BAB 2
LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN
2.1 Landasan Teori 2.1.1
Pengertian Pemasaran Ada beberapa definisi mengenai pemasaran diantaranya adalah : a. Menurut Kotler dan Kevin Lane Keller (2009:5), definisi singkat dari pemasaran adalah “ memenuhi kebutuhan dengan cara yang menguntungkan “. Sedangkan menurut American Marketing Association yang dikutip oleh Kotler dan Kevin Lane Keller (2009:5) mengemukakan bahwa pemasaran adalah “ suatu
fungsi
organisasi
dan
serangkaian
proses
untuk
menciptakan,
mengomunikasikan, dan memberikan nilai kepada pelanggan dan untuk mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan pemangku kepentingannya. b. Menurut Kotler dan Gary Armstrong (2010:28-30) pemasaran adalah suatu proses sosial dan managerial yang membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain.
2.1.2
Pengertian Promosi Beberapa pengertian promosi menurut para ahli , yaitu : •
Menurut Buchari Alma (2002:135), mengemukakan bahwa: “Promosi adalah sejenis komunikasi yang memberi penjelasan yang meyakinkan calon konsumen tentang barang dan jasa”.
•
Djaslim Saladin dan Yevis Marty Oesman (2003:171) menyatakan bahwa:
9
10
“Promosi adalah salah satu unsur dalam bauran pemasaran perusahaan yang didayagunakan untuk memberitahukan, membujuk, dan mengingatkan tentang produk perusahaan”. Dari definisi para ahli diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa promosi merupakan alat komunikasi dan penyampaian pesan yang dilakukan baik oleh perusahaan maupun perantara dengan tujuan memberikan informasi mengenai produk, harga, dan tempat. Informasi itu bersifat memberitahukan, membujuk dan mengingatkan kembali kepada konsumen, atau para perantara.
2.1.2.1 Fungsi Promosi Untuk memperjelas fungsi promosi, dibawah ini akan dibahas beberapa fungsi promosi yang dikemukakan oleh Basu Swastha (2000 : 245-246) 1.
Memberikan Informasi Promosi dapat menambah nilai suatu barang dengan memberikan informasi kepada konsumen. Promosi dapat memberikan informasi baik tentang barangnya, harganya, ataupun informasi lain yang mempunyai kegunaan kepada konsumen. nilai yang diciptakan oleh promosi tersebut dinamakan faedah informasi. Tanpa adanya informasi seperti itu orang segan atau tidak akan mengetahui banyak tentang suatu barang. Dengan demikian promosi merupakan suatu alat bagi penjual dan pembeli untuk memberitahu kepada pihak lain tentang kebutuhan dan keinginan mereka, sehingga kebutuhan dan keinginan tersebut dapat dipengaruhi dengan mengadakan pertukaran yang memuaskan.
2.
Membujuk dan mempengaruhi. Promosi selain bersifat memberitahukan juga bersifat untuk membujuk terutama kepada pembeli-pembeli potensial, dengan mengatakan bahwa suatu produk adalah lebih baik dari pada produk yang lainnya.
3.
Menciptakan Kesan (Image) Promosi dapat memberikan kesan tersendiri bagi calon konsumen untuk produk yang diiklankan, sehingga pemasar menciptakan promosi sebaik-baiknya misalnya
11
untuk promosi advertising dengan menggunakan warna, ilustrasi, bentuk dan layout yang menarik. 4.
Promosi merupakan suatu alat mencapai tujuan. Promosi dapat digunakan untuk mencapai tujuan, yaitu untuk menciptakan pertukaran yang efisien melalui komunikasi., sehingga keinginan mereka dapat terpenuhi dengan cara yang efisien dan efektif. Dalam hal ini komunikasi dapat menunjukan cara-cara untuk mengadakan pertukaran yang saling memuaskan
2.1.2.2 Pengertian Bauran Promosi. Menurut Kotler dan Gary Armstrong (2010:426) menjelaskan bahwa bauran promosi adalah alat pemasaran untuk berkomunikasi dengan pelanggan dan stakeholder lainnya. Dari sekian banyak alat promosi, perusahaan harus berhatihati dalam mengkoordinasikan konsep komunikasi pemasaran agar dapat memberikan pesan yang jelas dan menarik. Maka untuk dapat efektifnya promosi yang dilakukan oleh suatu perusahaan, perlu ditentukan terlebih dahulu peralatan atau unsur-unsur promosi yang sebaiknya digunakan dan bagaimana pengkombinasian unsur-unsur tersebut agar menghasilkan hasil yang diinginkan. Adapun unsur-unsur dari bauran promosi tersebut menurut Kotler dan Gary Armstrong (2010:426) adalah : 1) Periklanan ( Advertising ). 2) Promosi Penjualan (Sales Promotion). 3) Penjualan Pribadi ( Personal Selling ). 4) Hubungan Masyarakat dan Publisitas ( Public Relation ). 5) Pemasaran Langsung ( Direct Selling ).
12
1.
Periklanan ( Advertising ) Periklanan adalah cara yang efektif untuk menjangkau banyak pembeli yang
tersebar secara geografis dengan biaya yang rendah untuk setiap tampilannya. Disatu sisi, periklanan dapat digunakan untuk membangun citra jangka panjang untuk suatu produk, dan disisi lain, mempercepat penjualan. Sifat-sifat khusus periklanan sebagai suatu komponen bauran promosi : •
Presentasi umum: Periklanan adalah cara komunikasi yang sangat umum. Sifatnya yang umum itu memberi semacam keabsahan produk dan penawaran yang terstandarisasi. Karena Banyak orang menerima pesan yang sama, pembeli tahu bahwa motif mereka untuk membeli produk tersebut akan dimaklumi oleh umum.
•
Tersebar
luas:
Periklanan
adalah
medium
berdaya
sebar
luas
yang
memungkinkan penjual mengulang satu pesan berkali-kali. •
Ekspresi yang lebih kuat: Periklanan memberikan peluang untuk mendramatisasi perusahaan dan produknya melalui penggunaan cetakan, suara, dan warna yang penuh seni.
•
Tidak bersifat pribadi: Periklanan tidak memiliki kemampuan memaksa seperti wiraniaga perusahaan. Audiens tidak merasa wajib memperhatikan atau menanggapi. Iklan hanya mampu melakukan monolog, bukan dialog, dengan audiens.
2. Promosi Penjualan ( Sales Promotion ) Promosi penjualan adalah berbagai intensif jangka pendek untuk mendorong keinginan mencoba atau membeli suatu barang atau jasa. Alat-alat promosi penjualan diantaranya kupon, kontes, premium, dan sejenisnya. Ada tiga manfaat dari promosi penjualan antara lain: •
Komunikasi: Promosi penjualan menarik perhatian dan biasanya memberikan informasi yang dapat mengarahkan konsumen kepada produk.
13
•
Insentif: Promosi penjualan menggabungkan sejumlah kebebasan, dorongan, atau kontribusi yang memberi nilai konsumen.
•
Ajakan: Promosi penjualan merupakan ajakan untuk melakukan transaksi pembelian sekarang. Perusahaan menggunakan alat promosi penjualan untuk menciptakan tanggapan
yang lebih kuat dan lebih cepat. Promosi penjualan dapat digunakan untuk mendramatisasi penawaran produk dan mendorong penjualan yang sedang lesu. Namun, pengaruh promosi penjualan biasanya bersifat jangka pendek, dan tidak efektif dan membangun preferensi merek jangka panjang.
3. Hubungan Masyarakat dan Publisitas ( Public Relation ) Hubungan masyarakat dan publisitas adalah berbagai program untuk mempromosikan dan melindungi citra perusahaan atau produk individualnya. Daya tarik hubungan masyarakat dan publisitas didasarkan pada tiga khusus: •
Kredibilitas yang tinggi: Berita dan gambar lebih otentik dan dipercaya oleh pembaca dibandingkan dengan iklan.
•
Kemampuan menangkap pembeli yang tidak menduga: Hubungan masyarakat dapat menjangkau banyak calon pembeli yang cenderung menghindari wiraniaga dan iklan.
•
Dramatisasi: Seperti halnya periklanan, hubungan masyarakat memiliki kemampuan untuk mendramatisasi suatu perusahaan atau produk. Pemasar cenderung kurang menggunakan hubungan masyarakat dan publisitas
atau menggunakannya sebagai alternatif kedua. Tetapi program hubungan masyarakat yang direncanakan dengan baik dan dikoordinasikan dengan elemen bauran promosi yang lain dapat sangat efektif.
14
4. Pemasaran Langsung ( Direct Selling ) Pemasaran langsung adalah penggunaan surat, telepon, faximile, email atau penghubung non personal lain untuk komunikasi langsung atau dapatkan tanggapan langsung dari pelanggan tertentu, dan calon pembeli.
5. Penjualan Pribadi ( Personal Selling ) Penjualan pribadi adalah alat yang paling efektif-biaya pada tahapan lebih lanjut dalam proses pembelian, terutama dalam membangun preferensi, keyakinan, dan tindakan pembeli. Alasannya adalah karena penjualan pribadi, jika dibandingkan dengan periklanan, memiliki tiga manfaat tersendiri: •
Konfrontasi personal: Penjualan personal mencakup hubungan yang hidup, langsung dan interaktif antara dua orang atau lebih. Masing-masing pihak dapat melihat kebutuhan dan karakteristik pihak lain secara lebih dekat dan segera melakukan penyesuaian.
•
Mempererat: Penjualan personal memungkinkan timbulnya berbagi jenis hubungan mulai dari hubungan penjualan sampai ke hubungan persahabatan. Wiraniaga yang efektif harus terus berupaya mengutamakan kepentingan pelanggan jika mereka ingin mempertahankan hubungan jangka panjang.
•
Tanggapan: Penjualan personal membuat pembeli merasa berkewajiban untuk mendengarkan
pembicaraan
wiraniaga.
Pembeli
terutama
sekali
harus
menanggapi, walau tanggapan tersebut hanya berupa ucapan “terima kasih” secara sopan. Sifat-sifat tersendiri ini juga mengandung biaya. Wiraniaga menunjukkan suatu komitmen biaya jangka panjang yang lebih besar daripada periklanan. Periklanan dapat ditampilkan dan dihentikan, tetapi jumlah wiraniaga lebih sulit untuk diubah.
15
2.1.3
Pengertian Pengambilan Keputusan
a. Menurut Kotler dan Kevin Lane Keller (2009:191) Proses keputusan konsumen mungkin tidak selalu berkembang dengan gaya perencanaan yang cermat. Berikut ini teori dan pendekatan lain untuk menjelaskannya : -
Tingkat keterlibatan konsumen : Model ekspektansi nilai mengasumsikan tingkat
keterlibatan
yang
tinggi
di
pihak
konsumen.Kita
dapat
mendefinisikan keterlibatan konsumen berdasarkan tingkat keterlibatan dan pemrosesan aktif yang dilakukan konsumen dalam merespon rangsangan pemasaran. b. Stephen P.Robbins dan Mary Coulter (2007:168) : Pengambilan keputusan merupakan bagian dari keempat fungsi manajerial. Itulah alasannya mengapa para manajer ketika mereka merencanakan, mengorganisasikan, memimpin, dan mengendalikan.
2.1.3.1 Proses Pengambilan Keputusan Ada delapan langkah dalam proses pengambilan suatu keputusan organisasi (Stephen
P.Robbins
dan
Mary
Coulter,
2007:163-168)
yaitu
:
1. Mengenali suatu masalah : Proses pengambilan keputusan berawal dengan adanya masalah, atau lebih tepat, kesenjangan antara keadaan nyata dan keadaan yang dikehendaki. 2. Mengidentifikasi kriteria keputusan : Serelah manajer mengidentifikasi masalah yang membutuhkan perhatian, kriteria keputusan yang penting untuk memecahkan masalah tersebut haruslah diidentifikasi. Artinya, para manajer harus menentukan apa yang relevan dalam mengambil keputusan. 3. Mengalokasikan berat kriteria : Kriteria yang diidentifikasi dalam langkah 2 tidak semuanya sama penting, oleh karenanya para pengambil keputusan harus member bobot ke butir-butir tersebut untuk memberinya priorotas yang tepat dalam keputusan itu.
16
4. Menyusun alternatif : Langkah keempat menurut para pengambil keputusan membuat daftar sejumlah alternatif yang dapat menyelesaikan masalah itu. 5. Manganalisis alternatif : Setelah alternatif-alternatif itu teridentifikasi, pengambil keputusan secara kritis harus menganalisis masing-masing alternatif itu. Caranya dengan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan masing-masing alternatif dengan cara membandingkannya dengan kriteria yang ditetapkan dalam langkah 2 dan 3. 6. Memilih sebuah alternatif : Langkah keenam merupakan tindakan penting yakni memilih alternatif terbaik dari alternatif yang dipertimbangkan. Kita telah menentukan semua faktor yang terkait dalam keputusan itu, member bobot, dan mengidentifikasi serta menganalisis alternatif-alternatif yang bias berhasil, kita semata-mata harus memilih alternatif yang menghasilkan nilai paling tinggi dalam langkah 5. 7. Mengimplementasikan alternatif terpilih : Langkah ketujuh membahas upaya untuk menerapkan
keputusan
tersebut
menjadi
tindakan.
Implementasi
mencakup
penyampaian keputusan itu kepada orang-orang yang terpengaruh dan mendapatkan komitmen mereka atas keputusan tersebut. 8. Mengevaluasi keefektifan keputusan : Langkah terakhir dalam proses pengambilan keputusan mencakup menilai hasil keputusan tersebut untuk melihat apakah masalahnya telah teratasi.
2.1.3.2 Pengertian Penyewaan Penyewaan adalah sebuah persetujuan di mana sebuah pembayaran dilakukan atas penggunaan suatu barang atau properti secara sementara oleh orang lain. Barang yang dapat disewa bermacam-macam, tarif dan lama sewa juga bermacam-macam ( Wikipedia, http//id.wikipedia.org).
17
2.1.4 Pengertian Loyalitas • Menurut Griffin (2005:13) menyatakan bahwa loyalitas konsumen adalah konsumen yang melakukan pembelian berulang kali secara teratur atau membeli produk dengan merek yang sama. • Kotler (2005:178) mengatakan “ The long term success of the a particular brand is not based on the number of consumer who purchase it only once, but on the number who become repeat purchase “. Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa konsumen yang loyal tidak diukur dari berapa banyak dia membeli, tetapi dari seberapa sering dia melakukan pembelian ulang, termasuk merekomendasikan orang lain untuk membeli.
2.1.4.1 Karakteristik Loyalitas Konsumen Menurut Grifin (2005:31) karakteristik lotalitas konsumen terbagi atas : •
Melakukan pembelian secara berulang dan teratur. Menunjukkan bahwa pelanggan yang melakukan pembelian secara berulang terhadap suatu produk dalam periode tertentu adalah pelanggan yang loyal.
•
Membeli produk lini / jasa. Pelanggan yang loyal tidak hanya membeli satu macam produk saja, melainkan juga membeli lini produk dan jasa lain pada badan usaha yang sama.
•
Memberi referensi pada orang lain. Pelanggan yang loyal akan merekomendasikan pegalaman positif mengenai produk dan jasa dari badan usaha kepada rekan atau pelanggan lain agar mereka tidak membeli produk atau jasa dari badan usaha lain.
•
Menunjukkan kekebalan terhadap tarikan pesaing / tidak mudah terpengaruh oleh bujukan pesaing. Pelanggan yang loyal akan menolak mengakui produk dan jasa badan usaha lain karena pelanggan tersebut yakin bahwa produk dan jasa badan
18
usaha yang mereka pilih adalah yang terbaik dan berbeda dari produk dan jasa badan usaha lain.
2.1.4.2 Jenis Loyalitas Menurut Griffin (2003:22) terdapat empat jenis loyalitas yang muncul bila keterikatan rendah dan tinggi diklasifikasi-silang dengan pola pembelian ulang, yang rendah dan tinggi. Adapun jenis-jenis loyalitas konsumen yaitu : 1. Tanpa Loyalitas Untuk berbagai alasan tertentu, ada beberapa konsumen
yang tidak
mengembangkan loyalitas atau kesetian kepada suatu produk maupun jasa tertentu. Tingkat keterikatan yang rendah dengan tingkat pembelian ulang yang rendah menunjukkan absennya suatu kesetiaan. Pada dasarnya, suatu usaha harus menghindari kelompok no loyality iniuntuk dijadikan target pasar, karena mereka tidak akan menjadi konsumen yang setia. 2. Loyalitas yang lemah (Inertia Loyality) Inertia loyality merupakan sebuah jenis loyalitas konsumen yang dimana adanya keterikatan yang rendah dengan pembelian ulang yang tinggi. Konsumen yang memiliki sikap ini biasanya membeli berdasarkan kebiasaan. Dasar yang digunakan untuk pembelian produk atau jasa disebabkan oleh faktor kemudahan situsional. Kesetiaan semacam ini biasanya banyak terjadi terhadap produk atau Jasa yang sering dipakai. Contoh dari kesetiaan ini terlihat dari kegiatan pembelian bensin yang dilakukan konsumen di dekat daerah rumahnya dan sebagainya. Pembeli dengan loyalitas yang lemah rentan beralih ke produk pesaing yang dapat menunjukkan manfaat yang jelas. Meskipun demikian, perusahaan masih memiliki kemungkinan untuk mengubah jenis loyalitas ini ke dalam bentuk loyalitas yang lebih tinggi melalui pendekatan yang aktif ke
19
pelanggan dan peningkatan nilai perbedaan positif yang diterima konsumen atas produk maupun jasa yang ditawarkan kepadnya dibandingkan dengan yang ditawarkan para pesaing lain. Hal ini dapat dilakukan melalui peningkatan keramahan dalam pelayanan dan fasilitas yang diberikan kepada konsumen. 3. Loyalitas Tersembunyi (Laten Loyality) Jenis loyalitas tersembunyi merupakan sebuah kesetiaan atau keterikatan yang relatif tinggi yang disertai dengan tingkat pembelian ulang yang rendah. Konsumen yang mempunyai sikap laten loyality pembelian ulang juga didasarkan pada pengaruh faktor situasional daripada sikapnya. Sebagai contoh, seorang suami menyukai masakan eropa, tetapi mempunyai istri yang kurang menyukai masakan Eropa. Maka suami tersebut hanya sesekali saja mengunjungi restoran Eropa dan lebih sering pergi ke restoran yang dimana masakan yang ditawarkan dapat dinikmati bersama. 4. Loyalitas Premium (Premium Loyalty) Loyalitas ini merupakan yang terjadi bilamana suatu tingkat keterikatan tinggi yang berjalan selaras dengan aktivitas pembelian kembali. Setiap perusahaan tentunya sangat mengharapkan kesetiaan jenis ini dari setiap usaha preference yang tinggi. Contoh jenis loyalty premium adalah rasa bangga yang muncul ketika konsumen menemukan dan menggunakan produk atau jasa tersebut dan dengan senang hati membagi pengetahuan dan merekomendasikannya kepada teman, keluarga maupun orang lain.
20
2.2
Hubungan Antar Variabel
1. Hubungan antara variabel personal selling terhadap keputusan penyewaan Penelitian sebelumnya Romulo Tonggo Pandapotan (2009) menyatakan bahwa salah satu bauran promosi adalah penjualan pribadi, yaitu berinteraksi langsung antara satu atau lebih calon pembeli atau persentasi lisan dalam suatu percakapan atau lebih calon pembeli dengan tujuan menciptakan penjualan. Dimana penjualan pribadi akan berpengaruh pada keputusan pembelian konsumen, yaitu sebagai proses seorang individu memilih, mengorganisasi, menafsirkan, masukan-masukan informasi untuk menceritakan
sebuah
gambaran
yang
bermakna
tentang
dunia.
Penjualan Pribadi yang tepat yang didasari Ilmu pengetahuan yang baik akan berdampak positif terhadap keputusan pembelian konsumen. sebaliknya penjualan pribadi yang tidak Rasional atau tidak tidak berdasarkan ilmu pengetahuan akan berpengaruh negative terhadap keputusan pembelian konsumen. 2. Hubungan Antara Variabel Personal Selling terhadap Loyalitas Konsumen Penelitian sebelumnya oleh Neza Puspita (2010) menyatakan bahwa dengan terjadinya komunikasi tatap muka dan adanya informasi langsung dari tenaga penjual, menjadikan konsumen loyal, oleh karena itu terdapat hubungan yang cukup berarti antara Personal Selling dengan Loyalitas Konsumen. 3. Hubungan Antara Variabel Public Relation terhadap Keputusan Penyewaan Berdasarkan jurnal yang berjudul “Ethical decision making in public relations” Martinson, David L Public Relations Quarterly 45. 3 (Fall 2000): 18-21 “Public relations scholars Newsom, Scott and Turk argue that for practitioners, serving the public interest should be the primary consideration. Aristotle can assist the practitioner in making decisions in specific cases from two perspectives” . Jurnal ini menjelaskan tentang adanya hubungan personal selling dalam membantu para konsumen dalam membuat keputusan.
21
4.Hubungan Antara Variabel Public Relation terhadap Loyalitas Konsumen Penelitian sebelumnya oleh Diva Alvita (2011) menyatakan bahwa pengaruh peran Public Relations pada loyalitas pelanggan cukup besar dan signifikan sehingga perusahaan dapat mempertahankan dan terus meningkatkan peranan Public Relations dalam organisasi.
5.Hubungan
Antara
Variabel
Keputusan
Penyewaan
terhadap
Loyalitas
Konsumen Berdasarkan jurnal yang berjudul “The influence of loyalty programme membership on customer purchase behavior” Meyer-Waarden, Lars. European Journal of Marketing 42. 1/2 (2008 : 87-114 ) “buyers weigh the value obtained from the reward or loyalty card against associated expenses . Because households simultaneously attempt to minimise their cost function and maximise their utility function, a reaction, such as a purchase decision, change in buying behaviour or repeat purchase, occurs only if the consumer perceives the utilities of the rewards (e.g. financial advantages, privileges, points, relationship) as higher than the costs (e.g. joining expenses, exposing personal data to the firm, points collection, repeat purchase obligations, switching costs)”. Jurnal ini menjelaskan bahwa loyalitas akan terjadi jika konsumen telah melakukan keputusan pembelian secara berulang, hal tersebut membuktikan bahwa konsumen merasa puas dengan produk yang dia dapatkan.
2.3 Kerangka Pemikiran Semakin banyaknya persaingan di bidang industri menimbulkan kompetisi persaingan yang semakin ketat. Dalam persaingan yang sangat kompetitif ini PT. JIEP ( Jakarta Industrial Estate Pulogadung ) membutuhkan pengetahuan mendalam tentang bagaimana praktik promosi efektif agar mampu bertahan dan mencapai tujuan perusahaan.
22
Promosi merupakan alat bauran pemasaran yang meliputi semua kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk mengomunikasikan dan mempromosikan produknya ke pasar sasaran. Dalam praktiknya terdapat lima unsur dari bauran promosi yakni iklan (advertising), pemasaran langsung ( direct selling ) , penjualan pribadi (personal selling), promosi penjualan (sales promotion) dan hubungan masyarakat (public relation), akan tetapi yang lebih dominan digunakan oleh PT.JIEP adalah Personal Selling dan Public Relation. Komponen ini sangat penting dilakukan, agar konsumen tertarik untuk menyewa gudang dan merasa puas dengan pelayanan yang diberikan sehingga membuat konsumen menjadi loyal terhadap PT.Jiep.
Kerangka penelitian dapat dilihat pada gambar : Personal Selling ( X1 )
Keputusan Penyewaan Gudang ( Y ) Public Relation ( X2 )
Sumber : Penulis (2012) Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pemikiran Penjelasan : •
Bagaimana X1 dapat berpengaruh terhadap Y
•
Bagaimana X2 dapat berpengaruh terhadap Y
•
Bagaimana X1 dapat berpengaruh terhadap Z
•
Bagaimana X2 dapat berpengaruh terhadap Z
•
Bagaimana Y dapat berpengaruh terhadap Z
•
Bagaimana X1 dan X2 dapat berpengaruh terhadap Y
Loyalitas (Z)
23
•
Bagaimana X1 , X2 dan Y dapat berpengaruh terhadap Z
2.4 Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Karena sifatnya masih sementara, maka perlu dibuktikan kebenarannya melalui data empirik yang terkumpul. ( Sugiyono, 2009 : 64 ) Berdasarkan identifikasi masalah, tujuan penelitian, dan kerangka pemikiran dalam penelitian ini, maka hipotesis dari penelitian ini adalah : 1. Hipotesis X1 (Personal Selling) terhadap Y (Keputusan Penyewaan Gudang) : H0 : Tidak ada pengaruh antara personal selling terhadap keputusan penyewaan gudang. Ha :
ada pengaruh antara personal selling terhadap keputusan penyewaan
gudang. 2. Hipotesis X2 (Public relation) terhadap Y (Keputusan Penyewaan Gudang) : H0 : Tidak ada pengaruh antara public relation terhadap keputusan penyewaan gudang. Ha : Ada pengaruh antara public relation terhadap keputusan penyewaan gudang 3. Hipotesis X1 (Personal Selling) terhadap Z (Loyalitas Konsumen) : H0 : Tidak ada pengaruh antara personal selling terhadap loyalitas konsumen. Ha : Ada pengaruh antara personal selling terhadap loyalitas konsumen. 4. Hipotesis X2 (Public Relation) terhadap Z (Loyalitas Konsumen) : H0 : Tidak ada pengaruh antara public relation terhadap loyalitas konsumen. Ha : Ada pengaruh antara public relation terhadap loyalitas konsumen. 5. Hipotesis Y (Keputusan Penyewaan Gudang) terhadap Z (Loyalitas) : H0 : Tidak ada pengaruh antara keputusan penyewaan gudang terhadap loyalitas konsumen. Ha : Ada pengaruh antara keputusan penyewaan gudang terhadap loyalitas konsumen.
24
6. Hipotesis X1 (Personal Selling) dan X2 (Public Relation) terhadap Y (Keputusan Penyewaan Gudang) : H0 : Tidak ada pengaruh antara personal selling dan public relation terhadap keputusan penyewaan gudang. Ha : Ada pengaruh antara personal selling dan public relation terhadap keputusan penyewaan gudang. 7. Hipotesis X1 (Personal Selling), X2 (Public Relation) dan Y (Keputusan Penyewaan Gudang) terhadap Z (Loyalitas) : H0 : Tidak ada pengaruh antara personal selling, public relation dan keputusan penyewaan gudang terhadap loyalitas. Ha : Ada pengaruh antara personal selling, public relation dan keputusan penyewaan gudang terhadap loyalitas konsumen.