BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN
2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Museum Satriamandala Museum Satriamandala adalah museum yang dimiliki oleh Tentara Nasional Indonesia yang letaknya di Jl. Gatot Subroto 14-16 Jakarta Selatan. Museum Sartiamandal memamerkan berbagai jenis persenjataan darat dan udara, ringan dan berat, serta perlengkapan militer lainya yang di pergunakan dalam berbagai peristiwa dan operasi militer yang dilakukan oleh TNI di berbagai tempat. Pembangunan Museum Satriamandala di mulai pada 15 November 1971 dengan merenovasikan dan memugar Wisma Yaso yang merupakan bekas rumah dari Ibu Dewi Soekarno seluas 56.670 meter persegi namun baru diresmikan pada tanggal 5 oktober 1972 oleh Presiden Soeharto. Koleksi utama Museum ini berupa diorama, senjata, foto, patung pahlawan TNI, panji-panji TNI, pesawat terbang, kendaraan tempur TNI, rudal, miniartur alat tempur TNI dan lain lain. Melalui museum, monument, dan perpustakaan, masyarakat dapat memahami perjuangan bangsa Indonesia khusunya sejarah perjuangan TNI dan sekaligus menumbuhkan motivasi untuk meneladani semangat juang para pahlawan bangsa. Di museum ini tersimpan berbagai benda sejarah yang berkaitan dengan perjuangan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dari tahun 1945 sampai sekarang. Seperti aneka senjata berat maupun ringan, atribut ketentaraan, panji-panji dan lambing-lambang di lingkungan TNI, kendaraan perang seperti tank dan panser, berbagai jenis pesawat terbang peninggalan masa lalu. Satu diantaranya adalah pesawat Cureng yang pernah diterbangkan oleh Agustinus Adisutjipto serta tandu yang dipergunakan Panglima Besar Jendral Sudirman saat bergerilya melawan penjajah. Di dalam museum terdapat 74 diorama yang menggambarkan peranan TNI dalam membela dan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Satu di antaranya adalah diorama yang menggambarkan tentang pertempuran Surabaya pada tanggal 10 November 1945. 1
2 Masih dalam kompleks Museum Satriamandala terdapat Gedung Waspada Purbawisesa menyajikan diorama yang menggambarkan perjuangan TNI bersamasama rakyat menumpas gerombolan separatis DI/TII di Jawa Barat, Jawa Tengah, Aceh, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi pada tahun 60-an. Selain diorama, dipamaerkan pula dokumen, peta oprasi, dan benda-benda relik lainnya. Fasilitas lain di museum ini adalah Taman Bacaan Anak, kios cenderamata, kantin, serta gedung serbaguna yang berkapasitas 600 kursi untuk berbagai kegiatan dan pertemuan. Pada Masa Revolusi di tahun 1945 sampai 1949 Proklamasi kemerdekaan Ri tanggal 17 Agustus 1945 oleh Ir. Soekarno dan Drs. Muhammad Hatta di jalan Pengangsaan Timus No. 56 Jakarta merupakan perjuangan bangsa Indonesia membebaskan diri dari penjajahan sekaligus sebagai pertanda lahirnya sebuah Negara baru yang dicapai melalui perjuangan fisik dan diplomasi. Dalam rangkaiannya, bangsa Indonesia dalam hal ini PPKI memilih presiden dan wakil presiden, serta menetapkan UUD 1945 sebagai Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia. Tentara Nasional Indonesia (TNI) lahir ditengah-tengah perjuangan mempertahankan kemerdekaan. Oleh karena itu TNI adalah produk dari pada perjuangan itu sendiri. Berawal dengan terbentuknya Bandan Keamanan Rakyat (BKR), Badan-badan perjuangan, dan kesatuan-kesatuan Polisi. BKR dan Badan Perjuangan yang kemudian berkembang secara bertahap menjadi Tentara Nasional Indonesia hingga kini kita kenal dengan sebutan TNI. Secara garis besar, perkembangan organisasi TNI dimulai dari tebentuknya Badan Keamanan Rakyat (BKR) tanggal 22 Agustus 1945. Selanjutnya berubah menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR) tanggal 5 Oktober 1945. Kemudian berubah lagi menjadi Tentara Keselamatan Rakyat (TKR) pada tanggal 7 Januari 1946. Berganti nama lagi menjadi Tentara Republik Indonesia (TRI) tanggal 25 Januari 1946. Akhirnya menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI) pada tanggal 3 Juni 1947. Diawal kemerdekaan, bangsa Indonesia harus dihadapkan pada perjuangan fisik melawan Jepang, sekutu, dan Belanda seperti palangan Semarang (1945), Ambarawa (1945), Surabaya (1945), Bandung (1946), Medan Area (1946, Palembang (1946), Merah Putih (1946), Margarana (1946), Sanga-sanga (1947) dan lain-lain. Selanjutnya TNI terus menghadapi
serangan
Belanda,
yang
berusaha
mengembalikan
kekuasaan
kolonialnya melalui Agresi Militer Belanda pertama pada tanggal 21 Juli 1947 dan Agresi Militer Belanda kedua 19 Desember (1948). TNI melakukan perjuangan
3 dengan bergerilya dibawah pemimpin Panglima Besar (Pangsar) Jendral Soedirman. Disaat bangsa Indonesia berkonsentrasi menghadapi serangan-serangan belanda tersebut, Partai Komunis Indonesia (PKI) menusuk dari belakang dengan melakukan pemberontakan di madiun pada tanggal 18 September 1948. TNI berhasil menumpas pemberontakan PKI tersebut. Pada masa perang kemerdekaan para pejuang menggunakan senjata tradisional antara lain keris, pedang, mata tombak, mandaw rencong, trisula, bamboo runcing, senapan kayu, granat “gombyok” terbuat dari besi cir dan tali rami, ranjau anti personel dari bamboo, bom Molotov dan bom tarik_trek bom). Di Sumatra bagian selatan ada senjata “kecelek”, mulai dari pistol, sten, senapan, dan meriam. Sementara Angkatan Laut Republik Indonesia melalui Kapten Laut D. Ginagan, melaksanakan eksperimen membuat Kapal Selam dari Kalibayem, Yogyakarta. Era ini sudah diperkuat Kapal “Kapten Pahlawan Laut” jenis late Gadja Mada 408, LCVP, Antaredja, Prins Bernhard, Srikaton, SindoroSemeru, Dermawan, Diponegoro, Tini, Gull Speed Boat, Malioboro, Look On Kapal Motor. Didukung alusista darat yakni Panserwagen, Meriam, Mortir tipe 89, Mitratur, Sten Gun MK II, Owen Gun MK I, dan Thompson.Sedangkan Angkatan Udara Republik Indonesia melalui tangan trampilnya berusaha kanibalisasi pesawat terbang rongsokan bekas Jepang untuk di modifikasi juga membuat pesawat peluncur (glider) Jenis Zogling dan Helikopter dengan mesin BMZ. Di era ini juga diperkuat pesawat sumbangan rakyat Aceh jenis Dakota VT CLA (Pesawat RI-001) Seulawah. Pada Masa Parlementer tahun 1949-1959 Perkembangan organisasi angkatan bersenjata mempunyai keputusan konferensi Meja Bundar (KMB) pada tanggal 27 Desember 1949 dinyatakan bahwa Negara Indinesia berbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS). Konsekuensi
keputusan tersebut dalam tatanan pemerintahan di
bidang pertahanan keamanan Negara, dibentuknya Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat (APRIS) yang anggotanya terdiri dari colonel TNI sebagai inti dan personel mantan KNIL (Tentara Hindia Belanda). Pada tanggal 17 Agustus 1950 RIS berubah kembali menjadi Negara Republik Indonesia dan APRIS menjadi Angkatan Perang Republik Indinesia (APRI). Dalam periode ini APRI/TNI melaksanakan tugas-tugas keamanan dalam negeri untuk mengatasi konflik dan diakibatkan oleh “bom waktu” yang ditinggalkan belanda yakni : APRA, Andi Azis dan RMS, serta adanya pertentangan antara pusat dan daerah yakni: DI/TII, PRRI/Permest. APRI/TNI mengirimkan pasukan kontingen Garuda (konga) I ke mesir pada tanggal
4 8 Januari sampai dengan 29 September 1957. Konga I yang berkekuatan 559 personel tersebut merupakan gabungan dari Resimen Infanteri-15
Tentara
Territorium (TT) IV?Diponegoro dan 1 kompi dari Resimen Infanteri-18 TT V/Brawijaya. Dalam masa ini persenjataan Angkatan Darat Didukung persenjataan yakni pistol berbagai tipe (M 1911, Sic Souwer P-226, tokarev TT.33), senapan berbagai tipe (Madsen M51, Bren MK II), rocket (Luncher 3.5 M.20 A1, Luncher 130 mm), mortar berbagai tipe (M-19 Kal 60 mm, USA Kal 80 mm, yugo Kal 60 mm, prancis Kal 120 mm, 60 mm longvange), Tank (AMX-13 recovery, AMX-13 Ambulance, AMX-13 Jembatan, Stomer APC, Scorpon 90), pemancar penerima SEM-52. Sementara Angkatan Laut Republik Indonesia sudah didukung Kapal RI Gajah Mada jenis destroyer, Tank Amphibi Mena. Didukung juga alustista hibah dari Belanda yakni kapal RI Hangtuah, RI Patiunus, RI Banteng, RI Radjawali, RI Gajah Mada, HDML, PP-09, RI Alap-Alap, RI Ampis, RI Bettet, RI Barau, RI Bekaka, RI Belatik, RI Bendalu, RI Boga, RI Amahai, RI Baruna, RI Piru, RI Namlea, RI Marich, RI Banggai, RI Nusa Telu, RI Djampea, RI Djompang, RI Enggano, RI Flores, RI Sanadena, RI Biduk, dan RI Triton. Pesawat Udara yakni Grumman UF-2 Altross. Kendaraan tempur darat yakni Tank tempur utama M4A3 Sherman, LVT (Amtracs), dan DUKW. Sedang Angkatan Udara Republik Indonesia didukung peasawat pemburu p-51 Mustang, pesawat angkut C-47 Dakota, Mayor Udara Nurtanio Pringgoadisurjo berhasil menciptakan pesawat layang “Kampret”, pesawat latih si Kumbang, dan pesawat latih “Belalang”.
Gambar 2.1 Pembentukan Badan Keamanan Rakyat (22 Agustus 1945) Sumber : Fuad Machfuzianto
5 Pada masa orde lama di tahun 1959-1966 Angkatan Darat, Laut, Udara, dan Kepolisisan Negara Indonesia diintergrasikan ke dalam salah satu wadah Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI). Presiden berlaku Panglima Tertinggi (Pangti) dibantu para Panglima Angkatan masing-masing. Para Panglima Angkatan juga diangkat sebagai menteri yaitu Menteri Panglima Angkatan Darat (Menpangad), Menteri Panglima Angkatan Laut (Menpangal), Menteri Panglima Angkatan Udara (Menpangau), dan Menteri Panglima Angkatan Kepolisian (Menpangak). Perjuangan ABRI dalam melaksanakan tugas operasi keamanan dalam negeri diantaranya mengatasi pemberontakan PRRI/PERMESTA dan DI/TII, Operasi Tri Komando Rakyat (TRIKORA) dalam konfrontasi dengan Malaysia, serta penumpasan pemberontakan G 30 S/PKI. Tugas Internsional yang di emban ABRI pada periode ini adalah pengiriman pasukan Kontingen Garuda II Kongo pada tahun 1960 sampai dengan 1961. Konga II yang berada di bawah misi UNOC ini berjumlah 1.074 personel. Kemudian Konga III bertugas Kongo pada tahun 1962 samapai dengan 1963 berkekuatan 3.457 personel. TNI Angkatan Darat menggunakan Radar Thomson buatan Inggris, SMR/SMS M-60 Kal 7.62 MM tripod, Morti Tanpella Kal 81 MM, Meriam berbagai tipe (Hispano Suiza, Oerlikon 20 mm dan 35 mm , MK I/III, S.60 Rheinmetail MK), Rudal Exocel 38 mm, panser berbagai tipe (Fervel MKII, Saladin MK-II BTR-40 APC Satacen APC MK-II, V-150), Tank berbagai tipe (AMX-13 Kanon 105 mm Retrotit, AMX-13 APC Restrotit kapak-61, padam Btr-50 P). Sementara TNI Angkatan Laut didukung 12 unit kapal selam kelas Whiskey, 8 unit kapal perusak kelas skory, 8 unit kapal torpedo kelas jaguar, 14 unit kapal kelas p-6, 10 unit kapal penyapu ranjau kelas raum, 6 unit kelas T-43, 2 unit kapal fregat kelas suropati, 8 unit kapal fregat kelas riga. 2 unit kapal korvet kelas suropati, 12 unit kapal cepat rudal kelas komar, 5 unit kapal buru selam kelas PC, 6 unit kelas kraljevica, 16 unit kelas kronstadl, 3 unit kapal patrolin kelas PGM, 18 unit kelas BK IV 2 unit kapal latih, dan 28 unit kapal pendarat amfibi didukung pesawat udara yakni Grumman Of-2 Albatross, AS-4 Gannet, IL-28 Beagle, C-47 Dakota, Grand Comander 68 0F, Helikopter Alouette II, Helikopter Mil Mi-4 Hound, PT-76, BTR50 PK, BR DM-1, K-61, dan PTS. Sedangkan TNI Angkatan Udara didukung pesawat MIG 21, Pesawat pembom jenit IL-28, C-130 B Hercules, Cessna 401 A/402 A, Helikopter SA-330 J/L Puma, NAS-332 II Super Puma. Helikopter S-58 Twin PAC. Helikopter berbagai tipe (Bell-47 G Solly, Bell 206 B, Bell 205, Bell 412, Alonette III, BO-105 Bolkow), Beech Craft H-185, dan Cessna V 206 G.
6
Gambar 2.2 Amanat Pendirian Tentara Sejak tahun 1945 Sumber : Fuad Machfuzianto
Sejarah persenjataan ABRI/TNI dimulai sejak kelahirannya pada tahun 1945 sebagai bekal pertama selain senjata-senjata tradisional berupa keris, pedang, tombak panah, bambu runcing, dan lain-lain. Juga senjata-senjata yang berhasil direbut dari tangan tentara Jepang, Sekutu, dan Belanda. Untuk memenuhi kebutuhan senjata selama masa Perang Kemerdekaan (1945-1949) para teknisi kita secara darurat dan dengan menggunakan bahan seadaanya telah berhasil menambah persenjataan ABRI/TNI antara lain berupa pistol mitraliur, senapan dari senjata-senjata yang telahrusak, bom bakar menggunakan botol, mortir terbuat dari pipa listrik/air, granat nanas, serta granat gombyok terbuat dari besi cor, dan lain-lain. Selain itu diusahakan juga pembelian senjata dari luar negeri. Setelah tahun 1949 (pengakuan kedaulatan oleh Belanda) persenjataan ABRI/TNI mengalami modernisasi. Selain senjatasenjata dan perlengkapaan hasil penyerahan dari tentara Belanda (KL dan KNIL) juga diusahakan pembelian dari negara-negara lain. Dalam rangka swasembada dan memperkecil ketergantungan dari luar negeri. Dari hasil penelitian dan pengembangan bangsa Indonesia
telah berhasil memodifikasi senjata-senjata
tertentu, sehingga dalam pemeliharaan dan penggunaanya dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi di Indonesia. Koleksi senjata di ruang senjata Museum Satriamandala. Senjata-senjata yang terdapat di ruang senjata Museum SatriaMandala meliputi senjata ringan dan senjata
7 berat. Jenis yang termasuk senjata ringan adalah antara lain senjata genggam (lintas datar). senjata pundak/ pinggang (lintas datar), senjata sandar (lintas datar), moritr (lintas lengkung), dan recoilles (senjata tanpa tolak balik lintas datar). Adapun jenis senjata berat antara lain artileri Medan (armed), arteri serangan udara (arsu, lintas darat) dan artileri pantai atau kapa; (lintas lengkung). Di samping itu terdapat juga persenjataan berupa bom laut, ranjau laut, torpedo, miniatur tank, panser, kapal laut, kapal selam, pesawat terbang, dan helikopter. Integrasi wilayah Timor Timur ke Indonesia tidak terjadi serta merta begitu saja. Proses yang cukup lama dilalui rakyat Timor Timur yang memiliki kehendak tinggi untuk bersatu dengan Indonesia. Titik awal proses penyatuan integrasi bermula saat Portugis yang menduduki wilayah Timor Timur (sebelumnya bernama Timor Portugis) menerapkan kebijakan dekolonisasi Portugis tahun 1974 pada wilayah koloninya. Sejak saat itu, rakyat Timor Timur mulai mendirikan partai-partai guna merancang kemerdekaannya. Timor Timur yang mulai banyak mendirikan partai ini kemudian mengalami perang saudara karena perbedaan pendapat yang sangat mencolok dan tidak kunjung menemui titik terang. Perbedaan pendapat ini terjadi diantara 3 partai terbesar, yakni Frente Revolucianarie de Timor Leste Independente (Fretilin), Uniao Democratica Timorense (UDT), dan Asociacao Populer democratica de Timor (apodeti). Partai-partai politik tersebut mempunyai perbedaan pandangan mengenai masa depan Timor Timur. UDT menginginkan tetap berada di bawah Portugis sebagai Negara bagian (provinsi seberang lautan Portugis), Fretilin menginginkan kemerdekaan penuh, sedangkan apodeti menginginkan berintegerasi dengan Indonesia. Pandangan Apodeti ini didasarkan pada kenyataan bahwa rakyat kedua wilayah itu memiliki persamaan dan hubungan erat, baik secara historis, etnis, maupun geografis. Perang saudara yang melibatkan 3 partai terbesar pada pertengahan 1975 tersebut memunculkan 2 afiliasi. Fretilin dengan UDT melawan Apodeti. Akan tetapi, koalisi antara Fretilin dengan UDT ini tidak berlangsung lama, karena pada 27 Mei 1975 UDT mengumumkan keluar dari koalisi. Alasan UDT keluar dari koalisinya dengan Fretilin disebabkan karena perbedaan paham. Selanjutnya, UDT bergabung dengan Apodeti dan berjuang untk kemerdekaan Timor Timur dan juga hubungan dengan Indonesia. Kekhawatiran akan menyebarnya paham komunis yang dibawa Fretilin di Timor Timur dicemasakan oleh UDT dan kemudian, pada tanggal 11 agustus 1975 UDT melakukan kudeta dan berhasil
8 menguasai titik-titik penting pemerintahan dan memukul mundur Fretilin ke pedalaman. UDT juga melakukan serangkaian demonstrasi anti-komunis. Di lain pihak, setelah dipukul mundur oleh UDT, Fretilin meminta bantuan militer dari Portugis. Melihat kekuatan Fretilin disokong oleh Portugal, UDT akhirnya bergabung dengan Apodeti untuk melawan serangan Fretilin. Serangan demi serangan yang dilancarkan Fretilin memaksa para pemimpin dari UDT dan Apodeti untuk mengadakan keputusan demi rakyat Timor Timur yang semakin menderita akibat perang saudara tersebut. Pada tanggal 28 Nopember 1975, Fretilin mengeluarkan pernyataan kemerdekaan Timor Timur secara sepihak. Proklamasi Fretilin tersebut ditentang oleh Apodeti dan UDT. Dan setelah berunding, akhirnya pada 29 Nopember 1975, UDT dan Apodeti mengumumkan proklamasi kemerdekaan di Balibo yang menyatakan bahwa Timor Timur berintegrasi dengan Indonesia. Perubahan yang terjadi di Timor Timur ditanggapi oleh Pemerintah Republik Indonesia dengan sikap hati-hati. Penjajakan dilakukan dengan jalan diplomatic. Sikap resmi Pemerintah Republik Indonesia mengenai Timor Timur adalah: Pertama, Indonesia mengharapkan agar proses dekolonisasi di Timor Timur dapat dilakukan dengan partisipasi yang seluas-luasnya dari seluruh rakyat Timor Timur tanpa kekerasan. Kedua, Indonesia tidak mempunyai ambisi territorial, tetapi akan menyambut baik tuntutan rakyat Timor Timur untuk menjadi bagian integral dari Republik Indonesia dengan kewajiban yang sama dengan daerah-daerah lain seusai dengan konstitusi Republik Indonesia. Ketiga, Indonesia dedang giat-giatnya melaksanakan pembangunan dan factor stabilitas keamanan daerha sekelilingnya. Berbagai perundingan dan pertemuan terus berlangsung antara Portugis dan Indonesia untuk membahas masalah dekolonisasi di Timnor Timur, tetapi pemerintah Portugis tidak konsisten menangani masalah ini. Dengan adanya dua pernyataan tersebut, Indonesia dihadapkan pada keadaan sebagian rakyat Timor Timur tidak mengakui lagi kekuasaan Portugis. Di lain pihak Portugis dinyatakan dalam forum PBB pada 30 Nopember 1975 tidak mampu lagi mengatasi keadaan di timor Timur. Dengan semakin meningkatnya ancaman-ancaman nyata tersebut, maka Pemerintah Republik Indonesia merasa perlu mengambil langkah-langkah untuk mengakhiri keadaan tersebut. Hal ini dimaksudkan untul menjamin keutuhan wilayah nasional, menjaga kedaulatan negara dan melindungi rakyat Indonesia terhadap gangguan dan provokasi Fretilin yang berhaluan komunis. Oleh karena itu sikap tegas Pemerintah Republik Indonesisa dalam menghadapi masalah di Timor Timur sebelum dan
9 sesudah integrasi ditunjukkan dengan melancarkan berbagai operasi di timor Timur yang diberi nama Rencana Kampanye Seroja. Setelah UDT dan Apodeti (merupakan suara mayoritas rakyat Timor Timur) menyatakan bergabung dengan Indonesia, dibentuklah suatu pemerintahan Sementara Timor Timur (PSTT) pada 18 Desember 1975 diatas kapal perang di pelabuhan Dili. Tujuan didirikannya pemerintahan adalah untuk menjamin terselenggaranya tertib pemerintahan, tertib administrasi, tertib hokum dan keamanan. Langkah selanjutnya yang dilakukan oleh pemerinntahan sementara adalah membentuk majelis rakyat yang mengesahkan petisi gabungan dengan Republik Indonesia. Para pemimpin Pemerintahan Sementara Timor Timur (PSTT) menganggap bahwa penyelesaian dekolonisasi akan lebih efektif melalui majelis rakyat daripada referendum. Referendum dengan satu orang satu suara akan banyak menghadapi kesulitan karena kecerdasan rakyat Timor Timur pada waktu itu masih rendah dan komunikasi yang tidak lancar. 2.2 Analisa SWOT Strength •
Satu-satunya museum yang berisi tentang sejarah TNI yang menjadi ciri khas museum ini.
•
Memiliki aneka senjata berat maupun ringan, atribut ketentaraan, panji-panji dan lambing-lambang di lingkungan TNI, kendaraan perang seperti tank dan panser, berbagai jenis pesawat terbang peninggalan masa lalu.
Weakness •
Kurangnya sarana pendukung seperti buku panduan museum.
•
Museum kurang terawatt.
Opportunities •
Pelajaran sejarah di sekolah masalah topik yang selalu dipelajari tiap tahun
•
Berbagi pengalaman atau cerita tentang sejarah militer di Indonesia ke keluarga dan masyarakat awam.
10 Threats •
Kurangnya masyarakat untuk memperlajari pengetahuan tentang museum militer.
•
Tidak semua orang suka membaca buku.
•
Kurangnya kepedulian masyarakat tentang museum militer.
•
Kurangnya minat dalam membaca buku.
•
Banyak Museum yang lebih menarik.
2.3 Sumber Data 2.3.1 Data Literatur Proses data dan informasi dibuat melalui beberapa metode, diantaranya melalui wawancara dengan narasumber terkait, tinjauan pustaka, dan pencarian data melalui internet. Berikut adalah deskripsi beberapa sumber data.
2.4 Tinjauan Khusus 2.4.1 Teori Desain Komunikasi Visual Desain Komunikasi Visual dapat dikatakan sebagai seni menyampaikan pesan ( arts of commmunication ) dengan menggunakan bahasa rupa ( visual language ) yang disampaikan melalui media berupa desain yang bertujuan menginformasikan, mempengaruhi hingga merubah perilaku target audience sesuai dengan tujuan yang ingin diwujudkan. Sedang Bahasa rupa yang dipakai berbentuk grafis, tanda, simbol, ilustrasi gambar, foto, tipografi, huruf dan sebagainya yang disusun berdasarkan kaidah bahasa visual yang khas berdasar ilmu tata rupa. Menurut buku "Desain Komunikasi Visual Terpadu" (Safanayong. 2006), desain komunikasi visual tidak hanya berfungsi mekanikal tetapi ada fungsi lainnya, yaitu memberi inspirasi, informasi dan menggerakkan manusia untuk beraksi.
11 2.4.2 Teori Desain Buku Buku adalah kumpulan kertas atau bahan lainnya yang dijilid menjadi satu pada salah satu ujungnya dan berisi tulisan atau gambar. Di dalam buku terdapat lembaran yang berisi informasi-informasi tertentu baik berupa tulisan maupun gambar. Berhubungan dengan survey yang telah dibuat, mayoritas masyarakat melihat buku psikologi dan parenting sebagai buku ilmiah yang tidak terlalu menarik untuk dibaca. Dalam buku Graphic Design Referenced karya (Bryony Gomez Palacio 2011) ”Desain grafis dalam buku melengkapi wawasan komprehensif dari subjek yang mereka wakili, membantu mempermudah dan membuat pembaca menikmati hingga terinspirasi.” 2.4.3 Teori Layout Layout menurut (Surianto Rustan, 2009: 74) adalah tata letak elemen-elemen desain terhadap suatu bidang dalam media tertentu untuk mendukung konsep/pesan yang dibawanya. Dalam membuat desain layout suatu buku, diperlukan kemampuan dalam meramu seluruh elemen desain secara bersamaan, meliputi warna, bentuk, ilustrasi, dan juga tipografi menjadi sebuah layout. Prinsip layout. 1. Emphasis Dapat diciptakan melalui bererapa cara, yaitu: • Memberi ukuran yang jauh lebih besar dibandingkan elemen-elemen layout lainnya pada halaman tersebut. • Warna yang kontras berbeda sendiri dengan latar belakang dan elemen lainnya. • Peletakkan pada posisi yang menarik perhatian. • Menggunakan bentuk atau style yang berbeda dengan sekitarnya. 2. Balance Merupakan pembagian kolom yang merata pada suatu bidang layout.
12 2.4.4 Teori Warna Warna adalah salah satu hal yang akan kita lihat dimanapun kita berada di dunia ini. Tak heran warna pun menjadi salah satu poin utama yang paling erat kaitannya dalam mendesain sesuatu. Warna bersangkut paut dengan persepsi dan interpretasi subyektif. Pengungkapan secara verbal dari warna sangat sulit dan rumit apabila harus dirterjemahkan dalam bahasa reproduksi grafika. Bagaimanapun, jika ada metode standar dimana warna dapat secara tepat dungkapkan dan dimengerti oleh siapapun, komunikasi warna akan lebih lancar dan mudah. Menurut (Marioka 2006: 26) terdapat beberapa karakter warna salah satunya yaitu warna putih yang Mewakilkan kesempurnaan, kebersihan, kelembutan, kesucian, simplicity, kebenaran, kebaikan, dingin, fragile, isolation 2.4.5 Grid System Diambil dari buku "Making and Breaking The Grid", grid merupakan gabungan dari 2 struktur dimensional yang dipertemukan antara sumbu vertical dan horizontal yang digunakan untuk struktur konten. Grid merupakan awal dan dasar dari sebuah proses desain yang kemudian tidak akan terlihat pada sasaran. Sistem grid sangat membantu untuk mendesain sebuah buku untuk repetisi elemen-elemen yang ada pada setiap halaman. Sistem grid dirancang secara fleksibel, dimana terkadang sebuah elemen desain akan keluar dari sistem grid tersebut (breaking the grid), namun hal ini tergantung dari seberapa banyak variasi yang diinginkan (Samara, 2005: 30). Sistem grid sebuah layout memiliki 13 fungsi yaitu (Cullen, 2005: 62) : Control,
Dynamism,
Order, Organization,
Readability, Contrast,
Rhythm, Movement, Directio, Harmony, Balance, Interaction. 2.4.6 Teori Fototgrafi Secara garis besar, arti fotografi adalah suatu proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu obyek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai obyek tersebut pada media yang peka cahaya. Fotografi juga merupakan gambar, foto merupakan alat visual efektif yang dapat memvisualkan sesuatu lebih konkrit dan akurat, dapat mengatasi ruang dan waktu. Pengendalian Depth of Field berguna untuk membatasi fokus pada foto dan lebih memberi kesan hidup pada foto (Nicole S. Young, 2011: 132).
13 Dalam pembuatan buku panduan ini, penulis menggunakan beberapa teknik memotret objek diam, yaitu teknik pencahayaan window light atau natural light; fokus kepada detail objek sehingga foto yang dihasilkan hanya fokus terhadap objeknya saja dengan menggunakan teknik fotografi depth of field. 2.4.7 Teori Tipografi Beberapa pertimbangan penting dalam pemilihan typeface yang sesuai dalam sebuah layout, diantaranya adalah hal legibility dan readability (Cullen. 2005: 100). Legibility adalah tingkat kemudahan mata mengenali suatu tulisan tanpa harus bersusah payah. Hal ini bisa ditentukan oleh : • Kerumitan desain huruf, seperti penggunaan serif, kontras stroke, dsb. • Penggunaan warna. • Frekuensi pengamat menemui huruf tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Keterbacaan (readability) adalah tingkat kenyamanan suatu susunan huruf saat dibaca, yang dipengaruhi oleh : • Jenis huruf. • Ukuran huruf. • Pengaturan, termasuk di dalamnya alur, spasi, kerning, alignment, dsb. Menurut buku "Typography Workbook", gunakanlah maksimal dua typeface family, atau selebih-lebihnya tiga typeface. (Samara, 2004: 15), oleh karena itu dalam proyek tugas akhir ini penulis juga mencoba menerapkan teori tersebut dalam pemilihan typeface dimana penulis menggunakan hanya tiga typeface tidak lebih agar terlihat desain yang sintaktik secara menyeluruh. Pengaturan leading dan kerning akan disesuaikan dengan kebutuhan penyampaian kesan dan pesan yang ingin diberikan ditiap halamannya.
14 2.5 Target Market 2.5.1 Demografis Remaja muda yang ingin mengunjungi Museum Satria Mandala. 1. Jenis kelamin: Laki-laki dan perempuan 2. Usia: 17 tahun ke bawah. 3. Tingkat pendidikan: SD, SMP, SMA 4. SES: B-C 2.5.2 Geografi Domisili Jakarta dan sekitarnya 2.5.3 Psikologi Pelajar yang ingin berkunjung ke museum hanya untuk memenuhi kebutuhan sekolah.
2.6 Partner Partner yang setara pada tingkatan yang sekarang adalah Museum-Museum yang memiliki tipe museum yang sama yaitu Museum militer diantaranya Museum Benteng Vredeburg dan Museum Monumen Yogya, dan kompetitor yang berada di Jakarta adalah Museum – Musuem lain yang lebih menarik untuk di kunjungi masyarakat contohnya Musuem Layang-layang dan Musuem Basoeki Abdullah.
15