BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Pengertian Internet, Intranet, Ekstranet Internet mulai berkembang pesat di akhir tahun 90-an, dimana internet memberikan dampak yang sangat besar untuk kehidupan manusia, termasuk teknologi intranet dan
ekstranet yang merupakan bagian dari internet juga. Internet Zeid (2000, p.19) mengemukakan bahwa interconnected network – atau yang lebih popular dengan sebutan internet, adalah sebuah sistem komunikasi global yang menghubungkan komputer-komputer dan jaringan-jaringan komputer di seluruh dunia. Pada
internet dapat terjadi berbagai macam transaksi bisnis yang terjadi secara online. Intranet Menurut Whiteley (2004, p.68) intranet adalah suatu jaringan yang didisain yang digunakan oleh pekerja dalam suatu organisasi ke dalam bentuk internet pribadi.
Ekstranet Whiteley (2004, p.168) juga mengungkapkan, beberapa organisasi memiliki situs web yang tersedia pada internet dengan akses terbatas kepada pemegang password, seperti fasilitas yang dinamakan ekstranet.
7
8
2.2 Pengertian Analisis dan Pengembangan Sistem Menurut Mcleod (2004, p.138) analisis sistem adalah penelitian atas sistem yang telah ada dengan tujuan untuk merancang sistem yang baru atau diperbarui. Menurut Mulyadi (2001, p.40) analisis sistem dapat didefinisikan sebagai sebuah tahapan dalam pengembangan sistem yang akan menghasilkan berbagai dokumen yang menyajikan rencana pekerjaan yang akan dilaksanakan untuk mengembangkan sistem tersebut.
Pengembangan sistem (systems development) dapat berarti menyusun suatu sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang telah ada. (Pengertian sistem dan analisis sistem, (ON-LINE), http://media.diknas.go.id/media/document/3311.pdf, 5 Februari 2010) Sebab Perlunya pengembangan Sistem: • Adanya permasalahan (problems) yg timbul pada sistem yg lama • Untuk meraih kesempatan (opportunities) • Adanya instruksi-instruksi (directives) Prinsip Pengembangan Sistem: •
Sistem yang dikembangkan adalah untuk manajemen
•
Sistem yang dikembangkan adalah investasi modal yang besar Setiap investasi modal harus mempertimbangkan 2 hal berikut ini : - Semua alternatif yang ada harus diinvestigasi.
9
Investor harus memeriksa semua alternatif yang ada dengan melihat
opportunity cost dari masing-masing alternatif. - Investasi yang
terbaik harus
bernilai. Manfaat (benefit) atau
hasil
baliknya harus lebih besar dari biaya untuk memperolehnya (cost).
Cost-benefit analysis
dapat digunakan untuk menentukan apakah
proyek investasi tersebut bernilai atau tidak. •
Sistem yang dikembangkan
memerlukan orang yang terdidik. Seperti
Analis
sistem, Manajer sistem dan programmer, serta user yang dididik dengan diberikan on-the-job training. •
Tahapan kerja dan tugas yang harus dilakukan dalam proses pengembangan sistem. Proses pengembangan sistem umumnya melibatkan beberapa tahapan kerja dan melibatkan beberapa
personil
dalam bentuk suatu team untuk
menjalankannya. Siklus pengembangan Sistem atau System Development Life
Cycle (SDLC) umumnya menunjukkan tahap – tahap kerja yg harus dilakukan. •
Proses Pengembangan Sistem tidak harus urut
•
Jangan Takut membatalkan proyek
Tahapan Utama Siklus hidup Pengembangan Sistem terdiri dari: •
Perencanaan Sistem (systems planning)
•
Analisis Sistem (systems analysis )
•
Perancangan Sistem (systems design)
•
Seleksi Sistem (systems selection)
•
Implementasi & pemeliharaan sistem
10
2.3 Pengertian E-commerce dan E-business E-commerce merupakan bagian dari E-business, seperti pada halnya kegiatan perdagangan (commerce) yang merupakan bagian dari kegiatan bisnis (business) di suatu perusahaan. Huruf ‘E’ pada E-commerce dan E-business menjelaskan bahwa prosesnya terjadi secara elektronik seperti memanfaatkan internet dan EDI (electronic data
interchange) untuk menjalankan dan mengembangkan proses bisnisnya. Walaupun E-commerce merupakan bagian dari E-business, namun tidak semua E-
business berarti E-commerce. Bila dibandingkan dengan E-Business, cakupan E-commerce lebih sempit karena E-commerce merupakan sub perangkat dari E-business. E-commerce lebih mengacu kepada penggunaan internet untuk belanja online, seperti untuk belanja produk dan jasa serta membayarkan sejumlah uang melalui internet. Sedangkan E-business lebih luas lagi, karena merujuk kepada penggunaan teknologi untuk menjalankan bisnis yang memberikan hasil dan dampak besar kepada bisnis secara keseluruhan.
E-Business Menurut Carter (2002, p.3). E-business adalah melakukan segala tipe bisnis (antara sebuah organisasi dengan konsumennya) melalui internet. Selain itu e-business juga dapat didefinisikan sebagai penggunaan teknologi internet untuk meningkatkan dan merubah proses bisnis kunci. Dan menurut Chaffey (2002, p.8). E-business diartikan sebagai semua pertukaran informasi melalui media elektronik baik di dalam suatu organisasi maupun dengan pemegang saham eksternal yang mendukung cakupan dari proses bisnis.
11
E-Commerce Menurut Carter (2002, p.2) E-commerce sebagai semua bentuk transaksi yang berhubungan dengan aktivitas komersial, baik itu organisasi maupun individual yang berdasarkan pengolahan dan transmisi data yang terdigitalisasi, termasuk teks, suara, dan gambar visual. Kalakota (2001). E-commerce adalah suatu kegiatan membeli dan menjual informasi, produk, dan jasa melalui jaringan komputer atau internet. Chaffey (2002, p.8) juga menggambarkan e-commerce sebagai bagian dari e-business karena e-commerce tidak mengacu pada kelayakan transaksi dalam suatu bisnis seperti memproses permintaan pembelian yang merupakan bagian dari e-business.
E-business E-commerce
Sumber: Chaffey (2002, p.8) Gambar 2.1 Hubungan E-business dan E-commerce
2.4 Jenis-Jenis E-Commerce •
Business To Business (B2B) Kedua pihak yakni penjual dan pembeli melakukan transaksi, yang adalah perusahaan, organisasi nirlaba, atau pemerintah.
12
•
Business To Consumer (B2C) Ini berarti transaksi e-commerce merupakan transaksi di mana para pembeli merupakan konsumen individu.
•
Consumer To Consumer (C2C) Di sini konsumen menjual secara langsung satu sama lain melalui iklan elektronik atau situs pelanggan.
•
Consumer To Business (C2B) Dalam kategori ini individu menjual barang-barang atau jasa ke perusahaan.
2.5 Pengertian Website Rayport dan Jaworski (2004, p.501) Website adalah serangkaian halaman Web yang terkait, yang dikelola atau dimiliki oleh organisasi yang sama. Sebuah situs web biasanya terdiri dari sebuah alamat situs web yang memungkinkan navigasi untuk membetulkan halaman web pada situs web.
Website dapat diartikan sebagai kumpulan halaman-halaman yang digunakan untuk mempublikasikan informasi berupa teks, gambar dan program multimedia lainnya berupa animasi (gambar gerak, tulisan gerak), suara, dan atau gabungan dari semuanya itu baik yang bersifat statis maupun dinamis yang membentuk satu rangkaian bangunan yang saling terkait antara satu page dengan page yang lain yang sering disebut sebagai hyperlink. (Pengertian Website, (ON-LINE), http://www.balinter.net/news_108_Pengertian_Website.html, 23 Oktober 2009)
13
2.6 Website yang Baik Ciri-ciri website yang baik: •
Loading web yang cepat. Penyebab utama lamanya website ditampilkan adalah besarnya gambar atau animasi yang dimilikinya. Pengunjung website tidak suka menunggu munculnya website yang lama, terutama di Indonesia, ketika banyak orang masih menggunakan modem 56 Kbps, sehingga kecepatan mengambil data semakin terbatas.
•
Mudah dibaca. Sebuat website harus mudah dibaca. Penggunaan warna yang tidak sesuai dapat menyulitkan pengunjung dalam memperoleh informasi yang diinginkan.
Memiliki isi dan struktur yang baik. Website dibuat sehingga pengunjung memperoleh informasi yang diinginkannya. Kita perlu mengetahui, tujuan pengunjung mendatangi website, yaitu ingin memperoleh informasi, dan kemungkinan membeli produk atau layanan kita. Oleh karena itu, website perlu dibuat untuk menolong pengunjung mendapatkan apa yang diinginkannya, yaitu dengan memiliki isi dan struktur yang baik. Isi yang baik, dapat dilihat dari kelengkapan informasi produk dan layanan yang berikan. Setelah pengunjung tertarik dengan produk atau layanan kita, ia perlu dibawa untuk menutupnya dengan pembelian. Hal itu dapat tercapai antara lain dengan memiliki struktur website yang baik, sehingga memudahkannya dalam melakukan pembelian. Struktur website yang baik dapat dilihat dari navigasinya (link-link yang dimilikinya). Melalui navigasi yang buruk, pengunjung dapat tersesat dan kemudian meninggalkan situs yang dikunjunginya. (Website yang baik, (ON-LINE), http://www.solusiwebindo.com/article/website_yang_baik.php, 23 Oktober 2009)
14
2.7 Procurement (Pengadaan Barang) Dalam industri manufaktur, pengadaan barang atau procurement merupakan bagian yang penting dalam mempertahankan kelangsungan usaha dan hidup perusahaan. Carter (2002) Procurement merupakan proses negosiasi persediaan berkualitas pada tingkat harga yang disetujui dan pengiriman yang terpercaya. Ini adalah proses manual yang memakan banyak waktu dan tenaga yang menyertakan permintaan untuk kutipan, pesanan pembelian, persetujuan pesanan dan konfirmasi, pengiriman, penagihan, dan pembayaran. Turban (2004, p.231). Procurement management adalah pengaturan semua kegiatan yang berhubungan dengan pembelian barang dan jasa yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi. Hampir 80% barang yang dibeli merupakan barang MRO (maintenance,
repairs, operations). Barang MRO merupakan barang yang digunakan sehari-hari di dalam perusahaan baik dalam kegiatan operasi, perbaikan dan pemeliharaan faktor-faktor produksi perusahaan. Kalau menurut Kalakota (2001, p.314). Procurement didefinisikan sebagai kegiatan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan, pembelian, transportasi, penggudangan, dan proses penerimaan. Chaffey (2002, p.292) mengemukakan bahwa procurement dibagi menjadi dua bagian, yaitu: • Procurement untuk bahan baku, yang mana bahan baku ini akan diproduksi menjadi barang jadi. • Procurement untuk operasi, yang mana barang ini akan digunakan untuk keperluan operasional perusahaan, seperti alat tulis kantor, perlengkapan kantor, dll.
15
2.8 E-Procurement (Pengadaan Barang secara Elektronik) Menurut Turban (2004, p.232), e-procurement adalah pengadaan barang dan jasa untuk organisasi secara elektronik. Kalakota (2001, p.315), keuntungan dari e-procurement dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu efektifitas dan efisiensi. Keuntungan efektifitas e-procurement adalah meningkatkan kontrol terhadap rantai pasokan, manajemen data kunci yang proaktif, dan keputusan pemesanan yang lebih tinggi dalam organisasi. Sedangkan keuntungan efisiensi e-
procurement adalah biaya pengadaan barang yang lebih rendah, waktu perputaran yang lebih cepat, mengurangi pembelian-pembelian yang tidak perlu, pelaporan informasi yang terorganisir, dan integrasi yang lebih ketat dalam fungsi procurement dengan sistem kantor belakang.
E-procurement adalah proses pelaksanaan pengadaan barang yang dilakukan secara elektronik dan tidak menggunakan kertas. Ungkapan 'e-buying', 'e-purchasing' dan
e-procurement' terkadang digunakan bergantian, tetapi e-procurement mencakup keseluruhan operasi dari pengadaan barang dan tidak hanya mencakup proses pembelian (misal: proses approval, pengapalan, dll). E-procurement mencakup sebuah permohonan pengadaan, pembelian, transportasi, pergudangan, dan proses penerimaan barang.
e-procurement merupakan sebuah tahapan bertingkat yang dimulai saat user melakukan log in ke dalam aplikasi komputer dan selesai saat invoice untuk produk yang dipilih telah dibayarkan. ( Pulevska, L. (2006), E-procurement as an Instrument For Hotel Supply Chain Management, (ON-LINE), http://www.revistadeturism.ro/index2.php?option=com_docman&task=doc_view&gid=2&Ite mid=32, 23 Oktober 2009)
16
Chaffey (2002, p.257) mengartikan e-procurement sebagai integrasi dan manajemen elektronik dari semua aktivitas procurement termasuk diantaranya permintaan pembelian, pengesahan, pengiriman, dan pembayaran di antara pihak pembeli dan pemasok. E-
procurement sebaiknya diarahkan pada perbaikan performa untuk tiap LIMA KESESUAIAN dalam pembelian, yaitu: 1. Pada tingkat harga yang tepat 2. Dikirimkan pada waktu yang tepat 3. Pada tingkat kualitas yang tepat 4. Pada jumlah yang tepat 5. Dari sumber yang tepat Menurut Carter (2002, p.46). Tugas utama dari e-procurement adalah: 1. Mengidentifikasi kebutuhan produk dan jasa. 2. Mencocokkan kebutuhan menurut anggaran yang ada. 3. Memilih produk dan atau jasa yang bersaing. 4. Memesan produk dan jasa. 5. Menerima produk dan jasa. 6. Membayar produk dan jasa. 7. Memperoleh dukungan yang dibutuhkan. 8. Menyediakan dukungan akuntansi tambahan untuk tugas-tugas tersebut.
17
Menurut Carter (2002, p.46) pengguna utama dari E-Procurement adalah: 1. Pengguna eksternal, yang terdiri atas: •
Supplier/pemasok, yaitu orang yang menjual produk atau layanan di luar organisasi, dan orang yang mungkin mendukung produk atau layanan tersebut, terdiri atas: Supplier saat ini, dan Supplier potensial.
2. Pengguna internal, yang terdiri atas: •
Penyedia produk, yaitu orang yang membantu memperoleh produk atau layanan dari luar organisasi.
•
Manajer, yaitu orang yang departemennya membutuhkan produk atau jasa tersebut dan orang yang mempunyai anggaran untuk memperoleh produk dan jasa itu.
•
Pekerja, yaitu orang yang akan menggunakan produk dan jasa tersebut.
•
Akuntan, yaitu orang yang menyediakan layanan akuntansi untuk e-procurement tersebut.
Menurut Carter (2002, p.47), pertimbangan khusus untuk e-procurement termasuk: 1. Produk dan jasa perlu didapatkan secepat dan seefisien mungkin ketika produk dan jasa itu dibutuhkan. 2. Sumber dari produk dan atau jasa tersebut tidak lebih penting dari kualitas, biaya, dan ketersediaan produk dan jasa tersebut bagi organisasi ketika dan di mana organisasi membutuhkan produk dan atau jasa itu.
18
Menurut
Turban
(2004,
p.235).
Implementasi
e-procurement
yang
dilakukan
perusahaan: 1. Menyesuaikan e-procurement dengan strategi e-commerce. 2. Mengkaji ulang dan merubah proses e-procurement itu sendiri. E-procurement dapat mempengaruhi beberapa banyak
agen pembelian di perusahaan, lokasi dan
bagaimana pembelian disetujui. 3. Menyediakan tempat pertemuan antara e-procurement dengan sistem informasi perusahaan yang terintegrasi seperti ERP atau SCM. 4. Mengkoordinasi sistem informasi pembeli dan penjual. 5. Mengkonsolidasikan sejumlah supplier yang biasa menjadi minimum dan memastikan integrasi dengan sistem informasi mereka, dan jika mungkin dengan proses bisnisnya. Seperti penjelasan pada www.icfaipress.org, nilai yang ditawarkan oleh e-procurement meliputi: 1. Pengurangan biaya pengadaan. Pengurangan dalam biaya yang dapat berkisar 20%25%, dapat dicapai melalui proses yang efisien seperti perluasan basis pemasok, negosiasi harga lebih baik, dan pemendekan siklus pengadaan sehingga mengurangi inventori. 2. Pelacakan transaksi yang mudah dan pembayaran terotomatisasi. Meminimalkan beberapa biaya pasca pembelian, sehingga menjamin kepuasan pelanggan. 3. Kendali yang lebih baik. Melalui sarana pelaporan dan analisis yang mudah dan efektif, seseorang dapat meningkatkan efisiensi dalam pemeliharaan laporan, memeriksa pembelian tidak terkendali, dan menciptakan integrasi data yang utuh.
19
4. Otomatisasi tugas-tugas repetitive. Jika beberapa pembelian yang dilakukan adalah teratur, sistem secara otomatis menyetujui pembelian tersebut berdasarkan pada pembeli dan jumlah yang diminta. Dalam paper E-procurement Benefits (emarketplace.lgaq.asn.au), disebutkan beberapa manfaat e-procurement yang meliputi: 1. Penghapusan biaya administrasi 2. Pemotongan biaya pembelian 3. Pemotongan waktu siklus pembelian 4. Kontrol manajemen yang lebih besar 5. Sesuai kebutuhan user (user compliance) 6. Pengurangan tingkat kesalahan pemesanan 7. Pekerja pengetahuan (knowledge workers
2.9 Analisis Penelitian 2.9.1
Rantai Nilai (Value Chain Analysis) Pearce dan Robinsson (2000, p.206), Gambar 2.2 menunjukan sebuah kerangka kerja rantai nilai yang khas. Rantai nilai membagi aktivitas di dalam perusahaan menjadi dua kategori besar: aktivitas utama dan aktivitas pendukung. Aktivitas utama (kadang kala disebut Line Functions) adalah mereka yang terlibat dalam penciptaan fisik produk, pemasaran, dan mentransfer kepada pembeli, dan dukungan purna jual.
20
Aktivitas pendukung (kadang kala disebut staff atau overhead functions), membantu perusahaan secara keseluruhan dengan menyediakan infrastruktur atau masukan yang memungkinkan aktivitas utama berlangsung secara berkelanjutan.
Sumber: Pearce/Robinsson, 2000. Gambar 2.2 Rantai Nilai Aktivitas Utama •
Logistik ke dalam (Inbound logistics) - Aktivitas, biaya dan aset yang berhubungan dengan pemenuhan bahan bakar, energy, bahan baku, komponenkomponen, barang dagangan dan barang yang dapat dikonsumsi dari pemasok, penerimaan,
penyimpanan,
dan
penyebaran
pemeriksaan, dan pengelolaan inventaris.
masukan
dari
pemasok,
21
•
Operasi (Operation) - Aktivitas, biaya dan aset yang berhubungan dengan pengubahan masukan menjadi bentuk produk akhir (produksi, pemasangan, pengemasan, pemeliharaan perlengkapan, pengoperasian fasilitas, kualitas jaminan, dan perlindungan lingkungan).
•
Logistik ke luar (Outbound logistic) - Aktivitas, biaya dan aset yang berhubungan dengan pendistribusian fisik produk kepada pembeli (penggudangan barang jadi, proses pemesanan, pemilihan dan pengemasan pesanan, pengapalan, operasi kendaraan pengiriman.
•
Pemasaran dan Penjualan (Marketing and Sales) - Aktivitas, biaya dan aset yang berhubungan dengan tenaga penjual, periklanan dan promosi, riset pasar dan perencanaan, dan pendistribusian.
•
Pelayanan (Service) - Aktivitas, biaya dan aset yang berhubungan dengan pemberian bantuan kepada pembeli, seperti instalasi, pengiriman suku cadang, perawatan dan perbaikan, bantuan teknis, pertanyaan dan keluhan pembeli.
Aktivitas Pendukung •
Administrasi Umum (General Administration) – aktivitas, biaya, dan aset yang berhubungan dengan manajemen umum, akuntansi, keuangan, hokum dan ketentuan yang berlaku, keamanan dan pengamanan, sistem informasi manajemen, dan biaya perusahaan lainya.
•
Manajemen Sumber Daya Manusia (Human Resource Management) - aktivitas, biaya, dan aset yang berhubungan dengan perekrutan, memperkerjakan, melatih, mengembangkan, serta kompensasi atas semua jenis dari aktivitas
22
personal, yang berhubungan dengan tenaga kerja; pengembangan atas keahlian dan kemampuan dasar. •
Penelitian, Teknologi dan Pengembangan Sistem (Research, Technology, and
System development) - aktivitas, biaya, dan aset yang berhubungan dengan produk R&D, proses R&D, proses merancang peningkatan, perancangan peralatan, pengembangan perangkat lunak komputer, sistem telekomunikasi, perancangan dan perakitan yang menggunakan bantuan komputer, kapabilitas
database yang baru, serta pengembangan sistem yang menggunakan komputer. •
Pengadaan barang (Procurement) - aktivitas, biaya, dan aset yang berhubungan dengan pembelian dan pengadaan bahan baku, persediaan barang, jasa, dan mencari hal yang diperlukan untuk mendukung perusahaan dan aktivitasaktivitasnya. Terkadang kegiatan ini dilaksanakan sebagai bagian dari kegiatan pembelian logistik ke dalam perusahaan.
2.9.2
Model Lima Kekuatan Porter (Porter’s Five Forces Model) David (2006, p.130), Model lima kekuatan Porter tentang analisis kompetitif adalah pendekatan yang digunakan secara luas untuk mengembangkan strategi perusahaan berdasarkan analisis industri perusahaan. Analisis ini dilakukan untuk melihat kondisi pasar/industri perusahaan, apakah terjadi perubahan yang dapat mempengaruhi bisnis perusahaan. Dari analisis tersebut didapatkan hasil untuk perusahaan untuk mengambil langkah antisipasi terhadap perubahan lingkungan pasar/industri yang terjadi. Menurut David (2006, p.130), Michael E. Porter melihat hakikat suatu industri sebagai kombinasi atas lima kekuatan:
23
•
Persaingan di antara perusahaan sejenis Persaingan di antara perusahaan sejenis biasanya merupakan kekuatan terbesar di dalam lima kekuatan kompetitif. Intensitas persaingan di antara perusahaan sejenis yang bersaing cenderung meningkat karena jumlah pesaing semakin bertambah,
karena
pesaing
semakin
seragam
dalam
hal
ukuran
dan
kemampuan, karena permintaan untuk produk industri menurun, dan karena pemotongan harga menjadi semakin umum. Persaingan juga meningkat ketika pelanggan dapat berpindah merek dengan mudah, ketika hambatan untuk meninggalkan pasar tinggi, ketika biaya tetap tinggi, ketika produk mudah rusak, ketika perusahaan pesaing berbeda dalam hal strategi, tempat mereka berasal, dan budaya, serta ketika merger dan akuisisi menjadi umum dalam suatu industri. Ketika persaingan antar perusahaan sejenis semakin intensif, laba perusahaan menurun, dan dalam beberapa kasus bahkan membuat suatu industri menjadi sangat tidak menarik. •
Kemungkinan masuknya pesaing baru Ketika perusahaan baru dapat dengan mudah masuk ke dalam industri tertentu, intensitas persaingan antar perusahaan meningkat. Perusahaan baru kadangkadang memasuki suatu bisnis dengan produk berkualitas tinggi, harga lebih rendah, dan sumber daya pemasaran yang besar. Dengan demikian tugas penyusun strategi adalah untuk mengidentifikasi perusahaan yang berpotensi masuk ke pasar, untuk memonitor strategi pesaing baru, untuk membuat serangan balasan apabila dibutuhkan, serta untuk memanfaatkan kekuatan dan peluang yang ada saat ini.
24
•
Potensi pengembangan produk substitusi Dalam banyak industri, perusahaan bersaing dekat dengan produsen produk substitusi
dalam
industri
yang
berbeda.
Keberadaan
produk
substitusi
menciptakan batas harga tertinggi yang dapat dibebankan sebelum konsumen beralih ke produk substitusi. Tekanan kompetisi yang berasal dari produk substitusi meningkat sejalan dengan menurunnya harga relatif dari produk substitusi dan sejalan dengan biaya konsumen untuk beralih ke produk lain menurun. Cara terbaik untuk mengukur kekuatan kompetitif produk substitusi adalah dengan memantau pangsa pasar yang didapat oleh produk-produk tersebut, juga dengan memantau rencana perusahaan untuk meningkatkan kapasitas dan penetrasi pasar. •
Kekuatan tawar-menawar penjual/pemasok Kekuatan tawar-menawar penjual/pemasok mempengaruhi intensitas persaingan dalam suatu industri, khususnya ketika ada sejumlah besar pemasok, ketika hanya ada sedikit barang substitusi yang cukup bagus, atau ketika biaya untuk mengganti bahan baku sangat mahal.
•
Kekuatan tawar-menawar pembeli/konsumen Kalau pelanggan terkonsentrasi atau jumlahnya besar atau membeli dalam jumlah banyak, kekuatan menawarnya merupakan kekuatan utama yang mempengaruhi intensitas persaingan dalam suatu industri. Persaingannya adalah untuk mendapatkan pembeli dan untuk melakukan perdagangan pada harga yang menghasilkan laba yang dapat diterima.
25
Sumber: David, 2006. Gambar 2.3 Model Lima Kekuatan Porter 2.9.3
SWOT (Strengths-Weaknesses-Opportunities-Threats) David (2005, p.284) matriks Strengths-Weaknesses-Opportunities-Threats (SWOT) adalah suatu alat yang digunakan untuk mencocokan faktor eksternal dan internal yang penting yang membantu manajer dalam mengembangkan empat sel strategi: 1. SO – Strengths Opportunities
2. WO – Weaknesses Opportunities 3. ST – Strengths Threats 4. WT – Weaknesses Threats Mencocokan faktor eksternal dan internal merupakan bagian yang paling sulit dalam mengembangkan matriks SWOT dan membutuhkan penilaian yang baik. Penyajian
26
yang sistematis dari matriks SWOT terdiri dari sembilan sel. Terdapat empat sel faktor kunci, empat sel strategi, dan satu sel yang biasa dibiarkan kosong. Empat sel faktor kunci terdiri dari Strengths, Weaknesses, Opportunities, dan Threats. Ada 8 langkah menurut David (2005, p.286) yang terlibat dalam membuat matriks SWOT: 1. Tuliskan peluang eksternal kunci perusahaan. 2. Tuliskan ancaman eksternal kunci perusahaan. 3. Tuliskan kekuatan internal kunci perusahaan. 4. Tuliskan kelemahan internal kunci perusahaan. 5. Cocokan kekuatan internal dengan peluang eksternal dan catat hasil strategi SO dalam sel yang ditentukan. 6. Cocokan kelemahan internal dengan peluang eksternal dan catat hasil strategi WO dalam sel yang ditentukan. 7. Cocokan kekuatan internal dengan ancaman eksternal dan catat hasil strategi ST dalam sel yang ditentukan. 8. Cocokan kelemahan internal dengan ancaman eksternal dan catat hasil strategi WT dalam sel yang ditentukan.
27
Tabel 2.1 Matriks SWOT
Sumber: David (2005, p.287) •
Strategi SO atau strategi kekuatan-peluang, menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk memanfaatkan peluang eksternal. Suatu perusahaan pada umumnya akan menjalankan strategi WO, ST, atau WT untuk dapat mencapai situasi di mana perusahaan dapat menerapkan strategi SO.
•
Strategi WO atau strategi kelemahan-peluang, bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal perusahaan dengan memanfaatkan peluang
eksternal
perusahaan. Terkadang terdapat peluang eksternal kunci tetapi perusahaan memiliki kelemahan internal yang menghambatnya untuk mengeksploitasi peluang tersebut.
28
•
Strategi ST atau strategi kekuatan-ancaman, menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk menghindari atau mengurangi pengaruh dari ancaman eksternal perusahaan. Ini tidak berarti perusahaan yang kuat harus selalu menghadapi ancaman pada lingkungan eksternalnya.
•
Strategi WT atau strategi kelemahan-ancaman, merupakan strategi defensif yang diarahkan pada pengurangan kelemahan internal perusahaan dan menghindari ancaman eksternal perusahaan. Suatu perusahaan menghadapi berbagai ancaman eksternal dan kelemahan internal akan berada posisi yang tidak aman. Kenyataannya, perusahaan dalam kondisi ini mungkin harus berusaha bertahan hidup dengan mengubah strategi perusahaannya, mengurangi ukuran, mendeklarasikan kebangkrutan atau memilih likuidasi.
2.10 Analisis Perancangan 2.10.1 7C’s Kotler (2003, p.48), Rayport dan Jaworski telah mengusulkan agar fitur situs web yang efektif adalah berisi 7 elemen disain yang mereka sebut 7C’s, yaitu: •
Context: Layout dan disain.
•
Content: Teks, gambar, suara, dan situs berisi video.
•
Community: bagaimana situs memungkinkan pengguna ke pengguna berkomunikasi.
•
Customization: situs berkemampuan untuk menyesuaikan diri dengan pengguna yang berbeda atau mengizinkan pengguna untuk personalisasi situs.
29
•
Communication: bagaimana situs-situs memungkinkan untuk pengguna, pengguna-untuk-situs, atau komunikasi dua arah.
•
Connection: tingkat bahwa situs ini terhubung ke situs lain.
•
Commerce: kemampuan situs untuk mengaktifkan transaksi komersial.
30
2.11 Kerangka Pemikiran
Sumber: Penulis Gambar 2.4 Kerangka Pemikiran