5 BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN
2.1
Landasan Teori
2.1.1
Pengertian Kewirausahaan (Entrepreneurship) The word entrepreneur is derived from the French entreprendre, meaning “to
undertake”. The entrepreneur is one who undertakes to organize, manage, and assume the risks of a business. An entrepreneur is an innovator or developer who recognizes and seizes opportunities, converts those opportunities into workable or marketable ideas, add values through time, effort, money or skills, assumes the risks of the competitive marketplace to implement these ideas, and realizes the rewards from these efforts. Entrepreneurship is the dynamic process of creating incremental wealth. This wealth is created by individuals who assume the major risks in terms of equity, time, and career commitment of providing value for some product or service. The product or service itself may or may not be new or unique but value must somehow be infused by the entrepreneur by securing and allocating the necessary skills and resources. (Kuratko, 2007, p5) Makna kewirausahaan (entrepreneurship) terus mengalami perkembangan. Pada abad 13 yaitu pada masa Marcopolo (tahun 1271-1292) yang merintis pelayaran dagang ke Timur jauh, Cina dan Asia Timur istilah ini sudah muncul dengan pemaknaan sebagai pedagang perantara (between taker atau go-between). Abad ke 16 istilah entrepreneurship maknanya lebih menggambarkan seorang pemimpin proyek, dan pekerjaan-pekerjaan yang lebih clerical seperti arsitek atau penerima kontrak pekerjaan tertentu yang tugas ini tidak
a sejak muda
terkait dengan risiko yang akan dihadapi.
6 Perbedaan pemaknaan itu terjadi dikarenakan para pemikir memiliki sudut pandang masing-masing, ada yang lebih menekankan pada sisi yang bersifat personal, ekonomi atau yang lebih menekankan pada sisi organisasional. Joseph Schumpeter, menyatakan
Entrepreneuship disamakan dengan seorang inovator, ia seorang yang unik, pengambil risiko dan memperkenalkan produk-produk dan teknologi
baru dalam perekonomian.
Dengan pemahaman senada, entreprenuer didefinisikan “process of creating something new
with value by devoting the necessary time and effort, assuming the accompanying financial, psychic, and social risks, and receiving the resulting rewards of monetary and personal satisfaction and independence”
jadi kewirausahaan adalah proses dalam menciptakan
sesuatu yang baru dengan nilai melalui
kegiatan
usaha dan pengorbanan waktu,
keuangan, kekuatan batin, dan risiko sosial, dan karenanya ia memperoleh penghargaan kebebesan dan kepuasan pribadi maupun moneter. Kewirausahaan
adalah
proses
dinamis
pandangan-pandangannya
atau
visi,
perubahan dan kreativistas, mengembangkan ide-ide baru atau solusi yang kreatif bahkan dengan
inovasinya
seorang
wirausaha
bisa
meningkatkan
pembangunan
ekonomi
masyarakat, dengan inovasinya terjadi perbaikan teknologi secara luas, penemuan produkproduk baru, pembukaan pasar-pasar baru, dan perbaikan prosedur yang lebih maju, yang ini semua bersumber dari kreativitas para wirausaha. Secara sederhana arti wirausahawan (entrepreneur) adalah orang yang berjiwa berani mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan, berjiwa berani mengambil resiko artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti. (Kasmir, 2007, p18). Lester dalam Tilaar (2002) yang mengupas tentang piramida kekayaan sebagaimana dalam gambar 2.1 mengemukakan bahwa kewirausahaan merupakan salah satu kekayaan
7 yang berarti bagi suatu bangsa dalam mencapai kemakmuran, selain kekayaan lain seperti organisasi sosial, pengetahuan yang kreatif, keahlian, pabrik dan peralatannya serta sumberdaya alam dan lingkungan.
Wealth Natural & Environmental resources
Tool (factoring, building,equipment) Skill (discovered new knowledge) Creating Knowledge
Entreprenuership Social organization
Gambar :2.1 Piramida Kekayaan menurut Lester C.Thurow dalam Tilaar (2002)
Kewirausahaan memiliki arti penting karena merupakan bagian dari kekayaan masyarakat yang berimplikasi terhadap munculnya dorongan dalam berkehidupan produktif di kalangan masyarakat, wirausaha juga seringkali dapat dipersamakan pengertiannya dengan wiraswasta yakni mereka yang dengan keberanian dan kreativitasnya, tanpa bergantung pada orang lain mereka melakekan aktivitas mandiri untuk mendapatkan manfaat dari segala sumberdaya yang dimiliki dan diusahakannya. Dari beberapa pandangan ahli diatas dapat disimpulkan bahwa kewirausahaan
(entrepreneurship) adalah seseorang yang menciptakan sebuah bisnis baru dengan mengambil risiko dan ketidakpastian demi mencapai keuntungan dan pertumbuhan dengan cara mengidentifikasi peluang dan menggabungkan sumberdaya yang diperlukan untuk
8 mendirikannya, wirausaha bukan hanya sekedar usaha sendiri tetapi juga dibarengi dengan sifat keberanian, keuletan dan ketangguhan dalam upaya mengelola bisnis yang diusahaknnya itu secara kreatif. 2.1.2
Karakteristik Kewirausahaan (Entrepreneurship)
Tabel 2.1 Karakteristik kewirausahaan No
Karakteristik Profil
Watak wirausahawan
1.
Percaya diri
Keyakinan,ketidaktergantungan, individualistis dan optimisme
2.
Berorientasi pada tugas dan hasil
Kebutuhan untuk berprestasi, berorientasi laba, ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras, mempunyai dorongan kuat, energetik dan inisiatif
3.
Pengambilan resiko
Kemampuan untuk mengambil resiko yang wajar dan suka tantangan
4.
Kepemimpinan
Perilaku sebagai pemimpin, bergaul dengan orang lain, menanggapi saran-saran dan kritik
5.
Keorisinilan
Inovatif dan kreatif serta fleksibel
6.
Berorientasi ke masa depan
Pandangan ke depan, perspektif
Sumber : Meredith, et.a., dalam Suryana, 2001, p8
9 Ciri-ciri wirausaha yang berhasil (Kasmir, p27 – 28) : •
Memiliki visi dan tujuan yang jelas. Hal ini berfungsi untuk menebak ke mana langkah dan
arah yang dituju sehingga dapat diketahui langkah yang harus
dilakukan oleh pengusaha tersebut. •
Inisiatif dan selalu proaktif. Ini merupakan ciri mendasar di mana pengusaha tidak hanya
menunggu sesuatu terjadi, tetapi terlebih dahulu memulai dan mencari
peluang sebagai pelopor dalam berbagai kegiatan. •
Berorientasi pada prestasi. Pengusaha yang sukses selalu mengejar prestasi yang lebih baik daripada prestasi sebelumnya. Mutu produk, pelayanan yang diberikan, serta kepuasan pelanggan menjadi perhatian utama. Setiap waktu segala aktifitas usaha yang dijalankan selalu dievaluasi dan harus lebih baik dibanding sebelumnya.
•
Berani mengambil risiko. Hal ini merupakan sifat yang harus dimiliki seorang pengusaha kapanpun dan dimanapun, baik dalam bentuk uang maupun waktu.
•
Kerja keras. Jam kerja pengusaha tidak terbatas pada waktu, di mana ada peluang di situ dia datang.
•
Bertanggungjawab terhadap segala aktifitas yang dijalankannya, baik sekarang maupun yang akan datang. Tanggungjawab seorang pengusaha tidak hanya pada segi material, tetapi juga moral kepada berbagai pihak.
•
Komitmen pada berbagai pihak merupakan ciri yang harus dipegang teguh dan harus ditepati. Komitmen untuk melakukan sesuatu memang merupakan kewajiban untuk segera ditepati dana direalisasikan.
•
Mengembangkan dan memelihara hubungan baik dengan berbagai pihak, baik yang berhubungan langsung dengan usaha yang dijalankan maupun tidak.
Hubungan
baik yang perlu dlijalankan, antara lain kepada : para pelanggan, pemerintah, pemasok, serta masyarakat luas.
2.1.3
Mitos Kewirausahaan ( The Myths of Entrepreneurship)
10
Throughout the years, many myths have arisen about entrepreneurship primarily, because of lack of research on the subject. As many researchers in the field have noted, the study of entrepreneurship is still emerging, and thus “folklore” tends to prevail until it is dispelled with contemporary research findings. Ten of the most notable myths ( and an explanation to dispel each myth) are as follows. •
Entrepreneurs are doers, not thinkers
•
Entrepreneurs are born, not made
•
Entrepreneurs are always inventors
•
Entrepreneurs are academic and socials misfits
•
Entrepreneurs must fit the profile
•
All entrepreneurs need is money
•
All entrepreneurs need is luck
•
Entrepreneurship is unstructured and chaotic
•
Most entrepreneurial initiatives fail
•
Entrepreneurs are extreme risk takers… the Gamblers!
2.1.4
Model Pembelajaran Mengajar adalah suatu usaha yang sangat kompleks, sehingga sulit menentukan
bagaimana sebenarnya mengajar yang baik. Model adalah salah satu alat untuk mencapai tujuan. Sedangkan "pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa sehingga tingkah laku siswa berubah ke arah yang lebih baik" (Darsono, 2000, p24). Menurut Ahmadi (1997, p52) dikutip oleh Yatik Hidayanti, model pembelajaran adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang dipergunakan oleh guru atau instruktur. Pengertian lain mengatakan bahwa model pembelajaran merupakan teknik
11 penyajian yang dikuasai oleh guru untuk mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada siswa di dalam kelas, baik secara individual ataupun secara kelompok agar pelajaran itu dapat diserap, dipahami dan dimanfaatkan oleh siswa dengan baik. Menurut pendapat Sunardi, http://www.depdiknas.go.id/jurnal/41/sunardi.htm 5 Agustus 2003 Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pemandu bagi perancang desain pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar. Jadi dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru sebagai media untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Hal ini mendorong seorang guru untuk mencari model yang tepat dalam penyampaian materinya agar dapat diserap dengan baik oleh siswa. Mengajar secara efektif sangat bergantung pada pemilihan dan penggunaan model mengajar.
2.1.4.1 Macam-Macam Model Pembelajaran
Banyak macam model pembelajaran yang dapat digunakan. Berikut ini adalah 9 macam model pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dan diungkapkan peneliti antara lain: 1. Model ceramah Model ceramah adalah suatu cara mengajar yang digunakan untuk menyampaikan keterangan atau informasi atau uraian tentang suatu pokok persoalan serta masalah secara lisan (Ibrahim, 2003, p106). Model ceramah yaitu sebuah model mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan kepada sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara pasif. Muhibbin Syah, (2000). Model ceramah dapat dikatakan sebagai satu-satunya model
12 yang paling ekonomis untuk menyampaikan informasi, dan paling efektif dalam mengatasi kelangkaan literatur atau rujukan yang sesuai dengan jangkauan daya beli dan paham siswa, namun jika diterapkan terlalu lama siswa akan mudah bosan.
Dari beberapa
pandangan ahli diatas dapat disimpulkan bahwa model ceramah ialah suatu cara penyajian bahan pelajaran dengan melalui penuturan (penjelasan lisan) oleh guru kepada siswa. •
Kelebihan model ceramah 1) Guru lebih menguasai kelas 2) Mudah mengorganisasikan tempat duduk/kelas 3) Dapat diikuti oleh jumlah siswa yang besar 4) Mudah mempersiapkan dan melaksanakannya 5) Guru mudah menerangkan pelajaran dengan baik
•
Kelemahan model ceramah 1) Mudah menjadi verbalisme (pengertian kata-kata) 2) Yang visual menjadi rugi, yang auditif (mendengar) lebih besar menerima 3) Sukar menyimpulkan siswa mengerti dan tertarik pada ceramah
2. Model Tanya Jawab Model Tanya jawab adalah
model mengajar yang memungkinkan terjadinya
komunikasi langsung yang bersifat dua arah sebab pada saat yang sama terjadi dialog antara guru dan siswa. Guru bertanya siswa menjawab atau siswa bertanya guru menjawab. Model tanya jawab adalah suatu cara untuk menyajikan bahan pelajaran dalam bentuk pertanyaan dari guru yang harus dijawab oleh siswa atau sebaliknya (pertanyaan dari siswa yang harus dijawab oleh guru) baik secara lisan atau tertulis. Pertanyaan yang diajukan mengenai isi pelajaran yang sedang diajarkan guru atau pertanyaan yang lebih
13 luas, asal berkaitan dengan pelajaran atau pengalaman yang dihayati. Melalui dengan tanya jawab akan memperluas dan memperdalam pelajaran tersebut. •
Kelebihan model tanya jawab 1) Pertanyaan dapat menarik dan memusatkan perhatian siswa 2) Merangsang siswa untuk melatih dan mengembangkan daya pikir, termasuk daya ingatan 3) Mengembangkan keberanian dan keterampilan siswa dalam menjawab dan mengemukakan pendapat
•
Kelemahan model tanya jawab 1) Siswa merasa takut bila guru kurang dapat mendorong siswa untuk berani dengan menciptakan suasana yang tidak tegang 2) Tidak mudah membuat pertanyaan yang sesuai dengan tingkat berpikir dan mudah dipahami siswa 3) Sering membuang banyak waktu 4) Kurangnya waktu untuk memberikan pertanyaan kepada seluruh siswa
3. Model diskusi Model diskusi adalah bertukar informasi, berpendapat, dan unsur-unsur pengalaman secara teratur dengan maksud untuk mendapat pengertian bersama yang lebih jelas dan lebih cermat tentang permasalahan atau topik yang sedang dibahas. Muhibbin Syah (2000), mendefinisikan bahwa model diskusi adalah model mengajar yang sangat erat hubungannya dengan memecahkan masalah (problem solving). Model ini lazim juga disebut sebagai diskusi kelompok (group discussion) dan resitasi bersama (
socialized recitation). Model ini bertujuan untuk tukar menukar gagasan, pemikiran, informasi/ pengalaman diantara peserta, sehingga dicapai kesepakatan pokok-pokok
14 pikiran (gagasan, kesimpulan). Untuk mencapai kesepakatan tersebut, para peserta dapat saling beradu argumentasi untuk meyakinkan peserta lainnya. Kesepakatan pikiran inilah yang kemudian ditulis sebagai hasil diskusi. Diskusi biasanya digunakan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari penerapan berbagai model lainnya, seperti: penjelasan (ceramah), curah pendapat, diskusi kelompok, permainan, dan lain-lain. Model diskusi diaplikasikan dalam proses belajar mengajar untuk : •
Mendorong siswa berpikir kritis
•
Mendorong siswa mengekspresikan pendapatnya secara bebas
•
Mendorong siswa menyumbangkan buah pikirnya untuk memecahkan masalah bersama
•
Mengambil satu alternative jawaban atau beberapa alternative jawaban untuk memecahkan masalah berdasarkan pertimbangan yang seksama ¾
Kelebihan model diskusi
1) Merangsang kreativitas anak didik dalam bentuk ide, gagasan, prakarsa dan terobosan baru dalam pemecahan masalah 2) Mengembangkan sikap saling menghargai pendapat orang lain 3) Memperluas wawasan 4) Membina untuk terbiasa musyawarah dalam memecahkan masalah ¾
Kelemahan model diskusi
1) Membutuhkan waktu yang panjang 2) Tidak dapat dipakai untuk kelompok besar 3) Peserta mendapat informasi yang terbatas 4) Dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara atau ingin menonjolkan diri
4. Model demonstrasi
15 Model demonstrasi merupakan model mengajar yang cukup efektif sebab membantu para siswa untuk memperoleh jawaban dengan mengamati suatu proses atau peristiwa tertentu. Model demonstrasi adalah model mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan (Muhibbin Syah:2000).
Manfaat psikologis dari model demonstrasi adalah: •
Perhatian siswa dapat lebih dipusatkan
•
Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari
•
Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri siswa Model demonstrasi adalah model yang digunakan untuk memperlihatkan sesuatu
proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran. (Syaiful Bahri Djamarah : 2000). Dari beberapa pandangan ahli diatas dapat disimpulkan bahwa model demonstrasi adalah model yang digunakan untuk membelajarkan peserta dengan cara menceritakan dan memperagakan suatu langkah-langkah pengerjaan sesuatu yang diperagakan kepada peserta. ¾
Kelebihan model demonstrasi 1) Menghindari verbalisme. 2) Siswa lebih mudah memahami apa yang dipelajari. 3) Proses pengajaran lebih menarik. 4) Siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori dengan kenyataan dan mencoba melakukannya sendiri.
¾
Kelemahan model demonstrasi 1) Memerlukan keterampilan guru secara khusus.
16 2) Kurangnya fasilitas. 3) Membutuhkan waktu yang lama.
5. Model Eksperimen Model eksperimen adalah cara penyajian pelajaran, di mana siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari (Djamarah, 2002, p95). Dalam proses belajar mengajar, dengan model eksperimen, siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu obyek, keadaan atau proses sesuatu. Dengan demikian, siswa dituntut untuk mengalami sendiri , mencari kebenaran, atau mencoba mencari suatu hukum atau dalil, dan menarik kesimpulan dari proses yang dialaminya itu. Model eksperimen adalah model pemberian kesempatan kepada anak didik perorangan atau kelompok, untuk dilatih melakukan suatu proses atau percobaan. (Syaiful Bahri Djamarah : 2000)
Model percobaan adalah suatu metode mengajar yang
menggunakan tertentu dan dilakukan lebih dari satu kali, misalnya di Laboratorium. Menurut Roestiyah (2001, p80) model eksperimen adalah suatu cara mengajar, di mana siswa melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal, mengamati prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh guru. Penggunaan teknik ini mempunyai tujuan agar siswa mampu mencari dan menemukan sendiri berbagai jawaban atau persoalan-persoalan yang dihadapinya dengan mengadakan percobaan sendiri. Juga siswa dapat terlatih dalam cara berfikir yang ilmiah. Dengan eksperimen siswa menemukan bukti kebenaran dari teori sesuatu yang sedang dipelajarinya. Menurut Schoenherr (1996) yang dikutip oleh Palendeng (2003, p81) model eksperimen adalah model yang sesuai untuk pembelajaran sains, karena model eksperimen mampu memberikan kondisi belajar yang dapat mengembangkan kemampuan
17 berfikir dan kreativitas secara optimal. Siswa diberi kesempatan untuk menyusun sendiri konsep-konsep
dalam
struktur
kognitifnya,
selanjutnya
dapat
diaplikasikan
dalam
kehidupannya. Dalam model eksperimen, guru dapat mengembangkan keterlibatan fisik dan mental, serta emosional siswa. Siswa mendapat kesempatan untuk melatih ketrampilan proses agar memperoleh hasil belajar yang maksimal. Pengalaman yang dialami secara langsung dapat tertanam dalam ingatannya. Keterlibatan fisik dan mental serta emosional siswa diharapkan dapat diperkenalkan pada suatu cara atau kondisi pembelajaran yang dapat menumbuhkan rasa percaya diri dan juga prilaku yang inovatif dan kreatif. Model Eksperimen menurut Al-farisi (2005, p2) adalah model yang bertitik tolak dari suatu masalah yang hendak dipecahkan dan dalam prosedur kerjanya berpegang pada prinsip model ilmiah. ¾
Kelebihan model eksperimen 1) Membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaan. 2) Membina siswa membuat terobosan baru. 3) Hasil percobaan yang berharga dapat dimanfaatkan untuk kemakmuran umat manusia.
¾
Kelemahan model eksperimen 1) Cenderung sesuai bidang sains dan teknologi. 2) Kesulitan dalam fasilitas. 3) Menuntut ketelitian, kesabaran, dan ketabahan. 4) Setiap percobaan tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan.
6. Model latihan (drill)
18 Model latihan adalah suatu teknik mengajar yang mendorong siswa untuk melaksanakan kegiatan latihan agar memiliki ketangkasan atau keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang dipelajari. Model latihan adalah suatu model mengajar , dimana siswa diajak ke tempat latihan keterampilan
untuk
melihat
bagaimana
cara
membuat
sesuatu,
bagaimana
cara
menggunakannya, untuk apa dibuat, apa manfaatnya dan sebagainya. Contoh latihan keterampilan membuat tas dari mute atau pernik-pernik. ¾
Kelebihan model latihan 1) Untuk memperoleh kecakapan motoris. 2) Untuk memperoleh kecakapan mental. 3) Untuk memperoleh kecakapan dalam bentuk asosiasi yang dibuat. 4) Pembentukan kebiasaan serta menambah ketepatan dan kecepatan pelaksanaan. 5) Pemanfaatan kebiasaan yang tidak membutuhkan konsentrasi. 6) Pembentukan kebiasaaan yang lebih otomatis
¾
Kelemahan model latihan 1) Menghambat bakat dan inisiatif siswa. 2) Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan. 3) Monoton, mudah membosankan. 4) Membentuk kebiasaan yang kaku. 5) Dapat menimbulkan verbalisme.
7. Model pemberian tugas (resitasi) Model resitasi adalah model penyajian bahan di mana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar dan dapat memberikan motivasi lebih aktif dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan.
19 Metode resitasi adalah suatu metode mengajar dimana siswa diharuskan membuat resume dengan kalimat sendiri (http://re-searchengines.com/art05-65.html). ¾
Kelebihan model resitasi 1) Merangsang siswa dalam melaksanakan aktivitas belajar baik individual maupun kelompok 2) Dapat mengembangkan kemandirian 3) Membina tanggung jawab dan disiplin siswa 4) Mengembangkan kreatifitas siswa
¾
Kelemahan model resitasi 1) Sulit dikontrol 2) Khusus tugas kelompok yang aktif siswa tertentu 3) Sulit memberikan tugas yang sesuai perbedaan individu 4) Menimbulkan kebosanan
8. Model Karyawisata Melalui model ini siswa-siswa diajak mengunjungi tempat-tempat tertentu di luar sekolah. Tempat-tempat yang akan dikunjungi dan hal-hal yang perlu diamati telah direncanakan terlebih dahulu, dan setelah kegiatan siswa diminta membuat laporan. Model karyawisata adalah suatu model mengajar yang dirancang terlebih dahulu oleh pendidik dan diharapkan siswa membuat laporan dan didiskusikan bersama dengan peserta didik yang lain serta didampingi oleh pendidik, yang kemudian dibukukan. Menurut Roestiyah (2001, p85) , karyawisata bukan sekedar rekreasi, tetapi untuk belajar atau memperdalam pelajarannya dengan melihat kenyataannya. Karena itu dikatakan teknik karya wisata, ialah cara mengajar yang dilaksanakan dengan mengajak siswa ke suatu tempat atau obyek tertentu di luar sekolah untuk mempelajari atau
20 menyelidiki sesuatu seperti meninjau pabrik sepatu, suatu bengkel mobil, toko serba ada, dan sebagainya. Menurut Roestiyah (2001, p85) ,teknik karya wisata ini digunakan karena memiliki tujuan sebagai berikut: Dengan melaksanakan karya wisata diharapkan siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dari obyek yang dilihatnya, dapat turut menghayati tugas pekerjaan milik seseorang serta dapat bertanya jawab mungkin dengan jalan demikian mereka mampu memecahkan persoalan yang dihadapinya dalam pelajaran, ataupun pengetahuan umum. Juga mereka bisa melihat, mendengar, meneliti dan mencoba apa yang dihadapinya, agar nantinya dapat mengambil kesimpulan, dan sekaligus dalam waktu yang sama ia bisa mempelajari beberapa mata pelajaran. Dari beberapa pandangan ahli diatas dapat disimpulkan bahwa model karyawisata ialah suatu cara penyajian bahan pelajaran dengan membawa murid langsung kepada obyek yang akan dipelajari di luar kelas. ¾
Kelebihan model karyawisata 1) Memiliki prinsip pengajaran modern dengan memanfaatkan lingkungan nyata. 2) Membuat relevansi antara apa yang dipelajari dengan kebutuhan di masyarakat. 3) Merangsang kreatifitas siswa 4) Bahan pelajaran lebih luas dan aktual.
¾
Kelemahan model karyawisata 1) Kurangnya fasilitas. 2) Perlu perencanaan yang matang. 3) Perlu koordinasi agar tidak tumpah tindih waktu. 4) Mengabaikan unsur studi. 5) Kesulitan mengatur siswa yang banyak.
9. Model Sosiodrama
21 Model yang digunakan untuk mengajarkan nilai-nilai dan memecahkan masalahmasalah yang dihadapi dalam hubungan sosial dengan orang-orang di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat. Dalam pelaksanaannya siswa diberikan peran tertentu dan melaksanakan peran tersebut serta mendiskusikannya di kelas. (Ibrahim, 2003, p107). Model sosiodrama seperti memindahkan ‘sepenggal cerita’ yang menyerupai kisah nyata atau situasi sehari-hari ke dalam pertunjukkan. Penggunaan model ini ditujukan untuk mengembangkan diskusi dan analisa peristiwa (kasus). Tujuannya adalah sebagai media untuk memperlihatkan berbagai permasalahan pada suatu tema (topik) sebagai bahan refleksi dan analisis solusi penyelesaian masalah. Dengan begitu, rana penyadaran dan Peningkatan kemempuan analisis dikombinasikan secara seimbang.
¾
Kelebihan model sosiodrama 1) Melatih siswa untuk melatih, memahami dan mengingat isi bahan yang akan didramakan. 2) Melatih siswa berinisiatif dan berkreatif. 3) Memupuk bakat. 4) Menumbuhkan dan membina kerjasama. 5) Mendapat kebiasaan untuk membagi tanggung jawab. 6) Membina tata bahasa siswa
¾
Kelemahan model sosiodrama 1) Kurang kreatif bagi anak yang tidak ikut dalam drama. 2) Banyak memakan waktu. 3) Memerlukan tempat yang luas. 4) Mengganggu kelas lain karena gaduh.
22 2.1.5
Nilai Kewirausahaan
Untuk nilai kewirausahaan ada enam kriteria menurut Mardiyatmo dalam Kewirausahaan (2008) dan Devi Puspitasari dalam Kewirausahaan (2006, p43-85). Nilai kewirausahaan dapat dievaluasi ke dalam enam dimensi besar, yaitu: 1) Mengaktualisasikan sikap dan perilaku wirausaha •
Sikap dan perilaku kerja prestatif Para wirausahawan adalah orang-orang yang berorientasi pada tindakan, bermotivasi tinggi, yang mengambil risiko dalam mengejar tujuan, selalu ingin maju melalui kerja dengan ikhlas, mawas diri, cerdas, keras dan tuntas.
•
Memecahkan masalah dengan arif dan kreatif Semakin maju suatu usaha yang dijalankan, maka semakin besar pengaruhnya terhadap permasalahan yang akan muncul. Oleh karena itu, seorang wirausahawan dituntut untuk bisa menyelesaikan permasalahannya sesuai dengan tingkatan permasalahan yang dialaminya.
•
Teknik pemecahan masalah Langkah-langkah teknik pemecahan masalah : a) Rumuskan/definisikan masalah keputusan b) Kumpulan informasi yang relevan c) Cari alternatif tindakan d) Analisis alternatif yang fisibel e) Memilih alternatif terbaik f)
•
Laksanakan keputusan dan evaluasi hasilnya
Teknik pengambilan keputusan
23 Pengambilan keputusan senantiasa berkaitan dengan sebuah masalah atau kesulitan.
Melalui suatu keputusan dan penerapannya orang
mengharapkan akan dicapai suatu pemecahan atas masalah tersebut atau penyelesaian konflik. •
Mengimplementasikan keputusan yang diambil Implementasi sesuatu keputusan secara efektif mengharuskan adanya sikap bertanya mengenai setiap detail keputusan dan terhadap langkah-langkah yang akan ditempuh untuk melaksanakannya.
•
Resiko pengambilan keputusan
a)
Keputusan dalam keadaan ada kepastian (certainly)
b)
Keputusan dalam keadaan ada resiko (risk)
c)
Keputusan dalam keadaan ketidakpastian (uncertainly)
d)
Keputusan dalam keadaan ada konflik (conflict)
2) Peluang Usaha Merupakan usaha yang didalamnya terdapat keinginan dan kebutuhan yang akan dipenuhi oleh seseorang atau sekelompok. Untuk
menggali
dan
memanfaatkan
peluang
usaha
atau
bisnis,
seorang
wirausahawan harus berpikir secara positif dan kreatif, diantaranya: •
Harus percaya dan yakin bahwa usaha atau bisnis bisa dilaksanakan
•
Harus menerima gagasan-gagasan baru didalam dunia usaha atau bisnis
•
Harus bertanya kepada diri sendiri
•
Harus mendengarkan saran-saran orang lain
•
Harus mempunyai etos kerja yang tinggi
•
Pandai berkomunikasi
24 Peluang usaha bukanlah peluang jika kita tidak sanggup menemukan tindakan yang mungkin dan layak untuk mewujudkannya.
Dengan mempelajari dinamika
kehidupan masyarakat, wirausahawan harus menciptakan kesempatan usaha atau bisnis apa yang paling tepat. Dengan tersedianya informasi intern dan ekstern, maka wirausahawan dapat mengetahui: •
Dimana ada peluang (opportunity)
•
Apa saja yang akan mengancam usaha (threat)
•
Adakah kekuatan (strength) yang dapat mendukung usaha untuk mencapai sasaran
•
Apakah
kelemahan
(weakness) yang membatasi atau menghambat
kemampuan mencapai sasaran Analisis peluang usaha dapat dikategorikan sebagai berikut : a) Analisis peluang usaha berdasar jenis produk/jasa -
Minat seseorang, misalnya berminat dalam dunia perdagangan, jasa atau bidang lainnya
-
Modal, apakah sudah tersedia modal awal atau belum, baik dalam bentuk uang maupun barang atau mesin
-
Relasi, apakah ada keluarga atau teman yang sudah terlebih dahulu menekuni usaha yang sama
b) Analisis peluang usaha berdasar minat dan daya beli konsumen Untuk mengetahui besar kecilnya minat masyarakat terhadap usaha yang kita dirikan, kita bisa melakukan observasi.
Observasi ini bisa dilakukan
dengan cara: -
mengadakan pengamatan langsung ke pasar
25 -
melakukan wawancara
-
memberikan angket untuk di isi oleh calon konsumen
3) Perencanaan Usaha secara kreatif dan inovatif Orang yang kreatif adalah orang yang cepat menagkap peluang yang muncul dari suatu kondisi lingkungan sekitarnya.
Sedangkan kemampuan inovasi seorang
wirausahawan merupakan proses mengubah suatu gagasan yang dapat dijual. Menganalisa aspek-aspek usaha dilihat dari : • Organisasi usaha sederhana Organisasi usaha sederhana adalah organisasi usaha yang kegiatan usahanya berskala kecil, dilakukan oleh masyarakat dengan modal yang relatif kecildan dikelola dengan manajemen yang sederhana, bergerak dalam lapangan bisnis, baik perdagangan barang dan jasa maupun industri. • Tujuan dan sasaran usaha Setiap organisasi yang didirikan perlu mempunyai tujuan yang jelas, yaitu hal-hal yang ingin dicapai atau dipelihara, baik berupa materi maupun nonmateri dengan satu atau lebih kegiatan. Membahas masalah tujuan dan sasaran usaha tidak bisa dipisahkan dari membahas masalah visi dan misi. • Bentuk badan usaha Badan usaha adalah kesatuan yuridis ekonomis yang bertujuan untuk mencari keuntungan. • Produk barang dan jasa Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada suatu pasar agar diperhatikan, diminta, dibeli dan dikonsumsi sehingga dapat memuaskan kebutuhan.
Barang mempunyai wujud tertentu dan mempunyai sifat fisik,
26 sedangkan jasa adalah hasil kegiatan produksi yang tidak mempunyai wujud tertentu serta tidak mempunyai sifat fisik tertentu. Analisis perencanaan usaha dengan aspek administrasi usaha : • Perizinan usaha Perizinan usaha atau perusahaan adalah suatu bentuk persetujuan atau pemberian izin dari pihak yang berwenang atas penyelengaraan kegiatan usaha yang dilakukan oleh perseorangan maupun badan. • Surat menyurat Surat adalah alat untuk menyampaikan informasi secara tertulis kepada pihak lain, baik atau nama pribadi maupun jabatannya dalam organisasi dengan maksud tertentu. Surat sebagai alat komunikasi dan informasi mempunyai fungsi sebagai berikut : -
sebagai duta atau wakil organisasi atau perusahaan
-
sebagai alat bukti tertulis, misalnya surat perjanjian
-
sebagai pedoman, misalnya surat yang berisi instruksi
-
sebagai alat pengingat, misalnya surat yang telah diarsipkan
• Pencatatan transaksi barang atau jasa Transaksi yang terjadi dalam perusahaan selama satu periode tertentu terdiri atas
bermacam-macam
transaksi,
misalnya
transaksi
pembelian
barang,
pembelian perlengkapan, pembayaran utang, penjualan barang, penerimaan tagihan dan sebagainya. • Pencatatan transaksi keuangan Transaksi keuangan adalah kejadian atau situasi yang mempengaruhi posisi keuangan perusahaan dan oleh karena itu harus dicatat. • Pajak pribadi dan pajak usaha
27 Pajak adalah iuran dari rakyat untuk negara yang wajib dibayarkan, dapat dipaksakan
karena
berdasarkan
undang-undang
dan
pemerintah
tidak
memberikan balas jasa secara langsung. 4)
Keterampilan Menjual • Teknik menjual Untuk meyakinkan calon pelanggan atau calon pembeli agar mau membeli tak dapat dipisahkan dari cara menawarkan.
Dalam usaha meyakinkan pembeli,
penjual harus berusaha memperkecil kekurangan yang terdapat pada barang dagangan.
Sebaliknya, tunjukkan kelebihan yang terdapat dalam barangnya,
tetapi semua keterangan yang diberikan dapat dibuktikan sehingga tidak mengecewakan calon pembeli. • Penetapan harga
Kebijakan penetapan harga produk turut menentukan keberhasilan di dalam bidang pemasaran produk.
Harga produk yang ditetapkan oleh seorang
wirausahawan bukan berarti harus murah atau mahal, tetapi harus sesuai dengan daya beli konsumen. • Pelayanan Prima Pelayanan terbaik itulah yang disebut pelayanan prima (excellent service). Dengan kata lain, pelayanan prima adalah pelayanan sebaik-baiknya kepada pelanggan sehingga dapat menimbulkan rasa puas pada pelanggan. 5)
Permodalan Adanya modal yang cukup akan memungkinkan beroperasinya perusahaan dan perusahaan tidak mengalami kesulitan serta mampu menghadapi bahaya yang
28 mungkin timbul karena adanya krisis atau kekacauan keuangan. Modal adalah keseluruhan barang-barang yang masih ada dalam proses produksi. •
Teknik dan Prosedur Permodalan Usaha Modal yang ada dalam perusahaan diwujudkan dalam model investasi dan modal kerja.
Modal investasi adalah modal yang memberikan jasa untuk proses
produksi dalam jangka waktu yang lama. Contohnya :tanah, gedung, mesin dan sebagainya. Sementara itu, modal kerja adalah modal yang tertanam dalam aktiva lancar. Unsur-unsur modal kerja dalam perusahaan adalah berupa : -
uang kas,
-
piutang dagang,
-
surat berharga,
-
persediaan barang dagangan.
Pengelolaan modal kerja dianggap baik jika para wirausahawan yang mengelola usahany atau bisnisnya dapat mengatur unsur-unsur modal kerja tersebut. Adapun cara menghitung dan menetapkan modal kerja perusahaan adalah sebagai berikut : a) Berdasarkan jangka waktu keterlibatan Modal dihitung berdasarkan keterikatan dana per komponen modal kerja sejak ditanamkan sampai menjadi uang tunai dan siap untuk dipakai lagi. b) Berdasarkan tingkat perputaran modal Dengan cara menghitung terlebih dahulu tingkat perputaran macammacam komponen modal kerja. 6) Menyusun proposal usaha • Proposal usaha
29 Sebelum membuka usaha baru, seorang wirausahawan perlu menyusun dan menetapkan langkah-langkah tepat untuk dapat mencapai keberhasilannya. Langkah-langkah ini menyangkut segala sesuatu yang akan dilakukannya, seperti masalah pabrik, manajemen usaha, pemasaran, pemilihan produk, resiko yang harus dihadapi, serta masalah keuangan.
Langkah-langkah tersebut disusun
secara rapi dan tertulis dalam bentuk proposal usaha.
2.1.6
Kecakapan Hidup (life skill) Kecakapan hidup (life skill) adalah kecakapan yang di miliki seseorang untuk
mampu memecahkan permasalahan hidup secara wajar dan
menjalani
kehidupan
secara bermartabat tanpa merasa tertekan, kemudian secara proaktif mencari serta menemukan
solusi
sehingga akhirnya mampu mengatasinya (Departemen Agama,
Pedoman Integrasi Life Skill dalam Pembelajaran Madrasah Aliyah, Jakarta, Jendral Agama Islam, 2005, p11).
Direktoral
Berdasarkan Departemen Pendidikan Nasional
(Depdiknas), kecakapan hidup mencakup kecakapan yang memungkinkan remaja untuk menghadapi dan beradaptasi dengan baik dengan situasi sehari-hari dan tuntutan seharihari, seperti berfikir kreatif dan kritis, mengambil keputusan yang sudah diinformasikan, resolusi konflik dan komunikasi interpersonal. Kecakapan-kecakapan ini berhubungan dengan kesehatan personal remaja (secara fisik dan emosi), pengembangan keluarga dan masyarakat, dan partisipasi kewarganegaraan, demikian juga dengan partisipasi di dunia kerja. Menurut Standar Pendidikan Nasional, kurikulum di pendidikan dasar dan menengah formal dan non-formal mencakup kecakapan hidup (pasal 13). Dari beberapa pandangan ahli diatas dapat disimpulkan bahwa kecakapan hidup tidak semata-mata memiliki kemampuan tertentu (vocational job), namun juga memiliki kemampuan dasar pendukung secara
fungsional
seperti:
membaca,
menulis,
dan
berhitung,
merumuskan
dan
30 memecahkan masalah, mengelola sumber daya, bekerja dalam kelompok, dan menggunakan teknologi. 2.1.6.1 Tujuan Pendidikan Kecakapan Hidup (life skill) Secara umum pendidikan kecakapan hidup bertujuan memfungsikan pendidikan sebagai wahana pengembangan fitrah manusia yaitu
pengembangan seluruh potensi
peserta didik sehingga sadar akan tugas dan tanggungjawabnya sebagai makhluk Tuhan untuk siap menjalani hidup serta menghadapi perannya dimasa yang akan datang. Tujuan dari pendidikan kecakapan hidup adalah untuk memberdayakan anak-anak agar melanjutkan mengembangkan pengetahuan dan kecakapan sehingga mereka dapat hidup dimanapun dan mampu menggunakan sarana-prasarana di sekitar mereka untuk mendukung dan mengembangkan kualitas hidup mereka. Secara khusus pendidikan berorientasi pada kecakapan hidup bertujuan: a. Mengembangkan seluruh potensi peserta didik sehingga mereka cakap bekerja (cakap hidup) dan mampu memecahkan masalah hidup sehari- hari. b.
Merancang
pendidikkan
dan
pembelajaran
agar
fungsional
bagi kehidupan
peserta didik dalam menghadapi kehidupannya sekarang dan di masa datang. c.
Memberikan
kesempatan
pada
madrasah
untuk
mengembangkan pembeajaran
yang fleksibel, sesuai dengan pendidikan berbasis luas (broad field). d. Mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya di lingkungan sekolah dan di masyarakat. Menurut Depdiknas manfaat kecakapan hidup bagi siswa, sebagai berikut: • Mempunyai kecakapan, pengetahuan, sikap dan kesiapan untuk sukses bekerja untuk atasan atau bekerja secara mandiri, yang akan membantu meningkatkan kualitas hidup mereka. • Mempunyai motivasi tinggi dan etos kerja sukses dan bersaing di lingkungan dan konteks pasar lokal, domestik dan internasional (global)
31 • Menyadari pentingnya pendidikan untuk mereka sendiri dan keluarganya dan untuk meningkatkan pendapatan mereka dan kesejahteraan sosialnya •
Mempunyai kecakapan dan kesempatan untuk belajar sepanjang hayat sehingga mereka dapat mencapai level yang sama dengan orang lain.
Manfaat siswa dengan kecakapan hidup terletak pada empat level: individu, masyarakat, pemerintah regional dan negara. ¾
Individu
•
Kecakapan, pengetahuan dan pemahaman untuk bekerja di suatu perusahaan atau menjadi pengusaha yang membuka lapangan kerja
•
Kemampuan untuk sukses mendukung diri sendiri dan keluarganya
•
Mempunyai kesempatan untuk mengembangkan kecakapannya lebih lanjut
¾
Masyarakat
•
Menciptakan lapangan pekerjaan baru di masyarakat
•
Mengurang kemiskinan
•
Mengurangi kesenjangan sosial dan ancaman kejahatan sosial dan masalah lainnya
¾
Pemerintah Regional
•
Meningkatkan kualitas sumber daya manusia
•
Pertumbuhan ekonomi regional dan potensi untuk pajak
¾
Negara
•
Mengurangi urbanisasi Sedangkan orientasi life skill adalah mata pelajaran dianggap sebagai alat,
bukan sebagai tujuan dan terkait langsung dengan kondisi dan potensi lingkungan. Pembelajaran dirancang untuk peningkatan kecakapan proses. Pembelajaran terpadu dan kontekstual antara teori dan kenyataan kehidupan sehari-hari. Evaluasi pembelajaran dilakukan
dalam
bentuk kerja, tes perbuatan, observasi dengan pemecahan masalah
32 mencakup uji kinerja, perilaku, kejujuran dan disiplin (bukan hanya tes tulis). ¾
Kecakapan Hidup yang Bersifat Umum (general life skill/GLS) Kecakapan ini terbagi dalam dua domain, yaitu: 1) Kecakapan Personal (Personal Skill) Kecakapan personal untuk memahami dan menguasai diri, yaitu suatu kemampuan
berdialog
yang diperlukan oleh
seseorang untuk
mengaktualisasikan jati diri dan menemukan kepribadiannya menguasai
serta
merawat
raga
dengan
dapat cara
dan jiwa atau jasmani dan rohani.
Kecakapan personal ini meliputi : a) Kesadaran diri sebagai hamba Tuhan (spiritual skill ) b) Kesadaran potensi diri, merupakan kemampuan, kekuatan, baik yang belum terwujud maupun yang telah terwujud, yang dimiliki seseorang, tetapi belum sepenuhnya terlihat atau dipergunakan secara maksimal. c) Kecakapan berpikir rasional (thinking skill). Kecakapan berpikir mencakup antara lain kecakapan menggali dan menemukan informasi (information
searching), kecakapan mengolah informasi dan mengambil keputusan secara cerdas (information processing and decision making skills), serta kecakapan memecahkan masalah secara arif dan kreatif (creative problem
solving skill). 2) Kecakapan Sosial (Social Skill) Kecakapan sosial ini dapat diwujudkan berupa: a) Kecakapan berkomunikasi dengan empati. Empati adalah sikap penuh pengertian dan
seni
komunikasi dua arah.
Perlu ditekankan karena yang dimaksud berkomunikasi di sini, bukan sekedar menyampaikan pesan, tetapi isi dan sampainya pesan disertai
33 dengan
kesan
yang
baik
yang
akan
menumbuhkan hubungan
harmonis. b) Kecakapan bekerjasama (collaboration
skill). Kecakapan bekerja
sama
sangat diperlukan manusia sebagai makhluk sosial. Dalam kehidupan sehari-hari,
manusia
akan
selalu membutuhkan
menusia lain.
Kerjasama bukan sekedar “kerja bersama” tetapi kerjasama yang disertai dengan saling pengertian, saling menghargai dan saling membantu.
¾
Kecakapan Hidup Spesifik (Specifik Life Skills/SLS) Kecakapan hidup yang bersifat spesifik adalah kecakapan yang diperluakan
seseorang
untuk
menghadapi
problem
dalam
bidang- bidang khusus/tertentu,
atau disebut juga dengan kompetensi teknis. Kecakapan ini terdiri dari dua domain, yaitu: 1)
Kecakapan akademik (academic skill) Kecakapan akademik mencakup: a) Kecakapan mengidentifikasi variabel dan
menjelaskan
hubungan
antar variabel tersebut. b) Kecakapan merumuskan hipotesis. c) Kecakapan merancang dan melaksanakan penelitian. 2)
Kecakapan vokasional (vocational skill) Yang dimaksud kecakapan vokasional adalah kecakapan yang berkaitan dengan
sesuatu
bidang kejuruan/keterampilan
fungsional, keterampilan bermata pencaharian,
yang meliputi keterampilan keterampilan
bekerja,
keterampilan menguasai teknologi informasi dan komunikasi. Ada
beberapa
ciri
dari
pembelajaran
pendidikan
kecakapan
hidup menurut
34 Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) yaitu sebagai berikut: • Terjadi proses identifikasi kebutuhan belajar. • Terjadi proses penyadaran untuk belajar bersama. • Terjadi
keselarasan
kegiatan
belajar
untuk
mengembangkan
diri,
belajar usaha mandiri dan usaha bersama. • Terjadi
proses
penguasaan
kecakapan
personal,
sosial,
vokasional,
akademik, manajerial serta kewirausahaan. • Terjadi
proses
pemberian
pengalaman
dalam
melakukan
pekerjaan
dengan benar, hingga menghasilkan produk bermutu. • Terjadi proses interaksi saling belajar dari para ahli. • Terjadi proses penilaian kompetensi. • Terjadi pendampingan teknis untuk bekerja
atau
membentuk usaha
bersama (Anwar, 2006, p21).
Dalam sistem pendidikan Indonesia, kecakapan hidup mencakup empat kategori dan kompetensi berikut : Tabel 2.2 Kategori dan Kompetensi Kecakapan Hidup Personal
• Beriman pada Tuhan
Sosial
•
Bekerja sama dalam
• Berakhlak mulia
kelompok
• Memahami diri
• Menunjukkan
sendiri
tanggungjawab
Akademik
• Menguasai pengetahuan • Menggunakan
Vokasional
• Kecakapan yang berhubungan dengan suatu
keterampilan
profesi yang
ilmiah
berkaitan dengan
35 sosial
• Percaya diri • Bertanggung
• Bertangung
jawab untuk
jawab
pembelajaran
• Mengendalikan
pribadi • Berfikir rasional
emosi • Berinteraksi dengan
• Menghargai diri
masyarakat
sendiri • Menjadi manusia
• Berpartisipasi
• Bersikap ilmiah
area tertentu
• Berfikir ilmiah
seperti menjahit,
• Berfikir strategis
bertani,berternak,
• Belajar sepanjang
otomotif,
berkomunikasi • Berfikir kritis,
mandiri
komunikasi, dan
kebudayaan lokal
harkat dan
dan global
keputusan
• Meningkatkan
• Memecahkan
Tuhan • Optimalisasi potensi diri
• Bersikap sportif
kelebihan dan
• Mengambil
masalah
untuk meneliti
• Kerjasama
dan
Hidup sehat • Mudah
industri. • Sikap yang baik dalam lingkungan bekerja
• Kemampuan
• Disiplin
• Menyadari
teknologi informasi dan
mencerminkan
potensi fisik
ai
kreatif, dan
dalam
sebagai mahluk
bekerja,menguas
• Kecakapan
yang
martabat
keterampilan
hayat
mengeksplorasi • Kemampuan
kekurangan
mendapatkan
menggunakan
dalam diri
informasi
teknologi.
Sumber : Pedoman integrasi pendidikan kecakapan hidup ( life skills ) dalam pembelajaran, Departemen Agama (2005)
36
Riset Terdahulu Agung Winarno (2008) : Pengembangan Model Pembelajaran Internalisasi Nilai-Nilai Kewirausahaan pada Sekolah Menengah Kejuruan di Kota Malang. ¾
Hasil Penelitian Penelitian ini tahap awal dari dua tahap yang direncanakan, pendekatan yang
digunakan adalah “elektrik approach” atau disesuaikan dengan tahapannya. Penelitian ini lebih banyak digunakan pendekatan deskriptif kualitatif (eksploratif), kualitatif karena data yang akan dikumpulkan bersifat data lunak (soft). Penelitian ini akan mencakup proses pembelajaran kewirausahaan mulai dari input, proses sampai output pembelajaran yang telah dilakukan.
Analisis data juga dilakukan
analisis berkelanjutan, yakni pengumpulan, analisis dan intrepretasi dilakukan bisa jadi dalam waktu yang bersamaan sebagaimana dikemukakan (Bodgan, Robert, C., dan Biklen S.K : 1998). ¾
Hasil Karakteristik input Mata diklat kewirausahaan adalah matadiklat kelompok adaptif, sehingga semua
siswa SMK mendapatkan materi ini, meskipun agak bervariasi penyajiannya, akan tetapi rata-rata SMK memberikan mata diklat ini sejak semester 1 (kelas 10), hasil tes terdapat informan tentang nilai kewirausahaan siswa berdasarkan instrumen telah disusun untuk menangkap kecenderungan nilai siswa terhadap 5 unsur nilai kewirausahaan, yakni tingkat kepercayaan
diri,
kreativitas,
motivasi
berprestasi,
sikap
terhadap
resiko
serta
kepemimpinan. Gambar berikut menunjukkan nilai skor siswa berdasarkan 5 kelompok nilai kewirausahaan yang dimaksud.
37
ANGKA UNSUR KECENDERUNGAN NILAI KEWIRAUSAHAAN 16,73833005
16,15844839 15,78895464 14,6817883 14,20512821
1
2
3
4
5
Gambar 2.2 Angka unsur kecenderungan nilai kewirausahaan
Dari data yang disajikan dalam gambar dapat diberikan penjelasan bahwa skor kecenderungan nilai kewirausahaan masih berada dibawah standar yang diperlukan bagi seorang wirausaha, sebagaimana instrumen ini dirancang oleh Winarno (2008) skor minimal untuk dapat direkomendasi memiliki nilai kewirausahaan yang memadai adalah sebesar antara 125-150, namun hasil tes dari sample skor nilai masih berada pada 91,743 hal ini mengindikasikan bahwa pembelajaran kewirausahaan di SMK masih belum banyak menyentuh terhadap ranah afeksi yakni nilai yang diperlukan bagi seorang wirausaha.
38
¾
Pembahasan Nilai Kewirausahaan Siswa Apabila dari angka hasil tes tersebut di analisis tiap komponen nilai kewiarausahaan
siswa dapat dirinci sebagai berikut (1) Nilai konfidensi/kepercayaan diri berada pada rerata 15,788 sesuai dengan pedoman tes bahwa nilai siswa yang masuk dalam kategori memadai nilai konfidensinya berada pada nilai mendekati 25, dengan demikian maka masalah ini masih perlu menjadi perhatian. (2) Nilai kreatifitas yang merupakan salah satu komponen penting bagi kompetensi seorang wirausaha, berdasarkan hasil tes diperoleh angka 16,158 jika dikaitkan dengan nilai sempurna sebesar 25, maka nilai kreatifitas siswa masih berada disekitar rata-rata nilai mengindikasikan bahwa pembelajaran kewirausahaan belum banyak menginternalisasikan kreativitas sebagai nilai yang tumbuh pada diri siswa. (3) Motivasi berprestasi terkait dengan seberapa sunguh-sungguh seorang siswa memiliki dorongan kuat menjadi wirausaha, dalam pendidikan kewirausahaan masalah ini merupakan masalah utama yang diimplementasikan dalam tindakan bisnis, hasil tes menunjukkan angka sebesar 14,681 angka ini masih jauh dari angka sempurna sebesar 25, dengan demikian pembelajaran kewirausahaan selama ini masih belum banyak membentuk nilai yang positif terhadap motivasi siswa untuk terus berkembang dalam bidang kewirausahaan, padahal agar seseorang memiliki kecukupan dalam mengeksplorasi potensi dirinya perlu motivasi berprestasi yang kuat (Robbins,S.P.1993).
(4) Sikap terkait dengan tingkat keberanian
seseorang dalam mengambil keputusan bisnis yang berisiko, ketakutan terhadap risiko atau terlalu berani dengan risiko merupakan sikap yang harus dihindari bagi seorang wirausahawan (Charney,A.,dkk.,2000) hasil tes siswa terhadap nilai ini merupakan angka yang kurang ideal berada pada kisaran 20-25. (5) Sikap kepemimpinan dirancang dalam tes ini sebesar 50, angka ideal diharapkan berkisar antara 40-50. Dibawah angka ini seseorang masih kurang ideal menjadi wirausaha. Hasil tes diperoleh angka sebesar 28 berarti sangat jauh dari nilai ideal, bisa jadi angka ini merupakan indikator bahwa pembelajaran
39
kewirausahaan tidak banyak menyentuh masalah terkait dengan kepemimpinan dalam berwirausaha. Dalam praktik pembelajaran kewirausahaan di beberapa sekolah lebih banyak menggunakan model pembelajaran ceramah, sedikit diskusi dan penugasan. Sebagaimana hasil wawancara guru menggunakan media pembelajaran tertentu, diantaranya format pendirian dan perijinan usaha, profil organisasi usaha, format proposal usaha, objek nyata, demikian pula yang dikemukakan guru lainnya yang mengatakan menggunakan model praktik usaha terbimbing. Demikian pula, media pembelajaran yang digunakan oleh guru sangat minim, misalnya dalam ceramah hanya menggunakan buku teks.
Sementara
penugasan lebih banyak dengan format pengamatan. Itupun dalam durasi yang terbatas minimnya menggunakan media sebagai mana dikatakan oleh guru bahwa selain mereka terbatas dalam wawasan dan pengalaman mengajar materi kewirausahaan, jarang sekali ada forum-forum yang memberikan kesempatan guru untuk meningkatkan keterampilan mengajar mata diklat ini.
Selain hal tersebut, guru juga mengaku terikat oleh target
pemenuhan standar kompetensi dalam silabus yang digunakan sebagai acuan dalam mengajar. ¾
Analisis Model Pembelajaran
Model pembelajaran dalam konteks ini adalah terkait dengan strategi penyampaian materi pembelajaran
kewirausahaan
untuk
mata
sajian
yang
dekat
dengan
kompetensi
pengembangan sikap kewirausahaan siswa yang dilakukan oleh guru, hasil wawancara dan pengamatan tampak bahwa rata-rata guru tidak membedakan model pembelajaran berdasarkan kompetensi yang ingin dicapai dalam kurikulum, artinya semua materi dalam kurikulum disampaikan dengan model yang seragam, mulai dari model ceramah, diskusi dan penugasan, tidak terdapat model khusus yang dirancang untuk kompetensi tertentu. Hasil penelitian mendapatkan informasi bahwa model ceramah merupakan model yang lebih
40
banyak digunakan, model lain yang digunakan adalah model penugasan menjual produk, serta model pengamatan, akan tetapi kedua model tersebut hanya sesekali dilakukan dengan pertimbangan waktu yang tersedia.
Rahmat
Yuliadi
(2009)
:
Model
Pembelajaran
Partisipatif
Pada
Pelatihan
Keterampilan Fungsional Bagi Peningkatan Kewirausahaan Peternak (Studi Pada Peternak Kambing Disanggar Kegiatan Belajar Kabupaten Lebak) ¾
Hasil Penelitian Pelatihan kecakapan hidup merupakan salah satu program kegiatan pada pendidikan
nonformal, akan tetapi dalam pelaksanaannya dirasakakan masih kurang mengarah pada penguasaan keterampilan fungsional.
Akibatnya, kegiatan pelatihan belum efektif yaitu
kurang sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan belum sepenuhnya mengikutsertakan peserta didik dalam pembelajaran. Oleh sebab itu, hasil pelatihan kurang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan model pembelajaran pada pelatihan sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Landasan teori yang digunakan adalah teori kecakapan hidup (life skills), keterampilan fungsional (functional
skills),
pelatihan
(training),
kewirausahaan
(entrepreneurship),
(outcome),
dampak
pembelajaran (learning), model pembelajaran partisipasi (partisipatory learning model), pendidikan orang dewasa (andragogy), dan pemberdayaan (empowering). penelitian yang digunakan adalah metode penelitian dan pengembangan.
Metode
Pendekatan
penelitian yang digunakan adalah perpaduan antara kualitatif dan kuantitatif. Uji coba yang digunakan adalah Pretest-postest control group design dengan satu macam perlakuan dan hasil uji coba dianalisis dengan menggunakan statistic uji t.
Subyek penelitian adalah
kelompok peternak kambing (dua kelompok) dan lokasi penelitian dikampung Ciseke Desa Jatimulya Kecamatan Rangkasbitung Kabupaten Lebak Provinsi Banten. Berdasarkan hasil
41
penelitian di lapangan bahwa pengembangan model pembelajaran partisipatif memiliki pengaruh positif terhadap kelompok eksperimen.
Pengaruh tersebut dapat dibuktikan
dengan uji t. Hasil kelompok eksperimen adalah nilai pengetahuan (9,54), sikap (10,71) dan keterampilan (12,88).
Sedangkan, hasil kelompok pembanding adalah nilai pengetahuan
(7,76), sikap (9,26), keterampilan (10,58). Dalam tabel t untuk 15 peserta didik (kelompok) taraf signifikan (db) 1% adalah 2,62 dan 5% adalah 1,76. Dari hasil uji t menunjukkan bahwa nilai tes kelompok eksperimen lebih tinggi dari nilai t tabel dan nilai t kelompok pembanding (control) baik itu nilai pengetahuan, sikap maupun keterampilan.
Dengan
demikian, model pembelajaran partisipatif mememiliki pengaruh positif terhadap efektifitas pembelajaran.
Efektivitas pembalajaran dapat diukur dari ketercapaian tujuan, keaktifan
peserta didik dalam pembelajaran, peningkatan pengetahuan, sikap dan keterampilan. Bahkan prioritas tujuan yang diharapkan kelompok eksperimen yaitu keterampilan nilainya lebih tinggi dibandingkan dengan nilai sikap dan pengetahuan. pengembangan
model
pembelajaran
partisipatif
memiliki
Kesimpulan bahwa
keefektivitasan
dalam
pembelajaran. Dampak yang dirasakan peserta didik adalah keterampilan lebih meningkat, dapat menginformasikan hasil pembelajaran kepada orang lain dan minat berwirausaha semakin bertambah.
42
2.3
Kerangka Pemikiran
Model Pembelajaran (X1)
Kecakapan Hidup (Y)
Nilai Kewirausahaan (X2)
Gambar 2.3 Kerangka pemikiran
2.4
Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris dengan alat uji yang ada. Hipotesis dalam penelitian ini adalah: T1 - H1 : Terdapat pengaruh antara model pembelajaran terhadap kecakapan hidup siswa SMK Ariya Metta Tangerang. T1 - H1 : Terdapat pengaruh antara nilai kewirausahaan terhadap kecakapan hidup siswa SMK Ariya Metta Tangerang. T1 - H1 : Terdapat pengaruh antara model pembelajaran, nilai kewirausahaan terhadap kecakapan
hidup
siswa
SMK
Ariya
Metta
Tangerang.
43
44