai upaya akselerasi agenda pembangunan untuk mendukung upaya proses reformasi, perbaikan kesejahteraan rakyat dan memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia, perpustakaan sesuai tugas pokok dan fungsinya mengarahkan sektor program kepada dua bidang utama pembangunan yaitu pembangunan bidang pendidikan dan kebudayaan. Dalam rangka peningkatan pengetahuan dan wawasan sumber daya manusia perlu adanya suatu media, salah satu media
yang
bisa
perpustakaan pengetahuan,
dipergunakan
merupakan penelitian,
salah rekreasi
adalah satu dan
perpustakaan,
pusat pelestarian
informasi, budaya.
Perpustakaan bisa juga disebut sebagai pusat penyebaran ilmu pengetahuan
karena mempunyai peranan penting sebagai
wahana mencerdaskan bangsa guna tercapainya masyarakat yang terdidik dan berwawasan luas. Guna tercapainya tujuan tersebut perlu adanya kebijakan di bidang perpustakaan melalui penyelenggaraan perpustakaan, pengembangan
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
jaringan
perpustakaan,
pengembangan
SDM,
II.148
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
pembinaan
teknis
perpustakaan,
pengembangan
jabatan
fungsional perpustakaan, dan pelestarian koleksi daerah/nasional serta pelaksanaan pendidikan dan pelatihan teknis di bidang perpustakaan. (1) Program dan Kegiatan Program
dan
kegiatan
Urusan
Perpustakaan
dilaksanakan oleh Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten
Pekalongan
tahun
2014
adalah
Program
Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan, yang dilaksanakan melalui kegiatan : Publikasi dan Sosialisasi Minat dan Budaya Baca; Penyediaan Bahan Pustaka Perpustakaan Umum; Operasional Layanan Perpustakaan Keliling; Peningkatan Pelayanan Perpustakaan Umum; Rintisan Perpustakaan Digital; Bimbingan Teknis Bagi Pengelola Perpustakaan Desa; Pelatihan Bagi Pengelola Digitalsiasi; Pamaeran Buku Dan Arsip Daerah. (2) Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan Capaian indikator kinerja Urusan Perpustakaan tahun 2014 tercermin dari terealisasinya indikator kinerja berupa outcome
yang
menunjukkan
keberhasilan
pembangunan
melalui pelaksanaan program-program dan kegiatan-kegiatan yang mendukungnya seperti yang terlihat dalam tabel berikut ini : Tabel 2.117 Capaian Kinerja Urusan Perpustakaan Kabupaten Pekalongan Tahun 2014 No.
Indikator Kinerja
Target RPJMD 2013
1. 2.
3.
Jumlah perpustakaan (buku) Jumlah pengunjung perpustakaan per tahun (orang) Koleksi buku yang tersedia di perpustakaan daerah (buku)
Keterangan :
2014
Pencapaian Kinerja RPJMD 2013
2014
Target Akhir RPJMD 2016
% Capaian Target RPJMD
178
186
171
171
200
85,50
43.392
45.562
43.401
43.917
53.126
82,67
36.856
40.542
32.114
35.756
49.056
72,89
Telah Tercapai
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
Akan Tercapai
Status
Perlu Upaya Keras
II.149
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
2) Fokus Pelayanan Urusan Pilihan a) Pertanian Hasil pembangunan pertanian telah memberi dampak positif
yang ditunjukkan dengan adanya peningkatan produksi
padi. Peningkatan produksi ini terjadi antara lain karena adanya upaya peningkatan produksi melalui sistem intensifikasi, upaya untuk mengimbangi kecenderungan beralihnya lahan pertanian produktif ke lahan non pertanian, serta adanya semangat kerja para petani untuk survive karena mereka termotivasi oleh berbagai program pemerintah di bidang pertanian seperti adanya bantuan langsung benih unggul, subsidi harga pupuk, bantuan pupuk
organik
dan
anorganik,
serta
bantuan
alat
mesin
pertanian. Dengan potensi sumberdaya alam dan keanekaragaman hayati di wilayah Kabupaten Pekalongan, menjadikan pertanian menjadi sektor unggulan serta memberikan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Peran strategis pertanian tersebut digambarkan melalui kontribusi yang nyata melalui pembentukan kapital; penyediaan bahan pangan, bahan baku industri, pakan dan bioenergi; penyerap tenaga kerja; sumber devisa negara; sumber pendapatan; serta pelestarian lingkungan melalui praktek usaha tani yang ramah lingkungan. Berbagai peran strategis pertanian
dimaksud
perekonomian masyarakat
sejalan
nasional
Indonesia,
dengan
yaitu
tujuan
pembangunan
meningkatkan
kesejahteraan
mempercepat
pertumbuhan
ekonomi,
mengurangi kemiskinan, menyediakan lapangan kerja, serta memelihara keseimbangan sumberdaya alam dan lingkungan hidup. Penyelenggaraan
urusan
pertanian
ditujukan
untuk
mewujudkan ketersediaan pangan dan pengembangan usaha pertanian
dan
kesejahteraan
perkebunan petani
dan
dalam
rangka
masyarakat
serta
meningkatkan terwujudnya
kelestarian lingkungan atau ekosistem. Hal ini didukung oleh potensi sumber daya alam di Kabupaten Pekalongan yang didukung
oleh kondisi lahan dan iklim
yang
sesuai bagi
pengembangan berbagai komoditas pertanian dan perkebunan. Dalam
rangka
mendukung
pelaksanaan
peningkatan
produksi, produktivitas pertanian dan peningkatan kesejahteraan petani diperlukan dukungan baik sarana, prasarana maupun dana yang memadai. Adapun pembangunan atau penyediaan
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.150
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
sarana dan prasarana pertanian dalam rangka meningkatkan produksi pertanian meliputi : pembangunan Jalan Usaha Tani (JUT), Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal, Pembuatan Dam parit/embung, Pengembangan Bibit Durian Unggul dengan Sistem Kultur Jaringan dan Pemutihan Varietas Durian,
Pengadaan
Laboratorium Kultur Jaringan, Rehabilitasi Jaringan Irigasi dan Penyediaan Pestisida dan Pengembangan agensia hayati dan pestisida nabati. (1) Program dan Kegiatan Pembangunan Urusan Pertanian dilaksanakan oleh 3 SKPD, yaitu Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan; Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan serta Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan yang pada tahun 2014 melaksanakan program dan kegiatan sebagai berikut : Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan (a) Program
Peningkatan
Pemasaran
Hasil
Produksi
Pertanian/Perkebunan, dengan kegiatan : Promosi dan pengembangan Pangan Lokal Berbasis Potensi Daerah; Pendidikan, Pelatihan Pelaku Agribisnis. (b) Program
Peningkatan
Penerapan
Teknologi
Pertanian/Perkebunan, dengan kegiatan : Pengembangan
Komoditas
Varitas
Unggul
melalui
Perdesaan
melalui
Demonstrasi Penerapan Teknologi; Industrialisasi
Pertanian
dan
Primatani (Provinsi); Percontohan Peningkatan Produktivitas Hortikultura; Percontohan Pengembangan Pengendalian Hama Tikus dengan Burung Hantu (Tyto Alba). (c) Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan, dengan kegiatan Peningkatan Pengetahuan Sikap dan Ketrampilan Petani, Petani Ikan dan Petani Hutan. (d) Program Pemberdayaan Penyuluh Pertanian / Perkebunan Lapangan, dengan kegiatan : Penyusunan Programa Penyuluhan; Peningkatan Kapasitas Tenaga Harian Lepas Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian (THL-TBPP); Fasilitasi Latihan dan Kunjungan (LAKU).
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.151
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
(e) Program Peningkatan Kesejahteraan Petani Kegiatan Pengiriman Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan (a) Program
Peningkatan
Kesejahteraan
Petani,
melalui
Kegiatan Peningkatan PUAP. (b) Program
Peningkatan
Ketahanan
Pangan
Pertanian/Perkebunan, dengan kegiatan : Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Produk Pekrebunan, Produk Pertanian; Jalan Usaha Tani (DAK); Perencanaan
Teknis
dan
Pengawasan
Konstruksi
Pertanian; Optimalisasi Pemanfaatan Lahan Pekarangan; Penyediaan
Pestisida
dan
Pengembangan
Agensia
Hayati serta Pestisida Nabati; Pembuatan Dam Parit/Embung (DAK); Optimasi Lahan Sawah; Penetapan
Lahan
Pertanian
Pangan
Berkelanjutan
(LP2B); Pengembangan Tanaman Hortikultura; Pengembangan Bibit Durian Unggul Dengan Sistem Kultur Jaringan dan Pemutihan Varietas Durian; Peningkatan
Pemberdayaan
Pengembangan
SLPTT
Kawasan Pengadaan Laboratorium Kultur Jaringan; Rehabilitasi Jaringan Irigasi (EX2P0A). (c) Program
Peningkatan
Pemasaran
Hasil
Produksi
Pertanian/Perkebunan, dengan kegiatan Promosi atas Hasil Produksi Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan (d) Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan, dengan kegiatan : Pengendalian OPT dan Pemupukan Tanaman Cengkeh; Pengendalian Hama Oryctes pada Tanaman Kelapa; Peningkatan
Produksi,
Produktivitas
dan
Mutu
Produktivitas
dan
Mutu
Tanaman Semusim; Peningkatan
Produksi,
Tanaman Tahunan; Pengadaan Alat ZPK (Zat Pengatur Kemasakan) Pada Tanaman Tebu; serta
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.152
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Tebu. (2) Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan Capaian indikator kinerja Urusan Pertanian tahun 2014 tercermin dari terealisasinya indikator kinerja berupa outcome yang
menunjukkan
keberhasilan
pembangunan
melalui
pelaksanaan program-program dan kegiatan-kegiatan yang mendukungnya seperti yang terlihat dalam tabel berikut ini : Tabel 2.118 Capaian Kinerja Urusan Pertanian Kabupaten Pekalongan Tahun 2014 Pencapaian Kinerja RPJMD
Target RPJMD No.
Indikator Kinerja 2013
1.
2.
53,29
53,31
43,54
55,28
53,35
103,62
b. Jagung (kuintal/ha)
39,38
39,41
44,24
44,38
39,48
112,41
c. Kedele (kuintal/ha)
15,39
15,39
8,75
10,3
15,40
66,88
Produksi komoditas hortikultura
Status
-
a. Durian (kuintal)
25.340
29.140
90.995
68.234
38.540
177,05
b. Mangga (kuintal)
48.865
51.673
118.759
56.883
53.321
106,68
187.354
190.772
144.872
100.238
208.212
48,14
41.817
44.765
49.505
46.152
56.376
81,86
39
41
-
20
50
40,00
f. Kentang (ton)
2.880
3.110
1.077.430
85.920
3.630
2.366,94
g. Bawang daun (ton)
8.540
8.790
1.383.470
21.000
9.330
225,08
e. Melon (ton)
Populasi produksi komoditas peternakan utama
-
a. Sapi potong
12.792
12.868
18.585
22.061
13.023
169,40
b. Kambing
51.826
51.909
60.333
60.475
50.075
120,77
c. Domba
44.098
44.173
48.185
48.389
44.323
109,17
311.038
312.282
3.701.460
4.959.500
314.785
1.575,52
1.001.750
1.001.851
805.603
1.258.876
1.004.056
125,38
d. Ayam Ras e. Ayam Buras Produksi ternak (kg)
-
a. Daging (kg)
5.367.746
5.408.984
5.511.916
7.510.948
5.487.369
136,88
b. Telur (kg)
1.893.934
1.926.811
2.071.987
5.111.911
1.961.339
260,63
294.200
301.700
298.799
344.582
312.560
110,25
38.394
38.586
38.662
38.932
38.973
99,89
c. Susu (liter) d. Kulit (lembar)
5.
2014
a. Padi (kuintal/ha)
d. Rambutan (kuintal)
4.
2013
% Capaian Target RPJMD
Produktivitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya per hektar
c. Pisang (kuintal)
3.
2014
Target Akhir RPJMD 2016
Jumlah Konsumsi Protein Hewani a. Daging (Kg/Kap/Th)
5,83
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
5,85
6,32
7,2
5,87
122,66
II.153
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
No.
Indikator Kinerja
Target RPJMD 2013
30.
2014
Pencapaian Kinerja RPJMD 2013
2014
Target Akhir RPJMD 2016
% Capaian Target RPJMD
b. Telur (Kg/Kap/Th)
2,19
2,20
2,35
3
2,23
134,53
c. Susu (Ltr/Kap/Th)
0,34
0,35
0,35
0,4
0,36
111,11
d. Protein hewani (gr/Kap/Hr)
3,29
3,30
3,5
4,3
3,34
128,74
Perkebunan
-
a. Kelapa (butir)
13.891.000
14030000
15.297.500
15.295.800
14.313.000
106,87
b. Tebu (kw)
1.760.703,4
1.944.022,9
9.732,76
79.837,32
1.983.097,76
4,03
80,25
83,90
150,4
160,22
91,95
174,25
234,84
258,33
223,6
392,23
312,57
125,49
c. Cengkeh (ton) d. Kopi (ton)
Keterangan :
Status
Telah Tercapai
Akan Tercapai
Perlu Upaya Keras
b) Kehutanan Arah kebijakan pembangunan kehutanan antara lain: peningkatan fungsi DAS terutama di daerah hulu dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan daya dukung sumber daya hutan, serta mendukung komitmen Presiden dalam penurunan emisi GRK sebesar 26% dengan usaha sendiri dan sampai dengan 41% dengan dukungan Internasional sebagaimana tercantum dalam Perpres Nomor 61 Tahun 2011 tentang Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (RAN-GRK). Selain itu diarahkan untuk meningkatkan tata kelola kehutanan melalui pembentukan,
operasionalisasi
dan
perkuatan
Kesatuan
Pengelolaan Hutan Produksi/KPHP dan Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung/KPHL yg menjadi tanggungjawab pemerintah daerah. Pembangunan
urusan
kehutanan
baik
dalam
upaya
penanganan lahan kritis maupun pembangunan hutan rakyat dilaksanakan secara sinergi dan terkoordinasi dengan semua pihak yang terkait seperti Perum Perhutani, Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Tengah dan Balai Pengelolaan DAS Pemali Jratun. (1) Program dan Kegiatan Pembangunan Urusan Kehutanan yang dilaksanakan oleh Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan serta Dinas Pertanian, Perkebunan dan
Kehutanan
pada tahun 2014
adalah sebagai berikut :
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.154
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan (a) Program Hutan,
Pembinanan Dan Penertiban Industri Hasil melalui
kegiatan
Pemantapan
Kemandirian
Kelompok Hutan Rakyat. (b) Program Pengembangan Sistem Penyuluhan Kehutanan, melalui kegiatan Pembinaan Pencegahan Serangan Hama Penyakit pada Tanaman Sengon Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan (a) Program
Pemanfaatan
Potensi
Sumber
Daya
Hutan,
dengan kegiatan : Pengembangan Hasil Hutan Non Kayu Melalui Budidaya Jamur Tiram Pemanfaatan
Tanaman
Bambu
Untuk
Mendukung
Pengembangan Hasil Hutan Bukan Kayu. (b) Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan, dengan kegiatan : Konservasi Tanah dan Air (DAK); Penghijauan Lingkungan (DAK); Rehabilitasi Hutan Mangrove dan Penghijauan Hutan Pantai (DAK); Sarana dan Prasarana Pengamanan Hutan (DAK); Pengembangan Pinus Rakyat; One Billion Indonesian Trees; Kawasan Lindung di Luar Kawasan Hutan; Penanganan Kawasan Dataran Tinggi Dieng; Pengembangan Hutan Rakyat (DAK); Sarana
dan
Prasarana
Penyuluhan
(Pembuatan
Demplot dan Persemian) DAK; Sarana dan Prasarana Penyuluhan (Pengadaan) DAK; Rehabilitasi Lahan Kritis dengan Tanaman Bambu (DAK); Peningkatan Daya Dukung Daerah Aliran Sungai; (c) Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Hutan, dengan kegiatan : Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Kehutanan; Pemeliharaan Hutan. (d) Program Perencanaan dan Pengembangan Hutan, dengan kegiatan : Penyusunan RP-RHL dan Rencana Tahunan (RTN); Penyusunan Rencana Kehutanan Tingkat Kabupaten (RKTK).
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.155
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
(2) Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan Capaian indikator kinerja Urusan Kehutanan tahun 2014 tercermin dari terealisasinya indikator kinerja berupa outcome
yang
menunjukkan
keberhasilan
pembangunan
melalui pelaksanaan program-program dan kegiatan-kegiatan yang mendukungnya seperti yang terlihat dalam tabel berikut ini : Tabel 2.119 Capaian Kinerja Urusan Kehutanan Kabupaten Pekalongan Tahun 2014 Target RPJMD No.
Indikator Kinerja 2013
1.
2013
2014
Target Akhir RPJMD 2016
% Capaian Target RPJMD
Status
Sebaran tingkat kekritisan lahan a. Sangat kritis (ha)
2.
2014
Pencapaian Kinerja RPJMD
353,02
303,02
-
-
203,02
-
b. Kritis (ha)
1.701,63
1.601,63
587,87
9.008,51
1.401,63
642,72
c. Agak kritis (ha)
3.407,52
3.257,52
9.136,41
9.008,51
2.957,52
304,60
d. Potensial kritis (ha)
7.445,21
7.245,21
10.001,16
9.785,91
6.845,21
142,96
e. Tidak kritis (ha)
47.339,48
48.839,48
41.451,73
41.843,88
49.839,48
83,96
Luas hutan rakyat (ha)
18.403,00
18.538,00
18.360,41
18.385,37
18.808
97,75
Keterangan :
Telah Tercapai
Akan Tercapai
Perlu Upaya Keras
c) Energi dan Sumber Daya Mineral Konservasi bahan galian pada hakekatnya adalah upaya perlindungan, perbaikan dan penggunaan bahan galian secara bijaksana yang dapat memberikan manfaat ekonomi dan sosial yang tinggi dengan tetap menjaga kelestarian fungsi lingkungan, serta menjamin kesinambungan pembangunan bagi masyarakat. Untuk mendukung penerapan kaidah konservasi berdasarkan paradigma, program dan strategi yang tepat,
maka diperlukan
penyusunan kebijakan konservasi bahan galian sebagai langkah antisipasi dalam pelaksanaan kegiatan usaha pertambangan umum.
Kebijakan konservasi dalam
hal ini meliputi hasil
penyusunan konsep peraturan, pedoman teknis, kriteria di bidang konservasi bahan galian dan implementasinya dalam kegiatan usaha pertambangan. Kebijakan konservasi bahan galian dalam perspektif pengelolaan sumber daya mineral harus selaras dengan misi pembangunan sektor pertambangan di Indonesia. Dua hal penting yang harus menjadi perhatian utama adalah pemanfaatan sumber daya
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
dan cadangan bahan galian secara optimal,
II.156
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
berwawasan
lingkungan
dan
memberi
dampak
positif
bagi
kesejahteraan masyarakat; dan pengelolaan sumber daya dan cadangan yang mendorong peningkatan investasi dalam negeri dan penanaman modal asing. Pembangunan Urusan Energi dan Sumber Daya Mineral dilaksanakan dengan menitikberatkan pada pengawasan usaha pertambangan dan air tanah, serta pemenuhan kebutuhan masyarakat atas energi listrik. Pengawasan usaha pertambangan dan air tanah meliputi pemberian rekomendasi dan pengawasan usaha-usaha pertambangan dan pemanfaatan air tanah yang apabila
kemudian
terjadi
pelanggaran
maka
Pemerintah
Kabupaten Pekalongan segera akan menerbitkan surat peringatan untuk kemudian ditindaklanjuti dengan penegakan perda. Pemenuhan kebutuhan masyarakat atas energi listrik dilaksanakan baik dengan membangun jaringan listrik baru yang terhubung dengan jaringan listrik PLN yang sudah ada maupun dengan pemanfaatan potensi energi lokal seperti energi surya atau mikro hidro yang setelah dilakukan survey mampu untuk mencukupi kebutuhan energi listrik setempat. (1) Program dan Kegiatan Pembangunan
Urusan
Energi
Dan
Sumber
Daya
Mineral yang dilaksanakan oleh Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air, Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Pekalongan pada tahun 2014 dilakukan melalui program dan kegiatan sebagai berikut : (a) Program
Pembinaan
Pertambangan,
dan
dengan
pengawasan
Kegiatan
Evaluasi
Bidang dan
Pengawasan Usaha Pertambangan dan Air Tanah. (b) Program
Pembinaan
Ketenagalistrikan,
dan
dengan
Pengembangan kegiatan
Bidang
Pembangunan
Jaringan Listrik Masuk Desa. (2) Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan Capaian indikator kinerja Energi dan Sumber Daya Mineral tahun 2014 tercermin dari terealisasinya indikator kinerja berupa outcome yang menunjukkan keberhasilan pembangunan melalui pelaksanaan program-program dan kegiatan-kegiatan yang mendukungnya seperti yang terlihat dalam tabel berikut ini :
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.157
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
Tabel 2.120 Capaian Kinerja Urusan Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Pekalongan Tahun 2014 No.
Indikator Kinerja
2013 1.
rumah tangga yang menggunakan listrik (%)
Keterangan :
Pencapaian Kinerja RPJMD
Target RPJMD 2014
79
2013
80
2014
88
Telah Tercapai
Target Akhir RPJMD 2016
90.23
% Capaian Target RPJMD
85
Status
106,15
Akan Tercapai
Perlu Upaya Keras
d) Pariwisata Pariwisata merupakan salah satu sektor pembangunan yang terus digalakkan oleh pemerintah. Hal ini disebabkan pariwisata
mempunyai
pembangunan pendapatan ekonomi,
peran
khususnya
daerah.
pariwisata
Di
yang
sangat
sebagai
samping
adalah
salah sebagai
wahana
yang
penting
dalam
satu
penghasil
mesin
penggerak
menarik
untuk
mengurangi angka pengangguran. Dalam perekonomian nasional, pariwisata merupakan salah satu sektor yang diharapkan mampu memberikan peningkatan pendapatan melalui penerimaan devisa. Sektor pariwisata memberi dampak yang sangat besar bagi masyarakat, terutama masyarakat yang berada di kawasan atau lokasi yang menjadi tujuan wisatawan. Kegiatan pariwisata merupakan salah satu sektor sangat berperan dalam proses pembangunan dan pengembangan suatu wilayah yaitu dapat memberikan kontribusi bagi pendapatan suatu daerah maupun bagi masyarakat. Pariwisata mempunyai peranan penting dalam pembangunan nasional, yaitu meratakan dan
meningkatkan
kesempatan
kerja
dan
pendapatan,
memperkokoh persatuan dan kesatuan, serta budaya bangsa. Hal ini dimungkinkan karena kepariwisataan sebagai upaya ekonomi, bukan saja padat modal, tetapi juga padat karya. Dengan demikian, sektor pariwisata mampu meningkatkan penyerapan tenaga
kerja.
peningkatan
Penyerapan pariwisata
ini
sangat
sebagai
berhubungan
andalan
yang
dengan mampu
menggalakkan sektor lain yang terkait. Empat pilar utama dalam pengembangan pariwisata adalah industri
pariwisata,
kelembagaan penanganan
destinasi
pariwisata yang
terpadu
pariwisata,
untuk lintas
pemasaran
senantiasa sektor,
dan
diupayakan
sehingga
dapat
menggambarkan satu bentuk daya tarik yang sinergi dalam
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.158
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
menarik wisata, tidak terkecuali budaya / seni tradisi yang masih sangat membutuhkan sentuhan dan dukungan prasarana lebih lanjut. Meskipun terwujud
belum
dengan
optimal,
menariknya
tetapi jasa
lingkup wisata
nyata
yang
telah
dikelola
masyarakat seiring dengan animo dan dinamisasi perkembangan masyarakat. Kabalong sebagai desa wisata yang semakin exis dalam perkembangannya, sentral industri kerajina tempurung kelapa di Wonopringgo dan kerajinan ATBM di Buaran semakin banyak dikunjungi dan memperoleh order di dalam / luar negeri, Kuliner Rumah Makan semakin menjamur, fasilitas kolam renang / water Park dan Futsal yang semakin diminati masyarakat. Dan fasilitas Gedung Kesenian meskipun belum total fasilitas yang disediakan, namun untuk tahun ini sudah dapat dimanfaatkan sebagai media latihan pagelaran, apresiasi / exspresi budaya / seni potensi daerah. (1) Program dan Kegiatan Pembangunan Urusan Pariwisata dilaksanakan oleh Dinas Pemuda, Olah Raga dan Pariwisata yang pada tahun 2014 melaksanakan program dan kegiatan sebagai berikut : (a) Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata, dengan kegiatan : Pengembangan Jaringan Kerjasama Promosi Pariwisata; Pelaksanaan Promosi Pariwisata Nusantara; Penyelenggaraan Event Syawalan; Pengadaan Media Promosi Pariwisata; Road Show Sadar Wisata; Pengenalan Paket Wisata Pendidikan Kepada Pelajar. (b) Program Pengembangan Destinasi Pariwisata, dengan kegiatan : Pemeliharaan Rutin/Berkal Objek Wisata; Penyediaan Bahan Logistik Objek Wisata; Penyempurnaan Objek Wisata Linggoasri; Penataan Display Anjungan Kabupaten Pekalongan di Maerokoco; Pembuatan DED Watu Ireng dan Curug Muncar; Rintisan Objek Wisata Watu Ireng; Penataan Wisata Curug Muncar Petungkriyono; Pengadaan Peralatan Outbound Buper Linggoasri; Pembangunan Rest Area Arung Jeram Lolong.
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.159
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
(c) Program Pengembangan Kemitraan, dengan kegiatan : Peningkatan
Peran
Serta
dalam
Pengembangan
Kemitraan Pariwisata; Festival Durian Lolong; Fasilitasi Saka Pariwisata; Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah Kabupaten Pekalongan. (2) Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan Capaian indikator kinerja Urusan Pariwisata 2014 tercermin dari terealisasinya indikator kinerja berupa outcome yang
menunjukkan
keberhasilan
pembangunan
melalui
pelaksanaan program-program dan kegiatan-kegiatan yang mendukungnya seperti yang terlihat dalam tabel berikut ini : Tabel 2.121 Capaian Kinerja Urusan Pariwisata Kabupaten Pekalongan Tahun 2014 Pencapaian Kinerja RPJMD
Target RPJMD No.
Indikator Kinerja 2013
1.
Kunjungan wisata yang ditangani oleh Pemerintah Daerah
Keterangan :
2014
84.900
85.500
2013
2014
107.279
106.562
Telah Tercapai
Target Akhir RPJMD 2016
% Capaian Target RPJMD
95.000
Akan Tercapai
Status
112,17
Perlu Upaya Keras
e) Kelautan dan Perikanan Arah kebijakan dan strategi nasional dalam pembangunan kelautan dan perikanan yakni melalui industrialisasi perikanan. Kebijakan ini bertujuan meningkatkan produktivitas dan nilai tambah
produk,
serta
meningkatkan
daya
saing
berbasis
pengetahuan dengan sasaran utama industrialisasi perikanan untuk peningkatan pendapatan kelompok pembudidaya, pengolah dan pemasar hasil perikanan. Kebijakan dimaksud sangat strategis dalam menggerakkan seluruh potensi perikanan, melalui pengembangan perikanan budidaya,
perikanan
tangkap
sebagai
industri
hulu
dan
pengolahan hasil produk kelautan dan perikanan sebagai industri hilir.
Kebijakan
industrialisasi
perikanan
dilakukan
melalui
pengembangan komoditi unggulan untuk meningkatkan nilai tambah produk secara menyeluruh, mulai dari hulu sampai hilir, sehingga diharapkan akan berdampak terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat.
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.160
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
Di Kabupaten Pekalongan, pembangunan Urusan Kelautan Dan
Perikanan
diarahkan
pada
peningkatan
prasarana
kelautan
dan
perikanan,
perikanan
budidaya
dan
tangkap,
pembudidaya
ikan,
sarana
peningkatan
peningkatan
nelayan dan pengolah serta
dan
produksi
pendapatan konservasi
sumberdaya kelautan dan perikanan melalui berbagai macam program dan kegiatan. (1) Program dan Kegiatan Program dan Kegiatan Urusan Kelautan dan Perikanan yang dilaksanakan oleh Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan pada tahun 2014 meliputi : (a) Program Pengembangan Budidaya Perikanan,
dengan
kegiatan : Pengembangan Bibit Ikan Unggul; Pembinaan dan Pengembangan Perikanan; Pengembangan Kawasan Budidaya Air Payau (DAK); Normalisasi saluran dan Tanggul Tambak (DAK); Pemanfaatan Lahan Puso Untuk Budidaya Ikan Nila; Pengembangan Kawasan Budidaya Ikan Air Tawar (DAK); Perencanaan Pembangunan Sarana
dan Prasarana
Kelautan dan Perikanan; Pemberdayaan Kelompok Pembudidaya Ikan Air Tawar; Pengadaan Sarana Produksi Tambak Terdampak Rob; Peningkatan Produksi BBI; Penyediaan Sarana Pos Kesehatan Ikan. (b) Program
Pengembangan
Perikanan
Tangkap,
dengan
kegiatan : Rehabilitasi Sedang/Berat Tempat Pelelangan Ikan; Pengembangan dan Peningkatan PPI Jambean (DAK); Pembuatan Rumpon Dasar (DAK); Penyediaan Sarana Perikanan Tangkap (DAK); Penyusunan Data Base Nelayan; Pengembangan dan Peningkatan PPP Wonokerto. (c) Program Pengembangan Sistem Penyuluhan Perikanan, dengan kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Penyuluhan. (d) Program
Optimalisasi
Pengelolaan
dan
Pemasaran
Produksi Perikanan, dengan kegiatan : Promosi Produk Perikanan;
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.161
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
Penyediaan Sarana dan Prasarana Pengolahan Ikan; Penunjang PUMP Perikanan Tangkap dan P2HP. (e) Program Pengembangan Kawasan Budidaya Air Laut, Air Payau dan Air Tawar, dengan kegiatan : Penebaran Ikan di Perairan Umum (Restocking); Penataan Kawasan Pemukiman Nelayan. (2) Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan Capaian
indikator
kinerja
Urusan
Kelautan
dan
Perikanan tahun 2014 tercermin dari terealisasinya indikator kinerja berupa outcome yang menunjukkan keberhasilan pembangunan melalui pelaksanaan program-program dan kegiatan-kegiatan yang mendukungnya seperti yang terlihat dalam tabel berikut ini : Tabel 2.122 Capaian Kinerja Urusan Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pekalongan Tahun 2014 Pencapaian Kinerja RPJMD
Target RPJMD No. 1.
Indikator Kinerja
2014
Target Akhir RPJMD 2016
% Capaian Target RPJMD
2013
2014
2013
1650,98
1700,01
2.318,48
2.718,99
1.805,45
150,60
3.076
3.230
3.780,32
4.029,83
3.561,17
113,16
559,13
587,09
659,84
764,97
647,27
118,18
16,92
17,67
17,12
17,97
19,27
93,25
100
100
100
100
100
100,00
100
100
100
100
100
100,00
445.648
501.132
463.474
514.963
613.411
83,95
780.90
826.604
776.325
1.211.711
958.467
126,42
15
16
15
16
18
88,89
935
935
935
935
935
100,00
Status
Produksi perikanan a. Perikanan Tangkap (ton) b. Perikanan Budidaya - Tambak (ton) - Budidaya (ton)
2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Konsumsi ikan (kg/kapita/tahun) Cakupan bina kelompok nelayan (kelompok) Cakupan bina kelompok pembudidaya ikan (kelompok) Rata-rata pendapatan nelayan (rupiah/bulan) Rata-rata pendapatan pembudidaya ikan (rupiah/ bulan) Jumlah usaha pengolahan ikan (unit) Luas Kawasan Mangrove (ha)
Keterangan :
Telah Tercapai
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
Akan Tercapai
Perlu Upaya Keras
II.162
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
f) Perdagangan Kemudahan
berusaha
dan
penurunan
biaya
logistik
menjadi dua isu strategis. Keduanya menjadi penting diselesaikan karena menjadi faktor yang menentukan kekuatan perekonomian nasional dalam menghadapi persaingan global. Datangnya era globalisasi merupakan keniscayaan yang tak bisa dihindari bagi dunia perdagangan, era ini telah menelurkan sebuah sistem liberalisasi perdagangan, dimana setiap orang bisa melakukan transaksi tanpa batas waktu, tempat dan kondisi. Kondisi tersebut tentu saja tak hanya memberikan tantangan tetapi juga peluang. Karenanya, untuk menghadapi era baru ini tak hanya dibutuhkan semangat dan optimisme dalam menangkap peluang, tetapi juga butuh berbagai strategi dan kebijakan yang agar liberalisasi tersebut memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi kepentingan pertumbuhan ekonomi dalam rangka peningkatan kesejahteraan rakyat. Adapun permasalahan utama yang perlu dicermati dalam kontek menghadapi persaiangan global tersebut, bagi dunia perdagangan adalah bagaimana meningkatkan daya saing berbagai produk dan komoditas dalam negeri di pasar domestik maupun internasional. Perdagangan
sebagai
salah satu
kekuatan
pendorong
pembangunan ekonomi daerah diharapkan dapat berperan dalam pengembangan iklim usaha yang kompetitif. Tujuannya adalah untuk membangun perilaku bisnis yang sehat, meningkatkan kemampuan dan profesionalisme pelaku usaha. Iklim usaha yang sehat akan meningkatkan efisiensi alokasi dan penggunaan sumberdaya ekonomi di dalam negeri, sehingga dunia usaha akan mempunyai daya saing yang tinggi terutama dalam menghadapi pasar global. (1) Program dan Kegiatan Program
dan
Kegiatan
Urusan
Perdagangan
yang
dilaksanakan oleh Dinas Perindutrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM serta Bagian Perekonomian Setda pada tahun 2014 adalah sebagai berikut : Dinas Perindutrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM (a) Program
Perlindungan
Konsumen
dan
Pengamanan
Perdagangan, dengan kegiatan Peningkatan Pengawasan Peredaran Barang dan Jasa. (b) Program Peningkatan dan Pengembangan Ekspor, dengan kegiatan :
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.163
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
Fasilitasi
Kepesertaan
Asosiasi/Pengusaha
dalam
Pameran Perdagangan; Pelatihan Managemen Ekspor. (c) Program
Peningkatan
Sarana
dan
Prasarana
Pasar
Tradisional Renovasi Pasar Tradisional; Renovasi Pasar Bojong (Luncuran DAK 2013). (2) Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan Capaian indikator kinerja Urusan Perdagangan tahun 2014 tercermin dari terealisasinya indikator kinerja berupa outcome
yang
menunjukkan
keberhasilan
pembangunan
melalui pelaksanaan program-program dan kegiatan-kegiatan yang mendukungnya seperti yang terlihat dalam tabel berikut ini : Tabel 2.123 Capaian Kinerja Urusan Perdagangan Kabupaten Pekalongan Tahun 2014 No.
Indikator Kinerja
2013 1. 2.
Kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB Nilai ekspor perdagangan (ribu USS)
Keterangan :
Pencapaian Kinerja RPJMD
Target RPJMD 2014
2013
2014
Target Akhir RPJMD 2016
% Capaian Target RPJMD
Status
23,00
23,50
19,41
19,33
25
77,32
62.000
66.000
31.239
34.324
70.000
49,03
Telah Tercapai
Akan Tercapai
Perlu Upaya Keras
g) Perindustrian Pengembangan industri berkeunggulan kompetitif sangat penting untuk menghadapi persaingan ketat, baik di pasar dalam negeri maupun pasar ekspor dalam era globalisasi dan liberalisasi perdagangan
dunia.
Berkaitan
dengan
itu,
maka
perlu
ditingkatkan jaminan mutu dan layanan produk dalam negeri melalui kemampuan penguasaan teknologi, efisiensi melalui peningkatan produktivitas, serta pengembangan jaringan usaha terkait guna mendukung proses ke arah spesialisasi kegiatan. Sementara
itu,
untuk
mewujudkan
struktur
produksi
dan
distribusi yang kokoh dan berkelanjutan, maka pengembangan industri mencakup pengembangan seluruh mata rantai kegiatan produksi dan distribusi dari sektor penyedia bahan baku, pengolahan, hingga sektor jasa (primer, sekunder, dan tersier). Sehubungan itu, seluruh basis produksi dan distribusi perlu ditata kembali secara terpadu dan dikembangkan secara sinergis
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.164
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
dengan memanfaatkan secara optimal keunggulan komparatif. Dalam rangka mengkonsolidasikan pembangunan sektor primer, sekunder,
dan
tersier
termasuk
keseimbangan
persebaran
pembangunannya ditempuh pendekatan klaster industri. Melalui pendekatan ini diharapkan pola keterkaitan antar kegiatan, baik di sektor industri sendiri (keterkaitan horisontal) maupun antar sektor industri dengan seluruh jaringan produksi dan distribusi terkait (keterkaitan vertikal akan dapat secara responsif menjawab tantangan persaingan global yang semakin ketat. Pelaksanaan
Urusan
Perindustrian
di
Kabupaten
Pekalongan diarahkan untuk meningkatkan peran Industri Kecil dan Menengah (IKM) dalam struktur industri. Adapun sasaran kebijakan adalah meningkatkan jumlah klaster-klaster industri. Pembangunan
industri
di
Kabupaten
Pekalongan
memacu
pembangunan sektor-sektor lainnya seperti sektor pertanian dan sektor jasa. Pertumbuhan industri yang pesat merangsang sektor pertanian untuk menyediakan bahan baku bagi industri. Di sisi lain, sektor jasa yang turut berkembang antara lain adalah lembaga keuangan, lembaga pemasaran/periklanan, lembaga pelatihan ketrampilan dan rumah makan. Hal tersebut juga berdampak gilirannya
pada akan
meluasnya
kesempatan
meningkatkan
pendapatan
kerja dan
yang
pada
permintaan
masyarakat (daya beli) sebagai ukuran tumbuhnya perekonomian. (1) Program dan Kegiatan Program dan Kegiatan Urusan Perindustrian yang dilaksanakan oleh Dinas Perindutrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM pada tahun 2014 melalui : (a) Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah, dengan
kegiatan
Pelatihan
Manajemen
Usaha
bagi
Industri Makanan dan Minuman. (b) Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif IKM, dengan kegiatan Penerapan Ketentuan HaKI. (2) Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan Capaian indikator kinerja Urusan Perindustrian tahun 2014 tercermin dari terealisasinya indikator kinerja berupa outcome
yang
menunjukkan
keberhasilan
pembangunan
melalui pelaksanaan program-program dan kegiatan-kegiatan yang mendukungnya seperti yang terlihat dalam tabel berikut ini :
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.165
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
Tabel 2.124 Capaian Kinerja Urusan Perindustrian Kabupaten Pekalongan Tahun 2014 No.
Indikator Kinerja
2013 1.
Kontribusi sektor industri terhadap PDRB
2.
Cakupan bina kelompok pengrajin (%)
Keterangan :
Pencapaian Kinerja RPJMD
Target RPJMD 2014
2013
2014
Target Akhir RPJMD 2016
% Capaian Target RPJMD
27,40
27,43
26,78
26,65
27,48
96,98
69
70
62,5
75
72
104,17
Telah Tercapai
Akan Tercapai
Status
Perlu Upaya Keras
h) Ketransmigrasian Sebagai salah satu bentuk pelaksanaan amanat konstitusi, hingga
kini
pemerintah
masih
berkepentingan
untuk
menempatkan transmigrasi sebagai satu model pembangunan. Hal ini berarti bahwa transmigrasi masih dipandang relevan sebagai suatu pendekatan pembangunan guna mencapai tujuan kesejahteraan, pemerataan pembangunan daerah, serta perekat persatuan dan kesatuan bangsa. Transmigrasi juga relevan sebagai salah satu bentuk perlindungan dan pemenuhan hak-hak dasar manusia/human rights, yaitu perlindungan negara atas hak-hak warga negara untuk berpindah dan menetap di dalam batas-batas
wilayah
negara-bangsanya.
Oleh
karena
itu,
pemerintah tetap memberikan imperatif dan dukungan kepada pemerintah
provinsi
menyelenggarakan
dan
atau
pemerintah
transmigrasi,
sepanjang
daerah
tersedia
untuk sumber-
sumber daya yang mendukungnya. Pembangunan
urusan
transmigrasi
di
Kabupaten
Pekalongan diselenggarakan melalui pengiriman masyarakat calon transmigrans yang ingin meningkatkan taraf hidupnya melalui program transmigrasi ke daerah tujuan yang telah ditetapkan oleh Pusat. Program
pembangunan
ketransmigrasian
merupakan
bagian dari kebijakan program pembangunan yang secara umum diarahkan
pada
pembangunan
kuantitas
dan
kualitas
penempatan tenaga kerja dan transmigrasi serta dalam rangka mempercepat
pengentasan
masalah
kemiskinan
dan
pengangguran serta upaya untuk mempercepat pembangunan ekonomi daerah. Salah satu upaya pengentasan kemiskinan di Kabupaten Pekalongan dilakukan melalui Program Transmigrasi. Peminat mengikuti transmigrasi di Kabupaten Pekalongan masih besar, hal ini dikarenakan semakin sempitnya kesempatan kerja
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.166
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
dan menurunnya lahan garapan produktif di pedesaan karena terjadinya alih fungsi. Dalam rangka meningkatkan pemahaman masyarakat
tentang
program
transmigrasi
dilaksanakan
penyuluhan dan pembinaan ke desa-desa di wilayah Kabupaten Pekalongan, dengan harapan meningkatnya animo masyarakat untuk
mengikuti
program
transmigrasi
yang
cukup
besar
dilandasi oleh pemahaman yang benar dan kesiapan skill yang memadai. (1) Program dan Kegiatan Penyelenggaraan Urusan Ketransmigrasian tahun 2014 dilaksanakan
oleh
Dinas
Transmigrasi
melalui
Sosial,
Program
Tenaga
Kerja
Pengembangan
dan
Wilayah
Transmigrasi, dengan Kegiatan Pengerahan dan Fasilitasi Perpindahan
serta
Penempatan
Transmigrasi
untuk
Memenuhi Kebutuhan SDM; (2) Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan Capaian indikator kinerja Urusan Ketransmigrasian tahun 2014 tercermin dari terealisasinya indikator kinerja berupa
outcome
yang
menunjukkan
keberhasilan
pembangunan melalui pelaksanaan program-program dan kegiatan-kegiatan yang mendukungnya seperti yang terlihat dalam tabel berikut ini : Tabel 2.125 Capaian Kinerja Urusan Ketransmigrasian Kabupaten Pekalongan Tahun 2014 No.
1.
2.
Target RPJMD
Pencapaian Kinerja RPJMD
2013
2013
Indikator Kinerja Jumlah transmigran yang diberangkatkan ke lokasi transmigrasi (KK) Jumlah calon transmigran (KK)
Keterangan :
2014
Target Akhir RPJMD 2016
2014
% Capaian Target RPJMD
Status
80
90
5
2
100
2
90
95
30
15
100
15
Telah Tercapai
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
Akan Tercapai
Perlu Upaya Keras
II.167
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
C.
Permasalahan dan Isu-Isu Strategis Pembangunan Daerah 1. Permasalahan Pembangunan Dearah a.
Masih tingginya jumlah penduduk miskin dan pengangguran;
b. Masih rendahnya derajat kesehatan masyarakat; c.
Belum optimalnya kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana pendidikan;
d. Belum optimalnya kualitas tenaga pengajar dan penyelenggaraan pendidikan; e.
Masih rendahnya prestasi pendidikan
f.
Tingginya alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian (perumahan, perdagangan dan industri)
g.
Belum optimalnya dalam upaya: 1) Peningkatan kualitas pelayanan infrastruktur 2) Pengelolaan aset daerah 3) Pengembangan komoditas sektor perikanan 4) Pengembangan jiwa kewirausahaan dan keunggulan usaha yang kompetitif bagi UMKM 5) Pengembangan pariwisata 6) Pengendalian dan penanganan pencemaran Lingkungan Hidup
h. Tingginya kesenjangan antar wilayah/ desa 2. Isu Strategis Dalam
menelaah
isu-isu
strategis
yang
berkaitan
dengan
pembangunan di Kabupaten Pekalongan dapat dikelompokkan menjadi 4 (empat) bidang yaitu bidang pemerintahan, bidang sosial budaya, bidang ekonomi dan bidang infrastruktur. Isu-isu yang kami anggap perlu mendapat perhatian antara lain : a.
Bidang Pemerintahan Isu-isu penting di Bidang Pemerintahan antara lain : 1)
Masih lemahnya tata kelola pemerintahan;
2)
Belum optimalnya reformasi birokrasi;
3)
Lemah/kurangnya penegakkan hukum;
4)
Belum optimalnya pelayanan publik;
5)
Belum
terwujudnya
e-government dan keterbukaan informasi
publik; 6)
Belum optimalnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan;
7)
Belum maksimalnya kualitas sumber daya manusia yang memiliki kompetensi sesuai bidangnya; dan
8)
Aparatur
pemerintah
desa
kurang
siap
dalam
mengimplementasikan Undang-Undang desa.
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.168
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
b.
Bidang Sosial Budaya 1) Pendidikan Pada sub bidang pendidikan, isu yang penting antara lain : a)
Belum
optimalnya
kualitas
manajemen
penyelenggaraan
pelayanan pendidikan; b)
Masih rendahnya prestasi pendidikan;
c)
Masih rendah persentase APK/APM SMA/SMK; dan
d)
Masih rendahnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
2) Kesehatan Pada sub bidang kesehatan, isu yang paling menonjol di Kabupaten Pekalongan antara lain : a)
Masih tingginya angka kematian ibu (AKI) melahirkan;
b)
Belum optimalnya pelayanan kesehatan;
c)
Masih rendahnya usia harapan hidup;
d)
Angka kematian bayi masih tinggi;
e)
Belum meratanya akses pelayanan kesehatan; dan
f)
Belum optimalnya sanitasi dan air minum.
3) Sosial dan Ketenagakerjaan Pada sub bidang sosial dan ketenagakerjaan, isu yang pokok antara lain : a)
Belum optimalnya pelayanan dan rehabilitasi kesejahteraan sosial;
b)
Masih tingginya persentase kemiskinan;
c)
Masih terbatasnya lapangan pekerjaan;
d)
Rendahnya kualitas dan produktivitas tenaga kerja; dan
e)
Masih tingginya angka pengangguran.
4) Budaya dan Olah Raga Isu strategis pada sub bidang budaya dan olah raga antara lain : a)
Menurunnya kecintaan masyarakat terhadap budaya daerah karena pengaruh budaya asing;
b)
Kurangnya perhatian terhadap perkembangan budaya daerah;
c)
Rendahnya prestasi olah raga di tingkat regional; dan
d)
Terbatasanya
sarana
prasarana/fasilitas
olah
raga
yang
memadahi. 5) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Isu
utama
pada
sub
bidang
pemberdayaan
perempuan
dan
perlindungan anak antara lain : a)
Belum optimalnya peran serta perempuan dan kesetaraan gender dalam pembangunan;
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.169
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
b)
Masih adanya kasus KDRT (kekerasan dalam rumah tangga); dan
c)
Belum
optimalnya
peningkatan
kualitas
dan
penguatan
kelembagaan pengarusutamaan gender dan anak. c.
Bidang Ekonomi 1) Pertanian Pada sub bidang pertanian isu yang menonjol di Kabupaten Pekalongan antara lain : a)
Belum optimalnya produksi/ produktivitas hasil pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan;
b)
Belum optimalnya pemasaran hasil pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan;
c)
Masih terbatasnya penggunanaan teknologi pertanian;
d)
Masih banyaknya produk-produk impor hasil pertanian.
2) Industri dan Perdagangan a)
Kurang berkembangnya sentra-sentra industri di daerah;
b)
Daya saing produksi industri kecil menengah masih rendah;
c)
Masih rendahnya pemanfaatan teknologi dalam proses industri dan pemasaran produk industri;
d)
Belum optimalnya sistem informasi pasar; dan
e)
Meningkatnya persaingan harga produk impor yang lebih murah.
3) Penanaman Modal a)
Belum optimalnya promosi penanaman modal;
b)
Belum optimalnya pelayanan perijinan; dan
c)
Masih rendahnya realisasi penanaman modal.
4) Pariwisata a)
Pertumbuhan jumlah kunjungan wisata masih rendah;
b)
Belum optimalnya pengelolaan potensi pariwisata;
c)
Belum optimalnya partisipasi masyarakat dalam pengembangan pariwisata;
d.
d)
Kurang intensifnya promosi pariwisata; dan
e)
Kurangnya dukungan infrastruktur di wilayah potensi wisata.
Bidang Infrastruktur Isu-isu penting di bidang infrastruktur, yaitu : 1) Jalan dan Jembatan a)
Masih adanya jalan dan jembatan dengan kondisi kurang baik;
b)
Belum meratanya kualitas jalan dan jembatan di semua wilayah;
c)
Kurang
baiknya
kondisi
jalan
tembus
antar
wilayah
di
pegunungan; d)
Belum optimalnya kondisi dan fungsi drainase.
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.170
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
2) Irigasi a)
Belum optimalnya jaringan irigasi dan pelayanan jaringan pengairan;
b)
Belum optimalnya pengelolaan dan penyediaan air baku.
3) Permukinan dan Sanitasi Lingkungan a)
Masih rendahnya pemenuhan kebutuhan rumah layak huni;
b)
Masih adanya lingkungan permukiman kumuh;
c)
Rendahnya pengendalian pencemaran air;
d)
Belum optimalnya sarana dan prasarana pengelolaan sampah; dan
e)
Terjadinya rob dan banjir.
4) Air Bersih a)
Belum terpenuhinya cakupan air bersih perdesaan; dan
b)
Belum optimalnya penyediaan sarpras pelayanan air minum.
5) Pasar a)
Rendahnya kualitas sarpras pasar; dan
b)
Rendahnya kualitas penataan lingkungan pasar.
6) Sarpras Pendidikan a)
Belum optimalnya ketersediaan sarpras di semua tingkatan pendidikan; dan
b)
Belum terpenuhinya SPM
sarpras pendidikan terutama di
wilayah pegunungan. 7) Sarpras Kesehatan a)
Belum optimalnya kualitas dan kuantitas sarpras kesehatan;
8) Jaringan Listrik a)
Masih adanya desa yang belum mendapatkan layanan listrik (PLN);
b)
Masih rendahnya pemanfaatan sumber daya alam untuk sumber energi listrik.
3. Analisis Isu Strategis Pembangunan memerlukan
dengan
kesepakatan,
berbagai
misi
kesetaraan,
dan
dan
corak
bidangnya
keseimbangan
dalam
menggunakan daya dan peluang pemanfaatan sumber daya alam bagi pemenuhan
kebutuhan
dan
peningkatan
kesejahteraan
masyarakat.
Pencapaian dari indikator kinerja merupakan salah satu tolok ukur pencapaian pembangunan di suatu daerah.
Di
mana
keberhasilan
pembangunan diberbagai sektor semuanya mempunyai sasaran sama
yaitu
untuk
peningkatan
kesejahteraan
dan
kualitas
yang hidup
masyarakat.
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.171
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
Berikut ini adalah analisis isu-isu strategis berdasarkan 4 (empat) bidang pembangunan yang perlu mendapat perhatian sebagaimana yang telah diuraikan di atas sebagai berikut : a)
Bidang Pemerintahan Kinerja pemerintahan adalah perwujudan good governance dengan
ciri
transparancy
(keterbukaan),
faerness
(kewajaran),
responsibility (tanggung jawab yang jelas), dan efficiency (peningkatan efisiensi) disegala bidang. Saat ini upaya perwujudan good governance dilakukan melalui reformasi birokrasi antara lain dengan penataan organisasi, perbaikan pelayanan publik, dan perbaikan manajemen sumberdaya manusia aparatur. Permasalahan mendasar yang dihadapi Kabupaten Pekalongan dalam melaksanakan percepatan reformasi birokrasi adalah belum optimalnya penyenggaraan pemerintahan daerah dalam mendukung perwujudan reformasi birokrasi. Belum optimalnya penyenggaraan pemerintahan daerah dalam mendukung perwujudan reformasi birokrasi disebabkan penataan struktur
kelembagaan
dilakukan
secara
parsial
karena
masih
menunggu regulasi yang mengatur organisasi perangkat daerah pasca ditetapkannya
Undang-Undang
Nomor
23
Tahun
2014
tentang
Pemerintahan Daerah. Disamping itu pengembangan etos dan budaya kerja, termasuk efektivitas manajemen SDM dalam peningkatan profesionalitas
aparatur,
transparansi
dan
akuntabilitas
kinerja
aparatur, masih terjadi inefisiensi pengelolaan keuangan daerah serta masih lemahnya sistem pengawasan internal. b)
Bidang Sosial Budaya 1)
Pendidikan (a) Belum
optimalnya
kualitas
manajemen
penyelenggaraan
pelayanan pendidikan. Hal ini dapat ditunjukkan masih rendah rendahnya kualitas pendidik dan tenaga kependidikan. (b) Masih rendahnya prestasi pendidikan. Perolehan prestasi selama tahun 2014 antara lain Ujian Sekolah SD peringkat 27 dari 35 Kabupaten / Kota dengan rata-rata 7,20; hasil UN SMA masing-masing dari peringkat 25 menjadi 22 untuk program IPA dan dari peringkat 26 menjadi 15 untuk program IPS, serta untuk program Bahasa dari peringkat 4 menjadi 3. Masih rendahnya prestasi pendidikan di Kabupaten Pekalongan dapat disebabkan oleh faktor internal maupun eksternal. Faktor internal berasal dari siswa siswi yang
bersangkutan
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
sebagai
individu,
sedangkan
faktor
II.172
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
eksternal bersumber dari faktor lingkungan baik fisik maupun non fisik yang berasal dari lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah. Lemahnya bimbingan dan pengawasan belajar dari keluarga dan belum opimalnya kualitas dan ketidakpedulian tenaga pendidik di lingkungan sekolah ikut mempengaruhi prestasi siswa. (c) Masih rendah persentase APK/APM SMA/SMK. Persentase
APK
(Angka
Partisipasi
Kasar)
SMA/SMK
di
Kabupaten Pekalongan tahun 2014 adalah sebesar 67,66% lebih rendah dari target RPJMD. Persentase APM (Angka Partisipasi Murni) SMA/SMK di Kabupaten Pekalongan sebesar 46,73%.
Hal
ini
menunjukkan
bahwa
penduduk yang berusia 16-18 tahun
terdapat
46,73%
yang bersekolah di
SMA/SMK. APK menunjukkan partisipasi penduduk yang sedang
mengenyam
pendidikannya. penduduk
pendidikan
APK
yang
ini
sesuai
merupakan
sedang
bersekolah
dengan
jenjang
persentase
jumlah
pada
suatu
jenjang
pendidikan (berapapun usianya) terhadap jumlah penduduk usia sekolah yang sesuai dengan jenjang pendidikan tersebut. Angka Partisipasi Murni (APM). (d) Masih rendahnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Tahun 2013 IPM kabupaten Pekalongan menunjukkan angka 73,14. Angka IPM ini menunjukkan peringkat ke 22 pada tahun 2013 di Jawa Tengah. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) menggambarkan
kualitas
pembangunan
manusia
suatu
wilayah pada suatu kurun waktu tertentu. Secara umum angka IPM
ini
mencerminkan
kemajuan
di
bidang
pendidikan,
kesehatan dan ekonomi. 2)
Kesehatan (a) Masih tingginya angka kematian ibu (AKI) melahirkan. Masih
rendahnya
derajat
kesehatan
masyarakat.
Angka
Kematian Ibu (AKI) di Kabupaten Pekalongan mengalami peningkatan yg cukup signifikan, pada tahun 2013 AKI sebesar 183.24 per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan pada tahun 2014 AKI 39 kasus (243,75 per 100.000 kelahiran hidup). Penyebab terbesar kematian ibu, dari 39 kematian ibu, 16 diantaranya
disebabkan
PEB/Preeklamsi
(keracunan
kehamilan), 6 disebabkan pendarahan, 4 kasus jantung/ decomp, 3 Karena Infeksi, 2 Karena TB paru dan sisanya karena penyakit penyerta lainnya (8 kasus). Wilayah tanpa AKI
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.173
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
melahirkan
adalah
kecamatan
Kajen,
Wonopringgo,
Lebakbarang dan Petungkriyono. (b) Belum optimalnya pelayanan kesehatan. Meskipun
fasilitas
pelayanan
kesehatan
dasar
seperti
puskesmas terdapat di semua kecamatan dan ditunjang oleh Puskesmas Pembantu, namun pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan masih menjadi kendala. Fasilitas ini belum sepenuhnya dapat dijangkau oleh masyarakat, terutama terkait dengan sarana prasarana puskesmas dimana dari 29 puskesmas baru 8 puskesmas sebagai puskesmas rawat inap. (c) Masih rendahnya usia harapan hidup. Angka Harapan Hidup (AHH) di Kabupaten Pekalongan tahun 2013 adalah 69,96. Faktor yang mempengaruhi peningkatan usia
harapan
hidup
adalah
meningkatnya
perhatian
masyarakat terhadap pentingnya kesehatan dan ditunjang dengan
kemudahan
kesehatan
yang
mengakses
disediakan
sarana
oleh
dan
prasarana
Pemerintah
Kabupaten
Pekalongan. (d) Angka kematian bayi masih tinggi. Angka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten Pekalongan pada tahun 2014 sebesar 7,25 per 1.000 kelahiran hidup dengan jumlah kematian bayi riil sebanyak 116 bayi. Penyebab terbesar kematian bayi adalah BBLR (Berat Bayi Lahir Rendah) sekitar 25,86%, disusul kasus Akfisia (sesak napas) sebesar 23,28%, Diare 1,72%, Pneumonia
2,59%, Sepsis 2,59% sedangkan
sisanya 43,97% kasus lainnya (Infeksi, kongenital, ikterus, dll) (e) Belum optimalnya sanitasi dan air minum. Rumah tangga yang bersanitasi mencapai 61,82% atau 30,30% dibawah target 88,70% Sedangkan rumah tangga pengguna air bersih mencapai 149.446 unit atau 14,11% dibawah target 174.000 unit. 3)
Sosial dan Ketenagakerjaan (a) Belum optimalnya pelayanan dan rehabilitasi kesejahteraan sosial. Hal ini ditunjukkan dengan persentase PMKS yang menerima program
pemberdayaan
sosial
melalui
Kelompok
Usaha
Bersama (KUBE) sebesar 0,33%, Persentase (%) Wahana Kesejahteraan Sosial Berbasis Masyarakat (WKBSM)
yang
menyediakan sarana, dan prasarana pelayanan kesejahteraan social
sebesar
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
0%.
Kondisi
PMKS
(Penyandang
Masalah
II.174
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
Kesejahteraan Sosial) yang ada di Kabupaten Pekalongan terbagi dalam 26 kriteria. Prioritas Penyandang Masalah Kesejahteraan
Sosial
yang
mendapat
penanganan
dan
pelayanan sosial yang paling menonjol berdasarkan pendataan tahun 2014 adalah Keluarga Fakir Miskin (KFM) sejumlah 33.833 KK, 107.876 jiwa, Perempuan Rawan Sosial Ekonomi (PRSE) sebanyak 4.668 jiwa, Penyandang Cacat Tubuh baik anak maupun dewasa (PCT) sebanyak 3.927 jiwa, Anak dan Balita Terlantar (AT & ABT) sebanyak 879
jiwa, dan Korban
Bencana Alam (KBA) sebanyak 33 KK 84 jiwa. (b) Jumlah penduduk miskin di Kabupaten Pekalongan masih tinggi. Persentase penduduk miskin pada tahun 2013 sebesar 13,51% turun dari Tahun 2012 sebesar 13,86%. Hal ini lebih baik jika dibandingkan Provinsi Jawa Tengah yang mencapai 14,44% pada tahun 2013 tetapi lebih jelek jika dibandingkan dengan nasional yaitu sebesar 11,7%. Sebaran penduduk miskin biasanya berada di wilayah atas, pinggiran laut dan pinggiran kota. Kemiskinan juga tidak lepas dari status pekerjaan penduduk, antara lain sebagai petani, nelayan dan buruh serta tidak terlepas dari daerah gersang. (c) Masih rendahnya jumlah lapangan pekerjaan. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah lapangan pekerjaan yang tersedia
tidak
produktif.
sebanding
dengan
jumlah
penduduk
usia
Sehingga banyak penduduk yang tidak dapat
diterima di lapangan pekerjaan. Jumlah bursa tenaga kerja tahun 2014 sebanyak 32 unit. Sementara dari sisi jumlah perusahaan yang tercatat pada tahun 2014 sejumlah 512 Perusahaan dengan klasifikasi : (1) 27 Besar; (2) 168 Sedang / Menengah; dan (3) 317 Kecil, dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 30.694 yang terdiri dari tenaga kerja laki-laki 20.513 orang dan tenaga kerja perempuan 10.181 orang.Penempatan tenaga kerja pada tahun 2014 mengalami penurunan sebesar 22,56% apabila dibandingkan dengan tahun 2013. Dengan rincian, AKL berkurang sebesar 28,08%, AKAD berkurang sebesar
24,06%,
dan
AKAN
bertambah
sebesar
15,86%.
Fenomena penurunan jumlah AKL dan AKAD menunjukkan bahwa terdapat peningkatan minat dari para pencari kerja untuk bekerja di luar hubungan industrial, semisal dengan berwirausaha dan lain sebagainya. Di samping itu, dapat
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.175
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
dikatakan juga bahwa menurunnya minat para pencari kerja untuk ditempatkan pada perusahaan-perusahaan swasta di wilayah Kabupaten Pekalongan juga dipengaruhi oleh adanya penerimaan CPNS di wilayah Jawa Tengah. (d) Rendahnya kualitas dan produktivitas tenaga kerja. Perselisihan/konflik yang terjadi di dalam perusahaan dapat menyebabkan menurunnya kualitas dan produktivitas tenaga kerja. Perselisihan hubungan industrial yang terjadi pada tahun 2014, didominasi oleh perselisihan hak, yang disebabkan pelanggaran walaupun
hak
hal
ini
pekerja sudah
maupun diatur
pemilik
dalam
perusahaan
Undang-undang,
Peraturan Menteri, maupun peraturan daerah. (e) Masih tingginya pengangguran. Di bidang ketenagakerjaan salah satu Indikator makro yang digunakan untuk melihat perkembangan pengangguran adalah Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT). Tahun 2014 TPT di Kabupaten Pekalongan menunjukkan angka 6,03 %. Artinya bahwa dari 10.000 penduduk angkatan kerja, 603 jiwa adalah penduduk yang mencari pekerjaan. Angka ini naik 1,28 % dibanding tahun 2013 sebesar 4,75 %. Masih tingginya pengangguran
bisa
disebabkan
belum
optimalnya
pertumbuhan investasi, lapangan pekerjaan yang tersedia tidak sebanding dengan jumlah penduduk angkatan kerja. 4)
Budaya dan Olah Raga (a) Budaya daerah belum dapat berkembang dengan baik. Hal ini dikarenakan masyarakat, terutama generasi muda kita lebih menyukai budaya asing yang dianggap lebih modern dan tidak ketinggalan jaman. (b) Keterbatasan
untuk
tampil
dalam
acara-acara
yang
diselengarakan baik oleh masyarakat maupun pemerintah menjadikan kebudayaan/kesenian daerah kurang dikenal oleh masyarakat. (c) Penghargaan/apresiasi
masyarakat
terhadap
pekerja
seni
tradisional masih sangat kurang, sedangkan biaya untuk pentas cukup tinggi. Hal ini menyebabkan sulit berkembangnya budaya daerah tersebut. (d) Terbatasnya sarana dan prasarana atau fasilitas olah raga menyebabkan prestasi olah raga di Kabupaten Pekalongan kurang baik. Dalam PORDA Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.176
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
Kabupaten Pekalongan menduduki urutan ke-32 dari 35 kabupaten/kota. (e) Belum tersedianya gedung olah raga (GOR) di Kabupaten Pekalongan menjadi salah satu penyebab rendahnya prestasi olah raga. 5)
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (a) Belum optimalnya peran serta perempuan dan kesetaraan gender dalam pembangunan. Hal ini dapat ditunjukkan melaui partisipasi perempuan di lembaga pemerintah khususnya di jajaran eksekutif pada tahun 2014 sebesar 45,43%. Partisipasi perempuan di lembaga legislatfif sebesar 22,22% tahun 2014 meningkat dibandingkan tahun 2013 sebesar 13,33 %. (b) Masih adanya kasus KDRT (kekerasan dalam rumah tangga). Rasio KDRT pada tahun 2014 sebesar 0,0019%. Kejadian KDRT ini dapat saja seperti fenomena gunung es, dimana sebenarnya banyak juga kasus KDRT yang tidak melapor kepada pihak berwajib, hal ini karena mungkin saja mereka malu kalau diketahui permasalahannya; (c) Belum
optimalnya
peningkatan
kualitas
dan
penguatan
kelembagaan pengarusutamaan gender dan anak. Jumlah kebijakan yang mendukung pelaksanaan PUG di bidang ekonomi, sosial, politik dan hukum dalam bentuk Perda dan Perbup sebanyak 2 buah dari target yang ditetapkan adalah 4 buah. c)
Bidang Ekonomi 1)
Pertanian (a) Produktivitas hasil pertanian (terutama padi) di Kabupaten Pekalongan pada tahun 2014 sebesar 5,53 ton/ha masih cukup rendah sehingga harus dikembangkan pada kisaran 7 ton/ha. Hal ini disebabkan karena
kurangnya
inovasi di sektor
pertanian sehingga sebagian besar petani masih menggunakan cara-cara tradisional, sehingga belum mampu mewujudkan tanam
serentak
dengan
keterpaduan
antara
pertanian,
perikanan dan peternakan. (b) Belum
optimalnya
produksi/produktivitas
hasil
pertanian,
perkebunan, peternakan dan perikanan. (c) Belum optimalnya pemasaran hasil pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan. Terbatasnya jangkauan pemasaran komoditas unggulan pertanian, perkebunan dan kehutanan.
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.177
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
Hal
ini
dipengaruhi
oleh
akses
informasi
dan
jaringan
pemasaran yang belum terjalin optimal. (d) Masih banyaknya produk-produk impor hasil pertanian. Indonesia mengimpor produk buah-buahan sekitar 17-18% setiap tahun. Hal ini dapat dilihat beredarnya buah-buahan impor di pasar tradisional dan supermarket seperti jeruk, apel, anggur, pier, mangga, dan lain-lain 2)
Industri dan Perdagangan (a) Kurang berkembangnya sentra-sentra industri di daerah. Para pelaku usaha seringkali cepat berkembang produksinya tetapi juga beberapa pelaku usaha menjadi bangkrut. Pada umumnya para pelaku yang mengalami kebangkrutan adalah yang berkecimpung di industri kreatif seperti handycraft, industri makanan dan minuman olahan. Disamping
itu
bangkrutnya pelaku usaha karena terbatasnya modal, sulitnya mendapatkan bahan untuk produksi, lesunya permintaan pasar/konsumen dan persaingan antar pelaku usaha yang sejenis; (b) Daya saing produksi industri kecil menengah masih rendah. Hal ini terlihat bahwa produksi industri kecil tidak mampu bersaing dengan industri besar baik modal usaha, teknologi yang digunakan, dan akses pemasaran; (c) Masih rendahnya pemanfaatan teknologi dalam proses industri dan pemasaran produk industry. Belum semua pelaku usaha mempunyai peluang/ kesempatan dan memperoleh manfaat dari penerapan suatu teknologi yang inovatif. (d) Meningkatnya persaingan harga produk impor yang lebih murah. Harga barang – barang produk impor pada umumnya lebih murah dibanding harga barang produk lokal/ dalam negeri. Harga barang produk lokal karena biaya produksi juga mahal. (e) Belum optimalnya sistem informasi pasar. Masih banyak ditemukan sistem tengkulak/pengepul dalam memasarkan produk, sehingga pelaku usaha pertama hanya memperoleh laba yang belum maksimal. Justru para tengkulak yang medapat laba lebih dari pelaku usaha pertama.
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.178
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
3)
Penanaman Modal (a) Belum optimalnya promosi penanaman modal. Penyusunan profil peluang investasi belum memperlihatkan potensi
yang
menjadi
daya
ungkit
lokal.
Promosi
yang
dilakukan pemerintah kabupaten pekalongan masih terbatas pada penyampaian produk atau potensi unggulan di kabupaten Pekalongan belum menyentuh pada apa yang menjadi daya tarik investor sebenarnya; (b) Belum optimalnya pelayanan perijinan. Hal ini dapat dilihat dari berapa waktu yang dibutuhkan untuk mengurus
ijin
usaha,
ketidakjelasan
mekanisme
tugas
perizinan tertentu, adanya tumpang tindih kewenangan antara BPM PPT dengan SKPD Teknis tertentu; (c) Masih rendahnya realisasi penanaman modal. Investor berskala nasional (PMDA/PMA) yang menanamkan modalnya di Kabupaten Pekalongan pada tahun 2014 sebanyak 655
investor
dengan
Rp2.042.840.363.558,00.
nilai
investasi
Rendahnya
realisasi
sebesar penanaman
modal ini berbanding lurus dengan jumlah investor yang menanamkan modalnya di kabupaten Pekalongan 4)
Pariwisata (a) Pertumbuhan jumlah kunjungan wisata masih rendah. Jumlah pengunjung di beberapa tempat wisata baik wisata alam, wisata pantai, wisata religi belum menunjukkan angka yang
memuaskan.
ditangani
oleh
sebanyak
106,
Tahun
2014
Pemerintah 652
orang.
Kunjungan
Daerah
tahun
Jumlah
wisata 2014
pengunjung
yang
tercatat wisata
dipengaruhi antara lain oleh informasi yang sampai ke tangan pengunjung. Informasi ini dapat berbentuk
leaflet, spanduk,
dan media sosial. (b) Belum optimalnya pengelolaan potensi pariwisata. Manajemen pariwisata masih dipegang penuh oleh pemerintah, kurang/belum melibatkan pihak swasta yang berorientasi profit, sehingga dari sudut keuntungan tidak menjadi sasaran yang diutamakan. (c) Belum
optimalnya
partisipasi
masyarakat
dalam
pengembangan pariwisata. Potensi wisata yang ada belum mendapat partisipasi/respon dari masyarakat seperti yang diharapkan oleh
pemerintah.
Kurang minatnya masyarakat ini disebabkan antara lain tidak
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.179
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
ada
daya
tarik
ketidakjelasan
dari
segi
mekanisme
materi
yang
pembagian
akan
yang
diperoleh,
jelas
dalam
dilakukan
untuk
pengelolaan pariwisata, dan lain-lain. (d) Kurang intensifnya promosi pariwisata. Hal
ini
dapat
dilihat
promosi
yang
mengenalkan objek wisata hanya pada saat dan moment tertentu saja, seperti peristiwa festival durian lolong. d) Bidang Infrastruktur 1)
Kondisi jalan secara umum belum menunjukkan kualitas yang baik, hal ini mengakibatkan disparitas wilayah yang cukup lebar, di mana kecamatan yang berada di daerah bawah (Kecamtan Buaran, Wiradesa, Kedungwuni, Kajen) sudah cukup maju baik dari dimensi ekonomi,
pendidikan,
kesehatan,
sedangkan wilayah
kecamatan bagian atas seperti Kecamatan Petungkriyono, Talun, Lebakbarang dan Kandangserang masih terbatas dalam mengakses pelayanan di bidang pendidikan, kesehatan, dan iptek. Sampai dengan akhir tahun 2014, jalan rusak di Kabupaten Pekalongan tercatat 41,22 Km dan rusak berat sepanjang 13,95 Km. 2)
Terjadinya rob hampir sepanjang tahun terutama di daerah pesisir pantai wilayah Tirto, Wonokerto dan Siwalan yang dikarenakan belum tertanganinya infrastruktur pendukung berupa polder, tanggul, pintu air yang modern dan sistem drainase yang kurang baik serta terjadinya pendangkalan sungai .
3)
Akibat terjadinya rob maka lahan pertanian sawah seluas kurang lebih 600 ha tidak lagi dapat ditanami.
4)
Ketersediaan jaringan irigasi yang mampu mengairi sawah secara optimal masih perlu ditingkatkan sehingga lahan sawah yang hanya dapat ditanami 1 – 2 kali dalam setahun dapat ditingkatkan menjadi 2 – 3 kali dalam setahun.
5)
Kondisi Pasar Wiradesa dan Pasar Kedungwuni sebagai pasar yang cukyo besar sudah tidak lagi mendukung pada pelayanan pasar itu sendiri karena sudah tidak lagi mampu menampung pertumbuhan pedagang sehingga lingkungan menjadi kumuh dan kurang teratur. Hal ini mengakibatkan proses transaksi jual beli menjadi tidak optimal.
6)
Penataan sanitasi dan penyediaan air bersih di Kabupaten Pekalongan masih perlu ditingkatkan karena dibeberapa daerah masih belum mendapatkan layanan air bersih yang mencukpi maupun kondisi sanitasi yang kurang baik. Cakupan sarana air bersih tahun 2014 sebesar 77,31% yaitu dari sejumlah 193.299
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.180
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
rumah
tangga
baru
terdapat
149.446
rumah
tangga
yang
menggunakan air bersih. 7)
Ketersediaan jaringan listrik di Kabupaten Pekalongan masih belum menjangkau di seluruh wilayah, terutama di daerah pegunungan sehingga masih ada beberapa wilayah/penduduk yang belum menikmati aliran listrik. Prosentase rumah tangga yang memiliki listrik pada tahun 2014 sebesar 90,23%.
8)
Kurangnya dukungan infrastruktur di wilayah potensi wisata. Di beberapa lokasi wisata kondisi infrastruktur belum baik, akses menuju tempat wisata juga sulit, belum adanya transportasi umum menuju objek wisata.
9)
Belum meratanya sarana dan prasarana pendukung pendidikan. Hal ini ditunjukkan dengan belum optimalnya ketersediaan sekolah dibanding jumlah penduduk usia sekolah.
10) Belum meratanya sarana dan prasarana penunjang pelayanan kesehatan. Berkaitan dengan pelayanan pendukung pemeriksaan kesehatan belum semua puskesmas sebagai puskesmas mampu persalinan, maupun rawat inap karena belum tercukupinya sarana dan prasarana pendukung. Jumlah Sarana Kesehatan (Puskesmas, Pustu, PKD) dibandingkan dengan jumlah Penduduk sebanyak 867.573 Jiwa, maka diperoleh angka rasio 0,29 per 1.000 penduduk atau 2,9 per 10.000 Penduduk. Rasio Puskesmas 0,031 per 1.000 penduduk dan Rasio Pustu sebesar 0,057 per 1.000 penduduk.
RKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
II.181