6
BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN
2.1 Pengertian Lokasi lo·ka·si n 1 letak: lokasi kantor itu; 2 tempat: pembangunan kampus sedapat
mungkin lokasi
diarahkan hunian
kpd
lokasi
pemusatan perumahan
semua atau
sarana
tempat
di
tinggal
satu (bukan
lokasi; per
tokoan); ber·lo·ka·si v mengambil tempat; bertempat http://www.sms-anda.com/indonesia/kamus/indonesia-gratislengkap.php?hasil=sukses_id_13#hasil
2.2 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Lokasi Faktor – faktor penting yang dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi masing – masing perusahaan berbeda. Bagi suatu perusahaan mungkin faktor terpenting adalah dekat dengan pasar. Tetapi mungkin yang lebih penting bagi perusahaan lain adalah dekat dengan sumber – sumber penyediaan bahan dan komponen. Masih organisasi, lainnya mungkin menemukan bahwa faktor yang paling penting adalah memilih lokasi di mana tersedia tenaga kerja yang mencukupi kebutuhan organisasi, ataupun biaya transportasi, yang sangat tinggi bila produk berat dan besar. Secara umum, faktor – faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi adalah : 1. Biaya – Biaya 2. Kepadatan Lalu Lintas
7
3. Kedekatan dengan Gudang 4. Lahan Parkir Kendaraan 5. Struktur Tanah 6. Demand / Permintaan 7. Supply / Penawaran
Selain
faktor
–
faktor
diatas,
berbagai
faktor
lainnya
berikut
ini
perlu
dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi : harga tanah, dominasi masyarakat, peraturan – peraturan tenaga kerja (labor laws) dan relokasi, tingkat pajak, kebutuhan untuk ekspansi, cuaca atau iklim, keamanan, serta konsekuensi pelaksanaan peraturan tentang lingkungan hidup.
2.2.1 Biaya – biaya Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2006,p415), Biaya lokasi dapat dibagi menjadi 2 jenis , yaitu : •
Biaya nyata ( tangible costs ), yaitu biaya yang dapat dihitung.
•
Biaya tidak nyata ( intangible costs ), yaitu biaya yang tidak dapat dihitung.
2.2.1.1 Biaya Nyata ( tangible costs) Biaya nyata adalah biaya yang langsung dapat dikenali dan dapat dihitung secara tepat. Biaya nyata meliputi biaya layanan umum seperti listrik dan air, tenaga kerja, bahan mentah, pajak, penyusutan, dan biaya lain yang dapat dikenali oleh departemen keuangan dan pihak manajemen. Sebagai tambahan, biaya-biaya seperti biaya pengiriman bahan mentah, pengantaran barang jadi, dan pembangunan pabrik, kesemuanya merupakan faktor dari biaya lokasi secara keseluruhan. Selain itu, insentif pemerintah yang secara langsung
8
juga memberikan dampak pada biaya lokasi.
2.2.1.2 Biaya Tidak Nyata ( intagible costs) Biaya tidak nyata lebih sulit untuk ditentukan. Biaya tidak nyata meliputi kualitas pendidikan, fasilitas transportasi umum, sikap masyarakat terhadap industri dan perusahaan, juga kualitas dan sikap calon karyawan. Biaya tidak nyata juga meliputi variabel standar hidup, seperti iklim dan kelompok olahraga yang dapat mempengaruhi proses rekrutmen karyawan.
2.2.2 Kepadatan Lalu Lintas Kota Jakarta merupakan kota metropolitan dan pusat bisnis di Indonesia. Jakarta merupakan salah satu kota dengan tingkat urbanisasi tertinggi. Hal ini menyebabkan jumlah penduduk di Jakarta semakin membludak. Selain itu, dengan banyaknya pendatang dari luar daerah menyebabkan kemacetan yang luar biasa, terutama di jam-jam sibuk. Macet tidak hanya melanda di jalan raya biasa, tetapi juga di jalan tol yang biasa disebut jalan bebas hambatan. Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo mengatakan jumlah kendaraan pribadi di jalan Jakarta yang mencapai 700.000 unit setiap harinya, menjadi sumber utama kemacetan. Selain itu, dibandingkan kota-kota lainnya Jakarta merupakan kota tercepat dalam pertumbuhan jumlah kendaraan sebesar 11% dengan dominasi kendaraan roda dua. Padahal, sarana jalan di Jakarta yang hanya 7% dari luas seluruh wilayahnya dengan sistem satu lapis, tentu saja tidak mampu menampung jumlah kendaraan tersebut dalam waktu bersamaan. Akhirnya, di jam-jam sibuk, kemacetan diberbagai ruas jalan sulit dikendalikan. Permasalahan ini dapat menyebabkan terhambatnya pengiriman barang sampai ke tempat tujuan. Oleh karena itu, sangatlah penting untuk mencari lokasi kantor yang bukan merupakan titik-titik kemacetan, sehingga proses pengiriman barang dari
9
gudang ke kantor, atau dari kantor ke tempat tujuan pengiriman barang bisa sampai tepat pada waktunya.http://mineluv.blogspot.com/2008/09/jakarta-kota-budaya-macet.html
2.2.3 Kedekatan dengan Gudang Menurut T.Hani Handoko (1999,p70). Di dalam industri Courier & Cargo, keberadaan gudang barang sangat penting untuk menyimpan barang-barang yang nantinya akan dikirim ke tempat tujuan. Umumnya perusahaan memiliki gudang di Sukarno-Hatta Cengkareng sehingga memudahkan transaksi pengiriman, terutama pengiriman dalam dan luar negeri. Permasalahannya adalah tidak semua perusahaan kargo mempunyai lokasi kantor di sekitar Sukarno-Hatta Cengkareng. Padahal, jika lokasi kantor dekat dengan gudang, akan mempercepat proses pengiriman barang. Lokasi kantor dapat dipilih dengan baik dengan mepertimbangkan akses jalan yang bisa langsung cepat menuju ke gudang.
2.2.4 Lahan Parkir Kendaraan Menurut Fred E. Meyers (2000,p142) Lahan parkir kendaraan juga merupakan salah satu dari faktor penentuan lokasi. Apabila lokasi kantor berada di daerah ruko, umumnya lahan parkir itu milik bersama. Jadi setiap kendaraan boleh parkir dimana saja selama itu masih di kompleks ruko tersebut. Apabila di jalan kecil, biasanya kendaraan parkir di depan kantor, yang bisa menghambat kelancaran lalu lintas. Bila di jalan besar, lebih memudahkan kendaraan untuk parkir dan tidak terlalu menghambat kelancaran lalu lintas. Tetapi apabila berada di suatu lokasi sendiri yang memang khusus menyediakan tempat parkir sendiri, tentunya akan lebih memudahkan kendaraan yang parkir. Lahan parkir yang baik adalah yang mampu menyediakan tempat bagi kendaraan yang datang, bisa langsung parkir di tempat yang sudah disediakan tanpa perlu berebutan dengan kendaraan lain. Selain itu, alternatif lainnya adalah dengan adanya lebih dari 1 pintu masuk parkir sehingga dapat
10
memberikan kenyamanan bagi kendaraan yang datang.
2.2.5 Struktur Tanah (Banjir) Suatu lokasi, harus mempertimbangkan struktur tanah di lokasi tersebut. Apakah lokasi tersebut tanahnya rendah yang bisa menyebabkan banjir. Penyebab utama banjir ini adalah curah hujan yang tinggi, dan musim hujan di Indonesia mulai bulan Desember dan berakhir bulan Maret. Pada tahun 2007, intensitas hujan mencapai puncaknya pada bulan Februari, dengan intensitas terbesar pada akhir bulan. Jika lokasi kantor yang dipilih merupakan daerah rawan banjir akan sangat merugikan perusahaan dan konsumen karena pada saat barang – barang berada dalam kantor dan saat itu banjir besar melanda, perusahaan harus menanggung akibat yang ditimbulkan, misalnya barang yang terendam , hilang, hanyut dan sebagainya. Selain itu, akibat dari banjir akan menyebabkan seluruh aktivitas kerja menjadi lumpuh. Padahal dalam industri kargo, ketepatan pengiriman barang sangatlah penting karena ini berhubungan dengan komitmen perusahaan kepada customernya.http://id.wikipedia.org/wiki/Banjir_Jakarta_2007
2.2.6 Demand / Permintaan Sadono Sukirno (2002,p77). Pengertian Permintaan / Demand adalah keinginan yang disertai kemampuan untuk membeli barang dan jasa pada tingkat harga tertentu. Teori permintaan menerangkan tentang ciri hubungan antara jumlah permintaan dan harga. Tabel permintaan adalah tabel yang menunjukkan kuantitas sebuah barang dan jasa yang diminta selama periode waktu tertentu pada berbagai tingkat harga, dengan mengasumsikan faktorfaktor lainnya konstan. Dalam hukum permintaan, dijelaskan sifat hubungan antara permintaan suatu barang dengan tingkat harganya. Hukum permintaan pada hakikatnya merupakan suatu hipotesis
11
yang menyatakan : makin rendah harga suatu barang maka makin banyak permintaan terhadap barang tersebut. Sebaliknya, makin tinggi harga suau barang maka makin sedikit permintaan terhadap barang tersebut. Kurva permintaan pasar adalah kurva yang menunjukkan penjumlahan dari kuantitas yang diminta oleh semua konsumen yang ada di pasar pada periode waktu tertentu. Berikut ini adalah faktor – faktor yang mempengaruhi permintaan dan menyebabkan kurva permintaan bergeser ke kiri atau ke kanan : 1) Harga barang komplemen dan barang subsitusi 2) Peningkatan pendapatan 3) Jumlah dan karakterisitik penduduk 4) Perubahan tradisi, mode dan selera masyarakat 5) Perkiraan dan harapan masyarakat 6) Hari raya keagamaan 7) Kondisi sosial dan ekonomi
P (harga) 5 4 3 2 1 400
600
800
1000
Q (kuantitas)
Gambar 2.1 Gerakan Sepanjang Kurva Permintaan Sumber Gambar : Pengantar Teori Mikroekonomi, 3rd ed.
12
2.2.7 Supply / Penawaran Sadono Sukirno (2002,p86). Pengertian penawaran / supply adalah kuantitas barang dan jasa yang bersedia dan dapat ditawarkan oleh produsen kepada konsumen pada setiap tingkat harga selama periode waktu tertentu. Selain faktor harga, penawaran pun dipengaruhi oleh beberapa faktor lain seperti harga bahan baku, tingkat teknologi, jumlah produsen di pasar serta harapan dan perkiraan. Tabel penawaran adalah tabel yang menunjukkan kuantitas sebuah barang dan jasa yang ditawarkan selama periode waktu tertentu pada berbagai tingkat harga, dengan mengasumsikan faktor-faktor lainnya konstan. Hukum penawaran adalah suatu pernyataan yang menjelaskan tentang sifat hubungan antara harga sesuatu barang dan jumlah barang tersebut yang ditawarkan penjual. Hukum penawaran pada dasarnya mengatakan : bahwa makin tinggi harga sesuatu barang, semakin banyak jumlah barang tersebut akan ditawarkan oleh para penjual. Sebaliknya, makin rendah harga sesuatu barang semakin sedikit jumlah barang yang ditawarkan. Kurva penawaran adalah suatu kurva yang menunjukkan hubungan diantara harga sesuatu barang tertentu dengan jumlah barang tersebut yang ditawarkan. Berikut ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kurva penawaran bergeser ke kiri atau ke kanan : 1) Kemajuan teknologi 2) Biaya produksi 3) Persediaan sarana produksi 4) Bertambahnya jumlah produsen 5) Kejadian alam 6) Ekspektasi atau harapan produsen 7) Harga barang dan jasa lain
13
P (harga) 5 4 3 2 1 0
200
400
600
800
1000
Q (kuantitas)
Gambar 2.2 Gerakan Sepanjang Kurva Penawaran Sumber Gambar : Pengantar Teori Mikroekonomi, 3rd ed.
2.3 Metode Pemeringkatan Faktor Jay Heizer dan Barry Render (2006,p418-419). Metode pemeringkatan faktor adalah sebuah metode penentuan lokasi yang mementingkan adanya objektiivitas dalam proses mengenali biaya-biaya yang sulit untuk di evaluasi. Angka yang digunakan dalam pembobotan faktor dapat bersifat subjektif dan model yang dihasilkan tidak ”tepat” walaupun metode ini merupakan sebuah pendekatan kuantitatif. Metode pemeringkatan faktor memiliki enam langkah : 1) Membuat daftar faktor yang berhubungan yang disebut sebagai faktor penunjang keberhasilan ( Critical success factors / CSFs) 2) Memberikan sebuah bobot untuk setiap faktor untuk menggambarkan kepentingan relatif tujuan perusahaan 3) Membuat sebuah skala untuk setiap faktor ( sebagai contoh, 1 – 10 / 1 – 100 poin) 4) Meminta penilaian manajemen untuk setiap lokasi dan setiap faktor, dengan menggunakan skala pada langkah 3 5) Kalikan nilai dengan bobot untuk setiap faktor dan jumlahkan nilai total untuk setiap
14
lokasi 6) Membuat
rekomendasi
berdasarkan
nilai
poin
maksimal,
yang
juga
mempertimbangkan hasil dari pendekatan kuantitatif
Tabel 2.1 Faktor Penunjang Keberhasilan (CSF’s) Biaya tenaga kerja (upah, pembentukan
Layanan umum ( bahan bakar, listrik, air)
serikat pekerja, produktivitas) Ketersediaan tenaga kerja (sikap, umur,
Biaya lokasi (tanah, ekspansi, lahan parkir,
distribusi dan ketrampilan)
pembuangan air)
Kedekatan
dengan
barang
mentah
dan
pemasok
Ketersediaan
transportasi
(kereta
api,
transportasi udara, air dan jalan penghubung antar negara bagian)
Kedekatan dengan pasar
Permasalahan
kualitas
hidup
dalam
masyarakat (tingkat pendidikan, biaya hidup, kesehatan, transportasi,
olahraga,
kegiatan
perumahan,
budaya,
hiburan
dan
fasilitas keagamaan) Peraturan fiskal pemerintah (insentif, pajak,
Valuta asing (kurs mata uang, stabilitas)
kompensasi pengangguran) Peraturan lingkungan hidup
Kualitas pemerintahan (stabilitas, kejujuran, sikap terhadap bisnis baru – baik dari dalam maupun luar negeri.
Sumber Tabel : Operations Management, 7th ed.
15
Contoh soal : Five Flags over Florida, yang merupakan salah satu dari 10 rantai taman hiburan keluarga di Amerika, telah memutuskan untuk meluaskan operasinya ke luar negri dengan membuka taman hiburan pertamanya di Eropa. Lembar pemeringkatan pada tabel dibawah ini memberikan daftar faktor penunjang keberhasilan penting yang telah ditetapkan manajemen ; bobot dan peringkat mereka unutk dua lokasi : Dijon (Perancis) dan Copenhagen (Denmark) adalah sebagai berikut : Tabel 2.2 Tabel Metode Pemeringkatan Faktor Five Flags Faktor
Bobot
Perancis
Denmark Nilai Berbobot Nilai Berbobot
penunjang
(skala
(skala 1-
keberhasilan
1-100)
100)
70
60
Sikap
dan
0.25
Perancis
(0.25)(70)=
Denmark
(0.25)(60)= 15.0
17.5
ketersediaan tenaga kerja Rasio
orang
–
0.05
50
60
mobil Pendapatan per
(0.05)(60) = 3.0
2.5 0.10
85
80
kapita Struktur pajak
(0.05)(50) =
(0.10)(85) =
(0.10)(80) = 8.0
8.5 0.39
75
70
(0.39)(75) =
(0.39)(70) = 27.3
29.3 Pendidikan dan
0.21
kesehatan TOTAL
60
70
(0.21)(60) =
(0.21)(70) = 14.7
12.6 1.00
70.4
Sumber Tabel : Operations Management, 7th ed.
68.0
16
Kesimpulan : Dengan maksimal nilai 100 diberikan untuk setiap faktor, maka lokasi di Dijon (Perancis) merupakan pilihan yang lebih baik. Dengan sedikit mengubah nilai atau bobot untuk faktor – faktor yang meragukan, sensitivitas terhadap keputusan dapat dianalisis. Sebagai contoh, perubahan nilai untuk “sikap dan ketersediaan tenaga kerja” sebanyak 10 poin dapat mengubah keputusan. Jika sebuah keputusan sensitive terhadap perubahan-perubahan yang kecil, maka perlu dilakukan analisis lebih lanjut akan pembobotan atau penilaian. Sebagai alternatif lain, manajemen dapat menyimpulkan bahwa faktor tidak nyata bukan merupakan kriteria yang tapat sebagai dasar pengambilan keputusan lokasi. Oleh karena itu, manajer menempatkan bobot utama pada aspek keputusan yang lebih kuantitatif.
2.4 Permasalahan di dalam Lokasi Menurut Chase, Jacobs dan Aquilano (2006,p451) Masalah yang muncul di dalam lokasi biasanya meliputi : •
Total biaya.
Tujuannya adalah dengan mencari lokasi yang memiliki biaya terendah. Ini termasuk biaya sewa/ beli, biaya distribusi, pajak, tenaga kerja dan lain-lain. •
Kualitas tenaga kerja.
Tingkat pendidikan dan keahlian dari karyawan harus sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Yang terpenting adalah keinginan dan kemampuan untuk maju. •
Pemasok.
Keinginan untuk berdekatan dengan pemasok yang berkualitas tinggi dan memiliki keuntungan kompetitif dapat membuat pemilihan lokasi menjadi lebih mudah. •
Peraturan lingkungan.
17
Disini peraturan lingkungan diberlakukan jika dalam suatu lokasi tidak diperbolehkan adanya suatu kegiatan bisnis. Peraturan ini berhubungan dengan komunitas lokal di sekitar daerah tersebut. •
Keunggulan kompetitif.
Perusahaan sebaiknya memilih lokasi barunya untuk melakukan ekspansi atau sebagai pusat kegiatan bisnisnya jika suatu lokasi memiliki keunggulan kompetitif yang mendukung inovasi dan dapat menghasilkan keuntungan yang lebih tinggi.
2.5 Pengertian Tata Letak Desain tata letak adalah kreasi berupa rancangan peletakan 3 dimensi dari berbagai elemen, sekurang-kurangya satu dari elemen tersebut adalah elemen aktif serta sebagian semua interkoneksi dalam suatu sirkuit terpadu. http://silmysyufiana.files.wordpress.com/2008/07/haki.pdf
2.6 Hal – hal yang harus dipertimbangkan di dalam Tata Letak Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2006,p450) : 1. Utilisasi ruang, peralatan dan orang yang lebih tinggi 2. Aliran informasi, barang atau orang yang lebih baik 3. Moral karyawan yang lebih baik, juga kondisi lingkungan kerja yang lebih aman 4. Interaksi dengan pelanggan yang lebih baik 5. Fleksibellitas (bagaimanapun kondisi tata letak yang ada sekarang, tata letak tersebut akan perlu diubah)
18
2.7 Tipe – Tipe Tata Letak Keputusan mengenai tata letak meliputi penempatan mesin pada tempat yang terbaik (dalam pengaturan produksi), kantor dan meja-meja (pada pengaturan kantor) atau pusat pelayanan (dalam pengaturan rumah sakit atau departemen store). Sebuah tata letak yang efektif memfasilitasi adanya aliran bahan, orang dan informasi di dalam dan antar wilayah. Untuk mencapai tujuan ini, menurut Jay Heizer dan Barry Render (2006,p451) , beragam pendekatan telah dikembangkan, yaitu sebagai berikut : 1. Tata letak dengan posisi tetap = memenuhi persyaratan tata letak untuk proyek yang besar dan memakan tempat seperti proses pembuatan kapal laut dan gedung 2. Tata letak yang berorientasi pada proses = berhubungan dengan produksi dengan volume rendah, dan bervariasi tinggi (disebut juga ”job shop”
atau produksi
terputus) 3. Tata letak kantor = menempatkan para pekerja, peralatan mereka, dan ruangan/kantor yang melancarkan aliran informasi 4. Tata letak ritel = menempatkan rak-rak dan memberikan tanggapan atas perilaku pelanggan 5. Tata letak gudang = melihat kelebihan dan kekurangan antara ruangan dan sistem penanganan bahan 6. Tata letak yang berorientasi pada produk = mencari utilisasi karyawan dan mesin yang paling baik dalam produksi yang kontinu atau berulang
2.7.1 Tata Letak Kantor Tata letak kantor merupakan pengelompokan pekerja, peralatan mereka dan ruangan atau kantor untuk menyajikan kenyamanan, keamanan dan perpindahan informasi. Walaupun demikian, pada beberapa lingkungan kantor, sebagaimana pada manufaktur,
19
produksi sangat bergantung kepada aliran bahan. Memelihara fleksibelitas tata letak yang diperluas hingga ke kantor merupakan prinsip penting dari suatu desain tata letak. Sebagaimana manajer operasi membuat peralatan yang dapat dipindahkan dan bersifat modular untuk memaksimalkan fleksibelitas pada proses produksi, hal tersebut seharusnya juga dilakukan di lingkungan kantor. Perubahan teknologi dalam manufaktur juga mengubah fungsi kantor, membuat fleksibelitas kantor menjadi sebuah kebutuhan. Sebagai akibatnya, sekarang tersedia beragam peralatan kantor yang modular yang mendukung perubahan tata letak. Walaupun pergerakan informasi sekarang meningkat menjadi elektronik, analisis tata letak kantor masih memerlukan pendekatan yang berdasarkan tugas. Oleh karena itu, para manajer, menguji pola komunikasi baik secara elektronik maupun tradisional, kebutuhan pemisahan dan kondisi – kondisi lain yang mempengaruhi efektivitas karyawan. Alat yang berguna untuk analisis tersebut adalah Activity Relationship Chart dan Activity Relationship Diagram. Panduan wilayah kantor secara umum membagi rata-rata wilayah sekitar 100 kaki persegi untuk setiap orang (termasuk koridor). Eksekutif utama diberikan wilayah sekitar 400 kaki persegi, dan wilayah ruang pertemuan didasarkan pada 25 kaki persegi per orang. Di sisi lain, terdapat beberapa pertimbangan tata letak yang bersifat umum. Pertimbangan ini berkaitan dengan kondisi kerja, kerja sama tim, otoritas dan status. Haruskan semua atau hanya sebagian wilayah kerja yang diberi AC? Haruskah semua karyawan menggunakan pintu masuk yang sama, toilet, lemari dan kantin? Sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya, keputusan tata letak merupakan perpaduan antara seni dan ilmu. Hanya sebagian yang berupa ilmu, yang berkaitan dengan aliran bahan dan informasi, yang dapat dianalisis dengan cara yang sama sebagaimana aliran barang dalam tata letak proses.
20
2.7.1.1 Activity Relationship Chart Menurut Sritomo Wignjosoebroto (2003,p199-206). Aliran bahan bisa diukur secara kualitatif menggunakan tolak ukur derajat kedekatan hubungan antar satu fasilitas (departemen) dengan lainnya. Nilai-nilai yang menunjukkan derajat hubungan dicatat sekaligus dengan alasan-alasan yang mendasarinya dalam sebuah peta hubungan aktivitas (Activity Relationship Chart) yang telah dikembangkan oleh Richard Muhler dalam bukunya “Systematic Layout Planning (Botom Cahners Books,1973)”. Suatu peta hubungan aktivitas dapat dikonstruksikan dengan prosedur sebagai berikut : 1. Identifikasi semua fasilitas kerja atau departemen – departemen yang akan diatur tata letaknya dan dituliskan daftar urutannya dalam peta. 2. Lakukan interview (wawancara) atau survei terhadap karyawan dari setiap departemen yang tertera dalam daftar peta dan juga dengan manajemen yang berwenang. 3. Definisikan kriteria hubungan antar departemen yang akan diatur letaknya berdasarkan derajat keterdekatan hubungan serta alasan masing – masing dalam peta. Selanjutnya tetapkan nilai hubungan tersebut untuk setiap hubungan aktivitas antar departemen yang ada dalam peta. 4. Diskusikan hasil penilaian hubungan aktivitas yang telah dipetakan tersebut dengan kenyataan dasar manajemen. Secara bebas beri kesempatan untuk evaluasi atau perubahan yang lebih sesuai. Checking, rechecking dan tindakan koreksi perlu dilakukan agar ada konsistensi atau kesamaan persepsi dari mereka yang terlibat dalam hubungan kerja. Sebagai contoh bila departemen A dinyatakan memiliki nilai hubungan aktivitas “penting” dengan departemen B, maka hal inipun harus memiliki nilai hubungan aktivitas “penting” dengan departemen A. Di sini individu karyawan atau manajer departemen A harus
21
memberikan penilaian hubungan aktivitas yang sama dengan inidividu karyawan / manajemen departemen B.
Peta hubungan aktivitas atau Activity Relationship Chart adalah suatu cara atau tehnik yang sederhana di dalam merencanakan tata letak fasilitas atau departemen berdasarkan derajat hubungan aktivitas, yang sering dinyatakan dalam penilaian kualitatif dan cenderung berdasarkan pertimbangan – pertimbangan yang bersifat subjektif dari masing-masing fasilitas / departemen. Untuk memudahkan dalam pembuatan ACR, maka terlebih dulu data yang diperoleh dimasukkan ke dalam suatu lembaran kerja (Worksheet) atau bentuk tabel. Berikut ini adalah alasan – alasan untuk pemilihan derajat hubungan ini dapat diambil berdasarkan sifat / karakteristik dari aktivitas masing-masing departemen tersebut, misalnya seperti : •
Kebisingan, debu, getaran, bau dan lain-lain
•
Penggunaan mesin atau peralatan. Data informasi, material handling equipment secara bersama-sama
•
Kemudahan aktivitas supervisi
•
Kerjasama yang erat kaitannya dari operator masing-masing departemen yang ada.
Activity Relationship Chart (ACR) sangat berguna untuk perencanaan dan analisis hubungan aktivitas antar masing-masing departemen. ACR pada dasarnya sangat baik dipergunakan untuk menganalisis tata letak dengan memperhatikan faktor-faktor yang bersifat kualitatif. Untuk mengatur tata letak departemen/bagian dari suatu perkantoran, gudang, tempat pembuangan limbah dan lain-lain; maka metode ini tepat untuk dipergunakan.
22
Gambar 2.3 Activity Relationship Chart Sumber Gambar : Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan
2.7.1.2 Activity Relationship Diagram (REL Diagram) Menurut Francis, McGinnis Jr dan White (2000,p69). Tujuan dari REL Diagram adalah menggambarkan ruang atau tempat dalam hubungan dengan aktivitas-aktivitasnya. Apabila dalam analisa desain layout derajat hubungan aktivitas merupakan faktor yang pokok
23
untuk lebih diperhatikan (yaitu ditinjau lebih dari segi kualitatifnya saja), maka langkah ini bisa langsung membuat apa yang disebut dengan Activity Relationship Diagram. Dalam REL Diagram, aktivitas digambarkan dalam bentuk persegi empat yang sama. Kotak-kotak segi empat ini kemudian dihubungkan dengan sejumlah garis yang memiliki arti derajat hubungan yang dikehendaki.
5
8
7
10
9
6
4
2
3
1 Gambar 2.4 Activity Relationship Diagram Sumber Gambar : Facility Layout and Location : An Analytical Approach
24
Tabel 2.3 Tabel nilai REL Diagram RATING
KETERANGAN
A E I O U
none
X
Sumber Tabel : Facility Layout and Location : An Analytical Approach
2.8 Tujuan Perancangan Tata Letak Kantor Menurut Fred E.Meyers (2000,p244) : 1. Meminimalkan biaya proyek. Teknik tata letak harus bertanggung jawab dalam memberikan rekomendasi fasilitas untuk mengefektifkan biaya. 2. Produktivitas tenaga kerja sangat penting. Kita tidak ingin mereka menghasilkan pekerjaan yang asal-asalan, menggunakan peralatan yang lambat, yang membuat perusahaan merasa rugi. Kita ingin menggunakan karyawan seefektif mungkin 3. Tata letak kantor haruslah fleksibel. Perusahaan harus mempunyai kemampuan untuk memperluas atau meperkecilnya. 4. Membersihkan dan menjaga bagian kantor sangat memakan biaya. Tipe tata letak dan perlengkapan yang kita beli akan mempengaruhi biaya 5. Meminimalkan keributan. Bahan dari tembok, lantai dan atap sangat mempengaruhi tingkat keributan
25
6. Jarak Aliran bahan. Semakin jauh semakin memakan biaya. Aliran bahan yang baik akan meminimalkan jarak tersebut 7. Membuat atmosfir kerja yang menyenangkan, untuk meningkatkan produktivitas 8. Meminimalkan hambatan visual. Panel dan furniture dapat digunakan sedikitnya untuk kantor semi private 9. Membuat area penerima tamu yang menyenangkan. Perusahaan dinilai pertama kali dari area penerima tamunya. Apakah teratur, efisien dan rapi atau sebaliknya. 10. Biaya energi dapat dipengaruhi oleh tata letak dan harus diminimalkan dimanapun
jika
dimungkinkan.
Jendela,
tembok
penuh,
pintu
dan
sejenisnya,
akan
mempengaruhi biaya energi
11. Setiap karyawan mempunyai ruang kerja dan perlengkapan yang cukup. 12. Menyediakan kenyamanan untuk setiap karyawannya. Ruang istirahat, loker, ruang makan dan lounge harus dibuat senyaman mungkin untuk mencegah karyawan meninggalkan dari kantor 13. Menyediakan rasa aman bagi karyawan. Ukuran gang, tangga, mesin dan kekacauan dapat menyebabkan masalah keselamatan.
2.9 Tipe – Tipe Ruang Kantor Tata letak kantor berubah – ubah secara kompleks dari meja supervisor yang berada di tengah – tengah departemen produksi menuju ruang kantor seluruh karyawan. Banyak kantor perusahaan dilokasikan di pusat bisnis agar dapat memberikan kenyamanan bagi yang lainnya, tetapi divisi manufaktur dan kantor pendukung dilokasikan di area yang sepi / jauh agar tidak terlalu memakan biaya.
26
2.9.1 Kantor Supervisor Menurut Fred E.Meyers (2000,p245). Ruang supervisor adalah titik awal yang baik dalam melakukan diskusi kantor karena tempatnya kecil dan ketika memasuki ruangan, muncul perasaan yang berbeda. Supervisor harus ditempatkan dimana dapat dijangkau dan diakses oleh seluruh karyawan. Ruang supervisor diharuskan memiliki jarak pandang yang luas sehingga
dapat memaksimalkan komunikasi terhadap karyawannya. Supervisor juga
harus dapat mengawasi karyawannya, untuk tipe kantor ini diperlukan privasi. Disiplin juga harus dijalankan secara khusus. Jika kantor khusus tidak tersedia, ruang konferensi harus disediakan dimana rapat dapat diadakan.
2.9.2 Ruang Kantor Terbuka Menurut Fred E.Meyers (2000,p245-248). Ruang kantor terbuka adalah suatu ruangan besar dimana terdapat banyak orang. Kantor terbuka sangat populer dikarenakan alasan berikut : 1. Memudahkan
komunikasi.
Untuk
berbicara
dengan
seseorang,
tinggal
menengokan kepala dan bicara. Untuk tahu seseorang ada di kubikelnya atau tidak, tinggal lihat. 2. Perlengkapan yang umum dapat digunakan oleh semua orang 3. Sedikit ruang sangat diperlukan, dibandingkan dengan kantor privat 4. Kepanasan, kedinginan dan biaya ventilasi dapat diminimalkan karena satu ruangan besar memudahkan dalam bekerja daripada dengan area yang sama dibagi menjadi beberapa kantor privat. Tembok adalah musuh terbesar dalam sirkulasi udara yang baik. Kantor terbuka meminimalkan tembok. 5. Penglihatan karyawan di kantor terbuka lebih mudah. Pintu dan tembok membuat jarak penglihatan terhambat
27
6. Perubahan tata letak lebih cepat dan tidak banyak memakan biaya. 7. Arsip dan kepustakaan mudah diakses 8. Kebersihan, vacuuming dan penyapuan lantai dapat dikurangi Pemilihan ruang kantor terbuka dan kantor privat bergantung pada keuntungan dan kerugian setiap posisi. Setiap perusahaan harus memiliki kedua-duanya, tetapi orang yang diberikan kantor privat haruslah direncanakan sebaik mungkin.
2.9.3 Kantor Konvensional Menurut Fred E.Meyers (2000,p248). Kantor konvensional yang juga dikenal dengan kantor pembatas tetap adalah kebalikan dari kantor terbuka. Kantor konvensional memiliki furniture sendiri, empat tembok dan sebuah pintu. Jika lebih dari 1 orang yang bekerja di dalam kantor, hal ini dapat membingungkan bagi para ahli tata letak. Tetapi jika lebih dari 1 departemen, maka hal ini dapat dilakukan. Departemen tersebut meliputi : Akuntansi, Pembelian, SDM, Mesin, Proses data, Penjualan atau Produksi. Tata letak kantor konvensional lebih tua dibandingkan dengan kantor terbuka, tetapi kedua-duanya dapat dikembangkan. Kombinasi dari konsep kantor terbuka dan keuntungan kantor konvensional akan menghasilkan teknik yang sangat baik. Teknik ini kita sebut dengan konsep kantor
modern.
2.9.4 Kantor Modern Menurut Fred E.Meyers (2000,p228-251). Konsep desain kantor modern memberikan area bekerja individual untuk memuaskan keinginan organisasi. Kantor modern akan memberikan ruang kantor privat jika dibutuhkan, tanpa menghasilkan efek negatif dari biaya peralatan, maintenance dan kemudahan akses. Kantor modern dapat disusun secara berulang untuk memenuhi kebutuhan organisasi. Kantor modern sangat fleksible. Jika
28
perusahaan berubah, maka pembatas juga akan berubah. Tujuan dari teknik desain kantor modern adalah mengurangi kerugian kantor terbuka dan kantor konvensional, dan mempromosikan efektivitas biaya dalam jangka panjang.
2.10 Syarat – Syarat Tata Letak yang Baik Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2006,p451-452) 1. Peralatan penanganan bahan. Manajer harus memutuskan peralatan yang akan digunakan, meliputi ban berjalan, cranes, (automated storage and retrieval syastem/ASRS), juga kereta otomatis untuk mengirim dan menyimpan bahan 2. Kapasitas dan Persyaratan luas ruang. Desain tata letak dan penyediaan ruangan hanya dapat dilakukan saat persyaratan jumlah pekerja, mesin dan peralatan diketahui. Manajemen juga harus mempertimbangkan kelonggaran yang diisyaratkan sebagai keamanan yang mengatasi masalah kebisingan, debu, asap, suhu dan ruang di sekitar peralatan dan mesin 3. Lingkungan hidup dan estetika. Pemikiran mengenai tata letak sering membutuhkan keputusan mengenai jendela, tanaman dan tinggi partisi untuk memfasilitasi aliran udara, mengurangi kebisingan, menyediakan keleluasaan pribadi dan sebagainya 4. Aliran informasi. Komunikasi sangat penting bagi setiap perusahaan dan harus dapat difasilitasi oleh tata letak. Permasalahan ini mungkin membutuhkan keputusan tentang jarak, juga keputusan akankah dibuat kantor pada ruangan terbuka menggunakan pembatas setengah badan atau kantor yang memberi keleluasaan pribadi. 5. Biaya
perpindahan
antar
wilayah
kerja
yang
berbeda.
Terdapat
banyak
pertimbangan unik yang berkaitan dengan pemindahan bahan atau kepentingan beberapa wilayah tertentu untuk didekatkan satu sama lain.
29
2.11 Kerangka Pemikiran Formulasi strategi lokasi
Alternative lokasi
Kelapa Gading
Kebayoran Lama
Kemayoran
Faktor • • • • • • •
Joglo
Pulomas
– faktor yang mempengaruhi : Biaya – biaya Kepadatan lalu lintas Kedekatan dengan gudang Lahan parkir kendaraan Struktur tanah (banjir) Demand / Permintaan Supply / Penawaran
Metode Pemeringkatan Faktor
Pemilihan Lokasi Formulasi layout Activity Relationship Chart
Activity Relationship Diagram
Desain Layout
Gambar 2.5 Kerangka Pemikiran Teoritis