BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN
2.1
Tinjauan Data 2.1.1
Sumber Naskah 2.1.1.1 Taksonomi dan Morfologi Badak adalah binatang berkuku ganjil (Perrisodactyla), merupakan anggota dari super-famili Rhinoceratoidea, yaitu superfamili
mewadahi
seluruh
spesies
badak,
termasuk
fosil-fosil
keluarganya. Badak memiliki sistem pertulangan yang hampir menyerupai gajah, yaitu memiliki sistem tulang belakang dengan neural spines yang panjang dengan tulang rusuk yang banyak, yang secara bersama-sama membentuk suatu ikatan pemikul beban yang bertumpu pada bahu depan sebagai pengimbang beban berat kepalanya. Badak dapat berlari 45 km per jam, dan menggunakan culanya untuk melindungi diri.Penglihatan badak tidak baik karena mata dekat yang artinya, badak tidak dapat melihat sesuatu yang jauh. Badak Jawa (Rhinoceros Sondaicus): Pada tahun 1758, Linnaeus telah memberi nama marga (genus) Rhinoceros pada badak Jawa. Hoofgerwerf (1970), seorang guru besar zoology di Groningen, membuktikan bahwa badak Jawa berbeda spesies dengan badak India. Badak Jawa dapat hidup secara simpatrik dengan badak Sumatera. Badak Jawa tergolong mamalia besar, posturnya mirip seperti binatang purba dengan ukuran tinggi hingga bahu 128-175 cm, panjang badan dari ujung moncong sampai dengan ujung ekor 251-392 cm, dan berat badan berkisar antara 1.600-2.280 kg. Panjang kepala mencapai 70 cm, lebar rata-rata telapak kaki 27-28 cm. 5
6
Gambar 2.1Gambar Badak Jawa www.savefoundation.org.au/newsite/rhinos-in-crisis/
Badak Sumatera (Dicerorhinus Sumatrensis): Badak Asia bercula dua diberi nama ilmiah Dicerorhinus Sumatrensis oleh Fischer pada tahun 1814, karena nama terseb0ut dianggap paling tepat dan tetap digunakan sampai saat ini. Tinggi badak Sumatera diukur dari telapak kaki sampai bahu antara 120-135 cm, panjang dari mulut sampai pangkal ekor antara 240-270 cm, sedangkan gambaran morfologi dari badak betina tingginya 135 cm, diukur dari bahu sampai telapak kaki. Panjang 240 cm diukur dari mulut sampai pangkal ekor, kepalanya tidak begitu lonjong atau lancip.
7
Gambar 2.2Gambar Badak Sumatera www.edgeofexistence.org/mamals/species_info.php?id=6
2.1.1.2 Evolusi Badak Jawa Badak Jawa dan badak India adalah satu-satunya anggota genus Rhinoceros yang pertama kali muncul pada rekaman fosil di asia sekitar 1,6 juta-3,3 juta tahun yang lalu. Walaupun masuk kedalam tipe genus, badak Jawa dan badak India dipercaya tidak berhubungan dekat dengan spesies badak lainnya. Penelitian berbeda telah mengeluarkan hipotesis bahwa mereka mungkin berhubungan dekat dengan Gaindetherium atau Punjabitherium yang telah punah.Analisi klad (atau klade ialah suatu kelompok taksonomi yang memiliki satu leluhur bersama dan semua keturunannya juga berasal dari nenek moyang terssebut.)Rhinocerotidae meletakan Rhinoceros dan Punjabiyherium yang telah punah pada klad dengan Dicerorhinus, badak Sumatera.badak Sumatera lebih berhubungan dengan badak Afrika, badak Sumatera mungkin terpisah dari badak Asia lainnya 15 juta tahun yang lalu. Mbe.oxfordjournals.org/content/13/9/1167.full.pdf+html
8
2.1.1.3 Deskripsi Badak Jawa Badak Jawa lebih kecil dari sepupunya badak India, dan memiliki besar tubuh yang dekat dengan badak hitam. Badak Jawa memiliki satu cula, culanya adalah cula terkecil dari semua badak, biasanya lebih sedikit 20 cm dengan yang terpanjang sepanjang 27 cm. badak jawa jarang menggunakan culanya untuk bertarung, tetapi menggunakannya untuk memindahkan lumpur dari kubangan, untuk menarik tanaman agar dapat dimakan, dan membuka jalan melalui vegetasi tebal. Gigi serinya panjang dan tajam, ketika badak Jawa bertempur mereka menggunakan giginya. Seperti semua badak, badak Jawa memiliki penciuman dan pendengaran yang baik tetapi memiliki pandangan mata yang buruk.Panjang hidup mereka diperkirakan 30 sampai 45 tahun.Badak Jawa mempunyai bulu hanya disekitaran telinga dan ekor saja. 2.1.1.4 Populasi Populasi badak Jawa di Pulau Jawa pernah tercatat menempati daerah sekitar Gunung Gede, Pangrango, Pegunungan Sanggabuana, Salak, Ciremai, dan Slamet. Dalam periode sekitar abad ke-18, jumlah badak Jawa cukup banyak, dan sering merusak perkebunan dan daerah-daerah pertanian, sehingga pemerintah colonial Belanda mengambil langkah untuk mengurangi gangguan tersebut dengan memberikan hadiah sepuluh golden bagi setiap satwa badak yang terbunuh untuk memotivasi masyarakat membunuh badak. Seabad kemudian, populasi badak menyusut drastis dan kehadirannya hanya terbatas di Taman Nasional Ujung Kulon, kawasan senanjung sebelah barat Pulau Jawa, yang luasnya saat itu sekitar 30.000 ha. Populasi badak Jawa merosot tajam bukan hanya disebabkan oleh perburuan cula, akan tetapi juga karena saat itu (pertengahan abad-19) badak Jawa dianggap sebagai hama bagi para peladang dan kebijakan pemerintah Belanda saat itu menawarkan hadiah bagi yang dapat membunuhnya. Selama periode tersebut telah tercatat 526 ekor dibunuh dalam jangka waktu dua tahun.Saat ini populasi badak Jawa hanya tersisa di kawasan Taman Nasional
9
Ujung Kulon, jumlah populasinya diperkirakan berada pada kisaran maksimal 40-50 ekor (perhitungan dengan rumus mark-recapture tahun 2009-2010 memberikan hasil 47 ekor). Badak Sumatera mengalami nasib yang lebih baik jika dilihat dari populasinya.Populasi badak Sumatera di dunia pada tahun 1974 berkisar 400700 ekor dengan kehilangan populasi setiap tahunnya mencapai 10%.Populasi badak Sumatera di dunia saat ini diperkirakan tinggal 300 ekor. Sementara di Sumatera, populasinya di taksir 200 ekor, yang tersebar di Taman Nasional Gunung Leuser, Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, dan Taman Nasional Kerinci Seblat sudah tidak ditemukan lagi sejak than 2008. Tahun
Populasi
Kisaran
Sumber
2001
61
55 – 68
TNUK-WWF
2002
55
55 – 60
TNUK
2003
58
53 – 63
TNUK
2004
50
46 – 54
TNUK
2005
52
48 - 55
TNUK
Tabel 1. Hasil sensus badak jawa di TNUK dari tahun 2001 sampai dengan 2005 (Sumber: Balai TNUK)
2.1.1.5 Habitat Habitat merupakan suatu lingkungan dengan kondisi tertentu di mana suatu spesies atau komunitas dapat hidup secara normal.Badak Jawa dan Badak Sumatera termasuk binatang liar yang sensitive. Mereka hidup di hutan-hutan alam yang tidak diganggu manusia. Mereka juga suka berjalan jauh, dalam sehari dapat menmpuh perjalanan antara dua sampai sepuluh kilometer. Badak Jawa
menyukai habitat hutan hujan dan rawa-rawa.
Sehubungan dengan semakin terfragmentasinya kawasan hutan di hampir seluruh pulau Sumatera akibat perkembangan pembangunan, maka kesatuan habitat
Badak
Sumatera
secara
umum
terbagi
menjadi
dua
kelompok.Kelompok habitat tersebut terdiri dari habitat dataran rendah,
10
seperti di Taman Nasional Way Kambas, dan habitat dataran tinggi, seperti di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, Taman Nasional Kerinci Seblat, dan Taman Nasional Gunung Leuser. 2.1.1.6 Ciri Umum Fisik Badak Jawa (Rhinoceros Sondaicus) memiliki ukuran fisik lebih besar dari Badak Sumatera.Bercula satu dengan ukuran cula lebih kecil daripada Badak Sumatera. Berwarna abu-abu dengan tekstur kulit yang tidak rata dan berbintik. Badak Jawa tergolong mamalia besar, posturnya mirip seperti binatang purba dengan ukuran tinggi hingga bahu 128-175 cm, panjang badan dari ujung moncong sampai dengan ujung ekor 251-395 cm, dan berat badan berkisar antara 1.600-2.280 kg. Panjang kepala mencapai 70 cm, lebar ratarata telapak kaki 27-28 cm. Memiliki kulit yang sangat tebal, yaitu 25-30cm. Badak Sumatera (Dicerorhinus Sumatrensis) adalah badak yang memiliki ukuran terkecil dan paling primitif dibandingkan semua sub-spesies badak di dunia. Bercula dua, dengan ukuran 25-80 cm, sedangkan cula belakang relatif pendek dan tak lebih dari 10 cm. Badak Sumatera memiliki warna cokelat keabu-abuan atau kemerahan sebagian besar ditutupi oleh rambut. Badak Sumatera memiliki kulit relative tebal 16 mm (Evans, 1904 dalam Strien, 1974). Tubuh badak Sumatera ditumbuhi rambut-rambut halus yang akan berkurang dan menjadi lebih pendek, kaku, dan berwarna hitam saat dewasa. 2.1.1.7 Pembantaian dan Perburuan Badak Penurunan populasi yang sangat tajam dari kedua jenis ini karena banyak diburu, terutama untuk memperoleh culanya. Berburu badak hanya akan memberikan keuntungan sesaat, yang taanpa disadari dapat berakibat buruk akibat terputusnya mata rantai kehidupan ekosistem hutan. Hilangnya badak dalam siklus ekologinya berakibat akan hilangnya jenis-jenis tumbuhan tertentu, yang perannya penting bagi stabilitas juga ekosistem hutan. Hilangnya badak berarti hilangnya kesempatan anak cucu kita untuk dapat
11
menikmati dan memanfaatkan keberadaan badak bagi kualitas kehidupan manusia secara berkelanjutan. Di lain pihak juga perlu disadari bahwa berburu badak adalah suatu pekerjaaan yang melanggar undang-undang perlindungan satwa langka serta undang-undang keanekaragaman hayati dan ekosistemnya. Sebagian besar masyarakat meyakini bahwa cula badak memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Hal ini disebabkan karena mereka memercayai bahwa culanya dapat menjadi jimat ampuh sekaligus bermanfaat sebagai obat kuat yang dapat membuat orang menjadi perkasa dan sanggup menanggulangi berbagai jenis penyakit.Apakah demikian manjur dan caspleg-nya ramuan ajaib itu? Jawabnya tegas, tidak sama sekali. Penelitian tentang ramuan tradisional itu sudah berusaha memecahkan rahasianya, tapi hasilnya nol besar. Cula badak bukanlah aphrodisiac alias zat perangsang nafsu birahi. Kandungan cula tidak berbeda dengan zat tanduk pada tanduk, cakar, atau kuku binatang sellain badak. Cula terbentuk dari sel-sel kulit yang mengalami keratinisasi dan berkembang dari bagian epidermis yang menyelaputi bagian papilla kulit (Ryder 1962). Karena cula badak dianggap barang langka dan sakti, maka sampai kini tetap dicari orang dengan harga perhitungan pada tahun 1998 per kilogram senilai 18.000 dolar Amerika, bandingkan dengan harga emas pada waktu itu yang satu kilogramnya hanya 9.540 dolar Amerika. Harga cula budak bahkan diperkirakan akan semakin tinggi jika dibandingkan dengan harga cula pada awal tahun 1970 yang per kilogramnya hanya dua dolar Amerika. Susunan yang pasti dari cula badak masih belum diketahui. Cula bagian anterior dari spesimen yang ada di serawak panjangnya 19 inci (47,5 cm) dan cula yang ada di museum Inggris panjangnya mencapai 32,5 inci (80 cm). Perburuan badak di Indonesia terjadi sejak lama dan dalam kurun waktu yang sangat panjang. Perburuan Badak Sumatera bukan saja dilakukan dengan menggunakan sejata locok atau kecepek, tetapi juga memasang jerat yang terbuat dari baja atau jerat sling. Jerat sling ini sangat berbahaya karena akan
12
terus aktif sepanjang waktu sampai suatu saat dapat menjerat binatang buruannya. Pada tahun 1990 hingga 1993, telah terbunuh 12 ekor badak sumatera, kemudian satu ekor lagi terbunuh pada tahun 1994 di wilayah Gunung Sumbing di Taman Nasional Kerinci Seblat. 2.1.2
Pembanding dan Refrensi Untuk pembanding dan referensi, menganalisa bentuk-bentuk elemen
yang digunakan dalam film animasi infografik Care to Click, Death Factory dan Carbon Footprint.
Gambar 2.3 Film animasi infografik Care to Click
Gambar 2.4 Film animasi infografik Death Factory
13
Gambar 2.5 Film animasi infografik Carbon Footprint
Pada gambar diatas dapat dilihat bahwa dalam animasi tersebut digunakan gambar-gambar vector yang sederhana dan lugas sehingga tidak akan menimbulkan persepsi yang salah ketika menafsirkan suatu informasi. Animasi tersebut menghindari bentuk elemen yang rumit sama sekali. Referensi Video, untuk referensi video yang saya gunakan dalam pembuatan documenter short animation ini adalah beberapa short animation yang saya temukan di situs Vimeo yang berjudul “The Proof That We are Soullmates” dan “Growing Up” keduanya adalah animasi pendek yang bergaya infografik.
Gambar 2.6Visual dari animasiThe Proof that We are Soulmate
14
(http://vimeo.com/43457382)
Gambar 2.7 Visual dari animasi Growing Up (http://vimeo.com/5325410)
2.1.3 Film Animasi Infografik Sebelumnya sudah ada yang membahas tentang populasi anjing kucing dan kelinci di UK. Dimana bagaimana kita harus mengatur pola makan mereka agar tidak terjadinya obesitas pada hewan peliharaan. Dan bagaimana pentingnya vaksinasi untuk hewan peliharaan kita supaya tidak mudah terkena penyakit. Film animasi infografik ini berjudul PDSA Animal Wellbeing (PAW) Report 2012: The Truth About Cats, Dogs and Rabbit.
15
Gambar 2.8 Film Animasi Infografik PDSA Animal Wellbeing (PAW) Report 2012: The Truth About Cats, Dogs and Rabbit.
2.2
Landasan Teori 2.2.1
Teori Prinsip Dasar Animasi Animasi atau to animate memiliki arti yaitu “menghidupkan”. Secara
umum animasi merupakan suatu kegiatan menghidupkan, menggerakan benda mati.Suatu benda mati diberi dorongan, kekuatan, semangat dan emosi untuk menjadi hidup atau hanya berkesan hidup. Memberikan rekayasa visual berupa kumpulan gambar-gambar atau frame yang saling kontinuiti sehingga memberikan efek visual bergerak.
16
2.2.2
Animasi 2D Dilansir dari situs about.com, animasi 2D adalah sebuah kreasi yang
dihasilkan dari gambar yang digerakkan di dalam environment 2 dimensional seperti animasi tradisional atau animasi 2D yang menggunakan computer. Hal ini dapat dilakukan dengan menjadikan sequence pada beberapa gambar yang diperlihatkan satu per satu. Ketika gambar bergerak dengan kecepatan 24 frame per second atau lebih maka mata akan tertipu, sehingga seolah-olah gambarnya bergerak. http://animation.about.com/od/glossaryofterms/g/2danim_def.htm
2.2.3
Prinsip Animasi
Dalam animasi “Badak Indonesia” tidak semua prinsip desain animasi akan digunakan. Prinsip animasi yang digunakan antara lain: •
Solid Drawings : Dalam animasi saya menggunakan animasi 2D, gambar yang baik dibutuhkan agar info dan pesan yang akan disampaikan dapat dimengerti dan todak terjadi persepsi
•
Anticipation : Agar mendapatkan visual yang enak dilihat, maka sebelum bergerak diberikan “ancang-ancang” terlebih dahulu.
•
Timing &Spacing : Digunakan untuk efiensi waktu dan pesan yang disampaikan tidak terlalu cepat atau lambat saat diterima.
•
Overlapping Action : Digunakan agar motion graphic terlihat lentur dan menarik dengan adanya sedikit gerakan tambahan.
•
Staging : Dibutuhkan agar dapat menjaga mood scene motion dari segi penempatan letak objek dan komposisi warna.
•
Slow In & Slow Out : Dibutuhkan agar scene yang ditampilkan terlihat menarik dan tidak terlalu patah-patah.
•
Appeal : Dibutuhkan agar penampilan animasi 2D menjadi lebih menarik perhatian audiens dengan warna dan visualnya.
17
2.2.4
E-Learning / Educational animation Dalam buku The e-learning Question and Answer Book yang ditulis oleh
Allan Henderson, e-learning merupakan sebuah sistem pembelajaran yang biasa dilakukan dari jarak jauh melalui teknologi komputer (yang biasanya terhubung dengan internet). Sistem ini memungkinkan seseorang untuk dapat belajar tanpa harus pergi ke kelas terlebih dahulu. Selain itu e-learning juga memiliki jadwal yang jauh lebih fleksibel. Si pelajar dapat mengatur jadwal dengan pengajar serta pelajar lainnya atau si pelajar bisa saja mengambil sendiri bahan apa yang ingin dia pelajari dan mempelajarinya sendiri kapanpun dia inginkan (Allan J. Henderson, 2003:2) Dalam konteks kali ini mungkin lebih tepat disebut sebagai Educational Animation. Secara garis besar pengertiannya sama seperti ELearning, hanya saja Educational Animation ini berbentuk video pendek animasi yang memberikan informasi yang bersfat satu arah bukan interaktif. E-learning menjadi pilihan karena dengan ini informasi dapat disampaikan seluruhnya kepada audiens tanpa harus kehilangan sebagian atau seluruh maknanya lewat visual.Kalimat dan narasi yang lugas dan komunikatif juga tentunya. 2.25
Teori Warna Teori Brewster pertama kali dikemukakan pada tahun 1831.Teori ini
menyederhanakan warna-warna yang ada di alam menjadi 4 kelompok warna, yaitu warna primer, sekunder, tersier, dan warna netral. Rolf G. Kuehni(2011) Color Space and Its Divisions.A John Wiley & Sons Publication. Warna Primer : Merupakan warna dasar yang tidak merupakan campuran dari warna-warna lain. Warna dalam golongan warna primer adalah merah, biru dan kuning Warna Sekunder : Merupakan hasil pencampuran warna-warna primer dengan proporsi1:1. Misalnya warna jingga merupakan hasil campuran warna merah dengan kuning, Warna Tersier :
18
Merupakan campuran salah satu warna primer dengan salah satu warna sekunder. Misalnya warna jingga kekuningan didapat dari pencampuran warna kuning dan jingga. Warna netral : Warna netral merupakan hasil campuran ketiga warna dasar dalam proporsi 1:1:1. Warna ini sering muncul sebagai penyeimbang warna-warna kontras di alam. Biasanya hasil campuran yang tepat akan menuju hitam. Warna yang digunakan adalah sebagai berikut : Biru
: warna biru dipercaya memiliki arti kedamaian, sifat aman, serta
kesejukan, warna biru tersebut melambangkan langit pada film hinggadapat menimbulkan sifat perdamaian dan kesejukan. Hijau
: bersifat nature, dipilih karena melambangkan hijaunya hutan di
Indonesia. Merah
: warna melambangkan semangat tinggi, nafsu dan bahaya. Warna ini
dipilih untuk menggambarkan sesuatu yang berbahaya. Coklat : warna yang mengesankan hangat, identik dengan musim gugur, kotor, bumi. Sumber :http://www.ahlidesain.com/dasar-pemakaian-warna-dalam-desain-grafis.html
2.2.6
Teori Narasi Narasi
adalah
karangan
yang
bertujuan
menceritakan
atau
mengisahkan peristiwa dalam satu urutan waktu.Narasi harus mengungkapkan kronologis peristiwa dari awal sampai akhir yang terdiri dari beberapa unsur pokok, yakni kejadian, tokoh, dan konflik. Bersatunya ketiga unsur tersebut akan membentuk sebuah alur atau plot. Dan karena itu narasi dalam fillm dokumenter ini sangat vital agar membantu audiens untuk mengerti.gorys keraf Argumentasi Dan Narasi. Gramedia.
19
2.2.7
Cinematography Kata Cinematography berasal dari kata yunani yaitu roots yang berarti
menulis dengan gambar. Cinematography adalah proses pembuatan ide kata, estetika dan emosional yang di tuangkan kedalam film. Salah satu yang paling penting dari sebuah film dan animasi adalah kamera.Karena kameralah yang menjadi penyalur tampilan sebuah film kepada penonton.Cinematography dapat diartikan sebagai kuas yang dipakai oleh penulis saat melukis dicanvasnya.Oleh Karena itu Cinematography di gunakan agar objek-objek dalam film saling merangkai potongan-potongan gambar yang bergerak sehingga menjadi gambar yang mampu menyampaikan maksud dan informasi kepada audiens. Blain Brown (2011) Cinematography: Theory and Practice: Image Making for Cinematographers and Directors. Taylor &francis. 2.2.8
Teori Dasar Pembuatan Cerita
Dalam membuat cerita, cerita dibagi menjadi 2 kategori utama : 1. Fakta Yaitu cerita yang berhubungan dengan kejadian sebenarnya, atau biasanya diangkat dari kejadian sebenarnya. 2. Fiksi Berhubungan dengan kejadian yang dibangun atau dibuat berdasarkan imajinasi. Dalam membuat ide cerita hal – hal yang perlu dilakukan yaitu: •
Mengumpulkan data : mengenal latar belakang
•
Menyusun
: mengkategorikan situasi dan karakter
•
Menganalisa
: memperhatikan kejadian dan karakter
•
Sintetis
: membangun sequence dari blok informasi
2.2.9
Komposisi Komposisi adalah unsur-unsur seni rupa sehingga menjadi satu
kesatuan yang harmonis. Dengan cara pengaturan tata letak objek baik
20
foreground, middle ground dan background sehingga tercapai nilai estetis dari sebuah scene.Jon Krasner (2013) Motion Graphic Design: Applied History and Aesthetics. Dalam menyusun komposisi terdapat prinsip-prinsip sebagai berikut: 1.
Kesatuan (Unity)
Kesatuan adalah penyusunan dari unsur-unsur sehingga menjadi satu kesatuan bentuk yang terpadu antara bagian yang satu dengan keseluruhan dan tidak ada lagi bagian yang berdiri sendiri atau berbeda di dalam film dokumenter ini. 2.
Keseimbangan (Balance)
Keseimbangan menjadi point yang penting dikarenakan kesan yang diperoleh dari suatu susunan yang diatur sedemikian rupa sehingga terdapat daya tarik yang sama pada tiap-tiap sisi susunan. Sehingga audiens merasa tertarik menonton film dokumenter ini. 3.
Proporsi
Proporsi adalah perbandingan ukuran antara bagian yang satu dengan bagian yang lain dalam satu kesatuan bentuk. Dalam penyusunan objek-obek difilm dokumenter ini harus dibuat sesuai dengan proporsi yang sebenarnya agar karya tampak menarik dan kelihatan tidak janggal. 4.
Kontras
Kontras digunakan agar memberi kesan yang diperoleh karena adanya dua hal yang berlawanan.Misalnya ukuran, bentuk dan warna, sehingga dapat lebih menarik perhatian audiens. 5.
Pusat perhatian (Center Of Interest)
Pusat perhatian adalah unsur yang sangat menonjol atau berbeda dengan unsur-unsur yang ada disekitarnya.Untuk menciptakan pusat perhatian dalam karya seni rupa, didapat dengan menempatkan unsur yang paling dominan.
21
Dengan demikian audiens dapat lebih cepat mengerti informasi yang disampaikan pada film dokumenter ini 6.
Keselarasan (Harmony)
Keselarasan kedekatan unsur-unsur untuk menciptakan keharmonisan dari unsur-unsur yang berbeda baik bentuk maupun warna. 2.3
Analisa Strenght (Kekuatan) Dapat memberikan pengetahuan tambahan seputar
konservasi badak.Dapat mengajak audiens untuk lebih berperan aktif ketika menjadi pencinta lingkungan.Badak pun sudah tidak menjadi hal yang baru bagi masyarakat Indonesia. Weaknes (Kelemahan) Informasi yang diberikan sangat terbatas untuk Indonesia saja.Literature buku yang membahas seputar Badak Jawa dan Badak Sumatera sangatlah jarang. Minimnya minat masyarakat akan informasi populasi Badak Jawa dan Badak Sumatera. Opportunity (Kesempatan) Animasi yang divisualkan secara menarik, singkat dan jelas sehingga tidak membosankan bagi audiens.Selain itu visual yang menarik juga membuatnya mudah untuk diingat oleh penonton. Threat (Ancaman) Tingkat kesadaran masyarakat yang masih rendah akan ancaman kepunahan badak dan pengetahuan sejenis tentang alam. Kurangnya peminatan masyarakat akan animasi dalam negeri, dan menganggap animasi Indonesia kurang menarik.