BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN
2.1
Tinjauan Umum 2.1.1 Data Pencarian data dan informasi yang diperlukan untuk mendukung proyek Tugas Akhir ini diperoleh dari berbagai sumber, antara lain: •
Literatur: buku, artikel, media elektronik (internet)
•
Survei Lapangan
•
Kuisioner melalui jejaring sosial
•
Wawancara dengan Dimas selaku owner dari “Ministry of Vape Indonesia”.
2.1.2 Sejarah Rokok Elektrik / Personal Vaporizer Banyak yang mengira bahwa yang mematenkan pertama kali rokok elektrik adalah Herbert Gilbert pada tahun 1963 memang iya benar namun penemuan tersebut tidak menghasilkan vapor yang sekarang sedang menjadi trend, namun pada tahun 2003 Hon Lik lah yang menemukan dan mematenkan e-cigarrete yang menjadi awal mula munculnya vapor. Cerita Hon Lik menemukan e-ciggarette bisa di bilang unik karena ia menumukaan inspirasi membuat e ciggaret dari mimpinya pada tahun 2000. Hon Lik adalah seorang pecandu rokok konvensional berat yang menderita penyakit infeksi pernafasan. Dia sering batuk batuk dan bersin sehingga ia kesulitan untuk tidur. Saat dia bisa tertidur dia bermimpi bahwa dia tenggalam dan mati, namun tiba tiba air laut itu menguap dan di tiba tiba terbaring di sebuah pulau yang indah dan penuh kabut yang berwarna warni. Dan dari mimpi itulah dia menemukan inspirasinya lalu siang dan malam pun dia gunakan untuk bekerja keras untuk mewujudkan mimpinya membuat rokok elektrik pengganti rokok konvensional, dan akhirnya dia pun menemukan sebuah perangkat yang bisa merubah cairan nikotin menjadi uap/kabut atau yang biasa kita kenal sekarang dengan nama e ciggarette, dan yang paling hebat dari penemuanya ini adalah alat ini memilliki sensasi yang sama dengan rokok konvensional biasa namun tidak memeliki kandungan seperti tar dan zat karsinogen yang menyebabkan kanker yang biasanya ada pada semua macam rokok konvensional Hon Lik memberikan penemuan e ciggarettenya ini pertama kali kepada ayahnya, ayahnya adalah perokok berat dan mengidap penyakit kanker paru paru akibat rokok konvensional, ayahnya pun senang dan menggatakan dengan penemuanya ini kelak di masa mendatang akan sedikit anak anak yang akan melihat ayahnya sekarat terkena penyakit kanker paru paru akibat rokok konvensional biasa. Rokok tembakau atau rokok konvensional biasa dapat membunuh satu orang setiap 3
4 enam detik. Dengan penemuan Hon Lik ini kita akhirnya bisa mendapatkan alternatife menikmati sensasi merokok yang benar benar menyenangkan. Perkembangan personal vaporizer ini bisa dikatakan sangat cepat, sejak awal pembuatan tahun 2003 di Bangkok, Tiongkok lalu diperkenalkan di Amerika pada tahun 2007, salah satu pabrik di tiongkok yang didirikan pada tahun 2009 telah mendapaktan omset lebih dari 1,5 milyar dolar per tahun, dan mungkin beberapa tahun ke depan penjualan e cigarette ini akan melampaui penjualan dari rokok konvensional. Di Indonesia sendirirokok elektrik baru masuk pada tahun 2010 itupun belum mendapat sertifikat legal dari badan POM, namun walaupun belum mendapatkan sertifikat atau ijin yang resmi e ciggarete ini dapat dengan mudah kita dapatkan di Indonesia dengan membelinya secara online. Hingga sekarang sangat banyak perokok yang ingin berhenti ataupun ingin menikmati sensasi merokok dengan resiko mendapatkan penyakit dari rokok yang rendah beralih dari rokok konvensional ke personal vaporizer ini. Memang belum ada yang mengeluarkan kepastian manfaat ataupun resiko dari e ciggarete ini, dan juga belum ada rekomendasi dari badan POM Negara manapun yang menganjurkan para perokok konvensional di negaranya agar seceptanya beralih ke e-ciggarette agar mengurangi resiko dari merokok, namun fakta yang ada sekarang sangatlah banyak perokok konvensional yang beralih ke rokok elektrik karena semua orang yang beralih dari rokok konvensional ke personal vaporizer beranggapan vape memiliki resiko mendapatkan penyakit yang lebih rendah jika dibandingkan dengan rokok konvensional yang ada pada umumnya. Sumber: http://www.ududdulu.com/sejarah-rokok-elektrik-atau-vape/ 2.1.3 Data Perusahaan 2.1.3.1 Logo Ministry of Vape Indonesia & Aplikasinya
5
Gambar 2.2 Signage MOVI
Gambar 2.3 Goodie bag MOVI
2.1.3.2 Sejarah Ministry of Vape Indonesia Ministry of Vape Indonesia adalah sekelompok mantan perokok yang jatuh cinta dengan Vaping dan karena itu akhirnya berhenti merokok, dan sekarang kita menjalankan toko Vape terbesar di Indonesia yang didedikasikan untuk menyebarkan penyebab Vaping dan dalam memberikan alternatif sehat untuk perokok Indonesia. Sebagai perusahaan kami percaya pada kualitas dan yang tercermin dalam pilihan produk yang kami stok dan dalam sifat layanan yang kami berikan kepada pelanggan kami. Semua anggota staf kami Vapers berpengalaman melatih lebih dari waktu pada nuansa Vaping dan dalam memahami kebutuhan pelanggan.
6 2.1.3.3 Visi dan Misi Visi: To promote healthier lifestyle Misi: Memberikan jalan keluar sebanyak mungkin kepada perokok untuk hidup lebih sehat, dengan cara mengedukasi masyarakat menjadi masyarakat yang tar free. 2.1.3.4 Info Produk Device:
Gambar 2.4 Device 1
Gambar 2.5 Device 2
7
Isi ulang (e-Juice)
Gambar 2.6 E-Juice 1
Gambar 2.7 E-Juice 2
Gambar 2.8 E-Juice 3
8
2.1.4 Target Audience 2.1.4.1 Target Primer Demografi Gender
: Pria - Wanita
Usia
: 18 - 55 tahun
Kewarganergaraan
: Indonesia
Pekerjaan
: Karyawan, Pengusaha, Mahasiswa, Pelajar
Kelas sosial
:A-B
Geografi • Berada di Jakarta dan sekitarnya • Mayoritas tinggal dikota besar atau pusat kota • Masyarakat sekitar pertokoan Ministy of Vape Indonesia Psikografis • Perokok • Berani mencoba hal baru • Memiliki aktivitas rutin • Mengendarai kendaraan pribadi
9
2.1.5 Kompetitor 2.1.5.1 Vapedox Founded in 2014 we have a mission to provide the best and highest quality products based on customer oriented. We are not only provide the famous brands vaping products to your hand, but we also want to bring you to the next level of vaping, which is make vaping to be your lifestyle.
MGK Kemayoran #UG BlkA2No21-22
Gambar 2.9 Vapedox
2.1.5.2 Vapstairs Jl.kemang Selatan VIII #67 at Gajetto Cafe
Gambar 2.10 Vapstair
10
2.2
Tinjauan Khusus 2.2.1 Landasan Teori 2.2.1.1 Teori Logo Menurut Adam Smorioka dalam buku Logo Design Workbook, logo adalah tanda yang terletak pada layar TV, di kotak boks sereal dan terletak juga di dalam kop surat. Sayangnya. Hal ini tidak semudah yang kita bayangkan. Dalam kata “Logo” memiliki beberapa arti dan itu membuat beberapa hal menjadi semakin komples, banyak kata yang bisa digunakan dalam mendeskripsikan suatu logo. Isitilah dalam menggambarkan sebuah logo:
-
Mark Mark adalah suatu simbol yang digunakan untuk mengindikasi suatu kepemilikan atau asal dari suatu barang agar mudah di lihat orang.
-
Trademark Trademark ini sendiri biasa juga berupa sebuah nama atau simbol yang menunjukan suatu produk yang telah di daftarkan kepada lembaga yang bersangkutan dan dimiliki oleh suatu perusahaan.
-
Signature Signature merupakan suatu tanda atau gabungan dari bentuk visual. Biasanya pada graphics standards manual, “signature” ini diaplikasikan pada setiap brosur yang ada. Singkatnya signature = logo.
-
Wordmark Logo yang berbasis huruf biasa digunakan pada perushaan agar menunjukan suatu kepemilikan atau hak milik.
-
Symbol Symbol merupakan suatu bagian dari sebuah logo dan biasa logomark seperti ini tidak membutuhkan wordmark contohnya Apple’s apple dan Nike swoosh.
11 -
Monogram Monogram merupakan suatu design yang terdiri dari satu huruf atau lebih yang biasa menandakan inisial dari suatu nama, biasanya untuk identitas suatu perushaan, publikasi, orang, objek atau ide.
2.2.1.2 Teori Warna Menurut Marco Morosini dalam buku Color Design Workbook, warna merupakan variabel besar dalam design. Warna membantu desainer untuk memahami bahwa warna bukan lah hanya hal yang modis melainkan untuk menyesuaikan dengan proyek-proyek yang ada. Contoh beberapa siklus dalam warna, dan warna ini sangat mempengaruhi beberapa faktor seperti: -
Pengaruh budaya nasional
-
Musik dan hiburan; kultur pop
-
Ekonomi (baik atau buruk)
-
Acara besar dunia (politik, perang, bencana alam)
-
Bisnis dan industri
-
Teknologi
-
Jaman dahulu dan masa depan
-
Dampak psikologis dari warna tertentu
2.2.1.3 Teori Layout Menurut Timothy Samara dalam buku Making and Breaking the Grid-A Graphic Design Layout Workshop, keuntungan dari bekerja dengan grid adalah: kejelasan, efisiensi, ekonomi, dan kontinuitas. Ada beberapa jenis dasar grid dan sebagai titik awal, masing-masing digunakan untuk memecahkan beberapa jenis masalah. Langkah pertama dalam proses ini adalah untuk mempertimbangkan jenis struktur dasar yang akan mengakomodasi kebutuhan spesifik dalam sebuah proyek. Margins
12 Adalah ruang negatif antara tepi format dan isi, yang mengelilingi dan menentukan dimana sebuah tulisan dan gambar akan diatur. Margin dapat digunakan untuk memfokuskan perhatian, berfungsi sebagai tempat peristirahatan bagi mata, atau bertindak sebagai area untuk informasi bawahan. Flowlines Flowline dapat dijadikan alat pemandu mata untuk melewati format yang ada, dan dapat digunakan untuk menentukan titik awal dan akhir dari teks atau gambar. Spatial zones Sekelompok modul yang bersama-sama membentuk bidang yang berbeda. Setiap tempat dapat diberikan peran khusus untuk menampilkan informasi misalnya, bidang horizontal panjang mungkin disediakan untuk gambar, dan bidang di bawah mungkin akan digunakan untuk kolom teks.
Markers Merupakan indikator untuk penempatan bawahan atau konsistensinya kemunculan sebuah teks, seperti bagian judul, folio, atau elemen lain yang bersamaan dalam satu lokasi di tata letak apapun. Modules Adalah sebuah ruang kosong yang dipisahkan oleh interval teratur yang, ketika terus diulang dalam format halaman, serta membuat kolom dan baris. Columns Adalah garis vertikal yang menciptakan garis horisontal antara margin. Ada beberapa dari sejumlah kolom yang terkadang memiliki lebar yang sama dan terkadang juga berbeda mengikuti informasi yang ada. Dan ada beberapa jenis-jenis grid: Manuscript Grid Column Grid Modular Grid Hierarchical Grid
13
2.2.1.4 Teori Tipografi Prinsip dasar dalam perancangan tipografi: Sintaksis Tipografi Sintaksis berarti penyusunan kata-kata dalam bentuk dan urutan yang tepat. Aturan dalam tata bahasa sudah dibakukan, seperti: huruf membentuk kata, kemudian kata membentuk kalimat yang terdiri dari komponen-komponen seperti subjek, predikat, dan objek atau dalam tipografi memiliki pengertian sebagai sebuah proses penataan elemen-elemen visual ke dalam kesatuan bentuk yang kohesif. Persepsi Visual Tugas seorang perancang grafis adalah menciptakan sebuah kesatuan visual yang mudah dipahami oleh penglihat. Pemahaman terhadap prinsip persepsi visual adalah kunci untuk memahami tedensi mata kita dalam melihat sebuah pola visual. Focal Point Musuh terbesar dari seorang perancang grafis adalah kepastian penglihat terhadap hasil rancangannya. Tugas perancang grafis adalah menarik perhatian penglihat dengan menciptakan suatu pola rancangan visual yang secara cepat dapat menstimulasi penglihat lewat pokok penekanan (focal point). Grid Systems Sebuah grid diciptakan sebagai solusi terhadap permasalahan penataan elemen-elemen visual dalam sebuah ruang. Grid system digunakan sebagai perangkat untuk mempermudah menciptakan sebuah komposisi visual. Alignment Dalam sebuah perancangan tipografi penataan baris (alignment) memilki peranan penting sebagai penunjang legibility serta estetika dari rancangan. Huruf-huruf dalam beberapa baris dapat disejajarkan dengan lima cara, yaitu: •
Rata kiri (flush left)
Layak digunakan untuk naskah yang panjang dan pendek. Bagian kanan susunan huruf menghasilkan bentuk iregular yang memberi kesan dinamis.
14 •
Rata kanan (flush right)
Hanya layak digunakan untuk jumlah naskah yang pendek dengan penataan jumlah huruf-huruf per barisnya hampir setara. •
Rata tengah (centered)
Hanya layak digunakan untuk jumlah naskah yang pendek dengan penataan jumlah huruf yang seimbang pada tiap barisnya. •
Rata kiri-kanan (justified)
Layak digunakan untuk naskah yang panjang. Keteraturannya memberikan kesan bersih dan rapi. Namun, jarak antarkata harus diperhatikan bila jumlah huruf tidak sebanding dengan lebar kolom.
•
Asimetris (random)
Penataan ini berbeda dengan empat cara penataan yang lain. Setiap baris disusun secara acak (random) sehingga tidak ada pola baris yang dapat diprediksi panjangnya ataupun penempatnya.
2.2.1.5 Teori Brand Menurut Robin Landa dalam buku Designing Brand Experiences, brand (merek) adalah nama kepemilikan untuk produk, layanan, atau kelompok.
(Dalam
buku
ini,
istilah
"kelompok"
digunakan
untuk
menunjukkan suatu perusahaan, organisasi, perusahaan, penyebab sosial, persoalan, atau kelompok politik. Singkatnya, semua badan-baik produk, layanan, atau kelompok yang memiliki manfaat dari jenis merek yang disebut sebagai sebuah merek. pada tingkat yang lebih beragam, merek adalah jumlah total semua aset fungsional dan emosional dari produk, layanan, atau kelompok yang dibedakan di antara kompetisi. Brand dianggap memiliki tiga makna yang terintegrasi, yaitu: •
Jumlah total semua karakteristik produk, layanan, atau kelompok, termasuk fitur-fitur fisik, aset emosional, dan asosiasi budaya dan emosional;
15 •
Identitas brand yang diterapkan pada satu produk atau layanan, sebuah keluarga besar produk atau jasa, atau kelompok; dan
•
Persepsi yang berlangsung oleh penonton (konsumen atau publik) dari brand.
brand identity adalah artikulasi visual dan verbal sebuah merek, termasuk semua aplikasi desain yang bersangkutan, seperti logo, kartu nama, kop surat, atau kemasan. Hal ini juga biasanya mencakup sebuah situs web dan tagline. brand identity juga dapat disebut identitas perusahaan atau identitas visual.
2.2.1.6 Teori Gestalt Gestalt banyak digunakan dalam desain grafis karena menjelaskan bagaimana persepsi visual bisa terbentuk. Prinsip-prinsip Gestalt yang banyak diterapkan dalam desain grafis antara lain adalah proximity (kedekatan posisi), similarity (kesamaan bentuk), closure (penutupan bentuk), continuity (kesinambungan pola), dan figure Ground. Proximity (kedekatan posisi) Objek-objek yang berdekatan posisinya akan dikelompokkan sebagai suatu kesatuan. Similarity (kesamaan bentuk) Objek-objek yang bentuk dan elemennya mirip akan dikelompokkan sebagai suatu kesatuan. Closure (penutupan bentuk) Suatu objek akan dianggap utuh walaupun bentuknya tidak tertutup sepenuhnya Continuity (kesinambungan pola) Objek akan dipersepsikan sebagai suatu kelompok karena adanya kesinambungan pola. Figure Ground Sebuah objek bisa dilihat sebagai dua objek dengan permainan foreground dan background. Masing-masing bisa diidentifikasi sebagai objek tanpa harus membentuknya menjadi solid.
16 2.2.2 Analisa SWOT 2.2.2.1 Strenght (Keunggulan) • Produk yang dimiliki berkualitas tinggi • Toko terbesar pertama di Indonesia • Prodik menawarkan cara merokok sehat • Lokasi toko yang strategis • Mengedepankan permintaan konsumen • Mempunyai banyak varian cairan pv
2.2.2.2 Weakness (Kekurangan) • Hanya terdapat di dua lokasi • Kurang kuatnya identitas 2.2.2.3 Opportunity (Kesempatan) • Adanya pelanggan tetap • Dapat membantu kalangan masyarakat hidup lebih baik • Makin berkembangnya komunitas pv di jakarta • Adanya dukungan dari para pelanggan 2.2.2.4 Threat (Ancaman) • Lokasi kompetitor yang mudah dijangkau • Tidak semua orang menyukai rokok / rokok elektrik • Belum terlalu banyak orang mengetahui personal vaporizer • Belum ada data resmi tentang side effect dari PV