7
Bab 2 Landasan Teori dan Kerangka Pemikiran
2.1
Landasan Teori
2.1.1
Pengertian Manajemen Aktiva Pasiva Manajemen Aktiva Pasiva (Asset Liability Managements) merupakan fokus utama dalam manajemen umum. Menurut beberapa pakar perbankan pengertian Manajemen Aktiva Pasiva adalah : 1. Menurut Masyud Ali, (2004:110) dalam asset Liability Managements bahwa manajemen aktiva pasiva adalah pengelolaan aktiva pasiva dengan tepat sehingga memperoleh net interest income yang optimal dari penempatan dananya pada sisi aktiva sambil senantiasa menjaga agar selalu dapat memenuhi kewajiban likuiditasnya terhadap sumbersumber dana pada sisi pasiva. 2. Menurut Selamet Riyadi, (2003:33) dalam Banking Assets and Liability
Management
yang dimaksud manajemen aktiva pasiva bank adalah
suatu proses planning, organizing, actuating, dan controlling untuk mendapatkan penetapan kebijakan di bidang pengelolaan permodalan, pemupukan dana dan penggunaan dana yang satu sama lain saling terkait dalam mencapai laba yang optimal dengan tingkat risiko yang telah diperhitungkan. 3. Menurut Bambang Djinarto, (2000:1), Asset Liability Management adalah salah satu fungsi bank yang amat penting dalam meningkatkan manajemen portofolio neraca bank.
7
8
Dengan melihat pengertian dari beberapa pakar perbankan, maka Asset
Liability Management adalah suatu proses planning, organizing dan controlling untuk mendapatkan penetapan kebijakan dan suatu aktivitas yang terus-menerus untuk mengkombinasikan sumber dana dan penggunaan dana secara efektif dan efisien, sehingga bank memperoleh net interest income yang optimal.
2.1.2
Pengertian Lembaga Keuangan Lembaga Keuangan Lembaga keuangan adalah badan usaha yang kekayaannya terutama dalam bentuk aset keuangan atau tagihan (claim) dibandingkan aset nonfinansial atau aset riil. Lembaga keuangan memberikan kredit kepada nasabah dan menanamkan dananya dalam surat-surat berharga. Di samping itu, lembaga keuangan juga menawarkan berbagai jasa keuangan antara lain menawarkan berbagai jenis skema tabungan, proteksi asuransi, program pensiun, penyediaan sistem pembayaran dan mekanisme transfer dana. Lembaga keuangan merupakan bagian dari sistem keuangan dalam ekonomi modern yang melayani masyarakat pemakai jasa-jasa keuangan. Klasifikasi Lembaga Keuangan Lembaga keuangan (atau biasa juga disebut lembaga intermediasi) dapat dikelompokkan dalam berbagai cara. Pengelompokan yang paling umum dan mudah dimengerti
adalah
mengelompokkan
lembaga
keuangan
berdasarkan
kemampuannya menghimpun dana dari masyarakat secara langsung. Atas dasar terebut lembaga keuangan dapat dibedakan menjadi lembaga keuangan depositori (depository financial institution) dan lembaga keuangan nondepositori (non
depository financial institution).
9
Lembaga keuangan depositori Lembaga kuangan ini menghimpun dana secara langsung dari masyarakat dalam bentuk simpanan (deposit) misalnya giro, tabungan atau deposito berjangka yang diterima dari penabung atau unit surplus. Unit surplus dapat berupa perusahaan, pemerintah dan rumah tangga yang memiliki kelebihan pendapat setelah dikurangi kebutuhan untuk konsumsi. Lembaga keuangan yang menawarkan jasa-jasa seperti ini adalah bank-bank. Lembaga keuangan non depositori Lembaga keuangan yang masuk dalam kelompok ini adalah lembaga keuangan yang kegiatan usahanya bersifat kontraktual (contractual institutions) yaitu menarik dana dari masyarakat dengan menawarkan kontrak untuk memproteksi penabung terhadap risko ketidakpastian misalnya polis asuransi, program pensiun. Kelompok lembaga keuangan kontraktual dapat disebut perusahaan asuransi dan dana pensiun. Lembaga keuangan investasi. (investment institution) yaitu lembaga keuangan yang kegiatannya melakukan investasi di pasar uang dan pasar modal, misalnya perusahaan asuransi efek, reksa dana. Lembaga keuangan bukan bank lainnya yang kegiatan usahanya tidak termasuk dalam kelompok lembaga keuangan kontraktual dan investasi yaitu perusahaan modal ventura dan perusahaan pembiayaan (finance company) yang menawarkan jasa pembiayaan sewa guna usaha, pajak piutang, pembiayaan konsumen kartu kredit.
2.1.3
Faktor-faktor yang menyebabkan meningkatnya peran lembaga keuangan Meningkatnya peran lembaga keuangan dalam perekonomian modern dapat dilihat dari beberapa faktor antara lain sebagai berikut :
10
1. Meningkatnya pendapatan masyarakat. Terjadinya peningkatan masyarakat terutama kalangan menengah menyebabkan naiknya kemampuan menabung setiap tahun. Sejalan dengan itu lembaga keuangan menawarkan berbagai alternatif simpanan yang memberikan fasilitas kemudahan penabung melakukan transaksi. 2. Perkembangan industri dan teknologi. Kebutuhan dana investasi oleh sektor industri yang semakin meningkat sejalan dengan pesatnya perkembangan industri dan teknologi. Untuk memenuhi kebutuhan sektor usaha tersebut, lembaga keuangan telah memperlihatkan kemampuannya untuk memenuhi semua kebutuhan modal sektor industri dalam jumlah besar. 3. Denominasi
instrumen
keuangan.
Beberapa
jenis
surat
berharga
yang
ditawarkan melalui pasar keuangan sulit dijangkau oleh penabung akibat denominasinya dalam nilai besar. Lembaga keuangan yang memiliki karakteristik usaha
tersendiri
dapat
memberikan
kesempatan
penabung
kecil
untuk
mendapatkan instrumen keuangan yang dapat dijangkau. 4. Skala ekonomi dan produk jasa-jasa. Dengan mengkombinasi sumber-sumber untuk menciptakan berbagai jenis jasa keuangan dalam jumlah besar, maka biaya produk atau jasa per unit yang ditawarkan lembaga keuangan dapat ditekan lebih rendah. Kelebihan inilah yang memberikan lembaga keuangan keunggulan bersaing. 5. Jasa-jasa likuiditas. Ketidakpastian arus kas unit usaha dalam kegitan operasinya jelas akan dapat mengancam dan mengganggu kegiatan operasi perusahaan apabila kondisi keuangannya tidak dalam keadaan baik. Masalah likuiditas tersebut kemungkinan akan menyebabkan timbulnya beban biaya dan akan mengganggu kelancaran operasi perusahaan. Masalah likuiditas tersebut dapat
11
juga dialami oleh individu. Untuk memenuhi kebutuhan likuiditas ini, lembaga keuangan menciptakan dan menjual produk atau jasa-jasa likuiditas. 6. Keuntungan jangka panjang. Lembaga keuangan memperoleh sumber dana simpanan dari penabung dengan tingkat bunga relatif rendah. Dana tersebut selanjutnya disalurkan sebagai pinjaman dengan tingkat tingkat bunga lebih tinggi dan dengan jangka waktu lebih panjang. Spread antara biaya dana lembaga keuangan dengan tingkat bunga pinjaman tetap akan stabil karena biaya dana dan tingkat bunga kredit cenderung bergerak bersamaan, naik atau turun. 7. Risiko lebih kecil. Pengawasan dan peraturan yang lebih ketat terhadap kegiatan usaha lembaga keuangan dan adanya program penjaminan atas simpanan, yang saat
ini
banyak
diperlakukan
oleh
pemerintah
dan
otoritas
moneter
menyebabkan risiko yang dihadapi penabung menjadi sangat kecil.
2.1.4
Pengertian Dana Pensiun Dana pensiun adalah badan hukum yang mengelola dan menjalankan program yang menjanjikan manfaat pensiun. Dana pensiun diatur dengan undangundang Nomor 11 tahun 1992. Penyelenggaraan suatu program pensiun oleh pemberi kerja bersifat sukarela berarti didasarkan pada asas kebebasan untuk membentuk atau tidak membentuk. Jenis dana pensiun terdiri atas Dana Pensiun Pemberi Kerja dan Dana Pensiun Lembaga keuangan. Sedangkan program pensiun yang diperkenankan dijalankan bagi setiap dana pensiun adalah Program Pensiun Iuran Pasti dan program Pensiun Manfaat Pasti.
12
Pembentukan Dana Pensiun harus memenuhi beberapa asas yaitu : 1. asas keterpisaha kekayaan dana pensiun dari kekayaan badan hukum pendirinya. 2. Asas penyelenggaraan dalam sistem pendanaan 3. Asas pembinaan dan pengawasan 4. Asas penundaan manfaat Ada beberapa sumber yang memberikan pengertian dana pensiun (pension
fund) sebagai berikut : Pension funds is a financial institution that controls assets and disburses income to people after they have retired from grateful employment. Dari definisi di atas tersebut dapat di tark kesimpulan bahwa dana pensiun merupakan lembaga atau badan hukum yang mengelola program pensiun yang dimaksudkan untuk memberikan kesejahteraan kepada karyawan suatu perusahaan terutama yang telah pensiun. Penyelenggaraan program pensiun tersebut dapat dilakukan oleh pemberi kerja atau dengan menyerahkan kepada lembaga-lembaga keuangan yang menawarkan jasa pengelolaan program pensiun, misalnya bank-bank umum atau perusahaan asuransi jiwa.
2.1.5
Tujuan Dana Pensiun Penyelenggaraan suatu program pensiun terutama dari sisi pemberi kerja dapat dilihat dari dua aspek, yaitu aspek ekonomis dan aspek sosial. Aspek ekonomis dimaksudkan adalah usaha pemberi kerja untuk menarik atau mempertahankan karyawan perusahaan yang memiliki potensi, cerdas, terampil dan produktif yang dapat diharapkan untuk mengembangkan perusahaan.
13
Tujuan penyelenggaraan program pensiun baik dari kepentingan pemberi kerja maupun dari keryawan dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Pemberi kerja. Tujuan mengadakan suatu program pensiun bagi perusahaan atau pemberi kerja adalah sebagai berikut : a. Kewajiban moral. Yaitu perusahaan mempunyai kewajiban moral untuk memberikan rasa aman kepada karyawan pada saat mencapai usia pensiun. b. Loyalitas. Yaitu dengan diadakannya program pensiun, karyawan diharakan akan mempunyai loyalitas dan dedikasi terhadap perusahaan. c.
Kompetisi pasar tenaga kerja. Yaitu dengan memasukkan program pensiun sebagai suatu bagian dari otal kompensasi yang diberikan kepada karyawan diharapkan perusahaan akan memiliki daya saing dan nilai lebih dalam usaha mendapatkan karyawan berkualitas dan profesional di pasaran tenaga kerja.
2. Karyawan. Tujuan pengadaan suatu program pensiun bagi karyawan atau peserta antara lain adalah : a. Rasa aman karyawan terhadap masa yang akan datang dalam arti tetap memiliki penghasilan pada saar mencapai usia pensiun. b. Kompensasi yang lebih baik yaitu karyawan mempunyai tambahan kompensasi meskipun baru bisa dinikmati pada saat mencapai usia pensiun/ berhenti bekerja.
Peraturan Dana Pensiun Hal-hal penting yang umumnya diatur di dalam suatu peraturan pensiun antara lain meliputi hal-hal sebagai berikut :
14
a. Siapa yang berhak menjadi peserta b. Manfaat apa saja yang akan diberikan dan dalam bentuk apa c.
Kapan dapat dinikmatinya dan berapa besar manfaat
yang
dijanjikan kepada peserta d. Sumber pembiayaannya
Besarnya manfaat pensiun Manfaat pensiun yang dibayarkan kepada karyawan pada saat pensiun diatur dalam Peraturan Dana Pensiun. Manfaat pensiun untuk program Pensiun Manfaat Pasti misalnya antara lain sebagai berikut : a. besarnya manfaat pensiun karyawan sebelum ditetapkan misalnya 2,5% dari dasar pensiun untuk tiap-tiap tahun masa kerja dfengan ketentuan bahwa : •
manfaat pensiun karyawan sebulan adalah sebanyak-banyaknya 75% dari penghasilan dasar pensiun.
•
Manfaat pensiun karyawan sekurang-kurangnya 50% dari penghasilan dasar pensiun.
b. Besarnya manfaat pensiun janda/duda sebulan adalah 50% dari pensiun peserta. c.
Besarnya manfaat pensiun anak yatim/piatu sebulan adalah 100% dari besarnya pensiun janda/duda.
15
Iuran Pensiun Ketentuan pensiun dalam peraturan dana pensiun misalnya diatur sebagai berikut : a. Setiap karyawan peserta wajib mengiur 5% dari penghasilan dasar pensiun setiap bulan. b. Perusahaan mengiur sebesar 5% dari total gaji karyawan peserta ditambah dengan iuran untuk mengatur dana yang seharusnya tersedia (initial liability). Besarnya iuran pemberi kerja tersebut dapat pula ditentukan berdasarkan perhitungan aktuaris. c.
Iuran dari karyawan dan pemberi kerja harus telah disetorkan kepada Dana
Pensiun
selambat-lambatnya,
misalnya
tanggal
15
bulan
berikutnya.
Kegiatan dan Usaha Dalam menjalankan kegiatan dan usahanya, Dana Pensiun dapat melakukan konsultasi dengan para ahli. Maka untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut, Dana Pensiun menjalankan kegiatan sebagai berikut : a.
Menghimpun Iuran Peserta dan pengalihan Dana dari dana pensiun lain.
b.
Mengelola Kekayaan Dana Pensiun dengan melaksanakan kegiatan investasi dalam jenis-jenis investasi yang dipilih oleh peserta.
c.
Melaksanakan pengalihan Dana ke perusahaan asuransi jiwa yang Dipilih peserta.
d.
Menyelenggarakan administrasi kepersertaan.
16
Kekayaan Kekayaan dana Pensiun dihumpun dari : a. Iuran peserta b. Hasil investasi c.
Pengalihan dana dari pensiun lain.
Iuran Bagi Peserta Setiap peserta wajib membayar iuran dan dibayarkan langsung kepada Dana Pensiun. Peserta dapat membayar Iuran setiap saat sepanjang jumlah keseluruhan Iuran dalam 1 tahun tidak lebih rendah dari minimum Iuran yang dipilih Peserta dan tidak melampaui maksimum Iuran yang diatur oleh ketentuan yang berlaku. Sumber Iuran peserta dapat berasal dari : a. Peserta atau b. Pemberi kerja atas nama peserta atau; c.
Peserta dan pemberi kerja atas nama peserta.
Peserta dapat membayar iuran setiap saat sepanjang jumlah keseluruhan iuran dalam 1 tahun tidak lebih rendah dari mínimum iuran yang dipilih peserta dan tidak melampaui maksimum iuran yang diatur oleh ketentuan berlaku. Kewajiban membayar iuran dimulai pada saat peserta diterima menjadi peserta dan berakhir pada akhir bulan/tahun peserta mencapai usia pensiun yang ditentukan, meninggal dunia atau mengalami cacat, atau mengalihkan dananya ke Dana Pensiun Lembaga Keuangan lain.
17
Penentuan Usia Pensiun Normal Usia pensiun normal yang dipilih oleh peserta yang tidak diikutsertakan oleh pemberi kerja sekurang-kurangnya 50 tahun dan setinggi-tingginya 70 tahun. Peserta yang diikutsertakan oleh pemberi kerja, usia pensiun normal yang dipilih sesuai dengan ketentuan usia pensiun yang berlaku pada pemberi kerja. Peserta
menetapkan
usia
pensiun
normal
pada
saat
mengajukan
permohonan menjadi peserta dengan mengisi aplikasi kepersertaan yang disediakan oleh dana pensiun. Peserta tidak diperkenankan mengubah usia pensiun normal yang sudah ditetapkan.
Pilihan Investasi Jenis investasi yang dapat dipilih oleh peserta terdiri dari : a. deposito berjangka b. sertifikat deposito c.
saham yang tercatat di bursa efek di Indonesia
d. obligasi yang tercatat di bursa efek di Indonesia e. surat berharga lain yang tercatat di bursa efek di Indonesia kecuali obsi dan warrant f.
Surat Berharga Pasar Uang (SBPU) yang diterbitkan badan hukum yang didirikan berdasarkan hukum Indonesia
g. Saham atau unit penyertaan reksadana.
Pemilihan jenis investasi dilakukan pada saat mendaftarkan diri menjadi peserta dengan mengisi formulir aplikasi kepesertaan yang disediakan oleh dana pensiun. Peserta dapat memilih salah satu atau sebanyak-banyaknya 2 jenis investasi dar
18
jenis-jenis investasi tersebut. Dalam hal peserta memilih lebih dari satu jenis investasi, maka perbandingan persentase masing-masing jenis kegiatan investasi mengikuti paket investasi yang ditetapkan pengurus. Peserta dapat melakukan perubahan jenis investasi dengan mengisi formulir perubahan jenis investasi yang di sediakan oleh dana pensiun sekurang-kurangnya 30 hari sebelum tanggal yang dikehendaki. Segala biaya dan risiko kerugian yantimbul dari perubahan tersebut menjadi beban dan tanggung jawab peserta.
Tujuan Perusahaan Pada dasarnya tujuan manajemen keuangan adalah memaksimumkan nilai perusahaan. Akan tetapi dibalik tujuan tersebut masih terdapat konflik antara pemilik perusahaan dengan penyedia dana sebagai kreditur. Jika perusahaan berjalan lancar, maka nilai saham perusahaan akan meningkat, sedangkan nilai hutang perusahaan dalam bentuk obligasi tidak terpengaruh sama sekali. Jadi dapat disimpulkan bahwa nilai dari saham kepemilikan bisa merupakan indeks yang tepat untuk mengukur tingkat efektifitias perusahaan. Berdasarkan alasan itulah, maka tujuan manajemen keuangan dinyatakan dalam bentuk maksimalisasi nilai saham kepemilikan perusahaan, atau memaksimalisasikan harga saham. Tujuan memaksimumkan harga saham tidak berarti bahwa para manajer harus berupaya mencari kenaikan nilai saham dengan mengorbankan para pemegang obligasi. Aspek penting lain dari tujuan perusahaan dan tujuan manajemen keuangan adalah pertimbangan terhadap tanggung jawab sosial yang dapat dilihat dari empat segi yaitu:
19
1. Jika manajemen keuangan menuju pada maksimalisasi harga saham, maka diperlukan manajemen yang baik dan efisien sesuai dengan permintaan konsumen. 2. Perusahaan yang berhasil selalu menempatkan efisiensi dan inovasi sebagai prioritas, sehingga menghasilkan produk baru, penemuan teknologi baru dan perluasan lapangan pekerjaan. 3. Fluktuasi di semua tingkat kegiatan bisnis dan perubahan-perubahan yang terjadi pada kondisi pasar keuangan merupakan aspek penting dari lingkungan luar. 4.
Kerjasama antara industri dan pemerintah sangat diperlukan untuk menciptakan peraturan yang mengatur perilaku perusahaan, dan sebaliknya perusahaan mematuhi peraturan tersebut.
Tujuan perusahaan pada dasarnya adalah memaksimumkan nilai perusahaan dengan pertimbangan teknis sebagai berikut : 1.
Memaksimumkan nilai bermakna lebih luas daripada memaksimumkan laba, karena memaksimumkan nilai berarti mempertimbangkan pengaruh waktu terhadap nilai uang.
2.
Memaksimumkan nilai berarti mempertimbangkan berbagai resiko terhadap arus pendapatan perusahaan.
3.
Mutu dari arus dana yang diharapkan diterima di masa yang akan datang mungkin beragam.
2.1.6
Pengertian Kas Menurut Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti, (2006 : 112)
20
Kas merupakan bentuk aktiva yang paling likuid, yang bisa dipergunakan segera untuk memenuhi kewajiban finansial perusahaan. Menurut R. Agus Sartono, (2000 : 519) Kas adalah seluruh uang tunai yang ada ditangan (cash on hand) dan dana yang disimpan di bank dalam berbagai bentuk seperti deposito, rekening koran. Menurut Abdul Halim, (2007) Kas dapat diartikan sebagai nilai uang kontan yang ada dalam perusahaan beserta pos-pos lain yang dalam jangka waktu dekat dapat diuangkan sebagai alat pembayaran kebutuhan finansial, yang mempunyai sifat paling tinggi tingkat likuiditasnya. Jadi kas merupakan aktiva yang paling likuid bagi perusahaan karena dapat diuangkan atau digunakan sewaktu-waktu untuk keperluan perusahaan. Jadi manajemen kas adalah cara untuk dapat mengatur nilai uang yang ada dalam perusahaan dalam jangka waktu yang dekat.
Manfaat kas dalam perusahaan Manfaat laporan arus kas telah dibuktikan oleh beberapa peneliti, salah satunya Bowen. Penelitian-penelitian kandungan informasi laba telah menunjukkan hasil yang relatif konsisten, namun penelitian kandungan informasi arus kas masih menunjukkan hasil yang belum konklusif. Beberapa peneliti melakukan pengujian untuk membandingkan manfaat informasi laba dan arus kas. Lee (1974) dalam Hodgson et al. menyatakan bahwa kebutuhan informasi investor dapat dipenuhi oleh arus kas.
21
Arus Kas dalam perusahaan Dalam
menjalankan
usahanya
perusahaan
membutuhkan
kas.
Kas
diperlukan baik untuk biaya operasi perusahaan sehari-hari maupun untuk mengadakan investasi baru dalam aktiva tetap. Untuk mengetahui sumber penerimaan dan pengeluaran kas. Maka dapat digunakan aliran kas masuk dan aliran kas keluar. Pengeluaran kas dalam suatu perusahaan ada yang bersifat terus-menerus (continue) dan ada pula yang bersifat tidak terus-menerus (intermittent). Contoh pengeluaran yang bersifatterus-menerus adalah pengeluaran kas untuk pembelian bahan mentah, pembayaran upah buruh dan gaji. Sedangkan contoh pengeluaran kas yang tidak continue adalah pengeluaran untuk pembayaran bunga, deviden, pajak pendapatan perusahaan, pembayaran angsuran utang, pembelian kembali saham perusahaan, pembelian aktiva tetap. Penerimaan kas ada yang bersifat continue dan intermittent. Yang terusmenerus misalkan, arus kas yang berasal dari hasil penjualan produk secara tunai penerimaan utang. Sedang yang intermittent misalkan, penerimaan kas yang berasal dari penyertaan pemilik perusahaan, penjualan saham, penerimaan kredit dari bank penjualan aktiva tetap yang tidak dipakai. Penerimaan dan pengeluaran kas dalam perusahaan berlangsung secara terus-menerus untuk mengetahui besarnya aliran kas masuk dan aliran kas keluar dapat dilakukan dengan perencanaan kas. Penyusunan perencanaan kas akan meliputi tahap-tahap : a. Menyusun estimasi / perkiraan penerimaan kas baik dari kegiatan operasional perusahaan maupun non-operasional, dengan rincian seperti tersebut dalam aliran kas masuk.
22
b. Menyusun estimasi / perkiraan penerimaan kas baik dari kegiatan operasional perusahaan maupun non-operasional, dengan rincian seperti tersebut dalam aliran kas keluar. c.
Menghitung selisih antara perkiraan penerimaan kas dan perkiraan pengeluaran dan diketahui saldo kas atau defisit/kekurangan kas pada suatu saat tertentu dalam satu periode yang akan datang.
d. Apabila terjadi saldo kas yang berlebihan kemudian direncanakan untuk invetasi atau kegiatan yang lain untk menghindari terjadinya idle cash atau dana yang menganggur. e. Apabila terjadi defisit/kekurangan kas maka akan diperkirakan besarnya kebutuhan dana yang akan dipenuhi darikredit pada lembaga-lembaga di luar perusahaan dn perkiraan pembayaran kembali kredit pinjamannya. f.
Menyusun kembali perkiraan keseluruhan penerimaan dan pengeluaran kas setelah adanya transaksi finansial baik penanaman investasi maupun perencanaan kredit dari pihak lain. Hasil aktiva penyusunan kembali ini merupakan perencanaan kas yang sempurna.
Sumber penerimaan dan pengeluaran kas Sumber penerimaan dan pengeluaran kas dapat berasal dari : a. Hasil penjualan investasi jangka panjang, aktiva tetap baik yang berwujud maupun yang tidak. Atau adanya penurunan aktiva tidak lancar yang diimbangi penambahan kas. b. Penjualan atau adanya emisi saham maupun adanya penambahan modal oleh pemilik perusahaan dalam bentuk kas.
23
c.
Pengeluaran surat tanda bukti hutang baik jangka pendek (wesel) maupun hutang jangka panjang (obligasi, hipotek, atau hutang jangka panjang yang lain) serta bertambahnya hutang yang diimbangi dengan penerimaan kas.
d. Adanya penurunan atau berkurangnya aktiva lancar selain kas yang diimbangi dengan adanya penerimaan kas. Misalnya : adanya penurunan piutang karena adanya penerimaan pembayaran, persediaan barang dagangan karena adanya penjualan secara tunai, adanya penurunan surat berharga (bursa efek), karena adanya penjualan dan sebagainya. e. Adanya penerimaan kas karena sewa, bunga, atau deviden dari investasinya sumbangan atau hadiah maupun adanya pengembalian kelebihan pembayaran pajak pada periode sebelumnya. Pengeluaran kas dapat disebabkan karena adanya transaksi-transaksi sebagai berikut : a. Pembelian saham atau obligasi sebagai investasi jangka pendek maupun jangka panjang serta adanya pembelian aktiva tetap lainnya. b. Penarikan kembali saham yang beredar maupun adanya pengambilan kas perusahaan oleh pemilik perusahaan. c.
Pelunasan atau pembayaran angsuran hutang jangka pendek maupun hutang jangka panjang.
d. Pelunasan barang dagangan secara tunai, adanya pembayaran biaya operasi yang meliputi upah dan gaji, pembelian suplai kantor pembayaran sewa, bunga, premi asuransi, advertensi, dan adanya persekot-persekot biaya maupun persekot pembelian.
24
e. Pengeluaran kas untuk pembayaran deviden (bentuk pembagian lainnya secara tunai), pembayaran pajak, denda-denda dan sebagainya.
Motif memiliki kas John Maynard Keynes menyatakan bahwa ada tiga motif untuk dapat memiliki kas. Yaitu : 1. Motif transaksi Motif transaksi berarti perusahaan menyediakan kas untuk membayar berbagai transaksi bisnisnya. Baik transaaksi yang reguler maupun yang tidak reguler. 2. Motif berjaga-jaga Motif berjaga-jaga dimaksudkan untuk mempertahankan saldo kas guna memenuhi permintaan kas yang sifatnya tidak terduga. Seandainya semua pengeluaran dan pemasukan kas bisa diprediksi dengan sangat akurat, maka saldo kas untuk maksud berjaga-jaga akan sangat rendah. Selain akurasi prediksi kas, apabila perusahaan mempunyai akses kuat ke sumber dana eksternal, saldo kas ini juga akan rendah. Motif berjaga-jaga ini nampak dalam kebijakan penentuan saldo kas minimal dalam penyusunan anggaran kas. 3. Motif spekulasi Motif spekulasi dimaksudkan untuk memperoleh keuntungan dari memiliki atau menginvestasikan kas dalam bentuk investasi yang sangat likuid. Biasanya jenis investasi ynag dipilih adalah investasi pada sekuritas. Apabila tingkat bunga diperkirakan turun, maka perusahaan akan merubah kas yang dimiliki menjadi saham, dengan harapan harga saham akan naik apabila memang semua pemodal berpendapat bahwa suku bunga akan (dan mungkin telah) turun. 4. Motif Kebutuhan Masa Depan
25
Saldo kas dan surat berharga perusahaan suatu saat bisa melonjak tinggi karena dana dikumpulkan untuk memenuhi kebutuhan tertentu di masa yang akan datang. 5. Motif Kebutuhan Saldo Kompensasi Sistem perbankan umum memberikan banyak sekali jenis pelayanan pada dunia usaha. Perusahaan membayar jasa pelayanan ini sebagian dengan cara membayar langsung, dan terkadang sebagian lagi dengan mempertahankan sejumlah dana minimal di bank yang disebut saldo kompensasi. Saldo kompensasi ini berupa sejumlah saldo minimum yang diputuskan untuk tetap berada di bank dalam rekening gironya. Dan untuk itu perusahaan tidak perlu membayar jasa pelayanan tertentu kepada bank. Dengan adanya saldo ini, bank dapat meminjamkan dana-dana tersebut pada pihak lain dengan jangka waktu yang lebih lama. Bank akan memperoleh penghasilan bunga, yang merupakan biaya jasa tidak langsung yang harus dibayar oleh perusahaan tersebut. Inilah yang menjadi sebab mengapa perusahaan mempunyai kas. Suatu perusahaan menahan sejumlah kas dan surat berharga terutama karena motif transaksi. Tambahan motif untuk berjaga-jaga dan untuk memenuhi kebutuhan masa depan pada hakekatnya merupakan dana pengaman (safety stock). Sehubungan dengan motif berjaga-jaga, persediaan dana pengaman ini terutama berkaitan dengan kenyataan bahwa arus kas masuk dan keluar tidak dapat diperkirakan dengan tepat. Menahan kas untuk kebutuhan masa depan juga merupakan bentuk lain dari motif persediaan dana pengaman. Sehingga
situasi
pasar uang
dan
pasar
modal
yang
terkadang
tidak
menguntungkan, tidak akan menurunkan atau menaikkan biaya peluang investasi yang NPV-nya positif.
26
2.1.7
Surat Berharga Sebagian perusahaan mencantumkan sejumlah besar surat berharga jangka pendek seperti misalnya Treasury Bills (obligasi pemerintah AS) pada kelompok aktiva lancarnya. Karena berbagai jenis surat berharga tersedia di pasar, maka beberapa kriteria pemilihan yang bisa diterapkan adalah : 1. Resiko keuangan Makin besar fluktuasi harga dan hasil bunga suatu surat berharga makin besar risiko keuangannya. Perubahan harga surat berharga (baik dalam besarnya maupun frekuensinya) sangat dipengaruhi oleh banyak faktor. Makin besar fluktuasinya, makin tinggi juga risiko kerugian yang diderita. Kejadian yang paling gawat adalah bila pihak penerbit surat berharga tidak mampu membayar bunga atau pokoknya. Salah satu faktor-faktor yang mempengaruhi penilaian suatu
surat
berharga
adalah
ada
kemungkinan
terjadinya
kegagalan
pembayaran. 2. Risiko Suku Bunga Perubahan yng terjadi pada tingkat suku bunga akan membuat harga-harga surat berharga berfluktuasi. Hal ini berlaku terutama pada surat-surat berharga seperti wesel atau obligasi yang mengandung tingkat bunga tetap. Pada umumnya, makin pendek waktu jatuh tempo suatu hutang, makin kecil fluktuasi harganya. Pada umunya, dalam suatu portofolio surat berharga yang dimiliki perusahaan, obligasi jangka panjang mengandung risiko yang lebih besar daripada surat berharga jangka pendek. Akan tetapi, keuntungan yang lebih besar lebih sering diberikan oleh surat berharga jangka panjang daripada yang jangka pendek. Hal ini sebagian disebabkan oleh perbedaan risiko itu.
27
3. Risiko Daya Beli Perubahan harga-harga umum akan berpengaruh pada daya beli dari hutang pokok maupun hasil bunga investasi dalam surat berharga. Total pengembalian yang diperoleh dari surat berharga akan diukur dari keuntungan atau kerugian modal ditambah dengan hasil bunganya. Berbagai kaitan antarvariabel pada berbagai jenis aktiva telah banyak berkembang selama masa inflasi ang berkepanjangan. 4. Risiko likuiditas (kemudahan pencarian) Kemungkinan turunnya harga surat berharga, bila surat tersebut dijual merupakan risiko kemudahan pencarian atau dijual kembali (liquidity or
marketability risk) yang terkandung pada surat berharga tersebut. Risiko kemudahan pencarian dikaitkan dengan luas atau sempitnya pasar bagi surat berharga tersebut. 5. Beban Pajak Pengenaan pajak atas portofolio surat berharga dimiliki perusahaan sangat dipengaruhi oleh posisi keseluruhan perusahaan terhadap pengenaan pajak. Perusahaan yang beberapa tahun sebelumnya mengalami kerugian dan kerugian ini bisa terus terbawa dalam penentuan pajak, bisa menghindar dari pengenaan pajak. Hasil pasar atas surat berharga akan mencerminkan seluruh permintaan dan penawaran atas akibat-akibat pajak. Walau pun demikian, posisi satu perusahaan tertentu mungkin berbeda dengan pola yang dihadapi secara umum. Sepanjang perusahaan memerlukan perlindungan pajak yang berlainan dengan pola
umum
yang
ada,
pertimbangan-pertimbangan
menguntungkan atau merugikan.
pajak
bisa
saja
28
6. Hasil pengembalian dari surat berharga Makin tinggi risiko makin tinggi pula keuntungan yang diinginkan. Jadi dalam penyusunan portofolio surat berharga perusahaan haruslah mempertimbangkan untung rugi (tradeoff) antara risiko dan hasil. Karena yang merupakan motif untuk memiliki surat berharga adalah pengamanan terhadap arus kas masuk dan arus kas keluar yang tak pasti dan berfluktuasi, maka kebijakan pokok yang harus dipegang adalah memilih alternatif yang kurang mengandung resiko dengan pengorbanan hasil bunga tertentu.
2.1.8
Model-model manajemen kas Ada pun model-model manajemen kas (Setia Atmaja, 2008 : 386), yaitu :
Model persediaan (Baumol) Baumol (1952) mengindentifikasikan bahwa kebutuhan akan kas dalam suatu perusahaan mirip dengan pemakaian persediaan. Apabila perusahaan memiliki saldo kas yang tinggi, perusahaan akan mengalami kerugian dalam bentuk kehilangan kesempatan untuk menginvestasikan dana tersebut pada kesempatan investasi lain yang lebih menguntungkan. Sebaliknya apabila saldo kas terlalu rendah, kemungkinan perusahaan mengalami kesulitan likuiditas akan makin besar. Karena itu seharusnya ada penyeimbangan. Persediaan yang dimiliki oleh perusahaan akan berkisar dari 0 sampai dengan Q satuan. Dengan demikian rata-rata persediaan yaitu Rata-rata persediaan = (Q/2) satuan. Kalau biaya simpan per satuan per tahun dinyatakan sebagai i, maka biaya simpan per tahun yang akan ditanggung perusahaan adalah, sebagai berikut :
29
Biaya simpan per tahun = (Q/2)i Biaya pemesanan per tahun yaitu : (D/Q) o Dari beberapa rumus-rumus biaya di atas, maka dapat dinyatakan sebagai berikut :
Q=
2oD i
Pemikiran yang sama bisa diterapkan untuk pengelolaan kas. Misalkan kebutuhan kas setiap periodenya selalu. Dengan demikian apabila pada awal suatu periode jumlah kas = Q, maka sedikit demi sedikit saldo kas akan mencapai nol, perusahaan perlu merubah aktiva lain (misalnya sekuritas) menjadi kas sebesar Q.
Kas yang optimal Fenomena
ini
menunjukan
bahwa
apabila
tingkat
pembayaran
kas
perusahaan bertambah dengan presentase yang lebih kecil. Dengan kata lain
economic of scale (penghematan bertambah maka jumlah kas untuk kebutuhan transaksi yang diperlukan oleh sehubungan dengan skala besar) di sini dapat terjadi implikasinya adalah bahwa perusahaan harus menkonsolidaskan rekening-rekening bawahnya menjadi sesedikit mungkin agar economic scale dalam manajemen kas dapat direalisir.
Model Miller Orr Model ini pada dasarnya menentukan batas atas dan batas bawah fluktuasi kas. Ide dasar model ini adalah apabila jumlah kas mencapai batas atas maka perusahaan membeli surat berharga untuk menurunkan kas. Sebaliknya apabila mencapai batas bawah maka perusahaan menjual surat berharga untuk menambah kas. Selama kas berada antara batas atas dan batas
30
bawah, maka perusahaan tidak melakukan transaksi. Besar batas atas dan batas bawah tergantung oleh biaya tetap untuk setiap transaksi surat berharga dan
opportunity karena memakan kas. Asumsi yang mendasar model ini adalah bahwa biaya tetap diketahui dan biaya tetap untuk menjual surat berharga adalah sama dengan biaya tetap untuk membeli. Miller Orr menentukan batas atas sebesar h dan batas bawah sebesar 0. Adapun nilai z yang optimal adalah Z=
3
3br 2 4i
Keterangan : B
: biaya tetap untuk transaksi surat berharga
r2
: variance kas masuk bersih setiap hari
i
: bunga harian surat berharga, nilai optimal h = 32, rata-rata kas = (Z + h) / 3 Keterbatasan kas yang optimal adalah bahwa pembayaran kas jarang sekali
dapat diramalkan secara sempurna. EOQ tidak harus dipergunakan sebagai aturan yang tepat. Model ini sekedar menyatakan saldo yang optimum berdasarkan seperangkat asumsi tertentu. Saldo yang sebenarnya bisa saja lebih apabila asumsiasumsinya tidak seluruhnya diperlukan. Dengan adanya penjelasan mengenai model-model perhitungan tersebut, maka penulis memilih model Miller Orr dikarenakan model perhitungan ini lebih mudah digunakan untuk menghitung ke optimalan kas yang ada.
31
2.2
Kerangka Pemikiran Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
Keputusan manajemen keuangan
Keputusan Investasi
Pembiayaan
Analisis kebutuhan dana
Alokasi dana • Model kerja • Investasi aktiva tetap • Perluasan usaha • Pemberian pinjaman kepada perusahaan
Analisis kondisi keuangan dan kemampuan laba
Laporan pendanaan
Analisis resiko
usaha • • •
Sumber dana dari dalam perusahaan & luar
Kebijakan cash flow
Kas optimal perusahaan
Analisa laporan cash flow
Perubahan model saham Pembagian deviden Perubahan jangka panjang