BAB 2 LANDASAN TEOR I dan KERANGKA PEMIKIRAN
2.1 Landasan Teori 2.1.1
Investasi Menurut Tandellin (2001, p3), Inv estasi adalah k omitmen atas sejumlah dana atau sumber day a lainny a y ang dilak uk an pada saat ini dengan tujuan memperoleh k euntungan dimasa y ang ak an datang. Sedangk an menurut Tjiptono dan Hendy (2001, p110), inv estasi dapat diartik an sebagai suatu k omitmen penempatan dana pada satu atau beberapa objek inv estasi dengan harapan ak an mendapatk an k euntungan di masa mendatang. Berdasark an pengertian-pengertian di atas mak a dapat disimpulk an bahwa suatu inv estasi merupak an suatu komitmen jangk a panjang untuk menempatk an sejumlah dana atau sumber day a lainny a dengan tujuan memperoleh k euntungan di masa mendatang.
2.1.1.1 Produk-produk Investasi Menurut Senduk (2004, p24) bahwa produk -produk inv estasi y ang tersedia di pasaran antara lain: Tabungan di bank Dengan meny impan uang di tabungan, mak a ak an mendapatk an suk u bunga tertentu y ang besarny a mengikuti k ebijak an bank bersangkutan. Produk tabungan biasany a memperbolehk an k ita mengambil uang k apanpun y ang k ita ingink an. Deposito di bank
5
Produk deposito hampir sama dengan produk tabungan. Bedany a, dalam deposito tidak dapat mengambil uang k apanpun y ang diingink an, k ecuali apabila uang tersebut sudah menginap di bank selama jangk a wak tu tertentu (tersedia pilihan antara satu, tiga, enam, dua belas, sampai dua puluh empat bulan, tetapi ada juga y ang harian). Suku bunga deposito biasany a lebih tinggi daripada suku bunga tabungan. Selama deposito k ita belum jatuh tempo, uang tersebut tidak ak an terpengaruh pada naik turunny a suk u bunga di bank . Saham Saham adalah k epemilik an atas sebuah perusahaan tersebut. Dengan membeli saham, berarti membeli sebagian perusahaan tersebut. A pabila perusahaan tersebut mengalami k euntungan, mak a pemegang saham biasany a ak an mendapatk an sebagian k euntungan y ang disebut dev iden. Saham juga bisa dijual k epada pihak lain, baik dengan harga y ang lebih tinggi y ang selisih hargany a disebut capital gain maupun lebih rendah daripada k ita membeliny a y ang selisih hargany a disebut capital loss. Jadi, k euntungan y ang bisa didapat dari saham ada dua y aitu dev iden dan capital gain . Properti Inv estasi dalam properti berarti inv estasi dalam bentuk tanah atau rumah. Keuntungan y ang bisa didapat dari properti ada dua y aitu : a. Meny ewak an properti tersebut k e pihak lain sehingga mendapatk an uang sewa. b. Menjual properti tersebut dengan harga y ang lebih tinggi. Barang-barang kolek si Contoh barang-barang kolek si adalah perangk o, luk isan, barang antik , dan lain-lain. Keuntungan y ang didapat dari berinv estasi pada barang-barang k olek si adalah dengan menjual k olek si tersebut k epada pihak lain.
6
Emas Emas adalah barang berharga y ang paling diterima di seluruh dunia setelah mata uang asing dari negara-negara G-7 (sebutan bagi tujuh negara y ang memilik i perekonomian y ang kuat, y aitu A merik a, Jepang, Jerman, Inggris, Italia, Kanada, dan Perancis). Harga emas ak an mengik uti k enaik an nilai mata uang dari negara-negara G-7. Semak in tinggi k enaik an nilai mata uang asing tersebut, semak in tinggi pula harga emas. Selain itu harga emas biasany a juga berbanding searah dengan inflasi. Semak in tinggi inflasi, biasany a ak an semak in tinggi pula k enaik an harga emas. Seringk ali k enaik an harga emas melampaui k enaik an inflasi itu sendiri. Mata uang asing Segala macam mata uang asing biasany a dapat dijadik an alat inv estasi. Inv estasi dalam mata uang asing lebih berisik o dibandingk an dengan inv estasi dalam saham, k arena nilai mata uang asing di Indonesia menganut sistem mengambang bebas (free float) y aitu benar-benar tergantung pada permintaan dan penawaran di pasaran. Di Indonesia mengambang bebas membuat nilai mata uang rupiah sangat fluk tuatif. Obligasi Obligasi atau sertifik at obligasi adalah surat utang y ang diterbitk an oleh pemerintah maupun perusahaan, baik untuk menambah modal perusahaan atau membiay ai suatu proy ek pemerintah. Karena sifatny a y ang hampir sama dengan deposito, mak a agar lebih menarik inv estor suk u bunga obligasi biasany a sedik it lebih tinggi dibanding suk u bunga deposito. Selain itu seperti saham k epemilik an obligasi dapat juga dijual k epada pihak lain baik dengan harga y ang lebih tinggi maupun lebih rendah daripada k etik a membeliny a.
7
2.1.1.2 Tipe Investor Menurut Profil Risiko Tipe-tipe inv estor menurut profil risik o dalam berinv estasi dapat dideskripsik an berikut:
1. Defensive Inv estor dengan tipe defensive, inv estor ini berusaha untuk mendapatk an k euntungan dan menghindari risiko sek ecil apapun dari inv estasi y ang dilak uk an. Inv estor tipe ini tidak mempuny ai k ey ak inan y ang cukup dalam hal spek ulasi, dan lebih memilih untuk menunggu saat-saat y ang tepat dalam berinv estasi agar inv estasi y ang dilak uk an terbebas dari risik o.
2. Conservative Inv estor
dengan
tipe
conservative,
biasany a
berinv estasi
untuk
meningk atk an kualitas hidup k eluarga dan dengan rentang wak tu inv estasi y ang cukup panjang, misalny a, untuk pendidik an perguruan tinggi anak atau biay a hidup di hari tua. Inv estor tipe ini memilik i k ecenderungan menanam inv estasi dengan k euntungan (yield ) y ang lay ak saja dan tidak memilik i risik o besar, k arena filosofi inv estasi merek a untuk menghindari risik o. Walaupun inv estor
conservative
sering
berinv estasi,
inv estor
ini
umumny a
mengalok asik an sedik it wak tu untuk menganalisa dan mempelajari portofolio inv estasiny a.
3. Balanced Inv estor
dengan
tipe
balanced ,
merupak an
tipe
inv estor
y ang
mengingink an risik o menengah. Inv estor tipe ini selalu mencari proporsi y ang seimbang antara risik o y ang dimungk ink an terjadi dengan pendapatan y ang dapat diraih. Tipik al inv estor ini bahwa merek a ak an selalu berhati-hati dalam memilih jenis inv estasi, dan hany a inv estasi y ang proporsional antara risik o dan penghasilan y ang bisa diperoleh y ang ak an dipilih.
8
4. Moderately aggressive Moderately aggressive, merupak an tipe inv estor y ang tenang atau tidak ek strim dalam menghadapi risiko. Inv estor k emungk inan
terjadiny a
risik o
dan
ini cenderung
k emungk inan
bisa
memik irk an mendapatk an
k euntungan. Dalam hal ini, inv estor dengan tipe moderately aggressive selalu tenang dalam mengambil k eputusan inv estasi k arena k eputusan y ang ditetapk an sudah dipik irk an sebelumny a.
5. Aggressive Inv estor aggressive, atau biasa disebut 'pemain', adalah k ebalik an dari inv estor conservative. Merek a sangat teliti dalam menganalisa portofolio y ang dimilik i. Semak in bany ak angk a-angk a dan fak ta y ang bisa dianalisa adalah semak in baik . Inv estor tipe ini umumny a berinv estasi dengan rentang wak tu relatif pendek k arena mengharapk an adany a k euntungan y ang besar dalam wak tu singk at. Walaupun tidak berharap untuk merugi, namun setiap inv estor aggressiv e meny adari bahwa k erugian adalah bagian dari permainan. (www.danarek sa.com/home/index_produk .cfm?act=inv estasiRepot)
2.1.2
Pasar Keuangan
2.1.2.1 Ekonomi Pasar keuangan Menurut A hmad Rodoni dan Herni A li (2010, pp31-33), orang dan organisasi y ang ingin meminjam uang ak an dipertemuk an dengan merek a y ang memilik i k elebihan
dana di pasar
k euangan
(financial markets). Pasar
k euangan
dik lasifik asik an menurut k eragaman dimensiny a sebagai berik ut : 1. Pasar ak tiv a fisik vs pasar ak tiv a k euangan. Pasar ak tiv a fisik (y ang disebut juga pasar ak tiv a berwujud atau ny ata) adalah pasar untuk produk -produk seperti gandum, mobil, real estate, k omputer dan mesin. Pasar ak tiv a
9
k euangan dilain pihak berhubungan dengan saham, obligasi, wesel, hipotik , dan k laim-k laim atas ak tiv a ny ata ainny a, sek aligus dengan sek uritas deriv atif y ang nilainy a ditentuk an oleh perubahan y ang terjadi pada harga ak tiv a-ak tiv a lainny a. 2. Pasar tunai vs pasar berjangk a. Pasar tunai (spot market) adalah pasar dimana ak tiv a dibeli atau dijual untuk pengiriman on the spot atau langsung. Pasar berjangk a (futures markets) adalah pasar dimana para pihak didalamny a setuju pada hari ini untuk membeli atau menjual suatu ak tiv a pada suatu tanggal dimasa depan. 3. Pasar uang v s pasar modal. Pasar uang (money markets) adalah pasar k euangan dimana uang dipinjam atau dipinjamk an untuk jangk a wak tu pendek (kurang dari satu tahun). Pasar modal adalah pasar k euangan untuk saham dan utang jangk a menengah dan jangk a panjang (satu tahun atau lebih lama). 4. Pasar primer v s pasar sek under. Pasar primer adalah (primery market) adalah pasar dimana perusahaan mendapatk an modalny a dengan menerbitk an sek uritas-sek uritas baru. Pasar sek under (secondary markets) adalah pasar dimana sek uritas-sek uritas dan ak tiv a-ak tiv a k euangan lainny a diperdagangk an diantara para inv estor setelah diterbitk an oleh perusahaan. Pasar penawaran perdana adalah turunan dari pasar primer, dimana perusahaan-perusahaan melak uk an go public dengan menawark an sahamny a k epada publik . 5. Pasar priv at dan pasar publik . Pasar priv at (pasar tertutup) adalah pasar dimana transak si-transak siny a dilak uk an secara langsung oleh k edua belah pihak . Pasar publik (pasar terbuk a) adalah pasar dimana kontrak -kontrak y ang telah
distandarisasi
diperdagangk an
terorganisasi.
10
dalam
suatu
pertuk aran
y ang
2.1.2.2 Prinsip keuangan dasar Menurut Ahmad Rodoni dan Herni A li (2010, p36), perinsip k euangan dasar dari pengambilan k eputusan inv estasi adalah sebuah inv estasi harus setidak ny a sama menarik ny a dengan peluang y ang ada dipasar k euangan.
2.1.3
Pasar Modal Pengertian pasar modal menurut Undang-undang Pasar Modal no. 8 tahun 1995: ”Pasar Modal y aitu sebagai suatu k egiatan y ang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek , perusahaan publik y ang berk aitan dengan efek y ang diterbitk anny a, serta lembaga dan profesi y ang berk aitan dengan efek .” Menurut Husnan dan Pudjiastuti (2004, p1), pasar modal adalah pasar modal merupak an pasar untuk berbagai instrumen k euangan (sekuritas) jangk a panjang y ang bisa diperjualbelik an, baik dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri, baik y ang diterbitk an oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta. Menurut Tjiptono dan Hendy (2001, p1) mengenai pasar modal dapat dijelask an sebagai berik ut: Pada dasarny a, pasar modal (capital market) merupak an pasar untuk berbagai
instrument k euangan jangk a panjang y ang bisa diperjuabelik an, baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri. Berdasark an pengertian merupak an
pasar
untuk
diatas, dapat disimpulk an
berbagai instrumen
k euangan
didalamny a terdapat suatu k egiatan perdagangan efek .
11
bahwa pasar
modal
(sekuritas), dimana
2.1.3.1 Manfaat Keberadaan Pasar Modal Berk aitan dengan manfaat k eberadaan Pasar Modal, mak a menurut pendapat Tjiptono dan Hendy (2001, pp2-3), manfaat Pasar Modal dapat dijelask an sebagai berikut: •
Meny ediak an sumber pembiay aan (jangk a panjang) bagi dunia usaha sek aligus memungk ink an alok asi sumber dana secara optimal.
•
Memberik an wahana inv estasi bagi inv estor sek aligus memungk ink an upay a div ersifik asi.
•
Meny ediak an leading indik ator bagi trend ek onomi negara.
•
Peny ebaran k epemilik an perusahaan sampai lapisan masy arak at menengah.
•
Peny ebaran k epemilik an, k eterbuk aan dan profesionalisme, menciptak an ik lim berusaha y ang sehat.
•
Menciptak an lapangan k erja/profesi y ang menarik .
•
Memberik an k esempatan memilik i perusahaan y ang sehat dan mempuny ai prospek .
•
A lternativ e inv estasi y ang memberik an potensi k euntungan dengan risik o y ang bisa diperhitungk an melalui k eterbuk aan, lik iuditas, dan div ersifik asi inv estasi.
•
Membina ik lim k eterbuk aan bagi dunia usaha, memberik an ak ses kontrol sosial.
•
Pengelolaan perusahaan dengan ik lim k eterbuk aan, mendorong pemanfaatan manajemen profesional.
•
2.1.4
Sumber pembiay aan dana jangk a panjang bagi emiten.
Pasar Modal Indonesia Berk aitan dengan pasar modal Indonesia, menurut Jogiy anto (2009, p60) dapat dijelask an sebagai berik ut :
12
Bursa efek (pasar modal) y ang terbesar di Indonesia adalah Bursa Efek Jak arta (BEJ) y ang juga dik enal dengan nama asingny a sebagai Jakarta Stock Exchange (JSX). Sek uritas y ang diperdagangk an di BEJ adalah saham preferen (preferred
stock ), saham biasa (common stock ), hak (rights) dan obligasi konv ertibel (convertible bonds). Saham biasa mendominasi v olume transak si di BEJ. Bursa efek terbesar setelah BEJ adalah Bursa Efek Surabay a (BES) atau Surabaya Stock
Exchange (SSX). Sek uritas y ang terdaftar di BEJ juga diperdagangk an di BES. Efek tif mulai bulan Nov ember 2007, setelah diadak anny a RUPSLB (Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa) y ang diadak an pada 30 Ok tober 2007. BEJ dan BES bergabung menjadi BEI (Bursa Efek Indonesia).
2.1.5
Saham Menurut Darmadji dan Fak hruddin (2001, p5): “Saham dapat didefinisik an tanda peny ertaan atau k epemilik an seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Wujud saham adalah selembar k ertas y ang menerangk an bahwa pemilik k ertas tersebut adalah pemilik perusahaan y ang menerbitk an surat berharga tersebut. Porsi k epemilik an ditentuk an oleh seberapa besar peny ertaan y ang ditanamk an di perusahaan tersebut”. Pengertian saham menurut Widoatmojo (2000, p43) “sebagai tanda peny ertaan atau pemilik an seseorang atau badan hokum dalam suatu perusahaan. Saham dik enal memilik i k arak teristik high risk-high return . A rtiny a saham merupak an surat berharga y ang memberik an peluang k euntungan y ang tinggi namun juga berpotensi risik o tinggi.” Sedangk an menurut Tjiptono dan Hendy (2001, p5), saham dapat didefinisik an sebagai tanda peny ertaan atau pemilik an seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Wujud saham adalah selembar k ertas y ang
13
menerangk an bahwa pemilik k ertas tersebut adalah pemilik perusahaan y ang menerbitk an surat berharga tersebut. Porsi k epemilik an ditentuk an oleh seberapa besar peny ertaan y ang ditanamk an di perusahaan tersebut. Dari pengertian-pengertian diatas, dapat diambil k esimpulan bahwa saham dapat didefinisik an sebagai suatu tanda peny ertaan atau k epemilik an seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas.
2.1.5.1 Jenis-Jenis Saha m Menurut Jogiy anto (2009, pp111-119), terdapat beberapa jenis saham, y aitu: 1. Saham preferen Merupak an saham y ang mempuny ai sifat gabungan antara obligasi dan saham biasa. 2. Saham biasa Jik a perusahaan hany a mengeluark an satu k elas saham saja, saham ini biasany a dalam bentuk saham biasa (common stock). 3. Saham treasuri Saham treasuri (treasury stock) adalah saham milik perusahaan y ang sudah pernah dik eluark an
dan
beredar y ang k emudian
dibeli k embali oleh
perusahaan untuk tidak dipensiunk an tetapi disimpan sebagai treasuri y ang nantiny a dapat dijual k embali.
2.1.5.2 Indeks Saham Menurut Tjiptono dan Hendy (2001, p95), indek s harga saham merupak an indik ator utama y ang menggambark an pergerak an harga saham. Di pasar modal sebuah indek s diharapk an memilik i lima fungsi y aitu: 1. Sebagai indik ator trend pasar.
14
2. Sebagai indik ator tingk at k euntungan. 3. Sebagai tolak ukur (benchmark ) k inerja suatu portofolio. 4. Memfasilitasi pembentuk an portofolio dengan strategi pasif. 5. Memfasilitasi berk embangny a produk deriv ative. Berik ut ini adalah beberapa indek s y ang dimilik i BEI berdasark an pendapat Jogiy anto (2009, pp101-107) : 1. Indek s Harga Saham Gabungan (IHSG) IHSG
merupak an
value-weigthed
index,
y aitu
perhitunganny a
menggunak an nilai (value) k apitalisasi pasar. IHSG di BEI meliputi pergerak an-pergerak an harga untuk saham biasa dan saham preferen. 2. Indek s Liquid 45 (ILQ-45) Indek s liquid 45 (ILQ-45) dimulai pada tanggal 13 Juni 1994 dan tanggal ini merupak an hari dasar indek s dengan nilai awal 100. Indek s ini dibentuk hany a dari 45 saham-saham y ang paling ak tif diperdagangk an. Pertimbangan-pertimbangan y ang mendasari pemilhan saham y ang masuk ILQ-45 adalah liquiditas dan k apitalisasi pasar dengan k riteria sebagai berikut ini: a. Selama 12 bulan terak hir, rata-rata transak si sahamny a masuk dalam urutan 60 terbesar di pasar regular. b. Selama 12 bulan terakhir, rata-rata nilai k apitalisasi pasarny a masuk dalam urutan 60 terbesar di pasar regular. c. Telah tercatat di BEI paling tidak selama 3 bulan. ILQ-45 diperbaharui tiap 6 bulan sek ali, y aitu pada awal bulan Februari dan A gustus.
15
3. Jakarta Islamic Index (JII) JII dibuat oleh BEI berk erjasama dengan PT. Danarek sa Inv esment Management. JII menggunak an basis tanggal Januari 1995 dengan nilai awal sebesar 100. JII diperbarui setiap 6 bulan sek ali, y aitu pada awal bulan Januari dan Juli. JII merupak an indek s y ang berisi dengan 30 saham perusahaan y ang memenuhi k riteria inv estasi berdasark an Sy ariah Islam. 4. Indek s Papan Utama dan Indek s Papan pengembangan Pada tanggal 8 A pril 2002, BEI memperk enalk an dua indek s lagi, y aitu
Main Board Index (MBX) dan Develo pment Board Index (DBX). Main Board Index (MBX) dimulai dengan 334 saham dan Development Board Index (DBX) dimulai dengan 287 saham. Papan Utama (Main Board ) dimak sudk an untuk menampung emiten y ang beruk uran besar dan mempuny ai catatan k inerja y ang baik . Papan Pengembangan (Development Board ) dimak sudk an untuk peny ehatan perusahaan-perusahaan
y ang
k inerjany a
menurun,
perusahaan-
perusahaan y ang berprospek baik tetapi belum menguntungk an. 5. Indek s Kompas 100 Pada tanggal 10 A gustus 2007, BEJ (Bursa Efek Jak arta) bek erja sama dengan harian Kompas merilis indek s y ang baru y ang disebut dengan Indek s Kompas 100. Indek s ini berisi dengan 100 saham y ang berk ategori mempuny ai
liquiditas
y ang
baik ,
k apitalisasi
pasar
y ang
tinggi,
fundamental y ang kuat, serta k inerja perusahaan y ang baik .
2.1.5.3 Keuntungan Me mbeli Sa ham Menurut Tjiptono dan Hendy (2001, pp8-9), k euntungan y ang diperoleh para inv estor dengan membeli atau memilik i saham sebagai berik ut:
16
1. Div iden Yaitu pembagian k euntungan y ang diberik an perusahaan penerbit saham tersebut atas k euntungan y ang dihasilk an perusahaan. Div iden diberik an setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam RUPS. Jik a seorang pemodal ingin mendapatk an dev iden, mak a pemodal tersebut harus memegang saham tersebut dalam k urun wak tu y ang
relative lama y aitu hingga k epemilik an saham tersebut berada dalam periode dimana diak ui sebagai pemegang saham y ang berhak mendapatk an div iden. Div iden y ang dibagik an perusahaan dapat berupa div iden tunai artiny a k epada seiap pemegang saham diberik an div iden berupa uang tunai dalam jumlah rupiah tertentu untuk setiap saham atau dapat pula berupa div iden saham y ang berarti k epada setiap pemegang saham diberik an div iden sejumlah saham sehingga jumlah saham y ang dimilik i seorang pemodal ak an bertambah dengan adany a pembagian div iden saham tersebut.
2. Capital Gain Capital gain merupak an selisih antara harga beli dan harga jual. Capital gain terbentuk dengan adany a ak tiv itas perdagangan saham di pasar sek under. Misalny a seorang pemodal membeli saham Telk om (TLKM) dengan harga per saham Rp 3.000 k emudian menjualny a dengan harga per saham Rp3.500 y ang berarti pemodal tersebut mendapatk an capital gain sebesar Rp 500 untuk setiap saham y ang dijualny a. Umumny a pemodal dengan orientasi jangk a pendek mengejar k euntungan melalui capital gain . Misalny a seorang pemodal membeli saham pada pagi hari dan k emudian menjualny a lagi pada siang hari jik a saham mengalami k enaik an.
17
2.1.5.4 Risiko Investasi pada Saha m Seperti halny a inv estasi, saham juga dik enal dengan k arak teristik high risk-
high return . Yang berarti saham merupak an surat berharga y ang memberik an peluang untuk mendapatk an k euntungan tinggi namun juga berpotensi risik o tinggi. Menurut Tjiptono dan Hendy (2001, p10), risik o apa saja y ang dihadapi inv estor dengan k epemilik an sahamny a adalah sebagai berikut: 1. Tidak mendapat Div iden Perusahaan ak an membagik an div iden jik a operasi perusahaan menghasilk an k euntungan. Dengan demik ian perusahaan tidak dapat membagik an div iden jik a perusahaan tidak dapat membagik an div iden jik a perusahaan tersebut mengalami k erugian. Dengan demik ian potensi k euntungan pemodal untuk mendapatk a div iden ditentuk an oleh k inerja perusahaan tersebut. 2. Capital loss Dalam ak tiv itas perdagangan saham, tidak selalu pemodal mendapatk an
capital gain alias k euntungan atas saham y ang dijualny a. A da k alany a pemodal harus menjual saham dengan harga jual lebih rendah dari harga beli. Dengan demik ian seorang pemodal mengalami capital loss. Menurut Sulisty astuti ( 2002, p11), Risik o inv estasi saham terbagi atas
unsystematic risk atau risik o tidak sistematis dan systematic risk atau risik o sistematis. Risik o tidak sistematis disebut juga risik o unik adalah risik o y ang terk ait dengan fluk tuasi dan sik lus bisnis. Karena berk aitan dengan sik lus bisnis mak a risik o ini disebut risik o bisnis. Sesuai dengan k onsep portofolio, risiko bisnis dapat dikurangi dengan div ersifik asi mak a risiko unik atau risik o tidak sistematis ini juga sering dik atak an sebagai diversified risk . Sedangk an risiko sistematis terk ait
18
dengan k ondisi pasar disebut risik o pasar. Risik o sistematis merupak an risik o y ang tidak dapat div ersiv ik asi mak a risiko ini sering disebut undversified risk . Risik o sitematis diuk ur dengan beta. Beta inilah y ang digunak an sebagai ukuran risik o pasar y ang relev an untuk menentuk an tingk at k euntungan y ang diharapk an. Suatu saham y ang memilik i indek s beta = 0 berarti saham tersebut bebas risik o. Indek s beta y ang besar menandak an return saham tersebut lebih sensitive terhadap
return pasar, y ang berarti juga lebih berisiko.
2.1.5.5 Tingkat Pengembalian yang Diharapkan Menurut Sulisty astuti (2002, p13), tingk at pengembalian y ang diharapk an (The
Required Rate of Return ) merupak an tingk at k euntungan y ang lay ak bagi inv estor. Tingk at k euntungan tersebut ditentuk an oleh Risk Free Rate, Beta (Market Return–
Risk Free Rate) Sesuai Capital Asset Pricing Model y ang dik emuk ak an oleh Hary Markowitz menjelask an bahwa market return–risk free rate merupak an premi risik o. Dimana premi risik o merupak an kombinasi dari beberapa risiko y aitu risik o bisnis, risik o financial, rasio lik uiditas.
2.1.6
Beta Menurut Ahmad Rodoni dan Herni A li (2010, p82), Beta didefinisik an sebagai alat ukur
covariance
diharapk an
suatu
saham
dengan
portofolio
pasar
y ang
terdiv ersifik asi dengan baik . Sedangk an menurut Jogiy anto (2009, pp363-387), Beta merupak an penguk ur risik o sistematik (systematic risk ) dari suatu sek uritas atau portofolio relatif terhadap risik o pasar. Beta suatu sek uritas dapat dihitung dengan tek nik estimasi y ang menggunak an data historis. Beta y ang dihitung berdasark an historis ini selanjutny a
19
dapat digunak an untuk mengestimasik an Beta masa datang. Buk ti-Buk ti empiris menunjukk an bahwa Beta historis mampu meny ediak an informasi tentang Beta masa datang (Elton dan Gruber, 1994). A nalisa sek uritas dapat menggunak a data historis dan
k emudian
menggunak an
fak tor-fak tor
lain
y ang
diperk irak an
dapat
mempengaruhi Beta masa depan. Beta historis dapat dihitung dengan menggunak an data historis berupa data pasar (return-return sekuritas dan return pasar), data ak untansi (laba perusahaan dan laba indek s pasar) atau data fundamental (menggunak an v ariabel fundamental). Beta y ang dihitung dengan data pasar disebut dengan Beta pasar. Beta y ang dihitung dengan data ak untansi disebut dengan Beta ak untansi dan Beta y ang dihitung dengan data fundamental disebut dengan Beta fundamental. Berdasark an pengertian-pengertian diatas, dapat diambil k esimpulan bahwa beta merupak an alat uk ur risiko sistematik (systematic risk ) dari suatu saham terhadap risik o pasar.
2.1.7
Capital A sset Pricing Model (CA PM) Menurut Keown et al. (2005, p205), definisi dari capital asset pricing model (CAPM) adalah sebagai berikut: “An equation stating that the expected rate of return on an investment is a
function of the risk free rate, the investment’s systematic risk, and the expected risk premium for the market portofolio of all risky securities”. Konsep CA PM pada umumny a berguna untuk mengk uantifik asik an hubungan antara risik o dan return . Capital asset pricing model berfungsi menjelask an tingk ah lak u dari harga-harga sek uritas dan memberik an mek anisme bagi inv estor untuk memlik i pengaruh suatu sek uritas terhadap risik o dan return .
20
Menurut Jogiy anto (2009, pp469-471), Capital Asset Pricing Model (CA PM) dapat digunak an untuk
mengestimasi return suatu sek uritas. A sumsi-asumsi y ang
digunak an di model CAPM adalah sebagai beik ut : 1. Semua inv estor mempuny ai cak rawala wak tu satu periode y ang sama. Inv estor memak simumk an k ek ay aanny a dengan memak simumk an utiliti harapan dalam satu periode wak tu y ang sama. 2. Semua inv estor melakuk an pengambilan k eputusan inv estasi berdasark an pertimbangan antara nilai return ek spek tasian dan dev iasi standar return dari portofoliony a. 3. Semua
inv estor
mempuny ai
harapan
y ang
seragam
(homogeneus
expectation ) terhadap fak tor-fak tor input y ang digunak an untuk k eputusan portofolio. Fak tor-fak tor input y ang digunak an adalah return ek spek tasian (expected return ), v arian dari return dan kov arian antara return-return sek uritas. A sumsi ini mempuny ai implik asi bahwa dengan harga-harga sek uritas dan tingk at bunga bebas risik o y ang tertentu dan dengan menggunak an input-input portofolio y ang sama, mak a setiap inv estor ak an menghasilk an efficient frontier y ang sama pula. 4. Semua inv estor dapat meminjamk an sejumlah
danany a (lending) atau
meminjam (borrowing ) sejumlah dana dengan jumlah y ang tidak terbatas pada tingk at suk u bunga bebas risik o. 5. Penjualan pendek (short sale) diijink an. Inv estor indiv idual dapat menjual pendek berapapun y ang dik ehendak i. 6. Semua ak tiv a dapat dipecah-pecah menjadi bagian y ang lebih k ecil dengan tidak terbatas. Ini berarti bahwa dengan nilai y ang terk ecilpun inv estor dapat melak uk an inv estasi dan melak uk an transak si penjualan dan pembelian ak tiv a setiap saat dengan harga y ang berlak u.
21
7. Semua ak tiv a dapat dipasark an secara lik uid sempurna. Semua ak tiv a dapat dijual dan dibeli di pasar dengan cepat (lik uid) dengan harga y ang berlak u. 8. Tidak ada biay a transak si. Penjualan atau pembelian ak tiv a tidak dik enai biay a transak si. 9. Tidak terjadi inflasi. 10. Tidak ada pajak pendapatan pribadi. Karena tidak ada pajak pribadi, mak a inv estor mempuny ai pilihan y ang sama untuk mendapatk an div iden atau
capital gain . 11. Inv estor adalah penerima harga (price-takers). Inv estor indiv idual tidak dapat memperngaruhi hara dari suatu ak tiv a dengan k egiatan membeli dan menjual ak tiv a tersebut. Inv estor secara k eseluruhan buk an secara indiv idual menentuk an hara dari ak tiv a. 12. Pasar modal dalam k ondisi ek uilibrium.
2.1.8
Coefficient of Variation (CV) Menurut Jogiy anto (2009, pp223-224), untuk melak uk an analisis inv estasi, dua fak tor harus dipertimbangk an bersama-sama, y aitu return ek spek tasian dan risik o ak tiv a. Koefisien
v ariasi (Coefficient of Variation )
dapat digunak an
untuk
mempertimbangk an dua fak tor tersebut bersamaan. Rumus koefisien v ariasi (Coefficient of Variation ) adalah:
Dari rumus k oefisien v ariasi (Coefficient of Variation ) dapat diartik an bahwa semak in k ecil nilai C V semak in baik ak tiv a tersebut. Semak in k ecil C V menunjukk an semak in k ecil risik o ak tiv a dan semak in besar return ek spek tasiny a.
22
2.1.9
Teori Portofolio Saham Teori portofolio
berhubungan
dengan
pemilihan
portofolio
y ang
dapat
memak simalk an pengembalian y ang diharapk an sesuai tingk at risiko y ang dapat diterima. Dengan menggunak an model kuantitatif dan data historis, teori portofolio mendefinisik an “pengembalian portofolio y ang diharapk an” dan “tingk at risik o portofolio y ang diterima” serta menunjukk an cara pembentuk an portofolio y ang optimal. Div ersifik asi portofolio diartik an sebagai pembentukk an portofoio sedemik ian rupa
sehingga
dapat
mengurangi
risiko
portofolio
tanpa
mengorbank an
pengembalian y ang dihasilk an. Ini merupak an tujuan y ang ingin dicapai oleh inv estor. Para inv estor y ang mengk hususk an dari daam satu k elompok ak tiv a misalny a saham, juga menganggap perlu dilak uk an div ersifik asi portofolio. Yang dimak sud dengan div ersifik asi portofolio dalam hal ini adalah seluruh dana y ang ada seharusny a tidak diinv estasik an k e dalam bentuk saham satu perusahaan saja, tapi portofolio harus terdiri dari saham bany ak perusahaan. (Fabozzi, 2000, p75) Menurut Jogiy anto (2009, p301), model Markowitz menggunak an asumsiasumsi sebagai berik ut ini: 1. Wak tu y ang digunak an hany a satu periode 2. Tidak ada biay a transak si 3. Preferensi inv estor hany a didasark an pada return ek spek tasian dan risik o dari portofolio 4. Tidak ada pinjaman dan simpanan bebas risik o
2.1.9.1 Pengertian Portofolio Menurut A hmad Rodoni dan Herni A li (2010, p73), portofolio merupak an sek umpulan instrument inv estasi y ang dibentuk untuk memenuhi sasaran umum
23
inv estasi. Portofolio juga dapat diartik an gabungan dari berbagai ak tiv a / suratsurat berharga / saham / k esempatan inv estasi.
2.1.9.2 Return dan Risiko Portofolio
Return realisasian portofolio (portfolio realized return ) merupak an rata-rata tertimbang dari return-return realisasian masing-masing sek uritas tunggal di dalam portofolio tersebut. Sedang return ek spek tasian portofolio (portfolio expected
return ) merupak an rata-rata tertimbang dari return-return ek spek tasian masingmasing sek uritas tunggal di dalam portofolio. Risiko portofolio merupak an v arian
return sek uritas-sek uritas y ang membentuk portofolio tersebut. (Jogiy anto, 2009, pp243-246) Menurut A hmad Rodoni dan Herni A li (2010, p74), risik o portofolio menggambark an gabungan peny impangan antara sek uritas y ang membentuk portofolio tersebut. Risik o portofolio diukur dengan standar dev iasi.
2.2
Kerangka Pemikiran Untuk melak uk an penelitian ini, hal pertama y ang penulis lak uk an adalah melak uk an surv ei k e BEI (Bursa Efek Indonesia) untuk mendapatk an data-data y ang diperluk an. Data pertama y ang digunak an adalah daftar saham y ang masuk k e dalam indek s LQ 45 dari periode Februari 2009 – Januari 2011 ( 4 periode). Kemudian Penulis meny elek si saham-saham ter sebut, dengan memilih saham-saham y ang selama 4 periode tersebut masih termasuk dalam Indek s LQ 45. Setelah mendapatk an saham-saham y ang lolos dalam peny elek sian, k emudian penulis
mendapatk an
data-data
y ang
diperluk an
melalui
website
y aitu
www.duniainv estasi.com. Data y ang didapat melalui website ini berupa harga saham harian dan data IHSG harian selama periode 1 Februari 2010 – 30 Juli 2010. Dan data
24
tingk at Suk u Bunga Indonesia di dapat dari Bank Indonesia official website y aitu www.bi.go.id. Diharapk an dengan menggunak an data historis tersebut, hasil perhitungan ak an lebih akurat dan dapat dipak ai sebagai model perhitungan CAPM. Perhitungan CA PM menggunak an semua data y ang ada seperti data harian harga saham, IHSG, dan Tingk at SBI. Setelah mendapatk an hasil perhitungan CA PM, k emudian penulis menggunak an k embali data harian harga saham untuk mencari saham-saham terbaik berdasark an CV (Coefficient of Variation ), dimana saham-saham terbaik tersebut digunak an untuk pembentukk an portofolio. Kemudian setelah membuat portofolio, penulis membuat portofolio optimal. Setelah selesai melak uk an analisis CA PM dan mendapatk an Portofolio optimal, berdasark an hasil tersebut penulis mengambil k esimpulan manak ah saham-saham y ang paling menguntungk an.
25
Berik ut ini merupak an bentuk diagram k erangk a pemik iran:
Bursa Efek Indonesia (BEI)
Data tingk at SBI (Periode 1 Februari 2010 – 30 Juli 2010)
Data IHSG (Periode 1 Februari 2010 – 30 Juli 2010)
Data harga saham harian 19 Saham (Periode 1 Februari 2010
Peny elek sian saham dengan metode CV •
Untuk mengetahui return y ang diharapk an dari suatu saham
(Coefficient of Variation ) Capital A sset Pricng Model (CAPM)
Pembentuk an portofolio (Teori Portofolio Model Markowitz)
Hasil berupa Portofolio Optimal
Saham y ang paling menguntungk an bagi inv estor
26